Anda di halaman 1dari 74

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Variasi Melodi
Passacaglia In G Minor Karya Heinrich Ignaz Franz Biber” ini beserta seluruh
isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau
ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juli 2017


Yang membuat pernyataan,

Nugraha Jatnika
1304280

i
ABSTRAK
Jatnika, Nugraha. 2017. Variasi melodi “Passacaglia In G Minor” karya Heinrich
Ignaz Franz Biber”.

Analisis ini membahas variasi melodi “Passacaglia In G Minor” karya Heinrich


Ignaz Franz Biber. Analisis ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan
mendeskripsikan: 1) Variasi Melodi “Passacaglia In G Minor” Karya Heinrich
Ignaz Franz Biber dilihat dari aspek melodi secara horizontal, 2) Variasi Melodi
“Passacaglia In G Minor” Karya Heinrich Ignaz Franz Biber dilihat dari aspek
melodi secara vertikal. Analisis ini didesain melalui metode deskriptif analisis
dengan pendekatan kualitatif. Instrumen yang digunakan berupa observasi dan
studi dokumentasi. Berdasarkan hasil analisis, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa melodi utama yang berperan sebagai alas dari awal sampai akhir karya
dapat memiliki variasi melodi yang menarik baik secara horizontal maupun
vertikal. Hal ini terlihat dari berbagai pengembangan melodi yang terbentuk dari
melodi utama tersebut dan memiliki akord-akord dari tingkatan tertentu. Selain
itu, dalam karya “Passacaglia In G minor” untuk solo violin ini, terdapat hal yang
menarik berkaitan dengan bagaimana satu ide kecil dikembangkan menjadi lebih
luas. Lalu, pada karya ini banyak terdapat variasi melodi secara horizontal
maupun vertikal, variasi yang dihasilkan nya pun terbilang menarik karena
terbentuk dari melodi utama G-F-Ees-D yang membuat keterikatan secara
harmonisasi dan pola arpeggio di dalamnya. Melalui penelitian ini, diharapkan
dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk pengembangan kurikulum dan
bahan ajar mata kuliah instrumen pilihan wajib violin, dan analisis musik Barat
agar dapat ditindak lanjuti pada penelitian yang lebih spesifik.

Kata kunci: Variasi Melodi, Passacaglia In G Minor, melodi secara horizontal


dan vertikal.

ii
ABSTRACT
Jatnika, Nugraha. 2017. “The melody variation of Passacaglia In G Minor by
Heinrich Ignaz Franz Biber".
This analysis discusses of the melodic variation "Passacaglia In G Minor" by
Heinrich Ignaz Franz Biber. This analysis aimed to obtain information and
describe: 1) the variation melody "Passacaglia In G Minor" Works of Heinrich
Ignaz Franz Biber from the aspects of melody horizontally, 2) Variations Melody
"Passacaglia In G Minor" Works of Heinrich Ignaz Franz Biber from the aspect
of melody Vertically. This analysis is designed through descriptive method of
analysis with qualitative approach. Instruments used in the form of observation
and documentation study. Based on the analysis, researchers were able to
conclude that the main melody that serves as the base from beginning to end may
have the melody interesting variation both horizontally and vertically. This is
evident from the various development melodies formed of the main melody and
have the chords of a certain level. Moreover, in the works "Passacaglia In G
minor" for violin solo, there are interesting things to do with how one small idea
developed into a more spacious. Then, in this work there are many variations of
the melody horizontally and vertically, the resulting variation was somewhat
interesting because it is formed from the main melodies G-F-Ees-D that makes
the attachment in harmonization and arpeggio patterns in it. Through this study,
expected to be used as input for the development of curricula and teaching
materials courses obligatory choice violin instruments, and analysis of Western
music to be followed up on more specific research.

Keywords: Melody Variations, Passacaglia In G Minor, melodies horizontally


and vertically.

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah


SWT, karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Variasi Melodi “Passacaglia In G Minor” Karya
Heinrich Ignaz Franz Biber” dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh


gelar Sarjana Pendidikan di Departemen Pendidikan Seni Musik, Fakultas
Pendidikan Seni dan Desain, Universitas Pendidikan Indonesia. Skripsi ini
membahas keunikan dari variasi melodi passacaglia In G minor. Peneliti berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembelajar maupun peneliti lainnya.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari masih jauh dari


sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran
dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga penelitian ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.

iv
UCAPAN TERIMA KASIH

Begitu banyak pihak yang membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi


ini baik moril maupun materil. Dengan segala hormat dan kerendahan hati,
peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dr. Uus Karwati, S.Kar., M.Sn selaku Ketua Departemen Pendidikan
Seni Musik FPSD UPI, yang telah memberikan bimbingan, motivasi,
masukan dan nasehat dengan penuh kesabaran serta kerendahan hati kepada
peneliti selama menempuh jenjang pendidikan di Departemen Pendidikan
Seni Musik hingga selesai studi;
2. Bapak Dr. Sandie Gunara, M.Pd, selaku Sekertaris Departemen Pendidikan
Seni Musik FPSD UPI, yang telah memberikan bimbingan dengan penuh
kesabaran serta kerendahan hati kepada peneliti selama menempuh jenjang
pendidikan di Departemen Pendidikan Seni Musik hingga selesai studi.
3. Bapak Yuliandani, S.Sn., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Utama dan Bapak
Iwan Gunawan, S.Pd., M.Sn., selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang
telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan ketelatenan sehingga
peneliti dapat menuntaskan skripsi ini dengan baik;
4. Bapak Toni Setiawan Sutanto, S.Pd., M.Sn. selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan pengetahuan, saran, arahan dan nasihat;
5. Seluruh Dosen dan Staf di Departemen Pendidikan Seni Musik FPSD UPI.
6. Keluarga peneliti yang tercinta, ayahanda Abdul Rodjak, ibunda Enok
Rokayah, kakak pertama Eka Erwinsyah Wibawa, kakak kedua Eris Gumilar,
yang tidak pernah berhenti mendoakan, memotivasi dan memberikan kasih
sayang kepada peneliti hingga saat ini;
7. Sahabat dan teman-teman terbaik peneliti dari Seni Musik Angkatan 2013,
terutama Adelya Erliani, yang selalu memberikan motivasi, nasehat, bantuan,
kebersamaan dan kasih sayang yang akan selalu peneliti kenang serta
membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan;
8. Seluruh pihak yang turut membantu selama menempuh studi di UPI yang
tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.

Bandung, Juli 2017

v
Nugraha Jatnika

DAFTAR ISI

PERNYATAAN.................................................................................................................i
ABSTRAK........................................................................................................................ii
ABSTRACT....................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iv
UCAPAN TERIMA KASIH............................................................................................v
DAFTAR ISI...................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................viii
DAFTAR DIAGRAM.....................................................................................................ix
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang Penelitian...............................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................3
D. Manfaat Penelitian...........................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
KAJIAN PUSTAKA........................................................................................................5
A. Pengertian Analisis Secara Umum..................................................................5
B. Melodi................................................................................................................8
C. Estetika Musik Zaman Barok..........................................................................9
D. Passacaglia......................................................................................................11
E. Komposisi Musik............................................................................................11
F. Riwayat Hidup Heinrich Ignaz Franz Biber................................................14
G. Penelitian Terdahulu......................................................................................16
BAB III............................................................................................................................17
METODE PENELITIAN..............................................................................................17
A. Subjek Penelitian............................................................................................17

vi
B. Desain Penelitian............................................................................................17
C. Teknik Pengumpulan Data............................................................................19
D. Instrumen Penelitian......................................................................................21
E. Teknik pengolahan Data dan Analisis Data.................................................22
F. Isu Etik............................................................................................................24
BAB IV............................................................................................................................26
TEMUAN DAN PEMBAHASAN.................................................................................26
A. Temuan Penelitian..........................................................................................26
B. Pembahasan Penelitian..................................................................................36
BAB V.............................................................................................................................49
KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................49
A. Kesimpulan.....................................................................................................49
B. Saran...............................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................x
LAMPIRAN....................................................................................................................ix

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2: Heinrich Ignaz Franz Biber...........................................................................14


Gambar 3.5: Partitur Passacaglia In G Minor....................................................................21
Gambar 4.7: Partitur Passacaglia In G minor melodi utama.............................................26
Gambar 4.7: Partitur Passacaglia In G minor Bagian A.....................................................27
Gambar 4.8: Partitur Passacaglia In G minor Bagian B.....................................................28
Gambar 4.9: Partitur Passacaglia In G minor Bagian C.....................................................29
Gambar 4.10: Partitur Passacaglia In G minor Bagian D...................................................30
Gambar 4.11: Partitur Passacaglia In G minor Bagian E...................................................30
Gambar 4.12: Partitur Passacaglia In G minor Bagian F...................................................30
Gambar 4.13: Partitur Passacaglia In G minor Bagian G...................................................31
Gambar 4.14: Partitur Passacaglia In G minor Bagian H...................................................32
Gambar 4.15: Partitur Passacaglia In G minor Bagian I....................................................32
Gambar 4.16: Partitur Passacaglia In G minor Bagian J....................................................33
Gambar 4.13: Partitur Passacaglia In G minor Bagian K...................................................34
Gambar 4.13: Partitur Passacaglia In G minor Bagian L....................................................34
Gambar 4.13: Partitur Passacaglia In G minor Bagian M..................................................35
Gambar 4.13: Partitur Passacaglia In G minor Bagian Coda.............................................35
Gambar 4.19: Partitur Passacaglia In G minor..................................................................38
Gambar 4.20: Partitur Passacaglia In G minor..................................................................41
Gambar 4.21: Partitur Passacaglia In G minor..................................................................44
Gambar 4.22: Partitur Passacaglia In G minor..................................................................46
Gambar 4.23: Partitur Passacaglia In G minor..................................................................47

viii
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.4: Pemetaan Desain Penelitian.......................................................................17


Diagram 3.6: Pemetaan aktifitas analisis data..................................................................24

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Ada satu pernyataan yang cukup terkenal bagi para komposer terkait
tentang kreatifitas musik yaitu “ membuat komposisi saat ini sangatlah mudah
karena semua mungkin, akan tetapi membuat komposisi saat ini sangatlah sulit
karena semua mungkin”. Secara sekilas pernyataan ini sangat membingungkan,
akan tetapi ketika dimaknai kembali sangat masuk akal. Dalam proses awal
penciptaan musik, seorang komposer dapat memilih atau menentukan ide dari
begitu banyak pilihan, inilah yang dimaksud dengan pernyataan bahwa membuat
komposisi saat ini sangatlah mudah karena semua mungkin. Akan tetapi
manakala seorang komposer atau pencipta karya sudah menentukan idenya,
persoalan berikutnya yaitu bagaimana mengembangkan ide tersebut, itulah bagian
sulitnya.
Jika kita mengamati berbagai karya dari para komposer yang sukses dan
terkenal, secara kompositorik selalu dapat ditemukan bahwa bagaimana satu ide
kecil dapat dikembangkan menjadi lebih luas. Sehingga secara prinsip dalam
peristiwa musiknya selalu terdapat tema serta variasinya. Dengan demikian
banyak komposer yang menggarap karya berdasar pada hal itu. Walaupun tidak
setiap karya berbentuk tema dan variasinya, akan tetapi setiap peristiwa musik
intinya berkembang dari sesuatu sebelumnya. Ibarat sebuah kalimat dalam bahasa
ada sebab akibat atau “ada sesuatu yang menyebabkan sesuatu”.
Sebagai contoh yang paling terkenal adalah motif ritme pada “Symphony
No. 5 dari Beethoven. Satu motif ritme yang menyerupai “bunyi orang mengetuk
pintu” ini menjadi landasan ide yang dikembangkan pada peristiwa musik
selanjutnya. Contoh lain adalah karya musik “Bolero” dari Ravel. Ravel
menciptakan dua frase melodi, kemudian dua frase melodi ini diulang-ulang, akan
tetapi setiap ulangan selalu memiliki hal yang berbeda karena olahan
instrumentasinya. Masih banyak contoh lainnya, tetapi pada intinya peristiwa
musik berkembang berdasar pada sesuatu, apakah hal ini bersifat pada konsep

