Abstrak
Keandalan sistem tenaga listrik dari hulu hingga hilir diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pasokan energi listrik kepada pelanggan. Sebagai upaya meningkatkan kemampuan
keandalan sistem distribusi tenaga listrik di PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya khususnya
wilayah SCBD yang merupakan proyek percontohan implementasi sistem Zero Down Time (ZDT)
perlu dilakukan kajian hasil rekonfigurasi jaringan dari sisi study aliran daya dan jatuh tegangan
pada sistem tersebut terhadap standart yang ditentukan. Software Etap 12.6 merupakan salah satu
sarana untuk melakukan kajian terhadap study aliran daya dan jatuh tegangan pada sistem jaringan
tersebut. Dengan simulasi beban maksimum didapat bahwa jatuh tegangan pada sistem hasil
rekonfigurasi masih memenuhi spesifikasi standart yang ditentukan, namun terdapat beberapa Loop
jaringan yang saat terjadi gangguan besaran arusnya melebihi standar yang ditetapkan.
Kata kunci : Rekonfigurasi jaringan, Study Aliran Daya , Jatuh Tegangan, SoftWare Etap
12.6.
65
a. Simulasi studi aliran daya menggunakan 2 SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
Aplikasi Etab 12.6.
b. Studi Aliran daya pada jaringan rekonfigurasi 2.1 Pengertian Umum Sistem Distribusi
Zero down time dengan asumsi beban Tenaga Listrik
maksimum daya terpasang. Energi listrik umumnya dibangkitkan oleh
c. Analisis tegangan dengan range tegangan pusat Pembangkit Tenaga Listrik yang jauh dari
nominal +5% sampai -10%, atau 21 KV sampai perkotaan dimana para pelanggan pada umumnya
18 KV. berada. Masalahnya sekarang ialah bagaimana
menyalurkan tenaga listrik tersebut secara ekonomis
1.3 Tujuan dan Manfaat pada jarak yang cukup jauh. Secara umum dapat
Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini dikatakan bahwa sistem supply tenaga listrik terdiri
memiliki tujuan, antara lain: dari tiga unsur yaitu:
a. Membuat simulasi untuk mencari konfigurasi 1. Pusat Pembangkit
optimal pada jaringan distribusi pada program 2. Transmisi
zero down time (ZDT) dikawasan SCBD. 3. Distribusi
b. Menganalisa unjuk kerja jaringan distribusi hasil
rekonfigurasi jaringan distribusi tegangan
menengah program zero down time (ZDT)
dikawasan SCBD.
66
b. Jaringan dengan beberapa sumber pengisian: Jatuh tegangan merupakan besarnya tegangan
keandalanya lebih tinggi. Dilihat dari segi yang hilang pada suatu penghantar. Jatuh tegangan
ekonomi investasinya lebih mahal karena pada saluran tenaga listrik secara umum berbanding
menggunakan perlengkapan penyaluran yang lurus dengan panjang saluran dan beban serta
lebih banyak. Pemadaman akibat gangguan berbanding terbalik dengan luas penampang
dapat ditiadakan atau setidak-tidaknya dapat penghantar. Besarnya jatuh tegangan dinyatakan
dikurangi. baik dalam persen atau dalam besaran Volt.
Struktur jaringan secara umum ada 3 bentuk Besarnya batas atas dan bawah ditentukan oleh
yaitu: kebijaksanaan perusahaan kelistrikan. Perhitungan
a. Radial jatuh tegangan praktis pada batas-batas tertentu
dengan hanya menghitung besarnya tahanan masih
dapat dipertimbangkan, namun pada sistem jaringan
khususnya pada sistem tegangan menengah masalah
indukstansi dan kapasitansinya diperhitungkan
karena nilainya cukup berarti.
b. Lingkaran (Loop)
Vd=I.Z………………………….1
∆V = ( Vk ) – (VT )……………..2
Gambar 5 Struktur spindle.
