Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, arsitektur merupakan seni


dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan, metode
dan gaya rancangan suatu konstruksi bangunan, dan sebagainya. Arsitektur
merupakan bagian karya budaya manusia dalam bentuk lingkungan buatan.
Manusia di manapun mereka berada baik langsung maupun tidak langsung atau
sadar maupun tidak sadar, membutuhkan kehadiran arsitektur.

Sangat penting bagi public untuk belajar berarsitektur dengan


memberikan sarana serta aktivitas-aktivitas yang berguna dalam pendidikan
bagi masyarakat itu sendiri. Segala penciptaan dan penataan tata ruang yang
terdapat di dalam bangunan tersebut harus diupayakan untuk dapat
memberikan kenyamanan pada pengguna. Bentuk geometri memberikan
pengaruh besar terhadap desain arsitektur. Oleh karena itu studi lapangan bagi
mahasiswa arsitektur sangatlah penting, hal ini diperlukan agar mahasiswa
mahasiswi arsitektur dapat merasakan ruang yang ada di kota-kota besar
seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya melalui kegiatan study tour yang telah
dilaksanakan dalam beberapa waktu tersebut.

Dalam study tour ini dibagi menjadi lima kelompok besar yaitu building
science, tata ruang dan tata masa bangunan, ruang terbuka, budaya kota dan
kawasan khusus dimana masing-masing kelompok ini akan membahas materi
tersebut dalam laporan masing-masing.Melihat perkembangan arsitektur yang
saat ini mengalami kemajuan dalam hal teknologi maka bangunan-
bangunanyang diciptakan juga menggunakan teknologi tinggi dengan
memikirkan konsep ramah lingkungan sehingga keberadaan bangunan tersebut
tidak mengganggu alam sekitarnya melainkan membantu mengurangi
permaslahan-permasalahan yang ada di kota-kota besar.

Salah satu bangunan building science yaitu Universitas Multimedia


Nusantara yang di desain dengan konsep hemat energy, penggunaan double
skin untuk melindungi eksterior bangunan dan dinding menggunakan M-system
dengan bahan utama styrofom yang diberi tulangan sehingga pengerjaannya
lebih cepat dan bobot konstruksinya lebih ringan, dan limbah dari bangunan
tersebut tidak dibuang melainkan diolah menggunakan bakteri kemudian
didistribusikan kembali ke bangunan tersebut, serta gedung perpustakaan
Universitas Indonesia yang menerapkan kulit bangunan hijau dengan
mengaplikasikan vegetasi pada kulit bangunan dan konsumsi energy untuk
perpustakaan ini sangat minim.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang diangkat adalah :

1. Pengaruh material yang digunakan pada building science

2. Dampak building science pada lingkungan dan pengguna

3. Pengelolaan limbah pada building science

1.3 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah adalah :

1. Bagaimana pengaruh material yang digunakan pada building science?

2. Bagaimana dampak building science pada lingkungan dan pengguna?

3. Bagaimana pengelolaan limbah pada building science?


1.4 TUJUAN

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui dan memahami


penerapan konsep arsitektural pada building science khususnya pada Universitas
Multimedia Nusantara dan perpustakaan Universitas Indonesia.

1.5 SASARAN

1. Terindifikasinya pengaruh material yang digunakan pada building science

2. Terindifikasinya dampak building science pada lingkungan dan pengguna

3. Terindifikasinya pengelolaan limbah pada building science

1.6 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat pengamatanyaitu :

1. Manfaat Praktis

Hasil pengamatan ini diharapkan dapat membuka dan menambah


wawasan untuk kalangan mahasiswa, masyarakat, dan juga pemerintah
serta memperbanyak informasi mengenai building science yaitu Universitas
Multimedia Nusantara dan perpustakaan Universitas Indonesia.

2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian dapat memberikan manfaat bagi kalangan mahasiswa,


dan diharapkan dapat memperkaya dan memberikan sumbangan wacana
konseptual bagi pengembangan kajian teori serta dapat menjadi sebuah
konsep dasar yang dapat digunakan dan dikembangkan dalam tahap
perancangan.

1.7 RUANG LINGKUP/BATASAN

1.7.1 Ruang Lingkup Substansial


Ruang lingkup substansial dalam studi ini adalah mengamati secara
langsung keadaan obyek pengamatan yaitu Universitas Multimedia
Nusantaradan perpustakaan Universitas Indonesiayang ada Tangerang dan
Depok. Lingkup pembahasan meliputi: material, dampak bangunan terhadap
lingkungan dan pengelolahan limbah.

1.7.2 Ruang Lingkup Spasial

Ruang lingkup spasial dalam studi ini adalah jalan Scientia Boulevard,
Tangerang Banten dan jalan Pondok Cina, Beji, Kota Depok, Jawa
Barat.Obyek studi tersebut merupakan Universitas Multimedia Nusantara dan
Perpustakaan UI kedua bangunan tersebut merupakan bangunan dengan
konsep ramah lingkungan.

1.8 METODOLOGI

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara pengumpulan data primer


dan data sekunder.

a. Data primer yaitu data yang diambil langsung oleh peneliti. Untuk
pengumpulan data primer dilakukan dengan cara:

1. Observasi (pengamatan lapangan), yaitu :

Melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mendapatkan data


mengenai material yang digunakan serta pengolahan limbah pada
bangunan tersebut.

2. Wawancara

Dilakukan dengan cara mengadakan wawancara secara langsung


atau bertatap muka dengan pihak building management dari Universitas
Multimedia Nusantara dan pihak perpustakaan Universitas Indonesia
yang akan memberikan keterangan atau data-data yang berkaitan
dengan bangunan tersebut.
3. Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi pribadi dilakukan pada saat penelitian di Universitas


Multimedia Nusantara dan Perpustakaan Universitas Indonesia pada
tanggal 30 agustus 2018.

b. Data sekunder yaitu data-data yang diperoleh dengan cara melakukan


pengumpulan data-data yang terkait dengan studi literatur atau studi
pustaka seperti:

1. Jurnal penelitian ilmiah

Mengenai building science, matrial bangunan, dampak bangunan


terhadap lingkungan, struktur dan konstruksi, serta utilitas.

1.9 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan laporan terdiri atas 5 BAB, yaitu :

1. BAB I pendahuluan yang meliputi latar belakang,identifikasi masalah,rumusan


masalah,tujuan, sasaran, manfaat penelitian,ruang lingkup/batasan,
metodologi,dan sistematika penulisan.