1
2

musikal maupun bersifat non musikal. Namun biasanya sesuatu bisa dapat
dikatakan berkembang menjadi lebih kompleks dari sesuatu yang sebelumnya
bersifat sederhana. Seperti yang dikemukakan oleh Charles Mingus (izquotes,
2017) “Making the simple complicated is commonplace; making the complicated
simple, awesomely simple, that's creativity”. Maka sesuatu yang dimulai dengan
kesederhanaan akan membuat suatu kreatifitas yang tidak terduga.
Namun demikian, bagaimana mengembangkan sebuah ide musik tersebut
hingga menjadi lebih luas. Hal inilah yang menjadi tugas dalam pekerjaan sebagai
komposer. Sehingga setiap peristiwa musik yang didengar oleh penonton dapat
menghanyutkan, menimbulkan kepenasaran, memacu gejolak emosi dan lain
sebagainya. Akan tetapi bila dilihat dari bentuk komposisi, para komposer
mengembangkan ide-ide musikal itu berdasar pada unsur-unsur musik yang
bersifat parametris (terukur), maka tugas para komposer itu adalah
mengorganisasikan bunyi-bunyian tersebut. Bagaimana seorang komposer
mengorganisasikan unsur durasi dalam musik. Unsur durasi berkaitan dengan
mengorganisasi tempo, ritme, birama dan segala perkara yang berkaitan dengan
waktu/durasi. Demikian juga unsur yang berkaitan dengan tinggi rendah bunyi
(pitch). Setiap komposer dapat memilih sistem nada apa yang akan digunakan,
bagaimana sistem harmoninya dan lain sebagainya. Kemudian unsur-unsur
lainnya yaitu dinamika, artikulasi serta warna suara menjadi aspek-aspek yang
senantiasa dipertimbangkan oleh para komposer dalam menggarap karya musik.
Unsur-unsur musik yang dijelaskan di atas sesungguhnya sangat terukur, sehingga
dapat dijadikan sebagai panduan untuk menemukan keunikan-keunikan suatu
karya musik baik secara kompositorik maupun sebagai pertimbangan dalam
proses interpretasi.
Berkaitan dengan apa yang dikemukakan di atas, peneliti menemukan satu
karya dari Heinrich Ignaz Franz Biber. Beliau adalah komposer pada zaman barok
(1600-1750). Dalam karyanya yang berjudul Passacaglia In G minor untuk solo
violin, terdapat hal yang menarik berkaitan dengan bagaimana satu ide kecil
dikembangkan menjadi lebih luas. Dalam contoh audio yang peneliti temukan,
secara auditif dapat diidentifikasi bahwa ada empat nada yang seolah-olah
3

terdengar secara terus menerus, namun empat nada ini hadir selalu dalam “wujud”
yang berbeda. Kadang-kadang pengolahannya bersifat ritmikal, akan tetapi secara
sekaligus warna suara juga berubah oleh karena aspek artikulasinya. Demikian
juga pengolahan melodinya secara vertikal, dalam pembentukan melodi tersebut
dapat dirasakan aspek perubahan harmoninya. Dari temuan secara auditif ini,
peneliti belum mampu mengungkap peristiwa yang terjadi secara detail dan masih
banyak hal yang membuat penasaran bagaimana karya ini dikembangkan secara
kompositorik. Untuk memahami keunikan karya ini tampaknya perlu dilakukan
anilisis secara mendalam, tidak hanya melalui pendengaran saja akan tetapi
diperlukan studi partitur agar setiap peristiwa musik yang diterjadi dapat diungkap
secara jelas.
Untuk itu peneliti akan melakukan studi analisis musik dalam bentuk
skripsi yang berjudul “Variasi Melodi Passacaglia In G Minor Karya Heinrich
Ignaz Franz Biber”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah ”Bagaimana Variasi Melodi pada “Passacaglia In G Minor”
Karya Heinrich Ignaz Franz Biber”? Dari rumusan masalah tersebut, dibuat dalam
bentuk pertanyaan penelitian, sebagai berikut:

1. Bagaimana Variasi Melodi “Passacaglia In G Minor” Karya Heinrich


Ignaz Franz Biber dilihat dari aspek melodi secara horizontal?
2. Bagaimana Variasi Melodi “Passacaglia In G Minor” Karya Heinrich
Ignaz Franz Biber dilihat dari aspek melodi secara vertikal?

C. Tujuan Penelitian
Suatu penelitian dikatakan berhasil apabila terdapat kesesuaian antara
tujuan yang ingin dicapai dan hasil yang diharapkan. Sesuai dengan fokus atau
rumusan masalah diatas, maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
4

1. Menjelaskan Variasi Melodi “Passacaglia In G Minor” Karya Heinrich


Ignaz Franz Biber dilihat dari aspek melodi secara horizontal.
2. Menjelaskan Variasi Melodi “Passacaglia In G Minor” Karya Heinrich
Ignaz Franz Biber dilihat dari aspek melodi secara vertikal.

D. Manfaat Penelitian
Setelah memperoleh hasil yang diupayakan dalam analisis ini, maka
peneliti mengharapkan hasil tersebut dapat memberikan manfaat bagi:

1. Manfaat Secara Teoretis


Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan
untuk pengembangan kurikulum dan bahan ajar mata kuliah instrumen pilihan
wajib violin, dan analisis musik Barat agar dapat ditindak lanjuti pada penelitian
yang lebih spesifik. Kemudian agar adanya dokumentasi analisis yang dapat
dijadikan sumbangan khasanah perpustakaan di Departemen Pendidikan Musik
UPI. Selain itu dengan adanya pengkajian tentang bentuk musik, struktur
harmoni, teknik permainan pada komposisi violin Passacaglia in G minor karya
Heinrich Franz Biber ini juga diharapkan dapat menambah pembendaharaan
kajian teori di Departemen Pendidikan Musik UPI.

2. Manfaat Secara Praktis.


Dapat Menambah pengalaman, pengetahuan, dan wawasan, serta
mengembangkan pola pikir secara keilmuan tentang studi analisis musik. Manfaat
lainnya adalah hasil penelitian ini dapat dijadikan suatu pengantar bagi penelitian-
penilitian lainnya terutama yang berhubungan dengan analisis struktural, yakni
permasalahan bentuk analisis karya lainnya dalam kajian analisis karya musik.

3. Bagi Mahasiswa Musik


Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa musik,
khususnya mahasiswa yang mengkontrak mata kuliah harmoni, komposisi, dan
analisis musik Barat serta mahasiswa yang mengambil mata kuliah instrumen
biolin agar mengetahui bagaimana aspek melodi dan artikulasi dalam komposisi
Violin Passacaglia in G Minor karya Heinrich Franz Biber.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaa secara sistematis dibagi ke dalam beberapa sub bab, yaitu:
(1) berisi teori tentang pengertian analisis secara umum dan komprehensif
berkaitan dengan analisis musik sesuai dengan kajian pada judul penelitian ini; (2)
berisi tentang Melodi. Pada bab ini menguraikan tentang sistem penggunaan
maupun progres melodi yang berkaitan dengan uraian analisis lagu; (3) Estetika
musik zaman Barok, memaparkan esensial musik periode Barok dan
karakteristiknya; (4) Istilah Passacaglia. Secara khusus istilah ini akan diuraikan
secara rinci tentang arti sesungguhnya mengenai tarian lagu Spanyol yang
memiliki tempo cenderung lambat atau rendah; (5) Komposisi musik,
menjelaskan arti tentang komposisi musik sesuai dengan pandangan ahli; dan
yang terakhir (6) Riwayat hidup komposer, menjelaskan tentang sejarah Heinrich
Ignaz Franz Biber.

A. Pengertian Analisis Secara Umum

Secara etimologis, kata ‘analisis’ yang dalam Bahasa Inggris ‘analysis’


berasal dari leksem bahasa Yunani analyein (gabungan morfem ana- dan lyein)
berarti ‘melonggarkan’ atau ‘memisahkan’ (memisahkan keseluruhan menjadi
bagian-bagian). Dalam Kamus Meriam-Webster (2009: CD-ROM version),
“kata ‘analisis’ memiliki beberapa dimensi makna. Dua di antaranya
yang berkaitan dengan filsafat dimaknai dengan “a method in
philosophy of resolving complex expressions into simpler or more
basic ones” (metode dalam filsafat yang menguraikan ungkapan
yang rumit ke dalam bentuk yang lebih sederhana atau yang lebih
mudah) dan “clarification of an expression by an elucidation of its
use in discourse” (klarifikasi ungkapan dengan cara menjelaskan
penggunaannya dalam wacana).”

Selain itu, dalam konteks kebahasaan, ‘analisis’ dimaknai sebagai


penyederhanaan bentuk kata dengan memisahkan akar kata dari imbuhannya
sebagai salah satu metode bedah bahasa.

5
6

Jika analisis (Meriam Webster, 2009) dikategorikan sebagai metode


berpikir dalam mengungkapkan pengetahuan dan kebijaksanaan, maka tentu di
dalamnya terdapat serangkaian fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang
digunakan untuk menguraikan ataupun menyederhanakan ungkapan atau hasil
pemikiran. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya menjelaskan setiap entitas yang
dikandung dalam ungkapan pemikiran dan perasaan manusia.

Analisis merupakan bentuk kegiatan logika yang menyarikan kebenaran


konkret suatu proposisi, dan memusatkan perhatian mula-mula dan terutama pada
forma telanjangnya (yang pada dasarnya matematis), yaitu nilai kebenarannya
(Palmquist, 2000). Dalam filsafat analitik (positivisme), analisis dirumuskan oleh
Russel (1997:6) dengan pernyataan,

“Dalam percobaan yang dilakukan secara serius, tidaklah selayaknya


kita tempuh dengan menggunakan bahasa biasa, sebab susunan
bahasa biasa itu selain buruk, juga bermakna ganda arti. Oleh karena
itu saya bermaksud meyakinkan bahwa sikap bersikeras atau kepala
batu untuk tetap menggunakan bahasa biasa dalam mengungkapkan
pemikiran kita adalah penghalang besar bagi kemajuan filsafat.”

Sedangkan dalam kamus besar Ekonomi Pengertian Analisis yaitu


melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos atau ayat-ayat yang berkaitan
dengan akuntansi dan alasan-alasan yang memungkinkan tentang perbedaan yang
muncul.

