1. Site Engineer
Site Engineer adalah Pejabat tim (Team Leader) konsultan atau Direksi
Teknis yang bertanggung jawab langsung kepada Satuan Kerja
Pelaksanaan Jalan Nasional dimana timnya ditugaskan untuk
melaksanakan jasa.
Site Engineer akan berkedudukan ditempat berdekatan dengan lokasi
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Tugas-tugas Site Engineer
akan meliputi, namun tidak terbatas pada hal-hal yang tersebut dibawah
ini :
2. Ahli Kualitas
3. Inspector
Bertanggung jawab untuk pengawasan pelaksanaan sehari-hari dari
pekerjaan pembangunan dan pemeriksaan kuantitas. Inspector
diisyaratkan berpengalaman melaksanakan pekerjaan kurang lebih 6
tahun dengan pendidikan minimal D2 atau 4 tahun dengan pendidikan
minimal D3
4. Surveyor
Harus bekerja dalam koordinasi dengan para Inspektor dan harus
bertanggung jawab untuk pemeriksaan volume yang dilakukan oleh
Kontraktor untuk memastikan perhitungan Bill of Quantity.
Surveyor diisyaratkan berpengalaman melaksanakan pekerjaan kurang
lebih 6 tahun dengan pendidikan minimal D2 atau 4 tahun dengan
pendidikan minimal D3
Sumber Daya Manusia atau tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang
diperlukan selain faktor produksi lainnya yang harus dikelola dan diperlihara secara
baik.
Agar pekerja dapat bekerja secara optimal dan mengurangi resiko kecelakaan kerja
maka yang harus diperhatikan adalah tentang kesehatan an keselamatan kerja bagi
tenaga kerja. Usaha pencegahan kecelakaan kerja hanya dapat berhasil dengan
memperbaiki manajemen keselamatan dan kesehatan kerja..
Menyangkut tentang kecelakaan kerja yang dapat terjadi dan menimpa tenaga kerja
di tempat-tempat mereka bekerja seperti kebakaran, jatuh dari tempat tinggi,
tergelincir dan lain sebagainya. Akibat yang ditimbulkan oleh kecelakaan tersebut
dapat berupa kerugian materil, cedera kecil hingga kematian. Penyebab kecelakaan
inipun bisa beragam, bisa disebabkan oleh kelalaian manusia, kondisi lingkungan yang
tidak aman, alam, dan lain-lain. Untuk itu diperlukan suatu usaha pencegahan dan
penanganan yang baik terhadap kecelakaan yang mungkin dapat terjadi, dengan
demikian akibat negatif yang dapat timbul bisa diminimalisasi atau dihilangkan.
1. KEBIJAKAN K3
a. Telaahan Personal
Telaahan personal dimaksudkan untuk menentukan karakteristik karyawan
tertentu yang diperkirakan potensial berhubungan dengan kejadian
keselamatan kerja: (1) faktor usia; apakah karyawan yang berusia lebih tua
cenderung lebih lebih aman dibanding yang lebih muda ataukah sebaliknya,
(2) ciri-ciri fisik karyawan seperti potensi pendengaran dan penglihatan
cenderung berhubungan derajad kecelakaan karyawan yang kritis, dan (3)
tingkat pengetahuan dan kesadaran karyawan tentang pentingnya
pencegahan dan penyelamatan dari kecelakaan kerja. Dengan mengetahui
ciri-ciri personal itu maka perusahaan dapat memprediksi siapa saja karyawan
yang potensial untuk mengalami kecelakaan kerja. Lalu sejak dini perusahaan
dapat menyiapkan upaya-upaya pencegahannya.
b. Sistem Insentif
Insentif yang diberikan kepada karyawan dapat berupa uang dan bahkan
karir. Dalam bentuk uang dapat dilakukan melalui kompetisi antar unit
tentang keselamatan kerja paling rendah dalam kurun waktu tertentu,
misalnya selama enam bulan sekali. Siapa yang mampu menekan kecelakaan
kerja sampai titik terendah akan diberikan penghargaan. Bentuk lain adalah
berupa peluang karir bagi para karyawan yang mampu menekan kecelakaan
kerja bagi dirinya atau bagi kelompok karyawan di unitnya.
Perencanaan K3 terdiri dari 3 tahapan yaitu identifikasi bahaya dan analisa resiko,
Sasaran K3 dan Program K3. Mengingat kegiatan K3 bersifat continual
improvement maka isi dari perencanaan ini sangat dimungkinkan untuk berubah
kearah yang semakin baik sebagai akibat dari adanya perubahan kebijakan (jika
terjadi), hasil audit, umpan balik dari pengukuran kinerja maupun perkembangan
dalam penerapan / opersional.
