Anda di halaman 1dari 588

Paket Unit Pembelajaran

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)


MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN FISIKA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
KELOMPOK TEKNOLOGI REKAYASA

Mekanika
Penulis:
Sri Munarsih, M.Pd
Purnawati, S.Pd
Susiyanti, S.Pd
Yoyok Prasetya, M.Pd

Penyunting:
Dr. Hari Wisodo, S.Pd, M.Si
Dr. Sunaryono, S.Pd, M.Si
Prof. Dr. Arif Hidayat, M.Si

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Paket Unit Pembelajaran
Mekanika

KATA SAMBUTAN

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Saya menyambut baik terbitnya Paket Unit Pembelajaran dalam rangka


pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi.
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran merupakan salah satu upaya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran yang berfokus pada upaya mencerdaskan peserta didik melalui
pembelajaran berorientasi keterampilan berpikir tingkat tinggi. Program
berbasis zonasi ini dilakukan mengingat luasnya wilayah Indonesia dan
kualitas pendidikan yang belum merata, sehingga peningkatan pendidikan
dapat berjalan secara masif, merata, dan tepat sasaran.

Paket unit pembelajaran ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan


Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skills (HOTS).
Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir kompleks dalam
menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi,
menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas
mental yang paling dasar.

Sasaran Program PKB melalui PKP berbasis zonasi ini adalah seluruh guru di
wilayah NKRI yang tergabung dalam komunitas guru sesuai bidang tugas
yang diampu di wilayahnya masing-masing. Komunitas guru dimaksud
meliputi kelompok kerja guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP), dan Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK).

v
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Semoga Paket Unit Pembelajaran ini dapat digunakan dengan baik


sebagaimana mestinya sehingga dapat menginspirasi guru dalam
mengembangkan materi dan melaksanakan proses pembelajaran yang
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi yang bermuara pada
meningkatnya kualitas lulusan peserta didik.

Untuk itu, kami ucapkan terima kasih atas kerja keras dan kerja cerdas para
penulis dan semua pihak terkait yang dapat mewujudkan Paket Unit
Pembelajaran ini. Semoga Allah Swt. senantiasa meridai upaya yang kita
lakukan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

vi
Paket Unit Pembelajaran
Mekanika

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., Tuhan YME, karena atas izin
dan karunia-Nya Paket Unit Pembelajaran Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi ini dapat diselesaikan. Paket Unit
Pembelajaran ini disusun berdasarkan analisis Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian serta analisis Ujian
Nasional (UN).

Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa peserta didik masih lemah dalam
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) seperti
menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Hasil tersebut ternyata selaras
dengan capaian PISA (Programme for International Student Assessment)
maupun TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study). Oleh
karena itu, perserta didik harus dibiasakan dengan pembelajaran dan soal-
soal yang berorientasi kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi agar
meningkat kemampuan berpikir kritisnya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan


Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), berupaya meningkatkan kualitas
pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas lulusan peserta
didik dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi.
Program ini dikembangkan dengan menekankan pembelajaran yang
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan pemerataan mutu pendidikan,


maka pelaksanaan Program PKP dilakukan dengan mempertimbangkan

vii
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

aspek kewilayahan (Zonasi). Melalui zonasi ini, pengelolaan komunitas guru


seperti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SMA/SMK dan SLB, dan
Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) dilaksanakan dengan
memperhatikan keragaman mutu pendidikan.

Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada


seluruh tim penyusun yang berasal dari Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
bidang Kelautan dan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(LPPPTK KPTK), Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), dan
Perguruan Tinggi serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam
mewujudkan penyelesaian Paket Unit Pembelajaran ini. Semoga Allah Swt.
senantiasa meridai upaya yang kita lakukan.

Wassalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh

viii
Paket Unit Pembelajaran
Mekanika

DAFTAR ISI

Hal

KATA SAMBUTAN ___________________________________ V


KATA PENGANTAR __________________________________ V
DAFTAR ISI ________________ ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
PENGANTAR PAKET UNIT PEMBELAJARAN ________________ 1
UNIT PEMBELAJARAN 1 BESARAN DAN PENGUKURAN _______ 3
UNIT PEMBELAJARAN 2 GERAK DAN GAYA ______________ 107
UNIT PEMBELAJARAN 3 USAHA DAN ENERGI ____________ 213
UNIT PEMBELAJARAN 4 MOMENTUM DAN IMPULS ________ 319
UNIT PEMBELAJARAN 5 KESETIMBANGAN BENDA TEGAR __ 409
UNIT PEMBELAJARAN 6 ELASTISITAS _________________ 481
PENUTUP _______________________________________ 569
DAFTAR PUSTAKA _________________________________ 571
LAMPIRAN ______________________________________ 573

ix
Paket Unit Pembelajaran
Mekanika

PENGANTAR PAKET UNIT PEMBELAJARAN

Paket Unit Pembelajaran Mekanika ini terdiri dari 6 unit pembelajaran, yaitu
Unit Pembelajaran 1 Besaran dan Pengukuran, Unit Pembelajaran 2 Gerak
dan Gaya, Unit Pembelajaran 3. Usaha dan Energi, Unit Pembelajaran 4.
Momentum dan Impuls, Unit Pembelajaran 5. Kesetimbangan Benda Tegar
dan Unit Pembelajaran 6 Elastisitas. Setiap unit pembelajaran berkaitan
dengan satu atau lebih Kompetensi Dasar (KD) yang tercantum dalam
Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 464/D.D5/KR/2018 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional (A),
Muatan Kewilayahan (B), Dasar Bidang Keahlian (C1), Dasar Program
Keahlian (C2) dan Kompetensi Keahlian (C3). Unit-unit tersebut sebaiknya
dipelajari secara berurutan, namun bisa juga dipelajari secara terpisah
tergantung pada kebutuhan. Guru dapat langsung mempelajari unit-unit
tertentu yang dibutuhkan tanpa mempelajari unit sebelumnya.

Paket pembelajaran ini secara umum memuat kompetensi dasar, target


kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, aplikasi di dunia nyata,
bahan bacaan, soal-soal tes Ujian Nasional (UN) atau Ujian Sekolah
Berstandar Nasional (USBN) dan Ujian Masuk Politeknik Negeri (UMPN) dan
pembahasannya, contoh Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) dan contoh
pengembangan soal HOTS. Berbagai aspek yang termuat dalam paket
pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi referensi dan inspirasi bagi guru
fisika SMK kelompok Teknologi dan Rekayasa dalam merancang
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan penilaian pada KD yang
berkaitan dengan besaran dan pengukuran, gerak dan gaya, usaha dan energi
, momentum dan impuls, kesetimbangan benda tegar dan elastisitas.

Aktivitas pembelajaran yang disajikan dalam setiap unit merupakan


gambaran umum skenario pembelajaran untuk mencapai masing-masing KD

1
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

sesuai dengan indikator yang dikembangkan oleh tim penulis. Guru


diharapkan terus memperkaya diri dengan banyak membaca bahan bacaan
lain, memperbanyak contoh masalah, dan menerapkan strategi pembelajaran
yang efektif bagi peserta didik.

2
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN FISIKA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
KELOMPOK TEKNOLOGI DAN REKAYASA

Judul Unit
Penulis:
Sri Munarsih, M.Pd

Penyunting:
Dr. Hari Wisodo

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

6
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI ___________________________________ 7


DAFTAR GAMBAR _______________________________ 9
DAFTAR TABEL ________________________________ 10
PENDAHULUAN _______________________________ 11
KOMPETENSI DASAR ___________________________ 13
A. Target Kompetensi _________________________________________________________ 13
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ________________________________________ 13
APLIKASI DI DUNIA NYATA ______________________ 17
A. Tera Ulang Timbangan _____________________________________________________ 17
B. Pengukuran Tinggi dan Berat Badan Calon Peserta Didik SMK ________ 18
C. Alat Suntik___________________________________________________________________ 18
SOAL-SOAL US/USBN __________________________ 21
A. Contoh Soal US/USBN Tahun 2018 _______________________________________ 21
B. Contoh Soal US/USBN Tahun 2018 _______________________________________ 22
C. Contoh Soal US/USBN Tahun 2019 _______________________________________ 23
D. Contoh Soal US/USBN Tahun 2019 _______________________________________ 24
E. Contoh Soal UMPN Tahun 2018 ___________________________________________ 25
BAHAN PEMBELAJARAN _________________________ 27
A. Aktivitas Pembelajaran ____________________________________________________ 27
Aktivitas 1: Besaran dan Satuan ___________________________________________________ 28
Aktivitas 2: Pengukuran Besaran Mekanik _______________________________________ 30
Aktivitas 3: Pengukuran Besaran Listrik _________________________________________ 32
B. Lembar Kerja Peserta Didik _______________________________________________ 36
Lembar Kerja Peserta Didik 1: Besaran dan Satuan _____________________________ 36
Lembar Kerja Peserta Didik 2: Pengukuran Besaran Mekanik _________________ 40
Lembar Kerja Peserta Didik 3: Pengukuran Besaran Listrik____________________ 46

7
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

C. Bahan Bacaan _______________________________________________________________ 53


Besaran_______________________________________________________________________________ 53
Satuan ________________________________________________________________________________ 55
Dimensi ______________________________________________________________________________ 60
Konversi Satuan _____________________________________________________________________ 62
Angka Penting _______________________________________________________________________ 62
Notasi Ilmiah ________________________________________________________________________ 64
Pengukuran Besaran Mekanik _____________________________________________________ 65
Pengukuran Besaran Listrik _______________________________________________________ 79
Melaporkan Hasil Pengukuran _____________________________________________________ 83
PENGEMBANGAN PENILAIAN _____________________87
A. Pembahasan Soal-soal ______________________________________________________ 87
B. Mengembangkan Soal HOTS _______________________________________________ 92
KESIMPULAN ________________________________101
UMPAN BALIK________________________________103

8
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1 Tera Ulang Timbangan di Pasar _____________________________________ 17


Gambar 2 Pengukuran Tinggi dan Berat Badan ________________________________ 18
Gambar 3 Alat Suntik _____________________________________________________________ 19
Gambar 4 Satu Radian ____________________________________________________________ 59
Gambar 5 Satuan Sudut Ruang __________________________________________________ 60
Gambar 6 Pengukuran dengan Mistar __________________________________________ 66
Gambar 7 Jangka Sorong Analog ________________________________________________ 67
Gambar 8 Jangka Sorong Digital _________________________________________________ 67
Gambar 9 Bagian-bagian Jangka Sorong ________________________________________ 68
Gambar 10 Pengukuran dengan Jangka Sorong ________________________________ 69
Gambar 11 Mikrometer Analog __________________________________________________ 70
Gambar 12 Mikrometer Digital __________________________________________________ 71
Gambar 13 Bagian-bagian Mikrometer _________________________________________ 71
Gambar 14 Pembacaan Skala Mikrometer ______________________________________ 72
Gambar 15 Neraca Ohauss _______________________________________________________ 73
Gambar 16 Neraca Elektronik ___________________________________________________ 74
Gambar 17 Stopwatch ____________________________________________________________ 75
Gambar 18 Gelas Ukur ____________________________________________________________ 76
Gambar 19 pengukuran secara langsung menggunakan gelas ukur _________ 77
Gambar 20 Amperemeter ________________________________________________________ 80
Gambar 21 Voltmeter _____________________________________________________________ 80
Gambar 22 Ohmmeter ____________________________________________________________ 81
Gambar 23 Multimeter Analog dan Multimeter Digital________________________ 82

9
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi ___________________________ 13

10
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

PENDAHULUAN

Unit ini disusun sebagai salah satu aternatif sumber bahan ajar bagi guru
fisika SMK kelompok Teknologi dan Rekayasa untuk memahami topik
Besaran dan Pengukuran. Unit ini memuat kompetensi dasar, target
kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, aplikasi besaran dan
pengukuran dalam kehidupan sehari-hari, bahan bacaan, soal-soal tes Ujian
Nasional (UN) atau Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan Ujian
Masuk Politeknik Negeri (UMPN), contoh Lembar Kegiatan Peserta Didik
(LKPD) dan contoh pengembangan soal HOTS.

Komponen-komponen di dalam unit ini dikembangkan dengan tujuan agar


guru dapat dengan mudah memfasilitasi peserta didik memahami konsep
besaran dan pengukuran, melatihkan keterampilan dalam melakukan
praktik, sekaligus mendorong peserta didik mencapai kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Topik besaran dan pengukuran yang dikembangkan terdiri
atas 3 subtopik yaitu (1) Besaran; (2) Satuan dan (3). Pengukuran. Selain itu,
unit ini dilengkapi dengan tiga LKPD, yaitu (1) Besaran dan Satuan; (2)
Pengukuran Besaran Mekanik; dan (3) Pengukuran Besaran Listrik. LKPD
dikembangkan secara aplikatif agar guru mudah mengimplementasikannya
di dalam pembelajaran.

Dengan mempelajari unit ini, diharapkan guru dapat memiliki dasar


pengetahuan dan mempunyai inspirasi dalam meningkatkan kemampuannya
mengelola pembelajaran berpikir tingkat tinggi serta menyusun perangkat
penilaiannya di kelas yang diampu.

11
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

12
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

KOMPETENSI DASAR

A. Target Kompetensi

Unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)


kelas X SMK kelompok Teknologi dan Rekayasa. Kompetensi dasar tersebut
dapat dijabarkan menjadi beberapa target kompetensi. Target kompetensi
menjadi patokan penguasaan kompetensi oleh peserta didik. Target
kompetensi pada kompetensi dasar ini terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

Kelas/
No Kompetensi Dasar Target Kompetensi
Semester
3.1 Menerapkan prinsip- 1. Menerapkan prinsip-prinsip X/1
prinsip pengukuran pengukuran besaran fisis pada
besaran fisis, angka bidang teknologi dan rekayasa
penting dan notasi 2. Menerapkan angka penting pada
ilmiah pada bidang bidang teknologi dan rekayasa
teknologi dan 3. Menerapkan notasi ilmiah pada
rekayasa bidang teknologi dan rekayasa

4.1 Melakukan Melakukan pengukuran besaran fisis X/1


pengukuran besaran dengan menggunakan peralatan dan
fisis dengan teknik yang tepat serta mengikuti
menggunakan aturan angka penting
peralatan dan teknik
yang tepat serta
mengikuti aturan
angka penting

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi (IPK) untuk unit ini dikembangkan dari KD


3.1. Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, angka penting dan

13
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

notasi ilmiah pada bidang teknologi dan rekayasa dan KD 4.1. Melakukan
pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang
tepat serta mengikuti aturan angka penting. Untuk mempermudah
menentukan kesesuaian indikator dengan tuntutan KD maka IPK
dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu IPK pengetahuan dan IPK
keterampilan. IPK pengetahuan terkait dengan dimensi pengetahuan dan
dimensi proses kognitif, sedangkan IPK keterampilan terkait dengan
keterampilan bertindak dan keterampilan berpikir yang meliputi
keterampilan abstrak dan keterampilan kongkrit.

IPK dijabarkan menjadi tiga kategori, yaitu IPK Pendukung, IPK Kunci, dan
IPK Pengayaan. Penjabaran IPK dapat digunakan guru sebagai kontrol dan
acuan dalam mengukur ketercapaian KD. Rincian IPK. yang dikembangkan
pada unit ini terdapat pada Tabel 2..

Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Pengetahuan Keterampilan

3.1. Menerapkan prinsip-prinsip 4.1. Melakukan pengukuran


pengukuran besaran fisis, angka besaran fisis dengan
penting dan notasi ilmiah pada menggunakan peralatan dan
bidang teknologi dan rekayasa teknik yang tepat serta
mengikuti aturan angka
penting

IPK Pendukung

3.1.1. Menjelaskan konsep besaran 4.1.1. Mendemontrasikan pengukuran


3.1.2. Menjelaskan konsep satuan besaran mekanik menggunakan
3.1.3. Menjelaskan konsep dimensi alat ukur yang tepat
besaran 4.1.2. Mendemontrasikan pengukuran
3.1.4. Mengidentifikasi aturan angka besaran listrik menggunakan alat
penting ukur yang tepat
3.1.5. Mengidentifikasi alat-alat ukur
besaran pokok dan besaran
turunan

14
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

3.1.6. Mengidentifikasi alat-alat ukur


besaran turunan
3.1.7. Membedakan besaran pokok dan
besaran turunan
3.1.8. Membedakan berbagai alat ukur
berdasarkan fungsinya

IPK Kunci

3.1.9. Menentukan dimensi besaran 4.1.1. Melakukan percobaan


turunan pengukuran besaran mekanik
3.1.10. Menggunakan faktor konversi menggunakan alat ukur yang
untuk mengubah sistem satuan tepat
yang satu ke dalam sistem satuan 4.1.2. Mengolah hasil percobaan
yang lain pengukuran besaran mekanik
3.1.11. Menentukan banyaknya angka menggunakan alat ukur yang
penting dari hasil pengukuran tepat
3.1.12. Menentukan hasil pengukuran 4.1.3. Melakukan percobaan
suatu besaran menggunakan pengukuran besaran listrik
aturan angka penting menggunakan alat ukur yang
3.1.13. Menuliskan konversi hasil tepat
pengukuran menggunakan notasi 4.1.4. Mengolah hasil percobaan
ilmiah pengukuran besaran listrik
3.1.14. Menuliskan hasil pengukuran menggunakan alat ukur yang
besaran fisis sesuai dengan tepat
ketelitian alat ukur yang
digunakan.
3.1.15. Menafsirkan hasil pengukuran
suatu besaran fisis berdasarkan
ketelitiannya

IPK Pengayaan

3.1.16. Menyelesaikan permasalahan 4.1.5. Menyajikan laporan hasil


dalam kehidupan sehari-hari yang percobaan pengukuran besaran
terkait dengan besaran, satuan dan mekanik alat ukur yang tepat
pengukuran
4.1.6. Menyajikan laporan hasil
percobaan pengukuran besaran
listrik menggunakan alat ukur
yang tepat

15
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

16
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

APLIKASI DI DUNIA NYATA

A. Tera Ulang Timbangan

Kegiatan tera ulang atau pengukuran kembali bobot dan ketepatan


timbangan di pasar-pasar tradisional terus dilakukan di Kota Malang. Tidak
hanya memperbaiki timbangan, Dinas Perdagangan Kota Malang juga
menyediakan pos ukur bagi pembeli. Di pos ukur tersebut pembeli bisa
langsung mengecek apakah berat barang yang dibawa sudah sesuai dengan
ukuran seharusnya atau tidak. Jika ternyata kedapatan ada selisih berat yang
tidak wajar, maka pedagangnya akan diperiksa timbangannya

Gambar 1 Tera Ulang Timbangan di Pasar


Sumber: Radar Malang

17
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Pengukuran Tinggi dan Berat Badan Calon Peserta Didik


SMK

Calon peserta didik baru mengikuti tes khusus pengukuran tinggi dan berat
badan di SMK. Pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMK, para calon
peserta didik diwajibkan mengikuti tes khusus seperti tes buta warna,
pengukuran tinggi dan berat badan serta wawancara untuk menyaring
peserta didik yang secara fisik nantinya mampu segera terjun di dunia kerja.

Gambar 2 Pengukuran Tinggi dan Berat Badan


Sumber: www.gambar.com

C. Alat Suntik

Alat suntik atau spuit adalah pompa piston sederhana untuk menyuntikkan
atau menghisap cairan atau gas. Alat suntik terdiri dari tabung dengan piston
di dalamnya yang keluar dari ujung belakang. Adapun ujung depannya dapat
dilengkapi dengan jarum suntik untuk membantu mengarahkan aliran ke
dalam atau keluar tabung. Volume alat suntik antara lain 1 ml, 3 ml, 10 ml,

18
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

dan yang lainnya. Gambar 3. adalah contoh alat suntik untuk menginfus
pasien di rumah sakit.

Gambar 3 Alat Suntik


Sumber: www.google.com

Di rumah sakit, khususnya di ruang ICU, pasien sering diberi obat melalui
infus dengan volume per satuan waktunya sangat teliti. Pemberian tersebut
tidak dapat dilakukan dengan menggunakan infus gantung. Infus diberikan
dengan menempatkan obat dalam jarum suntik kemudian didorong
perlahan-lahan dengan pompa jarum suntik.

19
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

20
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

SOAL-SOAL US/USBN

A. Contoh Soal US/USBN Tahun 2018

No Soal

1 Perhatikan besaran-besaran di bawah ini

(1) gaya (6) kuat arus


(2) intensitas cahaya (7) panjang
(3) energi (8) berat
(4) percepatan (9) waktu
(5) jumlah zat (10) daya

Besaran pokok ditunjukkan oleh nomor ... .


A. (1), (2), (4) (8) dan (9)
B. (1), (5), (6) (7) dan (10)
C. (2), (5), (6) (7) dan (9)
D. (2), (5), (6) (8) dan (10)
E. (3), (5), (6) (7) dan (10)

Identifikasi
Kelas/Semester : X/1
Level kognitif : Pemahaman(C1)
Indikator yang : 3.1.7. Membedakan besaran pokok dan
bersesuaian besaran turunan
Diketahui : Macam-macam besaran
Ditanyakan : Yang termasuk besaran pokok
Materi yang dibutuhkan : Besaran Pokok dan Besaran Turunan

21
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Contoh Soal US/USBN Tahun 2018

No Soal

2 Kelajuan sepeda motor yang tertera pada speedometer dinyatakan


dalam satuan km/jam. Apabila kelajuan sepeda motor dalam Sistem
Internasional (SI) tertulis 20 m/s, maka pada speedometer sebuah
sepeda motor akan menunjukkan … .
A. 40 km/jam
B. 42 km/jam
C. 52 km/jam
D. 62 km/jam
E. 72 km/jam

Identifikasi
Kelas/Semester : X/1
Level kognitif : Aplikasi (C3)
Indikator yang : 3.1.10. Menggunakan faktor konversi untuk
bersesuaian mengubah sistem satuan yang satu ke dalam
sistem satuan yang lain
Diketahui : Kecepatan 20 m/s
Ditanyakan : Kecepatan dalam km/jam
Materi yang dibutuhkan : Konversi satuan besaran kecepatan

22
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

C. Contoh Soal US/USBN Tahun 2019

No Soal

3 Perhatikan tabel berikut

No Besaran Satuan
1 panjang cm
2 kecepatan m/s
3 usaha joule
4 jumlah zat mol
5 volume cm3

Besaran yang memiliki satuan SI adalah ….


A. 1, 2, dan 3
B. 1, 3, dan 5
C. 2, 3, dan 4
D. 2, 4, dan 5
E. 3, 4, dan 5

Identifikasi
Kelas/Semester : X/1
Level kognitif : Pemahaman (C2)
Indikator yang : 3.1.1. Menjelaskan konsep besaran
bersesuaian 3.1.2. Menjelaskan konsep satuan
Diketahui : Macam-macam satuan besaran pokok dan
satuan besaran turunan
Ditanyakan : Satuan besaran pokok
Materi yang dibutuhkan : Satuan Besaran Pokok dan Satuan Besaran
Turunan

23
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

D. Contoh Soal US/USBN Tahun 2019

No Soal

4 Seorang peserta didik melakukan pengukuran diameter dalam sebuah


pipa silinder berongga dengan mikrometer sekrup. Dari pengukuran
tersebut, didapatkan gambar sebagai berikut.

Diamater dalam pipa dari hasil pengukuran tersebut adalah ....


A. 47,40 mm
B. 45,42 mm
C. 42,45 mm
D. 4,47 mm
E. 4,45 mm

Identifikasi
Kelas/Semester : X/1
Level kognitif : Pemahaman(C2)
Indikator yang : 3.5.14. Menuliskan hasil pengukuran besaran
bersesuaian fisis sesuai dengan ketelitian alat ukur yang
digunakan.
Diketahui : Gambar skala yang ditunjukkan mikrometer
sekrup
Ditanyakan : Hasil pengukuran
Materi yang dibutuhkan : Menentukan hasil pengukuran menggunakan
mikrometer sekrup

24
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

E. Contoh Soal UMPN Tahun 2018

No Soal

5 Sebuah mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter


kawat tembaga dan menunjukkan skala seperti pada gambar. Diameter
kawar adalah….. mm.

A. 3.19
B. 3,21
C. 3,25
D. 3,69
E. 3,71

Identifikasi
Kelas/Semester : X/1
Level kognitif : Pemahaman(C2)
Indikator yang : 3.5.14. Menuliskan hasil pengukuran besaran
bersesuaian fisis sesuai dengan ketelitian alat ukur yang
digunakan.
Diketahui : Gambar skala yang ditunjukkan mikrometer
sekrup
Ditanyakan : Hasil pengukuran
Materi yang dibutuhkan : Menentukan hasil pengukuran menggunakan
mikrometer sekrup

25
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

26
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

BAHAN PEMBELAJARAN

Bahan pembelajaran yang diuraikan di sini merupakan contoh panduan


pembelajaran yang dapat Saudara implementasikan ketika akan
membelajarkan topik Besaran dan Pengukuran. Bahan pembelajaran
dikembangkan dengan prinsip berpusat pada peserta didik dan berusaha
memfasilitasi kemampuan berpikir tingkat tinggi. Bahan pembelajaran ini
berisikan rincian aktivitas pembelajaran, lembar kegiatan peserta didik yang
digunakan, dan bahan bacaannya.

A. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran berisi rincian alternatif kegiatan pembelajaran yang


dilakukan guru dan peserta didik untuk mencapai kompetensi pada topik
Besaran dan Pengukuran. Aktivitas pembelajaran dalam unit ini terdiri dari
tiga aktivitas yaitu: 1) Besaran dan Satuan; (2) Pengukuran Besaran Mekanik;
dan (3) Pengukuran Besaran Listrik. Model Pembelajaran yang digunakan
untuk ketiga aktivitas dalam contoh ini adalah Discovery Learning dengan
sintaks sebagai berikut:
1. Memberi rangsangan (stimulation)
2. Mengidentifikasi masalah (problem statement)
3. Mengolah data (data collection)
4. Menverifikasi (data processing)
5. Menyimpulkan (generalization)

Saudara dapat menggunakan model pembelajaran lain yang lebih sesuai


dengan kondisi peserta didik Saudara di kelas.

27
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas 1: Besaran dan Satuan

Tujuan aktivitas 1:

Setelah melakukan aktivitas 1 ini peserta didik diharapkan dapat:

1. Menjelaskan konsep besaran


2. Menjelaskan konsep satuan
3. Membedakan besaran pokok dan besaran turunan
4. Menggunakan faktor konversi untuk mengubah sistem satuan yang satu
ke dalam sistem satuan yang lain
5. Menjelaskan konsep dimensi besaran
6. Menentukan dimensi besaran turunan
7. Mengidentifikasi aturan angka penting
8. Menentukan banyaknya angka penting dari hasil pengukuran
9. Menentukan hasil pengukuran suatu besaran menggunakan aturan
angka penting
10. Menuliskan konversi hasil pengukuran menggunakan notasi ilmiah

Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi dan
kegiatan yang akan dilakukan serta lingkup dan teknik penilaian yang
akan digunakan.
2. Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan materi besaran dan
satuan yang sudah dipelajari di SMP.
3. Guru memberikan motivasi dengan menyampaikan manfaat besaran
dan satuan dalam kehidupan sehari-hari

Memberi Stimulus
4. Peserta didik mengamati tayangan gambar dan berita tentang tera
ulang timbangan di pasar dan pengukuran tinggi badan serta berat

28
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

badan dalam proses penerimaan peserta didik baru, kemudian


menanggapi dengan memberikan komentar

Mengidentifikasi Masalah
5. Peserta didik mengidentifikasi cerita dan gambar dihubungkan dengan
besaran, satuan dan pengukuran melalui pertanyaan-pertanyaan yang
diharapkan antara lain:
a. Besaran apakah yang diukur?
b. Dinyatakan dalam satuan apa hasil pengukurannya?
c. Mengapa alat ukur perlu dikalibrasi?

Mengumpulkan Data
6. Peserta didik membentuk kelompok diskusi dengan anggota 3 sampai 4
orang tiap kelompok
7. Peserta didik mempelajari LKPD 1 tentang Besaran dan Satuan
8. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok membagi tugas untuk
menyelesaikan lembar kerja dengan menggali informasi dari referensi
yang sudah disiapkan yaitu buku dan internet.

Mengolah Data
9. Pesera didik berdiskusi dalam kelompok untuk mengolah data yang
sudah dikumpulkan masing-masing anggota kelompok untuk menjawab
pertanyaan yang ada di LKPD 1

Memverifikasi
10. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
tentang besaran dan satuan, kelompok yang lain memperhatikan dan
menanggapi
11. Peserta didik memperbaiki hasil kerjanya dan menambahkan catatan
yang diperlukan

29
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Menyimpulkan
12. Peserta didik membuat kesimpulan tentang besaran dan satuan
berdasarkan hasil diskusi
13. Guru memberikan apresiasi terhadap diskusi yang sudah dilakukan,
khususnya kepada kelompok yang sudah presentasi dan peserta didik
yang aktif dalam diskusi
14. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
dengan menegaskan kembali kesimpulan
15. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya
tentang pengukuran besaran mekanik

Aktivitas 2: Pengukuran Besaran Mekanik

Tujuan aktivitas 2:

Setelah melakukan aktivitas 2 ini peserta didik diharapkan dapat:

1. Mengidentifikasi alat-alat ukur besaran mekanik


2. Membedakan berbagai alat ukur besaran mekanik berdasarkan
fungsinya
3. Menuliskan hasil pengukuran besaran mekanik sesuai dengan ketelitian
alat ukur yang digunakan.
4. Menafsirkan hasil pengukuran suatu besaran mekanik berdasarkan
ketelitiannya
5. Melakukan percobaan pengukuran besaran mekanik menggunakan
jangka sorong
6. Mengolah hasil percobaan pengukuran besaran mekanik menggunakan
jangka sorong
7. Menyajikan laporan hasil percobaan pengukuran besaran mekanik
menggunakan jangka sorong

30
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan yaitu tentang pengukuran besaran mekanik serta
lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan
2. Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan materi sebelumnya yaitu
besaran dan satuan
3. Guru memberikan motivasi dengan menyampaikan manfaat pengukuran
besaran mekanik dalam kehidupan sehari-hari

Memberi Stimulus
4. Peserta didik mengamati alat-alat ukur besaran mekanik antara lain
mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca, dan stopwacth
kemudian menanggapi dengan memberikan komentar

Mengidentifikasi Masalah
5. Peserta didik mengidentifikasi hal-hal yang berhubungan dengan alat-
alat ukur besaran mekanik melalui pertanyaan-pertanyaan antara lain:
a. Bagaimana cara menggunakan alat tersebut ?
b. Bagaimana cara membaca hasil pengukurannya?
c. Bagaimana ketelitian alat tersebut?

Mengumpulkan Data
6. Peserta didik membentuk kelompok diskusi dengan anggota 3 sampai 4
orang tiap kelompok
7. Peserta didik mempelajari LKPD 2 tentang Pengukuran Besaran
Mekanik
8. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok membagi tugas untuk
menyelesaikan LKPD 2 dengan menggali informasi dari referensi yang
sudah disiapkan yaitu buku dan internet

31
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Mengolah Data
9. Pesera didik berdiskusi dalam kelompok untuk mengolah data yang
sudah dikumpulkan masing-masing anggota kelompok untuk menjawab
pertanyaan yang ada di LKPD 2

Memverifikasi
10. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
tentang pengukuran besaran mekanik, kelompok yang lain
memperhatikan dan menanggapi
11. Peserta didik memperbaiki hasil kerjanya dan menambahkan catatan
yang diperlukan

Menyimpulkan
12. Peserta didik membuat kesimpulan tentang pengukuran besaran
mekanik berdasarkan hasil diskusi
13. Guru memberikan apresiasi terhadap diskusi yang sudah dilakukan,
khususnya kepada kelompok yang sudah presentasi dan peserta didik
yang aktif dalam diskusi
14. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
dengan menegaskan kembali kesimpulan
15. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya
tentang pengukuran besaran listrik

Aktivitas 3: Pengukuran Besaran Listrik

Tujuan aktivitas 3:

Setelah melakukan aktivitas 3 ini peserta didik diharapkan dapat:

1. Mengidentifikasi alat-alat ukur besaran listrik

32
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

2. Membedakan berbagai alat ukur besaran listrik berdasarkan fungsinya


3. Menuliskan hasil pengukuran besaran listrik sesuai dengan ketelitian
alat ukur yang digunakan.
4. Menafsirkan hasil pengukuran suatu besaran listrik berdasarkan
ketelitiannya
5. Melakukan percobaan pengukuran besaran listrik menggunakan
multimeter
6. Mengolah hasil percobaan pengukuran besaran listrik menggunakan
multimeter
7. Menyajikan laporan hasil percobaan pengukuran besaran listrik
menggunakan multimeter

Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan yaitu tentang pengukuran besaran listrik serta
lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan
2. Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan materi sebelumnya yaitu
pengukuran besaran mekanik
3. Guru memberikan motivasi dengan menyampaikan manfaat pengukuran
besaran listrik dalam kehidupan sehari-hari

Memberi Stimulus
4. Peserta didik mengamati alat-alat ukur besaran listrik antara lain
amperemeter, volmeter, ohmmeter dan multimeter kemudian
menanggapi dengan memberikan komentar

Mengidentifikasi Masalah
5. Peserta didik mengidentifikasi hal-hal yang berhubungan dengan alat-
alat ukur besaran listrik melalui pertanyaan-pertanyaan antara lain:
a. Bagaimana cara menggunakan alat tersebut ?

33
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

b. Bagaimana cara membaca hasil pengukurannya?


c. Bagaimana ketelitian alat tersebut?

Mengumpulkan Data
6. Peserta didik membentuk kelompok diskusi dengan anggota 3 sampai 4
orang tiap kelompok
7. Peserta didik mempelajari LKPD 3 tentang Pengukuran Besaran Listrik
8. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok membagi tugas untuk
menyelesaikan LKPD 3 dengan menggali informasi dari referensi yang
sudah disiapkan yaitu buku dan internet

Mengolah Data
9. Pesera didik berdiskusi dalam kelompok untuk mengolah data yang
sudah dikumpulkan masing-masing anggota kelompok untuk menjawab
pertanyaan yang ada di LKPD 3

Memverifikasi
10. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
tentang pengukuran besaran listrik, kelompok yang lain
memperhatikan dan menanggapi
11. Peserta didik memperbaiki hasil kerjanya dan menambahkan catatan
yang diperlukan

Menyimpulkan
12. Peserta didik membuat kesimpulan tentang pengukuran besaran listrik
berdasarkan hasil diskusi
13. Guru memberikan apresiasi terhadap diskusi yang sudah dilakukan,
khususnya kepada kelompok yang sudah presentasi dan peserta didik
yang aktif dalam diskusi

34
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

14. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan


dengan menegaskan kembali kesimpulan
15. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya
yaitu tentang Usaha, Energi dan Daya

35
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar Kerja Peserta Didik 1: Besaran dan Satuan

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Semester : X/1
Judul : Besaran dan Satuan

Kegiatan 1
Tujuan:
1. Memahami besaran, satuan, dimensi dan konversi satuan.
2. Menentukan dimensi besaran turunan.
3. Mengkonversikan hasil pengukuran suatu besaran.

Petunjuk Kerja:
Setelah membaca materi besaran dan satuan, jawablah pertanyaan berikut
dengan jelas dan tepat.

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan besaran.


……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan satuan’
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
3. Jelaskan perbedaan antara besaran pokok dan besaran turunan.
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan dimensi besaran.
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………

36
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

5. Identifikasi besaran pokok dan dimensinya, kemudian tulislah hasilnya ke


dalam tabel berikut:
No Nama Besaran Lambang Satuan dalam SI Dimensi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

6. Tentukan dimensi dari besaran turunan berikut


No. Besaran Turunan Analisis Dimensi
1. Luas panjang × lebar
2. Volume panjang × lebar × tinggi
3. Kecepatan perpindahan : waktu
4. Percepatan kecepatan : waktu
5. Gaya massa × percepatan
6. Usaha gaya × jarak
7. Daya usaha : waktu
Tekanan
a. gaya : luas

7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan konversi satuan.


……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
8. Berikut ini data hasil pengukuran suatu besaran, konversikan hasil
tersebut ke dalam satuan sesuai data yang disediakan.
a. Mobil bergerak dengan kecepatan 90 km/jam = …………… meter/sekon
b. Massa jenis minyak 0,8 gr/cm3 = ……………… kg/m3

37
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kegiatan 2

Tujuan:
1. Memahami angka penting dalam pengukuran
2. Memahami notasi ilmiah dalam pengukuran

Petunjuk Kerja:
Setelah membaca materi besaran dan satuan, jawablah pertanyaan berikut
dengan jelas dan tepat.
1. Tuliskan 4 aturan angka penting.
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
2. Berdasarkan aturan angka penting, tentukan banyaknya angka penting
pada hasil pengukuran berikut:
Besaran yang Hasil Yang termasuk Banyaknya Angka
diukur Pengukuran Angka Penting Penting
Volume air 12,5 cm3
Massa jenis air 1000 kg.m-3
Massa partikel 0,0008 gram
Tekanan udara 130000 milibar
Tinggi menara 170,02 m

3. Hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan-bilangan penting hanya


boleh memiliki satu angka yang diragukan.
Tentukan hasil akhir pengukuran panjang kabel berikut ini sesuai
ketentuan tersebut

Panjang 1 Hasil pengukuran


Panjang 2 (meter)
(meter) (panjang 1 + panjang 2)
34 63,8
74,2 15,5
231,56 78,5
638,4 625
7895,350 945,72

38
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

4. Hasil perkalian atau pembagian, hanya boleh memilki banyak angka


penting sebanyak bilangan yang banyak angka pentingnya paling sedikit.
Tentukan hasil pengukuran luas berikut ini sesuai ketentuan tersebut

Panjang Lebar Luas (panjang × lebar)


(cm) (cm) (cm2)
10 25
20,0 2,5
100,00 11
0, 20 50
0,01 33,0

5. Konversikan hasil pengukuran berikut dan tulislah dalam notasi ilmiah


a. 45 dm = ......... m
b. 0,23 cm = ......... m
c. 38 km = ......... m
d. 50 gr =.....…. kg
e. 2350 mg = ......... kg

39
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik 2: Pengukuran Besaran Mekanik

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Semester : X/1
Judul ` : Pengukuran Besaran Mekanik

Kegiatan 1

A. Tujuan
1. Memahami penggunaan jangka sorong dalam pengukuran.
2. Menentukan ketelitian pengukuran menggunakan jangka sorong

B. Alat dan Bahan


1. Jangka Sorong
2. Benda yang diukur (uang koin, gelas, tutup botol, pipa paralon,
tutup spidol)

C. Langkah Kerja
1. Menuliskan bagian-bagian Jangka Sorong:
1) Siapkan jangka sorong dan amatilah bagian-bagiannya
2) Tuliskan bagian-bagian dan fungsi jangka sorong pada tabel
berikut ini

40
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

2. Mengukur diameter luar:


1) Putarlah pengunci ke kiri
2) Buka rahang luar
3) Masukkan benda ke rahang bagian bawah jangka sorong
4) Geser rahang tepat pada benda dan putar pengunci ke kanan
5) Bacalah skala utama dan skala noniusnya
6) Tuliskan hasilnya ke dalam tabel
7) Ulangi langkah 1 s.d. 6 untuk benda yang berbeda

Hasil Pengukuran Diameter Luar


Diameter Luar
Pengukuran Benda yang
ke diukur SU SN SU + SN
(mm) (mm) (mm)
1.
2.
3.
4.
5.

3. Mengukur Diameter Dalam


1) Putarlah pengunci ke kiri
2) Buka rahang dalam
3) Masukkan benda ke rahang bagian dalam jangka sorong
4) Geser rahang tepat pada benda dan putar pengunci ke kanan
5) Bacalah skala utama dan skala noniusnya

41
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

6) Tuliskan hasilnya ke dalam tabel


7) Ulangi langkah 1 s.d. 6 untuk benda yang berbeda

Hasil Pengukuran Diameter Dalam


Diameter Dalam
Pengukuran Benda yang
ke diukur SU SN SU + SN
(mm) (mm) (mm)
1.
2.
3.
4.
5.

4. Mengukur Kedalaman:
1) Putarlah pengunci ke kiri
2) Buka rahang jangka sorong hingga ujung lancip menyentuh
dasar benda
3) Putar pengunci ke kanan
4) Bacalah skala utama dan skala noniusnya
5) Tuliskan hasilnya ke dalam tabel dan hitung rata-rata hasil
pengukurannya
6) Ulangi langkah 1 s.d. 5 untuk benda yang berbeda

Hasil Pengukuran Kedalaman


Kedalaman
Pengukuran Benda yang
ke diukur SU SN SU + SN
(mm) (mm) (mm)
1.
2.
3.
4.
5.

42
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

D. Tugas
1. Ketelitian jangka sorong adalah ............ mm
2. Hasil pengukuran berikut ini adalah :

Skala utama (SU) = …………… cm = ……………. mm


Skala nonius (SN) = ………….. mm
Ukuran benda = SU + SN = ………… mm + ………… mm = ………… mm

Skala utama (SU) = …………… cm = ……………. mm


Skala nonius (SN) = ………….. mm
Ukuran benda = SU + SN = ………… mm + ………… mm = ………… mm

43
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kegiatan 2

A. Tujuan
Menyajikan hasil pengukuran volume benda menggunakan mistar dan jangka
sorong

B. Alat dan Bahan


1. Mistar
2. Jangka Sorong
3. Balok kayu
4. Kaleng

C. Langkah Kerja
1. Dengan menggunakan mistar ukurlah panjang, lebar dan tinggi balok
sebanyak 1 kali kemudian tuliskan hasilnya lengkap dengan
ketidakpastiannya dalam Tabel 1.
2. Ulangi langkah 1 dengan menggunakan jangka sorong
3. Dengan menggunakan mistar ukurlah panjang dan diameter tabung
sebanyak 1 kali lengkap dengan ketidakpastiannya kemudian tuliskan
hasilnya dalam Tabel 2.
4. Ulangi langkah 3 dengan menggunakan jangka sorong
5. Hitunglah volume tabung dari hasil pengukuran menggunakan mistar
dan jangka sorong dan lengkapi tabelnya.

D. Hasil
Tabel 1. Hasil Pengukuran Balok
Panjang Lebar Tinggi Volume
Alat (mm) (mm) (mm) (mm3)
Ukur
p ∆p l ∆l t ∆t V ∆V

Mistar
Jangka
Sorong

44
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

Tabel 2. Hasil Pengukuran Tabung


Panjang Diameter Volume
Alat (mm) (mm) (mm3)
Ukur
p ∆p d ∆d V ∆V

Mistar
Jangka
Sorong

E. Kesimpulan
1. Bandingkan hasil pengukuran volume balok menggunakan mistar dan
jangka sorong.
2. Bandingkan hasil pengukuran volume tabung menggunakan mistar dan
jangka sorong.
3. Tuliskan kesimpulan dari pengukuran yang sudah dilakukan

F. Tugas
Buatlah Laporan Praktikum berdasarkan hasil percobaan dengan
ketentuan: diketik pada kertas A4 dengan ukuran huruf Time New
Roman 12, 1½ spasi dengan format:
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. Tujuan
B. Dasar Teori
C. Alat dan Bahan
D. Langkah Kerja
E. Data Hasil Percobaan
F. Analisis Data dan Pembahasan
G. Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA

45
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik 3: Pengukuran Besaran Listrik

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Semester : X/1
Judul : Pengukuran Besaran Listrik

Kegiatan 1

A. Tujuan
1. Memahami fungsi alat ukur listrik
2. Menentukan hasil pengukuran besaran listrik

B. Petunjuk Kerja:
Setelah membaca materi besaran dan satuan, jawablah pertanyaan
berikut dengan jelas dan tepat.

1. Jelaskan fungsi dari alat ukur besaran listrik berikut:


No Nama Alat Fungsi
1. Amperemeter

2. Voltmeter

3. Ohmmeter

4. Multimeter

2. Tuliskan hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur listrik


berikut dengan mengisi tabel yang telah disediakan.
Nama Alat Skala Skala Batas Hasil
No
Ukur Terbaca Maksimum Ukur Pengukuran
(a)
(b)
(c)
(d)

46
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

(a) (b)

(c) (d)

47
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kegiatan 2

A. Tujuan
1. Mengukur hambatan, kuat arus listrik dan tegangan menggunakan
multimeter
2. Membaca hasil pengukuran hambatan, kuat arus listrik dan
tegangan menggunakan multimeter
3. Menyajikan laporan hasil pengukuran hambatan, kuat arus listrik
dan tegangan menggunakan multimeter

B. Dasar Teori
Multimeter merupakan alat ukur listrik yang dapat digunakan untuk
mengukur kuat arus, tegangan dan hambatan listrik. Multimeter
disebut juga dengan Avometer berasal dari AVO dan meter, “A” untuk
ampere, “V” untuk volt, dan “O” untuk ohm. Bagian-bagian multimeter
antara lain skala, pointer (jarum penunjuk), selektor batas ukur,
pengaturan posisi jarum 0 ohm, terminal, dan probe, sebagaimana
gambar berikut.

48
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

C. Alat dan Bahan


1. Multimeter
2. Hambatan/Resistor
3. Baterai
4. Kabel penghubung
5. Bola lampu

D. Langkah Kerja
a. Mengukur hambatan listrik:
1. Mempersiapkan semua alat dan bahan percobaan.
2. Memasang ujung kabel probe hitam ke terminal yang sesuai.
3. Mengatur posisi titik nol multimeter dengan menyentuhkan probe
merah dan probe hitam, kemudian memutar tobol secara perlahan
hingga mengarah ke angka nol (0)
4. Memutar tombol selektor dan menempatkan pengukuran yang
akan digunakan
5. Ubah batas ukur fungsi Ohmmetrer sampai skala terbaca dengan
tepat.
6. Mencari dua titik kontak listrik (kaki) dari komponen yang akan
diukur(resistor), tekan probe hitam dan probe merah pada masing
(kaki).

49
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

7. Mencatat hasil pengamatan dalam tabel pengamatan.


8. Melakukan langkah 2 s.d. 7 untuk resistor yang berbeda

b. Mengukur tegangan listrik:


1. Mempersiapkan semua alat dan bahan percobaan.
2. Mengatur posisi angka nol multimeter
3. Memutar tombol selektor secara perlahan dan tempatkan pada
fungsi Voltmeter.
4. Memilih batas ukur yang akan digunakan.
5. Menghubungkan probe pada rangkaian yang akan diukur.
6. Memasang multimeter secara paralel dengan komponen yang akan
diukur
7. Mencatat hasil pengukuran dalam tabel pengamatan.

c. Mengukur kuat arus listrik:


1. Mempersiapkan semua alat dan bahan percobaan.
2. Mengatur posisi angka nol multimeter
3. Memutar tombol selektor secara perlahan dan menempatkan pada
fungsi amperemetersebagai pengukur kuat arus listrik
4. Memilih batas ukur yang akan digunakan

50
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

5. Menghubungkan probe pada rangkaian yang akan diukur.


6. Memasang multimeter secara seri dalam rangkaian
7. Mencatat hasil pengukuran dalam tabel pengamatan.

E. Tabel

Hasil Pengukuran
1. Tabel Data Pengukuran Hambatan Listrik
Skala Skala Batas Besar
No Hambatan
Terbaca Maksimum Ukur Hambatan
1. Resistor A
2. Resistor B
3. Resistor C

2. Tabel Data Pengukuran Kuat Arus dan Tegangan Listrik


Besaran yang Skala Skala Batas Hasil
No
Diukur Terbaca Maksimum Ukur Pengukuran
1. Kuat Arus Listrik
2. Tegangan Listrik

51
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

F. Tugas
Buatlah Laporan Praktikum berdasarkan hasil percobaan sesuai
dengan ketentuan:
Diketik pada kertas A4 dengan ukuran huruf Time New Roman 12, 1½
spasi dengan format:
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. Tujuan
B. Dasar Teori
C. Alat dan Bahan
D. Langkah Kerja
E. Data Hasil Percobaan
F. Analisis Data dan Pembahasan
G. Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA

52
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

C. Bahan Bacaan

Besaran

Segala sesuatu yang bisa diukur disebut besaran. Hasil pengukuran suatu
besaran dinyatakan dalam bilangan dan satuan. Setiap besaran memiliki
satuan yang berbeda dengan besaran lainnya, meskipun tidak semua besaran
memiliki satuan. Contoh besaran fisika yang tidak mempunyai satuan adalah
indeks bias cahaya dan massa jenis relatif.

Berdasarkan penetapan satuannya, besaran dikelompokkan menjadi dua,


yaitu besaran pokok dan besaran turunan.

1. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan dan tidak
tergantung pada satuan dari besaran lain. Berdasar Konferensi Umum
mengenai Berat dan Ukuran ke-14 tahun 1971, besaran pokok ada tujuh
sebagaimana terdapat dalam Tabel 3. berikut:

Tabel 3. Besaran Pokok

Satuan
Lambang
No Nama Besaran Internasional Lambang Satuan
Besaran
(SI)
1. Panjang l meter m
2. Massa m kilogram kg
3. Waktu t sekon s
4. Suhu T kelvin K
5. Kuat Arus Listrik i ampere A
6. Intensitas Cahaya I kandela cd
7. Jumlah Zat N mole mol

Ada beberapa alasan pemilihan 7 besaran pada Tabel 3 sebagai besaran


pokok, antara lain:

53
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

a. Tujuh besaran tersebut merupakan jumlah paling sedikit yang masih


memungkinkan besaran-besaran lain dapat diturunkan. Jika kurang
dari tujuh maka ada besaran lain yang tidak dapat diperoleh dari
besaran pokok.
b. Tujuh besaran tersebut dapat diukur dengan ketelitian sangat tinggi.
Karena besaran pokok akan menurunkan besaran lain maka besaran-
besaran tersebut harus dapat ditentukan dengan sangat teliti.
c. Besaran massa, pajang, dan waktu telah memiliki sejarah penggunaan
yang sangat lama dalam mekanika sehingga dalam penentuan besaran
pokok, ketiga besaran tersebut dimasukkan

2. Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang tersusun dari besaran pokok,
sehingga satuannya juga tersusun dari satuan besaran pokok. Contoh
besaran turunan seperti Tabel 4. berikut:

Tabel 4. Besaran Turunan

Nama Lambang Rumus


No Satuan Internasional (SI)
Besaran Besaran Susunan Besaran
1. Luas A panjang × lebar meter persegi (m2)
2. Volume V Panjang × lebar x meter kubik (m3)
tinggi
3. Kecepatan v perpindahan : meter per sekon (ms-1)
waktu
4. Percepatan a kecepatan : waktu meter per sekon2 (ms-2)
5. Gaya F massa × kilogram meter per sekon2
percepatan (kgms-2) = newton (N)
6. Usaha W gaya × jarak newton meter (Nm) = joule
(J)
7. Daya P usaha : waktu joule per sekon (Js-1) = watt
(W)
8. Tekanan p gaya : luas Newton per meter2 (Nm-2) =
pascal (Pa)

Berdasarkan nilai dan arahnya, besaran pokok dan besaran turunan


dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran skalar dan besaran vektor.

54
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

1. Besaran Skalar
Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai tetapi tidak
memiliki arah. Contoh besaran skalar adalah panjang, massa, waktu, suhu,
volume, energi dan daya

2. Besaran Vektor
Besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah Contoh
besaran vektor adalah perpindahan, kecepatan, percepatan, momentum,
gaya, rapat arus listrik, medan listrik dan medan magnet.

Satuan

Besaran pokok dan besaran turunan dapat diukur dan dinyatakan dalam
satuan baku maupun satuan tidak baku. Satuan baku atau satuan standar
adalah satuan yang telah diakui dan berlaku secara internasional, misalnya
satuan panjang adalah meter, satuan massa adalah kilogram dan satuan
waktu adalah sekon. Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak berlaku
secara internasional atau hanya berlaku pada daerah-daerah tertentu,
misalnya satuan panjang di Indonesia digunakan jengkal dan depa sedangkan
di Inggris digunakan inci dan kaki.

Penggunaan bermacam-macam satuan untuk suatu besaran dapat


menimbulkan kesulitan. Kesulitan pertama adalah diperlukannya bermacam-
macam alat ukur yang sesuai dengan satuan yang digunakan. Kesulitan kedua
adalah kerumitan konversi dari satu satuan ke satuan lainnya. Untuk
mengatasi kesulitan tersebut maka perlu dirumuskan satu jenis satuan untuk
suatu besaran tertentu yang standar. Syarat utama satuan standar adalah
nilai satuannya harus sama, mudah ditiru atau diperoleh kembali dan dapat
diterima secara internasional.

Pada tahun 1795 para ilmuwan di perancis menciptakan sistem satuan yang
dikenal dengan Sistem Metrik untuk mengatasi kesulitan tersebut. Sistem

55
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

satuan ini dibagi menjadi dua bagian yaitu sistem MKS (meter-kilogram-
sekon) dan sistem cgs (centimeter-gram-sekon). Pada tahun 1960, Sistem
Metrik dipergunakan dan diresmikan sebagai Sistem Internasional (SI).

1. Standar Satuan Panjang


Standar satuan panjang adalah meter. Standar satuan panjang
internasional yang pertama adalah sebuah batang yang terbuat dari
campuran platina-iridium yang disebut meter standar. Meter standar ini
di simpan di Internasional Bureau of Weight and Measures di kota Sevres,
Perancis. Satu meter didefinisan sebagai jarak antara dua goresan pada
kedua ujung meter standar yang diukur pada suhu 0oC.

Ada beberapa kelemahan dalam penggunaan meter standar, antara lain


meter standar mudah rusak karena batang platina-iridium mudah
terpengaruh oleh perubahan suhu dan ketelitian pengukuran tidak
memadai lagi dengan kemajuan teknologi saat ini, sehingga pada tahun
1960 ditetapkan bahwa satu meter didefinisikan sama dengan
1.650.763,73 kali panjang gelombang sinar jingga yang dipancarkan
atom-atom krypton (Kr-86).

Pada tahun 1983, definisi standar meter diubah lagi menjadi satu meter
adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa pada selang
1
waktu sekon, dengan anggapan bahwa kecepatan cahaya di
299.792.458

dalam ruang hampa selalu konstan sebesar 299.792.458 meter per sekon.
Meter standar inilah yang masih digunakan sampai saat ini.

2. Standar Satuan Massa


Standar satuan massa adalah kilogram. Sejak tahun 1889 standar
internasional untuk massa adalah massa silinder campuran platina-
iridium yang disebut kilogram standar yang di simpan di Internasional
Bureau of Weight and Measures di kota Sevres dekat Paris, Perancis.

56
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

Massa standar satu kilogram dipilih sedemikian rupa sehingga sama


dengan massa 1 liter air murni pada suhu 4oC

3. Standar Satuan Waktu


Standar satuan waktu adalah sekon atau detik. Pada tahun 1956, satu
sekon ditetapkan berdasarkan perputaran bumi pada porosnya (rotasi
bumi), yaitu waktu satu hari. Karena rotasi bumi tidak tetap, maka
digunakan waktu hari rata-rata dalam satu tahun. Satu sekon
1
didefinisikan sama dengan 86.400 hari matahari rata-rata.

Setelah dilakukan pengamatan dengan lebih teliti ternyata selang waktu


satu hari matahari rata-rata berbeda dari tahun ke tahun. Ini
menyebabkan para ilmuwan mengubah satuan standar sekon. Pada tahun
1967 satuan waktu standar ditetapkan berdasarkan jam atom Cesium.
Satu sekon didefinisikan sebagai selang waktu yang diperlukan oleh atom
Cesium-133 (Cs-133) untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali dalam
transisi antara dua tingkat energi di tngkat energi dasarnya

4. Standar Satuan Suhu


Standar untuk satuan suhu yang pertama adalah derajat celcius ( oC)
dengan acuan suhu ditentukan pada tekanan udara luar sebesar 1
atmosfer atau 76 cmHg, dengan titik lebur es pada suhu 0oC dan titik
didih air pada suhu 100 oC.

Pada Konggres Perhimpunan Fisika Internasional yang diselenggarakan


pada tahun 1954 telah ditetapkan standar untuk satuan suhu adalah
kelvin (K) dengan acuan suhu ditentukan pada tekanan udara luar
sebesar 1 atmosfer atau 76 cmHg, dengan titik lebur es pada suhu 273,15
K dan titik didih air pada suhu 373,15 K. Satu kelvin di definisikan sebagai

57
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

1
satuan suhu yang nilainya sama dengan kali suhu titik tripel air
273,15

(suhu ketika terjadi kesetimbangan antara wujud cair, gas dan padat).

5. Standar Satuan Kuat Arus Listrik


Standar untuk satuan kuat arus listrik adalah ampere. Berdasarkan hasil
Conference Generale des Poids et Measures ke-9 tahun 1948, satu ampere
sama dengan nilai kuat arus tetap yang dilalirkan pada dua kawat sejajar
dengan panjang takterhingga, tebal yang diabaikan dan jaraknya terpisah
sejauh 1 meter. Kedua kawat berada dalam ruang hampa udara sehingga
menghasilkan gaya sebesar 2×10-7 Newton setiap panjang kawat.

6. Standar Satuan Intensitas Cahaya


Standar untuk satuan intensitas cahaya adalah Candela. Pada awalnya
satuan standar intensitas cahaya adalah lilin (candle). Pada tahun 1948
ditetapkan satuan standar intensitas cahaya berdasarkan cahaya yang
dipancarkan oleh benda hitam sempurna pada suhu titik lebur platina
(1.773)oC.

Pada Tahun 1979 berdasarkan hasil Conference Generale des Poids et


Measures ke-16 tahun 1979, satu kandela didefinisikan sebagai intensitas
cahaya yag dihasilkan oleh sebuah sumber yang memancarkan radiasi
monokhromatik pada frekuensi 540×1012 hertz dengan intensitas radiasi
1
sebesar 683 watt per meter persteradian dalam arah tersebut.

7. Standar Satuan Jumlah Zat


Standar untuk satuan jumlah zat adalah mole (mol). Pada tahun 1971
ditetapkan satu mol adalah setara dengan jumlah atom karbon dalam

58
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

0,012 kg karbon-12 (C-12). Satu mol zat terdiri dari 6,022x1023 buah
partikel.

8. Satuan Sudut Bidang Datar


Satu radian adalah sudut bidang antara dua jari-jari lingkaran yang
memotong keliling lingkaran, dengan panjang busur sama panjang
dengan jari-jarinya.

Gambar 4 Satu Radian


Sumber: www.google.co.id

9. Satuan Sudut Ruang


Steradian adalah sudut ruang yang puncaknya terletak pada pusat bola,
membentuk juring suatu bola memotong permukaan bola dengan luas
sama dengan kuadrat jari-jari bola (r2).

59
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 5 Satuan Sudut Ruang


Sumber: www.google.co.id

Dimensi

Dimensi menggambarkan bagaimana suatu besaran terbentuk atau tersusun


dari besaran-besaran lainnya. Dimensi dapat diartikan sebagai cara
penulisan suatu besaran menggunakan simbol dari besaran-besaran pokok
sehingga dapat menunjukkan suatu besaran tersusun dari besaran-besaran
pokok.

Dalam Sistem Internasional terdapat tujuh besaran pokok yang berdimensi


serta dua besaran tambahan yang tidak berdimensi. Dimensi besaran pokok
dinyatakan dengan lambang huruf tertentu dan diberi kurung persegi seperti
dtunjukkan pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Dimensi Besaran Pokok

Satuan Notasi
No. Besaran Pokok Dimensi
Internasional Satuan
1. Panjang meter m [L]
2. Massa kilogram kg [M]
3. Waktu sekon s [T]
4. Suhu kelvin K [θ]
5. Kuat Arus Listrik ampere A [I]
6. Intensitas Cahaya kandela cd [J]
7. Jumlah Zat mole mol [N]

60
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

Besaran Satuan
No. Notasi Satuan Dimensi
Tambahan Internasional
1. Sudut radian rad -
2. Sudut Ruang steradian sr -

Manfaat analisis dimensi:


1. Untuk menganalisis benar atau salahnya suatu persamaan. Melalui
analisa dimensi kita bisa mengetahui kebenaran suatu persamaan
fisika, karena suatu persamaan fisika harus memiliki dimensi yang
konsisten. Jika kita analisis dimensinya maka dimensi ruas kiri harus
sama dengan dimensi ruas kanan.
2. Untuk membuktikan kesetaraan dua besaran yang sepintas kelihatan
berbeda. Dua besaran dikatakan setara jika keduanya mempunyai
dimensi yang sama. Misalnya usaha dan energi adalah dua besaran
yang setara karena keduanya mempunyai dimensi yang sama yaitu
[ML2T-2]
3. Untuk menurunkan persamaan suatu besaran fisika jika
kesebandingan besaran tersebut diketahui.

61
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Konversi Satuan

Konversi satuan dapat diartikan sebagai mengubah nilai suatu satuan ke nilai
satuan lain dan tidak mengubah nilai dari suatu besaran. Konversi satuan
dapat dilakukan dalam sistem satuan yang sama maupun dalam sistem
satuan yang berbeda. Konversi satuan dalam sistem yang sama misalnya
mengubah salah satu satuan dalam sistem internasional ke satuan lain dalam
sistem yang sama. Dalam konversi ini pengubahan satuan dapat
menggunakan faktor konversi atau dengan bantuan tangga konversi.
Konversi satuan dalam sistem satuan yang berbeda misalnya mengubah nilai
dari suatu sistem satuan sistem Inggris ke sistem Satuan Internasional atau
sebaliknya.

Angka Penting

Semua angka yang didapatkan dari hasil pengukuran disebut angka penting.
Angka penting terdiri atas angka pasti dan angka taksiran (angka yang
diragukan)
Aturan-aturan untuk menyatakan apakah suatu angka termasuk angka
penting atau bukan adalah sebagai berikut.

1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.


2. Angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol adalah
angka penting.
3. Angka nol yang berfungsi sebagai pembuat tempat desimal, bukan
angka penting.
4. Angka nol pada deretan akhir sebuah bilangan yang ≥ 10 termasuk
angka penting, kecuali jika angka sebelum nol diberi garis bawah.
Dalam hal ini, angka penting berakhir pada angka yang diberi garis
bawah dan angka selanjutnya bukan angka penting.

62
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

Contoh menentukan banyaknya angka penting:


(1) 632,5 g memiliki empat angka penting (Aturan 1)
(2) 20,005 kg memiliki lima angka penting (Aturan 2)
(3) 0,0040 m memiliki dua angka penting (Aturan 3)
(4) 8000 m memiliki dua angka penting (Aturan 4)

Untuk menerapkan aturan berhitung, Saudara harus bisa membedakan


bilangan penting dan bilangan eksak.
Bilangan penting adalah bilangan yang diperoleh dari hasil pengukuran,
yang terdiri dari angka-angka penting yang sudah pasti dan satu angka
terakhir yang ditaksir. Misalnya, panjang paku 5,7 cm; massa beras 20 kg.

Bilangan eksak adalah bilangan yang pasti (tidak ada angka yang
ditaksir) yang diperoleh dari kegiatan membilang. Misalnya, jumlah siswa
43 orang, jumlah kelereng dalam kotak 25 butir.

Aturan-aturan berhitung dengan bilangan penting adalah sebagai


berikut:
1. Hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan-bilangan penting
hanya boleh memiliki satu angka yang ditaksir, atau memiliki angka
penting sebanyak bilangan yang paling sedikit yang terlibat dalam
operasi penjumlahan atau pengurangan.
2. Hasil perkalian atau pembagian antara bilangan penting dan
bilangan eksak atau sebaliknya, memiliki angka penting sebanyak
bilangan pentingnya memiliki angka penting sebanyak bilangan yang
paling sedikit yang terlibat dalam operasi perkalian.
3. Hasil memangkatkan atau penarikan akar suatu bilangan penting
hanya boleh memiliki angka penting sebanyak bilangan penting yang
dipangkatkan atau bilangan yang ditarik akarnya

63
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Metode yang dapat digunakan untuk menentukan hasil operasi hitung


bilangan penting adalah lakukan prosedur operasi hitung dengan cara biasa,
kemudian lakukan pembulatan hingga memiliki banyaknya angka penting
sesuai aturan operasi hitung angka penting.

Notasi Ilmiah

Dalam melakukan pengukuran, seringkali kita berhadapan dengan bilangan


yang sangat besar (misalnya, radius rata-rata matahari = 696 000 000 m) ,
atau bilangan yang sangat kecil (misalnya, radius atom hidrogen = 0,000 000
000 053 m), sehingga kita mengalami kesulitan. Untuk mempermudah
penulisan bilangan yang sangat besar atau yang sangat kecil maka digunakan
notasi ilmiah atau bentuk baku.

Dalam notasi ilmiah, angka-angka hasil pengukuran dinyatakan dalam


bentuk

𝛼 × 10𝑛
Dengan 1 ≤ α < 10 menyatakan bilangan penting, n adalah bilangan bulat
(boleh positif atau negatif), dan 10n menyatakan orde.

Tiga manfaat penulisan dengan notasi ilmiah:

1. Mempermudah dalam menentukan banyaknya angka penting dari


besaran yang diukur;
2. Mempermudah menentukan orde besaran yang diukur;
3. Mempermudah melaksanakan perhitungan aljabar.

Tiga aturan untuk menulis hasil pengukuran dalam notasi ilmiah:

1. Pindahkan koma desimal sampai hanya tersisa satu angka.

64
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

2. Jika koma desimal dipindahkan ke kiri, berarti n adalah bulat positif,


Sebaliknya, jika ke kanan, berarti n adalah bulat negatif.
3. Nilai n sama dengan banyaknya angka yang dilewati sewaktu
memindahkan koma desimal.
4. Simbolisasi dan penamaan notasi ilmiah terdapat dalam Tabel 6 berikut:

Tabel 6. Penamaan Notasi Ilmiah

Nama
Bilangan Orde Simbol
Awalan
1.000.000.000.000.000.000.000.000 1024 zetta Z
1.000.000.000.000.000.000.000 1021 yotta Y
1.000.000.000.000.000.000 1018 Eksa E
1.000.000.000.000.000 1015 Peta P
1.000.000.000.000 1012 Tera T
1.000.000.000 109 Giga G
1.000.000 106 Mega M
1.000 103 kilo k
100 102 hekto h
10 101 deka da
0,1 10-1 desi d
0,01 10-2 centi c
0,001 10-3 mili m
0,000.001 10-6 mikro µ
0,000.000.001 10-9 nano n
0,000.000.000.001 10-12 piko p
0,000.000.000.000.001 10-15 femto f
0,000.000.000.000.000.001 10-18 atto a
0,000.000.000.000.000.000.001 10-21 zepto z
0,000.000.000.000.000.000.000.001 10-24 yocto y

Pengukuran Besaran Mekanik

Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan suatu besaran dengan


menggunakan alat ukur. Pengukuran panjang dilakukan dengan
menggunakan mistar, jangka sorong atau mikrometer sekrup. Mengukur
waktu dengan stopwatch, mengukur suhu dengan termometer, dan lain
sebagainya. Mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup, stopwatch dan
termometer merupakan alat ukur yang sudah distandar. Penggunaan alat

65
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

ukur yang sudah distandar, maka siapapun yang melakukan pengukuran,


dimanapun pengukuran itu dilakukan, dan kapanpun pengukuran itu
dilaksanakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Berikut ini contoh
penggunaan beberapa alat ukur.

1. Pengukuran Panjang
Pengukuran besaran panjang bisa dilakukan dengan menggunakan
mistar, jangka sorong, atau mikrometer sekrup. Alat ukur tersebut
memiliki nilai ketelitian yang berbeda-beda. Ketelitian didefinisikan
sebagai ukuran ketepatan yang dapat dihasilkan dalam suatu
pengukuran. Ketelitian pengukuran berhubungan dengan skala terkecil
dari alat ukur yang digunakan dalam pengukuran.

a. Mistar
Berdasarkan skala terkecilnya, ada berbagai macam mistar. Mistar yang
skala terkecilnya 1 mm disebut mistar berskala mm dan yang skala
terkecilnya 1 cm disebut mistar berskala cm. Mistar yang biasa digunakan
di sekolah adalah mistar mm, seperti ditunjukkan pada Gambar 6. Satu
bagian skala terkecil mistar ini adalah 1 mm atau 0,1 cm, sehingga
ketelitian mistar ini adalah 1 mm atau 0,1 cm.

