Anda di halaman 1dari 8

Studi Keandalan Rekonfigurasi Jaringan Program Zero Down Time (Zdt) di

Kawasan Sudirman Central Business Distric (Scbd) Menggunakan Software


ETAP 12.6
Riza Samsinar 1, Witji Wiyono 2
1,2)
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta
1,2)
Jl. Cempaka Putih Tengah 27, Cempaka Putih, Jakarta Pusat
Email: riza.samsinasr@ftumj.ac.id, witji.wiyono@gmail.com

Abstrak
Keandalan sistem tenaga listrik dari hulu hingga hilir diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pasokan energi listrik kepada pelanggan. Sebagai upaya meningkatkan kemampuan
keandalan sistem distribusi tenaga listrik di PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya khususnya
wilayah SCBD yang merupakan proyek percontohan implementasi sistem Zero Down Time (ZDT)
perlu dilakukan kajian hasil rekonfigurasi jaringan dari sisi study aliran daya dan jatuh tegangan
pada sistem tersebut terhadap standart yang ditentukan. Software Etap 12.6 merupakan salah satu
sarana untuk melakukan kajian terhadap study aliran daya dan jatuh tegangan pada sistem jaringan
tersebut. Dengan simulasi beban maksimum didapat bahwa jatuh tegangan pada sistem hasil
rekonfigurasi masih memenuhi spesifikasi standart yang ditentukan, namun terdapat beberapa Loop
jaringan yang saat terjadi gangguan besaran arusnya melebihi standar yang ditetapkan.

Kata kunci : Rekonfigurasi jaringan, Study Aliran Daya , Jatuh Tegangan, SoftWare Etap
12.6.

1 PENDAHULUAN (Persero) Distribusi Jakarta Raya yang merupakan


Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan etalase dari sistem pelayanan di Indonesia maka
pokok yang sangat penting dalam kehidupan dipandang perlu untuk dilakukan kajian – kajian
manusia saat ini, hampir semua aktifitas manusia penerapan sistem distribusi menuju Zero Down
berhubungan dengan energi listrik. Seiring dengan Time (ZDT).
pertumbuhan ekonomi dan tingkat populasi Zero Down Time merupakan suatu upaya
penduduk di Indonesia yang semakin tinggi maka untuk menurunkan keluhan pelanggan terkait adanya
permintaan akan energi listrik juga meningkat. Oleh pemadaman tenaga listrik. Biaya Investasi yang
karena itu berbagai upaya yang dilakukan oleh PT dikeluarkan dalam program ini cukup besar sehingga
PLN (Persero) untuk lebih meningkatkan Percontohan Zero Down Time diuji coba pada
pelayanannya kepada masyarakat. Listrik merupakan Kawasan dengan revenue tinggi dan kawasan VVIP
salah bentuk energi yang banyak dibutuhkan [1]. serta tingkat gangguan diatas TMP. Energi matahari
Rekonfigurasi distribusi feeder bisa dipakai sebagai harus dikonversi ke energi listrik untuk bisa
alat perencanaan dan juga alat kendali waktu riil [2]. digunakan pada peralatan [7].
ETAP 12.6 adalah sebuah perangkat lunak untuk
merancang jaringan dan untuk menentukan arus 1.1 Rumusan Masalah
pendek maksimum [3]. ETAP 12.6 juga digunakan Rumusan masalah yang akan dibahas dalam
untuk mensimulasikan analasis harmonik dan penelitian penelitian ini adalah sebagai berikut :
transien [4]. Listrik yang mudah diakses sangat a. Bagaimana merekonfigurasi jaringan distribusi
penting seiring standar hidup yang meningkat [5]. tegangan menengah pada pada program zero
Keseimbangan antara permintaan dan persediaan down time (ZDT) dikawasan SCBD sehingga
listrik sangat penting [6]. sistem beroperasi secara optimal.
Keandalan sistem tenaga listrik dari hulu b. Apakah hasil rekonfigurasi jaringan distribusi
hingga hilir diharapkan dapat meningkatkan kualitas tegangan menengah pada program zero down
pasokan energi listrik kepada pelanggan mengingat time (ZDT) dikawasan SCBD dapat bekerja
konsumsi energi listrik wilayah pelayanan PLN dengan optimal.
Disjaya merupakan yang terbesar di Indonesia,
sehingga permintaan energi listrik terus mengalami 1.2 Batasan Masalah
peningkatan. Agar penelitian ini terfokus pada
Sebagai upaya meningkatkan kemampuan permasalahan, maka ruang lingkup penelitian ini
keandalan sistem distribusi tenaga listrik di PT PLN dibatasi pada :