2. BAB II tinjauan pustaka yang berisi uraian tentang building science, struktur dan
konstruksi, dan utilitas.

3. BAB III tinjauan lokasi studi meliputi uraian tentang lokasi studi,fisik dasar (iklim
dan topografi)

4. BAB IV pembahasan mengenai, fisika bangunan, struktur dan konstruksi serta


utilitas pada Universitas Multimedia Nusantara dan perpustakaan Universitas
Indonesia.
5. BAB V merupakan bab terakhir yang berisi uraian tentang kesimpulan dan saran
dari laporan ini.

BAB III

TINJAUAN LOKASI STUDI

3.1 LOKASI STUDI

Objek studi yang pertama kampus Multimedia Nusantara yang berada di


Jl. Scientia Boulevard kota tangerangdengan batas batas site sebagai berikut :

 Utara : berbatasan dengan Jln Scientia Boulevard


 Barat : berbatasan dengan Jln Gading Serpong Boulevard
 Selatan : berbatasan dengan kota Regus Scientia Bussines Park
 Timur : berbatasan dengan Jln Scientia Boulevard
(sumber :Wikimapia 2018)

Gambar 3.1 Lokasi Studi Universitas Multimedia Nusantara


Sumber : Wikimapia/19 agustus 2018

Objek lokasi studi yang kedua yaitu perpustakaan Universitas Indonesia yang
berada di kampus Universitas Indonesia dengan batasan site sebagai berikut
 Utara : berbatasan dengan
 Barat : berbatasan dengan Masjid Ukhuwah islamiyah
 Selatan : berbatasan dengan fakultas ilmu computer
 Timur : berbatasan dengan Danau kenanga
(sumber :Wikimapia 2018 )

Gambar 3.2 Lokasi Studi Universitas Multimedia Nusantara


Sumber : Wikimapia/19 agustus 2018

3.2 FISIK DASAR KOTA TANGERANG-BATEN

3.2.1 Kondisi Iklim

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kota tangerang tahun 2016,


secara astronomis terletak pada posisi 106o36’-106o42’ Bujur Timur (BT) dan
6o6’-6o13’ Lintang Selatan (LS)wilayah ini berbatasan langsung dengan dengan
kabupetan tangerang di sebelah barat dan utara, kota tangerang Selatan di
sebelah selatan, dan dengan Provinsi DKI Jakarta di sebelah timur. Luas
wilayah Kota Tangerang hanya sebesar 164,55 km 2 dengan 19,69 km2
diantaranya merupakan Bandara Internasional Soekarno Hatta. Dengan luas
wilayah yang hanya sekitar 1,59 persen dari luas Provinsi Banten, Kota
Tangerang merupakan wilayah terkecil kedua setelah Kota Tangerang Selatan.
Topografi Kota Tangerang secara umum berupa dataran rendah dengan
ketinggian antara 10-18 mdpl.
Kota Tangerang memiliki 3 daerah aliran sungai, 54 saluran pembuang,
16 saluran irigrasi, dan 6 situ/danau. Iklim di Kota Tangerang sebagaimana
wilayah Indonesia pada umumnya, dipengaruhi oleh iklim musim (muson), iklim
tropica (iklim panas), dan iklim laut. Selama tiga tahun (2013-2015), suhu rata-
rata Kota Tangerang adalah 27,8 oC. Sedangkan kelembaban udara tahun 2015
mencapai 77,2 persen, dengan tingkat kelembaban tertinggi terjadi pada bulan
Februari sebesar 86 persen. Rata-rata curah hujan tahun 2015 adalah yang
paling rendah selama 3 tahun terakhir di Kota Tangerang, yaitu sekitar 147,5
mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari (329,6 mm) dan jumlah
hari hujan terbanyak (28 hari) terjadi pada bulan Mei. Sedangkan pada bulan -
Juli 2015 tidak terjadi hujan sama sekali.

3.2.2 Kondisi Topografi


Topografi wilayah Provinsi Banten berkisar pada ketinggian 0 – 1.000
mdpl. Secara umum kondisi topografi wilayah Provinsi Banten merupakan
dataran rendah yang berkisar antara 0 – 200 m dpl yang terletak di daerah
Kota Cilegon, Kota Tangerang, Kabupaten Pandeglang, dan sebagian besar
Kabupaten Serang. Adapun daerah Lebak Tengah dan sebagian kecil Kabupaten
Pandeglang memiliki ketinggian berkisar 201 – 2.000 m dpl dan daerah Lebak
Timur memiliki ketinggian 501 – 2.000 m dpl yang terdapat di Puncak Gunung
Sanggabuana dan Gunung Halimun.

Kondisi topografi suatu wilayah berkaitan dengan bentuk raut


permukaan wilayah atau morfologi. Morfologi wilayah Banten secara umum
terbagi menjadi tiga kelompok yaitu morfologi dataran, perbukitan landai-
sedang (bergelombang rendah-sedang) dan perbukitan terjal. Morfologi
Dataran Rendah umumnya terdapat di daerah bagian utara dan sebagian
selatan. Wilayah dataran merupakan wilayah yang mempunyai ketinggian
kurang dari 50 meter dpl (di atas permukaan laut) sampai wilayah pantai yang
mempunyai ketinggian 0 – 1 m dpl. Morfologi Perbukitan Bergelombang Rendah
- Sedang sebagian besar menempati daerah bagian tengah wilayah studi.
Wilayah perbukitan terletak pada wilayah yang mempunyai ketinggian minimum
50 m dpl.  Di bagian utara Kota Cilegon terdapat wilayah puncak Gunung Gede
yang memiliki ketingian maksimum 553 m dpl, sedangkan perbukitan di
Kabupaten Serang terdapat wilayah selatan Kecamatan Mancak dan Waringin
Kurung dan di Kabupaten Pandeglang wilayah perbukitan berada di selatan. Di
Kabupaten Lebak terdapat perbukitan di timur berbatasan dengan Bogor dan
Sukabumi dengan karakteristik litologi ditempati oleh satuan litologi sedimen
tua yang terintrusi oleh batuan beku dalam seperti batuan beku granit,
granodiorit, diorit dan andesit. Biasanya pada daerah sekitar terobosaan batuan
beku tersebut terjadi suatu proses remineralisasi yang mengandung nilai sangat
ekonomis seperti cebakan bijih timah dan tembaga.
(sumber :https://bantenprov.go.id)

3.3 FISIK DASAR KOTA DEPOK


3.3.1 kondisiIklim
Iklim Depok yang tropis mendukung untuk pemanfaatan lahan
pertanian ditambah lagi dengan kadar curah hujan yang kontinu di sepanjang
tahun. Permasalahan mendasar walaupun di satu sisi di dukung oleh iklim
tropis yang baik yaitu alokasi tata guna lahan yangharus mempertimbangkan
sektor lain terutama lahan hijau dan permukiman. Kondisi curah hujan di
seluruh wilayah di daerah Depok relatif sama, dengan rata-rata curah hujan
sebesar 3332 mm/tahun atau rata rata 278 mm per bulan (data tahun 2009).
Data Curah hujan di wilayah Depok untuk Stasiun pengamatan Pancoran Mas
pada tahun 2009 terjadi pada bulan Juli, Agustus dan September. Curah hujan
juga penting untuk pemberian gambaran penentuan lahan, terutama lokasi,
pola cocok tanam, dan jenis tanaman yang sesuai.

