Anda di halaman 1dari 220

Paket Unit Pembelajaran

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)


MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN KIMIA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
KELOMPOK TEKNOLOGI REKAYASA

Elektrokimia
Penulis:
Dr. Agung Suprihatin, S.Pd, M.Si

Penyunting:
Dr. Yahmin, S.Pd, M.Si.
Dr. Sumari,M.Si

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Paket Unit Pembelajaran
Elektrokimia

KATA SAMBUTAN

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Saya menyambut baik terbitnya Paket Unit Pembelajaran dalam rangka


pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi.
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran merupakan salah satu upaya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran yang berfokus pada upaya mencerdaskan peserta didik melalui
pembelajaran berorientasi keterampilan berpikir tingkat tinggi. Program
berbasis zonasi ini dilakukan mengingat luasnya wilayah Indonesia dan
kualitas pendidikan yang belum merata, sehingga peningkatan pendidikan
dapat berjalan secara masif, merata, dan tepat sasaran.

Paket unit pembelajaran ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan


Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skills (HOTS).
Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir kompleks dalam
menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi,
menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental
yang paling dasar.

Sasaran Program PKB melalui PKP berbasis zonasi ini adalah seluruh guru di
wilayah NKRI yang tergabung dalam komunitas guru sesuai bidang tugas yang
diampu di wilayahnya masing-masing. Komunitas guru dimaksud meliputi
kelompok kerja guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan
Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK).

V
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Semoga Paket Unit Pembelajaran ini dapat digunakan dengan baik


sebagaimana mestinya sehingga dapat menginspirasi guru dalam
mengembangkan materi dan melaksanakan proses pembelajaran yang
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi yang bermuara pada
meningkatnya kualitas lulusan peserta didik.

Untuk itu, kami ucapkan terima kasih atas kerja keras dan kerja cerdas para
penulis dan semua pihak terkait yang dapat mewujudkan Paket Unit
Pembelajaran ini. Semoga Allah Swt. senantiasa meridai upaya yang kita
lakukan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

VI
Paket Unit Pembelajaran
Elektrokimia

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., Tuhan YME, karena atas izin
dan karunia-Nya Paket Unit Pembelajaran Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi ini dapat diselesaikan. Paket Unit
Pembelajaran ini disusun berdasarkan analisis Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian serta analisis Ujian Nasional
(UN).

Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa peserta didik masih lemah dalam
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) seperti
menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Hasil tersebut ternyata selaras
dengan capaian PISA (Programme for International Student Assessment)
maupun TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study). Oleh
karena itu, perserta didik harus dibiasakan dengan pembelajaran dan soal-
soal yang berorientasi kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi agar
meningkat kemampuan berpikir kritisnya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan


Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), berupaya meningkatkan kualitas
pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas lulusan peserta didik
dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi. Program ini
dikembangkan dengan menekankan pembelajaran yang berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan pemerataan mutu pendidikan,


maka pelaksanaan Program PKP dilakukan dengan mempertimbangkan aspek

VII
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

kewilayahan (Zonasi). Melalui zonasi ini, pengelolaan komunitas guru seperti


Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SMA/SMK dan SLB, dan
Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) dilaksanakan dengan
memperhatikan keragaman mutu pendidikan.

Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada


seluruh tim penyusun yang berasal dari Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
bidang Kelautan dan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPPPTK
KPTK), Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), dan Perguruan Tinggi
serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam mewujudkan penyelesaian
Paket Unit Pembelajaran ini. Semoga Allah Swt. senantiasa meridai upaya yang
kita lakukan.

Wassalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh

VIII
Paket Unit Pembelajaran
Elektrokimia

DAFTAR ISI

Hal

KATA SAMBUTAN____________________________________ V
KATA PENGANTAR_________________________________ VII
DAFTAR ISI_______________________________________ IX
PENGANTAR PAKET UNIT PEMBELAJARAN________________ 1
UNIT PEMBELAJARAN 1 SEL VOLTA_____________________ 3
UNIT PEMBELAJARAN 2 SEL ELEKTROLISA_______________ 91
PENUTUP________________________________________ 195
DAFTAR PUSTAKA_________________________________ 197
LAMPIRAN_______________________________________ 201

IX
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

X
Paket Unit Pembelajaran
Elektrokimia

PENGANTAR PAKET UNIT PEMBELAJARAN

Paket Unit Pembelajaran Elektrolisis ini terdiri dari dua (2) unit pembelajaran,
yaitu Unit Pembelajaran 1. Sel Volta dan Unit Pembelajaran 2. Sel Elektrolisis.
Setiap unit pembelajaran berkaitan dengan satu pasang Kompetensi Dasar
(KD) yang tercantum dalam Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
464/D.D5/KR/2018 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran Muatan Nasional (A), Muatan Kewilayahan (B), Dasar Bidang
Keahlian (C1), Dasar Program Keahlian (C2) dan Kompetensi Keahlian (C3).
Unit-unit tersebut sebaiknya dipelajari secara berurutan, namun bisa juga
dipelajari secara terpisah tergantung pada kebutuhan. Guru dapat langsung
mempelajari unit-unit tertentu yang dibutuhkan tanpa mempelajari unit
sebelumnya.

Paket pembelajaran ini secara umum memuat kompetensi dasar, target


kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, aplikasi di dunia nyata,
bahan bacaan, soal-soal tes Ujian Nasional (UN) atau Ujian Sekolah Berstandar
Nasional (USBN) dan Ujian Masuk Politeknik Negeri (UMPN) dan
pembahasannya, contoh Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) dan contoh
pengembangan soal HOTS. Berbagai aspek yang termuat dalam paket
pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi referensi dan inspirasi bagi guru
Kimia SMK kelompok Teknologi dan Rekayasa dalam merancang
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan penilaian pada KD yang
berkaitan dengan elektrokimia pada sub tema Sel Volta dan sel elektrolisis.

Aktivitas pembelajaran yang disajikan dalam setiap unit merupakan gambaran


umum skenario pembelajaran untuk mencapai masing-masing KD sesuai
dengan indikator yang dikembangkan oleh tim penulis. Guru diharapkan terus
memperkaya diri dengan banyak membaca bahan bacaan lain, memperbanyak

1
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

contoh masalah, dan menerapkan strategi pembelajaran yang efektif bagi


peserta didik.

2
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN KIMIA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
BIDANG TEKNOLOGI DAN REKAYASA

Sel Volta
Penulis:
Dr. Agung Suprihatin, S.Pd, M.Si

Penyunting:
Dr. Yahmin, S.Pd, M.Si

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI ___________________________________ 5


DAFTAR GAMBAR_______________________________ 7
DAFTAR TABEL ________________________________ 7
PENDAHULUAN ________________________________ 9
KOMPETENSI DASAR ___________________________ 11
A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi _____________________ 11
B. Indikator Pencapaian Kompetensi _______________________________ 12
APLIKASI DI DUNIA NYATA _____________________ 15
A. Baterai Primer _______________________________________________________ 15
B. Baterai Sekunder ____________________________________________________ 20
SOAL-SOAL UN/USBN __________________________ 25
A. Komponen dan Proses dalam Sel Volta __________________________ 25
B. Soal SMB PolBan 2017/2018 ______________________________________ 26
BAHAN PEMBELAJARAN ________________________ 29
A. Aktivitas Pembelajaran _____________________________________________ 29
Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-1______________________________ 29
Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-2______________________________ 33
Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-3______________________________ 38
B. Lembar Kerja Peserta Didik _______________________________________ 42
LKPD 1. Seri Keaktifan Logam _________________________________________ 42
LKPD 2. Komponen Baterai Terbaik __________________________________ 47
LKPD 3. Membangun Sel Baterai Basah yang Efisien ________________ 53
C. Bahan Bacaan ________________________________________________________ 59
1. Sel Volta Sederhana _________________________________________________ 59
2. Sel Daniel dengan Jembatan Garam ________________________________ 63
3. Notasi Sel dan Potensial Sel ________________________________________ 64

5
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

4. Sel Volta Komersial __________________________________________________68


PENGEMBANGAN PENILAIAN _____________________ 75
A. Pembahasan Soal-soal ______________________________________________ 75
Soal: 1 _____________________________________________________________________75
Soal: 2 _____________________________________________________________________76
B. Mengembangkan Soal HOTS _______________________________________ 78
1. Kisi-kisi Soal __________________________________________________________78
2. Kartu Soal _____________________________________________________________80
KESIMPULAN _________________________________ 85
UMPAN BALIK ________________________________ 87

6
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1 Peralatan Elektronika ......................................................................................15


Gambar 2. Peralatan Elektronika Berbaterai Koin ....................................................16
Gambar 3. Cuplikan Berita Pendirian Pabrik Baterai Lithium ..............................19
Gambar 4. Peralatan menggunakan Baterai Sekunder ............................................20
Gambar 5. Cuplikan Artikel Permasalahan Mobil Tidak Bisa Distarter ............22
Gambar 6. Cuplikan Berita Pendirian Baterai NMH di Morowali ........................24
Gambar 7. Rangkaian Sel Volta dengan Tabung Dialisis .........................................56
Gambar 8. Skema Terjadinya Sel Galvani/Sel..............................................................60
Gambar 9. Sel Daniel..............................................................................................................61
Gambar 10. Sel Daniel dengan Jembatan Garam ........................................................63
Gambar 11. Susunan Sel pada Aki ....................................................................................69
Gambar 12. Sel Leclanche ....................................................................................................70

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi.................................................11


Tabel 2. Nilai Potensial Reduksi Standar Beberapa Eektrode...............................65

7
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

8
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

PENDAHULUAN

Unit pembelajaran Kimia jenjang SMK Bidang Keahlian Teknologi dan


Rekayasa ini disusun sebagai salah satu bahan rujukan dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas. Ruang lingkup unit pembelajaran ini terutama
diarahkan sebagai salah satu bahan rujukan untuk pembelajaran Kimia
jenjang SMK Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa khususnya terkait
dengan materi pembelajaran pada Kompetensi Dasar 3.8 dan 4.8. Unit
pembelajaran ini ditulis untuk membantu guru mengembangkan dan
mengimplementasikan proses dan penilaian pembelajaran berbasis
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill).

Unit pembelajaran Kimia jenjang SMK Bidang Keahlian Teknologi dan


Rekayasa ini berisi bahan bacaan singkat untuk sub-tema Sel Volta pada tema
Sel Eektrokomia. Unit ini dilengkapi dengan aktivitas pembelajaran yang
menggunakan alternatif model pembelajaran, strategi, dan teknik
pembelajaran yang mendorong peserta didik memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi dalam rangka mengembangkan kemampuan berpikir orde tinggi.
Lembar Kerja Peserta Didik digunakan sebagai pemandu aktivitas
pembelajaran peserta didik untuk mencapai penguasaan kompetensi yang
diharapkan. Bahan bacaan yang disediakan dalam unit ini dapat digunakan
oleh guru dalam pembelajaran di kelas dengan menuangkannya dalam
bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran maupun sebagai sumber
referensi bagi peserta didik dalam memahami topik sel Volta yang sedang
dipelajari. Unit pembelajaran ini dapat digunakan bersama-sama dengan
buku guru dan buku siswa, serta sumber-sumber lainnya.

Sistematika unit ini secara berurutan adalah sebagai berikut: Pendahuluan,


Kompetensi Dasar, Aplikasi di Dunia Nyata, Soal-soal UN/USBN/UMPTN,
Bahan Pembelajaran, Pengembangan Penilaian, Kesimpulan dan Umpan

9
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Balik. Bahan Pembelajaran terdiri atas Aktivitas Pembelajaran, Lembar Kerja


Peserta Didik, dan Bahan Bacaan. Dalam menggunakan unit ini, guru
diharapkan mengikuti seluruh langkah secara seksama, dimulai dengan
mencermati kompetensi dasar dan target kompetensi yang ingin dicapai atau
dikuasai oleh peserta didik, dilanjutkan dengan memperhatikan aplikasi
topik di dunia nyata sebagai motivasi bagi peserta didik dalam mempelajari
topik. Motivasi belajar peserta didik dijaga dengan memperhatikan alternatif
aktivitas pembelajaran yang disediakan dan telah dikemas untuk
memfasilitasi peserta didik berpikir kreatif dan inovatif melalui kolaborasi
bersama sesama peserta didik. melihat aktivitas pembelajaran yang terkait
dengan bahan bacaan tersebut, diikuti dengan memperhatikan instrumen
penilaian yang disediakan untuk menilai aktivitas pembelajaran tersebut.

10
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

KOMPETENSI DASAR

A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

Unit pembelajaran Sel Volta ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi


Dasar di kelas X. Kompetensi Dasar tersebut dapat dijabarkan menjadi
beberapa target kompetensi. Target kompetensi menjadi patokan
penguasaan kompetensi oleh peserta didik. Target kompetensi pada
kompetensi dasar ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

Kompetensi Dasar Target Kompetensi

3.8 Mengevaluasi proses yang terjadi 1. Menuliskan notasi sel Volta.


dalam sel elektrokimia 2. Menghitung E0 sel.
(menghitung E0 sel, reaksi reaksi
3. Mengevaluasi reaksi pada sel
pada sel volta dan sel eletrolisis,
Volta (baterai komersial).
proses pelapisan logam) yang
digunakan dalam kehidupan.

4.8 Mengintegrasikan antara hasil 1. Mengintegrasikan antara hasil


perhitungan E0 sel dengan proses perhitungan E0 sel dengan reaksi
yang terjadi dalam sel pada sel volta yang digunakan
elektrokimia (menghitung E0 sel, dalam kehidupan.
reaksi reaksi pada sel volta dan
sel eletrolisis, proses pelapisan
logam) reaksi yang digunakan
dalam kehidupan.

11
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Pengetahuan
Indikator Pendukung
3.6.1 Menerapkan aturan penulisan notasi sel Volta.

3.6.2 Menerapkan aturan penulisan reaksi untuk notasi sel Volta.

3.6.3 Menghitung potensial sel dalam kondisi standar.

3.6.4 Menentukan spontanitas reaksi redoks berdasarkan hasil perhitungan


potensial sel.

3.6.5 Menelaah seri keaktifan logam melalui percobaan.

Indikator Kunci

3.6.6 Menyimpulkan seri keaktifan logam yang diberikan berdasarkan hasil


percobaan daya desak logam terhadap ion logam.

3.6.7 Menyimpulkan reaksi yang terjadi pada elektrode sel Volta.

3.6.8 Menyimpulkan susunan komponen sel Volta terbaik melalui


percobaan.

Indikator Pengayaan

3.6.9 Merancang sel baterai basah yang lebih efisien.

Kompetensi Keterampilan
Indikator Pendukung
4.6.1 Mempraktikkan konsep spontanitas reaksi redoks.

12
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

4.6.2 Mencoba susunan sel Volta yang benar.

Indikator Kunci

4.6.3 Mengintegrasikan konsep reaksi redoks dalam menentukan


seri keaktifan logam berdasarkan percobaan daya desak logam
terhadap ion logam.

4.6.4 Mengintegrasikan konsep reaksi redoks dalam menentukan


susunan komponen sel Volta terbaik berdasarkan tegangan
yang dihasilkan

Indikator Pengayaan

4.6.5 Membangun sel Volta (baterai basah) yang efisien.

13
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

APLIKASI DI DUNIA NYATA

A. Baterai Primer

Gambar 1 Peralatan Elektronika


Sumber: Kreasi sendiri dari berbagai sumber.

Anda tentu mengenal berbagai peralatan elektronika seperti gambar di atas.


Dalam kehidupan modern saat ini, manusia tidak dapat dipisahkan dari
keberadaan dan penggunaan peralatan elektronika. Pengoperasian berbagai
peralatan elektronika seperti lampu senter, jam tangan, jam dinding dan
remote tidak bisa lepas dari keberadaan sumber energi listrik. Sumber energi
listrik, khususnya arus searah yang telah lama dikenal dan digunakan adalah
kelompok sel Volta atau sel Galvani. Sel Volta atau sel Galvani lebih kita kenal
dengan nama baterai.

Baterai adalah perangkat yang dapat mengonversi energi kimia yang


terkandung pada bahan aktif komponen penyusunnya menjadi energi listrik.
Konversi ini terjadi melalui reaksi kimia yang khas yakni reduksi dan
oksidasi atau disingkat reaksi redoks. Reaksi redoks di sini berlangsung

15
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

secara spontan pada saat kedua kutub nya dihubungkan oleh suatu
konduktor.

Secara garis besar baterai dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan


kemampuannya untuk diisi ulang, yakni baterai primer dan baterai sekunder.
Baterai primer merupakan jenis sel Volta yang sekali pakai karena tidak
dapat diisi ulang. Baterai sekunder merupakan sel Volta yang dapat
digunakan berulang kali karena dapat diisi ulang (rechargeable).
Kemampuan baterai sekunder untuk diisi ulang dikarenakan reaksi
elektrokimianya yang bersifat reversible sehingga baterai sekunder dapat
mengonversi energi kimia menjadi energi listrik pada proses discharging dan
mengonversi energi listrik menjadi energi kimia pada proses charging.

Sesuai dengan kebutuhan masing-masing peralatan elektronika, maka perlu


berbagai jenis baterai dengan berbagai ukuran dan besaran tegangan yang
dihasilkan. Di pasaran tersedia ukuran baterai mulai dari yang ukuran selnya
sangat kecil seperti baterai untuk alat bantu dengar, alat pacu jantung
buatan, dan Implantable cardioverter defibrillator sampai baterai dengan
ukuran yang sangat besar seperti baterai untuk menara pemancar.

Gambar 2. Peralatan Elektronika Berbaterai Koin


Sumber: Kreasi sendiri dari berbagai sumber.

16
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

Pernahkah Anda tiba-tiba melihat jam dinding tiba-tiba jarumnya bergerak


lebih lambat dan lama-lama menjadi berhenti sama sekali? Atau jam tangan
yang kita pakai menunjukkan waktu yang berbeda dengan penunjukkan jam
yang seharusnya karena perlambatan gerak putar jarumnya? Mengapa hal ini
bisa terjadi? Secara umum jam dinding atau jam tangan menggunakan
baterai kering atau baterai primer sebagai sumber listriknya. Pada baterai
kering yang biasa kita gunakan, elektrode terdiri dari dari batang karbon
positif pada pusat sel dan bejana seng negatif dengan elektrolit jel
ammonium khlorida. Potensial sel kira-kira 1,5 volt. Selama pemakaian, seng
secara perlahan-lahan larut ketika arus listrik dihasilkan. Ketika ammonium
khlorida jenuh, aliran arus listrik berhenti. Saat itulah jarum jam akan
berhenti bergerak dan baterai harus diganti dengan yang baru.

Komponen utama sebuah baterai terdiri dari dua bahan konduktor tak
sejenis (elektrode) yang dicelupkan dalam larutan yang mampu
menghantarkan listrik (elektrolit), baik dalam bentuk padatan, lelehan
maupun larutan. Salah satu elektrode akan bermuatan listrik positif dan yang
lain negatif. Ujung elektrode yang menonjol diatas elektrolit dikenal sebagai
terminal positif dan terminal negatif. Ketika kedua terminal dihubungkan
dengan kawat konduktor (misalnya: tembaga), arus listrik akan mengalir
melalui kawat dari terminal negatif ke positif. Beda potensial atau tekanan
listrik antar terminal tergantung pada bahan elektrode dan elektrolit dan
diukur dalam volt.

Sesuai dengan perkembangan kebutuhan yang ada, yakni berkembangnya


berbagai peralatan elektronika, industri baterai juga berkembang pesat dari
waktu ke waktu guna menghasilkan produk baterai yang dinilai lebih efisien.
Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman tentang prinsip-prinsip
elektokimia, khususnya yang berfokus pada sel Volta menjadi sangat penting
untuk dikuasai oleh peserta didik melalui proses pembelajaran yang menarik
dan menyentuh kebutuhan dunia nyata. Terlebih lagi saat ini pemerintah

17
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Indonesia juga sedang fokus dengan teknologi industri 4.0 yang tengah
menjadi trend global.

Dalam rangka “Making Indonesia 4.0 menuju Top 10 Ekonomi Global Tahun
2030 telah ditetapkan berbagai sektor usaha/industri unggulan dan
teknologi penopang industri 4.0 untuk dikembangkan. Lima sektor unggulan
industri 4.0 meliputi industri makanan dan minuman, industri tekstil dan
pakaian, industri otomotif, industri kimia dan industri elektronik. Lima
teknologi penopang industri 4.0 yang dimaksud adalah internet of Things,
Human-Machine Interface, Teknologi robotik dan sensor, Artificial
Intellegence dan Teknologi 3D Printing.

Pemerintah Indonesia tengah membangun dan mengembangkan 13 kawasan


industri di berbagai wilayah Indonesia guna menghadapi dan merespon era
industri 4.0. Kawasan Industri yang dimaksud adalah Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) Lhokseumawe Aceh, Kawasan Industri (KI)/KEK Sei Mangkei
Sumut, KI Dumai Riau, KI Tanjung Buton, Riau, KI Ketapang, Kalbar, KI
Wilmar Serang, Banten, KI Kendal Jateng, KI JIIPE Gresik Jatim, KI Bantaeng,
Sulsel, KI Konawe Sulawesi Tenggara, KI Morowali Sulteng, KI/KEK Palu
Sulteng dan KI/KEK Bitung, Sultara. Selain itu, juga perlu adanya replikasi
untuk kawasan Indonesia lainnya. Kawasan industri yang dimaksud antara
lain adalah kawasan industri di wilayah Bekasi. Di wilayah tersebut antara
lain sudah dibangun pabrik baterai koin lithium yang merupakan salah satu
dari pabrik terbesar di luar Jepang yang memproduksi baterai primer, seperti
dilansir oleh Merdeka.com pada 20 Juli 2018 seperti cuplikan yang dapat
dilihat pada gambar 3 berikut ini.

18
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

Gambar 3. Cuplikan Berita Pendirian Pabrik Baterai Lithium


Sumber: https://www.merdeka.com/uang/panasonic-mulai-bangun-pabrik-lithium-ke-4-di-
cibitung-nilainya-usd-23-juta.html

Dengan memperhatikan potensi yang ada baik dari sisi ketersediaan


sumberdaya alam maupun hasil pengembangan industri baterai yang ada di
Indonesia, mengindikasikan peluang kebutuhan tenaga kerja yang cukup
besar di bidang ilmu kimia terapan yang berfokus pada pemahaman dan daya
nalar penerapan prinsip-prinsip sel Volta, khusunya berkaitan dengan
baterai primer.

19
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Baterai Sekunder

Jenis sel Volta yang dapat digunakan ulang atau dapat diisi ulang dikenal
dengan baterai sekunder. Baterai jenis ini juga tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan sehari-hari manusia sebagai sumber energi. Berbagai peralatan di
sekitar kita dioperasikan dengan baterai jenis ini. Handphone, laptop,
kamera, mobil listrik dan tower pemancar merupakan contoh perangkat yang
memerlukan baterai sekunder sebagai sumber energi untuk
pengoperasiannya.

Gambar 4. Peralatan menggunakan Baterai Sekunder


Sumber: Kreasi sendiri dari berbagai sumber.

Perangkat-perangkat seperti tertera pada gambar 4 di atas, seiring dengan


perkembangan peradaban manusia juga selalu berkembang. Perkembangan
ini tentunya banyak berkaitan dengan tuntutan kemudahan, keamanan, dan
kenyamanan seperti yang diinginkan oleh para penggunanya. Tuntutan
tersebut diantaranya juga bisa berkaitan dengan tuntutan perkembangan
sumber energi yang dibutuhkannya. Bagaimana sumber energi yang
umumnya berupa baterai sekunder atau sel Volta sekunder ini sesuai dengan
standar kebutuhan masing-masing perangkat. Terutama bagamana sumber

20
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

energi tersebut bisa tersedia secara mudah dan murah dengan daya tahan
lama. Hal ini tentunya juga menuntut pemikiran pengembangan komponen
dari sel baterai yang digunakan sehingga menjadi sumber energi sesuai yang
diharapkan. Misalnya saja untuk mobil, umumnya menggunakan aki 12 volt
dan untuk bisa menyalakan mobil paling tidak butuh tegangan 9 volt.

Pernahkah Anda mendengar istilah aki soak? Atau saat Anda mengendarai
mobil atau sepeda motor, tiba-tiba kendaraan Anda tidak bisa distarter?
Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal yang pertama dan yang paling sering
bermasalah adalah aki, jika aki anda sudah soak atau sudah tidak bisa
menyimpan daya listrik sudah bisa dipastikan kalau starter tidak bisa
berfungsi karena tidak adanya suplai daya ke starter itu, cara mengeceknya
adalah dengan menekan klakson motor anda, jika klakson sudah lemah juga
pasti aki anda yang rusak namun jika klakson masih berbunyi keras mungkin
komponen lain yang bermasalah, jadi jika aki yang lemah anda perlu
melakukan charger aki atau menggantinya dengan aki yang baru agar bisa
berfungsi normal. Seperti halnya baterai kering, dalam pemakaian
aki/akumulator mobil maupun sepeda motor terjadi perubahan energi kimia
menjadi energi listrik dan terjadi perubahan anode, katode dan elektrolitnya.
Saat pemakaian aki, pada anode terjadi perubahan yaitu timbal dioksida
(PbO2) menjadi timbal sulfat (PbSO4). Perubahan yang terjadi pada katode
adalah timbal murni (Pb) menjadi timbal sulfat (PbSO4). Adapun pada larutan
elektrolit terjadi perubahan asam sulfat pekat menjadi encer, karena pada
pengosongan aki terbentuk air (H2O). Jadi pada saat aki digunakan, baik
anode maupun katode perlahan-lahan akan berubah menjadi timbal sulfat
(PbSO4). Jika hal itu terjadi, maka kedua kutubnya memiliki potensial sama
dan arus listrik berhenti mengalir. Pada keadaan demikian, jika mobil
dinyalakan atau distarter tidak akan berhasil.

21
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 5. Cuplikan Artikel Permasalahan Mobil Tidak Bisa Distarter


Sumber:
https://otomotif.kompas.com/read/2016/06/13/162400315/Bedanya.Aki.Soak.dengan.Ku
rang.Setrum.

Pengembangan produk baterai sekunder tengah menjadi salah satu tuntutan


masyarakat global saat ini. Di mana masyarakat tidak dapat lagi dipisahkan
dari pemanfaatan perangkat-perangkat yang mengkonsumsi energi dari jenis
sel Volta sekunder ini. Hal ini merupakan tantangan dan peluang yang sangat
menarik bagi negara kita Indonesia yang sangat kaya dengan sumberdaya
alam komponen utama baterai sekunder. Tantangan dan peluang terkait
dengan keberadaan sumberdaya alam bahan utama baterai sekunder ini

22
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

tentunya harus dibarengi dengan kemampuan sumberdaya manusianya


dalam mengelola dan mengolah sumber daya alam tersebut.

Pengetahuan dan keterampilan berkaitan dengan penerapan prinsip kerja sel


Volta, khususnya sel Volta sekunder di SMK merupakan salah satu fokus
dalam mata pelajaran kimia sebagai mata pelajaran kelompok Muatan
Peminatan Kejuruan, Dasar Bidang Keahlian atau dulu dikenal sebagai mata
pelajaran adaptif. Realitas seperti ini menunjukkan bahwa penguasaan
konten mata pelajaran kimia memiliki kedudukan yang sangat penting di
dalam mendukung penguasaan kompetensi kejuruan terutama di bidang
Teknologi dan Rekayasa sel elektrokimia.