Dari sini muncul lah pengertian analisis menurut para ahli. Dalam
kutipannya menurut Wirardi (2009:20):

“Analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti


mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan
dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari
kaitannya dan ditaksir maknanya.”
Dalam kaitannya dengan analisis musik, Menurut Prier SJ (2008:124)
menyatakan bahwa:

“Analisis musik adalah memotong dan memperhatikan detil sambil


melupakan keseluruhan dari sebuah karya musik. Keseluruhan
7

berarti: memandang awal dan akhir dari sebuah lagu serta beberapa
perhentian sementara ditengahnya;gelombang-gelombang naik-turun
dan tempat puncaknya; dengan kata lain dari segi struktur.”
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis musik
adalah kegiatan membedah dan meneliti dengan teliti sebuah karya musik dengan
mengesampingkan keseluruhan karya itu. Dengan memperhatikan struktur seperti
gelombang naik-turun hingga puncak dari karya tersebut.
Menurut The Grove Concise Dictionary Of Music, Stanley S (2009:97):
Analysis : “The part of the study of music which takes the music
itself, rather than any external factor, as it is starting point. It
normally involves resolution of musical structure into relatively
simpler constituent elements and the investigation of the role of
those elements in the structure. There are many different and
methods of analysis, including by fundamental structure, by theme,
by form, by phrase structure and by information theory.”
Analisis: “Bagian dari studi musik yang mengambil musik itu
sendiri, bukan faktor eksternal, karena ini adalah titik awal. Biasanya
melibatkan resolusi struktur musik menjadi unsur penyusun yang
relatif sederhana dan investigasi peran elemen-elemen tersebut dalam
struktur. Ada banyak metode dan metode analisis yang berbeda,
termasuk struktur dasar, berdasarkan tema, bentuk, struktur frase dan
teori informasi.”

Dalam hal ini analisis karya musik merupakan salah satu upaya untuk
membedakan unsur-unsur yang ada dalam karya musik agar bisa dipahami dan
dimengerti. Kemampuan dalam menganalisis karya merupakan salah satu faktor
yang harus dimiliki oleh seorang pelaku seni khususnya pelaku seni musik baik
sebagai pengajar, composer, praktisi, pengamat musik maupun arranger. Selain
untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan tentang perkembangan musik
analis musik juga dapat berfungsi untuk mendalami gramatika musik, teknik
komposisi, struktur harmoni, gaya musik dan lain sebagainya. Untuk memperoleh
pengetahuan gramatika musik, maka harus dengan bertitik tolak dari beberapa
karya yang mewakili zaman. Pemahaman itu dapat dilakukan melalui analisis
sejarah, analisis karya, baik analisis auditif maupun partitur. Perkembangan teori
musik pada saat ini juga berasal dari penelitian dan analisis karya sebelumnya.
8

Seperti yang diungkapkan oleh Dieter Marck (1996: 90) dalam bukunya
“Pendidikan Antara Harapan & Realitas.

B. Melodi
Dalam buku ilmu melodi, bahkan dalam pengertian musik pada umumnya,
tidak ada istilah lain yang sering dipakai daripada melodi, sekalipun konotasinya
sangat terbatas. Kenyataan ini tidak hanya terdapat di Indonesia saja, di seluruh
dunia pengertian konvensional tentang istialah melodi, (khususnya yang berkaitan
dengan musik Barat) amat membingungkan (Dieter Mark, 1995)
Dalam pengertian istilah melodi terdapat permasalahan tentang kekeliruan
dalam pendapatnya. Sebagaimana Dieter Mark (1995) mengungkapkan bahwa:
“Salah satu alasan yang menghindari atau menghambatani ketentuan
rumusan ‘teori melodi” sebagai ilmu yang mempunyai fungsi/makna
dalam perkembangan historis adalah ketidakpastian posisi dan peran
ilmu itu dalam sistem teori musik umum: Masih kurang jelas apakah
ilmu itu mempunyai kepentingan sebagai landasan dasar atau
sebaliknya, kepentingan sebagai semacam ‘kesimpulan’. Seorang
ahli teori (A.B. Marx, pada abad ke 19 pernah berpendapat, bahwa
‘teori melodi’ merupakan sesuatu yang sangat elementer (dasar) dan
hakiki, maka harus dikembangkan berbagai usaha rumusan ilmiah
tentang ‘melodi’ sebagai elemen dasar teori musik terlebih dahulu.”

Namun dari semua permasalahan itu ada beberapa ahli yang dapat
menyimpulkan bahwa melodi memiliki arti secara subjektif. Menurut (Jamalus,
1988 :16) Melodi adalah susunan rangkaian nada (bunyi dengan rangkaian teratur)
yang terdengar berurutan serta berirama dan mengungkapkan suatu gagasan
pikiran dan perasaan. Berbeda pendapat namun seirama dengan Jamalus, dalam
(Ensiklopedia Musik, 1992: 28), mengartikan bahwa Melodi adalah naik turunnya
harga nada yang seyogyanya dilihat sebagai gagasan inti musikal, yang sah
menjadi musik bila ditunjang dengan gagasan yang memadukanya dalam suatu
kerja sama dengan irama, tempo, bentuk dan lain-lain.
Beberapa ahli pun berpendapat tentang melodi. Menurut (Soeharto, 1992:
1) Melodi adalah rangkaian dari beberapa nada atau sejumlah nada yang berbunyi
atau dibunyikan secara berurutan, lebih lanjut Miller (penerjemah Bramantya,
9

tanpa tahun: 37) mengatakan bahwa melodi adalah suatu rangkaian nada-nada,
serta nada-nada dari melodi membentuk suatu ide musikal yang komplit.
Dari permasalahan diatas bahwa teori tentang melodi memiliki
keterbatasan dan kesalahpahaman dalam pengertian melodi yang sesungguhnya.
Namun Penulis menyimpulkan bahwa dari pengertian-pengertian menurut para
ahli diatas dapat diketahui secara singkat bahwa melodi adalah suatu rangkaian
nada yang terbentuk dari perubahan-perubahan harga nada dalam kaitannya
dengan irama, tempo, bentuk dan sebagainya.

C. Estetika Musik Zaman Barok


Masing-masing zaman memiliki sejarahnya tersendiri, zaman Barok
berada sesudah zaman pencerahan. Istilah ‘Barok’ berasal dari bahasa portugis
‘barucco’ atau ‘barocco’ yang berarti berbentuk bulat miring, seperti mutiara.
Dalam hal ini Prier (1992) mengemukakan bahwa,

“Pada jaman Barok manusia mulai memperhatikan perasaan dan


imajinasi, mereka juga ingin kembali pada Tuhan, Tuhan sebagai
pedoman dan ukuran keindahan. Pada jaman Barok manusia dan
alam merupakan suatu kesatuan yang harmonis dan manusia Barok
percaya bahwa dunia diselenggarakan oleh Tuhan dan irama
alamiah dilihat sebagai ungkapan keabadian Tuhan.”

Dalam istilahnya menurut Karl-Edmund Prier sj, Sejarah Musik Jilid 2


(Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 1993)

Istilah ‘Barok’ berasal dari bahasa Portugis ‘barucco’ atau ‘barocco’


yang berarti berbentuk bulat miring, seperti bentuk mutiara.3 Pada
awal abad 18 kesenian musik pada saat itu dianggap eksentris/
berlebihan, kehilangan bentuk yang normal, dan kurang bermutu.
Baru selama abad 19 musik dari jaman Barok ini mulai dinilai
secara baru dan lebih positif. Perasaan dan fikiran orang dari jaman
tertentu tercermin dalam segala segi hidup dan kebudayaan. Pada
jaman Barok manusia mulai memperhatikan perasaan dan imajinasi,
mereka juga ingin kembali pada Tuhan, Tuhan sebagai pedoman
dan ukuran keindahan. Pada jaman Barok manusia dan alam
merupakan suatu kesatuan yang harmonis dan manusia Barok
percaya bahwa dunia diselenggarakan oleh Tuhan dan irama
alamiah dilihat sebagai ungkapan keabadian Tuhan.
10

Asal Mula Gaya Musik Barok dan Karakter Musisi Barok Umumnya.
Menurut Tono Rachmad P.H. (Diambil dari tulisan penulis pada majalah musik
Staccato no.103/Th. IX/ April 2011)

       Awal mula gaya Barok ini diambil dari gaya arsitektural
gereja di Italia, sekitar tahun 1658. Gaya arsitektural ini pertama kali
diperkenalkan oleh Algreco dan Tintoreto. Dinding-dinding gereja
banyak dihiasi lukisan-lukisan yang bertema surgawi, sementara
lukisan di dinding istana-istana para bangsawan lebih banyak
bertema alam. Gaya Barok ini kemudian berkembang pertama kali di
Venesia (Italia Utara) terutama untuk musik opera. Gaya Barok
berakhir pada pertengahan abad 18 (sekitar tahun 1750), seiring
dengan perkembangan rasionalisme dan naturalism baru di Eropa.
    

Dalam era barok pun memiliki kondisi musik yang memiliki perubahan
dari era sebelumnya, seperti yang dikemukakan oleh Sitowati (2017) tentang
kondisi musik pada zaman Barok,

- Bentuk musik tidak lagi didominasi musik vokal saja, instrumen-


instrumen musik sudah berkembang dan lebih baik dari periode
sebelumnya.
- Musik instrumetal sudah setara kedudukannya dengan musik vokal.
- Musik instrumental tidak hanya digunakan untuk mengiringi vokal
dan tarian, tetapi juga dibuat untuk pertunjukkan sendiri.
- Instrumentnya: violin, flute, oboe, basson, trumpet, horn, trombone,
timpani, harpsichord, clavichord, organ.
- Karya-karya musik orkestra muncul pada periode ini.
- Teori musik dan gaya bermusik pada periode ini mengalami
pembaharuan.
- Muncul opera: drama yang dipentaskan dalam bentuk musik.
- Muncul oratorio: drama musik seperti opera, tetapi ceritanya religius,
biasanya diambil dari kisah dalam kitab suci.
- Musik tidak hanya digunakan untuk kepentingan gereja saja tetapi
juga untuk acara-acara di istana-istana, seperti acara formal istana,
pernikahan, pesta-pesta dan dansa-dansa .
- Musik sekuler sudah maju dibanding periode sebelumnya, baik
dalam bentuk musik vokal maupun instrumental. Bahkan
kedudukannya sudah setara.
11

D. Passacaglia
Dalam buku ensiklopedia musik (2003: 229) Passacaglia adalah,

Jenis irama tari yang diangkat sebagai komposisi musik untuk


keyboard pada awal abad ke-17. Dibuat dalam birama tiga berupa
perulangan dari tema sepanjang 4 atau 8 birama, tetapi komponis-
komponis perancis sering menambahkan frase lain sehingga
berbentuk rondo.
Dari penjelasan diatas, Passacaglia merupakan perulangan dari tema
sepanjang 4 atau 8 birama. Sedangkan menurut klabklassik (2009) Passacaglia
merupakan,
Asal mulanya adalah tarian Spanyol dalam tempo lambat, namun
ditransformasikan ke dalam musik organ oleh para komposer Italia.
Bentuknya kurang lebih mirip dengan chaconne (berkarakter empat
ketuk yang mana secara konstan mengulang bunyi bas, dan di sisi
lain, trebelnya memainkan variasinya).

