Anda di halaman 1dari 176

Paket Unit Pembelajaran

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)


MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN FISIKA


SEKOLAH MENENGAH ATAS
(SMA)

Usaha, Energi dan


Momentum
Penulis:
Drs. Ade Sukarna, M.Pd.

Penyunting:
Eddy Susianto, S.Pd.,M.Si.
Suharto, S.Pd., M.T.

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Paket Unit Pembelajaran
Paket Judul Unit

KATA SAMBUTAN

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Saya menyambut baik terbitnya Paket Unit Pembelajaran dalam rangka


pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi.
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran merupakan salah satu upaya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran yang berfokus pada upaya mencerdaskan peserta didik melalui
pembelajaran berorientasi keterampilan berpikir tingkat tinggi. Program
berbasis zonasi ini dilakukan mengingat luasnya wilayah Indonesia dan
kualitas pendidikan yang belum merata, sehingga peningkatan pendidikan
dapat berjalan secara masif, merata, dan tepat sasaran.

Paket unit pembelajaran ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan


Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skills (HOTS).
Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir kompleks dalam
menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi,
menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental
yang paling dasar.

Sasaran Program PKB melalui PKP berbasis zonasi ini adalah seluruh guru di
wilayah NKRI yang tergabung dalam komunitas guru sesuai bidang tugas yang
diampu di wilayahnya masing-masing. Komunitas guru dimaksud meliputi
kelompok kerja guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan
Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK).

iii
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Semoga Paket Unit Pembelajaran ini dapat digunakan dengan baik


sebagaimana mestinya sehingga dapat menginspirasi guru dalam
mengembangkan materi dan melaksanakan proses pembelajaran yang
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi yang bermuara pada
meningkatnya kualitas lulusan peserta didik.

Untuk itu, kami ucapkan terima kasih atas kerja keras dan kerja cerdas para
penulis dan semua pihak terkait yang dapat mewujudkan Paket Unit
Pembelajaran ini. Semoga Allah Swt. senantiasa meridai upaya yang kita
lakukan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, Juli 2019


Direktur Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan,

Dr. Supriano, M.Ed.


NIP. 196208161991031001

iv
Paket Unit Pembelajaran
Paket Judul Unit

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., Tuhan YME, karena atas izin
dan karunia-Nya Paket Unit Pembelajaran Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi ini dapat diselesaikan. Paket Unit
Pembelajaran ini disusun berdasarkan analisis Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian serta analisis Ujian Nasional
(UN).

Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa peserta didik masih lemah dalam
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) seperti
menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Hasil tersebut ternyata selaras
dengan capaian PISA (Programme for International Student Assessment)
maupun TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study). Oleh
karena itu, perserta didik harus dibiasakan dengan pembelajaran dan soal-
soal yang berorientasi kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi agar
meningkat kemampuan berpikir kritisnya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan


Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), berupaya meningkatkan kualitas
pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas lulusan peserta didik
dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi. Program ini
dikembangkan dengan menekankan pembelajaran yang berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi.

v
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan pemerataan mutu pendidikan,


maka pelaksanaan Program PKP dilakukan dengan mempertimbangkan aspek
kewilayahan (Zonasi). Melalui zonasi ini, pengelolaan komunitas guru seperti
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SMA/SMK dan SLB, dan
Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) dilaksanakan dengan
memperhatikan keragaman mutu pendidikan.

Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada


seluruh tim penyusun yang berasal dari Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
bidang Kelautan dan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPPPTK
KPTK), Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), dan Perguruan Tinggi
serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam mewujudkan penyelesaian
Paket Unit Pembelajaran ini. Semoga Allah Swt. senantiasa meridai upaya yang
kita lakukan.

Wassalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh

Direktur Pembinaan Guru


Pendidikan Menengah dan
Pendidikan Khusus,

Ir. Sri Renani Pantjastuti, M.P.A.


NIP. 196007091985032001

vi
Paket Unit Pembelajaran
Paket Judul Unit

DAFTAR ISI

Hal

KATA SAMBUTAN __________________________________III


KATA PENGANTAR __________________________________ V
DAFTAR ISI ______________________________________ VII
PENGANTAR PAKET UNIT PEMBELAJARAN ________________ 1
UNIT PEMBELAJARAN 1 USAHA DAN ENERGI ______________ 3
UNIT PEMBELAJARAN 2 IMPULS DAN MOMENTUM _________ 85
PENUTUP _______________________________________ 163
DAFTAR PUSTAKA _________________________________ 165
LAMPIRAN ______________________________________ 166

vii
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

viii
Paket Unit Pembelajaran
Paket Judul Unit

PENGANTAR PAKET UNIT PEMBELAJARAN

Paket unit 10 Usaha, Energi dan Momentum disusun sebagai kumpulan


sumber bahan ajar alternatif bagi guru yang tersusun atas Unit Usaha dan
Energi dan Unit Impuls dan Momentum. Melalui bahan bacaan pada paket unit
tersebut diharapkan guru mendapatkan tambahan pengetahuan untuk
mengajarkan materi tersebut ke peserta didiknya sesuai capaian kompetensi
dasar (KD), terutama dalam memfasilitasi kemampuan bernalar peserta didik.
Selain itu, unit-unit ini juga aplikatif bagi guru dan peserta didik agar dapat
menerapkan dasar-dasar pengetahuan usaha dan energi dan impuls dan
momentum dalam kehidupan sehari-hari.

Paket unit usaha, energi dan momentum terdiri atas komponenen penting
dalam dalam setiap unitnya yaitu kompetensi dasar, perumusan indikator
pencapaian kompetensi, aplikasi di dunia nyata, soal-soal tes UN/USBN,
aktivitas pembelajaran, lembar kerja peserta didik (LKPD), bahan bacaan,
pengembangan penilaian, kesimpulan dan umpan balik. Komponen-
komponen di dalam setiap unit tersebut disesuaikan dengan topik usaha dan
energi dan impuls dan momentum masing-masing dengan tujuan agar dapat
dilihat kesesuaian dengan strategi pembelajaran yang digunakan.

LKPD pada setiap unit dikembangkan agar guru dapat memfasilitasi peserta
didik untuk melatihkan kemampuan bernalar dan berketerampilan proses
sains dengan mendayagunakan media yang sudah menjadi standar
kelengkapan sekolah. LKPD tersebut disajikan melalui serangkaian aktivitas
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik.

1
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Keberhasilan Saudara dalam memahami paket ini, dapat direfleksi melalui


instrumen pada umpan balik setelah melalui serangkaian proses penelaahan
yang akan dimatangkan selanjutnya melalui serangkaian implementasi di
kelas masing-masing.

2
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

5
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN FISIKA


SEKOLAH MENENGAH ATAS
(SMA)

Usaha dan Energi


Penulis:
Drs. Ade Sukarna, M.Pd.

Penyunting:
Eddy Susianto, S.Pd.,M.Si.

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI ___________________________________ 5


DAFTAR GAMBAR_______________________________ 7
DAFTAR TABEL ________________________________ 8
PENDAHULUAN ________________________________ 9
KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK ________ 11
A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi ______________________________ 11
B. Indikator Pencapaian Kompetensi _______________________________________ 12
APLIKASI DI DUNIA NYATA _____________________ 14
A. Alat Bantu Angkat Barang _________________________________________________ 14
B. Penerapan Energi dalam Kehidupan Nyata ______________________________ 17
SOAL-SOAL UN/USBN __________________________ 26
A. Usaha, Energi dan Perubahannya_________________________________________ 26
B. Hukum Kekekalan Energi Mekanik _______________________________________ 30
BAHAN PEMBELAJARAN ________________________ 34
A. Aktivitas Pembelajaran ____________________________________________________ 34
1. Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-1 __________________________________ 40
2. Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-2 __________________________________ 43
3. Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-3 __________________________________ 45
B. Lembar Kerja Peserta Didik _______________________________________________ 48
LKPD 1: Usaha dan energi ________________________________________________________ 48
LKPD 2. Hubungan Usaha dan Perubahan Energi ______________________________ 51
LKPD 3. Hukum Kekekalan Energi _______________________________________________ 52
C. Bahan Bacaan ______________________________________________________________ 53
1. Usaha dan Energi ____________________________________________________________ 53
2. Energi dan Daya _____________________________________________________________ 56
3. Hubungan Energi dan Usaha _______________________________________________ 60
4. Hukum Kekekalan Energi Mekanik ________________________________________ 61

5
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

PENGEMBANGAN PENILAIAN _____________________ 65


A. Pembahasan Soal-soal _____________________________________________________ 65
B. Pengembangan Soal HOTS _________________________________________________ 70
C. Refleksi Pembelajaran _____________________________________________________ 73
KESIMPULAN _________________________________ 75
UMPAN BALIK ________________________________ 78

6
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Tower Crane__________________________________________________________ 15


Gambar 2. Forklift ________________________________________________________________ 15
Gambar 3. Hand Pallet ___________________________________________________________ 16
Gambar 4. Drum Porter __________________________________________________________ 16
Gambar 5. Drum Lifter ___________________________________________________________ 17
Gambar 6. Panel Sel Surya _______________________________________________________ 19
Gambar 7. Kincir raksasa di PLTB Sidrap ______________________________________ 20
Gambar 8. Turbin raksasa sebuah PLTA Orya Genyem, Jayapura ____________ 21
Gambar 9. Baterai dan Accumulator ____________________________________________ 22
Gambar 10. Setrika dan hair dryer ______________________________________________ 23
Gambar 11. Sebuah mesin mobil 4 tax (kiri) dan ruang bakar (kanan) ______ 24
Gambar 12. Ledakan bom atom di Hiroshima (kiri) dan Nagasaki (kanan)
tahun 1945 __________________________________________________________________ 25
Gambar 13. Usaha yang dilakukan benda ______________________________________ 53
Gambar 14. Usaha oleh berbagai gaya __________________________________________ 55
Gambar 15. Grafik gaya terhadap perpindahan________________________________ 55
Gambar 16. Energi potensial karena kedudukannya __________________________ 56
Gambar 17. Grafik hubungan antara gaya dan pertambahan panjang _______ 57
Gambar 18. Balok mengalami perpindahan dan perubahan kecepatan _____ 60
Gambar 19. Bola yang jatuh dari ketinggian h _________________________________ 62

7
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi ___________________________ 11


Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan 12
Tabel 3. Desain Aktivitas Pembelajaran ________________________________________ 36

8
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

PENDAHULUAN

Unit ini disusun sebagai salah satu aternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memahami subtopik usaha dan energi. Melalui pembahasan materi
yang terdapat pada unit ini, guru dapat memiliki dasar pengetahuan untuk
mengajarkan materi yang sama ke peserta didiknya yang disesuaikan dengan
indikator yang telah disusun, dan terutama dalam memfasilitasi kemampuan
bernalar peserta didik. Selain itu, materi ini juga aplikatif untuk guru sendiri
sehingga mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam rangka memudahkan guru mempelajari konten dan cara


mengajarkannya, di dalam unit ini dimuat kompetensi dasar terkait yang
memuat target kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, bahan
bacaan tentang aplikasi subtopik usaha dan energi, soal-soal UN topik ini di
tiga tahun terakhir sebagai acuan dalam menyusun soal sejenis, deskripsi
alternatif aktivitas pembelajaran, Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
yang dapat digunakan guru untuk memfasilitasi pembelajaran, bahan bacaan
yang dapat dipelajari oleh guru maupun peserta didik, dan deskripsi
prosedur mengembangkan soal HOTS.

Komponen-komponen di dalam unit ini dikembangkan dengan tujuan agar


guru dapat dengan mudah memfasilitasi peserta didik mendeskripsikan
materi usaha dan energi, melakukan aktivitas pecobaan/penyelidikan,
sekaligus mendorong peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat
tinggi.

Subtopik usaha dan energi yang dikembangkan pada bahan bacaan terdiri
atas konsep energi, usaha (kerja), hubungan usaha (kerja) dan perubahan
energi, hukum kekekalan energi serta penerapannya dalam peristiwa sehari-
hari. Selain itu, unit ini dilengkapi dengan tiga buah LKPD, yaitu 1)

9
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Merumuskan konsep energi dan usaha, 2) Merumuskan hubungan usaha dan


perubahan energi, dan 3) Merumuskan hukum kekekalan energi. LKPD
tersebut dikembangkan secara aplikatif agar guru mudah
mengimplementasikannya di kelas.

10
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK

A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

Sub unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar


kelas X :

Tabel 1. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

No Kompetensi Dasar Target Kompetensi Kelas

3.9 Menganalisis konsep 1. Menganalisis konsep usaha X


energi, usaha (kerja), dan penerapannya dalam
hubungan usaha (kerja) peristiwa sehari-hari
dan perubahan energi, 2. Menganalisis konsep energi
hukum kekekalan dan penerapannya dalam
energi, serta penerapan- peristiwa sehari-hari
nya dalam peristiwa 3. Menganalisis hubungan usaha
sehari-hari dengan perubahan energi dan
penerapannya dalam peristi-
wa sehari-hari
4. Menganalisis hukum kekeka-
lan energi serta penerapannya
dalam peristiwa sehari-hari
4.9 Menerapkan metode 1. Melakukan percobaan untuk X
ilmiah untuk mengaju- menyelidiki konsep usaha,
kan gagasan penyelesai- energi, dan perubahannya
an masalah gerak dalam guna memecahkan masalah
kehidupan sehari-hari gerak dalam kehidupan
yang berkaitan dengan sehari-hari yang berkaitan
konsep energi, usaha dengan konsep energi, usaha

11
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

No Kompetensi Dasar Target Kompetensi Kelas

(kerja) dan hukum dan hukum kekekalan energi


kekekalan energi

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan

Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi

Pengetahuan Keterampilan
IPK Pendukung: IPK Pendukung:
3.9.1 Mengidentifikasi contoh-contoh 4.9.1 Mengumpulkan informasi
gerak benda yang mengandung masalah gerak yang
usaha positif, usaha negatif, berkaitan dengan konsep
usaha nol, usaha pada bidang usaha dan energi.
datar, dan usaha pada bidang
miring.
3.9.2 Menjelaskan konsep usaha
sebagai besaran skalar, konsep
usaha dari grafik F-x, dan
usaha oleh oleh beberapa gaya
3.9.3 Mengidentifkasi contoh-contoh
fenomena benda yang
mengandung energi potensial
dan energi kinetik.
3.9.4 Menyelidiki energi potensial 4.9.2 Merancang langkah-langkah
gravitasi dan energi kinetik penyelidikan konsep usaha
3.9.5 Menyelidiki hubungan usaha dan energi dan
dengan perubahan energi perubahannya
melalui persamaan matematis,
percobaan, dan contoh nyata.
3.9.6 Menerapkan hukum kekekalan
energi serta penerapannya
dalam peristiwa sehari-hari
3.9.7 Menjelaskan konsep daya serta

12
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi

Pengetahuan Keterampilan
penerapannya dalam peristiwa
sehari-hari
IPK Kunci: IPK Kunci:
3.9.8 Menganalisis pengaruh gaya (F) 4.9.3 Melakukan percobaan untuk
dan perpindahan (x) terhadap menyelidiki konsep usaha,
besar usaha (W) serta energi, dan perubahannya
penerapan-nya dalam peristiwa
sehari-hari
3.9.9 Menganalisis pengaruh per-
tambahan panjang (x) terha-
dap besar energi potensial (Ep)
pada pegas
3.9.10 Menganalisis hubungan usaha
(W) dan perubahan energi (E)
yang dialami benda
3.9.11 Menganalis hukum kekekalan
energi mekanik serta
penerapannya dalam peristi-
wa sehari-hari.
IPK Pengayaan: IPK Pengayaan:
3.9.12 Merumuskan hubungan 4.9.4 Menyajikan data hasil
pertambahan panjang (x) penelitian tentang konsep
terhadap besar energi usaha dan energi
potensial pada pegas

13
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

APLIKASI DI DUNIA NYATA

A. Alat Bantu Angkat Barang

Pekerjaan mengangkat dan memindahkan barang merupakan pekerjaan


paling tua yang dilakukan manusia. Jika dulu hanya mengandalkan tenaga,
maka kini ada banyak alat bantu angkat barang yang dapat membantu
manusia. Penggunaan alat bantu angkat barang sudah tidak asing lagi di
dunia perindustrian dan konstruksi. Peralatan tersebut sangat diperlukan
untuk memperlancar kegiatan operasional. Selain itu, penggunaan peralatan
untuk mengangkat barang-barang juga dapat menghemat waktu kerja.

Kehadiran alat-alat yang memudahkan pekerjaan manusia ini akan


mengurangi penggunaan tenaga manusia. Beberapa sumber daya manusia
hanya diperlukan untuk mengoperasikan dan mengawasi penggunaan alat-
alat tersebut. Nah, seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini ada
banyak pilihan alat bantu angkat barang yang dapat digunakan. Berikut ini
beberapa contoh alat bantu angkat modern :
1. Crane
Crane digunakan di proyek-proyek pembangunan yang memiliki
jangkauan tidak cukup panjang dan bagian atasnya dapat bergerak 3600.
Kemampuan inilah yang membuat crane dapat bergerak dengan leluasa
di dalam area suatu proyek. Alat untuk mengangkat material-material
berat ini mampu mengangkat dan mengangkut beban 40 ton hingga
3.500 ton. Crane dapat dipindahkan dengan cara dibongkar, kemudian
diangkut dengan menggunakan truk atau kapal ke lokasi-lokasi baru.
Crane yang memiliki jangkauan lebih luas adalah tower crane. Tower
crane digunakan dalam proyek-proyek pembangunan gedung bertingkat
dan jembatan. Alat angkat barang ini digunakan untuk memindahkan
material bangunan dari bawah ke atas dan sebaliknya.

14
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

Gambar 1. Tower Crane


Sumber: https://blog.ansi.org

2. Forklift
Forklift sebagai angkutan multimoda ini berfungsi untuk membantu
mengangkat barang dan memindahkannya ke lokasi yang berjarak dekat
ataupun jauh. Gudang-gudang industri dan perusahaan-perusahaan
logistik pada menggunakan alat bantu angkat ini. Forklift menggunakan
mesin diesel sebagai penggeraknya. Alat ini mampu mengangkat dan
memindahkan beban sekitar 2.5 ton hingga 15 ton. Jenis-jenis forklift
yang tersedia di pasaran saat ini sangat beragam antara lain forklift reach
truck, forklift electric, forklift diesel, dan forklift gasoline.

Gambar 2. Forklift
Sumber: amazone.com

15
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3. Hand Pallet
Bentuk Hand Pallet seperti dongkrak mobil. Prinsip kerjanya pun sama
yaitu menggunakan pompa hidrolis. Fungsi pemindahan barang lebih
diutamakan pada hand pallet, sehingga tinggi angkatnya hanya puluhan
sentimeter.

Gambar 3. Hand Pallet


Sumber: tokopedia.com

4. Drum Porter
Fungsi dan cara kerja Drum Porter mirip dengan Hand Pallet namun
digunakan khusus untuk memindahkan drum. Alat ini memiliki penjepit
yang dapat dikaitkan pada bibir drum sehingga memudahkan
pemindahan drum. Drum Porter hanya mengutamakan fungsi
pemindahan drum dan tidak dapat digunakan untuk memiringkan atau
menuangkan isi drum.

Gambar 4. Drum Porter


Sumber: lelong.com.my

16
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

5. Drum Lifter
Drum Lifter berfungsi sebagai pemindah dan penuang isi drum. Alat ini
dilengkapi dengan pengait drum untuk menggigit bibir drum serta tuas
untuk memiringkan drum hingga 300 derajat. Terdapat 2 macam tenaga
penggerak untuk drum lifter yaitu pompa hidrolis dan motor elektrik.

Gambar 5. Drum Lifter


Sumber: morsedrum.com

B. Penerapan Energi dalam Kehidupan Nyata

Energi memiliki banyak jenisnya namun secara umum jenis-jenis energi yang
sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah energi potensial dan
energi kinetik. Energi potensial sebagai energi yang berasal dari potensi yang
dimiliki benda besarnya dipengaruhi oleh sumber potensinya tersebut yakni
bisa berupa posisi terhadap pusat gravitasi disebut energi potensia gravitasi,
berupa kandungan listrik pada suatu sumber disebut energi potensial listrik,
berupa besar jarak terhadap titik kesetimbangan benda elastis disebut energi
potensial elastis, dll. Sedangkan energi yang ditimbulkan oleh faktor
kecepatan dari gerakan benda disebut energi kinetik.

Berikut ini adalah contoh pemanfaatan energi dalam kehidupan sehari-hari


antara lain:

17
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

1. Sel Surya (Solar Cell)


Sel surya atau juga sering disebut fotovoltaik adalah divais yang mampu
mengkonversi langsung cahaya matahari menjadi listrik. Sel surya bisa
disebut sebagai pemeran utama untuk memaksimalkan potensi sangat
besar energi cahaya matahari yang sampai ke bumi, walaupun selain
dipergunakan untuk menghasilkan listrik, energi dari matahari juga bisa
dimaksimalkan energi panasnya melalui sistem solar thermal.

Sel surya dapat dianalogikan sebagai divais dengan dua terminal atau
sambungan, dimana saat kondisi gelap atau tidak cukup cahaya berfungsi
seperti dioda, dan saat disinari dengan cahaya matahari dapat
menghasilkan tegangan. Ketika disinari, umumnya satu sel surya
komersial menghasilkan tegangan DC sebesar 0,5 sampai 1 volt, dan arus
short-circuit dalam skala milliampere per cm2. Besar tegangan dan arus
ini tidak cukup untuk berbagai aplikasi, sehingga umumnya sejumlah sel
surya disusun secara seri membentuk modul surya. Satu modul surya
biasanya terdiri dari 28-36 sel surya, dan total menghasilkan tegangan
DC sebesar 12 V dalam kondisi penyinaran standar (Air Mass 1.5).
Gambar 6 di bawah menunjukkan salah satu divais sel surya yang
digunakan di PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya).

Sel surya konvensional bekerja menggunakan prinsip p-n junction, yaitu


junction antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini
terdiri dari ikatan-ikatan atom yang dimana terdapat elektron sebagai
penyusun dasar. Semikonduktor tipe-n mempunyai kelebihan elektron
(muatan negatif) sedangkan semikonduktor tipe-p mempunyai
kelebihan hole (muatan positif) dalam struktur atomnya. Kondisi
kelebihan elektron dan hole tersebut bisa terjadi dengan mendoping
material dengan atom dopant.

18
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

Gambar 6. Panel Sel Surya


Sumber: https://teknologisurya.wordpress.com dan https://nusantaranews.co

2. Kincir Raksasa PLTB Sidrap


Energi baru terbarukan di Indonesia mulai dikembangkan, pemerintah
pun menargetkan porsi energi baru terbarukan di Indonesia pada tahun
2025 akan mencapai 23 persen dari total bauran energi nasional. Mulai
terbatasnya energi fosil baik itu Bahan Bakar Minyak (BBM), gas, dan
batu bara mengharuskan setiap negara mulai mengembangkan energi
baru terbarukan, mulai dari tenaga angin, arus laut, hingga tenaga
matahari. Terbaru, Indonesia akan segera memiliki Pembangkit Listrik
Tenaga Bayu ( PLTB) atau angin yang menggunakan kincir angin raksasa
Desa Mattirotasi, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, Sulawesi
Selatan (Sulsel). Dengan memiliki 30 Wind Turbin Generator (WTG) atau
kincir angin, PLTB Sidrap akan menghasilkan listrik sebesar 75 Mega
Watt (MW) dan diproyeksikan akan mampu mengaliri listrik kepada
70.000 pelanggan di wilayah Sulsel.

Adapun proyek pembangkit dengan kincir angin ini digarap oleh investor
asal Amerika Serikat, yakni UPC Renewables, bekerja sama dengan PT
Binatek Energi Terbarukan. Sejak ditandatangani pada Agustus 2015
lalu, penyelesaian PLTB diperkirakan sesuai target pada Februari 2018
mendatang. Dari sisi nilai investasi proyek ini menelan investasi sebesar

19
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

150 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,99 triliun (dengan kurs dolar Rp
13.300). PLTB Sidrap merupakan pembangkit tenaga angin pertama dan
terbesar di Indonesia yang memanfaatkan lahan kurang lebih 100 hektar.

Gambar 7. Kincir raksasa di PLTB Sidrap


Sumber: https://ekonomi.kompas.com

3. Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Air


Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah pembangkit yang
mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan
energi listrik. Pada tahun 2015 tenaga air menghasilkan 16.6% total
listrik dunia dan 70% dari seluruh energi terbarukan dan diperkirakan
akan naik 3.1% per tahun sampai 25 tahun ke depan.

