i
Paket Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI
Penelitian Sosial
Penulis:
Lilik Tahmidaten
Penyunting:
Pambudi Handoyo
Susvi Tantoro
Pudjiani Widodo
Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
KATA SAMBUTAN
Sasaran Program PKB melalui PKP berbasis zonasi ini adalah seluruh guru di
wilayah NKRI yang tergabung dalam komunitas guru sesuai bidang tugas yang
diampu di wilayahnya masing-masing. Komunitas guru dimaksud meliputi
kelompok kerja guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan
Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK).
iii
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Untuk itu, kami ucapkan terima kasih atas kerja keras dan kerja cerdas para
penulis dan semua pihak terkait yang dapat mewujudkan Paket Unit
Pembelajaran ini. Semoga Allah Swt. senantiasa meridai upaya yang kita
lakukan.
iv
PENELITIAN SOSIAL
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., Tuhan YME, karena atas izin
dan karunia-Nya Paket Unit Pembelajaran Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi ini dapat diselesaikan. Paket Unit
Pembelajaran ini disusun berdasarkan analisis Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian serta analisis Ujian Nasional
(UN).
Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa peserta didik masih lemah dalam
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) seperti
menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Hasil tersebut ternyata selaras
dengan capaian PISA (Programme for International Student Assessment)
maupun TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study). Oleh
karena itu, perserta didik harus dibiasakan dengan pembelajaran dan soal-
soal yang berorientasi kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi agar
meningkat kemampuan berpikir kritisnya.
v
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
vi
PENELITIAN SOSIAL
DAFTAR ISI
Hal
vii
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
viii
PENELITIAN SOSIAL
1
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
2
Unit Pembelajaran
Penyunting:
Pambudi Handoyo
Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
DAFTAR ISI
Hal
5
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
DAFTAR TABEL
Hal
6
Unit Pembelajaran
Pendekatan dan Jenis Penelitian Sosial
PENDAHULUAN
Unit ini disusun sebagai salah satu alternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memahami topik pendekatan dan jenis penelitian sosial. Melalui
pembahasan materi yang terdapat pada unit ini, guru dapat memiliki dasar
pengetahuan untuk mengajarkan materi yang sama ke peserta didiknya yang
disesuaikan dengan indikator yang telah disusun, dan terutama dalam
memfasilitasi kemampuan bernalar peserta didik. Selain itu, materi ini juga
aplikatif untuk guru sendiri sehingga mereka dapat menerapkannya dalam
kehidupan kelas pembelajaran.
Topik pendekatan dan jenis penelitian sosial yang dikembangkan pada bahan
bacaan terdiri atas subtopik . Selain itu, unit ini dilengkapi dengan LKPD, yang
dikembangkan secara aplikatif agar guru mudah mengimplementasikannya di
kelas.
7
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
8
Unit Pembelajaran
Pendekatan dan Jenis Penelitian Sosial
9
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
IPK yang menjadi pokok bahasan dalam Unit pembelajaran 1 Pendekatan dan
Jenis Penelitian Sosial adalah sebagai berikut:
10
Unit Pembelajaran
Pendekatan dan Jenis Penelitian Sosial
A. Pengantar
Semua manusia mempunyai sifat dasar selalu ingin tahu apa yang ada
disekelilingnya, dan selalu berusaha untuk memuaskan keingintahuannya
tersebut. Hanya saja derajat keingintahuan tersebut berbeda-beda. Ada yang
memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar seperti para ilmuwan, ada yang
memiliki rasa ingin tahu ini dalam takaran biasabiasa saja. Untuk memenuhi
hasrat ingin tahu ini, manusia mempunyai berbagai pilihan cara. Ada yang
berpikir mendalam secara mandiri seperti filosof. Ada yang mencari ilham dari
berbagai kekuatan gaib seperti para petapa, atau dengan cara menggunakan
intuisinya untuk mengira-ngira. Semua cara ini telah dilakukan manusia untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam benaknya. Sebagian
membuahkan hasil, sebagian lain tidak menghasilkan apa-apa kecuali
kebuntuan dan kekacauan berpikir. Metode penelitian ilmiah sebenarnya
11
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
hanyalah salah satu cara manusia untuk mencari jawaban dari berbagai
pertanyaan yang diajukannya, sebagai cerminan rasa ingin tahunya yang besar
terhadap berbagai kejadian dan gejala di alam semesta.
Kegiatan manusia mencari tahu tersebut jika dilakukan dengan metode ilmiah
dan saat merumuskan ataupun menyelesaikan permasalahan yang ada
dilakukan dengan sistematis, maka kegiatan tersebut diistilahkan dengan
penelitian. Penelitian merupakan suatu proses yang panjang (Singarimbun,
1989) dan dimulai dari minat seseorang untuk mengetahui fenomena tertentu
yang selanjutnya berkembang menjadi gagasan, teori, konseptualisasi,
pemilihan metode penelitian yang sesuai. Sebagai hasil akhir dapat berupa
teori/gagasan baru sehingga merupakan proses yang tiada hentinya. Sehingga
minimal ada enam sebab atau latar belakang manusia mempunyai
kecenderungan untuk melakukan penelitian ilmiah, antara lain:
a. pengetahuan manusia sangat terbatas dalam memahami begitu
kompleksnya fenomena kehidupan di jagat raya ini, sehingga manusia
merasa perlu untuk melakukan research ilmiah secara terus menerus
(berakumulasi);
b. manusia adalah makhluk yang diberi kemampuan untuk berpikir secara
logis, objektif, sistematis dan analitis terhadap gejala sosial dan gejala alam
yang terjadi dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga manusia selalu
ingin melakukan penelitian untuk mengetahui tentang fenomena
kehidupan tertentu dalam rangka pemenuhan beragam kebutuhan hidup
(Suriasumantri, J.S., 1996);
c. manusia selama proses aktivitas hidupnya selalu dihadapkan pada beragam
problema atau permasalahan hidup. Beragam problema hidup tersebut
menuntut pemecahan secara baik,objektif oleh karena itu perlu adanya
research ilmiah;
d. manusia adalah makhluk yang diberi kemampuan untuk
mengkomunikasikan dengan bahasa yang baik dan kompleks, terhadap
12
Unit Pembelajaran
Pendekatan dan Jenis Penelitian Sosial
hasil pengamatan dan kajian terhadap gejala sosial dan gejala alam tersebut
kepada sesamanya (Sukmadinata, N.S., 2007);
e. manusia adalah makhluk yang mempunyai kecenderungan untuk tidak
puas, selalu ingin membaharui (inovasi) terhadap karya budaya yang telah
dimiliki. Hal ini menyebabkan manusia selalu ingin melakukan penelitian
ilmiah demi kualitas kehidupannya (Sztompka, P., 2004);
f. manusia adalah makhluk yang cenderung pengetahuan dan
ketrampilannya terus bertambah atau berakumulasi dan terus melakukan
kegiatan research ilmiah dalam rangka melakukan revolusi ilmu
pengetahuan di berbagai bidang hidup yang kompleks (Khun, T., 1970).
13
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
SOAL-SOAL UN/USBN
Berikut ini contoh soal-soal UN topik Pendekatan dan Jenis Penelitian Sosial
pada Kompetensi Dasar 3.4. Memahami berbagai metode penelitian sosial
yang sederhana untuk mengenali gejala sosial di masyarakat, di kelas X
(Permendikbud Nomor 37, 2018). Soal-soal ini disajikan agar dapat dijadikan
sebagai sarana berlatih bagi peserta didik untuk menyelesaikannya. Selain itu,
soal-soal ini juga dapat menjadi acuan ketika saudara akan mengembangkan
soal yang setipe pada topik Pendekatan dan Jenis Penelitian Sosial.
14
Unit Pembelajaran
Pendekatan dan Jenis Penelitian Sosial
15
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
NO SOAL
2 Manajemen pusat suatu maskapai secara sepihak
membatalkan penerbangan ke berbagai kota tujuan.
Keputusan tersebut tidak disosialisasikan ke bagian penjualan
tiket, sehingga para calon penumpang tetap berdatangan ke
bandara. Para penumpang marah karena tidak mendapat
penjelasan yang memadai dari manajemen. Seorang peneliti
ingin mengkaji secara rinci sebab-sebab peristiwa tersebut,
sehingga ia melakukan penelitian dengan metode….
A. Grounded research
B. Studi kasus
C. Komparatif
D. Historis
E. Survei
Identifikasi
Level Kognitif : C2 memahami
Indikator yang : Mengidentifikasi karakteristik berbagai metode
bersesuaian penelitian sosial
Diketahui : Seorang peneliti ingin mengkaji secara rinci
sebab-sebab peristiwa pembatalan jadwal
penerbangan yang tidak diinformasikan pada
penjual tiket dan calon penumpang
Ditanyakan : Penelitian dengan metode
Materi yang : Metode penelitian sosial
dibutuhkan
16
Unit Pembelajaran
Pendekatan dan Jenis Penelitian Sosial
NO SOAL
1 Amir seorang mahasiswa sedang meneliti kebudayaan suatu
daerah. Dari hasil penelitiannya, kini daerah tersebut ramai
dikunjungi oleh wisatawan baik asing maupun lokal. Manfaat
penelitian tersebut bagi masyarakat lokal adalah ….
A. Memberikan pengalaman dalam melakukan penelitian
sosial
B. Memudahkan dalam melanjutkan penelitian sosial
selanjutnya
C. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
kebudayaan
17
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
18
Unit Pembelajaran
Pendekatan dan Jenis Penelitian Sosial
BAHAN PEMBELAJARAN
A. Aktivitas Pembelajaran
19
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
20
Unit Pembelajaran
Pendekatan dan Jenis Penelitian Sosial
Berikut ini dua buah Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang digunakan
dalam aktivitas pembelajaran, yaitu:
21
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Pedoman kerja:
22
Unit Pembelajaran
Pendekatan dan Jenis Penelitian Sosial
C. Bahan Bacaan
Penelitian atau research (bahasa Inggris) berasal dari bahasa latin reserare
yang artinya mengungkapkan. Kata research berasal dari kata re yang berarti
melakukan kembali dan search yang dimaknai menjelaskan secara terbuka
dan berhati-hati, menguji dan mencoa atau memeriksa. Sehingga resarch
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan studi dan investigasi yang dilakukan
secara hati-hati dan sistematik dalam beberapa bidang ilmu pengetahuan
untuk menggali fakta. Ahli sosiologi Indonesia Soerjono Soekanto
mendefinisikan penelitian sebagai suatu kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk
23
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
24
Unit Pembelajaran
Pendekatan dan Jenis Penelitian Sosial
Terdapat dua metode dalam penelitian sosial, yaitu metode kualitatif dan
kuantitatif.
a. Metode kualitatif
Metode kualitatif merupakan metode penelitian untuk mencari dan menggali
fenomena sosial yang kemudian menghasilkan data dan analisa berupa
deskripsi dan interpretasi data yang biasanya berupa kata-kata, kalimat-
kalimat, gambar dan tidak menekankan pada angka-angka statistik yang
25
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
rumit. Metode ini berusaha memahami apa yang dikatakan atau dilakukan
individu atau kelompok serta makna subjektif dari tindakan yang
dilakukannya tersebut. Peneliti kualitatif harus terjun sepenuhnya serta
beradaptasi dengan subjek penelitian agar pemahaman terhadap perilaku
subjek dapat diperoleh secara komprehensif. Dikatakan subjek karena
individu yang sedang diteliti adalah orang yang pandai atau ahli terhadap
permasalahan yang sedang diteliti. Subjek dalam penelitian kualitatif
diposisikan sebagai aktor yang hebat, kreatif dan inovatif.