Sebagaimana telah dibahas dalam sub bab baterai primer, pemerintah


Indonesia tengah membangun dan mengembangkan 13 kawasan industri di
berbagai wilayah Indonesia guna menghadapi dan merespon era industri 4.0.
Salah satu kawasan industri yang dikembangkan adalah industri baterai
kendaraan listrik nickel metal hydride (NMH) berbahan dasar nikel di
Morowali, Sulawesi Tengah. Sebagaimana diberitakan oleh Bisnis.com,
Indonesia kaya akan bahan tambang nikel yang selama ini 95% dari logam
tersebut diekspor. Sementara 5% sisanya dimanfaatkan oleh industri logam
dalam negeri. Padahal 80% baterai NMH menggunakan komponen nikel. Jadi
jelas bahwa industri baterai NMH sangat potensial dikembangkan di
Indonesia. Berikut adalah cuplikan berita mengenai pengembangan pabrik
baterai NMH di Morowali, Sulawesi Tengah.

23
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 6. Cuplikan Berita Pendirian Baterai NMH di Morowali


Sumber: https://ekonomi.bisnis.com/read/20190225/257/893168/cadangan-nikel-
melimpah-industri-baterai-kendaraan-listrik-potensial-dikembangkan

24
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

SOAL-SOAL UN/USBN

A. Komponen dan Proses dalam Sel Volta

Berikut ini disajikan contoh soal ujian nasional Kimia SMK tahun 2004 yang
berkaitan dengan komponen dan proses yang terjadi pada sebuah sel Volta.

No Soal

Aki mempunyai elektrode Pb dan PbO2, selama aki bekerja akan terjadi
19
perubahan-perubahan ...
A. Pb dan PbO2 berubah menjadi PbSO4
B. Pb dan PbO2.berubah menjadi PbSO3
C. Pb berubah menjadi PbSO4 dan PbO2 tetap
D. Pb tetap, PbO2 berubah menjadi PbSO4
E. Pb dan PbO2 berubah menjadi Pb2SO3

Identifikasi

Level Kognitif : L3

Indikator : Menyimpulkan reaksi yang terjadi pada elektrode sel


yang Volta.
bersesuaian

Diketahui : Elektrode aki

Ditanyakan : Perubahan yang terjadi pada elektrode saat aki bekerja

Materi yang : Komponen dan Proses dalam sel Volta


dibutuhkan

25
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Soal SMB PolBan 2017/2018

Berikut ini adalah contoh soal yang berkaitan dengan pemahaman terhadap
Sel Volta, khususnya berkaitan dengan perhitungan spontanitas reaksi
redoks berdasarkan E0 sel yang diketahui.

No Soal

48 Berdasarkan potensial reduksi standar (E0):

E0 Fe2+/Fe = - 0,44 Volt,

E0 Cu2+/Cu = 0,337 Volt,

E0 Zn2+/Zn = -0,763 Volt,

E0 Mg2+/Mg = -2,43 Volt, dan

E0 Al3+/Al = -1,66 Volt

Reaksi redoks berikut yang berlangsung spontan adalah ….

A. 2 Al + 3 Mg 2+ → 2 Al3+ + 2 Mg

B. Cu + Fe2+ → Cu2+ + Fe

C. Zn + Mg 2+ → Zn2+ + Mg

D. Cu2+ + Mg → Cu + Mg 2+

E. 3 Zn + 2 Al3+ → 3 Zn2+ + 2 Al

Identifikasi

Level Kognitif : L2

Indikator : Menentukan spontanitas reaksi redoks berdasarkan


yang hasil perhitungan potensial sel.
bersesuaian

26
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

Diketahui : Potensial reduksi standar beberapa logam

Ditanyakan : Reaksi redoks yang berlangsung spontan

Materi yang : Potensial Sel


dibutuhkan

27
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

BAHAN PEMBELAJARAN

A. Aktivitas Pembelajaran

Berdasarkan aplikasi di dunia nyata yang telah dibahas sebelumnya bahwa


sel Volta sampai saat ini tidak dapat dilepaskan dari aktivitas manusia,
sehingga pengembangan bahasan sel Volta dapat dilaksanakan dengan
berbagai aktivitas pembelajaran yang menarik dan menyentuh realitas yang
ada di sekitar kehidupan kita sehari-hari, sekaligus melatih peserta didik
untuk lebih jeli dan peka terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di
sekelilingnya.

Beberapa contoh aktivitas pembelajaran untuk memperkuat pemahaman


peserta didik terhadap aplikasi sel Volta di dunia nyata akan dibahas pada
sub bab berikut. Dari berbagai contoh aktivitas pembelajaran yang diberikan,
diharapkan guru dapat mengembangkan aktivitas-aktivitas pembelajaran
lainnya yang serupa.

Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-1

Aktivitas pembelajaran pertemuan ke-1 ini dirancang untuk membantu


peserta didik dalam menelaah seri keaktifan logam dengan memperhatikan
daya desak logam terhadap ion logam. Pada aktivitas pembelajaran 1 ini
digunakan model pembelajaran Discovery Learning dengan sintak 1)
Pemberian rangsangan (Stimulation); 2) Pernyataan/Identifikasi Masalah
(Problem Statement); 3) Pengumpulan data (Data Collection); 4) Pengolahan
data (Data Processing); 5) Pembuktian (Verification), dan 6) Menarik
simpulan/generalisasi (Generalization) (Aryana, dkk, 2018). Total alokasi
waktu diestimasi 3 Jam Pelajaran @ 45 menit.

29
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Berikut ini disajikan alternatif langkah-langkah yang dapat Saudara lakukan


untuk memfasilitasi peserta didik menyelesaikan aktivitas pembelajaran
pertemuan ke-1.

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru mengkondisikan peserta didik 10 menit
agar siap mengikuti pembelajaran
dengan mengecek kehadiran peserta
didik.
2. Guru melaksanakan apersepsi dengan
menggali pengetahuan dan
pemahaman peserta didik mengenai
baterai.
3. Guru merespon positif terhadap
jawaban peserta didik sebagai bentuk
motivasi.
4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti
Fase Pemberian 1. Peserta didik mencermati video Bill 5 menit
rangsangan Nye the Science Guy - World Without
(Stimulation) Batteries
(https://www.youtube.com/watch?v=
azRUy5_NAUA).
5 menit
2. Peserta didik memperhatikan
tayangan tentang komponen
baterai/sel Vota.
3. Peserta didik melakukan curah 10 menit

30
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

pendapat dipimpin oleh guru


mengenai kegunaan baterai dan
masalah yang terjadi jika tidak ada
baterai berdasarkan tayangan dan
pengalaman mereka sehari-hari.
Fase Guru membagi kelas menjadi beberapa 5 menit
Pernyataan/ kelompok
Identifikasi
Peserta didik membuat rumusan
Masalah 10 menit
permasalahan terkait daya desak logam
(Problem
dengan bimbingan guru. Pertanyaan
Statement)
diarahkan seperti contoh berikut.

1. Logam mana yang bereaksi dengan


semua larutan?

2. Bagaimana urutan daya pereduksi


logam dari yang paling lemah ke yang
paling kuat?

Fase 1. Guru memfasilitasi peserta didik 10 menit


Pengumpulan menyiapkan praktik sesuai LKPD 1.
data (Data
2. Peserta didik diingatkan mengenai
Collection 25 menit
pentingnya mematuhi penerapan K3
selama melakukan aktivitas
berdasarkan LKPD 1 terutama terkait
penggunaan bahan kimia dan
pengelolaan limbahnya.

3. Peserta didik difasilitasi guru dalam


melakukan praktik daya desak logam

31
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

terhadap ion logam seperti pada LKPD


1.

Fase Pengolahan 1. Guru membimbing peserta didik 10 menit


data (Data melengkapi penyelesaian langkah
Processing) kerja LKPD 1 terkait hasil pengamatan
praktik yang telah dilakukan.

2. Guru membimbing peserta didik


menyimpulkan urutan kekuatan daya
desak logam dikaitkan dengan daya
pereduksi.

Fase 1. Guru memfasilitasi peserta didik untuk 15 menit


Pembuktian mengkonfirmasi hasil pekerjaannya
(Verification) dengan bahan bacaan dan sumber
lainnya yang relevan.

2. Guru memfasilitasi peserta didik 5 menit


memperbaiki hasil kegiatannya setelah
dibandingkan dengan bahan bacaan
dan sumber lainnya yang relevan.

Fase Menarik 1. Peserta didik melalui perwakilan 15 menit


simpulan/ kelompok mempresentasikan hasil
generalisasi pengamatan melalui diskusi kelas dan
(Generalization) kelompok lain diminta untuk
menanggapinya. Selanjutnya, peserta
didik menyimpulkan hasil
kegiatannya.

2. Guru memfasilitasi peserta didik untuk 5 menit

32
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

mengkonfirmasi pernyataan
kesimpulan mengenai urutan daya
desak logam terkait daya pengoksidasi
atau daya pereduksinya dan
merefleksi kegiatan pembelajaran
yang sudah dilakukan.

Kegiatan Penutup
Peserta didik melakukan refleksi terhadap 5 menit
kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan dengan bimbingan dan fasilitasi
oleh guru.

Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-2

Aktivitas pembelajaran pertemuan ke-2 ini dirancang untuk membantu


peserta didik dalam menyimpulkan susunan komponen sel Volta terbaik
melalui percobaan dan membangun sel Volta yang efisien. Pada aktivitas
pembelajaran 2 ini digunakan model pembelajaran Discovery Learning
dengan sintak 1) Pemberian rangsangan (Stimulation); 2)
Pernyataan/Identifikasi Masalah (Problem Statement); 3) Pengumpulan data
(Data Collection); 4) Pengolahan data (Data Processing); 5) Pembuktian
(Verification), dan 6) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization)
(Aryana, dkk, 2018). Total alokasi waktu diestimasi 3 Jam Pelajaran @ 45
menit.

Berikut ini disajikan langkah-langkah yang dapat Saudara lakukan untuk


memfasilitasi peserta didik menyelesaikan aktivitas pembelajaran
pertemuan ke-2.

33
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru mengkondisikan peserta didik 10 menit
agar siap mengikuti pembelajaran
dengan mengecek kehadiran
peserta didik.
2. Guru melaksanakan apersepsi
dengan menggali pengetahuan dan
pemahaman peserta didik mengenai
pembelajaran sebelumnya.
3. Guru merespon positif terhadap
jawaban peserta didik sebagai
bentuk motivasi.
4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti
Fase Pemberian 1. Peserta didik mencermati video Sel 5 menit
rangsangan Volta dan Notasi Sel
(Stimulation) (https://youtu.be/MueBx-z-p0w).
2. Peserta didik melakukan curah 10 menit
pendapat dipimpin oleh guru
mengenai bagian-bagian penting
dari sel Volta berdasarkan tayangan
video yang telah dicermati.
Fase Pernyataan/ Guru membagi kelas menjadi beberapa 5 menit
Identifikasi kelompok
Masalah (Problem
Peserta didik membuat rumusan
Statement) 10 menit
permasalahan yang berpengaruh

34
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu
terhadap besarnya tegangan dalam sel
Volta dengan bimbingan guru.
Pertanyaan diarahkan seperti contoh
berikut.

1. Manakah logam yang bertindak


sebagai anode dan katode dari
masing-masing pasangan logam
dalam percobaan yang dilakukan?

2. Bagaimana penulisan notasi sel


standar dari masing-masing
pasangan sel?

3. Untuk masing masing pasangan sel:

a. Bagaimana arah aliran elektron


yang keluar dari kabel
penghubung pada kedua logam?

b. Bagaimana persamaan reaksi


yang merepresentasikan kedua
setengah reaksi dan reaksi
secara keseluruhan?

c. Bagaimana perhitungan
tegangan secara teoritis dari
masing-masing sel?

Fase Pengumpulan 1. Guru memfasilitasi peserta didik 5 menit


data (Data

35
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu
Collection menyiapkan praktik sesuai LKPD 2.

2. Peserta didik diingatkan mengenai 5 menit


pentingnya mematuhi penerapan
K3 selama melakukan aktivitas
berdasarkan LKPD 2 terutama
terkait penggunaan bahan kimia
dan pengelolaan limbahnya.

25 menit
3. Guru memfasilitasi peserta didik
melakukan praktik membuat
susunan baterai terbaik seperti
pada LKPD 2.

Fase Pengolahan 1. Guru membimbing peserta didik 10 menit


data (Data melengkapi penyelesaian langkah
Processing) kerja LKPD 2 terkait hasil
pengamatan praktik yang telah
dilakukan.

2. Guru membimbing peserta didik


menyimpulkan urutan kekuatan
daya desak logam dikaitkan dengan
daya pereduksi.

Fase Pembuktian 1. Guru memfasilitasi peserta didik 10 menit


(Verification) untuk mengkonfirmasi hasil
pekerjaannya dengan bahan bacaan
dan sumber lainnya yang relevan.

36
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu
2. Guru memfasilitasi peserta didik 5 menit
memperbaiki hasil kegiatannya
setelah dibandingkan dengan
dengan bahan bacaan dan sumber
lainnya yang relevan.

Fase Menarik 1. Peserta didik melalui perwakilan 20 menit


simpulan/ kelompok mempresentasikan hasil
generalisasi pengamatan melalui diskusi kelas
(Generalization) dan meminta kelompok lain
menanggapinya. Kemudian, peserta
didik menyimpulkan hasil
kegiatannya.

2. Guru memfasilitasi peserta didik 10 menit


untuk mengkonfirmasi pernyataan
kesimpulan mengenai arah aliran
elektron dari masing-masing
pasangan sel, penulisan notasi
reaksi setengah sel dan keseluruhan
reaksi, menghitung tegangan
teoritis dari masing-masing
pasangan logam (sel) dan
menentukan pasangan logam
sebagai representasi baterai
terbaik.

Kegiatan Penutup
Peserta didik bersama guru merefleksi 5 menit

37
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu
kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.

Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-3

Aktivitas pembelajaran pertemuan ke-3 ini dirancang untuk membantu


peserta didik dalam membangun sel baterai basah yang lebih efisien. Pada
aktivitas pembelajaran 3 ini digunakan model pembelajaran Discovery
Learning dengan sintak 1) Pemberian rangsangan (Stimulation); 2)
Pernyataan/Identifikasi Masalah (Problem Statement); 3) Pengumpulan data
(Data Collection); 4) Pengolahan data (Data Processing); 5) Pembuktian
(Verification), dan 6) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization)
(Aryana, dkk, 2018). Total alokasi waktu diestimasi 3 Jam Pelajaran @ 45
menit.

Berikut ini disajikan langkah-langkah yang dapat Saudara lakukan untuk


memfasilitasi peserta didik menyelesaikan aktivitas pembelajaran
pertemuan ke-3.

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru mengkondisikan peserta didik agar 10 menit
siap mengikuti pembelajaran dengan
mengecek kehadiran peserta didik.
2. Guru melaksanakan apersepsi dengan
menggali pengetahuan dan pemahaman
peserta didik mengenai pembelajaran

38
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu
sebelumnya.
3. Guru merespon positif terhadap jawaban
peserta didik sebagai bentuk motivasi.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
Fase 1. Peserta didik mencermati video 5 menit
Pemberian “Homemade Battery 1.5v-12v water
rangsangan powered"
(Stimulation) (https://www.youtube.com/watch?v=aaM
WBhRcqew).
5 menit
2. Peserta didik melakukan curah pendapat
dipimpin oleh guru mengenai tayangan
video dikaitkan dengan susunan sel dalam
baterai.
Fase Guru membagi kelas menjadi beberapa 5 menit
Pernyataan/ kelompok
Identifikasi
Peserta didik membuat rumusan permasalahan
Masalah 10 menit
terkait susunan baterai basah yang lebih
(Problem
efisien dengan bimbingan guru. Pertanyaan
Statement)
diarahkan seperti contoh berikut.

1. Berdasarkan serangkaian keaktifan logam


pada aktivitas pembelajaran pertemuan 1,
mana dari logam tembaga dan magnesium
yang lebih aktif?

2. Logam mana yang bertindak sebagai


anode? Mengapa?

39
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu
3. Logam mana yang bertindak sebagai
katode? Mengapa?

4. Bagaimana hubungan antara jumlah sel


(pasangan /pasangan anode-katode yang
dirangkai secara seri) dengan besarnya
tegangan dan arus yang dihasilkan?

5. Perangkat sehari-hari apa yang dapat


menggunakan rangkaian seri dari kelima
sel yang dibuat dalam kegiatan ini?

Fase 1. Memfasilitasi peserta didik menyiapkan 10 menit


Pengumpulan praktik sesuai LKPD 3.
data (Data
2. Peserta didik diingatkan mengenai
Collection 25 menit
pentingnya mematuhi penerapan K3
selama melakukan aktivitas berdasarkan
LKPD 3 terutama terkait penggunaan bahan
kimia dan pengelolaan limbahnya.

3. Memfasilitasi peserta didik melakukan


praktik daya desak logam terhadap ion
logam seperti pada LKPD 3.

Fase 1. Membimbing peserta didik melengkapi 10 menit


Pengolahan penyelesaian langkah kerja LKPD 3 terkait
data (Data hasil pengamatan praktik yang telah
Processing) dilakukan.

2. Membimbing peserta didik menyimpulkan

40
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu
sel baterai basah yang lebih efisien.

Fase 1. Memfasilitasi peserta didik untuk 10 menit


Pembuktian mengkonfirmasi hasil pekerjaannya dengan
(Verification) bahan bacaan dan sumber lainnya yang
relevan

2. Memfasilitasi peserta didik memperbaiki 10 menit


hasil kegiatannya setelah dibandingkan
dengan bahan bacaan dan sumber lainnya
yang relevan.

Fase Menarik 5. Meminta perwakilan kelompok untuk 25 menit


simpulan/ mempresentasikan hasil pengamatan
generalisasi melalui diskusi kelas dan meminta
(Generalizatio kelompok lain menanggapinya. Kemudian,
n) peserta didik menyimpulkan hasil
kegiatannya.

5 menit
6. Memfasilitasi peserta didik untuk
mengkonfirmasi pernyataan kesimpulan
mengenai urutan daya desak logam daya
pereduksinya.

Kegiatan Penutup
Peserta didik bersama guru merefleksi 5 menit
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

41
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Lembar Kerja Peserta Didik

Berikut ini disajikan 3 lembar kerja peserta didik, yaitu: LKPD 1. Seri
Keaktifan Logam, LKPD 2. Komponen Baterai Terbaik, dan LKPD 3.
Membangun Sel Baterai Basah yang Efisien.

LKPD 1. Seri Keaktifan Logam

Tujuan:

Menelaah keaktifan logam berdasarkan daya desak logam terhadap ion


logam sebagai dasar menentukan urutan daya pereduksi beberapa logam.

Alat dan Bahan:

 Alat dan bahan yang tertera pada tabel merupakan kebutuhan yang
harus disediakan untuk setiap kelompok peserta didik.

 Alat dan bahan yang disebutkan berikut dapat juga dimodifikasi sesuai
dengan kondisi setempat selama masih memadai untuk pencapaian
tujuan pembelajaran.

Alat:

No. Alat Ukuran Jumlah


1. Tabung reaksi kecil 25 buah
2. Amplas halus 1 lembar
3. Gunting Kaleng - 1 buah
4. Pinset - 1 buah
5. Gelang Kimia 100 mL 2 buah
6 Rak tabung reaksi - 2 buah
7. Botol pencuci 500 mL 1 buah

42
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

Bahan:

No. Bahan Ukuran/Konsentrasi Jumlah


1. Logam Besi 5 x 0,5 cm 5 potong
2. Logam Tembaga 5 x 0,5 cm 5 potong
3. Logam Timbal 5 x 0,5 cm 5 potong
4. Logam Seng 5 x 0,5 cm 5 potong
5. Pita Magnesium 5 x 0,5 cm 5 potong
6. Larutan CuSO4 0,1 M 15 mL
7. Larutan FeSO4 0,1 M 15 mL
8. Larutan MgSO4 0,1 M 15 mL
9. Larutan Pb(CH3COO)2 0,1 M 15 mL
10. Larutan ZnSO4 0,1 M 15 mL
11. Kertas label 1 x 2 cm 1 lembar
12. Aquades - 1L
13. Tisu gulung - 1 gulung

Keselamatan Kerja:

1. Gunakan perlengkapan pelindung seperti jas laboratorium, sarung


tangan, masker dan kacamata pelindung sesuai petunjuk, selama bekerja
di laboratorium atau dengan bahan kimia.

2. Patuhi tata tertib yang berlaku selama bekerja di laboratorium.

3. Perhatikan data keamanan dan keselamatan penggunaan setiap bahan


kimia yang dipakai dalam kegiatan praktik.

4. Gunakan bahan kimia seefisien mungkin dan lakukan pengelolaan


limbahnya sesuai dengan petunjuk guru atau data keselamatan dan
keamanan penggunaan seperti yang tertera dalam label masing-masing
bahan kimia.

43
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Prosedur Kegiatan:

1. Ambillah 5 potong logam seng, pastikan tidak ada oksida maupun


kotoran lain yang menempel di permukaannya dengan cara
mengamplasnya sampai bersih.
2. Ambillah 5 tabung reaksi dan beri label pada masing-masing tabung
dengan nomor 1, 2, 3, 4 dan 5. Kemudian tempatkan semua tabung reaksi
tersebut pada rak tabung reaksi.
3. Isilah tabung nomor 1 dengan larutan CuSO4, tabung nomor 2 dengan
larutan FeSO4, tabung nomor 3 dengan larutan MgSO4, tabung nomor 4
dengan larutan Pb(CH3COO)2, dan tabung nomor 5 dengan larutan ZnSO4.
4. Masukkan sepotong logam seng ke dalam masing-masing tabung dan
catat pengamatan Anda.
5. Lakukan cara kerja 1 sampai dengan 4 dan gantilah logam seng dengan
logam yang lainnya.
6. Lakukan pengamatan secara teliti dan cermat untuk setiap logam dan
tuliskan hasilnya pada tabel hasil pengamatan.
7. Selanjutnya jawablah pertanyaan-pertanyaan pada bagian pengolahan
data.
8. Buatlah kesimpulan atas hasil praktik daya desak logam yang sudah
dilakukan. Tuliskan pada bagian kesimpulan.
9. Presentasikan hasil praktik yang telah dilakukan di depan kelas untuk
memperoleh masukan dari kelompok lain.
10. Perbaiki kesimpulan hasil praktik sesuai dengan masukan pada saat
presentasi. Kumpulkan hasil perbaikannya kepada guru.

44
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

Hasil Pengamatan:

Ion Logam
Logam
Cu2+ Fe2+ Mg2+ Pb2+ Zn2+

Cu

Fe

Mg

Pb

Zn

Pengolahan Data
Petanyaan:

1. Logam manakah yang dapat bereaksi dalam semua larutan?


2. Tentukan urutan daya oksidasi dan daya reduksi logam-logam tersebut
dari yang paling lemah ke yang paling kuat!
3. Carilah tabel harga potensial reduksi standar dan urutkan dari paling
negatif ke yang paling positif, kemudian bandingkan dengan urutan daya
reduksi masing-masing logam tersebut!

Jawaban:

1. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….
2. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………..

45
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………..

Kesimpulan:
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………….

46
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

LKPD 2. Komponen Baterai Terbaik

Tujuan:

Menyelidiki pasangan logam yang menghasilkan tegangan dan kuat arus


tertinggi sebagai representasi dari susunan komponen baterai terbaik.

Alat dan Bahan:

 Alat dan bahan yang tertera pada tabel merupakan kebutuhan yang
harus disediakan untuk setiap kelompok peserta didik.

 Alat dan bahan yang disebutkan dalam unit pembelajaran ini dapat juga
dimodifikasi sesuai dengan kondisi masing-masing lokasi pembelajaran
dengan tetap memperhatikan ketercapaian tujuan pembelajaran.

Alat:

No. Alat Ukuran Jumlah


1. AVO meter 0-10 volt dan 5- 1 buah
10 m amp
2. Gunting 1 buah
3. Pinset - 1 buah
4. Kabel dengan penjepit - 4 buah
buaya
5. Lampu LED 1,7 V 1 buah
6. Gelas bekas air mineral 120 mL 4 buah
7. Spidol permanen - 1 buah
8. Pipet tetes - 1 buah
9. Botol pencuci 500 mL 1 buah

47
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Bahan:

No. Bahan Ukuran/Konsentrasi Jumlah


1. Kertas saring Diameter 15 cm 1 lembar
2. Pita logam tembaga 1 x 7 cm 1 potong
3. Pita logam seng 1 x 7 cm 1 potong
4. Pita logam magnesium 1 x 7 cm 1 potong
5. Paku besi Panjang 7 cm 1 buah
6. Larutan tembaga sulfat 0,5 M 30 mL
7. Larutan besi sulfat 0,1 M 30 mL
8. Larutan seng sulfat 0,1 M 30 mL
9. Larutan magnesium 0,1 M 30 mL
sulfat
10. Larutan natrium sulfat 0,5 M 20 mL
11. Aquades - 1L
12. Tisu gulung - 1 gulung

Keselamatan Kerja:

1. Gunakan perlengkapan pelindung seperti jas laboratorium, sarung


tangan, masker dan kacamata pelindung sesuai petunjuk, selama
bekerja di laboratorium atau dengan bahan kimia.

2. Patuhi tata tertib yang berlaku selama bekerja di laboratorium.

3. Perhatikan data keamanan dan keselamatan penggunaan setiap bahan


kimia yang dipakai dalam kegiatan praktik.

4. Gunakan bahan kimia seefisien mungkin dan lakukan pengelolaan


limbahnya sesuai dengan petunjuk guru atau data keselamatan dan
keamanan penggunaan seperti yang tertera dalam label masing-masing
bahan kimia.

48
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

Prosedur Kegiatan:

1. Siapkan 4 gelas kimia atau gelas plastik bekas air mineral dan beri
tulisan Fe, Cu, Zn dan Mg pada bagian sisi samping gelas yang mudah
terlihat.
2. Atur posisi gelas yang sudah diberi label seperti gambar berikut.

3. Isilah masing-masing gelas dengan larutan yang mengandung ion logam


sesuai dengan label logam yang tertulis pada gelas. (Misalnya: gelas Cu
diisi dengan larutan CuSO4, gelas Zn diisi dengan larutan ZnSO4 dan
seterusnya sampai semua gelas terisi).
4. Potonglah kertas saring dengan lebar 1 cm di sepanjang diameternya,
kemudian lipatlah menjadi dua bagian. Selanjutnya buka kedua ujungnya
agar bisa menjangkau kedalaman gelas berisi larutan ion logam.
5. Peganglah kertas saring dengan pinset lalu tetesi permukaannya dengan
4-5 tetes larutan natrium sulfat.
6. Benamkan salah satu ujung kertas saring yang telah dibasahi dengan
larutan natrium sulfat ke dalam gelas Cu dan ujung yang lain ke dalam
gelas Zn.
7. Hubungkan salah satu ujung kawat lampu LED ke logam Zn
menggunakan kabel penghubung dan ujung yang lain dihubungkan ke
logam Cu.
8. Benamkan logam ke dalam gelas yang berisi kationnya. (Logam Zn ke
dalam gelas berisi larutan seng sulfat dan logam Cu ke dalam gelas berisi
larutan tembaga sulfat)

49
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

9. Sementara seorang praktikan memegang logam yang dibenamkan ke


dalam gelas yang berisi larutan kationnya, praktikan yang lain
menghubungkannya ke volt meter dan ampere meter serta lampu LED.
10. Lakukan pengukuran tegangan dan arus serta pengamatan terhadap
lampu LED dengan cermat. Catatlah hasilnya pada tabel hasil
pengamatan.
11. Ulangi langkah 6 sampai dengan 10 dengan menggunakan pasangan
logam lainnya, yaitu pasangan Mg dengan Cu dan Fe dengan Cu.
12. Jawablah pertanyaan yang ada pada pengolahan data dan tuliskan
jawabannya secara cermat.
13. Buatlah kesimpulan hasil percobaan dengan cara mendiskusikannya
bersama anggota kelompok dan tuliskan hasilnya pada bagian
kesimpulan.
14. Presentasikan hasil percobaan yang telah dilakukan di depan kelas dan
perbaiki kesimpulan berdasarkan masukan dari kelompok lain pada saat
presentasi.
15. Kumpulkan hasil perbaikan kepada guru.

