(LBM 1)
a. Judul: Oh bayiku...
b. Skenario
Secara global, diperkirakan 15 juta bayi lahir terlalu dini tiap tahunnya dengan perkiraan
lebih dari 1 diantara 10 bayi, yang dibedakan dari waktu kelahirannya. Kejadian ini salah
satunya dapat dipacu oleh terjadinya inflamasi pada selaput amnion yang dapat
mengakibatkan Fetal Inflammatory Response Syndrome (FIRS) dan menimbulkan
kontraksi uterus. Terdapat 1 juta anak meninggal tiap tahun karena komplikasi kelahiran
sebelum waktunya. Bayi yang bertahan, banyak yang mengalami disabilitas sepanjang
hidupnya, termasuk disabilitas dalam belajar, penglihatan, dan gangguan pendengaran.
Secara global, persalinan prematur menyebabkan kematian pada anak di bawah 5 tahun.
75% dari kematian tersebut dapat dicegah dengan penanganan terkini dan cost-effective. Di
sisi lain 10 persen dari seluruh kelahiran diperkiraan lahir melewati masa yang seharusnya.
Pada keadaan ini, hasil pemeriksaan penunjang salah satunya USG, dapat menunjukkan
adanya klasifikasi plasenta dan fetal femur length yang lebih panjang. Selama persalinan
dapat ditemukan adanya cairan ketuban yang keruh bahkan hijau. Setelah bayi lahir dapat
diidentifikasi terdapat kulit yang keriput dan berwarna kekuningan, kuku panjang, dan
rambut lebih tebal. Kelainan ini salah satunya disebabkan adanya defisiensi enzim sulfatase
plasenta. Postmaturity syndrome dapat terjadi karena adanya insufisiensi plasenta. Hasil
skrinning ini menentukan penatalaksanaan dari kasus. Apabila skor Bishop >5
dipertimbangkan untuk dilakukan augmentasi persalinan.
Step 3
6. Apa saja komplikasi jangka panjang dan pendek yang muncul akibat
partus prematurus ?
Jawab : Hipotermia 37,5°C sekitar 4 - 6 %
Respiratory distress sekitar 93 %
Retinopathy of prematurity (ROP) sekitar 59 %
Patent ductus arteriosus sekitar 46 %
Bronchopulmonary dysplasia sekitar 42 %
Late-onset sepsis sekitar 36 %
Necrotizing enterocolitis (NEC) sekitar 11 %
Intraventricular hemorrhage (IVH) derajat III sekitar 7 %
Intraventricular hemorrhage derajat IV sekitar 9 %
Periventricular leukomalacia sekitar 3 %
Pada janin
1) Gawat janin (anemia, hipoksia, asidosis, atau gangguan jantung janin)
2) Infeksi intrauterine.
3 Pertumbuhan janin terhambat (PJT UGR-ntra Uterine Growth
Restriction)
4) Isomunisasi RhesuS
5 Simpul Tali Pusat (Cord Entanglement) pada kembar monokorionik
Referensi : Dr. Ni Komang Yuni Rahyani, S.SiT., M.Kes., I Komang
Lindayani, SKM., M.Keb., Ni Wayan Suarniti, SST., M.Keb. · 2020.
Buku ajar asuhan kebidanan patologi bagi bidan.Yogyakarta:Penerbit
ANDI (desi)
Faktor risiko tersebut antara lain idiopatik, latrogenik, faktor sosio-
demografik, faktor maternal, infeksi, dan faktor genetik. (Wahyuni iin
dan selvia dita, 2017) (putri)
10. Bagaimana cara penanganan partus prematurus yang terkini dan cost-
effective ? (kamelia)
Jawab : biaya minimum dari manfaat yang diberikan, manfaat maksimum
dari biaya yang diberikan, intervensi mana yang dapat mencapai hasil
yang telah ditargetkan dengan biaya paling rendah, hasil yang paling
menguntungkan dengan alokasi biaya yang telah diterapkan (Intan, 2017)
(kamelia)
Pada berat janin yang rendah dan preterm, sungsang, pemakaian forceps
untuk melindungi kepala janin, bila presentasi kepala, boleh partus
pervaginam, pada kehamilan sungsang 30-34 minggu sc dapat
dipertimbangkan (Sarwono, 2018) (septi)
Partus yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu yang ditaksir
(Sulistyawati, 2013) (kamelia)
Patofisiologi postmatur yaitu meliputi bayi yang sangat besar dengan akibat
trauma lahir atau bayi kecil untuk masa kehamilan yang hidrasi dan
nutrisinya dirusak karena penuaan plasenta serta disfungsi dan penurunan
cairan amnion. (Ns. Muaningsih dkk, Buku Maternitas Dalam Ilmu
Keperawatan,2020) (putri)
d. Syaraf uterus
Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus frankenhauser akan
membangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan dimana tidak ada
tekanan pada pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek
dan bagian bawah masih tinggi, semua hal tersebut sebagai penyebab
terjadinya kehamilan lewat bulan.