26
Unit Pembelajaran
Pendekatan dan Jenis Penelitian Sosial
Pertama, ditinjau dari orientasi filosofis dan teoritis adalah berorientasi pada
paham filsafat idealisme, atau paham konstruktivisme, interpretif, dan
subjektivisme. Sedangkan orientasi teoritisnya adalah berorientasi pada teori-
teori yang berparadigma definisi sosial (Ritzer, G. 2002). Diantara ciri teori-
teori yang berparadigma definisi sosial adalah: (1) seluruh pola perilaku
manusia dipengaruhi oleh faktor internal individu, yaitu pikiran, jiwa,
motivasi, pandangan hidupnya; (2) kerangka berpikirnya bersifat induktif
abstraktif; (3) realitas sosial adalah suatu kondisi yang cair dan mudah
berubah tergantung pikiran dan jiwa manusia yang berinteraksi dalam
memaknainya. Fenomena sosial bersifat multimakna; (4) tidak perlu adanya
pengujian teori, tetapi justru menemukan teori; (5) tindakan atau pikiran
manusialah yang menentukan struktur sosial-budaya (bukan sebaliknya); (6)
mengandalkan pada kebenaran otentisitas, keabsahan data. Realitas dianggap
nyata sejauh para individu bersepakat bahwa hal itu memang nyata (Mulyana,
D. 2002).
Kedua, dilihat dari segi desain penelitian, adalah: (1) bersifat longgar, umum,
fleksibel, berkembang dan muncul dalam proses penelitian; dan (2) usulan
penelitian (proposal) penelitian kualitatif sifatnya sementara; proses
penyusunan desain penelitian akan mudah berubah-ubah disesuaikan dengan
kenyataan di lapangan, hal ini karena: Realitas sosial bersifat jamak dan
dinamik; Fenomena sosial bisa berubah-ubah ketika terjadi interaksi antara
peneliti dengan subjeknya; Sistem nilai dan norma yang berkembang bersifat
kompleks dan sulit diramalkan sebelumnya (Moleong, L.J. 2006).
Ketiga, dilihat dari rumusan judul penelitian adalah: (1) rumusan judul
penelitian sosial kualitatif bisa berubah-ubah, tergantung fenomena sosial
yang terjadi di lapangan; (2) dirumuskan dengan bahasa yang baik, jelas dan
menunjukkan fokus penelitiannya; dan (3) jelas persoalan dan objek
kajiannya; kapan dan dimana situs penelitiannya.
27
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Keenam, dilihat dari deskripsi teori dalam proses penelitian, yaitu: (1) kajian
teori atau kajian literatur yang digunakan sifatnya sementara, tidak dijadikan
sebagai pegangan utama, karena dalam penelitian kualitatif adalah berusaha
untuk mengungkap latar alamiah dari suatu objek penelitian; dan (2) kajian
teori hanya sekedar sebagai pedoman awal agar tidak terlalu gelap dalam
mengawali kajian fenomena (gejala) tertentu. Oleh karena itu kajian teori
dalam penelitian kualitatif bukan untuk merumuskan hipotesis penelitian.
Dalam penelitian kualitatif ‘tidak dirumuskan hipotesis, karena justru akan
menemukan hipotesis’ (Bungin, B. 2003; Sugiyono, 2005).
28
Unit Pembelajaran
Pendekatan dan Jenis Penelitian Sosial
Ketujuh, dilihat dari segi peranan peneliti dalam proses penelitian adalah: (1)
peneliti sebagai pengamat penuh, peneliti menyatu dengan objek yang diteliti
dalam waktu yang relatif lama, peneliti sendiri sebagai instrumen penelitian;
(2) peneliti ikut serta dalam kegiatan-kegiatan individu atau kelompok yang
diamati sesuai dengan fokus kajiannya; (3) peneliti juga melakukan
wawancara mendalam (takterstruktur) berkaitan dengan beragam kegiatan
individu atau kelompok yang sesuai dengan fokus kajian; (4) hubungan antara
peneliti dengan objek penelitian adalah empati, akrab, berkedudukan sama
bahkan sebagai guru atau konsultan dengan waktu pertemuan yang relatif
lama (Spradley,1980; Moleong, L.J., 2006).
Kedelapan, dilihat dari segi sampel penelitian, adalah: (1) dalam penelitian
sosial kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif
berangkat dari kasus tertentu (mikro) yang ada pada situasi atau fenomena
sosial (Sugiyono, 2005); (2) tidak menggunakan sampel besar, melainkan
sampel kecil karena tidak untuk menggeneralisasi suatu populasi; (3) sampel
penelitiannya tidak representatif (apabila penelitian kuantitatif harus
representatif); (4) teknik sampling biasanya menggunakan non probability
sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Non probability sampling yang sering dipakai adalah:
purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan atau tujuan tertentu. Pada umumnya sampel dalam penelitian
sosial kualitatif, adalah menggunakan purposive sampling; dan snowball
sampling (yaitu teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya
jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar atau bagaikan bola salju); (5)
penentuan sampel dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan
selama penelitian berlangsung (emergent sampling design) (Bogdan and
Biklen, 1982).
29
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kesembilan, dilihat dari hubungan antar variabel penelitian, adalah: (1) dalam
penelitian kuantitatif, hubungan antar variabel bersifat sebab dan akibat
(hubungan kausal), sehingga dalam penelitian kuantitatif ada variabel
independen (bebas) dan dependen (terikat), kemudian dicari hubungan atau
pengaruh antar variabel tersebut dengan menggunakan analisis statistik
(Djarwanto. 1983; Wibisono, Y. 2005; Sudijono, A. 2006), hal ini tidak berlaku
dalam penelitian kualitatif; (2) dalam penelitian kualitatif, melihat hubungan
antar variabel tidak bersifat kausal (sebab akibat) melainkan bersifat
interaktif atau saling mempengaruhi, sehingga tidak diketahui mana variabel
independen (bebas) dan variabel dependennya (terikat) (Muhadjir, N., 1990;
Strauss, A.C.J. 1990). Jadi, dalam penelitian kualitatif tidak mengenal variabel
independen dan variabel dependen.
Kesepuluh, dilihat dari segi analisis data penelitian, adalah: (1) jenis datanya
berupa uraian kalimat (deskriptif), dokumen pribadi, catatan lapangan hasil
observasi partisipatif, catatan ucapan dari hasil wawancara mendalam, dan
beragam tindakan responden atau objek penelitian, serta dokumen-dokumen
lainnya; (2) analisis data penelitian bersifat interaktif, siklus dan induktif; (3)
proses analisis data berlangsung secara terus menerus, dari awal penelitian
hingga akhir penelitian. Dan kapan analisis data dianggap selesai, yaitu setelah
proses pengumpulan data dan analisis data sudah tidak ada yang dianggap
baru (mengalami titik jenuh); dan (4) hasil analisis data adalah mencari pola
atau menemukan model, proposisi atau teori (Strauss, A.C.J. 1990. Silverman,
D. 1993). Berbeda dengan hasil analisis data pada penelitian kuantitatif, yaitu
menguji teori atau menguji hipotesis penelitian.
b. Metode kuantitatif
Metode penelitian yang menggali fenomena sosial yang kemudian
menghasilkan data berupa angka-angka dan biasanya angka-angka dianalisis
dan diinterpretasi menggunakan metode statistik tertentu. Apabila informasi
atau data yang diperoleh ternyata dangkal, maka peneliti dapat melakukan
30
Unit Pembelajaran
Pendekatan dan Jenis Penelitian Sosial
Pertama, ditinjau dari orientasi filosofis dan teoritis adalah berorientasi pada
paham positivisme, rasionalisme, atau objektivisme Sedangkan orientasi
teoritisnya adalah berorientasi pada teori-teori yang berparadigma fakta
sosial (Ritzer, G. 2002). Diantara ciri teori-teori yang berparadigma fakta
sosial adalah: (1) seluruh pola perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor
eksternal, jiwa dan pikiran serta pola perilaku individu ditentukan oleh
kondisi eksternalnya; (2) kerangka berpikirnya bersifat deduktif verifikatif;
(3) menuntut adanya pembuktian teori atau pengujian hipotesis secara
statistik; dan (4) mengandalkan pada kebenaran objektivitas, validitas dan
reliabilitas. Sejarah awal perkembangan penelitian kuantitatif adalah
berkembang di kalangan ilmuwan eksakta atau disiplin ilmu kealaman.
Kedua, dilihat dari segi desain penelitian, adalah: (1) bersifat terinci, luas, dan
banyak menggunakan literatur yang terkait dengan tema penelitian; (2)
memiliki prosedur research yang rinci, terukur; (3) sejak usulan penelitian
(proposal) penelitian sosial kuantitatif sudah memiliki landasan teoritis yang
kuat dan jelas; dan (4) proses penelitian terikat kuat dengan desain research
yang telah diajukan (desain research tidak berubah), dan isi desain
penelitiannya secara ketat akan dipatuhi untuk dilaksanakan dalam proses
penelitiannya, misalnya rumusan masalah tidak boleh berubah selama proses
penelitian (Hadi, S. 2004; Idrus, M., 2007).
Ketiga, dilihat dari rumusan judul penelitian adalah: (1) rumusan judul
penelitian sosial kuantitatif tidak pernah berubah (sudah ditetapkan sebelum
31
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kelima, dilihat dari segi penetapan variabel penelitian. Variabel adalah atribut
seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lain,
atau variabel adalah suatu kuantitas (jumlah) atau sifat karakteristik yang
mempunyai nilai numerik atau kategori atau sifat yang akan diteliti (Kartono,
K.,1996; Kerlinger, F. 2002). Ciri penelitian sosial kuantitatif dari segi
penetapan variabel adalah: penetapan variabel penelitian (variabel
independen, dependen, moderator, intervening) harus ditetapkan dulu
sebelum memulai penelitian (rancangan penelitian) dan tidak akan berubah
selama penelitian berlangsung.
Keenam, dilihat dari deskripsi teori dalam proses penelitian, yaitu: (1) karena
penelitian sosial kuantitatif adalah menguji teori maka deskripsi teori harus
diuraikan secara sistematis, tidak hanya sekedar pendapat para ahli tetapi
penting mengungkap hasil-hasil research terdahulu yang mengkaji fenomena
sosial yang sama; (2) deskripsi teori harus menjelaskan secara rinci tentang
variabel-variabel yang diteliti dari berbagai referensi ilmiah (Sugiyono, 2007).
Langkah praktis yang perlu diperhatikan dalam mendeskripsikan teori dalam
penelitian sosial kuantitatif adalah: (1) tetapkan nama variabelnya dan berapa
jumlah sub variabel penelitian; (2) cari sumber-sumber ilmiah (Buku ilmiah,
Laporan penelitian; Skripsi; Tesis; Disertasi; Jurnal ilmiah) yang membahas
32
Unit Pembelajaran
Pendekatan dan Jenis Penelitian Sosial
variabel yang akan diteliti; (3) cari definisi konsep, baca seluruh uraian dalam
sumber ilmiah tersebut yang mengkaji tentang variabel yang akan diteliti; dan
(4) deskripsikan secara sistematis dengan bahasa yang benar dengan tetap
mencantumkan catatan kaki atau buku yang menjadi rujukannya.
Ketujuh, dilihat dari segi rumusan hipotesis penelitian, adalah: (1) dalam
penelitian sosial kuantitatif wajib atau harus dirumuskan hipotesis penelitian
atau hipotesis statistik, karena ciri penelitian kuantitatif adalah menguji teori;
(2) bersifat deterministik terkait dengan variabel-variabel yang akan
ditelitinya. Hipotesis yang diajukan sebagai upaya penguat bahwa ada
keterkaitan antar variabel satu dengan variabel lainnya; dan (3) rumusan
hipotesis bisa dalam bentuk hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (Ho);
(4) perumusan hipotesis harus berdasarkan landasan teori dan kerangka
berpikir (Furqon, 2004; Bungin, B. 2007). Hipotesis penelitian adalah
hipotesis untuk penelitian pada seluruh populasi, sedangkan hipotesis
statistik adalah hipotesis penelitian yang bekerja dengan sampel. Dalam
penelitian kuantitatif dijumpai beragam bentuk hipotesis, yaitu: hipotesis
deskriptif; hipotesis komparatif; dan hipotesis asosiatif.
33
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kesepuluh, dilihat dari segi analisis data penelitian, adalah: (1) dilakukan
pada akhir proses setelah seluruh pengumpulan data dilakukan; (2) bersifat
deduktif serta menggunakan analisis statistik dalam menganalisis gejala atau
objek yang diteliti; (3) tujuan analisis adalah untuk menguji atau
membuktikan hipotesis statistik yang diajukan; dan (4) jenis analisis statistik
yang bisa dipakai adalah: statistik deskriptif, statistik inferensial, statistik
parametris, dan statistik nonparametris. Penggunaan jenis analisis statistik
tersebut adalah tergantung pada jenis data penelitiannya, yaitu: data nominal
(nominal data); data ordinal (ordinal data); data interval (interval data); dan
data rasio (ratio data) (Nurgiyantoro, B. Dkk.2002).