65
a. Simulasi studi aliran daya menggunakan 2 SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
Aplikasi Etab 12.6.
b. Studi Aliran daya pada jaringan rekonfigurasi 2.1 Pengertian Umum Sistem Distribusi
Zero down time dengan asumsi beban Tenaga Listrik
maksimum daya terpasang. Energi listrik umumnya dibangkitkan oleh
c. Analisis tegangan dengan range tegangan pusat Pembangkit Tenaga Listrik yang jauh dari
nominal +5% sampai -10%, atau 21 KV sampai perkotaan dimana para pelanggan pada umumnya
18 KV. berada. Masalahnya sekarang ialah bagaimana
menyalurkan tenaga listrik tersebut secara ekonomis
1.3 Tujuan dan Manfaat pada jarak yang cukup jauh. Secara umum dapat
Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini dikatakan bahwa sistem supply tenaga listrik terdiri
memiliki tujuan, antara lain: dari tiga unsur yaitu:
a. Membuat simulasi untuk mencari konfigurasi 1. Pusat Pembangkit
optimal pada jaringan distribusi pada program 2. Transmisi
zero down time (ZDT) dikawasan SCBD. 3. Distribusi
b. Menganalisa unjuk kerja jaringan distribusi hasil
rekonfigurasi jaringan distribusi tegangan
menengah program zero down time (ZDT)
dikawasan SCBD.

1.4 Metodologi Penelitian


Pada penelitian ini akan dilakukan studi
literatur, deskripsi mengenai sistem Jaringan
Tegangan Menengah, spesifikasi dan data operasi
Jaringan, dan analisis hasil simulasi. Dalam
prosesnya penelitian dibagi dalam tiga tahap yaitu : Gambar 2 Sistem supply.
a. Tahap pertama adalah mempelajari sistem
operasi jaringan Tegangan Menengah serta 2.2 2.2 Kawasan SCBD (sudirman Central
pengambilan data spesifikasi teknis Jaringan. Bussines District)
b. Tahap kedua adalah melakukan simulasi Aliran PT Danayasa Arthatama Tbk adalah sebuah
daya menggunakan Aplikasi Etap 12.6. perusahaan real estate yang didirikan pada tahun
c. Tahap ketiga adalah mengetahui besaran 1987 di Jakarta - Indonesia, yang memiliki dan
drop/over tegangan. mengembangkan Central District Sudirman (SCBD),
sebuah pengembangan mixed pemanfaatan yang
terintegrasi yang terletak di puncak Jakarta CBD.
Dengan misinya "Untuk membangun SCBD sebagai
yang terbaik distrik bisnis kelas dunia di Indonesia",
PT Danayasa Arthatama Tbk berusaha untuk
menjadi sebuah perusahaan real estate kelas pertama
dengan Standar Internasional.

2.3 Struktur Jaringan Tegangan Menengah


Struktur jaringan yang berkembang disuatu
daerah merupakan kompromi antara alasan-alasan
teknis di satu pihak dan ekonomis di lain pihak.
Keduanya ditekankan kepada kebutuhan
penggunaan dimana dipersyaratkan batas-batas
keandalan, stabilitas dari kelangsungan pelayanan.
Dari segi keandalan yang ingin dicapai ada 2
pilihan struktur jaringan:
a. Jaringan dengan satu sumber pengisian: cara
penyaluran ini merupakan yang paling
sederhana. Gangguan yang timbul akan
menyebabkan pemadaman.
Gambar 1 Diagram alir.