Hasil Pengamatan:

Sel
Pengamatan/Pengukuran
Zn/Cu Mg/Cu Fe/Cu

Tegangan (volt)

Arus (miliampere)

Lampu LED
(Menyala/tidak)

50
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

Pengolahan Data
Petanyaan:

1. Manakah logam yang bertindak sebagai anode dan katode dari masing-
masing pasangan logam dalam percobaan yang dilakukan?

2. Bagaimana penulisan notasi sel standar dari masing-masing pasangan sel?

3. Untuk masing masing pasangan sel:

a. Bagaimana arah aliran elektron yang keluar dari kabel penghubung


pada kedua logam?

b. Bagaimana persamaan reaksi yang merepresentasikan kedua setengah


reaksi dan reaksi secara keseluruhan?

c. Bagaimana perhitungan tegangan secara teoritis dari masing-masing


sel?

Jawaban:

1. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….
2. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….
3. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….

51
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kesimpulan:
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………..

52
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

LKPD 3. Membangun Sel Baterai Basah yang Efisien

Tujuan:

Membangun sel volta Mg/Cu yang lebih efisien menggunakan penghalang


berpori tabung dialisis sebagai pengganti jembatan garam dalam rangka
mengurangi resistansi internal sel.

Alat dan Bahan:

 Alat dan bahan yang tertera pada tabel merupakan kebutuhan yang
harus disediakan untuk setiap kelompok peserta didik.

 Alat dan bahan yang disebutkan dalam unit pembelajaran ini dapat
dimodifikasi sesuai kondisi lokasi sekolah, namun tetap memperhatikan
pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Alat:

No. Alat Ukuran Jumlah


1. Kabel penghubung dengan 0-10 volt dan 5-10 m 10 buah
klip amp
2. Gelas plastik bekas air 120 mL 5 buah
mineral
3. Tabung dialisis 10 cm 5 buah
4. Pinset - 1 buah
5. Gunting - 1 buah
6. AVO meter 0-10 volt dan 5-10 m 1 buah
amp
7. Botol pencuci 500 mL 1 buah

53
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Bahan:

No. Bahan Ukuran/Konsentrasi Jumlah


1. Pita logam tembaga 1 x 7 cm 5 potong
2. Pita logam magnesium 1 x 7 cm 5 potong
3. Larutan tembaga sulfat 0,5 M 150 mL
4. Larutan natrium sulfat 0,5 M 150 mL
5. Aquades - 1L
6. Tisu gulung - 1 gulung

Keselamatan Kerja:

1. Gunakan perlengkapan pelindung seperti jas laboratorium, sarung


tangan, masker dan kacamata pelindung sesuai petunjuk, selama bekerja
di laboratorium atau dengan bahan kimia.

2. Patuhi tata tertib yang berlaku selama bekerja di laboratorium.

3. Perhatikan data keamanan dan keselamatan penggunaan setiap bahan


kimia yang dipakai dalam kegiatan praktik.

4. Gunakan bahan kimia seefisien mungkin dan lakukan pengelolaan


limbahnya sesuai dengan petunjuk guru atau data keselamatan dan
keamanan penggunaan seperti yang tertera dalam label masing-masing
bahan kimia.

Prosedur Kegiatan:

1. Isi gelas bekas air mineral yang sudah dibersihkan dengan air suling
dengan 30 mL natrium sulfat 0,5 M.

54
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

2. Tempatkan strip magnesium dalam larutan natrium sulfat, di dinding


bagian dalam gelas. Pastikan strip menyentuh bagian bawah gelas. Tekuk
kelebihan bagian atas strip ke arah luar dan di atas mulut gelas.

3. Rendam tabung dialisis dalam air sampai menjadi fleksibel, dan


kemudian buat ikatan simpul di salah satu ujungnya.

4. Gulung ujung terbuka tabung dialisis di antara ibu jari dan jari telunjuk
Anda. Tarik dinding dengan hati-hati agar terbuka dan membentuk
silinder.

5. Ketika seorang praktikan memegang tabung dialisis terbuka dengan


pinset, yang lain harus dengan hati-hati menuangkan 10 mL 0,5 M
tembaga sulfat ke dalam tabung.

6. Potong sisa tabung dialisis di bawah simpul dengan gunting.

7. Tempatkan tabung dialisis dalam posisi tegak di dalam gelas natrium


sulfat, pada dinding di seberang strip magnesium. Potong bagian atas
tabung dialisis agar berlebih hanya beberapa sentimeter di atas mulut
gelas.

8. Dengan hati-hati, letakkan strip tembaga di dalam kantong/tabung


dialisis yang mengandung tembaga sulfat, posisikan sedemikian hingga
menyentuh bagian bawah kantong.

9. Tekuk bagian atas strip tembaga ke arah luar gelas dandi atas mulut
gelas, jepit kantong dialisis ke dinding gelas.

10. Jepit klip kabel penghubung ke elektrode magnesium dan tepi gelas.

11. Lakukan hal yang sama untuk elektrode tembaga menggunakan klip dari
ujung kawat lainnya. (gambaran hasil rangkaian adalah seperti gambar
berikut ini)

55
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 7. Rangkaian Sel Volta dengan Tabung Dialisis


Sumber: Mike Isley, 2209

12. Ukur tegangan dan arus listrik sel yang telah Anda buat. Kaitkan sel ke
lampu LED.

Ingatlah bahwa kaki panjang LED positif, dan kaki pendek negatif.
Sambungkan sel Anda ke perangkat bertenaga baterai apa pun yang
membutuhkan pengoperasian 1,5 V (misalnya, radio, mainan, dan
pemutar musik portabel). Saat memasang sel volta Anda ke meter dan
perangkat listrik lainnya, ingat ini: (-) anode dan (+) katode.

13. Ulangi langkah 1 sampai dengan 11 untuk membuat empat (4) sel serupa
yang berikutnya.

14. Sambungkan secara seri kelima sel yang telah dibuat. (Positif-negatif-
positif-negatif-dan seterusnya dengan rangkaian 2 sel, 3 sel, 4 sel dan 5
sel)

15. Ukurlah tegangan total dari setiap rangkaian seri yang


dibuat/disambungkan.

16. Jawablah pertanyaan yang ada pada pengolahan data dan tuliskan
jawabannya secara cermat.

56
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

17. Buatlah kesimpulan hasil percobaan dengan cara mendiskusikannya


bersama anggota kelompok dan tuliskan hasilnya pada bagian
kesimpulan.
18. Presentasikan hasil percobaan yang telah dilakukan di depan kelas dan
perbaiki kesimpulan berdasarkan masukan dari kelompok lain pada saat
presentasi.
19. Kumpulkan hasil perbaikan kepada guru.

Hasil Pengamatan:

Jumlah Sel
Pengamatan/
Pengukuran 1 2 3 4 5

Tegangan
(volt)

Arus
(miliampere)

Nyala Lampu
LED

Pengolahan Data
Petanyaan:

1. Berdasarkan serangkaian keaktifan logam yang Anda buat di LKPD 1,


yang mana dari dua logam ini (tembaga dan magnesium) lebih aktif?

2. Logam mana yang bertindak sebagai anode? Mengapa?

3. Logam mana yang bertindak sebagai katode? Mengapa?

57
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

4. Bagaimana hubungan antara jumlah sel dengan besarnya tegangan dan


arus yang dihasilkan?

5. Perangkat sehari-hari apa yang dapat menggunakan rangkaian seri dari


kelima sel yang Anda buat dalam kegiatan ini?

Jawaban:

1. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….
3. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………..…
4. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………..….
5. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………..….

Kesimpulan:
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………….

58
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

C. Bahan Bacaan

1. Sel Volta Sederhana

Reaksi kimia pada sel elektrokimia sebenarnya berasal dari reaksi redoks
(reduksi-oksidasi). Reaksi oksidasi merupakan reaksi setengah sel
elektrokimia yang terjadi karena adanya pelepasan elektron, sedangkan
reaksi reduksi terjadi karena penerimaan elektron.

Mengapa baterai dapat menjadi sumber listrik?

Pada baterai berlangsung reaksi redoks spontan yaitu reaksi redoks yang
berlangsung serta-merta. Sementara itu pada peristiwa penyepuhan
berlangsung reaksi redoks tidak spontan.

Reaksi redoks dapat terjadi karena adanya transfer elektron yang


mengakibatkan timbunya energi listrik. Berdasarkan perubahan energi yang
terjadi, maka sel elektrokimia dibedakan menjadi dua yaitu sel Galvani/sel
Volta dan sel elektrolisis.

Sel Galvani disebut juga sel Volta yaitu sel elektrokimia yang dapat
menyebabkan terjadinya energi listrik dari suatu reaksi redoks yang spontan.
Reaksi redoks spontan yang dapat mengakibatkan terjadinya energi listrik ini
ditemukan oleh Luigi Galvani dan Alessandro Guiseppe Volta.

Alessandro Guiseppe Volta menemukan bahwa pasangan logam tertentu


dapat membangkitkan gaya gerak listrik. Gaya gerak listrik inilah yang
menyebabkan arus listrik mengalir dalam suatu rangkaian. Arus listrik
adalah aliran elektron melalui kawat penghantar.

59
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 8. Skema Terjadinya Sel Galvani/Sel


Sumber: http://kimiapraktikum23.

Secara sederhana sebuah sel Volta dapat terbentuk apabila dua logam
dicelupkan dalam larutan elektrolit. Logam-logam tersebut dinamakan
elektrode. Salah satu logam akan mengalami reaksi oksidasi disebut sebagai
anode dan menghasilkan kation yang terlarut dalam larutan elektrolit dengan
melepaskan elektron. Logam yang lain pada permukaannya terjadi reduksi
ion-ion logam dari dalam larutan. Tempat reaksi reduksi disebut sebagai
katode karena mengikat elektron yang mengalir ke logam tersebut. Oleh
karena oksidasi adalah pelepasan elektron dan reduksi adalah pengikatan
elektron, maka anode bertindak sebagai elektrode negatif sedangkan katode
bertindak sebagai elektrode positif. Jadi elektron akan berpindah dari
elektrode negatif ke elektrode positif sedangkan arus listrik akan mengalir
dari elektrode positif ke elektrode negatif.

60
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

Contoh sel Galvani/sel Volta adalah sel Daniel.

Amati Gambar 9!

Gambar 9. Sel Daniel


Sumber: http://kimiapraktikum23

Gambar 9. merupakan contoh rangkaian sel elektrokimia yang disebut


dengan sel Daniel. Pada rangkaian sel Daniel, dua elektrode logam dicelupkan
dalam larutan elektrolit berupa larutan logam sulfatnya. Anode adalah logam
zink dalam larutan zink sulfat (ZnSO4), katode berupa logam tembaga dalam
larutan tembaga sulfat (CuSO4). Sekat berpori digunakan untuk memisahkan
kedua larutan (ZnSO4 dan CuSO4).

Pada anode lempeng logam Zn dapat berubah menjadi Zn2+ dengan


melepaskan elektron dalam larutan elektrolit ZnSO4. Sedangkan pada katode
digunakan lempeng logam Cu yang dicelupkan dalam larutan elektrolit
CuSO4. Logam Cu dapat digantikan dengan logam lain asal tidak bereaksi
dengan larutan CuSO4. Elektron yang dihasilkan pada anode dialirkan menuju
lempeng logam Cu, sehingga Cu2+ dalam larutan CuSO4 akan berubah menjadi
Cu setelah mengikat elektron tersebut.

Pada saat reaksi oksidasi berlangsung pada anode konsentrasi ion Zn2+
makin lama makin besar mengakibatkan larutannya menjadi bermuatan

61
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

positif dan menolak ion-ion Zn2+ dari logam sehingga logam Zn tidak dapat
larut lagi. Sedangkan reaksi reduksi yang berlangsung pada katode
menyebabkan ion-ion Cu2+ diubah menjadi Cu. Oleh karena itu konsentrasi
ion SO42- menjadi berlebih dan menyebabkan larutannya bermuatan negatif.
Larutan yang bermuatan negatif akan menolak elektron dari logam. Maka
diperlukan sekat pemisah yang berpori, sekat ini dapat memisahkan larutan
CuSO4 dari lempeng logam Zn dan pada saat yang sama dapat mengalirkan
kelebihan kation (Zn2+) dari anode ke katode dan mengalirkan arus listrik
dari katode ke anode.

Tanpa adanya sekat pemisah, ion Cu2+ akan bereaksi secara langsung pada
permukaan lempeng logam Zn sehingga tidak terjadi aliran elektron melalui
penghantar. Pada saat lempeng logam Zn seluruhnya terlapisi Cu maka reaksi
akan berhenti karena Cu tidak bereaksi dengan larutan elektrolit (ZnSO4 dan
CuSO4).

Reaksi redoks yang terjadi pada sel Daniel dapat dituliskan sebagai berikut:

Pada anode, logam Zn menjadi Zn2+dengan melepaskan elektron.

Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e-

Pada katode, ion Cu2+ menangkap elektron dan mengendap menjadi logam
Cu.

Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s)

Massa logam Zn akan berkurang sedangkan massa logam Cu bertambah


setelah reaksi. Reaksi total yang terjadi pada sel Daniel adalah:
Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)

Reaksi tersebut merupakan reaksi redoks spontan yang dapat digunakan


untuk memproduksi listrik melalui suatu rangkaian sel elektrokimia.

62
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

2. Sel Daniel dengan Jembatan Garam

Sel Daniel sering pula dimodifikasi dengan memberikan jembatan garam


untuk menghubungkan kedua setengah sel reduksi-oksidasi seperti pada
Gambar 10

Gambar 10. Sel Daniel dengan Jembatan Garam


Sumber: http://inspirationblogz.wordpress.com

Pada umumnya jembatan garam menggunakan tabung U yang diisi dengan


agar-agar yang dijenuhkan dengan KCl (kalium klorida). Penggunaan agar-
agar mempunyai keuntungan, diantaranya menjaga agar larutan elektrolit
pada bagian elektrode tidak mengalir ke bagian elektrode lainnya saat
permukaan kedua larutan elektrolit berbeda.

Jembatan garam berfungsi untuk menjaga kenetralan muatan listrik pada


larutan. Konsentrasi larutan elektrolit pada jembatan garam lebih tinggi
daripada konsentrsi larutan elektrolit dikedua bagian elektrode. Ion negatif
dari jembatan garam masuk ke salah satu setengah sel yang kelebihan
muatan positif dan ion positif dari jembatan garam berdifusi ke bagian lain
yang kelebihan muatan negatif serta kedua larutan pada elektrode dapat
dijaga untuk tidak saling bercampur secara bebas. Dengan adanya jembatan
garam terjadi aliran yang terus menerus melalui kawat pada rangkaian luar
dan aliran ion-ion melalui larutan sebagai akibat dari reaksi redoks spontan
yang terjadi pada kedua elektrode.

63
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Apa yang terjadi tanpa jembatan garam ?

Tanpa jembatan garam aliran elektron akan segera berhenti karena pada
kedua elektrode terjadi ketidaknetralan listrik, di satu bagian kelebihan
muatan positif dan di bagian lain kelebihan muatan negatif. Kation pada
katode (ion Cu2+) akan bereaksi secara langsung dengan elektrode logam
pada anode (Zn) sehingga elektron tidak dapat mengalir melalui kawat pada
rangkaian luar.

3. Notasi Sel dan Potensial Sel

Notasi Sel
Informasi lengkap dari suatu sel elektrokimia dapat dituliskan secara singkat
dengan suatu notasi yang disebut diagram sel. Berdasarkan notasi sel dapat
diketahui anode, katode, jenis elektrolit yang sesuai dengan nya, pereaksi,
dan hasil reaksi setiap setengah sel. Diagram sel untuk Gambar 9 adalah:

Zn(s) |Zn2+(aq) ||Cu2+(aq) | Cu(s)

Anode digambarkan terlebih dahulu, diikuti dengan katode. Satu garis


vertikal menggambarkan batas fasa. Garis vertikal rangkap dua menyatakan
adanya jembatan garam. Untuk konsentrasi larutan dinyatakan dalam tanda
kurung setelah penulisan rumus kimianya.

Secara sederhana penulisan notasi sel pada sel Galvani/sel Volta


adalah:

anode || katode

dapat diartikan bahwa sebelah kiri jembatan garam menggambarkan


terjadinya reaksi oksidasi pada anode dan sebelah kanan jembatan garam
menggambarkan terjadinya reaksi reduksi pada katode.

64
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

Potensial sel
Potensial elektrode seringkali disebut sebagai potensial elektrode tunggal,
kata ini tidak tepat karena potensial elektrode tunggal sebenarnya tidak
dapat ditentukan atau diukur. Potensial elektrode dapat ditentukan
menggunakan salah satu elektrode pembanding. Yang dapat diukur adalah
beda potensial dari kedua elektrode (dalam suatu sel). Oleh karena potensial
oksidasi merupakan kebalikan dari potensial reduksi maka data potensial
elektrode suatu logam tidak perlu diketahui dua-duanya.

Potensial sel yang dihasilkan oleh elektrode logam dengan elektrode


hidrogen pada kondisi standar, disebut potensial elektrode standar logam
tersebut dan diberi lambang E0. Nilai potensial elektrode bukan nilai mutlak,
melainkan relatif terhadap elektrode hidrogen. Elektrode yang lebih mudah
mengalami reduksi dibanding hidrogen mempunyai potensial elektrode > 0
(positif), sedangkan elektrode yang lebih sukar mengalami reduksi dibanding
hidrogen mempunyai potensial elektrode < 0 (negatif). Jadi, potensial
elektrode standar menunjukkan urutan kecenderungan untuk mengalami
reduksi, sehingga dikenal sebagai potensial reduksi standar.

Bila potensial reduksi zat lebih besar dari potensial reduksi hidrogen maka
zat tersebut lebih mudah mengalami reduksi dibanding ion H+ dan
sebaliknya. Zat yang mengalami reduksi disebut sebagai oksidator dan zat
yang mengalami oksidasi disebut reduktor. Semakin besar nilai potensial
reduksi berarti reaksi reduksi semakin mudah terjadi dan semakin kecil nilai
potensial reduksi berarti reaksi reduksi semakin sukar berlangsung.

Tabel 2. Nilai Potensial Reduksi Standar Beberapa Eektrode


E0Potensial
Reaksi reduksi (katode) reduksi,
(Volt)
Li+/Li Li+ + e-  Li -3,04
K+/K K+ + e-  K -2,92

65
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

E0Potensial
Reaksi reduksi (katode) reduksi,
(Volt)
Ca2+/Ca Ca2+ + 2e-  Ca -2,87
Na+/Na Na+ + e-  Na -2,71
Mg2+/Mg Mg2+ + 2e-  Mg -2,37
Al3+/Al Al3+ + 3e-  Al -1,66
Zn2+/Zn Zn2+ + 2e- Zn -0,76
Fe2+/Fe Fe2+ + 2e- Fe -0,44
PbSO4/Pb PbSO4 + 2e- Pb + 2SO4 -0,36
Co2+/Co Co2+ + 2e- Co -0,28
Ni2+/Ni Ni2+ + 2e-  Ni -0,25
Sn2+/Sn Sn2+ + 2e-  Sn -0,14
Pb2+/Pb Pb2+ + 2e-  Pb -0,13
D+/D2 2D+ + 2e- D2 -0,003
H+/H2 2H+ + 2e- H2 0,000
Sn4+/Sn2+ Sn4+ + 2e-  Sn2+ +0,15
Cu2+/Cu Cu2+ + 2e-Cu +0,34
I2/I- I2 + 2e- 2I- +0,54
O2/H2O2 O2 + 2H+ + 2e- H2O2 +0,68
Fe3+/Fe2+ Fe3+ + e- Fe2+ +0,77
Hg22+/Hg Hg2 2+ + 2e-  2Hg +0,79
Ag+/Ag Ag+ + e- Ag +0,80
NO3-/N2O4 2NO3- + 4H+ + 2e- N2O4 + 2H2O +0,80
NO3-/NO NO3 -+ 4H+ + 3e-  NO + 2H2O +0,96
Br2/Br Br2 + 2e- 2Br +1,07
O2/H2O O2 + 4H+ + 4e- 2H2O +1,23
Cr2O72-/Cr3+ Cr2O72- + 14H+ + 6e- 2Cr3+ + 7H2O +1,33
Cl2/Cl- Cl2 + 2e-  2Cl- +1,36
PbO2/Pb2+ PbO2 + 4H+ + 2e- Pb2+ + H2O +1,46
Au3+/Au Au3+ + 3e- Au +1,50
MnO4-/Mn2+ MnO4- + 8H+ + 5e-  Mn2+ + 4H2O +1,51

66
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

E0Potensial
Reaksi reduksi (katode) reduksi,
(Volt)
HClO/CO2 2HClO + 2H+ + 2e- Cl2 + 2H2O +1,63
PbO2/PbSO4 PbO2 + SO42- + 4H+ + 2e- PbSO4 + 2H2O +1,68
H2O2/H2O H2O2 + 2H+ + 2e- 2H2O +1,78
F2/F F2 + 2e- 2F +2,87

Dengan cermat dan teliti dapat kita amati bahwa Tabel 2 memberikan data
nilai potensial reduksi standar secara urut dari nilai terkecil sampai dengan
nilai terbesar. Dapat diartikan bahwa data potensial reduksi standar pada
Tabel 2 menunjukkan urutan kekuatan suatu zat sebagai oksidator, dimulai
dari oksidator terlemah sampai oksidator terkuat. Tabel 2 dapat juga dibuat
dalam bentuk deret yang dikenal sebagai “Deret Volta”. Deret Volta disusun
berdasarkan kekuatan reduktor dari logam. Deret Volta dapat dituliskan
dalam baris sebagai berikut:

K-Ba-Sr-Ca-Na-Mg-Al-Zn-Cr-Fe-Ni-Sn-Pb-H-Cu-Hg-Ag-Pt-Au

Berdasarkan deret logam di atas, dapat dinyatakan bahwa semakin ke kiri


semakin kuat sifat reduktor suatu logam.

Suatu reaksi redoks dalam sel elektrokimia akan berlangsung secara spontan
jika potensial sel berharga positif. Potensial sel dapat dtentukan karena
adanya perbedaan potensial dari kedua elektrode penyusun sel tersebut.
Berdasarkan konvensi IUPAC potensial sel didefinisikan sebagai:

E0 sel = E0 ruas kanan – E0 ruas kiri

Karena elektrode ruas kanan merupakan katode dan elektrode ruas kiri
merupakan anode, sehingga dituliskan sebagai berikut.

E0 sel = E0 katode – E0 anode

67
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Ketika nilai Eº katode > E0 anode maka didapatkan nilai potensial sel (E0 sel)
lebih besar dari nol artinya reaksi sel tersebut berlangsung spontan dan
dapat menghasilkan arus listrik.

Dengan melihat Tabel 2, potensial reduksi standar untuk Zn dan Cu adalah

Zn2+(aq) + 2e– → Zn(s) E0 = –0,76 V

Cu2+(aq) + 2e– → Cu(s) E0 = +0,34 V

maka potensial sel pada Gambar 10 adalah:

E0 sel = E0 katode - E0 anode

E0 sel = E0 Cu - E0 Zn

E0 sel = +0,34 Volt – (–0,76 Volt)

E0 sel = + 1.10 Volt

Karena potensial sel berharga positif maka reaksi redoks tersebut dapat
berlangsung spontan.

4. Sel Volta Komersial

1) Baterai Konvensional
a. Aki
Aki merupakan contoh dari sel volta yang dapat diisi kembali jika habis. Satu
sel aki terdiri dari batang Pb dan batang PbO2 yang dicelupkan dalam larutan
asam sulfat 30 %.

68
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

Gambar 11. Susunan Sel pada Aki


Sumber: https://mediabelajaronline.blogspot.com/2011/09/sel-volta-dalam-kehidupan-
sehari-hari.html

Setelah seluruh permukaan anode dan katode terlapis dengan PbSO4 tidak
lagi terjadi beda tegangan, maka arus listrik terhenti.

Aki adalah baterai timbal-asam yang sering digunakan pada mobil. Baterai ini
memiliki enam sel 2 volt yang dihubungkan seri. Meskipun lebih besar
daripada baterai karbon-seng dan relatif berat, baterai jenis ini tahan lama,
menghasilkan arus yang lebih besar, dan dapat diisi ulang. Ketika anda
menyalakan mesin, baterai ini yang menyediakan listrik untuk menyalakan
mobil. Baterai ini juga menyediakan energi untuk kebutuhan yang tidak
dapat dipenuhi oleh alternator mobil, seperti menghidupkan radio atau

69
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

menyalakan lampu jika mesin mati. Menghidupkan lampu atau radio terlalu
lama pada saat mesin mati akan menghabiskan baterai karena mesinlah yang
mengisi ulang baterai pada saat mobil berjalan.

b. Baterai Kering (Sel Leclanche)


Jika Anda memasukkan dua atau lebih baterai dalam senter, artinya Anda
menghubungkannya secara seri. Baterai harus diletakkan secara benar
sehingga memungkinkan elektron mengalir melalui kedua sel. Baterai yang
relatif murah ini adalah sel galvani karbon-seng, dan terdapat beberapa jenis,
termasuk standard dan alkaline. Jenis ini sering juga disebut sel kering
karena tidak terdapat larutan elektrolit, yang menggantikannya adalah pasta
semi padat.
Baterai ini menggunakan Zn sebagai anode dan C (grafit) yang ditanam dalam
pasta dari campuran KMnO4 , NH4Cl, C, dan H2O sebagai katode.

Gambar 12. Sel Leclanche


Sumber: http://www.nafiun.com/2013/07/aplikasi-kegunaan-sel-volta-dalam-kehidupan-
sehari-hari.html

70
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

Reaksi kimia yang terjadi pada sel Leclanche dituliskan sebagai berikut.

Anode: Zn (𝑠) → Zn2+ (𝑎𝑞) + 2e+


Katode: 2MnO2 (𝑠) + 2NH4+ (𝑎𝑞) + 2e− → Mn2 O3 (𝑠) + 2NH3 (𝑎𝑞) + H2 O(𝑙) +
Zn(𝑠) + 2NH4+ (𝑎𝑞) + 2MnO2 (𝑠) → Zn2+ (𝑎𝑞) + Mn2 O3 (𝑠) + 2NH3 (𝑎𝑞) + H2 O(𝑙)

Zn2+ dapat bergabung dengan NH3 membentuk ion Zn(NH3)42+.

Zn2+ (𝑎𝑞) + 4NH3 (𝑎𝑞) → Zn(NH3 )2+


4 (𝑎𝑞)

c. Baterai Alkalin
Baterai alkalin hampir sama dengan bateri karbon-seng. Anode dan
katodenya sama dengan baterai karbon-seng, seng sebagai anode dan MnO2
sebagai katode. Perbedaannya terletak pada jenis elektrolit yang digunakan.
Elektrolit pada baterai alkalin adalah KOH atau NaOH. Sehingga reaksinya
berlangsung dalam suasana basa. Reaksi yang terjadi pada anode, katode, dan
reaksi sel secara keseluruhan dapat dilihat pada persamaan berikut ini.

