Kompetensi : Sertifikasi
Kompetensi Tenaga Kerja (SKT)
Konstruksi SDM Vokasional
Periode Tahun 2020
PENGAWAS JALAN
24. 11. 2020
PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 Pasal 54 ayat (1) :
Dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Penyedia Jasa dan/atau Subpenyedia Jasa wajib menyera
hkan hasil pekerjaannya secara :
• tepat biaya,
• tepat mutu,
• tepat waktu.
Latar Belakang
Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan tersebut tepat biaya, tepat mutu, dan tepat waktu, maka
diperlukan layanan usaha jasa konsultansi untuk melakukan pengawasan terhadap penyelenggara
an pekerjaan konstruksi.
Jasa konsultansi ini terdiri dari tim yang akan bertugas mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstru
ksi. Tim yang dimaksud adalah Penyedia Jasa Konsultansi.
Dalam memberikan layanan usaha jasa konsultansi di dalam penyelenggaraan jasa konstruksi, Pen
yedia Jasa Konsultansi wajib memenuhi :
• Standar Keamanan,
• Keselamatan,
• Kesehatan,
• Keberlanjutan
seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 Pasal 59 ayat
(1) dan ayat (3).
Maksud Dan Tujuan
• Maksud pengadaan Penyedia Jasa Konsultansi pada kegiatan pengawasan suatu kegiatan adalah
untuk mendapatkan Penyedia Jasa Konsultansi yang benar-benar kompeten dan profesional dibi
dangnya untuk melaksanakan pekerjaan kegiatan pengawasan pada program pembangunan jala
n dan jembatan yang dilaksanakan oleh pemerintah, melalui Dinas Pekerjaan Umum, Penataan
Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan.
• Tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang
telah ditetapkan (tepat biaya, tepat waktu dan tepat mutu)
Target/ Sasaran
Sasaran pengadaan Jasa Konsultansi pengawasan jalan dan/atau jembatan ini, adalah tercapainya
hasil pekerjaan sesuai dengan isi dokumen kontrak, sehingga kinerja jalan/jembatan yang ditanga
ni diharapkan dapat memberikan layanannya sampai akhir umur rencana.
Standar Teknis
Pelaksanaan kegiatan ini meliputi kegiatan pengawasan (pemantauan dan supervisi) dan pelaporan
hasil pelaksanaan pengawasan yang terdiri dari :
1. Kemajuan pelaksanaan fisik dan keuangan;
2. Kondisi jalan;
3. Kualitas Kerja;
4. Keselamatan pengguna jalan.
Untuk melaksanakan kegiatan ini berdasarkan Spesifikasi Umum 2018 untuk Pekerjaan Konstruksi J
alan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Bina
Marga.
Lingkup Pekerjaan
a. Melaksanakan pekerjaan Pengawasan Teknis pada ruas Jalan dan/atau Jembatan (sesuai denga
n ruas jalan dan/atau jembatan yang telah ditentukan sebelumnya);
b. Pelaksanaan pengawasan jalan dan/atau jembatan ini wajib memperhatikan keselamatan kerj
a dan keselamatan pengguna jalan serta kelancaran lalu lintas dengan menempatkan rambu-ra
mbu lalu lintas secara jelas, aman dan stabil;
c. Pengawasan jalan dan/atau jembatan ini harus dilaksanakan dengan mengikuti Spesifikasi Umu
m 2018 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Bina Marga u
ntuk pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan dan ketentuan/tata cara yang ditetapkan oleh p
enyelenggara jalan.
d. Dalam melakukan pengawasan Penyedia Jasa Konsultansi wajib memenuhi Standar Keamanan,
Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan seperti yang ditetapkan dalam Pasal 59 ayat (1) d
an (3) Undang-Undang Jasa Konstruksi Nomor 2 Tahun 2017.
Keluaran
• Keluaran yang dihasilkan oleh kegiatan pengawasan ini adalah terlaksananya Kegiatan Pengawa
san terhadap pekerjaan jalan/jembatan (sesuai dengan kegiatan yang dikerjakan).
• Diharapkan dengan adanya kegiatan pengawasan ini dapat membantu menjaga target fisik baik
kuantitas maupun kualitas program pembangunan jalan dan jembatan yang bersangkutan agar t
epat biaya, tepat waktu dan tepat mutu sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang telah
ditetapkan.
Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa
1. Penyedia Jasa Konsultansi (Pengawas Pekerjaan) harus bertanggung jawab terhadap pengawasa
n pekerjaan fisik dan mengikuti desain dan Spesifikasi Umum 2018 untuk Pekerjaan Konstruksi
Jalan dan/atau Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jen
deral Bina Marga.
2. Penyedia Jasa Konsultansi (Pengawas Pekerjaan) wajib mendampingi pelaksanaan pekerjaan fis
ik hingga pekerjaan selesai.
PERSONIL
(TENAGA KERJA
KONSTRUKSI)
Profesional Staf :
Sub Profesional Staff :
Material/ Laboratorium
Surveyor
Technichian
Surveyor harus memiliki rekaman harian yang
terperinci dari semua volume kontrak dan Laboratorium Technician memonitor dan
mempersiapkan laporan mingguan dan mengawasi semua pengujian yang dilakukan
bulanan. Kontraktor serta meyakinkannya bahwa
pengujian yang sesuai telah dilaksanakan.
LAPORAN
Laporan Akhir
Laporan Teknis
Isi Laporan Akhir secara garis besarnya harus
menceritakan secara ringkas dan jelas
Berisikan perubahan/ revisi desain yang
mengenai Metode Pelaksanaan Konstruksi,
memerlukan Justifikasi Teknis pada setiap
rencana dan realisasi pelaksanaan, realisasi
terjadinya perubahan pekerjaan yang
biaya pekerjaan dan perubahan-perubahan
dilengkapi dengan data-data pendukungnya.
kontrak yang terjadi, lokasi-lokasi sumber
material dan hasil pengujian, dll
STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN
PENGAWAS
LANGKAH-
LANGKAH
KERJA
Langkah-langkah pekerjaan yang
dilakukan konsultan pengawas
LANGKAH-LANGKAH KERJA KONSULTAN PENGAWAS
Langkah-langkah pekerjaan yang dilakukan konsultan pengawas
1 2 3 4
Melakukan Rekayasa Mengawasi dan/atau Memeriksa dan/ atau Mengawasi dan/ atau
Lapangan dengan memeriksa pembuatan mengoreksi Shop Drawing, memeriksa pelaksanaan
Penyedia dan Direksi. Job Mix Design yang Approval Material dan pekerjaan di Lapangan
Menyusun Laporan diusulkan oleh Penyedia Request pelaksanaan dan melaporkan hasilnya
Pendahuluan dan pekerjaan yang diajkukan (Quantity dan Quality)
Justifikasi Teknis oleh Penyedia
LANGKAH-LANGKAH KERJA KONSULTAN PENGAWAS
Langkah-langkah pekerjaan yang dilakukan konsultan pengawas
5 6 7 PHO
- PERKERASAN LENTUR :
LAPIS PONDASI ATAS dapat terbuat dari lapisan beraspal, bahan berbu-
(Base Course) tir, bahan yang distabilisasi dengann semen/kapur.
Lapis Pondasi Agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu jalan lama yang telah diperb
aiki terlebih dahulu atau di atas tanah dasar baru yang telah diselesaikan sepenuhnya
Lokasi yang telah disediakan untuk pekerjaan Lapisan Pondasi Agregat, harus disiapkan dan m
endapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan paling sedikit 100 meter ke de
pan dari rencana akhir lokasi penghamparan Lapis Pondasi pada setiap saat.
Untuk perbaikan tempat-tempat yang kurang dari 100 meter panjangnya, seluruh formasi itu
harus disiapkan dan disetujui sebelum lapis pondasi agregat dihampar.
Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar langsung di atas permukaan perkerasan aspal l
ama, yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan dalam kondisi tidak rusak, maka harus diperlu
kan penggaruan atau pengaluran pada permukaan perkerasan aspal lama agar diperoleh tahan
an geser yang lebih baik.
Penghamparan Lapis Pondasi Agregat
• Lapis Pondasi Agregat harus dibawa ke badan jalan sebagai campuran yang merata dan harus di
hampar pada kadar air yang tersebar merata dan dalam rentang yang disyaratkan.
• Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan takaran yang merata agar menghasilkan
tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan.
