Anda di halaman 1dari 228

i

Paket Unit Pembelajaran


PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN FISIKA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
KELOMPOK TEKNOLOGI REKAYASA

Redoks dan Korosi Logam


Penulis:
Siti Faizah, M.Pd.

Penyunting:
Dr. Yamin, S.Pd., M.Si.

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

iii
Paket Unit Pembelajaran
Redoks dan Korosi Logam

KATA SAMBUTAN

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Saya menyambut baik terbitnya Paket Unit Pembelajaran dalam rangka


pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi.
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran merupakan salah satu upaya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran yang berfokus pada upaya mencerdaskan peserta didik melalui
pembelajaran berorientasi keterampilan berpikir tingkat tinggi. Program
berbasis zonasi ini dilakukan mengingat luasnya wilayah Indonesia dan
kualitas pendidikan yang belum merata, sehingga peningkatan pendidikan
dapat berjalan secara masif, merata, dan tepat sasaran.

Paket unit pembelajaran ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan


Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skills (HOTS).
Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir kompleks dalam
menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi,
menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental
yang paling dasar.

Sasaran Program PKB melalui PKP berbasis zonasi ini adalah seluruh guru di
wilayah NKRI yang tergabung dalam komunitas guru sesuai bidang tugas yang
diampu di wilayahnya masing-masing. Komunitas guru dimaksud meliputi
kelompok kerja guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan
Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK).

Semoga Paket Unit Pembelajaran ini dapat digunakan dengan baik


sebagaimana mestinya sehingga dapat menginspirasi guru dalam

v
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

mengembangkan materi dan melaksanakan proses pembelajaran yang


berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi yang bermuara pada
meningkatnya kualitas lulusan peserta didik.

Untuk itu, kami ucapkan terima kasih atas kerja keras dan kerja cerdas para
penulis dan semua pihak terkait yang dapat mewujudkan Paket Unit
Pembelajaran ini. Semoga Allah Swt. senantiasa meridai upaya yang kita
lakukan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

vi
Paket Unit Pembelajaran
Redoks dan Korosi Logam

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., Tuhan YME, karena atas izin
dan karunia-Nya Paket Unit Pembelajaran Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi ini dapat diselesaikan. Paket Unit
Pembelajaran ini disusun berdasarkan analisis Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian serta analisis Ujian Nasional
(UN).

Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa peserta didik masih lemah dalam
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) seperti
menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Hasil tersebut ternyata selaras
dengan capaian PISA (Programme for International Student Assessment)
maupun TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study). Oleh
karena itu, perserta didik harus dibiasakan dengan pembelajaran dan soal-
soal yang berorientasi kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi agar
meningkat kemampuan berpikir kritisnya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan


Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), berupaya meningkatkan kualitas
pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas lulusan peserta didik
dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi. Program ini
dikembangkan dengan menekankan pembelajaran yang berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan pemerataan mutu pendidikan,


maka pelaksanaan Program PKP dilakukan dengan mempertimbangkan aspek
kewilayahan (Zonasi). Melalui zonasi ini, pengelolaan komunitas guru seperti

vii
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SMA/SMK dan SLB, dan


Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) dilaksanakan dengan
memperhatikan keragaman mutu pendidikan.

Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada


seluruh tim penyusun yang berasal dari Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
bidang Kelautan dan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPPPTK
KPTK), Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), dan Perguruan Tinggi
serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam mewujudkan penyelesaian
Paket Unit Pembelajaran ini. Semoga Allah Swt. senantiasa meridai upaya yang
kita lakukan.

Wassalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh

viii
Paket Unit Pembelajaran
Redoks dan Korosi Logam

DAFTAR ISI

Hal

KATA SAMBUTAN _________________________________________________________________ V


KATA PENGANTAR ______________________________________________________________ VII
DAFTAR ISI ________________________________________________________________________ IX
PENGANTAR PAKET UNIT PEMBELAJARAN __________________________________ X
UNIT PEMBELAJARAN 1 JUDUL UNIT 1 ________________________________________ 1
UNIT PEMBELAJARAN 2 JUDUL UNIT 2 _____________________________________106
PENUTUP ________________________________________________________________________209
DAFTAR PUSTAKA _____________________________________________________________211
LAMPIRAN ______________________________________________________________________214

ix
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

x
Paket Unit Pembelajaran
Redoks dan Korosi Logam

PENGANTAR PAKET UNIT PEMBELAJARAN

Paket Unit Pembelajaran Redoks dan Korosi Logam ini terdiri dari 2
unit pembelajaran, yaitu Unit Pembelajaran 1. Redoks dan Unit Pembelajaran
2. Korosi Logam. Setiap unit pembelajaran berkaitan dengan satu atau lebih
Kompetensi Dasar (KD) yang tercantum dalam Peraturan Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 464/D.D5/KR/2018 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran Muatan Nasional (A), Muatan Kewilayahan (B), Dasar Bidang
Keahlian (C1), Dasar Program Keahlian (C2) dan Kompetensi Keahlian (C3).
Unit-unit tersebut sebaiknya dipelajari secara berurutan, namun bisa juga
dipelajari secara terpisah tergantung pada kebutuhan. Guru dapat langsung
mempelajari unit-unit tertentu yang dibutuhkan tanpa mempelajari unit
sebelumnya.
Paket pembelajaran ini secara umum memuat kompetensi dasar, target
kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, aplikasi di dunia nyata,
bahan bacaan, soal-soal tes Ujian Nasional (UN) atau Ujian Sekolah Berstandar
Nasional (USBN) dan Ujian Masuk Politeknik Negeri (UMPN) dan
pembahasannya, contoh Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) dan contoh
pengembangan soal HOTS. Berbagai aspek yang termuat dalam paket
pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi referensi dan inspirasi bagi guru
kimia SMK kelompok Teknologi dan Rekayasa dalam merancang
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan penilaian pada KD yang
berkaitan dengan redoks dan korosi logam.
Aktivitas pembelajaran yang disajikan dalam setiap unit merupakan
gambaran umum skenario pembelajaran untuk mencapai masing-masing KD
sesuai dengan indikator yang dikembangkan oleh tim penulis. Guru
diharapkan terus memperkaya diri dengan banyak membaca bahan bacaan

1
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

lain, memperbanyak contoh masalah, dan menerapkan strategi pembelajaran


yang efektif bagi peserta didik.

2
Paket Unit Pembelajaran
Redoks dan Korosi Logam

3
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

4
Paket Unit Pembelajaran
Redoks dan Korosi Logam

Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN KIMIA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK)

REAKSI REDOKS
Penulis:
Siti Faizah, M.Pd.

Penyunting:
Dr. Yamin, S.Pd., M.Si.

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

5
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

6
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI ________________________________________ 7


DAFTAR GAMBAR ___________________________________ 9
DAFTAR TABEL ____________________________________ 10
PENDAHULUAN ____________________________________ 11
KOMPETENSI DASAR________________________________ 13
A. Target Kompetensi_________________________________________________________ 13
B. Indikator Pencapaian Kompetensi _______________________________________ 13
APLIKASI DI DUNIA NYATA __________________________ 15
A. Pengukuran Alkohol dalam Darah ________________________________________ 15
B. Kaporit sebagai Desinfektan atau Pembunuh Kuman __________________ 17
C. Reaksi Pembakaran Bahan Bakar di Silinder Mesin ____________________ 19
SOAL-SOAL UN/USBN _______________________________ 20
A. Contoh soal UN SMK Tahun 2003 ________________________________________ 20
B. Contoh soal UN SMK Tahun 2004 ________________________________________ 21
C. Contoh soal UMPN Bandung Tahun 2015 ________________________________ 22
D. Contoh soal UN SMK Tahun 2006 ________________________________________ 22
E. Contoh soal UN Tahun 2007 ______________________________________________ 23
F. Contoh soal UMPTN 2000/Rayon B ______________________________________ 24
BAHAN PEMBELAJARAN _____________________________ 25
A. Aktivitas Pembelajaran ____________________________________________________ 25
Aktivitas 1: Lambang unsur dan pembentukan senyawa ion __________ 29
Aktivitas 2 : Konsep reaksi redoks dan bilangan oksidasi ______________ 34
Aktifitas 3 : Penyetaraan Reaksi Redoks _________________________________ 36
Aktifitas 4 Pengayaan : Melakukan Percobaan Reaksi Redoks _________ 38
B. Lembar Kerja Peserta Didik _______________________________________________ 41
Lembar Kerja Peserta Didik 1 _____________________________________________ 41
Lembar Kerja Peserta Didik 2 _____________________________________________ 46

7
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik 3 _____________________________________________ 50


Lembar Kerja Peserta Didik 4 _____________________________________________ 59
C. Bahan Bacaan _______________________________________________________________ 64
Sekilas tentang Reaksi Redoks (Reduksi-Oksidasi) _____________________ 64
Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Gas Oksigen _______________________ 64
Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Serah Terima Elektron ___________ 65
Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Perubahan Biloks _________________ 67
Penentuan Suatu Reaksi Redoks __________________________________________ 70
Penyetaraan reaksi redoks ________________________________________________ 71
PENGEMBANGAN PENILAIAN _________________________ 77
A. Pembahasan Soal-soal _____________________________________________________ 78
B. Mengembangkan Soal HOTS _______________________________________________ 86
KESIMPULAN ____________________________________ 101
UMPAN BALIK ___________________________________ 102

8
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Alat pengukur alkohol dalam napas ________________________________ 16


Gambar 2. ilustrasi silinder mesin sistem injeksi ______________________________ 19
Gambar 3. Contoh kartu lambang unsur________________________________________ 31
Gambar 4. Perbedaan bilangan oksidasi untuk unsur mangan (Mn) pada
senyawa yang berbeda-beda ____________________________________________________ 49
Gambar 5. Proses Pemurnian Bijih Besi ________________________________________ 99

9
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Target Kompetensi Dasar ______________________________________________ 13


Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) ______________________________ 14
Tabel 3. Aktivitas Pembelajaran _________________________________________________ 26

10
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

PENDAHULUAN

Unit ini disusun sebagai salah satu aternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memahami topik reaksi reduksi oksidasi dan korosi logam. Melalui
pembahasan materi yang terdapat pada unit ini, guru dapat memiliki dasar
pengetahuan untuk mengajarkan materi yang sama ke peserta didiknya yang
disesuaikan dengan indikator yang telah disusun, dan terutama dalam
memfasilitasi kemampuan bernalar peserta didik. Selain itu, materi ini juga
aplikatif untuk guru sendiri sehingga mereka dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.

Dalam rangka memudahkan guru mempelajari konten dan cara


mengajarkannya, di dalam unit ini dimuat kompetensi dasar terkait yang
memuat target kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, bahan
bacaan tentang aplikasi topik reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari,
soal-soal tes UN yang pernah diselenggarakan beberapa tahun lalu serta soal
UASBN topik ini di tiga tahun terakhir sebagai acuan dalam menyusun soal
sejenis, deskripsi alternatif aktivitas pembelajaran, Lembar Kegiatan Peserta
Didik (LKPD) yang dapat digunakan guru untuk memfasilitasi pembelajaran,
bahan bacaan yang dapat dipelajari oleh guru, maupun peserta didik, dan
deskripsi prosedur mengembangkan soal HOTS. Komponen-komponen di
dalam unit ini dikembangkan dengan tujuan agar guru dapat dengan mudah
memfasilitasi peserta didik mendeskripsikan prinsip redoks, bilangan
oksidasi, melakukan praktek membersihkan noda di perhiasan perak
menggunakan prinsip reaksi redoks sekaligus mendorong peserta didik
mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Topik reaksi redoks dan korosi logam yang dikembangkan pada bahan bacaan
terdiri atas subtopik konsep reaksi redoks, bilangan oksidasi, identifikasi
reaksi redoks, dan menyetarakan reaksi redoks dengan menggunakan metode
setengah reaksi dan bilangan oksidasi. Selain itu, unit ini dilengkapi dengan

11
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

empat buah LKPD, yaitu 1) Menentukan biloks unsur pada senyawa atau ion;
2) Mengidentifikasi reaksi redoks berdasarkan perubahan biloks; 3)
Menyetarakan reaksi redoks; dan 4) Praktek melakukan reaksi redoks.
LKPD dikembangkan secara aplikatif agar guru mudah
mengimplementasikannya di kelas.

12
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

KOMPETENSI DASAR

A. Target Kompetensi

Unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar kelas X:

Tabel 1. Target Kompetensi Dasar

No. Kompetensi Dasar Target Kompetensi Kelas


3.7 Menentukan 1. Menentukan bilangan oksidasi X
bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion
unsur untuk 2. Mengidentifikasi reaksi redoks dan
mengidentifikasi bukan redoks berdasarkan
reaksi oksidasi dan perubahan bilangan oksidasi
reduksi
4.7 Membandingkan 1. Membandingkan hasil perhitungan X
antara reaksi perubahan bilangan oksidasi untuk
oksidasi dengan menentukan reaksi redoks
reaksi reduksi 2. Menyetarakan reaksi redoks
berdasarkan hasil dengan menggunakan metode
perhitungan perubahan bilangan oksidasi.
bilangan
oksidasinya

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi dasar dikembangkan menjadi beberapa indikator pencapaian


kompetensi. Indikator ini menjadi acuan bagi guru untuk mengukur
pencapaian kompetensi dasar. Kompetensi Dasar 3.7 dan 4.7 di kelas X
dikembangkan menjadi 9 indikator untuk ranah pengetahuan dan 7 indikator
untuk ranah keterampilan.

Dalam rangka memudahkan guru menentukan indikator yang sesuai dengan


tuntutan kompetensi dasar, indikator dibagi menjadi ke dalam tiga kategori,
yaitu indikator pendukung, indikator kunci, dan indikator pengayaan. Berikut

13
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

ini rincian indikator yang dikembangkan pada Kompetensi Dasar 3.7 dan 4.7
di kelas X.

Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan


IPK Penunjang
3.7.1Menjelaskan perbedaan 4.7.1 Menuliskan lambang unsur,
penulisan lambang unsur, senyawa, dan ion
senyawa, dan ion
3.7.2Menjabarkan pembentukan 4.7.2Menunjukkan proses
senyawa ion pembentukan senyawa ion
IPK Kunci
3.7.3Menguraikan konsep reaksi 4.7.3 Menggunakan tinjauan
redoks berdasarkan pelepasan atau penggabungan
penggabungan dan pelepasan oksigen,
oksigen pelapasan/penggabungan
3.7.4Menguraikan konsep reaksi elektron dan perubahan biloks
redoks berdasarkan untuk menentukan reaksi
penangkapan dan pelepasan redoks
elektron 4.7.4 Membandingkan hasil
3.7.5 Menguraikan konsep reaksi perhitungan perubahan
redoks berdasarkan bilangan oksidasi untuk
perubahan bilangan oksidasi menentukan reaksi redoks

3.7.6 Menentukan bilangan oksidasi


unsur dalam senyawa atau ion
3.7.7 Mengidentifikasi reaksi redoks 4.7.5 Menyetarakan reaksi redoks
dan reaksi bukan redoks dengan menggunakan metode
berdasarkan perubahan perubahan bilangan oksidasi
bilangan oksidasi
3.7.8 Menentukan oksidator dan
reduktor dalam suatu reaksi
redoks

IPK Pengayaan
3.7.9 Menyimpulkan oksidator dan 4.7.7 Melakukan percobaan reaksi
reduktor dalam suatu reaksi redoks
autoredoks

14
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

APLIKASI DI DUNIA NYATA

C. Pengukuran Alkohol dalam Darah

Tinggi angka kecelakaan akibat mabuk, Satlantas Polres Kupang


Kota gunakan alkohol detektor ( Kamis, 13 Desember 2018 16:57)

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Tingginya angka kecelakaan yang disebabkan


pengendara berada di bawah pengaruh minuman keras (miras) membuat Satlantas
Polres Kupang Kota meningkatkan tindakan prefentif.
Kini pihak satlantas juga menggunakan Alkohol Detektor dalam upaya menekan
tingkat kecelakaan akibat pengaruh minuman beralkohol.
Kasat Lantas Polres Kupang Kota, Iptu Rocky Junasmi SIK kepada POS-
KUPANG.COM di ruangannya, Kamis (13/12/2018), mengungkapkan pihaknya kini
gencar menggunakan alkohol detektor.
Rocky menjelaskan, selain dipakai untuk mendeteksi tingkat konsumsi atau
pengaruh alkohol pada pengendara yang terlibat kecelakaan, alat khusus berlabel
'Alcoscan' juga digunakan oleh tim satlantas pada saat operasi tilang stasionery di
jalan raya.

"Alat ini dipakai untuk mendeteksi pengendara yang terlibat kecelakan juga
pengendara yang ugal-ugalan di jalan raya. Kita gunakan alat ini untuk mendeteksi
seberapa pengaruh atau tingkat konsumsi alkohol dalam diri mereka," jelasnya.
Alcoscan penggunaannya dilakukan dengan cara mendetekai bau mutut dari subjek
yang dideteksi.
"Kita terus imbau kepada masyarakat agar tidak mengendarai kendaraan, baik
mobil atau sepeda motor dalam keadaan mabuk atau usai minum (minuman keras),
karena beepotensi mengalami kecelakaan," tambahnya.
Tercatat, beberapa kecelakaan yang terjadi di Kota Kupang akhir akhir ini juga
diindikasikan terjadi akibat pengendaranya berada di bawah pengaruh minuman
keras.
(https://kupang.tribunnews.com/2018/12/13/tinggi-angka-kecelakaan-akibat-mabuk-satlantas-
polres-kupang-kota-gunakan-alkohol-detektor.
Penulis: Ryan Nong
Editor: Kanis Jehola

15
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Sampel napas digunakan untuk mengukur kadar etanol yang hasilnya


dikonversi untuk menentukan kadar BAC (Blood Alcohol Concentartion). Alat
yang digunakan untuk mengukur kadar BAC adalah Breathalyzer (Breath
Alcohol Testing Device) sebagai skrining pengukuran kadar alkohol pada
napas. Dalam breathalyzer terdapat sensor yang akan mengoksidasi etanol
menjadi asetaldehida yang pada prosesnya memproduksi elektron bebas.
Aliran listrik yang terbentuk saat itu berbanding proporsional dengan kadar
alkohol dalam sampel. Alat pengukur alkohol dalam darah ini di pasaran
dikenal dengan istilah Alkoscan.

