Anda di halaman 1dari 6

Pengembangan Instrumen Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif …, Volume 06 Nomor 03 Tahun 2018

Pengembangan Instrumen Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif Pada Mata


Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Hang Tuah 1 Surabaya

Dwiana Susiningrum
Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya
e-mail : dwianasusiningrum@mhs.unesa.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untukmendeskripsikan kelayakan instrumen penilaian kemampuan berpikir kreatif
danmendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X materi harga
keseimbangan. Penelitian ini menggunakan model Research and Development. Objek penelitian ini adalah
instrumen penilaian kemampuan berpikir kreatif pada mata pelajaran ekonomi yang diuji kelayakan melalui
validasi dan melalui uji coba 20 peserta didik. Hasil kelayakan instrumen penilaian kemampuan berpikir kreatif
sebesar 100% yang artinya seluruh item soal yang dikembangkan layak digunakan sedangkan hasil kemampuan
berpikir kreatif pada kategori cukup yaitu rata-rata siswa memiliki kemampuan berpikir yang kreatif dan
mendapat nilai diatas 60.Dengan demikian instrumen penilaian kemampuan berpikir kreatif ini dapat membantu
guru untuk mengidentifikasi kemampuan berpikir kreatif siswa SMA pada materi harga keseimbangan.
Kata Kunci:Pengembangan instrumen, Berpikir kreatif, Harga keseimbangan

ABSTRACT
This study aims to describe the feasibility of an instrument for assessing creative thinking abilities and
describing students' creative thinking skills in class X economics with equilibrium price material. This study
uses the Research and Development model. The object of this study was an instrument for assessing creative
thinking skills in economic subjects that were tested for feasibility through validation and through a trial of 20
students. The feasibility of the instrument for assessing creative thinking ability is 100%, which means that all
items developed are worthy of use while the results of creative thinking ability in the category are sufficient, that
is, the average student has creative thinking skills and scores above 60. Thus, the instrument of creative thinking
ability assessment this can help the teacher to identify the creative thinking skills of high school students in the
material of balance prices.
Keywords: Instrument development, creative thinking, price balance

PENDAHULUAN Index) pada tahun 2015 Indonesia menduduki urutan


Berdasarkan Permendikbud Nomor 21 Tahun ke-115 dari 139 negara di dunia dengan poin 0,202
2016 pasal 3 salah satu tujuan pendidikan nasional dibawah Tajikistan dengan poin 0,205 dan Kamboja
adalah mengembangkan potensi peserta didik agar dengan poin 0,213. Hal ini berarti tingkat kreativitas
menjadi manusia yang kreatif dikarenakan Indonesia masih terbilang rendah.Oleh karena itu
perkembangan zaman yang menuntut individu untuk perlu adanya upaya untuk meningkatkan tingkat
dapat bersaing secara global, sehingga memiliki berpikir kreatif.Penelitian yang dilakukan oleh
kemampuan untuk menciptakan ide atau gagasan Siregar (2012) menunjukkan bahwa kemampuan
baru yang diperoleh dari kemampuan berpikir berpikir kreatif peningkatannya masih rendah.Hal
kreatif seorang individu. Menurut Siswano (2008) selaras diungkapkan oleh Maliga (2013)
berpikir kreatif merupakan kegiatan yang digunakan menyebutkan bahwa keterampilan berpikir kreatif
seseorang untuk menyelesaikan masalah dengan siswa masih perlu dilatih dan dikembangkan dengan
cara membangun ide serta gagasan baru secara membiasakan siswa untuk menjawab soal-soal yang
flexibel. Sedangkan Munandar (2012) memaparkan dapat melatih keterampilan berpikir kreatif.Akan
bahwa berpikir kreatif merupakan kegiatan yang tetapi, soal tes yang biasanya dipakai di sekolah-
berdasarkan kesadaran yang mengkombinasikan sekolah kebanyakan hanya meliputi tugas-tugas
berpikir logis dan berpikir divergen. Seseorang yang yang harus dicari satu jawaban benar (berpikir
menerapkan berpikir divergen akan menghasilkan konvergen), kemampuan berpikir kreatif tidak
pemikiran yang berbeda dengan yang lain untuk terukur secara signifikan.Dengan demikian,
menyelesaikan masalah. diperlukan adanya suatu instrumen yang dapat
Namun terdapat permasalahan bahwa hingga mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa.
saat ini, fakta di lapangan menunjukkan kemampuan Berdasarkan observasi di SMA Hang Tuah 1
berpikir kreatif siswa belum berkembang dengan Surabaya pada tanggal 05 Desember 2017, pada
baik. Berdasarkan hasil riset GCI (Global Creativity pembelajaran ekonomi di kelas X IIS menunjukkan