• Bilamana akan dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan-lapisan tersebut harus diusahakan s
ama tebalnya.
• Lapis Pondasi Agregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu metode yang disetujui ya
ng tidak meyebabkan segregasi pada partikel agregat kasar dan halus.
• Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan bahan yang bergrada
si baik.
• Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus dua kali ukuran terbesar agregat l
apis pondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm, kecuali diperintahkan lain ole
h Direksi Pekerjaan.
Pemadatan Lapis Pondasi Agregat
• Setiap lapis harus dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan d
isetujui oleh Direksi Pekerjaan, hingga kepadatan paling sedikit 100 % dari kepadatan kering ma
ksimum modifikasi (modified) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1743-1989, metode D.
• Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda karet digunakan unt
uk pemadatan akhir, bila mesin gilas statis beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan ata
u degradasi berlebihan dari Lapis Pondasi Agregat.
• Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 % di bawah
kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana kadar air optimum adalah s
eperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentuka
n oleh SNI 03-1743-1989, metode D.
• Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke ara
h sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang ber”superelevasi”, penggilasan harus
dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi.
Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis te
rsebut terpadatkan secara merata.
• Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak terjangkau mesin gilas harus dipa
datkan dengan timbris mekanis atau alat pemadat lainnya yang disetujui.
Pengujian Lapis Pondasi Agregat
• Jumlah data pendukung pengujian bahan yang diperlukan untuk persetujuan awal harus seperti
yang diperintahkan Direksi Pekerjaan,
• Harus mencakup seluruh jenis pengujian yang disyaratkan minimum pada tiga contoh yang mew
akili sumber bahan yang diusulkan
• Seluruh jenis pengujian bahan akan diulangi lagi, bila menurut pendapat Direksi Pekerjaan, ter
dapat perubahan mutu bahan atau metode produksinya.
• Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan harus dilaksanakan untuk mengendali
kan ketidakseragaman bahan yang dibawa ke lokasi pekerjaan.
• Setiap 1000 meter kubik bahan yang diproduksi paling sedikit harus meliputi tidak kurang dari li
ma (5) pengujian indeks plastisitas, lima (5) pengujian gradasi partikel, dan satu (1) penentuan
kepadatan kering maksimum menggunakan SNI 03-1743-1989, metode D. Pengujian CBR harus
dilakukan dari waktu ke waktu sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
• Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus secara rutin diperiksa, mengunakan SNI
03-2827-1992. Pengujian harus dilakukan sampai seluruh kedalaman lapis tersebut pada lokasi y
ang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi tidak boleh berselang lebih dari 200 m.
Contoh Menentukan JMF
Lapis Pondasi Agregat Kelas B
• Jumlah data pendukung pengujian harus mencakup semua pengujian yang disyaratkan, paling se
dikit tiga contoh yang mewakili sumber bahan yang diusulkan.
• Setelah persetujuan atas mutu bahan untuk Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal yang diusul
kan, seluruh pengujian mutu bahan harus diulangi lagi bilamana menurut pendapat Direksi Peke
rjaan terdapat perubahan pada mutu bahan atau pada sumber bahan atau pada metode produks
inya.
• Pengujian harus sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan dan untuk setiap 1000 meter kubik bahan ya
ng dihasilkan, pengujian harus meliputi paling sedikit lima (5) pengujian Indeks Plastisitas dan li
ma (5) pengujian gradasi.
QUALITY
CONTROL
1. MATERIAL
a. Bahan baku aspal pen 60/70 atau pen 80/100 lengkap dengan sertifikat.