Gambar 6 Pengukuran dengan Mistar


Sumber: www.google.co.id

Pada Gambar 4 ditunjukkan bagaimana mengukur panjang benda dengan


mistar. Tampak bahwa panjang benda lebih dari 114 mm karena ujung

66
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

benda berada di antara garis skala 114 mm dan 115 mm. Hasil
pengukuran panjang tersebut ditulis 114,5 mm. Angka terakhir, yaitu
angka 5 adalah angka taksiran.

b. Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang memiliki batas
ketelitian sampai dengan 0,1 mm. Jangka sorong dapat digunakan untuk
mengukur diameter bola, diameter dalam tabung, dan kedalaman lubang.
Jangka sorong dapat dibedakan menjadi dua jenis; yaitu jangka sorong
analog dan jangka sorong digital seperti tampak pada Gambar 7 dan
Gambar 8 berikut:

Gambar 7 Jangka Sorong Analog


Sumber: www.google.co.id

Gambar 8 Jangka Sorong Digital


Sumber: www.google.co.id

67
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Jika kita cermati secara umum bentuk jangka sorong analog maupun
digital memiliki banyak kesamaannya; yaitu terdiri dari skala utama,
skala nonius, rahang tetap, rahang geser, batang pengukur kedalaman,
dan pengunci seperti ditunjukkan pada Gambar 9:

Gambar 9 Bagian-bagian Jangka Sorong


Sumber: www.google.co.id

Jangka sorong yang paling sering digunakan dalam kegiatan pengukuran


adalah jangka sorong analog. Jangka sorong analog dapat dibedakan
berdasarkan ketelitian yang dimilikinya. Perbedaan ketelitian dari jangka
sorong ditentukan oleh pembagian skala noniusnya. Apabila pada rahang
geser terdapat 11 garis/strip, berarti setiap 1 mm skala utama dibagi
menjadi 10 skala nonius. Berarti skala terkecil nonius = 1 mm : 10 = 0,1
mm.

Sudah banyak diproduksi jangka sorong dengan jumlah garis/strip pada


rahang geser lebih banyak, yaitu 21 strip. Berarti 1 mm skala utama
dibagi 20 skala nonius. Pada jangka sorong model demikian skala
terkecilnya = 1 mm : 20 = 0,05 mm.

68
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

Untuk menggunakan jangka sorong perlu diperhatikan langkah-langkah


sebagai berikut.

1) Periksa kedudukan skala nol dengan cara menutup rapat rahang tetap dan
rahang sorong (geser), lalu lihatlah skala nol pada skala utama dan skala
nonius! Jika garis pada angka nol skala nonius dan skala utama membentuk
garis lurus, berarti jangka sorong tepat digunakan untuk pengukuran.

2) Letakkan posisi benda pada tempat ukur yang sesuai

3) Untuk mencegah skala berubah-ubah pada saat pembacaan, kuncilah skala


jangka sorong dengan memutar tombol di bagian atas jangka sorong!

4) Bacalah angka yang tertera pada skala utama, yaitu satu angka di belakang
koma. Kemudian lanjutkan membaca skala nonius dengan mencari garis
angka yang segaris antara skala utama dan skala nonius, yaitu dua angka di
belakang koma.

Contoh pembacaan skala hasil pengukuran menggunakan jangka sorong


sebagaimana terlihat pada Gambar 10 berikut.

Gambar 10 Pengukuran dengan Jangka Sorong


Sumber: www.google.co.id

69
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Dari Gambar 10 terlihat bahwa skala utama jangka sorong


menunjukkan skala 47mm. Garis skala nonius yang berimpit dengan
skala utama (membentuk garis lurus) adalah garis pada angka 4 yang
artinya 0,4 mm. Jadi hasil pengukurannya adalah:
47 mm + 0,4 mm = 47,04 mm

c. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup adalah sebuah alat ukur besaran panjang yang
cukup presisi. Mikrometer mempunyai tingkat ketelitian hingga 0,01
mm. Mikrometer ini dap at digunakan untuk mengukur panjang,
ketebalan maupun diameter dari benda-benda yang cukup kecil
seperti lempeng baja, aluminium, kabel, kawat, kertas dan besaran
panjang lainnya.

Mikrometer sekrup dibedakan menjadi 2 jenis yaitu mikrometer analog


dan mikrometer digital seperti ditunjukkan pada Gambar11 dan
Gambar 12 berikut.

Gambar 11 Mikrometer Analog


Sumber: www.google.co.id

70
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

Gambar 12 Mikrometer Digital


Sumber: www.google.co.id

Seperti jangka sorong, mikrometer sekrup memiliki dua macam skala


yaitu skala utama yang tertera pada selubung mikrometer sekrup dan
skala nonius tertera pada selubung luar. Bagian-bagian dari mikrometer
sekrup seperti ditunjukkan pada Gambar 13 berikut.

Gambar 13 Bagian-bagian Mikrometer


Sumber: www.google.co.id

Cara menggunakan micrometer sekrup disajikan dalam langkah-langkah


sebagai berikut.
1) Letakkan benda yang akan diukur pada rahang mikrometer sekrup
2) Putar skala pemutar kasar atau skala nonius sampai rahang putar tepat
mengenai benda.
3) Putar pemutar halus sampai terdengan suara “klik”, hentikan pemutaran jika
suara “klik” sudah terdengar.
4) Putar pengunci mikrometer sekrup supaya benda tidak bergeser lagi.

71
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

5) Amati skala utama yang paling dekat dengan skala putar nonius.
6) Amati skala nonius yang paling berimpitan dengan skala utama.
7) Hasil pengukuran besaran panjang benda adalah jarak skala utama ke titik
nol nonius ditambah jumlah garis skala nonius dari nol sampai skala nonius
yang paling berimpitan dengan skala utama.

Contoh pembacaan skala hasil pengukuran menggunakan mikrometer sekrup


sebagaimana terlihat pada Gambar 14 berikut.

Gambar 14 Pembacaan Skala Mikrometer


Sumber: www.google.co.id

Dari Gambar 13 terlihat bahwa skala utama mikrometer menunjukkan


skala 3,5 mm. Garis skala nonius yang berimpit dengan skala utama
(membentuk garis lurus) adalah garis pada angka 20 yang artinya 0,2
mm. Jadi hasil pengukurannya adalah:
3,5 mm + 0,2 mm = 3,7 mm

2. Pengukuran Massa
Pengukuran massa pada umumnya dilakukan dengan menggunakan
neraca. Ada beberapa jenis neraca, antara lain, neraca lengan, neraca
pasar, neraca badan, dan neraca elektronik. Salah satu jenis neraca yang
sering digunakan di laboratorium adalah neraca Ohauss. Neraca ini

72
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

mempunyai bagian-bagian penting, antara lain tempat beban, skala yang


disertai beban geser, sistem pengatur khusus dan penunjuk. Contoh
neraca Ohauss seperti ditunjukkan pada Gambar 15.

Gambar 15 Neraca Ohauss


Sumber: www.google.co.id

Ada dua jenis neraca Ohauss, yaitu neraca dua lengan yang mempunyai
batas ketelitian 0,01 g dengan batas mengukur massa 310 g sehingga
disebut neraca 0hauss-310 dan neraca tiga lengan yang mempunyai batas
ketelitian 0,1 g dengan batas mengukur massa 2,610 kg dan disebut
neraca 0hauss-2610. Kedua jenis neraca Ohauss ini sering digunakan di
laboratorium
Pada neraca Ohauss-310, lengan depannya memuat angka puluhan,
lengan belakangnya memuat angka ratusan, sedangkan sebuah lingkaran
skala memuat angka satuan dan seperseratusan. Cara menimbangnya
sebagai berikut:
1) Atur sistem pengatur khusus sehingga saat belum ada beban dan semua
beban geser skala pada posisi nol, neraca berada dalam keadaan setimbang
(penunjuk segaris dengan angka nol).
2) Letakkan benda yang akan diukur pada tempat beban.
3) Atur beban geser pada skala sehingga neraca berada pada posisi setimbang

73
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

(penunjuk segaris dengan angka nol acuan)


4) Baca skala dengan cara menjumlahkan bacaan skala pada masing-masing
lengan skala.
5) Neraca ini mempunyai empat lengan skala, yaitu masing-masing dengan
rentang bacaan 0 - 1,0 g, 0 - 10 g, 0 - 100 g, 0 - 200 g
Contoh :
Posisi beban geser pada lengan skala ( 0 - 200 g ) = 200
Posisi beban geser pada lengan skala ( 0 - 100 g ) = 50
Posisi beban geser pada lengan skala ( 0 - 10 g ) = 7
Posisi beban geser pada lengan skala ( 0 - 1,0 g ) = 0,55
Hasil pengukuran : ( 200 + 50 + 7 + 0,55 ) g = 257,55 g
Ketelitian alat : 0,01 g
Penulisan hasil pengukuran : ( 257,55 ± 0,01 ) g

Neraca elektronik adalah neraca yang sangat mudah penggunaannya.


Hasil pengukuran tampak pada angka-angka di layar. Secara otomatis,
hasil pengukuran sesuai dengan angka yang tertera pada display tersebut.
Neraca ini banyak digunakan dalam laboratorium maupun di pasar
swalayan dan hasil pengukurannya sangat teliti. Gambar 16 adalah
contoh neraca elektronik.

Gambar 16 Neraca Elektronik


Sumber: www.google.co.id

74
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

3. Pengukuran Waktu
Pengukuran waktu umumnya dilakukan dengan menggunakan
stopwatch. Jenis stopwatch cukup banyak dan biasanya memiliki tiga
tombol yaitu tombol start, stop dan reset. Tombol start berfungsi untuk
menjalankan stopwatch dan tombol stop untuk menghentikan nya.
Sedangkan tombol reset berfungsi untuk mengatur stopwatch ke posisi
nol. Gambar 17 merupakan contoh stopwatch jarum dan stopwatch
digital.

Gambar 17 Stopwatch
Sumber: www.google.co.id

Langkah-langkah pengukuran waktu dengan stopwatch adalah sebagai


berikut:
1. Tekan tombol reset kemudian lepaskan, sehingga jarum penunjuk ada
pada posisi nol.
2. Tekan dan lepaskan tombol start pada saat pengukuran waktu tepat
dimulai.
3. Tekan dan lepaskan tombol stop pada saat pengkuran waktu tepat
selesai.
4. Baca skala dengan cara menjumlahkan bacaan pada jarum penunjuk
besar (dalam satuan menit) ditambah bacaan jarum penunjuk kecil

75
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

(dalam satuan sekon) .


Contoh :
posisi jarum penunjuk besar: 5
posisi jarum penunjuk kecil : 43
hasil pengukuran : 5 menit + 43 sekon = 343 sekon

Pada stopwatch digital, cara pemakaian dapat dipilih hanya dengan


menekan tombol tertentu saja dan hasil pengukurannya sudah berupa
angka yang hanya tinggal dibaca saja. Saat ini stopwatch sangat mudah
didapatkan karena semua handphone (HP) pasti memiliki stopwatch.

4. Pengukuran Volume
Volume merupakan salah satu contoh besaran turunan. Pengukuran
volume benda cair dapat dilakukan dengan menggunakan gelas ukur.
Gambar 18 menunjukkan contoh gelas ukur.

Gambar 18 Gelas Ukur


Sumber: www.google.co.id

Gelas ukur biasanya terbuat dari kaca atau plastik yang dilengkapi
dengan skala. Cara pengukuran volume benda cair cukup dengan
memasukkan benda cair kedalam gelas ukur kemudian hasilnya dapat

76
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

diamati pada skala yang sejajar dengan permukaan zat cair. Pengukuran
volume zat cair yang lebih teliti dapat menggunakan jarum suntik seperti
ditunjukkan pada Gambar 3.

Untuk mengukur volume benda padat yang bentuknya teratur dapat


dilakukan dengan mengukur panjang bagian-bagiannya. Volume balok
dapat ditentukan dengan mengukur panjang ketiga sisinya, volume bola
dapat ditentukan dengan mengukur diameternya.

Volume benda padat yang bentuknya tidak teratur dapat ditentukan


dengan pengukuran secara langsung menggunakan gelas ukur seperti
diilustrasikan pada Gambar 19.

Gambar 19 pengukuran secara langsung menggunakan gelas ukur


Sumber: www.google.co.id

Mula-mula gelas ukur diisi air sampai skala tertentu sedemikian rupa
sehingga apabila benda yang akan diukur dimasukkan dapat tercelup
seluruhnya tanpa ada air yang tumpah. Zat padat misalnya batu kemudian

77
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

dimasukkan ke dalam gelas ukur sehingga permukaan air akan naik.


Selisih kedua skala sesudah dan sebelum benda padat dimasukkan
tersebut merupakan volum benda padat.

78
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

Pengukuran Besaran Listrik

Dari 7 besaran pokok ternyata hanya satu saja yang termasuk besaran listrik
yaitu kuat arus listrik yang satuannya ampere. Satuan-satuan listrik yang lain
seperti volt, ohm, farad, coulomb dan lain-lain dijabarkan dari satuan ampere
tersebut. Tabel 7 berikut menunjukkan besaran-besaran listrik dan
satuannya.

Tabel 7. Besaran Listrik

No. Besaran Simbol Satuan Notasi Satuan


1. Kuat arus i ampere A
2. Hambatan R ohm Ω
3. Tegangan V volt V
4. Daya P watt W
5. Energi W kilo watt jam kWh

Alat ukur listrik adalah alat untuk mengukur besaran-besaran listrik. Dalam
perkembangannya, banyak upaya yang dilakukan untuk mengkonversikan
besaran-besaran fisis ke dalam besaran listrik, karena dengan besaran listrik
tersebut memudahkan pengolahan data yang diperoleh sehingga hasil
pengukuran dan pengolahan datanya dapat langsung disajikan dalam bentuk
digital dan bahkan dalam layar komputer.

1. Amperemeter
Ampermeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya kuat
arus listrik. Alat ukur ini ditunjukkan seperti gambar 20. Dalam
penggunaannya ampermeter dirangkai secara seridengan rangkaian yang
akan diukur kuat arusnya.

79
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 20 Amperemeter
Sumber: www.google.co.id

2. Voltmeter
Voltmeter digunakan untuk mengukur beda potensial atau tegangan
dalam suatu rangkaian listrik. Untuk mengukur beda potensial antara dua
titik pada suatu komponen, kedua terminal voltmeter harus dihubungkan
dengan kedua titik yang tegangannya akan diukur sehingga terhubung
secara paralel dengan komponen tersebut.

Gambar 21 Voltmeter
Sumber: www.google.co.id

80
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

3. Ohmmeter
Ohmmeter adalah alat untuk mengukur besarnya hambatan listrik.
Besarnya hambatan yang diukur dinyatakan dalam satuan ohm. Prinsip
kerja alat ini berdasarkan hukum Ohm.

Gambar 22 Ohmmeter
Sumber: www.google.co.id

4. Multimeter
Multimeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat arus,
tegangan (beda potensial) dan hambatan. Alat ukur ini dilengkapi dengan
suatu alat penyearah sehingga dapat digunakan sebagai alat pengukur
tegangan arus searah maupun tegangan arus bolak-balik (AC/DC).
Kelebihan dari alat ini dibandingkan dengan voltmeter dan amperemeter
adalah mempunyai banyak pilihan batas ukur maksimum sehingga sangat
praktis dalam penggunaannya. Multimeter sering disebut juga dengan
AVO meter, berasal dari AVO dan meter, “A” untuk ampere, “V” untuk volt,
dan “O” untuk ohm. Terdapat 2 jenis multimeter yaitu analog dan digital
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 23 berikut.

81
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 23 Multimeter Analog dan Multimeter Digital


Sumber: www.google.co.id

Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan multimeter:


1. Kontrol multimeter, apakah dalam keadaan baik atau tidak dengan
meletakkan saklar sesuai panel Ohm. Kemudian lekatkan kutub positif
(merah) dan negatif (hitam) dengan menghubungkan colok masing-
masing. Apabila jarum menyimpang ke kiri maka multimeter dalam
keadaan baik.
2. Tepatkan penunjuk skala dengan mengatur koreksi titik nol terlebih
dahulu.
3. Untuk pengukuran arus dan tegangan searah (DC) letakkan sesuai panel
kontrol pada DC volt.
4. Untuk pengukuran arus dan tegangan bolak-balik (AC) letakkan saklar
sesuai panel kontrol untuk AC.

82
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

5. Untuk pengukuran tahanan letakkan saklar sesuai panel kontrol pada


ohm kemudian hubungkan colokan positif (merah) dan negatif (hitam).
6. Perhatikan kutub positif (merah) dan negatif (hitam) ketika akan
mengukur arus dan tegangan DC.
7. Perhatikan daya ukur maksimum untuk tiap jenis pengukuran. Apabila
besarnya daya tidak dapat diketahui, gunakan batas ukur terbesar
dahulu, selanjutnya kalau sudah diketahui atau dapat diperkirakan
gunakan batas ukur yang paling sesuai.

Multimeter digital sangat mudah untuk menentukan hasil pengukurannya,


karena multimeter digital telah menggunakan angka digital sehingga begitu
melakukan pengukuran hasil pengukurannya bisa langsung dibaca.
Hasil pengukuran multimeter analog:

Skala terbaca
Hasil yang diukur = x batas ukur
skala maksimum

Melaporkan Hasil Pengukuran

Pengukuran suatu besaran dapat dilakukan secara langsung dan tidak


langsung. Contohnya untuk mengukur volume balok logam dapat dilakukan
dengan pengukuran langsung menggunakan gelas ukur, dapat pula dilakukan
pengukuran tidak langsung melalui pengukuran panjang, lebar dan tingginya
yang kemudian volume balok diperoleh dari perkalian antara panjang, lebar
dan tinggi balok. Berikut ini cara melaporkan hasil pengukuran langsung dan
pengukuran tidak langsung

1. Hasil Pengukuran Langsung


Hasil pengukuran langsung suatu besaran dilaporkan sebagai:
x = x0 ± ∆𝑥

83
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

di mana 𝑥 adalah hasil pengukuran terhadap nilai benar x0, dan ∆𝑥 adalah
ketidakpastiannya.

Ketidakpastian mutlak (∆𝑥) berhubungan dengan ketepatan pengukuran;


makin kecil ketidakpastian mutlak makin tinggi ketepatan pengukuran
tersebut. Cara menentukan ketidakpastian atau ∆𝑥 tergantung cara
melakukan pengukuran. Ada dua macam cara melakukan pengukuran,
yaitu pengukuran tunggal dan pengukuran berulang
a. Ketidakpastian pada Pengukuran Tunggal
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan satu kali saja.
Ketidakpastian pengukuran tunggal ditetapkan sama dengan setengah
dari skala terkecil, sehingga dapat dinyatakan:
1
∆𝑥 = 2 × skala terkecil

b. Ketidakpastian pada Pengukuran Berulang


Pengukuran tunggal dapat dilakukan jika hasil pengukurannya tidak
berubah. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang lebih teliti maka
sebaiknya pengukuran dilakukan berulang atau lebih dari 1 kali.
Misalkan suatu besaran diukur sebanyak N kali pada kondis yang
sama sehingga diperoleh hasil x1,x2,x3 … xN yang disebut sebagai
sampel, maka nilai rata-rata sampel dapat dinyatakan:

∑ xi
𝑥̅ =
𝑁
Berdasarkan analisis statistik maka ketidakpastian pengukuran
berulang dapat dinyatakan sebagai simpangan baku nilai rata-rata
sampel yang dapat dinyatakan:

∑ 2 (∑ 𝑥𝑖 )2
1 √𝑁 𝑥𝑖 −
∆𝑥 = 𝑠𝑥̅ =
𝑁 𝑁−1

84
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

di mana 𝑥̅ = nilai rata-rata sampel, xi = hasil pengukuran sampel ke-i,


∆𝑥 = simpangan baku nilai rata-rata sampel, dan N = banyak sampel
pengukuran.

2. Hasil Pengukuran Tidak Langsung


Misalkan pengukuran volume balok (V) dilakukan tidak langsung dengan
mengukur panjang (p), lebar (l) dan tinggi (t), maka ketidakpastian
volume balok dipengaruhi oleh ketidakpastian pengukuran panjang, lebar
dan tinggi balok. Apabila pengukuran dilakukan hanya 1 kali atau
pengukuran tunggal maka hasil pengukurannya dapat dinyatakan sebagai
berikut:
p = p0 ± ∆𝑝
l = l0 ± ∆𝑙
t = t0 ± ∆𝑡
V = V0 ± ∆𝑉

Volume balok dapat dihitung V = p.l.t. Sedangkan untuk menentukan


ketidakpastian (∆𝑉) dapat ditentukan dengan:
(∆𝑉/𝑉) = (∆𝑝/𝑝) + (∆𝑙/𝑙)+ (∆𝑡/𝑡)

85
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

86
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

PENGEMBANGAN PENILAIAN

A. Pembahasan Soal-soal

Bagian ini adalah pembahasan soal-soal US/USBN dua tahun terakhir dan soal
UMPN yang telah di sajikan pada bagian sebelumnya. Pembahasan atau
penyelesaian soal yang disajikan di sini bukan merupakan satu-satunya cara yang
benar, melainkan sebagai alternatif dan sumber ide bagi guru dalam membahas
soal-soal sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Soal 1 (US/USBN Tahun 2018):

Perhatikan besaran-besaran di bawah ini


(1) gaya (6) kuat arus
(2) intensitas cahaya (7) panjang
(3) energi (8) berat
(4) percepatan (9) waktu
(5) jumlah zat (10) daya

Besaran pokok ditunjukkan oleh nomor ... .


A. (1), (2), (4) (8) dan (9)
B. (1), (5), (6) (7) dan (10)
C. (2), (5), (6) (7) dan (9)
D. (2), (5), (6) (8) dan (10)
E. (3), (5), (6) (7) dan (10)

Untuk dapat menyelesaikan soal tersebut peserta didik harus menguasai konsep
besaran pokok dan besaran turunan Penyelesaian dari soal di atas adalah sebagai
berikut:

(1) Gaya (besaran turunan) (6) kuat arus (besaran pokok)


(2) intensitas cahaya (besaran pokok) (7) panjang (besaran pokok)

87
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

(3) energi (besaran turunan) (8) berat (besaran turunan)


(4) percepatan (besaran turunan) (9) waktu (besaran pokok)
(5) jumlah zat (besaran pokok) (10) daya (besaran turunan)

Jadi jawaban yang benar adalah C

Soal 2 (US/USBN Tahun 2018):

Kelajuan sepeda motor yang tertera pada speedometer dinyatakan dalam


satuan km/jam. Apabila kelajuan sepeda motor dalam Sistem Internasional
(SI) tertulis 20 m/s, maka pada speedometer sebuah sepeda motor akan
menunjukkan … .
A. 40 km/jam
B. 42 km/jam
C. 52 km/jam
D. 62 km/jam
E. 72 km/jam

Untuk dapat menyelesaikan soal tersebut peserta didik harus menguasai konsep
konversi satuan. Penyelesaian dari soal di atas adalah sebagai berikut:
Diketahui :
kecepatan = 20 m/s
Ditanya :
kecepatan = ....... km/jam
Penyelesaian :
Faktor konversi satuan:
1 km = 1000 m
1 jam = 3600 s
3600
20 m/s = 20 x 1000 km/jam = 72 km/jam

Jadi jawaban yang benar adalah E

88
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

Soal 3 (US/USBN Tahun 2019):

Perhatikan tabel berikut

No Besaran Satuan
1 panjang cm
2 kecepatan m/s
3 usaha joule
4 jumlah zat mol
5 volume cm3

Besaran yang memiliki satuan SI adalah ….


A. 1, 2, dan 3
B. 1, 3, dan 5
C. 2, 3, dan 4
D. 2, 4, dan 5
E. 3, 4, dan 5

Untuk dapat menyelesaikan soal tersebut peserta didik harus menguasai konsep
satuan besaran pokok dan satuan besaran turunan dalam Sistem Internasional(SI).
Penyelesaian dari soal di atas adalah sebagai berikut:

No Besaran Satuan Keterangan


1 panjang cm bukan satuan SI
2 kecepatan m/s satuan SI
3 usaha joule satuan SI
4 jumlah zat mol satuan SI
5 volume cm3 bukan satuan SI

Jadi jawaban yang benar adalah C

89
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Soal 4 (US/USBN Tahun 2019):

Seorang peserta didik melakukan pengukuran diameter dalam sebuah pipa


silinder berongga dengan mikrometer sekrup. Dari pengukuran tersebut,
didapatkan gambar sebagai berikut.

Diamater dalam pipa dari hasil pengukuran tersebut adalah ....


A. 47,40 mm
B. 45,42 mm
C. 42,45 mm
D. 4,47 mm
E. 4,45 mm
Untuk dapat menyelesaikan soal tersebut peserta didik harus menguasai cara
membaca hasil pengukuran besaran panjang menggunakan mikrometer sekrup.
Penyelesaian dari soal di atas adalah sebagai berikut:

Skala utama mikrometer menunjukkan skala 4 mm. Garis skala nonius yang
berimpit dengan skala utama adalah garis pada angka 47 yang artinya 0,47 mm.
Jadi hasil pengukurannya adalah: 4 mm + 0,47 mm = 4,47 mm

Jadi Jawaban yang benar adalah D

90
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

Soal 5 (UMPN Tahun 2018):

Sebuah mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter kawat


tembaga dan menunjukkan skala seperti pada gambar. Diameter kawar
adalah….. mm.

A. 3.19
B. 3,21
C. 3,25
D. 3,69
E. 3,71

Untuk dapat menyelesaikan soal tersebut peserta didik harus menguasai cara
membaca hasil pengukuran besaran panjang menggunakan mikrometer sekrup.
Penyelesaian dari soal di atas adalah sebagai berikut:

Skala utama mikrometer menunjukkan skala 3,5 mm. Garis skala nonius yang
berimpit dengan skala utama adalah garis pada angka 21 yang artinya 0,21 mm.
Jadi hasil pengukurannya adalah: 3,5 mm + 0,21 mm = 3,71 mm

Jadi Jawaban yang benar adalah E

91
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Mengembangkan Soal HOTS

Pada bagian ini akan dimodelkan pembuatan soal yang memenuhi indikator
pencapaian kompetensi yang diturunkan dari kompetensi dasar pengetahuan.
Pengembangan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi agar Saudara dapat
melihat kesesuaian antara kompetensi, lingkup materi, dan indikator soal.
Selanjutnya, dilakukan penyusunan soal di kartu soal berdasarkan kisi-kisi yang
telah disusun sebelumnya. Contoh soal yang disajikan terutama untuk mengukur
indikator kunci pada level kognitif yang tergolong HOTS.

KISI-KISI SOAL

Kompetensi Lingkup Indikator Nomor Bentuk


No. Materi Level
Dasar Materi Soal Soal Soal
1 Menerapkan Pengukuran Penulisan Disajikan 1 C4 Pilihan
prinsip- hasil macam- (anali Ganda
prinsip pengukuran macam sis)
pengukuran berdasarkan penulisan
besaran fisis, skala hasil
angka terkecil atau pengukuran
penting dan setengah suatu
notasi ilmiah skala besaran,
pada bidang terkecil peserta
teknologi dan didik dapat
rekayasa menentukan
penulisan
yang benar
berdasa
Type equation here.
rkan acuan
skala
terkecil atau
setengah
skala
terkecil

92
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

Kompetensi Lingkup Indikator Nomor Bentuk


No. Materi Level
Dasar Materi Soal Soal Soal
2 Menerapkan Pengukuran, Penulisan Disajikan 2 C4 Pilihan
prinsip- Angka hasil tampilan (anali Ganda
prinsip Penting dan pengukuran gambar sis)
pengukuran Konversi berdasarkan hasil
besaran fisis, Satuan aturan pengukuran
angka angka besaran
penting dan penting panjang,
notasi ilmiah peserta
pada bidang didik dapat
teknologi dan menentukan
rekayasa volume
benda yang
diukur
berdasarkan
aturan
angka
penting

3 Menerapkan Pengukuran Pengukuran Disajikan 3 C4 Uraian


prinsip- besaran permasalah (anali
prinsip pokok dan an dalam sis)
pengukuran besaran kehidupan
besaran fisis, turunan sehari-hari
angka terkait
penting dan massa jenis
notasi ilmiah benda,
pada bidang peserta
teknologi dan didik dapat
rekayasa menentukan
keaslian
suatu benda
berdasarkan
pengukuran
massa
jenisnya

93
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KARTU SOAL PILIHAN GANDA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata
: Fisika Nama Penyusun : Sri Munarsih
Pelajaran
KOMPETENSI Level Pengetahuan/
DASAR Kognitif : Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran
Menerapkan Nomor RUMUSAN BUTIR SOAL
prinsip- Soal
prinsip
pengukuran 1 Empat orang siswa SMK sedang melakukan pengukuran
besaran fisis, panjang buku fisika menggunakan mistar dengan skala
angka penting terkecil 1 mm, hasilnya seperti dalam tabel berikut ini:
dan notasi
ilmiah pada No Nama Siswa Hasil Pengukuran
bidang
teknologi dan 1. Yuni 21,5 mm
rekayasa 2. Septi 21,8 mm
3. Okta 21,0 mm
LINGKUP 4. Desi 21 mm
MATERI
Pengukuran
Hasil penulisan pengukuran panjang buku yang benar
MATERI adalah yang dilakukan oleh……
Penulisan Kunci A. Yuni, Septi dan Okta
hasil Jawaban B. Yuni, Septi dan Desi
pengukuran C. Yuni, Okta dan Desi
berdasarkan C D. Septi, Okta dan Desi
acuan skala
E. Yuni, Septi, Okta dan Desi
terkecil atau
setengah
skala terkecil

INDIKATOR
SOAL
Disajikan
macam-
macam
penulisan
hasil
pengukuran

94
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

suatu
besaran,
peserta didik
dapat
menentukan
penulisan
yang benar
berdasrkan
acuan skala
terkecil atau
setengah
skala terkecil

Pembahasan:
Hasil pengukuran panjang buku fisika:
Nama Hasil
No Satus Keterangan
Siswa Pengukuran
Acuan setengah skala terkecil,
1. Yuni 21,5 mm benar penunjukkan diantara dua
garis skala terkecil
Acuan setengah skala terkecil,
2. Septi 21,8 mm salah tetapi taksiran 0,8 mm tidak
dibenarkan.
Acuan setengah skala
3. Okta 21,0 mm benar terkecil, penunjukkan tepat
pada garis skala terkecil
Acuan sama dengan skala
4. Desi 21 mm benar terkecil, penunjukkan pada
garis skala terkecil

95
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata
: Fisika Nama Penyusun : Sri Munarsih
Pelajaran
KOMPETENSI Level Pengetahuan/ Aplikasi √ Penalaran
DASAR Kognitif : Pemahaman
Menerapkan Nomor RUMUSAN BUTIR SOAL
prinsip- Soal
prinsip
pengukuran 2 Sebuah botol parfum berbentuk balok seperti gambar di
besaran fisis, bawah ini:
angka penting
dan notasi
ilmiah pada
bidang
teknologi dan
rekayasa

LINGKUP
MATERI
Pengukuran
Untuk mengetahui volume parfum yang dapat ditampung
MATERI oleh botol tersebut, Faiz melakukan pengukuran panjang,
Penulisan Kunci lebar dan tinggi botol menggunakan jangka
hasil Jawaban sorong.dengan hasil sebagai berikut:
pengukuran
berdasarkan A Besaran Gambar Hasil Pengukuran
aturan angka yang
penting diukur
INDIKATOR
SOAL Panjang
Disajikan
tampilan
gambar hasil
pengukuran Lebar
besaran
panjang,
peserta didik
dapat Tinggi
menentukan
volume benda

96
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

yang diukur Berdasarkan aturan angka penting, besarnya volume


berdasarkan botol parfum tersebut adalah ……
aturan angka A. 171 cm3
penting B. 170,7 cm3
C. 170,75 cm3
D. 170,746 cm3
E. 170,7465 cm3

Pembahasan:
Hasil pengukuran panjang, lebar dan tinggi botol parfum:
Besaran
Gambar Hasil Pengukuran Hasil Pengukuran
yang diukur

Panjang 41,7 mm

Lebar 56,4 mm

Tinggi 72,6 mm

Volume balok = panjang x lebar x tinggi


= 41,7 mm x 56,4 mm x 72,6 mm
= 170746,488 mm3
= 170,746488 cm3
= 171 cm3 (pembulatan, sampai dihasilkan angka penting yang
jumlahnya paling sedikit yaitu 3 angka penting)

97
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Uraian
Mata Pelajaran : Fisika Nama Penyusun : Sri Munarsih

Kompetensi : Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, angka


Dasar penting dan notasi ilmiah pada bidang teknologi dan rekayasa

Materi : Besaran dan pengukuran


Indikator Soal : Disajikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang terkait
dengan besaran, satuan dan pengukuran, peserta didik dapat
menemukan penyelesaiannya
Level Kognitif : Analisis (C4)

Soal:
Zat-zat yang sejenis akan mempunyai masa jenis yang sama. Massa jenis
didefinisikan sebagai massa suatu benda dibagi dengan volume benda. Untuk
mengukur besarnya massa jenis suatu benda dapat dilakukan pengukuran
tidak langsung, yaitu dengan mengukur massa dan mengukur volumenya.

Farid seorang siswa SMK diminta ibunya untuk memeriksa apakah gelang
emas yang baru dibeli dari toko terbuat dari emas murni atau tidak. Ia
mendapatkan bahwa gelang emas massanya 300 gram dan dengan
menggunakan gelas ukur didapatkan volume gelang 20 cm 3, dan massa jenis
emas murni adalah 19,3 gram/cm3. Apakah gelang emas ibunya Farid
tersebut terbuat dari emas murni?

98
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

Pedoman Penskoran:
No
Uraia Jawaban/ Kata Kunci Skor
Soal
3 Menentukan massa jenis gelang: 4
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑔𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔 300
= = = 15 gram/cm3
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑔𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔 20
Membandingkan massa jenis gelang dengan massa 3
jenis emas murni:
Massa jenis gelang: 15 gram/cm3
Massa jenis emas murni: 19,3 gram/cm3
Massa jenis gelang lebih kecil dari massa jenis emas
murni

Menyimpulkan: 3
Karena massa jenis gelang lebih kecil dari pada emas
murni maka gelang tersebut tidak terbuat dari emas
murni tetapi terbuat dari campuran emas dengan
logam lain yang massa jenisnya lebih kecil dari emas
murni

99
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

100
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

KESIMPULAN

Unit Besaran dan Pengukuran ini dikembangkan berdasarkan pasangan KD


3.1. Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, angka
penting dan notasi ilmiah pada bidang teknologi dan rekayasa; dan KD
4.1 Melakukan pengukuran besaran fisis dengan menggunakan
peralatan dan teknik yang tepat serta mengikuti aturan angka penting.
Berdasarkan KD pengetahuan dapat diketahui bahwa indikator yang
dikembangkan perlu mencapai level aplikasi (C3). Adapun KD keterampilan
menuntut Saudara memfasilitasi peserta didik untuk melaksanakan
percobaan. Hal ini berarti Saudara perlu memberikan ruang dan waktu
kepada peserta didik untuk mengembangkan keterampilan dalam melakukan
percobaan dan menyajikan hasilnya dalam bentuk laporan.

Aktivitas pembelajaran yang dikembangkan untuk mencapai KD pada unit ini


menggunakan model Discovery Learning, melalui 3 kali pertemuan.
Implementasi dalam pembelajaran dipandu menggunakan LKPD yang
dirancang untuk memudahkan penguasaan konsep sesuai tingkat kognitif
peserta didik dan penguasaan keterampilan yang mengedepankan
konstruktivisme dimana peserta didik memperoleh konsep dengan
merumuskannya terlebih dahulu.

Adapun konten yang dikembangkan pada unit Besaran dan Pengukuran


terdiri atas: (1) Besaran; (2) Satuan; dan (3) Pengukuran. Saudara dapat
mendorong dan memfasilitasi peserta didik untuk menemukan fenomena
dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan topik ini. Sebagai contoh
aplikasi dunia nyata, unit ini menyajikan aplikasi tera ulang timbangan di
pasar tradisional, pengukuran tinggi dan berat badan calon peserta didik
baru SMK dan alat suntik

101
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Di unit ini disajikan soal-soal US/USBN dan UMPN terkait besaran dan
pengukuran yang muncul di 2 tahun terakhir. Disediakan pula
pembahasannya sehingga memudahkan guru dan peserta didik untuk
memahami penyelesaian soal tersebut dan memprediksi jenis soal yang rutin
muncul di US/USBN. Soal belum terkategori HOTS dan model soal serupa
setiap tahunnya, maka guru perlu melatihkan peserta didik memahami
secara mendalam topik ini.

Dalam unit ini juga disajikan contoh soal-soal HOTS yang berbeda dengan
soal yang biasa muncul di US/USBN. Soal HOTS dikembangkan melebihi
tuntutan KD yang dapat melatih peserta didik agar dapat berpikir kreatif,
berpikir analisis dan bernalar.

102
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

UMPAN BALIK

Selamat, Saudara telah selesai mempelajari Unit Besaran dan Pengukuran.


Bagaimana pengalaman Saudara dalam menyelesaikan unit ini? Apakah
Saudara berhasil memahami semua pembahasan yang terdapat dalam Unit
Besaran dan Pengukuran ini? Adakah kesulitan yang Saudara jumpai ketika
mempelajarinya? Apakah ada manfaat yang Saudara dapatkan setelah
mempelajari unit ini?

Dalam rangka mengetahui pemahaman terhadap unit ini, Saudara perlu


mengisi lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian
instrumen ini, Saudara dapat mengetahui posisi pemahaman beserta umpan
baliknya. Oleh karena itu, isilah lembar persepsi diri ini dengan objektif dan
jujur dengan memberikan tanda silang (X) pada kriteria yang menurut
Saudara tepat.

Lembar Persepsi Pemahaman Unit

Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
1 Memahami dengan baik semua indikator yang telah
dikembangkan di unit ini.
2 Mampu menghubungkan konten dengan fenomena
kehidupan sehari-hari.
3 Memahami dengan baik bahwa aktivitas
pembelajaran yang disusun dapat mengembangkan
HOTS peserta didik.
4 Memahami dengan baik tahapan urutan aktivitas
pembelajaran yang disajikan.
5 Mampu dengan baik mengaplikasikan aktivitas
pembelajaran di dalam kelas.

103
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
6 Memahami dengan baik lembar kerja peserta didik
yang dikembangkan.
7 Mampu melaksanakan dengan baik lembar kerja
peserta didik yang dikembangkan.
8 Memahami konten secara menyeluruh dengan baik.
9 Memahami prosedur penyusunan soal HOTS dengan
baik.
10 Mampu membahas soal HOTS yang disajikan dengan
tepat.
Jumlah
Jumlah total

Keterangan Pedoman Penskoran


1= tidak menguasai Skor = (Jumlah total/40) x 100
2 = cukup menguasai
3 = menguasai
4 = sangat menguasai

Keterangan Umpan Balik

Skor Umpan Balik


< 70 Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara
membelajarkannya, mengembangkan penilaian dan melaksanakan
penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu membaca ulang unit ini dan
mendiskusikannya dengan dengan fasilitator di MGMP sampai Saudara
memahaminya.
70 - 79 Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten, cara
membelajarkan, mengembangkan penilian dan melaksanakan penilaian
berorientasi HOTS. Saudara perlu mendiskusikan bagian yang belum
dipahami dengan fasilitator atau teman lain di MGMP.
80-89 Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan baik.

104
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

≥ 90 Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan


melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan sangat baik. Saudara
dapat menjadi fasilitator bagi teman-teman lain di MGMP untuk
membelajarkan unit ini.

Agar berhasil baik dalam mempelajari Unit Besaran dan Pengukuran ini,
Saudara dapat mengikuti petunjuk belajar berikut ini:

1. bacalah uraian dan contoh-contoh dengan cermat dan berulang-ulang


sehingga Saudara benar-benar memahami dan menguasai materi yang
ada dalam unit ini.
2. lakukanlah aktivitas-aktivitas yang dicontohkan oleh unit ini kepada
peserta didik Saudara di dalam kelas (aktivitas dapat dimodifikasi sesuai
kondisi kelas). Mintalah bantuan rekan guru, instruktur atau pengawas
untuk menjadi observer di kelas Saudara ketika Saudara melakukan
aktivitas-aktivitas yang dicontohkan. Mintalah bantuan dan saran mereka
dalam rangka perbaikan pelaksanaan aktivitas-aktivitas tersebut.
3. jika Saudara masih mengalami kesulitan setelah mengikuti rambu-rambu
atau penjelasan dalam memahami materi serta melakukan aktivitas-
aktivitas yang terdapat di dalam unit ini, mintalah bantuan instruktur,
pengawas atau nara sumber yang ada.

Selamat belajar, selamat bekerja, semoga sukses!

105
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN FISIKA KELOMPOK TEHNOLOGI DAN REKAYASA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK)

GERAK DAN GAYA

Penulis:
Purnawati, S.Pd.

Penyunting:
Dr. Parno, M.Si.

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa
izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

110
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

DAFTAR ISI
Hal

DAFTAR ISI _________________________________ 111


DAFTAR TABEL _______________________________ 114
PENDAHULUAN ______________________________ 115
KOMPETENSI DASAR __________________________ 117
A. Target Kompetensi ________________________________________________________ 117
B. Indikator Pencapaian Kompetensi _______________________________________ 119
APLIKASI DI DUNIA NYATA _____________________ 125
A. GERAK LURUS _____________________________________________________________ 125
B. GERAK MELINGKAR_______________________________________________________ 126
C. GAYA ________________________________________________________________________ 127
SOAL-SOAL US/USBN _________________________ 131
A. SOAL US ____________________________________________________________________ 131
B. SOAL USBN _________________________________________________________________ 134
BAHAN PEMBELAJARAN ________________________ 141
A. Aktivitas Pembelajaran ___________________________________________________ 141
Aktivitas Pembelajaran Pertemuan 1 ____________________________________ 144
Aktivitas Pembelajaran Pertemuan 2 ____________________________________ 146
Aktivitas Pembelajaran Pertemuan 3 ___________________________________ 147
B. Lembar Kerja Peserta Didik ______________________________________________ 149
Lembar Kerja Peserta Didik 1 ____________________________________________ 149
Lembar Kerja Peserta Didik 2 ____________________________________________ 152
C. Bahan Bacaan ______________________________________________________________ 156
1. Gerak Lurus ___________________________________________________________ 156
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan ____________________________________ 161
3. Gerak Vertikal ________________________________________________________ 162
4. Gerak Jatuh Bebas ____________________________________________________ 163

111
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

5. Gerak Melingkar _____________________________________________________ 165


6. Hukum Newton ______________________________________________________ 180
7 Aplikasi Hukum-Hukum Newton Tentang Gerak _________________ 188
PENGEMBANGAN PENILAIAN ___________________ 199
A. Pembahasan Soal-soal ____________________________________________________ 199
B. Mengembangkan Soal HOTS _____________________________________________ 202
KESIMPULAN ________________________________ 207
UMPAN BALIK _______________________________ 209
DAFTAR PUSTAKA ____________________________ 211

112
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Gerak Parabola ............................................................................................ 126


Gambar 2. Gerak Jarum Jam ........................................................................................ 127
Gambar 3. Roket ................................................................................................................ 129
Gambar 4. Percobaan Gerak Melingkar Beraturan .......................................... 153
Gambar 5. Skema Percobaan LKPD Hukum II Newton ................................. 155
Gambar 6. Perpindahan pada arah sumbu x dan y.......................................... 157
Gambar 7. Jarak yang ditempuh titik A ke titik C ............................................ 157
Gambar 8. (a) Grafik v-t pada GLB , (b) Grafik s – t pada GLB ................. 160
Gambar 9. Grafik a-t pada GLBB ............................................................................... 161
Gambar 10. Grafik v-t pada GLBB ............................................................................. 161
Gambar 11. Benda jatuh dari ketinggian h ........................................................... 163
Gambar 12. Analisis gerak melingkar ..................................................................... 165
Gambar 13. Vektor kecepatan pada gerak melingkar ..................................... 167
Gambar 14. Analisis Kecepatan Linier pada Gerak Melingkar ................... 168
Gambar 15. Kecepatan Linier pada Gerak Melingkar .................................... 169
Gambar 16. Percepatan sentripetal dan percepatan tangensial ................ 173
Gambar 17. Dua roda yang dihubungkan dengan tali..................................... 174
Gambar 18. Hubungan Roda yang Seporos .......................................................... 175
Gambar 19. Hubungan Roda yang Bersinggungan .......................................... 176
Gambar 20. Arah Gaya Sentripetal yang Menuju Pusat Lingkaran ........... 177
Gambar 21. Gerak Sebuah Benda pada Lingkaran Horisontal .................... 178
Gambar 22. Gerak sebuah benda membentuk ayunan konikal.................. 179
Gambar 23. Penerapan Hukum II Newton............................................................ 181
Gambar 24. Seseorang yang Menarik Tembok Dengan Tali ........................ 183
Gambar 25. Arah Gaya Berat Selalu Menuju Pusat Bumi .............................. 183
Gambar 26. Arah Gaya Normal yang Tegak Lurus Bidang ............................ 184

113
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 27. Sebuah benda bergerak dengan kecepatan v dan gaya


gesekan f .................................................................................................................... 185
Gambar 28. Balok Terletak pada Bidang Datar yang Licin ........................... 188
Gambar 29. Diagram Gaya-Gaya pada Benda .................................................... 190
Gambar 30. Balok terletak pada bidang mendatar yang licin, dikerjakan
gaya .............................................................................................................................. 192
Gambar 31. Seseorang yang Berada di dalam Lift ........................................... 193
Gambar 32. Dua buah benda dihubungkan dengan tali melalui sebuah
katrol ........................................................................................................................... 195
Gambar 33. Gerak benda pada bidang datar yang licin ................................. 197

DAFTAR TABEL
Hal

Tabel 1. Kompetensi Dasar 3.2 dan 4.2 .................................................................. 117


Tabel 2. Kompetensi Dasar 3.3 dan 4.3 .................................................................. 118
Tabel 3. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) ............................................ 120
Tabel 4. Perbedaan Massa dan Berat ...................................................................... 184

114
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

PENDAHULUAN

Unit ini disusun sebagai salah satu aternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memahami topik gerak dan gaya. Melalui pembahasan materi
yang terdapat pada unit ini, guru dapat memiliki dasar pengetahuan
untuk mengajarkan materi yang sama ke peserta didiknya yang
disesuaikan dengan indikator yang telah disusun, dan terutama dalam
memfasilitasi gerak kemampuan bernalar peserta didik. Selain itu, materi
ini juga aplikatif untuk guru sendiri sehingga mereka dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam rangka memudahkan guru mempelajari konten dan cara


mengajarkannya, di dalam unit ini dimuat kompetensi dasar terkait yang
memuat target kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, bahan
bacaan tentang aplikasi topik Gerak dan Gaya, soal-soal tes UN topik ini
di tiga tahun terakhir sebagai acuan dalam menyusun soal sejenis,
deskripsi alternatif aktivitas pembelajaran, Lembar Kegiatan Peserta
Didik (LKPD) yang dapat digunakan guru untuk memfasilitasi
pembelajaran, bahan bacaan yang dapat dipelajari oleh guru, maupun
peserta didik, dan deskripsi prosedur mengembangkan soal HOTS.
Komponen-komponen di dalam unit ini dikembangkan dengan tujuan
agar guru dapat dengan mudah memfasilitasi peserta didik
mendeskripsikan Gerak dan Gaya, melakukan aktivitas praktik Gerak dan
Gaya, sekaligus mendorong peserta didik mencapai kemampuan berpikir
tingkat tinggi.

Topik Gerak dan Gaya yang dikembangkan pada bahan bacaan terdiri
atas subtopik gerak lurus beraturan, gerak lurus berubah beraturan,
gerak vertikal , gerak melingkar dan Hukum Newton. Selain itu, unit ini

115
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

dilengkapi dengan lima buah LKPD, yaitu 1) Gerak lurus beraturan; 2)


Gerak jatuh bebas; 3) Gerak melingkar beraturan; 4) Hukum II Newton;
dan 5) Hukum III Newton. LKPD dikembangkan secara aplikatif agar
guru mudah mengimplementasikannya di kelas.

116
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

KOMPETENSI DASAR

A. Target Kompetensi

Sub unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar


kelas X SMK Kelompok Teknologi Rekayasa:

Tabel 1. Kompetensi Dasar 3.2 dan 4.2


Kelas/
No. Kompetensi Dasar Target Kompetensi
Semester
3.2 Mengevaluasi gerak 1. Mengevaluasi gerak lurus dengan X/1
lurus dan gerak kelajuan tetap dalam kehidupan
melingkar dengan sehari-hari
kelajuan tetap atau 2. Mengevaluasi gerak lurus dengan
percepatan tetap percepatan tetap dalam
dalam kehidupan kehidupan sehari-hari
sehari-hari 3. Mengevaluasi gerak melingkar
dengan kelajuan tetap dalam
kehidupan sehari-hari
4. Mengevaluasi gerak melingkar
dengan percepatan tetap dalam
kehidupan sehari-hari

117
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kelas/
No. Kompetensi Dasar Target Kompetensi
Semester
4.2 Menyaji kan hasil 1. Menyajikan hasil percobaan gerak
X/1
percobaan gerak lurus dalam bentuk grafik/tabel
lurus dan gerak pada bidang tehnologi dan rekayasa.
melingkar dalam 2. Menyajikan hasil percobaan gerak
bentuk grafik/tabel melingkar dalam bentuk
pada bidang grafik/tabel pada bidang tehnologi
teknologi dan dan rekayasa.
rekayasa 3. Menyajikan data dan grafik hasil
percobaan gerak benda untuk
menyelidiki karakteristik gerak
melingkar beraturan berikut makna
fisisnya.

Tabel 2. Kompetensi Dasar 3.3 dan 4.3

Kelas/
No. Kompetensi Dasar Target Kompetensi
Semester
3.3 Menganalisis gerak 1. Menganalisis gerak dan gaya X/1
dan gaya dengan dengan menggunakan Hukum
menggunakan Newton
hukum-hukum 2. Menganalisis permasalahan
Newton dinamika partikel menggunakan
Hukum Newton pada bidang
teknologi dan rekayasa

118
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

Kelas/
No. Kompetensi Dasar Target Kompetensi
Semester
4.3 Menggunakan alat- Menyajikan data hasil percobaan Hukum X/1
alat sederhana yang II Newton
berhubungan dengan
hukum Newton
tentang gerak

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi dasar dikembangkan menjadi beberapa indikator


pencapaian kompetensi. Indikator ini menjadi acuan bagi guru untuk
mengukur pencapaian kompetensi dasar. Kompetensi Dasar 3.2 , 3.3 , 4.2
dan 4.3 di kelas X dikembangkan menjadi 24 indikator untuk ranah
pengetahuan dan 7 indikator untuk ranah keterampilan.

Dalam rangka memudahkan guru menentukan indikator yang sesuai


dengan tuntutan kompetensi dasar, indikator dibagi menjadi ke dalam
tiga kategori, yaitu indikator pendukung, indikator kunci, dan indikator
pengayaan. Berikut ini rincian indikator yang dikembangkan pada
Kompetensi Dasar 3.2 dan 4.2 di kelas X.

119
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel 3. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan


IPK Penunjang
3.2.1 Mengidentifikasikan 4.2.1 Menyiapkan bahan dan alat
karakteristik GLB dan GLBB yang diperlukan untuk
3.2.2 Menganalisis besaran percobaan tentang Gerak
besaran pada GLB dan GLBB. Lurus Beraturan.
3.2.3 Memecahkan masalah 4.2.2 Menyiapkan bahan dan alat
berkaitan dengan GLB dan yang diperlukan untuk
GLBB percobaan tentang Gerak
3.2.4 Mengidentifikasi besaran Melingkar Beraturan
frekuensi, frekuensi sudut, 4.2.3 Merangkai alat dan bahan
periode, dan sudut tempuh yang diperlukan untuk
yang terdapat pada gerak percobaan GLB
melingkar dengan laju 4.2.4 Merangkai alat percobaan
konstan. tentang Gerak Melingkar
3.2.5 Menjelaskan hubungan Beraturan.
antara kecepatan linier
dengan kecepatan sudut
pada gerak melingkar.
3.2.6 Menjelaskan gaya dan
percepatan sentripetal.
3.2.7 Menerapkan gaya dan
percepatan sentripetal
dalam kehidupan sehari-
hari
3.2.8 Menerapkan prinsip roda
yang saling berhubungan.

120
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan


IPK Kunci
3.2.1 Mengevaluasi gerak lurus 4.2.1 Menyajikan data dan grafik
dengan kecepatan linier hasil percobaan gerak lurus
konstan dalam kehidupan Beraturan.
sehari-hari 4.2.2 Menyajikan data dan grafik
3.2.2 Mengevaluasi gerak hasil percobaan Gerak
melingkar dengan kecepatan Melingkar Beraturan
linier tetap tetap dalam
kehidupan sehari-hari.
IPK Pengayaan
3.2.1 Membandingkan antara
Gerak Lurus Beraturan
dengan Gerak Lurus
Berubah Beraturan dalam
kehidupan sehari-hari
3.2.2 Menyimpulkan kakteristik
GLB dan GLBB melalui
percobaan
3.2.3 Memprediksi besaran fisika
pada gerak melingkar
beraturan dan gerak
melingkar berubah
beraturan

121
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan


IPK Penunjang

3.3.1 Mengidentifikasi penerapan Menyajikan data hasil percobaan

Hukum 1 Newton dalam Hukum II Newton

kehidupan sehari-hari.

3.3.2 Mengidentifikasi penerapan


hukum 2 Newton dalam
kehidupan sehari-hari.

3.3.3 Mengidentifikasi penerapan


hukum 3 Newton dalam
kehidupan sehari-hari
3.3.4 Menjelaskan tentang berat,
gaya normal, gaya gesek dan
menggambarkan diagram
gaya-gaya tersebut

3.3.5 Menerapkan Hukum


Newton pada gerak benda
dibidang datar.

3.3.6 Menerapkan Hukum


Newton pada gerak benda
dibidang miring.

3.3.7 Menerapkan Hukum


Newton pada gerak vertikal

3.3.8 Menerapkan Hukum Newton


pada gerak melingkar

122
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan


IPK Kunci
3.3.1 Menganalisis permasalahan Menyajikan data hasil percobaan
Hukum Newton pada bidang yang berhubungan dengan Hukum
teknologi dan rekayasa Newton
3.3.2 Menyimpulkan tentang
Hukum Newton tentang
gerak dan penerapannya.
IPK Pengayaan
3.3.1 Merumuskan hubungan Menyajikan data hasil percobaan
antara gaya, massa dan untuk membukatikan Hukum III
gerak pada benda. Newton
3.3.2 Menyimpulkan hubungan
antara massa, percepatan
dan gaya.

123
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

124
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

APLIKASI DI DUNIA NYATA

A. GERAK LURUS

Beberapa peristiwa gerak lurus berubah beraturan dalam kehidupan


sehari-hari antara lain, gerak mobil yang dipercepat dengan cara
menekan pedal gas, gerak mobil yang diperlambat dengan cara menekan
pedal rem, gerak jatuh bebas buah mangga dari tangkainya. Benda-benda
di alam semesta seperti gerak planet dengan lintasan berbentuk elips
yang kadang cepat kadang lambat yang seringkali dianggap lingkaran
dengan matahari sebagai pusatnya yang merupakan gerak melingkar
beraturan. Penerapan GLBB dalam kehidupan sehari-hari di antaranya
adalah sebagai berikut.
 Benda jatuh bebas.
 Gerak mobil dalam balapan mobil pada saat.
 Gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan
awal pada ketinggian tertentu dengan arah yang sejajar dengan
sumbu x (horizontal) yang merupakan GLB sedangkan pada
sumbu Y (vertikal) termasuk GLBB. Contoh dari gerak parabola
jenis ini ialah bom yang dijatuhkan dari pesawat serta benda
dilemparkan dari atas ke bawah jurang.

125
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 1. Gerak Parabola


Sumber: wallpapers.androlib.com

B. GERAK MELINGKAR

Gerak melingkar adalah gerak benda yang lintasannya berbentuk


lingkaran. Gerak ini dapat kita asumsikan sebagai gerak berputar atau
gerak rotasi suatu benda. Agar suatu benda dapat bergerak melingkar ia
membutuhkan adanya gaya yang selalu membelokkan-nya menuju pusat
lintasan lingkaran. Gaya ini dinamakan gaya sentripetal. Suatu gerak
melingkar beraturan dapat dikatakan sebagai suatu gerak dipercepat
beraturan, mengingat perlu adanya suatu percepatan yang besarnya
tetap dengan arah yang berubah, yang selalu mengubah arah gerak
benda agar menempuh lintasan berbentuk lingkaran.

126
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

Gambar 2. Gerak Jarum Jam

Gerakan pada jarum jam juga termasuk dalam salah satu contoh gerak
melingkar. Ketiga jarumnya akan berputar dengan kecepatan yang
berbeda karena masing-masing jarum jam menunjukkan waktu yang
berbeda (detik, menit dan jam). Poros jarum jam yang berperan sebagai
pusat lingkaran sementara jarum jam akan berputar beraturan sesuai
dengan fungsi waktu masing-masing jarum.

C. GAYA

Pernahkan kamu pikir apa yang akan kamu alami, apabila berada di
dalam sebuah mobil yang sedang bergerak dengan cepat kemudian mobil
tersebut tiba-tiba mengerem secara mendadak? Apa yang Anda rasakan?
Apakah terhentak ke belakang atau ke depan?.

Kenapa ketika berada di dalam mobil kamu harus mengenakan sabuk


pengaman? Semua hal itu berhubungan dengan fenomena yang telah
dipelajari para ahli berdasarkan hukum 1 Newton yang akan kita bahas
dibawah ini.

Pada contoh kasus di atas, ketika kamu berada di dalam sebuah mobil
yang tiba-tiba mengerem secara mendadak disitu tubuh kamu akan
terdorong kedepan. Hal ini karena tubuh kamu ingin mempertahankan
posisinya yaitu tetap bergerak ke depan.

Kecenderungan untuk mempertahankan keadaan diam atau bergerak


pada sebuah benda itu disebut sebagai inersia atau kelembaman benda.
Akibat peristiwa itu para ilmuwan menciptakan sabuk pengaman yang
dipasang pada kendaraan bermotor terutama mobil.

127
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Secara mudah (Sir Isaac Newton) merumuskan sifat inersia benda dalam
Hukum 1 Newton yang berbunyi, benda yang memiliki resultan gaya
sama dengan nol akan tetap diam atau bergerak lurus beraturan.

Percepatan gerak suatu benda berbanding lurus terhadap gaya yang


diberikan akan tetapi berbanding terbalik dengan massanya atau a =

F/m. Perkataan tersebut biasa dikenal sebagai Hukum 2 Newton.


Pada kehidupan kita sehari-hari biasa mendapatkan sebuah kenyataan
bahwa ketika memindahkan balok akan lebih mudah dan cepat apabila
menggunakan gaya yang lebih besar. Hal ini disebabkan karena gaya
berbanding lurus dengan percepatan sehingga dengan gaya besar kita
akan mendapatkan percepatan yang yang lebih besar pula.

Aplikasi Hukum 2 Newton lainnya, misalkan ketika kamu memindahkan


sebuah meja yang ringan akan lebih mudah dibandingkan
memindahkan lemari yang memiliki massa yang lebih berat. Apabila
kamu menggunakan gaya yang sama besarnya.

Pernahkah kita membayangkan, bagaimana bisa sebuah roket meluncur


ke ruang angkasa? Roket memiliki daya Dorong ke atas yang timbul
akibat adanya semburan gas pada bagian bawahnya. Semakin besar
semburan gas ke arah bawah, maka menyebabkan roket semakin cepat
terdorong ke atas.

Melihat fakta ini, apakah kamu mengetahui? Apa yang sesungguhnya


telah terjadi ketika roket sedang diluncurkan? Apa saja gaya-gaya yang
berdampak pada gerak roket itu? Apakah gaya-gaya pada gerak roket
ketika awal kali diluncurkan sama dengan gaya roket ketika sudah lepas
landas?

128
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

Gambar 3. Roket

Dalam hukum 3 Newton dinyatakan bahwa pada saat benda pertama


melakukan gaya ke benda kedua maka benda kedua itu akan
memberikan gaya yang sama seperti ke benda pertama akan tetapi
berlawanan arah atau gaya aksi dan reaksi bekerja terhadap dua benda
yang berbeda.

129
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

130
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

SOAL-SOAL US/USBN

A. SOAL US

Berikut ini contoh soal-soal US topik Gerak dan Gaya, Kompetensi Dasar
3.2. Mengevaluasi gerak lurus dan gerak melingkar dengan kelajuan
tetap atau percepatan tetap dalam kehidupan sehari-hari dan
Kompetensi Dasar 3.3 Menganalisis gerak dan gaya dengan
menggunakan hukum-hukum Newton

Soal-soal ini disajikan agar dapat dijadikan sebagai sarana berlatih bagi
peserta didik untuk menyelesaikannya. Selain itu, soal-soal ini juga dapat
menjadi acuan ketika Saudara akan mengembangkan soal yang setipe
pada topik Gerak dan Gaya.

A. Soal US Paket A Tahun 2017

No. Soal
1 Berikut gambar grafik-grafik s-t benda-benda yang melakukan
GLB. Pernyataan yang benar adalah ... .

A. Kecepatan terendah dimiliki benda I


B. Kecepatan terendah dimiliki benda V
C. Kecepatan tertinggi dimiliki benda II
D. Kecepatan tertinggi dimiliki benda III
E. Kecepatan tertinggi dimiliki benda V

131
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Identifikasi

Level Kognitif : Memilih (C5)


3.3.1 Mengidentifikasikan karakteristik GLB dan
Indikator yang
: GLBB
bersesuaian

Diketahui : Grafik hubungan antara jarak (s) terhadap (t)

Ditanyakan : Gambar grafik GLB

Materi yang
: Gerak Lurus Beraturan
dibutuhkan

US Paket B Tahun 2017

No. Soal
2 Satu gerigi berputar dengan kecepatan sudut (π/6) rad/s. Jika jari-jari
gerinda 6 m, maka kecepatan linear suatu partikel yang terletak pada
tepi gerigi adalah …
A. 8 π m/s
B. 0,8 π m/s
C. π m/s
D. π/2 m/s

E. π/5 m/s

Identifikasi

Level Kognitif : Menghitung (C3)

Indikator yang Menjelaskan hubungan antara kecepatan linier


:
bersesuaian dengan kecepatan sudut pada gerak melingkar.

132
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

ω = (π/6) rad/s
Diketahui :
R=6m

Ditanyakan : v...?

Materi yang
: Gerak Melingkar Beraturan
dibutuhkan

US Paket A tahun 2017

No. Soal
2 Dua buah gaya bekerja pada balok 10 kg seperti gambar berikut.

5N 12,5 N

Besar dan arah percepatan yang dialami benda adalah…


A. 0,75 m/s2 ke kanan
B. 1,25 m/s2 ke kanan
C. 0,5 m/s2 ke kanan
D. 0,8 m/s2 ke kiri
E. 1,25 ke kiri

Identifikasi

Level Kognitif : (Aplikasi/C3)


Indikator yang Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 2
:
bersesuaian Newton dalam kehidupan sehari-hari.
m = 10 kg
Diketahui : F1 = 5 N

F2 = 12,5 N
Ditanyakan : Arah dan percepatan balok

Materi yang : Hukum II Newton


dibutuhkan

133
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. SOAL USBN

Berikut ini contoh soal-soal USBN topik Gerak dan Gaya, Kompetensi
Dasar 3.2. Mengevaluasi gerak lurus dan gerak melingkar dengan
kelajuan tetap atau percepatan tetap dalam kehidupan sehari-hari dan
Kompetensi Dasar 3.3 Menganalisis gerak dan gaya dengan
menggunakan hukum-hukum Newton

Soal-soal ini disajikan agar dapat dijadikan sebagai sarana berlatih bagi
peserta didik untuk menyelesaikannya. Selain itu, soal-soal ini juga dapat
menjadi acuan ketika Saudara akan mengembangkan soal yang setipe
pada topik Gerak dan Gaya

SOAL USBN Fisika Paket A Tahun 2018/2019

No. Soal
1 Grafik berikut menunjukkan hubungan kecepatan (v) dan waktu (t)
dari sebuah mobil yang sedang bergerak.

v(m/s)

d
c
b e
a
Dari grafik tersebut yang menyatakan gerak benda dipercepat
t (s)
adalah.........

a. a dan b
b. b dan c
c. c dan d
d. d dan e
e. a dan c

134
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

Identifikasi

Level Kognitif : (Menganalisis/C4)

Indikator yang
: Mengidentifikasikan karakteristik GLB dan GLBB
bersesuaian

Vb = konstan
Diketahui : Vd = konstan

Ditanyakan : Karakteristik GLBB

Materi yang
: Gerak Lurus Berubah Beraturan
dibutuhkan

USBN FISIKA Paket A Tahun 2018/2019


No. Soal

135
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2 Sebuah mobil bergerak lurus dengan kecepatan awal 10 m/s.


Setelah menempuh jarak 50 meter kecepatan mobil menjadi 20
m/s. Percepatan mobil tersebut sebesar … .
A. 3 m/s2
B. 4 m/s2
C. 5 m/s2
D. 7 m/s2
E. 10 m/s

Identifikasi

Level Kognitif : (Menghitung/C3)

Indikator yang Memecahkan masalah berkaitan dengan GLB dan


:
bersesuaian GLBB

S = 50 m
Diketahui : V0 = 10 m/s
Vt = 20 m/s

Ditanyakan : Percepatan ( a)

Materi yang
: Gerak Lurus Berubah Beraturan
dibutuhkan

UNBK Paket 2 Tahun 2019


No. Soal

136
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

3 Dua benda A dan B masing-masing massanya 5 kg dan 10 kg berada di


atas bidang datar yang licin dan dihubungkan dengan sebuah tali
seperti gambar di bawah ini.

T T
A B F
T T
Jika balok B ditarik oleh gaya F = 30 N (g = 10 m s -2), maka besar
percepatan benda adalah ….
A. 6,0 m s-2
B. 5,0 m s-2
C. 2,0 m s-2
D. 0,6 m s-2
E. 0,5 m s-2

Identifikasi

Level Kognitif : Mengaplikasikan(C3)

Indikator yang Menerapkan Hukum Newton pada gerak benda


:
bersesuaian dibidang datar.

M1 = 5 kg
Diketahui : M2 = 10 kg
F = 30 N

Ditanyakan : Percepatan

Materi yang
: Hukum II Newton
dibutuhkan

UMPN Tahun 2018


No. Soal

137
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

4 Sebuah benda massanya 2 kg bergerak dengan kecepatan 6 m/s . Besar


gaya yang diperlukan untuk menghentikan dalam waktu 0,03 detik
adalah ...... newton
a. 3,6 . 102
b. 4,0 . 102
c. 6,4 . 102
d. 2,4 . 103
e. 3,6 . 103

Identifikasi

Level Kognitif : Mengaplikasikan(C3)

Indikator yang Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 2


:
bersesuaian Newton dalam kehidupan sehari-hari.
m = 2 kg
Diketahui : v = 6 m/s

t = 0,03 s
Ditanyakan : Percepatan benda

Materi yang
: Hukum II Newton
dibutuhkan

138
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

Soal UNBK fisika paket 2 Tahun 2018/2019


No. Soal
5 Percepatan sentripetal pada benda yang bergerak melingkar beraturan
adalah....
(1) Besarnya selalu tetap, arahnya selalu berubah-ubah
(2) Besarnya bergantung pada kecepatan tangensial benda yangberputar
(3) Besarnya sebanding dengan jari-jari orbit benda yang berputar
(4) Besarnya berbanding lurus dengan kecepatan sudutnya
Pernyataan yang benar adalah ….
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (3) dan (4)

Identifikasi

Level Kognitif : Aplikasi (Menganalisis/C4)

Indikator yang Menjelaskan gaya dan percepatan sentripetal.


:
bersesuaian

Diketahui : Arah percepatan

Ditanyakan : Karakterisik percepatan sentripetal ( as )

Materi yang
: Gerak melingkar beraturan
dibutuhkan

139
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

140
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

BAHAN PEMBELAJARAN

A. Aktivitas Pembelajaran

Aktvitas pada unit ini merujuk pada KD 3.2 Mengevaluasi gerak lurus
dan gerak melingkar dengan kelajuan tetap atau percepatan tetap dalam
kehidupan sehari-hari dan KD 3.3 Menganalisis gerak dan gaya dengan
menggunakan hukum-hukum Newton

Model pembelajaran yang digunakan dalam aktivitas pembelajaran


dalam contoh ini adalah model pembelajaran Discovery Learning dengan
sintak sebagai berikut. Menurut Syah (2004:244) dalam
mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas, ada beberapa
prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar
secara umum sebagai berikut:

1. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)

Pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan


kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi
generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi
interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa
dalam mengeksplorasi bahan. Dalam hal ini Bruner memberikan
stimulation dengan menggunakan teknik bertanya yaitu dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghadapkan siswa
pada kondisi internal yang mendorong eksplorasi.

2. Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)

Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi


kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran,

141
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk


hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah) (Syah
2004:244), sedangkan menurut permasalahan yang dipilih itu
selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau
hipotesis, yakni pernyataan (statement) sebagai jawaban sementara
atas pertanyaan yang diajukan.

3. Data Collection (Pengumpulan Data)

Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan


kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk
menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis.

4. Data Processing (Pengolahan Data)

Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan


mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik
melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.
Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya,
semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu
dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat
kepercayaan tertentu (Djamarah, 2002:22).

5. Verification (Pembuktian)

Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk


membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi
dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing
(Syah, 2004:244).Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses
belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori,
aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya.

142
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada,


pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu
kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.

6. Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)

Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik


sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku
untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil
verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari
generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa harus memperhatikan
proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan
pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang
mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan
dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.Beberapa
keunggulan metode penemuan juga diungkapkan oleh Suherman, dkk
(2001: 179) sebagai berikut:

1. siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan


menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir;

2. siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri


proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih
lama diingat;

3. menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini


mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat
belajarnya meningkat;

4. siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan


akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai
konteks.

143
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Saudara dapat menggunakan model pembelajaran lain yang lebih sesuai


dengan kondisi peserta didik Saudara di kelas.

Aktivitas Pembelajaran Pertemuan 1

Aktivitas pembelajaran 1 berkait dengan pengukuran kecepatan benda


pada gerak lurus beraturan
Tujuan aktivitas 1:
Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta didik dapat:
1. Mengidentifikasikan karakteristik GLB dan GLBB
2. Menentukan kecepatan sebuah benda yang bergerak lurus beraturan
Alternatif langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilakukan guru
adalah sebagai berikut.

1. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)


Menyampaikan materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran
Guru memberikan contoh gerak lurus dalam kehidupan sehari-hari
yang dapat diselesaikan. Tahap ini sekaligus untuk memotivasi
peserta didik pentingnya belajar tentang gerak lurus.

2. Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)


Membagi peserta didik dalam beberapa kelompok beranggotakan 4 -
5 orang. Membagikan Lembar Kerja Peserta Didik 1 ke semua
kelompok. Setiap siswa diharapkan dapat mengidentifikasi
permasalahan yang ada pada LKPD 1.

144
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

3. Data Collection (Pengumpulan Data)


Pada tahap pengumpulan setiap kelompok melakukan percobaan
untuk pengambilan data. Guru berkeliling untuk membimbing
peserta didik dalam proses menyelesaikan LKPD 1

4. Data Processing (Pengolahan Data)


Setiap kelompok mengolah data yang diperoleh dari hasil percobaan.
kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para
siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu
ditafsirkan.

5. Verification (Pembuktian)
Tahap penarikan kesimpulan dilakukan ketika peserta didik
dituntun oleh LKPD 1 untuk menemukan sendiri konsep gerak lurus
beraturan. Peserta didik diminta mempresentasikan hasil
penyelesaian LKPD 1, kelompok lain memperhatikan dan
memberikan tanggapan.

Guru memberi latihan kepada peserta didik untuk mengecek


pemahaman terkait gerak lurus beraturan.

145
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas Pembelajaran Pertemuan 2

Aktivitas 2 berkait gerak melingkar beraturan dan arah kecepatan


sentripetal.
Tujuan aktivitas pembelajaran pertemuan 3:
Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta didik dapat:
1. Menerapkan gaya dan percepatan sentripetal dalam kehidupan
sehari-hari
2. Menentukan hubungan gaya sentripetal dengan kecepatan sudut
pada Gerak Melingkar Beraturan
Alternatif langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilakukan guru
adalah sebagai berikut.
1. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
Guru memberikan contoh gerak melingkar beraturan dalam
kehidupan sehari-hari yang dapat diselesaikan. Tahap ini sekaligus
untuk memotivasi peserta didik pentingnya belajar tentang gerak
melingkar beraturan.

2. Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)


Membagi peserta didik dalam beberapa kelompok beranggotakan 4 -
5 orang. Membagikan Lembar Kerja Peserta Didik 3 ke semua
kelompok

3. Data Collection (Pengumpulan Data)


Pada tahap pengumpulan setiap kelompok melakukan percobaan
untuk pengambilan data. Guru berkeliling untuk membimbing
peserta didik dalam proses menyelesaikan LKPD 2

4. Data Processing (Pengolahan Data)


Setiap kelompok mengolah data yang diperoleh dari hasil percobaan.
kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para

146
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu


ditafsirkan.

5. Verification (Pembuktian)
Tahap penarikan kesimpulan dilakukan ketika peserta didik
dituntun oleh LKPD 2 untuk menemukan sendiri konsep gerak lurus
beraturan. Peserta didik diminta mempresentasikan hasil
penyelesaian LKPD 2, kelompok lain memperhatikan dan
memberikan tanggapan.

Guru memberi latihan kepada peserta didik untuk mengecek


pemahaman terkait Gerak Melingkar Beraturan.

Aktivitas Pembelajaran Pertemuan 3

Aktivitas 3 berkait dengan gaya yang menyebabkan benda bergerak


Tujuan aktivitas 3 :
Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta didik dapat:

1. Mengidentifikasi penerapan hukum II Newton dalam kehidupan


sehari-hari.
2. Menjelaskan kesebandingan antara percepatan yang terjadi dengan
gaya yang menyebabkan benda bergerak.
3. Menjelaskan kesebandingan antara percepatan yang terjadi dengan
massa bendanya
Alternatif langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilakukan guru
adalah sebagai berikut.

147
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

1. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)


Guru memberikan contoh Hukun Newton dalam kehidupan sehari-
hari yang dapat diselesaikan. Tahap ini sekaligus untuk memotivasi
peserta didik pentingnya belajar tentang Hukun Newton

2. Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)


Membagi peserta didik dalam beberapa kelompok beranggotakan 4 -
5 orang. Membagikan Lembar Kerja Peserta Didik 3 ke semua
kelompok

3. Data Collection (Pengumpulan Data)


Pada tahap pengumpulan setiap kelompok melakukan percobaan
untuk pengambilan data. Guru berkeliling untuk membimbing
peserta didik dalam proses menyelesaikan LKPD 3

4. Data Processing (Pengolahan Data)


Setiap kelompok mengolah data yang diperoleh dari hasil percobaan.
kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para
siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu
ditafsirkan.

5. Verification (Pembuktian)
Tahap penarikan kesimpulan dilakukan ketika peserta didik
dituntun oleh LKPD 3 untuk menemukan sendiri konsep gerak lurus
beraturan. Peserta didik diminta mempresentasikan hasil
penyelesaian LKPD 3, kelompok lain memperhatikan dan
memberikan tanggapan.

Guru memberi latihan kepada peserta didik untuk mengecek


pemahaman terkait Hukum II Newton.

148
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

B. Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar Kerja Peserta Didik 1

Gerak Lurus Beraturan

Kelas :
Hari / Tanggal :
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok :
1. ..................................................
2. ..................................................
3. ..................................................
4. ...................................................

Tujuan
Melalui LKPD 1 ini kalian akan melakukan aktivitas sehingga mampu:
1. Mengidentifikasikan karakteristik GLB dan GLBB
2. Menentukan kecepatan sebuah benda yang bergerak lurus beraturan

Alat dan Bahan

1. Ticker Timber
2. Pita ketik
3. Power Supply
4. Kertas karbon
5. Trolly
6. Gunting
7. Papan luncur

149
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

ticker timer

power suuply trolly

Bidang luncur

Petunjuk Kerja

Cermati setiap pertanyaan/instruksi yang diberikan pada LKPD 1.


Berdiskusilah secara aktif dalam kelompokmu, kemudian isikan jawaban

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Rangkailah alat sepeti pada gambar .

3. Masukkan ujung pita ke ticker timer.

4. Tempelkan ujung yang lain pita tersebut pada trolly.

5. Hubungkan ticker timer pada power supply.

6. Lepaskan trolly sehingga meluncur ke bawah

7. Ambil pita dan potong setiap 10 titik hasil ketikan.

8. Tempelkan hasil potongan pita pada kertas grafik.

9. Hubungkan titik titik teratas dari tiap-tiap potongan pita.

10. Ukur perubahan jarak (Δs). Hitung kecepatan (v) dengan membagi
perubahan jarak (Δs dengan selang waktu (Δt).

150
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

No Jarak (s) Waktu (s) Waktu (t)

11. Ulangi percobaan tersebut sebanyak 5 kali.

12. Buatlah kesimpulan percobaan, kemudian susunlah laporan hasil


kegiatan pada tempat yang disediakan.

151
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik 2

Gerak Melingkar beraturan

Kelas :
Hari / Tanggal :
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok :
1. ..................................................
2. ..................................................
3. ..................................................
4. ...................................................

Tujuan
Melalui LKPD 2 ini kalian akan melakukan aktivitas sehingga mampu:
1. Menerapkan gaya dan percepatan sentripetal dalam kehidupan
sehari-hari
2. Menentukan hubungan gaya sentripetal dengan kecepatan sudut
pada Gerak Melingkar Beraturan

Alat dan Bahan


1. Stopwatch
2. Beban (m)
3. Pipa (alat sentripetal)
4. Benang
5. Benda (M)
6. Penggaris

Petunjuk kerja
1. Sambungkan alat-alat seperti pada gambar.
2. Mengukur jari-jari R dan beri tanda pada B sebagai batas geraknya.

152
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

3. Memutar beban dengan memutar alat sentripetal dan mengatur


kecepatan putar benda hingga titik B tetap pada posisinya. Kemudian
mencatat waktu 10 kali putaran.
4. Mengulangi langkah 1 s/d 3 dengan mengubah-ubah M dengan m
dan R tetap.
No M (Massa) Massa (kg) R(jari-jari) Waktu (t)

1
2
3
4
5

Gambar 4. Percobaan Gerak Melingkar Beraturan

Pertanyaan

a. Catat data pada tabel dan tentukan besaran-besaran Fs = mg dan ω


 10/t

b. Buatlah grafik Hubungan Fs dengan ω

c. Tuliskan kesimpulan dari percobaan yang dilakukan.

153
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik 3


Hukum II Newton

Kelas :
Hari / Tanggal :
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok :
1. ..................................................
2. ..................................................
3. ..................................................
4. ...................................................

Tujuan
Melalui LKPD 3 ini kalian akan melakukan aktivitas sehingga mampu:

1. Mengidentifikasi penerapan hukum 2 Newton dalam kehidupan


sehari-hari.
2. Menjelaskan kesebandingan antara percepatan yang terjadi
dengan gaya yang menyebabkan benda bergerak.
3. Menjelaskan kesebandingan antara percepatan yang terjadi
dengan massa bendanya

Alat dan Bahan

1. Ticker timer
2. Kereta dinamik
3. Katrol
4. Beban
5. Neraca
Petunjuk kerja
1. Susunlah peralatan seperti pada gambar.

154
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

2 1
3

Gambar 5. Skema Percobaan LKPD Hukum II Newton

2. Timbanglah massa kereta dinamik (m) dan massa beban (mb).


Hidupkan ticker timer dan biarkan beban menarik kereta dinamik
sehingga pita bergerak.
3. Ketika kereta dinamik bergerak menyentuh katrol, matikan ticker
timer dan ambil pitanya
4. Potong pita untuk 10 ketukan dan ukurlah jarak antara titik-titiknya.

ΔS

5. Hitunglah kelajuan (v) dengan , t = 0,02 sekon

No S(m) (m/s)

1
2
3
4
Dst
6. Buatlah grafik v - t. hitung percepatan dari gradien grafik v – t.
7. Ulangi percobaan dengan massa yang berbeda.

155
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

8. Hitunglah gaya beban benda yang bergerak F = w = m.g untuk setiap


massa bebannya.
9. Ulangi langkah 2 sampai 7 untuk massa beban tetap dengan jumlah
kereta 2.
10. Buatlah grafik antara percepatan (a) dengan gaya penyebab benda
bergerak (F).
11. Tuliskan kesimpulan yang diperoleh dari percobaan dan presentasi
didepan kelas.

C. Bahan Bacaan

1. Gerak Lurus
1.1 Posisi, Jarak dan Perpindahan
Suatu benda dikatakan bergerak jika benda tersebut mengalami
perubahan posisi atau menempuh suatu jarak tertentu. Posisi suatu
benda adalah letak atau kedudukan suatu titik terhadap acuan
tertentu. Dalam fisika, jarak dan perpindahan memiliki pengertian
yang berbeda. Perpindahan merupakan besaran vektor, perpindahan
didefinisikan sebagai perubahan posisi benda dalam selang waktu
tertentu. Sedangkan Jarak tempuh didefinisikan panjang lintasan
yang ditempuh benda tanpa memperhatikan arahnya. Sehingga jarak
dikategorikan besaran skalar.

156
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

Berikut ini adalah gambaran tentang jarak dan perpindahan.

Δy

A
C
Δx

Gambar 6. Perpindahan pada arah sumbu x dan y


Perhatikan gambar 7 di bawah ini.

A B

Gambar 7. Jarak yang ditempuh titik A ke titik C


S = panjang AB + panjang BC

Keterangan :

= perpindahan benda pada sumbu horizontal

= perpindahan benda pada sumbu horizontal

S = jarak yang ditempuh benda

157
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

1.2 Kelajuan
1.2.1 Kelajuan Rata-rata
Kelajuan rata-rata didefinisikan sebagai hasil bagi antara jarak total yang
ditempuh benda dengan selang waktu untuk menempuhnya. Secara
matematis kelajuan dituliskan dengan:

..................................................................... (1.2)

Keterangan :
= kelajuan rata-rata (m/s)

∑ s = jumlah jarak yang ditempuh ( m )


∑ t = jumlah waktu yang ditempuh ( s )

1.2.2 Kelajuan Sesaat


Kelajuan sesaat adalah laju benda pada suatu saat pada suatu ketika. Hal
ini dapat dilihat laju sesaat pada spedometer, sehingga secara matematis
kelajuan sesaat dapat ditulis:
.................................. .(1.3)

Untuk ∆t 0

1.3 Kecepatan
1.3.1 Kecepatan Rata-rata
Kecepatan rata-rata didefinisikan perpindahan dibagi selang waktu.
Karena perpindahan merupakan besaran vektor dan selang waktu adalah
besaran skalar, maka kecepatan rata-rata termasuk besaran vektor.
Untuk membahas gerak satu dimensi sebuah benda pada umumnya,
misalnya pada saat t1 mobil berada pada sumbu x di titik x1 pada sistem
koordinat, dan beberapa waktu kemudian pada waktu t2 mobil berada
pada titik x2. Waktu yang diperlukan adalah t2 -t1 = Δt dan selama selang

158
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

waktu ini perpindahan benda itu adalah Δx =x2 – x1 , Dengan demikian,


kecepatan rata-rata dapat dirumuskan:

......................................................(1.5)

Keterangan:
v = kecepatan rata-rata (m/s)

= x2 –x1 = perpindahan benda (m)

Δt = t2 – t1 = interval waktu yang diperlukan (s)

1.3.2 Kecepatan Sesaat


Konsep kecepatan sesaat, yang merupakan kecepatan benda pada saat
tertentu. Kecepatan sesaat pada waktu tertentu adalah kecepatan rata-
rata selama selang waktu yang sangat kecil, yang dinyatakan oleh:

.....................................(1.6)

Kecepatan sesaat didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata pada limit Δt


yang menjadi sangat kecil, mendekati nol.

1.4 Percepatan
1.4.1 Percepatan rata-rata
Percepatan rata-rata didefinisikan sebagai perubahan kecepatan dibagi
waktu yang diperlukan untuk perubahan tersebut.

........................................................ (1.7)

Keterangan:
a = percepatan rata-rata (m/s2)
Δv = v2 – v1= perubahan kecepatan (m/s)
Δt = t2 – t1 = interval waktu yang diperlukan (s)

159
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

1.4.1 Percepatan Sesaat (a)


Percepatan sesaat dapat didefinisikan sebagai percepatan rata-rata pada
limit Δt yang menjadi sangat kecil, mendekati nol. Percepatan sesaat (a)
untuk satu dimensi dapat dituliskan sebagai berikut:

....................................... .......... (1.8)

1. Gerak Lurus Beraturan


Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak lurus suatu benda yang
memiliki kecepatan tetap karena tidak adanya percepatan pada benda (a
= 0) GLB sering didefinisikan sebagai gerak suatu benda pada lintasan
lurus dengan kelajuan tetap. Contoh GLB yang mudah Anda temui adalah
gerak kereta yang sedang melaju pada lintasan yang lurus dan datar,
sehingga persamaan geraknya adalah :
s = v.t .................................................................... (1.9)
Keterangan:
s = Jarak yang ditempuh benda yang bergerak (m)
v = kecepatan yang ditempuh benda (m/s)
t = waktu yang ditempuh benda (s)

V (m/s) s (m)

t (s) t
t
(s
)
Gambar 8. (a) Grafik v-t pada GLB , (b) Grafik s – t pada GLB

160
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

2. Gerak Lurus Berubah Beraturan


Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) merupakan gerak lurus dengan
percepatan konstan, yaitu dimana kecepatan berubah teratur selama
gerak berlangsung. a (m/s2)

a = konstan

0 t
Gambar 9. Grafik a-t pada GLBB

Grafik v-t pada Gambar 8 (a) berupa garis lurus yang berarti besar
pertambahan kecepatan rata-rata sama besar dalam selang waktu yang
sama besar pula. Sedangkan Gambar 8 (b) menggambarkan
kebalikannya, yaitu pengurangan kecepatan rata-rata sama besar dalam
selang waktu yang sama besar pula

v
vt
v
Δv v0
V0
Δv
v0 t
0 t 0
Δt Δt
(b)
Gambar 10. Grafik v-t pada GLBB

Persamaan pada GLBB


Dengan pendekatan dari percepatan rata-rata menjadi percepatan
(a)
sesaat, dimana t0 = 0 maka diperoleh suatu persamaan:
v
v
v = vv0 + a.t .......................................................... (1.10)
v0
Δv
t

Δv v0
0 t 0 t
Δt
(a) Δt
(b)

161
(a)
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Persamaan diatas memberikan suatu informasi bahwa kecepatan suatu


benda bervariasi secara linear terhadap waktu, sehingga percepatan
dapat ditulis:

............................................................. (1.11)

Apabila s merupakan perpindahan atau jarak yang ditempuh, maka


persamaan menjadi sebagai berikut.
s = v0 .t + ½ a t 2 .............. (1.12) .
Selanjutnya untuk menentukan kecepatan akhir sebuah benda yang
mengalami percepatan tetap adalah sebagai berikut
v2 = v0 2 + 2 a s ................................................... (1.13)
Keterangan
s = jarak yang ditempuh (m)
v = Kecepatan akhir benda (m/s)
v0 = Kecepatan awal benda ( m/s)
a = Percepatan benda (m/s2)
t = Waktu yang diperlukan benda selama bergerak (s)

3. Gerak Vertikal
Benda jatuh tentu tidak asing lagi bagi kita. Benda jatuh ini merupakan
contoh dari gerak lurus dengan percepatan tetap (GLBB) yaitu sama
dengan percepatan gravitasi. Percepatan gravitasi dapat digunakan
pembulatan sebesar g = 10 m/s2. Percepatan gravitasi ini juga bekerja
pada benda yang dilemparkan ke atas tetapi akan memperlambat gerak
benda. Dari persamaan itu dapat diturunkan hubungan berikut.
v = v0 ± g t ...................................................................... (2.1)
h = v0 t ± ½ g t 2 .......................................................... (2.2)
v2 = v02 ± 2 g h .............................................................. (2.3)

162
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

Keterangan:
v = kecepatan benda (m/s)
v0 = kecepatan awal benda (m/s)
h = ketinggian benda (m)
g = percepatan gravitasi (10 m/s2)
t = waktu gerak (s)
(±) = operasi yang berarti (+) jika bergerak ke bawah dan (−) jika
bergerak ke atas

4. Gerak Jatuh Bebas


Gerak jatuh bebas adalah gerak jatuh yang hanya dipengaruhi oleh gaya
tarik bumi dan bebas dari hambatan gaya-gaya lain. Gerak jatuh bebas
termasuk GLBB dipercepat dengan kecepatan awal v0 = nol dan
percepatan sebesar percepatan gravitasi (g).
A
S
B
t

C h
t

Gambar 11. Benda jatuh dari ketinggian h


Aplikasi nyata dari gerak lurus berubah beraturan dengan percepatan a
positif (gerak lurus dipercepat dengan percepatan a ( tetap) ini adalah
suatu benda yang dijatuhkan dari ketinggian h meter dengan kecepatan
awal nol atau tanpa kecepatan awal. Percepatan yang dialami oleh benda
tersebut adalah percepatan gravitasi bumi g (m/s2). Lintasan gerak
benda ini berupa garis lurus. Gerak benda semacam ini yang disebut
gerak jatuh bebas.

163
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Suatu benda dilepaskan dari ketinggian h meter di atas permukaan tanah


tanpa kecepatan awal. Kecepatan pada saat t dapat dihitung dari
persamaan berikut :
v = v0 + at ....................................................................... (2.4)
Untuk v0 = 0 dan percepatan gravitasi a = g, maka kecepatan benda pada
saat t adalah
v = 0 + gt = gt ............................................................... (2.5)
Keterangan:
v = kecepatan pada waktu t (m/s),
v0 = kecepatan awal (t = 0) (m/s),
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2),
t = waktu (s).

Ketinggian yang dicapai oleh benda h adalah analog dengan persamaan


dengan s adalah h, dan vo = 0,
h = ½ gt2 ....................................................................... (2.6)
Waktu yang diperlukan oleh benda untuk mencapai tanah dari
ketinggian h dengan persamaan

........................................................................... (2.7)

Kecepatan benda pada saat t dapat diperoleh dengan memasukkan


persamaan t dari persamaan berikut.
............................................................................ ( 2.8)

.................................................................. (2.9)

Keterangan:
v = kecepatan pada waktu t (m/s),

164
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

g = percepatan gravitasi bumi (m/s2),


h = ketinggian benda (m).

5. Gerak Melingkar
5.1 Pengertian Gerak Melingkar Beraturan
Gerak melingkar beraturan (GMB) merupakan gerak suatu benda yang
menempuh lintasan melingkar dengan besar kecepatan linier tetap.
Kecepatan pada GMB besarnya selalu tetap, namun arahnya selalu
berubah, dan arah kecepatan linier selalu menyinggung lingkaran.
Artinya, arah kecepatan (v) selalu tegak lurus dengan garis yang ditarik
melalui pusat lingkaran ke titik tangkap. Beberapa contoh dari gerak
melingkar yaitu gerak ujung jarum jam, gerak elektron yang mengelilingi
intinya, gerak kincir angin, gerak bulan yang mengelilingi bumi, dll. Gerak
melingkar sering juga disebut gerak rotasi.

Gambar 12. Analisis gerak melingkar

1 putaran : 2π radian
1 putaran : 3600 = 2π radian
1 radian (rad) : 57,30
Panjang lintasan 1 lingkaran penuh : keliling lingkaran : 2πr
Sudut tempuh 1 putaran = Δθ dan panjang busur lingkaran yang
ditempuh adalah s, maka s = 2πr dan Δθ = 2π, dan s = Δθ r .

165
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar disamping menunjukkan perpindahan posisi sebuah partikel


dari titik A ke titik B, sehingga dapat dikatakan bahwa partikel tersebut
telah menempuh perpindahan sudut Δθ (satuannya adalah radian). Jika
telah berputar satu lingkaran penuh, maka kamu telah menempuh sudut
putar sebesar 3600. Dalam SI sudut putar dinyatakan dengan radian
(rad)

5.2 Besaran-Besaran Fisika dalam Gerak Melingkar Beraturan


5.2.1 Periode (T) dan Frekuensi (f)
Waktu yang dibutuhkan suatu benda yang begerak melingkar untuk
melakukan satu putaran penuh disebut periode. Pada umumnya periode
diberi notasi T. Satuan SI periode adalah sekon (s). Banyaknya jumlah
putaran yang ditempuh oleh suatu benda yang bergerak melingkar dalam
selang waktu satu sekon disebut frekuensi. Satuan frekuensi dalam SI
adalah putaran per sekon atau hertz (Hz). Hubungan antara periode dan
frekuensi adalah sebagai berikut.
................................................................. (4.1)

Keterangan:
T : periode (s)
f : frekuensi (Hz)

5.2.2 Posisi Sudut (θ)


Gambar dibawah melukiskan sebuah titik P yang berputar terhadap
sumbu yang tegak lurus terhadap bidang gambar melalui titik O. Titik P
bergerak dari A ke B dalam selang waktu t. Posisi titik P dapat dilihat dari
besarnya sudut yang ditempuh, yaitu θ yang dibentuk oleh garis AB
terhadap sumbu x yang melalui titik O. Posisi sudut θ diberi satuan
radian (rad). Besar sudut satu putaran adalah 360° = 2 θ radian.

166
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya
B

θ
0
PA

Gambar 13. Vektor kecepatan pada gerak melingkar

Jika θ adalah sudut pusat lingkaran yang panjang busurnya s dan jari-
jarinya R, diperoleh hubungan:

............................................................... (4.2)

Keterangan:

θ = lintasan/posisi sudut (rad)


s = busur lintasan (m)
R = jari-jari (m)

5.2.3 Kecepatan Sudut atau kecepatan Anguler (ω)


Pada gerak melingkar memiliki dua kecepatan yaitu kecepatan sudut dan
kecepatan linier. Kecepatan sudut merupakan perubahan sudut per
satuan waktu. Kecepatan sudut ω diperoleh dengan mengukur lintasan
perpindahan sudut Δθ dalam selang waktu yang sangat singkat Δt
Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.
(4.3)

Pada suatu periode waktu tertentu Δt = T, sudut tempuh benda adalah


satu putaran penuh (Δθ = 2 radian), dengan demikian secara matematis
dapat dituliskan sebagai berikut.
........................................................................ (4.4)

167
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

atau

ω = 2 f ...................................................................... (4.5)

dengan ω = kecepatan sudut dalam satuan rad/s

5.2.4 Kecepatan Linier (v)

Gambar 14. Analisis Kecepatan Linier pada Gerak Melingkar

Misalkan sebuah benda melakukan gerak melingkar beraturan dengan


arah gerak berlawanan arah jarum jam dan berawal dari titik A. Selang
waktu yang dibutuhkan benda untuk menempuh satu putaran adalah T.
Pada satu putaran, benda telah menempuh lintasan linear sepanjang satu
keliling lingkaran ( 2 R ), dengan r adalah jarak benda dengan pusat
lingkaran (O) atau jari-jari lingkaran. Kecepatan linear (v) merupakan
hasil bagi panjang lintasan linear yang ditempuh benda dengan selang
waktu tempuhnya. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
...................................................................... (4.6)

maka persamaan kecepatan linear dapat ditulis

................................................................... (4.7)

168
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

Keterangan:
v = kecepatan linier (m/s)
T = periode (s)
f = frekuensi ( Hz)
Hubungan antara kecepatan linier dan kecepatan sudut adalah sebagai
berikut:
Untuk satu putaran penuh berlaku:
 lintasan berupa keliling lingkaran sehingga, s = 2  R
 Waktu tempuhnya merupakan periode, Δ t = T
Sehingga akan diperoleh:

....................................................... (4.8)

5.2.5 Percepatan Sentripetal (as)


Walaupun nilai kecepatan linier pada gerak melingkar beraturan tetap,
tetapi arahnya selalu berubah. Padahal perubahan kecepatan linier
setiap selang waktu adalah percepatan. Maka gerak melingkar beraturan
mempunyai percepatan yang disebut percepatan sentripetal (as).
Vektor v1 dan v2 adalah kecepatan linier partikel di P dan di Q,lihat
gambar.
V
2 Q Q
0’
V
-V1 V2
Δ 1
B Δ
S P P
0 R 0 v

(a) Kecepatan (b) Perubahan kecepatan


linear linear
Gambar 15. Kecepatan Linier pada Gerak Melingkar

169
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Vektor v1 dan vektor v2 sama panjangnya, tetapi arahnya tidak sama


lagi seperti gerak lurus. Percepatan rata-rata a antara P dan Q
didefinisikan sebagai perubahan vector kecepatan per satuan waktu.
Pada ΔOPQ dan Δ O’AB sebangun,karena masing-masing adalah sama
kaki dan kedua kakinya saling tegak lurus lingkaran. Apabila v1 dan v2
menyatakan besarnya maka kita kita peroleh dan atau .

Maka percepatan rata-rata


.......................................................... (4.9)

Percepatan sesaat a titik P didefinisikan sebagai limit percepatan rata-


rata bila Q mendekati P sementara Δt mendekati nol

= ..................... (4.10)

Karena
maka

........................................... (4.11)

Contoh soal
Sebuah CD berjari-jari 10 cm sedang diputar. Ternyata untuk menempuh
dalam satu putaran memerlukan waktu 2 sekon.
Tentukan:
a. Frekuensi
b. Kecepatan sudut
c. Kecepatan linier

170
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

Penyelesaian:
Diket: T = 2 sekon
R = 10 cm = 0,1 m
Ditanya:
a. f……..?
b. ω……?
c. v…….?
Jawab:
a.

= ½ = 0,5 Hz
b.

c.

5.2 Gerak Melingkar Berubah Beraturan


Adalah gerak suatu benda dengan bentuk lintasan melingkar dan besar
percepatan sudut/anguler (α) konstan. Jika perecepatan anguler benda
searah dengan perubahan kecepatan anguler maka perputaran benda
semakin cepat, dan dikatakan GMBB dipercepat. Sebaliknya jika
percepatan anguler berlawanan arah dengan perubahan kecepatan
anguler benda akan semakin lambat, dan dikatakan GMBB diperlambat.
5.2.1 Percepatan Anguler (α)
Benda yang bergerak melingkar dengan laju anguler berubah beraturan
memiliki perubahan kecepatan angulernya. Kecepatan sudut suatu benda
yang bergerak melingkar tidak selalu tetap Misalnya gerak gerinda yang
berputar kemudian mesinnya dimatikan maka geraknya itu akan
mengalami penurunan kecepatan sudutnya hingga berhenti. Perubahan
kecepatan sudut tiap satu satuan waktu inilah yang dinamakan

171
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

percepatan sudut (α). Dari definisi ini dapat diturunkan rumus


percepatan sudut
seperti berikut.
Δω = ω2 – ω1 ......................................................................... (4.12)
dan perubahan waktu kecepatan anguler adalah Δt, maka di dapatkan :

atau .......................................... (4.13)

Keterangan:
∆ω = perubahan kecepatan sudut (rad/s)
∆t = selang waktu (s)
α = percepatan sudut/anguler (rads-2)
Sama halnya dengan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB), pada
GMBB berlaku juga :
 Mencari kecepatan sudut akhir (ωt) :
ωt = ω0 ± α.t .......................................................................... (4.14)
 Mencari posisi sudut / besar sudut (θ) yang ditempuh:
θ = ω0 t ± ½ α.t2 ................................................................... (4.15)
s = R.
dapat diperoleh juga :

ωt2 = ω02 ± 2 α.θ ................................................................ (4.16)


Keterangan
ωt = kecepatan sudut/anguler keadaan akhir(rad/s)
ωo = kecepatan sudut/anguler keadaan awal (rad/s)
θ = besar sudut yang ditempuh (radian, putaran)
1 rpm = 1 putaran permenit
1 putaran = 360° = 2p rad.
x = perpindahan linier (m)
t = waktu yang diperlukan (s)
R = jari-jari lintasan (m)

172
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

5.2.2 Percepatan Tangensial (at)


Pada gerak melingkar berubah beraturan selain percepatan sentripetal
(as) juga mempunyai percepatan tangensial (at).Percepatan Tangensial
(at) diperoleh :
..................................................... (4.17)

karena =

maka : at = α .R dengan arah menyinggung lintasan.


at

P
a

a
s

Gambar 16. Percepatan sentripetal dan percepatan tangensial

Partikel P memiliki komponen Percepatan :


a = at + as , dimana at tegak lurus as ( as ⊥at )
Besar Percepatan Linier Total partikel titik P :
...................................................... (4.18)

Keterangan:
at = percepatan tangensial (ms-2)
as = percepatan sentripetal (ms-2)
a = percepatan total (ms-2)

Jika as = dan at = α . R maka didapat :

173
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Percepatan total (a) :


.................................................... (4.19)

................................................. (4.20)

Keterangan:
v = kelajuan linier (m/s)
R = jari-jari lintasan (m)
= percepatan sudut (rad s-2)

Semua benda bergerak melingkar selalu memiliki percepatan sentripetal,


tetapi belum tentu memiliki percepatan tangensial. Percepatan
tangensial hanya dimiliki bila benda bergerak melingkar dan mengalami
perubahan kelajuan linier. Benda yang bergerak melingkar dengan
kelajuan linier tetap hanya memiliki percepatan sentripetal, tetapi tidak
mempunyai percepatan tangensial (at = 0 ).

5.2.3 Hubungan Roda Roda Pada Gerak melingkar


Hubungan roda roda adalah susunan roda-roda yang saling
mempengaruhi dalam satu kesatuan sistem.Hubungan antara roda
merupakan salah satu penerapan gerak melingkar. Hubungan roda dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
a. Hubungan Roda yang dihubungkan dengan tali

roda

Gear belakang

2
Gear depan

Gambar 17. Dua roda yang dihubungkan dengan tali

174
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

Berlaku persamaan:
v 1 = v2
ω1.R1 = ω2.R2

Keterangan:
ω1 = kecepatan sudut gear depan
ω2 = kecepatan sudut gear belakang
v1 = kecepata linier gear depan
v2 = kecepatan linear gear belakang

b. Hubungan Roda yang seporos


Hubungan roda roda seperti ini banyak kita jumpai dalam kehidupan
sehari hari, misalnya hubungan antara gear depan dengan gear belakang
sepeda motor, hubungan antara gear dengan pelek, serta hubungan
antara baling baling dengan as pada mesin turbojet.
1 2

Gambar 18. Hubungan Roda yang Seporos


Berlaku persamaan:
ω1 = ω1

Keterangan:
ω1 = kecepatan sudut gear depan
ω2 = kecepatan sudut gear belakang
v1 = kecepatan linier gear depan
v2 = kecepatan linear gear belakang

175
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

c. Hubungan Roda yang bersinggungan


Jika dua buah roda bersinggungan maka arah putar kedua roda
berlawanan dan kelajuan linier kedua roda sama.

Gambar 19. Hubungan Roda yang Bersinggungan


Contoh 4.2
Dua roda dihubungkan dengan rantai. Roda yang lebih kecil dengan jari-
jari 8 cm diputar pada 100 rad/s. Berapakah kecepatan linier kedua roda
tersebut? Jika roda yang lebih besar, berapa kecepatan sudut roda
tersebut?
Penyelesaian:
Diket : R1 = 8 cm
R2 = 15 cm
ω1 = 100 rad/s
Ditanya: v1…...?
v2……?
f …….?
Jawab:
v1 = v2

176
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

5.2.3 Gaya Sentripetal


Pada gerak melingkar sudah dipahami adanya percepatan sentripetal as
yaitu apabila sebuah benda melakukan gerak dengan lintasan
melengkung akan mendapatkan percepatan gerak dan diperlukan suatu
gaya yang arahnya ke pusat lingkaran. Gaya ini disebut gaya sentripetal.
Gaya sentripetal (Fs) adalah gaya yang bekerja pada benda yang bergerak
melingkar. Arahnya menuju pusat lingkaran.

v v

m m

Fs a

Gambar 20. Arah Gaya Sentripetal yang Menuju Pusat Lingkaran

Fs = m. as

F= m ............................................................ (4.21)

F = m ω2 r ...................................................... (4.22)
Keterangan
Fs = Gaya sentripetal (N)
as = percepatan sentripetal
m = Massa (kg)
r = jari-jari (m)

177
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Contoh
Sebuah bola bermassa 100 gram diikat dengan seutas tali yang
panjangnya 1 meter,kemudian diputar horizontal. Dalam waktu 10 sekon
terjadi 80 putaran.
Berapakah: (a) kelajuan linier, (b) percepatan sentripetal, (c) tegangan
tali?
Penyelesaian:
Massa bola m = 60 gram = 0,06 kg, jari-jari R = 1 m, sehingga:

= 0,125 Hz

a. Kelajuan linier (v)

b. Percepatan sentripetal

m/s2

c. Tegangan tali = gaya sentripetal


Fs = m.as = 0,06 . = 0,962 N

5.2.6 Dinamika Gerak Melingkar Beraturan


Gaya Pada Bola yang Berputar (Horisontal)

Gambar 21. Gerak Sebuah Benda pada Lingkaran Horisontal

Gambar 21 menunjukkan dua gaya yang bekerja pada bola, yaitu gaya
gravitasi m.g dan gaya tegangan FT yang diberikan oleh tali (yang terjadi

178
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

karena orang itu memberikan gaya yang sama pada tali). Jika berat bola
itu cukup kecil, dapat kita abaikan. Dengan demikian, FT akan bekerja
secara horizontal ( θ ≈ 0) dan menyediakan gaya yang diperlukan untuk
memberi percepatan sentripetal pada bola. Berdasarkan Hukum II
Newton untuk arah radial pada bidang horizontal yang kita sebut
misalnya komponen sumbu x, berlaku:

................................................ (4.23)

Ayunan Konikal (Ayunan Kerucut)


Gambar 22 menunjukkan permainan bola tambatan yang dimainkan
dengan cara mengikatkan sebuah bola ke tiang dengan tali. Ketika bola
dipukul, ia akan berputar mengelilingi tiang. Kemudian yang menjadi
pertanyaan, ke arah mana percepatan bola, dan apa yang menyebabkan
percepatan itu?

FT
FT
y

FTx

m. v

g
Gambar 22. Gerak sebuah benda membentuk ayunan konikal

Percepatan menunjuk arah horizontal yang menuju pusat lintasan


melingkar bola (bukan ke puncak tiang). Gaya yang menyebabkan
percepatan mungkin tidak jelas pada saat pertama kali, karena
tampaknya tidak ada gaya yang langsung mempunyai arah horizontal.
Tetapi resultan gayalah (dalam hal ini jumlah m.g dan FT) yang pasti
menunjuk arah percepatan. Komponen vertikal tegangan tali
mengimbangi berat bola, m.g. Komponen horizontal tegangan tali, FTx
adalah gaya yang menghasilkan percepatan sentripetal menuju pusat.

179
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

6. Hukum Newton
6.1 Hukum I Newton
“Jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol maka benda yang
mula-mula diam akan terus diam, sedangkan benda yang mula-mula
bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan tetap”.
∑ F = 0 ..................................................................... (3.1)
maksud dari hukum ini adalah bahwa benda yang diam akan terus diam
dan tidak akan bergerak sampai ada gaya (tarikan dan dorongan) yang
membuatnya bergerak dan benda yang bergerak akan terus bergerak
dan akan diam jika ada gaya yang mempengaruhinya untuk diam.

Contoh hukum I Newton : Contohnya adalah saat mobil yang sedang


berjalan kemudian direm maka mobil itu akan berhenti. Mobil itu
berhenti karena ada gaya yang mempengaruhinya yaitu gaya gesek. Dan
bola yang tadinya diam saat ditendang maka ia akan bergerak. Bola
tersebut bergerak karena adanya gaya dorong yang diakibatkan dari
tendangan tersebut maka ia akan bergerak.

Hukum I Newton ini disebut juga dengan hukum kelembaman atau


inersia. Apa itu inersia atau kelembaman? Inersia terjadi saat kita berada
didalam kendaraan yang bergerak dan kemudian dihentikan secara tiba-
tiba. Maka kita akan terdorong kedepan. Hal ini terjadi karena kita juga
memiliki percepatan yang sama dengan mobil namun saat mobil
berhenti karena gaya gesek yang dihasilkan rem namun kita tidak
berhenti karena tidak ada gaya yang membuat kita berhenti. Sehingga
kita terdorong kedepan. Inilah yang membuat pengendara terluka pada
saat kecelakaan.
Oleh karena itu dibuatlah sabuk pengaman untuk mengurangi inersia
agar pengendara aman dari benturan akibat inersia. Sifat benda yang

180
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

cenderung mempertahankan keadaan geraknya (diam atau bergerak)


inilah yang disebut sebagai kelembaman atau inersia (kemalasan). Oleh
karena itu hukum I Newton disebut juga dengan hukum kelembaman
atau hukum inersia.
6.2 Hukum II Newton
Jika pada sebuah benda bekerja satu gaya atau lebih, maka benda akan
mengalami perubahan kecepatan atau timbul percepatan pada benda.
Percepatan yang ditimbulkan oleh Newton dinyatakan dengan hukum II
Newton yaitu:
“Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada
suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan
resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda.”
Secara matematis hukum II Newton dinyatakan dengan persamaan:

Atau dapat dinyatakan:


∑ F = m . a ........................................................................ (3.2)
Satuan SI untuk gaya adalah newton (N), untuk massa dalam kg dan
percepatan dalam m/s2.
Pada gambar 3.1 dua kotak yang massanya masing-masing m1 dan m2
terletak dilantai kasar, ditarik dengan gaya F antara kotak dengan lantai
bekerja gaya f . Dari system ini akan timbul percepatan gerak a.
= ........................................................... (3.3)

a
m1
F
m2

Gambar 23. Penerapan Hukum II Newton

181
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Contoh
Sebuah mobil dengan massa 2000 kg bergerak dengan kelajuan 72
km/jam, kemudian tiba-tiba direm agar dapat berhenti dalam jarak 2 m.
Tentukan gaya pengereman.

Penyelesaian:
Diket: m = 2000 kg
v0 = 72 km/jam = 20 m/s
vt = 0
s=2m
Ditanya: F ……?
Jawab:
v2 = v0 2 + 2 a s

0 = 202 + 2 a 2

a = - 100 m/s2

Gaya pengereman: F = m . a = 2000. 100 = 200000 N

6.3 Hukum III Newton

Jika kita mendorong tembok atau mendorong mobil, berarti kita


memberikan gaya pada mobil tersebut. Tetapi seandainya mobil atau
tersebut tidak ada maka kita akan terjatuh. Ini menjelaskan bahwa saat
kita memberikan gaya dorong, maka benda tersebut akan memberikan
gaya dorong yang sama besar. Contoh itu merupakan intisari dari Hukum
III Newton yang menyatakan bahwa:

“Jika A mengerjakan gaya pada B, maka B akan mengerjakan gaya pada A,


yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan.”

182
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

atau

“Untuk setiap aksi, ada suatu reaksi yang sama besar tetapi berlawanan
arah”

Faksi = – Freaksi

Gambar 24. Seseorang yang Menarik Tembok Dengan Tali


Pengaruh Gaya Pada Gerak Vertikal

6.4.1 Gaya Berat


Berat (w) adalah gaya gravitasi bumi yang bekerja pada suatu benda
(sering disebut dengan gaya tarik bumi).
w = m.g .............................................................................. (3.4)
Oleh karena itu vektor berat suatu benda di bumi selalu digambarkan
mengarah ke pusat bumi, dimana pun posisi benda diletakkan, baik pada
bidang horizontal, pada bidang miring, atau pada bidang tegak, seperti
pada gambar 3.3

w=mg
w=mg

w=mg
w=mg

Gambar 25. Arah Gaya Berat Selalu Menuju Pusat Bumi

183
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Perbedaan Massa dan Berat

Tabel 4. Perbedaan Massa dan Berat

No Massa Berat
1 Massa adalah jumlah atau Berat adalah gaya tarik bumi
banyaknya zat yang terkandung terhadap suatu benda
dalam suatu benda

2 Di semua tempat sama Tergantung pada gravitasi di


tempat tersebut

3 Merupakan besaran skalar Merupakan besaran vektor

4 Satuan dalam SI adalah kg Satuan Newton

5 Dapat diukur dengan neraca Dapat diukur dengan neraca


O’hauss pegas

6.4.2 Gaya Normal

Jika suatu benda terletak pada suatu bidang , maka bidang akan
memberikan gaya yang arahnya tegak lurus dengan bidang tersebut.
Gaya inilah yang disebut gaya normal. Sehingga gaya normal (N) dapat
didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada benda, dan berasal dari
bidang tumpu.
N N

Gambar 26. Arah Gaya Normal yang Tegak Lurus Bidang

184
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

Berdasarkan gambar 26, menunjukkan bahwa arah gaya normal selalu


tegak lurus bidang tumpu. Gaya normal bekerja pada bidang sentuh
antara dua benda yang saling bersentuhan dan arahnya selalu tegak
lurus pada bidang sentuh.
Contoh
Sebuah balok bermassa 6 kg. Jika g = 10 m/s2, maka tentukan:
a. berat balok,
b. gaya normal jika balok diletakkan di atas bidang datar
Penyelesaian:
m = 6 kg
g = 10 m/s2
a. Berat balok ( w) = m . g = 6 . 10 = 60 N
b. Gaya normal (N) = w = 60

6.4.3 Gaya Gesekan


N

f v

W
Gambar 27. Sebuah benda bergerak dengan kecepatan v dan gaya gesekan f

Gaya gesekan (f) termasuk gaya sentuh yang muncul jika permukaan dua
benda bersentuhan langsung secara fisik. Arah gaya berlawanan dengan
kecenderungan arah gerak.
Besarnya gaya gesekan ditentukan oleh :
 Kasar dan licinnya permukaan benda yang bersinggungan. Bidang
yang kasar mempunyai gaya gesekan lebih besar dari pada bidang

185
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

yang licin. Kasar dan licinnya bidang dinyatakan dengan suatu angka
yang disebut koefisien gesekan (μ). Koefisien angka gesekan ditulis

 Gaya gesekan berbanding lurus dengan gaya normal (N) sehingga gaya
gesekan ditulis dengan
............................................................................ (3.5)

dengan f dinyatakan dalam Newton .


Ketika mendorong sebuah benda dan benda tidak bergerak, maka gaya
gesekan pada benda adalah gaya gesekan statis (fs) Tetapi jika bergerak,
maka gaya gesekannya adalah gaya gesekan kinetis (fk). Gaya gesekan
statis mulai dari nol dan membesar sesuai dengan gaya dorong yang
diberikan sampai mencapai suatu nilai maksimum (fs maks). Sedangkan,
gaya gesekan kinetis selalu lebih kecil daripada gaya gesekan statis
maksimum. Menurut persamaan f = μN maka dapat ditulis kembali:
;

Dalam kehidupan sehari-hari ada gaya gesekan yang merugikan da nada


gaya gesekan yang menguntungkan. Beberapa contoh gaya gesekan yang
merugikan adalah sebagai berikut.
Gesekan secara langsung antara bagian-bagian mesin kendaraan dapat
menimbulkan panas sehingga mesin akan rusak. Untuk mencegahnya,
mesin kendaraan diberi oli agar permukaannya terpisah oleh oli
sehingga tidak saling bergesekan langsung.

Gesekan antara ban kendaraan dengan jalan akan mengurangi


kelajuannya. Untuk mengurangi gaya gesekan, permukaan jalan diaspal
sehingga kendaraan dapat melaju dengan cepat.
Gesekan udara atau angin dengan mobil dapat mengurangi kelajuannya.
Untuk mengurang gaya gesekanbentuk mobil dibuat aerodinamis
sehingga mobil dapat melaju dengan cepat.

186
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

Contoh gaya gesekan yang menguntungkan sebagai berikut.


Kita dapat berjalan diatas tanah atau lantai karena adanya gaya gesekan
antara permukaan alas kaki dengan lantai

Prinsip gesekan pada piringan rem sepeda motor dengan dan gesekan
antara rem karet dengan pelek roda pada sepeda, digunakan untuk
memperlambat kelajuan.
Gesekan udara memperlambat kelajuan gerakan penerjun sehingga
dapat mendarat dengan selamat.

6.4.4 Gaya Tegangan Tali


Tegangan tali (T) adalah gaya tegang yang bekerja pada ujung-ujung tali
karena tali tersebut tegang.
Gaya- gaya yang bekerja adalah sebagai berikut:
W = Gaya berat bola, gaya yang dikerjakan bola pada ujung tali
T1 dan W merupakan pasangan gaya aksi- reaksi, karena bekerja pada
dua benda yaitu bola dan tali.
T2 = Gaya yang dikerjakan tali pada langit-langit
T2 = Gaya yang dikerjakan pada langit-langit tali
T1 dan T2 bukan pasangan aksi – reaksi karena tidak hanya bekerja pada
dua saja tetapi melibatkan 3 benda yaitu bola, tali, dan langit-langit.
T

T
T

W
Gambar 27. Pasangan Aksi-Reaksi

187
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

7 Aplikasi Hukum-Hukum Newton Tentang Gerak

7.1 Gerak Benda Pada Bidang Datar

f
w
Gambar 28. Balok Terletak pada Bidang Datar yang Licin

Gambar 28 menunjukkan pada sebuah balok yang terletak pada bidang


mendatar yang licin, bekerja gaya F mendatar hingga balok bergerak
sepanjang bidang tersebut.
Komponen gaya-gaya pada sumbu y adalah:
ΣFy = N – w ................................................................. (3.6)
Dalam hal ini, balok tidak bergerak pada arah sumbu y, berarti ay = 0,
sehingga:
ΣFy = 0
N – w = 0 ...................................................................... (3.7)
N = w = m.g .................................................................. (3.8)
Keterangan:
N = gaya normal (N)
w = berat benda (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

Sementara itu, komponen gaya pada sumbu x adalah:


ΣFx = F

188
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

Dalam hal ini, balok bergerak pada arah sumbu x, berarti besarnya
percepatan benda dapat dihitung sebagai berikut:
ΣFx = m.a
F - f = m.a .................................................................... (3.9)
...................................................................... (3.10)

Keterangan:
a = percepatan benda (m/s2)
F = gaya yang bekerja (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

Contoh

Dua benda yang bersentuhan mula-mula diam di atas lantai licin


(perhatikan gambar di bawah). Jika pada benda pertama dikerjakan gaya
sebesar 400 N, maka tentukan percepatan masing-masing.

400 N
70 kg
30 kg

Diketahui : ma = 70 kg
Mb = 30 kg
F = 400 N
Ditanyakan: a. a = …?
b. Nab atau Nba = …?

189
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Jawab :
a. Percepatan benda:

Jadi, percepatan masing-masing benda adalah 4 m/s2


b. Besarnya gaya kontak antar benda

Jadi, besarnya gaya kontak antarbenda adalah 70 N

7.2 Gerak Benda Pada Bidang Miring

Balok terletak pada bidang miring yang licin, diberikan gaya


y
N

S sin α

w cos α
w=mg
α

Gambar 29. Diagram Gaya-Gaya pada Benda

Gambar 29 menunjukkan sebuah balok yang bermassa m bergerak


menuruni bidang miring yang licin. Dalam hal ini kita anggap untuk
sumbu x ialah bidang miring, sedangkan sumbu y adalah tegak lurus
pada bidang miring.
Komponen gaya berat w pada sumbu y adalah:
Wy = w.cos α = m.g.cos α ...................................... (3.11)
Resultan gaya-gaya pada komponen sumbu y adalah:
ΣFy = N – wy = N – m.g.cos α ............................... (3.12)

190
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

Dalam hal ini, balok tidak bergerak pada arah sumbu y, berarti ay = 0,
sehingga:
ΣFy = 0
N – m.g.cos α = 0 .................................................... (3.13)
N = m.g.cos α ............................................................. (3.14)
Keterangan:
N = gaya normal pada benda (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
α = sudut kemiringan bidang

Sementara itu, komponen gaya berat (w) pada sumbu x adalah:


Wx = w.sin α = m.g.sin α ........................................ (3.15)

Komponen gaya-gaya pada sumbu x adalah:


ΣFx = m.g.sin α .......................................................... (3.16)

Dalam hal ini, balok bergerak pada arah sumbu x, berarti besarnya
percepatan benda dapat dihitung sebagai berikut:
ΣFx = m.a
m.g.sin α = m.a ............................................................... (3.17)
a = g.sin α ......................................................................... (3.18)
Keterangan:
a = percepatan benda (m/s2)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
α = sudut kemiringan bidang

191
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

7.3 Gerak Benda-Benda Yang Dihubungkan Dengan Tali


NA NB

F
A B

WA WB

Gambar 30. Balok terletak pada bidang mendatar yang licin, dikerjakan
gaya

Gambar 30 menunjukkan dua buah balok A dan B dihubungkan dengan


seutas tali terletak pada bidang mendatar yang licin. Pada salah satu
balok (misalnya balok B) dikerjakan gaya F mendatar hingga keduanya
bergerak sepanjang bidang tersebut dan tali dalam keadaan tegang yang
dinyatakan dengan T.

Apabila massa balok A dan B masing-masing adalah mA dan mB, serta


keduanya hanya bergerak pada arah komponen sumbu x saja dan
percepatan keduanya sama yaitu a, maka resultan gaya yang bekerja
pada balok A (komponen sumbu x) adalah:
ΣFx(A)= T = mA.a ............................................................... (3.19)
Sementara itu, resultan gaya yang bekerja pada balok B (komponen
sumbu x) adalah:
ΣFx(B)= F – T = mB.a ...................................................... (3.20)
Dengan menjumlahkan persamaan diatas didapatkan:
F – T + T = mA.a + mB.a
F=( + )a ............................................................... (3.21)

.................................................................. (3.22)

192
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

Keterangan:
a = percepatan sistem (m/s2)
F = gaya yang bekerja (N)
mA = massa benda A (kg)
mB = massa benda B (kg)

7.4 Gerak Benda Di Dalam Lift

Gambar 31. Seseorang yang Berada di dalam Lift

Dalam hal ini ada beberapa kemungkinan peristiwa, antara lain:


Lift dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan konstan.
Komponen gaya pada sumbu y adalah:
ΣFy = N – w ....................................................................... (3.23)
Dalam hal ini, lift dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan
tetap (GLB) pada komponen sumbu y, berarti ay = 0, sehingga:
ΣFy = 0
N–w=0
N = w = m.g ...................................................................... (3.24)
Keterangan:
N = gaya normal (N)
w = berat orang/benda (N)
m = massa orang/benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

193
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lift dipercepat ke atas


Komponen gaya pada sumbu y adalah:
ΣFy = N – w ....................................................................... (3.25)

Dalam hal ini, lift bergerak ke atas mengalami percepatan a, sehingga:


ΣFy = N – w
N – w = m.a
N = w + (m.a)
N = mg + ma .................................................................... (3.26)
Keterangan:
N = gaya normal (N)
w = berat orang/benda (N)
m = massa orang/benda (kg)
a = percepatan lift (m/s2)

Lift dipercepat ke bawah


Komponen gaya pada sumbu y adalah:
ΣFy = w – N ..................................................................... (3.27)
Dalam hal ini, lift bergerak ke bawah mengalami percepatan a, sehingga:
ΣFy = m.a
w – N = m.
N = w – (m.a) ................................................................. (3.28)
Keterangan:
N = gaya normal (N)
w = berat orang/benda (N)
m = massa orang/benda (kg)
a = percepatan lift (m/s2)

Catatan: Apabila lift mengalami perlambatan, maka percepatan a = - a.

194
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

Contoh
Didalam lift ditempatkan timbangan badan. Saat Lift dalam keadaan
diam, seseorang menimbang badannya didapatkan bahwa berat orang
tersebut 500 N.Jika lift bergerak keatas dengan kecepatan 5 m/s 2, maka
berat orang tersebut menjadi….
Pembahasan:
∑F = m.a
N – w = m.a
N = w + (m.a)
= 50.5 + 500
= 750 N

7.3 Gerak Benda Yang Dihubungkan Dengan Katrol

T T

T
a
T
a
WA

WB

Gambar 32. Dua buah benda dihubungkan dengan tali melalui sebuah katrol

Gambar 32 dua buah balok A dan B yang dihubungkan dengan seutas tali
melalui sebuah katrol yang licin dan massanya diabaikan. Apabila massa
benda A lebih besar dari massa benda B (mA > mB), maka benda A akan

195
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

bergerak turun dan B akan bergerak naik. Karena massa katrol dan
gesekan pada katrol diabaikan, maka selama sistem bergerak besarnya
tegangan pada kedua ujung tali adalah sama yaitu T. Selain itu,
percepatan yang dialami oleh masing-masing benda adalah sama yaitu
sebesar a.

Dalam menentukan persamaan gerak berdasarkan Hukum II Newton,


kita pilih gaya-gaya yang searah dengan gerak benda diberi tanda positif
(+), sedangkan gaya-gaya yang berlawanan arah dengan gerak benda
diberi tanda negatif (-).
Resultan gaya yang bekerja pada balok A adalah:
ΣFA = mA .a
WA – T = mA.a ................................................................ (3.29)
Resultan gaya yang bekerja pada balok B adalah:
ΣFB = mB.a
T – wB = mB.a .................................................................. (3.30)

Dengan menjumlahkan persamaan diatas didapatkan:


WA – wB = mA.a + mB.a
(mA – mB)g = (mA + mB)a

g .............................................................. (3.31)

Keterangan:
a = percepatan sistem (m/s2)
mA = massa benda A (kg)
mB = massa benda B (kg)
g = percepatan gravitasi setempat (m/s2)

Besarnya tegangan tali (T ) dapat ditentukan dengan mensubstitusikan


persamaan diatas, sehingga didapatkan persamaan sebagai berikut:

196
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

T = wA – mA.a = mA.g – mA.a = mA(g – a) ............ (3.32)


atau
T = mB.a + wB = mB.a + mB.g = mB(a+g) ................ (3.33)

B T T

WB
T
a
A

WA

Gambar 33. Gerak benda pada bidang datar yang licin

Selanjutnya, salah satu benda terletak pada bidang mendatar yang licin
dihubungkan dengan benda lain dengan menggunakan seutas tali melalui
sebuah katrol, di mana benda yang lain dalam keadaan tergantung
tampak seperti pada gambar berikut di samping.

Sebuah benda diatas bidang datar dihubungkan dengan tali melalui


sebuah katrol dengan benda yang terggantung
Dalam hal ini kedua benda merupakan satu sistem yang mengalami
percepatan sama, maka berdasarkan persamaan Hukum II Newton dapat
dinyatakan sebagai berikut:
ΣF = Σm.a
WA – T + T – T + T = (mA + mB)a
wA = (mA + mB)a
mA.g = (mA + mB)a
g .................................................................... (3.35)

197
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Keterangan:
a = percepatan sistem (m/s2)
mA = massa benda A (kg)
mB = massa benda B (kg)
g = percepatan gravitasi setempat (m/s2)

Besarnya tegangan tali (T) dapat ditentukan dengan meninjau resultan


gaya yang bekerja pada masing-masing benda, dan didapatkan
persamaan:
T = mA.a
atau
T = wA – mB.a = mB.g – mB.a = mB(g – a) .............. (3.36)

Contoh 3.5
Dua buah balok A dan B dengan massa masing-masing 40 kg dan 15 kg,
dihubungkan melalui sebuah katrol, seperti terlihat pada gambar di
samping. Balok B mula-mula ditahan kemudian dilepaskan. Berapakah
percepatan dan tegangan tali masing-masing balok? (g = 10 m/s2)

Penyelesaian:
Kita tinjau sistem A dan B:
∑F = m.a
T – T + mB.g = (mA + mB)a
m/s2

Tegangan tali ditentukan dengan meninjau balok A:


T = mA.a = (40 kg)(2,73 m/s2) = 109,1 N

198
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

PENGEMBANGAN PENILAIAN

A. Pembahasan Soal-soal

Pembahasan soal USBN tahun 2018/2019


1. Grafik berikut menunjukkan hubungan kecepatan (v) dan waktu (t)
dari sebuah mobil yang sedang bergerak.

v(m/s)

d
c
b e
a

t(s
)
Dari grafik tersebut yang menyatakan gerak benda dipercepat
adalah.........

a. a dan b
b. b dan c
c. c dan d
d. d dan e
e. a dan c
Pembahasan
Gerak benda pada a dimulai dari keadaan diam kemudian dipercepat
dengan kecepatan tertentu, sedang pada posisi b benda bergerak dengan
kecepatan konstan, selanjutnya dipercepat . Pada posisi d benda
bergerak dengan kecepatan konstan , pada akhirnya kecepatan
diperlambat dan berhenti

199
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2. Sebuah mobil bergerak lurus dengan kecepatan awal 10 m/s. Setelah


menempuh jarak 50 meter kecepatan mobil menjadi 20 m/s.
Percepatan mobil tersebut sebesar … .
a. 3 m/s2
b. 4 m/s2
c. 5 m/s2
d. 7 m/s2
e. 10 m/s
Pembahasan:
Diket : v0 = 10 m/s
v = 20 m/s
S = 50 m
Ditanya: a ....?
Jawab:
v2 = v0 2 + 2 a s
202 = 102 + 2. a. 50
400– 100 = 100. a
300 = 100 . a
3 m/s2 = a

3. Dua benda A dan B masing-masing massanya 5 kg dan 10 kg berada


di atas bidang datar yang licin dan dihubungkan dengan sebuah tali
seperti gambar di bawah ini.

T T
A B F
T T
Jika balok B ditarik oleh gaya F = 30 N (g = 10 m s -2), maka besar
percepatan benda adalah ….
a. 6,0 m s-2

200
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

b. 5,0 m s-2
c. 2,0 m s-2
d. 0,6 m s-2
e. 0,5 m s-2
Pembahasan:
Diket :
m1 = 5 kg
m1 = 10 kg
F = 30 N
Ditanya : a ....?
Jawab :

2 m/s2

Pembahasan soal US Paket B Tahun 2016/2017


Satu gerigi berputar dengan kecepatan sudut (π/6) rad/s. Jika jari-jari
gerinda 6 m, maka kecepatan linear suatu partikel yang terletak pada tepi
gerigi adalah …
a. 8 π m/s
b. 0,8 π m/s
c. π m/s
d. π/2 m/s

e. π/5 m/s
Diket :
ω = (π/6) rad/s
r=6m
Ditanya : v ...?
Jawab :
V = ω . r = /6 . 6 =  m/s

201
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Mengembangkan Soal HOTS

Pada bagian ini akan dimodelkan pembuatan soal yang memenuhi


indikator pencapaian kompetensi yang diturunkan dari kompetensi
dasar pengetahuan. Pengembangan soal diawali dengan pembuatan kisi-
kisi agar Saudara dapat melihat kesesuaian antara kompetensi, lingkup
materi, dan indikator soal. Selanjutnya, dilakukan penyusunan soal di
kartu soal berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun sebelumnya. Contoh
soal yang disajikan terutama untuk mengukur indikator kunci pada level
kognitif yang tergolong HOTS.

202
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

KISI-KISI SOAL HOTS

Mata Pelajaran : Fisika


Alokasi Waktu :
Jumlah Soal :2

Kompetensi Ruang Indikator Level Bentuk


No Materi No
yang diujikan Lingkup Soal Kognitif Soal
1 Mengevaluasi Gerak GLB dan Disajikan 1 L2 PG
gerak lurus beberapa
GLBB
dan gerak gambar mobil
melingkar dengan pohon
dengan tumbang,
kelajuan tetap peserta didik
atau dapat
percepatan menganalisis
tetap dalam gerak pada
kehidupan mobil dan
sehari-hari menentukan
jarak yang
ditempuh
mobil tersebut
sampai
berhenti.
2 Menganalisis Hukum Hukum II Disajikan 2 L2 Uraian
beberapa
gerak dan Newton Newton
gambar benda
gaya dengan dengan massa
tertentu,
menggunakan
peserta didik
hukum-hukum dapat
menganalisis
Newton
benda yang
harus
dimasukkan
ke dalam
keranjang
yang ditarik
dengan gaya
tertentu pada
kondisi tepat
akan bergerak

203
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : FISIKA Nama Penyusun :
KOMPETENSI Pengetahuan/  Aplikasi
DASAR Pemahaman Penalaran
Mengevaluasi
gerak lurus dan
gerak melingkar Buku Sumber :
dengan kelajuan SBMPTN 2019
tetap atau
percepatan tetap
dalam kehidupan
sehari-hari
Nomor RUMUSAN BUTIR SOAL
Soal
Pak Budi sedang mengendarai mobilnya diderah
LINGKUP 1 pedalaman dengan kelajuan tetap 72 km/jam di jalan
MATERI lurus sambil mendengarkan musik.
Gerak 120 m
MATERI
Tiba-tiba beberapa menit didepan ada pohon tumbang
GLB dan GLBB yang menghalangi jalannya. Karena terkejut, selama 2
INDIKATOR detik Pak Budi masih terpana dan menjalankan mobilnya
SOAL dengan laju tetap. Setelah sadar dia segera menginjak rem
Membandingkan dan mobil menjadi bergerak diperlambat dengan
GLB dan GLBB Kunci perlambatan sebesar 2 m/s2.
Jawaban Apakah mobil Pak Budi menabrak pohon? Jelaskan
alasannya.
B
a. Ya, karena mobil bergerak lurus beraturan dengan
kelajuan 72 km/jam
b. Ya, karena mobil baru berhenti pada jarak 140 m
artinya lebih besar dari 120 m.
c. Ya, karena setelah direm mobil masih bergerak sejauh
110m.
d. Tidak, karena mobil dapat berhenti pada jarak 120m
tepat didekat pohon.
e. Tidak, karena mobil dapat berhenti dalam waktu 8
detik

204
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : FISIKA Nama Penyusun :
KOMPETENSI Pengetahuan/ Aplikasi

DASAR Pemahaman Penalaran
Buku
Menganalisis Sumber :
gerak dan gaya
dengan
UNBK
menggunakan Tahun
hukum-hukum 2018
Newton

Nomor RUMUSAN BUTIR SOAL


Soal Ada 4 buah benda seperti pada gambar dibawah ini.
LINGKUP 2
MATERI
Hukum Newton

MATERI

Hukum II
Newton
Keranjang ditarik dengan gaya 30 N pada bidang datar yang kasar µ =0,4 .
INDIKATOR Agar keranjang tersebut tepat akan bergerak massa keranjang diabaikan,
SOAL maka benda harus yang harus dimasukkan ke dalam keranjang adalah .....
Disajikan a. Buku dan bola basket
beberapa Kunci b. Pisang dan bola basket
gambar benda Jawaban
c. Buku dan mangga
dengan massa
tertentu, B d. Pisang dan buku
peserta didik e. Mangga dan pisang
dapat
menganalisis
benda yang
harus
dimasukkan ke
dalam
keranjang yang

205
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

ditarik dengan
gaya tertentu
pada kondisi
tepat akan
bergerak

206
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

KESIMPULAN

Unit ini dikembangkan berdasarkan pasangan KD 3.2. Mengevaluasi


gerak lurus dan gerak melingkar dengan kelajuan tetap atau percepatan
tetap dalam kehidupan sehari-hari , KD 3.3 Menganalisis gerak dan gaya
dengan menggunakan hukum-hukum Newton , KD 4.2 Menyaji kan hasil

percobaan gerak lurus dan gerak melingkar dalam bentuk grafik/tabel


pada bidang teknologi dan rekayasa di kelas X dan KD 4.3 Menggunakan
alat-alat sederhana yang berhubungan dengan hukum Newton tentang
gerak . Berdasarkan KD pengetahuan dapat diketahui bahwa indikator
yang dikembangkan perlu mencapai level analisis (C4). Artinya, KD ini
sudah menuntut Saudara melatihkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
kepada peserta didik. Adapun KD keterampilan menuntut Saudara
memfasilitasi peserta didik berkreasi. Hal ini berarti Saudara perlu
memberikan ruang dan waktu kepada untuk mengembangkan
kreativitasnya untuk menghasilkan produk berupa laporan hasil
pengklasifikasian makhluk hidup dan benda di lingkungan sekitar.

Penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi oleh peserta didik


memerlukan proses pembelajaran yang relevan. Oleh karena itu,
aktivitas pembelajaran pada subtopik klasifikasi benda dan makhluk
hidup menggunakan pembelajaran saintifik dan model discovery
learning, dengan metode praktik dan diskusi melalui tiga kali pertemuan.
Seperti telah diketahui, kedua model pembelajaran ini merupakan model
yang dapat membekalkan kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada
peserta didik. Ketika implementasi, pembelajaran juga dipandu dengan
menggunakan LKPD yang dirancang untuk memudahkan penguasaan
konsep sesuai tingkat kognitifnya dan penguasaan keterampilan yang

207
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

mengedepankan konstruktivisme. Artinya, peserta didik memperoleh


konsep dengan merumuskannya terlebih dahulu.