Dapat disimpulkan bahwa Passacaglia adalah musik untuk tarian tempo


lambat namun telah mengalami transformasi, bentuk melodi menyerupai dengan
chaconne (berkarakter empat ketuk yang mana secara konstan mengulang bunyi).
Lagu tarian pada masa itu dapat dikategorikan sebagian berdasarkan lagu pesanan
dan sebagian berdasarkan kreativitas non-Profit dari komposer. Lagu tarian pada
abad ke 16 hinbgga saat ini banyak dimainkan di beberapa organisasi musik kelas
dunia banyak di acara ceremonial maupun acara arara resmi kenegaraan.

Dapat dilihat gambar dibawah merupakan contoh pergerakan melodi


Chaconne.

Gambar Notasi 2.1: Chaconne


Sumber dari Imslp.org
E. Komposisi Musik
Komposisi adalah tata susunan yang menyangkut keseimbangan, kesatuan,
irama, dan keselarasan dalam suatu karya seni. Suatu karya yang baik harus
12

memerhatikan komposisi sehingga karya yang dibuat dapat menghasilkan kesan


yang seimbang, menyatu, berirama, dan selaras.

Definisi komposisi menurut Harimurti (1987):


“Proses penggabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata.
“Output” proses itu disebut paduan leksem atau kompositum yang
menjadi calon kata majemuk. Harimurti membedakan komposisi dan
frasa dengan menyatakan bahwa frasa ialah gabungan kata,  bukan
gabungan leksem. Lalu, di sini, hal yang membingungkan adalah
mengapa dia membedakan komposisi dengan frase, namun
menitikberatkan bagian leksem dan kata, sedangkan perbedaan
bagaimana leksem dihasilkan dan kata dihasilkan itu juga sebenarnya
tidak dapat dilihat dan dibuktikan dengan jelas. Jadi, bagaimana kita
bisa membedakan frase dengan komposisi jika kita tidak tahu
bagaimana leksem keluar dan berubah menjadi kata.”
Menurut Bramantyo (1997, hlm. 54) menjelaskan bahwa,

“Sebuah komposisi musik biasanya mengungkap suatu dasar nuansa,


misalnya yang dimulai perasaan yang emosional, keadaan emosional
semacam ini disebut sebagai afeksi (bersifat mengambil hati), para
komposer membentuk bahasa musikal untuk melukiskan afeksi
dengan pola ritme dan melodi yang saling berhubungan dengan
emosi tertentu. Penggarapan ini harus dikerjakan dengan sistematis
dan terstruktur. Penggarapan karya ini, sipencipta menggunakan
beberapa teknik penciptaan. Agar pencapaian hasil yang maksimal
terwujud sebagaimana mestinya dalam sebuah karya seni musik yang
berbentuk komposisi musik baru.”

Menyangkut teknik garapan suatu komposisi, ketika diperoleh


karakteristik suatu komposisi, maka melalui analisa struktur, serta elemen musik
dalam suatu komposisi, maka dapat digarap suatu komposisi sesuai aturan
mainnya.

Dalam proses analisa, kajian struktur musikal serta elemen-elemen yang


terkandung dalam suatu komposisi, perlu untuk meninjau aspek-aspek yang
menjadi fokus sekaligus alat bedah dalam penelitian.

Berikut ditunjukkan beberapa rumusan elemen musikal yang dikemukakan


para teoretikus, yang mana dapat dijadikan sebagai acuan dan pegangan dalam
membedah permasalahan dalam penelitian menyangkut kajian struktur maupun
perkembangan musik berdasarkan latar belakang penciptaan komposisi dan
sejarah.

 Menurut Ronald Pen (1992) elemen-elemen musikal meliputi:


13

-   Dasar bunyi yang terdiri dari: durasi yang menguraikan masalah
konsep waktu, waktu dan pentingnya ingatan, serta tingkatan durasi
bunyi; pitch yang menguraikan masalah titik nada dan instrumen,
nada-nada musikal dan noise; dinamika yang mengurai tentang
ukuran dinamika, penggunaan dinamika musikal, teknik
instrumental, kombinasi instrumen, jarak antara performer dan
audience; timbre atau warna bunyi, nada-nada fundamental, serta
nada-nada yang berbunyi yang dikandung oleh suatu nada ketika
nada tersebut berbunyi (overtones), dan gelombang suara.

Dari beberapa sumber di atas dapat diketahui bahwa Komposisi berasal


dari kata kerja bahasa Jerman; komponieren (Latin componere, Itali comporre,
Inggris to compose) pertamakali dipergunakan oleh pujangga besar Jerman,
Johann Wolfgang Goethe (1749-1832) untuk menandai cara-cara menggubah
(Komponier-ern) musik pada abad-abad sebelumnya (Abad 15 sampai 17).
Komponieren dengan demikian adalah pekerjaan mengatur, menyusun, menata,
merangkai (bahasa awam: mengotak-atik) berbagai suara atau nada-nada yang
mengacu kepada lagu atau melodi utama yang disebut Cantus. Yang patut
dibedakan antara komposisi dengan istlah arranger (arrangement), song writer
adalah dari segi pengerjaannya. Komposisi sebagai kata benda dan komponis
(composer) sebagai pelakunya, adalah pekerjaan membuat, mencipta dan
merangkai karya musik yang meliputi aspek pengerjaan mulai dari ide, lalu
penulisan dan pada akhirnya diwujud nyatakan dengan penampilan atau
pergelaran karya itu sendiri. Komponis menuangkan ide dalam bentuk notasi-
notasi tertulis, memikirkan warna bunyinya, mengkonstruksi psikologis pemain
meliputi teknik instrumen yaitu kelebihan dan keterbatasan tiap-tiap instrumen
yang berbeda, hingga karya itu menjadi sesuatu yang valid untuk dapat
dipresentasikan ke hadapan publik.

Dari uraian di atas maka untuk menghasilkan karya-karya komposisi


musik yang baik, ilmu komposisi musik menuntut berbagai hal penting yang
kompleks, rumit dan berkaitan satu sama lain. Untuk itu, secara teoritis diperlukan
suatu jaringan pengetahuan dan referensi yang cukup luas bagi para komponis
untuk terjun dalam dunia yang mereka tekuni. Pengetahuan teoritik ilmu
komposisi antara lain tidak hanya mendalami ilmu teori musik dan notasi-ilmu
14

harmoni dan orkestrasi- ilmu bentuk dan analisa- ilmu akustik dan organologi-
partiturkunde dan instrumenkunde- psikologi dan estetika musik; tetapi juga
berbagai penguasaan permainan instrumentarium musik dan pengalaman bermain
bersama baik individual, ensembel atau orkes. Karena semakin banyak seorang
komponis bermain bersama dalam bentuk ensembel atau orkes, maka semakin
banyak pula bekal yang dia perlukan untuk membuat komposisi dengan baik.

Komposisi memang terkait dengan urusan karang-mengarang lagu dan


musik. Namun intisari dari beberapa kamus musik terkemuka, memberi batasan
pengertian, bahwa kata “komposisi musik” merujuk pada: karya musik yang
original. Telaah struktur karya musik dan proses kreasi musikal. Orang yang
melakukan kegiatan komposisi musik diberi sebutan composer atau komponis.

Hasil komposisi musik dapat bersifat literer. Dalam arti tersaji secara
tertulis. Bisa juga dalam bentuk ingatan. Sifat sajian komposisi musik ini
bergantung pada bentuk dan perkembangan budaya manusia. Musik Klasik
misalnya, hampir selalu tersaji secara literer, karena komposer musik klasik selalu
memulai proses kreasinya dengan meng-konsep terlebih dahulu ide musikalnya.

F. Riwayat Hidup Heinrich Ignaz Franz Biber

Gambar 2.2: Heinrich Ignaz Franz Biber


Sumber dari http://i.maniadb.com/images/artist/162/162509.jpg
15

Riwayat Heinrich Ignaz Franz Biber pernah dijelaskan dalam buku


ensiklopedia musik klasik (2003, hlm. 37) bahwa Heinrich Ignaz Franz Biber
adalah pemain biola dan komponis asal Jerman, salah satu pendiri sekolah biola di
Jerman. Biber dilahirkan pada tanggal 12 Agustus 1644 di Wartenberg,
Bohemian. Setelah bekerja di Istana Kaisar Leopold I di Wina, ia kemudia pindah
ke Istana Bavarian. Ia menghabiskan masa mudanya di Salzburg, dan terpilih
sebagai kappelmeister pada tahun 1684. Ia pencetus scordatura, sebuah metode
dalam permainan biola (slightly off) yang menggunakan kunci untuk
menimbulkan efek luar biasa. Sebagai komponis, karyanya antara lain 16 sonata
untuk biola dan klavier, opera, solo sonata, trio, dan musik kamar. Pada tanggal 3
Mei 1704, ia meninggal di Salzburg.
Dalam era musik zaman Barok, Heinrich Ignaz Franz Biber pernah
menggelar pertunjukannya untuk Raja Romawi, dan pada eranya biber pun
memasukan unsur-unsur musical rohani kedalam karyanya tersebut. Dalam
http://www.encyclopedia.com:

Biber menulis musik sakral dan sekuler untuk uskup agung


tersebut, dan dari karyanya itu dengan cepat menemukan kecintaan
dari raja romawi tersebut. Dia mengumpulkan musik baru untuk
acara seremonial besar, dan pada tahun 1672 biber menikahi Maria
Weiss, anggota salah satu keluarga pedagang Salzburg terkemuka.
Biber dan istrinya memiliki sebelas anak, empat di antaranya selamat
sampai dewasa. Tiga dari mereka menjadi musisi. Pada tahun 1677
Biber dipilih untuk pergi ke Luksemburg untuk tampil di Kaisar
Romawi Suci Leopold I. Kaisar tersebut memberi penghargaan atas
kinerja Biber dengan rantai emas.
Biber telah memiliki 15 sonata yang dikaitkan (dan disertai
dalam manuskrip dengan ukiran yang sesuai) dengan salah satu
Misteri Rosario, mewakili sebuah panggung dalam kisah tentang
konsepsi, kehidupan, dan kematian Yesus yang tak bernoda.
Komponis Baroque lainnya seperti Antonio Vivaldi menggunakan
instrumen biola untuk menggambarkan suasana yang jelas dalam
suara, namun Biber malah mengambil pendekatan yang lebih halus.
Dimulai dengan empat senar biola yang disesuaikan dengan nada
normal mereka dari G, D, A, dan E, dia menentukan bahwa tunings
yang berbeda digunakan sebagai hasil yang ditetapkan. Teknik ini
dikenal dengan scordatura. Suara biola berubah saat tuning baru
digunakan, dan instrumen menjadi mampu menghasilkan kombinasi
16

nada baru. Di pusat kerja yang dramatis, sonata yang mewakili


penyaliban Kristus, Biber mengarahkan agar biola dimainkan dengan
dua senar disilangkan, mungkin melambangkan salib Kristus itu
sendiri atau pertemuan alam surgawi dan duniawi.