Tenaga air dihasilkan di 150 negara, dan kawasan Asia-Pasifik


menghasilkan 33% tenaga air global tahun 2013. China adalah produsen
tenaga air terbesar (920 TWh tahun 2013) menyumbang 16,9%
kebutuhan listrik domestik.

Ongkos listrik tenaga air relatif rendah, menjadikannya sumber yang


kompetitif untuk energi terbarukan. Pembangkitnya tidak menghabiskan
air, tidak seperti pembangkit batu bara atau gas. Ongkos listrik rata-rata
untuk pembangkit berukuran lebih dari 10 megawatt adalah 3 - 5 sen
dolar AS per kilowatt-jam. Dengan bendungan dan reservoir juga

20
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

membuatnya sumber listrik yang fleksibel karena listrik yang dihasilkan


dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai kebutuhan. Ketika sebuah
kompleks tenaga air dibangun, maka tidak menghasilkan limbah langsung
dan tingkat gas rumah kaca yang relatif lebih rendah daripada
pembangkit listrik berbahan bakar fosil.

Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang
dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari air.
Namun, secara luas, pembangkit listrik tenaga air tidak hanya terbatas
pada air dari sebuah waduk atau air terjun, melainkan juga meliputi
pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain
seperti tenaga ombak.

Gambar 8. Turbin raksasa sebuah PLTA Orya Genyem, Jayapura


Sumber: https://id.wikipedia.org, https://regional.kompas.com, dan http://rioscd.blogspot.com

4. Baterai dan Akumulator


Baterai merupakan salah satu benda yang sudah tidak asing lagi di era
teknologi sekarang ini. Hampir semua benda-benda elektronik
menggunakan baterai sebagai sumber energi. Baterai sendiri merupakan
alat yang mengubah energi kimia menjadi energi listrik searah (DC). Fungsi
baterai adalah sebagai sumber energi terutama untuk barang-barang
elektronik seperti smartphone, laptop, kamera, remote, dan banyak lagi.
Baterai tersebut memiliki terminal positif (katoda) dan terminal negatif

21
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

(anoda) serta elektrolit sebagai penghanntar. Baterai terbagi menjadi 2 jenis


utama yaitu baterai primer dan baterai sekunder.

Baterai berikutnya berupa Accumulator, yang lebih disapa dengan tulisan


Akumulator (accu, aki) adalah sebuah alat yang menyimpan energi
(umumnya energi listrik) dalam bentuk energi kimia. Contoh-contoh
akumulator adalah baterai dan kapasitor. Pada umumnya di Indonesia,
kata akumulator (sebagai aki atau accu) hanya dimengerti sebagai
“baterai” mobil. Sedangakan di bahasa Inggris, kata akumulator dapat
mengacu kepada baterai, kapasitor, kompulsator, dan lain-lain.

Di dalam standart internasional setiap satu sel akumulator memiliki


tegangan sebesar dua volt. Sehingga aki 12 volt, memiliki enam sel
sedangkan aki 24 volt memiliki 12 sel. Aki merupakan sel yang banyak
kita jumpai karena banyak digunakan pada sepeda motor maupun mobil.
Aki termasuk sel sekunder, karena selain menghasilkan arus listrik, aki
juga dapat diisi arus listrik kembali. Secara sederhana aki merupakan sel
yang terdiri dari elektrode Pb sebagai anode dan PbO2 sebagai katode
dengan elektrolit H2SO4.

Gambar 9. Baterai dan Accumulator


Sumber: https://www.katespade-outlet.net dan http://elektrodalamkehidupan.blogspot.com

5. Setrika dan Hair Dryer


Setrika listrik dan Hair Dryer adalah dua alat yang bekerja untuk
mengubah energi listrik menjadi energi panas (kebalikan dari fungsi sel
surya) walau keduanya memiliki prinsip kerja yang berbeda sesuai
dengan spesifikasi fungsi dan cara pemanfaatan panas dari alat masing-

22
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

masing, hal ini tentunya berdampak pada setingan komponen-komponen


penghasil panas di dalamnya.

Setrika listrik menghasilkan panas dari elemen pemanas yang dialiri arus
listrik. Kemudian panas dari elemen pemanas akan disalurkan ke dasar
setrika. Dengan panas yang ada serta besi pemberat maka setrika
mampu untuk melicinkan pakaian dengan menyalurkan energi panas
dari elemen pemanas ke pakaian yang akan disetrika sehingga pakaian
menjadi rapi dan licin karena serat-serat pakaian diluruskan dengan
penggunakan panas dari setrikaan. Sedangkan untuk setrika otomatis
yang dapat mati sendiri jika teralu panas, panasnya dikontrol oleh
elemen yang disebut bimetal.

Hairdryer menghasilkan panas dari elemen pemanas berupa spiral


panjang yang dililitkan pada kerangka tahan panas dari bahan mika
kemudian panas yang dihasilkan ditiup ke luar oleh kipas yang digerakan
menggunakan motor listrik DC, maka udara udara panas terhembus ke
luar mengeringkan rambut.

Gambar 10. Setrika dan hair dryer


Sumber: https://www.tokopedia.com dan https://www.madison-reed.com

6. Mesin Mobil/Motor
Mesin mobil/motor bekerja dengan mengubah energi panas dari ledakan
bahan bakar menjadi energi kinetik. Untuk mesin yang menggunakan
karburator pada mesin 4 tax atau 2 tax misalnya, panas yang dihasilkan
berasal dari proses pembakaran campuran bensin dengan udara yang
dialirkan ke ruang bakar kemudian ditekan menggunakan piston lalu

23
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

diberi percikan api dari busi, akibatnya campuran bahan bakar tadi
meledak. Ledakannya menghasilkan panas dan tekanan yang tinggi yang
akan medorong balik piston tadi sehingga mampu memutarkan roda
mobil/motor.

Gambar 11. Sebuah mesin mobil 4 tax (kiri) dan ruang bakar (kanan)
Sumber: http://www.boobrok.com dan http://www.oto.clas.web.id

7. Bom Atom dan Hulu Ledak Nuklir


Bom atom atau hulu ledak peluru bekerja dengan mengubah energi nuklir
menjadi energi panas, energi bunyi, dan energi kinetik. Sebuah bom atom
meledak dengan cara memicu rangkaian reaksi nuklir berantai, yang
kemudian akan melepaskan energi berskala besar (jika dibandingkan dengan
bahan peledak konvensional. Ledakan sebuah unit bom atom lebih kuat
daripada ledakan yang dihasilkan oleh jutaan atau bahkan miliaran unit TNT.

Reaksi nuklir terjadi ketika neutron ditembakkan dari jarak dekat ke arah
sekumpulan atom mengandung nuclei (termasuk uranium dan plutonium).
Saat bersentuhan dengan neutron, nuclei akan terpecah dan berubah menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil atau ringan. Saat proses ini terjadi,
serangkaian reaksi nuklir dimulai. Karena atom mengandung neutron, akan
terdapat lebih banyak neutron yang bergerak bebas dan mengenai atom-
atom lain yang masih utuh. Proses ini disebut fission dan terus terjadi
sehingga nuclei bisa terus terpecah. Salah satu kunci penting adalah fission
mampu memecah atom tanpa sumber energi lain; reaksi kimia terjadi secara

24
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

alami. Pemecahan atom menghasilkan energi, sekitar 80 terajoule per


kilogram (TJ/kg).

Bom atom jenis lama memulai reaksi nulkir berantai dengan cara saling
menembakkan beberapa isotop uranium (atom uranium dengan jumlah
proton sama, tapi jumlah neutron berbeda) di sebuah ruang kecil di dalam
tubuh bom. Pada jenis lebih baru, inti bom dikelilingi oleh alat berdaya ledak
tinggi disebut explosive lens atau lenses; alat ini berfungsi untuk memisahkan
atau mengumpulkan elektron. Karena keberadaan lenses, inti bom akan
terpecah dan memulai reaksi nuklir berantai. Reaksi pemecahan terus
berlangsung sampai semua nuclei terpecah.

Gambar 12. Ledakan bom atom di Hiroshima (kiri) dan Nagasaki (kanan) tahun 1945
Sumber: https://dunia.tempo.co

25
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

SOAL-SOAL UN/USBN

A. Usaha, Energi dan Perubahannya

No. Soal UN Tahun 2018


1. Balok massanya m berada pada pada bidang datar licin. Balok dalam
keadaan diam di posisi (1) dan ditarik oleh gaya F sampai di posisi (2)
dalam selang waktu t seperti gambar.

Dengan memvariasikan massa dan gaya diperoleh data :


No Massa (kg) Gaya (N) t (s)
1 12 3 4
2 16 4 3
3 20 5 2
4 24 6 1

Dari tabel di atas, usaha yang dilakukan benda dari yang terbesar ke
yang terkecil adalah .....
A. 1, 4, 3, 2
B. 1, 3, 2, 4
C. 1, 3, 4, 2
D. 2, 3, 1, 4
E. 1, 2, 3, 4

Identifikasi
Level Kognitif : LK 3 (Penalaran)
Indikator yang : 3.9.5Menganalisis hubungan antara usaha dan energi
bersesuaian kinetik.
Diketahui : Besar massa, gaya dan waktu
Ditanyakan : Mengurutkan besarnya usaha yang dilakukan benda
dari yang terbesar ke terkecil
Materi yang : usaha, energi dan perubahannya
dibutuhkan

26
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

No. Soal UN Tahun 2018


2 Anak panah dikaitkan pada tali busur, kemudian ditarik ke belakang
dengan gaya 20 N, sehingga tali busur meregang pada jarak 20 cm.
Gesekan udara diabaikan, massa anak panah 250 gram, maka
kecepatan anak panah saat melesat dari busur adalah ..... ms-1
A. 10
B. 5√3
C. 5
D. 4√2
E. 4
Identifikasi
Level Kognitif : LK 3 (Penalaran)
Indikator yang : 3.9.5Menganalisis hubungan antara usaha dan energi
bersesuaian kinetik.
Diketahui : Gaya, simpangan, massa
Ditanyakan : Menentukan kecepatan anak panah saat melesat dari
busur
Materi yang : Hubungan usaha dengan perubahan energi
dibutuhkan

27
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

No Soal UN Tahun 2017


3 Sebuah balok bermassa 1 kg meluncur pada bidang miring kasar dari
keadaan diam seperti gambar. Setelah menempuh jarak 3,75 m,
kecepatan balok 7,5 m/s. Diketahui: g = 10 m/s2, koefisien gesekan
kinetis 3/16 dan tan  = ¾, maka besar gaya tahan F agar balok
berhenti tepat di kaki bidang miring adalah …
A. 3,75 N
B. 5,75 N
C. 7,50 N
D. 9,25 N
E. 12,00 N
Identifikasi
Level Kognitif :
Indikator yang :
bersesuaian
Diketahui :
Ditanyakan :
Materi yang : Penerapan energi mekanik pada bidang kasar
dibutuhkan

28
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

No Soal UN Tahun 2017


4 Balok bermassa 10 kg meluncur sepanjang bidang miring A-B dan
berhenti di titik C. Koefisien gesek antara balok dengan permukaan
bidang b-C = 0,3, panjang BC adalah …
A. 10 m
B. 35 m
C. 37 m
D. 40 m
E. 50 m
Identifikasi
Level Kognitif :
Indikator yang :
bersesuaian
Diketahui :
Ditanyakan :
Materi yang
dibutuhkan

29
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Hukum Kekekalan Energi Mekanik

No Soal UN Tahun 2018


5 Sebuah balok dilepas tanpa kecepatan awal di puncak bidang miring
licin (di A). Balok meluncur hingga dasar bidang (di E). Jika AB = BC =
CD = DE, maka perbandingna kecepatan balok di C, D, dan E adalah ...
A. 1 : 2 : 3
B. 1 : 3 : 2
C. 2 : 3 : 2
D. 2 : 2 : 2 3
E. 2 : 3 : 2
Identifikasi
Level Kognitif : C-3 (membandingkan)
Indikator yang : 3.9.11. Menganalis hukum kekekalan energi mekanik
bersesuaian serta penerapannya dalam peristi-wa sehari-hari.

Diketahui : Jarak-jarak tertentu benda pada bidang miring


Ditanyakan : Membandingkan kecepatan balok pada setiap jarak
Materi yang : Energi mekanik
dibutuhkan

30
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

No. Soal UN Tahun 2017


6 Sebuah peluru ditembakkan dengan sudut elevasi α (cos α = 3/5) dan
kecepatan awal 100 ms-1. Massa peluru 40 gram dan g = 10 ms-2.
Energi potensial peluru setelah bergerak selama 5 sekon adalah ....
joule

A. 100
B. 110
C. 120
D. 130
E. 140
Identifikasi
Level Kognitif : C-3 (menentukan)
Indikator yang : 3.9.13 Menganalisis konsep energi potensial gravitasi
bersesuaian suatu benda yang ketinggiannya berbeda

Diketahui : Sudut elevasi, kecepatan awal, massa peluru,


percepatan gravitasi, waktu
Ditanyakan : Menentukan energi potensial peluru
Materi yang : Energi mekanik
dibutuhkan

31
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

No Soal UN Tahun 2016


7 Perhatikan gambar! Sebuah bola sedang meluncur menuruni lintasan
licin. Bila laju bola di titik A sama dengan 6 ms-1 dan g = 10 ms-2, maka
laju bola di titik B adalah .....

5,6 m

A. √92
B. √52
C. √65
D. √95
E. √128
Identifikasi
Level Kognitif : LK-3 (Penalaran)
Indikator yang : 3.9.7Menganalisis bentuk hukum kekekalan energi
bersesuaian mekanik pada berbagai gerak (gerak parabola, gerak
pada bidang lingkaran, dan gerak satelit/planet
dalam tata surya)
Diketahui : Kelajuan bola di suatu titik
Ditanyakan : Kelajuan bola yang sama di titik yang lain
Materi yang : Hukum kekekalan energi mekanik
dibutuhkan

32
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

No Soal UN Tahun 2017


8 Perhatikan gambar berikut!
Dua buah benda menuruni lintasan dari titik A. Massa benda pertama
m1 = 5 kg dan benda ke dua m2 = 15 kg. Jika percepatan gravitasi g =
10 ms-2, maka perbandingan energi kinetik EK1 : EK2 di titik B adalah ...

A. 1 : 2
B. 1 : 3
C. 1 : 9
D. 2 : 1
E. 3 : 1
Identifikasi
Level Kognitif : LK – 1 (Pengetahuan – Pemahaman)
Indikator yang : Menghitung besar energi potensial (gravitasi dan
bersesuaian pegas) dan energi kinetik.

Diketahui : Massa, percepatan gravitasi, ketinggian


Ditanyakan : Membandingkan energi kinetik dua benda di suatu
titik
Materi yang : Hukum kekekalan energi
dibutuhkan

33
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

BAHAN PEMBELAJARAN

A. Aktivitas Pembelajaran

Bahan pembelajaran yang diuraikan di sini merupakan contoh panduan


pembelajaran yang dapat dimplementasikan oleh Saudara ketika akan
membelajarkan topik usaha dan energi. Bahan pembelajaran dikembangkan
dengan prinsip berpusat pada peserta didik dan berusaha memfasilitasi
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Bahan pembelajaran ini berisikan rincian
aktivitas pembelajaran, lembar kegiatan peserta didik yang digunakan dan
bahan bacaannya.

Aktivitas pembelajaran berisi rincian alternatif kegiatan pembelajaran yang


dilakukan guru dan peserta untuk mencapai kompetensi pada topik usaha
dan energi. Sebelum menguraikan aktivitas pembelajaran, terlebih dahulu
disusun desain aktivitas pembelajaran yang dapat dilihat pada Tabel 3.

Berdasarkan Tabel 3, dapat terlihat aktivitas pembelajaran untuk mencapai


masing-masing indikator yang telah ditetapkan, yang dapat dicapai dalam
empat kali pertemuan. Aktivitas pembelajaran akan diuraikan lebih rinci,
menjadi empat skenario pembelajaran. Pengembangan skenario
pembelajaran mengacu pada kriteria yang ditetapkan pada Standar Proses
(Permendikbud nomor 22 tahun 2016). Berikut ini rincian aktivitas
pembelajaran untuk masing-masing pertemuan.

Bahan pembelajaran berisi rincian alternatif kegiatan pembelajaran yang


dilakukan guru dan peserta didik untuk mencapai kompetensi pada topik
usaha dan energi. Sebelum menguraikan aktivitas pembelajaran, terlebih
dahulu disusun desain aktivitas pembelajaran yang dapat dilihat pada Tabel
2.

34
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

Berdasarkan Tabel 2 dapat terlihat submateri yang dibelajarkan terdiri atas


konsep energi, usaha (kerja), hubungan usaha (kerja) dan perubahan energi,
hukum kekekalan energi serta penerapannya dalam peristiwa sehari-hari.
Adapun aktivitas pembelajaran untuk mencapai masing-masing indikator
yang telah ditetapkan, dapat dicapai dalam tiga kali pertemuan. Aktivitas
pembelajaran akan diuraikan lebih rinci menjadi tiga skenario pembelajaran.
Pengembangan skenario pembelajaran mengacu pada kriteria yang
ditetapkan pada Standar Proses (Permendikbud nomor 22 tahun 2016).
Berikut ini rincian aktivitas pembelajaran untuk mesing-masing pertemuan.

35
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
36

Tabel 3. Desain Aktivitas Pembelajaran


Indikator Pencapaian Materi/ Bentuk dan Aokasi
Aktivitas Pembelajaran Media
Kompetensi Sub materi Jenis Penilaian Waktu
Pertemuan 1
3.9.1 Mengidentifikasi - Usaha (W) Menerapkan model pembelajaran 1. Test Tulis 1. LKPD 2 x 45’
contoh-contoh discovery learning sebagai berikut: 2. Penilaian 2. Projector
gerak benda yang 1. Peserta didik mengamati contoh-conto kinerja 3. Bahan tayang PPT
mengandung gerak benda yang mengandung usaha 3. Penilaian 4. Peralatan
usaha positif, positif, usaha negatif, usaha nol, usaha sikap praktikum bidang
usaha negatif, di bidang datar, dan bidang miring 4. Penilaian miring
usaha nol, usaha (Stimulation) produk
pada bidang datar, 2. Peserta didik berdiskusi untuk laporan
dan usaha pada menggali konsep usaha secara
bidang miring. mendalam seperti hal-hal apa yang
3.9.2 Menjelaskan memengaruhi besarnya usaha hingga
konsep usaha menentukan rumusan masalah
sebagai besaran (Problem statement)
skalar, konsep 3. Mengumpulkan data/informasi dari
usaha dari grafik aktivitas percobaan menggunakan
F-x, dan usaha bidang miring (menyusun data pada
oleh oleh bebera- tabel), meyusun langkah percobaan
pa gaya (Data collecting)
3.9.8 Menganalisis 4. Membandingkan, menganalisis
pengaruh gaya (F) kecenderungan, dan mengerja-kan
dan perpindahan simulasi di LKPD, dan mengambil
(x) terhadap kesimpulan (Data processing)
Indikator Pencapaian Materi/ Bentuk dan Aokasi
Aktivitas Pembelajaran Media
Kompetensi Sub materi Jenis Penilaian Waktu
besar usaha (W) 5. Berdiskusi dengan guru dan menggali
serta penerapan- informasi dari buku untuk
nya dalam peristi- membandingkan kesimpulan
wa sehari-hari
sementara dengan kebenaran
konsep(Verification)
6. Memperbaiki kesimpulan dan menarik
kesimpulan akhir (Generalization)
Pertemuan 2
3.9.3 Mengidentifkasi Menerapkan model pembelajaran 1. Test Tulis 1. LKPD 2 x 45’
contoh-contoh discovery learning sebagai berikut: 2. Penilaian 2. Projector
fenomena benda 1. Peserta didik mengamati contoh- kinerja 3. Bahan tayang PPT
yang mengandung
contoh fenomena benda yang 3. Penilaian 4. Peralatan
energi potensial
dan energi kinetik. mengandung energi potensial dan sikap praktikum Sistem
3.9.4 Menyelidiki energi kinetik (Stimulation) 4. Penilaian Pegas
potensial gravitasi 2. Peserta didik berdiskusi untuk produk
dan energi kinetik menggali konsep energi kinetik dan laporan

Paket Unit Pembelajaran


3.9.9 Menganalisis potensial, khususnya energi potensial

Pembelajaran Aljabar
pengaruh pertam- pegas secara mendalam seperti hal-hal
bahan panjang
apa yang memengaruhi besarnya
(x) terhadap
energi potensial pegas hingga
besar energi
potensial (Ep) menentukan rumusan masalah
pada pegas (Problem statement)
3.9.12 Merumuskan hu- 3. Mengumpulkan data/informasi dari
bungan pertamba- aktivitas percobaan menggunakan
han panjang (x)
37
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
38

Indikator Pencapaian Materi/ Bentuk dan Aokasi


Aktivitas Pembelajaran Media
Kompetensi Sub materi Jenis Penilaian Waktu
terhadap besar sistem pegas (membuat tabel dan
energi potensial menyusun langkah percobaan) (Data
(Ep) pada pegas collecting)
4. Membandingkan, menganalisis
kecenderungan, membuat grafik, dan
mengambil kesimpulan (Data
processing)
5. Berdiskusi dengan guru dan menggali
informasi dari buku untuk
membandingkan kesimpulan
sementara dengan kebenaran
konsep(Verification)
6. Memperbaiki kesimpulan dan menarik
kesimpulan akhir (Generalization)

Pertemuan 3
3.9.5 Menyelidiki Menerapkan model pembelajaran 1. Test Tulis 1. LKPD 2 x 45’
hubungan usaha discovery learning sebagai berikut: 2. Penilaian 2. Projector
dengan perubahan 1. Bagian ini dilewati karen sudah kinerja 3. Bahan tayang PPT
energi melalui
disampaikan di pertemuan 1 dan 2 3. Penilaian 4. Peralatan
persamaan
matematis, (Stimulation) sikap praktikum Bidang
percobaan, dan 2. Peserta didik berdiskusi untuk 4. Penilaian Miring
contoh nyata. menentukan permasalahan atau hal- produk
3.9.6 Menerapkan hal yang akan digali terkait hubungan laporan
hukum kekekalan
Indikator Pencapaian Materi/ Bentuk dan Aokasi
Aktivitas Pembelajaran Media
Kompetensi Sub materi Jenis Penilaian Waktu
energi serta usaha dengan energi dan hukum
penerapannya kekekalan energi mekanik (Problem
dalam peristiwa statement)
sehari-hari
3. Mengumpulkan data/informasi dari
3.9.10 Menganalisis
hubungan usaha aktivitas percobaan menggunakan
(W) dan peruba- bidang miring (membuat tabel dan
han energi (E) menyusun langkah percobaan) (Data
yang dialami collecting)
benda 4. Membandingkan, menganalisis
3.9.11 Menganalis kecenderungan, membuat grafik,
hukum kekekalan mengaitkan energi dengan daya dan
energi mekanik mengambil kesimpulan (Data
serta penerapan- processing)
nya dalam peristi- 5. Berdiskusi dengan guru dan menggali
wa sehari-hari. informasi dari buku untuk
3.9.7 Menjelaskan membandingkan kesimpulan

Paket Unit Pembelajaran


konsep daya serta sementara dengan kebenaran

Pembelajaran Aljabar
penerapannya konsep(Verification)
dalam peristiwa 6. Memperbaiki kesimpulan dan menarik
sehari-hari kesimpulan akhir (Generalization)
39
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

1. Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-1

Di dalam ilmu fisika ada konsep tentang Usaha dan Energi. Apa dan
bagaimana sebenarnya konsep usaha dan energi itu. Coba Saudara telusuri
latar belakang diangkatnya materi ini sebagai materi pelajaran fisika yang
cukup penting. Semua mahluk hidup di dunia ini setiap hari melakukan
pekerjaan atau aktifitas masing-masing secara rutin. Mahluk hidup yang ada
di bumi ini baik manusia, hewan ataupun tumbuhan ternyata selalu
berhubungan dengan usaha dan energi. Jangankan mahluk hidup ternyata
benda matipun memerlukan energi untuk melakukan suatu perkerjaan
seperti mesin yang memerlukan energi listrik.