Adapun konten yang dikembangkan pada subtopik gerak dan terdiri


atas: 1) Gerak Lurus Beraturan; 2) Gerak Lurus Berubah Beraturan; 3)
Gerak Melingkar dan 4) Hukum Newton. Subtopik ini merupakan konten
yang kaya akan pengetahuan kontekstual bagi peserta didik. Artinya,
Saudara dapat mendorong serta memfasilitasi peserta didik untuk
menemukan fenomena di kehidupan sehari-hari yang berkaitan subtopik
ini. Sebagai contoh aplikasi dunia nyata, unit ini menyajikan aplikasi
klasifikasi gerak dan gaya dalam kehidupan sehari-hari sehingga peserta
didik dapat memahami tentang hubungan gerak dan gaya

Berkaitan dengan penilaian, subtopik ini muncul dalam instrumen tes US


selama tiga tahun terakhir. Jenis pertanyaan yang diajukan masih
didominasi pada taraf level kogintif L1 pengetahuan dan pemahaman
(dari C1 – C3). Oleh karena itu, Saudara perlu meyakinkan bahwa peserta
didik memahami subtopik ini dengan baik agar siap mengahadapi USBN.
Lebih dari itu, Saudara perlu mengembangkan soal-soal pengetahuan
subtopik ini pada tingkat level berpikir yang lebih tinggi lagi. Artinya,
Saudara dituntut dapat memfasilitasi peserta didik agar dapat
memecahkan soal-soal yang mengedapankan kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Oleh karena itu, Saudara perlu terus menyusun bank soal
yang relevan dengan indikator yang telah dikembangkan.

208
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

UMPAN BALIK

Dalam rangka mengetahui pemahaman terhadap unit ini, Saudara perlu


mengisi lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian
instrumen ini, Saudara dapat mengetahui posisi pemahaman beserta
umpan baliknya. Oleh karena itu, isilah lembar persepsi diri ini dengan
objektif dan jujur dengan memberikan tanda silang (X) pada kriteria
yang menurut saudara tepat.

Lembar Persepsi Pemahaman Unit

Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
1. Memahami dengan baik semua indikator yang telah
dikembangkan di unit ini.
2 Mampu menghubungkan konten dengan fenomena
kehidupan sehari-hari.
3 Memhammi dengan baik bahwa aktivitas
pembelajaran yang disusun dapat mengembangkan
HOTS peserta didik.
4 Memahami dengan baik tahapan urutan aktivitas
pembelajaran yang disajikan.
5 Mampu dengan baik mengaplikasikan aktivitas
pembelajaran di dalam kelas.
6 Memahami dengan baik lembar kerja peserta didik
yang dikembangkan.
7 Mampu melaksanakan dengan baik lembar kerja
peserta didik yang dikembangkan.
8 Memahami konten secara menyuluh dengan baik.

9 Memahami prosedur penyusunan soal HOTS dengan


baik.
10 Mampu membahas soal HOTS yang disajikan dengan
tepat.
Jumlah

Jumlah Total

209
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Keterangan Pedoman Penskoran


1=tidak menguasai
2 = cukup menguasai Skor = Jumlah Total X 100
3 = menguasai 40
4 = Sangat Menguasai

Keterangan Umpan Balik


Skor Umpan Balik
< 70 : Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara
membelajarkannya, mengembangkan penilaian dan melaksanakan
penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu membaca ulang unit ini
dan mendiskusikannya dengan dengan fasilitator di MGMP sampai
Saudara memahaminya.
70-79 : Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten, cara
membelajarkan, mengembangkan penilian dan melaksanakan
penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu mendiskusikan bagian
yang belum dipahami dengan fasilitator atau teman lain di MGMP.
80-89 : Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian
dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan baik.
> 90 : Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian
dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan sangat baik.
Saudara dapat menjadi fasilitator bagi teman-teman lain di MGMP
untuk membelajarkan unit ini.

210
Unit Pembelajaran
Gerak dan Gaya

DAFTAR PUSTAKA

Alonso, Finn. 1990. Fundamental University Physics. New York: Addison


WesleyPublishing Company.

Aip Saripudin, 2007. Fisika X, Jakarta PT Visindo Media Persada

Birsyam, M. 1992. Hukum-Hukum Kekekalan dalam Mekanika.


Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

College Loan Consolidation, Edisi 11 Desember 2014

College Loan Consolidation, Edisi 21 Maret 2015

Departemen Pendidikan Nasional. 1989 - 2005. Soal-soal UMPTN dan SPMB


Fisika. Jakarta.

Foster, Bob. 2006. 1001 Soal dan Pembahasan Fisika. Jakarta: Erlangga.

Giancoli. 2001. Fisika jilid 1,2 (terjemahan). Jakarta: Erlangga

Halliday, David. Resnick, Robert. 1996. Fisika. Jilid 1 &2 (terjemahan). Edisi
ketiga.Jakarta: Erlangga.

Handayani, Sri, 2009. Fisika X, SMA/MA, Departemen Pendidikan Nasional


.Jakarta.

Hariyadi, Bambang, 2009. Fisika XI, SMA/MA, Departemen Pendidikan


Nasional. Jakarta

Nurachmadani, Setya, 2009. Fisika X SMA/MA, Departemen Pendidikan


Nasional. Jakarta.

Pujiastuti, Nita, 2002, Buku Panduan Pendidik Fisika SMK Kelas X, Pratama
Pustaka, Bandung

Sarwono, 2009. Fisika XI, SMA/MA, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Sutrisno. 1982. Seri Fisika Dasar. Bandung : ITB

Sudirman, 2006, Fisika SMK Jilid 1, Penerbit Erlangga

211
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN FISIKA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
KELOMPOK TEKNOLOGI DAN REKAYASA

Usaha dan Energi


Penulis:
Susiyanti, S.Pd

Penyunting:
Dr. Sunaryono, S.Pd, M.Pd

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

216
Unit Pembelajaran
Judul Unit

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI _________________________________ 217


DAFTAR GAMBAR _____________________________ 219
DAFTAR TABEL _______________________________ 220
PENDAHULUAN ______________________________ 221
KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK ________ 223
A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi _____________________________ 223
B. Indikator Pencapaian Kompetensi _______________________________________ 224
APLIKASI DI DUNIA NYATA _____________________ 227
A. Beratnya mendorong tembok...........! _____________________________________ 227
B. Usaha Penjual Kayu dan Atlet Angkat Besi ______________________________ 227
C. Roller Coaster ______________________________________________________________ 229
D. Daya PLTA Sutami Malang ________________________________________________ 231
E. Knalpot Kendaraan Panas ________________________________________________ 232
F. Kompor Tenaga Surya ____________________________________________________ 233
SOAL-SOAL US/USBN _________________________ 235
A. Contoh Soal USBN _________________________________________________________ 235
B. Contoh Soal US _____________________________________________________________ 239
BAHAN PEMBELAJARAN ________________________ 243
A. Aktivitas Pembelajaran ___________________________________________________ 243
Aktivitas 1. Usaha dan Energi ____________________________________________________ 244
Aktivitas 2. Daya dan Efisiensi ___________________________________________________ 248
Aktivitas 3 Sumber Energi Terbarukan _________________________________________ 251
B. Lembar Kerja Peserta Didik ______________________________________________ 255
LKPD 1. Usaha dan Energi________________________________________________________ 255
LKPD 2. Daya dan Efisiensi _______________________________________________________ 261
LKPD 3. Sumber Energi Terbarukan ____________________________________________ 265

217
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

C. Bahan Bacaan _____________________________________________________________ 269


1. Usaha dan Energi ____________________________________________________________ 269
2. Hubungan Usaha dan Energi _______________________________________________ 272
3. Hukum Kekekalan Energi __________________________________________________ 273
4. Daya dan Efisiensi ___________________________________________________________ 276
5. Sumber Energi Terbarukan ________________________________________________ 277
PENGEMBANGAN PENILAIAN ____________________281
A. Pembahasan Soal-soal ____________________________________________________ 281
B. Pengembangan Soal HOTS _______________________________________________ 291
KESIMPULAN ________________________________313
UMPAN BALIK________________________________315

218
Unit Pembelajaran
Judul Unit

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Orang mendorong tembok .............................................................................227


Gambar 2. Orang memikul kayu ......................................................................................... 228
Gambar 3.Atlet angkat besi Eko Yuli Irawan melakukan .......................................228
Gambar 4. Roller coaster ........................................................................................................229
Gambar 5. PLTA Sutami..........................................................................................................231
Gambar 6. Knalpot mobil .......................................................................................................232
Gambar 7. Kompor tenaga Surya ....................................................................................... 233
Gambar 8. Roller coaster bergerak ...................................................................................245
Gambar 9. PLTA Karangkates .............................................................................................. 249
Gambar 10. Knalpot menjadi panas .................................................................................252
Gambar 11. Antrian bensin di POM ..................................................................................252
Gambar 12. Sebuah balok yang berpindah memiliki usaha ..................................270
Gambar 13. . Usaha gaya F yang menyebabkan perpindahan ............................ 270
Gambar 14. Contoh benda yang memiliki energi potensial ..................................272
Gambar 15. Balok yang diikat pada katrol yang licin...............................................273
Gambar 16. Hukum Kekekalan Energi Mekanik ......................................................... 274

219
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 KD dan Target Kompetensi .................................................................................. 223


Tabel 2 Indikator Pencapaian Kompetensi ...................................................................224
Tabel 3 Tabel Sumber Energi Terbarukan ....................................................................268
Tabel 4 Contoh Sumber Energi terbarukan ..................................................................279

220
Unit Pembelajaran
Judul Unit

PENDAHULUAN

Unit ini disusun sebagai salah satu aternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memahami kompetensi Usaha dan Energi. Melalui pembahasan materi
yang terdapat pada unit ini, guru dapat memiliki dasar pengetahuan untuk
mengajarkan materi yang sama ke peserta didiknya yang disesuaikan dengan
indikator yang telah disusun, dan terutama dalam memfasilitasi kemampuan
bernalar peserta didik. Selain itu, materi ini juga aplikatif untuk guru sendiri
sehingga mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam rangka memudahkan guru mempelajari konten dan cara


mengajarkannya, di dalam unit ini dimuat kompetensi dasar terkait yang
memuat target kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, bahan
bacaan tentang aplikasi topik usaha dan energi dalam kehidupan sehari-hari,
soal-soal US dan USBN topik ini di tiga tahun terakhir sebagai acuan dalam
menyusun soal sejenis, deskripsi alternatif aktivitas pembelajaran, Lembar
Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang dapat digunakan guru untuk
memfasilitasi pembelajaran, bahan bacaan yang dapat dipelajari oleh guru,
maupun peserta didik, dan deskripsi prosedur mengembangkan soal HOTS.
Komponen-komponen di dalam unit ini dikembangkan dengan tujuan agar
guru dapat dengan mudah memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis
hubungan usaha, energi, daya dan efisiensi, menyajikan ide/gagasan untuk
menanggulangi dampak keterbatasan energi sekaligus mendorong peserta
didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Kompetensi usaha dan energi yang dikembangkan pada bahan bacaan terdiri
atas subtopik usaha,energi, daya, efisiensi dan energi terbarukan. Selain itu,
unit ini dilengkapi dengan tiga buah LKPD, yaitu 1) Usaha dan Energi; 2)
Daya dan Efisiensi; 3) Sumber Energi Terbarukan. LKPD dikembangkan
secara aplikatif agar guru mudah mengimplementasikan nya di kelas.

221
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

222
Unit Pembelajaran
Judul Unit

KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK

A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

Sub unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar


(KD) Fisika kelas X SMK Kelompok Teknologi dan rekayasa. Dari kompetensi
dasar tersebut akan dijabarkan menjadi beberapa target kompetensi yang
harus dicapai peserta didik dalam pembelajaran seperti ditunjukkan pada
tabel 1.

Tabel 1 KD dan Target Kompetensi


Kelas/
NO Kompetensi Target Kompetensi
Semester

KD PENGETAHUAN

1 3.4 Menganalisis hubungan 1. Menganalisis hubungan X/ 1


usaha, energi, daya dan usaha dan energi
efisiensi 2. Menganalisis hubungan
usaha dan dan energi
3. Menganalisis hubungan
usaha dan daya
4. Menganalisis daya dan
efisiensi
KD KETRAMPILAN
1 4.4 Menyajikan ide/gagasan 1. Menyajikan gagasan X/1
dampak keterbatasan dampak keterbatasan
sumber energi bagi sumber energi bagi
kehidupan dan upaya kehidupan
penanggulannya dengan
2. Menyajikan ide/gagasan
energi terbarukan
upaya penanggulan
keterbatasan energi
dengan energi terbarukan

223
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Berdasarkan kompetensi dasar yang diturunkan dalam target kompetensi


dapat dirumuskan indikator pencapaian kompetensi (IPK). IPK terdiri dari
IPK penunjang, IPK kunci dan IPK pengayaan. IPK penunjang yang harus
dicapai sebagai prasyarat sebelum mencapai IPK kunci. Setelah IPK Kunci
dirumuskan dibuatlah IPK pengayaan. Adapun IPK pada unit ini ditunjukkan
pada tabel 2

Tabel 2 Indikator Pencapaian Kompetensi

INDIKATOR PENCAPAIAN
IDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI KOMPETENSI (IPK)
(IPK) PENGETAHUAN KETERAMPILAN

IPK Pendukung
3.4.1 Menjelaskan jenis-jenis energi 4.4.1 Mengamati fenomena alam
yang menunjukkan dampak
3.4.2 Mengidentifikasi energi benda yang
keterbatasan sumber
bergerak
energi bagi kehidupan
3.4.3 Mengidentifikasi energi benda yang
4.4.2 Mencari informasi tentang
berada pada ketinggian tertentu
energi terbarukan
3.4.4 Mengidentifikasi jenis-jenis usaha
3.4.5 Mengidentifikasi besar usaha benda
yang bergerak
3.4.6 Mengidentifikasi besar usaha benda
yang berada pada ketinggian tertentu
3.4.7 Mengidentifikasi hukum kekekalan
energi
3.4.8 Mengidentifikasi hubungan usaha dan
energi
3.4. 9 Menjelaskan pengertian daya dan
efisiensi
3.4.10 Mengidentifikasi dampak keterbatasan
sumber energi

224
Unit Pembelajaran
Judul Unit

3.4.11 Mengidentifikasi sumber energi


terbarukan
3.4.12 Mencontohkan jenis-jenis energi
dalam kehidupan sehari-hari
3.4.13 Mencontohkan energi pada benda
yang bergerak
3.4.14 Mencontohkan energi pada benda
yang berada pada ketinggian tertentu
3.4.15 Mencontohkan jenis-jenis usaha
3.4.16 Menghitung usaha pada benda yang
bergerak
3.4.17 Menghitung usaha pada benda yang
memiliki ketinggian tertentu
3.4.18 Menghitung besar daya pada suatu
permasalahan
3.4.19 Menghitung efisiensi pada suatu alat
3.4.20 Mencontohkan dampak keterbatasan
sumber energi
3.4.21 Mencontohkan sumber energi
terbarukan
3.4.22 Menentukan besar energi pada benda
yang bergerak
3.4.23 Menentukan besar energi pada benda
yang berada pada ketinggian tertentu
3.4.24 Menentukan jenis-jenis usaha pada
kehidupan sehari-hari
3.4.25 Memecahkan permasalahan yang
berkaitan dengan usaha benda yang
bergerak
3.4.26 Memecahkan permasalahan yang
berkaitan dengan usaha benda yang
berada pada ketinggian tertentu
3.4.27 memecahkan masalah yang berkaitan
dengan hukum kekekalan energi
mekanik

225
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3.4.28Menerapkan konsep daya dan efisiensi


dalam memecahkan suatu
permasalahan.

IPK Kunci
3.4.29 Menganalisis hubungan usaha dan 4.4.3 Menyajikan ide/gagasan
energi dampak keterbatasan sumber
energi bagi kehidupan
3.4.30 Menganalisis adanya hukum
kekekalan energi mekanik 4.4.4 Menyajikan ide/gagasan
upaya penanggulangan
3.4.31 Menganalisis hubungan energi dan
sumber energi dengan
daya
sumber energi terbarukan
3.4.32 Menganalisis hubungan usaha dan
daya
3.4.33 Menganalisis hubungan daya dan
efisiensi
3.4.34 Menganalisis dampak keterbatasan
sumber energi
IPK Pengayaan
3.4.35 Memprediksi dampak keterbatasan 4.4.5 Menggunakan energi
energi terbarukan untuk mengatasi
keterbatan energi dalam
3.4.36 Mengarahkan penggunaan energi
kehidupan
terbarukan untuk mengatasi
keterbatasan sumber energi

226
Unit Pembelajaran
Judul Unit

APLIKASI DI DUNIA NYATA

A. Beratnya mendorong tembok...........!

Gambar 1. Orang mendorong tembok

Perhatikanlah gambar 1 orang yang sedang mendorong tembok. Orang


tersebut sudah bersusah payah dan berusaha mendorong tembok. Namun
usaha yang dilakukan orang itu tidak ada hasilnya dikarenakan perubahan
posisi tembok tidak mengalami perubahan. Sehingga orang yang mendorong
tembok itu dikatakan tidak melakukan usaha atau kerja, walaupun orang
tersebut sudah mengeluarkan gaya yang sangat besar.

B. Usaha Penjual Kayu dan Atlet Angkat Besi

Penjual kayu yang memikul kayu lalu berjalan di jalan yang mendatar
dikatakan tidak melakukan kerja. Walaupun pundak penjual melakukan gaya,
hal ini disebabkan penjual kayu melakukan perpindahan (berjalan kearah
horisontal), sedangkan arah gaya yang dilakukan pundak adalah vertikal atau

227
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

tegak lurus dengan arah perpindahan (arah mendatar). Gaya yang dikatakan
menyebabkan terjadinya usaha jika arahnya sama atau sejajar.

Gambar 2. Orang memikul kayu


(http://pristikanambela.blogspot.com/2013/01/materi-ips-1-perkembangan-teknologi.html)

Sedangkan untuk atlet angkat besi seperti pada gambar 3 memindahkan


beban dari posisi menempel dilantai hingga mencapai ketinggian tertentu
dikatakan melakukan usaha karena arah perpindahan sama dengan arah
gaya konservatif. Dalam hal ini usaha sama dengan perubahan energi
potensialnya.

Gambar 3.Atlet angkat besi Eko Yuli Irawan melakukan


https://olahraga.kompas.com/read/2018/08/21/15402928/atlet-angkat-besi-eko-yuli-raih-medali-
emas-bagi-indonesia

228
Unit Pembelajaran
Judul Unit

C. Roller Coaster

Gambar 4. Roller coaster


Abdu-rahman92.blogspot.com

Roller coaster bisa melaju sangat cepat tanpa mesin pendorong. Roller coaster
dapat meluncur dengan cepat karena adanya energi potensial yang dimiliki
diawal geraknya. Roller coaster dinaikkan terlebih dahulu ke puncak bukit
pertama yang tinggi pada lintasan dengan menggunakan semacam ban
berjalan. Lintasan naik ini dibuat tidak terlalu curam karena makin curam
lintasan, makin besar daya motor penggerak ban berjalannya.

Ketika meluncur dari bukit pertama, orang yang menaiki roller coaster
dilepas dan jatuh bebas dipercepat. Agar efek jatuh bebas ini dapat lebih
dirasakan, lintasan luncuran dibuat berbentuk seperti sebuah parabola. Pada
saat bergerak ke bawah, energi potensial akan berubah menjadi energi
kinetik. Semakin ke bawah maka kecepatan geraknya akan semakin
bertambah namun energi potensialnya semakin kecil sedangkan energi
kinetiknya semakin besar sesuai dengan hukum kekekalan energi mekanik.

229
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Ketika roller coaster yang memiliki energi kinetik yang besar pada posisi
paling bawah kembali bergerak naik ke tempat yang tinggi, maka
kecepatannya akan menurun sedikit demi sedikit, hal ini karena energi
kinetik berkurang sedangkan energi potensialnya akan kembali bertambah.

Perubahan energi potensial menjadi energi kinetik dan perubahan energi


kinetik menjadi energi potensial yang terjadi secara terus menerus inilah
yang membuat roller coaster yang tidak memiliki mesin dapat bergerak
dengan cepat. Pada saat meluncur dengan cepat, orang yang menaiki roller
coaster akan merasakan seolah-olah seluruh tubuh kita ikut terbang atau
perut jadi mual bahkan jantung jadi ikut berdesir, itu adalah efek inersia
yaitu efek yang membuat jantung dan alat-alat tubuh kita sedikit terangkat
dari tempatnya semula (inersia) karena gerakan yang sangat kencang itu. Di
puncak loop, orang yang menaiki roller coaster tidak akan jatuh karena gaya
sentrifugal yang dirasakan mampu mengimbangi gaya berat akibat tarikan
gravitasi bumi. Gaya sentrifugal juga dirasakan orang yang menaiki roller
coaster saat melintasi belokan belokan tajam yang dibuat sepanjang lintasan.
Saat roller coaster berbelok ke kanan, orang yang menaiki roller coaster akan
terlempar ke kiri dan sebaliknya, ketika roller coaster berbelok ke kiri, orang
yang menaiki roller coaster akan terlempar ke kanan. Orang yang menaiki
roller coaster akan terlempar lebih keras jika berpegang erat-erat pada
batang pengaman. Oleh karena itu, sebaiknya tangan dibiarkan bebas sambil
berteriak-teriak agar lebih nyaman.

230
Unit Pembelajaran
Judul Unit

D. Daya PLTA Sutami Malang

Gambar 5. PLTA Sutami


https://finance.detik.com/energi/d-3504035/mengintip-plta-terbesar-di-jawa-timur

PLTA Karangkates atau PLTA Sutami adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air di
Malang Jawa timur. Didirikan 4 April 1973 dalam kawasan Waduk Karangkates,
dengan nama PLTA Karangkates. Sejak 16 April 1981, PLTA Karangkates
berubah nama menjadi PLTA Sutami sebagai penghargaan dan ucapan terima
kasih kepada Prof. Dr. Ir. Sutami yang berjasa dalam pembangunan nasional.
PLTA Sutami ini menghasilkan produksi energi listrik sebesar 360 Gwh (Giga
watt per hour) per tahun untuk disalurkan ke sistem kelistrikan Jawa-Bali. Sutami
memiliki tiga unit turbin. Turbin I dan II dioperasionalkan sejak Tahun 1973. Tiga
tahun kemudian, unit III beroperasi mulai dari 1976. Setiap turbin atau unit
menghasilkan daya listrik 35 MW.

231
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

E. Knalpot Kendaraan Panas

Gambar 6. Knalpot mobil


https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/3-bahaya-asap-knalpot-bagi-kesehatan/

Kendaraan merupakan alat untuk membantu bepergian. Contohnya seperti


yang ditunjukkan pada gambar 3, sangat dibutuhkan energi geraknya. Energi
gerak ini diperoleh dari bahan bekar yang mengalami perubahan bentuk
energi. Pada proses perubahan ini tidaklah semua energi bahan bakar
dirubah menjadi energi gerak, banyak energi yang terbuang. Knalpot yang
panas, asap dan panasnya pak mesin merupakan bentuk energi yang
terbuang sehingga mengurangi efisiensi mesin kendaraan tersebut.

232
Unit Pembelajaran
Judul Unit

F. Kompor Tenaga Surya

Gambar 7. Kompor tenaga Surya

Kompor tenaga surya seperti gambar 4 merupakan salah satu pemanfatan energi
terbarukan untuk mengatasi keterbatasan sumber energi. Dipilih kompor karena
kompor menrupakan benda yang sangat penting. Kompor sering sekali digunakan
dalam kehidupan sehari-hari dengan beberapa sumber energi yang digunakan.
Ada yang menggunakan bahan bakar minyak tanah, energi listrik, LPG dan ada
pula yang menggunakan energi matahari. Desain kompornya pun beragam dari
yang sederhana sampai yang rumit dan elegan. Pada intinya kompor merupakan
alat untuk memasak yang selalu berhubungan dengan energi panas atau kalor.

Sumber energi yang melimpah dan tidak banyak digunakan untuk kompor adalah
energi matahari. Jika dapat memanfaatkan matahari sebagai sumber energi tentu
akan menghemat penggunaan energi dari minyak bumi yang tentu bisa habis.
Energi matahari kita peroleh dengan cuma-cuma karena Negara Indonesia terletak
di sekitar katulistiwa yang mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun.

233
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

234
Unit Pembelajaran
Judul Unit

SOAL-SOAL US/USBN

Berikut ini contoh soal-soal USBN dan Ujian Sekolah (US) topik Usaha,
Energi dan Daya pada Kompetensi Dasar 3.4 Menganalisis hubungan
usaha, energi, daya dan efisiensi. Soal-soal ini disajikan agar dapat
dijadikan sebagai sarana berlatih bagi peserta diklat untuk
menyelesaikannya. Selain itu, soal-soal ini juga dapat menjadi acuan ketika
Saudara akan mengembangkan soal yang setipe pada topik Usaha dan
Energi.

A. Contoh Soal USBN

Berikut merupakan contoh soal USBN dua tahun terakhir, yaitu tahun 2019
dan tahun 2018

Soal 1 . USBN Tahun 2019

NO Butir Soal

1 Sebuah benda yang bergerak dengan kecepatan awal 4 m/s dikenai


gaya konstan sebesar 60 N searah dengan arah gerak benda selama
10 detik. Jika massa benda adalah 5 kg, usaha yang dilakukan pada
benda adalah ....
A. 20,4 kJ
B. 27,6 kJ
C. 38,4 kJ
D. 38,6 kJ
E. 40,4 kJ

Identifikasi
Kelas/ X / Semester 1
:
Semester
Level Kognitif : Aplikasi (C3)

235
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Indikator yang 3.4.15 Menghitung usaha pada benda yang


:
bersesuaian bergerak
Diketahui Massa (m) = 5 kg
Gaya (F) = 60 N
:
Kecepatan awal (v1) = 4 m/s
waktu (t) = 10 m/s
Ditanyakan : Usaha yang dialami benda
Materi yang :
Usaha merupakan perubahan energi kinetik
dibutuhkan

Soal 2 . USBN Tahun 2019

NO Butir Soal

2
Benda dengan massa 3 kg berada dalam keadaan diam pada bidang
datar yang licin. Kemudian, pada benda tersebut diberikan gaya tarik
sebesar 15 N sehingga kecepatannya menjadi 2 m/s. Berapakah usaha
yang dilakukan oleh gaya tersebut?
A. 2 joule
B. 4 joule
C. 6 joule
D. 8 joule
E. 10 joule

Identifikasi
Kelas/ X / Semester 1
:
Semester
Level Kognitif : Aplikasi (C3)
Indikator yang 3.4.24 Memecahkan permasalahan yang berkaitan
:
bersesuaian dengan usaha benda yang bergerak
Diketahui Massa (m) = 3 kg
Gaya (F) = 15 N
:
Kecepatan awal (v1) = 0 m/s
Kecepatanakhir (v2) = 2 m/s
Ditanyakan : Usaha yang dialami benda
Materi yang :
Usaha merupakan perubahan energi kinetik
dibutuhkan

236
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Soal 3. USBN Tahun 2018

NO Butir Soal

3 Rahmat mengendarai sepeda motor dengan kecepatan 40 m/s. Jika


massa tubuh Rahmat dengan motornya 250 kg, besarnya energi
kinetik yang dihasilkan adalah . . .
A. 10000 joule
B. 25000 joule
C. 100000 joule
D. 150000 joule
E. 200000 joule

Identifikasi
Kelas/ Semester : X / Semester 1
Level Kognitif : Aplikasi (C2)
Indikator yang : 3. 4.2 Mengidentifikasi energi benda yang
bersesuaian bergerak

: Massa (m) = 250kg


Diketahui
Kecepatan (v) = 40 m/s
Ditanyakan : Energi kinetik yang alami benda yang
bergerak
Materi yang :
Energi kinetik
dibutuhkan

237
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Soal 4. USBN Tahun 2018

NO Butir Soal

4 Sebuah tangki penampung air terletak pada ketinggian 8 m. Jika


massa tangki beserta isinya 1200 kg, besarnya energi potensial tangki
tersebut adalah . . .
(g = 10 m/s2)
A. 24 joule
B. 48 joule
C. 96000 joule
D. 98000 joule
E. 112000 joule

Identifikasi
Kelas/ Semester : X / Semester 1
Level Kognitif : Aplikasi (C3)
Indikator yang : 3.4.25 Memecahkan permasalahan yang
bersesuaian berkaitan dengan usaha benda yang
berada pada ketinggian tertentu
: Massa (m) = 1200 kg
Diketahui
Tinggi (h) = 8 m
Ditanyakan : Energi potensial yang dimiliki benda pada
ketinggian tertentu
Materi yang : Energi potensial
dibutuhkan

238
Unit Pembelajaran
Judul Unit

B. Contoh Soal US

Soal 5. US 2017

NO Butir Soal

5 Seorang menarik mobil mainan menggunakan seutas tali dengan gaya


50 N membentuk sudut 37o terhadap horizontal. Jika mobil mainan
berpindah sejauh 3m, maka usaha yang dilakukan anak tersebut
adalah …… joule
A. 30
B. 40
C. 90
D. 120
E. 150

Identifikasi
Kelas/ Semester : X/1
Level Kognitif : C2 ( Memahami )
Indikator yang bersesuaian : 3.4.5 Mengidentifikasi besar usaha
benda yang bergerak
Diketahui : Gaya tarik (F) = 50 N
Sudut (Ɵ) = 37o
Perpindahan (s) = 3 m
Ditanyakan : Usaha (W)
Materi yang dibutuhkan : Usaha

239
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Soal 6. US 2017

NO Butir soal

6 Sebuah bola 100 gr jatuh bebas dari ketinggian 20 m, dengan


percepatan gravitasi 10 m/s2. Kecepatan bola tersebut sesaat sebelum
mencapai tanah adalah………... m/s
A. 5
B. 10
C. 20
D. 50
E. 200

Identifikasi
Kelas/ Semester : X/1
Level Kognitif : C3
Indikator yang bersesuaian : 3.4.27 memecahkan masalah yang
berkaitan dengan hukum
kekekalan energi mekanik
Diketahui : Massa (m) = 100 gr = 0,1 kg
Ketinggian (h) = 20 m
percepatan gravitasi (g) = 10 m/s2
Ditanyakan : Kecepatan sebelum menyentuh
tanah jika diketahui ketinggihan
benda jatuh
Materi yang dibutuhkan : Kekekalan energi mekanik

240
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Soal 7. US 2017

NO Butir soal

7 Sebuah motor harus mengerahkan gaya sebesar 5000 N untuk


berpindah sejauh 10 m selama 5 s. Besarnya daya yang dialami motor
tersebut adalah ...
A. 50000 watt
B. 10000 watt
C. 25000 watt
D. 2500 watt
E. 100 watt

Identifikasi
Kelas/ Semester : X/1
Level Kognitif : C3
Indikator yang bersesuaian : 3.4.37 Menganalisis hubungan energi
dan daya
Diketahui : gaya (F) = 5000 N
perpindahan (s) = 10 m
waktu (t) = 5 s
Ditanyakan : Besar daya yang dialami motor
Materi yang dibutuhkan : Hubungan antara daya dan energi

Soal 8. US 2017

NO Butir soal

8 Untuk mempermudah pekerjaannya, petani menggunakan mesin


perontok padi. Suatu mesin perontok tersebut memiliki efisiensi 40%.
Jika mesin tersebut menghasilkan usaha 600 J, maka energi yang
diterima mesin adalah….
A. 1000 J
B. 1250 j
C. 1500 j
D. 1750 j
E. 2000 j

241
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Identifikasi
Kelas/ Semester : X/1
Level Kognitif : C3
Indikator yang bersesuaian : 3.4.28 Menerapkan konsep daya dan
efisiensi dalam memecahkan
suatu permasalahan.
Diketahui : usaha (W) = 600 j
efisiensi (ƞ) = 40%
Ditanyakan : Energi yang diterima mesin
Materi yang dibutuhkan : Hubungan antara daya dan
efisiensi

Soal 9. US 2017

NO Butir soal

9 Kerusakan lingkungan hidup di muka bumi yang diakibatkan oleh


penggunaan bahan bakar fosil yang berdampak global adalah...
A. Kabut asap akibat knalpot kendaraan
B. Material sisa pembakaran batu bara
C. Hujan asam akibat buangan industri
D. Perusakan lapisan ozon pada lapisan atmosfer
E. Meningkatnya radiasi ultraviolet yang menembus atmosfer

Identifikasi
Kelas/ Semester : X/1
Level Kognitif : C3
Indikator yang bersesuaian : 3.4.34 Menganalisis dampak
keterbatasan sumber energi
Diketahui : Pernyataan kerusakan alam akibat
bahan bakar fosil
Ditanyakan : Dampak global kerusakan akibat
bahan bakar fosil
Materi yang dibutuhkan : Dampak penggunaan sumber
energi fosil

242
Unit Pembelajaran
Judul Unit

BAHAN PEMBELAJARAN

A. Aktivitas Pembelajaran

Agar kompetensi pada KD 3.4 Menganalisa hubungan usaha, energi, daya dan
efisiensi dan KD 4.4 Menyajikan ide/gagasan dampak keterbatasan sumber
energi bagi kehidupan dan upaya penanggulannya dengan energi terbarukan
dapat tercapai dengan baik, pada proses pembelajaran di kelas Guru
semestinya dapat menerapkan aktivitas pembelajaran yang tepat. Aktivitas
ini diharapkan dapat menjadi salah satu contoh alternatif aktivitas
pembelajaran yang bisa diaplikasikan di kelas.

Aktivitas pembelajaran dalam unit ini terdiri dari tiga aktivitas yaitu: 1)
Usaha dan Energi, 2) Daya dan Efisiensi, dan 3) Sumber Energi Terbarukan.
Model pembelajaran yang digunakan pada aktivitas pembelajaran 1) dalam
contoh ini adalah model discovery learning dengan sintak sebagai berikut:

1. Pemberian rangsangan (Stimulation)


2. Pernyataan/Identifikasi Masalah (Problem Statement)
3. Pengumpulan data (Data Collection)
4. Pengolahan Data (Data Processing)
5. Pembuktian (Verification)
6. Menarik simpulan (Generalization)

Adapun .model pembelajaran yang digunakan dalam aktivitas pembelajaran


2) dan 3) adalah model problem-based learning dengan sintak sebagai
berikut.
1. Orientasi peserta didik pada masalah
2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok

243
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Saudara dapat menggunakan model pembelajaran lain yang lebih sesuai


dengan kondisi peserta didik Saudara di kelas.

Aktivitas 1. Usaha dan Energi

Aktivitas 1 dikembangkan berdasarkan KD 3.4 Menganalisis hubungan usaha,


energi, daya dan efisiensi.

Tujuan aktivitas 1:

Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta dapat:

1. Menjelaskan jenis-jenis energi


2. Mengidentifikasi energi benda yang bergerak
3. Mengidentifikasi energi benda yang berada pada ketinggian tertentu
4. Mengidentifikasi jenis-jenis usaha
5. Mengidentifikasi besar usaha benda yang bergerak
6. Mengidentifikasi besar usaha benda yang berada pada ketinggian
tertentu
7. Mengidentifikasi hukum kekekalan energi
8. Mencontohkan jenis-jenis energi dalam kehidupan sehari-hari
9. Mencontohkan energi pada benda yang bergerak
10. Mencontohkan energi pada benda yang berada pada ketinggian tertentu
11. Mencontohkan jenis-jenis usaha
12. Menghitung usaha pada benda yang bergerak
13. Menghitung usaha pada benda yang memiliki ketinggian tertentu
14. Menentukan besar energi pada benda yang bergerak
15. Menentukan besar energi pada benda yang berada pada ketinggian
tertentu

244
Unit Pembelajaran
Judul Unit

16. Menentukan jenis-jenis usaha pada kehidupan sehari-hari


17. Memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan usaha benda yang
bergerak
18. Memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan usaha benda yang
berada pada ketinggian tertentu
19. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan hukum kekekalan energi
mekanik
20. Menganalisis hubungan usaha dan energi
21. Menganalisis adanya hukum kekekalan energi mekanik

Alternatif langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilakukan adalah


sebagai berikut:

1. Guru memberikan rangsangan pada peserta didik yang dapat


memotivasi mereka untuk mempelajari konsep usaha dan energi.

Gambar 8. Roller coaster bergerak


Ladulmuksinin19.blogspot.co.id

Saudara dapat menayangkan video roller coaster yang meluncur di rel.


Pada tayangan tersebut peserta didik mengamati perubahan kecepatan
pada posisi-posisi tertentu. Ada kalanya lambat kemudian menjadi lebih
cepat. Roler coaster ini tidak memiliki mesin pendorong untuk setiap
geraknya.

245
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2. Selanjutnya membimbing untuk mengidentifikasi masalah dengan


memeberikan beberapa pertanya berkaitan dengan video yang
ditanyangkan.

3. Tahap identifikasi masalah, Saudara dapat membantu/memancing


dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan diantaranya:

a. Mengapa roler coaster dapat meluncur?

b. Mengapa roler coaster kecepatannya berubah-ubah?

c. Apa yang mempengaruhi perubahan kecepatan roler coaster itu?

d. Adakah usaha yang dilakukan oleh orang yang mendorong tembok?

e. Adakah usaha yang dilakukan oleh anak yang mendorong meja?

Pada tahap ini peserta didik diharapkan mampu menentukan solusi dari
permasalahan di atas

4. Membagi peserta didik dalam beberapa kelompok yang beranggotakan


antara 3-4 peserta didik untuk berdiskusi mengenai perumusan energi.

5. Membagikan LKPD peserta didik ke semua kelompok agar peserta didik


dapat melakukan pengumpulan data. Kemudian menghimbau kepada
peserta didik untuk mempelajari LKPD tentang usaha dan energi.

6. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok membagi tugas untuk


menyelesaikan lembar kerja dengan menggali informasi dari referensi
yang sudah disiapkan yaitu buku dan internet.

7. Pesera didik berdiskusi dalam kelompok untuk mengolah data yang


sudah dikumpulkan masing-masing anggota kelompok untuk menjawab
pertanyaan yang ada di Lembar Kerja dan melakukan aktivitas sesuai
LKPD 1.

8. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya


tentang usaha dan energi, kelompok yang lain memperhatikan dan
menanggapi dengan memberikan masukan secara kritis tetapi santun

246
Unit Pembelajaran
Judul Unit

9. Peserta didik memperbaiki hasil kerjanya dan menambahkan catatan


yang diperlukan

10. Peserta didik membuat kesimpulan tentang usaha dan energi


berdasarkan hasil diskusi dan percobaan.

11. Memberikan apresiasi terhadap diskusi yang sudah dilakukan,


khususnya kepada kelompok yang sudah presentasi dan peserta didik
yang aktif dalam diskusi

12. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan


menegaskan kembali kesimpulan

247
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas 2. Daya dan Efisiensi

Aktivitas 2 dikembangkan berdasarkan KD 3.4 Menganalisi hubungan usaha,


energi, daya dan efisiensi.

Tujuan aktivitas 2:
Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta dapat:
1. Menjelaskan pengertian daya dan efisiensi
2. Menghitung besar daya pada suatu permasalahan
3. Menghitung efisiensi pada suatu alat
4. Menerapkan konsep daya dan efisiensi dalam memecahkan suatu
permasalahan.
5. Menganalisis hubungan energi dan daya
6. Menganalisis hubungan usaha dan daya
7. Menganalisis hubungan daya dan efisiensi

Alternatif langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilakukan adalah


sebagai berikut:
1. Bimbinglah peserta didik untuk melakukan orientasi pada masalah.
Pada tahap ini saudara berikan permasalahan dan mintalah peserta didik
untuk menelaah permasalahan yang di berikan.

248
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Permasalahan :

Gambar 9. PLTA Karangkates


https://finance.detik.com/energi/d-3504035/mengintip-plta-terbesar-di-jawa-timur

PLTA Karangkates atau PLTA Sutami adalah Pembangkit Listrik Tenaga


Air di Malang Jawa timur. Didirikan 4 April 1973 dalam kawasan Waduk
Karangkates, dengan nama PLTA Karangkates. Sejak 16 April 1981, PLTA
Karangkates berubah nama menjadi PLTA Sutami sebagai penghargaan
dan ucapan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Sutami yang berjasa dalam
pembangunan nasional. PLTA Sutami adalah salah satu dari 12 PLTA yang
dimiliki Unit Pembangkitan Brantas PT Pembangkitan Jawa-Bali. PLTA ini
menghasilkan produksi listrik sebesar 360 Gwh (Giga watt per hour) per
tahun untuk disalurkan ke sistem kelistrikan Jawa-Bali. Sutami memiliki
tiga unit turbin. Turbin I dan II dioperasionalkan sejak Tahun 1973. Tiga
tahun kemudian, unit III beroperasi mulai dari 1976. Setiap turbin atau
unit menghasilkan 35 MW.

2. Pada tahap orientasi masalah, Saudara dapat membantu/memancing


dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan diantaranya:
a. Dari manakah sumber energi PLTA Sutami?
b. Berapa daya yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tersebut?
Pada tahap ini peserta didik diharapkan menjawab bahwa untuk
menentukan solusi dari permasalahan di atas

249
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3. Organisasi peserta didik dapat untuk belajar dilakukan dengan


membagi peserta didik dalam beberapa kelompok yang beranggotakan
antara 3-4 peserta didik untuk berdiskusi mengenai daya dan efisiensi.

4. Membagikan LKPD peserta didik ke semua kelompok. Kemudian


menghimbau kepada peserta didik untuk mempelajari LKPD tentang daya
dan efisiensi

5. Lakukan pembimbingan pada penyelidikan untuk memecahkan


masalah pada saat peserta didik berdiskusi dalam kelompok membagi
tugas untuk menyelesaikan lembar kerja dengan menggali informasi dari
referensi yang sudah disiapkan yaitu buku dan internet

6. Pesera didik berdiskusi dalam kelompok untuk mengolah data yang sudah
dikumpulkan masing-masing anggota kelompok untuk menjawab
pertanyaan yang ada di Lembar Kerja dan melakukan aktivitas sesuai
LKPD 2.

7. Peserta didik dapat mengembangkan dan menyajikan hasil karya


dalam hal ini berupa hasil diskusi. Perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya tentang daya dan efisiensi,
kelompok yang lain memperhatikan dan menanggapi dengan memberikan
masukan secara kritis tetapi santun

8. Tahap selanjutnya menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan


masalah dengan cara peserta didik memperbaiki hasil kerjanya dan
menambahkan catatan yang diperlukan

9. Peserta didik membuat kesimpulan tentang daya dan efisiensi


berdasarkan hasil diskusi.

10. Memberikan apresiasi terhadap diskusi yang sudah dilakukan,


khususnya kepada kelompok yang sudah presentasi dan peserta didik
yang aktif dalam diskusi

250
Unit Pembelajaran
Judul Unit

11. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan


menegaskan kembali kesimpulan

Aktivitas 3 Sumber Energi Terbarukan

Aktivitas 3 ini dikembangkan berdasarkan KD 4.4. Menyajikan ide/gagasan


dampak keterbatasan sumber energi bagi kehidupan dan upaya
penanggulannya dengan energi terbarukan

Tujuan aktivitas 3:
Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta didik dapat:
1 Mengamati fenomena alam yang menunjukkan dampak keterbatasan
sumber energi bagi kehidupan
2 Mencari informasi tentang energi terbarukan
3 Menyajikan ide/gagasan dampak keterbatasan sumber energi bagi
kehidupan dan upaya penanggulannya dengan energi terbarukan.
4 Menggunakan energi terbarukan untuk mengatasi keterbatan energi

Alternatif langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilakukan adalah


sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan yaitu tentang energi terbarukan!

2. Pada tahap ini saudara lakukan orientasi pada masalah dengan


memberikan permasalahan dan mintalah peserta didik untuk menelaah
permasalahan yang di berikan.

251
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Permasalaha1n 1 :

Gambar 10. Knalpot menjadi panas


https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/3-bahaya-asap-knalpot-bagi-kesehatan/

Gas buang (emisi) dari kendaraan, atau yang lebih dikenal sebagai asap
knalpot, adalah produk sisa dari pembakaran mesin kendaraan yang tidak
sempurna. Gas yang dibuang mengandung berbagai zat kimia dan dengan
mudah terhirup siapa saja di sekitar kendaraan yang mengeluarkan emisi.
Tanpa disadari, asap tersebut memasuki sistem pernapasan dan peredaran
darah sehingga menyebabkan kerusakan tubuh meskipun membutuhkan
waktu yang lama.

Permasalahan 2:

Gambar 11. Antrian bensin di POM


www.kaskus.co.id

252
Unit Pembelajaran
Judul Unit

kondisi pada gambar di atas menunjukkan bagaimana resahnya jika


terjadi kelangkaan BBM. Banyak yang rela antri untuk mendapatkan BBM

Permasalahan 3.

Pernah kita alami kenaikan tarif PLN yang besar. Membuat beberapa
orang keberatan. Untuk yang memiliki usaha juga akan menghadapi
masalah berkaitan jumlah yang akan diproduksi serta kenaikan harga
bahan baku.

3. Pada tahap identifikasi masalah, Saudara dapat membantu/memancing


dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan diantaranya:

a. Dari manakah bahan bakar kendaraan beromtor?

b. Apa yang akan terjadi jika BBM tidak ada?

c. Apa yang terjadi jika PLN terus menaikkan tarifnya?

d. Bagaimana cara mengatasi masalah kelangkaan BBM?

Pada tahap ini peserta didik diharapkan mampu menentukan solusi dari
permasalahan di atas.

4. Lakukan organisasi peserta didik untuk belajar dengan cara membagi


peserta didik dalam beberapa kelompok yang beranggotakan antara 3-4
peserta didik untuk berdiskusi mengenai dampak keterbatasan sumber
energi dan cara mengatasinya.

5. Membagikan LKPD peserta didik ke semua kelompok. Kemudian


menghimbau kepada peserta didik untuk mempelajari LKPD tentang
dampak keterbatasan energi dan cara penanggulangannya.

6. Lakukan pembimbingan penyelidikan dengan cara membimbing


peserta didik untuk berdiskusi dalam kelompok membagi tugas untuk
menyelesaikan lembar kerja dengan menggali informasi dari referensi
yang sudah disiapkan yaitu buku dan internet

253
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

7. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk mengolah data yang


sudah diperoleh masing-masing anggota kelompok untuk menjawab
pertanyaan yang ada di Lembar Kerja dan melakukan aktivitas sesuai
LKPD3.

8. Mengermbangkan dan menyajikan hasil karya dilakukan dengan


cara perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
tentang usaha dan energi, kelompok yang lain memperhatikan dan
menanggapi dengan memberikan masukan secara kritis tetapi santun

9. Peserta didik memperbaiki hasil kerjanya dan menambahkan catatan yang


diperlukan untuk menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah.

10. Peserta didik membuat kesimpulan tentang daya dan efisiensi


berdasarkan hasil diskusi.

11. Memberikan apresiasi terhadap diskusi yang sudah dilakukan,


khususnya kepada kelompok yang sudah presentasi dan peserta didik
yang aktif dalam diskusi

12. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan


menegaskan kembali kesimpulan

254
Unit Pembelajaran
Judul Unit

B. Lembar Kerja Peserta Didik

LKPD dibuat untuk mempermudah ketercapaian tujuan pembelajaran.


Berikut ini tiga buah Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang digunakan
dalam aktivitas pembelajaran, yaitu: 1) LKPD 1. Usaha dan Energi; 2)LKPD 2.
Daya dan Efisiensi dan 3) LKPD 3. Sumber Energi terbarukan.

LKPD 1. Usaha dan Energi

Usaha dan Energi

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Semester : X/1
Materi : Usaha dan Energi

Tujuan :
1. Menentukan jenis-jenis usaha pada kehidupan sehari-hari
2. Memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan usaha benda yang
bergerak
3. Memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan usaha benda yang
berada pada ketinggian tertentu
4. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan hukum kekekalan energi
mekanik
5. Menganalisis hubungan usaha dan energi
6. Menganalisis adanya hukum kekekalan energi mekanik

Kegiatan 1

Setelah membaca materi Usaha dan Energi, jawablah pertanyaan berikut !


1. Jelaskan pengertian usaha dan tuliskan perumusannya!
..................................................................................................................................................
2. Tuliskan syarat-syarat terjadinya usaha!
..................................................................................................................................................

255
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3. Berikan contoh fenomena yang menunjukan adanya usaha dan


fenomena yang menunjukkan tidak adanya usaha!
..................................................................................................................................................
4. Pak Karto berbadan kekar bermassa 100kg membantu temannya untuk
mendorong mobil yang mogok. Beliau sudah mengerahkan seluruh
kekuatannya namun mobil belum bisa bergerak. Berapakah usaha yang
dilakukan Pak Karto?
..................................................................................................................................................
5. Jelaskan pengertian dan perumusan energi kinetik!
..................................................................................................................................................
6. Berikan contoh permasalahan yang menunjukkan adanya energi
kinetik!
..................................................................................................................................................
7. Faris berangkat ke sekolah mengendarai sepedah motor dengan
kecepatan 90 km/jam. Jika massa Faris dan sepedahnya 200 kg, maka
besar energi kinetik yang dialami Faris selama berkendara adalah ....
..................................................................................................................................................
8. Tuliskan pengertian dan perumusan energi potensial!
..................................................................................................................................................
9. Berikan contoh permasalahan yang menunjukkan adanya energi
potensial!
..................................................................................................................................................
10. Ayah menggendong adik yang bermassa 10 kg. Posisi adik yang di
gendong Ayah adalah 100 cm dari tanah. Hitunglah energi potensial
yang dimiliki adik selama digendong ayah!
..................................................................................................................................................
11. Jelaskan hubungan antara usaha dan energi kinetik dan tuliskan pula
perumusannya!
..................................................................................................................................................

256
Unit Pembelajaran
Judul Unit

12. Pada saat berkendara tidaklah mungkin kita melaju dengan kecepatan
yang konstan dikarenakan beberapa hal, antara lain jalan berkelok
mengharuskan kita untuk melambat, jalan sepi membuat kita untuk
mempercepat kendaraan. Jika Rino massanya 40 kg melaju dengan
sepedahnya dengan kecepatan 4 m/s. Agar kecepatannya bertambah
menjadi 10 m/s, maka berapa usaha yang harus dilakukan Rino untuk
mengayuh sepedahnya.
..................................................................................................................................................
13. Jelaskan hubungan antara usaha dan energi potensial dan tuliskan pula
perumusannya!
..................................................................................................................................................
14. Sebuah air terjun yang memiliki ketinggian 18 meter dari dasar
memiliki debit 25 m3/detik. Berapa kerja yang dilakukan bumi untuk
menjatuhkan air selama 1 jam? Massa jenis air adalah 1.000 kg/m3.
..................................................................................................................................................

257
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kegiatan 2
Percobaan Hukum Kekekalan Energi Mekanik
Alat dan bahan
 Mobil mainan
 Papan luncur
 Meteran
 Stopwatch
 Balok
 Kayu Penyangga

Cara Kerja

Gambar Skema percobaan

Susunlah peralatan seperti pada gambar di atas.


1. Pada papan luncur, tandai garis start dan garis finis. Kemudian ukurlah
jarak kedua garis tersebut menggunakan meteran.
2. Tempatkan papan luncur pada kayu penyangga pada posisi A
3. Lepaskan mobil mainan dari garis start, kemudian catatlah waktu yang
diperlukan untuk mencapai garis finis.
4. Ulangilah sebanyak tiga kali, kemudian hitunglah waktu rata-ratanya.

258
Unit Pembelajaran
Judul Unit

5. Ulangilah langkah 3 - 5 untuk papan luncur pada balok penyangga


padaposisi B dan C.
6. Hitunglah besarnya energi mekanik (Em) = Ep+ Ek, tanpa menghiraukan
kemiringan papan luncur, dan catatlah dengan mengikuti format tabel3
berikut . Panjang lintasan s = ... m, m = ... kg.

Posisi Waktu yang


Ketinggian EM
papan diperlukan t (s) Kelajuan Ek Ep
h (m) (J)
luncur v (m/s) (J) (J)
t1 t2 t3 t
A1

A2

B1

B2

C1

C2

Bahan Diskusi Kelompok:


1. Perhatikan tabel hasil percobaan. Dimanakah posisi mobil mainan
sehingga Ek = 0? Mengapa demikian?
..................................................................................................................................................
2. Dimanakah posisi mobil mainan sehingga EP = 0? Mengapa demikian?
..................................................................................................................................................
3. Tuliskan kembali bunyi dan perumusan hukum kekekalan energi
mekanik!
..................................................................................................................................................
4. Tuliskan hubungan antara usaha dan energi
..................................................................................................................................................

259
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

5. Pada saat berkendara tidaklah mungkin kita melaju dengan kecepatan


yang konstan dikarenakan beberapa hal, antara lain jalan berkelok
mengharuskan kita untuk melambat, jalan sepi membuat kita untuk
mempercepat kendaraan. Jika Rino massanya 40 kg melaju dengan
sepedahnya dengan kecepatan 4 m/s. Agar kecepatannya bertambah
menjadi 10 m/s, maka berapa usaha yang harus dilakukan Rino untuk
mengayuh sepedahnya?
..................................................................................................................................................
6. Seekor monyet memanjat pohon pisang yang sudah berbuah matang.
Monyet tersebut bermassa 15 kg memetik sebuah pisang yang ranum
dengan massa 0,15 kg pada ketinggian 4m. Berapakah energi potensial
yang dialami monyet?
..................................................................................................................................................

260
Unit Pembelajaran
Judul Unit

LKPD 2. Daya dan Efisiensi

Daya dan Efisiensi


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X/1
Materi : Daya dan Efisiensi

Tujuan :
1. Menjelaskan pengertian daya dan efisiensi
2. Menghitung besar daya pada suatu permasalahan
3. Menghitung efisiensi pada suatu alat
4. Menerapkan konsep daya dan efisiensi dalam memecahkan suatu
permasalahan.
5. Menganalisis hubungan energi dan daya
6. Menganalisis hubungan usaha dan daya
7. Menganalisis hubungan daya dan efisiensi

Petunjuk Kerja
1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan antara 3-4 peserta didik.
2. Bacalah buku yang terkait dengan usaha dan energi atau mencari
informasi dari internet.
3. Kemudian lakukan diskusi untuk menyelesaikan pertanyaan yang di
sajikan.
4. Tuliskan hasil diskusi pada tempat yang disediakan atau pada buku tulis.

Bahan Diskusi
1. Tuliskan hasil diskusi pada tabel.

NO Besaran Pengertian Rumus Satuan

1 Daya

261
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2 Efisiensi

2. Ibu menanak nasi menggunakan penanak nasi listrik. Tertera tulisan


350 W.

Jika ibu memasak nasi selama satu jam dengan anggapan selama proses
memasak daya yang digunakan adalah sama. Maka besar energi yang
digunakan Ibu adalah…
..................................................................................................................................................
3. Mesin penggiling padi Huller – 6N-60
Mesin dengan model Huller ini memilili kemampuan menggiling 100
hingga 160 kg/jam dengan ukuran 64x39x107 cm. Dengan kecepatan
1600 rpm hanya membutuhkan daya listrik sebesar 1500 Watt. Berat
dari alat ini sekitar 66 kg.

262
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Berdasarkan data mesin penggiling diatas tentukan.


a. Daya mesin
..................................................................................................................................................

b. Energi yang dilakukan mesin jika mesin dipergunakan untuk


menggiling padi selama 2,5 jam.
……………………………………………………………………………………………
4. Suatu ketika di SMK Prestasi Jambi terjadi pemadaman oleh PLN. Untuk
menyalakan peralatan listrik di sekolah, digunakan GenSet. Spesifikasi
Genset yang digunakan adalah 300 PK. Pemadaman PLN terjadi selama
4 jam. Dari masalah tersebut tentukan:
a. Daya Genset yang digunakan dalam watt
…………………………………………………………………………………………………….
b. Energi yang digunakan selama 4 jam
…………………………………………………………………………………………………….
5. Sepeda motor memerlukan bahan bakar bensin untuk dapat bergerak di
jalan. Setelah mesin dihidupkan gaya mesin mendorong sepeda motor
bergerak. Sepeda motor ini menggunakan mesin bensin yang memiliki
efisiensi 30%. Jika untuk 1 liter bensin menghasilkan energi sebesar
3.460 kilo joule, maka energi yang digunakan oleh sepeda motor itu
adalah....
…………………………………………………………………………………………………………..

6. Seorang pembalap sepeda menaiki tanjakan dengan laju tetap. Setelah


100 detik ketinggian yang dicapai adalah 25 m. Massa pembalap
bersama sepedanya adalah 60 kg. Hitunglah daya rata-rata yang
dihasilkan pembalap!

263
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

(https://www.bola.com/moto-gp/read/3558703/inilah-daftar-pembalap-motogp-2019)

…………………………………………………………………………………………………………
7. Ketika manusia berjalan berjalan dengan laju 0,8 m/s maka daya rata-
rata yang dikeluarkan sekitar 20 watt.

Hitunglah massa orang yang berjalan tersebut!


…………………………………………………………………………………………………………

264
Unit Pembelajaran
Judul Unit

LKPD 3. Sumber Energi Terbarukan

Sumber Energi Terbarukan

Mata Pelajaran : Fisika


Tujuan :
Setelah melakukan kegiatan ini diharapkan peserta didik dapat:
1. Mengamati fenomena alam yang menunjukkan dampak keterbatasan
sumber energi bagi kehidupan
2. Mencari informasi mengenai sumber energi terbarukan.
3. Menyajikan ide/gagasan dampak keterbatasan sumber energi bagi
kehidupan dan upaya penanggulannya dengan energi terbarukan
4. Menggunakan energi terbarukan untuk mengatasi keterbatan energi

Alat dan bahan:


· Kaca pembesar
· Kertas karbon bekas

Petunjuk Kerja :
1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan antara 3-4 peserta didik.
2. Siapkan alat dan bahan yangaakan digunakan untuk melakukan
percobaan.
3. Lakukan percobaan di luar kelas, dan cari tempat yang cukup cahaya
matahari.
4. Remaslah kertas karbon hingga menggumpal.

265
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

5. Tugaskan peserta didik untuk mencari titik fokus (titik api) lup dengan
cara mengarahkan lup pada suatu titik yang paling terang. Titik itulah
yang merupakan titik fokus lup.
6. Letakkan kertas karbon pada titik focus lup.
7. Tunggu beberapa saat hingga kertas karbon terbakar.

Gambar cara membakar kertas karbon

Bahan Diskusi:
1. Jelaskan mengapa kertas karbon pada percobaan di atas dapat terbakar?
……………………………………………………………………………………………………………..
2. Jekaskan sumber energi yang dipakai untuk membakar kertas karbon!
……………………………………………………………………………………………………………..
3. Buatlah analisa pemanfaatan energi yang terpakai pada percobaan untuk
memenuhi kebutuhan energi disekitarmu!
……………………………………………………………………………………………………………..
4. Buatlah daftar sumber energi yang biasa digunakan dalam kehidupan
sehari-hari!
……………………………………………………………………………………………………………..
5. Jelaskan ketersediaan sumber energi bagi kehidupan!
……………………………………………………………………………………………………………..

266
Unit Pembelajaran
Judul Unit

6. Amatilah gambar berikut!

www.kaskus.co.id

Dari fenomena yang terdapat pada gambar di atas, analisalah


dampaknya pada kehidupan manusia dan lingkungannya!
……………………………………………………………………………………………………………..
7. Jika terjadi kenaikan tarif PLN tentunya akan menimbulkan
permasalahan bagi seluruh masyarakat. Lakukan analisa dampak
kenaikan tarif PLN bagi manusi dan lingkungannya!
……………………………………………………………………………………………………………..
8. Jelaskan pengertian sumber energi terbarukan!
……………………………………………………………………………………………………………..
9. Buatlah analisa penggunaan sumber energi yang langsung habis!
……………………………………………………………………………………………………………..
10. Jelaskan keuntungan menggunakan sumber energi terbarukan!
…………………………………………………………………………………………………………….
11. Diskusikan bersama kelompokmu untuk mencari sumber energi
terbarukan untuk mengatasi keterbatasan sumber energi! Tuliskan
hasilnya pada tabel!

267
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel 3 Tabel Sumber Energi Terbarukan

No Sumber Energi Kelemahan Kelebihan

12. Bedasarkan analisa kelemahan dan kelebihan sumber energi di atas


buatlah ide atau gagasan penggunaan salah satu sumber energi di atas
untuk menggantikan salah satu sumber energi yang tak terbarukan !
(misalnya BBM)
……………………………………………………………………………………………………………..
13. Tuliskan salah satu penggunaan sumber energi terbarukan dalam
memenuhi kebutuhan di lingkunganmu!

……………………………………………………………………………………………………………..

268
Unit Pembelajaran
Judul Unit

C. Bahan Bacaan

1. Usaha dan Energi

Pada unit ini Saudara akan mempelajari konsep usaha dan energi. Selain itu,
Saudara juga akan mempelajari hubungan konsep usaha dan energi,
berlakunya hukum kekekalan energi mekanik. Dalam setiap perubahan
bentuk energi tidak ada energi yang hilang, karena energi bersifat kekal
sehingga tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.

Usaha
Dalam sudut pandang fisika, khususnya mekanika, usaha mengandung
pengertian sebagai segala sesuatu yang dilakukan oleh gaya pada suatu
benda sehingga benda itu bergerak. Agar usaha berlangsung, maka gaya
harus dikerahkan pada suatu benda hingga benda tersebut menempuh jarak
tertentu. Usaha baru dapat terjadi apabila terjadi perpindahan, namun
walaupun sudah diberikan gaya yang besar tidak akan terjadi usaha bila
tidak terdapat perpindahan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa ada dua syarat
terjadinya suatu usaha, yaitu:
1. Gaya yang bekerja pada suatu benda
2. Perpindahan yang dialami oleh benda dengan arah yang sama dengan gaya.
Sehingga usaha didefinisikan sebagai perkalian antara besarnya gaya yang
menyebabkan benda berpindah dengan besarnya perpindahan benda yang
searah dengan arah gaya tersebut. Secaramatematis dapat ditulis sebagai:
W=F.s
Keterangan:
F = gaya (N),
s = perpindahan (m), dan
W = usaha (Nm = joule).

269
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 12.Sebuah balok yang berpindah sejauh karena gaya memiliki usaha

W = F. s
Jika gaya yang bekerja pada suatu benda membentuk sudut α terhadap arah
perpindahannya seperti pada gambar di atas. Maka besar usaha yang
dilakukan gaya tersebut dinyatakan dengan persamaan :
W = F . s .cos α
dengan α = sudut antara gaya dan perpindahan benda ( 0 ).

Gambar 13. . Usaha gaya F yang membentuk sudut dan menyebabkan perpindahan

Energi
Energi merupakan kemampuan untuk melakukan usaha. kita tentu tahu
tentang hukum kekekalan energi. Hukum kekekalan energi menyatakan
bahwa energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan melainkan hanya
dapat diubah bentuknya.Perubahan energi terjadi ketika usaha sedang
dilakukan. Misalnya, ketika kita melakukan usaha dengan mendorong meja
hingga meja tersebut bergeser. Pada saat proses usaha sedang berlangsung,
sebagian energi kimia yang tersimpan dalam tubuh kita diubah menjadi
energi mekanik. Di sini kita berfungsi sebagai pengubah energi (konverter

270
Unit Pembelajaran
Judul Unit

energi). Di sini kita akan mempelajari dua jenis energi, yaitu energi kinetik
dan energi potensial.

Energi Kinetik (Ek)


Kita sudah mempelajari energi kinetik secara kuantitatif. Sekarang kita akan
mempelajari energi kinetik secara kualitatif, yaitu menurunkan rumus energi
kinetik. Energi kinetik merupakan energi yang dimiliki oleh benda karena
geraknya. Secara umum energi kinetik suatu benda yang memiliki massa m
dan bergerak dengan kecepatan v dirumuskan oleh persamaan berikut.
Ek = ½ mv2
Keterangan:
Ek= energi kinetik (Joule)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)

Saudara dapat memahami bahwa energi kinetik benda berbanding lurus


dengan kuadrat kecepatannya. Apabila kecepatan benda meningkat dua kali
lipat kecepatan semula, energi kinetik benda akan naik menjadi empat kali
lipat. Perubahan energi kinetik benda dari Ek = ½ m v12 menjadi
Ek = ½ m v22 merupakan besar usaha yang dilakukan oleh resultan gaya yang
bekerja pada benda. Secara matematis, persamaannya dapat dituliskan
sebagai berikut.
W = ½ mv22 – ½ mv12
W = EK(2) – EK(1)
W = Δ EK

Energi Potensial ( Ep)


Energi potensial merupakan energi yang dimiliki benda karena kedudukan
(posisinya). Misalnya, energi pegas (per), energi ketapel, energi busur, dan
energi air terjun. Selain itu, energi potensial juga dapat diartikan sebagai

271
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

energi yang tersimpan dalam suatu benda. Misalnya energi kimia dan energi
listrik. Contoh energi kimia adalah energi minyak bumi dan energi nuklir.
Disini kita akan mempelajari energi potensial gravitasi. Apakah energi
potensial gravitasi itu? Sebuah benda dengan massa (m) dipengaruhi oleh
percepatan gravitasi bumi (g), sehingga berat benda adalah (w = m . g). Bila
benda berada pada ketinggian h, maka usaha yang dilakukan benda pada
ketinggian tersebut adalah W = F • s = m g h. Saat usaha dilakukan pada
benda, berarti benda diberi energi. Energi suatu benda karena kedudukannya
dinamakan energi potensial. Bila energi potensial dilambangkan dengan Ep,
maka persamaan matematisnya adalah sebagai berikut.
Ep = m g h
Keterangan :
m = massa benda (kg)
g = kecepatan gravitasi bumi (m/s2)
h = ketinggian benda (m)
Ep = energi potensial (kg m/s2) atau Joule

Gambar 14. Contoh benda yang memiliki energi potensial

2. Hubungan Usaha dan Energi

Hubungan usaha dan energi dapat kita jumpai pada benda yang bergerak.
Benda yang bergerak ke bawah karena gaya gravitasi maka pada keadaan
tersebut terdapat hubungan usaha dan energi potensial gravitasi. Misalnya

272
Unit Pembelajaran
Judul Unit

sebuah balok bermassa m diikat pada seutas tali dan tali digulung pada suatu
katrol licin. Anggap katrol dan tali tak bermassa. Balok mula-mula berada
pada ketinggian h1, beberapa saat kemudian balok berada pada ketinggian h2

Gambar 15. Balok yang diikat pada katrol yang licin

Turunnya balok disebabkan adanya tarikan gaya gravitasi. Besarnya usaha


gaya gravitasi sama dengan gaya gravitasi (m g) dikalikan dengan
perpindahan (h1 – h2). Secara matematis ditulis sebagai berikut
W = mg (h1 – h2)
W = mgh1 – mgh2
W = Ep1 – Ep2
W = (Ep1– Ep2)
W = - ΔEp

3. Hukum Kekekalan Energi

Dalam proses melakukan usaha, benda yang melakukan usaha itu


memindahkan energi yang dimilikinya ke benda lain. Energi yang dimiliki
benda agar benda itu dapat melakukan usaha dinamakan energi
mekanik.Energi mekanik dapat didefinisikan sebagai jumlah energi potensial
dan energi kinetik yang dimiliki oleh suatu benda, atau disebut juga energi

273
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

total. Besarnya energi mekanik suatu benda selalu tetap, sedangkan energi
kinetik dan energi potensialnya dapat berubah-ubah. Penulisannya secara
matematis adalah sebagai berikut.
EM = EP + EK

Benda yang jatuh bebas akan mengalami perubahan energi kinetik dan
energi potensial gravitasi.

Gambar 16. Hukum Kekekalan Energi Mekanik

suatu bola yang jatuh bebas dari ketinggian h1 dengan kecepatan awal v1 ke
ketinggian h2 dengan kecepatan v2.

