Julius Lopulalan
Pengujian ini bertujuan untuk membuat suatu distribusi ukuran agregat dalam bentuk
grafik yang dapat memeperlihatkan pembagian butir (gradasi) suatu agregat dengan
menggunakan saringan
1. Pendahuluan
Batu pecah dan batu alam secara teoritis terbagi atas dua grup, yakni agregat kasar dan
halus. Pemisah dari dua grup ini adalah ukuran saringan No.4(4,75 mm) dimana di atas
ukuran ini disebut kasar dan di bawahnya adalah halus Bs 32, 1973). Di laboratorium
pembagian ini diperbanyak, misalnya untuk keperluan spesifikasi campuran beton
menggunakan empat zona gradasi, untuk keperluan perkerasan digunakan tiga zona gradasi
atau lebih dikenal fraksi agregat, yakni agregat kasar, agregat sedang, dan agregat halus.
Penentuan gradasi agregat terbagi atas dua cara yaitu :
Cara grafis yaitu data hasil analisis saringan diplot dalam garafik semi logaritma,
dimana sumbu X menunjukkan parameter diameter saringan dalam skala logaritma
dan sumbu Y menunjukkan parameter persentase( %) lolos saringan. Hasilnya lebih
bersifat visual. Dari pola kurva yang terbentuk dapat kita lihat:
Gradasi agregat yang bersifat well graded, poor graded/single Sized, atau gap
graded.
Persentase (Y6) agregat kasar, sedang dan halus pada sumber agregat tersebut
dengan kombinasi analisa saringan.
Cara Analitis yaitu dengan membuat suatu parameter koefisien
keseragaman/uniformity coefficient (CU) dan parameter kurvatur/ curvature
coefficient(CZ).Hasilnya lebih bersifat eksak Persamaan parameter dapat dilihat
sebagai berikut:
CU =
Angka CU yang kecil menandakan agregat tersebut kurang lebih seragam. Bersama dangan
CZ dan CU dapat diklasifikasikan gradasi agregat yaitu :
CZ7>35 dan CU < 6 well graded
CZ>15 dan CU<6 medium graded
CZ<15 dan CU<6 poorly graded/ uniformly graded
CZ>15 danCU<6 gap graded
Karakteristik gradasi tersebut merupakan ciri khas yang menandai suatu Campuran beraspal,
misalnya well gradedicontinuous graded sebagai ciri khas LASTON (Lapisan Aspal Beton ),
gap graded sebagai ciri khas HRA ( Hor Rolled 4sphalt ), yang masing-masing mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Poor graded dihindari karena sifat interlocking-nya yang kurang
baik.
Siapkan Agregat Halus, sedang dan kasar dengan Pemasangan susunan saringan sesuai
berat tertentu.
Persiapan Benda Uji
Persiapan Peralatan
P: Saringan,Timbangan dan Talang
C: Dilakukan terpisah P : saringan
C : Ukuran saringan terbesar di atas
metode AASTHO, ASTM, BS
Benda uji disaring dalam susunan saringan secara manual atau dengan mesin
P : Saringan, sieve shaker, kuas, sikat kuningan
C : Waktu pengguncangan dengan mesin 15 menit
Penghujian
Pencatatan data
C : Data dicatat sebagai jumlah berat tertahan setiap saringan
Perhitungan dan
Pelaporan data
P : Peralatan
C : Catatan
Langkah-langkah Pengujian :
1. Sampel dikeringkan di dalam oven dengan suhu 110 & 5”C sampai berat tetap.
2. Yang dimaksud dengan berat tetap adalah keadaan berat benda uji selama 3 kali proses
penimbangan dan pemanasan dalam oven dengan selang waktu 2 jam berturut-turut,
tidak akan mengalami perubahan kadar air ≥ 0.1 %.
3. Sampel disaring dengan susunan saringan dimana ukuran saringan paling besar
ditempatkan paling atas.