195
JUPE. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2018, 195-200

bahwa penilaian dalam mengukur kemampuan ini dimaksudkan agar peserta didik dapat lebih
berpikir kreatif belum pernah dilakukan oleh guru. mengenal dan terbiasa dengan soal-soal yang
Penilaian yang selama ini dilakukan oleh guru menuntut berpikir kreatif sehingga mampu
adalah tes tulis dengan bentuk soal pilihan ganda meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu,
dan soal uraian. Tes tulis yang digunakan sebagai peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
alat penilaian mempunyai beberapa kekurangan, dengan judul Pengembangan Instrumen Penilaian
antara lain: (1) setiap soal yang digunakan dalam tes Kemampuan Berpikir Kreatif pada Mata Pelajaran
hanya mempunyai satu jawaban tunggal, (2) tes Ekonomi Kelas X SMA Hang Tuah 1 Surabaya
hanya berfokus pada jawaban akhir bukan berfokus Tujuan dalam penelitian ini adalah
pada bagaimana proses siswa menjawab soal, (3) tes mendiskripsikan kelayakan instrumen penilaian
kurang mampu mengungkapkan bagaimana siswa kemampuan berpikir kreatif dan mendeskripsikan
berpikir kreatif. Namun, tes tulis tersebut memiliki kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas X
kelebihan yaitu dalam pembuatan instrumen tidak IIS.Spesifikasi Produk yang Diharapkan adalah
membutuhkan waktu lama untuk membuat soal dan berupa instrumen penilaian kemampuan berpikir
menilai jawaban siswa, karena soal yang dibuat oleh kreatif siswa kelas X IIS yang didalamnya memuat
guru menuntut siswa untuk menjawab sesuai dengan soal dan rubrik penilaian. Soal berbentuk soal
kunci jawaban yang telah dibuat guru.Dengan uraian, soal berpedoman pada indikator berpikir
demikian diperlukan adanya instrumen penilaian kreatif yaitu meliputi berpikir lancar (fluency),
berpikir kreatif untuk mengukur kemampuan berpikir luwes (flexibility), berpikir asli (originality),
berpikir kreatif siswa. berpikir penguraian (elaboration). Sebelum tes
Berdasarkan wawancara dengan guru digunakan terlebih dahulu dilakukan uji validasi dan
ekonomi di SMA Hang Tuah 1 Surabaya yaitu ibu reliabilitas tes.Rubrik penilaian berpikir kreatif yaitu
Dya Purwanti S.Pd, beliau menjelaskan bahwa dilakukan penskoran terhadap jawaban siswa untuk
dalam proses penilaian pada mata pelajaran setiap butir.Pada satu nomor soal terdapat beberapa
ekonomi belum pernah melakukan penilaian indikator berpikir kreatif. Kriteria penskoran