3.3.2 Kondisi Topografi


Kondisi topografi berupa dataran rendah bergelombang dengan
kemiringan lereng yang landai menyebabkan masalah banjir di beberapa
wilayah, terutama kawasan cekungan antara beberapa sungai yang mengalir
dari selatan menuju utara: Kali Angke, Sungai Ciliwung, Sungai Pesanggrahan
dan Kali Cikeas. Letak Kota Depok sangat strategis, diapit oleh Kota Jakarta dan
Kota Bogor. Hal ini menyebabkan Kota Depok semakin tumbuh dengan pesat
seiring dengan meningkatnya perkembangan jaringan transportasi yang
tersinkronisasi secara regional dengan kota-kota lainnya.
(sumber :http://bappeda.depok.go.id)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 AKUSTIK, PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN PADA UNIVERSITAS


MULTIMEDIA NUSANTARA

konsep dasar bangunan UMN yaitu konsep ramah lingkungan yang


bertujuan untuk menghemat penggunaan energi yang mana untuk
mewujudkan konsep tersebut proses pengerjaan gedung itu sendiri
menggunakan material-material yang ramah lingkungan yang dikelola dengan
sebaik mungkin.

4.1.1 AkustikRuang

material dinding yang digunakan pada gedung UMN khususnya pada


tower B dan C menggunakan 2 lapisan dinding yang mana lapisan pertama
merupakan lapisan luar yang digunakan sebagai pelindung dinding utama
dengan bahan dasar aluminium. lapisan utama ini berfungsi mengurangi panas
dari paparan sinar matahari dan untuk lapaisan untama ini mampu mengurangi
panas hingga 3-4 drajad celsius dalam proses pemasangan dari dinding lapisan
utama ini sendiri di sesuaikan dengan arah orientasi matahari sehingga pola
yang ada pada lapisan utama dari dinding pelindung ini memiliki pola yang
berbeda pada tiap sisinya, sisi dari gedung yang terpapar oleh matahari, lapisan
utama ini dipasang lebih rapat.
Gambar 4.1 Double Skin
Sumber : Dokumentasi/30 juli 2018

pada lapisan dinding kedua merupakan lapisan dinding yang


mengunankan M-system sebagai dinding pembatas ruang dan dinding
pelindung setelah lapisan utama. m-system sendiri merupakan salah satu
alternatif material penutup dinding yang mengunakan bahan-bahan yang
sangat ramah lingkungan yang mana material utama dri m-system ini sendiri
iyalah styrofom yang dicetak dan dirakit dengan tulangan besi sebagai struktur
penguat dan dilapisi semen.

Gambar 4.2 Replika Struktur Dinding M-System


Sumber : Dokumentasi/30 juli 2018

M-system yang digunakan sebagai penutup dinding ini memiliki


berbagai keungulan baik dalam proses pemasangan maupun perannya dalam
akustik ruang, dalam proses pemasangan sendiri dikarenakan material dasar
yang digunakan mudah untuk dirakit dan tidak memerlukan tenega ahli yang
kuhsus maka proses pemasangan dinding ini tidak terlalu memakan waktu yang
lama dan tergolong cepat. dalam akustik ruang m-system ini sendiri berfungsi
sebagai perendam suara dan membantu mengurangi panas dimana styrofom
yang ada pada m-system tersebut berperan secara efektif merdam suara
sehingga tiap ruangan yang ada pada gedung tersebut kedap suara dan tidak
menganggu proses perkuliahan yang sedang berlangsung.

Sistem akustik ruang yang ada pada gedung mekanikal elektrikal di


UMN sendiri mengunakan sistem peredam suara yang berbeda dengan gedung
tower utama. Pada gedung mekanikal elektrikal tidak mengunakan m-system
dan hanya mengunakan dinding beton biasa namun pada interior dari ruang
mekanikal elektrikal ini mengunakan lapisan glass wall yang di tutup dengan
kain dan dilapisi kawat, lapisan interior ini berfungsi sebagai peredam suara
yang timbul dari berbagai mesin yang ada pada gedung mekanikal elektrikal.

Gambar 4.3 Peredam Suara Pada Ruang mekanikal Elektrikal


Sumber : Dokumentasi/30 juli 2018

4.1.2 Pencahayaan
Pada gedung UMN terdapat dua jenis pencahayaan yang di gunakan
yakni pencahayaan alami dan pencahayaan buatan yang mana untuk aktifitas
pada siang hari baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan mengunakan
pencahyaan alami dari matahari yang masuk ke dalam gedung melalui skylight
yang ada dan untuk pencahayaan buatan sendiri hanya digunakan untuk
menerangi gedung pada malam hari. Jenis lampu yang di gunakan untuk
menerangi gedung tersebut pada malam hari ialah lampu LED dikarenakan
lampu jenis ini lebih hemat energy di banding jenis lampu lain.

Gambar 4.4 sistem Pencahayaan Alami (Skylight)


Sumber : Dokumentasi/30 juli 2018

4.1.3 Penghawaan

Penghawaan pada gedung UMN sendiri lebih banyak mengunakan


penghawaan alami. Hal ini di karenakan double skin yang di gunakan sebagai
penutup gedung dapat bekerja dengan baik untuk mengurangi panas matahari
serta M-system yang digunakan sebagai material penutup dinding juga memiliki
kegunaan yang sama dengan double skin. M-system berperan dalam
mengurangi hawa panas dalam ruangan sehingga suhu awal dari luar ruangan
yang telah dikurangi dari lapisan dinding pertama atau double skin akan
dikurangi lagi panasnya oleh lapisan dinding ke dua (m-system) sebanyak 3-4
derajad celsius sehingga suhu yang masuk didalam ruangan lebih rendah dari
suhu seharusnya.
Hal ini menyebabkan penggunaan pendingin ruangan tidak terlalu
diutamakan sehingga 60% dari gedung UMN menggunakan penghawaan alami.
Penghawaan buatan pada gedung UMN mengunakan sistem AC central namun
tidak menggunakan Freon sebagai pendingin ruangan tetapi mengunakan
cairan liquid yang diperoleh dari proses pengelolaan limbah uap genset
sehingga dapat digunakan untuk mendinginkan ruangan.

