1
Masalah Pemancangan Tiang
Parameter Tanah Sebelum Pemancangan Tiang
2
Explorasi Geoteknik:
Informasi Geofisik Uji
Pemboran dan Coring Laboratorium
Awal Pengambilan Sampel
In-Situ Test
Metode Metode
Analitik: Analisis
Teori Elastisitas Geoteknik: Numerik:
Metode Elemen Hingga
Teori Plastisitas Judgment
Metode Beda Hingga
Keseimbangan Batas Perhitungan Manual
Simulasi Komputer
Solusi dengan Kurva
Pengalaman
Solusi Geoteknik
Aman
Layak
Ekonomis
3
Setup pada Tanah Pasiran
Tiang Pancang
• Displacement Pile
Karakteristik Pasir
• Permeablitas (k) tinggi
• Kepadatan (Dr)
Mekanisme Perubahan Kuat Geser Pasir:
• Reposisi partikel pasir
• Pecahnya butiran pasir
• Pemadatan
4
Setup pada Tanah Pasiran
Pasir lepas
• Tekanan air pori ekses terdisipasi
• Ketiga mekanisme terjadi
Pasir padat
• Dilasi lokal
• Muncul tekanan air pori ekses negatif
• Tegangan Geser meningkat Kesulitan
pemancangan
5
Setup pada Tanah Pasiran
Daya dukung tiang terkait dengan disipasi air
pori (fungsi waktu) dan jenis tanah
Laju peningkatan daya dukung terhadap
waktu pada tanah pasir disebut SETUP
Setup sangat berhubungan erat dengan
peningkatan gesekan selimut tiang (Lukas &
Bushell, 1989; Chow et al, 1998; Bullock,
1999; Fellenius et al, 2000)
6
Pengukuran Daya Dukung Tiang
Minimum 2 kali pengukuran
Pertama : Akhir pemancangan tiang
Kormuka (2004)
‘relatif lama’
Tan et al (2004) di
atas 24 jam
7
Rumusan Empirik Laju Setup
Umumnya laju setup linear terhadap logaritma
waktu
Denver & Skov (1988)
t
Q(t ) Q0 1 A log
t0
t = waktu yang ditinjau setelah akhir tiang dipancang
t0 = waktu initial yang berhubungan dengan Q0
Q(t) = daya dukung tiang waktu t
Q0 = daya dukung waktu t0
A = konstanta = 0.2 untuk pasir (Denver & SKov, 1988)
0.2 – 1.0 (Long et al, 1999)
8
Rumusan Empirik Laju Setup
Svinkin (1996)
Berdasarkan hasil 5 buah uji pembebanan tiang
pancang beton pada pasir padat
9
Rumusan Empirik Laju Setup
Bogard & Matlock (1990), Tan et al (2004)
Qt 2 0.2T50 t 2 T50 t1
Qt1 0.2T50 t1 T50 t 2
dengan
t1 dan t2 = waktu yang ditinjau setelah akhir tiang dipancang (hari)
Qt1 dan Qt2 = daya dukung tiang pada t1 dan t2
T50 = konstanta matching curve
10
Rumusan Empirik Laju Setup
Tan et al (2004)
Daya dukung akibat setup meningkat 3 – 4
kali terhadap daya dukung awal
11
STUDI KASUS
TUJUAN
Uji sensitivitas daya dukung tiang
berdasarkan metode konvensional terhadap
parameter tanah sebelum dan sesudah
tiang dipancang
Analisis balik laju setup menggunakan hasil
uji pembebanan tiang untuk menentukan
koefisien β
12
STUDI KASUS
Uji lapangan (September-Oktober 2002) :
SPT
CPT
DMT
Uji laboratorium
Indeks properti
Analisis saringan
Uji triaksial
13
STUDI KASUS
Tiang Pancang
Dimensi 35 cm x 35 cm
Panjang 6.0 m
Instalasi 18 September 2003
14
STUDI KASUS
Pengujian Tiang Skala Penuh (Kentledge System)
Pengujian hingga failure
Tanggal 27 Juli 2004
Beban, Q (ton)
0 50 100 150 200
0
10
20
30
S 40
(mm)
50
Uji Pembebanan Tiang
60
70
80
90
15
100
STUDI KASUS
Tiang Bor
Tiang Pancang
CFA
16
2.00 2.00
DMT 2
DMT 7