menggunakan instrumen penilaian kemampuan mengacu pada skor rubrik yang dikembangkan oleh
berpikir kreatif. Oleh sebab itu peneliti memilih Bosch dalam Ismaimuza (2010)
SMA Hang Tuah 1 Surabaya menjadi tempat Menurut Arifin (2014) penilaian adalah
penelitian pengembangan instrumen penilaian kegiatan serta proses yang berkesinambungan dan
berpikir kreatif.Peneliti bermaksud menggadakan sistematis yang dapat menghasilkan hasil kegiatan
penelitian untuk mengetahui lebih mengetahui lebih serta penilaian belajar untuk membuat keputusan
lanjut mengenai pengembangan instrumen penilaian berpedoman pada kriteria tertentu. Menurut
pada mata pelajaran Ekonomi. Sesuai dengan Arikunto (2015) menilai adalah kegiatan
konsep Renzulli dalam Munandar (2012), alat ukur mendapatkan suatu keputusan pada suatu hal dari
atau tes yang di pakai untuk menelurusi anak aspek baik dan buruk. Permendikbud Nomor 23
berbakat yaitu : (1) tes inteligensi untuk mengukur Tahun 2016 (Kemendikbud, 2016) penilaian
kemampuan intelektual; (2) tes kreativitas untuk didefinisikan sebagai suatu cara pengumpulan serta
mengukur kemampuan berpikir kreatif dan ; (3) tes pengaturan hasil dalam melihat pencapaian hasil
prestasi belajar untuk mengukur hasil belajar anak belajar peserta didik.Menurut Widoyoko (2012)
yang mencerminkan juga motivasi anak untuk assessment atau penilaian merupakan kegiatan
belajar serta bertanggung jawab terhadap tugas. memperkirakan suatu data hasil pengukuran
Pada penelitian ini, peneliti ingin mengukur berpedoman kriteria maupun aturan tertentu.Sejalan
kemampuan kreativitas pada anak.Instrumen dengan Mardapi (2012) penilaian adalah kegiatan
penilaian kemampuan berpikikir kreatif mata memperkirakan atau menjelaskan hasil pengukuran.
pelajaran ekonomi yang dikembangkan memuat Menurut Siswano (2008), berpikir kreatif
empat indikator berpikir kreatif yang ialah ide atau gagasan baru yang fasih, ide
dikemukakakan oleh Munandar yakni berpikir yagdimaksud adalah cara dalam menyelesaikan
lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir masalah dengan tepat. Menurut Haylock dalam
asli (originality), berpikir penguraian (elaboration). Suhartono(2012) menyatakan bahwa berpikir kreatif
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, hampir selalu memenuhi komponen
bahwa pengembangan instrumen penilaian fleksibilitas.Karena fleksibilitas adalah lawan dari
kemampuan berpikir kreatif sangat diperlukan.Hal kekakuan berpikir.Fleksibilitas adalah suatu aspek