Gambar 4.5 Mesin Sistem Penghawaan Buatan


Sumber : Dokumentasi/30 juli 2018

4.2 AKUSTIK, PENCAHYAAN DAN PENGHAWAAN PADA PERPUSTAKAAN


UNIVERSITAS INDONESIA
Perpustakaan universitas Indonesia merupakan salah satu gedung di
Indonesia yang menerapkan konsep green building sebagai konsep dasar yang
mana untuk mewujudkan kosep tersebut pada perpustakaan ini mengunakan
vegetasi sebagai penutup gedung dan mengunakan material yang berada di
sekitar lokasi perpustakaan dengan tujuan agar dapat lebih menghemat energi
yang di gunakan agar dapat mencapai konsep dari green building yang
digunakan sebagai konsep dasar.

4.2.1Akustik Ruang
Pada perpustakaan universitas Indonesia tidak mengunakan material
khusus yang difungsikan sebagai peredam suara hal ini dikarenakan kesadaran
dari setiap pengguna perpustaan sendiri akan tenang dan hening pada saat
menggunakan perpustakaan. Material penutup dinding pada gedung
perpustakaan ini adalah batuan andesit dan bauan palimanan. batuan andesit
digunakan sebagai lapisan eksterior dan batuan palimanan digunakan sebagai
interior ruangan pada lobi. kedua material ini tidak memiliki peran khusus
dalam akustik ruang dan hanya berperan sebagai penunjang estetika dari
gedung.

Gambar 4.6 material interior perpustakaan UI (Batu Palimanan)


Sumber : dokumentasi/19 agustus 2018
Gambar 4.7 material eksterior perpustakaan UI (Batu andesit dan kaca)
Sumber : Dokumentasi/30 juli 2018

4.2.2Penghawaan

Perpustakaan universitas Indonesia di disain terbuka dengan sekat


yang minim antara tiap ruang hal ini bertujuan untuk memperlancar aliran
udara yang ada pada perpustakaan. material interior penutup dinding yang
digunakan pada area lobi ialah batuan paliman. Jenis batuan ini memiliki daya
serap air yang tinggi sehingga ketika digunankan pada bangunan dengan
sirkulasi udara yang baik dan memiliki kelembaban udara yang cukup akan
menjadikan suhu ruangan lebih dingin atau sejuk, untuk menciptakan sirkulasi
udara yang baik pada gedung perpustakaan menerapkan sistem foid agar
sirkulasi udara dapat bergerak dengan bebas dari lantai 1 ke lantai lainnya.
Selain itu dengan pengunaaan vegetasi sebagai kulit penutup gedung juga
berperan dalam membantu proses penghawaan dalam gedung menjadi lebih
sejuk. Meskipun demikian tetap digunakan penghawaan buatan pada beberapa
bagian dari perpustakaan hal ini dikarenakan beberapa jenis dari koleksi buku
yang ada di perpustakaan memerlukan pengahawaan yang berbeda untuk
menjaga usia dan kualitas buku.

Gambar 4.8 Penghawaan Buatan Dan Alami Pada perpustakaan UI


Sumber : dokumentasi/30 juli 2018
4.2.3Pencahayaan

Pencahayaan pada gedung perpustakaan universitas Indonesia


mengunakan pencahayaan alami dan buatan untuk pencahayaan buatan jenis
lampu yang di gunakan ialah lampu down light dan firensies letak dari lampu
ini pun disesuaikan dengan jenis dari koleksi buku yang ada dengan tujuan
mempertahankan kualitas buku dan membantu proses membaca bagi penguna
perpustakaan pada sore hari namun pada jenis lampu downlight lebih banyak di
fungsikan untuk menerangi koridor-koridor yang ada pada gedung
perpustakaan.

Letak ruang baca pada perpustakaan di letakan di bagan luar ruangan agar
pembaca dapat memanfaatkan pencahayaan alami untuk membaca di siang
hari yang diperoleh dari sistem foid yang ada.

Gambar 4.9 Pencahayaan Alami Pada Perpustakaan UI


Sumber : dokumentasi/30 juli 2018
Gambar 4.10 Pencahayaan Buatan Pada Perpustakaan UI
Sumber : Dokumentasi/30 juli 2018

4.3 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI

3.1.1 Objek studi pegamatan UMN ( UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA )


A. Sub struktur
 Menggunakan fondasi borpile yang di perhintungkan dengan
kondisi tanah yang lembek dan sedikit berair.

Gambar 4.11 Detail Pondasi Bore Gambar 4.12 detail pondasi bore
Pile dan Metode Pelaksanaannya pile

Sumber : google/19 agustus 2018 Sumber : google/19 agustus 2018


 Penggunaan sistem rigid pada struktur bangunan dengan bentuk
massa bangunan oval Dari besment sampai pada lantai 11 gedung
dengan modul yang melingkar

Gambar 4.13 Modul Kolom Struktur Yang Melingkar

Sumber : google/19 agustus 2018

Gambar 4.14 Sistem Rigid Pada Gedung UMN

Sumber : google/19 agustus 2018

 Penggunaan sistem Penggabungan besment antara tower B.C


membantu menahan gaya vertikal dan horizontal karna
penyebaran gaya atau pembebanan yang menyebar dan meratakan
beban bilah terjadi gaya lateral pada tower.
Gambar 4.15Basement Sebagai Parkir UMN

Sumber : google/19 agustus 2018

 Memiliki kor yang bebeda pada setiap tower yang langsung dari
besment yaitu tower B dan C yang terbentuk dari lift.

B. Super struktur
 Penggunaan dinding M-system yang berbahan stereofoam dengan
tulangan besi yang di aci besamaan dengan 2 bahan baku
tersebut.
Gambar 4.16 Replika Dinding M-system

Sumber : dokumentasi/ 30 juli 2018

 Orientasi bangunan mengikuti arah matahari dengan timur ke


barat

Entrance bangunan
menghadap arah
timur

 Rangka kusen kaca dari alumunium yang di sambung


menggunakan plat baja yang disambung pada rangka pipa yang
terhubung dengan struktur utama.
Gambar 4.17 Rangka Kusen Alumunium Yang Disambung Langsung
Pada Struktur Utama

Sumber : Dokumentasi/ 30 juli 2018

 Penggunaan dinding melengkung untuk ruang pada gedung UMN


Gambar 4.18 dinding melengkung pada gedung dalam UMN

Sumber :dokumentasi/ 30 juli 2018

 Penggunaan doubel skin dengan rangka alumunium sembagai


rangka double skin dengan perbedaan lubang.