66
b. Jaringan dengan beberapa sumber pengisian: Jatuh tegangan merupakan besarnya tegangan
keandalanya lebih tinggi. Dilihat dari segi yang hilang pada suatu penghantar. Jatuh tegangan
ekonomi investasinya lebih mahal karena pada saluran tenaga listrik secara umum berbanding
menggunakan perlengkapan penyaluran yang lurus dengan panjang saluran dan beban serta
lebih banyak. Pemadaman akibat gangguan berbanding terbalik dengan luas penampang
dapat ditiadakan atau setidak-tidaknya dapat penghantar. Besarnya jatuh tegangan dinyatakan
dikurangi. baik dalam persen atau dalam besaran Volt.
Struktur jaringan secara umum ada 3 bentuk Besarnya batas atas dan bawah ditentukan oleh
yaitu: kebijaksanaan perusahaan kelistrikan. Perhitungan
a. Radial jatuh tegangan praktis pada batas-batas tertentu
dengan hanya menghitung besarnya tahanan masih
dapat dipertimbangkan, namun pada sistem jaringan
khususnya pada sistem tegangan menengah masalah
indukstansi dan kapasitansinya diperhitungkan
karena nilainya cukup berarti.

Gambar 3 Struktur radial.

b. Lingkaran (Loop)

Gambar 6 Grafik toleransi tegangan pelayanan yang


diijinkan.

Sesuai dengan standar tengangan yang


ditentukan oleh PLN (SPLN), perancangan jaringan
dibuat agar jatuh tegangan di ujung diterima 10%.
Gambar 4 Struktur lingkaran. Tegangan jatuh pada jaringan disebabkan adanya
rugi tegangan akibat hambatan listrik (R) dan
c. Spindel reaktansi (X). Jatuh tegangan phasor Vd pada suatu
penghantar yang mempunyai impedansi (Z) dan
membawa arus (I) dapat dijabarkan dengan rumus :

Vd=I.Z………………………….1

Dalam pembahasan ini yang dimaksudkan


dengan jatuh tegangan (∆V) adalah selisih antara
tegangan kirim (Vk) dengan tegangan terima (VT),
maka jatuh tegangan dapat didefinisikan adalah :

∆V = ( Vk ) – (VT )……………..2
Gambar 5 Struktur spindle.
Karena adanya resistansi pada penghantar
Pemilihan struktur jaringan tegangan menegah maka tegangan yang diterima konsumen (Vr) akan
(JTM) tergantung pada kualitas pelayanan yang lebih kecil dari tegangan kirim (Vs), sehingga
diinginkan, dimana kualitas yang dimaksud memilki tegangan jatuh (Vdrop) merupakan selisih antara
beberapa unsur yaitu: Kontinuitas pelayanan, tegangan pada pangkal pengiriman (sending end)
pengaturan tegangan dan tegangan kedip yang dan tegangan pada ujung penerimaan (receiving end)
diizinkan. tenaga listrik. Tegangan jatuh relatip dinamakan
regulasi tegangan VR (voltage regulation) dan
2.4 Jatuh Tegangan (Drop Tegangan)
dinyatakan oleh rumus :

