Potensi Desa adalah kemampuan (potensi) yang dimiliki oleh masyarakat di dalam
penggerakan dan pemberdayaan masyarakat untuk menyelesaikan masalah, agar dapat diatasi
oleh masyarakat itu sendiri dengan menggunakan sumber daya (poternsi) yang dimiliki oleh
masyarakat di desanya (Depkes, 2006). Potensi desa ada yang berupa fisik terdiri dari tanah, air,
iklim, manusia dan hutan, serta yang non fisik antara lain gotong royong, kekeluargaan, dan
lembaga sosial (Elfindri, 2003). Maju mundurnya desa akan tergantung pada beberapa faktor
yaitu potensi desa, interaksi desadengan kota tau antara desa dengan desa dan lokasi desa
terhadat daerah sekitarnya yang lebih maju.
Kemampuan (potensi) yang dimiliki masyarakat dapat berupa:
a. Tokoh-tokoh Masyarakat
Yang tergolong sebagai tokoh masyarakat adalah semua orang yang memiliki pengaruh
di masyarakat setempat baik yang bersifat formal (Ketua RT, Ketua RW, Ketua Kampung,
Kepala Dusun, Kepala Desa) maupun tokoh non formal (Tokoh Agama, tokoh adat, tokoh
pemuda, kepala suku). Tokoh-tokoh masyarakat ini merupakan kekuatan yang sangat besar
yang mampu menggerakkan masyarakat di dalam setiap upaya pembangunan (Depkes,
2006). Dalam pengembangan desa siaga, tokoh masyarakat berperan sebagai pemberdaya
masyarakat dan penggali sumber daya untuk kesinambungan dan kelangsungan desa siaga,
serta Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) lainnya, dan mempunyai fungsi:
1. Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan desa siaga.
2. Menaungi dan membina kegiatan desa siaga.
3. Menggerakan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan desa siaga.
4. Memberikan dukungan dalam pengelolaan desa siaga.
5. Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan
kesehatan dan UKBM yang ada.
6. Bila memungkinkan juga memberikan dukungan berupa sarana dan prasarana.
b. Kader
Menurut Pemerintah Dalam Negri No.7 tahun 2007 tentang kader pemberdayaan
masyarakat adalah anggota masyarakat Desa/Kelurahan yang memiliki pengetahuan dan
kemauan untuk menggerakkan masyarakat berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat
dan pemanfaatan hasil pembangunan di desanya
c. Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyrakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul serta tinggal disuatu tempat di bawah atap dalam keadaan
saling ketergantungan yang berada di Desa, baik yang aktif berpartisipasi dan mau
memanfaatkan fasilitas yang ada di Poskesdes maupun yang tidak mau berpartisipasi dan
tidak mau memanfaatkan fasilitas yang ada di Poskesdes (Depkes, 2006).
d. Organisasi Kemasyarakatan
Organisassi yang ada di masyarakat seperti PKK (Pemberdayaan dan Kesehatan
Keluarga), Karang Taruna, Pengajian, dan lain sebagainya merupakan wadah berkumpulnya
para anggota dari masing-masing organisasi tersebut, sehingga upaya pemberdayaan
masyarakat akan lebih berhasil guna apabila pemerintah/tenaga kesehatan memanfaatkan-
nya dalam upaya pembangunan kesehatan.
e. Dana Masyarakat
Pada golongan masyarakat tertentu, penggalangan dana masyarakat merupakan upaya
yang tidak kalah pentingnya. Tetapi pada golongan masyarakat yang tidak mampu
ekonominya, pra-sejahtera, penggalangan dana masyarakat hendaknya dilakukan sekedar
agar mereka merasa ikut memiliki dan bertanggung jawab terhadap upaya pemeliharaan dan
peningkatan derajat kesehatannya. Cara lain yang dapat ditempuh adalah dengan model
tabungan-tabungan atau sistem asuransi yang bersifat subsidi silang. Potensi dana yang ada
di masyarakat antara lain jimpitan, iuran dana sosial RT (dana sehat, tabungan ibu bersalin)
koperasi, kelompok usaha (pembuatan telur asin, keripik singkong, minuman sehat, dll)
(Elfindri, 2003).
f. Sarana dan Material yang Dimiliki Masyarakat
Identifikasi sarana dan material yang dimiliki oleh masyarakat seperti peralatan, batu
kali, bambu, kayu dan lain sebagainya untuk pembangunan kesehatan akan menumbuhkan
rasa tanggung jawab dan ikut memiliki dari masyarakat (Seminar Nasional, 2008).
g. Teknologi yang Dimiliki Masyarakat
Masyarakat juga telah memiliki teknologi tersendiri dalam memecahkan masalah yang
dialaminya, teknologi ini biasanya bersifat sederhana tapi tepat guna untuk pembangunan
fasilitas kesehatan di wilayahnya misal penyaluran air menggunakan bambu dll. Untuk itu
pemerintah sebaiknya memanfaatkan teknologi yang dimiliki masyarakat tersebut dan
apabila memungkinkan dapat memberikan saran teknis guna meningkatkan hasil gunanya.
h. Pengetahuan Masyarakat
Menurut pendapat Cambers (1996) dalam Anisatullaila (2010) masyarakat memiliki
pengetahuan yang bermanfaat bagi pembangunan kesehatan masyarakat, seperti
pengetahuan tentang obat tradisionil (asli Indonesia) pengetahuan mengenai penerapan
teknologi tepat guna. Pengetahun yang dimiliki oleh masyarakat tersebut akan meningkatkan
keberhasilan uapaya pembangunan kesehatan yang dimiliki masyarakat tersebut dan apabila
memungkinkan dapat memberikan saran teknis guna meningkatkan hasil gunanya.
Metode pengambilan data yang partisipatif
Proses pengumpulan data dan analisis data pada PRA. Secara prinsip teknik PRA tidak
harus menghasilkan sesuatu yang persis sama dari penggunaan yang satu ke penggunaan yang
lain. Beragamnya hasil yang muncul adalah sebuah keberhasilan dalam menggali informasi dari
masyarakat. Secara garis besar, metode PRA mempergunakan teknik analisis mengikuti langkah-
langkah sesuai dengan yang ditulis Chambers,R (1995),Cracken J.Mc et.al (1991), Theis J and
H.M.Grady (1991) seperti dikutip Made Merta (2009) sebagai berikut:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/52723/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Asuhan-Kebidanan-
Komunitas_SC.pdf
https://kampusnur.wordpress.com/2015/09/20/pengkajian-desa-secara-partisipatif/