Anode ∶ Zn(𝑠) + 2OH − (𝑎𝑞) → Zn(OH)2 (𝑠) + 2e−


Katode: 2MnO2 (𝑠) + 2H2 O(𝑙) + 2e− → 2MnO(OH)(𝑠) + 2OH − (𝑎𝑞)
2MnO2 (𝑠) + 2H2 O(𝑙) + Zn(𝑠) → 2MnO(OH)(𝑠) + Zn(OH)2 (𝑠)

Potensial sel yang dihasilkan baterai alkali 1,54 volt. Arus dan tegangan pada
baterai alkali lebih stabil dibanding baterai karbon-seng.

d. Baterai Nikel-Kadmium
Baterai ini adalah baterai kering yang dapat diisi ulang. Baterai nikel-
kadmium merupakan jenis baterai yang dapat diisi ulang seperti aki, baterai
HP, dll. Baterai ini menggunakan Cd sebagai anode dan NiO2 sebagai

71
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

katodenya, sedangkan elektrolitnya adalah KOH. Baterai jenis ini


menghasilkan potensial sel sebesar 1,4 volt. Reaksi yang terjadi di kedua
elektrode baterai jenis ini dapat dituliskan sebagai berikut.

Anode ∶ Cd(𝑠) + 2OH − (𝑎𝑞) → Cd(OH)2 (𝑠) + 2e−


Katode ∶ NiO2 (𝑠) + 2H2 O(𝑙) + 2e− → Ni(OH)2 (𝑠) + 2OH − (𝑎𝑞)

Sehingga reaksi secara keseluruhan dapat dituliskan sebagai berikut.

Cd(𝑠) + NiO2 (𝑠) + 2H2 O(𝑙) → Cd(OH)2 (𝑠) + Ni(OH)2 (𝑠)

e. Baterai Perak Oksida


Bentuk baterai ini kecil seperti kancing baju biasa digunakan untuk baterai
arloji, kalkulator, dan alat elektronik lainnya. Anode yang digunakan adalah
seng (Zn), katodenya adalah perak oksida (Ag2O), dan elektrolitnya adalah
KOH. Potensial sel yang dihasilkan baterai jenis ini sebesar 1,34 volt. Reaksi
yang terjadi pada anode dan elektrodenya dapat dituliskan seperti
persamaan berikut.

Anode ∶ Zn(𝑠) + 2OH − (𝑎𝑞) → Zn(OH)2 (𝑠) + 2e−


Katode ∶ Ag 2 O(𝑠) + H2 O(𝑙) + 2e− → 2Ag(𝑠) + 2OH− (𝑎𝑞)

Reaksi sel secara keseluruhan adalah:


Zn(𝑠) + Ag 2 O(𝑠) + H2 O(𝑙) → Zn(OH)2 (𝑠) + 2Ag(𝑠)

2) Baterai Modern Berkinerja Tinggi


a. Baterai Nikel-Metal Hidrida (Ni-MH)
Baterai ini mirip dengan baterai nikad, kecuali bahwa baterai ini
menggunakan hidrogen sebagai anode dan NiO(OH) sebagai katode dengan
KOH sebagai elektrolitnya. Potensialnya hampir sama dengan Ni-Cd yakni

72
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

sekitar 1,4 volt tetapi dapat menyimpan mendekati 50% energi lebih banyak
dari baterai Ni-Cd. Baterai jenis ini juga lebih diminati dibanding Ni_Cd
karena lebih ramah lingkungan, yakni tidak mengandung logam beracun.
Reaksi yang terjadi pada anode dan katode baterai jenis ini adalah sebagai
berikut.

Anode ∶ NiII (OH)2 + OH − → NiIII OOH + H2 O + e−


Katode ∶ M + H2 O + e− → MH + OH −
Sehingga reaksi kimia selnya dapat dituliskan seperti di bawah ini.

NiII (OH)2 + M → NiIII OOH + MH

b. Baterai Litium
Baterai ini menggunakan Litium sebagai anode dan MnO2 sebagai katode
dengan LiClO4 sebagai elektrolit dalam pelarut bebas air. Baterai ini dapat
menghasilkan energi lebih besar dari baterai biasa dan dapat dipakai untuk
waktu yang cukup lama (± 10 tahun). Oleh karena itu harga baterai litium
lebih mahal jika dibandingkan dengan baterai biasa. Baterai litium banyak
digunakan pada sistem navigasi dan industri jam.

Reaksi yang terjadi pada kedua elektrode dan reaksi sel baterai litium adalah:

Anode ∶ 4Li → 4Li+ + 4e−


Katode ∶ 2SOCl2 + 4e− → SO2 + S + 4Cl−
2SOCl2 + 4Li → 4Li+ + SO2 + S + 4Cl−

c. Baterai Ion Litium


Baterai ini mirip dengan baterai litium hanya anodenya saja yang berbeda
yaitu menggunakan ion litium sehingga reaksi sel dalam baterai ini bukan
merupakan reaksi redoks melainkan hanya pergerakan ion litium melalui

73
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

elektrolit yang satu ke elektrolit lainnya. Baterai ini menggunakan bahan cair
yang mengandung LiPF6. Berikut adalah reaksi yang terjadi pada anode dan
katode baterai ion litium.

Anode ∶ Li+ + e− → Li
Katode: LiCoIII O2 → CoIV O2 + Li+ + e−
LiCoIII O2 → Li + CoIV O2

d. Sel Bahan Bakar


Sel ini adalah sel yang menggunakan bahan bakar biasa, seperti campuran
hidrogen dengan oksigen atau campuran gas alam dengan oksigen. Sel
seperti ini digunakan untuk sumber listrik pada pesawat ruang angkasa.
Reaksi yang terjadi pada anode, katode dan keseluruhan sel dapat dituliskan
sebagai berikut.
Anode ∶ 2H2 (𝑔) + 4OH − (𝑎𝑞) → 4H2 O(𝑙) + 4e−
Katode ∶ O2 (𝑔) + 2H2 O(𝑙) + 4e− → 4OH− (𝑎𝑞)
2H2 (𝑔) + O2 (𝑔) → 2H2 O(𝑙)

74
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

PENGEMBANGAN PENILAIAN

Bagian ini memuat contoh soal-soal topik sel Volta yang muncul di Ujian
Nasional maupun ujian masuk perguruan tinggi negeri dan kurang berhasil
dijawab oleh peserta didik. Selain itu, bagian ini memuat pembahasan
tentang cara mengembangkan soal HOTS yang disajikan dalam bentuk
pemodelan, sehingga dapat dijadikan acuan oleh Saudara ketika
mengembangkan soal untuk topik ini. Saudara perlu mencermati dengan baik
bagian ini, sehingga saudara dapat terampil mengembangkan soal yang
mengacu pada indikator pencapaian kompetensi yang termasuk HOTS.

A. Pembahasan Soal-soal

Topik Sel Volta merupakan topik yang dianggap sulit oleh rata-rata peserta
didik, sementara aplikasi pada dunia nyata di bidang teknologi dan rekayasa
banyak ragamnya dan makin berkembang seiring dengan perkembangan
teknologi. Guna lebih mendekatkan bahasan pada aplikasi berikut dibahas
soal-soal ujian nasional dan ujian masuk politeknik negeri yang berkaitan
dengan subtopik sel Volta.

Soal: 1

1. Aki mempunyai elektrode Pb dan PbO2, selama aki bekerja akan terjadi
perubahan-perubahan ....
A. Pb dan PbO2 berubah menjadi PbSO4
B. Pb dan PbO2.berubah menjadi PbSO3
C. Pb berubah menjadi PbSO4 dan PbO2 tetap
D. Pb tetap, PbO2 berubah menjadi PbSO4
E. Pb dan PbO2 berubah menjadi Pb2SO3

75
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Jawaban: A

Pembahasan:

Di dalam proses pemakaian aki, terjadi perubahan energi kimia menjadi


listrik dan terjadi perubahan pada anode, katode, dan larutan elektrolitnya.
Pada katode yang semula timbal dioksida (PbO2) menjadi timbal sulfat
(PbSO4). Pada anode yang semula timbal murni (Pb) menjadi timbal sulfat
(PbSO4). Pada larutan elektrolitnya, asam sulfat (H2SO4) akan menjadi encer
karena terbentuk air. Pada mulanya terdapat air aki yang sudah tercampur
dengan asam sulfat dengan kepekatan 30% saja, maka asam sulfat akan
mudah terurai di dalam air.

Berikut reaksinya :

Pada elektrolit : H2SO4 →2H+ + SO42-

Pada Katode : PbO2(s) +4H+(aq) +SO42-(aq) + 2e → PbSO4(s) +2H2O(l)

Pada Anode : Pb(s) + SO42-(aq) → PbSO4(s) + 2e +

Reaksi Sel : PbO2(s) +Pb(s) +4H+(aq) +2 SO42-(aq) → 2PbSO4(s) + 2H2O(l)

Jadi baik Pb maupun PbO2 berubah menjadi PbSO4.

Soal: 2

2. Berdasarkan potensial reduksi standar (E0):

E0 Fe2+/Fe = - 0,44 Volt,

E0 Cu2+/Cu = 0,337 Volt,

E0 Zn2+/Zn = -0,763 Volt,

E0 Mg2+/Mg = -2,43 Volt, dan

E0 Al3+/Al = -1,66 Volt

76
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

Reaksi redoks berikut yang berlangsung spontan adalah ….

A. 2 Al + 3 Mg 2+ → 2 Al3+ + 2 Mg

B. Cu + Fe2+ → Cu2+ + Fe

C. Zn + Mg 2+ → Zn2+ + Mg

D. Cu2+ + Mg → Cu + Mg 2+

E. 3 Zn + 2 Al3+ → 3 Zn2+ + 2 Al

Jawaban: D

Pembahasan:

Untuk menentukan suatu reaksi dapat berlangsung spontan atau tidak, kita
dapat mencari besar potensial elektrodenya. Apabila nilai potensial
elektrodenya bernilai positif maka reaksi tersebut dapat berlangsung dan
begitu juga sebaliknya. Rumus untuk mencari besarnya potensial elektrode
sel adalah:

E sel = E reduksi – E oksidasi

Untuk jawaban:

B. E sel = -2,43 V + 1,66 V = -0,77 V (tidak spontan)

C. E sel = -0,44 V – 0,337 V = -0,777 V (tidak spontan)

D. E sel = -2,43 V + 0,763 V = -1,667 V (tidak spontan)

E. E sel = 0,337 V + 2,43 V = 2,767 V (spontan)

F. E sel = -1,66 V + 0,763 V = -0,897 V (tidak spontan)

77
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Sehingga reaksi yang berlangsung spontan adalah Cu2+ + Mg → Cu + Mg 2+


(jawaban D).

B. Mengembangkan Soal HOTS

Pada bagian ini akan dimodelkan pembuatan soal yang memenuhi indikator
pencapaian kompetensi yang diturunkan dari kompetensi dasar
pengetahuan. Pengembangan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi agar
Saudara dapat melihat kesesuaian antara kompetensi, lingkup materi, dan
indikator soal. Selanjutnya, dilakukan penyusunan soal di kartu soal
berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun sebelumnya. Contoh soal yang
disajikan terutama untuk mengukur indikator kunci pada level kognitif yang
tergolong HOTS.

1. Kisi-kisi Soal

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN)


Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Mata Pelajaran : Kimia (Bidang Teknologi Rekayasa)
Alokasi Waktu : ……………..
Jumlah Soal : ………………………
Tahun Pelajaran : .........................

Kompetensi Lingkup Level Bentuk


No Materi Indikator Soal No
yang diuji Materi Kognitif Soal

3.8 Mengevaluasi Sel Sel Volta Disajikan beberapa pernyataan 1 L1 PG


proses yang Elektrokimia mengenai sel Galvani, peserta
terjadi dalam sel didik dapat menentukan
elektrokimia pernyataan yang benar.
(menghitung E0
Disajikan data deret aktivitas 2 L2 PG
sel, reaksi reaksi beberapa logam, peserta didik
pada sel volta dapat menentukan ion yang
dan sel
dapat direduksi oleh logam
eletrolisis,
yang disebutkan.

78
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

Kompetensi Lingkup Level Bentuk


No Materi Indikator Soal No
yang diuji Materi Kognitif Soal
proses pelapisan Diketahui potensial standar 3 L2 PG
logam) yang suatu sel elektrokimia dan
digunakan potensial reduksi salah satu
dalam nya, peserta didik dapat
kehidupan. menentukan harga potensial
reduksi standar yang lainnya.

Disajikan potensial standar 4 L3 PG


suatu sel Volta dan beberapa
pernyataan tentang sel, peserta
didik dapat menyimpulkan
pernyataan yang benar.

Disajikan beberapa gambar 5 L3 PG


rangkaian sel Volta, peserta
didik dapat menyimpulkan
notasi sel, aliran elektron,
maupun E0sel yang benar.

79
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2. Kartu Soal

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran ...................

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : PG
Mata Pelajaran : Kimia Tek Rek Penyusun : AG

KOMPETENSI Buku √ Pengetahua/ Aplikasi Penalaran


DASAR Sumber: Pemahaman
Mengevaluasi
RUMUSAN BUTIR SOAL
proses yang terjadi
dalam sel
elektrokimia Nomo Berikut ini, manakah pernyataan yang tidak
(menghitung E0 sel, Soal benar mengenai Sel Galvani?
reaksi reaksi pada
sel volta dan sel 1
i. Katode bermuatan positif.
eletrolisis, proses ii. Anion berpindah kearah katode.
pelapisan logam) iii. Elektron dilepaskan dari anode.
yang digunakan iv. Reduksi terjadi di anode.
dalam kehidupan.
LINGKUP MATERI A. iii dan iv
B. ii dan iii
Sel Elektrokimia C. i dan ii
D. i dan iii
E. ii dan iv

INDIKATOR SOAL Kunci


Jawaban
Disajikan beberapa E
pernyataan
mengenai sel
Galvani, peserta
didik dapat
menentukan
pernyataan yang
benar.

80
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran ...................

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : PG
Mata Pelajaran : Kimia Tek Rek Penyusun : AG

KOMPETENSI Buku Pengetahua/ √ Aplikasi Penalaran


DASAR Sumber: Pemahaman
Mengevaluasi
RUMUSAN BUTIR SOAL
proses yang
terjadi dalam
sel Nomor Diberikan data deret aktivitas berikut ini:
elektrokimia Soal
(menghitung
E0 sel, reaksi 2
reaksi pada
sel volta dan
sel eletrolisis,
proses
pelapisan
logam) yang Ion yang dapat direduksi oleh logam Zn adalah….
digunakan A. Al dan Mn
dalam B. Al3+ dan Mn2+
kehidupan. C. Cr3+ dan Fe2+
LINGKUP D. Hanya Cr3+
MATERI E. Hanya Fe2+

Sel
Elektrokimia

INDIKATOR Kunci
SOAL Jawaban
Disajikan data C
deret aktivitas
beberapa
logam,
peserta didik
dapat
menentukan
ion yang
dapat
direduksi oleh
logam yang
disebutkan.

81
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran ...................

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : PG
Mata Pelajaran : Kimia Tek Rek Penyusun : AG

KOMPETENSI Buku Pengetahua/ √ Aplikasi Penalaran


DASAR Sumber: Pemahaman
Mengevaluasi
RUMUSAN BUTIR SOAL
proses yang
terjadi dalam
sel Nomor Suatu sel elektrokimia memiliki diagram sel sebagai berikut
elektrokimia Soal Pt | Pu3+(aq), Pu4+(aq) || Cl2(g), Cl–(aq) | Pt
(menghitung Potensial sel standar yang terukur adalah 0,35 V, dan potensial
E0 sel, reaksi 3 reduksi klor adalah 1,36 V. Potensial reduksi standar dari
reaksi pada Pu4+/Pu3+adalah ….
sel volta dan
sel eletrolisis, A. +2,37 V
proses B. +1,01 V
pelapisan C. –1,71 V
logam) yang D. –1,01 V
digunakan E. +1,71 V
dalam
kehidupan.
LINGKUP
MATERI
Sel
Elektrokimia

INDIKATOR Kunci
SOAL Jawaban
Diketahui B
potensial
standar suatu
sel elektrokimia
dan potensial
reduksi salah
satu nya,
peserta didik
dapat
menentukan
harga potensial
reduksi standar
yang lainnya.

82
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran ...................

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :


Kelas : X Bentuk Soal : PG
Mata Pelajaran : Kimia Tek Rek Penyusun : AG

KOMPETENSI Buku Pengetahua/ Aplikasi √ Penalaran


DASAR Sumber: Pemahaman
Mengevaluasi
RUMUSAN BUTIR SOAL
proses yang
terjadi dalam Suatu sel volta terdiri dari Ag yang dicelupkan didalam larutan
sel Nomor AgNO3 1M dan Al yang dicelupkan ke dalam larutan Al 2(SO4)3 1M,
elektrokimia Soal jika diketahui:
(menghitung
E0 sel, reaksi 4 Ag + (𝑎𝑞) + e− → Ag (𝑠) E 0 = +0,80 volt
reaksi pada Al3+ (𝑎𝑞) + 3e− → Al (𝑠) E 0 = −1,66 volt
sel volta dan
sel eletrolisis, Reaksi yang berlangsung :
proses 1) Pada sel yang dibentuk pada kedua elektrode tersebut, logam Al
pelapisan merupakan elektrode positif.
logam) yang 2) Pada sel yang dibentuk pada kedua elektrode tersebut, logam Ag
digunakan merupakan elektrode negatif.
dalam 3) logam Ag mudah teroksidasi daripada logam Al.
kehidupan. 4) logam Al mudah teroksidasi daripada logam Ag.
5) potensial standar sel yang terdiri dari elektrode Ag dan Al adalah
LINGKUP
2,46 volt.
MATERI
pernyataan yang benar adalah ....
Sel
Elektrokimia A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (4)
D. (3) dan (5)
E. (4) dan (5)

INDIKATOR Kunci
SOAL Jawaban

Disajikan E
potensial
reduksi suatu
sel Volta dan
beberapa
pernyataan
tentang sel,
peserta didik
dapat
menyimpulkan
pernyataan
yang benar.

83
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran ...................

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :


Kelas : X Bentuk Soal : PG
Mata Pelajaran : Kimia Tek Rek Penyusun : AG

KOMPETENSI Buku Pengetahua/ Aplikasi √ Penalaran


DASAR Sumber: Pemahaman
Mengevaluasi
RUMUSAN BUTIR SOAL
proses yang
terjadi dalam Perhatikan gambar rangkaian sel-sel Volta berikut:
sel Nomo
elektrokimia Soal
(menghitung
E0 sel, reaksi 5
reaksi pada
sel volta dan
sel eletrolisis,
proses
pelapisan
logam) yang
digunakan (1) (2) (3)
dalam
kehidupan.
LINGKUP
MATERI
Sel
Elektrokimia

INDIKATOR Kunci
SOAL Jawaban
(4) (5)
Disajikan E
Nomor gambar, notasi sel dan harga Eosel yang tepat adalah ....
beberapa
No Notasi sel Nilai E0sel
gambar
rangkaian sel A (1) Cu |Cu2+ ∥ Pb2+|Pb positif
Volta, peserta B (2) Ni |Ni2+ ∥ Zn2+|Zn positif
didik dapat C (3) Cu |Cu2+ ∥ Zn2+|Zn negatif
menyimpulkan D (4) Ni |Ni2+ ∥ Cu2+|Cu negatif
notasi sel, E (5) Pb |Pb2+ ∥ Cu2+|Cu positif
aliran elektron,
maupun E0sel
yang benar.

84
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

KESIMPULAN

Unit ini dikembangkan berdasarkan pasangan KD 3.8 Mengevaluasi proses


yang terjadi dalam sel elektrokimia (menghitung E0 sel, reaksi reaksi pada sel
volta dan sel eletrolisis, proses pelapisan logam) yang digunakan dalam
kehidupan., dan 4.8 Mengintegrasikan antara hasil perhitungan E0 sel dengan
proses yang terjadi dalam sel elektrokimia (menghitung E0 sel, reaksi reaksi
pada sel volta dan sel eletrolisis, proses pelapisan logam) reaksi yang
digunakan dalam kehidupan di kelas X. KD pengetahuan menunjukkan
bahwa indikator yang dikembangkan harus mancapai level evaluasi (C5).
Artinya, KD ini sudah menuntut Saudara untuk melatihkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi kepada peserta didik. Adapun KD keterampilan
menuntut Saudara memfasilitasi peserta didik berkreasi. Hal ini berarti
Saudara perlu memberikan ruang dan waktu kepada peserta didik untuk
mengembangkan kreativitasnya.

Penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi oleh peserta didik


memerlukan proses pembelajaran yang relevan. Oleh karena itu, aktivitas
pembelajaran Elektrokimia pada subtopik Sel Volta menggunakan
pendekatan pembelajaran saintifik dan model discovery learning, dengan
metode praktik dan diskusi melalui tiga kali pertemuan. Seperti telah
diketahui, model pembelajaran ini merupakan model yang dapat
memberikan bekal kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada peserta didik.
Ketika implementasi, pembelajaran juga dipandu dengan menggunakan
LKPD yang dirancang untuk memudahkan penguasaan konsep sesuai tingkat
kognitifnya dan penguasaan keterampilan yang mengedepankan
konstruktivisme. Dengan penerapan model ini, peserta didik memperoleh
konsep dengan merumuskannya terlebih dahulu.

85
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Adapun konten yang dikembangkan pada topik Sel Elektrokimia, subtopik Sel
Volta terdiri atas: 1) Sel Volta Sederhana; 2) Sel Daniel dengan Jembatan
Garam; 3) Notasi Sel dan Potensial Sel; dan 4) Sel Volta Komersial. Subtopik
ini merupakan konten yang kaya akan pengetahuan kontekstual bagi peserta
didik. Artinya, guru dapat mendorong serta memfasilitasi peserta didik untuk
menemukan fenomena di kehidupan sehari-hari yang berkaitan subtopik ini.
Sebagai contoh aplikasi dunia nyata, unit ini menyajikan artikel mengenai
penggunaan baterai yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas manusia
sehari-hari dan pengembangan industri baterai di Indonesia. Selain itu,
Saudara juga dapat menyajikan fenomena kontekstual lainnya, di antaranya
baterai dari buah-buahan dan pengelolaan limbah baterai. Saudara dapat
menyajikan fenomena kontekstual melalui penyajian berita yang terdapat di
media informasi atau mendorong peserta didik menggali informasi kepada
narasumber yang relevan.

Berkaitan dengan penilaian, subtopik ini muncul dalam instrumen tes UN dan
tes lain yang relevan seperti tes masuk politeknik negeri. Jenis pertanyaan
diajukan bervariasi pada taraf level kogintif mulai C1 sampai C5 (L1, L2, dan
L3). Oleh karena itu, Saudara perlu meyakinkan bahwa peserta didik
memahami sub topik ini dengan baik melalui aktivitas pembelajaran yang
dirancang secara baik pula. Lebih dari itu, Saudara perlu mengembangkan
soal-soal pengetahuan subtopik ini pada level berpikir tingkat tinggi sesuai
dengan tuntutan KD. Artinya, Saudara hendaknya memfasilitasi peserta didik
agar mampu memecahkan soal-soal yang mengedepankan kemampuan
berpikir tingkat tinggi.

86
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

UMPAN BALIK

Dalam rangka mengetahui pemahaman terhadap unit ini, Saudara perlu


mengisi lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian
instrumen ini, Saudara dapat mengetahui posisi pemahaman beserta umpan
baliknya. Oleh karena itu, isilah lembar persepsi diri ini dengan objektif dan
jujur.

Lembar Persepsi Pemahaman Unit

Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
1. Memahami indikator yang telah
dikembangkan berdasarkan Kompetensi
Dasar
2. Mampu menghubungkan konten dengan
fenomena kehidupan sehari-hari
3. Merasa bahwa tahapan aktivitas
pembelajaran dapat mengembangkan
HOTS peserta didik
4. Memahami tahapan aktivitas yang
disajikan dengan baik
5. Mampu dengan baik mengaplikasikan
aktivitas pembelajaran di dalam kelas
6. Memahami dengan baik Lembar Kerja
peserta didik yang dikembangkan
7. Mampu melaksanakan dengan baik Lembar
Kerja peserta didik yang dikembangkan
8. Mampu melaksanakan dengan baik Lembar
Kerja peserta didik yang dikembangkan
9. Memahami prosedur penyusunan soal
HOTS dengan baik
10. Mampu membahas soal HOTS yang

87
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
disajikan dengan tepat
Jumlah
Jumlah total

Keterangan: Pedoman penskoran:


1=tidak menguasai
2 = cukup menguasai 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥
𝐒𝐤𝐨𝐫 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎
3 = menguasai 𝟒𝟎
4 = Sangat Menguasai

Keterangan umpan balik:


Skor Umpan Balik

<70 Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara


membelajarkannya, mengembangkan penilaian dan
pelaksanakan penilaian berorientasi HOTS. Saudara
membaca ulang unit ini dan mendiskusikannya dengan
fasilitator di MGMP sampai anda memahaminya.
70-79 Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara
konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu
mendiskusikan bagian yang belum dipahami dengan
fasilitator atau teman lain di MGMP.
80-89 Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan
penilaian dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS
dengan baik.
≥ 90 Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan
penilaian dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS
dengan sangat baik. Saudara dapat menjadi fasilitator bagi
teman-teman lain di MGMP untuk membelajarkan unit ini.

88
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Volta

Selamat, Saudara telah menyelesaikan seluruh rangkaian aktivitas dari Unit


Pembelajaran Sel Volta. Jika Saudara masih mengalami kesulitan setelah
membaca dan mengikuti semua petunjuk dan rambu-rambu dalam Unit
Pembelajaran ini, Saudara dapat meminta bantuan teman sejawat, instruktur,
pengawas atau narasumber yang ada.

Selamat belajar, semoga sukses!