34
Unit Pembelajaran
Pendekatan dan Jenis Penelitian Sosial
35
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
36
Unit Pembelajaran
Pendekatan dan Jenis Penelitian Sosial
37
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
penelitian ini sering disebut penelitian normatif atau penelitian status. Pada
umumnya pada penelitian ini menggunakan variabel dan populasi yang luas
sesuai dengan tujuan penelitiannya. Penelitian eksperimen dan survei di atas
adalah termasuk penelitian yang menggunakan metode kuantitatif atau
analisis datanya menggunakan statistik; (c) penelitian naturalistik, yaitu jenis
penelitian yang sering disebut penelitian kualitatif (Sugiyono, 2007) dengan
analisis datanya secara naratif deskriptif kualitatif.
38
Unit Pembelajaran
Pendekatan dan Jenis Penelitian Sosial
39
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
PENGEMBANGAN PENILAIAN
Bagian ini memuat contoh soal-soal topik pendekatan dan jenis pendekatan
penelitian sosial yang muncul di UN tiga tahun terakhir. Selain itu, bagian ini
memuat pembahasan tentang cara mengembangkan soal HOTS yang disajikan
dalam bentuk pemodelan, sehingga dapat dijadikan acuan oleh saudara ketika
mengembangkan soal topik ini. Saudara perlu mencermati dengan baik bagian
ini, sehingga saudara dapat terampil mengembangkan soal yang mengacu
pada indikator pencapaian kompetensi yang termasuk HOTS.
A. Pembahasan Soal-soal
Topik pendekatan dan jenis penelitian sosial merupakan topik yang muncul
pada soal UN di tiga tahun terakhir berdasarkan hasil analisis PAMER UN.
Berikut ini pembahasan soal-soalnya.
40
Unit Pembelajaran
Pendekatan dan Jenis Penelitian Sosial
4. Adri adalah seorang siswa sebuah SMA yang sedang belajar sosiologi.
Ia ingin meneliti kembali sebuah penelitian yang sudah ada
sebelumnya tentang masyarakat suku tengger ketika mengadakan
ritual pemotongan rambut gimbal. Penelitian tersebut bertujuan
untuk memperluas informasi tentang makna yang terdapat dalam
upacara tersebut. Dari ilustrasi di atas, berdasarkan tujuannya adalah
41
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
jenis penelitian ….
A. Kuantitatif
B. Deskriptif
C. Historis
D. Development
E. Eksplanatif
Kunci : D
Pembahasan :
Penelitian development adalah penelitian yang bertujuan
mengembangkan, memperluas dan memperdalam suatu teori atau
pengetahuan.
Pada bagian ini akan dimodelkan pembuatan soal yang memenuhi indikator
pencapaian kompetensi yang diturunkan dari kompetensi dasar pengetahuan.
Pengembangan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi agar Saudara dapat
melihat kesesuaian antara kompetensi, lingkup materi, dan indikator soal.
42
Unit Pembelajaran
Pendekatan dan Jenis Penelitian Sosial
43
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
MATERI 4) Korelasional
Jenis penelitian 5) Deskriptif
sosial
Jenis penelitian dalam pendekatan kualitatif
ditunjukkan oleh angka ….
INDIKATOR
SOAL A. 1), 2), dan 3
Disajikan jenis-
jenis penelitian, Kunci B. 1), 3), dan 4)
peserta didik Jawaban
mampu C. 1), 4), dan 5)
menyimpulkan D
yang merupakan D. 2), 3), dan 5)
jenis peneltian
E. 2), 4), dan 5)
kualitatif
44
Unit Pembelajaran
Pendekatan dan Jenis Penelitian Sosial
KESIMPULAN
Sub unit ini dilaksanakan dalam 1 kali bersifat berpusat kepada peserta didik.
Model discovery learning yang digunakan memfasilitasi peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan saintifik.
Di sub unit ini disediakan soal-soal UN terkait pendekatan dan jenis penelitian
sosial yang muncul di ujian nasional tahun 2016 dan 2017. Disediakan pula
pembahasan soalnya sehingga memudahkan guru dan peserta didik untuk
memahami pemecahan soal tersebut dan memprediksi jenis soal yang rutin
muncul di UN. Soal sudah terkategori HOTS tapi model soal serupa setiap
tahunnya, maka guru perlu melatihkan peserta didik memahami secara
mendalam topik pendekatan dan jenis penelitian sosial serta membuat soal
HOTS yang berbeda dari soal yang pernah muncul di UN.
45
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
UMPAN BALIK
Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
1. Memahami indikator yang telah
dikembangkan berdasarkan Kompetensi
Dasar
2 Mampu menghubungkan konten dengan
fenomena kehidupan sehari-hari
3 Merasa bahwa tahapan aktivitas
pembelajaran dapat mengembangkan
HOTS peserta didik
4 Memahami tahapan aktivitas yang
disajikan dengan baik
5 Mampu dengan baik mengaplikasikan
aktivitas pembelajaran di dalam kelas
6 Memahami dengan baik Lembar Kerja
peserta didik yang dikembangkan
7 Mampu melaksanakan dengan baik
Lembar Kerja peserta didik yang
dikembangkan
8 Memahami Konten secara menyuluh
dengan baik
9 Memami prosedur penyusunan soal HOTS
dengan baik
10 Mampu membahas soal HOTS yang
disajikan dengan tepat
Jumlah
Jumlah Total
46
Unit Pembelajaran
Pendekatan dan Jenis Penelitian Sosial
70-79 Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten,
cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu
mendiskusikan bagian yang belum dipahami dengan fasilitator
atau teman lain di MGMP.
47
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
48
Unit Pembelajaran
Pendekatan dan Jenis Penelitian Sosial
49
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI
Penyunting:
Susvi Tantoro
Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
DAFTAR ISI
Hal
53
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
DAFTAR TABEL
Hal
54
Unit Pembelajaran
Metode Penelitian Sosial
PENDAHULUAN
Unit ini disusun sebagai salah satu alternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memahami topik penelitian kuantitatif dan kualitatif. Melalui
pembahasan materi yang terdapat pada unit ini, guru dapat memiliki dasar
pengetahuan untuk mengajarkan materi yang sama ke peserta didiknya yang
disesuaikan dengan indikator yang telah disusun, dan terutama dalam
memfasilitasi kemampuan bernalar peserta didik. Selain itu, materi ini juga
aplikatif untuk guru sendiri sehingga mereka dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Topik metode penelitian sosial yang dikembangkan pada bahan bacaan terdiri
atas subtopik . Selain itu, unit ini dilengkapi dengan dua buah LKPD, yaitu 1)
Konsep penelitian kualitatif dan kuantitatif; 2)Review contoh hasil penelitian
kualitatif dan kuantitatif. LKPD dikembangkan secara aplikatif agar guru
mudah mengimplementasikannya di kelas.
55
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
56
Unit Pembelajaran
Metode Penelitian Sosial
57
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
58
Unit Pembelajaran
Metode Penelitian Sosial
A. Pengantar
Seperti yang telah diuraikan pada unit sebelumnya bahwa kegiatan penelitian
harus didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang salah satunya adalah sistematis
yaitu proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan
prosedur/langkah tertentu yang logis. Seperti halnya seseorang yang ingin
minum, maka prosedurnya siapkan gelas, menuangkan air pada gelas,
mengangkat gelas, lalu memasukkan air ke mulut melalui gelas. Dengan
demikian terdapat prosedur yang harus dijalani secara sistematis. Demikian
pula kegiatan penelitian, tidak dilakukan hanya dengan satu kegiatan lalu
dapat menyimpulkan hasil yang diteliti, melainkan terdapat prosedur atau
langkah-langkah yang harus dilalui. Melalui prosedur penelitian yang
ditempuh, maka sebuah kegiatan penelitian tidak hanya berorientasi pada
hasil penelitian semata, namun justru lebih pada prosedur yang dilakukan
secara sistematis, cermat dan dapat dipertanggungjawabkan keilmiahnnya.
Melalui prosedur tersebut maka hasil penelitian yang akan didapatkan
merupakan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan pula keilmiahannya.
59
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
SOAL-SOAL UN/USBN
NO SOAL
60
Unit Pembelajaran
Metode Penelitian Sosial
Identifikasi
Level Kognitif : C2 memahami
Indikator yang : Mendeskripsikan prosedur penelitian kuantitatif
bersesuaian
Diketahui : Dalam penulisan laporan penelitian terdapat teknik
pengambilan sampel yang digunakan
Ditanyakan : Teknik pengambilan sampel dalam laporan penelitian
berisi….
Materi yang : Prosedur peelitian kuantitatif pada poin laporan
dibutuhkan penelitian
NO SOAL
61
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
NO SOAL
Dalam rancangan penelitian disebutkan salah satu tujuan penelitian
ingin mengetahui latar belakang siswa dalam memilih jurusan di
perguruan tinggi. Untuk mengumpulkan data maka peneliti
menggunakan angket tertutup. Kelebihan metode pengumpulan
data tersebut adalah ….
A. Dapat memperoleh data yang rinci dan detail
B. Pengolahan datanya dapat dilakukan dengan mudah
C. Biaya yang diperlukan untuk pengumpulan data sangat
besar
D. Peneliti memiliki peran yang lebih besar dalam proses
penelitian
E. Data yang didapatkan tidak menggambarkan keseluruhan isi
penelitian
Identifikasi
62
Unit Pembelajaran
Metode Penelitian Sosial
63
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
BAHAN PEMBELAJARAN
A. Aktivitas Pembelajaran
64
Unit Pembelajaran
Metode Penelitian Sosial
Menjelaskan teknik
analisis data
penelitian
kuantitatif
65
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
66
Unit Pembelajaran
Metode Penelitian Sosial
Tujuan:
Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta mampu mereview contoh
hasil penelitian kualitatif dan mereview contoh hasil penelitian kuantitatif
Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran :
Berikut ini dua buah Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang digunakan
dalam aktivitas pembelajaran, yaitu: 1) LKPD 1. Prosedur penelitian sosial
67
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Pedoman kerja:
1. Bacalah ilustrasi fenomena dan permasalahan di bawah ini, lalu tentukan 2
permasalahan yang masing-masing dapat dikaji atau diteliti menggunakan
metode kualitatif atau kuantitatif.
2. Setelah itu, lakukan identifikasi untuk menentukan prosedur penelitiannya
masing-masing (baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif).
3. Lakukan pula identifikasi tehnik pengumpulan dan analisis data yang sesuai
4. Gunakan contoh form di bawah untuk mempermudah dalam membuat
laporan hasil kerja.
68
Unit Pembelajaran
Metode Penelitian Sosial
69
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Pedoman kerja:
1. Bacalah dua contoh hasil penelitian kualitatif dan kuantitatif yang telah
dipublikasikan dalam bentuk jurnal ilmiah elektronik (e-journal) di bawah
ini.
2. Anda dapat mengunduhnya melalui tautan berikut ini
http://repository.umrah.ac.id/558/1/Jurnal%20Qotimah.pdf
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/ws/article/view/6231
3. Setelah itu, lakukan review atas dua artikel ilmiah tersebut dengan
menggunakan rambu-rambu yang ada pada tabel di bawah ini.
Komponen identifikasi Uraian Hasil Review
70
Unit Pembelajaran
Metode Penelitian Sosial
Mita Novianty
mitanoviaty@yahoo.co.id
Abstrak
Salah satu terobosan besar dalam pengeloaan sampah di Indonesia
adalah program bank sampah. Melalui program ini, paradigma yang
terbentuk dalam pikiran masyarakat bahwa sampah adalah sesuatu yang
tidak berguna dan dibuang begitu saja, diubah menjadi sesuatu yang juga
memiliki nilai dan harga. Melalui bank sampah, masyarakat bisa
menabung sampah, yang kemudian dalam kurun waktu tertentu bisa
menghasilkan uang. Penelitian menggunakan metode penelitian
71
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Pendahuluan
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penduduk sangat
besar dan memiliki kecenderungan meningkat dari waktu ke waktu.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, selama 30 tahun terakhir,
jumlah penduduk Indonesia meningkat hampir dua kali lipat, yaitu
147,49 juta jiwa pada tahun 1980 menjadi 179,37 juta jiwa pada tahun
1990 dan pada tahun 2000 bertambah mencapai 206,26 juta jiwa. Angka
tersebut terus mengalami peningkatan dan mencapai 218,86 juta jiwa
pada tahun 2005 hingga peningkatan itu terus meningkat hingga pada
tahun 2011 mencapai 259.940.857 jiwa. Hal tersebut akan
mengakibatkan semakin besarnya volume sampah yang dihasilkan oleh
manusia setiap.1
72
Unit Pembelajaran
Metode Penelitian Sosial
73
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Proses dalam bank sampah ini hampir sama dengan bank konvensional
pada umumnya. Bedanya, jika bisanya masyarakat menabung uang
dapatnya uang, maka melalui bank sampah masayarakat menabung
sampah dapatnya uang. Inilah yang dilakukan pertama kali oleh Bank
Sampah Gemah Ripah di Desa Badegan, Bantul, Yogyakarta, digagas oleh
dosen Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta
Bambang Suwerda pada tahun 2008.6
74
Unit Pembelajaran
Metode Penelitian Sosial
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dalam
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan analisa kuantitatif
guna menjawab perumusan masalah bagaimana dampak program Bank
Sampah terhadap sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Binjai,
Kecamatan Medan Denai. Penelitian deskriptif dengan analisa kuantitatif
bertujuan untuk mencari pengaruh antara variabel independen dengan
75
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Temuan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kelurhan Binjai, Kecamatan
Medan Denai, peneliti berhasil mengumpulkan 30 responden, dengan
sebgaian besar responden yakni 23 orang (76,6 %) dari 30 responden
adalah lakilaki, sisanya 7 orang ( 23 % ) adalah responden perempuan.