Gambar 1. Alat pengukur alkohol dalam napas


Sumber : mitrakesehatan.com

Berdasarkan informasi yang Saudara peroleh dari artikel di atas, tampak nyata
bahwa konsep reaksi redoks dapat diaplikasikan dalam kejadian sehari-hari,
bahkan pada kegiatan yang mungkin sama sekali tidak terpikirkan oleh kita.

16
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

D. Kaporit sebagai Desinfektan atau Pembunuh Kuman

Kaporit atau kalsium hipoklorit merupakan senyawa kimia dengan


rumus Ca(ClO)2 yang dapat bersifat korosif pada kadar tinggi, namun bila
digunakan dalam prosentase kadar rendah dapat bermanfaat sebagai
desinfektan, penjernih air dan pembunuh jentik bahkan dapat digunakan
sebagai pemutih pakaian. Klorin yang terkandung di dalam kaporit sering
digunakan dalam proses pengolahan air bersih dan air limbah, karena
berfungsi sebagai oksidator dan desinfektan. Sebagai Oksidator Klorin dapat
menghilangkan bau dan rasa pada pengolahan air bersih.
Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia, karena air
diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, pertanian,
industri dan perikanan. Tidak semua air dapat digunakan sebagai sumber air
minum. Air yang digunakan sebagai sumber air minum harus memiliki syarat-
syarat tertentu agar tidak merusak kesehatan. Syarat tersebut meliputi syarat
fisik (tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa), syarat kimia (tidak
mengandung logam berat atau unsur-unsur yang membahayakan kehidupan
manusia), dan syarat biologi (tidak mengandung bakteri patogen/bakteri yang
dapat menyebabkan penyakit). Salah satu tahapan pengolahan air minum agar
dapat dikonsumsi adalah penambahan senyawa kimia yang mengandung
klorin untuk membunuh kuman/desinfektan. Klorin untuk fungsi ini
umumnya berbentuk bubuk, cairan atau tablet. Bubuk klorin biasanya
mengandung kalsium hipoklorit, sedangkan klorin cair mengandung sodium
hipoklorit.
Bila kaporit dilarutkan dalam air, maka reaksi kimianya berlangsung bertahap
sebagai berikut :

Ca(ClO)2 + 2H2O  2HClO + Ca(OH)2 (reaksi 1)


2HClO  2HCl + O2 (reaksi 2)
Ca(ClO)2 + 2H2O  Ca(OH)2 + 2HCl + O2 (reaksi total)

17
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 2. Instalasi pengolahan air minum


Sumber : https://www.liputan6.com/health/read

Jadi bila kaporit dilarutkan ke dalam air maka akan menghasilkan atom-atom
oksigen. Atom-atom oksigen inilah yang sebenarnya aktif membunuh bakteri-
bakteri, karena bakteri-bakteri dioksidasi. Dengan kata lain, funsi kaporit
adalah untuk menginkativasi atau menonaktifkan bakteri-bakteri patogen
yang secara umum bersifat anaerob sehingga jumlah oksigen terlarut yang
besar akan membunuh bakteri tersebut.
Dalam penggunaannya, kaporit harus sesuai dengan Break Point Chlorination
(BPC), karena bila berlebihan dapat mengakibatkan gatal dan bau menyengat,
sebaliknya apabila kurang dari dosis yang diperlukan maka mikroorganisme
dalam air tidak tereduksi sempurna.

18
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

E. Reaksi Pembakaran Bahan Bakar di Silinder Mesin

Katup buang Injektor bahan bakar

Saluran masuk udara


(oksigen)
Piston
(

Kotak engkol

pelumas

Gambar 2. ilustrasi silinder mesin sistem injeksi


Sumber : http://prestasibimbel.com/index.php/artikel/teknologi/59-karburator-injeksi-
sistem-kerja-serta-kelebihan-kekurangannya

Injeksi adalah sebuah teknologi di mesin pembakaran dalam pencampuran


bahan bakar dengan udara sebelum dibakar dengan pengaturan akurat sesuai
kebutuhan. Penggunaan injeksi bahan bakar akan meningkatkan tenaga mesin
bila dibandingkan dengan penggunaan karburator. Dan injeksi bahan bakar
juga dapat mengontrol pencampuran bahan bakar dan udara yang lebih tepat,
baik dalam proporsi maupun kebutuhan.

Reaksi bahan bakar diatas merupakan penerapan reaksi redoks dimana


isooktana (C8H18) yang merupakan salah satu komponen dari bensin
direaksikan dengan gas oksigen

2𝐶8 𝐻18 (𝑔) + 25 𝑂2 (𝑔) → 16𝐶𝑂2 (𝑔) + 18 𝐻2 𝑂 (𝑔)

19
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

SOAL-SOAL UN/USBN

Berikut ini contoh soal-soal UN dan USBN topik Reaksi Redoks pada
Kompetensi Dasar 3.7. Soal-soal ini disajikan agar dapat dijadikan sebagai
sarana berlatih bagi peserta didik untuk menyelesaikannya. Selain itu, soal-
soal ini juga dapat menjadi acuan ketika mengembangkan soal yang setipe
pada topik Reaksi Redoks.

F. Contoh soal UN SMK Tahun 2003

No. Soal
1. Persamaan reaksi berikut yang termasuk reaksi redoks
adalah ...
A. Ag+ + Cl– AgCl
B. Na  Na+ + e –
C. Ba 2+ + 2e–  Ba
D. 2 Al + 6 H+  2Al 3+ + 3 H2
E. 2I–  I2 + 2e–
Identifikasi

Level Kognitif : L1

3.7.4 Menguraikan konsep reaksi redoks berdasarkan


Indikator yang : penangkapan dan pelepasan elektron
bersesuaian

Diketahui : Reaksi penangkapan dan penggabungan elektron

Ditanyakan : Penentuan reaksi yang tergolong ke dalam reaksi


redoks
Konsep reaksi redoks berdasarkan penangkapan dan
Materi yang :
dibutuhkan pelepaan elektron

20
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

G. Contoh soal UN SMK Tahun 2002

No. Soal
2. Fe2O3(s) + 3CO(g) → 2Fe(s) + 3CO2(g)
Yang berperan sebagai reduktor adalah………..
a. Fe2O3
b. C
c. CO2
d. CO
e. Fe

Identifikasi

Level Kognitif : L2

3.7.5 Menguraikan konsep reaksi redoks berdasarkan


Indikator yang : perubahan bilangan oksidasi
bersesuaian

Diketahui : Reaksi pengolahan bijih besi

Ditanyakan : Penentuan reduktor dalam reaksi pengolahan bijih


besi
Penentuan bilangan oksidasi , oksidator dan
Materi yang :
dibutuhkan reduktor

21
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

H. Contoh soal UMPN Bandung Tahun 2015

No. Soal
3. Reaksi berikut merupakan reaksi redoks, KECUALI...
A. Mg + O2  MgO
B. Fe + 2HCl FeCl2 + H2
C. Zn + NiSO4  ZnSO4 + Ni
D. Fe2O3 + 6HCl  2FeCl3 + 3H2O
E. Ag + 2HNO3  AgNO3+ NO2 + H2O

Identifikasi

Level Kognitif : L3

3.7.5 Menguraikan konsep reaksi redoks berdasarkan


Indikator yang : perubahan bilangan oksidasi
bersesuaian

Diketahui : Beberapa reaksi kimia

Ditanyakan : Penentuan reaksi yang tergolong ke dalam reaksi


bukan redoks

Materi yang : Penentuan bilangan oksidasi


dibutuhkan

I. Contoh soal UN SMK Tahun 2006

No. Soal
4. Bilangan oksidasi S pada senyawa Na2SO4 adalah ...
A. +5
B. +6
C. -6
D. +4
E. +7

Identifikasi

22
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

Level Kognitif : L2

3.7.6 Menentukan bilangan oksidasi unsur dalam


Indikator yang : senyawa atau ion
bersesuaian

Diketahui : Rumus kimia senyawa

Ditanyakan : Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa

Materi yang : Penentuan bilangan oksidasi


dibutuhkan

J. Contoh soal UN Tahun 2007

No. Soal
5. UAS-SMK-07-27
Bilangan oksidasi unsur Mn terkecil terdapat pada senyawa ...
A. KMnO4
B. KMnO2 *)
C. MnO2
D. MnO4 **)
E. K2MnO4

Level Kognitif : L2

3.7.5 Menentukan bilangan oksidasi unsur dalam


Indikator yang : senyawa atau ion
bersesuaian

Diketahui : Rumus kimia senyawa

Ditanyakan : Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa

Materi yang : Penentuan bilangan oksidasi


dibutuhkan

23
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Ket : Senyawa *) dan **) ini tidak pernah ditemui, oleh sebab itu opsi/pilihan
jawaban sebaiknya diganti sesuai dengan keadaan senyawa tersebut. Pilihan
jawaban sebaiknya diganti dengan;
A. KMnO4
B. MnO2
C. Mn2O3
D. K2MnO4
E. MnO atau Mn3O4

K. Contoh soal UMPTN 2000/Rayon B

No. Soal
6. Asam klorida yang bersifat pereduksi terdapat pada reaksi...
1. MnO2 + 4HCl  MnCl2 + 2H2O + Cl2
2. Pb3O4 + 8 HCl  3PbCl2 + 4H2O + Cl2
3. K2Cr2O7 + 14 HCl  2KCl + 2CrCl3 + 7H2O + 3Cl2
4. SnCl2 + 2HCl + 2HNO3  SnCl4+ 2H2O + 2NO2

Level Kognitif : L1

3.7.7 Mengidentifikasi reaksi redoks dan reaksi


Indikator yang : bukan redoks berdasarkan perubahan bilangan
bersesuaian
oksidasi
Diketahui : Reaksi kimia

Ditanyakan : Manakah yang merupakan reaksi redoks

Materi yang : Penentuan bilangan oksidasi


dibutuhkan

24
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

BAHAN PEMBELAJARAN

Bahan pembelajaran yang diuraikan di sini merupakan contoh panduan


pembelajaran yang dapat diimplementasikan oleh Saudara ketika akan
membelajarkan topik reaksi reduksi oksidasi. Bahan pembelajaran
dikembangkan dengan prinsip berpusat pada peserta didik dan berusaha
memfasilitasi kemampuan berpikir tingkat tinggi. Bahan pembelajaran ini
berisikan rincian aktivitas pembelajaran, lembar kegiatan peserta didik yang
digunakan dan bahan bacaannya

A. Aktivitas Pembelajaran

Bahan pembelajaran berisi rincian alternatif kegiatan pembelajaran yang


dilakukan guru dan peserta didik untuk mencapai kompetensi pada topik
reaksi reduksi dan oksidasi. Sebelum menguraikan aktivitas pembelajaran,
terlebih dahulu disusun desain aktivitas pembelajaran yang dapat dilihat
pada Tabel 3.
Berdasarkan Tabel 3 dapat terlihat submateri yang dibelajarkan terdiri
atas: 1) lambang unsur dan pembentukan senyawa ion 2) konsep reaksi
redoks ; 3) bilangan oksidasi 4) penentuan oksidator dan reduktor, dan 5)
penyetaraan reaksi redoks. Adapun aktivitas pembelajaran untuk
mencapai masing-masing indikator yang telah ditetapkan, dapat dicapai
dalam empat kali pertemuan. Aktivitas pembelajaran akan diuraikan lebih
rinci menjadi empat skenario pembelajaran. Pengembangan skenario
pembelajaran mengacu pada kriteria yang ditetapkan pada Standar Proses
(Permendikbud nomor 22 tahun 2016). Berikut ini rincian aktivitas
pembelajaran untuk masing-masing pertemuan.

25
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel 3. Aktivitas Pembelajaran


Indikator Pencapaian Bentuk dan Jenis Alokasi
Materi/Submateri Aktivitas Pembelajaran Media
Kompetensi Penilaian Waktu

3.7.1Menjelaskan
perbedaan Membedakan penulisan
Lambang unsur, Tes: LKS  Flashcard
penulisan lambang lambang unsur, senyawa, dan
senyawa, dan ion Non tes: Unjuk kerja  LKS
unsur, senyawa, ion dengan bantuan flashcard
dan ion 3 x 45
3.7.2Menjabarkan  Lembar menit
pembentukan Menentukan rumus kimia Kerja Siswa
Pembentukan Tes: Tes tulis
senyawa ion senyawa ion dengan media  Puzzle
senyawa ion Non tes: Unjuk kerja
puzzle senyawa ionik dan LKS senyawa
ionik
3.7.3Menguraikan Konsep reaksi redoks Mencermati beberapa reaksi Tes : Tes Tulis  Lilin, korek
konsep reaksi berdasarkan kimia dan mengkonsepkan api, gelas 3 x 45 menit
redoks berdasarkan pelepasan dan reaksi redoks berdasarkan
penggabungan dan penggabungan oksigen, elektron dan bilangan  Lembar
pelepasan oksigen oksigen, penangkapan oksidasi kerja siswa
3.7.4Menguraikan dan pelepasan
konsep reaksi elektron, perubahan
redoks berdasarkan biloks
penangkapan dan
pelepasan elektron

3.7.5 Menguraikan
konsep rekais
redoks berdasarkan

26
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

perubahan bilangan
oksidasi

Indikator Pencapaian Materi/Submateri Aktivitas Pembelajaran Bentuk dan Jenis Media Alokasi
Kompetensi Penilaian Waktu
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
3.7.6 menentukan biloks  Bilangan oksidasi
unsur dalam senyawa  Oksidator/reduktor
atau ion
3.7.7 Mengidentifikasi
reaksi redoks dan reaksi
bukan redoks
berdasarkan perubahan
bilangan oksidasi

3.7.8 Menentukan
oksidator dan reduktor
dalam suatu reaksi
redoks
4.7.5 Menyetarakan Penyetaraan reaksi 3 x 45
reaksi redoks dengan redoks menit
menggunakan metode
perubahan bilangan
oksidasi

4.7.6 Melakukan Reaksi redoks Melakukan percobaan Non tes : produk Bahan dan alat 3 x 45
percobaan reaksi redoks pembersihan noda pada praktikum menit
perhiasan dari perak

27
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas pembelajaran dalam unit ini terdiri dari empat aktivitas yaitu: 1)
Unsur dan senyawa ionik 2) konsep reaksi redoks dan bilangan oksidasi 3)
penyetaraan reaksi redoks, dan 4) Melakukan percobaan reaksi redoks. Model
pembelajaran yang digunakan dalam aktivitas pembelajaran 1), 2) dan 3)
dalam contoh ini adalah model discovery learning dengan sintak sebagai
berikut.
1. Pemberian rangsangan (Stimulation)

2. Pernyataan/Identifikasi Masalah (Problem Statement)

3. Pengumpulan data (Data Collection)

4. Pengolahan Data (Data Processing)

5. Pembuktian (Verification)

6. Menarik simpulan (Generalization)

Aktifitas pembelajaran 4 menggunakan model Inquiry Terbimbing melalui


kegiatan praktikum dengan sintak atau tahapan pembelajaran sebagai
berikut:

1. Orientasi masalah
2. Pengumpulan data dan verifikasi
3. Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi
4. Analisis proses inkuiri.

Saudara dapat menggunakan model pembelajaran lain yang lebih sesuai


dengan kondisi peserta didik Saudara di kelas.

28
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

Aktivitas 1: Lambang unsur dan Pembentukan Senyawa Ion

Aktivitas-aktvitas yang diberikan pada bagian ini merupakan salah satu


alternatif yang dapat dilakukan untuk membelajarkan konsep reaksi redoks,
merujuk pada KD 3.7. Namun sebelum melakukan aktivitas tersebut, peserta
didik harus menguasai KD 3.2 terlebih dahulu, yaitu tentang penulisan
lambang unsur, dan senyawa kimia. Konsep senyawa kimia yang dipelajari
difokuskan pada jenis senyawa ion karena pada proes pembentukan senyawa
ion terlibat adanya serah terima elektron antara unsur yang membentuk
kation (ion positif) dengan unsur yang membentuk anion (ion negatif).
Elektron yang terlibat pada proses pembentukan senyawa ion merupakan
dasar konsep reaksi reduksi oksidasi yang akan dipelajari secara mendalam di
unit pembelajaran ini.