196
Pengembangan Instrumen Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif …, Volume 06 Nomor 03 Tahun 2018

kreativitas yang jelas relevan terhadap penyelesaian menekankan pada pemahaman materi, belum
masalah matematika atau dalam hal ini adalah melibatkankemampuan berpikir kreatif secara
penyelesaian soal yang menuntut berpikir kreatif. maksimal.
Menurut Munandar (2012) kreativitas adalah Pengumpulan Data, Adapun beberapa langkah
keahlian dalam mengkombonasikan hal baru dilihat yang digunakan peneliti dalam tahap pengumpulan
dari data, informasi dan unsure yang ada.Yaitu data data yaituStudi Pustaka, Studi Pendahuluan,
dan informasi yang didapat dari sebelumnya yang Analisis kebutuhan pengembangan instrumen
dipelajari dalam keluarga dan dalam penilaian kemampuan berpikir kreatif, Analisis
masyarakat.Menurut Munandar (2012) gagasan Materi.
yang kreatif atau hasil-hasil karya kreatif tidak Desain Produk, perencanaan instrumen
muncul begitu saja, untuk menciptakan sesuatu yang penilaian kemampuan berpikir kreatif Ekonomi
bermakna dibutuhkan persiapan.Menurut Rahimi & yang akan digunakan dalam penelitian meliputi
Hematiyan (2012), kreativitas merupakan fitur yang perumusan indikator berpikir kreatif yang akan
ada di setiap individu yang menunjukkan bahwa dicapai, perumusan indikator materi harga
bakat dalam individu mampu menghasilkan ide-ide keseimbangan, dan perumusan kisi-kisi serta
baru selama melakukan kegiatan dengan penyusunan soal dan rubrik penilaian berpikir
menggunakan imajinasi dan bakat yang kreatif. Bentuk soal yang akan dikembangkan yakni
menciptakan hal-hal baru soal uraian yang berpotensi untuk para siswa
menggunakan kemamppuan berpikir kreatif.
METODE Validasi Desain, pada tahap pengembangan,
Jenis penelitian yang digunakan adalah instrumen pemilaian yang telah dibuat diuji
penelitian pengembangan atau Research and kelayakan secara teoritis dengan lembar telaah dan
Development meliputi tahap analisis potensi dan lembar validasi yang akan di nilai oleh ahli evaluasi
masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi yaitu dosen Ekonomi Universitas Negeri Surabaya
desain, uji coba, analisis dan laporan (Sugiyono, serta guru mata pelajaran ekonomi SMA Hang Tuah
2013). Instrumen penilaian divalidasi oleh dosen 1 Surabaya.
ahli evaluasi serta diujicobakan pada 20 peserta Revisi (Perbaikan) Desain, instrumen penilaian
didik kelas X IIS B SMA Hang Tuah 1 kemampuan berpikir kreatif yang dikembangkan
Surabaya.Pengumpulan data menggunakan lebar dan diuji kelayakan secara teoritis terdapat
validasi dan lembar tes kemampuan berpikir kreatif, kesalahan atau kelemahan-kelemahan
hasil reliabilitas, validasi item, taraf kesukaran dan tertentu.Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan
daya pembeda. Kemudian dilakukan analisis perbaikan berdasarkan saran dan arahan dari
kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas X validator serta pembimbing dalam penelitian.
IIS. Uji Coba Produk, uji coba produk dilakukan
Alur pengembangan Instrumen Penilaian dengan memberikan lembar tes penilaian
Kemampuan Berpikir Kreatif KD 3.4 kemampuan berpikir kreatif yang telah
Mendeskripsikan terbentuknya keseimbangan pasar dikembangkan pada peserta didik kelas X IIS di
dan struktur pasar pada penelitian ini adalah: SMA Hang Tuah 1 Surabaya.
Potensi dan Masalah, Adapun potensi yang Analisis, tahap ini dimaksudkan untuk
mendasari penelitian ini adalah diberlakukannya mengetahui kelayakan produk yang telah
Kurikulum 2013 Revisi (Kurikulum 2016) yang dikembangkan.hasil dari uji coba produk dianalisis
sejalan dengan Permendikbud Nomor 21 Tahun menggunakan uji validitas dan reliabilitas instrumen
2016 pasal 3 yaitu salah satu tujuan pendidikan serta daya beda dan tingkat kesukaran item soal.
nasional adalah mengembangkan potensi peserta Laporan, pelaporan hasil penelitian dilakukan
didik agar menjadi manusia yang kreatif, mengingat dalam bentuk sidang yang dihadiri penguji
kemampuan berpikir kreatif sangat diperlukan untuk (penyanggah) dan pembimbing, penelitian serta
meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia di beberapa peserta.Selanjutnya dilakukan pelaporan
lingkup internasional serta untuk menghadapi dunia dalam bentuk tertulis dan publikasi jurnal.
kerja dan perkembangan ilmu pengetahuan dan Desain uji coba dalam penelitian menggunakan
teknologi. Masalah yang menjadi latar belakang Pre-Experimental design (nondesign) dengan model
penelitian ini yaitu pembelajaran ekonomi di salah One-Shot Case Study. Menurut Sugiyono (2013)
satu kelas X IIS SMA Hang Tuah 1 Surabaya menyatakan bahwa model One-Shot Case Study
menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih

197
JUPE. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2018, 195-200

merupakan suatu model penelitian dimana satu memiliki kesejajaran antara skor item tersebut
kelompok diberikan treatment/perlakuanKemudian dengan skor yang diperoleh peserta didik, sesuai
hasilnya diobservasi. dengan pernyataan Arikunto (2015).Berdasarkan
hasil uji coba terdapat 14% atau satu soal
X O
menunjukkan validasi cukup dan 86% atau enam
Gambar 1. Desain Uji Coba soal menunjukkan validasi tinggi. Dengan demikian
Sumber: Sugiyono (2013) semua item soal yang digunakan layak karena telah
Keterangan: memenuhi validasi item soal.
X = Treatment yang diberikan Tingkat kesukaran soal dinyatakan dengan
O = Observasi indeks kesukaran yang diperoleh dari perhitungan
skor rata-rata item soal yang dibandingkan dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN skor maksimum untuk masing-masing item
Hasil dan Pembahasan mengenai Kelayakan soal.Analisis dari tujuh item soal yang
Instrumen Penilaian Kemampuan Berpikir dikembangkan terdapat satu item soal pada kriteria
Kreatif sukar (14%), tidak terdapat item soal pada kriteria
Pengembangan instrumen penilaian mudah (0%) dan selebihnya pada kriteria sedang
kemampuan berpikir kreatif mengacu pada indikator (86%).Soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang
yang telah dikemukakan oleh Munandar.Ruang dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik(Arifin,
lingkup bahasan yang digunakan dalam penelitian 2014), item soal yang memiliki tingkat kesukaran
ini yakni pada materi harga keseimbangan .item soal tinggi dapat digunakan untuk melatih kemampuan
yang dikembangkan berupa soal uraian yang siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang baik
mengacu pada indikator berpikir kreatif. sesuai dengan pemparan Arikunto (2015). Dengan
Instrumen penilaian kemampuan berpikir demikian semua item soal tersebut dinyatakan layak
kreatif telah divalidasi oleh ahli evaluasi sebagai uji atau dapat digunakan.
kelayakan dan setelah dilakukan uji coba yang Item soal dengan kriteria sukar, yakni nomer 7
ditinjau dari kriteria reliabilitas, validasi berisikan pergeseran titik kurva permintaan dan
item.Tingkat kesukaran, dan daya pembeda item penawaran yang menyebabkan pergeseran titik
soal.Djaali dan Muljono (2007) menyatakan keseimbangan, hasil yang menunjukkan sebagian
reliabilitas suatu item menunjukkan sejauh mana peserta didik tidak dapat menjawab soal dengan
hasil suatu pengukuran dari instrumen tersebut dapat benar karena memang belum pernah dilakukan
dipercaya. Hasil perhitungan reliabilitas instrumen percobaan tersebut dalam pembelajaran. Item soal
penilaian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa nomor 7 menuntut penggunaan kemampuan berpikir
instrumen penilaian tersebut reliabel, yakni sebesar original dan flexibel atau luwes.
0,95803. Dengan demikian, instrumen penilaian Daya pembeda soal ditentukan dengan
kemampuan berpikir kreatif dapat dikatakan mampu koefisien daya pembeda berdasrkan skor peserta
memberikan konsistensi dalam pengukuran didik yang telah dikelompokkan dalam kelas atas
kemampuan peserta didik.Menuruh Suharsimi dan kelas bawah.Berdasarkan hasil uji coba terdapat
(2009) item soal yang reliabel memberikan hasil 0% atau tidak ada soal pada kriteria daya pembeda
yang konsisten. Instrumen yang dikembangkan juga kurang baik,14% item soal pada kriteria daya
dipercaya mampu memberikan hasil yang sama saat pembeda cukup, 57% item soal pada kriteria Baik
digunakan pada waktu yang berbeda sebab telah dan 29% item soal pada kriteria Sangat Baik.
dinyatakan reliabel, sejalan dengan Arifin (2012) Sehingga dapat dikatakan semua item soal tersebut
yang memaparkan bahwa suatu tes yang reliabel dapat diterima atau layak digunakan.Hal ini
akan memberikan hasil yang sama saat diteskan di dikarenakan semakin tinggi koefisien daya pembeda
waktu yang berbeda suatu item soal, semakin mampu item soal tersebut
Nilai validitas item diperoleh dari perhitungan membedakan anatara peserta didik yang menguasai
menggunakan rumus korelasi product moment kompetensi dengan peserta didik yang kurang
berdasarkan hasil skor peserta didik pada tiap butir menguasai kompetensi (Arifin 2014).Berdasarkan
soal dan skor total yang diperoleh. Pengujian pemaparan tersebut, soal yang baik adalah soal yang
instrumen penilaian yang dilakukan memberikan memiliki koefisien daya pembeda cukup
hasil validitas dengan kriteria mulai dari kriteria tinggi.Instrumen penilaian yang dikembangkan
cukup hingga tinggi.Item soal yang dinyatakan diujicobakan pada dua puluh peserta didik, sehingga
layak berdasarkan validitas item berarti telah