67
………………….3

Dimana : Dengan demikian, langkah-langkah dari


Vs = tegangan pada pangkal pengiriman metoda Newton-Raphson dalam mencari solusi
Vr = tegangan pada ujung penerimaan adalah sesuai algoritma berikut:
Untuk menghitung jatuh tegangan, Langkah 1: Set k = 0, dan tentukan estimasi awal
diperhitungkan reaktansinya, maupun faktor
dayanya yang tidak sama dengan satu, maka berikut
ini akan diuraikan cara perhitunganya. Dalam
penyederhanaan perhitungan, diasumsikan beban–
bebannya merupakan beban fasa tiga yang seimbang
dan faktor dayanya (Cos φ) antara 0,6 s/d 0,85.
untuk solusi X (k) dan toleransi ε.
tegangan dapat dihitung berdasarkan rumus
Langkah 2: Cek apakah: maks|F (X (k ))| <ε, Jika
pendekatan hubungan sebagai berikut :
ya, stop dan solusinya adalah X (k ). Jika tidak,
lanjutkan ke Langkah 3.
(∆V ) = I ( R . cos φ + X . sin φ )
Langkah 3: Hitung Jacobian J (X (k)) dan
L……..4
ΔX (k) melalui (2.44)
Dimana : Langkah 4: Hitung X (k+1) atau perbaiki nilai
I = Arus beban ( Ampere ) estimasi melalui (2.43)
R = Tahanan rangkaian ( Ohm ) Langkah 5: Set k = k + 1, dan kembali ke
X = Reaktansi rangkaian ( Ohm ) Langkah 2.