Gambar 4.19 Rangka Alumuniumn Penahan Panel Daubel Skin


Sumber : dokumentasi/ 30 juli 2018

Gambar 4.20 Rangka Alumuniumn Penahan Panel Double Skin


Sumber : Dokumentasi/ 30 juli 2018
Gambar 4.21 Rangka Alumuniumn Penahan Panel Daubel Skin
Sumber : Dokumentasi/ 30 juli 2018

Gambar 4.22 Permukaan Double Skin


Sumber : Dokumentasi/ 30 Juli 2018
Gambar 4.23 Material Double Skin
Sumber :Dokumentasi/ 30 juli 2018

C. Upper struktur
 Penggunaan besi wf pada atap pada atap dengan skyliht sebagai
pencahayaan dengan besi yang di lengkungan secara khusus
membentuk oval yang di rangkai menahan besi double skin
Gambar 4.24 double skin pada atap
Sumber : dokumentasi/30 juli 2018

 Sambungan rangka baja WF yang di baut langsung pada kolom –


kolom pada bangunan.

Gambar 4.25 Sambungan Rangka Baja WF


Sumber : dokumentasi/ 30 juli 2018
 Penggunaan kolom struktur yang dimiringkan untuk menahan
selasar pada lantai 12 gedung UMN

Gambar 4.26 kolom struktur miring


Sumber : Dokumentasi/ 30 juli 2018

3.1.2Objek Studi Pegamatan Perpustakaan UI ( UNIVERSITAS INDONESIA)

A. Sub struktur
 Penggunaan pondasi boorpile pada gedung perpustakaan
dikarenakan kondisi tanah yang labil dan lokasi gedung
perpustakaan UI yang berada dekat daerah air dan tempat sering
dilalui banjir.

Gambar kolom struktur miring


Sumber :dkumentasi/30 juli 2018
 Menggunakan sistem rigid pada struktur gedung, dengan jarak
kolom yang diatur dengan baik dan penepatan sesuai serta dapat
mehanhan gaya lateral dengan baik.

Gambar detail struktur


Sumber : Dokumentasi/ 30 juli 2018
 Modul struktur membentuk jaringan struktur yang melingkar.

Gambar model modul struktur


Sumber : dokumentasi 30 juli 2018

 Kolom utama pada bangunan berbentuk bulat dengan diameter


kolom 1m
Gambar kolom struktur
Sumber : dokumentasi 30 juli 2018

 Penggunaan baja kanal c untuk penahan dinding kaca

B. Super struktur
 Penggunaan kantilever digunakan untuk menahan selasar sebagai
transportasi dalam bangunan.
Gambar : kantilever
Sumber :dokumentasi 30 juli 2018

 Penggunaan kusen alumunium dikarenakan penggunaan kusen


kayu dapat menyebabkan adanya rayap yang juga akan merusak
buku.

Gambar : kusen almunium


Sumber : dokumentasi 30 juli 2018

 Penggunaan dinding kaca untuk memanfaatkan cahaya matahari


agar dapat mengurangi penggunaan lampu pada siang hari

Gambar : dinding kaca


Sumber :dokumentasi 30 juli 2018
 Menggunakan rangka alumunium pada dinding untuk menahan
batu alam yang digunakan untuk material penutup dinding
 Penggunaan dinding penahan yang bebas kolom

C. Upper struktur
 Penggunaan rangka alumunium pada setiap plafon dari atap setiap
lantai bangunanan

Gambar : rangka almunium penahan plafon


Sumber : dokumentasi 30 juli 2018

 terdapat void pada bangunan yang berguna bagi sisrkulasi udara


dan penggunaan skylight pada atap menggatikan pencahayaan
buatan pada siang hari yang ada pada lobby

Gambar : skylight
Sumber : dokumentasi 30 juli 2018

 atap menggunakan plat beton yang melengkung untuk menahan


tanah yang ditanami rumput yang menutupi seluru bagian penutup
atap lengkung
Gambar : atap plat
Sumber : dokumentasi 30 juli 2018

4.4. UTILITAS BANGUNAN

4.4.1. Gedung New Media Tower


Gedung New Media Tower Universitas Multimedia Nusantara merupakan
arsitektur sustainable yang menggunakan konsep hemat energi. Penerapan
konsep ini dapat dilihat dari penggunaan double skin pada bangunan tersebut
yang dapat meminimalisir pemakaian energi listrik untuk pencahayaan dan
penghawaan serta teknologi daur ulang air limbah agar dapat dipakai lagi untuk
menyiram tanaman dan flushing toilet.
Teknologi pada bangunan New Media Tower juga didukung oleh sistem
utilitas bangunan yang memadai seperti pengolahan air bersih, air kotor, air
limbah, sistem pencahayaan dan penghawaan, pengolahan sampah, proteksi
kebakaran, jaringan listrik, transportasi dalam gedung, sistem jaringan telepon
dan sistem penangkal petir.
Gambar : Gedung New Media Tower
Sumber : Dokumentasi kelompok

a. Sistem air bersih


Air bersih pada bangunan New Media Tower diperoleh dari perusahaan
PDAM. Air bersih ini digunakan untuk cuci tangan, mencuci, mandi, dan
sebagainya. Air bersih ini didistribusikan dengan sistem down feed dimana air
dari PDAM sebelum dialirkan ke seluruh bangunan, air terlebih dahulu
ditampung di reservoir bagian bawah kemudian dipompa keatas untuk
ditampung pada reservoir yang ada pada lantai teratas. Untuk mengalirkan air
dari reservoir di lantai teratas ke tempat yang membutuhkan, proses ini
dilakukan dengan bantuan gravitasi.

Gambar :Ilustrasi sistem down feed


Sumber :Data kelompok
Gambar :Ruang pompa air bersih
Sumber :Dokumentasi kelompok
b. Sistem air kotor
Air kotor yang berasal dari pembuangan closet, urinoir, wastafel, dan
drainserta air kotor yang berasal dari sisa cucian dan dapur dalam
mengalirkannya digunakan metode two pipe system dimana kedua jenis air
limbah ini dipisahkan untuk selanjutnya didaur ulang. Khusus untuk pengolahan
air limbah terdapat dua proses yang terjadi yaitu :STP (Sewage Treatment
Plant) dan WTP (Water Treatment Plant).