Rata-rata responden adalah masyarakat sekitar lokasi Bank Sampah
Mutiara. Responden yang mayoritas laki-laki cenderung lebih banyak
berpartisipasi dalam hal kegiatan sosial yang ada di lingkungan
masyarakat daripada perempuan yang rata-rata lebih banyak mengurus
rumah tangga daripada aktif dalam urusan sosial.
76
Unit Pembelajaran
Metode Penelitian Sosial
77
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
78
Unit Pembelajaran
Metode Penelitian Sosial
79
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
80
Unit Pembelajaran
Metode Penelitian Sosial
Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, penulis merumuskan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisis data, program Bank Sampah mendatangkan
manfaat positif terhadap lingkungan yakni membuat lingkungan
menjadi lebih bersih dan yang paling banyak dirasakan oleh
masyarakat yaitu berkurangnya tumpukkan sampah di lingkungan
sekitar yang selama ini menjadi pemandangan yang kurang menarik
disekitar kelurahan Binjai. Dari segi pendapatan
2. Berdasarkan analisis data, setelah adanya program bank sampah ini,
terjadi sedikit peningkatan terhadap pendapatan masyarakat di
Kelurahan Binjai. Hal ini didapat dari hasil jawaban responden yang
menjawab kondisi keuangan mereka sedikit meningkat setelah
adanya program bank sampah ini. Walaupun jangka waktu untuk
mendapatkan uang tersebut sekitar 1-3 bulan sekali, tetapi
masyarakat sangat terbantu dengan hasil yang diperoleh untuk
kebututan sehari-hari, pendidikan anak, sampai memperbaiki
kualitas kesehatan.
3. Berdasarkan analisis data, setelah program bank sampah ini berjalan,
ada begitu bayak manfaat yang dirasakan masyarakat dengan
menabung sampah. Masyarakat menabung sampah, masyarakat juga
mendapatkan uang. Dengan pendapatan yang diperoleh dari bank
sampah, masyarakat menjadi semakin mudah dalam membiayai
pendidikan anak. Rata-rata masyarakat yang menabung memiliki
keluraga dan anak yang masih diusia sekolah. Dengan adanya
pendapatan yang diperoleh dari bank sampah, masayarakat menajadi
terbantu dalam membiayai pendidikan anak demi mendapatkan
kualitas pendidikan yang lebih baik.
81
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan, peneliti merumuskan
rekomendasi sebagai berikut:
1. Pihak pengelola bank sampah dalam hal ini di naungi oleh Pemko
Medan disarankan untuk terus melakukan sosialisasi kapada
masyarakat meliputi kampanye massal Bank Sampah melalui
penyebaran poster, iklan media cetak, kampanye di sekolah agar
jumlah nasabah yang menabung sampah semakin meningkat dan
masyarakat memahami cara memperlakukan sampah dengan baik
dan benar.. Hal tersebut diperlukan kader-kader yang aktif di setiap
RT untuk mengajak warga lain agar ikut menabung sampah di bank
sampah.
2. Pihak pengelola bank sampah disarankan melakukan kerjasama
dengan instansi-instansi yang peduli terhadap lingkungan. Hal
tersebut bertujuan untuk mendapatkan manfaat dalam hal sosialisasi
kepada masyarakat untuk membuat bank sampah ini mendapatkan
tempat dimasyarakat bahwa bank sampah ini memiliki dampak yang
begitu besar bagi lingkungan maupun pendapatan.
3. Pihak pengelola bank sampah disarankan juga membuka layanan
pinjaman dengan pengembalian pinjaman dalam bentuk sampah agar
dapat mengurangi beban ekonomi masyarakat sekitar.
4. Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan cara
menumbuhkan kesadaran dalam diri untuk tidak merusak lingkungan
dengan sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya
masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan
Daftar Pustaka
1Badan Pusat Statistik. 2011. Data Sensus Penduduk Indonesia tahun
82
Unit Pembelajaran
Metode Penelitian Sosial
Abstrak
Korean wave merupakan fenomena yang muncul karena adanya era
globalisasi yang membawa produk-produk budaya populer dari negara
Korea Selatan, seperti musik, drama, fashion, make-up. Perlahan tapi
pasti, budaya populer Korea budaya lokal mulai tergeser oleh budaya
pop Korea. Remaja lebih memilih meniru budaya populer Korea
ketimbang budaya local. Sehingga terjadi ketimpangan antara budaya
local yakni budaya Indonesia dan budaya populer Korea. Salah satunya
terjadi di komunitas Korean Pop (K-Pop) Batam, yang tidak hanya
mengagumi budaya populer Korea saja namun juga mengadopsinya ke
dalam perilaku dan kehidupan anggotanya. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pemilihan informan
melalui teknik purposive sampling. Adapun sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer berupa observasi dan
wawancara langsung dengan informan. Data sekunder berupa
bukubuku,dokumen, dan referensi dari perpustakaan dan internet.
Untuk menganalisa permasalahan yang ada dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teori konstruksi sosial oleh Peter L. Berger yakni adanya
83
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
PENDAHULUAN
Korea Selatan pada kurun waktu terakhir ini telah berhasil menyebarkan
produk budaya populernya ke dunia internasional. Berbagai produk
budaya Korea mulai dari drama, film, lagu, fashion, gaya hidup hingga
produk-produk industri, mulai mewarnai kehidupan masyarakat di
berbagai belahan dunia. Proses penyebaran budaya Pop Korea dikenal
dengan istilah ‘Korean Wave’ atau ‘Hallyu’. Proses penyebaran budaya
Korea ke dunia internasional tidak bisa dilepaskan dari keberadaan
media masa seperti internet, Facebook, twitter, youtube, dan sebagainya,
bahkan bisa dikatakan bahwa media masa adalah saluran utama
penggerak Korean Wave (Wijayanti dalam Sella, 2013).
84
Unit Pembelajaran
Metode Penelitian Sosial
Banyak dari remaja yang kurang bisa menyaring dengan baik Hallyu atau
Korean Wave yang mulai masuk ke Indonesia. Hal ini mengakibatkan
budaya popular Korea terkonstruksi ke dalam diri anggota komunitas.
Jika dilihat adanya budaya populer Korea yang masuk ke Indonesia akan
melunturkan nilai-nilai budaya yang sudah ada di dalam masyarakat
kita. Karena para remaja penggemar budaya popular Korea akan meniru
atau mengimitasi apa saja yang dilakukan dan dikenakan oleh idol
mereka.
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui bagaimana konstruksi sosial budaya populer Korea
pada anggota komunitas K-pop Batam.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif karena dianggap
dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dalam penelitian. Peneliti
dalam penelitian ini akan menggambarkan secara sistematis sesuai
dengan judul penelitian yakni konstruksi sosial budaya populer Korea
pada anggota Komunitas Korean Pop (KPop) Batam yang terdapat di
Kota batam. Dengan Menggunakan menggunakan teknik pemilihan
informan purposive sampling dimana dalam teknik ini menggunakan
karakteristik dalam menentukan informan mana yang berkompeten dan
dapat di teliti. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan
dokumentasi dengan teknik analisa data adalah analisa data kualitatif
dari catatan wawancara serta observasi yang sebelumnya telah
dilakukan di lapangan.
KERANGKA TEORI
85
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
86
Unit Pembelajaran
Metode Penelitian Sosial
C. Perilaku
Chaplin (1999) memberikan pengertian perilaku dalam dua arti.
Pertama perilaku dalam arti luas didefinisikan sebagai segala sesuatu
yang dialami seseorang. Pengertian kedua, perilaku didefinisikan dalam
arti sempit yaitu segala sesuatu yang mencakup reaksi yang dapat
diamati.Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku
adalah segala sesuatu yang dilakukan manusia dalam menanggapi
stimulus lingkungan, yang meliputi aktivitas motoris, emosional dan
kognitif. (Kemala Nasution : 2007)
PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian konstruksi sosial budaya populer Korea pada
anggota komunitas korean pop (k-pop) Batam yakni:
A. Awal Mula Mengenal Budaya Populer Korea
Budaya populer Korea yang semakin menyebar di Indonesia terutama
kota Batam. Dimana budaya populer Korea tersebut didapatkan oleh
para remaja anggota komunitas K-pop Batam dari berbagai sumber.
Seperti yang ada pada remaja anggota komunitas K-pop Batam yang
mulai mengenal budaya populer Korea dari keluarga, lingkungan sosial
serta media.
1. Keluarga
Dalam penyebaran budaya populer Korea kedalam diri seorang individu,
dapat di dapatkan dari keluarga inti. Dimana dapat dikatakan bahwa
seorang individu terkonstruksi untuk mengikuti atau meniru budaya
populer Korea dari proses internalisasi. Proses eksternalisasi
merupakan proses penyesuaian diri seorang individu terhadap produk-
produk sosial yang dikenalkan kepadanya. Sehingga kemudian seorang
individu akan menyesuaikan diri dengan produk yang dikenalkan.
2. Lingkungan Sosial
Selain dari keluarga, agen kedua yang dapat mempengaruhi proses
interaksi dan sosialisasi di dalam diri seseorang ialah pengaruh dari
lingkungan sosialnya. Termasuk dalam penyebaran budaya populer
87
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
3. Media
Media juga mempunyai peranan penting dalam penyebaran budaya
populer Korea. Sehingga tidak jarang seseorang juga mendapatkan
informasi mengenai budaya populer Korea dari media. Hal ini juga
terjadi di dalam diri anggota Komunita K-pop Batam. Dimana remaja
anggota Komunitas K-pop Batam juga pertama kali mengenal budaya
populer Korea dari media terutama media sosial seperti youtube dan
instagram selain itu juga media televisi. Karena dari media tersebutlah
yang kemudian membuat remaja anggota Komunitas K-pop Batam
menyukai dan meniru budaya populer Korea. Oleh karena hal itu proses
eksternalisasi terhadap budaya populer Korea di dapat dari keluarga,
lingkungan sosial dan media.
88
Unit Pembelajaran
Metode Penelitian Sosial
2. Kerja Keras
Yang dikataakaan kerja keras adalah ketika seorang idol Korea akan
menjadi artis, seseorang idol harus melewati masa traine yang tidaklah
sebentar. Karena seorang idol membutuhkan waktu yang tidak sebentar
untuk kemudian dapat menjadi artis. Tidak seperti yang terjadi di
Indonesia, jika seseorang ingin terkenal tidak dengan usaha dan kerja
keras terlebih dahulu. Hal inilah yang kemudian diikuti dan dicontoh
oleh remaja anggota komunita K-pop batam.
3. Sopan
Budaya populer Korea dianggap sopan oleh remaja anggota Komunitas
Kpop Batam karena dianggap sopan. Dikatakan sopan ialah budaya
populer Korea tidak seperti budaya barat yang lebih menonjolkan sisi
vulgar. Pada bdaya populer Korea, dalam pembuatan sebuah music video
lebih menampilkan musik, suara dan dance yang kemudian dapat diikuti
oleh remaja anggota Komunitas K-pop Batam.
Oleh karena hal-hal tersebutlah yang kemudian budaya populer Korea
diterima, sehingga kemudian diikuti oleh remaja anggota Komunitas K-
pop Batam.