b. Lapis Resap Pengikat ( Prime Coat )
* aspal emulsi ( MS, SS ), tidak diencerkan
* AC pen 80/100 atau pen 60/70 diencerkan dg minyak tanah 80 pph, ekivalen MC 30
c. Lapis Perekat ( Tack Coat )
* aspal emulsi ( RS ),atau diencerkan dengan air perbandingan 1:1
* AC pen 60/70 atau 80/100 diencerkan dengan minyak tanah 25 – 30 pph
2. PERALATAN
a. umum
penyapu mekanis, kompresor, peralatan untuk memanaskan bahan aspal, peralatan pen
yebar kelebihan aspal
b. Asphalt Distributor
- kendaraan beroda ban angin, bermesin penggerak sendiri
- sistem tangki aspal, pemanasan, pemompaan dan penyemprotan sesuai ketentuan
Institute of Petroleum Inggris
- bahan aspal panas dapat disemprotkan secara merata
- distributor dilengkapi batang semprot dengan minimum 24 nosel
c. Perlengkapan
- tachometer (pengukur kecepatan putaran)
- meteran tekanan, tongkat celup, termometer dll
- seluruh perlengkapan pengukur harus dikalibrasi
d. Grafik penyemprotan dan Buku petunjuk pelaksanaan
- grafik penyemprotan memperlihatkan hubungan antara kecepatan dan jumlah takaran
aspal serta kecepatan pompa dan nosel juga tinggi batang semprot dari permukaan jal
an.
e. Peralatan Penyemprot Aspal Tangan ( Hand Sprayer), bila diizinkan oleh Direksi Pekerjaan.
- tangki aspal dengan pemanas
- pompa tekanan untuk menyemprot aspal keluar
- batang semprot dengan nosel
3. PELAKSANAAN
a. Penyiapan permukaan
- Permukaan harus kering atau mendekati kering.
- Kerusakan perkerasan yang ada harus diperbaiki terlebih dahulu.
- Apabila dilaksanakan pada perkerasan baru, perkerasan tsb harus sudah
dikerjakan sepenuhnya.
- Debu dan kotoran lain harus dibersihkan terlebih dahulu dengan sikat mekanis atau
kompresor.
- Tonjolan benda-benda asing lain harus disingkirkan.
b. Takaran dan suhu pemakaian bahan
- Lapis Resap Pengikat : 0,4-1,3 lt per m2 LPA
kelas A
- Lapis Perekat : permukaan baru 0,15 lt/m2 aspal
cair
0,20 lt/m2 emulsi
0,40 lt/m2 emulsi diencerkan
- Suhu penyemprotan
jenis aspal rentang suhu
aspal cair 50 pph ( MC 70 ) 70 +/- 10 C
aspal cair 75 pph ( MC 30 ) 45 +/- 10 C
aspal emulsi/emulsi diencerkan tidak dipanaskan
c. Pelaksanaan penyemprotan
- Masih dimungkinkan lalu lintas satu lajur
- Batas yang disemprot diukur dan ditandai
- Ada bagian yang tumpang tindih selebar 20 cm sepanjang sisi lajur yang bersebelahan
- Lokasi awal dan akhir penyemprotan dilindung dengan bahan yang kedap
- Bahan aspal yang disemprot harus merata di seluruh permukaan
- Tempat yang disemprot prime coat yang menunjukkan bahan aspal berlebih ditutup
dengan bahan penyerap sesudah 4 jam penyemprotan
- Lapis berikutnya dihampar setelah prime coat meresap sepenuhnya, lalu lintas dapat diijinkan
lewat setelah 4 jam penghamparan.
- Penghamparan lapis aspal berikut diatas tack coat dilakukan sebelum hilang kelengketannya
- Lapis berikutnya dihampar setelah prime coat meresap sepenuhnya, lalu lintas dapat
diijinkan lewat setelah 4 jam penghamparan.
- Penghamparan lapis aspal berikut di atas tack coat dilakukan sebelum kelengketan tack coat
hilang.
- bilamana lalu lintas diijinkan lewat diatas Lapis Resap Pengikat maka harus digunakan bahan
penyerap (blotter material) dari agregat single sizi 9,5 mm.
PENYEMPROTAN TACK COAT YG BAIK
-
ASPHLAT DISTRIBUTOR
4. PENGENDALIAN MUTU
a. Contoh aspal dan sertifikatnya pda setiap pengangkutan
b. 2 liter contoh aspal diambil dari distributor/ asphalt sprayer saat awal dan akhir
penyemprotan
c. Distributor aspal diperiksa dan diuji
* sebelum pelaksaan pekerjaan
* setiap 6 bulan atau penyemprotan 150.000 lt
d. Pelapisan menutup seluruh permukaan yang disemprot, tanpa ada bagian yang beralur atau
kelebihan aspal.
e. Agregat penutup/ blotter harus mendapat persetujuan.