CPT 7
C2 T2
1.75
A E7
E8
2.00
4.00
T1 CPT 2
B E5
E6
2.00 CPT 9
DMT 9
S4 + SPT
4.00 CPT 5 C1 LOKASI
STUDI
Tiang Pancang
35 x 35 cm2
C E3
E4
DMT 8
CPT 8
DMT 6
4.00 E9
CPT 3
D E1
E2
2.20
S5 + SPT
Keterangan :
CPT = sondir E0
DMT = dilatometer
S = pemboran teknik CPT 6
SPT = standard penetration test
17
18
STUDI KASUS
Parameter Desain
Kondisi Sebelum Pemancangan
Kondisi Setelah Pemancangan
19
N60
0 10 20 30 40
0
4
Kedalaman
8 S1
S3
9 S4
S5
10
Pemancangan Tiang)
q c (kg/cm 2)
0 5 10 15 20
0
4
Kedalaman
7
Seb elum d ip ancang
8
Setelah d ip ancang
10
21
Hubungan qc terhadap Kedalaman Tanah
Modulus Dilatometer, Ed (kg/cm2 ) Indeks Tegangan Horisontal, Kd Indeks M aterial, Id
0.0
1.0 1.0
1.0
2.0 2.0
2.0
3.0 3.0
3.0
Kedalaman (m)
Kedalaman (m)
Kedalaman (m)
4.0 4.0
4.0
5.0 5.0
5.0
6.0 6.0
6.0
7.0 7.0
7.0
22
Hasil Uji Dilatometer
Tiang Pancang: 0.35 m x 0.35 m
Ep = 3,9.105 kg/cm2
-1.0 m
0.0 m
Medium Sand
N60 = 13
Dr = 45% (Skempton, 1986)
= 32 o (Skempton, 1986)
= 1.79 t/m3
= 0.320
5.0 m
Dense Sand
N60 = 27 = 37 o (Skempton, 1986)
Dr = 45% (Skempton, 1986) = 1.90 t/m3
= 0.320
7.5 m
m.a.t 9.0 m
23
Parameter Desain
Beban, Q (ton)
0 50 100 150 200
0
10 Sesudah
20
Sebelum
30 Model Coyle & Castello (1966)
Penurunan (mm)
40
50
Uji Pembebanan Tiang
60
70
80
90
100
24
Model Coyle & Castello (1966)
Prediksi Daya Dukung
Daya Dukung Ultimit (ton)
Metode Parameter Tanah Parameter Tanah
Sebelum Dipancang Setelah Dipancang
Metode Konvensional (Hasil Uji Laboratorium)
Meyerhoff ( 1976) dan Tomlinson (1986) 66.7 N/A*
Berdasarkan Data SPT
Meyerhoff (1956) 160.8 198.6
Schmertmann (1967) 133.0 162.5
Berdasarkan Data CPT
Schmertmann – Nottingham (1975) 97.8** 121.8***
Metode Transfer Beban
Coyle & Castello (1966) 139.4 149.0
Catatan :
*Nilai β berubah akibat setup ** Tanggal 23 Mei 2003 *** Tanggal 25 September 2003
25
30
Metode Decourt (1999)
25
20
Q/s (ton/mm)
15
10
1
Qu = 159 ton
5
C1
0
0 50 100 150 200
Q (ton)
26
Interpretasi Hasil Uji Pembebanan Tiang Metode Decourt (1999)
Studi Kasus
Hasil Interpretasi Hasil Uji Pembebanan Tiang
Metode Daya Dukung Ultimit (ton)
Davisson (1972) 132
De Beer (1967) 129
Mazurkiewich (1972) 156
Chin (1971)* 142
Decourt (1999) 159
27
Analisis Balik Laju Setup
28
Rumusan Empirik
180
Svinkin (1996)
140
Daya Dukung (ton)
120
Denver & Skov (1988)
100
80
60
40
20
0
0 5 10 15 20
Hasil Interpretasi Uji Pembebanan Statik
0.5 0.5
t (hari )
Metode Schmertmann & Nottingham (1975)
29
30
Kesimpulan
Berdasarkan hasil interpretasi uji pembebanan tiang
di lapangan, diperoleh daya dukung ultimit antara
129 – 159 ton.
Koefisien β pada lokasi penelitian ini memiliki nilai
yang berdekatan dengan usulan dari Garlenger
(1973). Koefisien β ini diperoleh dengan melakukan
analisis balik terhadap hasil uji pembebanan tiang
setelah memperhitungkan adanya setup.
Berdasarkan rumusan empirik Denver & Skov (1988),
Svinkin (1996), dan Bogard & Matlock (1990), daya
dukung tiang pada tanah pasir meningkat sebesar
2.6 – 3.9 kali lebih besar akibat setup yang terjadi.
31