Tujuan aktivitas 1:
Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta didik dapat:
1. menuliskan lambang unsur
2. membedakan penulisan unsur, molekul unsur dan molekul senyawa
3. menuliskan proses pembentukan ikatan ion

Aktivitas 1.1
Alternatif langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut.
1. Guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dibahas dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Guru memberikan permasalahan dan meminta peserta didik untuk
memperhatikan permasalahan yang diberikan (Stimulation)

29
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Contoh permasalahan:
Guru menganalogikan huruf dengan unsur ; kata dengan senyawa. Huruf
dapat bergabung dengan huruf yang lain membentuk suatu kata, unsur dapat
bergabung dengan unsur lain membentuk senyawa

Huruf unsur

Bergabung membentuk
(syarat dan ketentuan tertentu)

kata senyawa

3. Berilah pertanyaan-pertanyaan yang merangsang peserta didik untuk


berpikir tingkat tinggi dalam menjawabnya, diantaranya:
 Apakah huruf tersebut bisa secara sembarangan /acak bergabung agar
membentuk kata yang bermakna?
 Apakah ada syarat tertentu agar penggabungan huruf tersebut dalam
membentuk kata?
Pembentukan kata ini harus memiliki syarat yaitu huruf konsonan
harus diikuti huruf vokal agar dapat bermakna.
 Bagaimanakah aturan atau syarat penggabungan unsur untuk
membentuk senyawa ?
syarat penggabungan unsur membentuk senyawa adalah melalui
suatu reaksi kimia.
 Bagaimanakah membedakan satu unsur dengan unsur lainnya?
 Informasi apa yang harus dimiliki agar kita bisa mengenali suatu
unsur?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk membantu peserta didik pada
tahap mengidentifikasi masalah. Pada tahap ini peserta didik diharapkan
menjawab bahwa untuk menentukan solusi dari permasalahan di atas
adalah dengan cara mengingat kembali lambang unsur kimia .

30
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

 Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik bagaimanakah cara


mengenali apakah suatu zat berupa unsur atau senyawa?
 Jawaban yang diharapkan dari peserta didik adalah dengan melihat
simbol atau lambangnya
 Guru menggali informasi tentang lambang unsur . Bagaiman cara
penulisannya dan apa nama dari unsur tersebut

Penguatan ingatan siswa terhadap suatu lambang unsur dapat dilakukan


dengan menggunakan bantuan kartu berisi lambang unsur yang dibentuk
membentuk kata yang mudah diingat.

Gambar 3. Contoh kartu lambang unsur


Sumber : https://stalktr.net/tag/infokimia

Setelah peserta didik mampu mengingat lambang unsur selanjutnya


peserta didik dibawa menuju kimia formal yaitu pembentukan senyawa
ion. Senyawa ion terbentuk dari kation (ion positif) dan anion (ion
negatif).
Salah satu cara sederhana yang dapat digunakan untuk memantapkan
pemahaman peserta didik terkait konsep pembentukan senyawa ion
adalah guru menyiapkan peraga puzzle senyawa ion.
4. Guru menyiapkan alat peraga keping muatan sesuai kebutuhan
5. Guru mengajak peserta didik melakukan peragaan pembentukan senyawa
ion dengan menggunakan alat peraga puzle ion secara klasikal.

31
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Sebelumnya guru memberikan penjelasan terkait alat peraga puzzle ion


dan bagaimana menggunakannya.
6. Membagi peserta didik dalam beberapa kelompok beranggotakan 4 - 5
orang.
7. Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 1 dan peraga puzle
ion kepada setiap kelompok.
8. Pada tahap pengumpulan, pengolahan dan verifikasi data, setiap
kelompok diminta berdiskusi menyelesaikan Lembar Kerja yang sudah
disiapkan guru tentang pembentukan senyawa ion
9. Tahap penarikan kesimpulan dilakukan ketika peserta didik dituntun
oleh LKPD 1 untuk dapat menyimpulkan sendiri bagaimana hasil
pembentukan senyawa ion jika
a. unsur pertama bermuatan positif 1 dan unsur kedua bermuatan
negatif 1
b. unsur pertama bermuatan positif 1 dan unsur kedua bermuatan
negatif 2
c. unsur pertama bermuatan positif 2 dan unsur kedua bermuatan
negatif 1
d. unsur pertama bermuatan positif 2 dan unsur kedua bermuatan
negatif 2
e. unsur pertama bermuatan positif 2 dan unsur kedua bermuatan
negatif 3
f. f unsur pertama bermuatan positif 3 dan unsur kedua bermuatan
negatif 1
g. unsur pertama bermuatan positif 3 dan unsur kedua bermuatan
negatif 3
10. Selanjutnya perwakilan kelompok diminta mempresentasikan hasil
penyelesaian LKPD 1, kelompok lain memperhatikan dan menanggapi jika
ada yang berbeda hasilnya.

32
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

11. Guru membantu peserta didik melakukan refleksi dan evaluasi terhadap
proses penyelesaian masalah.

33
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas 2: Konsep reaksi redoks dan bilangan oksidasi

Tujuan aktifitas 2
Setelah melakukan aktifitas ini, diharapkan peserta didik dapat:
1. Mengemukakan konsep reaksi redoks berdasarkan penggabungan dan
pelepasan oksigen
2. Mengemukakan konsep reaksi redoks berdasarkan penangkapan dan
pelepasan elektron
3. Mengemukakan konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan
oksidasi
4. Menentukan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion
Aktifitas pembelajaran 2 ini menerapkan model pembelajaran Discovery
Learning dengan sintak/tahapan pembelajaran stimullation, problem
statement, data collection, data processing, verification dan generalization.
Berdasarkan sintak pembelajaran tersbut, maka langkah-langkah
pembelajaran yang dapat dilakukan adalah:

1. Pendahuluan:
Tahap Menciptakan situasi/memberi rangsangan(Stimulasi)
- Guru mengkondisikan peserta didik untuk siap belajar
- Guru mendemonstrasikan fenomena yang berhubungan dengan
peristiwa oksidasi reduksi dalam kehidupan :

- Lilin yang terbakar di udara terbuka terus ditutup dengan gelas


- Peserta didik diminta memberikan tanggapan terhadap tanyangan
gambar
- Guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari reaksi reduksi
oksidasi

34
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

2. Kegiatan Inti:
Tahap Problem statemen(pertanyaan/identifikasi masalah)
- Guru memberikan pertanyaan tantangan
Mengapa saat ditutup dengan gelas, api tidak menyala?
Tahap Data Collection (Pengumpulan Data)
- Menyampaikan informasi tentang perkembangan reaksi redoks mulai
dari pelepsan dan penggabungan oksigen, penangkapan dan pelepasan
elektron, dan perubahan biloks
- Mengamati dan mencatat data hasil diskusi .
- Peserta didik berdiskusi dan mengidentifikasi konsep yang harus
diperoleh.
Tahap Data Processing (Pengolahan data dan analisis)
- Peserta didik mengolah dan menganalisis data hasil pengamatan dari
setiap pertanyaan untuk memperoleh konsep tentang reaksi redoks
ditinjau dari beberapa faktor
Tahap verification dan generalization (pembuktian dan menarik
kesimpulan )
- Mendiskusikan hasil analisis data dan verifikasi hasil pengolahan data
dengan data-data atau buku sumber atau internet
- Masing-masing kelompok melakukan presentasi berdasarkan hasil
demontrasi dan mendiskusikan tentang konsep reduksi oksidasi
khususnya berdasarkan perubahan bilangan oksidasi.
3. Penutup: (15 menit)
- Guru dan peserta didik mereview hasil kegiatan pembelajaran
- Guru memberikan pernghargaan kepada kelompok yang berkinerja
baik
- Peserta didik menjawab soal tentang konsep reduksi oksidasi dan
bilangan oksidasi
- Pada pertemuan berikutnya, Guru memberi tugas kepada peserta didik
untuk mempelajari persamaan reaksi redoks lebih lanjut.

35
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktifitas 3: Penyetaraan Reaksi Redoks

Tujuan aktifitas 3

Setelah melakukan aktifitas ini, diharapkan peserta didik dapat:


1. Menentukan reaksi redoks dan bukan redoks berdasarkan perubahan
bilangan oksidasi
2. Mengidentifikasi spesi yang berfungsi sebagai oksidator atau reduktor
dalam suatu reaksi redoks
3. Menyetetarakan reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksidasi

Aktifitas pembelajaran 3 ini menerapkan model pembelajaran Discovery


Learning dengan sintak/tahapan pembelajaran stimullation, problem
statement, data collection, data processing, verification dan generalization.
Berdasarkan sintak pembelajaran tersbut, maka langkah-langkah
pembelajaran yang dapat dilakukan adalah:

1. Pendahuluan:
Tahap Menciptakan situasi/memberi rangsangan(Stimulasi)
- Guru mengkondisikan peserta didik untuk siap belajar
- Guru menggali kembali pengetahuan awal siswa tentang contoh
penerapan reaksi redoks
Misalnya reaksi pengolahan bijih besi

𝐹𝑒2 𝑂3 (𝑠) + 𝐶(𝑠)  𝐹𝑒 (𝑠) + 𝐶𝑂2 (𝑔)

- Guru mengajukan pertanyaan apakah reaksi tersebut sudah sesuai dengan


kaidah hukum kimia?
- Sebagian peserta didik diharapkan menjawab bahwa reaksi tersebut belum
memenuhi kaidah hukum dasar kimia
- Guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari reaksi reduksi
oksidasi

36
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

2. Kegiatan Inti:
Tahap Problem statemen(pertanyaan/identifikasi masalah)
- Guru memberikan pertanyaan tantangan
Bagaimanakah cara menyetarakan reaksi redoks?
Tahap Data Collection (Pengumpulan Data)
- Menyampaikan informasi tentang tata cara menyetarakan reaksi
redoks dengan metode perubahan bilangan oksidasi
- Mengamati dan mencatat data hasil diskusi .
- Peserta didik berdiskusi dan mengidentifikasi cara menyetarakan
reaksi redoks
Tahap Data Processing (Pengolahan data dan analisis)
- Peserta didik mengolah dan menganalisis data hasil pengamatan dari
setiap pertanyaan untuk memperoleh konsep tentang cara
menyetarakan reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksidasi
Tahap verification dan generalization (pembuktian dan menarik
kesimpulan )
- Mendiskusikan hasil analisis data dan verifikasi hasil pengolahan data
dengan data-data atau buku sumber atau internet
- Masing-masing kelompok melakukan presentasi berdasarkan hasil
demontrasi dan mendiskusikan tentang cara menyetarakan reaksi
redoks khususnya berdasarkan perubahan bilangan oksidasi.
3. Penutup: (15 menit)
- Guru dan peserta didik mereview hasil kegiatan pembelajaran
- Guru memberikan pernghargaan kepada kelompok yang berkinerja
baik
- Peserta didik menjawab soal tentang penyetaraan reaksi redoks
- Pada pertemuan berikutnya, Guru memberi tugas kepada peserta didik
untuk mempelajari penerapan reaksi redoks pada kegiatan
pembersihan noda yang terdapat pada perhiasan perak

37
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktifitas 4 Pengayaan : Melakukan Percobaan Reaksi Redoks

Kegiatan pada aktifitas 4 ini merupakan kegiatan pengayaan yang dapat


Saudara lakukan untuk meningkatkan minat belajar kimia melalui kegiatan
yang kontekstual. Kegiatan ini dilakukan untuk mendekatkan teori pada
kenyataan di benak para peserta didik. Kimia berada di sekitar kita, ilmu-ilmu
kimia mendasari pada beberapa kegiatan yang ada dalam kehidupan sehari-
hari.

Pada aktifitas pembelajaran 4 ini digunakan pendekatan pembelajaran


kontekstual dengan model pembelajaran inkuiri melalui strategi atau metode
praktikum. Sintaks atau tahapan pembelajaran meliputi orientasi masalah,
pengumpulan data dan verifikasi, pengorganisasian dan formulasi eksplanasi,
dan analisis proses inkuiri.

Tujuan aktifitas 4

Setelah melakukan aktifitas ini, diharapkan peserta didik dapat


1. Melakukan percobaan membersihkan noda pada logam perak
2. Mendeskripsikan perubahan bilangan oksidasi unsur pada reaksi
pembentukan noda dan penghilangan noda pada cincin perak
Alternatif langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut.
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru memeriksa kondisi awal peserta didik saat memasuki laboratorium
meliputi kebersihan laboratorium dan penggunaan alat pelindung diri (jas
lab dan sarung tangan)
2. Guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dibahas dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.

38
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

Kegiatan Inti
Tahapan Orientasi Masalah
1. Guru menunjukkan kepada peserta didik noda yang berada pada logam
perak serta mengajukan pertanyaan bagaimanakah cara membersihkan
noda tersebut
2. Peserta didik kemungkinan akan memberikan jawaban bahwa noda
tersebut dapat dihilangkan dengan cara mengelapnya, membasuh dengan
air atau menggunakan deterjen
3. Guru meminta perwakilan peserta didik untuk maju dan melakukan
pekerjaan sesuai saran peserta didik sebelumnya (ternyata noda tersebut
tidak bisa hilang dengan cara-cara yang sudah dilakukan)
4. Guru menjelaskan cara menghilangkan noda pada perhiasan perak dengan
menggunakan prinsip reaksi redoks
Tahap Pengumpulan Data dan Verifikasi
1. Guru meminta siswa duduk dalam kelompok beranggotakan 4-5 orang
2. Guru membagi Lembar Kerja Siswa dan meminta untuk mempelajarinya
3. Guru memberikan pengarahan tentang kegiatan praktikum yang akan
dilaksanakan, alat dan bahan yang harus diambil tiap kelompok, prosedur
kerja yang harus dilakukan, pertanyaan dan kolom kesimpulan yang harus
diisi serta kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik jika praktikum
telah dilaksanakan
4. Guru mempersilahkan perwakilan kelompok untuk mengambil alat dan
bahan yang diperlukan pada kegiatan praktikum
Tahap Pengumpulan Data melalui Eksperimen
1. Peserta didik bersama kelompoknya dipersilahkan memulai kegiatan
praktikum, guru berkeliling membantu siswa yang melaksanakan
praktikum
2. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengisi lembar kerja siswa dengan
cara berdiskusi

39
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tahap Analisis Proses Inkuiri


1. Guru meminta perwakilan salah satu kelompok untuk menyajikan hasil
kerjanya berupa perhiasan perak yang telah dibersihkan serta
menuliskan persamaan reaksi redoks dari peristiwa ternodanya
perhiasan perak dan proses pembersihannya
2. Guru meminta kelompok lain untuk menuliskan bilangan oksidasi
setiap untur yang ada dalam persamaan reaksi pada kegiatan
praktikum serta menentukan spesi yang menjadi oksidator dan
reduktor
3. Guru meminta peserta didik untuk menyampaikan kesimpulan dari
kegiatan yang sudah dilakukan
Kegiatan Penutup
1. Guru meminta peserta didik untuk membersihkan kembali alat dan
bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum
2. Guru melakukan kegiatan refleksi pembelajaran dengan meminta
pendapat peserta didik mengenai kekurangan penerapan
pembelajaran dan menampung saran dan ide peserta didik untuk
perbaikan proses pembelajaran berikutnya
3. Peserta didik diminta untuk mengatur dan membersihkan
laboratorium. Setelah dipastikan bersih, peserta didik dipersilahkan
untuk kembali ke kelas berikutnya

40
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

B. Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar Kerja Peserta Didik 1

Pembentukan senyawa ionik

Kelas :............................................................................
Hari/Tanggal :.............................................................................
Nama Kelompok : ..............................................................................
Anggota kelompok:
1..............................................................
2..............................................................
3..............................................................
4..............................................................

Tujuan

Melalui LKPD 1 ini kalian akan melakukan aktivitas sehingga mampu:

1. Membedakan penulisan lambang unsur dan senyawa


2. Menggambarkan proses pembentukan senyawa ionik

Alat dan Bahan

Puzzle ion

41
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Petunjuk Kerja

Cermati setiap pertanyaan/instruksi yang diberikan pada LKPD ini.


Berdiskusilah secara aktif dalam kelompokmu, kemudian isikan jawaban
pada tempat yang disediakan.
A. Baca dan cermati penjelasan berikut terlebih dahulu

Puzle ion berbentuk persegi yang mempunyai “tonjolan” untuk menunjukkan


muatan positif dan “cerukan” untuk menunjukkan muatan negatif

Menunjukkan ion bermuatan positif 1

Menunjukkan ion bermuatan positif 2

Menunjukkan ion bermuatan positif 3

Menunjukkan ion bermuatan negatif 1

Menunjukkan ion bermuatan negatif 2

42
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

Menunjukkan ion bermuatan negatif 3

Menunjukkan pembentukan senyawa ion

B. Lakukan instruksi-instruksi berikut

1. Menggunakan puzle ion, lengkapilah tabel berikut

No Nama kation Lambang Nama Anion Lambang Rumus


ion ion senyawa
1 Ion natrium Ion klorida
2 Ion kalium Ion oksida
3 Ion Magnesium Ion klorida
4 Ion magnesium Ion oksida
5 Ion magnesium Ion nitrida
6 Ion alumunium Ion klorida
7 Ion alumunium Ion oksida

2. Bandingkan rumus senyawa kimia yang kamu peroleh di pengisian tabel


dengan model senyawa yang terbentuk dengan menggunakan puzle ion.
Dengan kata-katamu sendiri, jelaskan apa yang dapat kalian simpulkan?
.................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................