89
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN KIMIA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
BIDANG TEKNOLOGI DAN REKAYASA

Sel Elektrolisis
Penulis:
Dr. Agung Suprihatin, S.Pd, M.Si

Penyunting:
Dr. Sumari, M.Si

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI __________________________________ 93


DAFTAR GAMBAR______________________________ 95
DAFTAR TABEL _______________________________ 95
PENDAHULUAN _______________________________ 97
KOMPETENSI DASAR ___________________________ 99
A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi ______________________________ 99
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ______________________________________ 100
APLIKASI DI DUNIA NYATA ____________________ 103
A. Proses Pemurnian Logam ________________________________________________ 103
B. Penyepuhan Logam _______________________________________________________ 105
SOAL-SOAL UN/USBN _________________________ 109
A. Hukum Faraday ___________________________________________________________ 109
B. Soal SBMPTN 2018 _______________________________________________________ 110
BAHAN PEMBELAJARAN _______________________ 113
A. Aktivitas Pembelajaran ___________________________________________________ 113
Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-1 _______________________________________ 113
Alternatif lain untuk LKPD 1 ____________________________________________________ 118
Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-2 _______________________________________ 120
Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-3 _______________________________________ 125
Alternatif lain untuk LKPD 3 ____________________________________________________ 129
B. Lembar Kerja Peserta Didik ______________________________________________ 131
LKPD 1. Ekstraksi iodium dengan cara elektrolisis____________________________ 131

93
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

LKPD 2. Elektroplating menggunakan sel Volta _______________________________ 139


LKPD 3. Memproduksi oksigen dan hidrogen melalui elektrolisis air _______ 145
C. Bahan Bacaan _____________________________________________________________ 153
1. Karakteristik Sel Elektrolisis ______________________________________________ 153
2. Aspek Kuantitatif Sel Elektrolisis _________________________________________ 160
4. Pemanfaatan Elektrolisis di Industri _____________________________________ 167
PENGEMBANGAN PENILAIAN ____________________ 175
A. Pembahasan Soal-soal ___________________________________________________ 175
B. Mengembangkan Soal HOTS _____________________________________________ 178
KESIMPULAN ________________________________ 187
UMPAN BALIK _______________________________ 191

94
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1 Cuplikan Berita Proyek Smelter di Indonesia _____________________ 105


Gambar 2. Cuplikan Berita Permintaan Penyepuhan Emas __________________ 108
Gambar 3. Rangkaian Alat Percobaan Elektrolisis ____________________________ 133
Gambar 4. Rangkaian Alat Elektrolisisi Air ____________________________________ 147
Gambar 5. Sel Elektrolisis_______________________________________________________ 153
Gambar 6. Penyepuhan medali dengan perak ________________________________ 171
Gambar 7. Pemurnian Tembaga secara Elektrolisis __________________________ 173

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi___________________________ 99


Tabel 2. Alat dan Bahan Alternatif untuk LKPD 1_____________________________ 118
Tabel 3. Alat dan Bahan Alternatif untuk LKPD 3_____________________________ 129

95
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

PENDAHULUAN

Unit pembelajaran Kimia jenjang SMK Bidang Keahlian Teknologi dan


Rekayasa ini disusun sebagai salah satu bahan rujukan dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas. Ruang lingkup unit pembelajaran ini terutama
diarahkan sebagai salah satu bahan rujukan untuk pembelajaran Kimia
jenjang SMK Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa khususnya terkait
dengan materi pembelajaran pada Kompetensi Dasar 3.8 dan 4.8. Unit
pembelajaran ini ditulis untuk membantu guru mengembangkan dan
mengimplementasikan proses dan penilaian pembelajaran berbasis
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill).

Unit pembelajaran Kimia jenjang SMK Bidang Keahlian Teknologi dan


Rekayasa ini berisi bahan bacaan singkat untuk sub-tema Sel Elektrolisis pada
tema Sel Eektrokomia. Unit ini dilengkapi dengan aktivitas pembelajaran yang
menggunakan alternatif model pembelajaran, strategi, dan teknik
pembelajaran yang mendorong peserta didik memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi dalam rangka mengembangkan kemampuan berpikir orde tinggi.
Lembar Kerja Peserta Didik digunakan sebagai pemandu aktivitas
pembelajaran peserta didik untuk mencapai penguasaan kompetensi yang
diharapkan. Bahan bacaan yang disediakan dalam unit ini dapat digunakan
oleh guru dalam pembelajaran di kelas dengan menuangkannya dalam bentuk
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran maupun sebagai sumber referensi bagi
peserta didik dalam memahami topik sel Elektrolisis yang sedang dipelajari.
Unit pembelajaran ini dapat digunakan bersama-sama dengan buku guru dan
buku siswa, serta sumber-sumber lainnya.

97
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Sistematika unit ini secara berurutan adalah sebagai berikut: Pendahuluan,


Kompetensi Dasar, Aplikasi di Dunia Nyata, Soal-soal UN/USBN/UMPTN,
Bahan Pembelajaran, Pengembangan Penilaian, Kesimpulan dan Umpan Balik.
Bahan Pembelajaran terdiri atas Aktivitas Pembelajaran, Lembar Kerja
Peserta Didik, dan Bahan Bacaan. Dalam menggunakan unit ini, guru
diharapkan mengikuti seluruh langkah secara seksama, dimulai dengan
mencermati kompetensi dasar dan target kompetensi yang ingin dicapai atau
dikuasai oleh peserta didik, dilanjutkan dengan memperhatikan aplikasi topik
di dunia nyata sebagai motivasi bagi peserta didik dalam mempelajari topik.
Motivasi belajar peserta didik dijaga dengan memperhatikan alternatif
aktivitas pembelajaran yang disediakan dan telah dikemas untuk
memfasilitasi peserta didik berpikir kreatif dan inovatif melalui kolaborasi
bersama sesama peserta didik. melihat aktivitas pembelajaran yang terkait
dengan bahan bacaan tersebut, diikuti dengan memperhatikan instrumen
penilaian yang disediakan untuk menilai aktivitas pembelajaran tersebut.

98
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

KOMPETENSI DASAR

A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

Unit pembelajaran Sel Elektrolisis ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi


Dasar di kelas X. Kompetensi Dasar tersebut dapat dijabarkan menjadi
beberapa target kompetensi. Target kompetensi menjadi patokan penguasaan
kompetensi oleh peserta didik. Target kompetensi pada kompetensi dasar ini
dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

Kompetensi Dasar Target Kompetensi

3.8 Mengevaluasi proses yang 1. Menghitung E0 sel. (Dibahas pada


terjadi dalam sel elektrokimia unit pembelajaran yang lain)
(menghitung E0 sel, reaksi
2. Mengevaluasi reaksi pada sel
reaksi pada sel volta dan sel volta yang digunakan dalam
eletrolisis, proses pelapisan kehidupan. (Dibahas pada unit
logam) yang digunakan dalam pembelajaran yang lain)
kehidupan.
3. Mengevaluasi sel elektrolisis
yang digunakan dalam
kehidupan.

4. Mengevaluasi proses pelapisan


logam yang digunakan dalam

99
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kompetensi Dasar Target Kompetensi

kehidupan. (Dibahas pada unit


pembelajaran yang lain)

4.8 Mengintegrasikan antara hasil 1. Mengintegrasikan antara hasil


perhitungan E0 sel dengan perhitungan E0 sel dengan reaksi
proses yang terjadi dalam sel pada sel volta yang digunakan
elektrokimia (menghitung E0 dalam kehidupan. (Dibahas pada
sel, reaksi reaksi pada sel volta unit pembelajaran yang lain)
dan sel eletrolisis, proses
2. Mengintegrasikan antara hasil
pelapisan logam) reaksi yang
perhitungan E0 sel dengan proses
digunakan dalam kehidupan.
pada sel elektrolisis yang terjadi
dalam kehidupan.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator Pendukung
3.8.1 Menjelaskan pengertian sel elektrolisis.

3.8.2 Menjelaskan reaksi yang terjadi di anode dan katode pada sel
elektrolisisis.

Indikator Kunci

3.8.3 Menyimpulkan karakteristik sel elektrolisis.

100
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

3.8.4 Menyimpulkan aspek kuantitatif dalam sel elektrolisis melalui


percobaan.

3.8.5 Menyimpulkan aspek kuantitatif dalam sel elektrolisis melalui


perhitungan.

3.8.6 Menyimpulkan aplikasi proses elektrolisis dalam industri.

Indikator Pengayaan

Indikator Pendukung

4.8.1 Mempraktikkan konsep elektrolisis melalui percobaan ekstraksi


iodium.

Indikator Kunci

4.8.2 Mengintegrasikan konsep reaksi redoks dalam sel Volta untuk


memberi daya pada proses elektrolisis (elektroplating).

4.8.3 Mengintegrasikan konsep reaksi redoks dalam proses


elektrolisis yang dimanfaatkan untuk memproduksi zat.

Indikator Pengayaan

101
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

102
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

APLIKASI DI DUNIA NYATA

A. Proses Pemurnian Logam

Logam memiliki peran yang sangat penting dalam sejarah peradaban manusia.
Pentingnya peran tersebut antara lain ditandai dengan ingatan kita akan
keberadaan zaman perunggu, zaman besi, dan zaman tembaga. Umumnya
logam-logam di alam berada dalam keadaan yang tidak murni. Logam di alam
secara umum bersenyawa dengan unsur-unsur lainnya dalam bentuk mineral.
Mineral dengan kandungan logam tertentu dalam jumah yang cukup besar kita
kenal dengan istilah bijih.

Guna memenuhi berbagai kebutuhan manusia, mineral atau bijih logam


umumnya harus diolah terlebih dahulu untuk memperoleh logam murni.
Misalnya logam emas dan perak dibutuhkan manusia untuk dibentuk sebagai
perhiasan. Logam lain seperti aluminium dan tembaga dimanfaatkan oleh
manusia untuk berbagai perabot rumah tangga. Aluminium sesuai dengan
sifat-sifatnya juga lebih dikenal sebagai logam yang digunakan untuk
membuat badan pesawat terbang. Untuk memperoleh logam dalam keadaan
murni atau dengan tingkat kemurnian yang tinggi, diperlukan sebuah
teknologi. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan untuk memperoleh
logam murni dari bijihnya adalah melalui proses elektrolisis.

Sebagaimana kita ketahui, Indonesia kaya akan sumberdaya temasuk bijih


logam. Beraneka bijih logam tersebar di berbagai wilayah negara kita. Sebaran
aneka bijih logam tersebut membuka peluang industri pertambangan di
berbagai wilayah Indonesia. Misalnya, daerah tambang bijih besi di Indonesia

103
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

terdapat di Cilacap, Jawa Tengah dan beberapa tempat di Jawa Timur. Adapun
daerah pengolahan bijih besi dan industri baja terdapat di Cilegon, Banten. Di
Indonesia, bijih aluminium berupa bauksit banyak ditemukan di pulau Bintan
dan Tayan (Kalimantan Barat). Penambangan tembaga di Indonesia terdapat
di Papua, Sulawesi Utara, Jawa Barat, dan beberapa daerah lain. Daerah
pertambangan emas di Indonesia ada di Aceh Barat, Lampung Selatan, Lebak
(Jawa Barat), Kalimantan Tengah, dan Bengkulu. Selain dari hasil
pertambangan, emas juga diperoleh dari hasil samping pemurnian tembaga
dan nikel. Daerah pertambangan perak di Indonesia terdapat di Cikotok
(Banten), Gunung Bijih (Papua), dan Kalimantan Tengah. Selain itu masih
banyak lagi area tambang dengan bijih logam yang lain.

Kekayaan alam Indonesia akan beraneka bijih logam tersebut, tentu menuntut
kemampuan sumber daya manusianya untuk bisa mengolah bijih logam
tersebut menjadi logam murni yang banyak dibutuhkan manusia.
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa elektrolisis merupakan
salah satu proses yang digunakan untuk memurnikan logam dari bijihnya.
Oleh karena itu penguasaan pemahaman mengenai proses elektrolisis sangat
bermanfaat bagi kehidupan dan menjadi salah satu potensi untuk memasuki
dunia kerja di bidang pengolahan logam.

Potensi kekayaan alam Indonesia akan bijih logam, saat ini semakin memacu
pemerintah dalam melakukan program hilirisasi industri berbasis sumber
daya alam. Kementerian Perindustrian tengan memacu program hilirisasi
industri pengolahan dan pemurnian logam atau smelter. Sejauh ini terdapat 32
proyek smelter logam yang tumbuh dengan perkiraan nilai investasi sebesar
USD 18miliar, penyerapan tenaga kerja langsung sebanyak 28 ribu orang, yang
pembangunannya tersebar di 22 kabupaten/kota dan 11 provinsi. Hal

104
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

tersebut seperti dirilis dalam siaran pers Kementerian Perindustrian Republik


Indonesia sebagaimana cuplikan berita berikut ini.

Gambar 1 Cuplikan Berita Proyek Smelter di Indonesia


Sumber: http://www.kemenperin.go.id/artikel/17200/Sejumlah-32-Proyek-Smelter-
Logam-Serap-Investasi-USD-18-Miliar

B. Penyepuhan Logam

Sebagaimana sifat alaminya, logam yang tergolong bukan logam mulia,


memiliki kecenderungan mudah terkorosi atau teroksidasi sehingga
kemurniannya berkurang. Berkurangnya tingkat kemurnian logam ini
seringkali menghasilkan tampilan dan sifat-sifat yang kurang dikehendaki
misalnya menjadi kusam atau tidak mengkilat dan menjadi rapuh. Untuk

105
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

menghindari korosi atau oksidasi terhadap logam, sekaligus untuk keperluan


memperbaiki sifat logam termasuk memperindah tampilannya, kita mengenal
proses penyepuhan atau electroplating.

Secara sederhana, electroplating dapat diartikan sebagai proses pelapisan


logam, dengan menggunakan bantuan arus listrik dan senyawa kimia tertentu
guna memindahkan partikel logam pelapis ke material yang hendak dilapis.
Pelapisan logam dapat berupa lapis seng (zink), galvanis, perak, emas, brass,
tembaga, nikel dan krom. Penggunaan lapisan tersebut disesuaikan dengan
kebutuhan dan kegunaan masing-masing material.

Proses penyepuhan atau electroplating mengubah sifat fisik, mekanik, dan


sifat teknologi suatu material. Salah satu contoh perubahan fisik ketika
material dilapis dengan nikel adalah bertambahnya daya tahan material
tersebut terhadap korosi, serta bertambahnya kapasitas konduktifitasnya.
Adapun dalam sifat mekanik, terjadi perubahan kekuatan tarik maupun tekan
dari suatu material sesudah mengalami pelapisan dibandingkan sebelumnya.

Proses penyepuhan sudah lama dikenal di masyarakat, berbagai logam dilapisi


dengan logam lain yang secara fisik lebih terlihat indah atau logam yang lebih
mulia. Contohnya tembaga sering dilapisi dengan emas atau perak agar
tampak lebih berharga. Demikian juga logam besi yang mudah terkorosi
sehingga sering dilapisi dengan logam lain yang tahan karat, misalnya dengan
nikel atau krom.

Pelapisan logam dengan logam lain untuk keperluan perhiasan sangat marak
di masyarakat. Hal ini menunjukkan kebutuhan masyarakat akan proses
eektrolisis, khususnya pelapisan atau penyepuhan. Fenomena ini tentunya
merupakan sebuah peluang yang harus direspon secara positif, termasuk oleh

106
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

masyarakat pendidikan. Karena salah satu topik di pendidikan formal ada


yang terkait dengan kebutuhan tersebut, yaitu dalam mata pelajaran kimia
pada topik sel elektrokimia.

Berikut disajikan cuplikan berita mengenai kebutuhan masyarakat akan


sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi di bidang penyepuhan untuk
memenuhi kebutuhan permintaan jasa penyepuhan.

107
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 2. Cuplikan Berita Permintaan Penyepuhan Emas


Sumber: https://economy.okezone.com/read/2016/07/04/320/1432372/permintaan-
penyepuhan-emas-meningkat-100

108
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

SOAL-SOAL UN/USBN

A. Hukum Faraday

Berikut ini disajikan contoh soal ujian nasional Kimia SMK tahun 2003 yang
berkaitan dengan penerapan hukum Faraday.

No Soal

25 Arus listrik 10 amper dialirkan ke dalam larutan AgNO3 selama 965


detik. Massa perak yang dihasilkan pada katode adalah ....

A. 2,7 gram

B. 5,4 gram

C. 9,65 gram

D. 10,8 gram

E. 27 gram

Identifikasi

Level Kognitif : L2

Indikator : Menyimpulkan aspek kuantitatif dalam sel elektrolisis


yang melalui perhitungan.
bersesuaian

Diketahui : Besar arus dan lama waktu elektrolisis.

Ditanyakan : Massa endapan yang dihasilkan pada proses


elektrolisis

109
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Materi yang : Aspek Kuantitatif dalam Sel Elektrolisis


dibutuhkan

B. Soal SBMPTN 2018

Berikut ini adalah contoh soal yang berkaitan dengan pemahaman terhadap
Sel elektrolisis, khususnya berkaitan dengan perhitungan spontanitas reaksi
redoks berdasarkan E0 sel yang diketahui.

No Soal

38 Nilai potensial reduksi beberapa ion diberikan di bawah ini.


Cu2+ (aq) + 2e− → Cu(s) E 0 = + 0,340 V
2H + (aq) + 2e− → H2 (g) E 0 = 0,000 V
Pb2+ (aq) + 2e− → Pb(s) E0 = −0,126 V
Fe2+ (aq) + 2e− → Fe(s) E 0 = −0,440 V
2 𝐻2 𝑂 (𝑙) + 2𝑒 − → 𝐻2 (𝑔) + 2 𝑂𝐻 − (𝑎𝑞) 𝐸 0 = −0,830 𝑉
Arus listrik sebesar 10 mA dialirkan pada sel elektrolisis. Pada sel
elektrolisis ini katode dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung
ion Cu2+, H+, Pb2+ dan Fe2+ dengan konsentrasi masing-masing 0,1 M.
Spesi yang pertama kali terbentuk pada katode adalah ….
A. H2
B. OH −
C. Cu
D. Pb
E. Fe
Identifikasi

Level Kognitif : L3

110
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

Indikator : Menyimpulkan aspek kuantitatif dalam sel elektrolisis


yang melalui perhitungan.
bersesuaian

Diketahui : Potensial reduksi standar beberapa ion

Ditanyakan : Spesi yang pertama kali terbentuk di katode

Materi yang : Potensial Sel dan Aspek kuantitatif sel elektrolisis


dibutuhkan

111
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

112
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

BAHAN PEMBELAJARAN

A. Aktivitas Pembelajaran

Berdasarkan aplikasi di dunia nyata yang telah dibahas sebelumnya bahwa sel
elektrolisis sampai saat ini tidak dapat dilepaskan dari aktivitas manusia,
sehingga pengembangan bahasan sel elektrolisis dapat dilaksanakan dengan
berbagai aktivitas pembelajaran yang menarik dan menyentuh realitas yang
ada di di sekitar kehidupan kita sehari-hari, sekaligus melatih peserta didik
untuk lebih jeli dan peka terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di
sekelilingnya.

Beberapa contoh aktivitas pembelajaran untuk memperkuat pemahaman


peserta didik terhadap aplikasi sel elektrolisis di dunia nyata akan dibahas
pada sub bab berikut. Dari berbagai contoh aktivitas pembelajaranan yang
diberikan, diharapkan guru dapat mengembangkan aktivitas-aktivitas
pembelajaran lainnya yang serupa.

Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-1

Aktivitas pembelajaran pertemuan ke-1 ini dirancang untuk membantu


peserta didik dalam menjelaskan reaksi yang terjadi di anode dan katode pada
sel elektrolisisis, menyimpulkan karakteristik sel elektrolisis, dan
mempraktikkan konsep elektrolisis melalui percobaan ekstraksi iodium. Pada
aktivitas pembelajaran 1 ini digunakan model pembelajaran Discovery
Learning dengan sintak 1) Pemberian rangsangan (Stimulation); 2)
Pernyataan/Identifikasi Masalah (Problem Statement); 3) Pengumpulan data

113
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

(Data Collection); 4) Pengolahan data (Data Processing); 5) Pembuktian


(Verification), dan 6) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization)
(Aryana, dkk, 2018). Total alokasi waktu diestimasi 3 Jam Pelajaran @ 45
menit.

Berikut ini disajikan langkah-langkah yang dapat Saudara lakukan untuk


memfasilitasi peserta didik menyelesaikan aktivitas pembelajaran pertemuan
ke-1.

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru mengkondisikan peserta didik agar 5 menit
siap mengikuti pembelajaran dengan
mengecek kehadiran peserta didik.

2. Guru melaksanakan apersepsi dengan


menggali pengetahuan dan pemahaman
peserta didik mengenai sel elektrolisis.

3. Guru merespon positif terhadap jawaban


peserta didik sebagai bentuk motivasi.

4. Guru menyampaikan tujuan


pembelajaran.

Kegiatan Inti

114
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu
Fase Pemberian 1. Peserta didik mencermati video Sel 10
rangsangan Elektrolisis. menit
(Stimulation) (https://www.youtube.com/watch?v=XL-
Au3VNHk0)
2. Peserta didik melakukan curah pendapat
dipimpin oleh guru mengenai
10
karakteristik sel elektrolisis berdasarkan
menit
tayangan video dan pengalaman yang
telah mereka miliki.
Fase Guru membagi kelas menjadi beberapa 5 menit
Pernyataan/ kelompok
Identifikasi
Peserta didik membuat rumusan
Masalah 10
permasalahan terkait karakteristik sel
(Problem menit
elektrolisis dengan bimbingan guru.
Statement)
Pertanyaan diarahkan seperti contoh berikut.

1. Apa yang terjadi pada ruang katode?

2. Apa yang terjadi pada ruang anode?

3. Apa yang terjadi pada larutan ruang


katode setelah ditetesi PP?

4. Apa yang terjadi pada larutan ruang


katode setelah ditetesi larutan kanji?

115
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu
5. Zat apakah yang terjadi di ruang katode?

6. Apa yang terjadi pada larutan ruang


anode setelah ditetesi PP?

7. Apa yang terjadi pada larutan ruang


anode setelah ditetesi larutan kanji?

8. Zat apakah yang terjadi di ruang anode?

9. Bagaimana persamaan setengah reaksi


yang terjadi di katode dan di anode serta
reaksi keseluruhannya?

Fase 1. Guru memfasilitasi peserta didik 10


Pengumpulan menyiapkan praktik sesuai LKPD 1. menit
data (Data
2. Peserta didik diingatkan mengenai
Collection
pentingnya mematuhi penerapan K3
selama melakukan aktivitas berdasarkan
LKPD 1 terutama terkait penggunaan
bahan kimia dan pengelolaan limbahnya.

3. Memfasilitasi peserta didik melakukan


praktik ekstraksi iodium dengan cara
elektrolisis seperti langkah pada LKPD 1. 30
menit

116
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu
Fase 1. Membimbing peserta didik melengkapi 10
Pengolahan penyelesaian langkah kerja LKPD 1 terkait menit
data (Data hasil pengamatan praktik yang telah
Processing) dilakukan.

2. Membimbing peserta didik


menyimpulkan urutan kekuatan daya
desak logam dikaitkan dengan daya
pereduksi dan pengoksidasi

Fase 1. Memfasilitasi peserta didik untuk 10


Pembuktian mengkonfirmasi hasil pekerjaannya menit
(Verification) dengan bahan bacaan dan sumber lainnya
yang relevan

2. Memfasilitasi peserta didik memperbaiki


hasil kegiatannya setelah dibandingkan 5 menit
dengan dengan bahan bacaan dan sumber
lainnya yang relevan.

Fase Menarik 1. Meminta perwakilan kelompok untuk 20


simpulan/ mempresentasikan hasil pengamatan menit
generalisasi melalui diskusi kelas dan meminta
(Generalization) kelompok lain menanggapinya.
Kemudian, peserta didik menyimpulkan
hasil kegiatannya.

117
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu
2. Memfasilitasi peserta didik untuk
mengkonfirmasi pernyataan kesimpulan
mengenai proses ekstraksi iodium dengan
cara elektrolisis. 5 menit

Kegiatan Penutup
Peserta didik melakukan refleksi terhadap 5 menit
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
dengan bimbingan dan fasilitasi oleh guru.

Alternatif lain untuk LKPD 1

Bagi lokasi yang mungkin tidak memiliki peralatan lengkap, Alat dan bahan
pada LKPD 1 dapat dimodifikasi dengan alat dan bahan sederhana yang
tersedia di lokasi dengan tetap memperhatikan ketercapaian tujuan
pembelajaran sesuai KD.

Berikut adalah alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan elektrolisis
larutan KI menggunakan perangkat yang lebih sederhana.

Tabel 2. Alat dan Bahan Alternatif untuk LKPD 1


No Alat/Bahan Jumlah
1. Cawan Petri 1 buah
2. Carbon pensil atau karbon baterai bekas 2 buah

118
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

No Alat/Bahan Jumlah
3. Kabel dengan penjepit buaya (merah dan @ 1 buah
hitam)
4. Baterai 9 volt 1 buah
5. Kertas saring berdiameter sama dengan 1 buah
cawan petri atau kertas tisu
6. Larutan KI 0,1 M 5 mL
7. Indikator PP 5 mL
8. Larutan kanji 5 mL

 Penggunaan alternatif alat dan bahan di atas harus disertai dengan


penyesuaian langkah-langkah pada lembar kerja peserta didik oleh
guru. Terutama terkait kebutuhan dua orang anggota kelompok, satu
orang untuk memegang kedua elektroda dan satu orang yang lain
meneteskan indikator PP dan larutan kanji (amilum).

 Gambaran langkah-langkah praktikum untuk lembar kerja peserta


didik dapat mengikuti video berjudul “Elektrolisis Alat Sederhana”
pada tautan https://www.youtube.com/watch?v=ENCfyZxJaPI.

 Untuk lembar pengamatan, diskusi, dan kesimpulan hasil praktikum


tetap mengikuti tujuan pembelajaran seperti pada LKPD 1.

119
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-2

Aktivitas pembelajaran pertemuan ke-2 ini dirancang untuk membantu


peserta didik dalam menjelaskan reaksi yang terjadi di anode dan katode pada
sel elektrolisisis, menyimpulkan karakteristik sel elektrolisis, menyimpulkan
aspek kuantitatif dalam sel elektrolisis melalui percobaan dan
mengintegrasikan konsep reaksi redoks dalam sel Volta untuk memberi daya
pada proses elektrolisis (elektroplating). Pada aktivitas pembelajaran 2 ini
digunakan model pembelajaran Discovery Learning dengan sintak 1)
Pemberian rangsangan (Stimulation); 2) Pernyataan/Identifikasi Masalah
(Problem Statement); 3) Pengumpulan data (Data Collection); 4) Pengolahan
data (Data Processing); 5) Pembuktian (Verification), dan 6) Menarik
simpulan/generalisasi (Generalization) (Aryana, dkk, 2018). Total alokasi
waktu diestimasi 3 Jam Pelajaran @ 45 menit.

Berikut ini disajikan langkah-langkah yang dapat Saudara lakukan untuk


memfasilitasi peserta didik menyelesaikan aktivitas pembelajaran pertemuan
ke-2.

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru mengkondisikan peserta didik agar 5 menit
siap mengikuti pembelajaran dengan
mengecek kehadiran peserta didik.

2. Guru melaksanakan apersepsi dengan


menggali pengetahuan dan pemahaman

120
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu
peserta didik mengenai pembelajaran
sebelumnya.

3. Guru merespon positif terhadap jawaban


peserta didik sebagai bentuk motivasi.

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti
Fase 1. Peserta didik diingatkan kembali pada 5 menit
Pemberian karakteristik sel elektrolisis seperti hasil
rangsangan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya.
(Stimulation) 2. Peserta didik mencermati video SPM Form 5 menit
4 Chemistry – Electroplating
(https://www.youtube.com/watch?v=h8M
2BO9C8dc).
3. Peserta didik melakukan curah pendapat
dipimpin oleh guru mengenai bagian-bagian 5 menit

penting dari proses elektroplating


berdasarkan tayangan video yang telah
dicermati.
Fase Guru membagi kelas menjadi beberapa 5 menit
Pernyataan/ kelompok
Identifikasi
Peserta didik membuat rumusan permasalahan
Masalah 10 menit
terkait proses elektroplating dengan bimbingan

121
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu
(Problem guru. Pertanyaan diarahkan seperti contoh
Statement) berikut.

1. Apa yang terjadi pada ruang katode?

2. Apa yang terjadi pada ruang anode?

3. Apa yang terjadi pada larutan ruang


katode setelah ditetesi PP?

4. Apa yang terjadi pada larutan ruang


katode setelah ditetesi larutan kanji?

5. Zat apakah yang terjadi di ruang katode?

6. Apa yang terjadi pada larutan ruang anode


setelah ditetesi PP?

7. Apa yang terjadi pada larutan ruang anode


setelah ditetesi larutan kanji?

