Laporan Building Science
Laporan Building Science
PENDAHULUAN
Dalam study tour ini dibagi menjadi lima kelompok besar yaitu building
science, tata ruang dan tata masa bangunan, ruang terbuka, budaya kota dan
kawasan khusus dimana masing-masing kelompok ini akan membahas materi
tersebut dalam laporan masing-masing.Melihat perkembangan arsitektur yang
saat ini mengalami kemajuan dalam hal teknologi maka bangunan-
bangunanyang diciptakan juga menggunakan teknologi tinggi dengan
memikirkan konsep ramah lingkungan sehingga keberadaan bangunan tersebut
tidak mengganggu alam sekitarnya melainkan membantu mengurangi
permaslahan-permasalahan yang ada di kota-kota besar.
1.5 SASARAN
1. Manfaat Praktis
2. Manfaat Teoritis
Ruang lingkup spasial dalam studi ini adalah jalan Scientia Boulevard,
Tangerang Banten dan jalan Pondok Cina, Beji, Kota Depok, Jawa
Barat.Obyek studi tersebut merupakan Universitas Multimedia Nusantara dan
Perpustakaan UI kedua bangunan tersebut merupakan bangunan dengan
konsep ramah lingkungan.
1.8 METODOLOGI
a. Data primer yaitu data yang diambil langsung oleh peneliti. Untuk
pengumpulan data primer dilakukan dengan cara:
2. Wawancara
2. BAB II tinjauan pustaka yang berisi uraian tentang building science, struktur dan
konstruksi, dan utilitas.
3. BAB III tinjauan lokasi studi meliputi uraian tentang lokasi studi,fisik dasar (iklim
dan topografi)
BAB III
Objek lokasi studi yang kedua yaitu perpustakaan Universitas Indonesia yang
berada di kampus Universitas Indonesia dengan batasan site sebagai berikut
Utara : berbatasan dengan
Barat : berbatasan dengan Masjid Ukhuwah islamiyah
Selatan : berbatasan dengan fakultas ilmu computer
Timur : berbatasan dengan Danau kenanga
(sumber :Wikimapia 2018 )
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.1 AkustikRuang
4.1.2 Pencahayaan
Pada gedung UMN terdapat dua jenis pencahayaan yang di gunakan
yakni pencahayaan alami dan pencahayaan buatan yang mana untuk aktifitas
pada siang hari baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan mengunakan
pencahyaan alami dari matahari yang masuk ke dalam gedung melalui skylight
yang ada dan untuk pencahayaan buatan sendiri hanya digunakan untuk
menerangi gedung pada malam hari. Jenis lampu yang di gunakan untuk
menerangi gedung tersebut pada malam hari ialah lampu LED dikarenakan
lampu jenis ini lebih hemat energy di banding jenis lampu lain.
4.1.3 Penghawaan
4.2.1Akustik Ruang
Pada perpustakaan universitas Indonesia tidak mengunakan material
khusus yang difungsikan sebagai peredam suara hal ini dikarenakan kesadaran
dari setiap pengguna perpustaan sendiri akan tenang dan hening pada saat
menggunakan perpustakaan. Material penutup dinding pada gedung
perpustakaan ini adalah batuan andesit dan bauan palimanan. batuan andesit
digunakan sebagai lapisan eksterior dan batuan palimanan digunakan sebagai
interior ruangan pada lobi. kedua material ini tidak memiliki peran khusus
dalam akustik ruang dan hanya berperan sebagai penunjang estetika dari
gedung.
4.2.2Penghawaan
Letak ruang baca pada perpustakaan di letakan di bagan luar ruangan agar
pembaca dapat memanfaatkan pencahayaan alami untuk membaca di siang
hari yang diperoleh dari sistem foid yang ada.
Gambar 4.11 Detail Pondasi Bore Gambar 4.12 detail pondasi bore
Pile dan Metode Pelaksanaannya pile
Memiliki kor yang bebeda pada setiap tower yang langsung dari
besment yaitu tower B dan C yang terbentuk dari lift.
B. Super struktur
Penggunaan dinding M-system yang berbahan stereofoam dengan
tulangan besi yang di aci besamaan dengan 2 bahan baku
tersebut.
Gambar 4.16 Replika Dinding M-system
Entrance bangunan
menghadap arah
timur
C. Upper struktur
Penggunaan besi wf pada atap pada atap dengan skyliht sebagai
pencahayaan dengan besi yang di lengkungan secara khusus
membentuk oval yang di rangkai menahan besi double skin
Gambar 4.24 double skin pada atap
Sumber : dokumentasi/30 juli 2018
A. Sub struktur
Penggunaan pondasi boorpile pada gedung perpustakaan
dikarenakan kondisi tanah yang labil dan lokasi gedung
perpustakaan UI yang berada dekat daerah air dan tempat sering
dilalui banjir.
B. Super struktur
Penggunaan kantilever digunakan untuk menahan selasar sebagai
transportasi dalam bangunan.