PENUTUP
89
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
A. Kesimpulan
Hallyu atau Korean Wave ”gelombang Korea” adalah istilah yang
mengacu pada tersebar luasnya budayapop Korea secara global di
berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia. Hal ini juga diikuti oleh
semakin meningkatnya minat masyarakat terhadap budaya pop Korea
mulai dari musik, drama, fashion, bahasa, film, variety show bhkan juga
dari segi elektroniknya. Sehingga banyak ditiru dan diikuti oleh
masyarakat. Terutama remaja, karena remaja pada dasarnya adalah
kelompok msyarakat yang paling rentan terhadap berbagai hal yang
masuk. Budaya pop Korea mengkonstruksi remaja anggota Komunitas K-
pop Batam melalui beberapa proses seperti teori kontruksi sosial yang
dikatakan oleh Berger yakni eksternalisasi dimana para remaja anggota
komunitas mulai mengenal budaya populer Korea dimulai dari keluarga,
lingkungan sosial dan media. Yang kedua budaya populer Korea
kemudian diterima karena kunikan, kerja keras serta kesopanan yang
ada pada budaya populer Korea. dan yang terakhir budaya populer
terinternalisasi ke dalam diri remaja anggota Komunitas karena adanya
potensi diri serta pendirian yang kuat terhadap budaya populer Korea.
B. Saran
Diharapkan kepada pemerintah terutama pemerintah Kota Batam untuk
dapat lebih mengembangkan budaya-budaya yang sudah ada. Diharap
juga kepada masyarakat juga turut membantu dalam melestarikan
budaya budaya yang ada di Kota Batam dan juga memeperkenalkan
kepada para remaja dimulai dari hal-hal kecil. Sedangkan bagi komunitas
sendiri harus lebih bisa menghargai dan melestarikan budaya local yang
ada agar tidak terkikis oleh budaya dari Negara lain.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Abdulsyani. 2015. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: PT.
Bumi Aksara
Berger, Peter L. 2012. Tafsir Sosial Atas Kenyataan : Risalah tentang
sosiologi penegtahuan. Jakarta: Pustaka LP3ES.
Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi (Teori Paradigma, dan
Discours, Teknologi Komunikasi di Masyarakat). Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Strinati, Dominic. 2003. Popular Culture – Pengantar menuju teori budaya
populer. Yogyakarta : Bentang Budaya.
Poloma, Margaret M. 2010. Soiologi Kontemporer. Jakarta: Rajawali Pers
Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial: suatu tehknik
penelitian bidang kesejahteraan dan ilmu lainnya. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
90
Unit Pembelajaran
Metode Penelitian Sosial
Jurnal:
Amellita, Nesya. 2010. Kebudayaan Populer Korea: Hallyu
dan
Perkembangannya di Indonesia. Depok: Universitas Indonesia
Amroshy dan Imron 2013. Hegemoni Budaya Pop Korea Pada Komunitas
Korea Lovers Surabaya (Kloss). Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya.
Ayu pertiwi, Sella. 2013. Konformitas dan Fanatisme Pada Remaja Korean
Wave
(Penelitian pada Komunitas Super Junior Fans Club ELF “Ever Lasting
Friend”) di Samarinda. Samarinda: Universitas Mulawarman.
Kemala, Nasution. 2007. Perilaku Merokok pada Remaja. Medan:
Universitas Sumatera Utara.
Ngangi, Charles R. 2011. Konstruksi Sosial dalam Realitas Sosial. Thesis.
Universitas Sam Ratulangi.
Nila Kusuma, Nawang. Tanpa tahun. Hubungan Celebrity Worship
Terhadap Idola K-Pop (Korean Pop) Dengan Perilaku Imitasi Pada
Remaja. Malang:
Universitas Brawijaya.
Vania dan Fandi. 2013. Motivasi Dan Perilaku Penggemar K-Pop Di
Daerah
Istimewa Yogyakarta. Yogya: Universitas Atma Jaya
Venus dan Helmi. 2010. Budaya Populer Jepang di Indonesia: Catatan
Studi Fenomenologis Tentang Konsep Diri Anggota Cosplay Party
Bandung. Universitas Padjadjaran.
Sumber lain :
Undang-Undang No. 40 Tahun 2009
https://smaradenfatah.wordpress.com/2011/02/22/sosialisasi-
91
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
C. Bahan Bacaan
Menyusun Instrumen
Identifikasi Masalah Pengambilan Data
Pengambilan Data
Menentukan fokus
masalah atau Merumuskan Interpretasi Data dan
rumusan masalah hipotesis penelitian Kesimpulan
penelitian
Merumuskan
Melakukan kajian variabel-variabel dan
pustaka definisinya secara
operasional
92
Unit Pembelajaran
Metode Penelitian Sosial
sampai konsep-konsep yang ada pada topik penelitian tersebut sulit diperoleh
sumber-sumber rujukan (buku atau literatur ilmiah) oleh peneliti.
93
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
94
Unit Pembelajaran
Metode Penelitian Sosial
95
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
96
Unit Pembelajaran
Metode Penelitian Sosial
PENGEMBANGAN PENILAIAN
Bagian ini memuat contoh soal-soal topik penelitian kualitatif dan kuantitatif
yang muncul di UN tiga tahun terakhir. Selain itu, bagian ini memuat
pembahasan tentang cara mengembangkan soal HOTS yang disajikan dalam
bentuk pemodelan, sehingga dapat dijadikan acuan oleh saudara ketika
mengembangkan soal topik ini. Saudara perlu mencermati dengan baik bagian
ini, sehingga saudara dapat terampil mengembangkan soal yang mengacu
pada indikator pencapaian kompetensi yang termasuk HOTS.
A. Pembahasan Soal-soal
Topik metode penelitian sosial merupakan topik yang muncul pada soal UN di
tiga tahun terakhir berdasarkan hasil analisis PAMER UN. Berikut ini
pembahasan soal-soalnya.
97
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
98
Unit Pembelajaran
Metode Penelitian Sosial
99
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
100
Unit Pembelajaran
Metode Penelitian Sosial
101
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
KESIMPULAN
Di sub unit ini disediakan soal-soal UN terkait metode penelitian sosial yang
muncul di ujian nasional tahun 2016 dan 2017. Disediakan pula pembahasan
soalnya sehingga memudahkan guru dan peserta didik untuk memahami
pemecahan soal tersebut dan memprediksi jenis soal yang rutin muncul di UN.
Soal sudah terkategori HOTS tapi model soal serupa setiap tahunnya, maka
guru perlu melatihkan peserta didik memahami secara mendalam topik
metode penelitian sosial serta membuat soal HOTS yang berbeda dari soal
yang pernah muncul di UN.
102
Unit Pembelajaran
Metode Penelitian Sosial
UMPAN BALIK
Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
1. Memahami indikator yang telah
dikembangkan berdasarkan Kompetensi
Dasar
2 Mampu menghubungkan konten dengan
fenomena kehidupan sehari-hari
3 Merasa bahwa tahapan aktivitas
pembelajaran dapat mengembangkan
HOTS peserta didik
4 Memahami tahapan aktivitas yang
disajikan dengan baik
5 Mampu dengan baik mengaplikasikan
aktivitas pembelajaran di dalam kelas
6 Memahami dengan baik Lembar Kerja
peserta didik yang dikembangkan
7 Mampu melaksanakan dengan baik
Lembar Kerja peserta didik yang
dikembangkan
8 Memahami Konten secara menyuluh
dengan baik
9 Memahami prosedur penyusunan soal
HOTS dengan baik
10 Mampu membahas soal HOTS yang
disajikan dengan tepat
Jumlah
Jumlah Total
103
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
70-79 Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten,
cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu
mendiskusikan bagian yang belum dipahami dengan fasilitator
atau teman lain di MGMP.
104
Unit Pembelajaran
Metode Penelitian Sosial
105
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI
Rancangan Penelitian
Sosial
Penulis:
Lilik Tahmidaten
Penyunting:
Pudjiani Widodo
Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
DAFTAR ISI
Hal
109
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
DAFTAR TABEL
Hal
110
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
PENDAHULUAN
Unit ini disusun sebagai salah satu alternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memahami topik rancangan penelitian. Melalui pembahasan materi
yang terdapat pada unit ini, guru dapat memiliki dasar pengetahuan untuk
mengajarkan materi yang sama ke peserta didiknya yang disesuaikan dengan
indikator yang telah disusun, dan terutama dalam memfasilitasi kemampuan
bernalar peserta didik. Selain itu, materi ini juga aplikatif untuk guru sendiri
sehingga mereka dapat menerapkannya pada kelas pembelajaran.
111
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
112
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
113
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
114
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
Bahan Bacaan 1.
115
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Bahan Bacaan 2.
116
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
Selama 10 tahun, total korban tewas akibat miras oplosan mencapai 837
orang dengan sekitar 300 orang tewas selama tahun 2008 dan 2013,
yang melonjak tajam sepanjang tahun 2014 hingga 2018 dengan jumlah
korban mencapai lebih dari 500 orang. "Kemungkinan ada hubungannya
dengan pelarangan penjualan alkohol di minimarket," kata Sugianto.
117
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Sumber: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-43715119 ,
diakses pada 26/05/2019 pukul 20:40 wib.
Dua bahan bacaan di atas membahas tentang fenomena sosial yaitu minuman
keras yang ada di tengah-tengah masyarakat. Fenomena tersebut selalu
menjadi permasalahan sosial di masyarakat Indonesia yang tak kunjung ada
solusi yang komprehensif. Berbagai kebijakan tentang minuman keras telah
dilakukan oleh pemangku kebijakan seperti rencana Pemerintah Provinsi
NTT. Namun demikian perlu digali data dan informasi yang menyeluruh agar
kebijakan tersebut benar-benar dapat menjadi solusi, apalagi menyangkut
minuman keras oplosan yang kian merajalela dan memakan banyak korban.
Kondisi seperti ini memerlukan sebuah kajian atau penelitian sosial yang
mampu memberikan data dan informasi secara menyeluruh, baik secara
makro maupun mikro di tengah-tengah masyarakat, misal bagaimana
sebenarnya budaya minuman keras di tengah-tengah masyarakat, seperti apa
sesungguhnya sanksi sosial bagi para penggemar minuman keras di tengah-
tengah masyarakat, mengapa harga mahal tidak menyurutkan para
penggemar minuman keras membeli minuma keras dan sebagainya. Hal inilah
yang menjadi salah satu nilai pentingnya penelitian sosial sebagai salah satu
sarana mencari solusi atas berbagai fenomena dan permasalahan sosial
ditengah-tengah masyarakat.
118
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
SOAL-SOAL UN/USBN
119
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
NO SOAL
1 Salah satu pertimbangan dalam menentukan topik penelitian adalah
sesuai dengan minat peneliti. Hal ini penting untuk diperhatikan
dalam merancang suatu penelitian yang baik. Tujuan pertimbangan
pemilihan topik penelitian tersebut adalah ….
A. Mudah mendapatkan data di lapangan dan dana dari sponsor
dalam penelitian
B. Mempunyai tenaga yang cukup handal dalam melakukan
penelitian sosial
C. Merasa bergairah dan memiliki motivasi tinggi dalam
melakukan penelitian
D. Hasil penelitian berguna untuk dirinya, masyarakat dan ilmu
pengetahuan
E. Dapat memilih masalah yang belum pernah diteliti dan
dilakukan orang lain
120
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
Identifikasi
Level Kognitif : C2 (memahami)
Indikator yang : Merumuskan topik penelitian
bersesuaian
Diketahui : Salah satu pertimbangan dalam menentukan
topik penelitian adalah sesuai dengan minat
peneliti
Ditanyakan : Tujuan pertimbangan pemilihan topik penelitian
tersebut adalah ….
Materi yang : Memilih topik penelitian
dibutuhkan
Soal UN 2017
NO SOAL
2 Judul penelitian sosial “Pengaruh tinggal di apartemen terhadap
lingkungan sosial”, rumusan masalah dari judul penelitian sosial tersebut
adalah ….
A. Apakah apartemen merupakan solusi tempat tinggal di perkotaan?
B. Bagaimana privasi orang-orang yag tinggal di apartemen terjaga?
C. Apakah apatemen menjadi sebuah kebutuhan pokok bagi
masyarakat?
D. Bagaimana kesenjangan sosial masyarakat yang tinggal di
apartemen?
E. Apakah tinggal di apartemen mempengaruhi tingkat kepedulian
sosial?
Identifikasi
Level Kognitif : C4(menyimpulkan)
Indikator yang : Membuat rumusan masalah
bersesuaian penelitian
Diketahui : Judul penelitian sosial “Pengaruh tinggal di
apartemen terhadap lingkungan sosial”
Ditanyakan : rumusan masalah dari judul penelitian sosial tersebut
adalah ….