Ternyata sejak dulu para ilmuwan ataupun ahli fisika telah tertarik untuk
mengungkapkan rahasia pemahaman mengenai energi pada mahluk hidup
yang peruntukannya untuk melakukan usaha. Dari mana mahluk hidup itu
memperoleh energinya ataupun dari mana suatu mesin bisa memperoleh
energi listrik? Mahluk hidup memperoleh energi dari makanan. Aneka jenis
makanan mengandung zat-zat seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral
dan zat-zat lainnya. Zat makanan yang dikenal sebagai penghasil energi
paling besar adalah karbohidrat. Karbohidrat ini biasanya terkandung dalam
tanaman biji-bijian seperti padi, gandum, sagu dan lainnya. Biasanya porsi
karbohidrat lebih banyak dari porsi zat lain yang dikonsumsi oleh manusia.
Manusia harus memperoleh energi yang cukup untuk melakukan bermacam-
macam pekerjaan dalam satu hari. Untuk orang Indonesia energi paling
banyak diperoleh dari nasi (beras yang dimasak). Sedangkan orang Amerika
dan Eropa biasanya keperluan karbohidrat mereka dapatkan dari roti
(olahan gandum).

Selain energi yang terkandung dalam makanan untuk keperluan


kelangsungan hidup manusia, ternyata energi lain yang sangat
mempengaruhi kehidupan kita adalah energi listrik. Coba bayangkan

40
Unit Pembelajaran

sekarang ini jika kita tidak mendapat pasokan listrik yang cukup dari PLN
atau sering mendapat pemadaman bergilir. Betapa kesalnya kita saat
menunggu listrik yang padam untuk berfungsi kembali, karena semua
peralatan rumah tangga memerlukan energi listrik seperti televisi, kulkas,
rice cooker, AC, kipas angin dan banyak lagi peralatan listrik lainnya.

Ahli fisika Inggris, James Prescott Joule adalah penemu hukum kekekalan
energi. Pada hukum ini disebutkan bahwa ‘energi hanya dapat dipindahkan
tetapi tidak bisa diciptakan ataupun dimusnahkan’ atau yang kita sering
dengar dengan istilah transfer energi. Jika orang awam yang bukan ilmuwan
mungkin agak bingung dengan pernyataan di atas. Apaka benar energi itu
tidak bisa diciptakan atau dihilangkan, sedangkan kita sendiri harus makan
dengan rutin untuk memperoleh pasokan energi yang habis akibat
melakukan berbagai kegiatan. Energi itu tidak hilang atau diciptakan tetapi
hanya berpindah, contohnya sewaktu kita makan berarti kita memindahkan
energi yang terkandung dalam makanan tersebut ke dalam tubuh kita. Energi
listrik baterai yang habis karena pemakaian peralatan listrik juga adalah
proses pemindahan energi, misalnya kipas angin mengubah energi listrik
menjadi energi gerak, lampu mengubah energi listrik menjadi energi cahaya.
Setrika mengubah energi listrik menjadi energi panas.

Jadi jika tidak ada energi listrik yang dapat diubah oleh peralatan tersebut.
maka peralatan listrik tersebut tidak bisa melakukan usaha apa-apa.

(Sumber : smartinyourhand.blogspot.com)

Pada aktivitas pembelajaran 1 ini Saudara akan melakukan aktivitas berikut:


1) Mengidentifikasi bentuk-bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari (C1),
2) Menjelaskan konsep usaha (kerja) serta penerapannya dalam peristiwa
sehari-hari dalam peristiwa sehari-hari (C2), 3) Menganalisis konsep usaha dan
energi serta penerapannya dalam peristiwa sehari-hari (C4), 4) Mengumpulkan

41
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

informasi masalah gerak yang berkaitan dengan konsep energi (P1) ; 5)


Merancang langkah-langkah penyelidikan konsep usaha atau energi (P2)

Aktivitas pembelajaran ini untuk mencapai indikator 3.9.1, 3.9.2, 3.9.4, 4.9.1
dan 4.9.2 yang dilakukan dengan pendekatan saintifik yang meliputi
aktivitas: 1) mengamati; 2) menanya; 3) mengumpulkan informasi; 4)
mengasosiasi; dan 5) mengomunikasikan.

 Tujuan Aktivitas Pembelajaran:


Setelah melakukan aktivitas, diharapkan peserta didik mampu:
a. Mengamati contoh-contoh usaha, bentuk energi dan konsep usaha dan
energi dalam kehidupan sehari-hari
b. Mengidentifikasi variabel-variabel usaha dan energi
c. Mengumpulkan informasi tentang konsep usaha dan energi
d. Diskusi untuk mengolah informasi (membandingkan, memahami,
menyimpulkan)
e. Mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas mengenai konsep usaha
dan energi

 Estimasi Waktu, Media, Alat dan Bahan


Estimasi watu : 2 x 45 Menit
Media : 1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD 1)
2. Bahan tayang slide video pembelajaran
Alat dan bahan : 1. LCD 1 buah
2. Beberapa video pembelajaran tentang usaha dan
energi

 Aktivitas Inti yang Saudara Lakukan:


a. Mengatur tempat duduk siswa dan membaginya menjadi beberapa
kelompok (5-6 orang/kelompok).

42
Unit Pembelajaran

b. Membagikan LKPD 1 kepada setiap peserta didik.


c. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan cara menggunakan LKPD 1.
d. Peserta didik mengamati contoh-conto gerak benda yang mengandung
usaha positif, usaha negatif, usaha nol, usaha di bidang datar, dan bidang
miring (Stimulation)
e. Peserta didik berdiskusi untuk menggali konsep usaha secara mendalam
seperti hal-hal apa yang memengaruhi besarnya usaha hingga
menentukan rumusan masalah (Problem statement)
f. Mengumpulkan data/informasi dari aktivitas percobaan menggunakan
bidang miring (menyusun data pada tabel), meyusun langkah percobaan
(Data collecting)
g. Membandingkan, menganalisis kecenderungan, dan mengerja-kan
simulasi di LKPD, dan mengambil kesimpulan (Data processing)
h. Berdiskusi dengan guru dan menggali informasi dari buku untuk
membandingkan kesimpulan sementara dengan kebenaran
konsep(Verification)
i. Memperbaiki kesimpulan dan menarik kesimpulan akhir (Generalization)

2. Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-2

Pada aktivitas pembelajaran 2 ini Saudara akan melakukan aktivitas berikut:


1) Berdiskusi tentang hubungan usaha dan perubahan energi serta
penerapannya dalam peristiwa sehari-hari ; 2) Merancang langkah-langkah
penyelidikan untuk menjawab hipotesis (menentukan variabel yang akan
diamati, membuat format tabel, membuat sumbu grafik) ; 3) Melakukan
penyelidikan dan menganlisis hasilnya ; 4) Membuat kesimpulan hubungan
usaha dan perubahan energi ; 5) Menganalisis data hasil percobaan, dan 6)
Menyimpulkan hasil analisis
Aktivitas pembelajaran ini untuk mencapai indikator 3.9.3 dan 3.9.6 yang
dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran guided inquiry (inkuiri
terbimbing).

43
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tujuan Aktivitas Pembelajaran


Setelah melakukan aktivitas, diharapkan peserta didik mampu:
a. Menentukan permasalahan untuk menyelidiki hubungan antara usaha
dengan perubahan energi
b. Mengajukan hipotesis untuk menyelidiki hubungan usaha dengan
perubahan energi
c. Merancang langkah-langkah percobaan untuk menyelidiki hubungan
usaha dengan perubahan energi
d. Menentukan alat-alat dan bahan yang dibutuhkan untuk penyelidikan.
e. Merangkai alat-alat yang akan digunakan untuk proses penyelidikan.
f. Membaca alat ukur dengan benar pada saat proses penyelidikan
berlangsung.
g. Mengelompokan data ke dalam tabel.
h. Mengubah data tabel ke dalam bentuk grafik.
i. Menganalisis data yang diperoleh untuk mendapatkan makna fisis.
j. Merumuskan hubungan usaha dan perubahan energi berdasarkan hasil
analisis.
k. Membuat kesimpulan hubungan usaha dan perubahan energi

 Estimasi Waktu, Media, Alat dan Bahan


Estimasi watu : 2 x 45 Menit
Media : Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD 2)
Alat dan bahan : 1. Bola bekel 1 buah
2. Bola tenis 1 buah
3. Bola pingpong 1 buah
4. Beban dari kayu 1 buah
5. Alat pengukur usaha 1 buah
6. Mistar (panjang 100 cm)1 buah

44
Unit Pembelajaran

7. Stopwatch digital

 Aktivitas Inti yang Saudara Lakukan:


a. Mengatur tempat duduk siswa dan membaginya menjadi beberapa
kelompok (5-6 orang/kelompok).
b. Membagikan LKPD 2 kepada setiap kelompok (1 buah LKPD/kelompok).
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan cara menggunakan LKPD 2.
d. Peserta didik mengamati contoh-contoh fenomena benda yang mengandung
energi potensial dan kinetik (Stimulation)
e. Peserta didik berdiskusi untuk menggali konsep energi kinetik dan potensial,
khususnya energi potensial pegas secara mendalam seperti hal-hal apa yang
memengaruhi besarnya energi potensial pegas hingga menentukan rumusan
masalah (Problem statement)
f. Mengumpulkan data/informasi dari aktivitas percobaan menggunakan sistem
pegas (membuat tabel dan menyusun langkah percobaan) (Data collecting)
g. Membandingkan, menganalisis kecenderungan, membuat grafik, dan
mengambil kesimpulan (Data processing)
h. Berdiskusi dengan guru dan menggali informasi dari buku untuk
membandingkan kesimpulan sementara dengan kebenaran
konsep(Verification)
i. Memperbaiki kesimpulan dan menarik kesimpulan akhir (Generalization)

3. Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-3

Pada aktivitas pembelajaran 3 ini Saudara akan melakukan aktivitas yang


sama dengan pembelajaran 2 namun materinya berbeda yaitu hukum
kekekalan energi mekanik, maka aktivitasnya adalah: 1) Menerapkan hukum
kekekalan energi serta penerapannya dalam peristiwa sehari-hari (C3) 2)
Menganalis hukum kekekalan energi serta penerapannya dalam peristiwa
sehari-hari, 3) Menyimpulkan hasil hukum kekekalan energi serta

45
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

penerapannya dalam peristiwa sehari-hari (C5), 4) Menyajikan data hasil


penelitian tentang hukum kekekalan energi

Aktivitas pembelajaran ini untuk mencapai indikator 3.9.4, 3.9.7 dan 4.9.4
Tujuan Aktivitas Pembelajaran :
Setelah melakukan aktivitas, diharapkan peserta mampu :
a. Berdiskusi tentang hukum kekekalan energi untuk menentukan rumusan
permasalahan
b. Mengarahkan untuk mengajukan hipotesis
c. Merancang langkah-langkah penyelidikan untuk menjawab hipotesis
(menentukan variabel yang akan diamati, membuat format tabel,
membuat sumbu grafik)
d. Melakukan penyelidikan dan menganalisis hasilnya
e. Membuat kesimpulan hukum kekekalan energi

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran : 2 x 45 Menit. (Data Collection, Data


Processing, Verification, dan Generalization)

Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah :


Apa yang Saudara lakukan :
a. Peserta didik mengemukakan kembali rumusan masalah yang sudah
ditemukan pada pertemuan sebelumnya
b. Membagikan LKPD 3. Menyelidiki hukum kekekalan energi mekanik,
peserta didik diminta untuk mempelajarinya terlebih dahulu
c. Memfasilitasi peserta didik untuk bekerja secara berkelompok
menyelidiki hukum kekekalan energi mekanik
d. Bagian ini dilewati karen sudah disampaikan di pertemuan 1 dan 2
(Stimulation)

46
Unit Pembelajaran

e. Peserta didik berdiskusi untuk menentukan permasalahan atau hal-


hal yang akan digali terkait hubungan usaha dengan energi dan
hukum kekekalan energi mekanik (Problem statement)
f. Mengumpulkan data/informasi dari aktivitas percobaan
menggunakan bidang miring (membuat tabel dan menyusun langkah
percobaan) (Data collecting)
g. Membandingkan, menganalisis kecenderungan, membuat grafik,
mengaitkan energi dengan daya dan mengambil kesimpulan (Data
processing)
h. Berdiskusi dengan guru dan menggali informasi dari buku untuk
membandingkan kesimpulan sementara dengan kebenaran
konsep(Verification)
i. Memperbaiki kesimpulan dan menarik kesimpulan akhir
(Generalization)

47
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Lembar Kerja Peserta Didik

LKPD 1: Usaha dan energi

Tujuan : Mempelajari bentuk energi, usaha dan energi


Jawablah pertanyaan di bawah ini pada kotak yang disediakan
berdasarkan aktivitas pembelajaran yang saudara lakukan!
1. Berdasarkan pengamatan contoh-contoh gerak benda, peristiwa
manakah yang mengandung usaha positif, usaha negatif, usaha nol,
usaha di bidang datar, dan bidang miring

2. Berdasarkan hasil diskusi, hal-hal apa yang memengaruhi besarnya


usaha, kemudian tentukan rumusan masalahnya!

3. Tentukan variabel-variabel apa yang harus diamati!

4. Susunlah langkah-langkah percobaan

5. Buatlah rancangan tabel tentang variabel-variabel yang akan diukur!

48
Unit Pembelajaran

6. Buatlah prediksi grafik hubungan variabel-variabel yang telah


ditentukan di nomor 3!

7. Lakukan pengambilan data berdasarkan aktivitas pembelajaran


menggunakan bidang miring!

8. Amati kecenderungan data pada tabel mengenai perubahan nilai tiap-


tiap variabel, apa yang dapat saudara simpulkan!

9. Lakukan konfirmasi dengan bertanya pada guru dan membaca buku


sumber (paket). Bandingkan keseimpulan sementara yang saudara
dapatkan dengan kebenaran konsepnya!

49
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

10. Buatlah kesimpulan akhir

11. Pendalaman Materi. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini agar


saudara lebih memahami konsep tentang usaha. Apa yang diamksud
dengan :
a. Gaya =
b. Perpindahan =
c. Komponen gaya =
d. Usaha =
e. Usaha positif =
f. Usaha negatif =
g. Usaha nol =
12. Gunakan persamaan usaha untuk menentukan besarnya usaha yang
dilakukan oleh gaya pada setiap keadaan berikut ini!
a. Sebuah gaya sebesar 100 N yang membentuk sudut sebesar 600
terhadap arah mendatar dikerjakan pada sebuah benda yang
massanya 10 kg di atas lantai licin, sehingga benda berpindah
secara mendatar sejauh 5 m
b. Seorang pekerja mendorong benda dengan gaya mendatar 150 N
sehingga benda berpindah sejauh 5 m
c. Sebuah gaya ke atas dikerjakan pada sebuah benda yang
massanya 10 kg, sehingga benda terangkat setinggi 5 m
d. Gaya gesekan sebesar 20 N bekerja pada sebuah benda yang
massanya 10 kg sejauh 5 m

50
Unit Pembelajaran

LKPD 2. Hubungan Usaha dan Perubahan Energi

Tujuan : Mempelajari hubungan usaha dan perubahan energi

Jawablah pertanyaan di bawah ini pada kotak yang disediakan


berdasarkan aktivitas pembelajaran yang saudara lakukan!

1. Amati tayangan slide/ film dan sebutkan contoh-contoh fenomena benda


yang mengandung energi potensial dan kinetik (Stimulation)

2. Hal-hal apa yang memengaruhi besarnya energi potensial pegas hingga


menentukan rumusan masalah (Problem statement)

3. Susunlah langkah percobaan pegas atau sistem pegas kemudian kumpulkan


data/informasi dari aktivitas percobaan tersebut!

4. Buatlah grafik, dan bagaimana kesimpulannya?

5. Buatlah kesimpulan sementara dan bandingkan dengan kebenaran konsep!

6. Bagaimanakah kesimpulan akhirnya?

51
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

LKPD 3. Hukum Kekekalan Energi

Tujuan : Mempelajari energi konetik, energi potensial dan hukum kekekalan


energi mekanik

Jawablah pertanyaan di bawah ini pada kotak yang disediakan


berdasarkan aktivitas pembelajaran yang saudara lakukan
1. Diskusikan untuk permasalahan atau hal-hal yang akan digali terkait
hubungan usaha dengan energi dan hukum kekekalan energi mekanik!

2. Susun langkah aktivitas percobaan menggunakan bidang miring , buatlah


data dan tabel!

3. Buatlah grafik dengan mengaitkan energi dengan daya!

4. Buatlah kesimpulan sementar, kemudian bandingkan dengan kebenaran


konsep(Verification)

5. Buatlah kesimpulan akhir!

52
Unit Pembelajaran

C. Bahan Bacaan

1. Usaha dan Energi

Pada bab ini akan kita bahas tentang usaha dan energi, hal-hal yang dapat
menghasilkan usaha, dan usaha yang berkaitan dengan perubahan energi.
Usaha yang dilakukan sama dengan perubahan energi kinetik dan perubahan
energi potensial. Selain energi kinetik terdapat energi potensial. Energi
kinetik dan energi potensial membentuk energi mekanik. Energi mekanik
akan kekal pada sistem yang konservatif. Kita mengenalnya sebagai hukum
kekekalan energi mekanik. Dengan menggunakan hukum kekekalan energi
mekanik ini kita dapat menganalisis gerak dalam kehidupan sehari-hari.

Apakah usaha itu? Kita sering mendengar istilah usaha, misalnya usaha yang
dilakukan Ahmad untuk mendorong peti sebesar 10 Joule. Pengertian usaha
dalam Fisika berbeda dengan usaha yang digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Usaha dapat dihasilkan oleh gaya yang konstan, dan juga gaya yang
tidak konstan.

Usaha oleh Gaya Konstan

Ahmad mendorong sebuah balok. Ia memberika gaya konstan sebesar F


newton, ternyata balok bergeser sejauh s meter searah dengan F. Kita bisa
menghitung besarnya usaha W adalah :

Gambar 13. Usaha yang dilakukan benda


Sumber: alijabbar.wordpress.com

53
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

W = F cos α . s
W = Usaha yang dilakukan benda (joule)
F = Gaya yang diberikan pada benda (newton)
α = Sudut antara gaya yang diberikan terhadap arah perpindahan
s = Perpindahan benda (m)

Apabila pergeseran tidak searah dengan arah perpindahan benda, maka


yang akan kita gunakan adalah komponen gaya pada arah perpindahan.
Masih ingatkah Anda tentang perkalian skalar antara dua buah vektor? Gaya
adalah besaran vektor dan perpindahan juga besaran vektor.

Usaha adalah besaran skalar. Usaha adalah perkalian skalar antara vektor
gaya dengan vektor perpindahan.

Besarnya usaha yang dilakukan oleh gaya ditentukan oleh besarnya sudut
antara arah gaya dengan perpindahan benda. Berikut ini beberapa keadaan
istimewa yang berhubungan dengan arah gaya dan perpindahan benda.

a. Jika α = 00 berarti gaya F searah dengan arah perpindahan. Karena cos 00 =


1, maka usaha yang dilakukan W = F.s

b. Jika α = 900 berarti gaya F tegak lurus dengan arah perpindahan. Karena
cos 90 = 0 , maka usaha yang dilakukan W = 0. Gaya tidak menghasilkan
usaha.

c. Jika α = 1800 berarti gaya F berlawanan dengan arah perpindahan. Karena


cos 1800 = - 1 , maka usaha yang dilakukan W = - F.s.

d. Jika s = 0, berarti gaya tidak menyebabkan benda berpindah, maka W = 0.

54
Unit Pembelajaran

1. Usaha oleh Berbagai Gaya

Gambar 14. Usaha oleh berbagai gaya


Sumber: gurumuda.net

Gambar 32 menunjukkan sebuah benda yang dipengaruhi oleh beberapa


gaya yang bertitik tangkap sama, sehingga benda berpindah sejauh s pada
arah horizontal.

W total = ∑ 𝐹 . 𝑠

W total = (F – fk) . s

W total = (F cos ϴ - fk) . s

2. Menghitung Usaha dengan Grafik

Gambar 15. Grafik gaya terhadap perpindahan


Sumber: fisikastudycenter.com

Usaha yang dilakukan oleh sebuah gaya dapat dilukiskan secara grafik yaitu
dengan menarik garis komponen F (gaya) sebagai fungsi s (perpindahan).
Luas daerah yang diarsir di bawah grafik F – s menyatakan usaha yang
dilakukan oleh gaya sebesar F untuk benda berpindah sejauh s.

W = luas daerah di bawah grafik gaya terhadap perpindahan

55
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2. Energi dan Daya

Energi

Pengertian energi dalam fisika adalah kemampuan untuk melakukan usaha


(kerja). Energi merupakan suatu besaran fisika yang dapat diubah dari satu
bentuk menjadi bentuk yang lain. Namun energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan. Hal ini sesuai dengan “Hukum Kekekalan Energi” yang
berbunyi bahwa energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, namun
energi hanya bisa berubah bentuk dari satu bentuk energi menjadi energi
bentuk yang lain

Energi terbesar adalah energi matahari. Allah telah menciptakan matahari


khusus untuk kesejahteraan umat manusia. Jarak matahari ke bumi sejauh
149.600 juta km memungkinkan energi panas yang diterima manusia di bumi
tidak membahayakan. Energi panas dari matahari sangat bermanfaat bagi
bumi dan dapat menghasilkan energi bentuk lain di permukaan bumi ini
seperti energi kimia, energi listrik, energi bunyi dan energi kinetik.

Energi Potensial

Gambar 16. Energi potensial karena kedudukannya


Sumber: sainsmini.blogspot.com

Energi potensial didefinisikan sebagai energi yang dimiliki benda karena


keadaan atau kedudukan (posisinya). Energi potensial juga didefinisikan

56
Unit Pembelajaran

sebagai energi yang tersimpan dalam suatu benda. Misalnya, energi kimia
dan energi listrik. Contoh energi kimia adalah energi minyak bumi dan energi
nuklir.

Energi potensial gravitasi

Energi potensial gravitasi didefinisikan sebagai energi yang dimiliki benda


karena kedudukan ketinggian dari benda lain. Secara matematis, dirumuskan
sebagai berikut.

EP = m . g . h

EP = energi potensial gravitasi (joule)

m = massa benda (kg)

g = percepatan gravitasi (ms-2)

h = ketinggian terhadap acuan (m)

Energi potensial pegas

Gambar 17. Grafik hubungan antara gaya dan pertambahan panjang


Sumber: wardayacollege.com

Energi potensial pegas dapat ditentukan dari grafik gaya pegas (F) terhadap
pertambahan panjang pegas (∆x)

EP = luas daerah di bawah grafik F terhadap ∆x

57
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Energi potensial pegas secara matematis dirumuskan dengan :

𝟏
EP = . k. ∆x2
𝟐

Keterangan :

EP = energi potensial pegas (joule)

k = konstanta gaya pegas (Nm-1)

∆ x = pertambahan panjang pegas (m)

Energi kinetik

Energi kinetik didefinisikan sebagai energi yang dimiliki oleh benda karena
geraknya. Semakin cepat benda bergerak, maka makin besar energi kinetik
yang dimilikinya.

Berdasarkan hukum II Newton, F = m . a dan pada persamaan gerak lurus


berubah beraturan dengan kecepatan awal = 0, v2 = 2 . a . s, sehingga
besarnya usaha :

𝟐 𝟏
W = F . s = (m . a) . (𝒗𝟐𝒂) = m . v2
𝟐

W adalah usaha yang diperlukan oleh gaya F untuk mengubah kecepatan


benda. Besarnya usaha ini sama dengan energi kinetik yang dimiliki benda
pada saat kecepatannya v. Energi kinetik dirumuskan dengan :

𝟏
EK = m . v2
𝟐

EK = energi kinetik (joule)

m = massa benda (kg)

v = kecepatan benda (ms-1)

58
Unit Pembelajaran

Daya

Daya didefinisikan sebagai kecepatan melakukan usaha atau kemampuan


untuk melakukan usaha tiap satuan waktu.

Daya dirumuskan dengan persamaan :

𝑾
P =
𝒕

𝑭.∆𝒙
P = =F.𝒗

𝒕

Keterangan :

P = daya (Js-1 = watt)

W = usaha (joule)

t = waktu (s)

∆ x = perpindahan (m)

⃗ = kecepatan (ms-1)
𝒗

Efisiensi konverter energi dirumuskan dengan :

𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒂𝒏
𝜼 = x 100 %
𝒎𝒂𝒔𝒖𝒌𝒂𝒏

η = efisiensi konverter

59
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3. Hubungan Energi dan Usaha

Gambar 18. Balok mengalami perpindahan dan perubahan kecepatan


Sumber: yukjagofisika.blogspot.com

Balok bermassa m bergerak dengan kecepatan awal v0. Karena pengaruh


gaya F , maka balok setelah t sekon kecepatannya menjadi vt dan berpindah
sejauh s.