2.5 Studi Aliran Daya Metode Numerik 3 VERIFIKASI SISTEM DISTRIBUSI


Newton Raphson
3.1 3.1 Sistem Jaringan dan Proteksi
Metoda Numerik Newton-Raphson adalah
Jaringan existing sistem distribusi tegangan
metoda yang paling sering digunakan untuk
menengah Kawasan SCBD terdiri dari 79 gardu
menyelesaikan suatu sistem persamaan nonlinier.
distribusi, 16 penyulang, 6 Gardu Hubung dan
Dalam mencari solusi, metoda Newton-Raphson
disuplai dari 1 Gardu induk utama serta 2 gardu
menggunakan teknik iteratif. Dengan teknik iteratif
induk cadangan (GI Mampang Baru dan GI
ini, pencarian solusi dimulai dengan estimasi awal
Senayan). Model jaringan menggunakan sistem
untuk variabel yang ingin dicari. Estimasi tersebut
spindle sera kubikel tipe LBS dengan relay proteksi
kemudian diperbaiki secara berturutan sampai solusi
penyulang ada di PMT gardu induk.
yang diinginkan diperoleh. Apabila solusinya telah
didapat, maka dikatakan bahwa solusinya telah NO. GI PENYULA GARDU KET
konvergen. Sebelum membahas tentang aplikasi 1 DANAYAS DOWNLO NG MG111S
2 DANAYAS
A DESKTOP
AD SN108
metoda Newton-Raphson pada masalah aliran
3 DANAYAS
A MONITOR MG101
daya, berikut adalah penjelasan mengenai 4 DANAYAS MONITOR MG100
A
penggunaan metoda tersebut pada sistem persamaan 5 DANAYAS
A LOGIN KB347
nonlinier umum. Misalkan seset persamaan nonlinier 6 DANAYAS
A LOGIN MP69
dengan jumlah persamaan diberikan oleh: 7 DANAYAS
A LOGIN MP118
Langkah iteratif dari metoda Newton-Raphson 8 DANAYAS
A KEYBOAR KB189
dalam mencari solusi adalah dengan menyelesaikan 9 DANAYAS
A KEYBOAR
D KB318
persamaan berikut secara berturutan: 10 DANAYAS
A KEYBOAR
D KB39
11 DANAYAS
A KEYBOAR
D KB72A
12 DANAYAS
A KEYBOAR
D KB72N
13 DANAYAS
A KEYBOAR
D KB363
14 DANAYAS
A KEYBOAR
D KB307
15 DANAYAS
A KEYBOAR
D KB83N
16 DANAYAS
A KEYBOAR
D KB83A
17 DANAYAS
A KEYBOAR
D KB247A
A D
68
18 DANAYAS KEYBOAR KB396 75 MAMPANG MULIA1 KB66
19 DANAYAS
A KEYBOAR
D KB49N 76 MAMPANG
BARU MULIA1 KB326
20 DANAYAS
A PACIFIK1
D MP128 77 MAMPANG
BARU MULIA1 KB546
21 DANAYAS
A CAPITAL SN126 78 MAMPANG
BARU MULIA1 KB575
22 DANAYAS
A CAPITAL SN130 79 MAMPANG
BARU MULIA1 KB583
23 DANAYAS
A CAPITAL SN138 BARU
24 DANAYAS
A CAPITAL MP142 3.2 Rekonfigurasi Jaringan Distribusi
25 DANAYAS
A CAPITAL MP129 Rencana model jaringan distribusi program
26 DANAYAS
A PACIFIK3 MP131 ZDT (Zero down time) kawasan SCBD
27 DANAYAS
A PRINTER KB92A menggunakan sistem jaringan model looping,
28 DANAYAS
A PRINTER KB92N dengan membagi sistem jaringan existing menjadi 6
29 DANAYAS
A PRINTER KB546S looping 28 gardu distribusi.
30 DANAYAS
A PRINTER KB142N Program rekonfigurasi jaringan ZDT Kawasan
31 DANAYAS
A PRINTER KB176 SCBD menggunakan pasokan utama dari GI
32 DANAYAS
A PRINTER KB523 danayasa dengan kapasitas 150 KV dan 7794,229
33 DANAYAS
A PRINTER KB2 MVAsc. Trafo yang digunakan adalah 150/20 KV.
34 DANAYAS
A PRINTER KB476
35 DANAYAS
A PRINTER KB288 PENYULA GARD KE
NO. LOOP DAYA (VA) GH
36 DANAYAS
A PRINTER KB544 NG U T
37 DANAYAS
A PRINTER KB146
38 DANAYAS PRINTER SN135 1 DISKET MP112 5.190.000
A
39 DANAYAS
A PRINTER KB593 2 LOOP. DISKET MP78 1.110.000
40 DANAYAS
A SCANNER MG106 1 DISKET
3 KB582 2.770.000
41 DANAYAS
A DISKET MP112 GH
42 DANAYAS
A DISKET MP78 4 BEJ MG11 6.055.000
1 184
43 DANAYAS
A DISKET KB582 5 DOWNLO MG10 3.500.000
44 DANAYAS
A NETWORK MG113 LOOP. AD 1
45 DANAYAS
A NETWORK MP101 6 DOWNLO MG11 4.150.000
2 AD 1S
46 DANAYAS
A NETWORK MP93 7 SCANNER MG10 6.930.000
47 DANAYAS
