Anda di halaman 1dari 4

1.

PENGERTIAN ANESTESI
Anastetika (yunani an = tanpa, aisthesis = perasaan)
Yakni suatu keadaan depresi umum dari berbagai pusat di SSP yg bersifat reversibel,
dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan, sehingga agak mirip keadaan pingsan.
2. JENIS ANESTESI
a. Anestesi Lokal
Anestesi local adalah tindakan pemberian obat yang mampu menghambat konduksi
saraf (terutama nyeri) secara reversible pada bagian tubuh yang spesifik.
b. Anestesi Umum
Anestesi umum adalah suatu kondisi yang dikarakteristikkan dengan adanya
ketidaksadaran, analgesia (hilangnya kemmapuan merasakan nyeri), relaksasi otot, dan
ditekannya reflex-refleks tubuh. Anestesi umum dilakukan jika terdapat kontraindikasi
terhadap anestesi regional, adanya kegawat-daruratn, antisipasi kehilangan darah
banyak, dan diperlukan uterus yang relaksasi saat pembedahan.
c. Anestesi Regional
i. Anestesi spinal
ii. Anestesi Epidural
iii. Anestesi kaudal

Penata Anestesi merupakan salah satu dari jenis tenaga kesehatan yang memiliki
wewenang untuk mengatur layanan kesehatan sebagai asuhan kepenataan anestesi
sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki. Dalam rangka melindungi masyarakat
penerima pelayanan kesehatan, setiap tenaga kesehatan yang akan menjalankan
praktik sebagai Penata Anastesi harus memiliki izin sesuai ketentuan peraturan
perundang undangan. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Perawat Anestesi, sebagai dasar perizinan hukum
sebagai penata anastesi tidak sesuai lagi dengan perkembangan hukum dan
kebutuhan masyarakat penerima layanan kesehatan. Sebagai penggantinya
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

18 Tahun 2016 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Penata Anestesi.

Definisi

Penata Anestesi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan keperawatan
anestesi atau Penata Anestesi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Surat Tanda Registrasi Penata Anestesi (STRPA) adalah bukti tertulis yang diberikan
oleh Pemerintah kepada Penata Anestesi yang telah memiliki sertifikat kompetensi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
Surat Izin Praktik Penata Anestesi (SIPPA) adalah izin tertulis untuk izin praktik
keprofesian Penata Anestesi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Penata Anestesi untuk dapat melakukan praktik keprofesiannya harus memiliki


Surat Tanda Registrasi Penata Anestesi (STRPA) setelah sebelumnya Penata
Anestesi harus memiliki sertifikasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Surat Tanda Registrasi Penata Anestesi (STRPA) berlaku selama 5 (lima) tahun.
Penata Anestesi yang menjalankan praktik keprofesiannya wajib memiliki Surat Izin
Praktik Penata Anestesi (SIPPA). SIPPA dikeluarkan oleh pemerintah daerah
kabupaten / kota dan diberikan kepada Penata Anestesi yang telah memiliki STRPA
serta berlaku untuk 1 (satu) tempat.

Penata Anestesi hanya dapat dimiliki paling banyak 2 (dua) SIPPA. Permohonan
SIPPA pertama dapat dilakukan dengan menunjukkan bahwa Penata Anestesi
memiliki SIPPA pertama. Untuk memperoleh SIPPA, Penata Anestesi harus meminta
dari pemerintah kabupaten / kota dengan melampirkan:

fotokopi ijazah yang dilegalisasi;


fotokopi STRPA;
surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik;
surat persetujuan memiliki tempat praktik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
pas foto terbaru ukuran 4x6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar berlatar belakang merah;
Rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten / kota atau pejabat yang
ditunjuk (Tidak diperlukan dalam hal SIPPA dikeluarkan oleh dinas kesehatan
kabupaten / kota); dan
rekomendasi dari Organisasi Profesi.

Penata Anestesi warga negara dapat mengajukan permohonan memperoleh SIPPA


setelah:

memenuhi persyaratan tersebut di atas;


membuat surat persetujuan pengadilan profesi dan peraturan perundang-
undangan;
mengikuti evaluasi kompetensi;
memiliki surat izin kerja dan izin tinggal serta persyaratan lain sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
memiliki kemampuan mendukung Indonesia.
Penata Anestesi warga negara Indonesia dapat mengajukan permohonan bantuan
kepada SIPPA setelah:

menyetujui persyaratan disetujui sebelumnya; dan


mengikuti evaluasi kompetensi.

Lebih jauh tentang peraturan ini:

Wewenang Penata Anestesi dalam menjalankan praktik keprofesiannya


Pelimpahan Wewenang
Pencatatan
Hak dan Kewajiban
Pembinaan dan Pengawasan

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan yaitu 11 Mei 2016
(tasbul).

Penata Anestesi merupakan salah satu dari jenis tenaga kesehatan yang memiliki
wewenang untuk mengatur layanan kesehatan sebagai asuhan kepenataan anestesi
sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki. Dalam rangka melindungi masyarakat
penerima pelayanan kesehatan, setiap tenaga kesehatan yang akan menjalankan
praktik sebagai Penata Anastesi harus memiliki izin sesuai ketentuan peraturan
perundang undangan. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Perawat Anestesi, sebagai dasar perizinan hukum
sebagai penata anastesi tidak sesuai lagi dengan perkembangan hukum dan
kebutuhan masyarakat penerima layanan kesehatan. Sebagai penggantinya
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

18 Tahun 2016 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Penata Anestesi.

Definisi

Penata Anestesi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan keperawatan
anestesi atau Penata Anestesi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Surat Tanda Registrasi Penata Anestesi (STRPA) adalah bukti tertulis yang diberikan
oleh Pemerintah kepada Penata Anestesi yang telah memiliki sertifikat kompetensi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
Surat Izin Praktik Penata Anestesi (SIPPA) adalah izin tertulis untuk izin praktik
keprofesian Penata Anestesi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Penata Anestesi untuk dapat melakukan praktik keprofesiannya harus memiliki


Surat Tanda Registrasi Penata Anestesi (STRPA) setelah sebelumnya Penata
Anestesi harus memiliki sertifikasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Surat Tanda Registrasi Penata Anestesi (STRPA) berlaku selama 5 (lima) tahun.
Penata Anestesi yang menjalankan praktik keprofesiannya wajib memiliki Surat Izin
Praktik Penata Anestesi (SIPPA). SIPPA dikeluarkan oleh pemerintah daerah
kabupaten / kota dan diberikan kepada Penata Anestesi yang telah memiliki STRPA
serta berlaku untuk 1 (satu) tempat.

Penata Anestesi hanya dapat dimiliki paling banyak 2 (dua) SIPPA. Permohonan
SIPPA pertama dapat dilakukan dengan menunjukkan bahwa Penata Anestesi
memiliki SIPPA pertama. Untuk memperoleh SIPPA, Penata Anestesi harus meminta
dari pemerintah kabupaten / kota dengan melampirkan:

fotokopi ijazah yang dilegalisasi;


fotokopi STRPA;
surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik;
surat persetujuan memiliki tempat praktik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
pas foto terbaru ukuran 4x6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar berlatar belakang merah;
Rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten / kota atau pejabat yang
ditunjuk (Tidak diperlukan dalam hal SIPPA dikeluarkan oleh dinas kesehatan
kabupaten / kota); dan
rekomendasi dari Organisasi Profesi.

Anda mungkin juga menyukai