Karena adanya resistansi pada penghantar
Pemilihan struktur jaringan tegangan menegah maka tegangan yang diterima konsumen (Vr) akan
(JTM) tergantung pada kualitas pelayanan yang lebih kecil dari tegangan kirim (Vs), sehingga
diinginkan, dimana kualitas yang dimaksud memilki tegangan jatuh (Vdrop) merupakan selisih antara
beberapa unsur yaitu: Kontinuitas pelayanan, tegangan pada pangkal pengiriman (sending end)
pengaturan tegangan dan tegangan kedip yang dan tegangan pada ujung penerimaan (receiving end)
diizinkan. tenaga listrik. Tegangan jatuh relatip dinamakan
regulasi tegangan VR (voltage regulation) dan
2.4 Jatuh Tegangan (Drop Tegangan)
dinyatakan oleh rumus :
67
………………….3
70
Tabel 3 Hasil saat kondisi normal operasi. 2,555%. Tegangan terendah kondisi normal operasi
ada di Loop 3, Bus 6 sebesar 18,712 kV atau 93,56%
NO LOO KABEL ARU Standar Perse Selisi denganKE selisih terhadap standar sebesar -6,440%.
. P S d n hRata-rata
T tegangan ujung saat normal operasi
1. 1 GI - 212,
(Am 398
(Amp) 53,3
(%) 46,6
(%)
sebesar 19,21 kV atau 96,06% dengan selisih
2. 1 GI - p)
132, 398 9
33,2 1terhadap standar sebesar -3,94%.
66,7
MP112 5 2 8 Hasil pada saat normal operasi dengan
3. 2 GI - 159, 398 39,9 60,0
beban maksimum maka Arus tertinggi di Loop 3,
MG111 2 7 3Segmen GI - MP128 sebesar 297,1 Amp atau 74,65
4. 2 GI - 171, 398 43,1 56,8
MG101 1 9 1% dengan selisih terhadap standar sebesar 25,35 %.
5. 3 GI - 256, 398 64,3 35,6
MG106 9 5 5Arus terendah kondisi normal operasi ada di Loop 1,
6. 3 GI - 297, 398 74,6 25,3
Segman GI - MG111 sebesar 132,2 Amp atau
MP131 1 5 533,22% dengan selisih terhadap standar sebesar
7. 4 GI - 246, 398 62,0 37,9
MP128 1 4 666,78 %. Rata-rata Arus saat normal operasi pada
8. 4 GI - 134, 398 33,8 66,1
MG100 9 9 1sisi pangkal sumber sebesar 202,56 Amp atau
9. 5 GI - 191, 398 48,0 51,9
50,89% dengan selisih terhadap standar sebesar
KB189 9 9 149,11%.
10. 5 GI - 183, 398 46,0 53,9
MP147 4 8 2 Sedangkan hasil pada saat terjadi gangguan
11. 6 GI - 218, 398 54,8 45,1
. SN112 4 7 3pada saluran dekat sisi sumber dengan beban
12. 6 GI - 226, 398 56,9 43,0
maksimum maka Arus tertinggi di Loop 3, Segmen
SN138 4 8 2GI - MP131 sebesar 546 Amp atau 137,19 % dengan
Rata-Rata 202, 398 50,8 49,1
MG113 8
56 9 1selisih terhadap standar sebesar -37,19 %. Arus
Tabel 4 Hasil saat kondisi beban maksimum dan terendah kondisi terjadi gangguan pada saluran
terjadi gangguan pada segmen dekat salah satu dekat sisi sumber dengan beban maksimum ada di
sumber. Loop 2, Segman GI - MG101 sebesar 330,7 Amp
atau 83,09% dengan selisih terhadap standar sebesar
L 60,03 %. Rata-rata Arus saat terjadi gangguan pada
Standa Perse Selisi
NO O KAB ARUS KE
saluran dekat sisi sumber dengan beban maksimum
r n h
. O EL (Amp) T
sebesar 325,07 Amp atau 81,67% dengan selisih
(Amp) (%) (%)
P terhadap standar sebesar 18,33%.