8. Zat apakah yang terjadi di ruang anode?

9. Bagaimana persamaan setengah reaksi


yang terjadi di katode dan di anode serta
reaksi keseluruhannya?

122
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu
Fase 1. Guru memfasilitasi peserta didik 10 menit
Pengumpulan menyiapkan praktik sesuai LKPD 2.
data (Data
2. Guru mengingatkan peserta didik mengenai
Collection
pentingnya mematuhi penerapan K3 selama
melakukan aktivitas berdasarkan LKPD 2
terutama terkait penggunaan bahan kimia
dan pengelolaan limbahnya.

25 menit
3. Guru memfasilitasi peserta didik melakukan
praktik elektroplating menggunakan sel
Volta seperti pada LKPD 2.

Fase 1. Membimbing peserta didik melengkapi 10 menit


Pengolahan penyelesaian langkah kerja LKPD 2 terkait
data (Data hasil pengamatan praktik yang telah
Processing) dilakukan.

2. Membimbing peserta didik menyimpulkan


hasil praktik elektroplating menggunakan
sel Volta dikaitkan dengan karakteristik sel
elektrolisis.

Fase 1. Memfasilitasi peserta didik untuk 10 menit


Pembuktian mengkonfirmasi hasil pekerjaannya dengan
(Verification)

123
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu
bahan bacaan dan sumber lainnya yang
relevan
10 menit
2. Memfasilitasi peserta didik memperbaiki
hasil kegiatannya setelah dibandingkan
dengan dengan bahan bacaan dan sumber
lainnya yang relevan.

Fase Menarik 1. Meminta perwakilan kelompok untuk 20 menit


simpulan/ mempresentasikan hasil pengamatan
generalisasi melalui diskusi kelas dan meminta
(Generalizatio kelompok lain menanggapinya. Kemudian,
n) peserta didik menyimpulkan hasil
kegiatannya.

10 menit
2. Memfasilitasi peserta didik untuk
mengkonfirmasi pernyataan kesimpulan
mengenai reaksi yang terjadi di anode dan
katode sebagai representasi dari
karakteristik sel elektrolisis dan adanya
aspek kuantitatif dari sel elektrolisis.

Kegiatan Penutup
Peserta didik melakukan refleksi terhadap 5 menit
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
dengan bimbingan dan fasilitasi oleh guru.

124
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-3

Aktivitas pembelajaran pertemuan ke-3 ini dirancang untuk membantu


peserta didik dalam menyimpulkan aplikasi proses elektrolisis dalam industri
dan mengintegrasikan konsep reaksi redoks dalam proses elektrolisis yang
dimanfaatkan untuk memproduksi zat. Pada aktivitas pembelajaran 3 ini
digunakan model pembelajaran Discovery Learning dengan sintak 1)
Pemberian rangsangan (Stimulation); 2) Pernyataan/Identifikasi Masalah
(Problem Statement); 3) Pengumpulan data (Data Collection); 4) Pengolahan
data (Data Processing); 5) Pembuktian (Verification), dan 6) Menarik
simpulan/generalisasi (Generalization) (Aryana, dkk, 2018). Total alokasi
waktu diestimasi 3 Jam Pelajaran @ 45 menit.

Berikut ini disajikan langkah-langkah yang dapat Saudara lakukan untuk


memfasilitasi peserta didik menyelesaikan aktivitas pembelajaran pertemuan
ke-3.

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru mengkondisikan peserta didik agar 5 menit
siap mengikuti pembelajaran dengan
mengecek kehadiran peserta didik.

2. Guru melaksanakan apersepsi dengan


menggali pengetahuan dan pemahaman

125
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu
peserta didik mengenai pembelajaran
sebelumnya.

3. Guru merespon positif terhadap jawaban


peserta didik sebagai bentuk motivasi.

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti
Fase 1. Peserta didik mencermati video 10 menit
Pemberian Electrolysis of Water
rangsangan (https://www.youtube.com/watch?v=vFR
(Stimulation) 9zUGt2C4) dilanjutkan dengan video
Electrolysis: Producing hydrogen from
water
(https://www.youtube.com/watch?v=38
ULHoKWZag).
2. Peserta didik melakukan curah pendapat 5 menit

dipimpin oleh guru mengenai tayangan


video.
Fase Guru membagi kelas menjadi beberapa 5 menit
Pernyataan/ kelompok
Identifikasi
Peserta didik membuat rumusan
Masalah 10 menit
permasalahan terkait proses elektrolisis
(Problem
untuk memproduksi zat misalnya oksigen dan
Statement)

126
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu
hidrogen dengan bimbingan guru. Pertanyaan
diarahkan seperti contoh berikut.

1. Bagaimana kecepatan terbentuknya gas di


kedua elektrode peralatan Hoffman?

2. Apakah ada perbendaan warna larutan di


sekitar kedua elektrode peralatan
Hoffman?

3. Bagaimana persamaan reaksi pada


masing-masing elektrode peralatan
Hoffman? Bagaimana pula persamaan
reaksi secara keseluruhan?

Fase 1. Guru memfasilitasi peserta didik 10 menit


Pengumpulan menyiapkan praktik sesuai LKPD 3.
data (Data
2. Guru mengingatkan peserta didik
Collection
mengenai pentingnya mematuhi
penerapan K3 selama melakukan aktivitas
berdasarkan LKPD 3 terutama terkait
penggunaan bahan kimia dan pengelolaan
limbahnya.

25 menit

127
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu
3. Guru memfasilitasi peserta didik
melakukan praktik daya desak logam
terhadap ion logam seperti pada LKPD 3.

Fase 1. Membimbing peserta didik melengkapi 10 menit


Pengolahan penyelesaian langkah kerja LKPD 3 terkait
data (Data hasil pengamatan praktik yang telah
Processing) dilakukan.

2. Membimbing peserta didik menyimpulkan


sel baterai basah yang lebih efisien.

Fase 1. Memfasilitasi peserta didik untuk 10 menit


Pembuktian mengkonfirmasi hasil pekerjaannya
(Verification) dengan bahan bacaan dan sumber lainnya
yang relevan

2. Memfasilitasi peserta didik memperbaiki 10 menit


hasil kegiatannya setelah dibandingkan
dengan dengan bahan bacaan dan sumber
lainnya yang relevan.

Fase Menarik 1. Meminta perwakilan kelompok untuk 20 menit


simpulan/ mempresentasikan hasil pengamatan
generalisasi melalui diskusi kelas dan meminta
kelompok lain menanggapinya. Kemudian,

128
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu
(Generalizatio peserta didik menyimpulkan hasil
n) kegiatannya.

2. Memfasilitasi peserta didik untuk


10 menit
mengkonfirmasi pernyataan kesimpulan
mengenai proses elektrolisis air untuk
memproduksi oksigen dan hidrogen.

Kegiatan Penutup
Peserta didik melakukan refleksi terhadap 5 menit
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
dengan bimbingan dan fasilitasi oleh guru.

Alternatif lain untuk LKPD 3

Bagi lokasi yang mungkin tidak memiliki peralatan lengkap, Alat dan bahan
pada LKPD 3 dapat dimodifikasi dengan alat dan bahan sederhana yang
tersedia di lokasi dengan tetap memperhatikan ketercapaian tujuan
pembelajaran sesuai KD.

Berikut adalah alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan elektrolisis air
menggunakan perangkat yang lebih sederhana sebagai pengganti tabung
Hoffman.

Tabel 3. Alat dan Bahan Alternatif untuk LKPD 3

129
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

No Alat/Bahan Jumlah
1. Gelas kimia 250 mL atau gelas plastik 1 buah
bekas air mineral 220 mL
2. Pensil 2 buah
3. Kabel dengan penjepit buaya (merah dan @ 1 buah
hitam)
4. Baterai 9 volt 1 buah
5. Rautan pensil 1 buah
6. Kertas karton bekas (2 cm x 10 cm) 1 buah
7. Aqudes 200 mL
8. Garam dapur 5 sendok makan

 Penggunaan alternatif alat dan bahan di atas harus disertai dengan


penyesuaian langkah-langkah pada lembar kerja peserta didik oleh
guru.

 Gambaran langkah-langkah praktikum untuk lembar kerja peserta


didik dapat mengikuti video berjudul “Experiment-Electrolysis of
water Using Pencil-Experiment At Home” pada tautan laman
https://www.youtube.com/watch?v=bduipcpDYkk.

 Untuk lembar pengamatan, diskusi, dan kesimpulan hasil praktikum


tetap mengikuti tujuan pembelajaran seperti pada LKPD 3.

130
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

B. Lembar Kerja Peserta Didik

Berikut ini disajikan 3 lembar kerja peserta didik, yaitu: LKPD 1. Ekstraksi
iodium dengan cara elektrolisis, LKPD 2. Elektroplating menggunakan sel
Volta, dan LKPD 3. Memproduksi oksigen dan hidrogen melalui elektrolisis air.

LKPD 1. Ekstraksi iodium dengan cara elektrolisis

Tujuan:

Menyelidiki proses ekstraksi iodium dengan cara elektrolisis larutan kalium


iodida.

Alat dan Bahan:

Alat dan bahan yang tertera pada tabel merupakan kebutuhan yang harus
disediakan untuk setiap kelompok peserta didik.

Alat:

No. Alat Ukuran Jumlah


1. Statif - 1 buah
2. Klem - 1 buah
3. Klem ganda - 1 buah
4. Tabung Pipa U - 1 buah
5. Tabung reaksi - 2 buah
6. Elektrode karbon - 2 buah
7. Pipet tetes - 2 buah

131
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

No. Alat Ukuran Jumlah


8. Gelas ukur - 2 buah
9. Catu daya - 1 buah
10. Kabel penghubung - 2 buah
11. Botol pencuci - 1 buah
12. Kaca pembesar - 1 buah

Bahan:

No. Bahan Ukuran/Konsentrasi Jumlah


1. Larutan KI 0,1 M 50 mL
2. Fenolftalein (PP) - 5 mL
3. Larutan Tepung Kanji - 5 mL
(Amilum)
4. Aquades - 1L
5. Tisu gulung - 1 gulung

Prosedur Kegiatan:

1. Siapkan semua alat dan bahan.


2. Bersihkan pipa U sampai benar-benar bersih dan kering.
3. Pasanglah pipa U pada statif seperti pada gambar.

132
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

Gambar 3. Rangkaian Alat Percobaan Elektrolisis


Sumber: http://rizkanuryuniarsih.blogspot.com/2014/12/lembar-kerja-siswa-praktikum-
sel.html

4. Masukkan larutan KI pada pipa U hingga diperkirakan elektrode bisa


tercelup (sekitar ¾).
5. Pasanglah salah satu ujung penjepit buaya ke elektrode karbon.
6. Pasang ujung penjepit buaya yang lain ke catu daya arus DC.
7. Masukkan kedua elektrode karbon pada setiap mulut pipa U hingga
tercelup pada larutan.
8. Hidupkan power supply dimulai dari voltase yang terendah.
9. Naikkan voltase secara bertahap.
10. Mengamati dan mencatat apa yang terjadi pada kedua elektrode secara
cermat dan teliti. (amati bagian elektrode dengan kaca pembesar).
11. Setelah terlihat adanya perubahan pada kedua elektrode sel, hentikan
proses elektrolisis
12. Pindahkan larutan di ruang katode ke dalam dua tabung masing-masing
kira-kira 2 ml.
13. Tambahkan 2 tetes larutan amilum/kanji ke dalam tabung 1 dan 2 tetes
larutan fenolftalein ke dalam tabung 2.

133
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

14. Amati yang terjadi dengan teliti.


15. Ulangi langkah 12-14 untuk larutan di ruang anode.
16. Selanjutnya jawablah pertanyaan-pertanyaan pada bagian pengolahan
data.
17. Buatlah kesimpulan atas hasil praktik yang sudah dilakukan. Tuliskan
pada bagian kesimpulan.
18. Presentasikan hasil praktik yang telah dilakukan di depan kelas untuk
memperoleh masukan dari kelompok lain.
19. Perbaiki kesimpulan hasil praktik sesuai dengan masukan pada saat
presentasi. Kumpulkan hasil perbaikannya kepada guru.

134
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

Hasil Pengamatan:

Ruang Perubahan Perubahan Perubahan


Elektrolisis Setelah Setelah
Ditambah Ditambah
Fenolftalein Amilum

Anode

Katode

Pengolahan Data
Petanyaan:

1. Apa yang terjadi pada ruang katode?

2. Apa yang terjadi pada ruang anode?

3. Apa yang terjadi pada larutan ruang katode setelah ditetesi PP?

4. Apa yang terjadi pada larutan ruang katode setelah ditetesi larutan kanji?

5. Zat apakah yang terjadi di ruang katode?

6. Apa yang terjadi pada larutan ruang anode setelah ditetesi PP?

7. Apa yang terjadi pada larutan ruang anode setelah ditetesi larutan kanji?

8. Zat apakah yang terjadi di ruang anode?

9. Bagaimana persamaan setengah reaksi yang terjadi di katode dan di anode


serta reaksi keseluruhannya?

135
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Jawaban:

1. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….
2. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………..
3. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
4. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
5. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
6. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
7. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
8. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………

136
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

9. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………

137
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kesimpulan:
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………….

138
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

LKPD 2. Elektroplating menggunakan sel Volta

Tujuan:

Menyelidiki proses elektroplating larutan tembaga dalam sebuah sel


elektrolisis.

Alat dan Bahan:

Alat dan bahan yang tertera pada tabel merupakan kebutuhan yang harus
disediakan untuk setiap kelompok peserta didik.

Alat:

No. Alat Ukuran Jumlah


1. Statif - 1 buah
2. Klem - 1 buah
3. Klem ganda - 1 buah
4. Tabung Pipa U - 1 buah
5. Tabung reaksi - 2 buah
6. Elektrode karbon - 2 buah
7. Pipet tetes - 2 buah
8. Gelas ukur - 2 buah
9. Catu daya (pengganti sel - 1 buah
Volta)
10. Kabel penghubung - 2 buah
11. Botol pencuci - 1 buah
12. Kaca pembesar - 1 buah

139
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Bahan:

No. Bahan Ukuran/Konsentrasi Jumlah


1. Larutan CuSO4 0,1 M 50 mL
2. Fenolftalein - 5 mL
3. Larutan Tepung Kanji - 5 mL
(Amilum)
4. Aquades - 1L
5. Tisu gulung - 1 gulung

Prosedur Kegiatan:

1. Siapkan semua alat dan bahan.


2. Bersihkan pipa U sampai benar- benar bersih dan kering.
3. Pasanglah pipa U pada statif
4. Masukkan larutan CuSO4 pada pipa U hingga diperkirakan elektrode bisa
tercelup (sekitar ¾).
5. Pasanglah salah satu ujung penjepit buaya ke elektrode karbon.
6. Pasang ujung penjepit buaya yang lain ke catu daya arus DC.
7. Masukkan kedua elektrode karbon pada setiap mulut pipa U hingga
tercelup pada larutan.
8. Hidupkan power supply dimulai dari voltase yang terendah.
9. Naikkan voltase secara bertahap.

140
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

10. Mengamati dan mencatat apa yang terjadi pada kedua elektrode secara
cermat dan teliti. (amati bagian elektrode dengan kaca pembesar).
11. Setelah terlihat adanya perubahan pada kedua elektrode sel, hentikan
proses elektrolisis
12. Pindahkan larutan di ruang katode ke dalam dua tabung masing-masing
kira-kira 2 ml.
13. Tambahkan 2 tetes larutan amilum/kanji ke dalam tabung 1 dan 2 tetes
larutan fenolftalein ke dalam tabung 2.
14. Amati yang terjadi dengan teliti.
15. Ulangi langkah 12-14 untuk larutan di ruang anode.
16. Selanjutnya jawablah pertanyaan-pertanyaan pada bagian pengolahan
data.
17. Buatlah kesimpulan atas hasil praktik yang sudah dilakukan. Tuliskan
pada bagian kesimpulan.
18. Presentasikan hasil praktik yang telah dilakukan di depan kelas untuk
memperoleh masukan dari kelompok lain.
19. Perbaiki kesimpulan hasil praktik sesuai dengan masukan pada saat
presentasi. Kumpulkan hasil perbaikannya kepada guru.

Hasil Pengamatan:

Ruang Perubahan Perubahan Perubahan


Elektrolisis Setelah Setelah
Ditambah Ditambah
Fenolftalein Amilum

Anode

141
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Katode

Pengolahan Data
Petanyaan:

1. Apa yang terjadi pada ruang katode?

2. Apa yang terjadi pada ruang anode?

3. Apa yang terjadi pada larutan ruang katode setelah ditetesi PP?

4. Apa yang terjadi pada larutan ruang katode setelah ditetesi larutan kanji?

5. Zat apakah yang terjadi di ruang katode?

6. Apa yang terjadi pada larutan ruang anode setelah ditetesi PP?

7. Apa yang terjadi pada larutan ruang anode setelah ditetesi larutan kanji?

8. Zat apakah yang terjadi di ruang anode?

9. Bagaimana persamaan setengah reaksi yang terjadi di katode dan di anode


serta reaksi keseluruhannya?

Jawaban:

1. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….

142
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

2. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………..
3. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
4. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
5. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
6. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
7. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
8. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
9. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………

Kesimpulan:

143
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………

144
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

LKPD 3. Memproduksi oksigen dan hidrogen melalui


elektrolisis air

Tujuan:

Menyelidiki produksi zat oksigen dan hidrogen melalui proses elektrolisis air
sebagai salah satu contoh penerapan elektrolisis di industri .

Alat dan Bahan:

Alat dan bahan yang tertera pada tabel merupakan kebutuhan yang harus
disediakan untuk setiap kelompok peserta didik.

Alat:

No. Alat Ukuran Jumlah


1. Tabung elektrolisis - 1 buah
Hoffman
2. Elektrode foil platina - 2 buah
3. Catu daya DC 1 buah
4. Klem lengan - 1 buah
5. Klem ganda - 1 buah
6. Statif - 1 buah
5. Gelas kimia 1 Liter 1 buah
6. Batang pengaduk - 1 buah
7. Pipet tetes - 1 buah
8. Tabung reaksi - 2 buah

145
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

9. Botol pencuci 500 mL 1 buah


10. Korek api - 1 buah

Bahan:

No. Bahan Ukuran/Konsentrasi Jumlah


1. Sodium Sulfate 1M 1 Liter
2. bromothymol biru - 60 mL
3. Lilin - 1 batang
4. Tusuk sate - 1 batang
5. Aquades - 1L
6. Tisu gulung - 1 gulung

Keselamatan Kerja:

 Hati-hati terhadap campuran hidrogen dan oksigen yang mudah meledak.


(ide yang baik untuk membakar gas untuk mencegah campuran
berbahaya).

 Kenakan sarung tangan dan kacamata pelindung (Natrium sulfat, asam


klorida, dan natrium hidroksida dapt mengiritasi kulit).

Prosedur Kegiatan:

1. Masukkan elektrode pada peralatan Hoffman secara hati hati.

146
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

2. Pasanglah peralatan Hoffman pada statif dengan menggunakan klem


lengan yang terkait pada klem ganda.

3. Tambahkan bromothymol biru ke natrium sulfat.

4. Tutup keran pada peralatan Hoffman kemudian tuangkan natrium sulfat


ke dalam peralatan melalui bohlam sampai bohlam hampir penuh.

5. Buka salah satu keran dan biarkan larutan mengisi lengan peralatan itu.

Gambar 4. Rangkaian Alat Elektrolisisi Air


Sumber: https://sites.google.com/site/sed695b4/projects/demonstration-
equipment/demonstration-equipment-megan-whitaker

6. Lakukan hal yang sama untuk keran yang lainnya untuk memastikan
lengan benar-benar penuh.

7. Jepitkan klip kabel berwarna hitam dari terminal negatif catu daya ke
katode yang bertanda +.

147
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

8. Kjepitkan klip ujung merah dari terminal positif catu daya ke elektrode
lain (ini akan menjadi anode).

9. Sesuaikan catu daya hingga 15-20 volt dan 1,5 ampere. (Pastikan tidak ada
gelembung gaspada tabung, lakukan sentilan/goyangan untuk halus ke
lengan tengah (pengisian) Peralatan Hoffman).

10. Lanjutkan proses elektrolisis berlanjut selama 20 menit.

11. Matikan catu daya dan lepaskan kabelnya. Ukur jumlah gas yang terjadi
pada setiap lengan elektrode dengan penggaris.

12. Nyalakan lilin menggunakan korek api.

13. Bukalah keran peralatan Hoffman pada bagian katode dan kumpulkan gas
dalam tabung reaksi dengan cara segera meletakkan tabung dengan mulut
mengarah ke keran. Setelah gas terkumpul, segera tutup tabung reaksi
dengan jari Anda.

14. Nyalakan tusuk sate menggunakan nyala lilin dan kemudian masukkan
nyala api tusuk sate tersebut ke mulut tabung reaksi. Amati apa yang
terjadi secara teliti.

15. Ulangi langkah 13 untuk gas yang dihasilkan pada elektrode yang lain
(anode).

16. Buat tusuk sate membara, kemudian masukkan bara tusuk sate tersebut
ke dalam tabung reaksi. Amati yang terjadi secara cermat.

17. Catat pengamatan Anda pada tabel pengamatan.

148
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

18. Jawablah pertanyaan yang ada pada pengolahan data dan tuliskan
jawabannya secara cermat.

19. Buatlah kesimpulan hasil percobaan dengan cara mendiskusikannya


bersama anggota kelompok dan tuliskan hasilnya pada bagian
kesimpulan.

20. Presentasikan hasil percobaan yang telah dilakukan di depan kelas dan
perbaiki kesimpulan berdasarkan masukan dari kelompok lain pada saat
presentasi.

21. Kumpulkan hasil perbaikan kepada guru.

Hasil Pengamatan:

Kecepatan Pengukuran
Perbedaan
Ruang pembentukan akhir ketinggian
warna larutan
gas gas

Anode

Katode

Pengolahan Data
Petanyaan:

149
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

1. Apakah terjadi perbedaan warna larutan di sekitar kedua elektrode


peralatan Hoffman? Jelaskan!

2. Bagaimana kecepatan proses pembentukan gas pada kedua elektrode


peralatan Hoffman? Adakah perbedaan? Jelaskan!

3. Logam mana yang bertindak sebagai katode? Mengapa?

4. Bagaimana hubungan antara jumlah sel dengan besarnya tegangan dan


arus yang dihasilkan?

5. Perangkat sehari-hari apa yang dapat menggunakan rangkaian seri dari


kelima sel yang Anda buat dalam kegiatan ini?

Jawaban:

1. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….
3. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………..…
4. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………..….

150
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

5. ……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………..….

Kesimpulan:
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………….

151
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Catatan Proses Pembersihan:

1. Pastikan catu daya mati dan turun ke pengaturan terendah.

2. Tutup kedua keran peralatan Hoffman lalu tuang larutan natrium sulfat
kembali ke gelas dari bohlam sampai lengan tengah peralatan hingga
kosong. Kosongkan lengan lainnya melalui sumbat.

3. Buanglah limbah sisa larutan natrium sulfat yang telah ditambah indikator
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Bilaslah alat dengan air mengalir dan kemudian dengan air suling.
Lepaskan elektrode dan bilas dengan air suling.

5. Biarkan aparatus dan elektrode mengering.

152
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

C. Bahan Bacaan

1. Karakteristik Sel Elektrolisis

Kata elektrolisis berasal dari elektro (listrik) dan analisis (uraian). Jadi
elektrolisis adalah proses penguraian suatu senyawa kimia melalui reaksi
redoks karena adanya arus listrik, sehingga terjadi perubahan dari energi
listrik menjadi energi kimia. Sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel
Galvani/sel Volta.

Pada sel elektrolisis terdapat wadah, elektrolit, dan dua elektrode berupa
katode dan anode, serta sumber arus searah. Katode merupakan elektrode
negatif tempat terjadinya reaksi reduksi sedangkan anode adalah elektrode
positif tempat berlangsungnya reaksi oksidasi.

Gambar 5. Sel Elektrolisis


Sumber : Kreasi sendiri

153
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Elektrode dicelupkan ke dalam larutan atau lelehan elektrolit yang ingin


dielektrolisis, elektrode berperan sebagai penghantar listrik dan tempat
berlangsungnya reaksi pada sel elektrolisis. Aliran elektron pada sel
elektrolisis berasal dari sumber arus yang mengalir ke dalam sel elektrolisis
melalui katode. Katode sebagai elektrode negatif menarik kation-kation yang
tereduksi menjadi endapan logam. Sebaliknya anode sebagai elektrode positif
menarik anion-anion yang akan teroksidasi menjadi gas. Sehingga secara
umum tujuan elektrolisis adalah untuk mendapatkan endapan logam di katode
dan gas di anode.

a. Reaksi Sel Elektrolisis

Reaksi redoks yang terjadi pada sel elektrolisis tergantung pada larutan
elektrolit dan elektrode yang digunakan.

1) Reaksi pada Katode (Reduksi Kation)

Reaksi reduksi pada katode mengikuti aturan-aturan sebagai berikut :

a. Kation berasal dari golongan IA/alkali (Li+, Na+, K+), golongan IIA/alkali
tanah (Mg2+, Ca2+, Sr2+, Ba2+), Al3+dan Mn2+ maka kation tersebut tidak
direduksi,yang tereduksi adalah air (H2O), hal ini dikarenakan E0red H2O
lebih besar dari E0red ion-ion tersebut. Reaksi yang terjadi :

2H2O(l) + 2e- → H2(g) + 2OH-(aq)

b. Kation H+ dari suatu asam akan direduksi menjadi gas hidrogen (H2).
Reaksi yang terjadi : 2H+(aq) + 2e- → H2(g)

154
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

c. Kation dari logam lainyang tidak termasuk kelompok di atas (a dan b) akan
tereduksi dan mengendap pada katode.
Contoh : Fe2+(aq) + 2e- → Fe (s)

d. Kation yang berupa lelehan atau leburan dari golongan alkali dan alkali
tanah akan tereduksi dan mengendap pada katode (karena lelehan/leburan
tidak mengandung air).
Contoh : Li+(l) + e- → Li(s)

Ca2+(l) + 2e- → Ca(s)

2) Reaksi pada Anode (Oksidasi Anion)

Reaksi oksidasi pada anode akan mengikuti aturan-aturan sebagai berikut :

a. Bila elektrodenya tidak inert (Ni, Cu, Ag dan lain-lain) maka elektrodenya
akan teroksidasi.

Contoh : Ag(s) → Ag+(aq) + e-


Ni(s) → Ni2+(aq) + 2e-

b. Bila elektrodenya inert (C, Pt atau Au) maka elektrodenya tidak


bereaksi.Reaksi oksidasinya ditentukan oleh:

 Ion OH- dari basa, maka reaksi yang terjadi :

4OH-(aq) → 2H2O(aq) + O2(g) + 4e-

 Ion sisa asam yang mengandung oksigen (SO42-, NO3-, PO43- dan lain-
lain) tidak dioksidasi yang teroksidasi adalah air (H2O), hal ini

155
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

dikarenakan E0red. H2O lebih besar dari E0red sisa asam yang
mengandung oksigen.

Reaksi yang terjadi : 2H2O(aq) → 4H+(aq) + O2(g) + 4e-

 Ion halogen/golongan VIIA (F-, Cl- , Br- , I- ) akan teroksidasi.