Suatu bola dilepaskan dari suatu ketinggian sehingga saat bola berada pada
ketinggian h1 dari permukaan tanah, bola itu memiliki v1. Setelah mencapai
ketinggian h2 dari permukaan tanah, kecepatan benda berubah menjadi
v2.Saat bola benda berada di ketinggian h1 energi potensial gravitasinya
adalah EP1 dan energi kinetiknya EK1. Saat benda mencapai ketinggian h2
energi potensialnya dinyatakan sebagai EP2 dan energi kinetiknya EK2.
Saudara telah mempelajari bahwa perubahan energi kinetik dan energi
potensial benda adalah usaha yan dilakukan gaya pada benda. Dengan
demikian, dapat dituliskan

274
Unit Pembelajaran
Judul Unit

W = ΔEK = - ΔEP
EK2 – EK1 = EP1 – EP2
EP1 + EK1 = EP1 + EK2
Mgh1 + ½ mv12 = mgh2+ ½ mv22

275
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

4. Daya dan Efisiensi

Pengertian Daya
Daya didefinisikan sebagai kelajuan usaha atau usaha per satuan waktu.
Daya dituliskan secara matematis sebagai berikut

𝑊
𝑃=
𝑡
Keterangan:
W = usaha (joule),
t = waktu (sekon),
P = daya (J/s atau watt).

Mobil, motor, atau mesin-mesin lainnya sering dinyatakan memiliki daya


sekian Hp (horse power) yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia
sebagai daya kuda dengan 1 Hp = 746 watt. Dalam perhitungan teknik,
besarnya 1 Hp kadang-kadang dibulatkan, yaitu 1 Hp = 750 watt. Hubungan
antara daya dan kecepatan diturunkan sebagai berikut.

𝑊
𝑃=
𝑡
𝐹. 𝑠
𝑃=
𝑡
𝑃 = 𝐹. 𝑣
Keterangan:
F = gaya (N),
v = kecepatan (m/s)

Satuan Daya
Daya merupakan besaran skalar, besaran yang hanya mempunyai nilai atau
besar, tidak mempunyai arah. Satuan daya dalam Sistem Internasional adalah
Joule/detik. Joule/detik juga biasa disebut Watt (disingkat W), untuk
menghargai James Watt. Dalam sistem British, satuan daya adalah 1 pon-

276
Unit Pembelajaran
Judul Unit

kaki/detik. Satuan ini terlalu kecil untuk kebutuhan praktis sehingga


digunakan satuan lain yang lebih besar, yakni dayakuda atau horse power
(disingkat hp). 1 dayakuda = 550 pon-kaki/detik = 764 watt = ¾ kilowatt.
Besaran Usaha juga bisa dinyatakan dalam satuan daya x waktu, misalnya
kilowattjam disimgkat kWh. Satu kWh adalah usaha yang dilakukan dengan
laju tetap sebesar 1 kilo Watt selama satu jam.

Efisiensi (η) Atau Daya Guna Pengubah Energi


Saudara telah mempelajari bahwa energi akan terasa manfaatnya ketika
energi tersebut berubah bentuk menjadi energi lain, seperti energi listrik
akan terasa manfaatnya jika berubah menjadi cahaya, gerak, panas, atau
bentuk energi yang lainnya. Akan tetapi, alat atau mesin pengubah energi
tidak mungkin mengubah seluruh energi yang diterimanya menjadi energi
yang bermanfaat Sebagian energi akan berubah menjadi energi yang tidak
bermanfaat atau terbuang yang biasanya dalam bentuk energi kalor atau
panas. Perbandingan antara energi yang bermanfaat (keluaran) dan energi
yang diterima oleh alat pengubah energi (masukan) disebut efisiensi. Secara
matematis dituliskan sebagai berikut.

𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛
ƞ= 𝑥 100%
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛
Keterangan
η = Efisiensi

5. Sumber Energi Terbarukan

Berbagai jenis sumber energi yang ada di bumi ini dan sering digunakan
dalam kehidupan sehari-hari ketika beraktivitas yang dapat menimbulkan
usaha. Energi merupakan kemampuan untuk melakukan aktivitas. Dalam
penggunaannya berbagai sumber energi mengalami perubahan sesuai
dengan kebutuhan.

277
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Berdasarkan ketersediaaanya di alam energi di bagi menjadi energi


terbarukan dan energi tak terbarukan. Energi terbarukan merupakan energi
yang ketersediaannya di alam melimpah dan dapat langsung digunakan
contohnya sinar matahari, angin, air laut pasang, panas bumi, tumbuhan dan
laiinya. Untuk energi yang tak terbarukan ketersediaannya di alam terbatas
dan bisa habis contohnya minyak bumi dan batu bara.

278
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Tabel 4 Contoh Sumber Energi terbarukan

No Jenis Energi Sumber Manfaat

Sinar matahari
 Pembangkit listrik
mengahsilkan energi
tenaga surya
panas yang bisa langsung
 Kompor tenaga surya
1 Matahari digunakan atau
 Pengering tenaga surya
menggunakan alat agar
 Kendaraan tenaga surya
bisa dimanfaatkan secara
 fotosintesis
maksimal
Pembangkit listrik tenaga
Angin menghasilkan
2 Angin angin
energi gerak

Menghasilkan energi
3 Air Laut Pasang Pembangkit listrik
gerak

Menghasilkan energi Pembangkit listrik tenaga


4 Panas Bumi
panas panas bumi
Kompor bahan bakar
sampah
Menhasilkan energi Diolah menjadi gas
5 Sampah melalui pengolahan Diolah menjadi
terlebih dahulu kompos( energi kimia )
Minyak pengganti bensin
dari plastik
Sumber energi dari
bahan organik misalnya
tanaman yang memiliki
Bahan bakar pengganti
6 Biofuel kadar gula tinggi (tebu)
minyak bumi
atau memiliki kandungan
minyak nabati(jarak,
sawit dan ganggang)

Menghasilkan energi
7 Air Pembangkit listrik
gerak
Pembangkit listrik tenaga
Berasal dari organisme
biomassa (PL TBM Pulubala
8 Biomassa yang masih hidup atau
di Gorontalo memanfaatkan
yang sudah mati
tongkol jagung)

279
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Energi panas yang


9 Nuklir dihasilkan dari reaksi Pembangkit listrik
inti atom

280
Unit Pembelajaran
Judul Unit

PENGEMBANGAN PENILAIAN

A. Pembahasan Soal-soal

Bagian ini adalah pembahasan soal-soal USBN 2 tahun terakhir dan Soal US
2017 yang telah di sajikan pada bagian sebelumnya. Pembahasan atau
penyelesaian soal yang disajikan di sini bukan merupakan satu-satunya cara
yang benar, melainkan sebagai alternatif dan sumber ide bagi guru dalam
membahas soal-soal sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Soal 1 ( USBN 2019)


Sebuah benda yang bergerak dengan kecepatan awal 4 m/s dikenai gaya
konstan sebesar 60 N searah dengan arah gerak benda selama 10 detik. Jika
massa benda adalah 5 kg, usaha yang dilakukan pada benda adalah ....
A. 20,4 kJ
B. 27,6 kJ
C. 38,4 kJ
D. 38,6 kJ
E. 40,4 kJ

Untuk menyelesaikan soal tersebut peserta didik harus menguasai konsep


usaha merupakan perubahan energi kinetik.
Penyelesain dari soal di atas adalah sebagai berikut:
Diketahui : m = 5 kg
v = 4 m/s
F = 60 N
t = 10 s
Ditanya :W
Jawab :

281
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Langkah pertama dihitung percepatan gerak


𝐹 60
𝑎= = = 12 𝑚𝑠 −2
𝑚 5
Selanjutnya di cari kecepatan awal gerak
𝑣𝑡 = 𝑣𝑜 + 𝑎𝑡 = 4 + 12 . 10 = 124 𝑚/𝑠
Kemudian di hitung jarak tempuhnya
𝑣𝑜 + 𝑣𝑡 4 + 124
𝑠=( )𝑡 = ( ) . 10 = 640 𝑚
2 2
Tahap akhir barulah dihitung usahanya
𝑊 = 𝐹 . 𝑠 = 60 . 640 = 38400 J = 38,4 kJ
Pilihan jawaban yang sesuai adalah C

282
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Soal 2 ( USBN 2018)


Benda dengan massa 3 kg berada dalam keadaan diam pada bidang datar
yang licin. Kemudian, pada benda tersebut diberikan gaya tarik sebesar 15 N
sehingga kecepatannya menjadi 2 m/s. Berapakah usaha yang dilakukan oleh
gaya tersebut?
A. 2 joule
B. 4 joule
C. 6 joule
D. 8 joule
E. 10 joule

Untuk menyelesaikan soal tersebut peserta didik harus menguasai konsep


usaha merupakan perubahan energi kinetik.
Penyelesain dari soal di atas adalah sebagai berikut:
Diketahui : m = 3 kg
v1 = 0 m/s ( diam )
v2= 2 m/s
Ditanya : W=?
Jawab : W = Ek2 – Ek1
1
𝑊= 𝑚(𝑣22 − 𝑣12 )
2
1
𝑊= 2
𝑥 3 (22 − 02 )
1
𝑊= 2
𝑥3𝑥4

𝑊 = 6 joule
Pilihan jawaban yang sesuai adalah C

283
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Soal 3 ( USBN 2018)

Rahmat mengendarai sepeda motor dengan kecepatan 40 m/s. Jika massa


tubuh Rahmat dengan motornya 250 kg, besarnya energi kinetik yang
dihasilkan adalah . . .
A. 10000 joule
B. 25000 joule
C. 100000 joule
D. 150000 joule
E. 200000 joule

Untuk menyelesaikan soal tersebut peserta didik harus menguasai konsep


energi kinetik.
Penyelesaian dari soal di atas adalah sebagai berikut:
Diketahui : v = 40 m/s
m = 250 kg
Ditanya : Ek
Jawab :
1
𝐸𝑘 = 2 𝑚 𝑣 2
1
𝐸𝑘 = . 250. 402 = 200000 𝐽
2
Pilihan jawaban yang sesuai adalah E

284
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Soal 4 ( USBN 2018)


Sebuah tangki penampung air terletak pada ketinggian 8 m. Jika massa tangki
beserta isinya 1200 kg, besarnya energi potensial tangki tersebut adalah . . .
(g = 10 m/s2)
A. 24 joule
B. 48 joule
C. 96000 joule
D. 98000 joule
E. 112000 joule

Untuk menyelesaikan soal tersebut peserta didik harus menguasai konsep


energi potensial.
Penyelesaian dari soal di atas adalah sebagai berikut:
Diketahui : h=8m
m = 1200 kg
Ditanya : Ep
Jawab :
𝐸𝑝 = 𝑚 𝑔 ℎ
𝐸𝑝 = 1200. 10. 8 = 96000 𝐽
Pilihan jawaban yang sesuai adalah C

285
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Soal 5. US 2017
Seorang menarik mobil mainan menggunakan seutas tali dengan gaya 50 N
membentuk sudut 37o terhadap horizontal. Jika mobil mainan berpindah
sejauh 3m, maka usaha yang dilakukan anak tersebut adalah …… joule
A. 30
B. 40
C. 90
D. 120
E. 150

Untuk menyelesaikan soal tersebut peserta didik harus menguasai konsep


usaha merupakan perkalian antara gaya dan perpindahan
Penyelesain dari soal di atas adalah sebagai berikut:
Diketahui : F = 50 N
Ɵ = 37o
s =3m
Ditanya :W=?
Jawab : W = F s cos Ɵ
𝑊 = 50 x 3 x 𝑐𝑜𝑠 37𝑜
𝑊 = 150 x 0,8
𝑊 = 120 joule
Pilihan jawaban yang sesuai adalah D

286
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Soal 6. US 2017
Sebuah bola 100 gr jatuh bebas dari ketinggian 20 m, dengan percepatan
gravitasi 10 m/s2. Kecepatan bola tersebut sesaat sebelum mencapai tanah
adalah………... m/s
A. 5
B. 10
C. 20
D. 50
E. 200

Untuk menyelesaikan soal tersebut peserta didik harus menguasai konsep


hukum kekekalan energi mekanik yaitu julah energi mekanik selalu tetap
Penyelesain dari soal di atas adalah sebagai berikut:
Diketahui : m = 100 gr = 0,1 kg
h = 20 m
g = 10 m/s2
Ditanya :v=?
Jawab EMatas = EMbawah
EPatas(1) + EK atas(1) = EPbawah(2) + EKbawah(2)
mgh1 + ½ mv12 = mgh2+ ½ mv22
(0,1 x 10 x 20 ) + (½ x 0,1 x 02) =( 0,1 x 10 x 0)+ (½ x 0,1 x v22 )
20 + 0 = 0+ (½ x o,1 x v22 )
20 = 0,05 x v22
20
v22 =
0,05

v2 = √400
v2= 20 m/s

Pilihan jawaban yang sesuai adalah C

287
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Soal 7. US 2017

Sebuah motor harus mengerahkan gaya sebesar 5000 N untuk


berpindah sejauh 10 m selama 5 s. Besarnya daya yang dialami motor
tersebut adalah ...
A. 50000 watt
B. 10000 watt
C. 25000 watt
D. 2500 watt
E. 100 watt

Untuk menyelesaikan soal tersebut peserta didik harus menguasai konsep


usaha merupakan perkalian antara gaya dan perpindahan
Penyelesain dari soal di atas adalah sebagai berikut:
Diketahui : F = 5000 N
t =5s
s = 10 m
Ditanya :P
Jawab :
𝑊 𝐹. 𝑠 5000 . 10
𝑃= = =
𝑡 𝑡 5
𝑃 = 10000 joule
Pilihan jawaban yang sesuai adalah B

288
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Soal 8. US 2017

Untuk mempermudah pekerjaannya, petani menggunakan mesin perontok


padi. Suatu mesin perontok tersebut memiliki efisiensi 40%. Jika mesin
tersebut menghasilkan usaha 600 J, maka energi yang diterima mesin
adalah….
A. 1000 J
B. 1250 J
C. 1500 J
D. 1750 J
E. 2000 J

Untuk menyelesaikan soal tersebut peserta didik harus menguasai konsep


hubungan usaha dan efisiensi
Penyelesain dari soal di atas adalah sebagai berikut:
Diketahui : W = 600 J
ƞ = 40 %
Ditanya :E
Jawab :
𝑊 600
𝐸= = = 1500 𝐽
ƞ 40%
Pilihan jawaban yang sesuai adalah C

289
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Soal 9. US 2017

Kerusakan lingkungan hidup di muka bumi yang diakibatkan oleh


penggunaan bahan bakar fosil yang berdampak global adalah...
A. Kabut asap akibat knalpot kendaraan
B. Material sisa pembakaran batu bara
C. Hujan asam akibat buangan industri
D. Perusakan lapisan ozon pada lapisan atmosfer
E. Meningkatnya radiasi ultraviolet yang menembus atmosfer

Untuk menyelesaikan soal tersebut peserta didik harus menguasai konsep


hubungan usaha dan efisiensi
Penyelesain dari soal di atas adalah sebagai berikut:
Penggunaan bahan bakar fosil yang akan menyebabkan pencemaran udara
yang berdampak global berupa terjadinya hujam asam. Hujan asam ini akibat
dari buangan industri.
Sehingga jawaban yang sesuai adalah C

290
Unit Pembelajaran
Judul Unit

B. Pengembangan Soal HOTS

Pengembangan soal HOTS bisa dilakukan dengan menaikkan tingkat atau


level kognitf yang harus dicapai, yaitu minimal C-4 atau level analisis. Soal-
soal HOTS memberi penekanan lebih pada proses: 1) mentransfer fakta dari
satu konteks ke konteks lain, 2) memilih, memproses, dan menerapkan
informasi, 3) melihat keterkaitan antara beberapa informasi yang berbeda, 4)
menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan 5) menguji
informasi dan gagasan secara kritis. Karakteristik soal HOTS adalah: 1)
mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, 2) meminimalkan aspek
mengingat dan memahami, 3) stimulus menarik, 4) tidak familiar, 5)
kebaruan.

Cobalah Saudara perhatikan soal-soal yang muncul di USBN dua tahun


terakhir di atas. Menurut Saudara, apakah soal-soal tersebut merupakan soal
HOTS? Mengapa?

Berikut adalah satu contoh soal HOTS yang penyelesaiannya menggunakan


konsep usaha dan energi dan disajikan dalam kartu soal dan dilengkapi
dengan kisi-kisi soal.

291
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kisi-Kisi Soal HOTS 1

Kompetensi Lingkup Level Bentuk


NO Materi Indikator Soal No
Yang Diuji Materi Kognitif Soal

1 3.4 Menganalisis Usaha Usaha Disajikan 1 C4 Pilihan


hubungan antara dan Energi suatu stimulus Analisis ganda
usaha, energi , Energi Daya berupa roler
daya dan Efisiensi coaster
efisiensi dengan
ketinggian
loop pertama
dan ketinggian
loop kedua.
Berdasarkan
analisa hukum
kekekalan
energi
mekanik
diminta untuk
melakukan
analisis
geraknya apa
bisa mencapai
ketinggian
loop yang ke
dua.

292
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Kartu Soal

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2019/2020

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan GSaudara
Mata Pelajaran : Fisika Nama Penyusun : Susiyanti

KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran

3.4 Menganalisa RUMUSAN BUTIR SOAL


hubungan antara Nomor
usaha, energi, Soal
daya dan efisiensi
LINGKUP 1
MATERI
Usaha Energi dan
Daya

MATERI

Usaha, energi, Kunci


daya, efisiensi Jawaban

INDIKATOR
B Roller coaster
SOAL
Ladulmuksinin19.blogspot.co.id
Disajikan roler
coaster dengan Pak Nur mengajak muridnya untuk berkunjung ke taman
ketinggian loop hiburan “Bon Pring” yang memiliki wahana roller coaster .
pertama dan
wahana ini memiliki dua buah bukit, bukit pertama dengan
ketinggian loop
kedua. ketinggian 50 m dari atas tanah. Setelah meluncur pada
Berdasarkan ketinggian 5 m akan memiliki kecepatan sebesar.......
analisa hukum
A. 40 m/s
kekekalan energi B. 30 m/s
mekanik diminta C. 20 m/s
untuk melakukan D. 10 m/s
analisis geraknya E. 2 m/s
apa bisa mencapai
ketinggian loop
yang ke dua.

293
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Pembahasan soal HOTS 1


Diketahui : h1 = 50m
h2 =5 m
Ditanya : v2
Jawab :
Untuk mengerjakan soal ini diperlukan konsep hukum kekekalan energi
mekanik.
Diasumsikan Roller coaster meluncur dari ketinggian 50m hingga mencapai
ketinggian 5 m seperti ditunjukkan pada gambar berikut’

Dengan hukum kekekalan energi mekanik diperoleh


EM1 = EM2
EPatas(1) + EK atas(1) = EPbawah(2) + EKbawah(2)
mgh1 + ½ mv12 = mgh2+ ½ mv22
m.10.50 + ½ m.0 = m.10.5+ ½ mv22
500m = 50m+ ½ mv22
500 = 50+ ½ mv22
450 = v22
450
v22 = 0,5

v2 = √900
v2= 30 m/s
jadi kecepatan roller coaster saat mencapai ketinggian 5 m adalah 30m/s (B)

294
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Kisi-Kisi Soal HOTS 2

Lingku
Kompetensi Indikator Level Bentuk
NO p Materi No
Yang Diuji Soal Kognitif Soal
Materi

2 3.4 Menganalisis Usaha, Usaha Disajikan data 2 C3 Uraian


hubungan antara energi suatu mesin Analisis
Daya
usaha, energi , dan dengan
efisiensi
daya dan Daya spesifikasi
efisiensi daya dan
efisiensi.
Berdasarkan
data
spesifikasi
genset peserta
didik diminta
menganalisis
efisiensi
mesin jika
digunakan
untuk suatu
keperluan

295
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2019/2020

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Uraian
Mata Pelajaran : Fisika Nama Penyusun : Susiyanti

KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi
√ Penalaran
3.4 Menganalisa RUMUSAN BUTIR SOAL
hubungan antara
usaha, energi, Nomor
Soal
daya dan efisiensi Pak Karto membeli genset dengan spesifikasi sebagai
2 berikut:
LINGKUP
MATERI
Usaha Energi dan Tipe : Honda seri EP 1000 0,75 kVA
Bahan bakar : Bensin
Daya Frekuensi : 50 Hz
Tegangan Output : 220 V
MATERI Lama Pengoperasian : 3,8 – 8,3 jam
Kapasitas Bahan Bakar : 3,6 liter
Menurut GGE (gallon gasline equivalent) yang artinya jumlah
Usaha, energi, Kunci energi equivalen untuk satu liter premium adalah 8240 kkal/liter.
daya, efisiensi Jawaban

INDIKATOR Dari data di atas, buatlah analisa untuk menghitung efisiensi


SOAL
Genset di atas jika dalam pengoperasiannya daya yang
Disajikan data
suatu mesin terpakai 750 VA dan lama operasinya 3,8 jam!
dengan spesifikasi
daya dan efisiensi.
Berdasarkan
data ,peserta didik
menganalisis
efisiensi mesin
jika digunkan
untuk suatu
keperluan

296
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Kunci Jawaban soal no 2:


Untuk menjawab soal di nomer 2 perlu dilakukan analisis sebagai beriku:
a. Yang harus diketahui terlebih dahulu
1 kalori = 4,2 joule
1 liter premium = 8240 kkal = 8.240.000 kalori
Sehingga
8.240000 kalori x 4,2 joule = 3.460.800 joule = 3460 kJ
Jadi 1 liter premium = 3460kJ

b. Dalam 1 kali pengisian Genset mampu terisi 3,6 liter yang setara
dengan:
3,6 liter x 3460 kJ = 12.456 kJ

c. Energi yang dihasilkan genset selama operasi dalam 1 kali


pengisian
W=Pxt
W = 750 watt x 3,8 jam x 3600 s
W = 10.260.000 joule
W = 10.260 kJ

Maka dapat di hitung efisiensi genset:

𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛
ƞ= 𝑥 100%
𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘

10.260 kJ
ƞ= 𝑥 100% = 0,82 𝑥 100% = 82 %
12.456 kJ
JIka demikian di asumsikan mesin beroperasi dengan sangat baik
karena memiliki efisiensi yang tinggi.

297
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kisi-Kisi Soal HOTS 3

Lingku
Kompetensi Level Bentuk
NO p Materi Indikator Soal No
Yang Diuji Kognitif Soal
Materi

3 3.2 Memahami Usaha Usaha Disajikan 1 C4 Pilihan


konsep usaha, dan permasalahan ganda
Analisis
energi, daya Energi batu yang
dan efisiensi meluncur pada
dalam bidang miring
kehidupan dengan
sehari-hari permukaan
yang halus dan
kasar, peserta
didik diminta
untuk
menganalisis
uasaha yang
dialami batu
selama
geraknya

298
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Kartu Soal

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2019/2020

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan GSaudara
Mata Pelajaran : Fisika Nama Penyusun :

KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran
3.4 Menganalisa RUMUSAN BUTIR SOAL
hubungan antara
usaha, energi, Nomor
Soal
daya dan efisiensi Rio bermain dengan meluncurkan sebuah batu dari keadaan
3
diam menuruni suatu bidang miring yang panjang. Bagian
LINGKUP pertama bidang miring itu licin dan bagian berikutnya
MATERI sampai ke dasar bersifat kasar. Setelah bergerak selama
Usaha Energi dan
beberapa saat di bagian yang kasar, Rio berhenti. Pada
Daya
peristiwa itu ....
MATERI (1) usaha total pada batu sama dengan nol

Usaha, energi, Kunci (2) usaha oleh gaya gravitasi bernilai positif
daya, efisiensi Jawaban
(3) usaha oleh gaya gesek tidak sama dengan nol
E (4) usaha oleh gaya gravitasi sama dengan perubahan energi
INDIKATOR potensial batu
SOAL
Disajikan Pernyataan yang benar adalah ....
permasalahan A. (1), (2), dan (3)
batu yang
meluncur pada B. (1) dan (3)
bidang miring C. (2) dan (4)
dengan
D. (4)
permukaan yang
halus dan kasar, E. (1), (2), (3), dan (4)
peserta didik
diminta untuk
menganalisis
uasaha yang
dialami batu
selama geraknya

299
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Pembahasan soal HOTS 3

Untuk menyelesaikan soal ini peserta didik harus mengusai konsep usaha
dan gaya yang menyebabkan terjadinya usaha.
Gaya yang menyebabkan terjadinya usaha adalah yang arahnya sama dengan
perpindahan benda.

Pernyataan (1)
Usaha total benda sama dengan nol adalah benar, karena benda bergerak
dari keadaan diam dan diakhir geraknya juga diam sehingga
𝑊 = ∆𝐸𝑘 = 0
Pernyataan (2)
W = −∆E𝑝
Apabila benda bergerak ke bawah
∆h < 0, maka W > 0,
sehingga pernyataan (2) benar
Pernyataan (3) benar karena usaha oleh gaya gesek tentu tidak sama dengan
0, karena dengan pengaruh gaya gesek batu pengalami perpindahan
sepanjang bidang yang kasar.
Pernyataan (4) benar karena
W = −∆E𝑝
Sehingga jawaban yang benar adalah E.

300
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Kisi-Kisi Soal HOTS 4

Kompetensi Lingkup Indikator Level Bentuk


NO Materi No
Yang Diuji Materi Soal Kognitif Soal

4 3.2 Memahami Usaha Usaha Dengan 1 C4 Pilihan


konsep usaha, dan disajikan data Saudara
Energi Analisis
energi, daya Energi efisiensi mesin
dan efisiensi Daya bensin dan
dalam Efisiensi mesin solar,
kehidupan peserta didik
sehari-hari diminta
menganalisis
perbandingan
energi yang
terbuang

301
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2019/2020

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata
: Fisika Nama Penyusun :
Pelajaran

Pengetah
Buku
KOMPETENSI uan/
DASAR
Sumber
Pemaha
Aplikasi √ Penalaran
:
man

3.4 Menganalisa RUMUSAN BUTIR SOAL


hubungan
antara usaha, Nomor
Soal
energi, daya dan Mesin bensin dan mesin solar banyak digunakan
efisiensi dalam kehidupan, Mesin bensin dipakai untuk mobil,
4
LINGKUP
sepeda motor, genset dal lain-lain. Begitu pula mesin
MATERI
solar sering dipakai untuk mobil dan truk. Berikut
Usaha Energi
adalah Tabel efisiensi mesin bensin dan mesin solar.
dan Daya
Maka perbandingan energi yang terbuang adalah....
MATERI
Efisiensi mesin
Usaha, energi, Kunci
daya, efisiensi Jawaban

D
INDIKATOR
SOAL
Dengan a. 3:5
disajikan data b. 5:3
efisiensi mesin c. 4:7
bensin dan d. 7:5
mesin solar, e. 5:7
peserta didik
diminta
menganalisis
perbandingan
energi yang
terbuang

302
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Pembahasan soal HOTS 4


Dari tabel bisa diperoleh perbandingan efisiensi
mesin bensin : mesin solar = 30%:50% = 3:5
sehingga energi yang terbuang untuk mesin bensin adalah 70% sedangkan
pada mesin solar 50%, maka perbandingan energi terbuangnya adalah 7:5
Jawaban yang sesuai adalah D

303
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kisi-Kisi Soal HOTS 5

Kompetensi Lingkup Level Bentuk


NO Materi Indikator Soal No
Yang Diuji Materi Kognitif Soal

1 3.2 Memahami Usaha Usaha Disajikan 4 C4 Pilihan


konsep usaha, dan permasalahan Analisis ganda
Energi
energi, daya Energi seorang atlet
potensial
dan efisiensi panjat tebing
dalam yang berada
kehidupan pada
sehari-hari ketinggian
tertentu dan
melakukan
usaha untuk
melanjutkan
hingga
ketinggian
tertentu.

304
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Kartu Soal 5

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2019/2020

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan GSaudara
Mata Pelajaran : Fisika Nama Penyusun :

KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran
3.4 Menganalisa RUMUSAN BUTIR SOAL
hubungan antara
usaha, energi, Nomor
daya dan efisiensi Soal

5
LINGKUP
MATERI
Usaha Energi dan
Daya

MATERI

Usaha, energi, Kunci


daya, efisiensi Jawaban

A
INDIKATOR Atlet panjat tebing massa tubuhnya 80 kg memanjat tebing
SOAL dengan ketinggian 100 m diatas permukaan laut.
Disajikan Saat mencapai ketinggian 30 m, ia kelelahan. Setelah
permasalahan istirahat ia melanjutkan targetnya untuk mencapai
seorang atlet ketinggian 100m, maka usaha yang harus dikeluarkan
panjat tebing yang setelah istirahat hingga mencapai target adalah… (g = 9,8
berada pada m/s2)
ketinggian
tertentu dan A. 54.880 J
melakukan usaha B. 23.520 J
untuk C. 13.750 J
melanjutkan D. 1.800 J
hingga ketinggian E. 1.960 J
tertentu.

305
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Pembahasan soal HOTS 5

Diketahui : ∆h = (h2-h1) = 100-30 = 70 m


g = 9,8 m/s2
m = 80 kg
Ditanya : W
Jawab :
Untuk menyelesaikan soal ini peserta didik harus menguasai kosep
usaha merupakan perubahan energi potensial.
W= ∆ Ep
W= m. g.(h2-h1)
W= 80 . 9,8. 70
W= 54880 J
Jadi usaha yang dikeluarkan atlet dari istirahat hingga mencapai
target adalah 54880 J sesuai pilihan jawaban A.

306
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Kisi-Kisi Soal HOTS 6

Kompetensi Lingkup Level Bentuk


NO Materi Indikator Soal No
Yang Diuji Materi Kognitif Soal

6 3.2 Memahami Usaha dan Usaha Disajikan 6 C4 Pilihan


konsep usaha, Energi permasalahan Analisis ganda
energi, daya seorang anak
dan efisiensi yang mendorong
dalam kursi roda, jika
kehidupan akan
sehari-hari meningkatkan
lajunya menjadi
duakali, peserta
didik diminta
untuk
menganalisis
uasaha yang
diperlukan.

307
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kartu soal 6
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2019/2020

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : Fisika Nama Penyusun :
KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran
3.4 Menganalisa RUMUSAN BUTIR SOAL
hubungan antara
usaha, energi, Nomor
daya dan efisiensi Soal

6
LINGKUP
MATERI
Usaha Energi dan
Daya

MATERI

Usaha Kunci
Jawaban
INDIKATOR
SOAL
B Rohman mendorong Nova yang duduk di kursi roda. Untuk
Disajikan meningkatkan laju kursi roda menjadi 2 kali lajunya semula
permasalahan diperlukan Rohman harus mengeluarkan usaha sebesar….
seorang anak
A. 4 kali energi kinetiknya mula-mula
yang mendorong
B. 3 kali energi kinetiknya mula-mula
kursi roda, jika
C. 2 kali energi kinetiknya mula-mula
akan
D. 1 kali energi kinetiknya mula-mula
meningkatkan
E. Tidak ada usaha
lajunya menjadi
duakali, peserta
didik diminta
untuk
menganalisis
uasaha yang
diperlukan.

308
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Pembahasan Soal HOTS 6


Diketahui :

misal massa benda (m) = m kg


misal kelajuan awal (vo) = v m/s
Kelajuan akhir (vt) = 2 x vo = 2 x v = 2v m/s
Ditanya : Usaha = … ?
Jawab :
Energi kinetik awal :
EK awal = ½ m vo2 = ½ (m)(v)2 = ½ mv2 =0,5 mv2
Energi kinetik akhir ketika laju benda menjadi 2 kali lajunya semula :
EK akhir = ½ m vt2 = ½ (1)(2v)2 = ½ (4v) = 2 mv2
Teorema usahamerupakan perubahan energi kinetik :
𝑊 = ∆𝐸k = 𝐸k2 − 𝐸k1
W=(2 mv2 )-(0,5 mv2)=1,5mv2
W: Ek awal = 1,5 mv2 : 0,5 mv2 = 3 : 1
Jadi untuk meningkatkan laju sebuah benda menjadi 2 kali lajunya
semula diperlukan usaha sebesar 3 kali energi kinetiknya mula-mula.
Jawaban yang benar adalah B.

309
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kisi-Kisi Soal HOTS 7

Kompetensi Lingkup Level Bentuk


NO Materi Indikator Soal No
Yang Diuji Materi Kognitif Soal

7 4.4 Menyajikan Sumber Energi Disajikan 7 C4 uraian


ide/gagasan energi terbarukan permasalahan Analisis
dampak terbaru penggunaan
keterbatasan kan sumber energi
sumber energi terbarukan,
bagi kehidupan peserta didik
dan upaya diminta untuk
penanggulanga membuat ide
nnya dengan cara
energi penggunaan
terbarukan salah satu
sumber energi
terbarukan.

310
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Kartu Soal HOTS 7


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2019/2020

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Uraian
Mata Pelajaran : Fisika Nama Penyusun :

Buku Pengetahuan/
KOMPETENSI DASAR
Sumber : Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran
4.4 Menyajikan RUMUSAN BUTIR SOAL
ide/gagasan dampak
Sejak tahun 2006 Indonesia mengimpor minyak, ini sudah
keterbatasan sumber
diperkirakan oleh Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia
energi bagi
Nomor (METI), selain itu minyak bumi mengalami krisis, dalam
kehidupan dan upaya Soal beberapa tahun ke depan energi fosil berupa gas dan batu
penanggulangannya
bara juga dalam ancaman krisis bila tidak dipakai
dengan energi 7
sebagaimana mestinya. Penggunaan bioetanol menjadi
terbarukan
bahan bakar kendaraan dapat menjadi sebuah alternatif
pengganti BBM yang aman, karena sumbernya berasal dari
LINGKUP MATERI tumbuhan dan dapat mengurangi pencemaran lingkungan.
Sumber energi Jelaskan cara penggunaan bioethanol untuk bahan bakar!
terbarukan

MATERI

Sumber energi Kunci


terbarukan Jawaban

INDIKATOR SOAL
Disajikan
permasalahan
penggunaan sumber
energi terbarukan,
peserta didik diminta
untuk membuat ide
cara penggunaan
salah satu sumber
energi terbarukan.

311
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Pembahasan soal HOTS 7

Penggunaan bioetahol untuk menggantiakn BBM saat ini tidak bisa 100%,
namun hannya dipakai sebagai campuran yang bisa meningkatkan efisiensi
BBM dengan meningkatkan bilangan oktannya. Contohnya dengan
mencampurkan sekian persen bensin premium dengan sekian persen
Bioetanol. Misalnya campuran 1 : 9, di mana 10% Bioetanol dtambahkan ke
90% premium. Ambil 10 ml Bioetanol dengan 90 ml premium menjadi 1 liter
bensol (bensin - etanol), maka angka oktan menjadi (10% x 117) + (90% x
88) = 90,9 atau mendekati pertamax.

312
Unit Pembelajaran
Judul Unit

KESIMPULAN

Unit ini dikembangkan berdasarkan pasangan KD Fisika TR 3.4. Menganalisis


hubungan usaha, energi, daya dan efisiensi dan 4.4. Menyajikan ide/gagasan
dampak keterbatasan sumber energi bagi kehidupan dan upaya
penanggulannya dengan energi terbarukan. Berdasarkan KD pengetahuan
dapat diketahui bahwa indikator yang dikembangkan perlu mencapai level
analisis (C4). Artinya, KD ini sudah menuntut Saudara melatihkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada peserta didik. Adapun KD
keterampilan menuntut Saudara memfasilitasi peserta didik berkreasi untuk
mengatasi keterbatasan energi. Hal ini berarti Saudara perlu memberikan
ruang dan waktu kepada peserta didik untuk mengembangkan kreativitasnya
dan menghasilkan produk berupa ide atau gagasan untuk mengatasi
keterbatasan energi.

Penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi oleh peserta didik


memerlukan proses pembelajaran yang relevan. Oleh karena itu, aktivitas
pembelajaran pada kompetensi Usaha dan Energi menggunakan pendekatan
pembelajaran saintifik dan model pembelajaran plobem based learning dan
discovery learning dengan metode praktik dan diskusi melalui tiga kali
aktivitas. Seperti telah diketahui, kedua model pembelajaran ini merupakan
model yang dapat membekalkan kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada
peserta didik. Ketika implementasi, pembelajaran juga dipandu dengan
menggunakan LKPD yang dirancang untuk memudahkan penguasaan konsep
sesuai tingkat kognitifnya dan penguasaan keterampilan yang
mengedepankan konstruktivisme. Artinya, peserta didik memperoleh konsep
dengan merumuskannya terlebih dahulu.

Adapun konten yang dikembangkan pada unit ini adalah konsep Usaha dan
Energi yang mencakup konsep usaha, jenis-jenis energi, hubungan antara

313
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

usaha dan energi, daya, efisiensi dan penggunaan sumber energi terbarukan.
Konsep pada unit ini merupakan konten yang kaya akan pengetahuan
kontekstual bagi peserta didik. Artinya, Saudara dapat mendorong serta
memfasilitasi peserta didik untuk menemukan fenomena di kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan konsep pada unit ini. Sebagai contoh
aplikasi dunia nyata, unit ini menyajikan bebrapa contoh fenomena yang
menunjukkan adanya usaha, penggunaan beberapa jenis energi, efisiensi
pada suatu mesin dan penggunaan energi yang terbarukan untuk mengatasi
keterbatasan sumber energi.

Berkaitan dengan penilaian, pada unit ini muncul dalam soal USBN dua tahun
terakhir dan soal US tahun 2018. Jenis pertanyaan yang diajukan sudah pada
taraf level kogintif C3 untuk menganalisa suatu fenomena, namun belum
disertai stimulus yang terbarukan. Oleh karena itu, Saudara perlu
meyakinkan bahwa peserta didik memahami konsep pada unit ini dengan
baik agar siap mengahadapi USBN. Lebih dari itu, Saudara perlu
mengembangkan soal-soal pengetahuan unit ini pada tingkat level berpikir
yang lebih tinggi lagi. Artinya, Saudara dituntut dapat memfasilitasi peserta
didik agar dapat memecahkan soal-soal yang mengedepankan kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Oleh karena itu, Saudara perlu terus menyusun bank
soal yang relevan dengan indikator yang telah dikembangkan.

314
Unit Pembelajaran
Judul Unit

UMPAN BALIK

Dalam rangka mengetahui pemahaman terhadap unit ini, Saudara perlu


mengisi lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian
instrumen ini, Saudara dapat mengetahui posisi pemahaman beserta umpan
baliknya. Oleh karena itu, isilah lembar persepsi diri ini dengan objektif dan
jujur dengan memberikan tSaudara silang (X) pada kriteria yang menurut
saudara tepat.

Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
Memahami dengan baik semua indikator
1
yang telah dikembangkan di unit ini.
Mampu menghubungkan konten dengan
2
fenomena kehidupan sehari-hari.
Memahami dengan baik bahwa
3 aktivitas embelajaran yang disusun dapat
mengembangkan HOTS peserta didik.
Memahami dengan baik tahapan urutan
4
aktivitas pembelajaran yang disajikan.
Mampu dengan baik mengaplikasikan
5
aktivitas pembelajaran di dalam kelas.
Memahami dengan baik lembar kerja
6
peserta didik yang dikembangkan.
Mampu melaksanakan dengan baik lembar
7
kerja peserta didik yang dikembangkan.
Memahami konten secara menyuluh
8
dengan baik.
Memahami prosedur penyusunan soal
9
HOTS dengan baik.
Mampu membahas soal HOTS yang
10
disajikan dengan tepat.
Jumlah
Jumlah Total

315
`
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Keterangan Pedoman Penskoran

1 = tidak menguasai
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
Skor = 𝑥 100 %
2 = cukup menguasai 40
3 = menguasai
4 = sangat menguasai

Keterangan Umpan Balik

Skor Umpan Balik

Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara


membelajarkannya, mengembangkan penilaian dan melaksanakan
< 70 penilaian berosrientasi HOTS. Saudara perlu membaca ulang unit ini
dan mendiskusikannya dengan fasilitator di MGMP sampai Saudara
memahaminya.

Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten, cara
membelajarkan, mengembangkan penilian dan melaksanakan
70 – 79
penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu mendiskusikan bagian
yang belum dipahami dengan fasilitator atau teman lain di MGMP.

Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian


80 – 89
dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan baik.

Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian


dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan sangat baik.
>90
Saudara dapat menjadi fasilitator bagi teman-teman lain di MGMP
untuk membelajarkan unit ini.

316
Unit Pembelajaran
Judul Unit

317
`
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN FISIKA TEKNOLOGI REKAYASA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK)

KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

Penulis:
Purnawati, S.Pd.

Penyunting:
Dr. Parno, M.Si.

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa
izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

412
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

DAFTAR ISI
Hal

DAFTAR ISI _________________________________ 413


DAFTAR GAMBAR _____________________________ 415
DAFTAR TABEL _______________________________ 416
PENDAHULUAN ______________________________ 417
KOMPETENSI DASAR __________________________ 419
A. Target Kompetensi ________________________________________________________ 419
B. Indikator Pencapaian Kompetensi _______________________________________ 420
APLIKASI DI DUNIA NYATA _____________________ 423
A. Komedi Putar ______________________________________________________________ 423
B. Jembatan ___________________________________________________________________ 424
SOAL-SOAL US/USBN _________________________ 426
A. SOAL US ____________________________________________________________________ 427
B. SOAL USBN _________________________________________________________________ 430
BAHAN PEMBELAJARAN ________________________ 432
A. Aktivitas Pembelajaran ___________________________________________________ 433
Aktivitas Pembelajaran Pertemuan 1 ____________________________________ 436
Aktivitas Pembelajaran Pertemuan 2 ____________________________________ 437
B. Lembar Kerja Peserta Didik ______________________________________________ 439
Lembar Kerja Peserta Didik 1 ____________________________________________ 439
Lembar Kerja Peserta Didik 2 ____________________________________________ 442
C. Bahan Bacaan ______________________________________________________________ 445
1. Momen Kopel _________________________________________________________ 449
2. Momen Inersia _______________________________________________________ 450
3. Hubungan antara Momen gaya dan percepatan Sudut ___________ 453
4. Energi dan Usaha dalam Gerak Rotasi _____________________________ 454
5. Momentum Sudut dan Hukum Kekekalan Momentum ___________ 455

413
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

6. Gerak Menggelinding ________________________________________________ 457


7. Kesetimbangan Benda Tegar _______________________________________ 459
8. Titik berat ____________________________________________________________ 463
PENGEMBANGAN PENILAIAN ___________________ 467
A. Pembahasan Soal-soal ____________________________________________________ 467
B. Mengembangkan Soal HOTS _____________________________________________ 469
KESIMPULAN ________________________________ 475
UMPAN BALIK _______________________________ 477
DAFTAR PUSTAKA ____________________________ 479

414
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

DAFTAR GAMBAR
Hal

Gambar 1. Komedi Putar ___________________________________________________ 423


Gambar 2. Memberikan Gaya pada Kunci sehingga Baut Terbuka _____ 424
Gambar 3. Jembatan ________________________________________________________ 424
Gambar 4. Balok yang Berotasi ____________________________________________ 445
Gambar 5. Penentuan Arah Momen Gaya dengan Kaidah Tangan Kanan
__________________________________________________________________________ 447
Gambar 6. Seseorang sedang Mengencangkan Sebuah Baut pada
Tempatnya ______________________________________________________ 448
Gambar 7. Batang dan Penumpu __________________________________________ 448
Gambar 8. Kopel dari dua gaya yang sama besar dan berlawanan arah.
__________________________________________________________________________ 449
Gambar 9. (a) Momen kopel positif mendekati pembaca diberi tanda ʘ.
(b) Momen kopel negatif menjauhi pembaca diberi tanda ⊗.
___________________________________________________________________ 450
Gambar 10. Momen inersia sebuah partikel terhadap sumbu rotasi ___ 451
Gambar 11. Roda Berotasi pada Sumbu Tetap ___________________________ 454
Gambar 12. Arah putaran keempat jari menunjukkan arah rotasi,
sedangkan ibu jari menunjukkan arah momentum sudut 456
Gambar 13. Benda pejal bermassa m yang bergerak dengan kecepatan v
pada lingkaran berjari-jari r _________________________________ 457
Gambar 14. Gerak menggelinding pada bidang datar ___________________ 458
Gambar 15. Keseimbangan tiga gaya ______________________________________ 460
Gambar 16. Keseimbangan Stabil _________________________________________ 461
Gambar 17. Keseimbangan Labil __________________________________________ 462
Gambar 18. Keseimbangan Indeferen _____________________________________ 462
Gambar 19. Sebuah benda dengan titik berat Z __________________________ 463

415
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Kompetensi Dasar 3.6 dan 4.6 ___________________________________ 419
Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) _______________________ 421
Tabel 3. Momen Inersia pada Gerak Rotasi Berbagai Benda Tegar
Homogen __________________________________________________________ 452
Tabel 4. Titik Berat Benda Homogen Berbentuk Garis __________________ 464
Tabel 5. Titik berat Benda Homogen dua dimensi berupa selimut ruang
______________________________________________________________________ 465
Tabel 6. Titik Berat Benda Homogen Tiga Dimensi _____________________ 466

416
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

PENDAHULUAN

Unit ini disusun sebagai salah satu aternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memahami topik Keseimbangan Benda Tegar. Melalui
pembahasan materi yang terdapat pada unit ini, guru dapat memiliki
dasar pengetahuan untuk mengajarkan materi yang sama ke peserta
didiknya yang disesuaikan dengan indikator yang telah disusun, dan
terutama dalam memfasilitasi kemampuan bernalar peserta didik. Selain
itu, materi ini juga aplikatif untuk guru sendiri sehingga mereka dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam rangka memudahkan guru mempelajari konten dan cara


mengajarkannya, di dalam unit ini dimuat kompetensi dasar terkait yang
memuat target kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, bahan
bacaan tentang aplikasi topik (1) Torsi, (2) Momen Inersia, (3)
Momentum Sudut dan (4) Kesetimbangan Benda Tegar, soal-soal tes UN
topik ini di tiga tahun terakhir sebagai acuan dalam menyusun soal
sejenis, deskripsi alternatif aktivitas pembelajaran, Lembar Kegiatan
Peserta Didik (LKPD) yang dapat digunakan guru untuk memfasilitasi
pembelajaran, bahan bacaan yang dapat dipelajari oleh guru, maupun
peserta didik, dan deskripsi prosedur mengembangkan soal HOTS.
Komponen-komponen di dalam unit ini dikembangkan dengan tujuan
agar guru dapat dengan mudah memfasilitasi peserta didik
mendeskripsikan Kesetimbangan Benda Tegar dan melakukan aktivitas
Kesetimbangan Benda Tegar, sekaligus mendorong peserta didik
mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Topik Kesetimbangan Benda Tegar yang dikembangkan pada bahan


bacaan terdiri atas subtopik Dinamika rotasi dan Kesetimbangan Benda

417
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tegar. Selain itu, unit ini dilengkapi dengan 2 buah LKPD, yaitu 1)
Dinamika Rotasi; 2) Titik berat suatu benda;. LKPD dikembangkan secara
aplikatif agar guru mudah mengimplementasikannya di kelas.

418
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

KOMPETENSI DASAR

A. Target Kompetensi

Sub unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar


kelas X SMK Kelompok Teknologi Rekayasa :

Tabel 1. Kompetensi Dasar 3.6 dan 4.6

Kelas/
No. Kompetensi Dasar Target Kompetensi
Semester
3.6 Menerapkan konsep 1. Menerapkan konsep torsi pada X /1
torsi, momen benda tegar dalam bidang
inersia, dan teknologi dan rekayasa.
momentum sudut 2. Menerapkan konsep momen
pada benda tegar inersia pada benda tegar dalam
dalam bidang bidang teknologi dan rekayasa.
teknologi dan
3. Menerapkan konsep
rekayasa
momentum sudut pada benda
tegar dalam bidang teknologi
dan rekayasa.
1. Melakukan percobaan
4.6 Melakukan X/1
sederhana tentang momentum
percobaan
sudut.
sederhana tentang
2. Melakukan percobaan
momentum sudut
sederhana tentang rotasi benda
dan rotasi benda
tegar.
tegar

419
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi dasar dikembangkan menjadi beberapa indikator


pencapaian kompetensi. Indikator ini menjadi acuan bagi guru untuk
mengukur pencapaian kompetensi dasar. Kompetensi Dasar 3.6 dan 4.6
di kelas X dikembangkan menjadi 3 indikator untuk ranah pengetahuan
dan 2 indikator untuk ranah keterampilan.

Dalam rangka memudahkan guru menentukan indikator yang sesuai


dengan tuntutan kompetensi dasar, indikator dibagi menjadi ke dalam
tiga kategori, yaitu indikator pendukung, indikator kunci, dan indikator
pengayaan. Berikut ini rincian indikator yang dikembangkan pada
Kompetensi Dasar 3.6 dan 4.6 di kelas X.

420
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan


IPK Penunjang

3.6.1 Menghitung besarnya torsi 4.2.1 Menyiapkan bahan dan

pada sebuah benda dalam alat yang diperlukan untuk

kaitannya dengan gerak percobaan tentang

rotasi. momentum sudut.

3.6.2 Menggunakan konsep momen 4.2.2 Menyiapkan bahan dan


inersia untuk berbagai alat yang diperlukan untuk
bentuk benda tegar untuk percobaan tentang
menyelesaikan momentum sudut
permasalahan gerak rotasi.
4.2.3 Menyiapkan alat dan
3.6.3 Menjabarkan Hukum
bahan yang diperlukan
Kekekalan Momentum sudut
untuk percobaan rotasi
pada gerak rotasi.
benda tegar.
3.6.4 Menjelaskan konsep
kesetimbangan dalam 4.2.4 Merangkai alat percobaan

kehidupan sehari-hari tentang rotasi benda tegar.

3.6.5 Mengkategorikan syarat-


syarat kesetimbangan benda
tegar.

3.6.6 Menerapkan konsep titik


berat benda dalam
kehidupan sehari-hari

421
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan


IPK Kunci

3.6.1 Menggunakan konsep 4.2.1 Melakukan percobaan

momen inersia untuk tentang momentum sudut

berbagai bentuk benda tegar 4.2.2 Melakukan percobaan


tentang rotasi benda tegar
3.6.2 Menerapkan konsep
momentum sudut pada
benda tegar dalam bidang
teknologi dan rekayasa.
IPK Pengayaan
3.6.1 Memformulasikan pengaruh 4.2.1 Menyajikan data hasil
torsi pada sebuah benda percobaan momentum sudut
dalam kaitannya dengan 4.2.2 Menyajikan data hasil
gerak rotasi benda tersebut percobaan rotasi benda tegar
3.6.2 Memformulasikan hukum
kekekalan momentum sudut
pada gerak rotasi.
3.6.3 Memformulasikan energi
kinetik rotasi.
3.6.4 Menelaah analogi hukum II
Newton tentang gerak
translasi dan gerak rotasi
3.6.5 Menerapkan konsep
kesetimbangan benda tegar
dalam permasalahan sehari-
hari.
3.6.6 Menerapkan konsep titik
berat benda dalam
kehidupan sehari-har

422
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

APLIKASI DI DUNIA NYATA

A. Komedi Putar

Pada gerak rotasi benda bergerak berputar pada porosnya. Salah satu
contohnya adalah komedi putar, dikatakan melakukan gerak rotasi
karena lintasannya berbentuk lingkaran dan ada sumbu sebagai
pusatnya. Bagaimana dengan dinamika gerak rotasi tersebut

Gambar 1. Komedi Putar

Untuk melihat suatu benda diam menjadi bergerak translasi (lurus),


anda perlu mengerjakan gaya pada benda itu. Analog dengan itu, untuk
membuat suatu benda tegar berotasi (berputar) terhadap suatu poros
tertentu, anda perlu mengerjakan torsi (dari bahasa latin torquere;
memutar) pada suatu benda. Momen gaya atau torsi merupakan besaran
yang mengakibatkan benda berotasi atau berputar. Besaran-besaran
apakah yang berkaitan dengan torsi?

423
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 2. Memberikan Gaya pada Kunci sehingga Baut Terbuka

Berdasarkan Gambar 2, orang memberikan gaya kepada kunci sehingga


kunci dapat memutar baut. Baut berfungsi sebagai sumbu rotasi,
sedangkan perpanjangan garis gaya disebut garis kerja gaya. Jika gaya
yang diberikan tangan (garis kerja gaya) tegak lurus terhadap lengan
kunci, maka lengan kunci ini berfungsi sebagai lengan gaya. Namun, jika
gaya yang diberikan tidak tegak lurus lengan kunci, maka lengan gaya
merupakan jarak yang tegak lurus dari sumbu rotasi dengan garis kerja
gaya.

B. Jembatan

Gambar 3. Jembatan

424
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

Konsep kesetimbangan benda tegar merupakan pengetahuan dasar yang


sangat penting dan mempunyai banyak penerapan dalam kehidupan
sehari-hari, khususnya pada bidang teknik. Pemahaman dan perhitungan
mengenai gaya-gaya yang bekerja pada benda yang berada dalam
keadaan setimbang statis sangat penting, khususnya bagi para ahli teknik
(arsitek atau insinyur). Dalam merancang sesuatu, baik gedung,
jembatan, kendaraan, dan lain-lain, para arsitek atau insinyur juga
memperhitungkan secara saksama, apakah struktur suatu bangunan,
kendaraan, jembatan dll, mampu menahan gaya-gaya yang bekerja
padanya sehingga tidak ambruk.

425
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

426
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

SOAL-SOAL US/USBN

A. SOAL US

Berikut ini contoh soal-soal US topik Kesetimbangan Benda Tegar,


Kompetensi Dasar 3.6. Menerapkan konsep torsi, momen inersia, dan
momentum sudut pada benda tegar dalam bidang teknologi dan
rekayasa Kompetensi Dasar 4.6. Melakukan percobaan sederhana
tentang momentum sudut dan rotasi benda tegar

Soal-soal ini disajikan agar dapat dijadikan sebagai sarana berlatih bagi
peserta didik untuk menyelesaikannya. Selain itu, soal-soal ini juga dapat
menjadi acuan ketika Saudara akan mengembangkan soal yang setipe
pada topik Kesetimbangan Benda Tegar.

427
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Soal USCBT Paket A Tahun 2017

No. Soal
1 Pada sebuah batang bekerja gaya 20 N seperti pada gambar. Besar
momen gaya terhadap titik Q yang berada disalah satu ujung batang
adalah…
A. 0,32 Nm
B. 0,96 Nm 20 N

C. 1, 04 Nm Q
D. 2, 6 Nm 24 cm
E. 4, 8 Nm

Identifikasi

Level Kognitif : Menghitung (C3)

Indikator yang 3.6.1 Menghitung besarnya torsi pada sebuah benda


:
bersesuaian dalam kaitannya dengan gerak rotasi.
F = 20 N
Diketahui :
d = 24 cm = 0,24 m
Ditanyakan : Torsi () .....?
Materi yang
: Torsi
dibutuhkan

428
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

US Paket B Tahun 2017

No. Soal
2 Suatu benda dikatakan berada dalam keseimbangan translasi,
maka harus dipenuhi ....
a.  Fx = 0

b.  Fy = 0

c.   = 0

d.  Fx = 0 dan  Fy = 0

e.  Fx = 0 dan   = 0

Identifikasi

Level Kognitif : Mengkategorikan (C3)

Indikator yang 3.6.5 Mengkategorikan syarat-syarat kesetimbangan


:
bersesuaian benda tegar.

Diketahui : Kesetimbangan translasi

Ditanyakan : Syarat kesetimbangan

Materi yang
: Kesetimbangan Translasi pada Benda tegar
dibutuhkan

429
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. SOAL USBN

SOAL USBN Fisika Paket A Tahun 2019

No. Soal
1 Perhatikan gambar di bawah ini!

Koordinat titik berat dari bangun bidang tersebut adalah ….

a. (6; 4,2)
b. (6; 4,4)
c. (6; 4,6)
d. (6; 4,8)
e. (6; 5,0)

Identifikasi

Level Kognitif : Menentukan(C3)

Indikator yang 3.6.7 Menerapkan konsep titik berat benda


:
bersesuaian dalamkehidupan sehari-hari

Diketahui : Gambar bangun dalam koordinat kartesius

Ditanyakan : Z...?

Materi yang Titik berat Benda dua dimensi


:
dibutuhkan

USBN FISIKA Paket A Tahun 2019

430
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

No. Soal
2 Sebuah batang salah satu ujungnya ditopang engsel/poros P dan ujung
lainnya dibiarkan bebas. Seperti pada gambar berikut:

P
15 cm
F

Jika pada ujung bebasnya ditarik ke bawah dengan gaya 10 Newton,


maka besarnya momen gaya yang terjadi adalah ....
a. 0, 3 Nm
b. 0,6 Nm
c. 1,5 Nm
d. 3 Nm
e. 15 Nm

Identifikasi

Level Kognitif : Menghitung (C3)

Indikator yang Menghitung besarnya torsi pada sebuah benda


:
bersesuaian dalam kaitannya dengan gerak rotasi.

Gaya (F) = 10 N
Diketahui :
Lengan gaya (d) = 15 Cm = 0,15 Cm

Ditanyakan : Momen Gaya ()

Materi yang
: Torsi
dibutuhkan

431
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

432
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

BAHAN PEMBELAJARAN

A. Aktivitas Pembelajaran

Aktvitas pada unit ini merujuk pada KD 3.6 Menerapkan konsep torsi,
momen inersia, dan momentum sudut pada benda tegar dalam bidang
teknologi dan rekayasa dan KD 4.6 Melakukan percobaan sederhana
tentang momentum sudut dan rotasi benda tegar.

Model pembelajaran yang digunakan dalam aktivitas pembelajaran


dalam contoh ini adalah model pembelajaran Discovery Learning dengan
sintak sebagai berikut. Menurut Syah (2004:244) dalam
mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas, ada beberapa
prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar
secara umum sebagai berikut:

1. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)

Pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan


kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi
generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi
interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa
dalam mengeksplorasi bahan. Dalam hal ini Bruner memberikan
stimulation dengan menggunakan teknik bertanya yaitu dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghadapkan siswa
pada kondisi internal yang mendorong eksplorasi.

2. Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)

Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi


kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran,
kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk

433
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah) (Syah


2004:244), sedangkan menurut permasalahan yang dipilih itu
selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau
hipotesis, yakni pernyataan (statement) sebagai jawaban sementara
atas pertanyaan yang diajukan.

3. Data Collection (Pengumpulan Data)

Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan


kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk
menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis.

4. Data Processing (Pengolahan Data)

Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan


mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik
melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.
Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya,
semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu
dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat
kepercayaan tertentu (Djamarah, 2002:22).

5. Verification (Pembuktian)

Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk


membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi
dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing
(Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses
belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori,
aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya.

434
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada,


pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu
kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.

6. Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)

Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik


sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku
untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004: 244). Berdasarkan hasil
verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari
generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa harus memperhatikan
proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan
pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang
mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan
dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.Beberapa
keunggulan metode penemuan juga diungkapkan oleh Suherman, dkk
(2001: 179) sebagai berikut:

1. siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan


menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir;

2. siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri


proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih
lama diingat;

3. menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini


mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat
belajarnya meningkat;

4. siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan


akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai
konteks.
Saudara dapat menggunakan model pembelajaran lain yang lebih sesuai
dengan kondisi peserta didik Saudara di kelas.

435
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas Pembelajaran Pertemuan 1

Aktivitas pembelajaran 1 berkait dengan memahami konsep momen


inersia pada benda tegar.
Tujuan aktivitas 1:
Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta didik dapat:

1. Menggunakan konsep momen inersia untuk berbagai bentuk benda


tegar untuk menyelesaikan permasalahan gerak rotasi.
2. Menentukan kecepatan benda berdasarkan konsep momen inersia

Alternatif langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilakukan guru


adalah sebagai berikut.

1. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)


Menyampaikan materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran
Guru memberikan contoh Momen inersia pada kehidupan sehari-
hari yang dapat diselesaikan. Tahap ini sekaligus untuk memotivasi
peserta didik pentingnya belajar tentang momen inersia pada benda
yang berotasi.

2. Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)


Membagi peserta didik dalam beberapa kelompok beranggotakan
4—5 orang. Membagikan Lembar Kerja Peserta Didik 1 ke semua
kelompok. Setiap siswa diharapkan dapat mengidentifikasi
permasalahan yang ada pada LKPD 1.

3. Data Collection (Pengumpulan Data)


Pada tahap pengumpulan setiap kelompok melakukan percobaan
untuk pengambilan data. Guru berkeliling untuk membimbing
peserta didik dalam proses menyelesaikan LKPD 1.

436
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

4. Data Processing (Pengolahan Data)


Setiap kelompok mengolah data yang diperoleh dari hasil percobaan.
kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para
siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu
ditafsirkan.

5. Verification (Pembuktian)
Tahap penarikan kesimpulan dilakukan ketika peserta didik
dituntun oleh LKPD 1 untuk menemukan sendiri konsep Momen
inersia. Peserta didik diminta mempresentasikan hasil penyelesaian

LKPD 1, kelompok lain memperhatikan dan memberikan tanggapan.

Guru memberi latihan kepada peserta didik untuk mengecek


pemahaman terkait Momen Inersia.

Aktivitas Pembelajaran Pertemuan 2

Aktivitas pembelajaran Pertemuan 2, peserta didik dapat menentukan


hubungan momen inersia dan momentum sudut. Setelah melakukan
aktivitas ini diharapkan peserta didik dapat:
1. Menerapkan konsep momentum sudut pada benda tegar dalam
bidang teknologi dan rekayasa.
2. Menentukan hubungan momen inersia dan momentum sudut
Alternatif langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilakukan guru
adalah sebagai berikut.

1. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)


Menyampaikan materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran
Guru memberikan contoh Momentum sudut pada kehidupan sehari-

437
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

hari yang dapat diselesaikan. Tahap ini sekaligus untuk memotivasi


peserta didik pentingnya belajar tentang gerak lurus.

2. Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)


Membagi peserta didik dalam beberapa kelompok beranggotakan
4—5 orang. Membagikan Lembar Kerja Peserta Didik 2 ke semua
kelompok. Setiap siswa diharapkan dapat mengidentifikasi
permasalahan yang ada pada LKPD 2.

3. Data Collection (Pengumpulan Data)


Pada tahap pengumpulan setiap kelompok melakukan percobaan
untuk pengambilan data. Guru berkeliling untuk membimbing
peserta didik dalam proses menyelesaikan LKPD 2

4. Data Processing (Pengolahan Data)


Setiap kelompok mengolah data yang diperoleh dari hasil percobaan.
kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para
siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu
ditafsirkan.

5. Verification (Pembuktian)
Tahap penarikan kesimpulan dilakukan ketika peserta didik dituntun
oleh LKPD 2 untuk Menentukan hubungan momen inersia dan
momentum sudut. Peserta didik diminta mempresentasikan hasil
penyelesaian LKPD 2, kelompok lain memperhatikan dan
memberikan tanggapan.

Guru memberi latihan kepada peserta didik untuk mengecek


pemahaman terkait.

438
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

B. Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar Kerja Peserta Didik 1

Dinamika Rotasi

Kelas :
Hari / Tanggal :
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok :
1. ..................................................
2. ..................................................
3. ..................................................
4. ...................................................

Tujuan
Melalui LKPD 1 ini kalian akan melakukan aktivitas sehingga mampu:

1. Menggunakan konsep momen inersia untuk berbagai bentuk benda


tegar untuk menyelesaikan permasalahan gerak rotasi.
2. Menentukan kecepatan benda berdasarkan konsep momen inersia

Alat dan Bahan


1. Bola peraga
2. Silinder pejal
3. Neraca
4. Bidang miring
5. Mikrometer skrup
6. Stopwatch

439
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar skema percobaan LKPD 1

Petunjuk Kerja

Cermati setiap pertanyaan/instruksi yang diberikan pada LKPD ini.


Berdiskusilah secara aktif dalam kelompokmu, kemudian isikan jawaban

1. Timbanglah bola peraga dan silinder pejal peraga menggunakan


neraca dengan teliti.

2. Ukurlah diameter bola peraga dan silinder pejal peraga


menggunakan mikrometer sekrup.

Benda Massa (kg) Jari-jari (m) I (kg/m2)

Bola peraga

Silinder pejal

3. Susunlah bola pejal peraga pada ujung bidang miring seperti pada
gambar .

4. Ukurlah lintasan yang dilalui bola pejal peraga dan siapkan


stopwatch

5. Letakkan bola pejal peraga pada titik A lalu lepaskan. Bersamaan


dengan itu ukurlah waktu tempuh dari titik A ke titik B.

440
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

6. Ulangi langkah kerja dari nomor 3 hingga nomor 5 dengan


menggunakan silinder pejal peraga.

7. Catat data yang anda peroleh ke dalam tabel.

Benda Jarak lintasan(s) Waktu (t) V = s/t

Bola pejal peraga

Silinder pejal peraga

8. Buatlah laporan hasil praktikum.

9. Pertanyaan:

a. Bola manakan yang paling cepat sampai dititik B?

b. Besaran apa saja yang mempengaruhi benda saat mencapai


titik B

c. Bandingkan hasil percobaan dengan hasil perhitungan dengan


menggunakan rumus , apakah ada kesamaan nilai

dengan persamaan tersebut?

d. Buatlah kesimpulan dari percobaan diatas.

441
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik 2

Momentum sudut

Kelas :
Hari / Tanggal :
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok :
1. ..................................................
2. ..................................................
3. ..................................................
4. ...................................................

Tujuan
Melalui LKPD 2 ini kalian akan melakukan aktivitas sehingga mampu:
1. Menerapkan konsep momentum sudut pada benda tegar dalam
bidang teknologi dan rekayasa.
2. Menentukan hubungan momen inersia dan momentum sudut

Alat dan bahan

1. Bola berongga ( 2 bola dg jari-jari berbeda)


2. Stopwatch
3. Penggaris
4. Neraca Ohaus
5. Benang

442
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

Petunjuk Kerja

Cermati setiap pertanyaan/instruksi yang diberikan pada LKPD ini.


Berdiskusilah secara aktif dalam kelompokmu, kemudian isikan jawaban

1. Siapkan bola berongga dan masukkan benang atau jeruji pada tengah
bola sebagai poros

Gambar skema LKPD 2


2. Siapkan stopwacth dan penggaris
3. Ukurlah jari bola berongga
4. Putar bola sampai 10 kali putaran
5. Catat waktu yang diperlukan untuk berputar 5 x putaran
6. Tabelkan hasil data pengamatan.

Bola berongga 1
Jari-jari (R) = ..........Cm = ........ m
No Jumlah putaran (n) Waktu (s)
10
15
20

Bola berongga 2
Jari-jari (R) = ..........Cm = ........ m
No Jumlah putaran (n) Waktu (s)
10
15
20

443
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

DISKUSI
3. Berapakah frekuensi yang dimiliki bola berongga 1?
4. Berapakah frekuensi yang dimiliki bola berongga 2?
5. Bagaimana formula untuk mencari momen inersia pada bola
berongga dengan poros pada diameter?
6. Berapa momen inersia pada bola berongga 1?
7. Berapa momen inersia pada bola berongga 2?
8. Bagaimana hubungan momen inersia dan momentum sudut?
9. Berapakah momentum sudut yang dimiliki bola berongga 1 dan
bola berongga 2?
10. Bagaimana hubungan jari-jari dengan momen inersia dan
momentum sudut?
11. Kesimpulan apa yang dapat diambil dari percobaan tersebut?

444
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

C. Bahan Bacaan
Momen Gaya (Torsi)

Torsi sama dengan gaya pada gerak translasi. Torsi menunjukkan


kemampuan sebuah gaya untuk membuat benda melakukan gerak rotasi.
Sebuah benda akan berotasi bila dikenai torsi. Perhatikan pada sebuah
pintu, coba bandingkan apabila kita mendorong pintu pada ujung pintu
dengan kita mendorong pada bagian tengah pintu. Mana yang lebih
mudah untuk membuka pintu? Kita akan merasakan gaya yang
diperlukan untuk mendorong pintu agar terbuka akan lebih ringan
apabila dibandingkan dengan mendorong di ujung pintu.

Benda dapat melakukan gerak rotasi karena adanya momen gaya.


Momen gaya timbul akibat gaya yang bekerja pada benda tidak tepat
pada pusat massa.

Jika pada sebuah benda diberikan gaya sebesar F maka benda akan
memiliki percepatan yang disebabkan oleh gaya tersebut. Percepatan
benda memiliki arah yang sama dengan arah gaya yang diberikan
padanya. Bagaimana dengan benda yang berotasi?