W=F.s=m.a.s

1 1
W = m . vt2 - m . v02
2 2

Hubungan tersebut secara fisis dikatakan bahwa usahayang dilakukan oleh


gaya sama dengan perubahan energi kinetik benda.

Perhatikan gambar 18 untuk memahami hubungan antara usaha dan energi


potensial.

W =m.g.h

W = m . g . (h1 – h2)

W = m . g . h1 – m . g . h2

W = EP1 – EP2

W = ∆ EP

Besarnya energi potensial gravitasi sama dengan energi potensial akhir


dikurangi energi potensial mula-mula.

60
Unit Pembelajaran

Persamaan ini menyatakan bahwa usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi
sama dengan minus perubahan energi potensial gravitasi.

4. Hukum Kekekalan Energi Mekanik

Hukum kekekalan energi mekanik dirumuskan dengan EMA = EMB. Hal ini
berarti bahwa jumlah energi mekanik benda yang dipengaruhi oleh gaya
gravitasi adalah tetap. Energi mekanik didefinisikan sebagai penjumlahan
antara energi kinetik dan energi potensial.

Hukum Kekekalan Energi Mekanik

Sebuah benda yang dilempar ke atas akan memiliki energi potensial dan
energi kinetik. Energi potensial dimiliki karena ketinggiannya, sedangkan
energi kinetik karena geraknya. Makin tinggi benda tersebut terlempar ke
atas, makin besar energi potensialnya. Namun, makin kecil energi kinetiknya.
Pada ketinggian maksimal, benda mempunyai energi potensial tertinggi dan
energi kinetik terendah yaitu 0.

Untuk lebih memahami energi kinetik perhatikan sebuah bola yang dilempar
ke atas. Kecepatan bola yang dilempar ke atas makin lama makin berkurang.
Makin tinggi kedudukan bola (energi potensial gravitasi makin besar), makin
kecil kecepatannya (energi kinetik bola makin kecil). Saat mencapai keadaan
tertinggi, bola akan diam. Hal ini berarti energi potensial gravitasinya
maksimum, namun energi kinetiknya minimun (v = 0).

Pada waktu bola mulai jatuh, kecepatannya mulai bertambah (energi


kinetiknya bertambah) dan tingginya berkurang (energi potensial gravitasi
berkurang). Berdasarkan kejadian di atas, seolah terjadi semacam

61
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

pertukaran energi antara energi kinetik dan energi potensial gravitasi.


Apakah hukum kekekalan energi mekanik berlaku dalam hal ini?

Analisa Hukum Kekekalan Energi Mekanik

Saat benda jatuh, makin berkurang ketinggiannya makin kecil energi


potensialnya, sedangkan energi kinetiknya makin besar. Ketika benda
mencapai titik terendah, energi potensialnya terkecil dan energi kinetiknya
terbesar. Mengapa demikian?

Hukum Kekekalan Energi Mekanik Bola yang Jatuh dari Ketinggian h.

Gambar 19. Bola yang jatuh dari ketinggian h


Sumber: fisikazone.com

Perhatikan gambar 19, ketika sebuah bola berada pada ketinggian h, maka
energi potensial di titik A adalah EPA = m · g · h, sedangkan energi kinetiknya
1
EKA = m v2
2

62
Unit Pembelajaran

Karena v = 0, maka EKA = 0. Jumlah antara energi potensial di titik A dan


energi kinetik di titik A sama dengan energi mekanik. Besarnya energi
mekanik adalah:

EMA = EPA + EKA

EMA = mgh + 0

EMA = mgh

Misalnya, dalam waktu t sekon bola jatuh sejauh h1 (titik B), sehingga jarak
bola dari tanah adalah h – h1. Energi potensial bola di titik B adalah

EPB = mg(h – h1).

Dari titik A ke titik B ternyata energi potensialnya berkurang sebesar m g h1.


Sedangkan, energi kinetik saat bola di B adalah sebagai berikut.

Saat bola jatuh setinggi h1 , bola bergerak berubah beraturan dengan


kecepatan awal nol.

Kecepatan benda tersebut adalah:

v = vo + g · t ——– (vo = 0)

EKB = m . g . h1

63
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Jumlah energi kinetik dan energi potensial setelah benda jatuh sejauh h1 (di
titik B) adalah sebagai berikut.

EMB = EKB + EPB

EMB = mgh1 + (mgh – mgh1)

E = mgh

Jadi, energi mekanik di titik B adalah EMB = mgh

Berdasarkan perhitungan menunjukkan energi mekanik di titik A besarnya


sama dengan energi mekanik di titik B (EMA = EMB).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa jumlah energi mekanik benda yang


dipengaruhi oleh gaya gravitasi adalah tetap.

64
Unit Pembelajaran

PENGEMBANGAN PENILAIAN

Bagian ini memuat contoh soal-soal topik usaha dan energi yang muncul di
UN tiga tahun terakhir dan kurang berhasil dijawab oleh peserta didik. Selain
itu, bagian ini memuat pembahasan tentang cara mengembangkan soal HOTS
yang disajikan dalam bentuk pemodelan, sehingga dapat dijadikan acuan oleh
saudara ketika mengembangkan soal topik ini. Saudara perlu mencermati
dengan baik bagian ini, sehingga saudara dapat terampil mengembangkan
soal yang mengacu pada indikator pencapaian kompetensi yang termasuk
HOTS.

A. Pembahasan Soal-soal

Soal Usaha, Energi dan Perubahannya

1. Balok massanya m berada pada pada bidang datar licin. Balok dalam
keadaan diamdi posisi (1) dan ditarik oleh gaya F sampai di posisi (2)
dalam selang waktu t seperti gambar.

Dengan memvariasikan massa dan gaya diperoleh data :


No. Massa (kg) Gaya (N) t (s)
1 12 3 4
2 16 4 3
3 20 5 2
4 24 6 1
Dari tabel di atas, usaha yang dilakukan benda dari yang terbesar ke yang
terkecil adalah .....
A. 1, 4, 3, 2
B. 1, 3, 2, 4
C. 1, 3, 4, 2
D. 2, 3, 1, 4
E. 1, 2, 3, 4

65
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kunci Jawaban : E
Pembahasan :
Ada 2 alternatif menghitung usaha yang dilakukan benda yaitu :
1) W = F . s
1
2) W = ∆ EK = m . v2
2

No. 1
𝐹 3 1
a = = = ms-2
𝑚 12 4

v = a . t = ¼ . 4 = 1 ms-1
1 1 1
s = a . t 2 = . . 42 = 2 m
2 2 4

W = F . s = 3 . 2 = 6 joule
1 1
W = ∆ EK = m . v2 = 12 . 12 = 6 joule
2 2

W = 6 joule
No. 2 ; W = 4,5 joule
No. 3 ; W = 2,5 joule
No.4 ; W = 0,75 joule

Soal Usaha, Energi dan Perubahannya


2. Anak panah dikaitkan pada tali busur, kemudian ditarik ke belakang
dengan gaya 20 N, sehingga tali busur meregang pada jarak 20 cm.
Gesekan udara diabaikan, massa anak panah 250 gram, maka kecepatan
anak panah saat melesat dari busur adalah ..... ms-1
A. 10
B. 5√3
C. 5
D. 4√2
E. 4
Kunci Jawaban : D

66
Unit Pembelajaran

Pembahasan :

W = EP = ∆ EK
F . ∆x = ½ m . V2
20 x 0,2 = ½ x 0,250 x V2
V2 = 32
V = 4√2 ms-1

Soal Usaha, Energi dan Perubahannya


3. Perhatikan gambar berikut!

Dua buah benda menuruni lintasan dari titik A. Massa benda pertama m1 =
5 kg dan benda ke dua m2 = 15 kg. Jika percepatan gravitasi g = 10 ms-2,
maka perbandingan energi kinetik EK1 : EK2 di titik B adalah .....

A. 1 : 2
B. 1 : 3
C. 1 : 9
D. 2 : 1
E. 3 : 1
Kunci Jawaban : B
Pembahasan :
EK1 = EM1 - EP1 = (5 x 10 x 40) – (5 x 10 x 30) = 2.000 – 1.500 = 500
joule
EK2 = EM2 - EP2 = (15 x 10 x 40) – (15 x 10 x 30) = 6.000 – 4.500 = 1.500
joule

67
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Jadi, perbandingan EK1 : EK2 = 500 : 1.500 = 1 : 3


atau
𝐸𝐾1 𝑚1 . 𝑔. (ℎ𝐴 − ℎ𝐵 ) 5 1
= = =
𝐸𝐾2 𝑚2 . 𝑔 (ℎ𝐴 − ℎ𝐵 ) 15 3

Soal Hukum Kekekalan Energi Mekanik

1. Perhatikan gambar! Sebuah bola sedang meluncur menuruni lintasan licin.


Bila laju bola di titik A sama dengan 6 ms-1 dan g = 10 ms-2, maka laju bola
di titik B adalah .....

A. √92
B. √52
C. √65
D. √95
E. √128
Kunci Jawaban : A
Pembahasan :
EMB = EMA
EPB + EKB = EPA + EKA
m . g . h1 + 0 = m . g . h2 + ½ m . v2
m . g (h1 – h2) = ½ m . v2
v = √2 . 𝑔 (ℎ1 − ℎ2 )

v = √2.10(5,6 − 1)

v = √92 ms-1

68
Unit Pembelajaran

2. Sebuah benda ditembakkan miring ke atas dengan sudut elevasi 600.


Benda tersebut memiliki energi kinetik 400 joule. Jika g = 10 ms-2, maka
energi kinetik pada saat mencapai titik tertinggi adalah ..... joule

A. 25
B. 50
C. 100
D. 150
E. 200
Kunci Jawaban : C
Pembahasan :
Ekt = ½ m (½ Vo)²
Ekt = ¼ (½ m Vo²)
Ek = ¼ • 400
Ekt = 100 J

3. Sebuah bola dengan massa 2 kg jatuh bebas dari posisi A seperti pada
gambar.

Ketika bola sampai di titik B, besar energi kinetik sama dengan 2 kali
energi potensial. Tinggi titik B dari tanah adalah ..... m (g = 10 ms-2)
A. 80
B. 70
C. 60

69
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

D. 40
E. 30
Kunci Jawaban : E
Pembahasan :

EMA = EMB
EKᴀ + EPᴀ = EKʙ + EPʙ
0 + m . g . hᴀ = 2 𝐸𝑃𝐵 + 𝐸𝑃𝐵
m . g .hᴀ = 3 𝐸𝑃𝐵
m . g . hᴀ = 3(m . g . hʙ)
2 • 10 • 90 = 3(2 • 10 • hʙ)
90 = 3hʙ

hʙ =
hʙ = 30 m

B. Pengembangan Soal HOTS

Pada bagian ini akan dimodelkan pembuatan soal yang memenuhi indikator
pencapaian kompetensi yang diturunkan dari kompetensi dasar
pengetahuan. Pengembangan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi agar
Saudara dapat melihat kesesuaian antara kompetensi, lingkup materi, dan
indikator soal. Selanjutnya, dilakukan penyusunan soal di kartu soal
berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun sebelumnya. Contoh soal yang
disajikan terutama untuk mengukur indikator kunci pada level kognitif yang
tergolong HOTS.

No Kompetensi Lingkup Materi Indikator No Level Bentuk


yang diuji Materi Soal Kognitif Soal

70
Unit Pembelajaran

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis
: SMA Kurikulum : 2013
Sekolah
Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata
: Fisika Nama Penyusun : Drs. Ade Sukarna, M.Pd.
Pelajaran
KOMPETENSI Buku Pengetahuan/
DASAR Sumber : Pemahaman
Aplikasi
√ Penalaran
Menganalisis konsep RUMUSAN BUTIR SOAL
energi, usaha (kerja),
hubungan usaha
(kerja) dan Nomor
perubahan energi, Soal
hukum kekekalan
energi, serta
1
penerapannya dalam
peristiwa sehari-hari
LINGKUP MATERI
Konsep Energi dan
Usaha
MATERI

"energi, Kunci Seorang mahasiswi melakukan percobaan


usaha (kerja), Jawaban sederhana sebagai berikut. Pada percobaan
hubungan usaha
(kerja) dan
pertama, ia menarik benda dengan gaya F pada
perubahan energi, permukaan datar tanpa gesekan sehingga
hukum kekekalan mempercepat benda dari diam sampai mencapai
energi, sumber kelajuan v. Pada percobaan kedua, ia
energi dan mempercepat dengan gaya yang sama sehingga ia
dampaknya
bagi kehidupan," mendapati bahwa perbandingan usaha yang
dilakukan pada percobaan kedua terhadap
INDIKATOR SOAL
percobaan pertama adalah 3 : 1.
Disajikan gambar Dengan demikian pada percobaan kedua, ia
oeang menarik
benda dengan gaya F mempercepat dari ….
pada permukaan A. v menjadi 2v
datar tanpa gesekan, B. v menjadi 3v
peserta didik dapat C. 2v menjadi 3v
menganalisis
perubahan kecepatan
D. 3v menjadi 4v
jika perbandingan E. 2 v menjadi 4v
usaha pada kedua
percobaan diketahui

71
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMP Kurikulum : 2013


Kelas : VIII Bentuk Soal : Uraian
Mata Pelajaran : IPA Nama Penyusun :

KOMPETENSI Buku Sumber Pengetahuan/


DASAR : Pemahaman
Aplikasi
√ Penalaran

RUMUSAN BUTIR SOAL


Nomor
Soal

LINGKUP MATERI 2

MATERI

Kunci .
Jawaban Benda dilepas dari titik A menempuh lintasan ABCDEF,
menumbuk pegas tak bermassa di titik E dan berhenti di titik F.
Lintasan BC dan DEF licin, lintasan CD kasar. Usaha yang
INDIKATOR SOAL
dilakukan oleh gaya gesek pada sistem adalah ….
A. selisih energi kinetik di titik E dan energi potensial pegas
maksimum
B. selisih energi mekanik di titik A dan energi kinetik di titik C
C. selisih energi kinetik di titik E dan energi kinetik di titik C
D. sama dengan perubahan energi kinetik dari A ke E

Benda dilepas dari titik A menempuh lintasan ABCDEF, menumbuk pegas tak
bermassa di titik E dan berhenti di titik F. Lintasan BC dan DEF licin, lintasan
CD kasar. Usaha yang dilakukan oleh gaya gesek pada sistem adalah ….
A. selisih energi kinetik di titik E dan energi potensial pegas maksimum
B. selisih energi mekanik di titik A dan energi kinetik di titik C
C. selisih energi kinetik di titik E dan energi kinetik di titik C
D. sama dengan perubahan energi kinetik dari A ke E

72
Unit Pembelajaran

C. Refleksi Pembelajaran

Pada bagian ini Saudara akan melaksanakan refleksi dalam proses


pembelajaran materi usaha dan energi. Refleksi pembelajaran dilakukan
dengan melihat kesesuaian antara proses pembelajaran, peserta didik,
penilaian, dan ketercapaian KD.

1. Apakah kegiatan membuka pelajaran dapat mengarahkan dan


mempersiapkan peserta didik mengikuti pelajaran dengan baik ?
2. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap materi/bahan ajar yang disajikan
sesuai dengan yang diharapkan? (Apakah materi terlalu tinggi, terlalu
rendah, atau sudah sesuai dengan kemampuan awal peserta didik?)
3. Bagaimana respons Saudara terhadap media pembelajaran yang
digunakan? (Apakah media sesuai dan mempermudah peserta didik
menguasai kompetensi/materi yang diajarkan?)
4. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap aktivitas pembelajaran yang telah
dirancang ?
5. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap pendekatan, model pembelajaran,
metode, dan teknik pembelajaran yang digunakan ?
6. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap teknik pengelolaan kelas yang
akan dilakukan (perlakuan guru terhadap peserta didik dalam mengatasi
masalah dan memotivasi peserta didik)?
7. Apakah Saudara dapat menangkap penjelasan/instruksi yang diberikan
pada bagian aktivitas pembelajaran ?
8. Bagaimanakah tanggapan Saudara terhadap latihan atau penilaian yang
dikembangkan ?
9. Apakah Saudara telah mencapai penguasaaan kemampuan pembelajaran
yang telah dikembangkan ?
10. Apakah kegiatan menutup pelajaran yang dikembangkan dapat
meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap meteri pelajaran?

73
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

11. Apakah Aktivitas pembelajaran yang dirancang dapat mencapai


kompetensi dasar (KD) pada meteri terpilih sebagaimana mestinya? (Jika
tidak seluruhnya, apakah Saudara akan melakukan penyesuaian aktivitas
pembelajaran pembelajaran dalam rencana pembelajaran?)
12. Apakah kelemahan-kelemahan Saudara dalam melaksanakan aktivitas
pembelajaran yang telah dirancang?
13. Apakah kekuatan Saudara atau hal-hal baik yang telah saudara capai
dalam mempelajari aktivitas pembelajaran ?

74
Unit Pembelajaran

KESIMPULAN

Unit ini dikembangkan berdasarkan pasangan KD 3.9 Menganalisis konsep


energi, usaha (kerja), hubungan usaha (kerja) dan perubahan energi, hukum
kekekalan energi, serta penerapannya dalam peristiwa sehari-hari
dan 4.9 Menerapkan metode ilmiah untuk mengajukan gagasan penyelesaian
masalah gerak dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan konsep
energi, usaha (kerja) dan hukum kekekalan energi berikut presentasi hasil
percobaan serta makna fisisnya di kelas X. Berdasarkan KD pengetahuan
dapat diketahui bahwa indikator yang dikembangkan perlu mancapai level
analisis (C4). Artinya, KD ini sudah menuntut Saudara melatihkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada peserta didik. Adapun KD
keterampilan menuntut Saudara memfasilitasi peserta didik berkreasi. Hal
ini berarti Saudara perlu memberikan ruang dan waktu kepada untuk
mengembangkan kreativitasnya

Dikuasainya keterampilan berpikir tingkat tinggi oleh peserta didik


memerlukan proses pembelajaran yang relevan. Oleh karena itu, aktivitas
pembelajaran di subtopik hubungan gaya dan getaran dalam kehidupan
sehari-hari menggunakan model discovery learning, model Problem Based
Learning dan pembelajaran saintifik, dengan metode praktik dan diskusi
melalui tiga kali pertemuan. Seperti telah diketahui, kedua model
pembelajaran ini merupakan model yang dapat membekalkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi kepada peserta didik. Ketika implementasi,
pembelajaran juga dipandu dengan menggunakan LKPD yang dirancang
untuk memudahkan penguasaan konsep sesuai tingkat kognitifnya dan
penguasaan keterampilan yang mengedepankan konstruktivisme. Artinya,
peserta didik memperoleh konsep dengan merumuskannya terlebih dahulu.

Adapun konten yang dikembangkan pada subtopik hubungan usaha dan


energi dalam kehidupan sehari hari. Subtopik ini merupakan konten yang

75
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

kaya akan pengetahuan kontekstual bagi peserta didik. Artinya, guru dapat
mendorong serta memfasilitasi peserta didik untuk menemukan fenomena di
kehidupan sehari-hari yang berkaitan subtopik ini. Sebagai contoh aplikasi
dunia nyata, Saudara dapat menyajikan fenomena kontekstual melalui
penyajian berita yang terdapat di media informasi atau.

KD pengetahuan yang kompetensinya menuntut peserta didik untuk


menganalisis sudah menunjukkan level analisis (C4). Artinya, KD ini sudah
menuntut Saudara melatihkan kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada
peserta didik. Adapun KD keterampilan menuntut Saudara memfasilitasi
peserta didik berkreasi dengan membuat tulisan. Hal ini berarti Saudara
perlu memberikan ruang dan waktu kepada untuk mengembangkan
kreativitas Topik usaha dan energi berisi sajian materi yang kontekstual.
Dalam hal ini dicontohkan dengan alat bantu angkat barang dengan teknologi
modern.

Keberadaan muatan konteks yang erat dengan kehidupan sehari-hari dapat


memotivasi guru dan peserta didik untuk belajar dan cepat memahami.

Pembelajaran di awal sangat menekankan kontekstualitas, berangkat dari


diskusi interaktif hubungan gaya dengan getaran , Peserta didik diarahkan
untuk menemukan permasalahan dari lingkungan terdekat mereka lalu
dibimbing untuk .dipecahkan melalui serangkaian kegiatan pembelajaran
model problem-based learning.

Sub unit ini dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan yang masing-masing


pertemuan terdiri dari 3 aktivitas yang bersifat berpusat kepada peserta
didik. Model Problem-based learning yang digunakan memfasilitasi peserta
didik untuk mengembangkan keterampilan saintifik dan mendorong berpikir
tingkat tinggi dalam rangka memecahkan masalah (problem solving).

76
Unit Pembelajaran

Di sub unit ini disediakan soal-soal UN terkait pencemaran lingkungan yang


muncul di ujian nasional tahun 2016 dan 2017. Disediakan pula pembahasan
soalnya sehingga memudahkan guru dan peserta didik untuk memahami
pemecahan soal tersebut dan memprediksi jenis soal yang rutin muncul di
UN. Soal sudah terkategori HOTS tapi model soal serupa setiap tahunnya,
maka guru perlu melatihkan peserta didik memahami secara mendalam
topik hubungan gaya dan getaran dalam kehidupan sehari hari, soal HOTS
yang berbeda dari soal yang pernah muncul di UN.

77
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

UMPAN BALIK

Dalam rangka mengetahui pemahaman terhadap unit ini, Saudara perlu


mengisi lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian
instrumen ini, Saudara dapat mengetahui posisi pemahaman beserta umpan
baliknya. Oleh karena itu, isilah lembar persepsi diri ini dengan objektif dan
jujur.

Lembar Persepsi Pemahaman Unit

NO Aspek Kriteria
1 2 3 4
1 Memahami indikator yang telah
dikembangkan berdasarkan
Kompetensi Dasar
2 Mampu menghubungkan konten
dengan fenomena kehidupan
sehari-hari
3 Merasa bahwa tahapan aktivitas
pembelajaran dapat
mengembangkan HOTS peserta
didik
4 Memahami tahapan aktivitas
yang disajikan dengan baik
5 Mampu dengan baik
mengaplikasikan aktivitas
pembelajaran di dalam kelas
6 Memahami dengan baik Lembar
Kerja peserta didik yang
dikembangkan

78
Unit Pembelajaran

7 Mampu melaksanakan dengan


baik Lembar Kerja peserta didik
yang dikembangkan
8 Memahami Konten secara
menyuluh dengan baik
9 Memahami prosedur penyusunan
soal HOTS dengan baik
10 Mampu membahas soal HOTS
yang disajikan dengan tepat
Jumlah
Jumlah Total

Keterangan Pedoman Penskoran

1 = tidak menguasai

1 = cukup menguasai Skor =


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
X 100
40

2 = menguasai

3 = sangat menguasai

Skor Umpan Balik

<70 Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara


membelajarkannya, mengembangkan penilian dan melaksanakan
penilaian berorientasi HOTS. Saudara membaca ulang unit ini dan
mendiskusikannya dengan dengan fasilitator di MGMP sampai
anda memahaminya

79
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

70 - 79 Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten,


cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu
mendiskusikan bagian yang belum dipahami dengan fasilitator
atau teman lain di MGMP

80 - 89 Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan


penilaian dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan
baik

≥ 90 Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan


penilian dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan
sangat baik. Saudara dapat menjadi fasilitator bagi teman-teman
lain di MGMP untuk membelajarkan unit ini.

80
Unit Pembelajaran

81
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN FISIKA


SEKOLAH MENENGAH ATAS
(SMA)

Impuls dan Momentum


Penulis:
Drs. Ade Sukarna, M.Pd.

Penyunting:
Suharto, S.Pd., M.T.