198
Pengembangan Instrumen Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif …, Volume 06 Nomor 03 Tahun 2018

jumlah peserta didik dalam kelompok kelas atas dan Baik, dimana siswa memiliki kemampuan berpikir
kelas bawah masing-masing adalah sepuluh peserta sangat kreatif dan nilai yang diperoleh lebih dari
didik. 80.Dua siswa pada kategori berpikir kreatif Baik
Item soal yang layak adalah item soal yang memiliki kemampuan berpikir kreatig dan nilai yang
memenuhi keempat kriteria kelayakan empiris, diperoleh diatas 60.Empat siswa pada kategori
yakni reliabilitas, validitas item, tingkat kesukaran Cukup Baik memiliki kemampuan berpikir kreatif
dan daya pembeda.Hal ini dikarenakan kempat memperoleh nilai lebih dari 40 sedangkan siswa
kriteria saling mempengaruhi, sehingga jika ada yang berada pada kategori cukup baik tetapi
salah satu criteria tidak terpenuhi oleh suatu item memiliki kemampuan cukup kreatif memperoleh
soal, mak item soal tersebut tidak dapat dikatakan nilai dibawah 40.Siswa yang mendapatkan kategori
layak.Hasil yang diperoleh yakni seluruh item soal sangat kurang kreatif memiliki kemampuan berpikir
memenuhi empat kriteria kelayakan empiris kurang kreatif dan hanya memperoh nilai dibawah
sehingga dinyatakn layak. 20.
Kemampuan berpikir kreatif peserta didik
Hasil dan Pembahasan Kemampuan Berpikir yang masih kurang dikarenakan SMA Hang Tuah 1
Kreatif Siswa Surabaya masih dalam penyesuaian penerapan
Item soal yang telah layak, kemudian Kurikulium 2013, sehingga belum sepenuhnya
digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan diterapkan dalam pembelajaran. Begitu pula dengan
berpikir kreatif peserta didik. Hasil kemampuan kemampuan berpikir kreatif yang belum diterapkan
berpikir kreatif peserta didik disajikan dalam Tabel dalam proses pembelajaran secara langsung, hanya
1 tersirat seperti berpikir original dengan guru
Tabel 1 Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif memberi soal yang memicu jawaban yang berbeda
JUMLAH dari peserta didik, namun belum terararah untuk
KRITERIA PRESENTASE
SISWA mengajak peserta didik memikirkan jawaban yang
Sangat Baik 3 15% berasal dari pemikiran peserta didik.