Gambar 4. Balok yang Berotasi


Keterangan gambar 4 :
a. Sebuah balok diberi gaya F, benda akan bertranslasi, jika balok di
bagian tengah dipaku sehingga balok tidak dapat bertanslasi tapi
dapat berotasi,

445
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

b. Bila gaya diberikan pada sudut B benda akan berotasi, dengan arah
berbeda dengan (b),
c. Begitu juga bila diberikan pada sudut C
Besarnya torsi tergantung pada gaya yang dikeluarkan serta jarak antara
sumbu putaran dan letak gaya.

Jika gaya yang kita berikan sejajar dengan arah batang ternyata batang
tidak berotasi. Kita dapat melihat skema pada pada gambar a diatas. Jika
arah gaya tegak lurus maka batang akan berotasi. Seperti yang
ditunjukkan gambar 4 (b) diatas.
Bagaimana kalau gaya membentuk sudut θ yang besarnya sembarang
dengan batang? Jika gaya membentuk sudut sembarang terhadap batang,
benda akan berotasi tetapi percepatan sudut yang dihasilkan akan
berbeda dengan jika sudutnya tegak lurus. Hal itu ditunjukkan pada
gambar 4 (c) diatas. Perhatikanlah arah putaran akan barlawanan bila
gaya yang diberikan berlawanan arah.

Torsi disebut juga momen gaya dan merupakan besaran vektor. Torsi
adalah hasil perkalian silang antara vektor posisi r dengan gaya F, dapat
dituliskan
τ = r x F ............................................................................ (8.1)
Karena d = r × sinθ, maka persamaan di atas menjadi sebagai berikut.
τ = r × F × sin θ ............................................................. (8.2)
Keterangan:

τ : momen gaya (Nm)


d : lengan gaya (m)
F :gaya (N)
r : jari-jari (m)

446
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

Arah momen gaya dinyatakan oleh aturan tangan kanan. Bukalah telapak
tangan kanan kita dengan ibu jari terpisah dari keempat jari yang lain.
Lengan gaya d sesuai dengan arah ibu jari, gaya F sesuai dengan arah
keempat jari, dan arah torsi sesuai dengan arah membukanya telapak
tangan.

Gambar 5. Penentuan Arah Momen Gaya dengan Kaidah Tangan Kanan

Momen gaya τ menyebabkan benda berotasi. Jika benda berotasi searah


jarum jam, maka torsi yang bekerja pada benda bertanda positif.
Sebaliknya, jika benda berotasi dengan arah berlawanan dengan arah
jarum jam, maka torsi penyebabnya bertanda negatif. Torsi-torsi yang
sebidang dapat dijumlahkan.
Apabila pada sebuah benda bekerja beberapa gaya, maka jumlah
momennya sama dengan momen gaya dari resultan semua gaya yang
bekerja pada benda tersebut. Secara matematis dapat dituliskan seperti
di bawah ini.
τ 01 + τ 02 + τ 03 + …. = Fd atau Στ 0 = Σ Fd ........................................ (8.3)

447
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 6. Seseorang sedang Mengencangkan Sebuah Baut pada Tempatnya

Contoh Momen Gaya


Agar orang tersebut dapat dengan mudah mengencangkan baut tersebut
dapat melakukan dua cara yaitu :
memberi gaya yang besar
memberi lengan gaya yang panjang. Atau dengan kata lain, orang
tersebut harus memberi momen gaya yang besar.
Contoh

Gambar 7. Batang dan Penumpu

Perhatikan gambar 7 Berdasarkan gambar tersebut, tentukan


a. τ1, τ2,τ3 ,τ4
b. Jumlah total torsi yang bekerja.
Diketahui :
F1 = 4 N
F2 = 5 N
F3 = 5 N
F4 = 4 N

Ditanyakan : a. τ1, τ2,τ3 ,τ4 …….?


b. Σ τ = ...?
Jawab :

448
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

a. τ1 =

. = -4 . 1
= -4 Nm
τ2 =

. =6.2
= 12 Nm
τ3 =

. = -5 . 1
= -5 Nm
τ4 =

. =4.2
= 4 Nm

b. Σ τ= τ1+τ2+τ3 +τ4 = -4 + 12 + (-5) + 8


= 20 – 9 = 11 Nm

1. Momen Kopel
Kopel adalah pasangan dua buah gaya yang sejajar, sama besar, dan
berlawanan arah. Kopel yang bekerja pada suatu benda akan
mengakibatkan benda tersebut berotasi.

Gambar 8. Kopel dari dua gaya yang sama besar dan berlawanan arah.

449
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Momen kopel (M) adalah perkalian silang antara dua besaran vektor,
yaitu gaya dan jarak antara kedua gaya tersebut. Secara matematis,
dituliskan sebagai berikut.
M = F × d ..................................................................... (8.4)
Perjanjian tandanya, yaitu jika kopel menyebabkan perputaran benda
searah putaran jarum jam, momen kopel (M) bernilai positif (mendekati
pembaca, ⊙). Sebaliknya, apabila kopel menyebabkan perputaran benda
berlawanan arah dengan putaran jarum jam, momen kopel bernilai
negatif (menjauhi pembaca ⊗).

Gambar 9. (a) Momen kopel positif mendekati pembaca diberi tanda ʘ. (b)
Momen kopel negatif menjauhi pembaca diberi tanda ⊗.

Contoh aplikasi momen kopel dalam keseharian terdapat pada pedal


sepeda. Kedua kaki akan memberikan gaya F yang sama pada pedal
sepeda (panjang pedal sama) dengan arah keduanya saling berlawanan.

2. Momen Inersia
Momen inersia (kelembaman) suatu benda adalah ukuran kelembaman
suatu benda untuk berputar terhadap porosnya. Nilai momen inersia
suatu benda bergantung kepada bentuk benda dan letak sumbu putar
benda tersebut.

r
0 m

450
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

Gambar 10. Momen inersia sebuah partikel terhadap sumbu rotasi

Momen inersia dilambangkan dengan I, satuannya dalam SI adalah kgm2.


Nilai momen inersia sebuah partikel yang berotasi dapat ditentukan dari
hasil kali massa partikel dengan kuadrat jarak partikel tersebut dari titik
pusat rotasi. Faktor m ×r2 merupakan momen inersia titik terhadap
sumbu putarnya. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
I = ∫ r2 dm .................................................................... (8.6)
I = m • r 2 ...................................................................... (8.7)
Keterangan:

I = momen inersia (kgm2)


R = jari-jari (m)
m = massa partikel atau titik (kg)

Apabila terdapat banyak partikel dengan massanya masing-masing m1,


m2, dan m3, serta memiliki jarak masing-masing r1, r2, dan r3 terhadap
poros (sumbu rotasi), momen inersia total partikel tersebut adalah
penjumlahan momen inersia setiap partikelnya. Secara matematis,
dituliskan sebagai berikut.

............................................. (8.8)

Pada gambar berikut, dilukiskan momen inersia pada gerak rotasi


berbagai benda tegar homogen.

451
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel 3. Momen Inersia pada Gerak Rotasi Berbagai Benda Tegar Homogen

452
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

3. Hubungan antara Momen gaya dan percepatan Sudut


Berdasarkan Hukum II Newton, maka:
F = m.at .................................................................... (8.9)
Jika kedua sisi dikalikan r, maka:
r . F = r (m.at) ......................................................(8.10)
Karena momen gaya τ = r.F dan percepatan tangensial
at = r. α , maka:
r.F = r.m.r. α
r.F = m.r2. α
τ = m.r 2. Α
Mengingat I = m.r2, maka:
τ = I. α ................................................................... (8.11)
Keterangan:
τ = momen gaya (Nm)
I = momen inersia (kgm2)
α = percepatan sudut (rad/s2)
Contoh
Sebuah roda berbentuk cakram homogen dengan jari-jari 60 cm dan
massa 100 kg.
Jika momen gaya yang bekerja pada roda 250 Nm, hitunglah percepatan
sudut
roda tersebut.
Penyelesaian:
Diketahui: r = 50 cm = 0,5 m
m = 200 kg
τ = 250 Nm
Ditanya: … ?

453
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Jawab:
I = ½ m . r2
= ½ 100 . (0,6)2 = 18 kg.m
τ = I. α
250 = 18 . α
α = 13,89 rad/s2

4. Energi dan Usaha dalam Gerak Rotasi

F
s
θ

Gambar 11. Roda Berotasi pada Sumbu Tetap

Ketika sedang menggelinding, benda memiliki energi kinetik yang


terbagi atas dua jenis, yaitu energi kinetik translasi dan energi kinetik
rotasi. Anda telah mengetahui pada benda yang bergerak translasi,
energi kinetiknya adalah energi kinetik translasi, yaitu
Ek trans = ½ m v2 ............................................ (8.12)
Sedangkan, pada benda yang berotasi murni, energi kinetiknya adalah
energi kinetik rotasi, yaitu
Ek rot = ½ I. ω2 .................................................. (8.13)
Pada benda yang menggelinding, gerak benda merupakan perpaduan
antara gerak translasi dan gerak rotasi. Oleh karena itu, energi kinetik
yang dimiliki benda adalah energi kinetik total, yaitu
Ek (tot) = Ek trans + Ek rot ................................ (8.14)
Ek tot = = ½ m v2 + ½ I. ω2 ............................ (8.15)
Jika resultan momen gaya luar yang bekerja pada benda sama dengan nol
(tidak ada momen gaya luar yang bekerja pada benda), pada gerak rotasi
tersebut berlaku Hukum Kekekalan Energi Mekanik, yang dituliskan
sebagai berikut.
ΔEP = ΔEK trans + ΔEK rot ................................... (8.16)

454
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

Contoh 8.3
Sebuah bola pejal dengan massa 10 kg dan jari-jari 10 cm berada pada
bidang
datar licin. Bola menggelinding dengan kelajuan linier 4 m/s dan
kecepatan sudut
6 rad/s. Tentukan energi kinetik total.
Penyelesaian:
Diketahui: m = 10 kg
r = 10 cm
v = 4 m/s
ω = 6 rad/s
Ditanya: Ek = … ?
Jawab:

= 0,04 kg.m
Ek (tot) = Ek trans + Ek rot
= ½. 10. 42 + ½ . 0,04 . 62 = 80,72 Joule.

5. Momentum Sudut dan Hukum Kekekalan Momentum


Sebuah benda yang bergerak pada suatu garis lurus, memiliki
momentum yang disebut momentum linear. Sekarang, bagaimana
dengan benda yang berotasi? Pada benda yang melakukan gerak rotasi
juga terdapat momentum yang disebut momentum sudut. Momentum
sudut didefinisikan sebagai perkalian antara momen inersia dan
kecepatan sudut. Secara matematis, ditulis sebagai berikut.
L = I.ω ................................................................... (8.17)

455
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Keterangan:

I = momen inersia (kgm2),


ω = kecepatan sudut (rad/s), dan
L = momentum sudut (kgm2/s).

Momentum sudut merupakan besaran vektor karena memiliki besar dan


arah. Arah momentum sudut dapat ditentukan dengan aturan tangan
kanan, seperti yang ditunjukkan pada gambar 8.10.

Gambar 12. Arah putaran keempat jari menunjukkan arah rotasi, sedangkan ibu
jari menunjukkan arah momentum sudut
Sumber: http://3.bp.bolgspot.com

Apabila jari-jari benda yang melakukan gerak rotasi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan jarak benda itu terhadap sumbu rotasi r,
momentum sudut benda itu dinyatakan sebagai momentum sudut
partikel yang secara matematis dituliskan sebagai
L = m v r ............................................................... (8.18)
Jika momen gaya luar sama dengan nol, berlaku Hukum Kekekalan
Momentum Sudut, yaitu momentum sudut awal akan sama besar dengan
momentum sudut akhir.

456
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

r
0 m

Gambar 13. Benda pejal bermassa m yang bergerak dengan kecepatan v pada
lingkaran berjari-jari r

Secara matematis, pernyataan tersebut ditulis sebagai berikut.

Lawal = Lakhir
I1ω1 + I2ω2 = I1ω1' + I2ω2 ' ........................... (8.19)

Dari Persamaan 13 , dapat dilihat bahwa apabila I bertambah besar, ω


akan semakin kecil. Sebaliknya, apabila ω semakin besar maka I akan
mengecil. Prinsip ini diaplikasikan oleh pemain es skating dalam
melakukan putaran (spinning). Saat akan memulai putaran badan,
pemain es skating merentangkan lengannya (momen inersia pemain
akan semakin besar karena jarak lengan dengan badan bertambah).
Kemudian, ia merapatkan kedua lengannya ke arah badan agar momen
inersianya mengecil sehingga putaran badannya akan semakin cepat
(kecepatan sudutnya membesar).

6. Gerak Menggelinding
Bola yang menggelinding di atas bidang akan mengalami dua gerakan
sekaligus, yaitu rotasi terhadap sumbu bola dan translasi bidang yang
dilalui. Oleh karena itu, benda yang melakukan gerak menggelinding
memiliki persamaan rotasi τ = I. α

457
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

dan persamaan translasi (F = ma). Besarnya energi kinetik yang dimiliki


benda mengelinding adalah jumlah energi kinetik rotasi dan energi
kinetik translasi.

Sebuah silinder pejal bermassa m dan berjari-jari R menggelinding


sepanjang bidang datar horizontal.Pada silinder diberikan gaya sebesar
F. Jika silinder bergulir tanpa selip, maka silinder tersebut bergerak
secara translasi dan rotasi. Pada kedua macam gerak tersebut berlaku
persamaan-persamaan berikut.
Untuk gerak translasi berlaku persamaan F – f = m a dan N – m g =
Untuk gerak rotasi berlaku persamaan τ = I. α

F
f

Gambar 14. Gerak menggelinding pada bidang datar

Karena silinder bergulir tanpa selip, maka harus ada gaya gesekan.
Besarnya gaya gesekan pada sistem ini adalah sebagai berikut.

Jika maka

458
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

Jika disubsitusikan ke persamaan F – f = m a maka, persamaannya


menjadi;

Karena I = ½ mR2 maka,

7. Kesetimbangan Benda Tegar


Benda dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan dikatakan
bahwa benda itu seimbang. Keseimbangan dapat dibedakan menjadi 2
macam, yaitu keseimbangan statik (keseimbangan benda ketika dalam
keadaan diam) dan keseimbangan dinamik (keseimbangan benda ketika
bergerak dengan kecepatan konstan. Keseimbangan statik terjadi pada
partikel dan benda tegar.

7.1. Kesetimbangan Partikel


Syarat kesetimbangan partikel adalah jika partikel terletak pada bidang
XY dan gaya-gaya yang bekerja diuraikan dalam komponen sumbu X dan
sumbu Y. Partikel merupakan ukuran benda terkecil, sehingga sering
digambarkan sebagai titik. Akibatnya, jika ada gaya yang bekerja pada
partikel, maka gaya tepat mengenai pada pusat massa benda. Oleh
karena itu, partikel hanya mengalami gerak translasi dan tidak
mengalami gerak rotasi.
Suatu partikel dikatakan dalam keadaan setimbang apabila resultan gaya
yang bekerja pada partikel sama dengan nol.

459
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

∑F = 0
Apabila partikel pada bidang xy, maka syarat kesetimbangan adalah
resultan gaya pada komponen sumbu x dan sumbu y sama dengan nol.
ΣFx = 0
ΣFy = 0.
Gerak translasi merupakan gerak yang memenuhi hukum II Newton.
Sehingga syarat kesetimbangan partikel dapat ditulis ΣFx = 0 dan ΣFy =
0.Banyak persoalan yang berhubungan dengan keseimbangan partikel
akibat pengaruh tiga buah gaya. Untuk menyelesaikannya, kita dapat
menggunakan syarat keseimbangan. Secara sederhana kita juga dapat
menggunakan aturan sinus dalam segitiga.

F
2
F
ϒ 1
α β

Gambar3 15. Keseimbangan tiga gaya

Jika partikel pada gambar 8.12 dalam keadaan seimbang, maka berlaku
persamaan F1 + F2 + F3 = 0. Berdasarkan aturan sinus dalam segitiga,
diperoleh persamaan .

7.2. Kesetimbangan Benda Tegar


Benda tegar merupakan benda yang apabila dipengaruhi gaya-gaya tidak
mengalami perubahan bentuk. Meskipun benda berotasi namun
bentuknya tetap sehingga jarak antara partikel-partikelnya tetap. Pada
umumnya benda yang sedang bergerak mengalami gerak translasi dan
rotasi. Suatu benda dikatakan setimbang apabila benda memiliki

460
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

kesetimbangan translasi dan kesetimbangan rotasi. Dengan demikian,


syarat kesetimbangan benda adalah resultan gaya dan momen gaya
terhadap suatu titik sembarang sama dengan nol.
Syarat keseimbangan translasi:
ΣFx = 0
ΣFy = 0.
Syarat keseimbangan rotasi:
∑τ= 0

7.3. Jenis Keseimbangan


Berdasarkan kedudukan titik beratnya, keseimbangan benda ketika
dalam keadaan diam (keseimbangan statis) dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu keseimbangan stabil, keseimbangan labil, dan keseimbangan
indeferen.

7.3.1. Keseimbangan Stabil


Keseimbangan stabil adalah keseimbangan yang dialami benda di mana
apabila dipengaruhi oleh gaya atau gangguan kecil benda tersebut akan
segera ke posisi keseimbangan semula.

Gambar 16. Keseimbangan Stabil

Gambar 16 menunjukkan sebuah kelereng yang ditempatkan


dalambidang cekung. Ketika diberi gangguan kecil dan kemudian
dihilangkan, kelereng akan kembali ke posisi semula. Keseimbangan
stabil ditandai oleh adanya kenaikan titik benda jika dipengaruhi suatu
gaya.

461
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

7.3.2. Keseimbangan Labil


Keseimbangan labil adalah keseimbangan yang dialami benda yang
apabila diberikan sedikit gangguan benda tersebut tidak bisa kembali ke
posisi keseimbangan semula.

Gambar 17. Keseimbangan Labil

Pada gambar 17 menunjukkan sebuah kelereng yang ditempatkan di atas


bidang cembung. Ketika diberi gangguan kecil dan kemudian
dihilangkan, kelereng tidak akan pernah kembali ke posisi awalnya.
Keseimbangan labil ditandai oleh adanya penurunan titik berat benda
jika dipengaruhi suatu gaya.

7.3.3. Keseimbangan Indeferen


Keseimbangan indeferen atau netral adalah keseimbangan yang dialami
benda yang apabila diberikan sedikit gangguan benda tersebut tidak
mengalami perubahan titik berat benda.

Gambar 18. Keseimbangan Indeferen

Pada gambar 18 menunjukkan sebuah kelereng yang ditempatkan di atas


sebuah bidang datar. Ketika diberi gangguan kecil dan kemudian
dihilangkan, kelereng akan kembali diam pada kedudukan yang berbeda.
Keseimbangan yang ditandai oleh tidak adanya perubahan pasti titik
berat jika dipengaruhi suatu gaya disebut dengan keseimbangan netral.

462
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

8. Titik berat
Sebuah benda terdiri atas banyak partikel. Setiap partikel mempunyai
massa. oleh karena itu, tiap partikel mempunyai berat dan titik berat
yang berbeda-beda. Partikel partikel tersebut masing-masing
mempunyai gaya berat w1, w2, w3, ..., wn dengan resultan gaya berat w
(lihat Gambar 19). Resultan dari seluruh gaya berat benda yang terdiri
atas bagian-bagian kecil benda dinamakan gaya berat. Titik tangkap gaya
berat inilah yang disebut titik berat.

w1 w2 w4 w6
w3
w5
z
Gambar 19. Sebuah benda dengan titik berat Z

8.1. Menentukan Titik Berat Benda yang Bentuknya garis


Benda berbentuk garis (satu dimensi) adalah benda berbentuk
kawatsehingga berat bendasebanding dengan panjangnya (l).
Koordinat titik berat gabungan beberapa benda homogeny berbentuk
garis dapat ditentukan sebagai berikut:

463
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel 4. Titik Berat Benda Homogen Berbentuk Garis

No Nama Benda Gambar Benda Letak Titik Tenda

1 Garis Lurus x0

A z B X0 = ½ l
l

z = titik tengah garis

2 Busur Lingkaran
y

z
A y0 R B
0
R= jari-jari lingkaran

3 Busur Setengah y
Lingkaran
y0 z
A 0 B

R= jari-jari lingkaran

8.2. Menentukan Titik Berat Benda yang Bentuknya dua dimensi


Benda dua dimensi adalah benda yang tebalnya dapat diabaikan
sehingga berat benda tersebut sebanding dengan luasnya (A). Titik berat
gabungan beberapa benda homogeny berbentu luasan dapat ditentukan
sebagai berikut:

464
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

Tabel 5. Titik berat Benda Homogen dua dimensi berupa selimut ruang

No Nama Benda Gambar Benda Letak Titik Tenda


1 Kulit prisma z pada titik tengah baris
z1z2 : Y0 = ½ t
z1

z1 = titik berat bidang


y0 z l alas
z2 = titik berat bidang
attas
z2 l =panjang sisi tegak

2 Kulit silinder
z2
(tanpa tutup)

z t

y0
z1 t = tinggi silinder
T
3 Kulit limas
z

T
TT = garis tinggi ruang
4 Kulit kerucut T

A B

5 Kulit setengah bola


z
y
R

8.3. Menentukan Titik Berat Benda yang Bentuknya tiga dimensi


Massa benda tiga (m) dapat ditentukan dari perkalian massa jenis ( )

dengan volume (V). Koordinat titik berat gabungan Z (X0 , Y0) benda
homogeny berdimensi tiga dapat ditentukan dengan persamaan berikut.

465
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel 6. Titik Berat Benda Homogen Tiga Dimensi

No Nama Benda Gambar Benda Letak Titik Tenda


1 Prisma pejal
z1

y0 z l

z2

2 Silinder pejal
z2

z t

y0
z1

t = tinggi silinder
3 Limas pejal
T
beraturan
z

4 Kerucut pejal T

A B

5 Setengah bola pejal


z
y
R

466
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

PENGEMBANGAN PENILAIAN

A. Pembahasan Soal-soal

Pembahasan soal US Paket A tahun 2016/2017


1. Pada sebuah batang bekerja gaya 20 N seperti pada gambar. Besar
momen gaya terhadap titik Q yang berada disalah satu ujung batang
adalah…
b. 0,32 Nm
c. 0,96 Nm 20 N

d. 1, 04 Nm Q
e. 2, 6 Nm 24 cm
f. 4, 8 Nm

Pembahasan
Diket:
F = 20 N
d = 24 cm = 0,24 cm
Ditanya:  ....?
Jawab:
 =F.d
= 20 . 0,24
= 4,8 N.m

467
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Pembahasan soal US Paket B tahun 2016/2017

8.3.1.1. Suatu benda dikatakan berada dalam keseimbangan translasi,


maka harus dipenuhi ....
a.  Fx = 0
b.  Fy = 0
c. =0
d.  Fx = 0 dan  Fy = 0
e.  Fx = 0 dan   = 0

Pembahasan:
Syarat suatu benda bergerak translasi adalah  Fx = 0 dan  Fy = 0

Pembahasan soal USBN Paket Utama Tahun 2018/2019

8.3.1.1.1.1.1. Perhatikan gambar di bawah ini!

Koordinat titik berat dari bangun bidang tersebut adalah ….

a. (6; 4,2)
b. (6; 4,4)
c. (6; 4,6)
d. (6; 4,8)
e. (6; 5,0)

468
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

Diketahui:
X1 = 2 Y1 = 4
X2 = 6 Y2 = 6
X3 = 10 Y3 = 4
Ditanya : Z .....?
Jawab:
Xo = = = =6

yo = = = = 4,4

B. Mengembangkan Soal HOTS

Pada bagian ini akan dimodelkan pembuatan soal yang memenuhi


indikator pencapaian kompetensi yang diturunkan dari kompetensi
dasar pengetahuan. Pengembangan soal diawali dengan pembuatan kisi-
kisi agar Saudara dapat melihat kesesuaian antara kompetensi, lingkup
materi, dan indikator soal. Selanjutnya, dilakukan penyusunan soal di
kartu soal berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun sebelumnya. Contoh
soal yang disajikan terutama untuk mengukur indikator kunci pada level
kognitif yang tergolong HOTS.

469
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KISI-KISI SOAL HOTS

Mata Pelajaran : Fisika


Alokasi Waktu :
Jumlah Soal :2

Kompetensi Ruang Level Bentuk


No Materi Indikator Soal No
yang diujikan Lingkup Kognitif Soal
1 Menerapkan Kesetimbangan Dinamika Disajikan 1 Penalaran PG
konsep benda tegar Rotasi gambar yoyo
torsi, momen berbentuk
inersia, dan silinder pejal
momentum dengan
sudut pada gulungan tali,
benda tegar peserta didik
dalam bidang menganalisis
teknologi dan kemana gerak
rekayasa benda.
2 Menerapkan Kesetimbangan Momen Disajikan
konsep benda tegar Inersia gambar sebuah
torsi, momen silinder pejal
inersia, dan dan bola pejal
momentum yang
sudut pada menggelinding
benda tegar dari suatu
dalam bidang bidang miring
teknologi dan dari keadaan
rekayasa diam
bersamaan,
peserta didik
dapat
menyimpulkan
manakah yang
tiba lebih
dahulu di dasar
bidang miring
antara dua
benda tersebut

470
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : FISIKA Nama Penyusun :
Pengetahuan/  Aplikasi Penalaran
KOMPETENSI Pemahaman
DASAR
Menerapkan Buku
konsep torsi, Sumber :
momen inersia,
dan momentum UNBK Fisika
sudut pada benda SMA Tahun
tegar dalam 2018
bidang teknologi
dan rekayasa

Nomor RUMUSAN BUTIR SOAL


Soal Roda berbentuk Yoyo bermassa m berada di lantai kasar,
LINGKUP 1 cukup untuk membuatnya menggelinding sempurna, dalam
MATERI
keadaan ditarik oleh gaya sebesar F seperti pada gambar.
Kesetimbangan
benda tegar

MATERI

INDIKATOR
SOAL
Disajikan gambar
yoyo berbentuk Kunci Jika jari-jari silinder R = 1 meter, serta Momen Inersia
silinder pejal Jawaban
dengan gulungan silinder sebesar , apa yang akan terjadi jika
tali, peserta didik A
menganalisis diberikan dua keadaan sebagai berikut :
kemana gerak
benda. Keadaan 1 Keadaan 2
m = 10 kg, ditarik dengan F m = 20 kg, ditarik dengan F
= 120 N = 90 N

471
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

A. Keadaan 1 roda bergerak naik dengan percepatan


4 m/s2
B. Keadaan 2 roda bergerak naik dengan percepatan
1 m/s2
C. Keadaan 1 roda bergerak turun dengan
percepatan 1 m/s2
D. Keadaan 2 roda bergerak turun dengan
percepatan 4 m/s2
E. Keadaan 1 roda bergerak naik dengan percepatan
1 m/s2

472
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : FISIKA Nama Penyusun :
KOMPETENSI Pengetahuan/ Aplikasi √ Penalaran
DASAR Pemahaman
Menerapkan
konsep
Buku
torsi, momen
Sumber :
inersia, dan
Buku Fisika X
momentum sudut
pada benda tegar
dalam bidang
teknologi dan
rekayasa
Nomor RUMUSAN BUTIR SOAL
Soal 2. Sebuah silinder pejal dan sebuah bola pejal
LINGKUP 2 menggelinding pada suatu bidang miring dari keadaan
MATERI diam bersamaan. Ketinggian bidang miring adalah h
Kesetimbangan meter.
benda tegar

MATERI

Dinamika Rotasi
INDIKATOR
SOAL
Disajikan gambar
sebuah silinder Kunci
pejal dan bola Jawaban
pejal yang Manakah yang tiba lebih dahulu di dasar bidang
menggelinding A
miring antara dua benda tersebut?
dari suatu bidang a. bola pejal akan tiba lebih dahulu di dasar bidang miring
miring dari
keadaan diam daripada silinder pejal
bersamaan, b. Silinder pejal akan tiba lebih dahulu di dasar bidang
peserta didik
dapat miring daripada silinder pejal
menyimpulkan c. bola pejal dan silinder pejal akan tiba bersamaan di
manakah yang
tiba lebih dahulu dasar bidang miring

473
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

di dasar bidang d. bola pejal akan tiba lebih dahulu di dasar bidang miring
miring antara dua
daripada silinder pejal karena bola pejal massanya lebih
benda tersebut
besar
e. Silinder pejal akan tiba lebih dahulu di dasar bidang
miring daripada silinder pejal karena jari-jarinya lebih
besar

474
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

KESIMPULAN

Unit ini dikembangkan berdasarkan pasangan KD 3.6. Menerapkan


konsep torsi, momen inersia, dan momentum sudut pada benda tegar
dalam bidang teknologi dan rekayasa, KD 4.6 Melakukan percobaan
sederhana tentang momentum sudut dan rotasi benda tegar di kelas X
Berdasarkan KD pengetahuan dapat diketahui bahwa indikator yang
dikembangkan perlu mencapai level analisis (C4). Artinya, KD ini sudah
menuntut Saudara melatihkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
kepada peserta didik. Adapun KD keterampilan menuntut Saudara
memfasilitasi peserta didik berkreasi. Hal ini berarti Saudara perlu
memberikan ruang dan waktu kepada untuk mengembangkan
kreativitasnya untuk menghasilkan produk berupa laporan hasil
pengklasifikasian makhluk hidup dan benda di lingkungan sekitar.
Penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi oleh peserta didik
memerlukan proses pembelajaran yang relevan. Oleh karena itu,
aktivitas pembelajaran pada subtopik Kesetimbangan Benda Tegar
menggunakan pembelajaran saintifik dan model discovery learning,
dengan metode praktik dan diskusi melalui tiga kali pertemuan. Seperti
telah diketahui, kedua model pembelajaran ini merupakan model yang
dapat membekalkan kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada peserta
didik. Ketika implementasi, pembelajaran juga dipandu dengan
menggunakan LKPD yang dirancang untuk memudahkan penguasaan
konsep sesuai tingkat kognitifnya dan penguasaan keterampilan yang
mengedepankan konstruktivisme. Artinya, peserta didik memperoleh
konsep dengan merumuskannya terlebih dahulu.

Adapun konten yang dikembangkan pada subtopik gerak dan terdiri


atas: 1) Torsi; 2) Momen inersia; 3) Momentum Sudut; dan 4)
Kesetimbangan Benda Tegar. Subtopik ini merupakan konten yang kaya
akan pengetahuan kontekstual bagi peserta didik. Artinya, Saudara dapat

475
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

mendorong serta memfasilitasi peserta didik untuk menemukan


fenomena di kehidupan sehari-hari yang berkaitan subtopik ini. Sebagai
contoh aplikasi dunia nyata, unit ini menyajikan aplikasi kesetimbangan
benda tegar dalam kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik dapat
memahami tentang hubungan kesetimbangan benda tegar

Berkaitan dengan penilaian, subtopik ini muncul dalam instrumen tes US


selama tiga tahun terakhir. Jenis pertanyaan yang diajukan masih
didominasi pada taraf level kogintif L1 pengetahuan dan pemahaman
(dari C1 – C3). Oleh karena itu, Saudara perlu meyakinkan bahwa peserta
didik memahami subtopik ini dengan baik agar siap mengahadapi USBN.
Lebih dari itu, Saudara perlu mengembangkan soal-soal pengetahuan
subtopik ini pada tingkat level berpikir yang lebih tinggi lagi. Artinya,
Saudara dituntut dapat memfasilitasi peserta didik agar dapat
memecahkan soal-soal yang mengedapankan kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Oleh karena itu, Saudara perlu terus menyusun bank soal
yang relevan dengan indikator yang telah dikembangkan.

476
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

UMPAN BALIK

Dalam rangka mengetahui pemahaman terhadap unit ini, Saudara perlu


mengisi lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian
instrumen ini, Saudara dapat mengetahui posisi pemahaman beserta
umpan baliknya. Oleh karena itu, isilah lembar persepsi diri ini dengan
objektif dan jujur dengan memberikan tanda silang (X) pada kriteria
yang menurut saudara tepat.

Lembar Persepsi Pemahaman Unit

Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
1. Memahami dengan baik semua indikator yang telah
dikembangkan di unit ini.
2 Mampu menghubungkan konten dengan fenomena
kehidupan sehari-hari.
3 Memhammi dengan baik bahwa aktivitas
pembelajaran yang disusun dapat mengembangkan
HOTS peserta didik.
4 Memahami dengan baik tahapan urutan aktivitas
pembelajaran yang disajikan.
5 Mampu dengan baik mengaplikasikan aktivitas
pembelajaran di dalam kelas.
6 Memahami dengan baik lembar kerja peserta didik
yang dikembangkan.
7 Mampu melaksanakan dengan baik lembar kerja
peserta didik yang dikembangkan.
8 Memahami konten secara menyuluh dengan baik.

9 Memahami prosedur penyusunan soal HOTS dengan


baik.
10 Mampu membahas soal HOTS yang disajikan dengan
tepat.
Jumlah

Jumlah Total

477
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Keterangan Pedoman Penskoran


1=tidak menguasai
2 = cukup menguasai Skor = Jumlah Total X 100
3 = menguasai 40
4 = Sangat Menguasai

Keterangan Umpan Balik


Skor Umpan Balik
< 70 : Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara
membelajarkannya, mengembangkan penilaian dan melaksanakan
penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu membaca ulang unit ini
dan mendiskusikannya dengan dengan fasilitator di MGMP sampai
Saudara memahaminya.
70-79 : Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten, cara
membelajarkan, mengembangkan penilian dan melaksanakan
penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu mendiskusikan bagian
yang belum dipahami dengan fasilitator atau teman lain di MGMP.
80-89 : Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian
dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan baik.
> 90 : Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian
dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan sangat baik.
Saudara dapat menjadi fasilitator bagi teman-teman lain di MGMP
untuk membelajarkan unit ini.

478
Unit Pembelajaran
Kesetimbangan Benda Tegar

DAFTAR PUSTAKA

Alonso, Finn. 1990. Fundamental University Physics. New York:


Addison WesleyPublishing Company.

Aip Saripudin, 2007. Fisika X, Jakarta PT Visindo Media Persada

Birsyam, M. 1992. Hukum-Hukum Kekekalan dalam Mekanika.


Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

College Loan Consolidation, Edisi 11 Desember 2014

College Loan Consolidation, Edisi 21 Maret 2015

Departemen Pendidikan Nasional. 1989 - 2005. Soal-soal UMPTN dan


SPMB Fisika. Jakarta.

Foster, Bob. 2006. 1001 Soal dan Pembahasan Fisika. Jakarta: Erlangga.

Giancoli. 2001. Fisika jilid 1,2 (terjemahan). Jakarta: Erlangga

Halliday, David. Resnick, Robert. 1996. Fisika. Jilid 1 &2 (terjemahan).


Edisi ketiga.Jakarta: Erlangga.

Handayani, Sri, 2009. Fisika X, SMA/MA, Departemen Pendidikan


Nasional .Jakarta.

Hariyadi, Bambang, 2009. Fisika XI, SMA/MA, Departemen Pendidikan


Nasional. Jakarta

Nurachmadani, Setya, 2009. Fisika X SMA/MA, Departemen Pendidikan


Nasional. Jakarta.

Pujiastuti, Nita, 2002, Buku Panduan Pendidik Fisika SMK Kelas X,


Pratama Pustaka, Bandung

Sarwono, 2009. Fisika XI, SMA/MA, Departemen Pendidikan Nasional.


Jakarta

Sutrisno. 1982. Seri Fisika Dasar. Bandung : ITB

Sudirman, 2006, Fisika SMK Jilid 1, Penerbit Erlangga

479
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN FISIKA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
KELOMPOK TEKNOLOGI DAN REKAYASA

Impuls dan Momentum


Penulis:
Susiyanti, S,Pd

Penyunting:
Dr. Sunaryono, S.Pd, M.Pd

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

322
Unit Pembelajaran
Judul Unit

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI _________________________________ 323


DAFTAR GAMBAR _____________________________ 325
DAFTAR TABEL _______________________________ 326
PENDAHULUAN ______________________________ 327
KOMPETENSI DASAR __________________________ 329
A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi _____________________________ 329
B. Indikator Pencapaian Kompetensi _______________________________________ 330
APLIKASI DI DUNIA NYATA _____________________ 333
A. Pukulan Petinju ____________________________________________________________ 333
B. Sarung Tinju _______________________________________________________________ 334
C. Air Bag pada Mobil ________________________________________________________ 334
D. Palu _________________________________________________________________________ 335
E. Matras ______________________________________________________________________ 336
F. Busa Helm __________________________________________________________________ 337
G. Roket _______________________________________________________________________ 338
SOAL-SOAL US/USBN _________________________ 339
A. Contoh Soal USBN _________________________________________________________ 340
B. Contoh Soal Ujian Sekolah (US) __________________________________________ 343
BAHAN PEMBELAJARAN ________________________ 345
A. Aktivitas Pembelajaran ___________________________________________________ 345
Aktivitas 1. Impuls dan Momentum _____________________________________________ 346
Aktivitas 2. Hukum Kekekalan Momentum_____________________________________ 351
Aktivitas 3. Jenis-jenis Tumbukan ______________________________________________ 355
B. Lembar Kerja Peserta didik_______________________________________________ 359
LKPD 1. Impuls dan Momentum _________________________________________________ 359
LKPD 2. Hukum Kekekalan Momentum ________________________________________ 363

323
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

LKPD 3. Jenis-jenis Tumbukan ___________________________________________________ 366


C. Bahan Bacaan _____________________________________________________________ 371
Impuls dan Momentum ___________________________________________________________ 371
Hukum Kekekalan Momentum __________________________________________________ 374
Tumbukan _________________________________________________________________________ 375
PENGEMBANGAN PENILAIAN ____________________381
A. Pembahasan Soal-soal ____________________________________________________ 381
B. Pengembangan Soal HOTS _______________________________________________ 387
KESIMPULAN ________________________________403
UMPAN BALIK________________________________405

324
Unit Pembelajaran
Judul Unit

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Petinju ......................................................................................................................333


Gambar 2. Sarung tinju ...........................................................................................................334
Gambar 3. Balon udara pada mobil...................................................................................335
Gambar 4. Palu ............................................................................................................................335
Gambar 5. Matras.......................................................................................................................336
Gambar 6. Helm ..........................................................................................................................337
Gambar 7. Roket .........................................................................................................................338
Gambar 8. Roket .........................................................................................................................347
Gambar 9. Mobil menabrak tiang ......................................................................................348
Gambar 10. Menembak dengan senapan .......................................................................349
Gambar 11. Peluru lepas dari moncongnya ..................................................................352
Gambar 12. Bola Biliiyard ......................................................................................................352
Gambar 13. Bola Billiyard ......................................................................................................356
Gambar 14. Slime .......................................................................................................................356
Gambar 15. Grafik impuls ......................................................................................................373
Gambar 16. Hukum kekekalan momentum ..................................................................374
Gambar 17. Hukum kekekalan momentum ..................................................................374
Gambar 18. Tumbukan lenting sempurna .....................................................................376
Gambar 19. Tumbukan bola dan lantai ...........................................................................377
Gambar 20. Tumbukan tidak lenting ...............................................................................379

325
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. KD dan Target Kompetensi ___________________________________________ 329


Tabel 2. KD dan Target Kompetensi ___________________________________________ 330

326
Unit Pembelajaran
Judul Unit

PENDAHULUAN

Unit ini disusun sebagai salah satu aternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memahami kompetensi Impuls dan Momentum. Melalui pembahasan
materi yang terdapat pada unit ini, guru dapat memiliki dasar pengetahuan
untuk mengajarkan materi yang sama ke peserta didiknya yang disesuaikan
dengan indikator yang telah disusun, dan terutama dalam memfasilitasi
kemampuan bernalar peserta didik. Selain itu, materi ini juga aplikatif untuk
guru sendiri sehingga mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.

Dalam rangka memudahkan guru mempelajari konten dan cara


mengajarkannya, di dalam unit ini dimuat kompetensi dasar terkait yang
memuat target kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, bahan
bacaan tentang aplikasi topik impuls dan momentum dalam kehidupan
sehari-hari, soal-soal US dan USBN topik ini di tiga tahun terakhir sebagai
acuan dalam menyusun soal sejenis, deskripsi alternatif aktivitas
pembelajaran, Lembar Kegiatan Peserta didik (LKPD) yang dapat digunakan
guru untuk memfasilitasi pembelajaran, bahan bacaan yang dapat dipelajari
oleh guru, maupun peserta didik, dan deskripsi prosedur mengembangkan
soal HOTS. Komponen-komponen di dalam unit ini dikembangkan dengan
tujuan agar guru dapat dengan mudah memfasilitasi peserta didik untuk
menganalisis hubungan usaha, energi, daya dan efisiensi, menyajikan
ide/gagasan untuk menanggulangi dampak keterbatasan energi sekaligus
mendorong peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Kompetensi usaha dan energi yang dikembangkan pada bahan bacaan terdiri
atas subtopik usaha,energi, daya, efisiensi dan energi terbarukan. Selain itu,
unit ini dilengkapi dengan tiga buah LKPD, yaitu 1) Impuls dan Momentum;
2) Hukukm Kekekalan Momentum; 3) Jenis-jenis Tumbukan. LKPD

327
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

dikembangkan secara aplikatif agar guru mudah mengimplementasikannya


di kelas.

328
Unit Pembelajaran
Judul Unit

KOMPETENSI DASAR

A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

Sub unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar


(KD) Fisika kelas X SMK Kelompok Teknologi dan Rekayasa. Dari kompetensi
dasar tersebut akan dijabarkan menjadi beberapa target kompetensi yang
harus dicapai peserta didik dalam pembelajaran seperti ditunjukkan pada
tabel 1.

Tabel 1. KD dan Target Kompetensi

Kelas/
NO Kompetensi Target Kompetensi Semester

KD PENGETAHUAN
1 3.5 Menerapkan konsep 1. Menerapkan konsep impuls X/ 1
momentum, impuls dan untuk menganalisa suatu
hukum kekalan peristiwa
momentum
2. Menerapkan kosep
momentum dan untuk
menganalisa suatu peristiwa
3. Menerapkan konsep hukum
kekekalan energi untuk
menganalisa suatu peristiwa

KD KETRAMPILAN
1 4.5 Mendemonstrasikan 1. Melakukan demonstrasi X/1
berbagai jenis tumbukan jenis-jenis tumbukan

329
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Berdasarkan kompetensi dasar yang diturunkan dalam target kompetensi


dapat dirumuskan indikator pencapaian kompetensi (IPK). IPK terdiri dari
IPK penunjang, IPK kunci dan IPK pengayaan. IPK penunjang yang harus
dicapai sebagai prasyarat sebelum mencapai IPK kunci. Setelah IPK Kunci
dirumuskan dibuatlah IPK pengayaan. Adapun IPK pada unit ini ditunjukkan
pada tabel 2

Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi

INDIKATOR PENCAPAIAN
INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI (IPK)
KOMPETENSI (IPK) PENGETAHUAN
KETERAMPILAN
IPK Pendukung

3.5.1 Menjelaskan pengertian impuls 4.4.1 Membuat ide/gagasan untuk


melakukan demonstrasi
3.5.2 Menuliskan kembali perumusan
tentang berbagai jenis
impuls
tumbukan
3.5.3 Menjelaskan pengertian momentum
3.5.4 Menuliskan kembali perumusan
momentum
3.5.5 Menjelaskan pengertian hukum
kekekalan momentum
3.5.6 Menjelaskan konsep impuls
merupakan perubahan momentum
3.5.7 Menuliskan kembali perumusan
impuls merupakan perubahan
momentum
3.5.8 Menuliskan kembali perumusan
hukum kekekalan momentum
3.5.9 Menghitung besar impuls suatu
fenomena
3.5.10 Menghitung besar momentum pada
suatu fenomena

330
Unit Pembelajaran
Judul Unit

3.5.11 Mencontohkan berbagai fenomena


yang berhubungan dengan hukum
kekekalan momentum
3.5.12 Menjelaskan jenis-jenis tumbukan
3.5.13 Menentukan nilai koefisien restitusi
suatu tumbukan
3.5.14 Mencontohkan jenis-jenis tumbukan
dalam kehidupan sehari-hari

IPK Kunci

3.5.15 Menerapkan konsep impuls untuk 4.5.2 Melakukan demonstrasi


memecahkan masalah berbagai jenis tumbukan
3.5.16 Menerapkan konsep momentum
untuk memecahkan masalah
3.5.17 Menerapkan konsep impuls
merupakan perubahan momentum
dalam menyelesaikan permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari
3.5.18 Menerapkan konsep hukum
kekekalan momentum untuk
menganalisa suatu fenomena
3.5.19 Menerapkan konsep jenis-jenis
tumbukan untuk menyelesaikan
masalah

IPK Pengayaan

3.5.20 Menganalisis suatu fenomena 4.5.3 Melakukan percobaan


berdasarkan konsep impuls berkaitan dengan konsep
merupakan perubahan momentum impuls dan momentum
3.5.21 Menganalisa suatu peristiwa
berdasarkan hukum kekekalan
momentum
3.5.22 Menganalisa suatu beristiwa
berdasarkan konsep jenis-jenis
tumbukan.

331
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

332
Unit Pembelajaran
Judul Unit

APLIKASI DI DUNIA NYATA

A. Pukulan Petinju

Gambar 1. Petinju
https://olahragapedia.com/teknik-dasar-tinju

Jika kita menonton pertandingan tinju,salah satunya seperti yang


ditunjukkanpada gambar 1, kita selalu melihat petinju yang terkena pukulan
mengalami kesakitan. Ketika dipukul petinju itu menerima sejumah gaya dari
lawan. Gaya pukul itu dapat diperbesar dengan memperkecil waktu sentuh
antara pemukul dan yang dipukul. Waktu sentuh kecil bisa tampak dari
gerakan tangan petinju yang sesegera mungkin ditarik setelah melayangkan
pukulan.

333
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Sarung Tinju

Gambar 2. Sarung tinju


https://www.lazada.co.id/jual-sarung-tinju

Sarung tinju, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2 dibuat dari bahan yang
lunak dengan tujuan agar waktu sentuh antara tangan dan anggota badan
yang tertekana pukulan lebih lama. Dengan demikian gaya yang terjadi
menjadi kecil sehingga rasa sakit saat dipukul bisa berkurang.

C. Air Bag pada Mobil

Fenomena lain yang sering di jumpai adalah balon udara pada mobil dan
sabuk pengaman. Air bag didisain secara khusus apabila terjadi benturan
atau tumbukan, maka secara otomatis air bag akan keluar dan mengembang.
Agar tidak terjadi benturan secara langsung antar pengemusi dan badan
mobil sehingga cidera yang fatal dalam kecelakaan bisa dikurangi. Sabuk
pengaman juga didesain untuk mengurangi dampak kecelakaan.
Sabuk pengaman didesain elastis. Fungsi dan cara kerja sabuk pengaman
sama dengan air bag pada mobil, yakni untuk mengurangi waktu sentuh
antara pengemudi dengan dashboard mobil pada saat terjadi kecelakaan.

334
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Gambar 3. Balon udara pada mobil


Ikekartikasari31.blogspot.com

Masih berkaitan dengan mobil, desain body mobil dirancang mudah penyok
saat terjadi kecelakaan. Hal ini di lakukan untuk memperbesar waktu sentuh
saat terjadi tumbukan pada kecelakaan. Jika waktu sentuh besar, gaya yang
dihasilkan kecil sehingga rasa sakit akibat benturan bisa dikurangi.

D. Palu

Gambar 4. Palu

Kepala palu seperti yang ditunjukkan apada gambar 4, dibuat dari bahan
yang keras misalnya besi atau baja. Kepala palu dibuat dengan bahan yang
keras agar selang waktu kontak menjadi lebih singkat, sehingga gaya yang

335
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

dihasilkan lebih besar. Jika gaya impuls besar maka paku yang dipukul
dengan palu akan tertancap lebih dalam.

E. Matras

Gambar 5. Matras
www.buka lapak.com/product/matras-judo

Matras sering dipakai ketika kita sedang berolahraga atau biasa dipakai para
pejudo. Matras seperti yang ditujukkan pada gambar 5, dimanfaatkan untuk
memperlama selang waktu bekerjanya gaya impuls. Sehingga tubuh kita
tidak terasa sakit ketika di banting atau benturan dengan lanatai secara
langsung, maka akan terasa sakit. Bayangkanlah ketika kita dibanting atau
berbenturan dengan lantai? Hal itu di sebabkan karena waktu kontak antara
tubuh dan lantai sangat singkat. Tapi ketika kita di banting diatas matras
maka waktu kontak anatar badan dan matras akan lebih lama,
dengan demikian gaya impuls yang bekerja juga relatif lebih kecil. Matras
digunakan untuk memperlambat waktu kontak. Waktu kontak yang relatif
lebih lama menyebabkan gaya menjadi lebih kecil sehingga tubuh kita tidak
terasa sakit pada saat jatuh atau dibanting di atas matras.

336
Unit Pembelajaran
Judul Unit

F. Busa Helm

Gambar 6. Helm
http://www.hondacengkareng.com/kategori-product

Kalau kita perhatikan bagian dalam helm seperti yang ditunjukkan pada
gambar 6, pasti akan terlihat lapisan lunak. Seperti gabus atau spons. lapisan
lunak tersebut bertujuan untuk memperlama waktu kontak seandainya
kepala kita terbentur ke aspal ketika terjadi tabrakan. Jika tidak ada lapisan
lunak tersebut gaya impuls akan bekerja lebih cepat sehingga walaupun
memakai helm, kita akan pusing-pusing ketika terbentur aspal.

337
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

G. Roket

Gambar 7. Roket
http:// www.Idntimes.com/science/discovery

Dorongan roket dan jet seperti yang ditunjukkan pada gambar 7, merupakan
penerapan yang menarik dari hukum III Newton dan Kekekalan momentum.
Roket memiliki tangki yang berisi bahan bakar hidrogen cair dan oksigen
cair. Bahan bakar tersebut dibakar dalam ruang pembakaran
sehingga menghasilkan gas lalu dibuang melalui mulut pipa yang terletak
dibelakang roket. Akibatnya terjadi perubahan momentum pada gas selama
selang waktu tertentu. Pada saat gas keluar dari roket terjadi perubahan
momentum gas selama waktu tertentu, sehingga menghasilkan gaya yang
dikerjakan roket pada gas .

338
Unit Pembelajaran
Judul Unit

SOAL-SOAL US/USBN

Berikut ini contoh soal-soal USBN dan Ujian Sekolah topik Impuls dan
Momentum pada Kompetensi Dasar 3.5 Menerapkan konsep momentum,
impuls dan hukum kekekalan momentum. Soal-soal ini disajikan agar dapat
dijadikan sebagai sarana berlatih bagi peserta didik diklat untuk
menyelesaikannya. Selain itu, soal-soal ini juga dapat menjadi acuan ketika
Saudara akan mengembangkan soal yang setipe pada topik Impuls dan
Momentum

339
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

A. Contoh Soal USBN

Berikut merupakan contoh soal USBN dua tahun terakhir, yaitu tahun 2019
dan tahun 2018

Soal 1 . USBN Tahun 2019

NO Butir Soal

1 Seorang penembak memegang senapan bermassa 2 kg dengan bebas,


sehingga membiarkan senapan bergerak secara bebas ketika
menembakkan sebutir peluru bermassa 5 g. Peluru itu keluar dari
moncong senapan dengan kecepatan horizontal 100 m/s. Besar
kecepatan hentakan senapan ketika peluru ditembakkan adalah………
A. 0,10 m/s
B. 0,25 m/s
C. 0,35 m/s
D. 0,50 m/s
E. 1,00 m/s
Identifikasi
Kelas/ Semester : X / Semester 1
Level Kognitif : Aplikasi (C3)
2.5.17 Menerapkan konsep hukum kekekalan
Indikator yang
: momentum untuk menganalisa suatu
bersesuaian
fenomena
Massa senapan ( m1) = 2kg
Massa peluru (m2) = 5 gr
Diketahui :
Kecepatan keluarnya peluru dari moncong
senapan = 100 m/s

340
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Soal 2. USBN Tahun 2018

NO Butir Soal

2 Diantara benda bergerak berikut ini mana yang akan mengalami gaya
terbesar bila menumbuk tembok hingga berhenti?
A. Benda bermassa 40 kg dengan laju 25 m/s
B. Benda bermassa 50 kg dengan laju 15 m/s
C. Benda bermassa 100 kg dengan laju 10 m/s
D. Benda bermassa 150 kg dengan laju 7 m/s
E. Benda bermassa 200 kg dengan laju 5 m/s
Identifikasi
Kelas/ Semester : X / Semester 1
Level Kognitif : Aplikasi (C3)
Indikator yang : 3.5.16 Menerapkan konsep impuls merupakan
bersesuaian perubahan momentum dalam
menyelesaikan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari
Diketahui : Benda berbeda dengan keterangan:
A. bermassa 40 kg dengan laju 25 m/s
B. bermassa 50 kg dengan laju 15 m/s
C. bermassa 100 kg dengan laju 10 m/s
D. bermassa 150 kg dengan laju 7 m/s
E. bermassa 200 kg dengan laju 5 m/s
Ditanyakan : Benda yang memiki gaya terbesar
Materi yang :
Impuls merupakan perubahan momentum
dibutuhkan

341
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Soal 3. USBN Tahun 2018

NO Butir Soal

Sebuah bola yang massanya 300 gram dipukul dengan gaya 25 N


3
dalam waktu 0,1 sekon. Jika mula-mula bola diam, maka kecepatan
bola setelah dipukul adalah ....
A. 10 m/s
B. 15 m/s
C. 20 m/s
D. 25 m/s
E. 30 m/s

Identifikasi
Kelas/ Semester : X / Semester 1
Level Kognitif : Aplikasi (C3)
Indikator yang : 3.5.16 Menerapkan konsep impuls merupakan
bersesuaian perubahan momentum dalam
menyelesaikan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari
Diketahui : Massa (m) = 300 kg
Gaya pukul = 25 N
Waktu sentuh = 0,5 s
Ditanyakan : Kecepatan setelah di pukul
Materi yang : Impuls merupakan perubahan momentum
dibutuhkan

342
Unit Pembelajaran
Judul Unit

B. Contoh Soal Ujian Sekolah (US)

Soal 4. Ujian Sekolah (US) 2017

NO Butir Soal
4

A A B B
3 m/s 6 m/s

Massa bola A, 3 kali massa bola B. Jika tumbukan yang terjadi tidak
lenting sama-sekali, maka pernyataan yang benar di bawah ini
adalah...
A. Kedua bola ternyata diam
B. Bola A bergerak ke kiri dengan kecepatan 6 m/s
C. Bola B bergerak ke kiri dengan kecepatan 3 m/s
D. Kedua bola menyatu dan bergerak ke kiri dengan kecepatan 2m/s
E. Kedua bola menyatu dan bergerak ke kanan kecepatan 0.75 m/s
Identifikasi
Kelas/ Semester : X/1
Level Kognitif : C3 ( Menganalisis )
Indikator yang : 3.5.18 Menerapkan konsep jenis-jenis tumbukan
bersesuaian untuk menyelesaikan masalah

Diketahui : Massa bola A = 3 kali massa bola B


Bola A bergerak ke kanan dengan kecepatan = 3
m/s
Bola B bergerak ke kiri dengan kecepatan 6 m/s
Ditanyakan : Kecepatan bola setelah tumbukan
Materi yang : Hukum kekekalan energi
dibutuhkan Jenis-jenis tumbukan

343
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Soal 5. Ujian Sekolah (US) 2017

NO Butir soal

5 Benda mempunyai massa 4 kg bergerak dalam waktu 2 detik di atas


lantai licin menabrak tembok hingga berhenti. Momentum benda
yang dihasilkan adalah 32 kg. m/s. Kecepatan benda adalah...
A. 2 m/s
B. 4 m/s
C. 8 m/s
D. 16 m/s
E. 32 m/s
Identifikasi
Kelas/ Semester : X/1
Level Kognitif : C3
Indikator yang : 3.5.16 Konsep impuls merupakan perubahan
bersesuaian momentum dalam menyelesaikan
permasalahan dalam kehidupan sehari-
hari
Diketahui : Massa (m) = 4 kg
Waktu menggelinding 2 detik
Momentum = 32 kg.m/s
Ditanyakan : Disajikan besar momentum benda yang
menabarak tembok hingga berhenti, peserta
didik diminta untuk menentukan kecepatan
benda itu.
Materi yang : Impuls dan momentum
dibutuhkan

344
Unit Pembelajaran
Judul Unit

BAHAN PEMBELAJARAN

A. Aktivitas Pembelajaran

Agar kompetensi pada KD 3.5. Menerapkan konsep momentum, impuls dan


hukum kekekalan momentum dan KD 4.5. Mendemonstrasikan berbagai jenis
tumbukan. Pada proses pembelajaran di kelas Guru semestinya dapat
menerapkan aktivitas pembelajaran yang tepat. Aktivitas 1 ini diharapkan
dapat menjadi salah satu contoh alternatif aktivitas pembelajaran yang bisa
diaplikasikan di kelas.

Aktivitas pembelajaran dalam unit ini terdiri dari tiga aktivitas yaitu: 1)
Impuls dan momentum, 2) Hukum kekekalan momentum dan 3) Jenis-jenis
tumbukan. Model pembelajaran yang digunakan pada aktivitas pembelajaran
1), 2) dan 3) dalam contoh ini adalah model discovery learning dengan sintak
sebagai berikut:

1. Pemberian rangsangan (Stimulation)


2. Pernyataan/Identifikasi Masalah (Problem Statement)
3. Pengumpulan data (Data Collection)
4. Pengolahan Data (Data Processing)
5. Pembuktian (Verification)
6. Menarik simpulan (Generalization)
Saudara dapat menggunakan model pembelajaran lain yang lebih sesuai
dengan kondisi peserta didik Saudara di kelas.

345
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas 1. Impuls dan Momentum

Aktivitas 1 ini dikembangkan berdasarkan KD 3.5. Menerapkan konsep


momentum, impuls dan hukum kekekalan momentum

Tujuan aktivitas 1:

Setelah melakukan Aktivitas 1. Impuls dan Momentum diharapkan peserta


didik didik dapat:

1. Menjelaskan pengertian impuls


2. Menuliskan kembali perumusan impulas
3. Menjelaskan pengertian momentum
4. Menuliskan kembali perumusan momentum
5. Menjelaskan pengertian hukum kekekalan momentum
6. Menjelaskan konsep impuls merupakan perubahan momentum
7. Menuliskan kembali perumusan impulas merupakan perubahan
momentum
8. Menghitung besar impuls suatu fenomena
9. Menghitung besar momentum pada suatu fenomena
10. Mencontohkan berbagai fenomena yang berhubungan dengan hukum
kekekalan momentum
11. Menganalisis suatu fenomena berdasarkan konsep impuls merupakan
perubahan momentum

Alternatif langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilakukan adalah


sebagai berikut:
1. Pada tahap ini saudara berikan permasalahan sebagai langkah pemberian
rangsangan dan mintalah peserta didik untuk menelaah permasalahan
yang di berikan.

346
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Permasalahan 1:

Gambar 8. Roket
www.Idntimes.com/science/discovery

Untuk menggerakkan roket ke atas di perlukan gaya yang sangat besar


guna melawan gaya gravitasi dan meluncur hingga meninggalkan orbit
bumi. Dorongan roket dan jet seperti yang ditunjukkan pada gambar 9
merupakan penerapan yang menarik dari hukum III Newton
dan Kekekalan momentum. Roket memiliki tangki yang berisi bahan bakar
hidrogen cair dan oksigen cair. Bahan bakar tersebut dibakar dalam ruang
pembakaran sehingga menghasilkan gas lalu dibuang melalui mulut pipa
yang terletak dibelakang roket.

347
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Permasalahan 2:

Gambar 9. Mobil menabrak tiang


https://regional.kompas.com/read/2017/07/21/21520071

Pernahkah kita menyaksikan tabrakan antara dua kendaraan di jalan.


Contohnya seperti kejadian yang ditunjukkan pada gambar10, tampak
mobil yang rusak akibat benturan dengan tiang yang diam. Kondisi mobil
yang hancur bisa dijelaskan dengan Fisika. Fatal atau tidaknya tabrakan
ditentukan oleh besarnya momentum kendaraan tersebut. Semakin besar
momentum akan semakin besar kerusakan yang terjadi. Hal ini
bersesuaian dengan konsep impuls dan perubahan momentum. Jika
momentum besar, maka gaya juga besar sehingga kerusakan juga
semakin fatal. Kerusakan yang fatal menunjukkan besarnya momentum
yang dialami.

348
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Permasalahan 3:

Gambar 10. Menembak dengan senapan


https://pixabay.com/id/photos/penembak

Saudara bisa menayangkan video orang yang nenembak dengan senapan


atau pistol. Dikala menyaksikan orang yang menembak dengan senapan
atau pistol secara langsung ataupun bersamaan dengan terlepasnya peluru
dari moncong pistol, akan tampak bahu penembak bergerak ke belakang.

2. Tahap identifikasi masalah, Saudara dapat membantu/memancing


dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan diantaranya:
a. Dari permasalahan 1, bagaimana cara mendapatkan gaya yang besar
sehingga roket bisa mendorong roket meluncur ke atas?
b. Dari permasalahan 2, bagaimana terjadinya kerusakan mobil jika di
hubungkan dengan besarnya momentum
c. Berdasarkan permasalahan 3, mengapa bahu penembah bisa tersentak
ke belakang?.

Pada tahap ini peserta didik diharapkan mampu menentukan solusi dari
permasalahan di atas

349
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3. Membagi peserta didik dalam beberapa kelompok yang beranggotakan


antara 3-4 peserta didik untuk berdiskusi mengenai impuls dan
momentum.

4. Membagikan LK peserta didik ke semua kelompok. Kemudian


menghimbau kepada peserta didik untuk mempelajari LKPD tentang
impuls dan momentum.

5. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk pengumpulan data


dengan cara membagi tugas untuk menyelesaikan lembar kerja dengan
menggali informasi dari referensi yang sudah disiapkan yaitu buku dan
internet

6. Pesera didik berdiskusi dalam kelompok untuk mengolah data yang


sudah dikumpulkan masing-masing anggota kelompok untuk
menjawab pertanyaan yang ada di Lembar Kerja dan melakukan
aktivitas sesuai LKPD 1.

7. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya


tentang usaha dan energi, kelompok yang lain memperhatikan dan
menanggapi dengan memberikan masukan secara kritis tetapi santun
sebagai wujud verifikasi data atau pembuktian

8. Peserta didik memperbaiki hasil kerjanya dan menambahkan catatan


yang diperlukan.

9. Peserta didik membuat kesimpulan tentang impuls dan momentum


berdasarkan hasil diskusi.

10. Memberikan apresiasi terhadap diskusi yang sudah dilakukan,


khususnya kepada kelompok yang sudah presentasi dan peserta didik
yang aktif dalam diskusi.

11. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan


menegaskan kembali kesimpulan.

350
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Aktivitas 2. Hukum Kekekalan Momentum

Aktivitas 2 dikembangkan berdasarkan KD 3.5 Menerapkan konsep impuls,


momentun dan hukum kekekalan momentum.

Tujuan aktivitas 2:
Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian hukum kekekalan momentum
2. Menuliskan kembali perumusan hukum kekekalan momentum
3. Mencontohkan berbagai fenomena yang berhubungan dengan hukum
kekekalan
4. Menerapkan konsep hukum kekekalan momentum untuk menganalisa
suatu fenomena
5. Menganalisa suatu peristiwa berdasarkan hukum kekekalan momentum

Alternatif langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilakukan adalah


sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi dan kegiatan


yang akan dilakukan yaitu tentang hukum kekekalan momentum.

2. Pada tahap ini Saudara dapat memberikan permasalahan sebagai langkah


pemberian stimulus. Kemudian mintalah peserta didik untuk menelaah
permasalahan yang di berikan.

351
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Permasalahan 1:

Gambar 11. Peluru lepas dari moncongnya


https://pixabay.com/id/photos/lomba-tembak-penembak-olahraga-613458/

Jika diamati gerak senapan saat peluru terlepas dari moncongnya. Peluru
akan terlepas dengan kecepatan yang sangat besar diikuti gerakan
senapan yang kearah belakang dengan memherikan efek hentakan pada
lengan penembak.

Gambar 12. Bola Biliiyard


https://pxhere.com/id/photo/1107691

352
Unit Pembelajaran
Judul Unit

permasalahan 2:
Pada permainan billiyard bola disodok hingga melaju dengan kecepatan
tertentu, kemudian akan menumbuk bola lain yang diam. Setelah terjadi
tumbukan bisa diamati beberapa kemungkinan gerakan bola.
3. Pada tahap identifikasi masalah, Saudara dapat membantu/memancing
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan diantaranya:

Permasalahan 1:
a. Bagaimana kecepatan senapan dan peluru sebelum terlepas dari
moncong senapan?
b. Bagaimana kecepatan peluru saat meninggalkan moncong senapan?
c. Bagaimana momentum senapan sebelum peluru lepas dari moncongnya?
d. Bagaimana momentum senapan setelah peluru lepas dari moncongnya?

Permasalahan 2:
a. Bagaimana kecepatan bola sebelum dan sesudah tumbukan?
b. Bagaimana arah kedua bola setelah tumbukan?
Pada tahap ini peserta didik diharapkan mampu menentukan solusi dari
permasalahan di atas.
4. Pengumpulan data dilakukan dengan cara diskusi kelompok sehingga
Saudara dapat membagi peserta didik dalam beberapa kelompok yang
beranggotakan antara 3-4 orang untuk berdiskusi mengenai hukum
kekekalan momentum.
5. Membagikan LKPD peserta didik ke semua kelompok. Kemudian
menghimbau kepada peserta didik untuk mempelajari LKPD tentang
Hukum kekekalan momentum.
6. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok membagi tugas untuk
menyelesaikan lembar kerja dengan menggali informasi dari referensi
yang sudah disiapkan yaitu buku dan internet

353
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

7. Pesera didik berdiskusi dalam kelompok untuk mengolah data yang


sudah dikumpulkan masing-masing anggota kelompok untuk menjawab
pertanyaan yang ada di Lembar Kerja dan melakukan aktivitas sesuai
LKPD 2.
8. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
tentang daya dan efisiensi, kelompok yang lain memperhatikan dan
menanggapi dengan memberikan masukan secara kritis tetapi santun
sebagai tahap verifikasi data
9. Peserta didik memperbaiki hasil kerjanya dan menambahkan catatan yang
diperlukan
10. Peserta didik membuat kesimpulan tentang hukum kekekalan
momentum berdasarkan hasil diskusi.

11. Memberikan apresiasi terhadap diskusi yang sudah dilakukan,


khususnya kepada kelompok yang sudah presentasi dan peserta didik
yang aktif dalam diskusi

12. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan


menegaskan kembali kesimpulan

354
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Aktivitas 3. Jenis-jenis Tumbukan

Aktivitas 3 ini dikembangkan berdasarkan KD 4.2 Mendemontrasikan jenis-


jenis tumbukan

Tujuan aktivitas 3:
Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta didik dapat:
1. Menjelaskan jenis-jenis tumbukan
2. Mencontohkan jenis-jenis tumbukan dalam kehidupan sehari-hari
3. Menerapkan konsep jenis-jenis tumbukan untuk menyelesaikan masalah
4. Menganalisa suatu beristiwa berdasarkan konsep jenis-jenis tumbukan.
5. Membuat ide/gagasan untuk melakukan demonstrasi tentang berbagai
jenis tumbukan
6. Melakukan demonstrasi berbagai jenis tumbukan
7. Melakukan percobaan berkaitan dengan konsep impuls dan momentum

Alternatif langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilakukan adalah


sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi dan kegiatan


yang akan dilakukan yaitu tentang jenis-jenis tumbukan

2. Pada tahap ini saudara berikan permasalahan untuk memberi stimulus


dan mintalah peserta didik untuk menelaah permasalahan yang di
berikan.

355
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Permasalahan 1 :

Gambar 13. Bola Billiyard


https://id.wikihow.com/Bermain-Biliar-Bola-9

Pada olahraga Billiyard, sebuah bola di sodok sehingga bergerak dengan


kecepatan tertentu dan bisa mengenai bola yang lain ataupun bagian tepi
meja permainan. Jika diperhatikan bola akan terpantul. Pantulan bola ini
yang akan menentukan jenis tumbukan yang terjadi

Permasalahan 2:

Gambar 14. Slime


http://blog.alfacart.com/cara-membuat-slime-asik-membuat-mainan-anak-bersama/

356
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Pada gambar 15 atas bentuk slime yang kenyal dan lembek. Seandainya
sebuah batu di jatuhkan di atasnya apa yang akan terjadi?