LABURAN ASPAL SATU LAPIS ( BURTU) DAN LABURAN ASPAL DUA LA
PIS (BURDA)
1.MATERIAL
1. AGREGAT
a. Agregat Penutup
- kerikil pecah atau batu pecah keras, awet, bersih, berbentuk kubikal
- keausan dengan mesin LA : maks 30%
kelekatan : min 95 %
- min 90% kerikil pecah( tertahan sar. 4,75 mm) punya 2 bidang pecah, AGD/ALD <2,3
b. agregat BURTU dan lapis pertama BURDA
* ukuran nominal : 13mm
* ukuran terkecil rata-rata (ALD) : 6,4-9,5
* persen maksimum lewat sar. 4,75 :2
c. agregat penutup kedua BURDA
ukuran saringan % berat lewat
9,5 mm 100
6,35 95-100
2,46 0-15
0,075 0-8
* mengunci rongga-rongga lapisan pertama
2. ASPAL
a. aspal semen pen 80/100 atau pen 60/70
diencerkan dengan minjak tanah sesuai
suhu udara perb. minyak tnh suhu penyempr
pen 80/100 pen 60/70
20,0 11 13 157
22,5 9 11 162
25 7 9 167
27,5 5 7 172
Untuk kepraktisan diambil 60/70 + 10 pph kerosin
Untuk pen 80/100 + 8 pph kerosin
Bahan aspal tidak boleh dipanaskan pada suhu penyemprotan lebih dari 10 jam
b. dalam hal tertentu dapat digunakan bahan anti
pengelupas (anti-stripping agent)
2. PERALATAN
a. Distributor Aspal
tangki tersekat sempurna, penurunan suhu tidak melampaui 2,5 C per jam
b. Alat Pemadat
roda karet, lebar tidak kurang dari 1,5 m, mempunyai mesin penggerak sendiri
c. Alat Penghampar
* mesin penebar agregat dengan penggerak 4 roda (four wheel drive belt spreader)
* truk penghampar (2 buah)
d. Sapu ijuk kasar dan sikat mekanis
PENYEMPROTAN ASPAL
PENGHAMPARAN AGREGAT PENUTUP
PENGGILASAN AGREGAT PENUTUP
BURDA SEBELUM DIBERI PENUTUP
KEDUA
BURDA SETELAH DIBERI LAPISAN
PENUTUP
BURDA SETELAH UMUR 2 TAHUN
3. PELAKSANAAN
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. kotoran dan bahan yang tidak dikehendaki pada
permukaan yang akan dilabur harus dibersihkan
dengan alat penyapu mekanik atau kompresor,
permukaan harus kering
b. lubang-lubang diperbaiki/ditambal, tonjolan-
tonjolan diratakan
c. prmukaan jalan lama tanpa penutup aspal
terlebih dahulu diberi lapis resap pengikat secara
merata dan dibiarkan kering seluruhnya paling
sedikit 48 jam
2. PEMAKAIAN BAHAN ASPAL
a. takaran pemakaian aspal tergantung ukuran
terkecil rata-rata agregat penutup, komposisi
aspal, kondisi dan tekstur permukaan lama jenis
dan lalulintas dan hasil percobaan
b. penyemprotan dilaksanakan merata. Distributor
dioperasikan sesuai grafik yang telah disetujui
c. suhu penyemprotan tidak boleh bervariasi
melebihi 10 C dari tabel di depan
d. terdapat bagian yang tumpang tindih sepanjang
20 cm sepanjang sisi lajur yang bersebelahan
e. lokasi awal dan akhir penyemprotan dilindungi
bahan yang kedap
TAKARAN PENYEMPROTAN ASPAL
• R = (0,138 X ALD + e) X Tf
• R = takaran penyemprotan liter/m2
• ALD = ukuran rata-rata terkecil (mm)
• E = jumlah aspal yg diperlukan mengisi tektur permukaan
jalan lama.