Gambar : kantilever
Sumber :dokumentasi 30 juli 2018
C. Upper struktur
Penggunaan rangka alumunium pada setiap plafon dari atap setiap
lantai bangunanan
Gambar : skylight
Sumber : dokumentasi 30 juli 2018
1. Ekualisasi (Equalization)
Ekualisasi adalah tahap awal dari proses daur ulang air limbah. Pada
tahap ini terjadi proses pemisahan limbah padat yang berukuran besar, dan
proses penghancuran sisa kotoran yang ikut tersaring masuk ke dalam air
limbah. Setelah proses pemisahan dengan limbah padat, cairan yang
mengandung minyak masuk ke grease trapsedangakan air limbah dari closet,
urinoir, dan wastafel ditampung pada inlet chamber yang selanjutnya akan
disaring dengan cara menghancurkan kotoran yang masih terkandung pada air
tersebut, sehingga tidak mengganggu prose biologis dalam proses daur ulang
air limbah.
2. Aerasi ( Aeration )
Setelah proses penyaringan dan penghancuran limbah, kemudian air
dialirkan ke kolam yang dialiri oleh oksigen. Pengaliran oksigen ini berfungsi
untuk menurunkan BOD (bio-chemical oxygen demand) dan COD (chemical
oxygen demand) yang ada pada air limbah.
Pengolahan ini dilakukan oleh mikroorganisme yang melekat pada disk
yang berputar. Air yang diputar berfungsi untuk memberikan oksigen pada
mikroorganisme yang membunuh bakteri dan racun yang terkandung dalam
air.
3. Sedimentasi ( sedimentation )
Pada proses sedimentasi, hasil dari air yang sudah dialiri oksigen
kemudian diendapkan dan dipisahkan antara air, lumpur aktif, dan lumpur tidak
aktif. Lumpur aktif biasanya masih mengandung bakteri dan berada di
permukaan air. Lumpur aktif kemudian diolah lagi ke proses awal agar menjadi
lebih jernih dan dapat digunakan.
Sedangkan lumpur tidak aktif mengendap di dasar kolam yang setiap
tahunnya akan diangkut dan dibuang. Lumpur tidak aktif yang dibuang tidak
menyebabkan pencemaran karena hanya berbentuk lumpur hitam yang bisa
dipergunakan untuk aktivitas pertanian .
4. Efluen ( effluent )
Pada tahap efluen, air dijernihkan dengan menambahkan chlorine
untuk menghilangkan warna, bau, dan rasa pada air. Dan pada tahap ini, air
sudah selesai melewati tahap penjernihan dan masuk ke proses berikutnya
yaitu WTP.
Seluruh limbah air dari gedung, baik itu air hujan, maupun air dari limbah toilet,
di proses daur ulang di lantai besmen dan di pergunakan untuk penyiraman taman, dan
pembilas toilet. Air hasil daur ulang ini juga di fungsikan untuk sistem pendingin
ruangan.
Untuk limba air hujan di buat sumur resapan, atau semacam biopori berukuran
agak besar, yakni 1,2 meter dengan kedalaman antara 6-8 meter.
Sumur resapan ini ada sekitar 20-an unit, dan sengaja di buat sekeliling lokasi
gedung. Selain itu, limba air hujan juga di alirkan melalui kanal yang di bangun, dan
selanjutnya, limbah air hujan akan di kembalikan meresap lagi ke dalam tanah.
c. Pengolahan Sampah
b. Pada New Multimedia Tower juga di pasang alat pemadam kebakaran berupa
Hydrant merupakan Alat Pemadam Api yang berfungsi sebagai sumber air
untukmemadamkan api saat terjadinya kebakaran. Hydrant ini biasanya
menempel di tembok (box hydrant) dan ada yang diletakkan di pinggir jalan.
c. Pada area-area khusus yang tidak memungkinkan dipasang alat pemadam
sprinkler karena plafon terlalu tinggi dan letaknya jauh dari Hydrant, New
Multimedia Tower di pasang alat pemadam kebakaran Fire extinguisher yang
merupakan alat pemadam apiportabel yang dapat mengeluarkan busa, gas,
dan media lainnya yang mampu untuk memadamkan api kebakaran.
a. Ekualisasi :
- Pemisahan limbah berukuran besar
- Penghancur sisa kotoran yang ikut tersaring dalam air limbah
- Selanjutnya di arakan ke grease trap.
b. Erasi ( Aeration )
- Air dialirkan ke kolam yang dialiri O2
dalam air
c. Sedimentsi ( sedimentation )
- Lumpur aktif masi bisa di proses dari awal, lumpur pasif tidak.
d. Efluen ( effluent )
chlorine.
- Selanjutnya air difiltrat ( filter pump ) agar air tdak berpasir
Seluruh limbah air dari gedung, baik itu air hujan, maupun air dari limbah toilet,
di proses daur ulang di lantai besmen dan di pergunakan untuk penyiraman taman, dan
pembilas toilet. Air hasil daur ulang ini juga di fungsikan untuk sistem pendingin
ruangan.
Untuk limba air hujan di buat sumur resapan, atau semacam biopori berukuran
agak besar, yakni 1,2 meter dengan kedalaman antara 6-8 meter.
Sumur resapan ini ada sekitar 20-an unit, dan sengaja di buat sekeliling lokasi
gedung. Selain itu, limba air hujan juga di alirkan melalui kanal yang di bangun, dan
selanjutnya, limbah air hujan akan di kembalikan meresap lagi ke dalam tanah.
3. Pengolahan Sampah
Gedung perpustakaan UI mendapat supply listrik utama dari PLN yang kemudian
didistribuikan ke seluruh bangunan. Sumber listrik dari gardu diubah dari AC menjadi
DC kemudian dibagi oleh panel LVMDP ke box MCB yang dikhususkan untuk titik – titik
yang membutuhkan listrik.