Baik 2 10%
KESIMPULAN DAN SARAN
Cukup 7 35%
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
Kurang Baik 4 20%
Hasil uji kelayakan instrumen penilaian
Sangat Kurang 4 20% kemampuan berpikir kreatif ekonomi yang
Baik dikembangkan pada kriteria validasi materi,
Jumlah 20
konstruksi dan bahasa kriteria validasi terdistribusi
Sumber: Data diolah peneliti (2018) pada seluruh soal, serta hasil uji kelayakan
Berdasarkan hasil tersebut,terdapat 20% siswa instrumen penilaian kemampuan berpikir kreatif
dalam kategori kurang baik dan 20% siswa dalam ekonomi yang dikembangkan menghasilkan 7 dari 7
kategori sangat kurang baik pada soal yang diujikan. item soal atau 100% item soal yang dikembangkan
Sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa masih diterima (layak digunakan) dan hasil kemampuan
perlu ditingkatkan.Item-item soal yang digunakan berpikir kreatif berada pada kategori cukup.
sebagai dasar penentu kemampuan berpikir kreatif Saran
siswa adalah item soal yang telah layak, dimana jika Instrumen penilaian kemampuan berpikir
dilihat dari kualitas tingkat kesukaran kreatif yang dikembangkan dapat digunakan sebagai
sedang.Namun pada perolehan hasil peserta didik alat evaluasi dalam pembelajaran, namun masih
diperoleh hasil dengan kriteria cukup.Kriteria diperlukan penelitian serupa pada bahasan materi
tersebut menandakan skor yang diperoleh peserta harga keseimbangan dan disertai telaah lebih dalam
didik dibawah rata-rata padahal item soal berada terkait aspek bepikir kreatif.Selain itu,
pada criteria sedang.Penentuan criteria pada hasil diperlukanpenelitian lebih lanjut terkait
peserta didik didasarkan pada nilai ketuntasan mata pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan
pelajaran ekonomi sessuai dengan kurikulum 2012, berpikir kreatif.
yakni dengan batas ketuntasan minimum 75.Nilai DAFTAR PUSTAKA
peserta didik pada rentang 75 ke bawah (dari 0-100), Arifin, Z. (2014). Evaluasi pembelajaran: prinsip,
termasuk dalam kriteria cukup hingga kurang. teknik, prosedur. Bandung: PT Remaja
Hasil kemampuan berpikir kreatif terdapat Rosdakarya
tiga siswa pada kategori berpikir kreatif Sangat

199
JUPE. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2018, 195-200

Arikunto, Suharsimi. (2015). Dasar-dasar evaluasi


pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Djaali, & Muljono, P. (2007). Pengukuran dalam
Bidang Pendidikan.Jakarta: PT Grasindo
Ismaimuza, D. (2010). Kemampuan Berpikir kritis
dan Kreatif Matematis Siswa SMP melalui
Pembelajaran Berbasis Masalah dengan
Strategi Konflik Kognitif. Disertasi Doktor
pada SPS UPI
Kemendikbud. Lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
Kemendikbud. Salinan Permendikbud Nomor 23
Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian
Pendidikan
Maliga, I. (2013). Pengembangan dan Analisis Soal
Larutan Penyangga Berdasarkan Open
Ended Problem untuk Mengukur
Kemampuan berpikir Kreatif Siswa.
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Mardapi, D. (2012). Pengukuran Penilaian &
Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Nuha
Medika
Moma, L. (2015). Pengembangan Instrumen
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
untuk Siswa SMP. Jurnal Matematika
DanPendidikan Matematika, 4(1), 27–41.
Munandar, U. (2012). Pengembangan Kreativitas
Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Rahimi, A. & Hematiyan, N. (2012). Do you have a
creative class A yardstick to assess creativity
level of EFLclassrooms. Global Journal of
Foreign Language Teaching, 2(1), 08-12.
Siregar, I. (2012). Menerapkan Pendekatan Model-
eliciting Activities untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
siswa SMP.Jurnal Pendidikan
MatematikaSigma Didaktika UPI Bandung. 1
(1).
Siswono, Y. (2008). Identifikasi Proses Berpikir
Kreatif dalam Pengajuan Masalah (Problem
Possing) Matematika. Berpandu dengan Model
WallasdanCreative ProblemSolving (CPS).
Makalah. Jurusan Matematika.FMIPA. Unesa.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Widoyoko, Eko Putro. (2012).
TeknikPenyusunanInstrumenPenelitian.
Yogyakarta: PustakaPelajar

200

Anda mungkin juga menyukai