Fokus Group Discussion Hiv Adis
Fokus Group Discussion Hiv Adis
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karna atas berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini hingga selesai. Makalah
ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah FGD Kedokteran Keluarga Fakultas
Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabya, serta untuk memperluas wawasan dan
pengetahuan.
Dalam penyusunan makalah ini, kami telah banyak mendapat bantuan dan kontribusi
dari berbagai pihak, baik bantuan yang berupa materi maupun bantuan dukungan moral. Oleh
sebab itu pada kata pengantar ini kami mengucapkan terima kasih kepada Tim Dosen Mata
Kuliah Kedokteran Keluarga dalam membimbing serta mengarahkan kami dalam proses
penyususan makalah.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan
1. Tujuan khusus..............................................................................2
2. Tujuan umum...............................................................................2
BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Skenario dan Inventarisasi Masalah.........................................................3
B. Analisis dan Pembahasan.........................................................................7
BAB III RENCANA PROGRAM
A. Upaya/Kegiatan Pencegahan....................................................................9
B. Upaya Memberikan Penyuluhan Kesehatan............................................9
C. Upaya/Kegiatan Perbaikan Lingkungan..................................................9
BAB IV PENYUSUNAN KEGIATAN PRIORITAS
A. Urutan Prioritas Kegiatan.........................................................................11
B. POA (Plan of Activity).............................................................................13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................................16
B. Saran ........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………... 17
BAB I
PENDAHULUAN
HIV/AIDS
Propinsi Jawa Timur terletak di ujung timur Pulau Jawa, beribu kota Surabaya. Sejak
tahun 1987 hingga 2018 jumlah kasus HIV/AIDS di Jawa Timur semakin meningkat dan saat
ini merupakan salah satu dari 10 propinsi dengan kasus HIV/AIDS yang tertinggi di
Indonesia. Saat ini kasus HIV/AIDS terbanyak mengenai ibu rumah tangga dan ditempat
kedua karyawan swasta (Riskesdas 2018). Jawa Timur sebagai propinsi yang besar memiliki
penduduk beraneka ragam baik dari suku bangsa, pekerjaan, tingkat pendidikan dan
pengetahuan walaupun mayoritas penduduknya beragama Islam. HIV/AIDS sendiri masih
merupakan stigma di masyarakat, berbagai pandangan dan perlakuan negatif diberikan
kepada penderita HIV/AIDS sehingga para penderita cenderung untuk tidak mau berobat atau
menjalani tes diagnostik karena malu.
Mengingat HIV/AIDS pada ibu atau calon ibu dapat ditularkan kepada janinnya maka
Pelayanan Kesehatan Primer seperti puskesmas di berbagai kabupaten di Jawa Timur telah
menjalankan program pemeriksaan HIV/AIDS gratis bagi ibu ataupun calon ibu yang dinilai
berisiko mengidap HIV/AIDS namun kesediaan ibu ataupun calon ibu untuk memeriksakan
diri masih rendah.
Adanya lokalisasi PSK di beberapa tempat di Jawa Timur membantu pemantauan
kasus dalam rangka surveilans HIV/AIDS. Tahun 2018 oleh pemerintah kota Surabaya telah
dilakukan penutupan salah satu lokalisasi terbesar di Asia. Hal ini menimbulkan masalah
baru dalam surveilans kasus HIV/AIDS. Sebagai Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, apa
yang dapat anda lakukan untuk mencegah penularan dan memantau kejadian HIV/AIDS ini.
2. Identifikasi Masalah
Dari skenario , masalah yang terjadi yaitu :
a. Kasus HIV/AIDS di Jawa Timur semakin meningkat dan saat ini merupakan salah
satu dari 10 propinsi dengan kasus HIV/AIDS yang tertinggi di Indonesia.
b. Kasus HIV/AIDS terbanyak mengenai ibu rumah tangga dan ditempat kedua
karyawan swasta
c. Pandangan dan perlakuan negatif diberikan kepada penderita HIV/AIDS sehingga
para penderita cenderung untuk tidak mau berobat
d. Ibu ataupun calon ibu yang dinilai berisiko mengidap HIV/AIDS memiliki kesedian
diri rendah untuk diperiksa
3. Tabel Scoring
MASALAH
PARAMETER A B C D
Prevelance 5 4 4 4
Severity 4 4 4 3
Rate % increase 5 3 5 5
Degree of unmeet
5 4 4 3
need
Social Benefit 5 5 4 3
Public Concern 5 3 5 4
Technical
4 4 4 3
feasibility study
Resources
5 4 5 5
Availlability
JUMLAH 37 31 35 30
RERATA (sesuai
4,6 3,8 4,3 3,7
jumlah parameter)
Keterangan :
A : Kasus HIV/AIDS di Jawa Timur semakin meningkat dan saat ini merupakan salah
satu dari 10 propinsi dengan kasus HIV/AIDS yang tertinggi di Indonesia.