Materi yang : Rumusan masalah penelitian
dibutuhkan
121
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
(A) 1, 2 dan 3
(B) 1, 2 dan 4
(C) 1, 3 dan 5
(D) 2, 4 dan 5
(E) 3, 4 dan 5
Identifikasi
Level Kognitif : C2 (memahami)
Indikator yang : Merumuskan topik penelitian
bersesuaian
Diketahui : Perhatikan pernyataan di bawah ini !
1) Memilki kegunaan praktis.
2) Mudah dibuat duplikasinya.
3) Sangat menarik minat untuk diteliti.
4) Terdapat variabel yang akan diteliti.
5) Sesuai dengan bidang keahlian.
122
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
BAHAN PEMBELAJARAN
A. Aktivitas Pembelajaran
123
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
124
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
125
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Berikut ini dua buah Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang digunakan
dalam aktivitas pembelajaran, yaitu: 1) LKPD 1 Mengidentifikasi topik
penelitian, 2) LKPD 2 Merumuskan permasalahan penelitian; 3) LKPD 3
Menyusun proposal penelitian, dan 4) LKPD 4 Menyusun laporan penelitian
Pedoman kerja:
1. Cermatilah berbagai fenomena atau permasalahan sosial di masyarakat di
sekitar yang anda anggap menarik untuk digali informasinya melalui
sebuah kegiatan penelitian sederhana.
2. Pilihlah dua topik dari berbagai fenomena atau permasalahan sosial
tersebut yang anda anggap paling menarik untuk diteliti.
3. Setelah anda mendapatkan dua topik tersebut, buatlah identifikasi yang
akan menggambarkan dua topik yang anda pilih tersebut, sehingga dapat
menjadi topik penelitian yang menarik. Gunakan tabel berikut untuk
mempermudah membuat laporannya.
126
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
Komponen
No Deskripsi
Identifikasi
1 Sumber Sumber Teoritis, berupa ……
Pemerolehan
Masalah Sumber Praktis/Pragmatis, berupa …..
4 Gambaran ………………………………………………………………………..
singkat ………………………………………………………………………..
ketersediaan ………………………………………………………………………..
data dan
informasi
127
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Komponen
No Deskripsi
Identifikasi
5 Gambaran Sumber daya manusia (kemampuan dan minat):
singkat ………………………………………………………………………..
ketersediaan ………………………………………………………………………..
sumber daya ………………………………………………………………………..
manusia, waktu
dan biaya Waktu:
penelitian ………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………..
Biaya:
………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………..
Cara kerja
Pada LKPD 1 anda telah menentukan sebuah topik penelitian. Pada LKPD 2 ini
anda diminta untuk merumuskan masalah penelitian yang sesuai dengan topik
penelitian yang telah anda tentukan tersebut. Gunakan tabel berikut ini untuk
menyusun rumusan penelitian anda tersebut.
128
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
Komponen
No Deskripsi
Identifikasi
1 Topik Penelitian ………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………..
Cara kerja
Pada LKPD 1 dan 2 anda telah menentukan topik penelitian beserta rumusan
masalahnya. Berdasarkan hal tersebut, pada LKPD 3 ini anda diminta untuk
membuat rancangan penelitian sosial sederhana. Buatlah rincian rancangan
agar penelitian dengan topik dan permasalahan tersebut dapat dilaksanakan.
Gunakan format berikut ini untuk proses penyusunannya.
1. Untuk metode kuantitatif:
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Hasil Penelitian
II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
B. Kerangka Berpikir Dalam Penelitian
C. Hipotesis Penelitian
III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Strategi Penelitian
B. Populasi Dan Sampel Penelitian
C. Variabel dan Definisi Operasional
D. Instrumen Peneliian
E. Tehnik Pengumpulan Data
129
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
130
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
131
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
C. Bahan Bacaan
132
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
Sumber Teoritis
Masalah penelitian yang bersumber dari teori atau literatur dapat ditemukan
dari berbagai sumber bahan tertulis. Sumber bahan tertulis tersebut dapat
dikelompokkan atas: (a) secondary sources material, (b) primary sources
materials. Sumber yang bersifat secondary sources material dapat berupa buku
teks, dan sumber yang bersifat primary sources materials dapat berupa jurnal,
abstrak, laporan penelitian, pertemuan ilmiah.
133
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Sumber Praktik/Pragmatis
Anda dapat menemukan masalah dari kajian empiris, terutama untuk
penelitian terapan yang problem oriented. Menurut Silalahi (2006), sumber
pragmatis dapat diperoleh melalui: 1) pengalaman pribadi peneliti, 2)
pemegang kekuasaan, 3) media massa.
Makna dari sumber pragmatis tersebut dapat ditelaah oleh Anda beserta
contoh penerapannya dalam kegiatan penelitian.
1) Pengalaman pribadi dapat dijadikan sebagai sumber masalah penelitian.
Ide tentang suatu masalah dapat muncul karena pengamatan pribadi
tentang suatu gejala. Berdasarkan pengalaman pribadi memungkinkan
Anda mampu melihat dan mengungkap masalah, berdasarkan informasi
dari pengalaman pribadi orang lain diperoleh suatu masalah
Contoh; ketika Anda menggunakan pendekatan student centered dalam
pembelajaran, banyak sekali siswa yang aktif, sehingga kreativitas siswa
dapat terlihat. Dengan pengalaman tersebut, maka Anda tertarik lebih jauh
untuk melakukan penelitian tindakan kelas tentang efektifitas dari
pendekatan student centered.
2) Pernyataan-pernyataan pemegang kekuasaan atau pejabat dari birokrasi
pemerintah maupun pihak lainnya, dapat dijadikan sebagai sumber
masalah pragmatis. Biasanya mereka mengungkapkan permasalahan yang
dialami atau diahadapi secara langsung secara lebih terperinci dan jelas.
Dari permasalahan tersebut dapat dijadikan sumber bagi kita untuk
menemukan masalah penelitian.
Contoh: ketika Anda rapat dengan Kepala Sekolah tentang pentingnya
ekstra kurikuler, maka mendorong Anda untuk melakukan penelitian
tentang dampat ekstrakurikuler terhadap kemandirian anak didik Anda.
3) Media masa sering memuat berita tentang berbagai masalah di suatu
tempat tertentu, baik di lingkungan organisasi maupun masyarakat, berita-
berita tersebut dapat dijadikan sebagai sumber masalah untuk
dikembangkan menjadi masalah penelitian.
134
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
Contoh, ketika Anda membaca koran banyak anak usia sekolah dasar yang
tidak bersekolah, maka Anda langsung tertarik untuk mengadakan
penelitian faktor penyebab anak usia sekolah dasar tidak bersekolah.
135
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
136
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
Memilih masalah lebih baik diawali dengan melakukan survey literatur atau
observasi pendahuluan. Melalui observasi dapat diidentifikasi general problem
area dan fokus masalah yang akan diteliti. Berkonsultasi dan berdiskusi
dengan para ahli dapat membantu Anda memilih masalah yang dapat diteliti.
Melalui konsultasi dengan para ahli, diharapkan dapat ditemukan masalah
yang akan diteliti secara terfokus. Untuk memilih masalah penelitian, ada
beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan, yaitu:
Pertama, Memilih topik dan masalah penelitian harus didasarkan pada minat
Anda. Adanya kesesuaian dengan minat Anda, diharapkan akan berdampak
pada peningkatan pengetahuan dan pemahaman Anda dalam keahlian
tertentu, sehingga Anda menjadi lebih baik. Mengenali suatu masalah umum
yang berhubungan dengan bidang pengetahuan dan keahlian Anda, dan secara
khusus menarik bagi Anda, merupakan cara terbaik dalam memilih suatu
masalah dan topik. Hal ini harus dijadikan pertimbangan, kerena banyak topik
dan masalah tetapi belum tentu layak untuk diteliti, bahkan belum tentu sesuai
dengan keahlian Anda, dan juga belum tentu menarik untuk Anda.
137
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
kenyataan, (b) ada satu pertanyaan tentang mengapa perbedaan ada, (c) ada
dua atau lebih jawaban yang mungkin untuk dipertanyakan
Dipertegas oleh pendapat Silalahi (2006), ada beberapa kriteria yang harus
diperhatikan dalam mempertimbangkan kelayakan masalah, yaitu:
138
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
Ketiga, Masalah harus menarik untuk dipecahkan. Anda harus memiliki motif
yang kuat dalam memilih salah satu dari sekian banyak masalah yang dihadapi
untuk diselidiki. Masalah yang tidak menarik perhatian Anda, tidak akan
diiringi dengan perasaan bertanggung jawab dan kesungguhan dalam mencari
pemecahannya. Pada gilirannya maka tidak akan menimbulkan rasa puas
terhadap hasil yang diperoleh karena cenderung bersifat dangkal. Suatu
masalah menjadi tidak menarik bagi Anda, mungkin karena terlalu sulit,
memerlukan waktu terlalau lama, terlalu luas, terlalu sederhana, tidak
berhubungan dengan keahlian atau spesialisasi yang dipelajari, tidak
mendapat dukungan masyarakat atau para ahli dan lain-lain. Masalah yang
tidak menarik bukan saja menimbulkan ketidaksungguhan dalam
memecahkannya, tetapi bahkan mungkin sama sekali terbengkalai, sehingga
dana yang telah dipergunakan menjadi sia-sia. Oleh karena itu, dalam memilih
masalah penelitian sangat diperlukan motif yang kuat untuk mencari
pemecahannya. Dengan kata lain masalah yang dipilih harus yang menarik
bagi Anda.
139
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
penelitian ulang akan menghasilkan kesimpulan lain yang lebih baik atau yang
berbeda dari hasil penelitian sebelumnya. Untuk meyakini bahwa pemecahan
suatu masalah akan menghasilkan sesuatu yang baru, diperlukan pengetahuan
yang luas dan menyeluruh dalam bidang masing-masing, khususnya yang
berkenaan dengan masalah yang akan diselidiki.
Kelima, Peneliti harus meyakini data yang dibutuhkan cukup dan relevan.
Pemecahan masalah akan menghasilkan kesimpulan yang mendalam dan
obyektif, bilamana dapat dihimpun data secara lengkap. Untuk itu dalam
memilih masalah untuk diselidiki dari sekian banyak masalah yang dihadapi,
perlu dipertimbangkan tersedia tidaknya sumber data, kemungkinan
memperoleh data yang cukup dari sumber data tersebut, tersedia tidaknya
alat pengumpul data yang tepat dan manjamin tingkat obyektivitas data yang
akan diperoleh, tersedia tidaknya biaya dan tenaga untuk menghimpun data
yang diperlukan dan lain-lain. Dari segi data yang akan terhimpun, Anda tidak
boleh bersikap berat sebelah dalam arti hanya menghimpun data yang akan
mendukung teorinya atau sebaliknya hanya yang bertentangan dengan teori
yang tidak disetujuinya. Data yang cukup harus dihimpun, baik yang
mendukung maupun yang menolak sesuatu yang akan dibuktikan
kebenarannya oleh si Anda. Selanjutnya ditinjau dari sumber data harus
diusahakan kecukupannya, terutama bilamana tidak seluruh sumber data
akan diselidiki.
Keenam, Masalah penelitian tidak boleh terlalu luas, tetapi juga tidak boleh
terlalu sempit. Masalah penelitian yang terlalu luas dapat menimbulkan
kesulitan untuk diselesaikan, tidak saja karena banyaknya aspek-aspek yang
harus diungkapkan, tetapi juga mungkin akan dihadapi kesulitan tenaga, biaya
dan keterbatasan waktu. Sebaliknya masalah yang terlampau sempit akan
kehilangan artinya untuk diselidiki dan diungkapkan secara ilmiah. Dengan
kata lain masalah yang terlalu sempit kerap kali kehilangan bobot ilmiahnya
karena terlalu dangkal.
140
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
Penelitian adalah suatu kegiatan yang dinamis yang ditandai dengan adanya
permasalahan. Seorang peneliti tidak selalu dapat merumuskan masalah
penelitian dengan baik, sederhana, jelas dan lengkap. Bahkan yang terjadi
justru sebaliknya, peneliti banyak yang mengalami kebingungan untuk
menentukan masalah penelitian, bahkan gagasan yang dimiliki peneliti masih
bersifat umum bahkan membingungkan. Permasalahan muncul karena
adanya kesenjangan (disparitas) antara das sein (kenyataan) dan das solen
(harapan). Masalah juga muncul dari sebuah keadaan yang merupakan
hubungan antara dua faktor atau lebih sehingga menghasilkan situasi yang
membingungkan. Apabila dua faktor tersebut dihubungkan, maka
mengakibatkan kesukaran atau kebingungan yang pemecahannya menuntut
segera dilakukan dengan cara melakukan penelitian secara empiris di
lapangan.