Gambar :proses daur ulang air limbah


Sumber : Dokumentasi kelompok

 Sewage Treatment Plant : pemurnian air dar kotoran (STP)

Tahap STP merupakan proses pemurnian air dari kotoran. Untuk


memurnikan air tersebut, ada beberapa proses yang harus dilewati, yaitu
Ekualisasi (equalization), Aerasi (aeration), Sedimentasi (sedimentation), dan
Efluen (effluent).

1. Ekualisasi (Equalization)
Ekualisasi adalah tahap awal dari proses daur ulang air limbah. Pada
tahap ini terjadi proses pemisahan limbah padat yang berukuran besar, dan
proses penghancuran sisa kotoran yang ikut tersaring masuk ke dalam air
limbah. Setelah proses pemisahan dengan limbah padat, cairan yang
mengandung minyak masuk ke grease trapsedangakan air limbah dari closet,
urinoir, dan wastafel ditampung pada inlet chamber yang selanjutnya akan
disaring dengan cara menghancurkan kotoran yang masih terkandung pada air
tersebut, sehingga tidak mengganggu prose biologis dalam proses daur ulang
air limbah.

Gambar :Inlet chamber &Grease trap


Sumber : Dokumentasi kelompok

2. Aerasi ( Aeration )
Setelah proses penyaringan dan penghancuran limbah, kemudian air
dialirkan ke kolam yang dialiri oleh oksigen. Pengaliran oksigen ini berfungsi
untuk menurunkan BOD (bio-chemical oxygen demand) dan COD (chemical
oxygen demand) yang ada pada air limbah.
Pengolahan ini dilakukan oleh mikroorganisme yang melekat pada disk
yang berputar. Air yang diputar berfungsi untuk memberikan oksigen pada
mikroorganisme yang  membunuh bakteri dan racun yang terkandung dalam
air.
3. Sedimentasi ( sedimentation )
Pada proses sedimentasi, hasil dari air yang sudah dialiri oksigen
kemudian diendapkan dan dipisahkan antara air, lumpur aktif, dan lumpur tidak
aktif. Lumpur aktif biasanya masih mengandung bakteri dan berada di
permukaan air. Lumpur aktif kemudian diolah lagi ke proses awal agar menjadi
lebih jernih dan dapat digunakan.
Sedangkan lumpur tidak aktif mengendap di dasar kolam yang setiap
tahunnya akan diangkut dan dibuang. Lumpur tidak aktif yang dibuang tidak
menyebabkan pencemaran karena hanya berbentuk lumpur hitam yang bisa
dipergunakan untuk aktivitas pertanian .
4. Efluen ( effluent )
Pada tahap efluen, air dijernihkan dengan menambahkan chlorine
untuk menghilangkan warna, bau, dan rasa pada air. Dan pada tahap ini, air
sudah selesai melewati tahap penjernihan dan masuk ke proses berikutnya
yaitu WTP.

 Water Treatment Plant ( WTP )


Setelah tahap STP, air perlu melewati proses WTP untuk mendapatkan
hasil yang lebih jernih. Air yang sudah mengandung chlorine kemudian
diendapkan kembali untuk menurunkan kadar chlorine. Kemudian air di filtrasi
lagi dengan filter pump untuk memastikan bahwa tidak ada pasir yang terbawa
dalam air. Lalu air yang sudah tidak berbau dialirkan melalui pipa menuju tank
air yang berada di atas gedung untuk dialirkan kembali.

Seluruh limbah air dari gedung, baik itu air hujan, maupun air dari limbah toilet,
di proses daur ulang di lantai besmen dan di pergunakan untuk penyiraman taman, dan
pembilas toilet. Air hasil daur ulang ini juga di fungsikan untuk sistem pendingin
ruangan.
Untuk limba air hujan di buat sumur resapan, atau semacam biopori berukuran
agak besar, yakni 1,2 meter dengan kedalaman antara 6-8 meter.

Sumur resapan ini ada sekitar 20-an unit, dan sengaja di buat sekeliling lokasi
gedung. Selain itu, limba air hujan juga di alirkan melalui kanal yang di bangun, dan
selanjutnya, limbah air hujan akan di kembalikan meresap lagi ke dalam tanah.

c. Pengolahan Sampah

Semua sampah dari lingkungan kampus UMN, dikumpul satu tempat


penampungan yang berada di dekat lapangan basket UMN. Setelah di kumpulkan
sampah sampah tersebut di serakan kepada verndor pengelolaan limba terpadu dan
sampah sampah yang sulit terurai akan di daur ualang kembali oleh vendor.

UMN sendiri mengelolah limbah-limbah tanaman untuk dijadikan pupuk kompos


dan UMN sendiri membuat kebijakan tentang larangan pengguna bahan styrofoam dan
plastik bagi para penjual makanan di kantin. Setiap hari selasa, UMN menyediakan air
minum isi ulang untuk mahasiswa yang membawa botol minum sendiri. Dengan adanya
air minum isi ulang diharapkan dapat mengurangi pemakaian botol plastik dalam satu
hari.

d. Sistem Pemadam Kebakaran


Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008 tentang
persyaratan sistem pengamanan kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan
dijelaskan bahwa: Pengelolaan sistem pencegahan kebakaran adalah upaya mencegah
terjadinya musibah kebakaran atau meluasnya area kebakaran ke ruangan lain, atau
upaya pencegahanya meluasnya kebakaran ke gedung atau bangunan lainnya.Pada
umunya Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler, sistem hidran dan Fire Extinguisher.
a. Pada gedung New Multimedia Tower dipasang sistem sprinkler di bagian
plafon. Sistem ini menggunakan instalasi pipa sprinkler bertekanan dan head
sprikler sebagai alat utama untuk memadamkan kebakaran. Pada umumnya
gedung bertingkat tinggi menggunakan sistem wet riser, seluruh pipa
sprinkler berisikan air bertekanan, dengantekanan air selalu dijaga pada
tekanan yang relatif tetap. Apabila tekanan dalam pompa menurun, maka
secara otomatis jockey pump akan bekerja untuk menstabilkan tekanan air
didalam pipa. Jika tekanan terus menurun atau ada glass bulb head sprinkler
yang pecah maka pompa elektrik akan bekerja dan secara otomatis pompa
jockey akan berhenti. Dan apabila pompa elektrik gagal bekerja setelah 10
detik, maka pompa cadangan diesel secara otomatis akan bekerja.