43
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3. Tuliskan reaksi ionisasi dari senyawa-senyawa berikut sehingga


membentuk persamaan reaksi yang benar !
a. Li2O → .... + ....
b. Al2O3 → .... + .....
c. MgS → .... + ....
d. BaCl2 → .... + .....
e. NaBr → .... + ....
Beberapa senyawa tersusun dari ion poliatom, seperti tertera pada tabel
dibawah ini
Lambang Nama ion Lambang Nama ion Lambang Nama ion
ion ion ion
NO3- nitrat CO32- karbonat AsO43- arsenat
NO2- nitrit HCO3- bikarbonat BrO3- bromat
SO32- Sulfit MnO4- permanganat ClO- hipokhlorit
SO42- Sulfat MnO42- manganat ClO2- khlorit
PO33- Phosphit Cr2O42- khromat ClO3- khlorat
PO43- phosphat Cr2O72- bikhromat ClO4- perkhlorat

4. Selesaikan persamaan reaksi ion dibawah ini sehingga membentuk suatu


senyawa dengan rumus kimia yang benar, serta sebutkan namanya !
a. Fe2+ + OH- → .... Nama senyawa : ....
b. Fe3+ + NO3- → .... Nama senyawa : ....
c. Ni2+ + SO42- → .... Nama senyawa : ....
d. Cr3+ + PO43- → .... Nama senyawa : ....
e. Co2+ + AsO43- → .... Nama senyawa : ....

44
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

5. Tuliskan reaksi ionisasi dari senyawa-senyawa berikut sehingga


membentuk persamaan reaksi yang benar !
a. AuCl3 → .... + .....
b. Ni(NO3)3 → .... + .....
c. Fe2(SO4)3 → .... + .....
d. Co(OH)3 → .... + .....
e. PbO2 → .... + .....

45
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik 2

Konsep Reaksi Redoks dan Bilangan Oksidasi

Kelas :............................................................................
Hari/Tanggal :.............................................................................
Nama Kelompok : ..............................................................................
Anggota kelompok:
1..............................................................
2..............................................................
3..............................................................
4..............................................................

Tujuan

Melalui LKPD 2 ini kalian akan melakukan aktivitas sehingga mampu:


1. Menjelaskan konsep reaksi redoks berdasarkan pelepasan dan
penggabungan oksigen
2. Menjelaskan konsep reaksi redoks berdasarkan penangkapan dan
pelepasan elektron
3. Menjelaskan konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan
oksidasi
4. Menentukan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion

46
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

Petunjuk Kerja

A. Konsep reaksi redoks berdasarkan penggabungan dan pelepasan oksigen


Perhatikan reaksi kimia dibawah ini dengan seksama!
Reaksi 1 Reaksi 2

2Mg(s) + O2(g)  2MgO(s) 2HgO(s)  2Hg(l) + O2 (g)


4 Fe(s) + 3O2(g)  2Fe2O3(s) 2CuO(s)  2Cu(s) + O2(g)

1. Coba cermati dan perhatikan posisi unsur oksigen pada kedua reaksi di
atas.Apa yang dapat kalian simpulkan dari kedua reaksi diatas? Sebutkan
perbedaan reaksi 1 dengan reaksi 2!
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
2. Apabila reaksi 1 disebut reaksi OKSIDASI, dan reaksi 2 disebut reaksi
REDUKSI, maka apakah pengertian dari reaksi oksidasi dan reduksi?
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................

B. Konsep reaksi redoks berdasarkan pelepasan dan penggabungan elektron


Perhatikan kembali reaksi kimia berikut!
a) 2Mg(s) + O2(g)  2MgO(s) atau 2Mg2+ O2-(s)
b) 2Na(s) + Cl2(g)  2NaCl(s) atau 2Na+ Cl-(s)

Reaksi 1 Reaksi 2

Mg  Mg + 2e
2+ O2 + 4e 2O2-

Na  Na + e
+ Cl + e Cl-

47
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

1. Apa yang dapat kalian simpulkan dari kedua reaksi tersebut? Apakah
perbedaan reaksi 1 dengan reaksi 2?
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
2. Apabila reaksi 1 disebut reaksi OKSIDASI, dan reaksi 2 disebut reaksi
REDUKSI, maka apakah pengertian dari reaksi oksidasi dan reduksi?
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

C. Konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksidasi


Bilangan oksidasi (biloks) didefinisikan sebagai muatan sesungguhnya dari
suatu atom apabila ia terdapat sebagai ion monoatomik (ion sederhana) atau
muatan hipotetik yang diberikan pada suatu atom dengan meggunakan
aturan-aturan tertentu.
C.1 Ion monoatomik (sederhana)
Lambang ion Biloks unsur Lambang ion Biloks unsur
Na+ .................. Cl - ...................
Li + ................... O 2- .....................
H+ .................... N 3- ....................
Ca 2+
Mg 2+
Al 3+

48
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

Terdapat beberapa logam yang mempunyai biloks berbeda , tergantung pada


senyawa yang dibentuknya.

Gambar 4. Perbedaan bilangan oksidasi untuk unsur mangan (Mn) pada senyawa
yang berbeda-beda
Sumber : (Myers Ph.D., Oldham D.Sc, & Tocci, 2006)

Tentukan bilangan oksidasi untuk tiap-tiap unsur pada masing-masing


spesies berikut :

a. 𝑵𝐻4+ e. H2 i. Ca(OH)2

b. Al f. PbSO4 j. Fe2(CO3)3

c. H2O g. KClO3 k. 𝐻2 𝑷𝑂4−

d. Pb2+ h. BF3 l. NH4NO3

49
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik 3

Penyetaraan Reaksi Redoks

Kelas :............................................................................
Hari/Tanggal :.............................................................................
Nama Kelompok : ..............................................................................
Anggota kelompok:
1..............................................................
2..............................................................
3..............................................................
4..............................................................

Tujuan

Melalui LKPD 3 ini kalian akan melakukan aktivitas sehingga mampu:


Menyetarakan reaksi redoks dengan metode perubahan bilangan oksidasi

Petunjuk Kerja

1. Dengan bimbingan guru, diskusikan materi prasyarat yang tercantum


pada kolom Informasi.
2. Berdasarkan pemahaman terhadap model dan informasi, maka jawablah
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam topik pertanyaan kunci.
3. Peserta didik yang telah menemukan jawaban dari suatu pertanyaan,
bertanggung jawab untuk menjelaskan jawabannya kepada teman yang
belum paham dalam kelompoknya.
4. Peserta didik yang tidak mampu menjawab suatu pertanyaan, diharuskan
membuat satu atau lebih pertanyaan dengan kalimat yang baik (kalimat
sendiri, jelas dan ringkas) kepada anggota kelompok yang lain.

50
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

5. Untuk memperkuat ide-ide yang telah terbangun dan berlatih


menerapkan ide-ide pada situasi yang baru, maka kerjakanlah sejumlah
latihan dan soal aplikasi yang diberikan.
6. Setiap kelompok diharuskan menyampaikan kesimpulan hasil kinerja
kelompoknya dan kelompok lain diminta untuk menanggapi, sedangkan
guru melakukan penguatan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Orientasi

INFORMASI
Pengertian reaksi redoks telah mengalami beberapa perkembangan. Awalnya
konsep reaksi redoks dikaitkan dengan pengikatan dan pelepasan oksigen.
Misalnya pada reaksi berikut

Coba perhatikan bagaimanakah jumlah unsur yang terlibat pada reaksi redoks di
atas? Apakah unsur-unsur tersebut memiliki jumlah yang sama di kedua sisinya?
Jika kalian teliti data massa zat yang terlibat pada reaksi di atas, bagaimanakah
jumlah massa zat sebelum dan sesudah reaksi?
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa massa zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama, begitu juga dengan jumlah atom yang terlibat dalam reaksi di atas.
Berdasarkan model molekul yang berada di bawah persamaan reaksi terlihat
bahwa bola kuning sebagai simbol atom belerang (S) berjumlah satu sebagai
reaktan (sisi kiri) dan unsur belerang juga berjumah 1 sebagai produk reaksi pada
sisi kanan. Unsur oksigen berjumlah 2 disisi kiri dan berjumlah sama pada sisi
kanan. Hal ini dikenal dengan Hukum kekekalan Massa (Lavoisier).

51
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Orientasi Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar 5. Reaksi antara logam tembaga dengan asam nitrat pekat menghasilkan
larutan tembaga (II) nitrat, gas nitrogen dioksida dan air (Reaksi dalam suasana
asam)

1. Berdasarkan gambar 3, tuliskan nama-nama zat sebelum reaksi dan


setelah reaksi !
Jawab :
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
2. Berdasarkan gambar 3 dan jawaban pertanyaan nomor 1, tuliskan
persamaan reaksi dari gambar 3 lengkap dengan fase zatnya!
Jawab :
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

52
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

3. Berdasarkan jawaban nomor 2, tentukan unsur yang mengalami


perubahan biloks dan tuliskan persamaan reaksi tanpa melibatkan
unsur yang TIDAK mengalami perubahan biloks
Jawab :
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
4. Berdasarkan jawaban nomor 3, tulis reaksi ionnya dan tentukan
penurunan bilangan oksidasi dari oksidator dan kenaikan bilangan
oksidasi dari reduktor dan menghubungkannya dengan garis
Jawab :
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
5. Hitung jumlah elektron yang lepas dari proses oksidasi dan elektron
yang diterima!
Jawab :
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
6. Samakan jumlah elektron yang lepas dan yang diterima dengan
mengalikan kedua jumlah ini dengan faktor yang tepat. Gunakan faktor
ini sebagai koefisien!
Jawab :
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
7. Lengkapi penyetaraan dengan pemeriksaan seluruh persamaan reaksi
secara menyeluruh. Dengan cara menambahkan ion H+ pada suasana
asam, menambahkan ion OH- pada suasana basa. Juga dengan

53
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

menyetarakan atom hidrogen dengan menambahkan molekul H2O pada


ruas yang kekurangan hidrogen.
Jawab :
..................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................

Setelah mendiskusikan dengan kelompok mengenai pertanyaan


pertanyaan kunci, Diharapkan peserta didik menemukan konsep
mengenai cara menyetarakan persamaan reaksi redoks dengan
metode perubahan bilangan oksidasi.

Bahan diskusi kelompok

Setarakan reaksi redoks di bawah ini dengan menggunakan metode


perubahan bilangan oksidasi!
1. 𝐻2 𝑆𝑂4 (𝑎𝑞) + 𝐻𝐼 (𝑎𝑞) → 𝐻2 𝑆(𝑔) + 𝐼2 (𝑔) + 𝐻2 𝑂(𝑙)
a. Tentukan unsur yang mengalami perubahan biloks dan tuliskan persamaan
reaksi tanpa melibatkan unsur yang TIDAK mengalami perubahan biloks
Jawab :
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
b. tulis reaksi ionnya dan tentukan penurunan bilangan oksidasi dari oksidator
dan kenaikan bilangan oksidasi dari reduktor dan menghubungkannya
dengan garis
Jawab :
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
c. Hitung jumlah elektron yang lepas dari proses oksidasi dan elektron yang
diterima!

54
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

Jawab :
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
d. Samakan jumlah elektron yang lepas dan yang diterima dengan mengalikan
kedua jumlah ini dengan faktor yang tepat. Gunakan faktor ini sebagai
koefesien!
Jawab :
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
e. Lengkapi penyetaraan dengan pemeriksaan seluruh persamaan reaksi
secara menyeluruh. Dengan cara menambahkan ion H+ pada suasana asam,
menambahkan ion OH- pada suasana basa. Juga dengan menyetarakan
atom hidrogen dengan menambahkan molekul H2O pada ruas yang
kekurangan hidrogen.
Jawab :
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
2. 𝐾𝐶𝑙𝑂3 (𝑎𝑞) + 𝐾𝐶𝑙 (𝑎𝑞) + 𝐻2 𝑆𝑂4 (𝑎𝑞) → 𝐾2 𝑆𝑂4 (𝑎𝑞) + 𝐶𝑙2 (𝑔) + 𝐻2 𝑂 (𝑙)
a. Tentukan unsur yang mengalami perubahan biloks dan tuliskan persamaan
reaksi tanpa melibatkan unsur yang TIDAK mengalami perubahan biloks
Jawab :
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
b. tulis reaksi ionnya dan tentukan penurunan bilangan oksidasi dari oksidator
dan kenaikan bilangan oksidasi dari reduktor dan menghubungkannya
dengan garis

55
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Jawab :
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
c. Hitung jumlah elektron yang lepas dari proses oksidasi dan elektron yang
diterima!
Jawab :
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
d. Samakan jumlah elektron yang lepas dan yang diterima dengan mengalikan
kedua jumlah ini dengan faktor yang tepat. Gunakan faktor ini sebagai
koefesien!
Jawab :
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
e. Lengkapi penyetaraan dengan pemeriksaan seluruh persamaan reaksi
secara menyeluruh. Dengan cara menambahkan ion H+ pada suasana asam,
menambahkan ion OH- pada suasana basa. Juga dengan menyetarakan atom
hidrogen dengan menambahkan molekul H2O pada ruas yang kekurangan
hidrogen.
Jawab :
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................

56
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

3. 𝐻𝑔𝑆 (𝑠) + 𝐻𝑁𝑂3 (𝑎𝑞) + 𝐻𝐶𝑙(𝑎𝑞) → 𝐻𝑔𝐶𝑙2 (𝑠) + 𝑆 (𝑠) + 𝑁𝑂 (𝑔) + 𝐻2 𝑂 (𝑙)

a. Tentukan unsur yang mengalami perubahan biloks dan tuliskan persamaan


reaksi tanpa melibatkan unsur yang TIDAK mengalami perubahan biloks
Jawab :
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
b. tulis reaksi ionnya dan tentukan penurunan bilangan oksidasi dari oksidator
dan kenaikan bilangan oksidasi dari reduktor dan menghubungkannya
dengan garis
Jawab :
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
c. Hitung jumlah elektron yang lepas dari proses oksidasi dan elektron yang
diterima!
Jawab :
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
d. Samakan jumlah elektron yang lepas dan yang diterima dengan mengalikan
kedua jumlah ini dengan faktor yang tepat. Gunakan faktor ini sebagai
koefesien!
Jawab :
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................

57
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

e. Lengkapi penyetaraan dengan pemeriksaan seluruh persamaan reaksi


secara menyeluruh. Dengan cara menambahkan ion H+ pada suasana asam,
menambahkan ion OH- pada suasana basa. Juga dengan menyetarakan
atom hidrogen dengan menambahkan molekul H2O pada ruas yang
kekurangan hidrogen.
Jawab :
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................

Apa yang bisa kamu simpulkan dari hasil kegiatan diatas ? Tuliskan kesimpulanmu
dibawah ini!

...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
......................................................................................................

58
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

Lembar Kerja Peserta Didik 4

Penghilangan Noda Pada Perhiasan Perak

Kelas :............................................................................
Hari/Tanggal :.............................................................................
Nama Kelompok : ..............................................................................
Anggota kelompok:
1..............................................................
2..............................................................
3..............................................................
4..............................................................

Tujuan

Melalui LKPD 4 ini kalian akan melakukan aktivitas sehingga mampu:

1. Menghilangkan noda pada perhiasan perak berdasarkan reaksi


reduksi oksidasi
2. Menghitung biloks unsur yang terlibat dalam reaksi penghilangan
noda pada perhiasan perak
3. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi penghilangan noda
pada perhiasan perak

59
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Alat dan Bahan

Alat :
 Gelas kimia 100 ml 1 buah  Mangkuk 1 buah
 Termometer 1 buah  Kaki tiga 1 buah
 Batang Pengaduk 1 buah  Kasa 1 buah
 Spatula 1 buah  Kertas tissue Secukupnya

 Pinset 1 buah  Gunting 1 buah

Bahan :
 Perhiasan perak 1 buah  Air ledeng 200 ml
 Soda kue 1 buah  Sabun Sulfur 1 buah
 Telur ayam 1 buah  Alumunium foil Secukupnya

Petunjuk Kerja

A. Membuat noda hitam pada perhiasan perak (dilakukan di rumah)


Siapkan perhiasan yang terbuat dari perak. Amati kondisinya!
Lakukanlah proses penodaan pada bahan perak yang dibawa (pilih salah
satu)
1. Penodaan dengan kuning telur ayam
 Rebus telur sampai betul-betul matang, kupas kulitnya, pisahkan
kuning telur dari bagian putihnya kemudian kuning telur ditumbuk
kasar.
 Timbun perhiasan perak dengan kuning telur (jangan dipadatkan)
 Simpan pada mangkok di udara terbuka, biarkan perhiasan selama
12 jam
 Ambil perhiasan perak tersebut bersihkan sisa telur yang menempel
 tetapi jangan menggunakan air!
 Amati apa yang terjadi pada perak tersebut!