141
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
b. Fisibel
Masalah yang dipilih harus mempunyai unsur fisibilitas, artinya bahwa
masalah tersebut harus dapat dipecahkan. Hal ini berarti data serta metode
untuk memecahkan masalah harus tersedia, dibutuhkan biaya untuk
memecahkan masalah yang secara relatif harus dalam batas-batas
kemampuan, faktor tenaga dan waktu untuk memecahkan masalah harus
wajar serta biaya dan hasil harus seimbang.
142
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
2) Peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel lain dan
tidak mencari hubungan variabel tertentu dengan variabel yang lain
Contoh:
1) Seberapa baik kinerja kepala desa periode 2013-2018 di mata masyarakat?
2) Seberapa tinggi efektivitas kebijakan kemudahan pengurusan sertifikat
yang diterapkan pemerintah?
C. Rancangan Penelitian
143
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
dibuat sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman kegiatan yang
mudah diikuti. Pada dasarnya sistematika penulisan proposal penelitian
kuantitatif dan kualitatif adalah sama. Hanya dalam penelitian kuantitatif,
karena permasalahan yang diteliti sudah jelas, realita dianggap tunggal,
tetapui, teramati, pola fikir deduktif, maka proposal kuantitatif dipandang
sebagai pedoman baku untuk melaksanakan dan mengontrol kegiatan
penelitian. Sedangkan pada proposal kualitatif, realitas merupakan sesuatu
yang holistik, kompleks, dinamis, penuh makna dan pola fikir induktif,
sehingga permasalahan di lapangan yang akan diteliti belum sepenuhnya jelas,
sehingga proposal hanya sifatnya panduan awal saja dan selanjutnya
berkembang sesuai dengan obyek penelitian dan situasi sosial yang terjadi di
dalamnya. Sugiyono dengan mengutip pendapat Bogdan (Sugiyono, 2018:375)
mengibaratkan proposal kualitatif sebagai rencana rekreasi ke tempat wisata
yang baru pertama kali dikunjungi. Tempat-tempat yang akan dikunjungi telah
ditentukan, hal yang ingin diketahui pun baru sekedar gambaran umum,
sementara hal-hal detail yang akan diketahui di tempat tersebut akan
berkembang sesuai dengan fakta, situasi dan kondisi yang sesungguhnya ada
saat benar-benar telah berkunjung ke tempat tersebut.
144
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
145
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Pendahuluan
Beberapa hal yang perlu diuraikan pada bagian pendahuluan adalah:
Pertama, latar belakang masalah. Pada bagian ini peneliti menjelaskan
tentang: (a) permasalahan yang muncul berkaitan dengan proses layanan
pendidikan di sekolah atau masalah pembelajaran di kelas sehari-hari, dan
permasalahan tersebut sangat menarik untuk diteliti. Perlu di pahami bahwa
yang disebut masalah adalah adanya suatu ‘penyimpangan dari apa yang
seharusnya (das sollen) dengan apa yang terjadi (das sain)’; atau
‘penyimpangan antara teori dengan praktik sehari-hari’; atau ‘penyimpangan
antara aturan dengan pelaksanaan sehari-hari’; (b) dari permasalahan
tersebut, kemudian peneliti mencari rujukan teori-teori dari sumber-sumber
laporan penelitian, jurnal ilmiah atau buku-buku ilmiah. Referensi yang
dijadikan rujukan tersebut adalah yang membahas tentang konsep-konsep
yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Oleh karena itu dalam
pemaparan latar belakang penelitian pada alinea pertama sebaiknya
diungkapkan tentang landasan-landasan teori atau das sollen dengan tetap
mencantumkan catatan kaki atau sumber rujukannya; (c) setelah
memaparkan landasan teori, kemudian pada alinea berikutnya peneliti
menjelaskan tentang realitas sehari-hari (das sain). Dari paparan antara das
sollen dengan das sain tersebut akan tergambar adanya kesenjangan antara
apa yang seharusnya (das sollen) dengan apa yang terjadi (das sain), dari
sinilah kemudian pada alinea berikutnya peneliti menjelaskan hal-hal yang
menjadi alasan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian eksperimen atau
non-eksperimen.
146
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
Kelima, manfaat penelitian. Pada bagian ini perlu diuraikan pentingnya atau
manfaat penelitian itu dilakukan. Penjelasan tentang manfaat penelitian ini
minimal menyangkut tiga hal, yaitu: (a) manfaat bagi peserta didik dalam
meningkatkan prestasi belajar; (b) manfaat bagi peneliti atau guru, misalnya
‘diharapkan hasil penelitian ini dapat memotivasi peneliti untuk melakukan
kajian atau penelitian lanjutan, dan mendorong guru lain untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dalam rangka pengembangan profesinya’; dan (c)
manfaat bagi lembaga atau sekolah, misalnya ‘dapat menambah referensi atau
bahan bacaan di perpustakaan sekolah, atau dapat memberi masukan bagi
kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas proses layanan pendidikan di
sekolah’.
147
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
mencantumkan catatan kaki atau rujukannya; (c) uraian dalam landasan teori
ini sebaiknya disusun secara rinci, detail, dan berkaitan dengan variabel
penelitian, berdasarkan laporan-laporan penelitian terdahulu, atau
berdasarkan jurnal-jurnal ilmiah, atau buku-buku ilmiah; dan (d) dalam
menyusun deskripsi teori ini sebaiknya tidak hanya sekedar mengutip
pandangan atau pendapat dari para ahli, tetapi betul-betul berdasarkan pada
teori-teori yang telah teruji.
Perlu dipahami oleh setiap peneliti llmu sosial, bahwa apabila peneliti akan
memilih teori-teori ilmu sosial tertentu untuk dijadikan sebagai orientasi
penelitian, maka teori yang cocok untuk pendekatan penelitian kuantitatif
adalah teori-teori yang berparadigma fakta sosial atau teori yang termasuk
dalam payung pandangan positivis, jangan sampai salah memilih paradigma
teori, misalnya, pendekatan penelitiannya adalah kuantitatif, kemudian
orientasi teorinya menggunakan paradigma definisi sosial atau berparadigma
konstruktivis (hal ini adalah langkah pemilihan teori yang salah).
148
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
Metode Penelitian
Pertama, pendekatan dan strategi penelitian. Dalam proposal penelitian
kuantitatif perlu dijelaskan tentang pendekatan dan strategi penelitian apa
yang dipakai untuk menjawab rumusan masalah penelitian dan untuk menguji
hipotesis penelitian. Contoh rumusan pendekatan dan strategi penelitian
adalah, ‘Dalam rangka menjawab rumusan masalah penelitian sebagaimana
yang tercantum pada bab pendahuluan, maka pendekatan penelitian yang
dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan strategi
penelitian eksperimen’, dan seterusnya.
149
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
150
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
151
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
152
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
dilakukan pemilihan sesuai fokus yang ada pada penelitian. Pemilihan ini
dilihat mulai dari hasil observasi, wawancara hingga dokumentasi.
2, display data atau penyajian data yang berarti deskripsi dari berbagai
sumber informasi yang sudah tersusun sehingga dapat dijadikan peneliti
dalam pengambilan kesimpulan atau pengambilan tindakan, dalam
penyajian data ini berupa teks naratif (Salim, 2006). Pada tahap ini peneliti
melakukan penyajian data yang telah dikumpulkan dan dianalisis dalam
bentuk catatan naratif. Sehingga dari penyajian tersebut dapat dilakukan
pengambilan kesimpulan.
153
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
(tidak didanai oleh sponsor) maka perincian dana penelitian dalam proposal
tidak harus dirumuskan.
154
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
Judul Proposal:
Dampak Pengembangan Program Desa Berbasis Wisata Pada
Perubahan Sosial Masyarakat Desa Sukamaju Kecamatan
Sumbermekar
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Pariwisata merupakan salah satu upaya strategis dalam pembangunan desa
yang mulai dikembangkan oleh pemerintah sebagai upaya peningkatan
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat daerah. Hal tersebut
dikarenakan pariwisata merupakan sektor terunggul dalam perekonomian
dunia. Pariwisata dianggap telah termasuk dalam model industri dengan gaya
baru yang dapat meningkatkan peningkatan dalam segi ekonomi masyarakat
melalui adanya kemunculnya lowongan kerja dengan terbukanya ruang kerja
dalam lokasi wisata, sehingga secara tidak langsung dapat menambah
pendapatan masyarakat (Pratiwi, 2017).
155
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
156
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
dengan kerjasama dari pemerintah dan masyarakat yang dimulai sekitar tahun
2010. Selain itu program yang dikembangkan sekaligus menjadi sarana
pengembangan desa serta pemberdayaan masyarakat melalui potensi yang
ada dimiliki daerah. Desa wisata Sukamaju memang telah membuktikan
keberhasilan program pengembangan desa wisata.
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini akan fokus pada perubahan sosial masyarakat di Desa Wisata
Sukamaju setelah berhasil mengembangkan program desa wisatanya.
C. Rumusan Masalah
Bagaimana perubahan sosial masyarakat setelah berhasil mengembangkan
program desa wisata di Desa Sukamaju?
D. Tujuan Penelitian
1) Untuk mengidentifikasi keadaan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat
Desa Sukamaju sebelum adanya pengembangan program desa berbasis
wisata.
2) Untuk mengidentifikasi proses keberhasilan program pengembangan desa
berbasis wisata di Desa Sukamaju.
3) Untuk mengidentifikasi keadaan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat
Desa Sukamaju setelah berhasil mengembangkan program desa berbasis
wisata di Mojokerto.
4) Untuk menganalisis proses perubahan sosial masyarakat desa Sukamaju
setelah berhasil mengembangkan program desa berbasis wisata dengan
menggunakan teori sosiologi.
157
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
E. Manfaat Penelitian
Menjadi bahan referensi terkait dampai positif dan negatif yang mungkin
terjadi pada masyarakat desa yang mengalami sebuah perubahan cukup
signifikan pada situasi dan kondisi perekonomiannya, yaitu pada desa yang
awalnya berbasis agraris berubah menjadi desa berbasis wisata, terutama pada
sisi perubahan sosial masyarakatnya. Dengan demikian menjadi sumber
informasi terkait bagaimana proses perubahannya, sisi atau komponen
perubahannya dan efek dari perubahannya.
158
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
Gambar 1
Adaptasi Pencapaian Tujuan
(Ekonomi) (Pemerintah)
Integrasi Pemeliharaan Pola
(Organisasi) (Sistem Kepercayaan
atau Budaya)
Sumber : Skema masyarakat dan sistem fungsional (Ritzer, 2012)
Pandangan teori ini akan digunakan dalam melihat proses perubahan sosial
masyarakat pasca adanya program pengembangan desa berbasis wisata akan
melihat terkait adanya program dalam menciptakan perubahan sosial pada
masyarakat di Desa Tanjungan, Mojokerto. Perubahan sosial menurut
Parsons tersebut memandang tindakan masyarakat dengan skema AGIL
(Adaptation, Goal attainment, Integration,Latensi). Jika dikaitkan dengan
penelitian yang akan dilakukan dengan skema tersebut dapat dijelaskan
melalui :
159
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Desa Wisata
Desa wisata merupakan suatu lokasi dimana di daerah pedesaan yang
menawarkan suasana dengan mencerminkan kemurnian desa baik secara
sosial, ekonomi, budaya, adat istiadat dengan bangunan yang khas dan unik
yang dapat dikembangkan menjadi potensi wisata seperti sebuah penampilan,
160
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
Pengembangan program tersebut tidak lain karena adanya latar belakang dari
beberapa permasalahan yang terdapat di masyarakat, hal tersebut meliputi :
a. Ketidakmampuan dalam melaksanakan pembangunan baik dalam
kehidupan pribadi hingga masyarakat pada zaman modern saat ini.
b. Ilmu pengetahuan dan teknologi dari perguruan tinggi masih belum dapat
terealisasikan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat.
c. Terdapat adanya potensi dari sumber daya alam atau lingkungan hingga
masyarakat yang masih belum dimanfaatkan secara optimal.
d. Kurangnya keprofesionalan dari penataan fisik wilayah yang dimiliki
daerah.