A NETWORK MP95 6
48 DANAYAS
A NETWORK SN129 8 LOOP. PASIFIC 3 MP131 12.670.000
49 DANAYAS NETWORK MP105 GH 57
A 9 3 PAISIFIC 1 MP128 13.595.000
50 DANAYAS
A BEJ MG111
51 MAMPANG
A OSLO MP209 P. BARU3 MG
10 (Ex P. 1.750.000
52 MAMPANG
BARU OSLO KB322 100
53 MAMPANG
BARU OSLO KB187 LOGIN &
54 MAMPANG OSLO MG81 P. BARU3
OSLO)
BARU 11 KB 39 1.000.000
55 MAMPANG
BARU OSLO MP116 (Ex P.
56 MAMPANG
BARU ROMA KB251 LOGIN &
P. BARU3 KB
57 MAMPANG
BARU ROMA KB532 12 OSLO)
(Ex P. 6.235.000
347
58 MAMPANG
BARU ROMA KB10 LOOP. LOGIN &
59 MAMPANG
BARU ROMA KB504 13 4 KEYBOAR
OSLO) KB189 2.770.000
60 MAMPANG
BARU ROMA KB269 D
KEYBOAR MG10
14 865.000
61 MAMPANG
BARU ROMA KB28N D 7
62 MAMPANG
BARU ROMA KB74A 15 KEYBOAR KB66 1.555.000 GH 72
63 MAMPANG
BARU ROMA KB57B D
KEYBOAR KB326
16 830.000
64 MAMPANG
BARU ROMA KB57 D
65 MAMPANG
BARU ROMA KB342 17 KEYBOAR KB546 865.000
66 MAMPANG
BARU ROMA KB11B D
KEYBOAR KB583
18 1.000.000
67 MAMPANG
BARU ROMA KB11 D
68 MAMPANG
BARU ROMA KB173N 19 LOOP. EQUITY MP147 9.690.000
69 MAMPANG
BARU ROMA KB259 20 5 TOWER
INTERNET SN112 6.930.000
70 MAMPANG
BARU ROMA KB571
71 MAMPANG
BARU MULIA1 MP99 21 CAPITAL SN138 2.180.000
72 MAMPANG
BARU MULIA1 KB332 LOOP.
22 CAPITAL MP142 4.330.000
73 MAMPANG
BARU MULIA1 KB306 6
74 MAMPANG
BARU MULIA1 MG107 23 CAPITAL SN130 555.000
BARU
69
24 CAPITAL MP129 4.845.000 5 EQUITY MP147 -
28 550
TOWER GH72
25 NETWORK MG11 4.670.000
3 29 INTERNET GI - SN112 345
26 NETWORK MP101 1.110.000
30 INTERNET SN112 - 790
27 NETWORK MP105 1.905.000 GH72
31 CAPITAL GI - SN138 580
28 NETWORK SN129 240.000
32 CAPITAL SN138 - 880
MP142-
MP142
33 CAPITAL 470
PENYULA PANJA SN130-
NO. LOOP SEGMEN NG KET 34 CAPITAL SN130 510
NG MP129-
(Meter) 35 LOOP. CAPITAL MP129 160
1 DISKET GI - MP112 70 6 NETWORK GI GH72
36 - MG113 850
2 DISKET MP112 - 370
MP78 37 NETWORK MG113 - 730
3 LOOP. DISKET MP78- 700 MP101
KB582 38 NETWORK MP101- 125
4 1 DISKET KB582 - GH 340 MP105
184 39 NETWORK MP105 - 300
5 BEJ GI - MG 111 750 SN129
40 NETWORK SN129 - GH 460
6 BEJ MG111 - GH 20 72
7 DOWNLO GI - 184 MG101 420 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
AD
DOWNLO MG101-
8 530
LOOP. AD MG111S Tabel 1 Hasil saat kondisi normal operasi.
9 DOWNLO MG111S- 20
2 AD GH184
10 SCANNER GI-MG106 610 TEGANG
NO LOO BU AN STANDR SELISI KE
11 SCANNER MG106 - GH 270 . P S (KV) (%) H (%) T
184
12 PASIFIC 3 GI - MP131 1740 1. 1 36 19,51 97,55 -2,450
13 LOOP. PASIFIC 3 MP131 - 70 2. 2 41 19,507 97,54 -2,465
GH57
3 PAISIFIC 1 GI - MP128 1260
14 3. 3 4 19,423 97,12 -2,885
15 PAISIFIC 1 MP128 - GH 6640 4. 4 19 19,663 98,31 -1,685
P. BARU3 57
5. 5 43 19,331 96,55 -3,345
16 (Ex P. GI - MG100 390
6. 6 76 19,232 96,16 -3,840
LOGIN &
P. BARU3
OSLO) MG100 - Rata-Rata 19,44 97,21 -2,80
17 300
(Ex P. KB39
LOGIN &
P. BARU3 Tabel 2 Hasil saat kondisi beban maksimum dan
OSLO) KB39 -
18 (Ex P. 110 terjadi gangguan pada segmen dekat salah satu
KB347
LOGIN & sumber.
P. BARU3
OSLO) KB347 -
19 880
LOOP. (Ex P. GH72 TEGANGAN
STAND SELISIH
20 4 LOGIN
KEYBOAR& GI - KB189 630 NO. LOOP BUS (KV)
(%) (%)
KET
OSLO)
D
21 KEYBOAR KB189 - 1570 1. 1 22 19,447 97,23 -2,765
D MG107
KEYBOAR MG107 - 2. 2 40 19,44 97,2
22 580 -2,800
D
KEYBOAR KB66
KB66 - 3. 3 6 18,712 93,56
23 420 -6,440
D KB326
KEYBOAR KB326 - 4. 4 3 19,489 97,45
24 40 -2,555
D KB546
KEYBOAR KB546 - 5. 5 45 19,211 96,05 -3,945
25 540
D
KEYBOAR KB583
KB583- 6. 6 70 18,978 94,89 -5,110
26 230
D GH72 Rata-Rata 19,21 96,06 -3,94
27 LOOP. EQUITY GI - MP147 520
TOWER