B : Kasus HIV/AIDS terbanyak mengenai ibu rumah tangga dan ditempat kedua
karyawan swasta
C : Pandangan dan perlakuan negatif diberikan kepada penderita HIV/AIDS sehingga
para penderita cenderung untuk tidak mau berobat
D : Ibu ataupun calon ibu yang dinilai berisiko mengidap HIV/AIDS memiliki kesedian
diri rendah untuk diperiksa
Berdasarkan Tabel Scoring di atas didapatkan hasil dari 4 masalah diatas yaitu terjadi
peningkatan kasus HIV/AIDS di Jawa Timur dan saat ini merupakan salah satu dari 10
propinsi dengan kasus HIV/AIDS yang tertinggi di Indonesia.
4. Fishbone
PROSES MASUKAN
Kasus HIV terbanyak terjadi pada
ibu rumah tangga dan ditempat
kedua yaitu karyawan swasta
Peningkatan
Kejadian HIV/AIDS
LINGKUNGAN
B. Identifikasi Masalah dan Faktor Risiko
1. Analisis
Dari hasil identifikasi masalah diatas kami mendapatkan kesimpulan bahwa
kejadian peningkatan kasus HIV/AIDS di Jawa Timur disebabkan karena Jawa Timur
merupakan salah satu kota besar di Indonesia sehingga memiliki penduduk yang
beraneka ragam. Dan yang menjadi salah satu faktor pemicunya adalah, di Kota
Surabaya terdapat salah satu lokalisasi terbesar di Asia dan tepat pada tahun 2018
oleh pemerintah kota Surabaya telah dilakukan penutupan lokalisasi tersebut. Dimana
pada tempat lokalisasi tersebut dapat menjadi wadah maupun sumber penularan dari
HIV/AIDS itu sendiri.
2. Pembahasan
a. Kasus HIV/AIDS di Jawa Timur semakin meningkat dan saat ini merupakan
salah satu dari 10 propinsi dengan kasus HIV/AIDS yang tertinggi di
Indonesia.
Jumlah kasus HIV di Indonesia tumbuh dengan cepat, baik dari sisi
wilayah penyebaran maupun pola penyebaran. Dari sisi wilayah, virus HIV
telah menyebar ke hampir seluruh wilayah di Indonesia. Jika pada awalnya
hanya provinsi-provinsi tertentu saja yang rawan terhadap penyebaran virus
HIV, sekarang tidak ada lagi provinsi yang kebal terhadap penyebaran virus
tersebut. Tingginya kasus HIV/AIDS di Jawa Timur mungkin disebabkan oleh
beberapa faktor, salah satunya banyaknya lokalisasi khusus PSK dan
rendahnya pengetahuan masyarakat tentang penularan HIV/AIDS.
b. Kasus HIV/AIDS terbanyak mengenai ibu rumah tangga dan ditempat kedua
karyawan swasta
Penyebaran HIV saat ini tidak hanya menyerang orang berperilaku
risiko tinggi, melainkan juga kepada ibu rumah tangga (16.844 orang) yang
aktifitasnya banyak dirumah mengurus anak-anak namun tertular oleh suami
mereka sendiri yang melakukan hubungan seksual tidak aman atau memakai
jarum suntik tidak steril. Jika dirinci dari jenis pekerjaan atau status sejak
1987-2018, maka ibu rumah tangga adalah penderita AIDS tertinggi, yakni
15.410 orang. Kemudian status karyawan adalah tertinggi kedua atau 15.026
orang, dan wiraswasta adalah yang tertinggi ketiga atau 14.331 orang. “Ibu
rumah tangga adalah yang tertinggi, karena ditularkan lewat pasangannya.
Mereka rupanya tak tahu atau tak paham kalau suaminya mengidap HIV dan
kemudian tertular. Ironisnya lagi ketika istri kemudian hamil dan menularkan
virus pada bayinya. Hal ini menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus
HIV di Indonesia. Meningkatnya jumlah kasus HIV dikalangan ibu rumah
tangga salah satunya akibat kurangnya pengetahuan mereka tentang
pencegahan dan faktor penyebab penularan HIV AIDS. Begitupula yang
terjadi pada karyawan swasta.