4. Saringan diguncang manual atau dengan mesin pengguncang selama 15 menit.
Tanggal :
Dikerjakan Oleh :
Jenis Contoh :
Sumber Contoh :
10 1" 0 0 0 100
9 3/4" 650.12 650.12 10.48 89.52
8 1/2" 1931.72 2581.84 41.62 58.38
7 3/8" 621.48 3203.32 51.64 48.36
6 4 631.17 3834.49 61.81 38.19
5 8 552.48 4386.97 70.72 29.28
4 30 341.48 4728.45 76.23 23.77
3 50 274.00 5002.45 80.64 19.36
2 100 419.60 5422.05 87.41 12.59
1 200 372.57 5794.62 93.41 6.59
0 Pan 408.65 6203.27 100 0
10 1" 0 0 0 100
9 3/4" 0 0 0 100
8 1/2" 0 0 0 100
7 3/8" 0 0 0 100
6 4 562.03 562.03 14.44 85.56
5 8 776.38 1338.41 34.38 65.62
4 30 664.65 2003.06 51.46 48.54
3 50 424.54 2427.60 62.36 37.64
2 100 577.35 3004.95 77.19 22.81
1 200 404.84 3409.79 87.59 12.41
0 Pan 482.93 3892.72 100 0
Metode ini merupakan adaptasi langsung dari metode campuran metode Asphalt
Institute (AI) untuk penggunaan di Indonesia. Sebagaimana halnya metode AI, maka cakupan
metode ini adalah untuk perencanaan campuran panas dengan gradasi agregat menerus yang
disebut sebagai Lapis Aspal Beton (LASTON). Dalam aplikasinya, campuran laston dapat
digunakan sebagai lapis permukaan, levelling course, dan binder atau intermediate course.
Dalam terminologi perkerasan di Indonesia, dikenal juga jenis campuran Laston Atas
dan Laston Bawah. Laston Atas adalah Lapis Aspal Beton yang digunakan sebagai material
Lapis Pondasi dan termasuk sebagai Base Course (Amerika Serikat) atau Road Base
(Inggris). Sementara itu Laston Bawah adalah lapis aspal beton yang digunakan sebagai
material pondasi bawah yang dipasang di atas tanah dasar. Kedua jenis laston ini (Laston Atas
dan Laston Bawah) berbeda Cengan jenis Laston yang dibahas ini.
2. Spesifikasi Material
Untuk agregat kasar sangat disarankan menggunakan batu pecah atau kerikil pecah
yang bersih, kering kuat, dan awet serta bebas dari bahan organik, asam, dan bahan lain yang
mengganggu.
Campuran laston, jika diperlukan dapat menggunakan bahan pengisi (filler) dimana bahan
tersebut harus terdiri dari abu batu, abu batu kapur, kapur padam, portland cement, atau bahan
non plastis lainnya. Gradasi bahan pengisi adalah sebagai berikut :
Ukuran Saringan Presentase berat yang lolos (%)
No. 30 (0,590 mm) 100
No. 50 (0,279 mm) 95 – 100
No. 100 (0,149 mm) 90 – 100
No. 200 (0,074 mm) 65 – 100
100
100
100
100
90-
-
-
(25.4 mm)
3/4"
100
100
100
100
100
100
100
100
80-
82-
85-
85-
-
-
(19.1 mm)
72-90
1/2"
100
100
100
100
100
100
75-
80-
80-
-
-
(12.7 mm)
60-85
70-90
60-80
65-80
56-78
74-92
3/8”
100
100
75-
80-
-
(9.52 mm)
No. 4
35-55 35-55 55-75 50-70 48-65 52-70 54-72 62-80 45-65 38-60 48-70
(9.52 mm)
No. 8
20-35 20-35 35-50 35-50 35-50 40-56 42-58 44-60 34-54 27-47 33-53
(2.38 mm)
No. 30
10-22 10-22 18-29 18-29 19-30 24-36 26-38 28-60 20-35 13-28 15-30
(0.59 mm)
No. 50
(0.279 6-16 6-16 13-23 13-23 13-23 16-26 18-28 20-30 16-26 9-20 10-20
mm)
No. 100
(0.149 4-12 4-12 8-16 8-16 7-15 10-18 12-20 12-20 10-18 - -
mm)
No. 200
(0.074 2-8 2-8 4-10 4-10 1-8 6-12 6-12 6-12 5-10 4-8 4-9
mm)
Keterangan :
Nomor campuran I,III,IV,VI,VII,VIII,IX,X, dan XI digunakan untuk lapisan
permukaan.