1. 1 GI - 344,6 398 86,5 13,4
2. 2 GI - 330,7 398 8
83,0 2
16,9 5 KESIMPULAN
MP1 9 1 Dari hasil analisa dan pembahasan di atas
3. 3 GI - 546 398 137, -
MG101 19 37,1 dapat disimpulkan sebagai berikut:
4. 4 12-
GI 381 398 95,7 4,27 1. Tegangan Jatuh ( Drop Tegangan) Jaringan hasil
MP1 3 9
5. 5 GI - 374 398 93,9 6,03 rekonfigurasi baik kondisi normal operasi
MG1 7 maupun kondisi terjadi gangguan pada saluran
6. 6 31-
GI 443,2 398 111, -
MP1 dekat sisi sumber dengan asumsi beban
Rata-Rata00 36
81,6 11,3
18,3
325,07 398 maksimum masih dalam standar toleransi
SN1 7 63
47 Tabel Analisa diatas didapatkan
Dari hasil (maksimum -10%).
pada saat 2. Pada Loop 3 (Segmen GI - MP13) & Loop 6 (GI
38 normal operasi dengan beban maksimum
maka tegangan ujung tertinggi di Loop 4, Bus 19 - SN138) Arus yang mengalir pada saluran
sebesar 19,663 Kv atau 98,31 % dengan selisih kondisi terjadi gangguan pada salah satu sisi
terhadap standar sebesar -1,685%. Tegangan sumber dengan asumsi beban maksimum
terendah kondisi normal operasi ada di Loop 6, Bus melebihi standar kapasitas kuat hantar Arus
76 sebesar 19,232 kV atau 96,16% dengan selisih (kHA) dari saluran kabel yang digunakan.
terhadap standar sebesar -3,840%. Rata-rata
tegangan ujung saat normal operasi sebesar 19,44 DAFTAR PUSTKA
kV atau 97,21% dengan selisih terhadap standar [1] A. Saleh, “Implementasi metode klasifikasi
sebesar -2,80%.. naive bayes dalam memprediksi besarnya
Kondisi Jaringan pada saat terjadi gangguan penggunaan listrik rumah tangga,” Creative
pada salah satu saluran di dekat sisi sumber dengan Information Technology Journal, vol. 2, no. 3,
beban maksimum maka tegangan ujung tertinggi pp. 207–217, 2015.
berada di Loop 4, Bus 3 sebesar 19,489 Kv atau
97,45 % dengan selisih terhadap standar sebesar -
71
[2] S. Civanlar, J. J. Grainger, H. Yin, and S. S. H.
Lee, “Distribution feeder reconfiguration for
loss reduction,” IEEE Transactions on Power
Delivery, vol. 3, no. 3, pp. 1217–1223, 1988.
[3] U. U. Uma, L. O. Uzoechi, and B. J. Robert,
“Optimization design of ground grid mesh of
132/33kv substation using Etap,” Nigerian
Journal Of Technology, vol. 35, no. 4, pp.
926–934, 2016.
[4] S. Sujatha, R. Anita, P. Selvan, and S.
Selvakumar, “Impact of static VAR
compensator in stability and harmonics
mitigation for real time system with
cogeneration,” Indian Journal of Science and
Technology, vol. 8, no. 12, p. 1, 2015.
[5] F. Taale and C. Kyeremeh, “Households׳
willingness to pay for reliable electricity
services in Ghana,” Renewable and
Sustainable Energy Reviews, vol. 62, pp. 280–
288, 2016.
[6] P. K. Adom, “The long-run price sensitivity
dynamics of industrial and residential
electricity demand: the impact of deregulating
electricity prices,” Energy Economics, vol. 62,
pp. 43–60, 2017.
[7] F. Fadliondi, H. Isyanto, and B. Budiyanto,
“Bypass Diodes for Improving Solar Panel
Performance,” International Journal of
Electrical and Computer Engineering (IJECE),
vol. 8, no. 5, p. 2703, Oct. 2018.
72