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

DAFTAR ISI
Hal

DAFTAR ISI __________________________________ 85


DAFTAR GAMBAR______________________________ 87
DAFTAR TABEL _______________________________ 88
PENDAHULUAN _______________________________ 89
KOMPETENSI DASAR ___________________________ 91
A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi _________________________________ 91
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ___________________________________________ 91
APLIKASI DI DUNIA NYATA _____________________ 94
A. Fungsi Airbag pada Kendaraan ______________________________________________ 94
B. Cara Kerja Roket ______________________________________________________________ 95
C. Peralatan Harian Penahan Benturan ________________________________________ 98
D. Aktivitas Menembak _________________________________________________________ 101
SOAL-SOAL UN/USBN _________________________ 103
A. Contoh Soal UN Tahun 2016 ________________________________________________ 103
BAHAN PEMBELAJARAN _______________________ 109
A. Aktivitas Pembelajaran ______________________________________________________ 109
Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-1 _______________________________________ 114
Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-2 _______________________________________ 116
Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-3 _______________________________________ 121
B. Lembar Kerja Peserta Didik _________________________________________________ 124
LKPD 1. Mendiskusikan konsep momentum dan impuls _____________________ 124
LKPD 2. Impuls dan Perubahan Momentum ___________________________________ 125
LKPD 3. Hukum kekekalan momentum ________________________________________ 128
C. Bahan Bacaan_________________________________________________________________ 131
1. Momentum __________________________________________________________________ 131
2. Impuls _______________________________________________________________________ 132
3. Hubungan Antara Impuls dan Momentum _______________________________ 133
4. Tumbukan __________________________________________________________________ 136

85
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

PENGEMBANGAN PENILAIAN ____________________ 140


A. Pembahasan Soal-soal ______________________________________________________ 140
B. Pengembangan Soal HOTS __________________________________________________ 147
C. Refleksi Pembelajaran ______________________________________________________ 154
KESIMPULAN ________________________________ 156
UMPAN BALIK _______________________________ 158

86
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

DAFTAR GAMBAR
Hal

Gambar 1. Kepala robot uji tertahan airbag saat terjadi benturan keras ____ 95
Gambar 2. Space Shuttle Challenger yang disiapkna tahun 1985 untuk
terbang ke angkasa yang kedua kalinya __________________________________ 98
Gambar 3. Sarung tinju dan bodyprotector ____________________________________ 99
Gambar 4. Matras beladiri _______________________________________________________ 99
Gambar 5. Helm motor __________________________________________________________ 100
Gambar 6. Gabus pembungkus barang ________________________________________ 101
Gambar 7. Instruktur dan siswa yang sedang berlatih olah raga menembak
______________________________________________________________________________ 102
Gambar 8. Berbagai contoh peristiwa momentum dan impuls ______________ 124
Gambar 9. Grafik hubungan F (gaya) terhadap waktu _______________________ 132
Gambar 10. Persamaan koefisien restitusi ____________________________________ 136
Gambar 11. Hukum kekekalan momentum ___________________________________ 137
Gambar 12. Tumbukan tidak lenting sama sekali ____________________________ 139
Gambar 13. Koefisien restitusi tumbukan tidak lenting sama sekali ________ 139

87
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

DAFTAR TABEL
Hal

Tabel 1. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi ____ Error! Bookmark not
defined.
Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan 91
Tabel 3. Desain Aktivitas Pembelajaran _______________________________________109

88
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

PENDAHULUAN
Unit ini disusun sebagai salah satu aternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memahami subtopik momentum dan impuls. Melalui pembahasan
materi yang terdapat pada unit ini, guru dapat memiliki dasar pengetahuan
untuk mengajarkan materi yang sama ke peserta didiknya yang disesuaikan
dengan
indikator yang telah disusun, dan terutama dalam memfasilitasi kemampuan
bernalar peserta didik. Selain itu, materi ini juga aplikatif untuk guru sendiri
sehingga mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam rangka memudahkan guru mempelajari konten dan cara


mengajarkannya, di dalam unit ini dimuat kompetensi dasar terkait yang
memuat target kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, bahan
bacaan tentang aplikasi subtopik usaha dan energi, soal-soal UN topik ini di
tiga tahun terakhir sebagai acuan dalam menyusun soal sejenis, deskripsi
alternatif aktivitas pembelajaran, Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang
dapat digunakan guru untuk memfasilitasi pembelajaran, bahan bacaan yang
dapat dipelajari oleh guru, maupun peserta didik, dan deskripsi prosedur
mengembangkan soal HOTS.

Komponen-komponen di dalam unit ini dikembangkan dengan tujuan agar


guru dapat dengan mudah memfasilitasi peserta didik mendeskripsikan usaha
dan energi, melakukan aktivitas pecobaan/penyelidikan, sekaligus
mendorong peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Subtopik impuls dan momentum yang dikembangkan pada bahan bacaan


terdiri atas konsep momentum dan impuls, hukum kekekalan momentum dan
tumbukan Selain itu, unit ini dilengkapi dengan tiga buah LKPD, yaitu 1)
Merumuskan peristiwa momentum ; 2) Mendiskusikan konsep momentum,
impuls, hubungan antara impuls dan momentum ; 3) Memformulasikan

89
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

konsep impuls dan momentum, keterkaitan antar keduanya serta aplikasinya


dalam kehidupan ; 4) Memodifikasi hasil pengujian penerapan hukum
kekekalan momentum.

LKPD dikembangkan secara aplikatif agar guru mudah


mengimplementasikannya di kelas.

90
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

KOMPETENSI DASAR

A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

Sub unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar


kelas X :

Tabel 1. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

No Kompetensi Dasar Target Kompetensi Kelas


3.10 Menerapkan konsep 1. Menerapkan konsep X
momentum dan momentum dalam kehidupan
impuls, serta hukum sehari-hari
kekekalan momentum 2. Menerapkan konsep impuls
dalam kehidupan dalam kehidupan sehari-hari
sehari-hari 3. Menerapkan hukum
kekekalan momentum dalam
kehidupan sehari-hari
4.10 Menyajikan hasil 1. Menyajikan hasil pengujian X
pengujian penerapan penerapan hukum kekekalan
hukum kekekalan momentum pada bola jatuh
momentum, misalnya bebas ke lantai
bola jatuh bebas ke 2. Menyajikan hasil pengujian
lantai dan roket penerapan hukum kekekalan
sederhana momentum pada roket
sederhana

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi dasar dikembangkan menjadi beberapa indikator pencapaian


kompetensi. Indikator ini menjadi acuan bagi guru untuk mengukur

91
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

pencapaian kompetensi dasar. Kompetensi Dasar 3.10 dan 4.10 di kelas X


dikembangkan menjadi 8 indikator untuk ranah pengetahuan dan 6 indikator
untuk ranah keterampilan.

Dalam rangka memudahkan guru menentukan indikator yang sesuai dengan


tuntutan kompetensi dasar, indikator dibagi menjadi ke dalam tiga kategori,
yaitu indikator pendukung, indikator kunci, dan indikator pengayaan. Berikut
ini rincian indikator yang dikembangkan pada Kompetensi Dasar 3.10 dan
4.10 di kelas X.

Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan


IPK Pendukung
3.10.1 Menjelaskan konsep 4.10.1 Mengumpulkan informasi
momentum linier dan contoh-contoh gerak benda
perubahan momentum yang mengandung konsep
linier sebagai besaran momentum linier dan impuls
vektor (C2) dalam kehidupan sehari-hari
3.10.2 Menjelaskan konsep impuls (P1)
sebagai besaran vektor (C2) 4.10.2 Mendemonstrasikan contoh-
3.10.3 Menyimpulkan hubungan contoh gerak benda yang
perubahan momentum mengandung konsep mo-
linier dengan impuls melalui mentum linier dan impuls
analisis dimensional dan (P2)
grafik (C2) 4.10.3 Melakukan percobaan untuk
3.10.4 Menjelaskan hukum menyelidiki hukum kekeka-
kekekalan momentum linier lan momentum linier (P2)
pada gerak sistem dua
benda (C2)

92
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan


3.10.5 Merinci jenis-jenis
tumbukkan (C2)
IPK Kunci
3.10.6 Menerapkan konsep 4.10.4 Menyajikan hasil pengujian
momentum linier dan penerapan konsep
impuls pada peristiwa: momentum linier dan
menembak, gerak jatuh impuls pada peristiwa gerak
bebas, ayunan balistik, jatuh bebas dan roket
gerak projectile yang sederhana (P3)
meledak di udara,
perubahan gerak perahu,
dan roket sederhana (C3) 4.10.5 Menyajikan hasil pengujian
3.10.7 Menerapkan hukum penerapan hukum kekekalan
kekekalan momentum linier momentum linier pada
pada peristiwa: menembak, peristiwa gerak jatuh bebas
gerak jatuh bebas, ayunan dan roket sederhana (P3)
balistik, gerak projectile
yang meledak di udara,
perubahan gerak perahu,
dan roket sederhana (C3)

IPK Pengayaan
3.10.8 Menganalisis penerapan 4.10.6 Menyimpulkan penerapan
hukum kekekalan hukum kekekalan
momentum pada gerak momentum pada gerak
benda dua dimensi yaitu benda dua dimensi
pada peristiwa perubahan (keterampilan berfikir)
gerak perahu akibat
penumpang yang meloncat
ke samping dan tumbukan

93
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan


dua partikel yang arahnya
tidak sejajar

APLIKASI DI DUNIA NYATA

A. Fungsi Airbag pada Kendaraan

Airbag adalah salah satu fitur keselamatan berkendara yang sangat membantu
mencegah penumpang ketika terjadi kecelakaan. Sistem airbag bekerja ketika
terjadi tabrakan keras dimana sensor mobil langsung mengirimkan sinyal
supaya airbag mengembang. Airbag akan mengembang melindungi daerah
vital seperti kepala, leher, dan dada. Tanpa airbag sebagai bantalan, tubuh
yang hanya ditahan oleh seatbelt berpotensi mengakibatkan cedera pada leher
dan dada. Dalam penempatannya, airbag dipasang pada mobil dengan posisi
yang berbeda-beda tergantung jenis mobilnya, ada yang hanya terpasang di
bagian depan (pengemudi dan asisten) dan ada juga yang terpasang sampai ke
bagian penumpang (front, side, dan curtain airbag).

Airbag dirancang sedemikian rupa serta diuji untuk memastikan


keamanannya saat digunakan. Perlu Anda ketahui, material yang digunakan
untuk airbag adalah nilon tipis dengan lubang-lubang kecil. Dari lubang inilah,
gas yang menyebabkan airbag mengembang akan keluar dan airbag akan
mengempis perlahan. Bila Anda melihat awan asap memenuhi mobil, itu
adalah tepung jagung atau bedak talkum yang digunakan untuk
mencegah airbag lengket ketika masih dalam kondisi terlipat. Sangat
berbahaya bila airbag lengket ketika ada kecelakaan.

Jika kita telaah menurut ilmu fisika, Airbag digunakan untuk memperkecil
gaya akibat tumbukan yang terjadi pada saat tabrakan. Kantong udara

94
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

tersebut dipasangkan pada mobil serta dirancang untuk keluar dan


mengembang secara otomatis saat tabrakan terjadi. Kantong udara ini mampu
meminimalkan efek gaya terhadap benda yang bertumbukan. Prinsip kerjanya
adalah memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk menghentikan
momentum pengemudi. Saat tabrakan terjadi, pengemudi cenderung untuk
tetap bergerak sesuai dengan kecepatan gerak mobil (Hukum I Newton).
Gerakan ini akan membuatnya menabrak kaca depan mobil yang
mengeluarkan gaya sangat besar untuk menghentikan momentum pengemudi
dalam waktu sangat singkat. Apabila pengemudi menumbuk kantong udara,
waktu yang digunakan untuk menghentikan momentum pengemudi akan
lebih lama sehingga gaya yang ditimbulkan pada pengemudi akan mengecil.
Dengan demikian, keselamatan pengemudi akan lebih terjamin.

Gambar 1. Kepala robot uji tertahan airbag saat terjadi benturan keras
Sumber: nissan.co.id dan bigrigs.com.au

B. Cara Kerja Roket

Kita semua pasti pernah mnedengar atau melihat seperti apa itu roket, baik
secara tidak langsung ataupun langsung. Seperti yang kita ketahui pada

95
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

dasarnya sebuah roket dibuat untuk diluncurkan ke angkasa dengan berbagai


tujuan tertentu. Namun, tahukah anda seperti apa cara kerja roket itu ?

Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi semakin berkembang


pesat, sehingga memungkinkan manusia untuk membangun alat untuk
membawa makhluk hidup atau benda ke luar angkasa. Salah satunya adalah
roket ini. Roket secara sederhana merupakan sebuah sistem propulsi yang
dapat membawa bahan bakar dan oksigennya sendiri. Pada dasarnya,
dorongan roket merupakan penerapan yang menarik dari hukum ke tiga
Newton dan hukum kekekalan momentum, yaitu dengan memancarkan aliran
massa hasil dari pembakaran propelan. Pernahkah terlintas dalam benak kita
bagaimana sebuah roket itu dapat meluncur secara vertikal ke atas, sedangkan
yang kita ketahui bahwa benda yang memiliki massa akan jatuh ke bawah
sesuai dengan hukum gravitasi Newton.

Secara umum, roket diartikan sebagai sebuah peluru kendali, wahana luar
angkasa, atau kendaraan terbang yang mendapatkan dorongan melalui rekasi
roket terhadap keluarnya secara cepat bahan fluida dari keluaran mesin roket.
Aksi dari hasil keluaran dalam ruang bakar dan nozzle pengembang yang
mampu membuat gas mengalir dengan kecepatan hipersonik, sehingga
menimbulkan dorongan reaktif besar untuk roket, yang sesuai dengan prinsip
hukum Newton ketiga.

Cara kerja roket pertama tama berasal dari pemancaran aliran massa dari
hasil pembakaran propelan. Pada dasarnya, roket memiliki tangki yang berisi
bahan bakar hydrogen dan oksigen cair yang kemudian dibakar dalam ruang
pembakaran, sehingga menghasilkan gas yang kemudian dibuang melalui
mulut pipa yang terletak di belakang roket. Akibatnya, terjadi perubahan
momentum pada gas selama selang waktu tertentu. Sebelum dinyalakan,
momentum roket adalah nol dan setelah bahan bakar di dalamnya dinyalakan,
pancaran gas yang keluar dari ekor roket akan mendorong roket tersebut

96
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

untuk maju ke udara. Pada gerak roket inilah berlaku hukum kekekalan
momentum, karena pada awalnya sistem berada dalam keadaan diam dan
setelah kecepatan gas keluar, hal tersebut menunjukkan momentum gas yang
menyembur keluar sama dengan momentum roket dan arahnya berlawanan.
Sehingga gaya dorong roket akan menjadi sama dengan kecepatan semburan
gas yang keluar. Inilah sekilas mengenai cara kerja roket. Semoga bermanfaat

Pada mulanya, roket dimanfaatkan untuk kepentingan militer dan rekreasi


pada abad ke 13 masehi. Penggunaan roket secara intensif untuk keperluan
militer, industry dan ilmu pengetahuan dimulai sejak abad ke 20, dimana
teknologi peroketan telah mampu mengantarkan umat manusia menuju Era
ruang angkasa, termasuk mengantarkan manusia untuk menginjakkan
kakinya ke bulan. Roket juga bisa digunakan untuk kembang api, persenjataan,
kursi penyelamat, kendaraan peluncur untuk satelit buatan, kendaraan ruang
angkasa dan eksplorasi ke planet lain. Meskipun kurang efisien pada
kecepatan yang rendah, namun roket mampu memberikan akselerasi yang
luar biasa dan mencapai kecepatan yang sangat tinggi dengan efisiensi yang
bisa diterima.

97
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 2. Space Shuttle Challenger yang disiapkna tahun 1985 untuk terbang ke angkasa
yang kedua kalinya
Sumber: en.wikipedia.org

C. Peralatan Harian Penahan Benturan

Kita sering menggunakan peralatan sehari-hari yang fungsinya untuk


meredam benturan agar tidak mengganggu terhadap keselamatan badan kita.
Fungsi peralatan tersebut menggunakan prinsip impuls dan hukum kekekalan
momentum dimana semakin lama proses benturan akan mengakibatkan
semakin kecil gaya yang terjadi sehingga efek benturannya makin kecil.
Beberapa peralatan tersebut antara lain:

1. Sarung Tinju dan Body Protector


Sarung tinju dan body protector yang digunakan oleh para atlit beladiri
berfungsi untuk memperlama bekerjanya gaya impuls (F) ketika petinj
atau pesilat memukul lawannya. Pukulan petinju/pesilat tersebut
memiliki waktu kontak yang lebih lama (∆t). Karena waktu kontak lebih

98
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

lama, maka gaya impuls (F) yang bekerja juga makin kecil. Makin kecil
gaya impuls (F) yang bekerja maka rasa sakit menjadi berkurang.

Gambar 3. Sarung tinju dan bodyprotector


Sumber: news.detik.com dan tokopedia.com

2. Matras
Matras sering digunakan ketika olahraga atau biasa dipakai para atlit judo
bahkan juga dipasang di kelas anak-anak Taman Kanak-Kanak (TK).
Matras tersebut dimanfaatkan untuk memperlama selang waktu
bekerjanya gaya impuls (F) ketika para atlit atau anak-anak TK terjatuh,
sehingga tubuhnya tidak terasa sakit. Jika waktu kontak antara tubuh dan
lantai sangat singkat, maka gaya kontak semakin besar. Namun ketika
tubuh dibanting di atas matras maka waktu kontaknya lebih lama,
sehingga gaya impuls (F) yang bekerja menjadi lebih kecil.

Gambar 4. Matras beladiri


Sumber: satria-martialarts.com

99
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3. Helm
Kalau Anda perhatikan bagian dalam helm, pasti Anda akan melihat
lapisan lunak seperti gabus atau spons. Lapisan lunak tersebut bertujuan
untuk memperlama waktu kontak (∆t) seandainya kepala Anda terbentur
ke aspal ketika terjadi tabrakan. Jika tidak ada lapisan lunak tersebut, gaya
impuls (F) akan bekerja lebih cepat sehingga walaupun memakai helm,
anda akan pusing-pusing ketika terbentur aspal.

Ketika terjadi benturan, misalkan impuls yang dihasilkan oleh helm tanpa
spon dan helm dengan spon adalah sama. Tetapi selang waktu kontak
antara helm dengan spon lebih lama dibandingkan dengan helm tanpa
spon. Hal ini akan menghasilkan gaya impulsif yang lebih kecil. Gaya
impulsif yang lebih kecil akan memberikan rasa sakit yang lebih kecil.
Sehingga helm dengan spon akan mengurangi rasa sakit jika terjadi
benturan.

Gambar 5. Helm motor


Sumber: blibli.com

4. Gabus Pembungkus
Mengapa ketika kita membeli barang elektronik baru seperti TV atau
handphone, di dalam kardus TV atau handphone tersebut pasti ada gabus

100
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

yang membungkus barang-barang tersebut? Ini dimaksudkan agar ketika


kardus barang-barang tersebut itu terjatuh atau terbentur sesuatu, waktu
kontak sampai mengenai barang-barang tersebut menjadi lebih lama.
Dengan waktu kontak yang lebih lama, maka gaya impulsif yang dihasilkan
akan lebih kecil. Gaya impulsif yang kecil, akan memungkinkan kerusakan
barang-barang tersebut bisa dihindari.

Gambar 6. Gabus pembungkus barang


Sumber: fisikakontekstual.com dan rodikund7.wordpress.com

D. Aktivitas Menembak

Prinsip yang sama seperti yang berlaku pada peluncuran roket, dimana
semburan gas panas menyebabkan roket bisa bergerak ke atas dengan
kelajuan yang sangat tinggi. Hal ini terjadi pada aktivitas menembak. Ketika
seseorang menembakkan senapannya, maka pada saat peluru lepas dari laras
senapan, senapan tersebut akan sedikit tergetar ke belakang. Hal ini
disebabkan momentum peluru yang keluar dari laras senapan diimbangi oleh
momentum senapan tersebut ketika tergetar ke belakang. Oleh karena itu,
ketika seorang atlet tembak sedang mengarahkan senapannya ke sasaran, ia
harus benar-benar berkonsentrasi memegang senapannya agar ketika peluru
melesat, laras senapan hanya bergetar ke belakang saja, tidak ke samping
kanan atau kiri. Seperti telah disinggung sebelumnya, prinsip kerja roket sama

101
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

seperti prinsip yang terjadi pada balon atau peluru yang ditembakkan sebuah
senapan.

Gambar 7. Instruktur dan siswa yang sedang berlatih olah raga menembak
Sumber: ilmufisika.com dan kesekolah.com

102
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

SOAL-SOAL UN/USBN

A. Contoh Soal UN Tahun 2016

No. Uraian Soal


1. Perhatikan gambar!

Dua bola dengan massa yang sama dijatuhkan pada bidang licin
berbentuk setengah lingkaran dengan jari-jari 1,8 m. Jika kedua bola
bertumbukan lenting sempurna, kecepatan bola 1 sesaat setelah
tumbukan adalah ..... ms-1
A. 0
B. 3
C. 6
D. 10
E. 12
Identifikasi
Level Kognitif : LK2 (Aplikasi)
Indikator yang : 3.10.5 Menjelaskan hukum kekekalan momentum
bersesuaian linier pada gerak sistem dua benda (C2)
Diketahui : Besar massa, jari-jari, koefisien restitusi
Ditanyakan : Kecepatan bola sesaat setelah tumbukan
Materi yang : Momentum, hukum kekekalan momentum,
dibutuhkan tumbukan

103
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

No. Soal UN 2016


2 Bola bermassa 200 gram dijatuhkan dari ketinggian 80 cm tanpa
kecepatan awal. Setelah menumbuk lantai bola memantul kembali
dengan kecepatan 1 ms-1 (g = 10 ms-2). Besar impuls pada bola adalah
..... Ns
A. 1,6
B. 1,5
C. 1,0
D. 0,8
E. 0,6
Identifikasi
Level Kognitif : C3 (Menentukan)
Indikator yang : 3.10.13Mengaitkan konsep momentum dan
bersesuaian impuls

Diketahui : Massa, ketinggian, kecepatan sesaat setelah


tumbukan
Ditanyakan : Menentukan impuls
Materi yang : Momentum, impuls,
dibutuhkan

104
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

No. Soal UN 2017


3 Perhatikan gambar!

Sebuah peluru dari senapan A ditembakkan ke balok dan bersarang di


dalam balok, mengakibatkan balok naik setinggi h1 = 40 cm (gambar
1). Balok lain yang identik ditembak peluru dari senapan B yang sama
massanya, ternyata mengakibatkan balok naik setinggi h2 = 30 cm
(gambar 2). Perbandingan kecepatan peluru dari senapan A dan
senapan B sesaat menumbuk balok adalah ..... ms-1
A. 2 : √3
B. √2 : √3
C. √3 ∶ √2
D. √3 : 2
E. √3 : 3
Identifikasi
Level Kognitif : C5 (Membandingkan)
Indikator yang : 3.10.14 Merumuskan hukum kekekalan momentum
bersesuaian dalam kehidupan sehari-hari

Diketahui : Massa, ketinggian.