Nomor campuran II digunakan untuk lapis permukaan, perata (lavelling), dan lapis
antara (binder).
Nomor campuran V digunakan untuk lapis permukaan dan lapis antara.
3. Perencanaan Campuran
Persiapan Material : Kadar aspal optimum untuk laston umumnya berkisar aa ai ha
antara 476 sampai 7”o terhadap berat campuran. Dalam menentukan kadar aspal Optimum
dengan menggunakan pengujian Marshall, maka diperlukan sedikitnya enam variasi kadar
aspal dengan kenaikan /4 6. Setiap nilai kadar aspal diperlukan minimal tiga sampel atau
spesimen Marshall, sehingga untuk mencari kadar aspal optimum diperlukan setidaknya 18
sampel. Berat satu sampel Marshall adalah sekitar 1200 gr agregat dan secara umum maka
diperlukan sekitar 23 kg agregat dan sekitar 4 kg sampai 5 Kg aspal.
A. Perlengkapan
Tiga buah cetakan benda uji dari logam yang berdiameter 10,16 cm dan tinggi 7,62
cm, lengkap dengan pelat alas dan leher sambung.
Mesin penumpuk manual atau otomatis lengkap dengan :
Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbak rata yang berbentuk silinder,
dengan berat 4,536 kg dan tinggi jatuh bebas 45,7 cm
Landasan pemadat terdiri dari balok kayu (jati atau yang sejenis) berukuran 20,32
x 20,32 x 45,72 cm dilapisi dengan pelat baja berukuran 30,48 x 30,48 x 2,54 cm
dan dijangkarkan pada lantai beton di keempat bagian sudutnya.
Pemegang cetakan benda uji Alat pengeluar benda uji, untuk mengeluarkan benda uji
yang sudah dipadatkan dari dalam cetakan benda uji dipakai sebuah alat ekstruder
yang berdiameter 10 cm.
Alat Marshall lengkap dengan :
Kepala penekan (breaking head) berbentuk lengkung.
Agar pencampuran dan pemadatan dapat menghasilkan campuran yang baik, maka
salah satu syaratnya adalah kekentalan aspal harus cukup sedemikian sehingga peran aspal
dalam proses ncam uran dan pemadatan da at maksimal. Metode AI menyarankan bahwa pada
saat pencampuran kekentalan (viskositas) kinetis aspal adalah 170 ± 20 centistoke dan untuk
dibutuhkan viskositas kinetik aspal sebesar 280 ± 30 centistokes. Nilai kekentalan ini dapat
dicapai pada rentang suhu tertentu yang sering disebut Sebagai suhu pencampuran dan suhu
pemadatan. Kedua rentang suhu ini dicari dicari dengan menggunakan grafik hubungan antara
suhu dengan viskositas yang dapat dikembangkan untuk setiap jenis aspal.
1. Keringkan agregat pada suhu 105 - 110ºC minimum selama 4 jam, keluarkan dari alat
pengering (oven) dan tunggu sampai beratnya tetap.
2. Pisah - pisahkan agregat ke dalam fraksi-fraksi yang dikehendaki (sesuai spek) dengan
cara penyaringan.
3. Siapkan bahan untuk setia benda uji yang diperlukan yaitu agregat sebanyak ± 1200
gram sehingga menghasilkan tinggi benda uji kira - kira 63,5 mm ± 1,27 mm.
4. Pencampuran agregat agar sesuai dengan gradasi yang diinginkan dilakukan dengan
cara mengambil nilai tengah dari batas spek. Untuk memperoleh berat agregat yang
diperlukan dari masing-masing fraksi untuk membuat satu benda uji adalah dengan
mengalikan nilai tengah tersebut terhadap total berat agregat.
5. Panaskan panci pencampur beserta agregat kira - kira 28ºC di atas suhu pencampuran
untuk aspal padat, bila menggunakan aspal cair pemanasan sampai 14ºC di atas suhu
pencampuran.