60
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

2. Penodaan dengan sabun JF Sulfur


 Buatlah air sabun dari sabun Sulfur, simpan di dalam mangkuk.
 Masukkan perhiasan ke dalamnya.
 Simpan perhiasan selama 12 jam
 Ambil perhiasan perak tersebut dan cuci dengan air untuk
 membersihkan sisa sabun yang menempel.
 Amati apa yang terjadi pada perhiasan perak tersebut!
 Catat hasil pengamatan anda pada tabel di bawah ini

Tabel Hasil Pengamatan Kegiatan A


Bahan Penoda Keadaan awal Keadaan akhir

B. Menghilangkan noda hitam pada perhiasan perak (praktikum di


sekolah)
 Gunting aluminium foil menyerupai dasar gelas kimia
 Tuangkan 50 mL air panas ke dalam gelas kimia
 Tambahkan satu spatula soda kue ke dalam gelas, aduk
 Masukan 1 lembar aluminium foil kedalam dasar gelas kimia (sisi
yang mengkilap berada dibagian bawah!!!)
 Ukur suhu air dalam gelas kimia, tunggu sampai suhunya 650C
 Lakukan pembersihan dengan cara memasukkan perhiasan pada gelas
kimia, setiap 3 menit angkat perhiasan dengan pinset, lap dengan
kertas tissue.
 Amati perubahan yang terjadi pada perhiasan dan aluminium foil,
catat hasil pengamatannya!
 Teruskan proses pembersihan sampai nodanya benar-benar bersih
dan perhiasan mengkilap kembali. Jika air sudah mencapai suhu
dibawah 40oC ganti dengan air baru yang bersuhu 65oC

61
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel Hasil Pengamatan Kegiatan B

Nomor Keadaan sebelum dibersihkan Keadaan setelah dibersihkan

Lembar Diskusi Kelompok


1. Reaksi yang terjadi pada proses penghitaman perhiasan perak adalah
sebagai berikut:
2 Ag (s) + H2S (g)  Ag2S (s) + H2 (g)
Dari reaksi tersebut, tentukan:
a. Perubahan bilangan oksidasi setiap unsurnya
Unsur Bilangan Oksidasi Biloks
Sebelum reaksi Sesudah reaksi naik/turun/tetap
Ag
H
S
b. Zat yang mengalami oksidasi dan reduksi
.........................................................................................................................................................
c. Zat yang berperan sebagai oksidator dan reduktor
.........................................................................................................................................................

62
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

2. Persamaan reaksi yang terjadi pada proses pembersihan noda hitam pada
perhiasan perak adalah sebagai berikut:
3Ag2S (s) + 2 Al (s) + 6H2O (l)  6Ag (s) + 2 Al(OH)3 (s) + 3 H2S (g)
Dari reaksi tersebut, tentukan:
a. Perubahan bilangan oksidasi setiap unsurnya
Unsur Bilangan Oksidasi Biloks
Sebelum reaksi Sesudah reaksi naik/turun/tetap
Ag
H
S
Al
O

b. Zat yang mengalami oksidasi dan reduksi


.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
c. Zat yang berperan sebagai oksidator dan reduktor
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................

63
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

C. Bahan Bacaan

Sekilas tentang Reaksi Redoks (Reduksi-Oksidasi)

Banyak fenomena alam yang melibatkan reaksi reduksi dan oksidasi


atau yang biasa disebut reaksi redoks. Misalnya reaksi penghantaran arus
listrik oleh larutan elektrolit, perkaratan besi, reaksi kimia dalam baterai, dan
reaksi pembakaran pada pesawat luar angkasa.
Konsep reaksi redoks pada awalnya hanya mengacu pada pengikatan-
pelepasan oksigen, kemudian memasuki abad 20 para ahli kimia telah
mengemukakan konsep redoks berdasarkan serah terima elektron.
Selanjutnya para ahli menyadari bahwa reaksi redoks tidak hanya dapat
diidentifikasi dengan pengikatan-pelepasan oksigen dan serah terima
elektron, tetapi juga dapat diidentifikasi dengan perubahan bilangan oksidasi.

Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Gas Oksigen

Konsep reaksi oksidasi dan reduksi mengalami perkembangan dari masa


ke masa sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Teori redoks
diawali dari penemuan gas oksigen yang terlibat dalam reaksi pembakaran
oleh Lavoisuer. Fenomena pembakaran terjadi karena adanya gas oksigen
diudara. Berdasarkan fenomena ini, maka konsep reaksi redoks didasarkan
pada penggabungan dan pelepasan oksigen

Reaksi oksidasi adalah reaksi penggabungan oksigen


Reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen

Beberapa contoh reaksi reduksi oksidasi berdasarkan penggabungan dan


pelepasan oksigen diantaranya adalah:
Contoh reaksi oksidasi
a. Perkaratan logam : 4Fe (s) + 3O2 (g)  2Fe2O3 (g)
b. Pembakaran gas LPG : C3H8 (g) + O2 (g)  CO2(g) + H2O(g)

64
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

Contoh reaksi reduksi


a. Pengolahan bijih besi : Fe2O3 (s) + 3CO (g)  Fe(s) + 3CO2 (g)
b. Pengolahan tembaga : CuO (s) + H2(g)  Cu (s) + H2O (g)

Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Serah Terima Elektron

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, ditemukan adanya unsur


yang sama bisa bereaksi dengan unsur lain membentuk senyawa yang
berbeda. Sebagai contoh unsur Magnesium.
2Mg (s) + O2(g)  2MgO.........................(a)
Mg (s) + Cl2 (g)  MgCl2 (s).................(b)

Jika didasarkan pada konsep reaksi redoks yang dikaitkan dengan oksigen,
reaksi (a) dapat digolongkan sebagai reaksi redoks karena terjadi pengikatan
oksigen, sedangkan reaksi (b) bukan termasuk reaksi redoks karena tidak ada
keterlibatan oksigen. Pada kenyataannya kedua reaksi di atas merupakan
reaksi redoks. Pada aktifitas pembelajaran 1, Anda sudah memahami tentang
senyawa ion dimana senyawa tersebut dibentuk oleh kation dan anion.
2Mg(s) + O2(g)  2MgO(s) atau 2Mg2+ O2-(s)

Pada reaksi diatas, terjadi perubahan unsur Mg menjadi ion Mg 2+ (dalam


senyawa MgO). Hal ini berarti bahwa unsur Mg melepaskan elektron.
Berdasarkan hal ini, pengertian oksidasi diperluas menjadi pelepasan
elektron. Konsep awal reaksi reduksi merupakan reaksi pelepasan oksigen
bisa dilihat pada contoh reaksi di bawah ini:
Fe2O3 (s)  2Fe (s) +3/2 O2 (g)
Senyawa Fe2O3 tersusun dari Fe 3+ dan O 2-
Pada reaksi di atas, terjadi perubahan ion Fe 3+ (dalam Fe2O3) menjadi atom
Fe. Hal ini berarti bahwa ion Fe 3+ menangkap elektron.

65
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Oleh karena itu pengertian reaksi reduksi dapat diperluas menjadi peristiwa
penangkapan elektron. Dengan pengertian yang baru ini, konsep reduksi
oksidasi tidak hanya terbatas pada reaksi yang menyangkut oksigen saja.
Berdasarkan pelepasan dan penggabungan elektron, definisi dari reaksi
redoks:

Reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron


Reaksi reduksi adalah reaksi penggabungan elektron

Perlu diingat bahwa “melepaskan elektron” berarti harus ada yang “menerima
elektron”, oleh karena itu peristiwa pelepasan elektron oleh suatu atom selalu
disertai peristiwa penangkapan elektron oleh atom lain. Jadi peristiwa
oksidasi selalu disertai dengan peristiwa reduksi.
Sebagai contoh perhatikan reaksi di bawah ini
Ca  Ca 2+ + 2e
Reaksi oksidasi ini harus mempunyai “pasangan” berupa reaksi reduksi agar
menjadi jelas kepada siapa elektron itu diberikan
S + 2e  S 2-
Reaksi lengkapnya adalah sebagai berikut
Ca  Ca 2+ + 2e (oksidasi)
S + 2e  S 2- (reduksi)
Ca + S  Ca2+ + S2- (redoks)
Jika suatu zat melepaskan elektron (oksidasi) maka zat itu akan menyebabkan
zat lain menerima elektron (reduksi). Itulah sebabnya, zat yang mengalami
oksidasi disebut zat pereduksi(reduktor) karena ia mereduksi zat lain.
Jika suatu zat mengalami reaksi reduksi (menangkap elektron)maka zat itu
menyebabkan zat lain akan mengalami oksidasi (melepaskan elektron). Zat
yang mengalami reduksi itu disebut zat pengoksidasi (oksidator) karena ia
mengoksidasi zat lain.

66
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

Dalam reaksi reduksi oksidasi (redoks) diatas: Ca + S  Ca2+ + S2- ,unsur atau
zat Ca merupakan reduktor (mengalami oksidasi) sedangkan S merupakan
oksidator (mengalami reduksi).

Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Perubahan Biloks

Konsep bilangan oksidasi (tingkat oksidasi) dikemukakan untuk


memudahkan kita dalam menentukan peristiwa oksidasi dan reduksi. Sebab,
dalam kebanyakan reaksi sering tidak jelas apakah terjadi perpindahan
elektron atau tidak.
Sebagai contoh , perhatikan reaksi di bawah ini:
KMnO4 + HCl  MnCl2 + KCl + Cl2 + H2O
Apakah kita bisa segera menemukan, senyawa mana yang melepaskan
elektron dan senyawa mana yang menerima elektron? Tidak
tampaknya transfer elektron pada reaksi di atas dapat diatasi dengan
cara mengeitkan konsep reaksi reduksi oksidasi berdasarkan pada
perubahan bilangan oksidasi (biloks).
Bilangan oksidasi (biloks) didefinisikan sebagai muatan sesungguhnya
dari suatu atom apabila ia terdapat sebagai ion monoatomik (ion sederhana)
atau muatan hipotetik yang diberikan pada suatu atom dengan menggunakan
aturan-aturan tertentu.
Kepada setiap atom diberikan suatu harga yang disebut bilangan
oksidasi. Berdasarkan konsep ini, telah disusun beberapa aturan perjanjian
sebagai berikut:
1. Dalam unsur-unsur dan molekul-molekul yang beratom sejenis,
seperti Na, Fe, S, O2, N2, dsb., setiap atom memiliki bilangan
oksidasi 0.
2. Atom H dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi +1, kecuali
dalam senyawa hibrida contoh CH4, NH3, KH, NaH, BaH2, dsb.
Dimana bilangan oksidasi H = -1.
3. Atom O dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi -2, kecuali:

67
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

a. Dalam F2O bilangan oksidasi O = +2


b. Dalam senyawa peroksida (H2O2, Na2O2, dsb.) bilangan
oksidasi unsur O = -1.
4. Atom logam dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi positif
yang sesuai dengan valensi logam tersebut.
Contoh :
a) Unsur alkali (Li, Na, K, Rb, dan Cs) dalam senyawanya memiliki
bilangan oksidasi +1
b) Unsur alkali tanah (Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba) dalam senyawanya
memiliki bilangan oksidasi +2
c) Bilangan oksidasi logam lain dalam senyawanya :
Dalam AgCl bilangan oksidasi Ag = +1
Dalam ZnSO4 bilangan oksidasi Zn = +2
Dalam Fe2O3 bilangan oksidasi Fe = +3
5. Bilangan oksidasi suatu ion tunggal sama dengan muatannya.
Contoh:
Bilangan oksidasi Ca dalam Ca 2+ adalah +2
Bilangan oksidasi S dalam S 2- adalah -2
6. Dalam semua senyawa, jumlah total bilangan oksidasi seluruh
unsur penyusun dalam suatu senyawa = 0.
Contoh:
H3PO4
Biloks H3PO4 = 0
(3 x bo H) + (1 x bo P) + (4 x bo O) = 0
7. Dalam suatu ion poliatomik, jumlah bilangan oksidasi seluruh
unsur dalam ion sama dengan muatannya
Contoh:
Ion SO4 2-
Biloks SO4 2- = -2
(1 x bo S) + (4 x bo O) = -2

68
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

Dengan aturan-aturan di atas, kita dapat menentukan bilangan oksidasi


suatu atom yang belum diketahui.
Contoh :
1. Berapakah bilangan oksidasi S dalam senyawa H2S?
Jawab: Bil. Oks. H = +1
Jumlah bil. oks. dari dua atom H = +2
Karena biloks H2S = 0, maka biloks S = -2
2. Berapakah bilangan oksidasi S dalam senyawa H2SO4?
Jawab: Biloks H= +1, jumlah atom H =2, biloks total H=+2
Biloks O = -2, jumlah atom O=4, biloks total O=-8
Karena biloks H2SO4 = 0, maka biloks S = +6
3. Berapakah bilangan oksidasi Cr dalam senyawa H2Cr2O7?
Jawab: Biloks H = +1, jumlah atom H=2, biloks total H=+2
Biloks O = -2, jumlah atom O=7, biloks total O=-14
Karena biloks H2Cr2O7 = 0, maka biloks 2Cr = +12
Biloks masing-masing atom Cr=+6
4. Berapakah bilangan oksidasi N dalam ion 𝑁𝑂3− ?
Jawab: Biloks O = -2, julah atom O=3, biloks total O=-6
Karena biloks 𝑁𝑂3− = −1, maka biloks N = +5

69
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Penentuan Suatu Reaksi Redoks

Oksidasi reduksi seperti dua sisi dari selembar kertas, jadi tidak
mungkin oksidasi berlangsung tanpa reduksi atau reduksi berlangsung tanpa
terjadi reaksi oksidasi. Bila suatu atom menerima elektron, maka harus ada
atom yang mendonorkan elektron tersebut. Dalam reaksi oksidasi reduksi,
senyawa yang menerima elektron dari lawannya disebut oksidator (bahan
pengoksidasi sebab lawannya akan teroksidasi). Lawan oksidator, yang
disebut dengan reduktor (bahan pereduksi) karena lawannya (oksidator tadi
tereduksi).
Langkah awal untuk mengetahui oksidator dan reduktor dalam suatu
reaksi redoks adalah menentukan biloks dari tiap unsur yang terlibat dalam
reaksi. Hal itu dimaksudkan untuk menentukan unsur yang mengalami
perubahan biloks. Unsur yang biloksnya turun berarti unsur tersebut
mengalami reaksi reduksi sebaliknya unsur yang biloksnya naik berarti
mengalami reaksi oksidasi.

Contoh penentuan oksidator dan reduktor

Dalam peleburan timbal dari bijihnya (timbal sulfida) reaksi reduksi


oksidasi dalam dua tahap berikut:
2PbS(s) + 3O2(g) –> 2PbO(s) + 2SO2(g)

PbO(s) + CO(g) –> Pb(s) + CO2(g)


Bilangan oksidasi masing-masing atom ditandai di bawah simbol atomnya.
2PbS(s) + 3O2(g) –> 2PbO(s) + 2SO2(g)

+2 -2 0 +2 -2 +4 -2

Biloks S naik dari -2 menjadi +4

Biloks O turun dari 0 menjadi -2

70
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

Tahap pertama reaksi, bilangan oksidasi S berubah dari -2 ke +4, dengan


demikian S dioksidasi. Jadi PbS adalah reduktor. Bilangan oksidasi O turun
dari 0 ke -2. Jadi oksigen adalah oksidator.

REAKSI REDOKS

Reduksi Oksidasi

Terjadi melalui proses

Penangkapan e Pelepasan e

sehingga

Biloks turun Biloks naik


Pereaksi berperan
Sebagai
Oksidator Reduktor

Transfer elektron

Reaksi Autoredoks

Reaksi autoredoks adalah suatu reaksi reduksioksidasi dimana senyawa atau


zat yang bertindak sebagai oksidator dan reduktor adalah senyawa yang sama.
Jadi sebagian dari zat itu mengalami oksidasi dan sebagian lagi mengalami
reaksi reduksi. Salah satu reaksi autoredoks dalam kehidupan sehari-hari
adalah produksi natrium hipoklorit di industri yang digunakan sebagai bahan
pemutih dan desinfektan atau pembasmi kuman. Natrium hipoklorit
diproduksi dengan cara mereaksikan gas klorida ke dalam larutan NaOH
menurut reaksi:

𝑪𝒍𝟐 (𝒈) + 𝑵𝒂𝑶𝑯 (𝒔) → 𝑵𝒂𝑪𝒍(𝒔) + 𝑵𝒂𝑪𝒍𝑶 (𝒔) + 𝑯𝟐 𝑶 (𝒍)

71
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Perubahan bilangan oksidasi pada reaksi tersebut adalah:

Cl2 (g) + NaOH (s) → NaCl (s) + NaClO (s) +H2O (l)

0 -1 +1

Biloks Cl pada Cl2 adalah 0 karena Cl adalah molekul unsur. Pada senyawa
NaCl, bilangan oksidasi Cl adalah -1 sedangkan pada senyawa NaClO, bilangan
oksidasi Cl adalah +1. Pada reaksi di atas tampak bahwa yang mengalami
perubahan bilangan oksidasi adalah Cl. Di satu sisi biloks Cl turun dari 0
menjadi -1 (mengalami reaksi reduksi dan berperan sebagai oksidator), di sisi
lain atom Cl juga mengalami kenaikan biloks dari 0 menjadi +1 (mengalami
reaksi oksidasi dan berperan sebagai reduktor).