b. Pada New Multimedia Tower juga di pasang alat pemadam kebakaran berupa
Hydrant merupakan Alat Pemadam Api yang berfungsi sebagai sumber air
untukmemadamkan api saat terjadinya kebakaran. Hydrant ini biasanya
menempel di tembok (box hydrant) dan ada yang diletakkan di pinggir jalan.
c. Pada area-area khusus yang tidak memungkinkan dipasang alat pemadam
sprinkler karena plafon terlalu tinggi dan letaknya jauh dari Hydrant, New
Multimedia Tower di pasang alat pemadam kebakaran Fire extinguisher yang
merupakan alat pemadam apiportabel yang dapat mengeluarkan busa, gas,
dan media lainnya yang mampu untuk memadamkan api kebakaran.

e. Sistem Jaringan Listrik

Pengertian sistem jaringan listrik adalah sistem distribusi yang merupakan


bagian dari sistem kelistrikan yang terdapat diantara gardu induk sampaike
pelanggan [Deliar, 1994].Sebagai kelengkapan dari sebuah gedung, listrik adalah
elemen penting dari bangunan itu sendiri. Oleh karena itu faktor kenyamanan dan
keamanan sangat harus diperhatikan ketika kita melakukan pemasangan instalasi listrik
di bangunan gedung, sehingga dalam penggunaanya tidak menimbulkan masalah,
seperti kurang daya, konsleting, alat-alat elekronik yang rusak karena listrik tidak stabil
bahkan bisa ke hal-hal yang fatal seperti kebakaran. Ada beberapa hal yang perlu
diperhitungkan dalam cara pemasangan instalasi listrik pada bangunan gedung seperti
jarak antar titik listrik ke titik listrik lainnya,komponen / peralatan listrik yang dipakai,
pembagian daya yang harus diesuaikan dengan kebutuhan ruangannya masing-masing,
dan sebagainya. Bila semua itu dilakukan dengan cara yang tepat, maka hasilnyapun
akan dirasakan langsung, yaitu kondisi aman dan nyaman selama menggunakan
listrik.Sumber daya utama / sumber tegangan listrik dari gedung biasanya
menggunakan sumber dari PLN.
Disamping PLN, maka gedung juga menyediakan sumber tegangan cadangan
(emergency) jika terjadi pemadaman atau PLN mati, yaitu dengan menyediakan
Genset (Generator Set). Genset biasanya dioperasikan jika ada gangguan atau
pemadaman dari PLN, dan umumnya telah diset sedemikian rupa sehingga ketika PLN
mati maka dengan otomatis tegangan disuplay dari genset, yang telah di set secara
otomatis, dengan interval waktu hitungan detik.

f. Sistem Utilitas Transportasi Gedung


Sistem transportasi dalam hal ini merupakan sistem pengangkut untuk memuat
manusia ke tingkat elevasi bangunan bertingkat. Pada gedung New Multimedia Tower
terdapat lift yang dapat berupa transportasi vertikal dan tangga. Dalam konstruksi
gedung bertingkat maintenance terhadap instalasi transportasi ini perlu secara berkala
diperhatikan agar memberikan tingkat kenyamanan dan keselamatan bagi penggunanya
misalnya pengecekan mesin, rantai/slink dan sistem elektrikal pada elevator/lift.

g. Sistem Penghawaan dan Pencahayaan.


Pada bangunan tinggi, ventilasi / bukaan dan orientasi matahari adalah dua
faktor utama yang terkait dengan kepedulian perancang terhadap lingkungan, karena
secara langsung berhubungan dengan tingkat kenyamanan, kesehatan dan kenikmatan
penghuni atau pengguna bangunan (Jimmy S. Juwana, 2005).
Beberapa bukaan pada bangunan diperlukan untuk mendapatkan temperatur,
kelembaban serta distribusi udara dan cahaya sesuai dengan yang di inginkan,
termasuk peralatan yang dipergunakan di dalam ruang yang bersangkutan untuk
mendapatkan kenyamanan dalamberakivitasnya. Orientasi matahari berhubungan
dengan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan dalam ruang agar tidak diperlukan
pencahayaan buatan.
New Multimedia Tower sudah didesain untuk distribusi pencahayaan dan
penghawaan secara optimal. Pada bagian luar gedung penggunaan alumunium yang
diberi lubang-lubang membuat cahaya matahari dapat masuk dan menerangi internal
gedung, tetapi tidak menyilaukan mata. Bahkan, sirkulasi udara menjadi sangat
menyejukkan.
Untuk yang di basement sebagai lahan parkir kendaraan bermotor roda dua,
tidak banyak menggunakan lampu penerang, dan exhaust fan untuk pendorong asap
knalpot motor.
Pada area basement ini di pasang 8 cerobong kaca yang tinggi, dari mulai
basement hingga ke atas lantai 3 yang fungsinya untuk sirkulasi asap knalpot. Udara di
dalam basement tidak akan pengap karena selalu berganti, begitu juga kelembapan
udara di dalam basement ini tidak akan terasa panas karena uap udara di dalam
ruangan selalu terbawa oleh angin yang masuk kedalam basement.

h. Sistem Jaringan Telepon


Sistem ini merupakan suatu perangkat instalasi yang berfungsi dalam memberikan
kemudahan dalam mengakses informasi baik yang bersifat internal maupun global bagi
para penggunanya dalam sistem gedung bertingkat, misalnya instalasi PABX telepon,
jaringan WIFI internet, TV Cable, instalasi Fax, sound system/loud speaker dsb.
Sistem jaringan telepon yang masih dalam satu lingkungan atau sistem PABX
sebagai sentral telepon antar sambungan cabang/ nomor extension yang satu dengan
sambungan cabang/nomor extension yang lain banyak dipakai.
Contoh diagram single line dari jaringan instalasi PABX. Perlu untuk diketahu bahwa
jaringan PABX berbeda-beda tergantung pada tiap-tiap property, luas area, jumlah sisi
pelanggan, sistem operasi property, beberapa faktor lainnya tergantung fungsi dan
penggunaannya. PABX atau PBX atau Private Automatic Branch Exchange adalah
perangkat penyambungan komunikasi telepon atau interpon/intercom yang terletak di
sisi pelanggan, misalnya di gedung-gedung perkantoran yang memerlukan percabangan
jaringan telepon.