e. Herediter
Beberapa penelitian menyatakan bahwa seorang ibu yang mengalami
kehamilan lewat bulan, mempunyai kecenderungan untuk melahirkan
lewat 20 bulan pada keturunan selanjutnya, karena postterm sering
dijumpai pada keluarga tertentu (Prawirohardjo, 2014) (winda)
a) otot rahim tidaksensitif terhadap uttrotonika atau oksitosin
b) psiologis, insufisiensi plasenta
c) kelainan alat genetalia, bagian dalam terutama daerah rahim
(rahmah Siti maulia Anna . Marintalia Dewi . 2022) (hasri)
a. Penurunan berat badan dan ukuran uterus (ketika bayi menderita akibat
disfungsi plasenta)
b. Uterus yang sangat besar
c. Cairan terwarnai mekonium
d. Pola denyut jantung janin buruk
e. Hasil uji laboratorium dan pemeriksaan diagnostic. ( Nurwidha, 2016)
(putri)
Tanda dan gela tidak terlalu dirasakan hanya di liat dari tuanya kehamilan.
uk melewati294 atau 42 minggu saat dilakukan palpasi teraba bagian janin
lebih jelas,karena kurangnya air ketuban,kemungkinanan di jumapai
abnormalitas dtak januntung,dengan pemeriksaan auskultasi maupun
kardiotografi(Acdiat,2014) (meliza)
15. Apa saja faktor risiko dari partus postmatur, jelaskan ? (hasri)
a. Jawab : Umur, dimana ibu yang hamil pada usia muda kurang dari 20
tahun dari segi biologis perkembangan alat-alat reproduksinya belum
sempurna sedangkan ibu hamil pada usia lebih dari 35 tahun dari segi
biologis perkembangan alat-alat reproduksinya sudah mengalami
kemunduran yang dapat menyebabkan tejadinya komplikasi yang
abnormal diantaranya adalah kehamilan dan persalinan dengan
serotinus
b. Faktor psikologis yaitu stress yang dialami ibu saat hamil yang dapat
mempengaruhi perkembangan janin seperti cacat bawaan, stress juga
dapat menyebabkan kerentanan tidak timbulnya his, selain kurangnya
air ketuban karena penurunan hormone progesterone
c. Paritas, dimana pada multipara sering dijumpai kehamilan serotinus
karena ibu hamil dengan paritas lebih dari 3 memiliki uterus yang
sudah sering meregang sehingga uterus menjadi longgar dan
menyebabkan kepala tidak cepat masuk ke pintu atas panggul,
sehingga kepala tidak menekan fleksus frankenhauser yang bisa
menimbulkan his rangsangan untuk terjadinya kontraksi.
d. Tingkat pengetahuan ibu, dimana pengetahuan merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Apabila
penerimaan perilaku didasari oleh pengetahuan maka perilaku tersebut
akan bersifat lama (long lasting)
Referensi : wahid, n. (2013). faktor faktor yang berhubungan dengan
kejadian kehamilan serotinus. (desi)
17. Bagaimana komplikasi pada ibu dan bayi yang mengalami posmaturus ?
(winda)
Jawab :
komplikasi yang terjadi pada kehamilan serotinus yaitu komplikasi pada
janin.
Komplikasi yang terjadi pada bayi seperti gawat janin, gerakan janin
berkurang, kematian janin, asfiksia neonaturum dan kelainan letak.