G. Penelitian Terdahulu

Menurut John Palmer dalam www.allmusic.com (2000). Passacaglia di G


minor adalah satu-satunya karya dalam koleksi yang memerlukan tuning standar
(senar terbuka pada G, D, A dan E). Dasar dari Passacaglia adalah tetrachord
turun: G, F, E datar, D. Banyak potongan seperti itu dibangun di atas tetrachords
yang turun, namun dalam kasus ini mungkin merupakan referensi. Dalam
publikasi asli, potongan tersebut dipimpin oleh ilustrasi tentang apa yang disebut
“Malaikat Pelindung”, dalam hal ini muncul pada anak kecil. Catatan pembuka
Passacaglia yang keempat, yang menjadi pola bassnya, bisa merujuk pada himne
tradisional kepada Guardian Angel, "Einen Engel Gott mir gzen", yang memiliki
lagu serupa dan diterbitkan pada tahun 1666.
Enam puluh lima pernyataan variasi dukungan tetrachord yang turun
dalam pekerjaan yang terus berkembang ini. Setelah 30 pernyataan di tingkat
lapangan terbuka, motif bergerak naik satu oktaf untuk 15 pernyataan, lalu
kembali ke tingkat semula selama 20. Pola ini, bagaimanapun, tidak
menggambarkan struktur potongan tersebut. Lima bagian dengan panjang yang
sama ditandai oleh penampilan tetrachord yang turun yang dimainkan sendiri,
mengelompokkan variasi-variasi tersebut dengan demikian: 1-9, 10-19, 20-36, 37-
50, dan 51-65.
Umumnya, catatan tema Passacaglia bertahan sementara variasi terjadi di
atas mereka, membutuhkan keahlian hebat dari pemain. Untuk beberapa variasi,
terutama yang memiliki figur yang meluncur dengan cepat ke arah selatan, Biber
tidak mendukung nada tema tersebut, yang memungkinkan pemain tersebut cukup
lama untuk mengeksekusi perkembangannya. Selama tema yang selalu terdengar,
Biber menciptakan serangkaian variasi kontras dari berbagai suasana hati sebelum
17

menutup potongan tersebut dengan menguraikan sebuah triad utama G. Ini adalah
salah satu karya terbaik untuk biola solo sebelum karya JS. Bach.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Penelitian karya Passacaglia In G Minor, menggunakan metode deskriptif
analitik. Karya ini merupakan karya solo violin yang memiliki banyak
perkembangan notasi disetiap per-dua barnya. Karya ini dibuat pada tahun 1674
oleh seorang komponis asal Wartenberg, Bohemian yaitu Heinrich Ignaz Franz
Biber.
B. Desain Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, dibuat desain penelitian dalam bentuk
skema sebagai berikut,

Diagram 3.4: Pemetaan Desain Penelitian


Sumber dari Imslp.org

17
18

Sebagaimana yang telah diilustrasikan dengan skema, bahwa analisis ini


didesain melalui metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Secara
objektif penggunaan desain ini bertujuan untuk memberikan identifikasi agar
data-data bisa terkumpul secara akurat, objektif, valid dan terukur. Konteks yang
terkandung dalam penelitian ini dikaji melalui pendekatan musikologi dengan
harapan semua aspek dan unsur bisa dianalisis, sedangkan yang menjadi fokus
penelitiannya adalah karya Passacaglia In G Minor Karya Heinrich Ignaz Franz
Biber.
Tahap awal dalam penelitian berisi tentang studi pendahuluan. Pada tahap
ini peneliti melakukan pengamatan tentang karya Passacaglia In G Minor secara
auditif maupun visual. Yang dimaksud dengan pengamatan secara auditif yaitu
peneliti melakukan kajian mengenai karya Passacaglia dengan menggunakan alat
bantu berupa tape recorder dan MP3 dengan maksud untuk menalaah bagian-
bagian mana yang menjadi fokus kajian analisis tersebut serta membantu
memberikan penjelasan tentang konsep secara menyeluruh pada struktur karya
tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan pengamatan secara visual, yaitu
peneliti melakukan cek dan re-cek, melihat sebuah konsep penulisan lagu oleh
Heinrich Ignaz Franz Biber melalui partiture karya sambil mendengarkan karya
tersebut secara bersamaan.
Setelah data-data terkumpul lalu penyusunan instrument yang terdiri dari
observasi, merumuskan masalah dan merumuskan asumsi. Setelah studi
pendahuluan selesai maka dikaitkan dengan kajian teori yang disesuaikan dengan
pertanyaan penelitian. Kajian teori tersebut adalah analisis data variasi dilihat dari
aspek melodi secara horizontal dan vertikal, partitur solo violin Passacaglia In G
Minor, rekaman audio solo violin Passacaglia In G Minor.
Setelah kajian teori terkumpul kemudian diimplementasikan pada tahapan
inti yang terdiri dari observasi, merumuskan masalah, merumuskan asumsi dan
melakukan analisis karya yang disesuaikan dengan pertanyaan penelitian yaitu,
variasi melodi dilihat dari aspek horizontal dan vertikal. Kemudian tahap akhir
yaitu pengolahan data yang terdiri dari pengkodean atau mereduksi data bagian-
bagian partitur Passacaglia In G Minor karya Heinrich Ignaz Franz Biber.
19

Selanjutnya penyajian data-data dari masing-masing bagian, lalukomparasi data-


data antara partitur dan rekaman. Kemudian seleksi data yang akan dianalisis,
setelah itu analisis partitur Passacaglia In G Minor. Yang dikaitkan dengan
pertanyaan penelitian yaitu variasi melodi dilihat dari aspek horizontal dan
vertikal, terakhir adalah penyusunan data hasil analisis partitur Passacaglia In G
Minor karya Heinrich Ignaz Franz Biber.
Semua tahapa selesai maka menjadi sebuah draf sekripsi analisis lagu
dalam Passacaglia In G Minor karya Heinrich Ignaz Franz Biber. Setelah menjadi
draf skripsi lalu proses berikutnya adalah disiminasi. Proses diminisasi selesai
terbuatlah skripsi analisis lagu Passacaglia In G Minor karya Heinrich Ignaz
Franz Biber.

C. Teknik Pengumpulan Data


Data dalam suatu penelitian merupakan suatu bahan yang sangat
diperlukan untuk dianalisis. Kenapa demikian? Berbagai sumber penelitian yang
pernah peneliti baca menunjukkan bahwa sumber data merupakan acuan yang
sangnat menentukan bagi keberhasilan mengenai hasil secara penelitian dan
menjawab semyua permasalahan penelitian secara actual, gamlang yang serta
objeknif. Untuk itu diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang relevan
dengan tujuan penelitian. Adapun teknik dalam pengumpulann data tersebut
disusun sebagai berikut:
1. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan cara mengamati karya Biber
Passacaglia In G Minor. Observasi awal dilakukan pada tanggal 11 Januari 2017
yaitu melihat partitur Passacaglia In G Minor karya Heinrich Ignaz Franz Biber
untuk mencari sebuah keunikan dalam karya tersebut. Observasi kedua peneliti
menemukan sebuah keunikan yaitu pengembangan variasi melodi disetiap 2
barnya. Observasi ketiga peneliti mengamati variasi melodi yang terdapat dalam
karya tersebut sebagai jawaban pertanyaan penelitian atau fokus penelitian.
Kegiatan observasi tersebut bertujuan untuk mendapatkan data tentang estetika
musik musikalnya yang dikaitkan dengan pertanyaan penelitian, sehingga
memperoleh pemahaman atau pembuktian terhadap infprmasi dan informan yang
20

memiliki keahlian di bidang tersebut. Yang dimaksud dalam observasi disini


adalah untuk menentukan data tentang estetika musikal dalam karya yang peneliti
teliti.
2. Studi Literatur
Teknik ini dilakukan dengan cara mencari teori atau landasan pada buku-
buku, artikel, jurnal, partitur, internet serta rekaman audio. Dengan membaca
literature-literaturyang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, dapat
membandingkan data-data yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Sumber-
sumber tersebut terdiri dari sumber utama yaitu Passacaglia In G Minor yang
berupa format Pdf dan sumber pendukung diantaranya: Buku Sejarah Musik jilid
3 tahun 1995 oleh Dieter Mack yaitu tentang sejarah musik barat secara umum,
Harmoni 1 oleh Sugeng Syukur, M.Pd dan Henri Nusantara, M.Pd taun 2010 yaitu
tentang proses melihat harmonisai melodi, Ensiklopedia Musik Klasik oleh
Muhammad Syafiq tahun 2003 untuk melihat biografi dari sang composer, Ilmu
Melodi oleh Dieter Mack tahun 1994 yaitu tentang permasalahan melodi. Buku
pengayaan tersebut berfungsi sebagai pembedahan data penelitian.
3. Diskografi
Diskografi yaitu pengumpulan data melalui data-data yang sudah direkam
atau dari sebuah rekaman, rekaman tersebut berupa Mp3. Misalnya data lagu
Heinrich Ignaz Franz Biber berupa Mp3 dengan judul Biber-Passacaglia In G
Minor oleh Liza Pearlman. Rekaman tersebut digunakan sebagai media
pendukung utama yang dilakukan secara auditif. Hal tersebut untuk memudahkan
peneliti dalam menganalisa variasi melodi secara horizontal dan vertikal.
4. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan bantuan catatan
peristiwa yang berbentuk file, partitur, maupun rekaman audio dari sumber data.
Data dokumentasi dalam penelitian ini adalah berbentuk data berupa partitur lagu
Heinrich Ignaz Franz Biber Passsacaglia In G Minor. Selain itu untuk data audio
yang berupa Mp3 lagu Biber-Passacaglia In G Minor. Untuk partitur tersebut
telah ditranskrip ke dalam software Sibelius 7 agar partitur lebih jelas. Data-data
tersebut dijadikan referensi untuk dikaji, dianalisis dan dievaluasi sehingga tujuan
21

pada penelitian ini bisa tercapai dengan baik. Berikut foto partitur Heinrich Ignaz
Franz Biber.

Passacaglia In G minor

Gambar 3.5: Partitur Passacaglia In G Minor


Sumber dari imslp.org

D. Instrumen Penelitian
Rujukan utama dalam melaksanakan analisis ini adalah observasi dan studi
dokumentasi. Itulah prinsip yang dilakukan oleh peneliti dalam menjawab
pertanyaan penelitian ini. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh
(Margono, 2007:159) pada dasarnya teknik observasi digunakan untuk melihat
dan mengamati perubahan fenomena-fenomena sosial yang tumbuh dan
berkembang yang kemudian dapat dilakukan perubahan atas penlialian tersebut,
bagi pelaksana observaser, sehingga mampu memisahkan antara yang diperlukan
dengan yang tidak diperlukan. Kegiatan observasi dalam penelitian ini adalah
22

bertujuan untuk mengamati karya Heinrich Ignaz Franz Biber Passacaglia In G


Minor. Kegiatan dokumentasi dalam penelitian ini yaitu untuk
mendokumentasikan data-data agar proses Analisa dilakukan secara mudah.
Instrumen yang digunakan yaitu tentang rumusan masalah penelitian yang terkait
pada pertanyaan penelitian tantang variasi melodi dilihat dari aspek horizontal dan
vertikal.