Contoh : 2Cl-(s) → Cl2(g) + 2e-

2Br-(s) → Br2(g) + 2e-

b. Macam-macam Sel Elektrolisis

Ada dua kelompok sel elektrolisis, yaitu:

1) Sel Elektrolisis Lelehan

Pada proses elektrolisis lelehan, kation tereduksi di katode dan anion


teroksidasi di anode. Reaksi yang terjadi di anode sel elektrolisis lelehan
atau leburan ini juga bergantung kepada jenis elektrode yang digunakan.
Untuk elektroda inert, maka elektroda tidak akan teroksidasi. Sebaliknya,
elektroda tak inert akan mengalami oksidasi menjadi ionnya.

Berikut ini adalah elektrolisis lelehan MgCl2 dengan elektrode grafit.

MgCl2 (𝑙) → Mg 2+ (𝑙) + 2Cl− (𝑙)

Katode (−): Mg 2+ (𝑙) + 2e− (𝑙) → Mg(𝑠)

156
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

Anode (+) ∶ 2Cl− (𝑙) → Cl2 (𝑔) + 2e−


Reaksi sel ∶ Mg 2+ (𝑙) + 2Cl− (𝑙) → Mg(𝑠) + Cl2 (𝑔)

Reaksi elektrolisis lelehan MgCl2 menghasilkan endapan logam magnesium


di katode dan gelembung gas Cl2 di anode.

Bagaimana reaksi sel yang terjadi pada elektrolisis lelehan MgCl2


menggunakan elektrode Cu?

Karena Cu merupakan elektrode yang tak inert, maka reaksi elektrolisis


yang terjadi adalah:

Katode (−): Mg 2+ (𝑙) + 2e− → Mg(𝑠)


Anode (+): Cu(𝑠) → Cu2+ (𝑎𝑞) + 2e−
𝑅𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙: 𝑀𝑔2+ (𝑙) + 𝐶𝑢(𝑠) → 𝑀𝑔(𝑠) + 𝐶𝑢2+ (𝑎𝑞)

2) Sel Elektrolisis Larutan

Pembahasan sel elektrolisis larutan perlu memperhatikan elektrode yang


digunakan, yaitu elektrode inert atau tidak, karena akan berpengaruh
terhadap reaksi redoks yang terjadi.

a) Sel elektrolisis larutan dengan elektrode inert (tidak bereaksi /tidak


aktif)

Pada elektrolisis larutan tidak ada pengaruh elektrode, kation dan anion,
tetapi harus memperhitungkan adanya zat pelarut (air). Pada katode
mengalami reaksi reduksi tetapi terjadi persaingan antara kation dengan air

157
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

demikian juga pada anode mengalami reaksi oksidasi dan terjadi persaingan
antara anion dan air.

Elektrolisis larutan NaCl menggunakan elektrode inert, pada katode akan


terjadi persaingan antara kation Na+dengan air. Berdasarkan nilai potensial
standar reduksi (lihat Tabel 2 pada Unit Pembelajaran Sel Volta, halaman 63),
air memiliki E0red yang lebih besar dibandingkan ion Na+. Ini berarti, air lebih
mudah tereduksi dibandingkan ion Na+, maka zat yang bereaksi di katode
adalah air. E0red ion Cl- dan air hampir sama, oleh karena oksidasi air
memerlukan potensial tambahan (overvoltage), maka oksidasi ion Cl- lebih
mudah dibandingkan oksidasi air. Oleh sebab itu, zat yang bereaksi di anode
adalah ion Cl-.

Reaksi yang terjadi pada elektrolisis larutan NaCl adalah sebagai berikut:

Katode (−): 2H2 O(𝑙) + 2e− → H2 (𝑔) + OH − (𝑎𝑞)


Anode (+): 2Cl− (𝑎𝑞) → Cl2 (𝑔) + 2e−
Reaksi sel: 2H2 O(𝑙) + 2Cl− (𝑎𝑞) → H2 (𝑔) + Cl2 (𝑔) + 2OH− (𝑎𝑞)

Reaksi elektrolisis larutan garam NaCl menghasilkan gas H2 dan ion OH- (basa)
di katode serta gelembung gas Cl2 di anode. Terbentuknya ion OH- pada katode
dapat dibuktikan dengan perubahan warna larutan dari bening menjadi merah
muda setelah diberi indikator fenolftalein (pp).

Elektrolisis larutan Na2SO4. Pada katode, terjadi persaingan antara air dan ion
Na+. Berdasarkan nilai E0red, maka air yang akan tereduksi di katode. Di anode
terjadi persaingan antara ion SO42- dengan air. Oleh karena bilangan oksidasi

158
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

S pada SO4-2 telah mencapai keadaan maksimumnya, yaitu +6, maka ion SO42-
tidak dapat mengalami oksidasi. Akibatnya, air yang teroksidasi di anode.

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.

Katode (−): 4H2 O(𝑙) + 4e− → 2H2 (𝑔) + 4OH− (𝑎𝑞)


Anode (+) ∶ 2H2 O(𝑙) → O2 (𝑔) + 4H + (𝑎𝑞) + 4e−
Reaksi sel ∶ 6H2 O (𝑙) → 2H2 (𝑔) + O2 (𝑔) + 4H2 O (𝑙)
2H2 O (𝑙) → 2H2 (𝑔) + O2 (𝑔)

Dengan demikian, baik ion Na+ maupun SO42-, tidak bereaksi. Yang terjadi
adalah peristiwa elektrolisis air menjadi unsur-unsur pembentuknya. Hal yang
serupa juga ditemukan pada proses elektrolisis larutan Mg(NO3)2 dan K2SO4.

b) Sel elektrolisis larutan dengan elektrode tak inert (aktif/dapat


bereaksi)
Elektrode tak inert contohnya tembaga, perak, nikel, besi, dan lain-lain. Pada
katode mengalami reaksi reduksi seperti ketentuan reaksi pada katode
(reduksi kation), sedangkan elektrode tak inert akan mengalami reaksi
oksidasi di anode tanpa memperhatikan anion yang terbentuk.

Berikut ini adalah contoh reaksi sel elektrolisis larutan garam NaCl dengan
menggunakan elektrode Cu.

Katode (−): 2H2 O (𝑙) + 2e− → H2 (𝑔) + 2OH − (𝑎𝑞)


Anode (+) ∶ Cu(𝑠) → Cu2+ (𝑎𝑞) + 2𝑒 −
Reaksi sel: Cu(𝑠) + 2H2 O(𝑙) → Cu2+ (𝑎𝑞) + H2 (𝑔) + 2OH − (𝑎𝑞)

159
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Reaksi elektrolisis larutan garam NaCl dengan elektrode tak inert (tembaga)
menghasilkan gelembung gas H2 dan ion OH-(basa) di katode serta ion
tembaga di anode.

2. Aspek Kuantitatif Sel Elektrolisis

Tujuan utama elektrolisis adalah untuk mengendapkan logam dan


mengumpulkan gas dari larutan yang dielektrolisis. Menurut Michael Faraday
dalam sel Volta maupun sel elektrolisis terdapat hubungan kuantitatif antara
massa zat yang dibebaskan pada elektrolisis dengan jumlah listrik yang
digunakan pada waktu tertentu.

Hukum Faraday I menyatakan bahwa “Massa zat yang dihasilkan pada anode
dan katode selama elektrolisis sebanding dengan jumlah arus listrik yang
digunakan (Q)”.

m ≈Q

Jumlah arus listrik yang digunakan (Q) sama dengan hasil kali kuat arus (I)
dengan waktu (t).

Q= I x t

Maka, persamaan tersebut dapat dituliskan

m=I xt

160
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

Berdasarkan hukum Faraday aspek kuantitatif sel elektrolisis selalu


menggunakan satuan Faraday (F). Faraday dapat didefinisikan sebagai
muatan listrik (Coulomb) mol elektron. Satu Faraday ekivalen dengan satu mol
elektron. Setiap satu mol partikel mengandung 6,02 x 1023 partikel dan setiap
elektron mempunyai muatan sebesar 1,6 x 10-19 C.

Dengan demikian:

1 Faraday = 1 mol elektron

= 6,022 x 1023 x 1,602 x 10-19 C/partikel

1 Faraday = 96.485 C (untuk mempermudah perhitungan sering


dibulatkan menjadi 96.500 C)

Sehingga hubungan antara Faraday dan Coulomb dapat dinyatakan dalam


persamaan berikut :

Faraday = Coulomb / 96.500

Coulomb = Faraday x 96.500

Hubungan antara Faraday, Ampere, dan waktu (detik) adalah sebagai berikut:

Faraday = (Ampere x detik) / 96.500

Faraday = (I x t) / 96.500

Perhatikan contoh perhitungan berikut ini dengan cermat dan teliti:

161
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Arus sebesar 0,5 A dilewatkan pada sel elektrolisis yang mengandung lelehan
CaCl2 selama 1 jam. Berapakah jumlah produk yang dihasilkan pada masing-
masing elektrode?

Pembahasan :

Reaksi elektrolisis lelehan CaCl2 adalah sebagai berikut:


Katode (-): Ca2+ (l) + 2 e- Ca (s)
Anode (+):2Cl - (l) Cl2 (g)+ 2 e-

a. Menghitung muatan listrik yang digunakan


Q =I×t

=0,5 A x 3600 s = 1.800 C

b. Menghitung jumlah mol elektron yang setara dengan muatan listrik


1 mol e– = 1 faraday = 96.500 C mol–1

Jumlah mol elektron untuk 1.800 C = 1.800 C / 96.500 C mol–1

= 18,65 x 10–3 mol

c. Berdasarkan persamaan reaksi di katode


Jadi, 18,65 x 10–3 mol elektron dapat mengendapkan ion Ca2+ sebanyak
:

(1 mol Ca2+ / 2 mol e-) x 18,65 x 10–3 mol.e- = 9,32 x 10–3 mol

jumlah ion Ca2+ yang diendapkan sebanyak 9,32 x 10–3 mol.

d. Massa Ca yang diendapkan di katode sebesar

162
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

9,32 x 10–3 molx 40 g mol–1 = 0,373 gram

e. Berdasarkan persamaan reaksi di anode


mol gas Cl2 yang dihasilkan = (1 mol Cl2 / 2 mol e-) x 18,65 x 10–3 mol.e-
= 9,32 x 10–3 mol

163
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

f. Volume gas Cl2 (STP) yang dihasilkan adalah :


Volume gas Cl2 = mol Cl2 x 22,4 L
= 9,32 x 10–3 mol x 22.4 L = 0,208 L gas Cl2
Jadi, produk yang dihasilkan di katode adalah 0,373 gram endapan Ca dan
0,208 L gas Cl2 (STP) di anode.

Hukum Faraday II menyatakan bahwa “Massa zat yang dibebaskan pada


elektrolisis berbanding lurus dengan massa ekivalen zat tersebut (me)”.

m ≈ meq

Penggabungan hukum Faraday I dan II menghasilkan

m = meq x I x t / F

Keterangan:

meq = massa ekivalen zat (massa molar zat per satuan muatannya
atau massa molar per e-)
= M/muatan ionnya
I = arus listrik yang dialirkan (Ampere)
t = waktu elektrolisis (detik)

Penjelasan untuk meq, misalnya untuk:

 reaksi: Cu2+ + 2e− → Cu, maka:

𝑀 Cu 63,5
meq Cu = = = 31,75 g⁄mol
muatan ion 2

164
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

 reaksi: 2H2 O → 4H + + O2 + 4e− , maka:

𝑀 O2 32
meq O2 = = = 8 g⁄mol
muatan ion 4

Perhatikan contoh soal berikut ini :

1. Dua buah sel elektrolisis dirangkai secara seri, sel pertama mengandung
CuSO4 1 M dan sel kedua mengandung CuSO4 2 M.
Hitunglah massa Cu yang diendapkan pada setiap sel jika arus yang
dialirkan sebesar 0,5 A selama 10 menit. (Diketahui Ar Cu = 63,5).

Pembahasan:

𝑀 Cu
meq =
muatan ion

63,5 g
=
2 mol

Q=i x t

= 0,5 A x 600 s

= 300 C

meq x i x t
Massa Cu =
F

31,75 g⁄mol x 300 C


=
96.500 C⁄mol

= 0,00987 g

165
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Jadi massa Cu yang diendapkan di katode adalah 0,00987 g

2. Jika larutan CuSO4 dan AgNO3 dirangkaikan secara seri, kemudian


dielektrolisis, sehingga terjadi reaksi reduksi Ag + (𝑎𝑞) + e− → Ag (𝑠) dan
Cu2+ (𝑎𝑞) + 2e− → Cu (𝑠). Berapakah massa Cu yang diendapkan jika
dalam sel elektrolisis AgNO3 diperoleh 10 gram perak?
(Diketahui Ar Ag = 107, Cu = 63,5).

Pembahasan :

Pada sebuah rangkaian seri, arus listrik (I) yang dialirkan sama. Sehingga
arus listrik yang digunakan untuk menghasilkan endapan Ag sama dengan
arus listrik untuk mengendapkan Cu. Jika jumlah listrik yang sama dialirkan
ke dalam dua atau lebih sel elektrolisis dengan elektrolit yang berbeda,
maka perbandingan massa zat yang dibebaskan sama dengan
perbandingan massa ekivalen zat.

m Cu 𝑀 Cu⁄muatan ion Cu
=
m Ag 𝑀 Ag⁄muatan ion Ag

g
m Cu 63,5mol⁄2
= g
⁄1
10 g 107mol

31,75
m Cu = x 10 g
107

m Cu = 2,967 g

Jadi massa Cu yang diendapkan di katode adalah 2,967 g

166
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

3. Dalam elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektroda inert, dihasilkan 448 mL


gas (STP) di anode. Jika diketahui Ar Cu=63,5, tentukan massa endapan
yang didapat di katoda.

Pembahasan:

Reaksi yang terjadi pada elektolisis larutan CuSO4 di masing-masing elektrode


dan reaksi sel secara keseluruhan adalah:

Katoda : 2Cu2+ + 4e- ⟶ 2Cu


Anoda : 2H2O ⟶ 4H+ + O2 + 4e-
2Cu2+ + 2H2O ⟶ 2Cu + 4H+ + O2

Karena gas O2 yang dihasilkan diukur pada keadaan STP maka

jumlah mol O2 = 0,448 L : 22,4 L/mol = 0,02 mol

Berdasarkan perbandingan koefisien = perbandingan mol maka

jumlah mol Cu = 2 × jumlah mol O2

jumlah molCu = 2 × 0,02 mol

jumlah molCu = 0,04 mol

Jadi massa Cu yang mengendap = 0,04 mol x 63,5 g/mol = 2,54g

4. Pemanfaatan Elektrolisis di Industri

167
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Dengan ditemukannya proses elektrolisis, berbagai proses di industri menjadi


semakin efisien. Beberapa proses di industri yang memanfaatkan prinsip
elektrolisis antara lain adalah industri yang memproduksi zat seperti oksigen,
hidrogen, logam natrium, gas klor dan logam aluminium. Selain itu, elektrolisis
juga dimanfaatkan di industri elektroplating/penyepuhan dan industri
pemurnian logam.

a. Produksi Zat

Beberapa bahan kimia seperti logam alkali dan alkali tanah, aluminium, gas
hidrogen, gas oksigen, gas klorin, dan natrium hidroksida dibuat secara
elektrolisis. Proses elektrolisis pada industri yang sangat pentingadalah
proses klor-alkalin yaitu pembuatan gas klorin dan natrium hidroksida dari
elektrolis larutan natrium klorida.

1) Pembuatan Natrium

Natrium memiliki peranan penting dalam memenuhi berbagai kebutuhan


manusia. Dewasa ini natrium banyak digunakan sebagai cairan pendingin
(coolant) pada reaktor nuklir. Sebagai reduktor yang kuat, logam natrium juga
digunakan dalam proses pengolahan logam-logam tertentu seperti litium,
kalium, zirkonium dan logam-logam alkali yang lebih berat. Selain itu natrium
juga digunakan untuk membuat senyawa natrium yang tidak dapat disintesis
dari natrium klorida seperti natrium peroksida (Na2O2). Patut diingat bahwa
Natrium juga digunakan pada lampu penerangan jalan raya.

Pembuatan logam natrium dengan cara elektrolisis dilakukan menggunakan


lelehan NaCl dicampur dengan CaCl2 pada sel Downs. Fungsi dari
pencampuran CaCl2 di sini adalah untuk menurunkan titik lebur NaCl. Titik

168
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

lebur NaCl sekitar 800ᵒC. Pencampuran NaCl dengan CaCl2 dengan rasio mol
1:3 menyebabkan penurunan titik lebur menjadi sekitar 600ᵒC.

Sel dirancang untuk mengumpulkan natrium di katode dan klorin di anode


tanpa membiarkan kedua produk ini bereaksi satu sama lain. Sel tidak
menghasilkan logam kalsium karena pelarutan listrik natrium terjadi pada
potensi katode yang kurang negatif daripada pelarutan listrik kalsium
(Artinya, seandainya tidak ada NaCl sebagai pesaing dalam sel ini, elektrolisis
di sini memang akan menghasilkan logam kalsium di katode). Sehingga reaksi
yang terjadi pada kedua elektrode sel inia adalah sebagai berikut.

NaCl → Na+ + Cl-

Katode : Na+ + e- → Na

Anode : 2Cl- → Cl2 + 2e-

2Na+ + 2Cl- → 2Na + Cl2

Natrium terbentuk di katode dan mengapung di atas cairan NaCl.

169
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2) Pembuatan Gas Oksigen dan Hidrogen

Untuk menghasilkan gas oksigen dan hidrogen dapat menggunakan larutan


elektrolit dari kation golongan utama (K+ atau Na+) dan anion yang
mengandung oksigen (SO42- atau NO3-)dengan elektrode Pt atau karbon.

Reaksi elektrolisis yang menghasilkan gas, misalnya elektrolisis larutan


Na2SO4 menggunakan elektrode karbon.

Reaksi yang terjadi:

Na2SO4(aq) →2Na+ (aq) + SO42-(aq)


Katode(–) : 2H2O (l) +2e-→2OH- (aq) +H2 (g)
Anode(+) : 2H2O (l) →4H+(aq) +O2 (g) +4e-

Elektrolisis di atas menunjukkan bahwa pada katode dan anode yang bereaksi
adalah air. Karena itu semakin lama jumlah air semakin berkurang sehingga
perlu ditambahkan dalam larutan. Meskipun yang bereaksi adalah air, larutan
Na2SO4 tetap diperlukan karena larutan ini bersifat elektrolit dan berguna
sebagai penghantar arus listrik.

b. Penyepuhan

Penyepuhan digunakan untuk melindungi logam terhadap korosi atau untuk


memperbaiki penampilan. Misalnya gelang tembaga dilapisi dengan emas,
untuk mencegah korosi, besi dilapisi dengan seng atau timah, dan sebagainya.
Pada penyepuhan, logam yang akan disepuh dijadikan katode, sedangkan
logam penyepuh sebagai katode. Kedua elektrode harus dicelup kedalam
larutan garam dari logam penyepuh.

170
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

Saat ini banyak produk industri yang berasal dari pelapisan logam atau
penyepuhan, misalnya aksesoris mobil dan sepeda motor dari logam. Pada
proses penyepuhan ini, katode merupakan logam yang akan disepuh dan
anode merupakan logam penyepuh atau pelapis. Elektrolitnya adalah larutan
yang mengandung ion logam penyepuh.

Gambar 6. Penyepuhan medali dengan perak


Sumber: Kreasi sendiri

c. Pemurnian Zat

Salah satu contoh pemurnian logam yang memanfaatkan proses elektrolisis


adalah pemurnian tembaga. Pada pengolahan tembaga dari bijih kalkopirit
(CuFeS2) diperoleh tembaga yang masih tercampur dengan sedikit perak,
emas, dan platina. Tembaga yang tidak murni dipisahkan dari zat pengotornya
secara elektrolisis menggunakan larutan elektrolit CuSO4. Pada proses ini

171
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

tembaga yang tidak murni digunakan sebagai anode yang akan mengalami
oksidasi, reaksi oksidasi ini akan melarutkan tembaga menjadi kation Cu2+.
Pada katode terjadi reaksi reduksi Cu2+ menjadi tembaga murni. Mula-mula
Cu2+ yang berasal dari CuSO4, dan secara terus menerus digantikan oleh Cu2+
yang berasal dari pelarutan tembaga kotor.

172
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

Proses reaksi redoks dalam elektrolisis larutan CuSO4 adalah :

CuSO4(aq) → Cu2+(aq) + SO42 – (aq)

Anode (+) : Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e–


Katode (–) : Cu2+(aq) + 2e– → Cu(s)
Cu(s) → Cu(s)

Gambar 7. Pemurnian Tembaga secara Elektrolisis


Sumber : dwiwahyunanti.blogspot.com

Tembaga berpidah dari anode ke katode sehingga logam tembaga pada anode
semakin habis dan logam tembaga di katode semakin bertambah. Pengotor
tembaga umumnya terdiri dari perak, emas, dan platina. Oleh karena E0
reduksi unsur Ag, Pt, dan Au > dari E0 reduksi Cu, maka ketiga logam tidak larut
dan tetap berada di anode dalam wujud lumpur sebagai hasil samping pada

173
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

pemurnian tembaga. Demikian juga jika pengotor berupa Fe , Ni , atau Zn unsur


ini akan tetap berada dalam larutan sebagai ion-ionnya meskipun dapat larut
namun cukup sulit tereduksi dibandingkan Cu, sehingga tidak mengganggu
proses reduksi Cu.

174
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

PENGEMBANGAN PENILAIAN

Bagian ini memuat contoh soal-soal topik sel elektrolisis yang muncul di Ujian
Nasional maupun ujian masuk perguruan tinggi negeri dan kurang berhasil
dijawab oleh peserta didik. Selain itu, bagian ini memuat pembahasan tentang
cara mengembangkan soal HOTS yang disajikan dalam bentuk pemodelan,
sehingga dapat dijadikan acuan oleh Saudara ketika mengembangkan soal
untuk topik ini. Saudara perlu mencermati dengan baik bagian ini, sehingga
saudara dapat terampil mengembangkan soal yang mengacu pada indikator
pencapaian kompetensi yang termasuk HOTS.

A. Pembahasan Soal-soal

Topik Sel elektrolisis merupakan topik yang dianggap sulit oleh rata-rata
peserta didik, sementara aplikasi pada dunia nyata di bidang teknologi dan
rekayasa banyak ragamnya dan makin berkembang seiring dengan
perkembangan teknologi. Guna lebih mendekatkan bahasan pada aplikasi
berikut dibahas soal-soal ujian nasional dan ujian masuk perguruan tinggi
negeri yang berkaitan dengan subtopik sel elektrolisis.

Soal:

1. Arus listrik 10 ampere dialirkan ke dalam larutan AgNO3 selama 965


detik. Massa perak yang dihasilkan pada katode adalah ....

A. 2,7 gram

B. 5,4 gram

175
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

C. 9,65 gram

D. 10,8 gram

E. 27 gram

Jawaban: D

Pembahasan:

𝑀. I. t
mAg =
n. F

108 g⁄mol x 10 A x 965 s


mAg =
1 x 96.500 A s⁄mol

1.042.000 g
mAg =
96.500

mAg = 10,8 g

Jadi massa perak (Ag) yang diendapkan adalah 10,8 gram

Soal:

2. Nilai potensial reduksi beberapa ion diberikan di bawah ini.

Cu2+ (aq) + 2e− → Cu(s) E0 = + 0,340 V

2H + (aq) + 2e− → H2 (g) E 0 = 0,000 V

176
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

Pb2+ (aq) + 2e− → Pb(s) E 0 = −0,126 V

Fe2+ (aq) + 2e− → Fe(s) E 0 = −0,440 V

2 𝐻2 𝑂 (𝑙) + 2𝑒 − → 𝐻2 (𝑔) + 2 𝑂𝐻 − (𝑎𝑞) 𝐸 0 = −0,830 𝑉

Arus listrik sebesar 10 mA dialirkan pada sel elektrolisis. Pada sel


elektrolisis ini katode dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung ion
Cu2+, H+, Pb2+ dan Fe2+ dengan konsentrasi masing-masing 0,1 M. Spesi
yang pertama kali terbentuk pada katode adalah ….

A. H2

B. OH −

C. Cu

D. Pb

E. Fe

Jawaban: C

Pembahasan:

Untuk menentukan spesi mana yang terbentuk terlebih dahulu maka kita
harus memperhatikan besarnya potensial reduksi yang dimiliki masing-
masing ion. Ion dengan potensial reduksi standar terbesar merupakan spesi
yang paling mudah tereduksi.

177
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Jumlah arus maupun konsentrasi ion sama, sehingga hal ini tidak
diperhitungkan.

Sehingga spesi yang terbentuk terlebih dahulu di katode adalah Cu (jawaban


C).

B. Mengembangkan Soal HOTS

Pada bagian ini akan dimodelkan pembuatan soal yang memenuhi indikator
pencapaian kompetensi yang diturunkan dari kompetensi dasar pengetahuan.
Pengembangan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi agar Saudara dapat
melihat kesesuaian antara kompetensi, lingkup materi, dan indikator soal.
Selanjutnya, dilakukan penyusunan soal di kartu soal berdasarkan kisi-kisi
yang telah disusun sebelumnya. Contoh soal yang disajikan terutama untuk
mengukur indikator kunci pada level kognitif yang tergolong HOTS.

178
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN)


Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Mata Pelajaran : Kimia (Bidang Teknologi Rekayasa)
Alokasi Waktu : ……………..
Jumlah Soal : ………………………
Tahun Pelajaran : .........................

No Kompetensi Lingkup Materi Indikator Soal No Level Bentuk


yang diuji Materi Kognitif Soal

3.8 Mengevaluasi Sel Sel Disajikan gambar sel 1 L1 PG


proses yang Elektrokimi elektrolisis elektrolisis larutan
terjadi dalam sel a tertentu, peserta didik
elektrokimia dapat menentukan
(menghitung E0 reaksi yang terjadi pada
sel, reaksi reaksi elektrode dengan tepat.
pada sel volta
Disajikan persamaan 2 L2 PG
dan sel eletrolisa,
reaksi elektrolisis
proses pelapisan leburan halogen dan
logam) yang volum gas halogen yang
digunakan dalam dihasilkan, peserta didik
kehidupan. mampu menghitung
muatan listrik yang
diperlukan.

Diketahui dua sel 3 L3 PG


elektrolisis dihubungkan
secara seri dan massa
salah satu logam yang
diendapkan, peserta
didik dapat menentukan
massa endapan logam
yang lain.

Diketahui jumlah mol zat 4 L3 PG


yang diendapkan di
katode dan elektron
yang dilewatkan larutan

179
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

No Kompetensi Lingkup Materi Indikator Soal No Level Bentuk


yang diuji Materi Kognitif Soal

yang dielektrolisis,
peserta didik dapat
memprediksi larutan
elektrolitnya.

Diketahui jumlah 5 L3 PG
muatan listrik yang
dialirkan dan jumlah mol
zat yang diendapkan di
katode, peserta didik
dapat menentukan zat
yang diendapkan dengan
tepat.

180
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran ...................

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : PG
Mata Pelajaran : Kimia Tek Rek Penyusun : AG

KOMPETENSI Buku √ Pengetahua/ Aplikasi Penalaran


DASAR Sumber: Pemahaman
Mengevaluasi
RUMUSAN BUTIR SOAL
proses yang terjadi
dalam sel Perhatikan sel elektrolisis berikut ini!
elektrokimia Nomo
(menghitung E0 sel, Soal
reaksi reaksi pada
sel volta dan sel 1
eletrolisa, proses
pelapisan logam)
yang digunakan
dalam kehidupan.
LINGKUP MATERI
Sel Elektrokimia
Reaksi yang terjadi di katode adalah ....
INDIKATOR SOAL Kunci
Jawaban A. C(s) + O2(g) → CO2(g)
B. K+(aq) + e → K(s)
Disajikan gambar C
C. 2H2O(l) + 2e → H2(g) + 2OH−(aq)
sel elektrolisis D. 2I−(aq) → I2(s) + 2e
larutan tertentu, E. 4OH−(aq) → 2H2O(l) + O2(g) + 4e
peserta didik dapat
menentukan reaksi
yang terjadi pada
elektrode dengan
tepat.