• Tf = angka faktor yg tergantung pada volume lalu lintas.
f. luas lokasi yang akan dilabur aspal diukur
segera setelah penyemprotan selesai
g. jumlah bahan aspal yang digunakan diukur
dengan cara memasukkan tongkat celup ke
dalam tangki sebelum dan sesuda pemakaian
Agregat Halus :
- pasir atau batupecah lewat sarinag no,8
- % maks. Pasir untuk Laston 15 %
- sand equivalent > 40 %
Bahan Pengisi ( Filler )
- batu kapur, semen Portland, abu terbang, abu
tanur semen dll
- kering, lewat saringan no. 200 > 75 %
Gradasi gabungan ( lihat transparan )
GRAFIK BTDC
JENIS ASPAL MENURUT BTDC
PEN 100 ASPAL BERBAGAI
PRODUK
BERBAGAI GRADE ASPAL DARI
SATU PABRIK
KETENTUAN AGREGAT KASAR
• Angularitas kedalaman <10 cm dari permukaan > 1 juta
ESA 95/90.
• Artinya 95 % agregat kasar mempunyai muka bidang pecah
satu atau lebih, 90 % agregat kasar mempunyai muka
bidang pecah dua atau lebih.
• Angularitas agregat halus > 1 juta ESA min 45 %.
GRADASI CONTINOUS
GRADASI HOT MIX (SUPERPAVE)
BATAS GRADASI CAMPURAN
Trial Gradations
19.0 mm Nominal Mixture
100.0
90.0
80.0
70.0
% PASSING
36
2. . PERALATAN
a. Asphalt Mixing Plant
b. Wheel Loader
c. Dump Truck :
- bak terbuat dari logam yang rapat bersih,
disemprot sedikit air sabun atau larutan kapur
- bak ditutup rapat untuk menjamin suhu
campuran
d. Asphalt Finisher
Penghampar mekanis bermesin sendiri , mampu
menghampar, membentuk sesuai kelandaian dan
penampang melintang.
e. Three Wheel Roller
f. Pneumatic Tire Roller
g. Tandem Roller
Berat statis ketiga alat pemadat tidak kurang dari 6 ton
3. TOLERANSI DIMENSI
a. Tebal Lapisan
- Dipantau dengan benda uji inti ( core ), 2 pada
arah melintang dengan jarak 200m. Toleransi
tebal 3mm/tebal 3cm dan 5mm/ tebal lebih
dari 3cm.
- Tebal aktual rata rata semua benda uji inti per
ruas.
b. Kerataan Permukaan
- Diperiksa dengan mistar lurus panjang 3m
- Perbedaan tiap 2 titik pada setiap penampang
melintang tudak melampaui 5 mm dari elevasi
- Ketidakrataan arah sumbu memanjang tidak
boleh melampaui 5mm.
4. PELAKSANAAN
1. CAMPURAN
a. Komposisi campuran:
Campuran terdiri atas agregat dan aspal.
Filler ditambahkan apabila diperlukan.
b. Jenis Campuran :
* Latasir
* Lataston ( L. Permukaan, L. Pondasi)
* Laston ( Lapis Aspal Beton ) :
- Lapis Aus ( AC/WC )
- Lapis Pengikat ( AC/BC )
- Lapis Pondasi ( AC BASE )
c. Kadar aspal dalam campuran
Persentase aspal aktual dalam sgregat tergantung
pada penyerapan agregat yang digunakan. Pilih
agregat dengan penyerapan kecil ( kurang 3 % ).
1. MATERIAL
a. Umum
* agregat pokok
* agregat pengunci
* agregat penutup
* aspal
b. agregat pokok dan pengunci
* abrasi ( keausan) : maks 40%
* kelekatan terhadap aspal : min 95%
* indeks kepipihan : maks 25%
c. gradasi agregat pokok dan pengunci
Ukuran (mm) % lewat / tebal lapisan (cm)
ag. pokok 7-10 5-8 4-5
75 100 - -
63 90-100 100
50 35-70 95-100 100
38 0-15 35-70 95-100
25 0-5 0-15 -
19 - 0-5 0-5
ag pengunci
25 100 100 100
19 95-100 95-100 95-100
9,5 0-5 0-5 0-5
d. Aspal
- aspal semen pen 80/100 atau pen 60/70
- aspal emulsi CRS1 atau CRS2 ( AASHTO M208)
- aspal emulsi RS1 atau RS2 (AASHTO M140)
- aspal cair ( Rapid Curing) RC250 atau RC800
- aspal cair ( Medium Curing) MC250 atau MC800
2. KUANTITAS AGREGAT DAN ASPAL