72
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

Penyetaraan reaksi redoks

Suatu reaksi redoks dikatakan setara apabila memenuhi hal-hal di bawah ini:
 Jumlah atom diruas kiri sama dengan jumlah atom di ruas kanan
 Jumlah muatan di ruas kiri sama dengan jumlah muatandi ruas kanan
Penyetaraan reaksi redoks dapat dilakukan dengan cara:
1. Langsung
2. Setengah reaksi (cara ion elektron)
3. Bilangan oksidasi, baik menurut reaksi ion maupun reaksi molekulnya

1) Penyetaraan reaksi secara langsung


Cara penyetaraan ini dilakukan dengan menambah koefisien pada pereaksi
dan hasil reaksi sehingga sebelum dan sesudah reaksi, jumlah atom
maupun jumlah muatan sama
Contoh
a. 𝐻2 + 𝐶𝑙2 → 𝐻𝐶𝑙 setelah disetarakan menjadi 𝐻2 + 𝐶𝑙2 → 2𝐻𝐶𝑙
b. 𝐶𝑂 + 𝑂2 → 𝐶𝑂2 setelah disetarakan menjadi 2𝐶𝑂 + 𝑂2 → 2𝐶𝑂2

2) Penyetaraan dengan cara setengah reaksi


Langkah-langkahnya adalah
 Pertama tuliskan setengah reaksi ionnya
 Kedua setarakan jumlah atom O dan H dengan cara
a. Jika reaksi berlangsung dalam media asam, maka tambahkan H2O
pada sisi yang kekurangan O dan tambahkan H+ pada sisi yang
kekurangan H
b. Jika reaksi berlangsung dalam media basa, maka tambahkan H 2O
pada sisi yang kelebihan O dan tambahkan OH- pada sisi yang
kekurangan H
 ketiga : setarakan jumlah muatan kiri dan kanan dengan
menambahkan elektron pada sisi yang jumlah muatannya lebih
tinggi

73
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3) Penyetaraan reaksi redoks dengan cara bilangan oksidasi


menurut reaksi ion
 Pertama tuliskan reaksi perubahan ionnya
 Kedua tentukan perubahan bilangan oksidasi
 Ketiga setarakan jumlah elektron yang terlibat
 Keempat setarakan jumlah muatan kiri dan kanan dengan cara
a. Jika jumlah muatan sisi kiri lebih rendah daripada sisi kanan,
maka tambahkan H+ pada sisi kiri dan H2O pada sisi kanan
b. Jika jumlah muatan sisi kiri lebih tinggi daripada sisi kanan,
maka tambahkan OH- pada sisi kiri dan H2O pada sisi kanan
4) Penyetaraan dengan cara bilangan oksidasi menurut reaksi
molekul
a. Pertama tulis reaksi molekulnya
b. Langkah berikutnya sama dengan seperti pada penyetaraan secara
bilangan oksidasi dengan reaksi ionnya
c. Langkah terakhir baru setarakan atom-atom lain yang tidak
mengalami perubahan bilangan oksidasi
Contoh
Setarakan reaksi redoks berikut ini:
𝐾𝑀𝑛𝑂4 + 𝐹𝑒𝐶𝑙2 + 𝐻𝐶𝑙 → 𝑀𝑛𝐶𝑙2 + 𝐹𝑒𝐶𝑙3 + 𝐾𝐶𝑙 + 𝐻2 𝑂
Jawab
Untuk memudahkan menjawab soal ini, maka harus dituliskan reaksi ionnya.
Gunakan konsep pembentukan senyawa ion untuk memudahkan menuliskan
reaksi ionnya.
K+MnO4- + Fe 2+2Cl- + H+Cl-  Mn 2+ 2Cl- + Fe 3+ 3Cl- + H+ OH-

1) Penyetaraan reaksi redoks dengan cara setengah reaksi


Langkah 1: menuliskan reaksi setengah reaksinya
Reaksi reduksi : MnO4-  Mn 2+

Reaksi oksidasi : Fe 2+  Fe 3+

74
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

Langkah 2: menyetarakan jumlah O. Reaksi berlangsung dalam media asam


(HCl). Reaksi yang melibatkan unsur O hanya reaksi reduksi,
karena itu yang kita setarakan hanya reaksi reduksinya saja.
MnO4-  Mn 2+ + 4H2O
Menyetarakan jumlah H
8 H+ + MnO4-  Mn 2+ + 4H2O
Langkah 3: Menyetarakan jumlah muatan. Penyetaraan jumlah muatan
dilakukan dengan menentukan biloks unsur terlebih dahulu.
Perbdaan muatan yang trejadi diatasi dengan penambahan
elektron
 Reaksi reduksi : MnO4-  Mn 2+
Muatan kiri = +7, kanan=+2,
maka tambahkan 5e pada sisi kiri sehingga:
5 e + 8 H+ + MnO4-  Mn 2+ + 4H2O
 Reaksi oksidasi Fe 2+  Fe 3+ + e

Reaksi lengkapnya adalah:


Oksidasi : 5 e + 8 H+ + MnO4-  Mn 2+ + 4H2O
Reduksi : 5Fe 2+  5Fe 3+ +5 e (samakan jumlah e x5)

Redoks : 5Fe 2+ + 8 H+ + MnO4-  Mn 2+ + 4H2O + 5Fe 3+

Reaksi lengkapnya adalah:


𝐾𝑀𝑛𝑂4 + 𝐹5𝑒𝐶𝑙2 + 8𝐻𝐶𝑙 → 𝑀𝑛𝐶𝑙2 + 5𝐹𝑒𝐶𝑙3 + 𝐾𝐶𝑙 + 4𝐻2 𝑂

2) Penyetaraan reaksi redoks dengan cara biloks menurut reaksi ionnya


Langkah 1: menuliskan reaksi ionnya
MnO4- + Fe 2+  Mn 2+ + Fe 3+

75
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Langkah 2: Menuliskan perubahan biloksnya

MnO4- + Fe 2+  Mn 2+ + Fe 3+
+7 +2 +2 +3
-5

+1

Langkah 3: penyetaraan jumlah elektron yang terlibat


MnO4- + 5Fe 2+  Mn 2+ + 5 Fe 3+

Muatan= +9 muatan = +17


Bagian kiri ditambahkan 8H+ dan bagian kanan ditambahkan 4H2O
sehingga persamaan reaksinya menjadi
8 H+ + 5Fe 2+ + MnO4-  Mn 2+ + 5Fe 3++ 4H2O

Reaksi lengkapnya:
𝐾𝑀𝑛𝑂4 + 5𝐹𝑒𝐶𝑙2 + 8𝐻𝐶𝑙 → 𝑀𝑛𝐶𝑙2 + 5𝐹𝑒𝐶𝑙3 + 𝐾𝐶𝑙 + 4𝐻2 𝑂

3) Penyetaraan reaksi redoks dengan menggunakan cara perubahan biloks


reaksi molekulnya
𝐾𝑀𝑛𝑂4 + 𝐹𝑒𝐶𝑙2 + 𝐻𝐶𝑙 → 𝑀𝑛𝐶𝑙2 + 𝐹𝑒𝐶𝑙3 + 𝐾𝐶𝑙 + 𝐻2 𝑂
+7 +2 +2 +3

+5e (x1)
-1e (x 5)
Reaksinya menjadi
𝐾𝑀𝑛𝑂4 + 5𝐹𝑒𝐶𝑙2 + 𝐻𝐶𝑙 → 𝑀𝑛𝐶𝑙2 + 5𝐹𝑒𝐶𝑙3 + 𝐾𝐶𝑙 + 𝐻2 𝑂

Penyetaraan atom O dengan menambahkan koefisien 4 pada H2O, diikuti


penyetaraan atom H dengan menambahkan koefisien 8 pada HCl
sehingga reaksi menjadi
𝐾𝑀𝑛𝑂4 + 5𝐹𝑒𝐶𝑙2 + 8𝐻𝐶𝑙 → 𝑀𝑛𝐶𝑙2 + 5𝐹𝑒𝐶𝑙3 + 𝐾𝐶𝑙 + 4𝐻2 𝑂

76
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

Penentuan cara penyetaraan reaksi redoks tergantung kepada karakteristik


soal yang ditemui. Jika bisa diselesaikan dengan menggunakan cara langsung,
maka tidak perlu digunakan cara yang rumit. Kondisi reaksi yang ditemui
(suasana asam atau suasana basa) juga turut menentukan metode
penyelesaian yang tepat untuk soal tersebut. Sering berlatih dengan berbagai
cara yang sudah disamaikan akan menambah pengetahuan dan ketrampilan
dalam menyelesaikan suatu soal.

77
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

PENGEMBANGAN PENILAIAN

A. Pembahasan Soal-soal
Bagian ini merupakan pembahasan soal-soal ujian, baik ujian akhir
nasional, ujian masuk politeknik negeri, maupun soal olimpiade sains
nasional tingkat provinsi. Penyelesaian dan pembahasan soal yang
disajikan dalam buku ini merupakan salah satu alternatif solusi dari
banyak solusi yang ada. Diharapkan penyelesaian dan pembahasan yang
diberikan dalam buku ini dapat menginspirasi pengajar untuk
memberikan penjelasan soal-saol tersebut sesuai dengan kebutuhan
peserta didik.
Soal 1 (UN SMK 2003):

Persamaan reaksi berikut yang termasuk reaksi redoks adalah ...


A. Ag+ + Cl– AgCl
B. Na  Na+ + e –
C. Ba2+ + 2e–  Ba
D. 2 Al + 6 H+  2 Al3+ + 3 H2
E. 2 I–  I2 + 2e–

Untuk dapat menyelesaikan soal ini peserta didik harus menguasai konsep
lambang unsur, pembentukan senyawa, dan bilangan oksidasi.
Penyelesaian soal di atas adalah sebagai berikut,
Salah satu cara paling mudah untuk melihat perubahan bilangan oksidasi
dari suatu atom adalah apabila terjadi reaksi kimia yang megubah unsur
menjadi ion atau senyawa, begitu pula sebaliknya. Akan tetapi, perubahan
bilangan oksidasi tidak selalu terjadi apabila terjadi reaksi kimia yang
mengubah ion menjadi senyawa. Atom klorin (Cl) merupakan unsur yang
berada pada golongan VIIA yang dapat memiliki bilangan oksidasi -1, 0,
atau +1. Bilangan oksidasi klorin (Cl) akan sama dengan 0 apabila
membentuk molekul Cl2 dan tidak dimungkinkan dalam kondisi lain,

78
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

sehingga bilangan oksidasi perak (Ag) pada sisi kanan persamaan reaksi
memiliki bilangan oksidasi +1. Pilihan B dan E menunjukkan reaksi
oksidasi saja, pilihan C menunjukkan reaksi reduksi saja. Pada soal yang
diminta adalah reaksi redoks. Pada pilihan D, unsur Al di sisi kiri
persamaan reaksi memiliki bilangan oksidasi 0 dan memiliki bilangan
oksidasi +3 di sisi kanan, terjadi oksidasi. Selain itu, ion H+ pada sisi kiri
persamaan bereaksi menjadi unsur H2 yang memiliki bilangan oksidasi 0.
Pilihan jawaban yang benar adalah D.
Soal 2 (UN SMK 2002):

Berikut ini merupakan reaksi redoks


Fe2O3(s) + 3CO(g) → 2Fe(s) + 3CO2(g)
Yang berperan sebagai reduktor adalah………..
A. Fe2O3
B. C
C. CO2
D. CO
E. Fe
Untuk dapat menyelesaikan soal ini peserta didik harus menguasai konsep
reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksidasi serta dapat
menentukan senyawa yang berperan sebagai reduktor/oksidator
Penyelesaian soal di atas dilakukan dengan melihat perubahan bilangan
oksidasi yang dimiliki oleh setiap atom pada reaksi tersebut
Fe2O3(s) + 3CO(g) → 2Fe(s) + 3CO2(g)
+3 -2 +2 0 +4

Biloks turun biloks naik


Berdasarkan perhitungan bilangan oksidasi yang dimiliki oleh masing-
masing atom terlihat bahwa atom Fe mengalami penurunan biloks dari
+3 menjadi 0, sehingga atom Fe mengalami reaksi reduksi. Fe berikatan
dengan atom O membentuk senyawa Fe2O3, sehingga senyawa Fe2O3

79
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

disebut oksidator/pengoksidasi karena senyawa ini menyebabkan


senyawa lain yaitu CO mengalami reaksi oksidasi. Dari perhitungan
bilangan oksidasi juga terlihat bahwa atom C mengalami kenaikan
biloks dari +2 menjadi +4. Atom C mengalami reaksi oksidasi sehingga
disebut sebagai reduktor(menyebabkan zat lain yaitu Fe2O3 mengalami
reduksi). Berdasarkan uraian perhitungan biloks ini jawaban yang
tepat dari soal di atas adalah CO.
Pilihan jawaban yang benar adalah D
Soal 3 (UMPN Bandung 2015):

Reaksi berikut merupakan reaksi redoks, KECUALI...


A. Mg + O2  MgO
B. Fe + 2HCl FeCl2 + H2
C. Zn + NiSO4  ZnSO4 + Ni
D. Fe2O3 + 6HCl  2FeCl3 + 3H2O
E. Ag + 2HNO3  AgNO3+ NO2 + H2O
Untuk dapat menyelesaikan soal ini peserta didik harus menguasai
konsep lambang unsur, reaksi redoks, dan bilangan oksidasi.
Penyelesaian soal di atas adalah sebagai berikut,
Untuk menjawab soal ini, peserta didik harus menyelidiki setiap opsi
jawaban apakah terjadi perubahan bilangan oksidasi pada atom-atom
yang terlibat dalam reaksi tersebut. Salah satu cara tercepat adalah
dengan melihat apakah ada atom yang mengalami perubahan dari
unsur bebas menjadi senyawa atau sebalinya. Jika dicermati ,satu-
satunya kandidat solusi adalah pilihan D, karena terdapat atom yang
mengalami perubahan dari unsur bebas menjadi senyawa yaitu opsi A
(Mg menjadi MgO), opsi B ( Fe menjadi FeCl2), opsi C ( Zn menjadi
ZnSO4), dan opsi E (Ag menjadi AgNO3). Dilakukan verifikasi untuk
pilihan D,

𝐹𝑒2 𝑂3 + 6𝐻𝐶𝑙 → 2𝐹𝑒𝐶𝑙3 + 3𝐻2 𝑂

80
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

Dari persamaan reaksi di atas, bilangan oksidasi dari oksigen (O),


hidrogen (H), dan klorin (Cl) tidak berubah karena atom-atom tersebut
memiliki bilangan oksidasi tertentu dalam senyawa, dengan beberapa
pengecualian. Oleh karena itu, perhitungan bilangan oksidasi dapat
langsung difokuskan pada atom besi (Fe). Bilangan oksidasi Fe pada
bagian kiri persamaan dicari berdasarkan bilangan oksidasi oksigen. Di
dalam senyawa 𝐹𝑒2 𝑂3 , bilangan oksidasi O = -2, jumlah atom O=3,
bilangan oksidasi total O=-6.
𝐹𝑒2 𝑂3 merupakan senyawa dan bersifat netral sehingga total bilangan
oksidasi senyawa adalah 0.
𝐹𝑒2 𝑂3
(2 x bo Fe ) + (3 x bo O) = 0
(2 x bo Fe ) + ( 3 x (-2)) =0
2 bo Fe = +6
Bo Fe = +3
Pada ruas kanan terdapat senyawa 𝐹𝑒𝐶𝑙3
FeCl3 merupakan senyawa dan bersifat netral sehingga total bilangan
oksidasi senyawa FeCl3 adalah 0.
FeCl3
(1 x bo Fe ) + (3 x bo Cl) = 0
(1 x bo Fe ) + ( 3 x (-1)) =0
bo Fe = +3

Berdasarkan perhitungan bilangan oksidasi atom Fe pada persamaan


reaksi D terlihat bahwa tidak terjadi perubahan bilangan oksidasi ,
sehingga reaksi D BUKAN merupakan reaksi redoks.
Pilihan jawaban yang benar adalah D

Soal 4 (UN SMK 2006):

81
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Bilangan oksidasi S pada senyawa Na2SO4 adalah ...


A. +5
B. +6
C. -6
D. +4
E. +7

Untuk dapat menyelesaikan soal ini peserta didik harus menguasai konsep
lambang unsur dan bilangan oksidasi.
Penyelesaian soal di atas adalah sebagai berikut,
Natrium (Na) memiliki bilangan oksidasi +1 dan oksigen (O) memiliki bilangan
oksidasi -2, sehingga bilangan oksidasi belerang (S) adalah
2+𝑥−8=0
𝑥 = +6
Pilihan jawaban yang benar adalah B.
Soal 5 (UN 2007):

Bilangan oksidasi unsur Mn terkecil terdapat pada senyawa ...


A. KMnO4
B. MnO2
C. Mn2O3
D. K2MnO4
E. MnO
Untuk dapat menyelesaikan soal ini peserta didik harus menguasai konsep
bilangan oksidasi dan lambang unsur.

Penyelesaian soal di atas adalah sebagai berikut,

Peserta didik harus menghitung bilangan oksidasi yang dimiliki oleh atom Mn
pada setiap opsi jawaban. Setelah diperoleh hasil perhitungan, maka langkah
selanjutnya adalah membandingkan bilangan oksidasi yang dimiliki oleh atom

82
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

Mn pada masing-masing senyawa dan ditentukan mana yang mempunyai


bilangan oksidasi paling kecil.

Opsi jawaban A Opsi jawaban B


KMnO4 MnO2
Total biloks KMnO4 = 0 Total biloks MnO2 = 0
(1 x bo K) + (1 x bo Mn) + (4 x bo O) = 0 (1 x boMn) + (2 x bo O) = 0
(1 x (+1)) + (bo Mn) + (4 x (-2)) = 0 Bo Mn + (2 x(-2)) = 0
(+1)+(bo Mn)+(-8)=0 Bo Mn + (-4) = 0
Bo Mn = +7 Bo Mn = +4
Opsi jawaban C Opsi jawaban D
Mn2O3 K2MnO4
Total Biloks Mn2O3 =0 Total biloks K2MnO4 =0
(2 x bo Mn) + ( 3 x bo O ) = 0 (2 x bo K) + (bo Mn)+(4xboO)=0
(2 Bo Mn) + ((3 x (-2)) = 0 (2x+1)+ boMn + (4(-2))=0
(2 bo Mn ) + (-6) = 0 (+2)+(boMn)+(-8)=0
2 bo Mn = +6 Bo Mn = +6
Bo Mn = +3

Opsi jawaban E
MnO. Total biloks MnO = 0
Bo Mn + 1(-2) =0
Bo Mn = +2

Berdasrakan hasil perhitungan bilangan oksidasi yang dimiliki oleh atom Mn


pada setiap opsi jawaban diperoleh hasil bahwa opsi jawaban E merupakan
bilangan oksidasi terendah yang dimiliki oleh atom Mn.