2. Opname Lapangan
- Pengukuran - Hanyut - Membual sling pengaman
- Kecelakaan lalu lintas perahu
- Rambu pengaman
Resiko : - Topi Pengaman
- Luka ringan/berat
- Meninggal
3. Lingkungan Pekerjaan
Tempat Rumah/Mess - Terjangkit penyakit - Rumah/Mess harus meme-
Personil Konsultan Resiko : nuhi standar kesehatan
Hilang hari Kerja, memiliki MCK
kerugian cukup besar - Kebutuhan air bersih
tersedia/sehat
- Lokasi cukup memadai
2.2. Sasaran K3
Merujuk pada hasil yang didapat dari identifikasi bahaya dan analisa resiko
maka dibuat sasaran K3 sebagaimana disajikan dalam tabel berikut
SISTIM MANAJEMEN K3
(SMK3)
PROYEK : PENGAWASAN TEKNIS JALAN DAN JEMBATAN Tanggal :
DI PULAU SERAM IV.1 Halaman :
SASARAN K3
`
NO. AKTIFITAS/KEGIATAN FREKUENSI
2.3. Program K3
Untuk mewujudkan sasaran yang telah ditetapkan maka dibuat program K3
sebagaimana disajikan dalam tabel berikut :
SISTIM MANAJEMEN K3
(SMK3)
PROYEK : PENGAWASAN TEKNIS JALAN DAN JEMBATAN Tanggal :
DI PULAU SERAM IV.1 Halaman :
PROGRAM K3
A. RUTINITAS
1 Safety Morning Talk 1 x seminggu
2 Tools Box Meeting Setiap memulai pekerjaan yang baru
3 Safety Meeting Min. 1 x sebulan
4 Safety Patrol 2 x sebulan
5 Lapbul K3L Proyek Setiap bulan
6 Up-dating Papan informasi K3L 1 x seminggu
7 Pelaksanaan 5 R 1 x seminggu
B. INSIDENTIL
Safety Induction Setiap ada pegawai / pekerja yang
baru di proyek
Pemasangan rambu dan spanduk K3 Bila ada rambu / spanduk yang rusak
Audit internal / Audit External Sesuai jadwal departemen
Pembentukan SATGAS 1 kali
Simulasi Keadaan Darurat 1 kali
Reiew HIRARC Setiap ada item pekerjaan baru / bila
terjadi insiden / bila terjadi
kecelakaan
Pelatihan pertolongan Pertama (PP) 1 kali
Pelatihan Pemadan Kebajaran 1 kali
3. ORGANISASI
Organisasi yang berhubungan dengan K3 dalam pekerjaan ini terdiri dari P2K3
dan Tanggap Darurat (SATGAS), P2K3 yang bertanggung jawab untuk
memastikan terlaksananya Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) di proyek sementara Tanggap Darurat yang bertanggung jawab
menangani secara langsung bila terjadi kecelakaan di proyek.
PENANGGUNG JAWAB
SEKRETARIS
Ahli K3
Inspeksi
Monitoring
Evaluasi
Administrasi
P3K
Asuransi
ANGGOTA P2K3
Proffesional Staff
Site Engineer
Ahli Kualitas
Standarisasi K3
Metode kerja
Anggaran K3
Material dan Alat
INSPEKTOR
QC Pelaksana
K3 Supervisi K3
b. Sekretaris
- Memastikan bahwa program K3 yang ditentukan dalam dokumen ini
didukung oleh semua tingkatan manajemen ditingkat proyek.
- Melaksanakan tanggung jawab dan wewenang K3
1) Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja
1. Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif
terbaik
2. Mengembangkan sistim pengendalian bahaya
terhadap K3
3. Mengevaluasi terhadap timbulnya kecelakaan,
penyakit akibat kerja serta mengambil langkah yang diperlukan
4. Mengembangkan penyuluhan dan penelitian
dibidang keselamatan kerja dan kesehatan kerja
5. Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan
makanan tenaga kerja
6. Memeriksa kelengkapan K3
7. Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja
8. Melaksanakan tindakan apabila terjadi kecelakaan
kerja
9. Menyajikan laporan pelaksanaan dan penerapan
SMK3 sesuai dengan ketentuan yang berlaku
- Merencanakan, melaksanakan, menjaga mengembangkan program K3
sesuai dengan persyaratan dan peraturan yang berlaku
- Melakukan inspeksi K3
c. Anggota
4. PENCEGAHAN RESIKO
KECELAKAAN
5.5. Komunikasi
Peralatan komunikasi yang dihunakan dalam proyek ini disesuaikan dengan
kindisi dan jarak lokasi yang bersangkutan