Ditanyakan : Membandingkan kecepatan peluru
Materi yang : Momentum, hukum kekekalan energi, hukum
dibutuhkan kekekalan energi

105
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

No. Soal UN 2017


4 Perhatikan 3 peristiwa tumbukan pada gambar berikut!

Gambar A : benda P massa 8 m menumbuk benda Q massa m yang


mula-mula diam, dengan kecepatan v
Gambar B : benda R massa m bergerak dengan kecepatan v menumbuk
benda S bermassa 8 m yang mula-mula diam
Gambar C : benda K bermassa 8 m bergerak dengan kecepatan v
menumbuk benda R bermassa sama yang mula-mula diam
Ketika tumbukan bersifat lenting sempurna, maka dapat disimpulkan
bahwa .....
A. Kecepatan terbesar dimiliki benda Q pada gambar A
B. Kecepatan terbesar dimiliki benda S pada gambar B
C. Kecepatan terbesar dimiliki benda R pada gambar C
D. Kecepatan sulit diprediksi karena massa pada ketiga peristiwa
tidak sama
E. Kecepatan benda yang ditumbuk pada ketiga peristiwa sama
Identifikasi
Level Kognitif : C-4 (menyimpulkan)
Indikator yang : 3.10.14 Merumuskan hukum kekekalan momentum
bersesuaian dalam kehidupan sehari-hari
Diketahui : Massa dan kecepatan benda sebelum tumbukan,
tumbukan lenting sempurna
Ditanyakan : Menyimpulkan kecepatan benda setelah tumbukan
Materi yang : Momentum, tumbukan, hukum kekekalan
dibutuhkan momentum

106
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

No. Soal UN 2018


5 Seorang yang bermassa 50 kg berdiri di atas perahu yang bermassa
200 kg. Perahu bergerak dengan kecepatan 7,5 ms-1. Saat tiba di
tempat tujuan, penumpang melompat dengan kecepatan 10 ms-1
searah gerak perahu. Kelajuan perahu sesaat setelah penumpang
melompat adalah ..... ms-1
A. 0
B. 5,0
C. 6,9
D. 10,0
E. 11,9

Identifikasi
Level Kognitif : C3 - Menghitung
Indikator yang : 3.10.14 Merumuskan hukum kekekalan momentum
bersesuaian dalam kehidupan sehari-hari

Diketahui : Massa perahu, massa orang, kelajuan orang dan


perahu, kelajuan orang melompat
Ditanyakan : Kelajuan perahu sesaat orang melompat
Materi yang : Momentum, hukum kekekalan momentum
dibutuhkan

107
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

No. Soal Hukum Kekekalan Energi Mekanik


6 Sebuah bola bilyar A bermassa 100 gram bergerak menuju bola bilyar
B bermassa sama yang mula-mula dalam keadaan diam seperti
gambar. Besar kecepatan bola A sesudah tumbukan adalah ..... ms-1

A. 5,0
B. √19
C. 4,0
D. √11
E. 3,0

Identifikasi
Level Kognitif : C3 - Menghitung
Indikator yang : 3.10.14 Merumuskan hukum kekekalan momentum
bersesuaian dalam kehidupan sehari-hari

Diketahui : Massa dan kecepatan benda sebelum tumbukan,


Ditanyakan : Kecepatan benda setelah tumbukan
Materi yang : Momentum, hukum kekekalan momentum, vektor
dibutuhkan

108
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

BAHAN PEMBELAJARAN
Bahan pembelajaran yang diuraikan di sini merupakan contoh panduan
pembelajaran yang dapat dimplementasikan oleh Saudara ketika akan
membelajarkan subtopik impuls dan momentum. Bahan pembelajaran
dikembangkan dengan prinsip berpusat pada peserta didik dan berusaha
memfasilitasi kemampuan berpikir tingkat tinggi. Bahan pembelajaran ini
berisikan rincian aktivitas pembelajaran, lembar kegiatan peserta didik yang
digunakan, dan bahan bacaan untuk membantu pemahaman konsep atau
materi.

A. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran berisi rincian alternatif kegiatan pembelajaran yang


dilakukan guru dan peserta untuk mencapai kompetensi pada topik impuls
dan momentum. Sebelum menguraikan aktivitas pembelajaran, terlebih
dahulu disusun desain aktivitas pembelajaran yang dapat dilihat pada Tabel 3.
Berdasarkan Tabel 3, dapat terlihat aktivitas pembelajaran untuk mencapai
masing-masing indikator yang telah ditetapkan, yang dapat dicapai dalam tiga
kali pertemuan. Aktivitas pembelajaran akan diuraikan lebih rinci,
menjadi tiga skenario pembelajaran. Pengembangan skenario pembelajaran
mengacu pada kriteria yang ditetapkan pada Standar Proses (Permendikbud
nomor 22 tahun 2016). Berikut ini rincian aktivitas pembelajaran untuk
masing-masing pertemuan.

109
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
11

Tabel 3. Desain Aktivitas Pembelajaran


0

Indikator Pencapaian Bentuk dan Alokasi


Materi/Sub Materi Aktivitas Pembelajaran Media
Kompetensi Jenis Penilaian Waktu
3.10.1 Menjelaskan konsep 1. Momentum 1. Lembar
Pertemuan 1 2 x 45
momentum linier dan 2. Impuls Kerja menit
1. Mengamati contoh-
Peserta
perubahan momentum 3. Hukum contoh momentum linier
Didik
dan perubahan
linier sebagai besaran kekekalan 2. Seperangkat
momentum linier sebagai
vektor (C2) momentum alat dan
besaran vektor 1. Tes Tulis bahan
2. Mengidentifikasi 2. Observasi
praktikum
3.10.2 Menjelaskan konsep variabel-variabel yang kegiatan
impuls sebagai besaran terlibat dalam praktikum
vektor (C2) momentum dan impuls 3. Observasi
keterampilan
3. Mengumpulkan
presentasi
3.10.3 Menyimpulkan informasi tentang 4. Penilaian
hubungan perubahan momentum produk
momentum linier 4. Diskusi untuk mengolah laporan
dengan impuls melalui informasi (membanding-
analisis dimensional dan kan, memahami,
grafik (C2) menyimpulkan)
5. Mempresentasikan hasil
3.10.4 Menjelaskan hukum diskusi di depan kelas
kekekalan momentum
Indikator Pencapaian Bentuk dan Alokasi
Materi/Sub Materi Aktivitas Pembelajaran Media
Kompetensi Jenis Penilaian Waktu
linier pada gerak sistem Pertemuan 2
dua benda (C2) 1. Berdiskusi tentang
impuls untuk
menentukan rumusan
3.10.5 Merinci jenis-jenis
permasalahan
tumbukkan (C2) 2. Mengarahkan untuk
mengajukan hipotesis
3.10.6 Menerapkan konsep 3. Merancang langkah-
momentum linier dan langkah penyelidikan
untuk menjawab
impuls pada peristiwa:
hipotesis (menentukan
menembak, gerak jatuh variabel yang akan
bebas, ayunan balistik, diamati, membuat format
gerak projectile yang tabel, membuat sumbu
grafik)
meledak di udara, 4. Melakukan penyelidikan

Paket Unit Pembelajaran


perubahan gerak dan menganlisis hasilnya

Pembelajaran Aljabar
perahu, dan roket 5. Membuat kesimpulan
hubungan impuls dan
sederhana (C3)
perubahan momentum
Pertemuan 3
1. Berdiskusi tentang
3.10.7 Menganalisis penerapan
hukum kekekalan
hukum kekekalan
momentum untuk
momentum pada gerak
11
1
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
11

Indikator Pencapaian Bentuk dan Alokasi


2

Materi/Sub Materi Aktivitas Pembelajaran Media


Kompetensi Jenis Penilaian Waktu
benda dua dimensi yaitu menentukan rumusan
pada peristiwa permasalahan
perubahan gerak perahu 2. Mengarahkan untuk
akibat penumpang yang mengajukan hipotesis
meloncat ke samping dan 3. Merancang langkah-
tumbukan dua partikel langkah penyelidikan
yang arahnya tidak untuk menjawab
sejajar hipotesis (menentukan
4.10.1 Mengumpulkan variabel yang akan
informasi contoh- diamati, membuat format
contoh gerak benda tabel, membuat sumbu
yang mengandung grafik)
konsep momentum 4. Melakukan penyelidikan
linier dan impuls dalam dan menganlisis hasilnya
kehidupan sehari-hari 5. Membuat kesimpulan
(P1) hukum kekekalan
momentum
4.10.2 Mendemonstrasikan
contoh-contoh gerak
benda yang
mengandung konsep
momentum linier dan
impuls (P2)
Indikator Pencapaian Bentuk dan Alokasi
Materi/Sub Materi Aktivitas Pembelajaran Media
Kompetensi Jenis Penilaian Waktu
4.10.3 Melakukan percobaan
untuk menyelidiki
hukum kekekalan
momentum linier (P2)

4.10.4 Menyajikan hasil


pengujian penerapan
konsep momentum
linier dan impuls pada
peristiwa gerak jatuh
bebas dan roket
sederhana (P3)

4.10.5 Menyajikan hasil


pengujian penerapan

Paket Unit Pembelajaran


hukum kekekalan

Pembelajaran Aljabar
momentum linier pada
peristiwa gerak jatuh
bebas dan roket
sederhana (P3)
11
3
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-1

Di dalam ilmu fisika ada konsep tentang impuls dan momentum. Apa dan
bagaimana sebenarnya konsep impuls dan momentum itu. Coba Saudara
telusuri latar belakang diangkatnya materi ini sebagai materi pelajaran fisika
yang cukup penting. Banyak makhluk hidup atau benda di dunia ini setiap hari
melakukan pekerjaan atau aktifitas masing-masing secara rutin. Mahluk hidup
yang ada di bumi ini baik manusia dan benda ternyata selalu berkaitan dengan
impuls dan momentum. Jangankan mahluk hidup ternyata benda matipun
yang bergerak memiliki impuls dan momentum. Ternyata sejak dulu para
ilmuwan ataupun ahli fisika telah tertarik untuk mengungkapkan rahasia
pemahaman mengenai impuls dan momentum.

Dalam rangka mencapai tujuan pemahaman impuls dan momentum, Saudara


akan melakukan aktivitas berikut : 1) Mengamati contoh-contoh momentum
linier dan perubahan momentum linier sebagai besaran vektor ; 2)
Mengidentifikasi variabel-variabel yang terlibat dalam momentum dan impuls
; 3) Mengumpulkan informasi tentang momentum ; 4) Diskusi untuk mengolah
informasi (membanding-kan, memahami, menyimpulkan) ; 5)
Mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas

Aktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 3.10.1, 3.10.2, 3.10.3,


3.10.4, 3.10.5, 4.10.1 dan 4.10.2 yang dilakukan dengan pembelajaran saintifik
yang meliputi aktivitas 1) mengamati; 2) menanya; 3) mengumpulkan
informasi; 4) mengasosiasi; dan 5) mengomunikasikan.
Tujuan Aktivitas Pembelajaran :
Setelah melakukan aktivitas, diharapkan peserta didik mampu :
Tujuan Aktivitas Pembelajaran:
Setelah melakukan aktivitas, diharapkan peserta didik mampu:
a. Membedakan jenis momentum dan impuls melalui pengamatan

114
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

b. Mengidentifikasi variabel-variabel yang terlibat dalam momentum dan


impuls
c. Mengumpulkan informasi tentang konsep momentum dan impuls.
d. Mengolah informasi tentang konsep momentum dan impuls dengan cara
membandingkan, memahami, dan menyimpulkan.
e. Mempresentasikan hasil diskusi mengenai konsep momentum dan impuls.
 Estimasi Waktu, Media, Alat dan Bahan
Estimasi watu : 2 x 45 Menit
Media : 1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD 1)
2. Bahan tayang slide Power Point
Alat dan bahan : 1. Projector 1 buah
2. Kelereng ukuran sedang dan besar 1 buah
3. Plastisin
4. Mistar 100 cm

 Aktivitas Inti yang Saudara Lakukan:


a. Mengatur tempat duduk siswa dan membaginya menjadi beberapa
kelompok (5-6 orang/kelompok).
b. Membagikan LKPD 1 kepada setiap peserta didik.
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan cara menggunakan LKPD 1.
d. Memfasilitasi peserta didik untuk memilih atau menunjukkan contoh-
contoh momentum dan impuls melalui pengamatan video contoh-contoh
momentum dan impuls seperti video palu memukul bata, tumbukan dua
buah mobil, gerak bola bilyar yang ditayangkan guru. (Mengamati)
e. Memfasilitasi peserta didik berdiskusi untuk menentukan variabel-variabel
yang terlibat dalam gerak lurus tersebut.
f. Mengajak peserta didik untuk mencari tahu pengertian dari setiap variabel
yang terlibat tersebut dengan menuliskannya sebagai rumusan masalah.
(Menanya)

115
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

g. Memfasilitasi peserta didik untuk menggali informasi terkait permasalahan


yang dirumuskan melalui penggunaan LKPD 1. (Mengumpulkan informasi)
h. Memfasilitasi peserta didik berdiskusi untuk mengolah informasi yang
telah diperoleh hingga mendapatkan kesimpulan. (Mengasosiasi)
i. Melakukan penilaian sikap dan keterampilan psikomotor sekaligus
memberikan arahan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang ada di LKPD 1.
j. Memfasilitasi perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas secara bergilir. (Mengkomunikasikan)
k. Secara berkeliling mendatangi meja tiap kelompok untuk memeriksa LKPD
1 yang telah diisi oleh peserta didik.
l. Memfasilitasi peserta didik untuk merangkum materi yang telah dipelajari
di pertemuan ini.

Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-2

Pada aktivitas pembelajaran 2 ini Saudara akan melakukan aktivitas berikut:


1) Menyimpulkan hubungan perubahan momentum linier dengan impuls
melalui analisis dimensional dan grafik (C2) ; 2) Menerapkan konsep
momentum linier dan impuls pada peristiwa: menembak, gerak jatuh bebas,
ayunan balistik, gerak projectile yang meledak di udara, perubahan gerak
perahu, dan roket sederhana (C3) ; dan 3) Menerapkan konsep momentum
linier dan impuls pada peristiwa: menembak, gerak jatuh bebas, ayunan
balistik, gerak projectile yang meledak di udara, perubahan gerak perahu, dan
roket sederhana (C3)

Aktivitas pembelajaran ini untuk mencapai indikator 3.10.6 dan 4.10.4 yang
dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran guided inquiry (inkuiri
terbimbing).

116
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

 Tujuan Aktivitas Pembelajaran:


Setelah melakukan aktivitas, diharapkan peserta didik mampu:
a. Menentukan permasalahan untuk menyelidiki hubungan impuls dan
momentum
b. Mengajukan hipotesis untuk menyelidiki hubungan impuls dan
momentum
c. Merancang langkah-langkah percobaan untuk menyelidiki hubungan
momentum dan impuls
d. Menentukan alat-alat dan bahan yang dibutuhkan untuk penyelidikan.
e. Merangkai alat-alat yang akan digunakan untuk proses penyelidikan.
f. Membaca alat ukur dengan benar pada saat proses penyelidikan
berlangsung.
g. Mengelompokan data ke dalam tabel.
h. Mengubah data tabel ke dalam bentuk grafik.
i. Menganalisis data yang diperoleh untuk mendapatkan makna fisis.
j. Merumuskan hubungan impuls dan momentum berdasarkan hasil
analisis.
k. Membuat kesimpulan hubungan impuls dan momentum

 Estimasi Waktu, Media, Alat dan Bahan


Estimasi watu : 2 x 45 Menit
Media : Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD 2)
Alat dan bahan : 1. Mobil mainan + baterai 1 buah
2. Mistar 1 m 1 buah
3. Kertas karton 2 buah
4. Stopwatch 1 buah

117
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

 Aktivitas Inti yang Saudara Lakukan:


a. Mengatur tempat duduk siswa dan membaginya menjadi beberapa
kelompok (5-6 orang/kelompok).
b. Membagikan LKPD 2 kepada setiap kelompok (1 buah LKPD/kelompok).
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan cara menggunakan LKPD 2.
d. Memfasilitasi peserta didik dalam menentukan permasalahan untuk
menyelidiki hubungan jarak, waktu, kelajuan, dan percepatan pada gerak
lurus beraturan.

Contoh: Bagaimana hubungan jarak, kelajuan, waktu, dan percepatan


pada gerak lurus beraturan?

e. Memfasilitasi peserta didik dalam menentukan hipotesis untuk


menyelidiki hubungan jarak, waktu, kelajuan, dan percepatan pada gerak
lurus beraturan dengan menjelaskan ulang teknik analisis dimensional.

Contoh: x = meter, t = sekon, v = meter/sekon, a = meter/sekon2


Maka hipotesisnya, v  x/t dan a  x/t2 atau a  v/t
atau x  vt, x  at2, v  at

f. Memfasisiltasi peserta didik dalam merancang langkah-langkah


percobaan untuk menyelidiki hubungan jarak, waktu, kelajuan, dan
percepatan pada gerak lurus beraturan.

Catatan: Pada langkah ini Saudara harus lengkap mengarahkan siswa


dalam mendapatkan unsur-unsur yang diperlukan, yaitu:
1. Menentukan variabel-variabel yang akan diamati/diukur
2. Menentukan format tabel data
3. Menentukan sumbu-sumbu grafik yang akan dibuat
4. Menentukan alat dan bahan yang diperlukan
5. Menentukan langkah-langkah pengukuran

g. Memfasilitasi peserta didik untuk merangkai alat-alat yang akan


digunakan untuk proses penyelidikan.
h. Mengarahkan peserta didik dalam membaca alat ukur dengan benar pada
saat proses penyelidikan berlangsung.

118
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

i. Memfasilitasi peserta didik dalam mengelompokan data ke dalam tabel.


j. Memfasilitasi peserta didik dalam mengubah data tabel ke dalam bentuk
grafik.
k. Memfasilitasi peserta didik dalam menganalisis data yang diperoleh untuk
mendapatkan makna fisis.

Contoh: Grafik yang dihasilkan peserta didik


x(m) x(m) v(m/s)
x5 x5

v
x1 x1
t1 t5 t(s) v v(m/s) t1 t5 t(s)

Tan  = x/t = c  c = m/s  c = v


x Maka, v = c  kelajuan bersifat konstan
 x = ct  jarak sebanding waktu
t a = 0, karena a = v/t, dimana v = 0

l. Merumuskan hubungan jarak, waktu, kecepatan, dan percepatan


berdasarkan hasil analisis.
m. Membuat kesimpulan hubungan jarak, waktu, dan kelajuan pada gerak
lurus beraturan.

 Estimasi Waktu, Media, Alat dan Bahan


Estimasi watu : 2 x 45 Menit
Media : Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD 2)
Alat dan bahan : 1. Mobil mainan + baterai 1 buah
5. Mistar 1 m 1 buah
6. Kertas karton 2 buah
7. Stopwatch 1 buah

 Aktivitas Inti yang Saudara Lakukan:

119
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

n. Mengatur tempat duduk siswa dan membaginya menjadi beberapa


kelompok (5-6 orang/kelompok).
o. Membagikan LKPD 2 kepada setiap kelompok (1 buah LKPD/kelompok).
p. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan cara menggunakan LKPD 2.
q. Memfasilitasi peserta didik dalam menentukan permasalahan untuk
menyelidiki hubungan jarak, waktu, kelajuan, dan percepatan pada gerak
lurus beraturan.

Contoh: Bagaimana hubungan impuls dan momentum?

r. Memfasilitasi peserta didik dalam menentukan hipotesis untuk


menyelidiki hubungan impuls dan momentum dengan menjelaskan ulang
teknik analisis dimensional.

Contoh: F= kg m/s2, t = sekon, m = kilo gram, v = meter/sekon


Maka hipotesisnya, I = m . v

s. Memfasisiltasi peserta didik dalam merancang langkah-langkah


percobaan untuk menyelidiki hubungan impuls dan momentum.

Catatan: Pada langkah ini Saudara harus lengkap mengarahkan siswa


dalam mendapatkan unsur-unsur yang diperlukan, yaitu:
6. Menentukan variabel-variabel yang akan diamati/diukur
7. Menentukan format tabel data
8. Menentukan sumbu-sumbu grafik yang akan dibuat
9. Menentukan alat dan bahan yang diperlukan
10.Menentukan langkah-langkah pengukuran

t. Memfasilitasi peserta didik untuk merangkai alat-alat yang akan


digunakan untuk proses penyelidikan.
u. Mengarahkan peserta didik dalam membaca alat ukur dengan benar pada
saat proses penyelidikan berlangsung.
v. Memfasilitasi peserta didik dalam mengelompokan data ke dalam tabel.
w. Memfasilitasi peserta didik dalam mengubah data tabel ke dalam bentuk
grafik.

120
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

x. Memfasilitasi peserta didik dalam menganalisis data yang diperoleh untuk


mendapatkan makna fisis.

Contoh: Grafik yang dihasilkan peserta didik


x(m) x(m) v(m/s)
x5 x5

v
x1 x1
t1 t5 t(s) v v(m/s) t1 t5 t(s)

Tan  = x/t = c  c = m/s  c = v


x Maka, v = c  kelajuan bersifat konstan
 x = ct  jarak sebanding waktu
t a = 0, karena a = v/t, dimana v = 0

y. Merumuskan hubungan impuls dan momentum berdasarkan hasil


analisis.
z. Membuat kesimpulan hubungan impuls dan momentum.

Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-3

Pada aktivitas pembelajaran 3 ini Saudara akan melakukan aktivitas yang


sama dengan pembelajaran 2 namun materinya berbeda yaitu hukum
kekekalan momentum adalah: 1) Menjelaskan hukum kekekalan momentum
linier pada gerak sistem dua benda (C2) ; 2) Menerapkan hukum kekekalan
momentum linier pada peristiwa: menembak, gerak jatuh bebas, ayunan
balistik, gerak projectile yang meledak di udara, perubahan gerak perahu, dan
roket sederhana (C3)3) Menganalisis penerapan hukum kekekalan
momentum pada gerak benda dua dimensi yaitu pada peristiwa perubahan
gerak perahu akibat penumpang yang meloncat ke samping dan tumbukan
dua partikel yang arahnya tidak sejajar 4) Melakukan percobaan untuk
menyelidiki hukum kekekalan momentum linier (P2) ; 5) Menyajikan hasil

121
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

pengujian penerapan hukum kekekalan momentum linier pada peristiwa


gerak jatuh bebas dan roket sederhana (P3)
Aktivitas pembelajaran ini untuk mencapai indikator 3.10.4, 3.10.7, 3.10.8,
4.10.3 dan 4.10.5 yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran
guided inquiry (inkuiri terbimbing).

 Tujuan Aktivitas Pembelajaran:


Setelah melakukan aktivitas, diharapkan peserta didik mampu:
a. Menentukan permasalahan untuk menyelidiki hukum kekekalan
momentum
b. Mengajukan hipotesis untuk menyelidiki hukum kekekalan momentum
c. Merancang langkah-langkah percobaan untuk menyelidiki hukum
kekekalan momentum
d. Menentukan alat-alat dan bahan yang dibutuhkan untuk penyelidikan.
e. Merangkai alat-alat yang akan digunakan untuk proses penyelidikan.
f. Membaca alat ukur dengan benar pada saat proses penyelidikan
berlangsung.
g. Mengelompokkan data ke dalam tabel.
h. Mengubah data tabel ke dalam bentuk grafik.
i. Menganalisis data yang diperoleh untuk mendapatkan makna fisis.
j. Merumuskan hukum kekekalan momentum berdasarkan hasil analisis.
k. Membuat kesimpulan hukum kekekalan momentum

 Estimasi Waktu, Media, Alat dan Bahan


Estimasi watu : 2 x 45 Menit
Media : Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD 3)

Alat dan bahan : 1. Kereta dinamika 1 buah


2. Lintasan kereta 1 buah
3. Katrol 1 buah
4. Beban 1 set

122
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

5. Ticker Timer 1 buah


6. Pita Recording 1 buah

 Aktivitas Inti yang Saudara Lakukan:


a. Mengatur tempat duduk siswa dan membaginya menjadi beberapa
kelompok (5-6 orang/kelompok).
b. Membagikan LKPD 3 kepada setiap kelompok (1 buah LKPD/kelompok).
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan cara menggunakan LKPD 3.
d. Memfasilitasi peserta didik dalam menentukan permasalahan untuk
menyelidiki hukum kekekalan momentum
e. Memfasilitasi peserta didik dalam menentukan hipotesis untuk
menyelidiki hukum kekekalan momentum.
f. Memfasisiltasi peserta didik dalam merancang langkah-langkah
percobaan untuk menyelidiki hukum kekekalan momentum

Catatan: Pada langkah ini Saudara harus lengkap mengarahkan siswa


dalam mendapatkan unsur-unsur yang diperlukan, yaitu:
11.Menentukan variabel-variabel yang akan diamati/diukur
12.Menentukan format tabel data
13.Menentukan sumbu-sumbu grafik yang akan dibuat
14.Menentukan alat dan bahan yang diperlukan
15.Menentukan langkah-langkah pengukuran

g. Memfasilitasi peserta didik untuk merangkai alat-alat yang akan


digunakan untuk proses penyelidikan.
h. Mengarahkan peserta didik dalam membaca alat ukur dengan benar pada
saat proses penyelidikan berlangsung.
i. Memfasilitasi peserta didik dalam mengelompokan data ke dalam tabel.
j. Memfasilitasi peserta didik dalam mengubah data tabel ke dalam bentuk
grafik.
k. Memfasilitasi peserta didik dalam menganalisis data yang diperoleh untuk
mendapatkan makna fisis.

123
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Contoh: Grafik yang dihasilkan peserta didik


x(m) v(m/s)
x5 v5
x = ctn Jarak =
luas

x1 v1 
t1 t5 t(s) t1 t5 t(s)

Analisis grafik 1: Grafik berbentuk lengkung, artinya x = ctn


Analisis grafik 2: Grafik linier, maka Tan = c = v/t = m/s2 = a
Dari grafik 2 diperoleh c = a = m/s2  x = atn  m = (m/s2)(sn)
s2 = sn  n = 2, maka v = at dan x = at2
Untuk mendapatkan hubungan x  vn, maka x = at2 = a(v/a)2 = v2/a

l. Merumuskan hukum kekekalan energi berdasarkan hasil analisis.


m. Membuat kesimpulan hukum kekekalan energi.