70
Tabel 3 Hasil saat kondisi normal operasi. 2,555%. Tegangan terendah kondisi normal operasi
ada di Loop 3, Bus 6 sebesar 18,712 kV atau 93,56%
NO LOO KABEL ARU Standar Perse Selisi denganKE selisih terhadap standar sebesar -6,440%.
. P S d n hRata-rata
T tegangan ujung saat normal operasi
1. 1 GI - 212,
(Am 398
(Amp) 53,3
(%) 46,6
(%)
sebesar 19,21 kV atau 96,06% dengan selisih
2. 1 GI - p)
132, 398 9
33,2 1terhadap standar sebesar -3,94%.
66,7
MP112 5 2 8 Hasil pada saat normal operasi dengan
3. 2 GI - 159, 398 39,9 60,0
beban maksimum maka Arus tertinggi di Loop 3,
MG111 2 7 3Segmen GI - MP128 sebesar 297,1 Amp atau 74,65
4. 2 GI - 171, 398 43,1 56,8
MG101 1 9 1% dengan selisih terhadap standar sebesar 25,35 %.
5. 3 GI - 256, 398 64,3 35,6
MG106 9 5 5Arus terendah kondisi normal operasi ada di Loop 1,
6. 3 GI - 297, 398 74,6 25,3
Segman GI - MG111 sebesar 132,2 Amp atau
MP131 1 5 533,22% dengan selisih terhadap standar sebesar
7. 4 GI - 246, 398 62,0 37,9
MP128 1 4 666,78 %. Rata-rata Arus saat normal operasi pada
8. 4 GI - 134, 398 33,8 66,1
MG100 9 9 1sisi pangkal sumber sebesar 202,56 Amp atau
9. 5 GI - 191, 398 48,0 51,9
50,89% dengan selisih terhadap standar sebesar
KB189 9 9 149,11%.
10. 5 GI - 183, 398 46,0 53,9
MP147 4 8 2 Sedangkan hasil pada saat terjadi gangguan
11. 6 GI - 218, 398 54,8 45,1
. SN112 4 7 3pada saluran dekat sisi sumber dengan beban
12. 6 GI - 226, 398 56,9 43,0
maksimum maka Arus tertinggi di Loop 3, Segmen
SN138 4 8 2GI - MP131 sebesar 546 Amp atau 137,19 % dengan
Rata-Rata 202, 398 50,8 49,1
MG113 8
56 9 1selisih terhadap standar sebesar -37,19 %. Arus
Tabel 4 Hasil saat kondisi beban maksimum dan terendah kondisi terjadi gangguan pada saluran
terjadi gangguan pada segmen dekat salah satu dekat sisi sumber dengan beban maksimum ada di
sumber. Loop 2, Segman GI - MG101 sebesar 330,7 Amp
atau 83,09% dengan selisih terhadap standar sebesar
L 60,03 %. Rata-rata Arus saat terjadi gangguan pada
Standa Perse Selisi
NO O KAB ARUS KE
saluran dekat sisi sumber dengan beban maksimum
r n h
. O EL (Amp) T
sebesar 325,07 Amp atau 81,67% dengan selisih
(Amp) (%) (%)
P terhadap standar sebesar 18,33%.
1. 1 GI - 344,6 398 86,5 13,4
2. 2 GI - 330,7 398 8
83,0 2
16,9 5 KESIMPULAN
MP1 9 1 Dari hasil analisa dan pembahasan di atas
3. 3 GI - 546 398 137, -
MG101 19 37,1 dapat disimpulkan sebagai berikut:
4. 4 12-
GI 381 398 95,7 4,27 1. Tegangan Jatuh ( Drop Tegangan) Jaringan hasil
MP1 3 9
5. 5 GI - 374 398 93,9 6,03 rekonfigurasi baik kondisi normal operasi
MG1 7 maupun kondisi terjadi gangguan pada saluran
6. 6 31-
GI 443,2 398 111, -
MP1 dekat sisi sumber dengan asumsi beban
Rata-Rata00 36
81,6 11,3
18,3
325,07 398 maksimum masih dalam standar toleransi
SN1 7 63
47 Tabel Analisa diatas didapatkan
Dari hasil (maksimum -10%).
pada saat 2. Pada Loop 3 (Segmen GI - MP13) & Loop 6 (GI
38 normal operasi dengan beban maksimum
maka tegangan ujung tertinggi di Loop 4, Bus 19 - SN138) Arus yang mengalir pada saluran
sebesar 19,663 Kv atau 98,31 % dengan selisih kondisi terjadi gangguan pada salah satu sisi
terhadap standar sebesar -1,685%. Tegangan sumber dengan asumsi beban maksimum
terendah kondisi normal operasi ada di Loop 6, Bus melebihi standar kapasitas kuat hantar Arus
76 sebesar 19,232 kV atau 96,16% dengan selisih (kHA) dari saluran kabel yang digunakan.
terhadap standar sebesar -3,840%. Rata-rata
tegangan ujung saat normal operasi sebesar 19,44 DAFTAR PUSTKA
kV atau 97,21% dengan selisih terhadap standar [1] A. Saleh, “Implementasi metode klasifikasi
sebesar -2,80%.. naive bayes dalam memprediksi besarnya
Kondisi Jaringan pada saat terjadi gangguan penggunaan listrik rumah tangga,” Creative
pada salah satu saluran di dekat sisi sumber dengan Information Technology Journal, vol. 2, no. 3,
beban maksimum maka tegangan ujung tertinggi pp. 207–217, 2015.
berada di Loop 4, Bus 3 sebesar 19,489 Kv atau
97,45 % dengan selisih terhadap standar sebesar -

