Anda di halaman 1dari 3

 NAMA BUDAYA : BUDAYA DUAN DAN LOLAT KABUPATEN KEPULAUAN TANIMBAR

 MENDESKRIPSIKAN HAKEKAT BUDAYA :

Istilah Duan berasal dari kata “Ndrue” yang artinya tuan, raja, pemimpin dan penguasa. Dalam strata
sosial Duan ini selalu pada posisi di atas dari pada Lolat. Dalam segala hal Duan sebagai pemegang nafas
Lolat artinya Duan merupakan asal segala hidup, pemberi hidup. Dalam hubungannya dengan manusia
satu sama lain (laki-laki dan perempuan), Duan ini dimaksudkan sebagai perempuan yang merupakan
lambang dari kehidupan, kesuburan yang dalam bahasa Tanimbar disebut “Ompak Ain” yang artinya
tempat tanah. Dalam konteks perkawinan Duan adalah pemberi perempuan artinya Duan memiliki
perempuan, jika perempuan itu hendak menikah maka Duan ini akan memberikan perempuan itu
kepada seorang yang mau menjadi suaminya. Sedangkan kalau perempuan itu sudah menikah maka
saudara laki-laki dari perempuan (pihak keluarga perempuan) akan berstatus sebagai Duan bagi
suaminya (pihak keluarga laki-laki).

 Tugas Dan Tanggung Jawab Duan

Berdasarkan etimologi Duan tadi maka dapat diungkapkan maksud tugas dan tanggung jawabnya.
Adapun tugas dan tanggung jawab Duan:

 Sebagai pelindung

Duan ini selalu melindungi lolat dalam segala hal dalam bahasa Tanimbar disebut “Teter Lere” yang
artinya melindungi dari panas dan hujan. Biasanya kalau lolat sedang mengalami masalah maka Duan
akan berperan melindunginya.

 Sebagai pemelihara

Duan ini selalu memelihara lolat dalam hal apa saja, dia pemberi hidup, dia yang menghidupi lolat, justru
itu Duan yang memegang nafas lolat karena dia yang memberi hidup sehingga lolat selalu hati-hati kalau
Duan marah karena kalau Duan marah maka lolat akan dapat akibatnya.

Kalau dalam proses adat berlangsung maka Duan ini memberi makanan kepada Lolat (sebagai
pemelihara) dan memberi kain kepada lolat (sebagai pelindung). Intinya Duan ini selalu membawa hal-
hal yang berjenis perempuan kepada Lolat.
Istilah Lolat artinya hamba. Dalam strata sosial Lolat ini selalu pada posisi di bawah dari pada Duan.
Dalam segala hal Lolat ini selalu bergantung hidup pada Duan, apalagi kalau dia sedang mengalami
masalah, yang menjadi tempat berteduh, sandaran hidupnya adalah Duan. Dalam hubungannya dengan
manusia satu sama lain, Lolat ini dimaksudkan sebagai laki-laki yang siap bekerja membantu Duan yang
dalam bahasa Tanimbar disebut “Udan Ain” yang artinya tempat hujan. Dalam konteks perkawinan
Lolat adalah penerima perempuan artinya perempuan yang diberikan oleh Duan. Kalau laki-laki itu
menikah dengan perempuan pemberi Duan tadi maka laki-laki itu bersama keluarganya akan menjadi
Lolat bagi perempuan itu dan keluarganya.

 Tugas Dan Tanggung Jawab Lolat

Berdasarkan etimologi Lolat tadi, maka dapat diungkapkan maksud tugas tanggung jawab Lolat. Adapun
tugas dan tanggung jawab Lolat:

 Mengabdi kepada Duan

Sudah sepantasnya kalau kita sudah ditolong maka kita juga harus menolong. Saling menghargai dan
menolong adalah bentuk kerja sama yang baik di antara Duan dan Lolat sehingga sebagai balasannya
Lolata bekerja membantu Duan.

Kalau dalam proses adat berlangsung maka Lolat ini memberi sopi dan sumbat/penutup botol (tuke dan
snyingat) dan ikan/daging kepada Duan. Dia yang menuang sopi untuk Duan minum, membagi-bagi
makanan kepadan Duan untuk makan. Intinya Lolat ini selalu membawa hal-hal yang berjenis laki-laki
kepada Duan.

 Adapun kekuatan budaya Duan dan Lolat

Budaya Duan dan Lolat dalam masayarakat Tanimbara sangat kental ketika terjadi suatu konflik antar
kampung atau suatu pertemuan tertentu. Biasanya dalam penyelesaian suatu konflik tertentu, Duan dan
Lolat ini sangat mempunyai peranan karena mampu menyelesaikan masalah dan mampu mempererat
kekerabatan.

 MENGAPA BUDAYA DUAN DAN LOLAT DI USULKAN MENJADI IDENTITAS NASIONAL


Karena dalam budaya Duan dan Lolat memiliki nila-nilai kepribadian bangsa Indonesia contohnya :

 Selalu dan ingin membantu dan menolong siapa saja yang lemah walaupun saya pribadi
mengalami kekurangan

 Selalu dan ingin melindungi siapa saja yang tidak berdaya, yang merasa tidak mempunyai
sandaran hidup

 Mempunyai sikap rendah hati walaupun memiliki kelebihan

 Solider dengan orang lain, ingin terlibat dalam hidup kebersamaan dengan orang lain,mampu
beradaptasi dengan orang lain

 Rasa memiliki orang lain sebagai saudara dan sahabat

 Taat kepada perintah, menghormati dan menghargai orang lain yang lebih tua

 Rajin bekerja, melayani dan membantu orang lain

 TANTANGAN DARI BUDAYA DUAN DAN LOLAT

Apakah budaya Duan dan Lolat bisa tetap eksis dan masih dipakai saat ini ?

 SOLUSI SEBAGAI PELAKSANA BUDAYA DUAN DAN LOLAT DALAM MENGHADAPI


TANTANGAN TERSEBUT

Kita sebagai generasi muda penerus bangsa harus mempertahankan kebudayaan Duan dan Lolat agar
tidak pudar tertelan zaman, dan menjadikan budaya tersebut menjadi warisan leluhur kita.

Anda mungkin juga menyukai