B. Lembar Kerja Peserta Didik

LKPD 1. Mendiskusikan konsep momentum dan impuls


Tujuan : Mendiskusikan konsep momentum dan impuls

Gambar 8. Berbagai contoh peristiwa momentum dan impuls


Sumber: adjiebrotots.com

Perhatikan gambar 8 dengan teliti.


Gambar 8 menunjukkan berbagai peristiwa impuls dan momentum.
Diskusikan dengan teman Anda :

124
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

1. Jelaskan peristiwa apa yang ada pada gambar 8 yang termasuk


peristiwa impuls dan momentum!
2. Variabel-variabel apa sajakah yang terdapat dalam impuls dan
momentum?
3. Identifikasikan peristiwa-peristiwa lain yang tergolong sebagai
peristiwa impuls dan momentum dalam kehidupan sehari-hari!
4. Dari informasi yang didapat dari berbagai sumber, peristiwa manakah
yang memiliki momentum dan impuls yang besar dan kecil
5. Presentasikan kesimpulan hasil diskusi peristiwa momentum dan
impuls dalam kehidupan sehari-hari itu!

LKPD 2. Impuls dan Perubahan Momentum


Tujuan : Menganalisis secara kualitatif dalam kehidupan sehari-hari impuls
merupakan perubahan momentum
Jawablah pertanyaan di bawah ini pada kotak yang disediakan
berdasarkan aktivitas pembelajaran yang saudara lakukan!

1. Berdasarkan hasil diskusi, tuliskan rumusan permasalahan yang akan


dijadikan acuan untuk pembelajaran hari ini!

2. Berdasarkan hasil diskusi, tuliskan rumusan hipotesis yang akan


dibuktikan dengan penyelidikan!

3. Berdasarkan hasil diskusi, tuliskan langkah-langkah penyelidikan


yang akan saudara dilakukan!
4.a Variabel yang akan diamati
…………………………………………………………………………………………………….....
……………………………………………………………………………………………………....
…………………………………………………………………………………………………….....
…………………………………………………………………………………………………….....
…………………………………………………………………………………………………….....
.

125
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

4.b Tabel data hasil pengamatan


Simbol/ Pengamatan ke-
No Variabel
Satuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

4.c Prediksi grafik data hasil pengamatan

4.d Alat dan Bahan yang dibutuhkan


…………………………………………………………………………………………………….....
…………………………………………………………………………………………………….....
…………………………………………………………………………………………………….....

4.e Langkah-langkah penyelidikan


1) …………………………………………………………………………………………………
2) …………………………………………………………………………………………………
3) …………………………………………………………………………………………………
4) …………………………………………………………………………………………………
5) …………………………………………………………………………………………………
6) …………………………………………………………………………………………………
7) …………………………………………………………………………………………………
8) …………………………………………………………………………………………………
9) …………………………………………………………………………………………………
10) …………………………………………………………………………………………………
4. Setelah saudara mendapatkan alat dan bahan yang dibutuhkan,
rangkailah alat-alat tersebut sesuai dengan kebutuhan pengukuran
dan ilustrasikan pada kolom di bawah ini!

126
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

5. Tulislah hasil pengukuran variabel-variabel yang telah ditentukan di


nomor 3 pada tabel!
Simbol/ Pengamatan ke-
No Variabel
Satuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

6. Ubahlah data dalam tabel tersebut ke dalam bentuk grafik!

7. Analisislah grafik yang diperoleh untuk mendapatkan makna fisis.


Ikuti contoh analisis berikut ini!
Bagaimana kecenderungan grafiknya? Linier atau melengkung?
Contoh: Grafik yang dihasilkan peserta didik
A A
A2 A2
A = cBn

A1 A1 
B1 B2 B B1 B2 B

- Analisis grafik 1: Grafik berbentuk lengkung, artinya A = cBn


- Analisis grafik 2: Grafik linier, maka Tan = c = A/B  A = cB
- Gunakan analisis dimensi dan informasi dari grafik lainnya
untuk mendapatkan nilai c dan n
- Jika sudah ditemukan nilai c dan n, misal c = 2, n = 2, maka
dapat kita interpretasikan sbb: grafik 1 “A sebanding dengan
kuadrat B”, grafik 2 “A berbanding lurus dengan B”

127
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Hasil analisis:
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................

8. Rumuskan hubungan impuls dengan perubahan momentum


berdasarkan hasil analisis.

9. Buatlah kesimpulan hubungan impuls dan perubahan momentum

LKPD 3. Hukum kekekalan momentum


Tujuan : Menyelidiki hukum kekekalan momentum
Jawablah pertanyaan di bawah ini pada kotak yang disediakan
berdasarkan aktivitas pembelajaran yang saudara lakukan!

 Berdasarkan hasil diskusi, tuliskan rumusan permasalahan yang akan


dijadikan acuan untuk pembelajaran hari ini!

 Berdasarkan hasil diskusi, tuliskan rumusan hipotesis yang akan


dibuktikan dengan penyelidikan!

 Berdasarkan hasil diskusi, tuliskan langkah-langkah penyelidikan


yang akan saudara dilakukan!
3.a Variabel yang akan diamati
…………………………………………………………………………………………………….....
…………………………………………………………………………………………………….....
…………………………………………………………………………………………………….....

128
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

4.b Tabel data hasil pengamatan


Simbol/ Pengamatan ke-
No Variabel
Satuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

3.c Prediksi grafik data hasil pengamatan

3.d Alat dan Bahan yang dibutuhkan


…………………………………………………………………………………………………….....
…………………………………………………………………………………………………….....
…………………………………………………………………………………………………….....

3.e Langkah-langkah penyelidikan


1) …………………………………………………………………………………………………
2) …………………………………………………………………………………………………
3) …………………………………………………………………………………………………
4) …………………………………………………………………………………………………
5) …………………………………………………………………………………………………
6) …………………………………………………………………………………………………
7) …………………………………………………………………………………………………
8) …………………………………………………………………………………………………
9) …………………………………………………………………………………………………
10) …………………………………………………………………………………………………
 Setelah saudara mendapatkan alat dan bahan yang dibutuhkan,
rangkailah alat-alat tersebut sesuai dengan kebutuhan pengukuran
dan ilustrasikan pada kolom di bawah ini!

129
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

 Tulislah hasil pengukuran variabel-vaiabel yang telah ditentukan di


nomor 3 pada tabel!
Simbol/ Pengamatan ke-
No Variabel
Satuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

 Ubahlah data dalam tabel tersebut ke dalam bentuk grafik!

 Analisislah grafik yang diperoleh untuk mendapatkan makna fisis.


Ikuti contoh analisis berikut ini!

 Rumuskan hukum kekekalan momentum berdasarkan hasil analisis.

 Buatlah kesimpulan tentang hukm kekekalan momentum dalam


peristiwa sehari-hari

130
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

C. Bahan Bacaan

Impuls dan Momentum

Pada bab ini akan kita bahas tentang impuls dan momentum serta hukum
kekekalan momentum dalam kehidupan sehari-hari.

Bowling atau Ten – Pin Bowling merupakan olahraga atau permainan yang
mengandalkan keakurasian, seperti halnya olahraga memanah dan
menembak. Perangkat bowling terdiri atas sepuluh benda seperti botol yang
disebut pin disusun 1 pin – 2 pin – 3 pin – 4 pin membentuk segitiga sama sisi.

1. Momentum

Momentum merupakan besaran fisika yang menyatakan perkalian antara


massa dengan kecepatan suatu benda. Secara matematis dirumuskan:

p =m.v

Keterangan :

p = momentum (kg ms-1)

m = massa benda (kg)

v = kecepatan benda (ms-1)

Jika kita perhatikan persamaan di atas maka kita dapat menentukan jenis
besaran momentum. Massa m merupakan besaran skalar dan kecepatan v
adalah besaran vektor, berarti momentum merupakan besaran vektor. Arah p
searah dengan arah vektor kecepatan (v).

131
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Jadi momentum adalah besaran yang dimiliki oleh sebuah benda atau partikel
yang bergerak.

2. Impuls

Impuls adalah peristiwa gaya yang bekerja pada benda dalam waktu hanya
sesaat. Impuls adalah peristiwa bekerjanya gaya dalam waktu yang sangat
singkat. Contoh dari kejadian impuls adalah: peristiwa seperti bola ditendang,
bola tenis dipukul karena pada saat tendangan dan pukulan, gaya yang bekerja
sangat singkat.

Impuls didefinisikan sebagai hasil kali gaya dengan waktu yang dibutuhkan
gaya tersebut bekerja. Dari definisi ini dapat dirumuskan seperti berikut.

I = F . ∆t
Berdasarkan persamaan di atas, maka dapat pula dirumuskan sebagai :
I = m (V2 – V1) = ∆ p
Keterangan :
I = impuls (N s ; kg ms-1)
F = gaya yang bekerja (N)
∆t = perubahan waktu selama gaya bekerja (s)
∆ p = perubahan momentum (kg ms-1)
m = massa benda (kg)
V2 = kecepatan akhir (ms-1)
V1 = kecepatan awal (ms-1)

Gambar 9. Grafik hubungan F (gaya) terhadap waktu


Sumber: sumberbelajar.belajar.kemdikbud

132
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

Besar impuls yang dilakukan oleh sebuah gaya sama dengan luas daerah di
bawah grafik gaya terhadap waktu.

I = luas daerah di bawah grafik gaya terhadap waktu

3. Hubungan Antara Impuls dan Momentum

Besarnya impuls sangat sulit untuk diukur secara langsung. Namun, ada cara
yang lebih mudah untuk mengukur impuls yaitu dengan bantuan momentum.
Berdasarkan hukum II Newton, apabila suatu benda dikenai suatu gaya, benda
akan dipercepat. Besarnya percepatan rata-rata adalah

𝐹
a =
𝑚

Sehingga terdapat hubungan antara impuls dan momentum :


𝐹 𝑉2−𝑉1
=
𝑚 ∆𝑡

F . ∆t = m (V2 – V1)
I = m (V2 – V1)
I = p – p0
I = ∆p
Keterangan :
I = impuls (N s ; kg ms-1)
∆p = perubahan momentum (kg ms-1)
Dari persamaan di atas dapat dikatakan bahwa impuls yang dikerjakan pada
suatu benda sama dengan perubahan momentumnya. Penjumlahan
momentum mengikuti aturan penjumlahan vektor, secara matematis:
p = p1 + p2
Jika dua vektor momentum p1 dan p2
Penjumlahan momentum mengikuti aturan penjumlahan vektor.

133
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Besar vektor resultan momentum (aturan cosinus)


p = √𝑝12 + 𝑝22 + 2 𝑝1 𝑝2 𝑐𝑜𝑠𝜃
Arah vektor resultan momentum (aturan sinus)
𝑃 𝑝2
=
sin(180−𝛳) sin 𝛼

ϴ = sudut antara kedua momentum


α = sudut resultan momentum terhadap P1
P = besar resultan momentum
Hukum Kekekalan Momentum

Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa “jika tidak ada gaya luar
yang bekerja pada sistem, maka momentum total sesaat sebelum sama dengan
momentum total sesudah tumbukan”.
Ketika menggunakan persamaan ini, kita harus memerhatikan arah kecepatan
tiap benda.
Hukum Kekekalan Momentum

134
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

Huygens, ilmuwan berkebangsaan Belkita, melakukan eksperimen dengan


menggunakan bola-bola bilyar untuk menjelaskan hukum Kekekalan
Momentum. Perhatikan uraian berikut:
Dua buah bola pada gambar diatas bergerak berlawanan arah saling
mendekati. Bola pertama massanya m1, bergerak dengan kecepatan v1.
Bola kedua massanya m2 bergerak dengan kecepatan v2. Jika kedua bola
berada pada lintasan yang sama dan lurus, maka pada suatu saat kedua bola
akan bertabrakan (bertumbukkan)
Dengan memeerhatikan analisis gaya tumbukan bola pada gambar diatas
ternyata sesuai dengan pernyataan hukum III Newton. Kedua bola akan saling
menekan dengan gaya F yang sama besar, tetapi arahnya berlawanan. Akibat
adanya gaya aksi dan reaksi dalam selang waktu Δt tersebut, kedua bola akan
saling melepaskan diri dengan kecepatan masing-masing sebesar v1’ dan v2’.
Penurunan rumus secara umum dapat dilakukan dengan meninjau gaya
interaksi saat terjadi tumbukan berdasarkan hukum III Newton.
Faksi = - F reaksi
F1 = - F2
Impuls yang terjadi selama interval waktu Δt adalah F1 Δt = -F2 Δt . Kita ketahui
bahwa I = F Δt = Δp, maka persamaannya menjadi seperti berikut.
∆ p1 = - ∆p2
m1 v1 - m1 v1’ = m2 v2 - m2 v2’
m1 v1 + m2 v2 = m1v1’ + m2 v2’
p1 + p2 = p1’ + p2’
Jumlah Momentum Awal = Jumlah Momentum Akhir
Keterangan:
p1 , p2 = momentum benda 1 dan 2 sebelum tumbukan
p1’ , p2’ = momentum benda 1 dan 2 sesudah tumbukan
m1, m2 = massa benda 1 dan 2
v1, v2 = kecepatan benda 1 dan 2 sebelum tumbukan
v1’ , v2’ = kecepatan benda 1 dan 2 sesudah tumbukan

135
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Bunyi hukum Kekekalan Momentum


Persamaan di atas dinamakan hukum kekekalan momentum. Hukum
kekakalan momentum menyatakan bahwa “jika tidak ada gaya luar yang
bekerja pada sistem, maka momentum total sesaat sebelum sama dengan
momentum total sesudah tumbukan”. ketika menggunakan persamaan ini,
kita harus memerhatikan arah kecepatan tiap benda.

4. Tumbukan

Tumbukan atau lentingan bisa dikatakan juga sebagai pantulan, karena terjadi
pada dua buah benda yang saling berpadu dan memantul akibat dari paduan
tersebut. Pada pembahasan kali ini kita akan mempelajari tumbukan yang
paling sederhana, yaitu tumbukan sentral. Tumbukan sentral adalah
tumbukan yang terjadi bila titik pusat benda yang satu menuju ke titik pusat
benda yang lain.
Peristiwa tumbukan antara dua buah benda dapat keduanya bergerak saling
mendekati. Ketika benda tersebut mempunyai kecepatan dan massa, maka
benda itu pasti memiliki momentum (p = m .v) dan juga energi kinetik (EK = ½
m . v2). Tumbukan dibedakan menjadi beberapa jenis :
1) Tumbukan lenting sempurna
2) Tumbukan lenting sebagian
3) Tumbukan tidak lenting sama sekali
Perbedaan tumbukan-tumbukan tersebut dapat diketahui berdasarkan nilai
koefisien tumbukan (koefisien restitusi) dari dua benda yang bertumbukan.

Gambar 10. Persamaan koefisien restitusi


Sumber: nsritasari.wordpress.com

Dengan : e = koefisien restitusi (0 ≤ e ≥1)

136
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

Nilai koefisien restitusi mulai dari 0 hingga 1. Dengan ketentuan:


 Lenting Sempurna e = 1
 Lenting Sebagian 0 < e < 1
 Tidak Lenting Sama Sekali e = 0

Jenis-jenis tumbukan :
a) Tumbukan lenting sempurna
Pada tumbukan lenting sempurna berlaku hukum kekekalan energi dan
hukum kekekalan momentum. Dengan persamaan sebagai berikut:
1) Hukum kekekalan momentum

Gambar 11. Hukum kekekalan momentum


Sumber: edisusanto.com

Keterangan:
m1 = massa benda 1 (kg)
m2 = massa benda 2 (kg)
v1 = kecepatan awal benda 1 (ms-1 )
v2 = kecepatan awal benda 2 (ms-1)
v1’ = kecepatan akhir benda 1 (ms-1 )
v2’ = kecepatan akhir benda 2 (ms-1 )
2) Kekekalan energi kinetik :
EK1 + EK2 = EK1’ + EK2’

b) Tumbukan lenting sebagian


Ketika kita menjatuhkan sebuah bola karet dari ketinggian tertentu di atas
lantai, maka bola akan memantul. Setelah mencapai titik tertinggi, bola aka
jatuh lagi dan memantul lagi setelah mengenai lantai. Begitu seterusnya hingga

137
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

bola akhirnya berhenti. Hal yang perlu kita perhatikan adalah ketinggian
maksimal yang dicapai pada setiap tahap pemantulan selalu berbeda. Pada
pantulan ke dua, bola mencapai titik tertinggi yang lebih rendah dari pantulan
pertama begitu seterusnya.
Kenyataan ini memberikan arti bahwa kecepatan bola sebelum menumbuk
lantai lebih besar dari kecepatan bola setelah tumbukan, sehingga koefisien
restitusi pada kejadian ini berkisar antara nol sampai satu (0< e < 1).
Tumbukan seperti ini disebut tumbukan lenting sebagian atau tumbukan
elastis sebagian.
Pada peristiwa pemantulan bola pada lantai, energi kinetik yang dimiliki bola
tidak tetap. Ini dapat dilihat dari kecepatan bola yang berubah sebelum dan
sesudah tumbukan. Jadi, hukum kekekalan energi kinetik pada tumbukan
lenting tidak berlaku. Akan tetapi, hukum kekekalan energi mekanik tetap
berlaku. Hal ini diakibatkan karena sebagian energi kinetik yang hilang telah
diubah menjadi bentuk lainya, seperti energi potensial, energi panas, atau
energi yang merusak lantai.
Pada kasus bola yang dijatuhkan dari ketinggian h, sehingga dipantulkan
dengan ketinggian h’, maka memiliki nilai koefisien elastisitas sebesar:

keterangan:
h’ = tinggi pantulan benda
h = tinggi benda semula / tinggi pantulan sebelumnya
c) Tumbukan tidak lenting sama sekali
Tumbukan tidak lenting sama sekali terjadi jika dua benda setelah tumbukan
menjadi satu dan bergerak bersama-sama. Contoh sederhana dari tumbukan
tidak lenting sama sekali adalah tumbukan dua bola yang akhirnya bergabung
menjadi satu yang akhirnya bergerak bersama dengan kecepatan yang sama
pula. Kejadian ini dapat dijelaskan dengan hukum kekekalan momentum

138
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

Gambar 12. Tumbukan tidak lenting sama sekali


Sumber: edisusanto.com

Hukum kekekalan momentum


m1 v1 + m2 v2 = (m1 + m2) v’
Dari persamaan di atas, kecepatan bola dapat dicari dengan mudah jika
kecepatan awal (semula) kedua bola diketahui, karena kecepatan bola
keduanya setelah tumbukan sama, maka koefisien restitusi untuk tumbukan
tidak lenting sama sekali adalah nol(0).
Pada tumbukan tidak lenting sama sekali tidak berlaku hukum kekekalan
enrgi kinetik. Pada tumbukan ini terjadi pengurangan energi kinetik sehingga
energi kinetik total benda-benda setelah terjadi tumbukan akan lebih kecil
dari energi kinetik total benda sebelum. Dengan demikian

Gambar 13. Koefisien restitusi tumbukan tidak lenting sama sekali


Sumber: edisusanto.com

139
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

PENGEMBANGAN PENILAIAN
Bagian ini memuat contoh soal-soal topik usaha dan energi yang muncul di UN
tiga tahun terakhir dan kurang berhasil dijawab oleh peserta didik. Selain itu,
bagian ini memuat pembahasan tentang cara mengembangkan soal HOTS yang
disajikan dalam bentuk pemodelan, sehingga dapat dijadikan acuan oleh
saudara ketika mengembangkan soal topik ini. Saudara perlu mencermati
dengan baik bagian ini, sehingga saudara dapat terampil mengembangkan soal
yang mengacu pada indikator pencapaian kompetensi yang termasuk HOTS.

A. Pembahasan Soal-soal

Soal Usaha, Energi dan Perubahannya

1. Perhatikan gambar!

Dua bola dengan massa yang sama dijatuhkan pada bidang licin berbentuk
setengah lingkaran dengan jari-jari 1,8 m. Jika kedua bola bertumbukan
lenting sempurna, kecepatan bola 1 sesaat setelah tumbukan adalah ..... ms-1
A. 0
B. 3
C. 6
D. 10
E. 12

Kunci Jawaban : C
Pembahasan :
EPA = EKB
m g hA = ½ m vB2

140
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

vB = 6 ms-1 ; kecepatan bola 1 dan bola 2 saat berada di titik B


(sebelum tumbukan)
Lenting sempurna ; e = 1
𝑣2′ − 𝑣1′
e = −( )
𝑣2 − 𝑣1

v2 - v1 = 𝑣1′ - 𝑣2′
6 – (-6) = 𝑣1′ - 𝑣2′
𝑣1′ - 𝑣2′ = 12 ..... (1)

Hukum kekekalan momentum


m1 v1 + m2 v2 = m1 𝑣1′ - m2 𝑣2′
v1 + v2 = 𝑣1′ - 𝑣2′
𝑣1′ - 𝑣2′ = -6 + 6
𝑣1′ - 𝑣2′ = 0 ..... (2)
Eliminasikan persamaan 1 dan persamaan 2
𝑣1′ - 𝑣2′ = 12
𝑣1′ - 𝑣2′ = 0

-2𝑣2′ = 12
𝑣2′ = −6 ms-1
𝑣1′ = 6 ms-1

2. Bola bermassa 200 gram dijatuhkan dari ketinggian 80 cm tanpa


kecepatan awal. Setelah menumbuk lantai bola memantul kembali
dengan kecepatan 1 ms-1 (g = 10 ms-2). Besar impuls pada bola adalah
..... Ns
A. 1,6
B. 1,5
C. 1,0
D. 0,8

141
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

E. 0,6
Kunci Jawaban : E
Pembahasan :
Kondisi 1
EP = EK’
m g h = ½ mv2
v = 4 ms-1
Kondisi 2
v’ = 1 ms-1
v = 4 ms-1
I = ∆ p = m (v – v’)
I = 0,2 (4 – 1)
I = 0,6 Ns

3. Perhatikan gambar!

Sebuah peluru dari senapan A ditembakkan ke balok dan bersarang di dalam


balok, mengakibatkan balok naik setinggi h1 = 40 cm (gambar 1). Balok lain
yang identik ditembak peluru dari senapan B yang sama massanya, ternyata
mengakibatkan balok naik setinggi h2 = 30 cm (gambar 2). Perbandingan
kecepatan peluru dari senapan A dan senapan B sesaat menumbuk balok
adalah ..... ms-1
A. 2 : √3
B. √2 : √3
C. √3 ∶ √2

142
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

D. √3 : 2
E. √3 : 3
Kunci Jawaban : A
Pembahasan :

𝑚𝐵 + 𝑚𝑃
𝑉𝑃1 𝑚𝑃
√2 𝑔 ℎ1 √40 2
= 𝑚𝐵+ 𝑚 = =
𝑉𝑃2 𝑃 √2 𝑔 ℎ √30 √3
𝑚𝑃 2

VP1 : VP2 = 2 : √3

4. Perhatikan 3 peristiwa tumbukan pada gambar berikut!

Gambar A : benda P massa 8 m menumbuk benda Q massa m yang mula-mula


diam, dengan kecepatan v
Gambar B : benda R massa m bergerak dengan kecepatan v menumbuk benda
S bermassa 8 m yang mula-mula diam
Gambar C : benda K bermassa 8 m bergerak dengan kecepatan v menumbuk
benda R bermassa sama yang mula-mula diam
Ketika tumbukan bersifat lenting sempurna, maka dapat disimpulkan bahwa
.....
A. Kecepatan terbesar dimiliki benda Q pada gambar A
B. Kecepatan terbesar dimiliki benda S pada gambar B
C. Kecepatan terbesar dimiliki benda R pada gambar C
D. Kecepatan sulit diprediksi karena massa pada ketiga peristiwa tidak
sama
E. Kecepatan benda yang ditumbuk pada ketiga peristiwa sama

143
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kunci Jawaban : A
Pembahasan :
Hukum kekekalan momentum
M P V P + M Q V Q = M P V P ’ + MQ V Q ’
8M v + 0 = 8M VP’ + M VQ’
8 V = 8 VP’ + VQ’ ............... (1)

Koefisien restitusi

𝑉𝑄′ − 𝑉𝑃′
e = ; e = 1 ; V P = V ; VQ = 0
𝑉𝑃 − 𝑉𝑄

VQ’ - VP’ = V ................. (2)

Persamaan 1 dan persamaan 2 digabung

8 V P ’ + V Q’ = 8 V

-VP’ + VQ’ = V -

9 V P’ =7V

7 16
VP’ = V ; V Q’ = V
9 9

Dengan cara yang sama, kita akan mendapatkan VS’ = V ; VR’ = 0

VR’ = V ; VK’ = 0

5. Seorang yang bermassa 50 kg berdiri di atas perahu yang bermassa 200


kg. Perahu bergerak dengan kecepatan 7,5 ms-1. Saat tiba di tempat tujuan,
penumpang melompat dengan kecepatan 10 ms-1 searah gerak perahu.
Kelajuan perahu sesaat setelah penumpang melompat adalah ..... ms-1

A. 0
B. 5,0

144
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

C. 6,9
D. 10,0
E. 11,9
Kunci Jawaban : C
Pembahasan :
Hukum kekekalan momentum

(MO + MP) V = MO V’O’ + MP VP’

(50 + 200) . 7,5 = 50 . 10 + 200 . VP’

250 . 7,5 = 500 + 200 . VP’

200 . VP’ = 1.375

VP’ = 6,9 ms-1

6. Sebuah bola bilyar A bermassa 100 gram bergerak menuju bola bilyar B
bermassa sama yang mula-mula dalam keadaan diam seperti gambar.
Besar kecepatan bola A sesudah tumbukan adalah ..... ms-1

A. 5,0
B. √19
C. 4,0
D. √11
E. 3,0
Kunci Jawaban : B

145
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Pembahasan :

VAX = 5.cos 300 = 2,5 √3

VAY = 5.sin 300 = 2,5

VBX = 0 ; VBY = 3

Hukum kekekalan momentum

Analisis pada sumbu x

MA VAX + MB VBX = MA VAX’ + MB VBX’

100 . 2,5√3 + 0 = 100 . VAX’ + 0

VAX’ = 2,5√3

Analisis pada sumbu y

MA VAY + MB VBY = MA VAY’ + MB VBY’

100 . 2,5 + 0 = 100. VAY’ + 100 . 3

100. VAY’ = - 50

VA’ = √𝑉𝐴𝑋
′2 ′2
+ 𝑉𝐴𝑌

2
VA’ = √(2,5√3 ) + 0,52

VA’ = √19 ms-1

146
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

B. Pengembangan Soal HOTS

Pada bagian ini akan dimodelkan pembuatan soal yang memenuhi indikator
pencapaian kompetensi yang diturunkan dari kompetensi dasar pengetahuan.
Pengembangan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi agar Saudara dapat
melihat kesesuaian antara kompetensi, lingkup materi, dan indikator soal.
Selanjutnya, dilakukan penyusunan soal di kartu soal berdasarkan kisi-kisi
yang telah disusun sebelumnya. Contoh soal yang disajikan terutama untuk
mengukur indikator kunci pada level kognitif yang tergolong HOTS.