E. Teknik pengolahan Data dan Analisis Data


Proses teknik pengolahan data dan analisis data ini pada dasarnya
dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data. Teknik ini
dimaksudkan untuk mempermudah dalam menyusun dan menginterpretasikan
data tersebut. Tahap-tahap dalam teknik pengolahan data diantaranya:
1. Penyusunan data
Penyusunan data merupakan suatu langkah awal sebelum mengolah data.
Tahap penyusunan data yaitu menyusun data-data yang digunakan dalam proses
Analisa karya Passacaglia In G Minor. Data-data tersebut berupa partitur, Pdf,
dan rekaman audio. Tahapan penyusunan ini bertujuan untuk mendapatkan data-
data yang relevan dan akurat sehingga dalam proses analisis tidak mengalami
kesulitan.
2. Pengolahan data
Pengolahan data dimulai dari penelitian pendahuluan sehingga
tersusunnya usulan penelitian. Tahap kedua, pengolahan data yang lebih
mendalam dilakukan dengan cara mengolah hasil kegiatan observasi dan
dokumentasi. Tahap ketiga, setelah itu dilakukan pemeriksaan keabsahan data
hasil observasi dan dokumentasi yang dijadikan referensi penelitian serta
membandingkan data tersebut dengan berbagai informasi yang terkait.
3. Penyajian data
Penyajian data merupakan suatu langkah yang nyata dalam memberikan
gambaran menganai data, agar lebih mudah dalam memahami data yang telah
diperoleh. Bebagai macam dalam penyajian data diantaranya berupa tulisan,
gambar, tabel dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, peneliti hanya
menyajikan data melalui tulisan dan gambar, Karena dalam menganalisis karya
23

musik dalam penelitian ini hanya membedah, mengolah dan mendeskripsikan


sesuatu dalam segi musikal. Penyajian data ini dimaksudkan untuk melihat atau
mengamati apa saja yang ada didalam materi penelitian, kemudian dilakukannya
pengambiladn tindakan yang dianggap perlu dan penting dalam proses penarikan
kesimpulan.
4. Analisis data
Analisis data pada dasarnya adalah proses menganalisa data. Dalam hal
ini, menganalisa data tersebut difokuskan pada partitur atau karya sebagai objek
penelitian. Tujuan dari analisis data yaitu untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Langkah pertama dengan proses menganalisa partitur yang akan diolah dan
digabungkan menjadi satu data. Kemudian yang terpenting adalah proses
penyederhanaan sejumlah data, agar peneliti lebihh fokus terhadap sasaran.
Setelah itu jika telah terkondisi, maka akan mudah dalam membuat suatu
gambaran secara umum.
5. Pengambilan kesimpulann
Setelah data dikumpulkan dan diolah, peneliti melakukan tahapan
pengambilan kesimpulan yang diambil dari bebrapa data yang sudah dianalisis.
Kesimpulan tersebut adalah suatu penyampaian yang berupa sebuah pemikiran
akhir terhadap materi penelitian yang sudah dianalisis. Selain itu, terdapat
beberapa aktifitas dalam analisis data kualitatif yang mengadaptasi model Miles
dan Huberman yaitu denagn langkah-langkah sebagai berikut:
1. Reduksi data
Pada aktifiatas ini adalah mereduksi data yang berarti merangkum,
memilih hal-hal pokok dan dikaitkan dengan pertanyaan penelitian tentang
variasi melodi dilihat dari aspek horizontal dan vertikal. Dengan demikian
data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan
mempermudah peneliti dalam pengumpulan data selanjutnya
2. Display data (penyajian data)
Setelah melakukan reduksi, maka langkah selanjutnya adalah
menyajikan data yang terkait dengan rumusan masalah penelitian.
Berbagai macam dalam penyajian data diantaranya berupa uraian singkat,
24

tulisan, gambar, tabel, dan bagan. Tahap ini untuk memudahkan dalam
memahami proses analisis dan merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami pada proses sebelumnya.
3. Verifikasi data
Verifikasi data dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu objek yang mengarah kepada variasi melodi dilihat dari
aspek horizontal dan vertikal pada Passacaglia In G Minor karya Heinrich
Ignaz Franz Biber, sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Kesimpulan ini
dapat berupa hubungan interaktif, maupun teori. Aktifitas yang dilakukan
dalam analisis ini meliputi reduksi data, display data, analisis data dan
verifikasi data yang diilustrasikan melalui skema berikut.

Display data
Reduksi data
(penyajian Data)

Analisis Passacaglia In G
Minor Karya Heinrich Verifikasi data
Ignaz Franz Biber

Diagram 3.6: Pemetaan aktifitas analisis data


Sumber dari Dokumentasi Pribadi

F. Isu Etik
Hasil data dari analisis karya Heinric Ignaz Franz Biber Passacaglia In G
Minor memiliki dampak positif dan negatif. Salah satu dampak positif dari
penelitian ini yaitu memiliki pengaruh besar dalam permainan solo biola
khususnya karya solo violin zaman barok. Selanjutnya dapat dijadikan sebagai
25

pengayaan referensi atau pembelajaran sejarah musik barat yang terkait dengan
ilmu sejarah, violin terkait dengan teknik bermain violin. Karya tersebut dianalisis
bertujuan untuk memperlihatkan estetika musik zaman Barok, khususnya dalam
permainan solo violin yang memiliki variasi melodi yang kuat. Selain itu salah
satu dampak negatif dalam penelitian ini adalah peneliti terlalu ingin tahu tentang
karya tersebut, dan menggali kekaryaan tentang kelemahannya. Kelemahannya itu
tampak pada artikulasi yang masih memakai zaman dahulu. Lagu Passacaglia In
G Minor akan menghasilkan konsep keilmuan tentang permainan solo violin dan
sejarah musik barat.
26
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Penelitian
Berdasarkan proses analisis yang dilakukan selama penelitian, ditemukan
bahwa terdapat berbagai hal yang menarik dari aspek-aspek yang bersifat
kompositorik berdasar dari pertanyaan penelitian yang peneliti susun.
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian awal, bahwa secara auditif karya
ini dibangun dari melodi yang sangat sederhana, namun kemudian melodi tersebut
dikembangkan dengan beberapa variasi. Dalam konsep variasi tersebut,
menghasilkan berbagai peristiwa musik yang kompleks. Untuk menjelaskan
kompleksitasnya, tidak cukup hanya mendengar hasil rekamannya akan tetapi
perlu melakukan kajian yang mendalam berdasar dari partitur, agar hal-hal
musikal yang sulit ditangkap oleh telinga dapat diketahui secara jelas.
Untuk memaparkan proses analisis sebagai hasil temuan, peneliti
membagi menjadi beberapa bagian berdasakan frase melodi yang dikembangkan
dalam karya ini, menjadi 13 bagian dan bagian akhir merupakan Coda. Untuk itu
penjelasan berikutnya peneliti menggunakan pembagian yaitu A sampai M.
Bagian-bagian ini tentu saja memiliki perbedaannya tersendiri baik dari segi
variasi melodi maupun ritmis.
Pada temuan ini peneliti menemukan sesuatu yang menarik yaitu nada G-
F-Ees-D, nada ini adalah sebagai melodi alas atau melodi utama pada karya yang
peneliti analisis, dan nada ini pun sering terdengar dan menjadikan nya
berkembang dari sisi variasi melodi dan ritmis.

Gambar 4.7: Partitur Passacaglia In G minor melodi utama


Sumber dari Transkrip Pribadi

26
27

A
Gambar 4.7: Partitur Passacaglia In G minor Bagian A
Sumber dari Imslp.org
Ket:

= bagian

= bagian

= bagian

= bagian

Dalam bagian awal partitur ini ( tentu saja memiliki variasi

melodi dan bagian-bagian lainnya. Peneliti menemukan bagian/frase lain didalam

bagian A. Terdiri dari - bisa dilihat dari kolom yang diberi warna berbeda di

setiap bagiannya.
28

Gambar 4.8: Partitur Passacaglia In G minor Bagian B


Sumber dari Imslp.org
Ket:

= bagian

= bagian
29

Dalam bagian kedua dari partitur ini ( juga memiliki variasi

melodi dan bagian-bagian lainnya. Ditemukan bagian/frase lain didalam bagian B.

Terdiri dari - bisa dilihat dari kolom yang diberi warna berbeda di setiap

bagiannya.

Gambar 4.9: Partitur Passacaglia In G minor Bagian C


Sumber dari Imslp.org
Ket:

= bagian

= bagian

Dalam bagian selanjutnya ( juga memiliki variasi melodi dan

bagian-bagian lainnya. Ditemukan bagian/frase lain didalam bagian C. Terdiri dari

- bisa dilihat dari kolom yang diberi warna berbeda di setiap bagiannya.
30

Gambar 4.10: Partitur Passacaglia In G minor Bagian D


Sumber dari Imslp.org

Dalam bagian selanjutnya ( peneliti menemukan suatu

perubahan tempo karya menjadi Adagio.

Gambar 4.11: Partitur Passacaglia In G minor Bagian E


Sumber dari Imslp.org

Bagian selanjutnya ( peneliti menemukan bahwa tempo karya


kembali pada semula yaitu Allegro.
31

Gambar 4.12: Partitur Passacaglia In G minor Bagian F


Sumber dari Imslp.org

Temuan selanjutnya, peneliti membagi frase ini ke dalam ( .

Gambar 4.13: Partitur Passacaglia In G minor Bagian G


Sumber dari Imslp.org

Temuan berikutnya peneliti membagi frase ini ke dalam ( . Dan

peneliti menemukan bahwa range oktaf dari melodi utama ini menjadi naik.
32

Gambar 4.14: Partitur Passacaglia In G minor Bagian H


Sumber dari Imslp.org

Temuan berikutnya peneliti membagi frase ini ke dalam ( .

Peneliti menemukan melodi utama masih berada dalam range oktaf tinggi namun
pada bar 82 melodi utama mulai turun kembali pada oktaf semuala.

Gambar 4.15: Partitur Passacaglia In G minor Bagian I


Sumber dari Imslp.org
33

Temuan berikutnya peneliti membagi frase ini ke dalam ( .

Peneliti menemukan melodi utama pada akhir frase ini mulai kembali pada range
semula, yaitu pada range middle.

Gambar 4.16: Partitur Passacaglia In G minor Bagian J


Sumber dari Imslp.org

Temuan berikutnya peneliti membagi frase ini ke dalam ( .

Peneliti menemukan bahwa pada frase ini hanya menggunakan ornamen glis pada
melodi yang menaik. Dan pada frase ini melodi kembali pada range semula.
34

Gambar 4.13: Partitur Passacaglia In G minor Bagian K


Sumber dari Imslp.org

Temuan berikutnya peneliti membagi frase ini ke dalam ( .

Gambar 4.13: Partitur Passacaglia In G minor Bagian L


Sumber dari Imslp.org

Temuan berikutnya peneliti membagi frase ini ke dalam ( .


35

Gambar 4.13: Partitur Passacaglia In G minor Bagian M


Sumber dari Imslp.org

Temuan berikutnya peneliti membagi frase ini ke dalam ( .