c. Pandangan dan perlakuan negatif diberikan kepada penderita HIV/AIDS
sehingga para penderita cenderung untuk tidak mau berobat
Salah satu hambatan paling besar dalam pencegahan dan
penanggulangan Human Imunnodeficiency Virus/Acquired Immune
Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Indonesia adalah masih tingginya
stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Stigma
berasal dari pikiran seorang individu atau masyarakat yang memercayai bahwa
penyakit AIDS merupakan akibat dari perilaku amoral yang tidak dapat
diterima oleh masyarakat. Stigma terhadap ODHA tergambar dalam sikap
sinis, perasaan ketakutan yang berlebihan, dan pengalaman negatif terhadap
ODHA. Banyak yang beranggapan bahwa orang yang terinfeksi HIV/AIDS
layak mendapatkan hukuman akibat perbuatannya sendiri. Mereka juga
beranggapan bahwa ODHA adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
penularan HIV/AIDS. Hal inilah yang menyebabkan orang dengan infeksi
HIV menerima perlakuan yang tidak adil, diskriminasi, dan stigma karena
penyakit yang diderita. Isolasi sosial, penyebarluasan status HIV dan
penolakan dalam berbagai lingkup kegiatan kemasyarakatan seperti dunia
pendidikan, dunia kerja, dan layanan kesehatan merupakan bentuk stigma
yang banyak terjadi. Tingginya penolakan masyarakat dan lingkungan akan
kehadiran orang yang terinfeksi HIV/AIDS menyebabkan sebagian ODHA
harus hidup dengan menyembunyikan status dan enggan untuk berobat.
d. Ibu ataupun calon ibu yang dinilai berisiko mengidap HIV/AIDS memiliki
kesedian diri rendah untuk diperiksa
Inti dari kegiatan pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu ke bayi
adalah strategi dalam mencegah terjadinya penularan HIV/AIDS dari ibu ke
bayi pada ibu hamil yang telah terinfeksi HIV. Sebaiknya ibu atau calon ibu
yang menderita HIV/AIDS mengikuti layanan ANC terpadu termasuk
penawaran dan tes HIV, diagnosis HIV, pemberian terapi ARV, persalinan
aman, tatalaksana pemberian makanan bagi bayi, mengatur kehamilan dan
keluarga berencana, pemberian profilaksis ARV dan kotrimoksazol pada anak,
dan pemeriksaan diagnostik HIV pada bayi yang lahir dari ibu dengan HIV
(Kemenkes, 2012). Namun hal ini enggan dilakukan karena beberapa faktor,
salah satu faktor terbesar yaitu malu dan takut akan stigma/ pandangan
masyarakat tentang negatifnya penderita HIV/AIDS. Kemungkinan kedua
mungkin ibu atau calon ibu tidak mengetahui dirinya mengidap HIV/AIDS
dan tidak pernah menduga hal itu sebelumnya sehingga tidak pernah
memeriksakan diri.
BAB III
PENYUSUNAN PROGRAM
BAB IV
PENYUSUNAN KEGIATAN PRIORITAS
M I V C M x I xV
NO KEGIATAN P=
C
1 Pengobatan pada HIV/AIDS 3 2 2 4 3
dengan antiretroviral (ART)
Keterangan:
M : Magnitude, yaitu besarnya masalah yang bisa diatasi apabila solusi/kegiatan ini
dilaksanakan (turunnya prevalensi dan besarnya masalah lain).
I : Implementasi, yaitu sensitifnya dalam mengatasi masalah.
V : Viability, yaitu kelanggengan selesainya masalah apabila kegiatan ini dilaksanakan.
C : Cost, biaya yang diperlukan untuk mengatasi masalah.
P : Hitunglah P (Prioritas kegiatan/ pemecahan masalah).
Dari tabel tersebut dapat dilihat, nilai P yang paling tinggi adalah upaya pencegahan
penyakit HIV/AIDS dengan menyelenggarakan penyuluhan di Provinsi Jawa Timur,
yang mana menurut kami dengan memberikan penyuluhan pada masyarakat sekitar bisa
menurunkan angka kejadian penyakit HIV/AIDS.
POA (Plan Of Activity)
Rincian Kegiatan Upaya Penyuluhan Pencegahan HIV/AIDS di Provinsi Jawa Timur
3. Pelaksanaan
Sosialisasi:
Penyuluhan
Memberikan
penjelasan
pentingnya setia
dengan pasangan.
BAB V
A. Kesimpulan
Langkah yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk mencegah penularan dan
memantau kejadian HIV/AIDS di Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut :
Shaluhiyah, Z., Musthofa, S. B., Widjanarko, B. 2015. Stigma Masyarakat terhadap Orang
dengan HIV/AIDS. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Vol.9, No.4.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi dan Analisis HIV AIDS di Indonesia
(internet). Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2016. Available
from: http://www.pusdatin.kemkes.go.id/article/view/17 020100001/situasi-
penyakit-hiv-aids-diindonesia.html.