(Prawirohardjo 2006),
Pengaruh pada janin : Berat janin (resiko persalinan bayi dengan berat
lebih dari 4000 gram pada kehamilan postterm meningkat 2-4 kali lebih
besar dari kehamilan term), sindroma postmaturitas ( gangguan
pertumbuhan, dehidrasi ,kulit kering, kuku tanga dan kai panjang
hilangnya verniks kaseosa dan lanugo), gawat janin atau kematian
perinatal (disebabkan oleh makrosomia terjadi distosia persalinan, fraktur
klafikula, insufisiensi plasenta, cacat bawaan)
Pengaruh pada ibu : mordibitas atau mortalitas meningkat dari
makrosomia tulang tengkorak menjadi keras, partus lama, perdarahan post
partum akibat bayi besar
Aspek emosi ibu dan keluarga cemas bilamana kehamilan terus
berlangsung melewati taksiran persalinan( sarwono, 2018) (septi)
19. Bagaimana penanganan pada ibu dan bayi yang mengalami posmaturus ?
(winda)
a) Jawab :
memastikan kehamilan telah terjadi lewat bulan sehingga dapat di
berikan penatalaksaan sesuai masalah
b) melakukan identivikasi kondisi janin dan hal- hal yang mengancam
jiwa janin
c) memeriksa kematangan serviks menggunakan bishop
skor ,kematangan serviks tersebut berperan penting dalam pengelolaan
kehamilan postmatur , yaitu untuk merencanakan tindakan induksi
persalinan (Kuswanto,Dkk.2022) (hasri)
Berikut ini langkah – langkah Penanganan bayi baru lahir post matur : a.
Keringkan secepatnya dengan handuk bersih.
a. Mengganti kain yang basah dengan kain kering.
b. Kepala bayi ditutup topi.
c. Berikan oksigen sesuai dengan kebutuhan .
d. Berikan infuse dextrose 10% dan bikarbonas natricus 1,5% 4:1. Hari I 60
cc/kg/hari. Hari II 70 cc/kg/hari.
e. Memperhatikan suhu tubuh yaitu dengan menempatkan bayi didalam
incubator.
f. Memperhatikanpencegahaninfeksiyaitudenganmemperhatikanteknik
pencegahan infeksi salah satunya dengan mencuci tangan sebelum
menyentuh bayi.
g. Pengawasan nutrisi/ASI pada bayi baru lahir sesuai dengan kebutuhannya,
berikan melalui sonde/tetesi ASI.
h. Pengawasan berat badan dengan ketat karena berat badan berkaitan
dengan status gizi/nutrisi bayii yang berhubungan dengan daya tahan bayi
(Saifuddin, 2010). penanganan pada Ibu eselerasi variable yaitu
matangkan serviks dan induksi persalinan.
i. Pematangan serviks dapat dilakukan dengan kateter voley, oksitoksin,
prostaglandin (Misoprostol), relaksin (melunakkan serviks), pemecahan
selaput ketuban.
j. Persalinan per vaginam yaitu Ibu miring ke kiri, berikan oksigen, monitor
DJJ, induksi persalinan dengan tetes Pitosin (jika tidak ada kontraindikasi
dan belum ada tanda hipoksia intrauterine), tetes Pitoksin di naikkan
jangan melebihi 2 m U/ menit atau di naikkan dengan interval < 30 menit,
amniotomi pada fase aktif, infus intraamniotik dengan 300 – 500 mL
NaCl hangat selama 30 menit yaitu untuk mengatasi oligohidramnion dan
mekoneum, konfirmasi kesejahteraan janin.
k. Dilakukan Sectio Caesaria, jika gawat janin (deselerasi lambat, pewarnaan
mekoneum), gerakan janin abnormal (< 5 kali / 20 menit), contraction
stress test (CST), berat Badan > 4000 gr, malposisi, malpresentasi, partus
> 18 jam, bayi belum lahir, (Kurniawati, 2009 ).
l. Dilakukan vakum ekstraksi, syarat vakum, (Manuaba, 2003) yaitu:
Pembukaan minimal 5. Ketuban negatif atau dipecahkan. Anak hidup,
letak kepala atau bokong (4) Penurunan minimal H II. His dan reflek
mengejan baik (anjar)
20. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka
prematuritas pada bayi ? (desi)
Jawab : kanggoro mother care (KMC), pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi,
pemenuhan kebutuhan peningkatan orang tua dan bayi (yayan, 2018)
(kamelia)
Hindari kehamilan pada ibu usia terlalu muda < 20 tahun. Hindari jarak
kehamilan terlalu dekat. Anjurkan tidak merokok maupun mengkonsumsi
obat terlarang. Hindari kerja berat dan perlu cukup istirahat. Obati
penyakit yang dapat menyebabkan persalinan premature. Kenali dan obati
infeksi genetal atau saluran kencing. Deteksi dan pengamanan faktor
risiko terhadap persalinan prematur (anjar)
Dengan mengunjungi tenaga kesehatan untuk memeriksakan kehamilan
agar mengetahui kondisi ibu dan janin (A. Fahira.N,2019) (putri)