71
[2] S. Civanlar, J. J. Grainger, H. Yin, and S. S. H.
Lee, “Distribution feeder reconfiguration for
loss reduction,” IEEE Transactions on Power
Delivery, vol. 3, no. 3, pp. 1217–1223, 1988.
[3] U. U. Uma, L. O. Uzoechi, and B. J. Robert,
“Optimization design of ground grid mesh of
132/33kv substation using Etap,” Nigerian
Journal Of Technology, vol. 35, no. 4, pp.
926–934, 2016.
[4] S. Sujatha, R. Anita, P. Selvan, and S.
Selvakumar, “Impact of static VAR
compensator in stability and harmonics
mitigation for real time system with
cogeneration,” Indian Journal of Science and
Technology, vol. 8, no. 12, p. 1, 2015.
[5] F. Taale and C. Kyeremeh, “Households‫׳‬
willingness to pay for reliable electricity
services in Ghana,” Renewable and
Sustainable Energy Reviews, vol. 62, pp. 280–
288, 2016.
[6] P. K. Adom, “The long-run price sensitivity
dynamics of industrial and residential
electricity demand: the impact of deregulating
electricity prices,” Energy Economics, vol. 62,
pp. 43–60, 2017.
[7] F. Fadliondi, H. Isyanto, and B. Budiyanto,
“Bypass Diodes for Improving Solar Panel
Performance,” International Journal of
Electrical and Computer Engineering (IJECE),
vol. 8, no. 5, p. 2703, Oct. 2018.

72

Anda mungkin juga menyukai