Gambar 4.13: Partitur Passacaglia In G minor Bagian Coda


Sumber dari Imslp.org
Pada temuan terakhir, peneliti membagi frase ini ke dalam (

. Sang komposer menciptakan karya Passacaglia ini tidak lepas

dari karakteristik zaman Barok yang mengawali karyanya dengan tonalitas minor
akan tetapi pada akhir dari karyanya berubah tonalitas menjadi mayor.
36

B. Pembahasan Penelitian
Pada pembahasan ini, poin yang akan dibahas yaitu bagaimana variasi
harmoni Passacaglia In G minor dilihat dari aspek melodi secara Horizontal dan
Vertikal. Karena keberadaan aspek melodi tidak bisa dipisahkan dari struktural
secara horizontal dan vertikal, maka dari itu peneliti membahas secara langsung
kedua aspek tersebut.
Variasi melodi merupakan sebuah gerakan atau paduan dalam suatu musik
yang dimana mencangkup berbagai tekhnik dalam bernyanyi seperti artikulasi,
variaton, dan non-chordhal tone. artikulasi adalah bentuk pengucapan nada dalam
bernyanyi, variasi adalah suatu tekhnik yang memindahkan suatu posisi melodi
tetapi tidak mengganggu garis melodi yang asli, sedangkan non-chordal tone
adalah suatu aturan dapat pula dikatakan gerakan yang digunakan sebagai satu
sentuhan dalam membawakan suatu irama atau nada.
Nada-nada (tone) akan bermakna jika disusun secara horizontal dengan
lompatan-lompatan (interval) tertentu. Nada-nada yang disusun secara horizontal
dengan lompatan (interval) tertentu itu dinamakan melodi. Melodi inilah yang
kemudian menjadi kalimat lagu dan terdiri dari frase-frase serta tema tertentu.
Deretan melodi kemudian menjadi lagu.
Melodi vertikal atau bisa disebut sebagai akord mempunyai arti
yaitu kumpulan tiga nada atau lebih yang bila dimainkan secara bersamaan
terdengar harmonis. Akord bisa dimainkan secara terputus-putus ataupun secara
bersamaan.
Kita lihat bahwa unsur melodi (gaya “nyanyian”) kurang penting,
melainkan tekstur individual, Gestalt diutamakan bagi masing-masing motif
dasar, bahkan teknik kontras serta “hubungan substansi” pada umumnya lebih
berperan.
Melodi utama pada karya ini terdapat pada bar 1-2. Ciri khasnya
sebagian besar disebabkan oleh ritmenya dan struktur harmoni. Secara harmonis,
Biber menyajikan bahan yang sudah ingin “menyimpang” dari tonalitas asli (F-
mayor), namun pada awal birama pun sudah terlihat jelas dengan turun nya
37

melodi utama not E menjadi not Ees itu sudah menyimpang dari tonalitas
sebenarnya, sehingga tonalitas pun berpindah menjadi Bes Mayor atau dalam
karya ini tonalitas menjadi G minor.

Dalam lagu Passacaglia ini komposer menggunakan birama , oleh karena

itu, karya ini pun seperti memiliki unsur Waltz di dalamnya, dengan menggunakan
melodi dasar yang sederhana, hanya saja mengalami berbagai macam variasi
melodi didalamnya. Seperti:

Bar 1-39
38

Gambar 4.19: Partitur Passacaglia In G minor


Sumber dari Imslp.org
Melodi yang sedang dianalisis oleh peneliti mempunyai nada utama yang
berulang-ulang, sedangkan selanjutnya dari nada utama tersebut memiliki variasi
melodi, yang dimaksud dengan “nada berulang-ulang” yaitu not yang dominan
muncul di setiap barnya. Biber menggarap melodi utama(dasar) ini (birama 1-2)
adalah sebagai melodi utama dari karya nya dan dibar selanjutnya Biber
menambahkan variasi melodi dengan beragam ritme. Dan setelah peneliti analisis
hanya akord Gm, F, Ees, D lah yang mendominasi karya ini.
39

Pertama-tama dapat melihat bahwa dari bar awal sampai dengan akhir
terdapat suatu tekstur, yaitu semacam perkembangan melodi dari nada utama yaitu
not G-F-Ees-D (dapat di lihat dari lingkaran berwarna merah). Dengan kata lain, 2
birama pertama yaitu G-F-Ees-D merupakan bahan yang paling dasar dan
menjadikan frase pertama, karena kelanjutannya hanya mengulangi prinsipnya.
Namun dalam birama 3 dan seterusnya muncul suatu variasi melodi yang
membentuk suatu melodi secara horizontal dalam nada utama tersebut, dapat
dilihat dari not yang diberi kolom berwarna hijau. Secara visual dari not tersebut
terbentuk suatu variasi melodi secara horizontal yang terdiri dari not G-Bes-D dan
memiliki not lintas C, dan dalam ketukan ke 4 not D sudah masuk pada akord lain
yaitu Dm/F , dari not tersebut terbentuklah sebuah akord G minor yang dalam
tingkatan dari tonalitas nya disebut tingkat I. Secara sekilas awal dari karya ini
tidak membawa kesan suatu “pusat tonalitas”, sedangkan rasa tonal masih ada,
terutama secara horizontal.
Dapat dilihat dari gambar diatas yang diberi tanda kolom warna
merah bar 8-10, disana melodi utama G-F-Ees-D hanya menjadi nada alas nya
saja. Selanjutnya bermacam variasi dengan ritme yang berbeda di tuangkan untuk
mengisi nada utama tersebut sehingga terbentuklah suatu melodi yang berkesan
multilayer didalamnya.

Not dengan nilai ritme jika dilihat dari aspek melodi secara

horizontal membentuk suatu arpeggio, dapat dilihat dari gambar yang sudah
diberi tanda dengan kolom warna biru. Dalam awal birama 11, not G bervariasi
dengan tambahan ritme yang menunjukan melodi arpeggio dengan not lintas A,
dalam ketukan selanjutnya pun, not F memiliki perkembangan yang sama dengan
not G, hanya saja dengan menggunakan not lintas G, dalam birama selanjutnya
not Ees sama saja memliki perkembangan, dan di ketukan selanjutnya,
terbentuklah suatu melodi secara vertikal dari not D-A-F#, atau bisa disebut
40

sebagai akord D mayor atau tingkat (v) dari tonalitas minor. Bisa dilihat dari yang
sudah diberitanda kolom berwarna hijau.
Dan yang paling penting lainnya, pada karya ini menggunakan

birama . Kesan yang dimunculkan oleh birama ini memberikan suatu kesan

Waltz terhadap karya Passacaglia ini, yang seakan memberikan kesan menari
pada karyanya tersebut.
Selanjutnya, bisa dilihat dari bar 12 ketukan akhihr, pada bar
tersebut not membuat suatu harmonisasi secara vertikal dari tonalitas G minor
adalah tingkat V atau dalam istilah fungsional adalah Dominan (D) yaitu akord
D mayor, selanjutnya pun dari bar 13 membentuk suatu harmonisasi vertikal
tingkat I atau tonika (t) yaitu akord G minor, dan selanjutnya akord F mayor
adalah tingkat II atau subdominan (s) dengan menggunakan inversi satu, dan pada
bar 14 inilah yang menjadi sorotan utama dalam karya ini, not membentuk suatu
harmonisasi secara vertikal yaitu akord Ees mayor, akord inilah yang menjadi
pembeda dari tonalitas asli, selanjutnya pun terdapat harmonisai vertikal yaitu not

D-A-G yang membentuk akord yang merupakan dari suspensi dan

dilanjutkan ke F# dalam ketukan ketiga.


Selanjutnya dari bar 21 variasi dari melodi dasar sangat terlihat
mencolok dari segi harmonisasi. Ritme melodi ini “dikuasai” oleh variasi secara
terus-menerus. Dengan segi variasi melodi secara horizontal pun membentuk
awalan dari variasi arpeggio. Pada bar 21-30 variasi dari melodi utama di isi

dengan not sehingga berkesan lagu mulai “meramai” dengan isian melodi

sebagai berikut. Bar 23-26 variasi melodi melangkah naik dari nada utama yang
membuatnya menjadi berbeda atau memiliki frasenya sendiri. Selanjutnya dari bar
41

27-30 variasi melodi dengan nilai not terdapat suatu tekstur, yaitu kembali

lagi seperti dari birama 21-22 semacam arpeggio trinada G-minor dengan
changing note hanya saja dalam bar ini arpeggio terlihat sangat kompleks.
Dengan kata lain, empat nada pertama, yaitu G-D-Bes-G merupakan bahan yang
paling dasar, karena kelanjutan dari melodi dasar G-F-Ees-D tersebut membuat
suatu arpeggio dari tingkatan not-nya.
Dalam kaitannya dengan harmoni vertikal, karya ini menggunakan
melodi utama sebagai penguat untuk akord-akord yang bermunculan, dan
diteruskan dengan variasi melodi yang memiliki frase. Hampir di dalam awal bar
melodi utama, yaitu G-F-Ees-D ini menggunakan akord sebagai penguat karya
dan di dalam not selanjutnya memiliki kecenderungan berimprovisasi sesuai
dengan akord yang dimilikinya. Melodi arpeggio yang sangat mencolok dalam
bar 25-30 ini tidak lepas dari harmoni sebelumnya yang dijadikan sebagai melodi
utama dalam pembuatan arpeggio tersebut. Pembahasan selanjutnya dapat dilihat
dari gambar dibawah ini.

Bar 40-51
42

Gambar 4.20: Partitur Passacaglia In G minor


Sumber dari Imslp.org
Pada notasi diatas nilai not berkembang dari bar sebelumnya yang

hanya menggunakan not menjadi dan , ini membuat variasi

melodi lebih terasa ramai terdengar dan dengan harmonisasi yang terkandung
disetiap bar-nya. Pada bar 41, melodi utama yaitu G-F memiliki varisi yang

berbeda dari ritme awal yang memiliki ketukan dan . Jika dihitung

dalam birama , pada bar 41 ketukan pertama dan ketukan kedua memiliki varisi

yang berbeda, dimana nilai not pun menjadi berubah untuk menuju ketukan ketiga
43

yang terdapat akord F major dan seterusnya bervariasi dengan nilai not yang

digabungkan dari dan .

Selanjutnya dari bar 42-44 ini menunjukan keragaman bervariasi


dari harmonisasi secara horizontal, terlihat dari notasi yang naik-turun dengan

akord di ketukan awalnya yang menggunakan ritme , dan dari ketukan kedua

dari bar 42 memiliki not bernilai . Dari melodi utama terlihat variasi notasi

yang sangat atraktif bila di dengarkan.