3. Pada tahap identifikasi masalah, Saudara dapat membantu/memancing


dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan diantaranya:

Dari kedua permasalahan di atas, bagaimana kecepatan bola sebelum


tumbukan dan setelah tumbukan?

Pada tahap ini peserta didik diharapkan mampu menentukan solusi dari
permasalahan di atas.

4. Membagi peserta didik dalam beberapa kelompok yang beranggotakan


antara 3-4 peserta didik untuk berdiskusi mengenai jenis-jenis tumbukan.

5. Membagikan LKPD peserta didik ke semua kelompok. Kemudian


menghimbau kepada peserta didik untuk mempelajari LKPD tentang jenis-
jenis tumbukan.

6. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok membagi tugas untuk


menyelesaikan lembar kerja dengan menggali informasi dari referensi
yang sudah disiapkan yaitu buku dan internet sebagai tahap
pengumpulan data

7. Pesera didik berdiskusi dalam kelompok untuk mengolah data yang


sudah dikumpulkan masing-masing anggota kelompok untuk menjawab
pertanyaan yang ada di Lembar Kerja dan melakukan aktivitas sesuai
LKPD3.

8. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya


tentang pesawat sederhana, kelompok yang lain memperhatikan dan
menanggapi dengan memberikan masukan secara kritis tetapi santun
sebagai tahap verifikasi data

9. Peserta didik memperbaiki hasil kerjanya dan menambahkan catatan yang


diperlukan

357
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

10. Peserta didik membuat kesimpulan tentang jenis-jenis tumbukan


berdasarkan hasil diskusi dan percobaan.

11. Memberikan apresiasi terhadap diskusi yang sudah dilakukan,


khususnya kepada kelompok yang sudah presentasi dan peserta didik
yang aktif dalam diskusi

12. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan


menegaskan kembali kesimpulan

358
Unit Pembelajaran
Judul Unit

B. Lembar Kerja Peserta didik

LKPD 1. Impuls dan Momentum

Impuls dan Momentum

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/ Semester :X/1

Tujuan :
1. Menjelaskan pengertian impuls
2. Menuliskan kembali perumusan impuls
3. Menjelaskan pengertian momentum
4. Menuliskan kembali perumusan momentum
5. Menjelaskan pengertian hukum kekekalan momentum
6. Menjelaskan konsep impuls merupakan perubahan momentum
7. Menuliskan kembali perumusan impulas merupakan perubahan
momentum
8. Menghitung besar impuls suatu fenomena
9. Menghitung besar momentum pada suatu fenomena
10. Mencontohkan berbagai fenomena yang berhubungan dengan hukum
kekekalan momentum
11. Menganalisis suatu fenomena berdasarkan konsep impuls merupakan
perubahan momentum

Cara Kerja
1. Duduklah berkelompok yang berangotakan 3-4 peserta didik
2. Lakukan diskusi untuk menjawab pertanyaan yang ada pada bahan
diskusi
3. Tuliskan hasil diskusi pada lembar yang telah di sediakan atau pada
buku tulis.

359
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Bahan Diskusi Kelompok:

1. Jelaskan pengertian impuls !


.........................................................................................................................................................
2. Tuliskan kembali perumusan impuls!
.........................................................................................................................................................
3. Jelaskan pengertian momentum!
.........................................................................................................................................................
4. Tuliskan kembali perumusan momentum!
........................................................................................................................................................
5. Jelaskan pengertian hukum kekekalan momentum!
.........................................................................................................................................................
6. Tuliskan perumusan impuls merupakan perubahan momentum!
.........................................................................................................................................................
7. Anton menendang bola dengan gaya 80N. Lama waktu sentuhan antara
benda dengan pemukul 0,2 detik. Berapakah besar impuls benda?
Mengapa demikian?

.........................................................................................................................................................
8. Sebuah mobil massanya 800 kg. Melaju dengan momentum 2000 kg m/s.
Kecepatan gerak mobil tersebut adalah . .
.........................................................................................................................................................

360
Unit Pembelajaran
Judul Unit

9. Sebuah motor dengan pengendaranya mempunyai massa 150 kg. Jika


bergerak dengan kecepatan 144 km/jam, besar momentumnya adalah . .
.........................................................................................................................................................
10. Sebuah truk massanya 2000 kg. Melaju dengan kecepatan 36 km/jam.
Jika truk tersebut menabrak sebuah pohon dan berhenti setelah 0,4 s.
Gaya rata-rata yang dialami truk selama berlangsungnya tabrakan
adalah . . .
.........................................................................................................................................................
11. Sebuah bola pada permainan soft ball bermassa 0,15 kg dilempar
horinzontal ke kanan dengan kelajuan 20 m/s. Setelah dipukul bola
bergerak ke kiri dengan kelajuan 20 m/s. Besarnya impuls yang
diberikan kayu pemukul pada bola adalah …

.........................................................................................................................................................

12. Sebuah bola kasti yang massaya 0,10 kg dilempar horizontal ke kanan
dengan kecepatan 20 m/s. Kemudian dipukul sehingga bola berbalik
arah dengan kecepatan 30 m/s. Jika kontak bola dan pemukul terjadi
selama 0,0001 sekon, maka besar impuls yang diberikan pemukul pada
bola adalah ....

361
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar Pemain kasti memukul bola


www.habibullahurl.com

.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................

362
Unit Pembelajaran
Judul Unit

LKPD 2. Hukum Kekekalan Momentum

Hukum kekekalan Momentum

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Semester : X/1

Tujuan :
1. Menjelaskan pengertian hukum kekekalan momentum
2. Menuliskan kembali perumusan hukum kekekalan momentum
3. Mencontohkan berbagai fenomena yang berhubungan dengan hukum
kekekalan
4. Menerapkan konsep hukum kekekalan momentum untuk menganalisa
suatu fenomena
5. Menganalisa suatu peristiwa berdasarkan hukum kekekalan momentum

Cara Kerja
1. Duduklah berkelompok yang berangotakan 3-4 peserta didik
2. Lakukan diskusi untuk menjawab pertanyaan yang sada pada bahan
diskusi
3. Tuliskan hasil diskusi pada lembar yang telah di sediakan atau pada
buku tulis.

Form Kegiatan/ Bahan Diskusi :


1. Jelaskan pengertian hukum kekekalan momentum dan perumusannya!
.........................................................................................................................................................
2. Sebutir peluru bermassa 50 gram ditembakkan horizontal dan
menumbuk bola boling bermassa 3 kg yang diam. Setelah terjadi
tumbukan dengan peluru, bola boling bergerak dengan kecepatan
0,5m/s dan peluru tertahan di dalam bola boling. Kecepatan peluru
sebelum terjadi tumbukan adalah….

363
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

vp diam vp = vb = v’

Tumbukan tidak lenting

a. Benda apa yang mengalami tumbukan?


...................................................................................................................................................
b. Tuliskan hal-hal yang di ketahui sebelum tumbukan!
...................................................................................................................................................
c. Tuliskan hal-hal yang terjadi setelah tumbukan.
...................................................................................................................................................
d. Tuliskan perumusan momentum sebelum terjadi tumbukan!
...................................................................................................................................................
e. Tuliskan perumusan momentum setelah tumbukan!
...................................................................................................................................................
f. Dengan konsep hukum kekekalan momentum, hitunglah kecepatan
peluru sebelum tumbukan!
...................................................................................................................................................
3. Seorang nelayan naik perahu yang bergerak dengan kecepatan 4 ms 1.

Nelayan naik perahu


http://simon-nagitana.blogspot.com/2015/05/meko-pulau-pasir-timbul-di-flores-timur.html

364
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Massa perahu dan orang masing-masing 200 kg dan 50 kg. Pada suatu
saat, orang tadi meloncat dari perahu dengan kecepatan 8 ms 1 searah
gerak perahu, maka kecepatan perahu sesaat setelah orang tadi
meloncat adalah ....
...................................................................................................................................................
4. Dua buah benda bermassa sama bergerak pada satu garis lurus saling
mendekati seperti pada gambar.

vp = 10m/s

V1=8m/s

Bola 1 Bola 2

Tumbukan dua bola

Jika v2′ adalah kecepatan benda (2) setelah tumbukan ke kanan dengan
laju 5 m/s, maka besar kecepatan v1′ benda (1) setelah tumbukan adalah
...................................................................................................................................................

365
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

LKPD 3. Jenis-jenis Tumbukan

Jenis-jenis tumbukan

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas /Semester : X/1

Tujuan :
Setelah melakukan kegiatan ini diharapkan peserta didik dapat:
1. Menjelaskan jenis-jenis tumbukan
2. Mencontohkan jenis-jenis tumbukan dalam kehidupan sehari-hari
3. Menerapkan konsep jenis-jenis tumbukan untuk menyelesaikan masalah
4. Menganalisa suatu beristiwa berdasarkan konsep jenis-jenis tumbukan.
5. Membuat ide/gagasan untuk melakukan demonstrasi tentang berbagai
jenis tumbukan
6. Melakukan demonstrasi berbagai jenis tumbukan
7. Melakukan percobaan berkaitan dengan konsep impuls dan momentum

Alat dan bahan:


 Bola bekel
 Bole plastik
 Bola tenis
 Meteran pita
 Meja/papan
 Slime / plastisin/ lumpur basah

Petunjuk Kerja :
1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan antara 3-4 peserta didik
2. Lakukan percobaan sesuai dengan petunjuk percobaan
3. lakukan diskusi untuk menyelesaikan masalah yang di sajikan.
4. Tuliskan hasil diskusi pada tempat yang disediakan

366
Unit Pembelajaran
Judul Unit

5. Perhatikan demonstrasi guru tentang:


a. Guru menyiapkan plastisin atau slime. Kemudian Guru menjatuhkan
bula tenis di atas slime/ plastisin /lumpur dari ketinggian 150 cm.
Peserta didik mengamati pantulan bola.
b. Guru menyiapkan plastisin atau slime. Kemudian Guru menjatuhkan
bula tenis di atas lantai dari ketinggian 150 cm.
Peserta didik mengamati pantulan bola.
6. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
7. Tempelkan meteran pita pada dinding dengan selotip
8. Ambil salah satu bola, kemuadian jatuhkan dari ketinggian 150 cm.
9. Amati tinggi pantulan yang dihasilkan, ukur tinggi pantulan dan catan
hasilnya.
10. Ulangi percobaan sebanyak 5 kali.
11. Kemudian lakukan langkah no 6 -7 untuk jenis bola yang lain.

Data percobaan
Data hasil percobaan Bola Bekel

Bola Bekel

𝒉′
No h(cm) h’(cm) 𝒆=√
𝒉

1 150

2 150

3 150

4 150

5 150

Rata-rata

367
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Data hasil percobaan Bola Plastik

Bola plastik

𝒉′
No h(cm) h’(cm) 𝒆=√
𝒉

1 150

2 150

3 150

4 150

5 150

Data hasil percobaan Bola Plastik

Bola Tennis

𝒉′
No h(cm) h’(cm) 𝒆=√
𝒉

1 150

2 150

3 150

4 150

5 150

Rata-rata

368
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Bahan diskusi:
1. Berdasarkan pengamatan pada demonstrasi yang dilakukan dilakukan
guru, jelaskan perbedaan kedua fenomena yang dilihat!
...................................................................................................................................................
2. Tuliskan penjenis-jenis tumbukan yang saudara ketahui !
...................................................................................................................................................
3. Tuliskan contoh berbagai jenis tumbukan dalam kehidupan sehari-hari!

No Jenis Tumbukan Ciri-ciri Contoh

4. Bedasarkan data hasil percobaan, jelaskan jenis tumbukan yang terjadi


pada percobaan!
...................................................................................................................................................
5. Jelaskan hal-hal yang mempengaruhi ketinggian pantulan pada
percobaan yang dilakukan!
...................................................................................................................................................
6. Jelaskan hal-hal yang mempengaruhi jenis tumbukan!
...................................................................................................................................................
7. Jelaskan pengertian koefisien restitusi dan perumusannya!
...................................................................................................................................................
8. Jelaskan hubungan besarnya koefisien restitusi dengan jenis-jenis
tumbukan !
...................................................................................................................................................
9. Jelaskan ciri-ciri masing-masing jenis tumbukan!
...................................................................................................................................................

369
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

10. Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian 9 m di atas lantai. Setelah bola
mengenai lantai, bola terpantul hingga mencapai tinggi maksimum 4 m,
besar koefisien restitusi yang dimiliki oleh bola terhadap lantai adalah . .
...................................................................................................................................................
11. Sebutir peluru 40 gram bergerak dengan kecepatan 100 m/s arah
mendatar dan menumbuk balok bermassa 960 gram yang diam di atas
bidang datar. Jika peluru tertahan di dalam balok maka kecepatan
keduanya menjadi ....
...................................................................................................................................................

370
Unit Pembelajaran
Judul Unit

C. Bahan Bacaan

Impuls dan Momentum

Momentum erat hubungannya dengan massa dan kecepatan. Konsep ini juga
mempelajari kejadian bertumbukannya dua benda atau lebih dan
menganalisis gerak.
1. Momentum
Momentum dimiliki oleh benda yang bergerak. Momentum merupakan hasil
kali antara massa dengan kecepatan benda.. Dengan konsep momentum dan
impuls, perilaku benda dapat dianalisa. Karena kecepatan merupakan
besaran vektor, maka momentum juga termasuk besaran vektor yang
arahnya sama dengan arah kecepatan benda. Secara matematis, persamaan
momentum dapat ditulis sebagai berikut.
p=m.v
Keterangan:
p = momentum (kg.m/s)
m = massa (kg)
v = kecepatan (m/s)
Contoh soal 1:
Mobil yang bermassa 800 kg bergerak dengan kecepatan 36 km/jam. Maka
besar momentum yang terjadi adalah…
Diketahui : m = 800 kg
v =36 km/jam
= 10 m/s
Ditanya :p
Jawab :
p=m.v
p = 800 x 10 = 8000 kg.m/s

371
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Contoh 2:
Sebuah bola voli bermassa 500 gram meluncur dengan kecepatan 10 m/s di
atas lantai licin. Setelah mengenai tembok bola berbalik arah dengan
kecepatan 6 m/s. Besar perubahan momentum bola adalah ....
Diketahui : m = 500 g = 0,5 kg
v2 = - 6 m/s ( tanda (-) berbalik arah)
v1 = 10 m/s
Ditanya : ∆p
Jawab :
∆p = m . (v2 – v1)
∆p = 0,5 (-6 – 10)
∆p = - 8 kg.m/s
Tanda negative menunjukkan gerak benda yang berbalik arah

Impuls

Gaya yang diperlukan untuk membuat benda bergerak selama interval


tertentu disebut impuls. Impuls suatu benda didefinisikan sebagai hasil kali
antara gaya dengan selang waktu gaya itu bekerja pada benda. Impuls
digunakan untuk menambah, mengurangi, dan mengubah arah momentum
dalam satuan waktu. Impuls temasuk besaran vektor yang arahnya sama
dengan arah gaya. Untuk menghitung besar impuls dalam satu arah dapat
kita gunakan persamaan berikut.
I = F. Δt
Keterangan:
I: besar impuls (Ns)
F : gaya yang bekerja pada benda (N)
Δt : selang waktu (s)

372
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Gambar 15. Grafik impuls

2. Hubungan antara Momentum dan Impuls


Sebuah benda yang massanya m mula-mula bergerak dengan kecepatan vo.
Kemudian dalam selang waktu Δt kecepatan benda tersebut berubah menjadi
v.
Menurut definisi, percepatan rata-rata adalah perubahan kecepatan
persatuan waktu. Jadi, persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut
𝑣 − 𝑣0
𝑎̅ =
∆𝑡
Menurut hukum II Newton, jika benda menerima gaya yang searah dengan
gerak benda, maka benda akan dipercepat. Percepatan rata-rata yang
disebabkan oleh gaya F sebagai berikut

𝐹
𝑎̅ =
𝑚
Jika t adalah waktu untuk mengubah kecepatan dari v0 menjadi v atau sama
dengan lamanya gaya bekerja, maka dari kedua persamaan di atas kita
dapatkan persamaan sebagai berikut.
𝐹 𝑣 − 𝑣𝑜
=
𝑚 ∆𝑡
𝐹 . ∆𝑡 = 𝑚. 𝑣 − 𝑚𝑣0
𝐼 = 𝑚 (𝑣 − 𝑣0 )

373
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

𝐼 = ∆𝑝
Keterangan:
I : besar impuls (Ns)
m : massa benda (kg)
v : besar kecepatan (kelajuan) akhir benda (m/s)
vo : kecepatan (kelajuan) mula-mula benda (m/s)
Δp : besar perubahan momentum (kg m/s)
F : besar gaya yang bekerja pada benda (N)
Δt : selang waktu (s)
Persamaan di atas menyatakan bahwa impuls yang dikerjakan pada suatu
benda sama dengan perubahan momentum yang dialami benda tersebut,
yaitu beda antara momentum akhir dengan momentum awalnya.

Hukum Kekekalan Momentum

Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa “jika tidak ada gaya luar
yang bekerja pada sistem, maka momentum total sesaat sebelum sama
dengan momentum total sesudah tumbukan”.

Gambar 16. Hukum kekekalan momentum

Dua buah bola pada Gambar di atas bergerak berlawanan arah saling
mendekati. Bola pertama massanya m1, bergerak dengan kecepatan v1.

374
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Sedangkan bola kedua massanya m2 bergerak dengan kecepatan v2. Jika


kedua bola berada pada lintasan yang sama dan lurus, maka pada suatu saat
kedua bola akan bertabrakan. Adanya gaya aksi dan reaksi dalam selang
waktu Δt tersebut, kedua bola akan saling melepaskan diri dengan kecepatan
masing-masing sebesar v’1 dan v’2. Penurunan rumus secara umum dapat
dilakukan dengan meninjau gaya interaksi saat terjadi tumbukan
berdasarkan hukum III Newton.
F 1 = – F2

Impuls yang terjadi selama interval waktu Δt adalah F1 Δt = -F2 Δt . kita


ketahui bahwa I = F Δt = Δp , maka persamaannya menjadi seperti berikut.
Δp1 = – Δp2
m1v1 + m2v2 = m1v1’ + m2v2’
Keterangan:
p1, p2 : momentum benda 1 dan 2 sebelum tumbukan
p‘1,p’2 : momentum benda 1 dan 2 sesudah makanan
m1, m2 : massa benda 1 dan 2
v1, v2 : kecepatan benda 1 dan 2 sebelum tumbukan
v’1, v’2 : kecepatan benda 1 dan 2 sesudah tumbukan
Hukum kekakalan momentum menyatakan bahwa “jika tidak ada gaya luar
yang bekerja pada sistem, maka momentum total sesaat sebelum sama
dengan momentum total sesudah tumbukan”. ketika menggunakan
persamaan ini, kita harus memerhatikan arah kecepatan tiap benda.

Tumbukan

Berdasarkan sifat kelentingan atau elastisitas benda yang bertumbukan,


tumbukan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu tumbukan lenting
sempurna, tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan tidak lenting sama
sekali.

375
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Apabila tidak ada energi yang hilang selama tumbukan dan jumlah energi
kinetik kedua benda sebelum dan sesudah tumbukan sama, maka tumbukan
itu disebut tumbukan lenting sempurna. Pada tumbukan lenting sempurna
berlaku Hukum Kekekalan Momentum danHukum Kekekalan Energi Kinetik.
Misalnya, dua buah benda massanya masing-masing m1 dan m2 bergerak
dengan kecepatan v1 dan v2 dengan arah berlawanan seperti pada gambar 19
bawah ini.

Gambar 18. Tumbukan lenting sempurna

Berdasarkan hukum kekekalan momentum dapat ditulis sebagai berikut.


m1v1 + m2v2 = m1v1’ + m2v2’
m1v1- m1v1’ = m2v2 - m2v2’
m1(v1 – v1’) = m2(v2 – v2’)
Sedangkan berdasarkan hukum kekekalan energi kinetik, diperoleh
persamaan sebagai berikut.
Ek 1 + Ek 2 = E’k 1 + E’k 2
½ m1 v12 + ½ m2 v22 = ½ m1(v’1)2 + ½ m2(v’2)2
m1[ v12 - (v’1)2] = m2[ v22 - (v’2)2]
m1 (v1 + v’1) (v1 - v’1) = m2 (v2 + v’2) (v2 - v’2)

376
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Jika persamaan di atas saling disubtitusikan, maka diperoleh persamaan


sebagai berikut.
m1(v1 + v'1)(v1 – v'1) = m1(v'2 + v2)(v1 – v'1)
v1 + v'1 = v'2 + v2
v2 – v1 = v'1 – v'2
-(v1 – v2) = v'1 – v'2
Sehingga persamaan di atas dapat ditulis:
(v1′ − v2′ )
− = 1
v1 − v2
(v′1 −v′2 )
Bilangan – = 1 disebut koefisien restitusi (e), yangmerupakan negatif
v1 −v2

perbandingan kecepatan relatif kedua benda sebelum tumbukan. Persamaan


dapat dinyatakan:
(𝑣1′ − 𝑣2′ )
𝑒=− = 1
𝑣1 − 𝑣2
Dengan demikian, pada tumbukan lenting sempurna koefisien restitusi (e) =
1.

Gambar 19. Tumbukan bola dan lantai

Untuk menentukan koefisien restitusi benda yang bertumbukan, perhatikan


contoh berikut ini. Perhatikan Gambar 19 di atas. Sebuah bola elastis jatuh

377
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

bebas dari ketinggian h1 dari lantai, maka akan terjadi tumbukan antara bola
dengan lantai sehingga bola memantul setinggi h2. Berdasarkan persamaan
pada gerak jatuh bebas, kecepatan benda sesaat sebelum tumbukan adalah:
𝑣1 = √2𝑔ℎ
Sesaat setelah tumbukan dapat diidentifikasikan dengan gerak jatuh
bebas,sehingga
𝑣1′ = −√2𝑔ℎ ( tanda negatif karena arahnya ke atas).

Tumbukan Lenting sebagian


Pada tumbukan lenting sebagian terjadi apabila setelah tumbukan
adasebagian energi yang hilang. Akibatnya, energi kinetic sebelum tumbukan
lebih besar daripada energi kinetiksesudah tumbukan. Sebagian besar
tumbukan yang terjadiantara dua benda merupakan tumbukan lenting
sebagian. Pada tumbukan lenting sebagian berlaku Hukum Kekekalan
Momentum, tetapi tidak berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik.
∑Ek>∑Ek’
Ek 1 + Ek 2> E’k 1 + E’k 2
(v1 – v2) > v'2 – v'1
(𝑣1′ − 𝑣2′ )
− < 1
𝑣1 − 𝑣2
Dengan demikian dapat disimpulkan pada tumbukan lenting sebagian,
koefisien restitusi (e) adalah 0 <e<1.

Tumbukan Tidak Lenting


Pada tumbukan tidak lenting sama sekali, terjadi kehilangan energy kinetik
sehingga hukum kekekalan energi mekanik tidak berlaku. Pada tumbukan
jenis ini, kecepatan benda-benda sesudah tumbukan sama besar(benda yang
bertumbukan saling melekat). Secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut.
m1v1 + m2v2 = m1v1’ + m2v2’

378
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Jika v'1 =v'2 = v’ maka,


m1v1 + m2v2 = (m1 + m2)v’ Sesudah tumbukan

Tumbukan
Sebelum tumbukan

Gambar 20. Tumbukan tidak lenting

Karena v1' = v2', maka v1' – v2' = 0, sehingga koefisien restitusi (e) adalah:
(𝑣1′ − 𝑣2′ )
− = 0
𝑣1 − 𝑣2

Jadi, pada tumbukan tidak lenting sama sekali besarnya koefisien restitusi
adalah nol (e =0).

379
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

380
Unit Pembelajaran
Judul Unit

PENGEMBANGAN PENILAIAN

A. Pembahasan Soal-soal

Bagian ini adalah pembahasan soal-soal USBN 2 tahun terakhir yaitu ntahun
2019 dan tahun 2018 serta Soal Ujian Sekolah (US) 2017 yang telah di
sajikan pada bagian sebelumnya. Pembahasan atau penyelesaian soal yang
disajikan di sini bukan merupakan satu-satunya cara yang benar, melainkan
sebagai alternatif dan sumber ide bagi guru dalam membahas soal-soal
sesuai dengan kebutuhan siswa.

Soal 1 ( USBN 2019)


Seorang penembak memegang senapan bermassa 2 kg dengan bebas,
sehingga membiarkan senapan bergerak secara bebas ketika menembakkan
sebutir peluru bermassa 5 g. Peluru itu keluar dari moncong senapan dengan
kecepatan horizontal 100 m/s. Besar kecepatan hentakan senapan ketika
peluru ditembakkan adalah………
A. 0,10 m/s
B. 0,25 m/s
C. 0,35 m/s
D. 0,50 m/s
E. 1,00 m/s

Untuk menyelesaikan soal tersebut peserta didik harus menguasai konsep


momentum, Hukum kekekalan momentum.
Alternatif penyelesain dari soal di atas adalah sebagai berikut:
Diketahui : msenapan = ms =2 kg
mpeluru = mp =5g = 0,005 kg
vp = 100 m/s

381
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Ditanya : vs’
Jawab :
psebelum = p sesudah
ms.vs +mp.vp = ms.vs’ +mp.vp’
2 x 0 + 0.005 x 0 = 2 x vs’ + 0.005 x 100
0 = 2 x vs’ + 0,5
0,5
𝑣𝑠′ = − = − 0,25 m/s
2
Pilihan jawaban yang sesuai adalah B

Soal 2 ( USBN 2018)


Diantara benda bergerak berikut ini mana yang akan mengalami gaya
terbesar bila menumbuk tembok hingga berhenti?
A. Benda bermassa 40 kg dengan laju 25 m/s
B. Benda bermassa 50 kg dengan laju 15 m/s
C. Benda bermassa 100 kg dengan laju 10 m/s
D. Benda bermassa 150 kg dengan laju 7 m/s
E. Benda bermassa 200 kg dengan laju 5 m/s

Untuk menyelesaikan soal tersebut peserta didik harus menguasai konsep


impuls, momentum dan impuls merupakan perubahan momentum.
Penyelesain dari soal di atas adalah sebagai berikut:

Untuk menyelesaikan soal diatas perlu difahami bahwa untuk berhenti


menubruk tembok terdapat gaya akibat terjadinya momentum. Sehingga
besarnya gaya sebanding dengan besarnya momentum.
I = ∆p
F x t =∆p

Maka perlu dianalisa tiap pilihan besarnya momentum yang terjadi.


Untuk menghitung besar momentum digunakan rumus: p = m v

382
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Pilihan a: Benda bermassa 40 kg dengan laju 25 m/s


p = 40 x 25 = 1000 Ns

Pilihan b : Bermassa 50 kg dengan laju 15 m/s


p = 50 x 15 = 750 Ns

Pilihan c : Bermassa 100 kg dengan laju 10 m/s


p = 100 x 10 = 1000 Ns

Pilihan d : Bermassa 150 kg dengan laju 7 m/s


p = 150 x 7 = 1050 Ns

Pilihan e : Bermassa 200 kg dengan laju 5 m/s


p = 200 x 5 = 1000 Ns

Berdasarkan perhitungan di atas yang memiliki momentum terbesar adalah


pilihan D = 1050 Ns, sehingga jawaban yang tepat adalah D.

Soal 3 ( USBN 2018)

Sebuah bola yang massanya 300 gram dipukul dengan gaya 25 N dalam
waktu 0,1 sekon. Jika mula-mula bola diam, maka kecepatan bola setelah
dipukul adalah ....
A. 1,0 m/s
B. 1,5 m/s
C. 2,0 m/s
D. 2,5 m/s
E. 8,3 m/s

Untuk menyelesaikan soal tersebut peserta didik harus menguasai konsep


impils merupakan perubahan momentum.
Penyelesain dari soal di atas adalah sebagai berikut:

383
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Diketahui : m = 300 g = 0,3 kg


F = 25 N
t = 0,1 s
Ditanya : v
Jawab :

𝐹 .𝑡
𝑣=
𝑚
25 . 0,1
𝑣= = 8,3 𝑚/𝑠
0,3

Pilihan jawaban yang sesuai adalah E

Soal 4. Ujian Sekolah (US) 2017

A A B B
3 m/s 6 m/s

Massa bola A adalah 3 kali massa bola B. Jika tumbukan yang terjadi tidak
lenting sama-sekali, maka pernyataan yang benar di bawah ini adalah...
A. Kedua bola ternyata diam
B. Bola A bergerak ke kiri dengan kecepatan 6 m/s
C. Bola B bergerak ke kiri dengan kecepatan 3 m/s
D. Kedua bola menyatu dan bergerak ke kiri dengan kecepatan 2m/s
E. Kedua bola menyatu dan bergerak ke kanan kecepatan 0,75 m/s

Untuk menyelesaikan soal tersebut peserta didik harus menguasai konsep


momentum dan hukum kekekalan momentum.

384
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Diketahui : m A = 3mB
Jenis tumbukan = tidak lenting
e=0
vA=3m/s
vB=6m/s
perlu dianalisis kecepatan benda setelah tumbukan
Ditanya : v’
Jawab : jika e = 0, maka vA’ = vB’
m A v A + mB v B = m A v A ’ + mB v B ‘
mA vA + mB vB = mA v’ + mB v ‘
(3mB x 3 + mB (-6)) =(3mB +mB) v ‘
9 mB - 6 mB = 4 mB v’
3mB = 4 mB v ‘
3𝑚𝐵
v′ = = 0,75 ke kanan
4𝑚𝐵

Karena diperoleh nilai kecepatan = 0,75 m/s ke kanan. Pilihan


jawaban yang sesuai adalah E

Soal 5. Ujian Sekolah (US) 2017

Benda mempunyai massa 4 kg bergerak dalam waktu 2 detik di atas lantai


licin menabrak tembok hingga berhenti. Momentum benda yang dihasilkan
adalah 32 kg. m/s. Kecepatan benda adalah...
A. 2 m/s
B. 4 m/s
C. 8 m/s
D. 16 m/s
E. 32 m/s

Untuk menyelesaikan soal tersebut peserta didik harus menguasai konsep


impuls, momentum dan impuls merupakan perubahan momentum.

385
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Penyelesain dari soal di atas adalah sebagai berikut:


Diketahui : m = 4 kg
∆ t = 2 detik
p = 32 kg.m/s
Ditanya :v=?
Jawab :
I = ∆p
F x ∆t = m . ∆v
32 = 4 v
32
𝑣 = = 8𝑚/𝑠
4

Pilihan jawaban yang sesuai adalah C

386
Unit Pembelajaran
Judul Unit

B. Pengembangan Soal HOTS

Pengembangan soal HOTS bisa dilakukan dengan menaikkan tingkat atau


level kognitf yang harus dicapai, yaitu minimal C-4 atau level analisis. Soal-
soal HOTS memberi penekanan lebih pada proses: 1) mentransfer fakta dari
satu konteks ke konteks lain, 2) memilih, memproses, dan menerapkan
informasi, 3) melihat keterkaitan antara beberapa informasi yang berbeda, 4)
menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan 5) menguji
informasi dan gagasan secara kritis. Karakteristik soal HOTS adalah: 1)
mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, 2) meminimalkan aspek
mengingat dan memahami, 3) stimulus menarik, 4) tidak familiar, 5)
kebaruan.

Cobalah Saudara perhatikan soal-soal yang muncul di USBN dua tahun


terakhir dan soal US di atas. Menurut Saudara, apakah soal-soal tersebut
merupakan soal HOTS? Mengapa?

Berikut adalah satu contoh soal HOTS yang penyelesaiannya menggunakan


konsep impuls dan momentum disajikan dalam kartu soal dan dilengkapi
dengan kisi-kisi soal.

387
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kisi-Kisi Soal HOTS 1

Kompetensi Lingkup Indikator Level Bentuk


NO Materi No
Yang Diuji Materi Soal Kognitif Soal

1 3.5 Impuls dan Impuls, Disajikan 1 C4 Pilihan


Menerapkan momentum Momentum, berupa Analisis ganda
konsep truk yang
Hukum
impuls, melaju
kekekalan
momentum, menabrak
momentum,
dan hukum pohon, dan
jenis-jenis
kekekalan berhenti
tumbukan
momentum setelah
beberapa
detik,
peserta
didik
diminta
untuk
menghitun
g gaya
selama
terjadinya
tumbukan

388
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Kartu Soal HOTS 1

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2019/2020

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : Fisika Nama Penyusun : Susiyanti

KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi
√ Penalaran
3.5 menerapkan RUMUSAN BUTIR SOAL
konsep impuls,
momentum, dan Nomor
hukum kekekalan Soal
momentum.
1
LINGKUP
MATERI
Momentum dan

Impuls

MATERI

Momentum, Kunci
Jawaban Truk menabarak pohon
impuls, impuls
Ladulmuksinin19.blogspot.co.id
merupakan D
Dikarenakan kondisi sopir truk kelelahan dan mengantuk,
perunahan
sebuah truk yang massanya 2 000 kg dan melaju dengan
momentum
kecepatan 36 km/jam menabrak sebuah pohon dan berhenti
INDIKATOR
dalam waktu 0,1 detik. Dan truk mengalami kerusakan yang
SOAL
hebat karena terjadi dalam waktu yang sangat singkat
Disajikan berupa
dihasilkan gaya yang sangat besar. Gaya tersebut tidak
truk yang melaju
sanggup ditahan oleh body truk sehingga rusak parah.Gaya
menabrak pohon,
rata-rata pada truk selama berlangsungnya tabrakan adalah
dan berhenti
.... (dalam N)
setelah beberapa
A. 20.0
detik, peserta
B. 200
didik diminta

389
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

untuk menghitung C. 2.000


gaya selama D. 200.000
terjadinya E. 2.000.000
tumbukan

Pembahasan soal HOTS 1

Diketahui:
m = 2000 kg
v = 36 km/jam = 10 m/s
t = 0,1 detik
Ditanya : F
Jawab :

Untuk menyelesaikan soal tersebut harus memahami konsep impuls


merupakan perubahan momentum
I = ∆p
F.t = m . v
F . 0,1 = 2000 . 10
F = 20000 : 0,1
F = 200000 N
Jadi jawaban yang sesuai adalah D

390
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Kisi-Kisi Soal HOTS 2

Kompetensi Lingkup Indikator Level Bentuk


NO Materi No
Yang Diuji Materi Soal Kognitif Soal

2 3.5 Impuls dan Impuls, Disajikan 2 C4 Uraian


Menerapkan Momentum momen fenomena Analisis
konsep tum, sebuah
impuls, tumbu benda yang
momentum kan menumbuk
dan hukum benda diam
kekekalan yang
momen tum kemudian
bergerak
bersama-
sama.
Peserta
didik
diminta
membuat
analisis
gerak
berdasarkan
konsep
momentum
dan
tumbukan

391
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kartu Soal HOTS 2


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KARTU SOAL

Tahun Pelajaran 2019/2020

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Uraian
Mata Pelajaran : Fisika Nama Penyusun : Susiyanti

KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi
√ Penalaran
3.5 menerapkan RUMUSAN BUTIR SOAL
konsep impuls,
momentum, dan Nomor
hukum kekekalan Soal
momentum
2
LINGKUP
MATERI
Momentum dan
Impuls

MATERI

Momentum, Kunci
impuls, impuls Jawaban
merupakan
perunahan C
Seorang pemain billiayard menyodok bola putih kearah bola
momentum
orange yang diam anggaplah kedua
INDIKATOR benda melekat satu sama lain dan bergerak bersama.
SOAL Jika kedua bola tersebut massanya sama.
Disajikan
(1) Jumlah energi kinetik sebelum dan sesudah tumbukan
fenomena sebuah
benda yang berbanding 2 : 1
menumbuk benda (2) Kecepatan kedua benda sesudah tumbukan sebesar 2
diam yang
kali kecepatan bola putih mula-mula
kemudian
bergerak (3) Momentum bola putih sebelum tumbukan = 2 kali
bersama-sama. momentum bola orange sesudah tumbukan
Peserta didik (4) Koefisien restitusi sama dengan nol
diminta membuat
analisis gerak
Pernyataan di atas yang benar adalah ....

392
Unit Pembelajaran
Judul Unit

berdasarkan A. (1), (2) dan (3)


konsep B. (1) dan (3)
momentum dan
C. (2) dan (4)
tumbukan
D. (4)
E. Semua benar

Pembahasan HOTS 2

Diketahui : m1 = m2 = m
Karena setelah tumbukan bergerak bersama, maka v1’=v2’=v’
Ditanya : pernyataan yang benar

Jawab :
1. Salah, ingat hukum kekekalan energi, yaitu jumlah energi sebelum dan
sesudah tumbukan sama.
2. Benar, karena kecepatan kedua benda menjadi setengah dari
kecepatan setelah tumbukan.
𝑝 𝑚. 𝑣 1
𝑣′ = = = 𝑣
𝑚 2𝑚 2
3. Salah, ingat hukum kekekalan momentum “ jumlah momentum
sebelum tumbukan sama dengan momentum setelah tumbukan”
𝑚𝑣 𝑚𝑣 𝑚𝑣 1
p ∶ p′ = =1 = =
𝑚𝑣′ (2𝑚𝑣) 𝑚𝑣 1
2

dengan demikian momentum sebelum tumbukan sama dengan


momentum setelah tumbukan

4. Benar, e=0 karena benda menjadi satu dan bergerak bersama setelah
tumbukan.

Dengan demikian pernyataan yang benar adalah (2) dan (4) sesuai dengan
pilihan C

393
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kisi-Kisi Soal HOTS 3

Kompetensi Lingkup Indikator Level Bentuk


NO Materi No
Yang Diuji Materi Soal Kognitif Soal

3 3.5 Impuls Impuls, Disajikan 3 C4 Pilihan


Menerapkan dan seseorang Analisis Ganda
Momen
konsep moment yang
tum,
impuls, um menendang
momentum, Hukum bola dengan
dan hukum kekeka kecepatan
kekekalan lan tertentu.
momentum momen Peserta didik
tum, di minta
jenis- untuk
jenis menganalisis
tumbu besar impuls
kan pada
fenomena di
atas.

394
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Kartu Soal HOTS 3

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2019/2020

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : Fisika Nama Penyusun :

KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran
3.5 menerapkan RUMUSAN BUTIR SOAL
konsep impuls,
momentum, dan Nomor
hukum kekekalan Soal
momentum 3
LINGKUP
MATERI
Impuls dan
momentum

MATERI

Impuls, Kunci
momentum, Jawaban
Impuls
B
merupakan
perubahan
momentum
INDIKATOR http://gameucl.blogspot.com/2014/11/teknik-dasar-bermain-sepak-
SOAL bola.html
Disajikan
seseorang yang
menendang bola David Beckham menendang bola yang menuju ke arah
dengan kecepatan kakinya dengan kecepatan 10 m/s. Setelah ditendang
tertentu. Peserta
dengan gaya sebesar 400 N bola berbalik arah dengan
didik di minta
untuk kecepatan 108 km/jam. Jika massa bola 500 gram maka
menganalisis besar impuls pada bola adalah ….
besar impuls pada A. 10 Ns

395
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

fenomena di atas.. B. 20 Ns
C. 30 Ns
D. 40 Ns
E. 50 Ns

Pembahasan Soal HOTS 3

Diketahui:
m = 500 g = 0,5 kg
v = 36 km/jam = 10 m/s
v ‘= -108 km/jam = - 30 m/s (tanda – menunjukkan bola berbalik arah)

Ditanya : I
Jawab :
Untuk menyelesaikan soal tersebut harus memahami konsep impuls
merupakan perubahan momentum
I = ∆p
I = m . (v’-v)
I = 0,5 (-30-10)
I = 0,5 . (-40)
I = -20 Ns.

Sehingga jawaban yang sesuai adalah B

396
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Tabel 9. Kisi-Kisi Soal HOTS 4

Kompetensi Lingkup Indikator Level Bentuk


NO Materi No
Yang Diuji Materi Soal Kognitif Soal

4 3.5 Impuls dan Impuls, Disajikan 4 C4 Pilihan


menerapkan momentum moment sebuah ganda
konsep um, roket yang
impuls, menyembu
Impuls
momentum, rkan gas
merupa
dan hukum dengan
kan
kekekalan massa
perubah
momentum tertentu
an
dan
moment
kecepatan
um
keluarnya
gas,
peserta
didik di
minta
untuk
menghitun
g gaya
dorong
roket

397
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kartu Soal HOTS 4

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2019/2020

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata
: Fisika Nama Penyusun :
Pelajaran

Buku
KOMPETENSI Pengetahuan/
Sumb
Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran
DASAR er :

3.5 menerapkan RUMUSAN BUTIR SOAL


konsep
Nomo
impuls, r Soal
momentum,
dan hukum 4
kekekalan
momentum
LINGKUP MATERI
Impuls dan
momentum

MATERI

Impuls, momentum,
Impuls merupakan
perubahan Kunci Sebuah roket dilengkapi tangki yang berisi bahan bakar
momentum Jawab hidrogen cair dan oksigen cair. Pada saat proses pembakaran,
an gas panas ditembakkan ke bawah melalui mulut pipa yang
D terletak di bagian ekor, badan roket bergerak naik. Kecepatan
akhir roket tergantung pada kecepatan semburan gas panas dan

INDIKATOR SOAL jumlah bahan bakar yang dibawanya. Pada proses peluncuran,
Disajikan sebuah roket mengeluarkan gas buang sebanyak 90 kg setiap detiknya.
roket yang Pada setiap mengeluarkan gas buang itulah roket akan
menyemburkan gas
mendapatkan gaya dorong ke atas. Sedangkan semburan gas
dengan massa
tertentu dan buang tersebut memiliki kecepatan 200 m.s -1. Gaya dorong pada
kecepatan keluarnya roket tersebut sebesar…
gas, peserta didik di

398
Unit Pembelajaran
Judul Unit

minta untuk A. 1,8 x 102 N


menghitung gaya B. 2,0 x 102 N
dorong roket
C. 3,6 x 102 N
D. 1,8 x 104 N
E. 2,0 x 104 N

Pembahasan Soal HOTS 5

Diketahui:
m = 90 kg
v = 200 m/s
t = 1detik
Ditanya : F
Jawab :

Untuk menyelesaikan soal tersebut harus memahami konsep impuls


merupakan perubahan momentum
I = ∆p
F.t = m . v
F . 1 = 90 . 200
F = 18.000N
F = 1,8 . 104 N

Jadi jawaban yang sesuai adalah D

399
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel 10. Kisi-Kisi Soal HOTS 5

Kompetensi Lingkup Indikator Level Bentuk


NO Materi No
Yang Diuji Materi Soal Kognitif Soal

5 3.5 Impuls dan Impuls, Disajikan bola 5 C4 Pilihan


menerapkan momentum momen yang jatuh ganda
Analisis
konsep tum, pada
impuls, ketinggian
Impuls
momentum, tertentu
merup
dan hukum diatas lantai
akan
kekekalan yang
peruba
momentum memilikim
han
koefisien
momen
restitusi
tum
teertentu,
peserta didik
diharapkan
menghitung
tinggi
pantulan
pertama.

400
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Kartu Soal

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2019/2020

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : Fisika Nama Penyusun :

KOMPETENSI Buku Pengetahuan/


DASAR Sumber : Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran

3.5 menerapkan RUMUSAN BUTIR SOAL


konsep impuls, Nomor
momentum, dan Soal Riwan tinggal di apartemen yang mewah. Ia
hukum kekekalan
momentum 5 menempati lantai 20. Suatu ketika Riwan Menjatuhkan
LINGKUP MATERI bola dari jendela apartemennya ke lantai dasar
Impuls dan apartemen. Ketinggian Riwan saat itu100 m di atas
momentum
lantai. Jika koefisien restitusi antara bola dengan lantai
MATERI 0,5 maka tinggi pantulan pertama bola tersebut adalah

Impuls, Kunci ....


momentum, Jawaban
Impuls merupakan A. 20 m
perubahan B
momentum B. 25 m

INDIKATOR SOAL C. 50 m

Disajikan bola yang D. 75 m


jatuh pada E. 80 m
ketinggian tertentu
diatas lantai yang
memilikim
koefisien restitusi
teertentu, peserta
didik diharapkan
menghitung tinggi
pantulan pertama.

401
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Pembahasan Soal HOTS 5

Diketahui:
h = 100 m
e = 0,5
Ditanya : h’
Jawab :

Untuk menyelesaikan soal tersebut harus memahami konsep tumbukan dan


koefisien restitusi

ℎ′ ℎ′
e= √ = √
ℎ 100

ℎ′
0,5 = √
100

ℎ′ 2
(0.5)2 = (√ )
100

1 ℎ′
=
4 100
100
ℎ′ = = 25 𝑐𝑚
4

Jadi jawaban yang sesuai adalah B

402
Unit Pembelajaran
Judul Unit

KESIMPULAN

Unit ini dikembangkan berdasarkan pasangan KD Fisika TR 3.5. Menerapkan


konsep impuls, momentum dan hukum kekekalan momentum dan 4.5
Melakukan demonstrasi jenis-jenis tumbukan. Berdasarkan KD pengetahuan
dapat diketahui bahwa indikator yang dikembangkan perlu mencapai level
analisis (C4). Artinya, KD ini sudah menuntut Saudara melatihkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi kepada peserta didik. Adapun KD keterampilan menuntut
Saudara memfasilitasi peserta didik berkreasi untuk menganalisa jenis-jenis
tumbukan. Hal ini berarti Saudara perlu memberikan ruang dan waktu kepada
peserta didik untuk mengembangkan kreativitasnya untuk melakukan percobaan
jenis-jenis tumbukan.

Penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi oleh peserta didik


memerlukan proses pembelajaran yang relevan. Oleh karena itu, aktivitas
pembelajaran pada kompetensi Impuls dan momentum menggunakan
pendekatan pembelajaran saintifik dan model pembelajaran plobem based
learning dan discovery learning dengan metode praktik dan diskusi melalui
tiga kali aktivitas. Seperti telah diketahui, kedua model pembelajaran ini
merupakan model yang dapat membekalkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi kepada peserta didik. Ketika implementasi, pembelajaran juga dipandu
dengan menggunakan LKPD yang dirancang untuk memudahkan penguasaan
konsep sesuai tingkat kognitifnya dan penguasaan keterampilan yang
mengedepankan konstruktivisme. Artinya, peserta didik memperoleh konsep
dengan merumuskannya terlebih dahulu.

Adapun konten yang dikembangkan pada unit ini adalah konsep impuls dan
momentum yang mencakup konsep impuls, momentum, hukum kekekalan
momentum dan jenis-jenis tumbukan. Konsep pada unit ini merupakan
konten yang kaya akan pengetahuan kontekstual bagi peserta didik. Artinya,

403
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Saudara dapat mendorong serta memfasilitasi peserta didik untuk


menemukan fenomena di kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
konsep pada unit ini. Sebagai contoh aplikasi dunia nyata, unit ini menyajikan
beberapa contoh fenomena yang menunjukkan adanya konsep impuls dan
momentum serta jenis-jenis tumbukan.

Berkaitan dengan penilaian, pada unit ini muncul dalam soal USBN dua tahun
terakhir yaitu soal USBN tahun 2019 dan soal USBN 2019 dan soal Ujian
Sekolah (US) tahun 2017. Jenis pertanyaan yang diajukan sudah pada taraf
level kogintif C3 untuk menganalisa suatu fenomena, namun belum disertai
stimulus yang terbarukan. Oleh karena itu, Saudara perlu meyakinkan bahwa
peserta didik memahami konsep pada unit ini dengan baik agar siap
mengahadapi USBN. Lebih dari itu, Saudara perlu mengembangkan soal-soal
pengetahuan unit ini pada tingkat level berpikir yang lebih tinggi lagi.
Artinya, Saudara dituntut dapat memfasilitasi peserta didik agar dapat
memecahkan soal-soal yang mengedapankan kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Oleh karena itu, Saudara perlu terus menyusun bank soal yang relevan
dengan indikator yang telah dikembangkan.

404
Unit Pembelajaran
Judul Unit

UMPAN BALIK

Dalam rangka mengetahui pemahaman terhadap unit ini, Saudara perlu


mengisi lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian
instrumen ini, Saudara dapat mengetahui posisi pemahaman beserta umpan
baliknya. Oleh karena itu, isilah lembar persepsi diri ini dengan objektif dan
jujur dengan memberikan tanda silang (X) pada kriteria yang menurut
saudara tepat.

Kriteria

No Aspek

1 2 3 4

Memahami dengan baik semua


1 indikator yang telah dikembangkan di
unit ini.

Mampu menghubungkan konten


2 dengan fenomena kehidupan sehari-
hari.

Memahami dengan baik bahwa


aktivitas pembelajaran yang disusun
3
dapat mengembangkan HOTS peserta
didik.

Memahami dengan baik tahapan


4 urutan aktivitas pembelajaran yang
disajikan.

Mampu dengan baik


5 mengaplikasikan aktivitas
pembelajaran di dalam kelas.

Memahami dengan baik lembar kerja


6
peserta didik yang dikembangkan.

Mampu melaksanakan dengan baik


7 lembar kerja peserta didik yang
dikembangkan.

405
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Memahami konten secara menyuluh


8
dengan baik.

Memahami prosedur penyusunan soal


9
HOTS dengan baik.

Mampu membahas soal HOTS yang


10
disajikan dengan tepat.

Jumlah

Jumlah Total

Keterangan Pedoman Penskoran

1 = tidak menguasai
2 = cukup menguasai 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
Skor = 𝑥 100 %
3 = menguasai 40
4 = sangat menguasai

406
Unit Pembelajaran
Judul Unit

Keterangan Umpan Balik

Skor Umpan Balik

Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara


membelajarkannya, mengembangkan penilaian dan
< 70 melaksanakan penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu
membaca ulang unit ini dan mendiskusikannya dengan dengan
fasilitator di MGMP sampai Saudara memahaminya.

Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten,


cara membelajarkan, mengembangkan penilian dan
70 - 79 melaksanakan penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu
mendiskusikan bagian yang belum dipahami dengan fasilitator
atau teman lain di MGMP.

Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan


80 – 89 penilaian dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS
dengan baik.

Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan


penilaian dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS
>90
dengan sangat baik. Saudara dapat menjadi fasilitator bagi
teman-teman lain di MGMP untuk membelajarkan unit ini.

407
Unit Pembelajaran
Elastisitas

481
Unit Pembelajaran
Elastisitas

Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN FISIKA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK) BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA

ELASTISITAS
Penulis:
Yoyok Prasetya, M.Pd.

Penyunting:
Prof. Dr. Arif Hidayat, M.Si.

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

483
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

484
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI _________________________________ 485


DAFTAR GAMBAR _____________________________ 487
DAFTAR TABEL _______________________________ 488
PENDAHULUAN ______________________________ 489
KOMPETENSI DASAR __________________________ 491
A. Target Kompetensi ________________________________________________________ 491
B. Indikator Pencapaian Kompetensi _______________________________________ 491
APLIKASI DI DUNIA NYATA _____________________ 495
A. Neraca Pegas _______________________________________________________________ 495
B. Alat Uji Tarik _______________________________________________________________ 495
C. Shock Breaker _____________________________________________________________ 496
SOAL-SOAL US/USBN _________________________ 497
A. Contoh Soal US/USBN Tahun 2017 _______________________________________ 497
B. Contoh Soal US/USBN Tahun 2017 _______________________________________ 498
C. Contoh Soal US/USBN Tahun 2017 _______________________________________ 499
D. Contoh Soal US/USBN Tahun 2017_______________________________________ 500
E. Contoh Soal US/USBN Tahun 2017 _______________________________________ 502
F. Contoh Soal US/USBN Tahun 2018 _______________________________________ 503
G. Contoh Soal US/USBN Tahun 2018 _______________________________________ 504
H. Contoh Soal US/USBN Tahun 2018 ______________________________________ 505
I. Contoh Soal US/USBN Tahun 2018 _______________________________________ 506
J. Contoh Soal US/USBN Tahun 2018________________________________________ 506
BAHAN PEMBELAJARAN ________________________ 509
A. Aktivitas Pembelajaran ___________________________________________________ 509
Aktivitas Pembelajaran 1: ________________________________________________ 510
Aktivitas Pembelajaran 2: ________________________________________________ 512

485
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas Pembelajaran 3: ________________________________________________ 515


Aktivitas Pembelajaran 4: ________________________________________________ 517
B. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ____________________________________ 520
LKPD. 1 Tegangan dan Regangan ________________________________________ 521
LKPD. 2 Modulus Elastisitas _____________________________________________ 523
LKPD. 3 Pengaruh Gaya terhadap Pertambahan Panjang Pegas ______ 525
LKPD. 4 Konstanta Pegas yang disusun Seri - Paralel _________________ 526
C. Bahan Bacaan _____________________________________________________________ 531
Pengaruh gaya pada benda ______________________________________________ 531
Sifat Mekanik Logam _____________________________________________________ 535
Tegangan, Regangan, dan Modulus Elastisitas _________________________ 537
Hukum Hooke _____________________________________________________________ 540
Susunan Pegas_____________________________________________________________ 542
Energi Potensial Pegas ___________________________________________________ 544
Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Sistem Pegas________________ 545
PENGEMBANGAN PENILAIAN ____________________547
A. Pembahasan Soal-soal ____________________________________________________ 547
B. Mengembangkan Soal HOTS _____________________________________________ 558
KESIMPULAN ________________________________563
UMPAN BALIK________________________________565
DAFTAR PUSTAKA_____________________________567

486
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Neraca Pegas _________________________________________________________ 495

Gambar 2. Alat Uji Tarik _________________________________________________________ 496

Gambar 3. Shock Breaker Sepeda Motor _______________________________________ 496

Gambar 4. Karet Gelang _________________________________________________________ 533

Gambar 5. Pir _____________________________________________________________________ 533

Gambar 6. Tanah Liat ____________________________________________________________ 534

Gambar 7. Plastisin ______________________________________________________________ 534

Gambar 8. Pertambahan Panjang _______________________________________________ 538

Gambar 9. Robert Hooke ________________________________________________________ 540

Gambar 10. Pegas diberi Beban ________________________________________________ 541

Gambar 11. Susunan Pegas secara Seri ________________________________________ 542

Gambar 12. Susunan Pegas secara Paralel _____________________________________ 543

Gambar 13. Grafik F-∆x __________________________________________________________ 544

487
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Target Kompetensi Dasar .................................................................................... 491

Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) ..................................................... 492

Tabel 3. Bentuk dan Sifat Zat ............................................................................................... 532

Tabel 4. Kisi-Kisi Soal HOTS ................................................................................................. 558

488
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

PENDAHULUAN

Unit ini disusun sebagai salah satu aternatif sumber bahan ajar bagi guru
fisika SMK kelompok Teknologi dan Rekayasa untuk memahami topik
elastisitas. Unit ini memuat kompetensi dasar, target kompetensi dan
indikator pencapaian kompetensi, aplikasi optik dalam kehidupan sehari-
hari, bahan bacaan, soal-soal tes Ujian Sekolah (US) / Ujian Sekolah
Berstandar Nasional (USBN), Ujian Masuk Politeknik Negeri (UMPN), contoh
Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD), dan contoh pengembangan soal
HOTS.

Komponen-komponen di dalam unit ini dikembangkan dengan tujuan agar


guru dapat dengan mudah memfasilitasi peserta didik memahami konsep
elastisitas, melatihkan keterampilan dalam melakukan praktik, sekaligus
mendorong peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Topik optik yang dikembangkan pada bahan bacaan terdiri atas subtopik (1)
Tegangan, (2) Regangan (3) Modulus Elastisitas, (4) Hukum Hooke, (5)
Susunan Pegas, dan (6) Energi Potensial Pegas. Selain itu, unit ini dilengkapi
dengan tiga LKPD, yaitu 1) Menentukan hubungan antara gaya dan
pertambahan panjang pegas tembaga; 2) Menentukan sifat pegas tembaga
dibandingkan dengan sifat pegas baja;. 3) Menentukan konstanta pegas dari
pegas yang disusun seri/paralel dan membandingkan nilai konstanta yang
diperoleh dari metode grafik dengan persamaan hukum Hooke. LKPD
dikembangkan secara aplikatif agar guru mudah mengimplementasikannya
dalam pembelajaran.

Dengan mempelajari unit ini, diharapkan guru dapat memiliki dasar


pengetahuan dan mempunyai inspirasi dalam meningkatkan kemampuannya
mengelola pembelajaran, berpikir tingkat tinggi serta menyusun perangkat
penilaiannya di kelas yang diampu.

489
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

490
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

KOMPETENSI DASAR

A. Target Kompetensi

Unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)


kelas X SMK kelompok Teknologi dan Rekayasa. Kompetensi dasar tersebut
dapat dijabarkan menjadi beberapa target kompetensi. Target kompetensi
menjadi patokan penguasaan kompetensi oleh peserta didik. Target
kompetensi pada kompetensi dasar ini terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1. Target Kompetensi Dasar

No. Kompetensi Dasar Target Kompetensi Kelas


3.7 Menganalisis 1. Menentukan hubungan antara gaya dan X
kekuatan bahan pertambahan panjang pegas tembaga.
dari sifat 2. Menentukan sifat pegas tembaga
elastisitasnya dibandingkan dengan sifat pegas baja
3. Menentukan konstanta pegas dari pegas
yang disusun seri/paralel dan
membandingkan nilai konstanta yang
diperoleh dari metode grafik dengan
persamaan hukum Hooke.
4.7 Menyelesaikan 1. Menyajikan hasil percobaan Hukum X
masalah teknis Hooke.
dalam bidang 2. Menyajikan hasil percobaan berdasarkan
teknologi terkait karakteristik jenis pegas yang diamati.
dengan elastisitas 3. Menyajikan hasil percobaan elastisitas
bahan bahan berdasarkan susunan pegas.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi (IPK) untuk unit ini dikembangkan dari KD


3.7 Menganalisis kekuatan bahan dari sifat elastisitasnya dan KD 4.7
Menyelesaikan masalah teknis dalam bidang teknologi terkait dengan
elastisitas bahan. Untuk mempermudah menentukan kesesuaian indikator
dengan tuntutan KD maka IPK dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu

491
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

IPK pengetahuan dan IPK keterampilan. IPK pengetahuan terkait dengan


dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif, sedangkan IPK
keterampilan terkait dengan keterampilan bertindak dan keterampilan
berpikir yang meliputi keterampilan abstrak dan keterampilan kongkrit. IPK
dijabarkan menjadi tiga kategori, yaitu IPK Pendukung, IPK Kunci, dan IPK
Pengayaan. Penjabaran IPK dapat digunakan guru sebagai kontrol dan acuan
dalam mengukur ketercapaian KD. Rincian IPK yang dikembangkan pada unit
ini terdapat pada Tabel 2.

Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan


IPK Penunjang
3.7.1 Mengidentifikasi karakteristik 4.7.1 Menyajikan hasil identifikasi
(elastisitas bahan) benda elastis di karakteristik (elastisitas bahan)
sekitar pada benda elastis
3.7.2 Mengidentifikasi karakteristik 4.7.2 Menyajikan hasil identifikasi
(elastisitas bahan) pada benda karakteristik (elastisitas bahan)
elastis pada dua jenis benda elastis yang
berbeda
3.7.3 Membedakan karakteristik
(elastisitas bahan) pada dua jenis
benda elastis yang berbeda
3.7.4 Menyimpulkan hukum Hooke
berdasarkan hasil percobaan

492
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan


3.7.5 Menjelaskan manfaat
elastisitas dalam kehidupan
3.7.6 Merinci karakteristik
(elastisitas bahan) benda elastis dan
plastis di sekitar
3.7.7 Merinci karakteristik
(konstanta elastisitas bahan)
berdasarkan susunan seri/paralel
IPK Kunci
3.7.8 Mengklasifikasikan jenis bahan 4.7.3 Menyajikan hasil
berdasarkan nilai konstanta pengklasifikasian jenis bahan
elastisitas yang diamati. berdasarkan nilai konstanta
elastisitas yang diamati.
3.7.9 Menenentukan konstanta 4.7.4 Menyajikan hasil percobaan
benda elastis berdasarkan susunan tentang konstanta benda elastis
seri/paralel yang diamati berdasarkan susunan seri/paralel
yang diamati.
IPK Pengayaan
3.7.10 Menjelaskan karakteristik
(elastisitas bahan) pada benda
elastis
3.7.11 Membuat grafik hubungan F-
∆L untuk menentukan konstanta
pegas

493
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

494
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

APLIKASI DI DUNIA NYATA

A. Neraca Pegas

Neraca pegas merupakan alat ukur untuk mengetahui besarnya gaya tarikan
yang kita berikan. Neraca pegas ini juga biasa kita gunakan untuk mengukur
berat, berat yang dimaksud di sini adalah gaya berat bukan massa.

Gambar 1. Neraca Pegas

B. Alat Uji Tarik

Suatu alat yang digunakan untuk menguji kekuatan bahan yang berupa
kekuatan tarik, kekuatan tekan, maupun kekuatan geser. Pengetahuan
tentang sifat logam yang dikenai gaya tarik sampai ke titik patahnya sangat
penting dalam berbagai cabang ilmu terapan.

495
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 2. Alat Uji Tarik


Sumber: http://www.infometrik.com

C. Shock Breaker

Gambar 3. Shock Breaker Sepeda Motor


Sumber: https://www.otosia.com
Gambar 4 di atas adalah pegas yang digunakan sebagai peredam kejutan
pada kendaraan sepeda motor. Pegas digunakan pada sistem suspensi
kendaraan bermotor. Tujuan adanya pegas ini adalah untuk meredam
kejutan ketika sepeda motor yang dikendarai melewati permukaan jalan
yang tidak rata.

496
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

SOAL-SOAL US/USBN

Berikut ini contoh soal-soal US/USBN topik Elastisitas pada Kompetensi


Dasar 3.7. Soal-soal ini disajikan agar dapat dijadikan sebagai sarana berlatih
bagi peserta didik untuk menyelesaikannya. Selain itu, soal-soal ini juga
dapat menjadi acuan ketika Saudara akan mengembangkan soal yang setipe
pada topik Elastisitas.

A. Contoh Soal US/USBN Tahun 2017

No. Soal
1 Perhatikan grafik di bawah.

Disajikan grafik hubungan antara Ep dengan x; dimana x adalah


pertambahan panjang pegas dan Ep adalah energi potensial pegas dari
5 jenis pegas yang berbeda bahan penyusunnya.
Dari data grafik diatas dapat disimpulkan bahwa nilai konstanta pegas
terkecil adalah …
A. Pegas A
B. Pegas B
C. Pegas C
D. Pegas D
E. Pegas E

Identifikasi

Level Kognitif : Menganalisis (C4)

497
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Indikator yang 3.3.2 Mengidentifikasi karakteristik benda elastis


:
bersesuaian di sekitar

Diketahui : Grafik hubungan antara Ep dengan x

Ditanyakan : Nilai konstanta pegas terkecil

Materi yang : Energi Potensial Pegas


dibutuhkan

B. Contoh Soal US/USBN Tahun 2017

No. Soal
2 Perhatikan gambar di bawah.

Dua pegas dengan konstanta pegas masing-masing 2k dan 3k disusun


paralel (seperti gambar a). Kemudian pegas tersebut ditarik dengan
gaya (F); sistem pegas masih dalam daerah liniernya dan diperoleh
grafik hubungan antara F dan penambahan panjang sistem pegas
seperti gambar b. Dari data ini maka nilai konstanta pegas k1 dan k2
adalah … N/m
A. 500; 700
B. 400; 800
C. 300; 400
D. 200; 300
E. 100; 200

Identifikasi

Level Kognitif : Menganalisis (C4)

498
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

Indikator yang 3.3.2 Mengidentifikasi karakteristik benda elastis


:
bersesuaian di sekitar

Grafik hubungan antara F dan penambahan panjang


Diketahui : sistem pegas dan dua pegas dengan konstanta pegas
masing-masing 2k dan 3k disusun paralel.

Ditanyakan : Nilai konstanta pegas k1 dan k2

Materi yang : Hukum Hooke dan Susunan Pegas


dibutuhkan

C. Contoh Soal US/USBN Tahun 2017

No. Soal
3 Perhatikan grafik di bawah.

Dari data grafik (F-x) untuk dua pegas yang berbeda ini dapat
disimpulkan nilai k1 : k2 adalah …
A. 3 : 4
B. 4 : 3
C. 9 : 16
D. 16 : 9
E. 16 : 25

Identifikasi

499
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Level Kognitif : Menganalisis (C4)

Indikator yang 3.3.2 Mengidentifikasi karakteristik benda elastis


:
bersesuaian di sekitar

Diketahui : Data grafik (F-x)

Ditanyakan : Nilai k1 : k2 pada grafik hubungan F dan x

Materi yang : Hukum Hooke


dibutuhkan

D. Contoh Soal US/USBN Tahun 2017

No. Soal
4 Grafik di bawah yang menunjukkan suatu bahan mempunyai konstanta
pegas atau kekakuan yang paling besar adalah …
A.

B.

C.

500
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

D.

E.

Identifikasi

Level Kognitif : Menganalisis (C4)

Indikator yang 3.3.2 Mengidentifikasi karakteristik benda elastis


:
bersesuaian di sekitar

501
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Diketahui : Grafik hubungan antara F dan x

Ditanyakan : Grafik kekakuan yang paling besar

Materi yang : Hukum Hooke


dibutuhkan

E. Contoh Soal US/USBN Tahun 2017

No. Soal
5 Sepotong kawat logam homogen dengan panjang 140 cm dan luas
penampangnya 2 mm2 ketika ditarik dengan gaya sebesar 100 N
bertambah panjang 1 mm. Modulus elastik bahan kawat logam
tersebut adalah … N/m2
A. 7 x 1017
B. 7 x 1011
C. 7 x 1010
D. 7 x 109
E. 7 x 108

Identifikasi

Level Kognitif : Menerapkan / Mengaplikasikan (C3)

Indikator yang 3.3.2 Mengidentifikasi karakteristik benda elastis


:
bersesuaian di sekitar

Panjang logam, luas penampang logam, gaya dan


Diketahui :
pertambahan panjang logam.