1. Kisi-kisi Soal

Indikator Nomor
Kompetensi Lingkup Bentuk
No. Materi Soal Level
Dasar Materi Soal
Soal

1 2 3 4 5 6 7 8

1 3.10 Mekanika Impuls dan Menyimpul 1 L3 Uraian


Menerapk Momentum kan
an konsep kejadian
momentu kecelakaan
m dan tumbukan
impuls, dari gaya
serta
impulsif
hukum
yang
kekekalan
dihasilkan
momentu
m dalam
kehidupa
n sehari-
hari

147
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Indikator Nomor
Kompetensi Lingkup Bentuk
No. Materi Soal Level
Dasar Materi Soal
Soal

1 2 3 4 5 6 7 8
2 3.10 Mekanika Impuls dan Disajikan 1 L3 Pilihan
Menerapk Momentum gambar Ganda
an konsep grafik
momentu hubungan
m dan gaya dengan
impuls, waktu dari
serta benda A saat
hukum bertumbuka
kekekalan n dengan
momentu benda B,
m dalam peserta
kehidupa didik dapat
n sehari- meghitung
hari energi
kinetik
benda A
setelah
tumbukan
dengan
benda B
dengan
benar

148
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

Indikator Nomor
Kompetensi Lingkup Bentuk
No. Materi Soal Level
Dasar Materi Soal
Soal

1 2 3 4 5 6 7 8
3 3.10 Mekanika Impuls dan Disajikan 1 L3 Pilihan
Menerapk Momentum gambar Ganda
an konsep grafik
momentu hubungan
m dan gaya dengan
impuls, waktu dari
serta benda A saat
hukum bertumbuka
kekekalan n dengan
momentu benda B,
m dalam peserta
kehidupa didik dapat
n sehari- meghitung
hari energi
kinetik
benda A
setelah
tumbukan
dengan
benda B
dengan
benar

149
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Uraian
Mata Pelajaran : Fisika Nama Penyusun :

KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran
3.10 Menerapkan RUMUSAN BUTIR SOAL
konsep
Airbag (kantong udara) merupakan salah satu fitur
momentum
keselamatan pada mobil untuk melindungi pengemudi dan
dan impuls,
penumpang saat terjadi kecelakaan. Airbag memiliki
serta hukum
Nomor berbagai nama teknis seperti Supplementary Restraint
kekekalan Soal
System (SRS), Air Cushion Restraint System (ACRS), dan
momentum
1 Supplemental Inflatable Restraint (SIR). Airbag berfungsi
dalam
melindungi daerah kepala, leher, dan dada. Airbag
kehidupan
umumnya akan mengembang dari roda kemudi atau dari
sehari-hari
dashboard beberapa milidetik setelah tabrakan. Ketika
LINGKUP MATERI kepala pengemudi telah mengenai airbag, airbag mulai
Mekanika mengempis perlahan sehingga memungkinkan pengemudi

MATERI keluar dari mobil. Dijelaskan, cara kerja airbag di mobil


hanya akan mengembang apabila mobil mengalami
Impuls, momentum Kunci
dan tumbukan Jawaban tabrakan. Sensor airbag yang ada di bagian depan mobil,
baru akan bereaksi jika mobil menghantam benda statis
minimal kecepatan 40 kilometer per jam.
INDIKATOR SOAL
Disajikan foto
tentang airbag
berikut cara
kerjanya, peserta
didik dapat
menyimpulkan
apakah
pengemudi mobil
akan selamat
ataukah terluka

150
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

parah jika mobil Mobil melaju dengan kecepatan 60 km/jam, dan terjadi
bertabrakan
dengan kecepatan kecelakaan hingga bagian mobil depannya hancur dan
tertentu mobil tersebut terhenti seketika. Kejadian tersebut
sementara gaya
impulsif dan mengakibatkan airbag mengembang, selama 20
selang waktu milisekon. Massa supir 70 kg, dan gaya penahan
diketahui.
dari seatbelt sebesar 3,5 x104 N dan airbag sebesar 1,5
x 104 N. Kepala akan terluka/ parah jika dibenturkan
dengan gaya minimal sebesar 104 N. Apakah supir
tersebut selamat atau terluka parah selama kejadian
tersebut?

151
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Uraian
Mata Pelajaran : Fisika Nama Penyusun :

Pengetahuan/
KOMPETENSI DASAR Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran
3.10 Menerapkan RUMUSAN BUTIR SOAL
konsep Benda bermassa m kg bergerak lurus mendatar ke
momentum dan kanan dengan kelajuan v m/s menumbuk benda
impuls, serta
Nomor bermassa 2m kg yang diam. Setelah tumbukan,
hukum kekekalan Soal benda mbergerak ke kanan atas dengan sudut
momentum dalam
2 600 terhadap horizontal dan benda 2m bergerak ke
kehidupan sehari-
kanan bawah dengan sudut yang sama, 600, terhadap
hari
horizontal. Kelajuan benda bermassa 2m sesaat
LINGKUP MATERI setelah tumbukan adalah ….
Mekanika
A. 0.25 v
MATERI B. 0.5 v
Impuls, momentum dan Kunci C. 1.5 v
tumbukan Jawaban
D. 2.0 v
B E. 2,5 v
INDIKATOR SOAL
Disajikan sebuah benda
yang bergerak
menumbuk benda lain
yang sedang diam yang
menimbulkan kedua
benda terpental
membentuk sudut dari
arah semula, peserta
didik dapat menentukan
kecepatan salah satu
benda setelah tumbukan

152
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMP Kurikulum : 2013


Kelas : VIII Bentuk Soal : Uraian
Mata Pelajaran : IPA Nama Penyusun :

KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran
3.10 Menerapkan RUMUSAN BUTIR SOAL
konsep
Benda bermassa 2m kg bergerak lurus mendatar ke kanan
momentum dengan kelajuan v m/s kemudian meledak menjadi dua
dan impuls, bagian yang sama. Satu bagian bergerak ke kanan atas dengan
serta hukum sudut 600 terhadap horizontal dan bagian lain bergerak ke
Nomor kanan bawah dengan sudut yang sama, 600, terhadap
kekekalan Soal
horizontal. Kelajuan salah satu bagian ledakan adalah ….
momentum
3 A. 0.25 v
dalam
B. 0.5 v
kehidupan C. 1.5 v
sehari-hari D. 2.0 v
E. 2,5 v
LINGKUP MATERI
Mekanika

MATERI

Impuls, momentum Kunci


dan tumbukan Jawaban

INDIKATOR SOAL
Disajikan sebuah
benda bergerak
kemudian meledak
menjadi dua bagian
yang membentuk
sudut dari arah
semula, peserta
didik mampu
menghitung
kecepatan salah
satu bagian benda
setelah ledakan

153
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

C. Refleksi Pembelajaran

Pada bagian ini Saudara akan melaksanakan refleksi dalam proses


pembelajaran materi impuls dan momentum. Refleksi pembelajaran
dilakukan dengan melihat kesesuaian antara proses pembelajaran, peserta
didik, penilaian, dan ketercapaian KD.

1. Apakah kegiatan membuka pelajaran dapat mengarahkan dan


mempersiapkan peserta didik mengikuti pelajaran dengan baik ?
2. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap materi/bahan ajar yang disajikan
sesuai dengan yang diharapkan? (Apakah materi terlalu tinggi, terlalu
rendah, atau sudah sesuai dengan kemampuan awal peserta didik?)
3. Bagaimana respons Saudara terhadap media pembelajaran yang
digunakan? (Apakah media sesuai dan mempermudah peserta didik
menguasai kompetensi/materi yang diajarkan?)
4. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap aktivitas pembelajaran yang telah
dirancang ?
5. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap pendekatan, model pembelajaran,
metode, dan teknik pembelajaran yang digunakan ?
6. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap teknik pengelolaan kelas yang
akan dilakukan (perlakuan guru terhadap peserta didik dalam mengatasi
masalah dan memotivasi peserta didik)?
7. Apakah Saudara dapat menangkap penjelasan/instruksi yang diberikan
pada bagian aktivitas pembelajaran ?
8. Bagaimanakah tanggapan Saudara terhadap latihan atau penilaian yang
dikembangkan ?
9. Apakah Saudara telah mencapai penguasaaan kemampuan pembelajaran
yang telah dikembangkan ?
10. Apakah kegiatan menutup pelajaran yang dikembangkan dapat
meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap meteri pelajaran?

154
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

11. Apakah Aktivitas pembelajaran yang dirancang dapat mencapai


kompetensi dasar (KD) pada meteri terpilih sebagaimana mestinya? (Jika
tidak seluruhnya, apakah Saudara akan melakukan penyesuaian aktivitas
pembelajaran pembelajaran dalam rencana pembelajaran?)
12. Apakah kelemahan-kelemahan Saudara dalam melaksanakan aktivitas
pembelajaran yang telah dirancang?
13. Apakah kekuatan Saudara atau hal-hal baik yang telah saudara capai
dalam mempelajari aktivitas pembelajaran ?

155
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KESIMPULAN
Unit ini dikembangkan berdasarkan pasangan KD 3.10 Menerapkan konsep
momentum dan impuls serta hukum kekekalan momentum dalam kehidupan
sehari-hari.
dan 4.10 Menyajikan hasil pengujian penerapan hukum kekekalan momentuk,
misalnya bola jatuh bebas ke lantai dan roket sederhana di kelas X.
Berdasarkan KD pengetahuan dapat diketahui bahwa indikator yang
dikembangkan perlu mancapai level analisis (C4). Artinya, KD ini sudah
menuntut Saudara melatihkan kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada
peserta didik. Adapun KD keterampilan menuntut Saudara memfasilitasi
peserta didik berkreasi. Hal ini berarti Saudara perlu memberikan ruang dan
waktu kepada untuk mengembangkan kreativitasnya

Dikuasainya keterampilan berpikir tingkat tinggi oleh peserta didik


memerlukan proses pembelajaran yang relevan. Oleh karena itu, aktivitas
pembelajaran di subtopik hubungan gaya dan getaran dalam kehidupan
sehari-hari menggunakan model discovery learning, model Problem Based
Learning dan pembelajaran saintifik, dengan metode praktik dan diskusi
melalui tiga kali pertemuan. Seperti telah diketahui, kedua model
pembelajaran ini merupakan model yang dapat membekalkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi kepada peserta didik. Ketika implementasi,
pembelajaran juga dipandu dengan menggunakan LKPD yang dirancang untuk
memudahkan penguasaan konsep sesuai tingkat kognitifnya dan penguasaan
keterampilan yang mengedepankan konstruktivisme. Artinya, peserta didik
memperoleh konsep dengan merumuskannya terlebih dahulu.

Adapun konten yang dikembangkan pada subtopik hubungan gaya dan


getaran dalam kehidupan sehari hari.. Subtopik ini merupakan konten yang
kaya akan pengetahuan kontekstual bagi peserta didik. Artinya, guru dapat
mendorong serta memfasilitasi peserta didik untuk menemukan fenomena di
kehidupan sehari-hari yang berkaitan subtopik ini. Sebagai contoh aplikasi

156
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

dunia nyata, Saudara dapat menyajikan fenomena kontekstual melalui


penyajian berita yang terdapat di media informasi atau.

KD pengetahuan yang kompetensinya menuntut peserta didik untuk


menganalisis sudah menunjukkan level analisis (C4). Artinya, KD ini sudah
menuntut Saudara melatihkan kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada
peserta didik. Adapun KD keterampilan menuntut Saudara memfasilitasi
peserta didik berkreasi dengan membuat tulisan. Hal ini berarti Saudara perlu
memberikan ruang dan waktu kepada untuk mengembangkan kreativitas

Topik impuls dan momentum berisi sajian materi yang kontekstual. Dalam hal
ini dicontohkan dengan keberadaan airbag untuk keamanan berkendara,
penerapan konsep impuls dan momentum dalam kehidupan sehari-hari dan
cara kerja roket. Keberadaan muatan konteks yang erat dengan kehidupan
sehari-hari dapat memotivasi guru dan peserta didik untuk belajar dan cepat
memahami.

Pembelajaran di awal sangat menekankan kontekstualitas, berangkat dari


diskusi interaktif hubungan gaya dengan getaran , Peserta didik diarahkan
untuk menemukan permasalahan dari lingkungan terdekat mereka lalu
dibimbing untuk .dipecahkan melalui serangkaian kegiatan pembelajaran
model problem-based learning.

Sub unit ini dilaksanakan dalam empat kali pertemuan yang masing-masing
pertemuan terdiri dari 2 aktivitas yang bersifat berpusat kepada peserta didik.
Model Problem-based learning yang digunakan memfasilitasi peserta didik
untuk mengembangkan keterampilan saintifik dan mendorong berpikir
tingkat tinggi dalam rangka memecahkan masalah (problem solving).

Di sub unit ini disediakan soal-soal UN terkait impuls dan momentum yang
muncul di ujian nasional tahun 2016, 2017 dan 2018. Disediakan pula
pembahasan soalnya sehingga memudahkan guru dan peserta didik untuk

157
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

memahami pemecahan soal tersebut dan memprediksi jenis soal yang rutin
muncul di UN. Soal sudah terkategori HOTS tapi model soal serupa setiap
tahunnya, maka guru perlu melatihkan peserta didik memahami secara
mendalam topik hubungan gaya dan getaran dalam kehidupan sehari hari,
soal HOTS yang berbeda dari soal yang pernah muncul di UN.

UMPAN BALIK
Dalam rangka mengetahui pemahaman terhadap unit ini, Saudara perlu
mengisi lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian instrumen
ini, Saudara dapat mengetahui posisi pemahaman beserta umpan baliknya.
Oleh karena itu, isilah lembar persepsi diri ini dengan objektif dan jujur.

Lembar Persepsi Pemahaman Unit

NO Aspek Kriteria
1 2 3 4
1 Memahami indikator yang telah
dikembangkan berdasarkan
Kompetensi Dasar
2 Mampu menghubungkan konten
dengan fenomena kehidupan
sehari-hari
3 Merasa bahwa tahapan aktivitas
pembelajaran dapat
mengembangkan HOTS peserta
didik
4 Memahami tahapan aktivitas yang
disajikan dengan baik

158
Unit Pembelajaran
Impuls dan Momentum

NO Aspek Kriteria
1 2 3 4
5 Mampu dengan baik
mengaplikasikan aktivitas
pembelajaran di dalam kelas
6 Memahami dengan baik Lembar
Kerja peserta didik yang
dikembangkan
7 Mampu melaksanakan dengan
baik Lembar Kerja peserta didik
yang dikembangkan
8 Memahami Konten secara
menyuluh dengan baik
9 Memahami prosedur penyusunan
soal HOTS dengan baik
10 Mampu membahas soal HOTS
yang disajikan dengan tepat
Jumlah
Jumlah Total

Keterangan Pedoman Penskoran

1 = tidak menguasai

1 = cukup menguasai Skor =


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
X 100
40

2 = menguasai

3 = sangat menguasai

159
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Skor Umpan Balik

<70 Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara


membelajarkannya, mengembangkan penilian dan melaksanakan
penilaian berorientasi HOTS. Saudara membaca ulang unit ini dan
mendiskusikannya dengan dengan fasilitator di MGMP sampai
anda memahaminya

70 - 79 Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten,


cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu
mendiskusikan bagian yang belum dipahami dengan fasilitator
atau teman lain di MGMP

80 - 89 Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan


penilaian dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan
baik

≥ 90 Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan


penilian dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan
sangat baik. Saudara dapat menjadi fasilitator bagi teman-teman
lain di MGMP untuk membelajarkan unit ini.

160
Paket Unit Pembelajaran
Paket Judul Unit

PENUTUP

Unit-unit pembelajaran yang telah dikembangkan diharapakan dapat menjadi


referensi Saudara dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian yang
berorientasi Higher Order Thinking Skills/HOTS yang terintegrasi dengan 5
(lima) unsur utama Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan literasi dalam
rangka mencapai kecakapan Abad ke-21. Selanjutnya, saudara dapat
menerapkan desain pembelajaran yang telah disusun kepada peserta didik di
kelas masing-masing.

Saudara perlu memahami unit-unit dengan baik. Oleh karena itu, unit-unit
perlu dipelajari dan dikaji lebih lanjut oleh Saudara bersama rekan sejawat
guru Fisika lainnya dalam Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran
(PKP) di MGMP masing-masing. Kajian semua komponen unit pembelajaran
yang disajikan perlu dilakukan, sehingga dapat Saudara mendapatkan
gambaran teknis mengenai cara mengimplementasikan di kelas. Selain itu,
diharapkan dapat mengantisipasi kesulitan-kesulitan yang mungkin akan
dihadapi.

Aktivitas pembelajaran yang disajikan dalam setiap unit merupakan gambaran


umum skenario pembelajaran untuk mencapai masing-masing KD sesuai
dengan indikator yang dikembangkan oleh tim penulis. Selanjutnya Saudara
perlu menyusun RPP yang sesuai dengan kondisi kelas masing-masing
berdasarkan skenario dalam aktivitas pembelajaran unit, sehingga
memudahkan mengimplementasikan secara teknis. Selain itu, Saudara masih
perlu mengembangkan instumen penilaian lainnya yang berorientasi HOTS
dengan mengacu pada contoh soal-soal tes yang disajikan dalam setiap unit
pembelajaran.

Dalam melaksanakan kegiatan praktikum sesuai LKPD, Saudara dapat


menyesuaikan alat dan bahan yang digunakan dengan alat dan bahan yang

163
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

terdapat di lingkungan masing-masing (kontekstual). Begitu pula dalam


mengalokasikan waktu pembelajaran, saudara dapat menyesuaikan dengan
kalender akademik di sekolah masing-masing. Harapan penulis, Saudara
dapat mengadaptasi langkah pembelajaran yang disajikan dalam unit
pembelajaran untuk mengembangkan RPP pada topik Fisika lainnya.

Refleksi dan evaluasi keefektifan, keberhasilan serta permasalahan selama


mengimplementasikan unit-unit ini perlu terus dilakukan. Permasalahan-
permasalahan yang ditemukan dapat langsung didiskusikan dengan rekan
sejawat, instruktur, kepala sekolah, serta pengawas agar segera menemukan
solusinya. Setiap keberhasilan, permasalahan, dan solusi yang ditemukan
selama pembelajaran perlu Saudara tuliskan dalam bentuk karya tulis best
practice atau karya tulis lainnya.

Capaian yang diharapkan dari penggunaan unit-unit ini adalah


terselenggaranya pembelajaran Fisika yang optimal sehingga berdampak
langsung terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik yang melingkupi
ranah kognitif, afektif dan psikomotor pada dimensi pengetahuan konsep,
prosedural, prinsip dan metakognitif sesuai kebutuhan abad 21. Selain itu
dapat memfasilitasi Saudara menghasilkan karya tulis yang berguna bagi
pengembangan keprofesian berkelanjutan.

Kami menyadari bahwa unit-unit yang dikembangkan masih jauh dari


kesempurnaan. Saran, masukan, dan usulan penyempurnaan yang dapat
disampaikan kepada tim penulis melalui surat elektronik (e-mail) sangat kami
harapkan dalam upaya perbaikan dan pengembangan unit-unit lainnya

164
Paket Unit Pembelajaran
Paket Judul Unit

DAFTAR PUSTAKA

Astarinugrahini, Iin. 2018. Sahabat Sukses Ujian Nasional. Surakarta : Putra


Nugraha
Foster, Bob. 2014. Akselerasi Fisika untuk SMA/ MA Kelas XI. Bandung :
Penerbit Duta
Nurdiansyah, Doni. 2017. Fisika untuk SMA/ MA Kelas X. Bandung : Grafindo
Media Pratama
Sunardi dan Juarni, Lilis. 2015. Buku Siswa Fisika untuk SMA/ MA Kelas XI.
Bandung : Yrama Widya
Tim Progresif. 2019. Erlangga X-press UN 2019 SMA/MA. Jakarta : Penerbit
Erlangga
Tim Smart Nusantara. 2017. Strategi Cerdas Bank Soal Fisika SMA/MA Kelas X,
XI, XII. Jakarta : Penerbit PT Grasindo
Wahyono, Budi. Modul Pengayaan Peminatan Fisika untuk SMA/ MA. Surakarta
: Putra Nugraha

165
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

LAMPIRAN

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

Memahami, menerapkan, dan Mengolah, menalar, dan menyaji dalam


menganalisis pengetahuan faktual, ranah konkret dan ranah abstrak terkait
konseptual, prosedural, dan dengan pengembangan dari yang
metakognitif berdasarkan rasa ingin dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
tahunya tentang ilmu pengetahuan, bertindak secara efektif dan kreatif,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora serta mampu menggunakan metode
dengan wawasan kemanusiaan, sesuai kaidah keilmuan
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan
masalah

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.9. Menganalisis konsep energi, usaha 4.9. Menerapkan metode ilmiah untuk
(kerja), hubungan usaha (kerja) mengajukan gagasan penyelesaian
dan perubahan energi, hukum masalah gerak dalam kehidupan
kekekalan energi, serta sehari-hari, yang berkaitan dengan
penerapannya dalam peristiwa konsep energi, usaha (kerja), dan
sehari-hari hukum kekekalan energi
3.10.Menerapkan konsep momentum 4.10. Menyajikan hasil pengujian
dan impuls, serta hukum kekekalan penerapan hukum kekekalan
momentum dalam kehidupan momentum, misalnya bola jatuh
sehari-hari bebas ke lantai dan roket
sederhana

166
Paket Unit Pembelajaran
Paket Judul Unit

167

Anda mungkin juga menyukai