Untuk harmonisasi masih terpaku kepada melodi utama, karena ini
lah yang menjadi keunikan dalam karya ini. Dalam bar 45-48 melodi menjadi
terbagi sehingga seperti membuat multilayer di dalamnya. Namun sama seperti
pembahasan sebelumnya, pada bar 49-52 (ketukan awal) terdapat suatu perubahan
tempo Adagio, dalam harmonisasi pun hanya terlihat dalam bar 49 ketukan awal
saja dan selanjutnya menggunakan variasi melodi improvisasi dengan
menggunakan ornamentasi teknik Trill yang membuat frase baru sehingga lagu
terasa lebih mengalun, ini membuat lagu seakan memiliki jeda pada frase
sebelumnya yang terasa cepat. Bila dilihat dari variasi melodi secara horizontal
pada bar ini sangat terasa samar suatu, teknik arpeggio yang terbentuk dari variasi
melodi horizontal sangat kurang teras, sehingga pada bar ini variasi Trill lah yang
sangat mencolok dengan alunan ritme dan tempo yang melambat ini.
44

Bar 52-90
45

Gambar 4.21: Partitur Passacaglia In G minor


Sumber dari Imslp.org
Selanjutnya pada bar 52 setelah tempo adagio kini lagu kembali
menuju tempo awal yaitu allegro. Dari bar tersebut sampai bar 56 variasi melodi
kembali menjadi suatu Arpeggio. Pada frase ini variasi melodi sama dengan
variasi melodi Arpeggio sebelumnya, ini menunjukan lagu kembali kepada frase
dominan yang sebelumnya mengalami perubahan tempo. Selanjutnya pada bar 57-
59 ketukan pertama, variasi melodi ini terasa seperti melodi sekuent yang
dipertegas dengan akord. Dari bar 59 ketukan kedua, melodi melangkah naik,
pada bar selanjutnya yaitu bar 61, melodi utama G-F-Ees-D mengalami perubahan
46

oktaf, sampai dengan bar 71 melodi mulai menggunakan variasi nada tinggi yang
berbeda dari variasi-variasi sebelumnya. Ini pun menjadikan suatu frase yang
baru, melodi utama dimainkan dengan oktaf yang berbeda dari sebelumnya
dengan melodi yang melangkah naik, bila dilihat dari variasi melodi secara
horizontal pun terlihat “ramai”, karena pada bar ini hanya menunjukan suatu

variasi melodi ber-not tinggi dan dengan menggunakan ritme dan .

Dari bar 72-90 melodi secara horizontal untuk membentuk suatu


variasi melodi sukar untuk dilihat, karena dalam frase ini biber lebih menekan kan
kepada variasi harmonisasi atau akord-akord. Pada frase ini, akord-akord yang
muncul sedikit berbeda dari sebelumnya, ini dikarenakan berpindahnya rasa
tonalitas pada karya tersebut. Akord yang muncul pada frase ini, yakni: Cm, Bes,
Gm, dapat dilihat dari lingkaran berwarna merah.
Selanjutnya pada bar 76 seterusnya harmonisasi sangat menonjol di
setiap barnya, dapat dilihat akord D berubah yang pada frase sebelumnya ini
kebanyakan menggunakan akord mayor, namun pada frase ini akord D berubah
menjadi minor, dengan ini kembali membuat suatu frase baru dimana rasa yang
dihasilkan untuk harmonisasi lebih terasa minor. Pada bar 78 ini seperti memiliki
akord tertentu, bisa di bilang sebagai akord C minor, yang terbentuk dari
harmonisasi melodi C-G-Ees, ini merupakan suatu pembeda dan memiliki
keunikan tersendiri di dalam frasenya, akord ini pun sering terlihat pada frase ini,
dapat dilihat dengan kolom yang diberi warna merah. Pada pembahasan
berikutnya peneliti menemukan suatu akord baru yang muncul, berikut gambar
beserta penjelasannya dapat dilihat dibawah ini.
47

Bar 91-103

Gambar 4.22: Partitur Passacaglia In G minor


Sumber dari Imslp.org
Sampai dengan bar 91, melodi utama kembali pada resonansi suara
middle, sehingga menunjuk kan suatu akhir dari sebuah frase, dan akord D pun
dalam bar 92 kembali menjadi mayor.
Pada frase ini pun terdapat akord baru muncul dengan not Aes yang

merupakan akord Ees mayor ditambah not ke 11 sehingga menjadi akord .

Dan akord berikutnya yang muncul yaitu akord , dan . Dapat dilihat

dari lingkaran berwarna merah. Pembahasan selanjutnya dapat dilihat dari gambar
dibawah ini beserta penjelasannya.
48

Bar 104-122
49

Gambar 4.23: Partitur Passacaglia In G minor


Sumber dari Imslp.org
Pada bar 104-106 melodi kembali menunjukan variasi sekuent-nya

dengan melangkah naik dengan nilai not . Pada frase ini peneliti menemukan

dari segi ornamentasi. Dan terdapat keunikan lain, dimulai dari bar 115 (yang
diberi lingkaran merah) memiliki pola ritmik yang terkesan seperti menggunakan
teknik spiccato. Tekstur seperti ini masih sama pula dengan menggunakan prinsip
“melodi utama dengan iringan variasi”. Pada frase ini terdapat akord yang disebut
“Ambivalent”, yaitu akord yang bisa disebut memiliki 2 perbandingan, pada
lingkaran berwarna biru, peneliti berpendapat bahwa akord tersebut bisa dibilang

akord atau F mayor.

Dimuali dari bar 104-122 sangat samar terlihat variasi melodi


vertikal yang dimiliki, akan tetapi variasi melodi lebih ditonjolkan pada variasi
melodi horizontal, terdapat beberapa melodi arpeggio pada setiap barnya dan
sedikit harmonisasi yang terdapat pada 3 frase ini.
50

Bar 123-132

Gambar 4.24: Partitur Passacaglia In G minor


Sumber dari Imslp.org
Pada frase akhir lagu, variasi melodi vertikal atau harmonisasi sangat
terlihat menonjol dibanding dengan frase sebelumnya yang sangat sukar dilihat.
Pada bar 131, akhir pada karya ini peneliti menemukan bahwa sang komposer
menciptakan karya Passacaglia ini tidak lepas dari karakteristik zaman Barok
yang mengawali karyanya dengan tonalitas minor akan tetapi pada akhir dari
karyanya berubah tonalitas menjadi mayor. Pada bagian Coda memiliki akord G
mayor yang terdiri dari not G-D-B-G, dapat dilihat dari lingkaran berwarna
merah. Karakter musikal pada zaman Barok ini memberikan suatu keunikan
tersendiri pada karyanya, dengan tonalitas G minor dan melodi utama G-F-Ees-D
yang menjadi alas dasar karya tersebut ini dapat berkembang dan menjadi variatif
terjadi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dalam bab ini akan diuraikan berbagai hasil temuan dan untuk menjawab
pertanyaan penelitian, berupa analisis karya “Passacaglia In G Minor”, karya
Heinrich Ignaz Franz Biber. Analisis yang dilakukan peneliti yaitu variasi melodi
dilihat dari aspek horizontal dan vertikal.

Setelah berbagai upaya dilakuakan selanjutnya peneliti menyimpulkan hasil


temuan ini kedalam beberapa poin berikut ini:

1. Dari melodi utama yang berperan sebagai alas dari awal sampai akhir
karya dapat memiliki variasi melodi yang menarik baik secara horizontal
maupun vertikal, ini terlihat dari berbagai pengembangan melodi yang
terbentuk dari melodi utama tersebut dan memiliki akord-akord dari
tingkatan tertentu.
2. Dalam karya Passacaglia In G minor untuk solo violin ini, terdapat hal
yang menarik berkaitan dengan bagaimana satu ide kecil dikembangkan
menjadi lebih luas. Dalam contoh audio yang peneliti temukan, secara
auditif dapat diidentifikasi bahwa ada empat nada yang seolah-olah
terdengar secara terus menerus, namun empat nada ini hadir selalu dalam
“wujud” yang berbeda yaitu nada G-F-Ees-D, nada ini merupakan unsur
pokok yang membuat karya ini menarik untuk di analisis karena keunikan
nya dan ketertarikan dari peneliti. Tidak semata-mata ditulis jika tidak ada
manfaatnya, manfaatnya yaitu untuk membuka pemikiran khusus, yaitu
dari karya ini kita dapat memahami bahwa karya yang terbentuk dari
melodi yang sederhana pun dapat menimbulkan kesan dan keunikan
tertentu di dalamnya,
3. Variasi melodi dalam karya ini, peneliti menyimpulkan bahwa, pada karya
ini banyak terdapat variasi melodi secara horizontal maupun vertikal,
variasi yang dihasilkan nya pun terbilang menarik karena terbentuk dari

49
50

melodi utama G-F-Ees-D yang membuat keterikatan secara harmonisasi


dan pola arpeggio di dalamnya.

B. Saran
Dalam penelitian ini, pasti terdapat kelebihan dan kekurangan dalam segi
penulisan maupun dalam segi menyajikan hasil penelitian. Alangkah baiknya jika
kelebihan yang menyertai sebagai proses dapat terus dikembangkan dan
diterapkan pada proses analisis selanjutnya, dan untuk kekurangan, hendaknya
dijadikan sebagai bahan introspeksi diri dan berusaha untuk mencapai perubahan
yang lebih baik agar proses analisis yang akan dijalani selanjutnya bisa lebih baik.

Oleh karena itu, untuk peneliti selanjutnya, peneliti harus terlebih dahulu
mengenal dan menguasai bahan materi musik yang dikaji agar pada saat proses
penelitian dapat berjalan dengan baik dan lancar.
51
DAFTAR PUSTAKA
Mack, D. (1995). Sejarah Musik Jilid 3. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.

Syafiq, M. (2003). Ensiklopedia Musik Klasik. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Syukur, S. & Nusantara, H. (2011). Harmoni 2. Bandung: Universitas Pendidikan


Indonesia.

Merriam, W. (2009). Merriem-Webster Dictionary CD-ROM version. Retrieved


15 Apr, 2017, from
https://www.merriam-webster.com/dictionary/analytics

Palmquist, S. (2000). The Tree of Philosophy: A course of introductory lectures


for beginning students of philosophy (Enlarged fourth edition, with
Glossary and eight new lectures). Hong Kong: Philopsychy Press, Hong
Kong.

Russel, B. (1997). The Problems of Philosophy. New York: Oxford University


Press.

Prier, K. E. (1992). Sejarah Musik Jilid 2. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.

Stanley, S. (2009). The Grove Concise Dictionary of Music.

Jamalus. (1988). Panduang Pengajaran Buku Pengajaran Musik Melalui


Pengalaman Musik. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan.

Soeharto, M. (1992). Kamus Musik. Jakarta: PT. Gramedia Grasindo.

Palmer, John (2000). Passacaglia (Mystery sonata), for violin solo in G minor,
C.105, from

http://www.allmusic.com/composition/passacaglia-mystery-sonata-for-
violin-solo-in-g-minor-c-105-mc0002362438

x
Klabkassik Bandung. (2009). Bentuk-Bentuk Dasar untuk Musik Instrumen
Passacaglia. Retrieved 20 Apr, 2017, from

http://www.klabklassik.com/2009/08/passacaglia-asal-mulanya-adalah-
tarian.html

Kridalaksana, H. (1987). Beberapa Prinsip Perpaduan Leksem dalam Bahasa


Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

Pen, R. (1992). Introduction to Music. New York: McGraw-Hill, Inc.

Petrucci Music Library. (n.d). Passacaglia Partiture by Biber. Retrieved 28 Dec,


2016, from

http://imslp.org/wiki/Mystery_(Rosary)_Sonatas_(Biber,_Heinrich_Ignaz_Franz_
von)

Encyclopedia. (2016). Henrich Ignaz Franz Biber. Retrieved 28 Dec, 2016, from

http://www.encyclopedia.com/people/literature-and-arts/music-history-
composers-and-performers-biographies/heinrich-ignaz-franz

xi
LAMPIRAN
xi
xii
xiii
xiv
xv
xvi

Anda mungkin juga menyukai