4.4.2. Perpustakaan Universitas Indonesia


1. Sistem air bersih
Sistem Plumbing
Gedung perpustakaan Universitas Indonesia menggunanakan sistem
plambing one pipe system.
Sumber Air Bersih
Sistem jaringan air bersih, menggunakan jaringan air bersih dari PDAM.

2. Sistem air kotor


 Sistem pengolahan limbah
 Sistem plumbing air kotor
Gedung perpustakaan Universitas Indonesia menggunanakan sistem plumbing
one pipe system.

 Pengolahan Air Limbah UMN


 STP (Sewage Treatment Plant)
 WTP (Water Treatment Plant)
Sewage Treatment Plant : pemurnian air dar kotoran (STP)

Proses daur ulang : Ekualisasi ( Equalization ), Aerali (aeration), sedmentasi


(sedmentation),Efluent (Effluent)

a. Ekualisasi :
- Pemisahan limbah berukuran besar
- Penghancur sisa kotoran yang ikut tersaring dalam air limbah
- Selanjutnya di arakan ke grease trap.
b. Erasi ( Aeration )
- Air dialirkan ke kolam yang dialiri O2

- Berfungsi untuk menurunkan : BOD (bio chemical oxygen

demand), COD (chemycal oxygen demand).

- Pengolahan di lakukan mikroorganisme yang membunu rajun

dalam air

c. Sedimentsi ( sedimentation )

- Pemicahan antara air, lumpur artikel, dan lumpur tidak aktif

- Lumpur aktif masi bisa di proses dari awal, lumpur pasif tidak.

d. Efluen ( effluent )

- Penjernih air dan chlorine

- Menghilang wama, bau,dan rasa air.

Water Treatment Plant ( WTP )

- Air mengandung chlorine di endap untuk penumian air dari

chlorine.
- Selanjutnya air difiltrat ( filter pump ) agar air tdak berpasir

- Kemudian air di alirkan keatas tanki air dan di distribusi.

 Sistem pengolahan air kotor

Seluruh limbah air dari gedung, baik itu air hujan, maupun air dari limbah toilet,
di proses daur ulang di lantai besmen dan di pergunakan untuk penyiraman taman, dan
pembilas toilet. Air hasil daur ulang ini juga di fungsikan untuk sistem pendingin
ruangan.

Untuk limba air hujan di buat sumur resapan, atau semacam biopori berukuran
agak besar, yakni 1,2 meter dengan kedalaman antara 6-8 meter.

Sumur resapan ini ada sekitar 20-an unit, dan sengaja di buat sekeliling lokasi
gedung. Selain itu, limba air hujan juga di alirkan melalui kanal yang di bangun, dan
selanjutnya, limbah air hujan akan di kembalikan meresap lagi ke dalam tanah.

3. Pengolahan Sampah

Untuk pengangkutan sampah yang ada pada gedung Perpustakaan dilkukan


setiap seminggu sekali oleh pihak kebersihan. Pada gedung perpustakaan Universitas
Indonesia tidak diperbolehkan untuk menggunakan plastik untuk digunakan didalam
perpustakaan.

Pihak perpustakaan menyediakan tas khusus untuk pengunjung yang membawa


barang bawaan. Cara lain yang dilakukan untuk upaya mengurangi sampah yaitu
pengunjung tidak diperbolehkan untuk membawa makanan dari luar masuk kedalam
gedung perpustakaan.

4. Sistem Pemadam Kebakaran


Untuk proteksi kebakaran terdapat sistem Hydrant dan Sprinkler yang
disediakan sebagai kelengkapan utilitas pada bangunan. Untuk mendukungnya pada
bangunan tersebut juga terdapat sistem alarm yang difungsikan sebagai penanda
apabila terjadi kebakaran. Untuk evakuasi terdapat tangga darurat dan juga assembly
point yang sudah diarahkan oleh petunjuk yang ada.

5. Sistem Jaringan Listrik

Gedung perpustakaan UI mendapat supply listrik utama dari PLN yang kemudian
didistribuikan ke seluruh bangunan. Sumber listrik dari gardu diubah dari AC menjadi
DC kemudian dibagi oleh panel LVMDP ke box MCB yang dikhususkan untuk titik – titik
yang membutuhkan listrik.

6. Sistem Transportasi Gedung


Sistem transportasi dalam hal ini merupakan sistem pengangkut untuk mobilisasi
manusia dan barang didalam bangunan bertingkat. Pada gedung perpustakaan
Universitas Indonesia terdapat lift yang digunakan untuk mengangkut manusia dan
barang. Selain itu terdapat tangga sebagai sistem transportasi vertikal dalam gedung
dan ramp yang digunakan untuk kaum disabilitas dan manula.

7. Sistem Penghawaan dan Pencahayaan.


Untuk sistem pencahayaan dalam gedung perpustakaan Universitas Indonesia,
banyak terdapat jendela kaca yang ada disetiap menara sehingga dapat
memaksimalkan pencahayaan alami kedalam bangunan sehingga dapat menghemat
penggunaan energi. Pada atap bangunan juga terdapat skylight yang berguna
meneruskan cahaya.
Penghawaan pada ruangan juga dimungkinkan secara alami dengan
menghadirkan ventilasi untuk sisrkulasi udara dan juga rooftop garden yang
menyumbangkan oksigen untuk pertukaran udara.

8. Sistem Jaringan Telepon


Sistem ini merupakan suatu perangkat instalasi yang berfungsi dalam memberikan
kemudahan dalam mengakses informasi baik yang bersifat internal maupun global bagi
para penggunanya dalam sistem gedung bertingkat, misalnya instalasi PABX telepon,
jaringan WIFI internet, TV Cable, instalasi Fax, sound system/loud speaker dsb.
Sistem jaringan telepon yang masih dalam satu lingkungan atau sistem PABX
sebagai sentral telepon antar sambungan cabang/ nomor extension yang satu dengan
sambungan cabang/nomor extension yang lain banyak dipakai.
Contoh diagram single line dari jaringan instalasi PABX. Perlu untuk diketahu bahwa
jaringan PABX berbeda-beda tergantung pada tiap-tiap property, luas area, jumlah sisi
pelanggan, sistem operasi property, beberapa faktor lainnya tergantung fungsi dan
penggunaannya. PABX atau PBX atau Private Automatic Branch Exchange adalah
perangkat penyambungan komunikasi telepon atau interpon/intercom yang terletak di
sisi pelanggan, misalnya di gedung-gedung perkantoran yang memerlukan percabangan
jaringan telepon.

o Gedung Midtown Point

Anda mungkin juga menyukai