6. Tuangkan aspal yang sudah mencapai tingkat kekentalan sebanyak yang dibutuhkan
ke dalam agregat yang sudah dipanaskan tersebut, kemudian aduklah dengan cepat,
dengan tetap mempertahankan masih dalam rentang Suhu pemadatan sampai agregat
terselimuti aspal secara merata.
7. Sementara itu, atau sebelumnya, perlu disiapkan alat untuk memadatkan, yaitu dengan
membersihkan perlengkapan cetakan benda uji serta bagian muka Penumbuk dengan
seksama dan panaskan sampai suhu antara 93,3 - 148,9ºC.
8. Letakkan cetakan di atas landasan pemadat dan tahan dengan pemegang cetakan.
9. Letakkan selembar kertas saring atau kertas penghisap yang sudah digunting menurut
ukuran cetakan ke dalam dasar cetakan.
10. Masukkan seluruh campuran ke dalam cetakan dan tusuk – tusuk campuran keras –
keras dengan spatula yang dipanaskan sebanyak 15 kali keliling pinggirnya dan 10
kali di bagian tengahnya.
11. Siapakan alat pemadat dan lakukan pemadatan dengan menumbuk spesimen dengan
jumlah tumbukan sebanyak 35, 50 atau 75 yang disesuaikan dengan lalu lintas yang
direncanakan.
12. Tumbukan dilakukan dengan tinggi jatuh 457,2 mm dan selama pemadatan harus
diperhatikan agar kedudukan sumbu palu pemadat selalu tegak lurus pada alas
catakan.
13. Lepaskan alat alas berikut leher sambung dari cetakan benda uji, kemudian cetakan
yang berisi benda uji dibalikkan dan pasang kembali pelat alas berikut leher sambung
pada cetakan yang dibalikkan tadi. Lakukan penumbukan bagi dengan jumlah yang
sama.
14. Lepaskan keping alas dan didinginkan sampai diperkirakan tidak akan terjadi
Perubahan bentuk jika benda uji dikeluarkan dari mold. Untuk mempercepat Proses
pendinginan, dapat digunakan kipas angin. Proses pendinginan biasanya dilakukan
sekitar 2-3 jam.
15. Keluarkan benda uji atau spesimen Marshall dari mold dengan hati - hati dan
kemudian letakkan spesimen permukaan yang rata dan biarkan sampai benar - benar
dingin. Sebaiknya didiamkan pada suhu ruang selama 24 jam.
Analisa Data
Koreksi nilai stabilitas perlu dilakukan jika tinggi benda uji tidak sama dengan 63,5
mm(2 ½”) denga menggunakan tabel koreksi (lihat tabel koreksi)
Hitunglah nilai rat-rata mewakili setiap nilai kadar aspal untuk nilai stabilitas, flow,
stabilitas/flow, berat isi campuran, VIM, VMA dan VFA.
Berdasarkan kriteria perencanaan maka suatu nilai kadar aspal atau rentang nilai kadar
aspal yang sedemikian rupa sehingga memnuhi kriteria yang ada.
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :
Stablitas (Kg)
16,00 300,00
VIM(%)
250,00
15,50
200,00
15,00 150,00
100,00
14,50
50,00
14,00 0,00
5,00 5,50 6,00 6,50 7,00 5,00 5,50 6,00 6,50 7,00
Kadar Aspal (%) Kadar Aspal (%)
30,50 4,00
Flow (mm)
VMA(%)
3,00
30,00
2,00
29,50 1,00
29,00 0,00
5,00 5,50 6,00 6,50 7,00 5,50 6,00 6,50 7,00 7,50
Kadar Aspal (%) Kadar Aspal (%)
140,00
50,00
120,00
49,00
100,00
VFB (%)
48,00
80,00
47,00
60,00
46,00
40,00 45,00
20,00 44,00
0,00 43,00
5,00 5,50 6,00 6,50 7,00 5,00 5,50 6,00 6,50 7,00
Kadar Aspal (%) KAdar Aspal (%)