161
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Selain itu terdapat misi yang dibangun yaitu terkait dengan pengembangan
wisata meliputi : pengembangan pengelolaan desa yang berbudaya serta
berwawasan lingkungan, menumbuhkan dan mengembangkan usaha
masyarakat dengan kreativitas dan produktif dari potensi sumber daya yang
dimiliki daerah, serta mengembangkan kerja sama secara produktif
(Setyaningrum, 2011).
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini yaitu masyarakat Desa Sukamaju. Penentuan subjek
penelitian ini yaitu dengan teknik purposive yang berarti penetuan subjek
162
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
Kedua, display data atau penyajian data yaitu penyajian data yang telah
dikumpulkan dan dianalisis dalam bentuk catatan naratif. Sehingga dari
penyajian tersebut dapat dilakukan pengambilan kesimpulan.
163
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
D. Laporan Penelitian
Laporan hasil penelitian apapun jenis penelitiannya dan apapun
metode penelitiannya, dibagi menjadi tiga bagian yaitu, bagian awal,
bagian utama, dan bagian akhir.
Bagian Awal
Bagian awal laporan penelitian sosial terdiri dari:
- Sampul
- Halaman pengesahan oleh sekolah atau guru (jika diperlukan)
- Halaman kata pengantar
- Halaman daftar isi
- Halaman daftar tabel
- Halaman daftar gambar
- Halaman daftar lampiran
Bagian Utama Karya Ilmiah
Bab I Pendahuluan
164
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
Untuk Bab I sampai demgan Bab III penjelasan isinya pada prinsipnya
sama dengan penjelasan Bab I sampai dengam Bab III pada penyusunan
proposal. Khusus untuk Bab IV Hasil dan Pembahasan, untuk
penelitian luantitatif cenderung memisahkan hasil dan pembahasan.
Bagian hasil menyajikan data data statistik deskriptif ataupun
parametrik/nonparametrik yang biasanya dilengkapi dengan grafik
dan tabel. Lalu pada bagian pembahasan menyajikan uraian
pemaknaan atau mengartikan data data statistik yang telah diuraikan
pada bagian hasil. Data statistik yang telah diartikan dan dijelaskan
maknyanya lalu diarahkan untuk menguji hipotesis dan pada akhirnya
akan menjawab rumusan masalah. Selain itu dijelaskan pula pada
bagian pembahasan adalah penguatan hasil penelitian dengan
mengaitkan teori atau konsep konsep sosiologi yang sejalan dengam
hasil atau temuan penelitian, dapat pula dilakukan dengan membuat
analisis analisis hasil penelitian dengan hasil penelitian penelitian
terdahulu yang relevan dengan variabel yang diteliti.
165
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
166
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
PENGEMBANGAN PENILAIAN
Bagian ini memuat contoh soal-soal topik terkait rancangan penelitian sosial
yang muncul di UN tiga tahun terakhir. Selain itu, bagian ini memuat
pembahasan tentang cara mengembangkan soal HOTS yang disajikan dalam
bentuk pemodelan, sehingga dapat dijadikan acuan oleh saudara ketika
mengembangkan soal topik ini. Saudara perlu mencermati dengan baik bagian
ini, sehingga saudara dapat terampil mengembangkan soal yang mengacu
pada indikator pencapaian kompetensi yang termasuk HOTS.
A. Pembahasan Soal-soal
Topik rancangan penelitian sosial merupakan topik yang muncul pada soal UN
di tiga tahun terakhir berdasarkan hasil analisis PAMER UN. Berikut ini
pembahasan soal-soalnya.
167
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
E. Menu apa sajakah yang bisa digolongkan sebagai makanan cepat saji?
Kunci :B
Pembahasan:
Rumusan masalah ditulis dalam bentuk kalimat tanya, mengungkapkan
atau mewakili variabel penelitian dan menjelaskan hubungan antar
variabel. Dalam contoh soal diata variabel penelitiannya adalah
:”makanan cepat saji” dan “tingkat kesehatan masyarakat”.
168
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
Kunci :E
Pembahasan:
Rumusan masalah ditulis dalam bentuk kalimat tanya, mengungkapkan
atau mewakili variabel penelitian dan menjelaskan hubungan antar
variabel. Variabel pada judul diatas adalah : “Tinggal di apartemen” dan
“lingkungan sosial., Maka rumusan masalah yang lebih tepat adalah :”
Apakah tinggal di apartemen mempengaruhi tingkat kepedulian
sosial?”
A. 1, 2 dan 3
B. 1, 2 dan 4
C. 1, 3 dan 5
D. 2, 4 dan 5
E. 3, 4 dan 5
Kunci : C
Pembahasan:
Syarat penentuan topik yang baik adalah: Memiliki data-data pendukung
yang relevan, dapat dijangkau, bermanfaat, dapat diteliti atau rasional, sesuai
keahlian dan menarik minat.
169
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Pada bagian ini akan dimodelkan pembuatan soal yang memenuhi indikator
pencapaian kompetensi yang diturunkan dari kompetensi dasar pengetahuan.
Pengembangan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi agar Saudara dapat
melihat kesesuaian antara kompetensi, lingkup materi, dan indikator soal.
Selanjutnya, dilakukan penyusunan soal di kartu soal berdasarkan kisi-kisi
yang telah disusun sebelumnya. Contoh soal yang disajikan terutama untuk
mengukur indikator kunci pada level kognitif yang tergolong HOTS.
170
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
171
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
172
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
KESIMPULAN
Sub unit ini dilaksanakan dalam 6 kali pertemuan, pertemuan awal 2 aktivitas
di kelas yang bersifat berpusat kepada peserta didik yaitu mengidentifikasi
topik penelitian dan merumuskan permasalahan penelitian, kemudian
pertemuan selanjutnya membuat rancangan peneltian hingga melakukan
penelitian sosial hingga membuat laporannya. Adapun dalam unit
pembelajaran ini memberi panduan hingga menyusun proposal penelitian
saja. . Model project based learning learning yang digunakan memfasilitasi
peserta didik untuk mengembangkan keterampilan saintifik dan mendorong
ketrampilan berpikir tingkat tinggi.
Di sub unit ini disediakan soal-soal UN terkait rancangan penelitian sosial yang
muncul di ujian nasional tahun 2016,2017 dan 2018. Disediakan pula
pembahasan soalnya sehingga memudahkan guru dan peserta didik untuk
memahami pemecahan soal tersebut dan memprediksi jenis soal yang rutin
muncul di UN. Soal sudah terkategori HOTS tapi model soal serupa setiap
tahunnya, maka guru perlu melatihkan peserta didik memahami secara
173
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
mendalam topik rancangan penelitian sosial serta membuat soal HOTS yang
berbeda dari soal yang pernah muncul di UN.
174
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
UMPAN BALIK
Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
1. Memahami indikator yang telah
dikembangkan berdasarkan Kompetensi
Dasar
2 Mampu menghubungkan konten dengan
fenomena kehidupan sehari-hari
3 Merasa bahwa tahapan aktivitas
pembelajaran dapat mengembangkan
HOTS peserta didik
4 Memahami tahapan aktivitas yang
disajikan dengan baik
5 Mampu dengan baik mengaplikasikan
aktivitas pembelajaran di dalam kelas
6 Memahami dengan baik Lembar Kerja
peserta didik yang dikembangkan
7 Mampu melaksanakan dengan baik
Lembar Kerja peserta didik yang
dikembangkan
8 Memahami Konten secara menyuluh
dengan baik
9 Memami prosedur penyusunan soal HOTS
dengan baik
10 Mampu membahas soal HOTS yang
disajikan dengan tepat
Jumlah
Jumlah Total
175
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
70-79 Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten,
cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu
mendiskusikan bagian yang belum dipahami dengan fasilitator
atau teman lain di MGMP.
176
Unit Pembelajaran
Rancangan Penelitian Sosial
177
PENELITIAN SOSIAL
PENUTUP
179
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
180
PENELITIAN SOSIAL
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, T., Eds. 1985. Ilmu Sejarah dan Historiografi, Arah dan Perspektif.
PT. Gramedia. Jakarta
Bogdan, R.C. and Biklen, K., 1982. Qualitative Research for Education: An
Introduction to Theory and Methods. Boston: Allyn and Bacon.Inc.
Ariyana, Y., Pudjiastuti, A., Bestary, R., Zamroni (2018). Buku Pegangan
Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi.
Jakarta. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
_____, (Ed). 2003. (a) Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis
dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Gay, L.R. 1983. Educational Research Competencies for Analysis & Application.
2 nd Edition. Ohio: A Bell & Howell Company.
Idrus, M., 2007. Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial (Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif).UII Press Yogyakarta.
181
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Silalahi, U., 2009. Metode Penelitian Sosial. PT. Refika Aditama. Bandung.
182
PENELITIAN SOSIAL
183
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Sumber berita:
184
PENELITIAN SOSIAL
LAMPIRAN
SALINAN
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NOMOR 37 TAHUN 2018
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
PELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN
DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH
KELAS: X
185
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
KOMPETENSI INTI 4
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
(KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, serta 4. Mengolah, menalar, dan
menganalisis pengetahuan menyaji dalam ranah
faktual, konseptual, dan konkret dan ranah abstrak
prosedural berdasarkan rasa terkait dengan
ingin tahunya mengenai ilmu pengembangan dari yang
pengetahuan, teknologi, seni, dipelajarinya di sekolah
budaya, dan humaniora dengan secara mandiri, dan
wawasan kemanusiaan, mampu menggunakan
kebangsaan, kenegaraan, dan metode sesuai kaidah
peradaban terkait penyebab keilmuan.
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
186
PENELITIAN SOSIAL
KELAS: XI
187
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
188
PENELITIAN SOSIAL
189
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
KELAS: XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi
sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.
Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler,
kokurikuler, dan/ atau ekstrakurikuler.
190
PENELITIAN SOSIAL
191
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
192
PENELITIAN SOSIAL
Lingkup Materi
Level Kognitif
Pengetahuan dan Peserta didik Peserta didik dapat Peserta didik dapat Peserta didik dapat
Pemahaman dapat memahami memahami dan menguasai memahami dan memahami dan
• Menjelaskan dan menguasai tentang: menguasai tentang: menguasai tentang:
tentang: - nilai dan norma - masyarakat - jenis-jenis penelitian
• Menentukan - teori dan
• Mengkategorikan pengetahuan
- sosialisasi multikultural - prosedur danpilihan
- metode penelitian
• Membedakan sosiologi penyimpangandan - perubahan sosial
pengendalian sosial
- globalisasi dan
- pendekatan
• Memberi contoh - objek sosiologi
- struktur sosial penelitian
- fungsi dan dampaknya
- diferensiasi sosial - data penelitian
manfaat
- kelompok sosial - teknik pengumpulan
sosiologi
- mobilitas sosial data
- konflik dan integrasi
sosial
- lembaga sosial
Aplikasi Peserta didik dapat Peserta didik dapat Peserta didik dapat Peserta didik dapat
• Menghubungkan mengaplikasikan mengaplikasikan mengaplikasikan mengaplikasikan
pengetahuan dan pengetahuan dan pengetahuan dan pengetahuan dan
• Menerapkan pemahaman pemahaman tentang: pemahaman tentang: pemahaman tentang:
• Menginterpretasi tentang: - nilai dan norma - hubungan antar - penentuan topik
• Mengidentifikasi - interaksi sosial
antar individu, - hubungan sosialisasi kelompok dalam penelitian
masyarakat
• Menentukan kelompok,dan dengan perilaku
multikultural
- perumusan masalah
menyimpang penelitian
antar kelompok
dengan konsep - dinamika struktur sosial - menciptakan - rancangan
dan deferensiasi sosial masyarakat penelitian(jenis dan
dasar sosiologi
multikultural yang data penelitian,
dalam kehidupan
harmonis sampel penelitian,
masyarakat di berbagai
bidang - proses dan dampak instrumen
perubahan sosial penelitian, dan
- mobilitas sosial dan
terhadap kehidupan
dinamika kelompok sosial teknik analisis data
masyarakat penelitian)
- terjadinya permasalahan-
- perubahan sosial di
permasalahan sosial dan
tengah-tengah pengaruh
dampaknya terhadap
globalisasi
kehidupan masyarakat di
berbagai bidang
- praktik lembaga sosial
193
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
194
PENELITIAN SOSIAL
195