181
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KARTU SOAL
Tahun Pelajaran ...................

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : PG
Mata Pelajaran : Kimia Tek Rek Penyusun : AG

KOMPETENSI Buku Pengetahua/ √ Aplikasi Penalaran


DASAR Sumber: Pemahaman
Mengevaluasi
RUMUSAN BUTIR SOAL
proses yang terjadi
dalam sel
elektrokimia Nomor Fluorin dapat diperoleh dari elektrolisis leburan KHF2 sesuai
(menghitung E0 sel, Soal persamaan reaksi:
reaksi reaksi pada
sel volta dan sel 2 HF2− → HF + ½ F2 + e
eletrolisa, proses
pelapisan logam) Untuk menghasilkan gas fluorin sebanyak 2,24 liter (STP),
yang digunakan muatan listrik yang diperlukan adalah ... (1 F = 96.500)
dalam kehidupan.
A. 96.500 C
LINGKUP MATERI
B. 19.300 C
Sel Elektrokimia C. 1.930 C
D. 965 C
INDIKATOR SOAL Kunci E. 482,5 C
Jawaban
Disajikan B
persamaan reaksi
elektrolisis leburan
halogen dan volum
gas halogen yang
dihasilkan, peserta
didik mampu
menghitung muatan
listrik yang
diperlukan.
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran ...................

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : PG
Mata Pelajaran : Kimia Tek Rek Penyusun : AG

KOMPETENSI Buku Pengetahua/ Aplikasi √ Penalaran


DASAR Sumber: Pemahaman
Mengevaluasi
RUMUSAN BUTIR SOAL
proses yang terjadi
dalam sel
elektrokimia Nomor Ke dalam 2 sel larutan ZnSO4 dan larutan CuSO4 yang
(menghitung E0 sel, Soal dihubungkan secara seri dialirkan arus listrik ternyata
reaksi reaksi pada diendapkan 16,25 gram seng. Jika Ar Zn = 65 dan Ar Cu = 63,5
sel volta dan sel 3 maka banyaknya tembaga yang mengendap adalah ....
eletrolisa, proses
pelapisan logam) A. 7,94 gram
yang digunakan B. 15,88 gram
dalam kehidupan. C. 23,82 gram
D. 31,75 gram
LINGKUP MATERI
E. 39,69 gram
Sel Elektrokimia

INDIKATOR SOAL Kunci


Jawaban
Diketahui dua sel B
elektrolisis
dihubungkan secara
seri dan massa salah
satu logam yang
diendapkan, peserta
didik dapat
menentukan massa
endapan logam yang
lain.

183
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KARTU SOAL
Tahun Pelajaran ...................

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :


Kelas : X Bentuk Soal : PG
Mata Pelajaran : Kimia Tek Rek Penyusun : AG

KOMPETENSI Buku Pengetahua/ Aplikasi √ Penalaran


DASAR Sumber: Pemahaman
Mengevaluasi proses
RUMUSAN BUTIR SOAL
yang terjadi dalam sel
elektrokimia
(menghitung E0 sel, Nomor Suatu percobaan elektrolisis, 0,01 mol krom telah
reaksi reaksi pada sel Soal diendapkan pada katode ketika 0,06 mol elektron
volta dan sel dilewatkan suatu larutan elektrolit yang mengandung krom.
eletrolisa, proses 4 Apakah elektrolit yang digunakan dalam percobaan
pelapisan logam) tersebut?
yang digunakan
dalam kehidupan. A. CrCl3
B. CrF4
LINGKUP MATERI
C. CrF5
Sel Elektrokimia D. Na2Cr2O7
E. Cr2O3
INDIKATOR SOAL Kunci
Jawaban
Diketahui jumlah mol D
zat yang diendapkan di
katode dan elektron
yang dilewatkan
larutan yang
dielektrolisis, peserta
didik dapat
memprediksi larutan
elektrolitnya.
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran ...................

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :


Kelas : X Bentuk Soal : PG
Mata Pelajaran : Kimia Tek Rek Penyusun : AG

KOMPETENSI Buku Pengetahua/ Aplikasi √ Penalaran


DASAR Sumber: Pemahaman
Mengevaluasi
RUMUSAN BUTIR SOAL
proses yang terjadi
dalam sel
elektrokimia Nomo Ketika 193 Coulomb arus listrik dialirkan melalui leburan
(menghitung E0 sel, Soal senyawa suatu logam, 1 × 10–3 mol atom logam mengendap di
reaksi reaksi pada katode.
sel volta dan sel 5 Logam yang dimaksud adalah ….
eletrolisa, proses A. Cu dan Pb
pelapisan logam) B. Ag dan Cu
yang digunakan C. Ag dan Al
dalam kehidupan. D. Al dan Pb
E. Na dan Mg
LINGKUP MATERI
Sel Elektrokimia

INDIKATOR SOAL Kunci


Jawaban
Diketahui jumlah A
muatan listrik yang
dialirkan dan jumlah
mol zat yang
diendapkan di
katode, peserta didik
dapat menentukan
zat yang diendapkan
dengan tepat.

185
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

KESIMPULAN

Unit ini dikembangkan berdasarkan pasangan KD 3.8 Mengevaluasi proses


yang terjadi dalam sel elektrokimia (menghitung E0 sel, reaksi reaksi pada sel
volta dan sel eletrolisis, proses pelapisan logam) yang digunakan dalam
kehidupan dan 4.8 Mengintegrasikan antara hasil perhitungan E0 sel dengan
proses yang terjadi dalam sel elektrokimia (menghitung E0 sel, reaksi reaksi
pada sel volta dan sel eletrolisis, proses pelapisan logam) reaksi yang
digunakan dalam kehidupan di kelas X. KD pengetahuan menunjukkan bahwa
indikator yang dikembangkan harus mancapai level evaluasi (C5). Artinya, KD
ini sudah menuntut Saudara untuk melatihkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi kepada peserta didik. Adapun KD keterampilan menuntut Saudara
memfasilitasi peserta didik berkreasi. Hal ini berarti Saudara perlu
memberikan ruang dan waktu kepada peserta didik untuk mengembangkan
kreativitasnya.

Penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi oleh peserta didik


memerlukan proses pembelajaran yang relevan. Oleh karena itu, aktivitas
pembelajaran Elektrokimia pada subtopik Sel elektrolisis menggunakan
pendekatan pembelajaran saintifik dan model discovery learning, dengan
metode praktik dan diskusi melalui tiga kali pertemuan. Seperti telah
diketahui, model pembelajaran ini merupakan model yang dapat memberikan
bekal kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada peserta didik. Ketika
implementasi, pembelajaran juga dipandu dengan menggunakan LKPD yang
dirancang untuk memudahkan penguasaan konsep sesuai tingkat kognitifnya
dan penguasaan keterampilan yang mengedepankan konstruktivisme. Dengan

187
penerapan model ini, peserta didik memperoleh konsep dengan
merumuskannya terlebih dahulu.

Adapun konten yang dikembangkan pada topik Sel Elektrokimia, subtopik Sel
elektrolisis terdiri atas: 1) Karakteristik Sel Elektrolisis; 2) Aspek Kuantitatif
Sel Elektrolisis; dan 3) Pemanfaatan Elektrolisis di Industri. Subtopik ini
merupakan konten yang kaya akan pengetahuan kontekstual bagi peserta
didik. Artinya, guru dapat mendorong serta memfasilitasi peserta didik untuk
menemukan fenomena di kehidupan sehari-hari yang berkaitan subtopik ini.
Sebagai contoh aplikasi dunia nyata, unit ini menyajikan artikel mengenai
industri smelter atau pemurnian logan yang mulai berkembang dan
permintaan atau kebutuhan akan adanya usaha atau industri penyepuhan di
Indonesia. Selain itu, Saudara juga dapat menyajikan fenomena kontekstual
lainnya, di antaranya industri yang memproduksi aneka bahan kimia melalui
proses elektrolisis misalnya gas hidrogen sebagai bahan bakar alternatif dan
ramah lingkungan. Saudara dapat menyajikan fenomena kontekstual melalui
penyajian berita yang terdapat di media informasi atau mendorong peserta
didik menggali informasi kepada narasumber yang relevan.

Berkaitan dengan penilaian, subtopik ini muncul dalam instrumen tes UN dan
tes lain yang relevan seperti tes masuk politeknik negeri. Jenis pertanyaan
diajukan bervariasi pada taraf level kogintif mulai C1 sampai C5 (L1, L2, dan
L3). Oleh karena itu, Saudara perlu meyakinkan bahwa peserta didik
memahami sub topik ini dengan baik melalui aktivitas pembelajaran yang
dirancang secara baik pula. Lebih dari itu, Saudara perlu mengembangkan
soal-soal pengetahuan subtopik ini pada level berpikir tingkat tinggi sesuai
dengan tuntutan KD. Artinya, Saudara hendaknya memfasilitasi peserta didik
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

agar mampu memecahkan soal-soal yang mengedepankan kemampuan


berpikir tingkat tinggi.

189
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

UMPAN BALIK

Dalam rangka mengetahui pemahaman terhadap unit ini, Saudara perlu


mengisi lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian instrumen
ini, Saudara dapat mengetahui posisi pemahaman beserta umpan baliknya.
Oleh karena itu, isilah lembar persepsi diri ini dengan objektif dan jujur.

Lembar Persepsi Pemahaman Unit

Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
1. Memahami indikator yang telah
dikembangkan berdasarkan Kompetensi
Dasar
2. Mampu menghubungkan konten dengan
fenomena kehidupan sehari-hari
3. Merasa bahwa tahapan aktivitas
pembelajaran dapat mengembangkan
HOTS peserta didik
4. Memahami tahapan aktivitas yang
disajikan dengan baik
5. Mampu dengan baik mengaplikasikan
aktivitas pembelajaran di dalam kelas
6. Memahami dengan baik Lembar Kerja
peserta didik yang dikembangkan
7. Mampu melaksanakan dengan baik Lembar
Kerja peserta didik yang dikembangkan
8. Mampu melaksanakan dengan baik Lembar
Kerja peserta didik yang dikembangkan
9. Memami prosedur penyusunan soal HOTS
dengan baik

191
Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
10. Mampu membahas soal HOTS yang
disajikan dengan tepat
Jumlah
Jumlah total

Keterangan: Pedoman penskoran:


1=tidak menguasai
2 = cukup menguasai 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥
𝐒𝐤𝐨𝐫 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎
3 = menguasai 𝟒𝟎
4 = Sangat Menguasai

Keterangan umpan balik:


Skor Umpan Balik

<70 Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara


membelajarkannya, mengembangkan penilian dan
pelaksanakan penilaian berorientasi HOTS. Saudara
membaca ulang unit ini dan mendiskusikannya dengan
dengan fasilitator di MGMP sampai anda memahaminya.
70-79 Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara
konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilian dan
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu
mendiskusikan bagian yang belum dipahami dengan
fasilitator atau teman lain di MGMP.
80-89 Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan
penilian dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS
dengan baik.
≥ 90 Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan
penilian dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS
Unit Pembelajaran Kimia SMK Bidang Teknologi dan Rekayasa
Sel Elektrolisis

Skor Umpan Balik


dengan sangat baik. Saudara dapat menjadi fasilitator bagi
teman-teman lain di MGMP untuk membelajarkan unit ini.

Selamat, Saudara telah menyelesaikan seluruh rangkaian aktivitas dari Unit


Pembelajaran Sel Elektrolisis. Jika Saudara masih mengalami kesulitan setelah
membaca dan mengikuti semua petunjuk dan rambu-rambu dalam Unit
Pembelajaran ini, Saudara dapat meminta bantuan teman sejawat, instruktur,
pengawas atau narasumber yang ada.

Tetaplah bersemangat untuk meningkatkan kempetensi dengan tidak


berhenti untuk belajar, semoga sukses!

193
Paket Unit Pembelajaran
Elektrokimia

PENUTUP

Paket unit pembelajaran Elektrokimia ini diharapkan dapat menjadi referensi


Saudara dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran serta
penilaian berorientasi Higher Order Thinking Skills (HOTS). Paket unit
pembelajaran ini tidak diperuntukkan sebagai referensi tunggal, tetapi
Saudara disilakan memperkaya pemahaman dan keterampilan dalam
membelajarkan Sel Volta dan sel elektrolisis dengan mengkaji dari berbagai
referensi lain.

Selanjutnya Saudara perlu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP) yang sesuai dengan kondisi kelas masing-masing berdasarkan skenario
dalam aktivitas pembelajaran unit, sehingga memudahkan dalam
mengimplementasikan secara teknis. Selain itu, Saudara perlu
mengembangkan instrumen penilaian lainnya yang berorientasi HOTS dengan
mengacu pada contoh soal-soal yang disajikan dalam setiap unit
pembelajaran.

Refleksi dan evaluasi keefektifan, keberhasilan serta permasalahan selama


mengimplementasikan unit-unit ini perlu terus dilakukan. Permasalahan-
permasalahan yang ditemukan dapat langsung didiskusikan dengan rekan
sejawat, instruktur, kepala sekolah, serta pengawas agar segera menemukan
solusinya. Setiap keberhasilan, permasalahan, dan solusi yang ditemukan
selama pembelajaran perlu Saudara tuliskan dalam bentuk karya tulis best
practice atau karya tulis lainnya. Pada akhirnya, Saudara dapat melaksanakan
pembelajaran dengan baik, peserta didik mencapai hasil belajar yang optimal,
sekaligus Saudara dapat menghasilkan karya tulis yang berguna bagi
pengembangan keprofesian berkelanjutan.

Dalam melaksanakan kegiatan praktikum sesuai LKPD, Saudara dapat


memenuhi kebutuhan alat dan bahan yang digunakan dengan bahan-bahan

195
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

yang terdapat di lingkungan masing-masing. Selain itu, Saudara dapat


mengadaptasi langkah-langkah pembelajaran yang disajikan di unit
pembelajaran untuk mengembangkan RPP topik-topik lainnya.

Kami menyadari bahwa unit-unit yang dikembangkan masih jauh dari


sempurna. Dalam rangka perbaikan dan pengembangan unit-unit lainnya,
kami mengharapkan saran, masukan, dan usulan penyempurnaan yang dapat
disampaikan kepada tim penulis.

196
Paket Unit Pembelajaran
Elektrokimia

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 2 Edisi Ketiga.
Jakarta : Erlangga.

Ediati, Ratna. 2008. Kimia Jilid 1 untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Fatmawati, Lilik. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Modul Elektrokimia untuk


Siswa SMA Kelas XII IPA dengan Pendekatan Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing. Jurnal Pendidikan Sains. Volume 1 : hal. 109-120

Gautama, Pria. 2009. Pelapisan Logam. (Online). http://www. infometrik.com


/2009/08/pelapisan-logam-bagian-1/. Diakses Oktober 2015.

Hartanto, Dhoni dan Wulansari, Ria. 2017. Bahan Ajar Kimia untuk SMK/MAK
Bidang Keahlian Teknologi Rekayasa Bagian 1. Jakarta: Direktorat
Pembinaan SMK, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.

Hendrawan, dan Sri Mulyani. 2005. Kimia Fisika 2. Malang : Universitas Negeri
Malang Press.

Hudaya, Chairul. 2011. Jenis-jenis Baterai sekunder. (Online).


https://hudaya.wordpress.com/2011/08/03/jenis-jenis-baterai-
sekunder/.Diakses Okteber 2015.

Isley, Mike. 2009. Chemistry: Exploring Voltaic and Electrolytic Cells. Teacher’s
Manual and Student Guide 251215. Wilmington: Carolina Biological
Supply Company, USA.

Lesmana, Doni. 2015. Penyebab Aki Sepeda Motor Cepat Turun Daya.(Online).
http://autotekno.sindonews.com/read/988432/128/5-penyebab-aki-
sepeda-motor-cepat-turun-daya-1428848597. Diakses Oktober 2015

Maran, Zevy D. 2007. Peralatan Bengkel Otomotif. Yogyakarta : ANDI

Mahasiswanegarawan. 2007. Sel Bahan Bakar Fuel Cell. (Online).


https://mahasiswanegarawan.wordpress.com/2007/08/18/sel-
bahan-bakar-fuel-cell-sebuah-energi-alternatif-berkelanjutan-dan-
ramah-lingkungan/. Diakses Oktober 2015

Maulana, Puri. 2013. Cara Kerja dan Aplikasi Bahan Bakar Hidrogen. (Online).
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/03/cara-kerja-dan-

197
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

aplikasi-sel-bahan-bakar-hidrogen-bahan-prinsip-contoh. Diakses
Oktober 2015

Miranto, Riski. 2014. Jenis-jenis Aki Sepeda Motor. (Online).


http://rpmsuper.com/2014/05/09/jenis-jenis-aki-sepeda-motor/.
Diakses Oktober 2015

Mgmpkimiabms. 2009. Pelapisan Logam Elektroplating. (Online).


https://mgmpkimiabms.wordpress.com/2009/11/05/pelapisan-
logam-elektroplating/. Diakses Oktober 2015

Mulyadi, Alsabatik. 2012. Sel Elektrolisis.(Online).


https://alsabatikomulyadi.wordpress.com/2012/11/20/sel-
elektrolisis/. Diakses Oktober 2015

Omentron. 2011. Galvanisasi Sel Galvani dan Korosi. (Online).


https://omentron.wordpress.com/2011/05/10/galvanisasi-sel-
galvani-dan-korosi-galvani/. Diakses Nopember 2015

Partana, C. F dan Wiyarsi, A. 2009. Mari Belajar Kimia untuk SMA-MA Kelas XII
IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Prasetya , Arifin . Supriyatno dan Imam Darwoto. 2014. Pemanfaatan Solar Cell
sebagai Energi Alternatif untuk Menyalakan Lampu LED. (Online).
https://www.academia.edu/6851354/PEMANFAATAN_SOLAR_CELL_
SEBAGAI_ENERGI_ALTERNATIF_UNTUK_MEMNYALAKAN_LAMPU_LE
D. Diakses Oktober 2015

Purba, Michael. 2010.Kimia Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk SMK dan
MAK Kelas XI. Jakarta : Erlangga

Rielloaros. 2012. Tenaga Suryaku.


(Online).http://tenagasuryaku.com/2012/01/13/cara-kerja-solar-
sell-atau-listrik-tenaga-surya/.Diakses Nopember 2015.

Riyanto, Ph.D. 2013. Elektrokimia dan Aplikasinya. Yogyakarta : Graha Ilmu

Rochman, Fathur. 2008. Cara Kerja Baterai.(Online).


https://kimiaunsps2.wordpress.com/2008/12/15/terapan/. Diakses
Oktober 2015

Ryanlkher. 2013. Aki Kering. (Online).


http://www.kaskus.co.id/thread/5344223080cf17eb4100008a/cara-
memperbaiki-aki-basah-rusak-soak-dengan-bodrex/. Diakses Oktober
2015

198
Paket Unit Pembelajaran
Elektrokimia

Saidah, Aas dan Michael Purba. 2014. Kimia Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta : Erlangga.

Subramanian, T. K., Meera, Tmt. A., Rajendran, V., Rajagopalan, T. R.,


Govindarajan, M., Karunakaran, T. K, and Natarajan, T. C. 2011.
Engineering Chemistry. Directorate of Technical Education,
Government of Tamilnadu.

Sulis, Agus. 2011. Aki Kering atau Aki Basah. (Online).


http://motor.otomotifnet.com/read/2011/11/09/325250/208/27/A
ki-Kering-atau-Basah-Pilih-Yang-Mana. Diakses Oktober 2015

Sunarya, Yayan dan Setiabudi, Agus. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia
untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu
Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.

Waluyo, Hendro dan LukmanNoerochiem. 2014. Pengaruh Temperature


Hydrothermal terhadap Performa Elektrokimia LiFePO4 sebagai Katoda
Baterai Ion Lithium Type Aqueous Elektrolit. Jurnal Teknik Pomits.
Volume 3 : No. 2

Wijaya, Agus Adi. 2014. Tips Merawat Aki MF.(Online).


http://www.blogotomotif.com/tips-merawat-aki-mf-motor/2317554.
Diakses Oktober 2015

Oprekzone. Tanpa Tahun. Cara Kerja Akkumulator. (Online)


http://oprekzone.com/cara-kerja-akkumulator-aki-accu-baterai/.
Diakses Oktober 2015.

Yulia Azhar, Rofa. 2014. Baterai Volta.(Online).


http://www.rofayuliaazhar.com/2013/06/permainan-sains-baterai-
jeruk. Diakses November 2015.

Sumber video:
Video: Electrolysis: Producing hydrogen from water,
https://www.youtube.com/watch?v=38ULHoKWZag

Video: Electrolytic Refining,


https://www.youtube.com/watch?v=7U2mI_JJ0ZU

Video: Electrolysis of Water,


https://www.youtube.com/watch?v=vFR9zUGt2C4

199
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Video: Electrolysis of water experiment using pencils, h2o electrolysis,


electrolysis water,
https://www.youtube.com/watch?v=PHPc7Oaq2WA

Video: Experiment - Electrolysis of water Using Pencil - Experiment At Home,


https://www.youtube.com/watch?v=bduipcpDYkk

Video “Homemade
battery”,https://www.youtube.com/watch?v=aaMWBhRcqew

Video: PPPPTK IPA - ELEKTROLISIS DENGAN ALAT SEDERHANA,


https://www.youtube.com/watch?v=ENCfyZxJaPI

Video “Salt water battery”,


https://www.youtube.com/watch?v=og74LyuhM90

Video : Sel Elektrolisis”, https://www.youtube.com/watch?v=XL-Au3VNHk0

Video: WCLN – Electrorefining,


https://www.youtube.com/watch?v=wwN8lwpQVLk

200
Paket Unit Pembelajaran
Elektrokimia

LAMPIRAN

SALINAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
NOMOR: 464/D.D5/KR/2018
TENTANG
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATA
PELAJARAN MUATAN NASIONAL (A), MUATAN
KEWILAYAHAN (B), DASAR BIDANG KEAHLIAN (C1),
DASAR PROGRAM KEAHLIAN (C2) DAN KOMPETENSI
KEAHLIAN (C3)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH


KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMK/MAK)
BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA (TR)

Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek


kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4)
keterampilan. Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Rumusan
kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu,
“Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan
proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan
pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan

201
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.


Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai
pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
lanjut.

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap


spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler,
dan/atau ekstrakurikuler. Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu
“Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan
Kompetensi Sikap Sosial yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang


proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan
guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

202
Paket Unit Pembelajaran
Elektrokimia

Mata Pelajaran : Kimia


Jam Pelajaran : 108 JP (@ 45 menit)

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3 Memahami, menerapkan, 4 Melaksanakan tugas spesifik
menganalisis, dan dengan menggunakan alat,
mengevaluasi tentang informasi, dan prosedur kerja
pengetahuan faktual, yang lazim dilakukan serta
konseptual, operasional memecahkan masalah sesuai
dasar, dan metakognitif dengan lingkup Simulasi dan
sesuai dengan bidang dan Komuniksasi Digital, dan Dasar
lingkup Simulasi dan Bidang Teknologi dan Rekayasa.
Komuniksasi Digital, dan
Dasar Bidang Teknologi dan Menampilkan kinerja di bawah
Rekayasa pada tingkat teknis, bimbingan dengan mutu dan
spesifik, detil, dan kompleks, kuantitas yang terukur sesuai
berkenaan dengan ilmu dengan standar kompetensi kerja.
pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora Menunjukkan keterampilan
dalam konteks menalar, mengolah, dan menyaji
pengembangan potensi diri secara efektif, kreatif, produktif,
sebagai bagian dari keluarga, kritis, mandiri, kolaboratif,
sekolah, dunia kerja, warga komunikatif, dan solutif dalam
masyarakat nasional, ranah abstrak terkait dengan
regional, dan internasional. pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan
langsung.

Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam
ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan
langsung.

203
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Menganalisis perubahan 4.1 Melakukan pemisahan campuran
materi dan pemisahan melalui praktikum berdasarkan
campuran dengan berbagai sifat fisika dan sifat kimianya
cara
3.2 Menganalisis lambang unsur, 4.2 Mengintegrasikan penulisan
rumus kimia dan persamaan lambang unsur dengan rumus
reaksi kimia pada persamaan reaksi
kimia berdasarkan kasus-kasus
dalam kehidupan sehari-hari
3.3 Mengkorelasikan struktur 4.3 Menentukan letak unsur dalam
atom berdasarkan tabel periodik berdasarkan
konfigurasi elektron untuk konfigurasi elektron
menentukan letak unsur
dalam tabel periodik
3.4 Menganalisis proses 4.4 Mengintegrasikan proses
pembentukan ikatan kimia pembentukan ikatan kimia pada
pada beberapa senyawa beberapa senyawa dalam
dalam kehidupan sehari hari kehidupan sehari hari dengan
elektron valensi atom-atom
penyusunnya
3.5 Menerapkan hukum-hukum 4.5 Menggunakan hukum-hukum
dasar kimia dalam dasar kimia dalam perhitungan
perhitungan kimia kimia
3.6 Menganalisis sifat larutan 4.6 Membandingkan sifat sifat larutan
berdasarkan konsep asam melalui praktikum berdasarkan
basa dan pH larutan (asam konsep asam basa dan pH larutan
kuat dan asam lemah, basa (asam kuat dan asam lemah, basa
kuat dan basa lemah) dalam kuat dan basa lemah) dalam
kehidupan sehari hari kehidupan sehari hari
3.7 Menentukan bilangan 4.7 Membandingkan antara reaksi
oksidasi unsur untuk oksidasi dengan reaksi reduksi
mengidentifikasi reaksi berdasarkan hasil perhitungan
oksidasi dan reduksi bilangan oksidasinya
3.8 Mengevaluasi proses yang 4.8 Mengintegrasikan antara hasil
terjadi dalam sel perhitungan E0 sel dengan proses
elektrokimia (menghitung E0 yang terjadi dalam sel
sel, reaksi reaksi pada sel elektrokimia (menghitung E0 sel,
volta dan sel eletrolisa, reaksi reaksi pada sel volta dan
proses pelapisan logam) yang sel eletrolisa, proses pelapisan
digunakan dalam kehidupan logam) reaksi yang digunakan
dalam kehidupan

204
Paket Unit Pembelajaran
Elektrokimia

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.9 Menganalisis struktur, sifat 4.9 Mengatasi dampak pembakaran
senyawa hidrokarbon serta senyawa hidrokarbon terhadap
dampak pembakaran lingkungan dan kesehatan
senyawa hidrokarbon berdasarkan hasil analisis
terhadap lingkungan dan struktur, sifat senyawa
kesehatan serta cara hidrokarbon
mengatasinya
3.10 Menganalisis proses teknik 4.10 Mempresentasikan proses teknik
pemisahan fraksi-fraksi pemisahan fraksi-fraksi minyak
minyak bumi serta bumi serta kegunaannya
kegunaannya
3.11 Menganalisis struktur, tata 4.11 Mengintegrasikan kegunaan
nama, sifat, penggolongan polimer dalam kehidupan sehari
dan kegunaan polimer hari dengan struktur, tata nama,
sifat, penggolongan polimer

205

Anda mungkin juga menyukai