Pilihan jawaban yang benar adalah E.

83
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Soal 6 (OSP 2007):

Asam klorida yang bersifat pereduksi terdapat pada reaksi...


1. MnO2 + 4HCl  MnCl2 + 2H2O + Cl2
2. Pb3O4 + 8 HCl  3PbCl2 + 4H2O + Cl2
3. K2Cr2O7 + 14 HCl  2KCl + 2CrCl3 + 7H2O + 3Cl2
4. SnCl2 + 2HCl + 2HNO3  SnCl4+ 2H2O + 2NO2

Untuk dapat menyelesaikan soal ini peserta didik harus menguasai konsep
lambang unsur, pembentukan senyawa, reaksi redoks, bilangan oksidasi, dan
penyetaraan reaksi redoks.

Penyelesaian soal di atas adalah sebagai berikut,

Salah satu cara paling mudah untuk melihat perubahan bilangan oksidasi dari
suatu atom adalah apabila terjadi reaksi kimia yang megubah unsur menjadi
ion atau senyawa, begitu pula sebaliknya. Karena HCl diinginkan menjadi
pereduksi, maka HCl diharuskan mengalami oksidasi. Oksidasi yang terjadi
adalah dari ion Cl- yang memiliki bilangan oksidasi -1 menjadi Cl2 yang
memiliki bilangan oksidasi 0. Syarat ini dipenuhi oleh jawaban 1, 2, dan 3.
Langkah selanjutnya adalah memastikan apakah unsur logam pada ketiga
jawaban tersebut mengalami reduksi.

Jawaban 1, MnO2 + 4HCl  MnCl2 + 2H2O + Cl2

Pada sisi kiri persamaan, atom mangan (Mn) memiliki bilangan oksidasi +4,
sedangkan pada sisi kanan persamaan adalah +2. Mn mengalami reduksi
akibat HCl.

Jawaban 2, Pb3O4 + 8 HCl  3PbCl2 + 4H2O + Cl2

Pada sisi kiri persamaan, atom timbal (Pb) memiliki bilangan oksidasi +8/3,
sedangkan pada sisi kanan persamaan adalah +2. Pb mengalami reduksi akibat
HCl.

84
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

Jawaban 3, K2Cr2O7 + 14HCl  2KCl + 2CrCl3 + 7H2O + 3Cl2

Pada sisi kiri persamaan, atom krom (Cr) memiliki bilangan oksidasi +6,
sedangka pada sisi kanan persamaan adalah +3. Cr mengalami reduksi akibat
HCl.

Jawaban 4, SnCl2 + 2HCl + 2HNO3  SnCl4+ 2H2O + 2NO2

Pada sisi kiri persamaan, atom timah (Sn) memiliki bilangan oksidasi +2,
sedangkan pada sisi kanan persamaan +4. Sn mengalami oksidasi, tidak sesuai
dengan permintaan soal. Selain itu, bilangan oksidasi Cl pada sisi kiri dan
kanan persamaan adalah sama -1.

Pilihan jawaban yang benar adalah 1, 2, dan 3.

85
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Mengembangkan Soal HOTS

Di bagian ini kan disajikan contoh pengembangan soal HOTS yang


diawali dengan pembuatan kisi-kisi soal. Melalui kisi-kisi soal tersebut
Saudara dapat melihat kesesuaian antara kompetensi yang diuji, lingkup
materi, dan insikator soal. Penyusunan soal dilakukan di format kartu soal
yang sudah disediakan.
Pengembangan soal HOTS bisa dilakukan dengan menaikkan
tingkat atau level kognitif yang harus dicapai, yaitu minimal C-4 atau level
analisis. Soal-soal HOTS memberikan penekanan lebih pada proses : 1)
mentrasfer fakta dari satu konteks ke konteks lain, 2) memilih,
memproses, dan menerapkan informasi, 3) melihat keterkaitan antara
beberapa informasi yang berbeda, 4) menggunakan informasi untuk
menyelesaikan masalah, dan 5) menguji informasi dan gagasan secara
kritis. Karakteristik soal HOTS adalah: 1) mengukur kemampuan berpikir
tingkat tinggi, 2) meminimalkan aspek mengingat dan memahami, 3)
stimulus menarik, 4) tidak familiar, 5) kebaruan.
Coba anda cermati soal yang disajikan di bagian awal unit ini baik
berupa soal UASBN, soal UN, ataupun soal UMPN. Menurut saudara, apakah
soal tersebut merupakan soal HOTS? Mengapa?
Berikut disajikan contoh soal HOTS yang penyelesaiannya
menggunakan konsep reaksi redoks berdasarkan penggabungan dan
pelepasan oksigen, pelepasan dan penggabungan elektron, perubahan
bilangan oksidasi, serta penyamaan reaksi redoks. Semua soal disajikan
dalam bentuk kartu soal dan dilengkapi dengan kisi-kisi soal.

86
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

KISI-KISI SOAL HOTS

Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jumlah soal : 10 (sepuluh)


Mata Pelajaran : Kimia Tahun Pelajaran :
Kelas/semester ; X/Genap
No Kompetensi Lingkup materi Indikator Pencapaian Indikator soal No Level
yang diuji Kompetensi kognitif
1 Menentukan Konsep reaksi 3.7.3 Menguraikan konsep Disajikan beberapa reaksi oksidasi, 10 L2
biloks unsur redoks reaksi redoks berdasarkan reduksi dan redoks yang berhubungan
untuk beradasarkan penggabungan dan dengan oksigen, peserta didik dapat
mengidentifikasi oksigen pelepasan oksigen menentukan reaksi yang tergolong
reaksi redoks reaksi redoks
Bilangan oksidasi 3.7.6 Menentukan biloks 1. Disajikan data rumus kimia senyawa 1 L2
unsur dalam senyawa atau dan kegunaannya, peserta didik dapat
ion menentukan biloks unsur dalam
senyawa 5 L3
2. Disajikan data rumus kimia senyawa
dan ion poliatom, peserta didik dapat
menentukan biloks unsur yang
menyusun senyawa atau ion tersebut 6 L2
3. Disajikan contoh reaksi redoks dalam
kehidupan sehari-hari, peserta didik
dapat menentukan biloks unsur dalam
senyawa yang berada dalam reaksi
tersebut

87
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

No Kompetensi Lingkup materi Indikator Pencapaian Indikator soal No Level


yang diuji Kompetensi kognitif
3.7.5 menguraikan konsepDisajikan beberapa reaksi kimia, 7 L2
reaksi redoks berdasarkan
peserta didik dapat mengkategorikan
perubahan biloks reaksi redoks bukan redoks dengan
menggunakan metode perubahan biloks
Reaksi redoks 3.7.7mengidentifikasi Disajikan beberapa reaksi kimia, 8 L3
berdasarkan rekasi redoks dan reaksi peserta didik dapat mengkategorikan
perubahan biloks bukan redoks berdasarkan reaksi redoks bukan redoks dengan L2
perubahan biloks menggunakan metode perubahan biloks
Oksidator/reduktor 3.7.8menentukan Disajikan persamaan reaksi redoks di 4 L3
oksidator dan reduktor bidang industri, peserta didik dapat
dalam suatu reaksi redoks menentukan osidator/reduktor dalam
reaksi tersebut

Disajikan persamaan reaksi redoks, 9


peserta didik dapat menentukan
oksidator/reduktor pada reaksi
tersebut
2 Membandingkan Bilangan oksidasi 4.7.4membandingkan Disajikan data reaksi redoks dalam 2 L3
antara reaksi hasilperhitungan biloks kehidupan sehari-hari, peserta didik
oksidasi dan untuk menentukan reaksi dapat membandingkan perubahan
reaksi reduksi redoks biloks pada reaksi tersebut
berdasarkan hasil Penyetaraan reaksi 4.7.5menyetarakan reaksi Disajikan persamaan reaksi redoks yang 3 L2
perhitungan redoks redoks dengan belum setara, peserta didik dapat
bilangan menggunakan metode menyetarakan persamaan reaksi redoks
oksidasinya perubahan biloks tersebut dengan menggunakan metode
perubahan bilangan oksidasi

88
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

KARTU SOAL HOTS PILIHAN GANDA

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :


Kelas :X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata pelajaran : Kimia Nama Penyusun :
KOMPETENSI
DASAR:
Menentukan Buku Pengetahuan/ Aplikasi
bilangan Penalaran
Sumber : Pemahaman √
oksidasi unsur
untuk
mengidentifikasi RUMUSAN BUTIR SOAL
reaksi oksidasi Nomor
dan reduksi Soal

LINGKUP 1 Berikut ini adalah kegunaan logam krom


MATERI: (Cr) dalam kehidupan sehari-hari:
Reaksi Reduksi Senyawa Kegunaan
Oksidasi CrCl2 Sintesis senyawa
MATERI: Kunci krom lain
Bilangan jawaban Na2CrO4 Pencegah korosi
Oksidasi CrCl3 Katalis
INDIKATOR E
SOAL Berapakah bilangan oksidasi atom krom
Menentukan
biloks unsur (Cr) pada masing-masing senyawa di atas!
dalam senyawa A. -2, -6, +3
B. +2, -6, -3
C. +2, +6, -3
D. -2, -6, -3
E. +2, +6, +3

89
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KARTU SOAL HOTS PILIHAN GANDA

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :


Kelas :X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata pelajaran : Kimia Nama Penyusun :
KOMPETENSI
DASAR:
Menentukan Buku Pengetahuan/ Aplikasi
bilangan Penalaran
Sumber : Pemahaman √
oksidasi unsur
untuk
mengidentifikasi RUMUSAN BUTIR SOAL
reaksi oksidasi Nomor
dan reduksi Soal

LINGKUP 2 Natrium hipoklorit dikenal sebagi pemutih dan


MATERI:
pembunuh kuman. Zat ini dibuat secara industri
Reaksi Reduksi
Oksidasi melalui proses Hooker. Dalam proses ini,
MATERI: Kunci
jawaban Natrium hipoklorit dan natrium klorida
Bilangan
Oksidasi terbentuk ketika gas klorida dilewatkan dalam
INDIKATOR C
keadaan dingin dan mengencerkan lautan NaOH.
SOAL
Reaksi pembuatan NaOCl adalah
Menghitung Cl2 (g) + 2NaOH(s)  NaCl(s) + NaOCl(s) + H2O (l)
biloks unsur
dalam suatu Bilangan oksidasi unsur klor berubah dari..
reaksi redoks A. -2 menjadi 0 dan -1
B. +2 menjadi 0 dan -1
C. 0 menjadi -1 dan +1
D. 0 menjadi -2 dan +1
E. -1 menjadi 0 dan -2

90
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

KARTU SOAL HOTS PILIHAN GANDA

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :


Kelas :X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata pelajaran : Kimia Nama Penyusun :
KOMPETENSI
DASAR:
Menentukan Buku Pengetahuan/ Aplikasi
bilangan Penalaran
Sumber : Pemahaman √
oksidasi unsur
untuk
mengidentifikasi RUMUSAN BUTIR SOAL
reaksi oksidasi Nomor
dan reduksi Soal

LINGKUP 3 Pada persamaan redoks berikut, nilai a dan b


MATERI:
Reaksi
berturut-turut adalah...
Reduksi aMnO4-+ 16H+ + 5C2O4 2- bMn2+ +
Kunci
Oksidasi jawaban 8H2O+10CO2

MATERI: A
Penyetaraan A. 2 dan 2
reaksi redoks B. 2 dan 3
INDIKATOR
SOAL C. 2 dan 4
Menyetarakan D. 2 dan 5
reaksi redoks
E. 3 dan 5

91
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KARTU SOAL HOTS PILIHAN GANDA

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :


Kelas :X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata pelajaran : Kimia Nama Penyusun :
KOMPETENSI
DASAR:
Menentukan Buku Pengetahuan/ Penalaran
bilangan Aplikasi
Sumber : Pemahaman √
oksidasi unsur
untuk
mengidentifikasi RUMUSAN BUTIR SOAL
reaksi oksidasi Nomor
dan reduksi Soal

LINGKUP 4 Natrium hidroksida merupakan bahan baku utama


MATERI:
industri deterjen. Secara industri, klorin dan
Reaksi Reduksi
Oksidasi natrium hidroksida dibuat dari elektrolisis larutan
MATERI: Kunci
jawaban natrium klorida. Proses ini disebut proses klor-
Reduktor
oksidator alkali dan merupakan proses industri yang
INDIKATOR B
penting.
SOAL
Menentukan Reaksi elektrolisis NaCl sebagai berikut:
oksidator dan 2H2O(l)+2NaCl(aq)  2NaOH(aq) + H2(g) + Cl2(g)
reduktor dalam
suatu reaksi Zat yang berfungsi sebagai reduktor pada reaksi di
redoks atas adalah...
A. H2O
B. NaCl
C. NaOH
D. H2
E. Cl2

92
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

KARTU SOAL HOTS PILIHAN GANDA

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :


Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Kelas :X
Nama Penyusun :
Mata pelajaran : Kimia
KOMPETENSI
DASAR:
Menentukan Buku Pengetahuan/ Aplikasi
bilangan Penalaran
Sumber : Pemahaman √
oksidasi unsur
untuk
mengidentifikasi
Nomor RUMUSAN BUTIR SOAL
reaksi oksidasi
dan reduksi Soal

LINGKUP 5 Pada senyawa manakah, unsur yang


MATERI:
digarisbawahi mempunyai bilangan oksidasi +2
Reaksi Reduksi A. SO4 2-
Oksidasi Kunci
jawaban B. Fe[(CN)]6 4-
MATERI:
C. HNO2
Bilangan B
Oksidasi D. NO3 -
INDIKATOR E. SO2
SOAL:

Menentukan
biloks unsur
dalam senyawa
atau ion

93
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KARTU SOAL HOTS PILIHAN GANDA

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :


Kelas :X Bentuk Soal : PG
Mata pelajaran : Kimia Nama Penyusun :
KOMPETENSI
DASAR:
Buku Pengetahuan/ Penalaran
Aplikasi
Sumber : Pemahaman √

Nomor RUMUSAN BUTIR SOAL


LINGKUP Soal
MATERI:
Fuel cell merupakan suatu pembangkit listrik yang
Reaksi 6 mengubah energi kimia langsung menjadi listrik
Reduksi
dengan menggunakan hidrogen sebagai bahan
Oksidasi
bakarnya dan oksigen sebagai oksidannya.
MATERI:
Reaksi pada fuel cell adalah
Bilangan Kunci 𝐻2 (𝑔) + 𝑂2 (𝑔) → 𝐻2 𝑂 (𝑔)
Oksidasi jawaban Fuel cell akan terus menerus memberikan energi listrik
INDIKATOR selama hidrogen kontinyu disalurkan kepadanya. Jadi
SOAL A tegangan yang dihasilkan oleh fuel cell tidak akan habis
Menentukan selama bahan bakar hidrogen masih ada.
bilangan Suplai gas hidrogen diperoleh dari r natrium
oksidasi pada borohidrida cair untuk menghasilkan gas hidrogen
senyawa murni.
𝑁𝑎𝐵𝐻4 + 2𝐻2 𝑂 → 4𝐻2 + 𝑁𝑎𝐵𝑂2
Bilangan oksidasi unsur H pada NaBH4 adalah...
a. -1
b. 0
c. +0,5
d. +1
e. +2

94
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

KARTU SOAL HOTS PILIHAN GANDA

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :


Kelas :X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata pelajaran : Kimia Nama Penyusun :
KOMPETENSI
DASAR:
Buku Pengetahuan/
Aplikasi Penalaran
Sumber : Pemahaman

Nomor RUMUSAN BUTIR SOAL


LINGKUP Soal
MATERI:
Reaksi 7
Reduksi
Oksidasi
MATERI:
Konsep reaksi Kunci Diantara reaksi berikut yang BUKAN
redoks jawaban
INDIKATOR merupakan reaksi redoks adalah..
SOAL C A. 𝑍𝑛 + 2𝐻𝐶𝑙 → 𝑍𝑛𝐶𝑙2 + 𝐻2
Menentukan
reaksi redoks B. 2𝐹𝑒𝐶𝑙3 + 𝐻2 𝑆  2𝐹𝑒𝐶𝑙2 + 2𝐻𝐶𝑙 + 𝑆
C. 𝐶𝑎𝐶𝑂3 + 2𝐻𝐶𝑙 → 𝐶𝑎𝐶𝑙2 + 𝐻2 𝑂 + 𝐶𝑂2
D. 2𝑆 + 3𝑂2 →→ 2𝑆𝑂3
E. 𝑆𝑛𝐶𝑙2 + 2𝐻𝑔𝐶𝑙2 → 𝑆𝑛𝐶𝑙4 + 𝐻𝑔2 𝐶𝑙2

95
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KARTU SOAL HOTS PILIHAN GANDA

Jenis Sekolah: SMK Kurikulum: K-13


Kelas : X Bentuk Soal : PG
Mapel: Kimia Nama Penyusun: Siti Faizah
Kompetensi Buku Pengetahuan Aplikasi Penalaran
Dasar: Sumber /pemahaman
Membandingkan
reaksi redoks
berdasarkan
perhitungan
biloks

