Anda di halaman 1dari 5

Menganalisis permasalahan pasien secara kolaboratif sesuai dengan peran

profesi masing-masing pada kasus ibu hamil risiko tinggi

2. Merencanakan penatalaksanaan pada pasien secara kolaboratif sesuai dengan


peran profesi masing-masing yang berfokus pada pasien berdasarkan bukti
ilmiah terkini.

3. Mengaplikasikan prinsip patient safety dalam menganalisis permasalahan dan


merencanakan penatalaksanaan

4. Melakukan negosiasi antar profesi dalam perencanaan dan penatalaksanaan


yang berfokus pada pasien.

5. Mengintegrasikan nilai-nilai ke-Islaman dan etik dalam penatalaksanaan


pasien.

SKENARIO 1
Seorang perempuan usia 42 tahun, menikah dan hamil 3 bulan G2P1A0 datang
ke puskesmas karena panas 4 hari disertai batuk dan pilek. Pasien mengeluhkan
gusinya membesar di bagian kiri bawah walaupun tidak terasa sakit. Oleh
petugas di sana diberikan pengobatan tetrasiklin 500 mgx4 dan obat flu. Saat
pemeriksaan kehamilan 4 bulan, hasil USG menunjukkan adanya kecacatan
dalam janin yang dikandungnya. Suami menginginkan janin digugurkan
sementara istri inginmempertahankan.

1. Apa faktor risiko dari kehamilan ibu tersebut?


- Pada scenario ini ibu hamil kedua dan pernah melahirkan 1x
- Ibu hamil risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan
terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik pada ibu
maupun janin dalam kandungan dan dapat menyebabkan kematian,
kesakitan, kecacatan, ketidaknyamanan dan ketidakpuaasan
- Batasan faktor risiko
o Ada potensi gawat obstetric (APGO)  ibu hamil primi muda,
primi tua, primi tua sekunder, anak terkecil < 2 tahun, TB <145
cm
1. Primi muda  dimana ibu hamil pertama kali pada usia < 16
tahun  reproduksi belum siap dalam menerima kehamilan
 panggul dan Rahim yang masih kecil
2. Primia tua  usia >35 tahun dan mengalami kehamilan 
ibu mudah terserang penyakit dan kemungkinan mengalami
kecacatan untuk bayinya dan BBLR, komplikasi untuk ibu
adalah pre eclampsia, mola hidatidosa, abortus
Ibu hamil pada usia tersebut dapat mengalami komplikasi
karena organ jalan lahir sudah tidak lentur dan
memungkinan mengalami penyakit.
3. Primi tua sekunder  mengalami hamil dengan jarak
persalinan sebelumnya adalah > 10 tahun  seperti hamil
pertama kali
4. Anak terkecil < 2 tahun  ibu punya anak terkecil < 2 tahun
manum telah mengalami kehamilan berikutnya  kondisi
rahim belum Kembali sepertii semula dan ibu masi proses
menyusui
5. Multi grande  ibu yg persalinan sebanyak 4x atau lebih\
6. Tinggi badan 145 cm atau kurang  komplikasi yang dapat
terjadi adalah panggul sempit/CPD  lahiran lama atau
BBLR
o Ada Riwayat kehamilan yang buruk
 Persalinan premature, lahir mati
 Riwayat persalinan dengan Tindakan (vakum, forcep)
 Pre eclampsia dan eclampsia
 Perdarahan antepartum
 Kehamilan dengan kelainan letak  bukan presentasi
kepala
- Usia yang terlalu tua dapat menyebabkan penyulit lain  kelainan
letak, plasenta previa, distosia, dan partus lama
2. Apa dampak kehamilan berisiko pada janin?
- Bayi lahir belum cukup bulan
- BBLR  akibat kurang nutrisi, maupun usia ibu
3. Apa yang menyebabkan gusi bengkak?
- Pada masa kehamilan, produksi progesterone meningkat  jaringan
gingiva akan merespon secara berlebihan thdp iritasi local
- Peningkatan hormone  meningkatnya permeabilitas pembuluh darah
gingiva sehingga mnjd sangat peka thdp iritasi local seperti plak,
kalkulus dan karies
4. Apa yang dapat menyebabkan kecacatan janin/kelainan kongenital?
- Kecacatan janin/kelainan kongenital  sejak dalam kandungan, saat
lahir atau setelah lahir
- Jenis jenisnya
o Malformasi  spina bifida, bibir sumbing
o Disrupsi  amniotic band (kondisi selama kehamilan dimana
air ketuban sedikit sehingga tidak sepenuhnya membungkus
badan janin, cairan ketuban yg kurang bisa karena selaput
ketuban rusak/sobek  jaringan tubuh yang tidak tertutupi
cairan ketuban jadi gagal berkembang  terjadi kecacatan
o Deformasi  club foot
o Dysplasia  akondroplasia
- Kelainan kongenital dapat disebabkan oleh :
1. Genetic : ada defek kromosom (sindrom down, tunner syndrome)
2. Lingkungan : obat obatan, alcohol, merokok, penyakit ibu (DM,
infeksi TORCH), kurang nutrisi (mis asam folat)
- Infeksi TORCH (Toxoplasmosis, other agent/sifilis, rubella,
cytomegalo virus, herpes simpleks)
- Kurang gizi ibu
- Kurang asam folat  spina bifida
- Obat??? Tetrasiklin?
5. Apakah ada hubungan gusi bengkak dengan kecacatan janin pada
kehamilan?
- Gingivitis kadang di asosiasi kan dengan cytomegalovirus
6. Apa indikasi abortus pada scenario ini? Dan bagaimana tx yang benar? 
apakah aman untuk ibu?
- Abortus indikasi medis  etik
- Menurut KODEKI, keputusan abortus buatan/media harus diambil
sekurang-kurangnya dua orang dokter dengan persetujuan tertulis dari
perempuan hamil atau semuaminya atau keluarga terdekat dan
dilakukan di suatu RS yang mempunyai fasilitas yang memadai
- Abortus ada 2 : abortus spontan (yang tidak disengaja) abortus
provocatus (disengaja)
- Abortus provocatus ada 2 : kriminalis (pengguguran kandungan scr
sengaja tanpa mempunyai alasan kesehatan/ medis) dan medisinalis
(abortus jika ada indikasi kehamilan dapat membahayakan atau
menganvam nyawa ibu)
- Indikasi abortus medisinalis ibu : ibu mengalami gangguan jiwa, umur
saat hamil dengan risiko tinggi, hamil karena perkosaan, kegagalan
KB, ibu menderita suatu penyakit yg berbahaya. Contoh penyakit :
gagal jantung, infeksi ginjal, kebocoran ginjal, kaker usus besar dan
hipertensi
- Indikasi abortus medisinalis janin : janin menderita kecacatan,
mengalami retardasi pertumbuhan didalam Rahim, janin terkena
infeksi ( missal infeksi TORCH), janin terpapar oleh agen teratogenic
yaitu agen yang dapat menyebabkan kelainan bentuk dan fungsi suatu
organ tubuh ( misal radiasi dan obat-obatan)

Anda mungkin juga menyukai