Ditanyakan : Modulus Elastisitas

Materi yang : Modulus Elastisitas Bahan Kawat


dibutuhkan

502
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

F. Contoh Soal US/USBN Tahun 2018

No. Soal
6 Suatu pegas yang dipasang seri terdiri atas 3 buah pegas dengan
konstanta berturut-turut 18 N/m, 6 N/m, dan 9 N/m. Pada ujung pegas
digantung sebuah beban dan mengakibatkan pertambahan panjang
pegas sebesar 60 cm. Besarnya massa beban yang digantung adalah …
kg
A. 0,18
B. 0,12
C. 0,10
D. 0,08
E. 0,02

Identifikasi

Level Kognitif : Menerapkan / Mengaplikasikan (C3)

Indikator yang 3.3.2 Mengidentifikasi karakteristik benda elastis


:
bersesuaian di sekitar

Diketahui : 3 pegas disusun secara seri digantung sebuah beban

Ditanyakan : Massa beban

Materi yang : Susunan Pegas, Hukum Hooke


dibutuhkan

503
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

G. Contoh Soal US/USBN Tahun 2018

No. Soal
7

Di atas adalah grafik hubungan antara F (gaya tarik pegas) terhadap ∆L


(pertambahan panjang pegas). Bagian yang diarsir menyatakan
besaran …
A. Gaya Pegas
B. Energi Potensial Pegas
C. Usaha Pegas
D. Energi Kinetik Pegas
E. Energi Mekanik Pegas

Identifikasi

Level Kognitif : Menganalisis (C4)

Indikator yang 3.3.2 Mengidentifikasi karakteristik benda elastis


:
bersesuaian di sekitar

grafik hubungan antara F (gaya tarik pegas)


Diketahui :
terhadap ∆L (pertambahan panjang pegas)

Ditanyakan : Besaran fisika untuk daerah yang diarsir pada grafik

Materi yang : Energi Potensial Pegas


dibutuhkan

504
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

H. Contoh Soal US/USBN Tahun 2018

No. Soal
8

Dua pegas masing – masing mempunyai konstanta pegas k1 dan k2. Jika
k1 > k2, maka pegas yang membutuhkan usaha lebih besar agar
pertambahan panjang kedua pegas sama besar adalah …
A. Pegas 1
B. Pegas 2
C. Pegas 1 dan 2 sama besar
D. Pegas di seri
E. Pegas di paralel

Identifikasi

Level Kognitif : Menganalisis (C4)

Indikator yang 3.3.2 Mengidentifikasi karakteristik benda elastis


:
bersesuaian di sekitar

Diketahui : Konstanta pegas k1 dan k2 dengan k1 > k2

Ditanyakan : usaha lebih besar agar pertambahan panjang kedua


pegas sama besar

Materi yang : Usaha Pegas


dibutuhkan

505
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

I. Contoh Soal US/USBN Tahun 2018

No. Soal
9 Satu bola bermassa 2,5 kg digantungkan pada ujung kawat yang
panjangnya 1 meter. Jari-jari kawat adalah 1 mm. Bola ini kemudian
diayun dalam lingkaran vertikal dengan kecepatan putar 2 putaran per
sekon. Jika Modulus Elastisitas kawat 20 x 1010 N/m2 dan g = 9,8 m/s2,
dan jari-jari bola 5 cm; maka pertambahan panjang pegas disaat bola
berada dititik terendah lintasannya adalah …
A. 2 x 10-2 cm
B. 3 x 10-2 cm
C. 5 x 10-2 cm
D. 7 x 10-2 cm
E. 9 x 10-2 cm

Identifikasi

Level Kognitif : Menerapkan / Mengaplikasikan (C3)

Indikator yang 3.3.2 Mengidentifikasi karakteristik benda elastis


:
bersesuaian di sekitar

Diketahui : Kecepatan sudut, modulus elastisitas, massa bola

Ditanyakan : Pertambahan panjang pegas disaat bola berada


dititik terendah lintasan

Materi yang : Modulus Elastisitas dan Hukum Newton


dibutuhkan

J. Contoh Soal US/USBN Tahun 2018

No. Soal
10 Dua buah kawat terbuat dari bahan yang sama. Jari-jari kawat A
adalah dua kali kawat B dan panjang kawat A empat kali kawat B.
Perbandingan tetapan gaya kawat A dan kawat B adalah …
A. 2
B. 1
C. ½
D. ¼
E. 1/8

506
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

Identifikasi

Level Kognitif : Menerapkan / Mengaplikasikan (C3)

Indikator yang 3.3.2 Mengidentifikasi karakteristik benda elastis


:
bersesuaian di sekitar

Diketahui : Panjang dan jari-jari kawat yang berbahan sama

Ditanyakan : Perbandingan tetapan gaya kawat A dan kawat B

Materi yang : Modulus Elastisitas


dibutuhkan

507
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

508
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

BAHAN PEMBELAJARAN

Bahan pembelajaran yang diuraikan di sini merupakan contoh panduan


pembelajaran yang dapat dimplementasikan oleh Saudara ketika akan
membelajarkan topik elastisitas. Bahan pembelajaran dikembangkan dengan
prinsip berpusat pada peserta didik dan berusaha memfasilitasi kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Bahan pembelajaran ini berisikan rincian aktivitas
pembelajaran, lembar kegiatan peserta didik yang digunakan, dan bahan
bacaannya.

A. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran berisi rincian alternatif kegiatan pembelajaran yang


dilakukan guru dan peserta didik untuk mencapai kompetensi pada topik
Elastisitas. Aktivitas pembelajaran dalam unit ini terdiri dari empat aktivitas
yaitu: (1) Tegangan dan regangan, (2) Modulus Elastisitas suatu bahan, (3)
Pengaruh gaya terhadap pegas; dan (4) Konstanta pegas yang disusun secara
seri/paralel .
Model pembelajaran yang digunakan pada aktivitas (1) adalah model
Problem Based Learning (PBL) dengan sintaks sebagai berikut:
1. Orientasi peserta didik pada masalah
2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Sedangkan Model pembelajaran yang digunakan dalam aktivitas


pembelajaran (2), (3), dan (4) dalam contoh ini adalah model discovery
learning dengan sintak sebagai berikut.
1. Pemberian rangsangan (Stimulation)

509
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2. Pernyataan/Identifikasi Masalah (Problem Statement)


3. Pengumpulan data (Data Collection)
4. Pengolahan Data (Data Processing)
5. Pembuktian (Verification)
6. Menarik simpulan (Generalization)

Saudara dapat menggunakan model pembelajaran lain yang lebih sesuai


dengan kondisi peserta didik Saudara di kelas.

Aktivitas Pembelajaran 1:

Tegangan dan Regangan


Tujuan Aktivitas Pembelajaran:
Setelah melakukan aktivitas, diharapkan peserta mampu:
a. Menjelaskan peristiwa regangan, mampatan, dan geseran dengan tetap
melalui kegiatan kajian pustaka dan diskusi.
b. Menganalisis tegangan dan regangan dengan benar melalui kegiatan
kajian pustaka.
c. Merancang percobaan untuk mengidentifikasi regangan, mampatan, dan
geseran dengan tepat.
d. Menyajian hasil rancangan percobaan mengenai regangan, mampatan,
dan geseran dalam bentuk karya tulis, denagn tepat.

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran : 3 x 45 Menit

Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:


1. Buku sumber bacaaan;
2. Internet;
3. Alat dan bahan pada set percobaan elastisitas.

510
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

Alternatif langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilakukan adalah


sebagai berikut.
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan serta lingkup dan teknik penilaian yang akan
digunakan.
2. Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan materi sebelumnya yaitu
tentang sifat mekanik bahan
3. Guru memberikan motivasi dengan menyampaikan penggunaan mengapa
perlu adanya pegas di setir mobil yang kita gunakan, dan pemanfaatan
dalam kehidupan sehari-hari.

Orientasi siswa kepada masalah


4. Membagikan LKPD 1. kepada peserta didik.
5. Menginstruksikan peserta didik untuk mempelajari LKPD 1. terlebih
dahulu, dan mempersilakan peserta didik jika ada yang ingin
menyampaikan pertanyaan terkait cara pengisian LK tersebut.
6. Guru menyampaikan permasalahan pada LKPD 1 yang harus diselesaikan
peserta didik secara berkelompok.

Mengorganisasikan peserta didik


7. Membagi peserta didik dalam kelompok 4-5 orang
8. Guru menjelaskan cara kerja dalam kelompok belajar, yaitu membaca
sumber belajar yang diperlukan secara individu (namun dalam situasi
kerja kelompok), dilanjutkan dengan berdiskusi untuk menyelesaikan
masalah dan menyiapkan laporan hasilnya.

Membimbing penyelidikan individu dan kelompok


9. Guru membimbing peserta didik untuk: membaca buku siswa, buku
catatan, atau sumber lain guna memperoleh informasi pendukung untuk
penyelidikan dalam rangka menyelesaikan masalah yang diberikan guru

511
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

10. Mengidentifikasi data-data kunci dalam permasalahan dan merumuskan


apa yang hendak diselidiki atau diselesaikan
11. Menentukan strategi yang digunakan dalam menyelesaikan masalah
dengan dibimbing guru.
12. Melaksanakan strategi penyelidikan yang dipilih dalam rangka
menyelesaikan masalah.

Mengembangkan dan menyajikan hasil


13. Peserta didik menyampaikan hasil penyelesaian permasalahan dan
memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi dan
memberi pendapat terhadap presentasinya

Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah


14. Dengan dibimbing guru, peserta didik melakukan analisis proses
pemecahan masalah yang telah dilakukan. Bimbingan guru mencakup
proses mengidentifikasi data-data kunci dalam permasalahan,
merumuskan apa yang hendak diselidiki dan dihasilkan, memilih strategi
yang digunakan dalam menyelesaiakan masalah, melaksanakan strategi
dalam rangka menyelesaikan masalah, mengecek hasil penyelesaian
masalah.

Aktivitas Pembelajaran 2:

Modulus Elastisitas
Tujuan Aktivitas Pembelajaran:
Setelah melakukan aktivitas, diharapkan peserta mampu:
a. Menyimpulkan besaran tegangan, regangan, dan Modulus Elastisitas
melalui percobaan;
b. Mengidentifikasi besaran tegangan, regangan, dan Modulus Elastisitas
melalui percobaan;

512
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

c. Mempresentasikan hasil identifikasi pengaruh penambahan /


pengurangan beban terhadap benda elastis;

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran : 3 x 45 Menit

Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:


1. Mikrometer Sekrup
2. Penggaris 30 cm
3. Kawat tembaga
4. Senar gitar
5. Beban
6. Statif

Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan serta lingkup dan teknik penilaian yang akan
digunakan.
2. Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan materi sebelumnya yaitu
tentang sifat mekanik bahan yang sudah dipelajari di SMP.
3. Guru memberikan motivasi dengan menyampaikan manfaat elastisitas
bahan dalam kehidupan sehari-hari

Memberi Stimulus
1. Menampilkan gambar tentang benda-benda elastis yang dapat kembali ke
bentuk asalnya dan menanyakan kepada peserta didik tentang hal-hal
yang berhubungan dengan gambar.
2. Meinginstruksikan salah satu peserta didik untuk melakukan pemberian
gaya pada benda elastis dengan peralatan sederhana yang ada di sekitar,
sedangkan peserta didik lain mengamati.

513
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Mengidentifikasi Masalah
1. Peserta didik mengidentifikasi hal-hal yang berhubungan dengan
elastisitas bahan melalui pertanyaan-pertanyaan antara lain:
a. Apa itu elastis?
b. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi elastisitas?
c. Benda apa saja yang dapat bersifat elastis?

Mengumpulkan Data
1. Peserta didik membentuk kelompok diskusi dengan anggota 3 sampai 4
orang tiap kelompok
2. Peserta didik mempelajari LKPD 2 tentang modulus elastisitas
3. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok membagi tugas untuk
menyelesaikan lembar kerja dengan menggali informasi dari referensi
yang sudah disiapkan yaitu buku dan internet

Mengolah Data
1. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk mengolah data yang
sudah dikumpulkan masing-masing anggota kelompok untuk menjawab
pertanyaan yang ada di LKPD 2.

Memverifikasi
1. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
tentang modulus elastisitas, kelompok yang lain memperhatikan dan
menanggapi.
2. Peserta didik memperbaiki hasil kerjanya dan menambahkan catatan
yang diperlukan

Menyimpulkan
1. Peserta didik membuat kesimpulan tentang modulus elastisitas
berdasarkan hasil diskusi

514
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

2. Guru memberikan apresiasi terhadap diskusi yang sudah dilakukan,


khususnya kepada kelompok yang sudah presentasi dan peserta didik
yang aktif dalam diskusi
3. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
dengan menegaskan kembali kesimpulan
4. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya
tentang Hukum Hooke.

Aktivitas Pembelajaran 3:

Hubungan antara Gaya dengan Pertambahan Panjang Pegas


Tujuan Aktivitas Pembelajaran:
Setelah melakukan aktivitas, diharapkan peserta mampu:
a. Menyimpulkan besaran konstanta elastisitas bahan melalui
percobaan;
b. Mengidentifikasi besaran konstanta elastisitas bahan melalui
percobaan;
c. Mempresentasikan hasil identifikasi pengaruh gaya terhadap
pertambahan panjang pegas;

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran : 3 x 45 Menit

Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:


1. Pegas tembaga, statif, beban;
2. Penggaris, tali, kertas grafik;

Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan serta lingkup dan teknik penilaian yang akan
digunakan.

515
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2. Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan materi sebelumnya yaitu


tentang sifat mekanik bahan yang sudah dipelajari di SMP.
3. Guru memberikan motivasi dengan menyampaikan manfaat elastisitas
bahan dalam kehidupan sehari-hari

Memberi Stimulus
1. Menampilkan gambar tentang benda-benda elastis yang dapat kembali ke
bentuk asalnya dan menanyakan kepada peserta didik tentang hal-hal
yang berhubungan dengan gambar.
2. Meinginstruksikan salah satu peserta didik untuk melakukan pemberian
gaya pada benda elastis dengan peralatan sederhana yang ada di sekitar,
sedangkan peserta didik lain mengamati.

Mengidentifikasi Masalah
1. Peserta didik mengidentifikasi hal-hal yang berhubungan dengan
elastisitas bahan melalui pertanyaan-pertanyaan antara lain:
a. Apa itu konstanta elastisitas bahan?
b. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi elastisitas bahan?
c. Benda apa saja yang memiliki konstanta elastisitas yang tinggi?

Mengumpulkan Data
1. Peserta didik membentuk kelompok diskusi dengan anggota 3 sampai 4
orang tiap kelompok
2. Peserta didik mempelajari LKPD 3 tentang hubungan perubahan gaya
terhadap panjang pegas yang terbuat dari bahan tembaga
3. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok membagi tugas untuk
menyelesaikan lembar kerja dengan menggali informasi dari referensi
yang sudah disiapkan yaitu buku dan internet

516
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

Mengolah Data
1. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk mengolah data yang
sudah dikumpulkan masing-masing anggota kelompok untuk menjawab
pertanyaan yang ada di LKPD 3.

Memverifikasi
1. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
tentang hubungan antara gaya dan pertambahan panjang pegas,
kelompok yang lain memperhatikan dan menanggapi.
2. Peserta didik memperbaiki hasil kerjanya dan menambahkan catatan
yang diperlukan

Menyimpulkan
1. Peserta didik membuat kesimpulan tentang hubungan antara gaya dan
pertambahan panjang pegas berdasarkan hasil diskusi
2. Guru memberikan apresiasi terhadap diskusi yang sudah dilakukan,
khususnya kepada kelompok yang sudah presentasi dan peserta didik
yang aktif dalam diskusi
3. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
dengan menegaskan kembali kesimpulan
4. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya
tentang Rangkaian pegas.

Aktivitas Pembelajaran 4:

Menentukan Konstanta Pegas yang disusun Seri - Paralel


Tujuan Aktivitas Pembelajaran:
Setelah melakukan aktivitas, diharapkan peserta mampu:
a. Menyimpulkan karakteristik benda elastis melalui observasi;

517
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

b. Mengidentifikasi karakteristik benda elastis yang disusun secara


seri/paralel melalui observasi di percobaan;
c. Mempresentasikan hasil identifikasi karakteristik benda elastis yang
disusun secara seri/paralel;
d. Mengidentifikasi karakteristik konstanta benda elastis yang disusun
secara seri/paralel melalui observasi di percobaan;
e. Mempresentasikan hasil identifikasi karakteristik konstanta benda
elastis di percobaan;
f. Membedakan karakteristik konstanta benda elastik dan membedakan
karakteristiknya karena pengaruh gaya.

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran : 3 x 45 Menit

Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:


1. Pegas baja, Statif, beban;
2. Penggaris, tali, kertas grafik;

Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan serta lingkup dan teknik penilaian yang akan
digunakan.
2. Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan materi sebelumnya yaitu
tentang sifat mekanik bahan yang sudah dipelajari di SMP.
3. Guru memberikan motivasi dengan menyampaikan manfaat elastisitas
bahan dalam kehidupan sehari-hari

Memberi Stimulus
1. Menampilkan gambar tentang benda-benda elastis yang dapat kembali ke
bentuk asalnya dan menanyakan kepada peserta didik tentang hal-hal
yang berhubungan dengan gambar.

518
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

2. Meinginstruksikan salah satu peserta didik untuk melakukan pemberian


gaya pada benda elastis dengan peralatan sederhana yang ada di sekitar,
sedangkan peserta didik lain mengamati.

Mengidentifikasi Masalah
1. Peserta didik mengidentifikasi hal-hal yang berhubungan dengan
elastisitas bahan melalui pertanyaan-pertanyaan antara lain:
a. Apa itu konstanta elastisitas bahan?
b. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi besarnya konstanta elastisitas
bahan?
c. Apa perbedaan konstanta elastisitas bahan yang disusun secara
seri/paralel?

Mengumpulkan Data
1. Peserta didik membentuk kelompok diskusi dengan anggota 3 sampai 4
orang tiap kelompok
2. Peserta didik mempelajari LKPD 4 tentang konstanta pegas yang disusun
secara seri/paralel
3. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok membagi tugas untuk
menyelesaikan lembar kerja dengan menggali informasi dari referensi
yang sudah disiapkan yaitu buku dan internet

Mengolah Data
1. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk mengolah data yang
sudah dikumpulkan masing-masing anggota kelompok untuk menjawab
pertanyaan yang ada di LKPD 4.

519
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Memverifikasi
1. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
tentang konstanta pegas yang disusun secara seri/paralel, kelompok yang
lain memperhatikan dan menanggapi.
2. Peserta didik memperbaiki hasil kerjanya dan menambahkan catatan
yang diperlukan

Menyimpulkan
1. Peserta didik membuat kesimpulan tentang konstanta pegas yang
disusun secara seri/paralel berdasarkan hasil diskusi
2. Guru memberikan apresiasi terhadap diskusi yang sudah dilakukan,
khususnya kepada kelompok yang sudah presentasi dan peserta didik
yang aktif dalam diskusi
3. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
dengan menegaskan kembali kesimpulan

B. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Berikut ini dua buah Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang digunakan
dalam aktivitas pembelajaran, yaitu: 1) LKPD 1. Hubungan antara Gaya
dengan Pertambahan Panjang Pegas Tembaga; 2) LKPD 2. Hubungan antara
Gaya dengan Pertambahan Panjang Pegas Baja. 3) LKPD 3. Menentukan
konstanta pegas dari pegas yang disusun seri/paralel dan membandingkan
nilai konstanta yang diperoleh dari metode grafik dengan persamaan hukum
Hooke.

520
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

LKPD. 1 Tegangan dan Regangan

LKPD 1 bertujuan untuk menganalisa tentang tegangan dan regangan. Pada


LKPD ini peserta didik diminta untuk melakukan kajian pustaka dan diskusi
kelompok mengenai tegangan dan regangan, kemudian merancang
percobaan untuk mengidentifikasi perilaku berbagai jenis benda akibat gaya
yang mengenainya dan menyajikan hasil rancangan tersebut dalam bentuk
karya tulis. Berikut ini prosedur kegiatan dari LKPD 1.

1. Setelah membaca materi tentang perilaku berbagai jenis benda akibat


gaya yang mengenainya; tegangan dan regangan dipengaruhi oleh
beberapa besaran fisika. Tulislah persamaan matematisnya tegangan dan
regangan, kemudian jelaskan hubungan matematis besaran-besaran fisika
yang mempengaruhinya!

……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
2. Dari persaman matematis tegangan dan regangan yang telah saudara
tulis, tentukanlah tegangan dan regangan dari seutas kawat yang
mempunyai luas penampang 4 mm2. Kawat tersebut diregangkan oleh
gaya sebesar 3,2 Newton sehingga bertambah panjang 0,03 cm. Jika
diketahui panjang kawat kawat mula-mula 60 cm!

……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………..……………………………………………………………………
3. Jelaskan perubahan bentuk benda akibat gaya yang mengenainya pada
tempat yang telah disediakan sebagai berikut!

521
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Perubahan Bentuk Penjelasan

Regangan

Mampatan

Geseran

2. Berselancarlah tentang percobaan untuk mengamati perubahan bentuk


benda, kemudian buatlah rancangan percobaan untuk mengamatinya.
Dari hasil rancangan tersebut buatlah karya tulis dengan ketentuan:
Diketik pada kertas A4, ukuran huruf Time New Roman 12, 1½ spasi, dan
dikumpulkan dalam bentuk soft copy. Adapun format penulisan adalah
sebagai berikut.
A. Judul Percobaan
B. Latar Belakang
C. Tujuan
D. Dasar Teori
E. Hipotesis Awal
F. Alat dan Bahan
G. Rancangan Alat
H. Langkah Kerja
I. Data dan Pembahasan
J. Kesimpulan dan Saran

522
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

LKPD. 2 Modulus Elastisitas

Tujuan: Menentukan Modulus Elastisitas suatu bahan.

Alat dan Bahan


1. Mikrometer Sekrup
2. Penggaris 30 cm
3. Kawat tembaga
4. Senar gitar
5. Beban
6. Statif

Prosedur Kegiatan
1. Mengukur panjang mula-mula kawat dengan menarik kawat sampai
lurus dan tegang.
2. Memberikan beban awal pada kawat sehingga kawat menjadi lurus
dan tegang.
3. Mengukur diameter kawat menggunakan Mikrometer Sekrup dua kali
pada tempat berbeda
4. Mengukur besarnya perubahan panjang dengan melihat pada jarum
penunjuk
5. Menambahkan beban mulai dari 5 N sampai dengan pada 25 N secara
berturut-turut kepada kawat
6. Mengulangi langkah 3 dan 4 untuk setiap penambahan beban
7. Mengulangi langkah 2 sampai 6 pada pengurangan beban dimana
beban dikurangi dari 25 N sanpai 5 N secara berturut-turut
8. Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan, antara
penambahan beban dan pengurangan beban dipisah
9. Buatlah grafik hubungan antara penambahan beban dan pengurangan
beban serta mempresentasikannya di depan kelas.

523
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel Pengamatan:

Panjang senar mula-mula (lo) = … m

1. Tabel penambahan beban

No Beban (Newton) ∆x (m) d1 (m) d2 (m)

2. Tabel pengurangan beban

No Beban (Newton) ∆x (m) d1 (m) d2 (m)

524
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

LKPD. 3 Pengaruh Gaya terhadap Pertambahan Panjang


Pegas

Tujuan: Menentukan hubungan pengaruh gaya terhadap pertambahan


panjang pegas.

Alat dan Bahan


1. Penggaris
2. Pegas tembaga
3. Beban
4. Statif

Prosedur Kegiatan
1. Gunakanlah pegas tembaga yang telah disediakan.
2. Buatlah rangkaian pegas dan penggaris pada statif seperti tampak
pada gambar berikut.

525
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3. Gantungkan satu beban diujung pegas kemudian tulislah


pertambahan panjang pegas pada tabel pengamatan berikut

Gaya
Panjang pegas Pertambahan
No. Massa (kg) Gaya Tarik (m.g) Tarik/pertambahan
(m) pegas (m)
pegas

1.
2.
3.
4.
5.

4. Ulangilah langkah 2 dengan beban yang bervariatif.


5. Buatlah grafik hasil pengamatan dan mempresentasikannya di depan
kelas.

LKPD. 4 Konstanta Pegas yang disusun Seri - Paralel

Tujuan: Menentukan konstanta pegas dari pegas yang disusun seri/paralel


dan membandingkan nilai konstanta yang diperoleh dari metode
grafik dengan persamaan hukum Hooke.

Alat dan Bahan


1. Penggaris
2. Pegas
3. Beban
4. Statif

Prosedur Kegiatan
1. Buatlah rangkaian pegas dan penggaris pada statif seperti tampak
pada gambar berikut.

526
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

2. Gantungkan satu beban diujung pegas kemudian tulislah


perrtambahan panjang pegas pada tabel pengamatan berikut
a. Susunan Pegas Tunggal
Beban
No Susunan massa xo k k2
(kg)

1. m1

2. m1 m2

3. m1 m2 m3

4. m1+m2+m3+m4

5. m1+m2+m3+m4+m5

6. m1+m2+m3+m4

7. m1+m2+m3

8. m1+m2

9. m1

527
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Standar Deviasi (sx)

Deviasi standar relatif (sxr)

Sehingga nilai pengukuran/pengamatan (x)

b. Susunan Pegas Seri


c. N Beban
Susunan massa xo k k2
o (kg)

1. m1

2. m1 m2

3. m1 m2 m3

4. m1+m2+m3+m4

5. m1+m2+m3+m4+m5

528
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

6. m1+m2+m3+m4

7. m1+m2+m3

8. m1+m2

9. m1

Standar Deviasi (sx)

Deviasi standar relatif (sxr)

Sehingga nilai pengukuran/pengamatan (x)

529
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

d. Susunan Pegas Paralel


e. N Beban
Susunan massa xo k k2
o (kg)

1. m1

2. m1 m2

3. m1 m2 m3

4. m1+m2+m3+m4

5. m1+m2+m3+m4+m5

6. m1+m2+m3+m4

7. m1+m2+m3

8. m1+m2

9. m1

Standar Deviasi (sx)

530
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

Deviasi standar relatif (sxr)

Sehingga nilai pengukuran/pengamatan (x)

3. Menentukan konstanta pegas dari pegas yang disusun tunggal, seri,


dan paralel.
4. Bandingkan nilai konstanta yang diperoleh dari metode grafik dengan
persamaan hukum Hooke.
5. Mempresentasikannya di depan kelas.

C. Bahan Bacaan

Pengaruh gaya pada benda

Benda umumnya terbagai dalam 3 wujud yaitu padat, cair, dan gas. Masing-
masing wujud memiliki sifat dan keunikan masing-masing. Misalnya pada
karet (zat padat) pada saat saudara menarik karet mainan sampai batas
tertentu, karet tersebut bertambah panjang. Jika tarikan dilepaskan, maka
karet akan kembali ke panjang semula. Demikian juga ketika saudara
merentangkan pegas, pegas tersebut akan bertambah panjang. Tetapi ketika
dilepaskan, panjang pegas akan kembali seperti semula. Apabila di
laboratorium sekolah saudara terdapat pegas, silahkan melakukan
pembuktian ini. Regangkan pegas tersebut dan ketika dilepaskan maka
panjang pegas akan kembali seperti semula. Mengapa demikian ? hal itu
disebabkan karena benda-benda tersebut memiliki sifat elastis.

Kali ini kita akan belajar mengenai salah satu keunikan dari beberapa benda
berwujud padat, yaitu elastis atau elastisitas. Perhatikan tabel berikut:

531
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel 3. Bentuk dan Sifat Zat

Tingkat wujud Bentuk Volume

Padat Tetap Tetap

Cair Berubah-ubah Tetap

Gas Berubah-ubah Berubah-ubah

Berdasarkan informasi yang tercantum pada Tabel 3, tampak hanya zat padat
saja yang dapat mempertahankan bentuk dan volumenya. Bagaimana
hubungan ini dengan elastisitas?
Jika suatu benda padat dipengaruhi gaya kemudian bentuknya berubah
(misal bertambah panjang), maka partikel-partikel benda tersebut akan
melakukan perlawanan terhadap perubahan bentuk. Perlawanan yang
ditimbulkan berupa gaya reaksi untuk mempertahankan bentuknya. Gaya ini
disebut sebagai gaya elastis. Gaya elastis inilah yang akan mengembalikan
benda ke bentuk semula.

Elastis atau elastisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke


bentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut
dihilangkan. Jika sebuah gaya diberikan pada sebuah benda yang elastis,
maka bentuk benda tersebut berubah. Untuk pegas dan karet, yang
dimaksudkan dengan perubahan bentuk adalah pertambahan panjang. Gaya
yang diberikan juga memiliki batas-batas tertentu. Sebuah karet bisa putus
jika gaya tarik yang diberikan sangat besar, melawati batas elastisitasnya.
Demikian juga sebuah pegas tidak akan kembali ke bentuk semula jika
diregangkan dengan gaya yang sangat besar. Jadi benda-benda elastis
tersebut memiliki batas elastisitas.

532
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

Gambar 4. Karet Gelang

Gambar 5. Pir

Benda yang tidak elastis (plastis) adalah benda yang tidak kembali ke bentuk
awalnya saat gaya dilepaskan, misalnya saja pada tanah liat dan plastisin. Bila kita
menekan tanah liat dan plastisin, bentuknya akan berubah, tetapi saat gaya
dilepaskan dari tanah liat dan plastisin tersebut, maka tanah liat dan plastisin tidak
dapat kembali ke bentuk semula.

533
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 6. Tanah Liat

Gambar 7. Plastisin

Menurut Halliday (2010), perbedaan antara sifat elastis dan plastis


adalah pada tingkatan dalam besar atau kecilnya deformasi yang terjadi.
Dalam pembahasan sifat elastis pada benda perlu diasumsikan bahwa
benda-benda tersebut mempunyai sifat-sifat berikut:
a. Homogen artinya setiap bagian benda mempunyai kerapatan yang
sama.
b. Isotropik artinya pada setiap titik pada benda mempunyai sifat-sifat
fisis yang sama ke segala arah.
Deformasi pada benda akan menyebabkan perubahan bentuk tetapi
tidak ada perubahan volume, dan benda yang mengalami kompresi akan
terjadi perubahan volume tetapi tidak terjadi deformasi.

534
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

Sifat Mekanik Logam

Sifat mekanik logam merupakan sifat yang menyatakan kemampuan suatu


logam dalam menerima suatu beban atau gaya tanpa mengalami kerusakan
pada logam tersebut. Sifat-sifat mekanik logam antara lain:

1. Kekuatan (strength)

Yaitu kemampuan material logam dalam menerima gaya berupa tegangan


tanpa mengalami patah. Berdasarkan pada jenis beban yang bekerja,
kekuatan dibagi dalam beberapa macam yaitu kekuatan tarik, kekuatan
geser, kekuatan tekan, kekuatan torsi, dan kekuatan lengkung.

2. Kekerasan (hardness)

Yaitu kemampuan material logam dalam menerima gaya berupa penetrasi,


pengikisan dan pergeseran sifat ini berhubungan dengan sifat ketahanan aus.

3. Kekakuan (stiffness)

Kemampuan material dalam mempertahankan bentuk setelah mendapat


gaya dari arah tertentu atau kemampuan suatu material untuk menerima
tegangan/beban tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk
(deformasi atau difleksi).

4. Ketangguhan (toughtness)

Merupakan sifat yang menyatakan kemampuan bahan dalam menyerap gaya


yang diberikan tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan.

5. Kelenturan (elasticity)

Menyatakan kemempuan material kembali kebentuk asal setelah gaya


dihilangkan. Hal ini terjadi sebelum masuk wilayah plastis dengan kata lain

535
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

kemampuan material untuk kembali ke bentuk dan ukuran semula setelah


mengalami deformasi (perubahan bentuk).

6. Plastisitas (plasticity)

Kemampuan bahan dalam mengalami sejumlah deformasi (perubahan


bentuk secara permanen) permanen sebelum terjadi patah, hal ini setelah
masuk wilayah plastis. Material yang mempunyai plastisitas tinggi dikatakan
sebagai material yang ulet (ductile), sedangkan material yang mempunyai
plastisitas rendah dikatakan sebagai material yang getas (brittle).

7. Mulur (creep)

Merupakan kecenderungan suatu logam untuk mengalami deformasi plastik


bila pembebanan yang besarnya relatif tetap dilakukan dalam waktu yang
lama pada suhu yang tinggi.

8. Kelelahan (fatigue)

Merupakan kemampuan material dalam menahan beban secara terus


menerus atau merupakan kecenderungan dari logam untuk menjadi patah
bila menerima beban bolak-balik (dynamic load) yang besarnya masih jauh
di bawah batas kekakuan elastiknya.

9. Keuletan (ductility)

Adalah sutu sifat material yang digambarkan seperti kabel dengan aplikasi
kekuatan tarik. Material ductile ini harus kuat dan lentur. Keuletan biasanya
diukur dengan suatu periode tertentu, persentase keregangan. Sifat ini
biasanya digunakan dalam bidan perteknikan, dan bahan yang memiliki sifat
ini antara lain besi lunak, tembaga, aluminium, nikel, dll.

536
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

10. Kegetasan (brittleness)

Adalah suatu sifat bahan yang mempunyai sifat berlawanan dengan keuletan.
Kerapuhan ini merupakan suatu sifat pecah dari suatu material dengan
sedikit pergeseran permanent. Material yang rapuh ini juga menjadi sasaran
pada beban regang, tanpa memberi keregangan yang terlalu besar. Contoh
bahan yang memiliki sifat kerapuhan ini yaitu besi cor.

Tegangan, Regangan, dan Modulus Elastisitas

Tegangan (stress) didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan oleh


benda untuk kembali ke bentuk semula. Atau gaya F yang diberikan pada
benda dibagi dengan luas penampang A tempat gaya tersebut bekerja.
Tegangan dirumuskan oleh:

Tegangan= atau

tegangan merupakan sebuah besaran skalar dan memiliki satuan N/m² atau
Pascal (Pa). F adalah gaya (N), dan A adalah luas penampang (m2) (Frederick,
2006).

Menurut Frederick (2006), selain itu, tegangan dapat dikelompokan


menjadi:
1. Tegangan normal
Tegangan normal yaitu intensitas gaya normal per unit luasan. Tegangan
normal dibedakan menjadi tegangan normal tekan atau kompresi dan
tegangan normal tarik. Apabila gaya-gaya dikenakan pada ujung-ujung
batang sedemikian rupa sehingga batang dalam kondisi tertarik, maka terjadi
tegangan tarik pada batang, jika batang dalam kondisi tertekan maka terjadi
tegangan tekan .

537
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2. Tegangan geser
Tegangan geser adalah gaya yang bekerja pada benda sejajar dengan
penampang.
3. Tegangan volume
Tegangan volume adalah gaya yang bekerja pada suatu benda yang
menyebabkan terjadinya perubahan volume pada benda tersebut tetapi tidak
menyebabkan bentuk benda berubah.

Gambar 8. Pertambahan Panjang

Regangan (strain) didefinisikan sebagai pertambahan panjang yang


terjadi pada suatu benda karena pengaruh gaya luar per panjang mula-
mula benda tersebut sebelum gaya luar bekerja padanya. Regangan
adalah suatu besaran yang tidak memiliki dimensi karena rumusnya yaitu
meter per meter. Definisi regangan berdasarkan rumusnya adalah
perubahan panjang ΔL dibagi dengan panjang awal benda L . Secara
matematis dapat ditulis:

Regangan = atau

Keterangan:
 = regangan atau strain
l = pertambahan panjang (m)
l = panjang mula-mula (m)

538
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

= tegangan atau stress (N/m2)


F = gaya (N)
A = luas penampang batang (m2)

Bahan-bahan logam biasanya diklasifikasikan sebagai bahan liat (ductile)


atau bahan rapuh (brittle). Bahan liat mempunyai gaya regangan (tensile
strain) relatif besar sampai dengan titik kerusakan seperti baja atau
aluminium. Sedangkan bahan rapuh mempunyai gaya regangan yang relatif
kecil sampai dengan titik yang sama. Batas regangan 0,05 sering dipakai
untuk garis pemisah diantara kedua kelas bahan ini. Besi cor dan beton
merupakan contoh bahan rapuh (Frederick,2006).

Karakteristik hubungan tegangan dan regangan untuk tiap-tiap benda pada


umumnya berbeda, tergantung pada jenis dan sifat benda. Perbandingan
antara tegangan dan regangan benda disebut modulus young atau modulus
elastisitas dan dinyatakan denagn simbol E. Dirumuskan:

Dengan mensubsitusikan persamaan tegangan, regangan dan modulus


elastisitas diperoleh

Keterangan: E = modulus elastisitas atau modulus young (N/m2)

Tabel 4. Modulus elastisitas beberapa bahan

No. Bentuk Modulus elastisitas (N/m2)

1. Besi 100 x 109

2. Baja 200 x 109

539
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3. Kuningan 100 x 109

4. Aluminium 70 x 109

5. Beton 20 x 109

6. Batu bara 14 x 109

7. Marmer 50 x 109

8. Granit 45 x 109

9. Nilon 5 x 109

10. Tulang (tungkai) 15 x 109

Hukum Hooke

Gambar 9. Robert Hooke

Perhatikan gambar di bawah. Sebuah pegas diregangkan dengan gaya tarik F


hingga pegas itu bertambah panjang sebesar ∆L.

540
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

Gambar 10. Pegas diberi Beban

Jika kita menarik ujung pegas, sementara ujung yang lain terikat tetap, pegas
akan bertambah panjang. Jika pegas kita lepaskan, pegas akan kembali ke
posisi semula akibat gaya pemulih (Fr).

Deformasi (perubahan bentuk) pada benda padat elastis mengikuti aturan


yang dikemukakan Robert Hooke yang kemudian dikenal dengan Hukum
Hooke. Ahli matematika dan juga seorang filsuf asal Inggris ini mencetuskan
hukum Hooke (elastisitas) yang berbunyi :

"Perubahan bentuk benda elastis akan sebanding dengan gaya yang bekerja
padanya sampai batas tertentu (batas elastisitas). Jika gaya yang deberikan
ditambah hingga melebihi batas elastisitas benda maka benda akam
mengalami deformasi (perubahan bentuk) permanen".

Robert Hooke menemukan bahwa pertambahan panjang pegas yang timbul


berbanding lurus dengan gaya yang diberikan. Lebih jauh lagi, Hooke juga
menemukan bahwa pertambahan panjang pegas sangat bergantung pada
karakteristik dari pegas tersebut. Pegas yang mudah teregang seperti karet
gelang akan mengalami pertambahan panjang yang besar meskipun gaya
yang diberikan kecil. Sebaliknya pegas yang sangat sulit teregang seperti

541
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

pegas baja akan mengalami pertambahan panjang yang sedikit atau kecil
meskipun diberi gaya yang besar. Karakteristik yang dimiliki masing-masing
pegas ini dinyatakan sebagai tetapan gaya dari pegas tersebut. Pegas yang
mudah teregang seperti karet gelang memiliki tetapan gaya yang kecil.
Sebaliknya pegas yang sulit teregang seperti pegas baja memiliki tetapan
gaya yang besar.

Besar gaya pemulih (Fr) sama dengan besar gaya yang diberikan, yaitu ,
tetapi arahnya berlawanan: Fr = - F.

Berdasarkan hukum Hooke, besar gaya pemulih pada pegas yang ditarik
sepanjang ∆L adalah : Fr = -k.ΔL

dengan k adalah konstanta yang berhubungan dengan sifat kekakuan pegas.

Persamaan tersebut merupakan bentuk matematis hukum Hooke. Dalam SI,


satuan k adalah N/m. Tanda negatif pada persamaan menunjukkan bahwa
gaya pemulih berlawanan arah dengan simpangan pegas.

Susunan Pegas

Sebuah pegas yang diberi gaya akan mengalami pertambahan panjang sesuai
gaya yang diberikan padanya. Bagaimana jika pegas yang diberi gaya berupa
susunan pegas (lebih dari satu)? Susunan pegas ada 2, yaitu seri dan paralel.

Gambar 11. Susunan Pegas secara Seri

542
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

Susunan Pegas Secara Seri

Prinsip susunan pegas secara seri:

1. Gaya tarik yang dialami tiap pegas sama besarnya, dan gaya tarik ini sama
dengan gaya tarik yang dialami pegas pengganti.

F1 = F2 = .... = F

2. Pertambahan panjang pegas pengganti seri x, sama dengan total


pertambahan panjang tiap-tiap pegas.

x = x2 + x1 +....

3. Kebalikan tetapan pegas pengganti seri (ks) sama dengan total dari
kebalikan tiap-tiap tetapan pegas.

Untuk susunan dua buah pegas secara seri berlaku:

Susunan Pegas Secara Paralel

Gambar 12. Susunan Pegas secara Paralel

543
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Prinsip susunan pegas secara paralel:

1. Gaya tarik pada pegas pengganti F sama dengan total gaya tarik pada tiap
pegas.

F = F1 + F2 + ....

2. Pertambahan panjang tiap pegas sama besarnya dan pertambahan panjang


ini sama dengan pertambahan panjang pegas pengganti.

x1 = x2 = .... = x

3. Tetapan pegas pengganti paralel (kp) sama dengan total dari tetapan tiap-
tiap pegas yang disusun paralel.

kp = ki = k1 + k2 + k3 + ....

Energi Potensial Pegas

Menurut hukum Hooke, untuk meregangkan pegas sepanjang ∆L


diperlukan gaya sebesar F. Ketika teregang, pegas memiliki energi potensial.
Jika gaya tarik F dilepas, pegas akan melakukan usaha sebesar W = F. ∆L.

Hukum Hooke dapat dinyatakan dengan grafik F-∆x seperti di bawah ini.

Gambar 13. Grafik F-∆x

544
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

Grafik F-∆x tersebut menunjukkan bahwa daerah yang diarsir merupakan


usaha yang dilakukan untuk menarik pegas atau besarnya energi potensial
pegas untuk kembali ke bentuk semula. Besarnya energi potensial pegas
dihitung dengan langkah sebagai berikut.

Ep = luas segitiga yang diarsir


= x . F
2
= ½ F x = ½ k x . x
Ep = ½ k x2

Keterangan: Ep = energi potensial pegas bersatuan Joule (J)

Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Sistem Pegas

Pada suatu keadaan pegas tidak sedang ditarik maupun ditekan,


besarnya energi potensial pegas adalah nol (Ep = 0). Hal ini dikarenakan
pegas tidak mengalami perubahan panjang (∆x = 0). Apabila sebuah benda
bermassa m bergerak dengan kecepatan v menuju pegas yang melekat pada
dinding, maka berlaku hukum kekekalan energi mekanik yaitu jumlah energi
mekanik sebelum tumbukan sama dengan jumlah energi mekanik setelah
tumbukan.

Em awal = Em akhir

(Em benda + Em pegas)awal = (Em benda + Em pegas)akhir

Epb + Epp + Ekb = Epb’ + Epp’ + Ekb’

Keterangan:

Epb = Energi Potensial benda sebelum tumbukan

Epp = Energi Potensial pegas sebelum tumbukan

545
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Ekb = Energi Kinetik benda sebelum tumbukan

Epb’ = Energi Potensial benda setelah tumbukan

Epp’ = Energi Potensial pegas setelah tumbukan

Ekb’ = Energi Kinetik benda setelah tumbukan

546
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

PENGEMBANGAN PENILAIAN

A. Pembahasan Soal-soal

Bagian ini memuat contoh soal-soal topik elastisitas yang muncul di


US/USBN tiga tahun terakhir dan kurang berhasil dijawab oleh peserta didik.
Selain itu, bagian ini memuat pembahasan tentang cara mengembangkan soal
HOTS yang disajikan dalam bentuk pemodelan agar dapat dijadikan acuan
oleh Saudara ketika mengembangkan soal untuk topik ini. Saudara perlu
mencermati dengan baik bagian ini, sehingga Saudara dapat terampil
mengembangkan soal yang mengacu pada indikator pencapaian kompetensi
yang termasuk HOTS.

SOAL 1 (US/USBN Tahun 2017):

Di dalam sebuah lift tergantung sebuah pegas yang konstantanya 400 N/m.
ujung bawah pegas digantungi beban yang massanya 2 kg. pertambahan
panjang pegas pada saat lift diam dan pada saat lift bergerak naik dengan
percepatan 4 m/s2 adalah … cm
A. 5 dan 7
B. 7 dan 5
C. 3 dan 5
D. 5 dan 3
E. 3 dan 7

547
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kunci Jawaban: A
Pembahasan :

F = k. ∆x

∆x = 1/20 m = 5 cm

Ftot = m.a

Fpegas - m.g = m.a

Fpegas = m.a + m.g

= 2.4 + 20

548
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

= 28 N

F = k. ∆x

28 = 400. ∆x

∆x = 7/100 m = 7 cm

SOAL 2 (US/USBN Tahun 2017):


Sebuah pegas mempunyai panjang 60 cm dengan konstanta pegas 2500 N/m.
ujung pegas yang bebas dilempar dengan balok kayu yang massanya 1 kgdan
berkecepatan 12 m/s. Panjang pegas saat terkena lemparan balok tersebut
adalah … cm

A. 10
B. 12
C. 14
D. 36
E. 72

Kunci Jawaban: D
Pembahasan :

Ekbalok = Ekpegas

(1/2)mv2 = (1/2)k ∆x2

549
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

∆x = 12 (1/50) = 0,24 m

L2 = L1 - ∆x

= (60-24)cm = 36 cm

SOAL 3 (US/USBN Tahun 2017):


Pada sebuah percobaan elastisitas karet diperoleh data seperti tabel
berikut.
Berat Benda (Newton) 4 3 2

Pertambahan Panjang Karet (meter) 0,01 0,0075 0,005

Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan besar konstanta pegas


adalah….

A. 480 Nm-1

B. 400 Nm-1

C. 380 Nm-1

D. 360 Nm-1

E. 250 Nm-1

Kunci Jawaban: B

Pembahasan :
Konstanta pegas

Konstanta pegas :
k = 4/0,01 = 3/0,0075 = 2/0,0050 = 400 N/m

550
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

SOAL 4 (US/USBN Tahun 2017):


Sebuah mainan mobil-mobilan dengan massa 2 kg dari keadaan diam
menuruni papan luncur dengan ketinggian 2,5 meter. Mobil-mobilan
kemudian bergerak pada bidang cekung dan menumbuk sebuah pegas ringan
pada penghalang. Dengan mengabaikan semua kehilangan energy karena
gesekan, maka jarak maksimum pegas itu tertekan jika konstanta pegasnya
100 N/m dan g = 10 m/s2 adalah … meter

A. 0,001

B. 0,01

C. 0,1

D. 1

E. 10

Kunci Jawaban: C
Pembahasan :

Dengan hukum kekekalan energy mekanik:

(Ekm + Epm + Epp)1 = (Ekm + Epm + Epp)2

(0 + Epm + 0)1 = (0 + 0 + Epp)2

m.g.h1 = 0,5 k ∆x2

∆x = 0,1 meter

551
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

SOAL 5 (SPMB Tahun 2017):

Suatu pegas diletakkan di dasar bidang miring yang licin dengan sudut
kemiringan 300 (lihat gambar). Sebuah benda dengan massa 20 kg dilepas
dari puncak bidang miring sehingga pegas tertekan 2 m. Jika pegas diberi
gaya 100 N, maka akan tertekan 1 m. Jarak yang ditempuh benda M dari
posisi semula ke posisi akhir adalah … m
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 6
Kunci Jawaban: D
Pembahasan :

F = k. ∆x

100 = k. 1

K 100 N/m

Titik A :

hA = H

vA = 0

552
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

titik B:

hB = 0

vB = 0

(benda sesudah menekan akan berhenti seketika). Energy potensial pegas


sama dengan energy gravitasi.

EmA = EmB

(Ep)Agrav + (Ep)Apegas + (Ek)A = (Ep)Bgrav + (Ep)Bpegas + (Ek)B

mghA + (0,5) k ∆xA2 + (0,5) mvA2 = mghB + (0,5) k ∆xB2 + (0,5) mvB2

mgH + 0 + 0 = 0 + (0,5) k ∆xB2 + 0

10.10.H = (0,5) 100 22

H=2m

Dari gambar terlihat: sin 300 = H/L

Sehingga L = 4 m

553
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

SOAL 6 (US/USBN Tahun 2018):

Perhatikan grafik di bawah.

Grafik diatas menunjukkan hubungan antara gaya (F) dengan pertambahan


panjang (x). Untuk meregangkan pegas sepanjang 5,4 cm dibutuhkan gaya
sebesar … N

A. 61
B. 63
C. 81
D. 108
E. 162
Kunci Jawaban: C

Pembahasan : Konstanta pegas

Susunan pegas seri dan paralel


Seri, pegas semakin lemah

Paralel, pegas semakin kuat

554
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

SOAL 7 (US/USBN Tahun 2018):

Perhatikan tabel berikut ini:

No F (N) ∆l (cm)
1 2 4,8
2 4 8,6
3 6 13
4 8 16
5 10 20,4

Tabel diatas merupakan data hasil perubahan panjang (∆l) dari dua pegas
yang tersusun seri akibat adanya perubahan gaya (F). Dari data tersebut,
grafik hubungan F terhadap ∆l yang benar adalah cenderung seperti gambar

A.

B.

C.

555
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

D.

E.

Kunci Jawaban: E

Pembahasan : Konstanta pegas

 Susunan pegas seri dan paralel


Seri, pegas semakin lemah

Paralel, pegas semakin kuat

556
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

SOAL 8 (US/USBN Tahun 2018):

Pada suatu percobaan elastisitas suatu pegas dapat diperoleh data seperti
tabel di bawah ini.

Gaya (Newton) Pertambahan Panjang Pegas (meter)

3,92 32.10-4

2,94 24.10-4

1,96 16.10-4

0,98 8.10-4

Dapat disimpulkan bahwa nilai konstanta pegas tersebut adalah….

A. 1.255 N/m
B. 1.245 N/m
C. 1.225 N/m
D. 1.202 N/m
E. 1.102 N/m

Kunci Jawaban: C

Pembahasan :
Konstanta pegas

Konstanta pegas :
k = 3,92/0,0032 = 2,94/0,0024 = 1,96/0,0016 = 0,98/0,0008 = 1.225 N/m
Jawaban yang benar adalah C.

557
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Mengembangkan Soal HOTS

Pada bagian ini akan dimodelkan pembuatan soal yang memenuhi indikator
pencapaian kompetensi yang diturunkan dari kompetensi dasar
pengetahuan. Pengembangan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi agar
Saudara dapat melihat kesesuaian antara kompetensi, lingkup materi, dan
indikator soal. Selanjutnya, dilakukan penyusunan soal di kartu soal
berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun sebelumnya. Contoh soal yang
disajikan terutama untuk mengukur indikator kunci pada level kognitif yang
tergolong HOTS.

Tabel 4. Kisi-Kisi Soal HOTS

Kompetensi Lingkup Level Bentuk


NO Materi Indikator Soal No
yang Diuji Materi Kognitif Soal
1 Menyelesaikan Elastisitas, Hukum Disajikan gambar
masalah Hukum Hooke pegas yang diberi
teknis dalam Hooke dan beban, peserta didik
bidang dinamika dapat merinci 1 C4 PG
teknologi gerak karakteristik besaran
terkait dengan yang dicari
elastisitas
bahan Disajikan gambar
balok yang menumbuk
pegas, peserta didik
dapat menentukan 2 C5 PG
besaran lainnya yang
dicari.

Disajikan data tentang


lift yang mengalami
gerak vertikal dan
terdapat pegas di
bagian bawahnya, 3 C5 PG
peserta didik dapat
menentukan besaran
lainnya yang dicari.

558
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata
: Fisika Nama Penyusun :
Pelajaran
Buku Pengetahuan/ Aplikasi √ Penalaran
KOMPETENSI Sumber : Pemahaman
DASAR

Menyelesaikan RUMUSAN BUTIR SOAL


masalah teknis
dalam bidang Nomor Suatu lift massanya 1000 kg kabelnya putus. Di bawah
teknologi terkait Soal lift terdapat sebuah pegas yang memiliki konstanta
dengan pegas = 2500 N/m. Jika lift jatuh bebas dari ketinggian 5
elastisitas bahan 3
meter, dan gaya gesekan roda dengan dinding
LINGKUP diabaikan, maka perubahan panjang pegas ketika
MATERI tertekan adalah … m
Elastisitas

MATERI

Hukum Hooke
dan Gerak A.
Jatuh Bebas
INDIKATOR B.
SOAL Kunci
Disajikan Jawaban C.
gambar lift diam
dan lift bergerak B
kebawah. D.

E.

559
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : Fisika Nama Penyusun :
Buku Pengetahuan/ Aplikasi √ Penalaran
KOMPETENSI Sumber : Pemahaman
DASAR

Menyelesaikan RUMUSAN BUTIR SOAL


masalah teknis
dalam bidang Nomor Suatu pegas mula-mula dalam keadaan tergantung di
teknologi terkait Soal dalam lift yang diam. Kemudian ujung bebasnya
dengan elastisitas digantungi benda yang bermassa m. Agar
bahan 1 pertambahan panjang pegas (0,5) kali pertambahan
LINGKUP panjang pegas semula, maka besarnya percepatan lift
MATERI yang harus digerakkan ke bawah adalah …
Elastisitas

MATERI

Hukum Hooke
dan Hukum II
Newton
INDIKATOR
SOAL Kunci
Disajikan gambar Jawaban
lift diam dan lift
bergerak kebawah. A

A. a = (0,5) g
B. a = (1) g
C. a = (1,5) g
D. a = (2,5) g
E. a = (4) g

560
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : Fisika Nama Penyusun :
Buku Pengetahuan/ Aplikasi √ Penalaran
KOMPETENSI Sumber : Pemahaman
DASAR

Menyelesaikan RUMUSAN BUTIR SOAL


masalah teknis
dalam bidang Nomor Balok yang massanya 1 kg menumbuk pegas yang
teknologi terkait Soal konstantanya 2 N/m seperti pada gambar di bawah.
dengan elastisitas
bahan 2
LINGKUP
MATERI
Elastisitas

MATERI

Usaha dan Jika gaya gesekan antara balok dengan papan sebesar
perubahan Ek 2,5 N dan balok menekan pegas sejauh 4 meter, maka
INDIKATOR
SOAL kecepatan balok di saat balok menyentuh pegas
Disajikan gambar. Kunci
adalah … m/s
Jawaban

C A. 2,4
B. 3,6
C. 7,2
D. 12,4
E. 16,4

561
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

562
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

KESIMPULAN

Unit ini dikembangkan berdasarkan pasangan KD 3.7 Menganalisis kekuatan


bahan dari sifat elastisitasnya dan 4.7 Menyelesaikan masalah teknis dalam
bidang teknologi terkait dengan elastisitas bahan berdasarkan karakteristik
yang diamati di kelas X. Berdasarkan KD pengetahuan dapat diketahui bahwa
indikator yang dikembangkan perlu mencapai level analisis (C4). Artinya, KD
ini sudah menuntut Saudara melatihkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
kepada peserta didik. Adapun KD keterampilan menuntut Saudara
memfasilitasi peserta didik berkreasi. Hal ini berarti Saudara perlu
memberikan ruang dan waktu kepada untuk mengembangkan kreativitasnya
untuk menghasilkan produk berupa laporan hasil percobaan elastisitas.

Penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi oleh peserta didik


memerlukan proses pembelajaran yang relevan. Oleh karena itu, aktivitas
pembelajaran pada subtopik klasifikasi benda elastis dan benda plastis
menggunakan pembelajaran saintifik dan model inkuiri terbimbing, dengan
metode praktik dan diskusi melalui tiga kali pertemuan. Seperti telah
diketahui, kedua model pembelajaran ini merupakan model yang dapat
membekalkan kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada peserta didik.
Ketika implementasi, pembelajaran juga dipandu dengan menggunakan
LKPD yang dirancang untuk memudahkan penguasaan konsep sesuai tingkat
kognitifnya dan penguasaan keterampilan yang mengedepankan
konstruktivisme. Artinya, peserta didik memperoleh konsep dengan
merumuskannya terlebih dahulu.

Adapun konten yang dikembangkan pada subtopik benda elastis terdiri atas:
1) Tegangan; 2) Regangan; 3) Modulus Elastisitas; dan 4) Susunan Pegas.
Subtopik ini merupakan konten yang kaya akan pengetahuan kontekstual
bagi peserta didik. Artinya, Saudara dapat mendorong serta memfasilitasi
peserta didik untuk menemukan fenomena di kehidupan sehari-hari yang

563
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

berkaitan subtopik ini. Sebagai contoh aplikasi dunia nyata, unit ini
menyajikan aplikasi klasifikasi dalam kehidupan sehari-hari sehingga peserta
didik dapat memahami prinsip dan juga manfaat dari klasifikasi.

Berkaitan dengan penilaian, subtopik ini muncul dalam instrumen tes


US/USBN selama tiga tahun terakhir. Jenis pertanyaan yang diajukan masih
didominasi pada taraf level kogintif pengetahuan dan pemahaman (dari C1 –
C3). Oleh karena itu, Saudara perlu meyakinkan bahwa peserta didik
memahami subtopik ini dengan baik agar siap mengahadapi US/USBN. Lebih
dari itu, Saudara perlu mengembangkan soal-soal pengetahuan subtopik ini
pada tingkat level berpikir yang lebih tinggi lagi. Artinya, Saudara dituntut
dapat memfasilitasi peserta didik agar dapat memecahkan soal-soal yang
mengedapankan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Oleh karena itu,
Saudara perlu terus menyusun bank soal yang relevan dengan indikator yang
telah dikembangkan.

564
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

UMPAN BALIK

Dalam rangka mengetahui pemahaman terhadap unit ini, Saudara perlu


mengisi lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian
instrumen ini, Saudara dapat mengetahui posisi pemahaman beserta umpan
baliknya. Oleh karena itu, isilah lembar persepsi diri ini dengan objektif dan
jujur dengan memberikan tanda silang (X) pada kriteria yang menurut
saudara tepat.

Lembar Persepsi Pemahaman Unit

Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
1. Memahami dengan baik semua indikator yang
telah dikembangkan di unit ini.
2 Mampu menghubungkan konten dengan
fenomena kehidupan sehari-hari.
3 Memhammi dengan baik bahwa aktivitas
pembelajaran yang disusun dapat
mengembangkan HOTS peserta didik.
4 Memahami dengan baik tahapan urutan aktivitas
pembelajaran yang disajikan.
5 Mampu dengan baik mengaplikasikan aktivitas
pembelajaran di dalam kelas.
6 Memahami dengan baik lembar kerja peserta
didik yang dikembangkan.
7 Mampu melaksanakan dengan baik lembar kerja
peserta didik yang dikembangkan.
8 Memahami konten secara menyuluh dengan
baik.
9 Memahami prosedur penyusunan soal HOTS
dengan baik.
10 Mampu membahas soal HOTS yang disajikan
dengan tepat.
Jumlah

Jumlah Total

565
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Keterangan Pedoman Penskoran


1=tidak menguasai
2 = cukup menguasai Skor = Jumlah Total X 100
3 = menguasai 40
4 = Sangat Menguasai

Keterangan Umpan Balik


Skor Umpan Balik
< 70 : Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara
membelajarkannya, mengembangkan penilaian dan
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu
membaca ulang unit ini dan mendiskusikannya dengan dengan
fasilitator di MGMP sampai Saudara memahaminya.
70-79 : Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten,
cara membelajarkan, mengembangkan penilian dan
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu
mendiskusikan bagian yang belum dipahami dengan fasilitator
atau teman lain di MGMP.
80-89 : Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan
penilaian dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan
baik.
> 90 : Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan
penilaian dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan
sangat baik. Saudara dapat menjadi fasilitator bagi teman-teman
lain di MGMP untuk membelajarkan unit ini.

566
Unit Pembelajaran
ELASTISITAS

DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, D.C. (Ed.). (2001). Fisika Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Halliday, D., Resnick, R. (1997). Physics , terjemahan: Patur Silaban dan Erwin
Sucipto. Jakarta: Erlangga.

Serway, R. A. & Jewett, J. W. (2004). Physics for Scientists and Engineers sixth
edition. Thomson Brooks/Cole

Soedojo, Peter. 2004. Fisika Dasar. Andi. Yogyakarta

Tipler. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik (terjemahan). Jakarta: Airlangga

567
Paket Unit Pembelajaran
Mekanika

PENUTUP

Paket unit pembelajaran Mekanika ini diharapkan dapat menjadi referensi


Saudara dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran serta
penilaian berorientasi Higher Order Thinking Skills (HOTS). Paket unit
pembelajaran ini tidak diperuntukkan sebagai referensi tunggal, tetapi
Saudara dipersilahkan memperkaya pemahaman dan keterampilan dalam
membelajarkan mekanika dengan mengkaji dari berbagai referensi lain.

Selanjutnya Saudara perlu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP) yang sesuai dengan kondisi kelas masing-masing berdasarkan
skenario dalam aktivitas pembelajaran unit, sehingga memudahkan dalam
mengimplementasikan secara teknis. Selain itu, Saudara perlu
mengembangkan instrumen penilaian lainnya yang berorientasi HOTS
dengan mengacu pada contoh soal-soal yang disajikan dalam setiap unit
pembelajaran.

Refleksi dan evaluasi keefektifan, keberhasilan serta permasalahan selama


mengimplementasikan unit-unit ini perlu terus dilakukan. Permasalahan-
permasalahan yang ditemukan dapat langsung didiskusikan dengan rekan
sejawat, instruktur, kepala sekolah, serta pengawas agar segera menemukan
solusinya. Setiap keberhasilan, permasalahan, dan solusi yang ditemukan
selama pembelajaran perlu Saudara tuliskan dalam bentuk karya tulis best
practice atau karya tulis lainnya. Pada akhirnya, Saudara dapat melaksanakan
pembelajaran dengan baik, peserta didik mencapai hasil belajar yang
optimal, sekaligus Saudara dapat menghasilkan karya tulis yang berguna bagi
pengembangan keprofesian berkelanjutan.

Dalam melaksanakan kegiatan praktikum sesuai LKPD, Saudara dapat


memenuhi kebutuhan alat dan bahan yang digunakan dengan bahan-bahan
yang terdapat di lingkungan masing-masing. Selain itu, Saudara dapat

569
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

mengadaptasi langkah-langkah pembelajaran yang disajikan di unit


pembelajaran untuk mengembangkan RPP topik-topik lainnya.

Kami menyadari bahwa unit-unit yang dikembangkan masih jauh dari


sempurna. Dalam rangka perbaikan dan pengembangan unit-unit lainnya,
kami mengharapkan saran, masukan, dan usulan penyempurnaan yang dapat
disampaikan kepada tim penulis.

570
Paket Unit Pembelajaran
Mekanika

DAFTAR PUSTAKA

Ariyana, Y., Pudjiastuti, A., Bestary, R., Zamroni 2018. Buku Pegangan
Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi.
Jakarta. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Budiyanto,Joko. 2008. Fisika untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat


Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Endarko. 2008. Fisika Jilid 3 untuk SMK Teknologi. Jakarta: Direktorat


Pembinaan SMK
Giancoli,D.C.(Ed.). (2001).Fisika Edisi Kelima.Jakarta: Erlangga.

Halliday, D., Resnick, R. (1997). Physics , terjemahan: Patur Silaban dan Erwin
Sucipto. Jakarta: Erlangga.

Haryadi,Bambang. 2008. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat


Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Jatmiko, Budi. 2004.Listrik Statis. Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum


Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

Kamajaya. 2013. Cerdas Belajar Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:


Erlangga.

Kanginan, Marthen. 2008. Seribu Pena Fisika untuk SMA/MA Kelas X Jakarta:
Erlangga

Kanginan, Marten. 2013. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Mashuri, dkk. 2009. Fisika untuk Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi.


Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Nurachmandani,Setya. 2009. Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat


Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

McGrew,Ralph V &Currie, James A. Instructor’s Solution Manual for


Serwayand Jewwet Physics for Scientist and Engineers 6th Edition.
Thomson Brook/Cole

Serway, Raymond A& Jewwet, John W.2004.Physic for Scientist and Engineers
(with Physic Now and Info Trac) 6th edition. Thomson Brook/Cole.

571
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Soedojo, Peter. 2004. Fisika Dasar. Andi. Yogyakarta

Sudirman.2014. Fisika, Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa untuk


SMK/MAK Kelas XI. Jakarta: Erlangga

Tipler. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik (terjemahan). Jakarta: Airlangga

Young, Hugh D. & Freedman Roger A. 2002. Fisika Universitas Jilid I Edisi ke
Sepuluh. Terjemahan Endang Juliastuti. Jakarta: Erlangga

Young, Hugh D. & Freedman Roger A. 2004. Fisika Universitas Jilid II Edisi ke
Sepuluh. Terjemahan Endang Juliastuti. Jakarta: Erlangga

572
Paket Unit Pembelajaran
Mekanika

LAMPIRAN

SALINAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
NOMOR: 464/D.D5/KR/2018
TENTANG
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATA
PELAJARAN MUATAN NASIONAL (A), MUATAN
KEWILAYAHAN (B), DASAR BIDANG KEAHLIAN (C1),
DASAR PROGRAM KEAHLIAN (C2) DAN KOMPETENSI
KEAHLIAN (C3)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH


KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMK/MAK)
BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA (TR)

Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek


kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4)
keterampilan. Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Rumusan
kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu,
“Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif,
dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat, penguatan,
pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah,

573
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan


kondisi peserta didik. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap
dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan
sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik
lebih lanjut.

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap


spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.
Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler,
kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual
yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Adapun
rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu “Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching),
yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang


proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai
pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
lanjut.

574
Paket Unit Pembelajaran
Mekanika

Mata Pelajaran : Fisika


Jam Pelajaran : 108 JP (@ 45 menit)

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3 Memahami, menerapkan, 4 Melaksanakan tugas spesifik
menganalisis, dan dengan menggunakan alat,
mengevaluasi tentang informasi, dan prosedur kerja
pengetahuan faktual, yang lazim dilakukan serta
konseptual, operasional memecahkan masalah sesuai
dasar, dan metakognitif dengan lingkup Simulasi dan
sesuai dengan bidang dan Komunikasi Digital, dan Dasar
lingkup Simulasi dan Bidang Teknologi Informasi dan
Komunikasi Digital, dan Komunikasi.
Dasar Bidang Teknologi
Informasi dan Komunikasi Menampilkan kinerja di bawah
pada tingkat teknis, spesifik, bimbingan dengan mutu dan
detil, dan kompleks, kuantitas yang terukur sesuai
berkenaan dengan ilmu dengan standar kompetensi kerja.
pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora Menunjukkan keterampilan
dalam konteks menalar, mengolah, dan menyaji
pengembangan potensi diri secara efektif, kreatif, produktif,
sebagai bagian dari keluarga, kritis, mandiri, kolaboratif,
sekolah, dunia kerja, warga komunikatif, dan solutif dalam
masyarakat nasional, ranah abstrak terkait dengan
regional, dan internasional. pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan
langsung.

Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam
ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan
langsung.

575
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Menerapkan prinsip-prinsip 4.1 Melakukan pengukuran besaran
pengukuran besaran fisis, fisis dengan menggunakan
angka penting dan notasi peralatan dan teknik yang tepat
ilmiah pada bidang teknologi serta mengikuti aturan angka
dan rekayasa penting
3.2 Mengevaluasi gerak lurus 4.2 Menyajikan hasil percobaan gerak
dan gerak melingkar dengan lurus dan gerak melingkar dalam
kelajuan tetap atau bentuk grafik/tabel pada bidang
percepatan tetap dalam teknologi dan rekayasa
kehidupan sehari-hari
3.3 Menganalisis gerak dan gaya 4.3 Menggunakan alat-alat sederhana
dengan menggunakan yang berhubungan dengan hukum
hukum-hukum Newton Newton tentang gerak
3.4 Menganalisis hubungan 4.4 Menyajikan ide/gagasan dampak
usaha, energi, daya dan keterbatasan sumber energi bagi
efisiensi kehidupan dan upaya
penanggulannya dengan energi
terbarukan
3.5 Menerapkan konsep 4.5 Mendemonstrasikan berbagai
momentum, impuls dan jenis tumbukan
hukum kekekalan
momentum
3.6 Menerapkan konsep torsi, 4.6 Melakukan percobaan sederhana
momen inersia, dan tentang momentum sudut dan
momentum sudut pada rotasi benda tegar
benda tegar dalam bidang
teknologi dan rekayasa
3.7 Menganalisis kekuatan bahan 4.7 Menyelesaikan masalah teknis
dari sifat elastisitasnya dalam bidang teknologi terkait
dengan elastisitas bahan
3.8 Menerapkan hukum-hukum 4.8 Melakukan percobaan sederhana
yang berkaitan dengan fluida yang berkaitan dengan hukum-
statis dan dinamis hukum fluida statis dan dinamis
3.9 Menganalisis getaran, 4.9 Menyajikan penggunaan
gelombang dan bunyi gelombang bunyi dalam teknologi.
(Misalnya : dalam pengujian
menggunakan Non Distructive
Testing)
3.10 Memahami teori bumi dan 4.10 Mendiskusikan teori bumi dan
atmosfer pada teknik atmosfer terkait dengan aplikasi
geomatika pada teknik geomatika

576
Paket Unit Pembelajaran
Mekanika

3.11 Menganalisis proses 2.11 Menggunakan alat sederhana


pemuaian, perubahan wujud dalam percobaan yang
zat dan perpindahan kalor berhubungan dengan kalor
dengan konsep suhu dan
kalor
3.12 Menerapkan hukum-hukum 4.12 Menunjukkan cara kerja alat
termodinamika sederhana yang berhubungan
dengan termodinamika
3.13 Menerapkan listrik statis dan 4.13 Melakukan percobaan terkait
listrik dinamis listrik statis dan listrik dinamis
3.14 Menerapkan hukum-hukum 4.14 Mendemonstrasikan percobaan
kemagnetan dalam persoalan yang berkaitan dengan konsep
seharihari kemagnetan dan elektromagnet
3.15 Menganalisis rangkaian 4.15 Memecahkan masalah teknologi
listrik arus bolak balik (AC) yang berkaitan dengan listrik arus
bolak balik (AC)
3.16 Menerapkan sifat cermin dan 4.16 Merencanakan pembuatan alat-
lensa pada alat–alat optik alat optik sederhana dengan
menerapkan prinsip pemantulan
pada cermin dan pembiasan pada
lensa
3.17 Memahami gejala 4.17 Menentukan aplikasi
radioaktivitas yang terkait radioaktivitas pada teknik
dengan teknik geomatika geomatika

577

Anda mungkin juga menyukai