Lingkup Nomor Rumusan Butir Soal


Materi: Soal:
Reaksi redoks 8
berdasarkan
konsep biloks
Materi: Kunci Reaksi berikut yang termasuk reaksi redoks
Biloks Jawaban: adalah...
Indikator soal: C A. 𝐶𝑢𝑂 + 𝐻2 𝑆𝑂4 → 𝐶𝑢𝑆𝑂4 + 2𝐻2 𝑂
Membandingkan
B. 𝑁𝑎𝑂𝐻 + 𝐻𝐶𝑙 → 𝑁𝑎𝐶𝑙 + 𝐻2 𝑂
hasil
perhitungan C. 𝐹𝑒2 𝑂3 + 2𝐴𝑙 → 2𝐹𝑒 + 𝐴𝑙2 𝑂3
perubahan
D. 𝐾𝑂𝐻 + 𝐻𝑁𝑂3 → 𝐾𝑁𝑂3 + 𝐻2 𝑂
biloks untuk
menentukan E. 𝐶𝑎𝐶𝑂3 + 2𝐻𝐶𝑙 → 𝐶𝑎𝐶𝑙2 + 𝐻2 𝑂 + 𝐶𝑂2
reaksi redoks

96
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

KARTU SOAL HOTS URAIAN

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :


Kelas :X Bentuk Soal : Uraian
Mata pelajaran : Kimia Nama Penyusun :
KOMPETENSI
DASAR:
Buku Pengetahuan/
Aplikasi Penalaran
Sumber : Pemahaman

Nomor RUMUSAN BUTIR SOAL


LINGKUP MATERI: Soal
Reaksi Reduksi
Pada persamaan reaksi :
Oksidasi 9
MATERI:
Bilangan Oksidasi KMnO4 + H2C2O4 + H2SO4  K2SO4 +
INDIKATOR SOAL MnSO4 + CO2 + H2O
Kunci
Menentukan jawaban
oksidator/reduktor Yang berperan sebagai reduktor adalah
dalam suatu reaksi A
redoks A. H2C2O4
B. KMnO4
C. H2SO4
D. MnSO4
E. H2O

97
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KARTU SOAL HOTS PILIHAN GANDA

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :


Kelas :X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata pelajaran : Kimia Nama Penyusun :
KOMPETENSI
DASAR: Buku Pengetahuan/
Aplikasi Penalaran
Menentukan Sumber : Pemahaman
biloks untuk
mengidentifikasi RUMUSAN BUTIR SOAL
Nomor
reaksi redoks
Soal

10
LINGKUP Pengolahan bijih logam seperti besi, cromium,
MATERI: dan tembaga merupakan penerapan dari reaksi
reduksi. Berikut ini yang BUKAN merupakan
Reaksi Reduksi Kunci reaksi redoks adalah...
Oksidasi jawaban
A. 4𝐹𝑒 + 3𝑂2 → 2𝐹𝑒2 𝑂3
MATERI: E
B. 𝐹𝑒2 𝑂3 + 3𝐶𝑂 → 𝐹𝑒 + 3𝐶𝑂2
Bilangan
C. CuO + H2  Cu + H2O
Oksidasi
D. 𝐴𝑔2 𝑂 + 𝐶 → 2𝐴𝑔 + 𝐶𝑂
INDIKATOR
SOAL E. 𝐶𝑟2 𝑂3 + 2 𝐴𝑙𝐴𝑙2 𝑂3 + 2𝐶𝑟
Menguraikan
konsep reaksi
redoks
berdasarkan
pelepasan
oksigen

98
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

KARTU SOAL HOTS URAIAN

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :


Kelas :X Bentuk Soal : Uraian
Mata pelajaran : Kimia Nama Penyusun :
KOMPETENS
I DASAR:
Buku
Pengetahuan/
Sumber Aplikasi Penalaran
Pemahaman
:

Nomo RUMUSAN BUTIR SOAL


LINGKUP Berikut adalah proses pemurnian biji besi (Fe2O3)
r Soal
MATERI: menjadi besi murni (Fe) :
Reaksi
Reduksi 1
Oksidasi
MATERI:
Reaksi
Reduksi Kunci
Bilangan jawaban
Oksidasi Reaksi
INDIKATOR redoks
SOAL Reaksi 1
Disajikan data Reaksi 2
reaksipengola Reaksi 3
han bijih Reaksi 4
logam, peserta Reaksi 7
didik dapat
Bukan
mengklasifika redoks
sikan reaksi Reaksi 5
redoks dan Reaksi 6
bukan redoks
dengan Gambar 6. Proses Pemurnian Bijih Besi
metode
perubahan Cermati reaksi pengolahan bijih besi pada
biloks Gambar 6. Klasifikasikan reaksi diatas ke dalam
reaksi redoks dan bukan redoks menggunakan
metode perubahan biloks!

99
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KARTU SOAL HOTS URAIAN

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :


Kelas :X Bentuk Soal : Uraian
Mata pelajaran : Kimia Nama Penyusun :
KOMPETENSI
DASAR:
Buku Pengetahuan/
Aplikasi Penalaran
Sumber : Pemahaman

Nomor RUMUSAN BUTIR SOAL


LINGKUP Soal
MATERI: Pada persamaan reaksi redoks di bawah ini
Reaksi 2 nilai a,b,c, dan d berturut-turut adalah:
Reduksi aNH3 + bO2  cNO +d H2O
Oksidasi
MATERI:
Penyetaraan Kunci
reaksi redoks jawaban
INDIKATOR Kunci jawaban:
SOAL terlampir
Menyetarakan Pada persamaan tersebut, jumlah atom
persamaan yang mengalami perubahan biloks sudah
raksi redoks setara, oleh karena itu persamaan reaksi
ini bisa diselesaikan dengan cara langsung

4NH3 + 5O2  4NO + 6H2O

100
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

KESIMPULAN

Konsep reaksi reduksi oksidasi perlu dikonstruksi sendiri oleh peserta didik
agar bermakna. Masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari dapat dieksplore
lebih banyak untuk mengonstruksi pengetahuan tentang reaksi reduksi
oksidasi tersebut. Penguasaan tentang konsep reaksi reduksi oksidasi menjadi
prasyarat untuk mempelajari fenomena korosi logam. Korosi logam terjadi
karena sebagian besar logam mudah teroksidasi oleh oksigen di uadar
membentuk oksida logam. Sehigga korosi pada besi merupakan reaksi redoks
alami.dapa

Beberapa alternatif kegiatan atau aktifitas pembelajaran dapat digunakan


untuk menstimulasi daya pikir dan daya nalar peserta didik sehingga mereka
dapat mebangun konsep sendiri. Aktifitas pembelajaran yang disajikan
diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
peserta didik. Beberapa model pembelajaran yang dapat mengakomodasi
pengembangan ketrampilan berpikir tingkat tinggi diantaranya : Discovery
Learning, Inquiry Terbimbing, dan Project Based Learning. Saudara dapat
memilih model yang sesuai dengan karakteristik materi yang akan
dibelajarkan dan kompetensi peserta didik saudara.

Penggunaan alat peraga yang didampingi Lembar Kerja untuk materi


pembentukan senyawa ionik diharapkan membantu peserta didik dalam
menemukan konsep-konsep pembentukan senyawa ionik sehingga dapat
lebih mudah saat menentukan bilangan oksidasi dan menyetarakan reaksi
redoks.

Aktivitas pembelajaran dan LKPD dalam unit ini hanya sebagai contoh atau
alternatif saja, kreatifitas Saudara sangat diharapkan untuk dapat
mengembangkan aktifitas pembelajaran berorientasi ketrampilan berpikir
tingkat tinggi sesuai dengan kondisi peserta didk Saudara.

101
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

UMPAN BALIK

Selamat, Saudara telah selesai mempelajari Unit Reaksi Redoks. Bagaimana


pengalaman Saudara dalam menyelesaikan unit ini?
Apakah Saudar berhasil memahami semua pembahasan yang terdapat dalam
Unit Reaksi Reduksi Oksidasi ini? Adakah kesulitan yang Saudara jumpai
ketika mempelajarinya? Apakah ada manfaat yang Saudara dapatkan setelah
mempelajari unit ini?

Agar berhasil baik dalam mempelajari Unit Reaksi Reduksi Oksidasi ini,
Saudara dapat mengikuti petunjuk belajar berikut ini:
1. Bacalah uraian dan contoh-contoh dengan cermat dan berulang-ulang
sehingga Saudara benar-benar memahami dan menguasai materi yang ada
dalam unit ini.
2. Lakukanlah aktivitas-aktivitas yang dicontohkan oleh unit ini kepada peseta
didik Saudara dalam kelas (Aktivitas dapat dimodifikasi sesuai kondisi
kelas). Mintalah bantuan rekan guru, instruktur atau pengawas untuk
menjadi observer di kelas Saudara ketika Saudara melakukan aktivitas-
aktivitas yang dicontohkan. Mintalah bantuan dan saran mereka dalam
rangka perbaikan pelaksanaan aktivitas-aktivitas tersebut.
3. Jika Saudara masih mengalami kesulitan setelah mengikuti rambu-rambu
atau penjelasan dalam memahami materi serta melakukan aktivitas-
aktivitas yang terdapat dalam unit ini, mintalah bantuan instruktur,
pengawas atau narasumber yang ada.

Selamat belajar, selamat bekerja, semoga sukses!

102
Unit Pembelajaran
Reaksi Redoks

103
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN KIMIA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK)

KOROSI
Penulis:
Siti Faizah, M.Pd

Penyunting:
Dr. Yamin, S.Pd., M.Si.

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
.
Unit Pembelajaran
Korosi

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI ______________________________________________________________________109


DAFTAR GAMBAR ______________________________________________________________111
DAFTAR TABEL _________________________________________________________________112
PENDAHULUAN_________________________________________________________________113
KOMPETENSI DASAR __________________________________________________________115
A. Target Kompetensi________________________________________________________ 115
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ______________________________________ 115
APLIKASI DI DUNIA NYATA___________________________________________________117
A. Korosi pada Bangunan____________________________________________________ 117
B. Korosi pada Jembatan ____________________________________________________ 118
C. Korosi pada Peralatan Masak ____________________________________________ 122
SOAL-SOAL UN/USBN__________________________________________________________125
A. Contoh soal UAS 2015-2016 Paket A ___________________________________ 125
B. Contoh soal UAS Paket B Tahun 2015 ___________________________________ 126
C. Contoh soal SBMPTN Tahun 2008 _______________________________________ 127
D. Contoh soal SBMPTN 2010/IPA/45 _____________________________________ 128
BAHAN PEMBELAJARAN ______________________________________________________129
A. Aktivitas Pembelajaran ___________________________________________________ 129
Aktivitas 1: Konsep korosi _______________________________________________ 134
Aktivitas 2: Faktor yang mempengaruhi korosi ________________________ 137
Aktivitas 3: Pencegahan korosi __________________________________________ 140
Aktivitas 4 Pengayaan: Melakukan Praktek Anodizing ________________ 142
B. Lembar Kerja Peserta Didik ______________________________________________ 146
Lembar Kerja Peserta Didik 1 ____________________________________________ 146
Lembar Kerja Peserta Didik 2 ____________________________________________ 148
Lembar Kerja Peserta Didik 3 ____________________________________________ 153
Lembar Kerja Peserta Didik 4 ____________________________________________ 158

109
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

C. Bahan Bacaan______________________________________________________________ 163


1. Korosi dan Jenisnya _________________________________________________ 163
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju korosi ___________________ 166
3. Faktor lain-lain_________________________________________________________ 171
3. Pencegahan Korosi ____________________________________________________ 173
a. Modifikasi Kondisi Lingkungan ____________________________________ 175
b. Paduan _______________________________________________________________ 177
c. Pelapisan permukaan _______________________________________________ 178
d. Pelapisan Logam ____________________________________________________ 179
PENGEMBANGAN PENILAIAN ________________________________________________ 185
A. Pembahasan Soal-soal ___________________________________________________ 185
B. Mengembangkan Soal HOTS _____________________________________________ 189
KISI-KISI SOAL HOTS ____________________________________________________ 190
Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) _______________ 190
Jumlah soal : 10 (sepuluh)__________________________________________ 190
Mata Pelajaran : Kimia __________________________________________________ 190
Tahun Pelajaran : _________________________________________________________ 190
Kelas/semester ; X/Genap ______________________________________________ 190
KARTU SOAL HOTS_______________________________________________________ 192
KESIMPULAN ___________________________________________________________________ 205
UMPAN BALIK __________________________________________________________________ 206

110
Unit Pembelajaran
Korosi

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Korosi pada Logam Sebagai Pilar Utama Bangunan _____________ 117
Gambar 2. Korosi Pada Besi Yang Digunakan Sebagai Penyangga Beton ___ 118
Gambar 3. Logam pada Jembatan yang Mengalami Korosi __________________ 119
Gambar 4. Struktur Logam pada Jembatan yang Mengalami Korosi ________ 120
Gambar 5. Epoxy Coated Rebar _________________________________________________ 121
Gambar 6. Massa Krom Terlarut Setelah Jangka Waktu Tertentu Akibat Dari
Jus ________________________________________________________________________________ 123
Gambar 7. Massa Besi Terlarut Setelah Jangka Waktu Tertentu Akibat Dari
Jus ________________________________________________________________________________ 123
Gambar 8. Laju Korosi Stainless Steel Akibat Jus ______________________________ 123
Gambar 9. Massa Krom Terlarut Setelah Jangka Waktu Tertentu Akibat Dari
Jus ________________________________________________________________________________ 124
Gambar 10.Berbagai produk anodizing________________________________________ 170
Gambar 11 Kerusakan akibat peritiwa mikrobial ____________________________ 172
Gambar 12. Perkaratan pada Boiler ___________________________________________ 175
Gambar 13. Bahan adsorban silika _____________________________________________ 176
Gambar 14 Rangkain Elektroplating ___________________________________________ 179
Gambar 15 Proses pelapisan bodi mobil ______________________________________ 182
Gambar 16 Bemper mobil yang mengkilap karena dilapisi krom ___________ 183
Gambar 17 Susunan proses anodizing _________________________________________ 184

111
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Target Kompetensi Dasar ____________________________________________ 115


Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) ____________________________ 116
Tabel 3. Aktivitas Pembelajaran _______________________________________________ 130
Tabel 4. Data Potensial Reduksi _______________________________________________ 174

112
Unit Pembelajaran
Korosi

PENDAHULUAN

Unit ini disusun sebagai salah satu aternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memahami topik reaksi korosi logam. Melalui pembahasan materi yang
terdapat pada unit ini, guru dapat memiliki dasar pengetahuan untuk
mengajarkan materi yang sama ke peserta didiknya yang disesuaikan dengan
indikator yang telah disusun, dan terutama dalam memfasilitasi kemampuan
bernalar peserta didik. Selain itu, materi ini juga aplikatif untuk guru sendiri
sehingga mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam rangka memudahkan guru mempelajari konten dan cara


mengajarkannya, di dalam unit ini dimuat kompetensi dasar terkait yang
memuat target kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, bahan
bacaan tentang aplikasi topik korosi dalam kehidupan sehari-hari, soal-soal
tes UN yang pernah diselenggarakan beberapa tahun lalu serta soal UASBN
topik ini di tiga tahun terakhir sebagai acuan dalam menyusun soal sejenis,
deskripsi alternatif aktivitas pembelajaran, Lembar Kegiatan Peserta Didik
(LKPD) yang dapat digunakan guru untuk memfasilitasi pembelajaran, bahan
bacaan yang dapat dipelajari oleh guru, maupun peserta didik, dan deskripsi
prosedur mengembangkan soal HOTS. Komponen-komponen di dalam unit ini
dikembangkan dengan tujuan agar guru dapat dengan mudah memfasilitasi
peserta didik mendeskripsikan prinsip korosi, melakukan aktivitas praktik
faktor yang mempengaruhi korosi dan anodizing sebagai salah satu teknik
pencegahan korosi, sekaligus mendorong peserta didik mencapai
kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Topik reaksi redoks dan korosi logam yang dikembangkan pada bahan bacaan
terdiri atas subtopik konsep korosi, faktor yang mempengaruhi laju korosi,
pencegahan korosi. Selain itu, unit ini dilengkapi dengan lima buah LKPD,
yaitu 1) konsep dan jenis korosi ; 2) Faktor yang mempengaruhi laju korosi

113
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3)pencegahan korosi; dan 4) Praktek melakukan anodizing sebagai salah satu


cara pencegahan korosi pada logam.
LKPD dikembangkan secara aplikatif agar guru mudah
mengimplementasikannya di kelas. Pengembangan LKPD bisa dengan
dilakukan melalui pengembangan topik, misalnya masalah pengolahan
limbah, teknopreuneur (peluang usaha dengan memanfaatkan kegiatan
praktek anodizing) ataupun pembahasan mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja. Pengembangan LKPD bisa juga dilakukan dengan cara
memodifikasi alat ataupun bahan praktek agar lebih mudah diperoleh dengan
harga yang bersaing.

114
Unit Pembelajaran
Korosi

KOMPETENSI DASAR

A. Target Kompetensi
Unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar kelas X:
Tabel 4. Target Kompetensi Dasar

No. Kompetensi Dasar Target Kompetensi Kelas


3.8 Mengevaluasi 1. Mendeskripsikan proses elektrokimia yang X
proses pada sel terjadi pada korosi logam
2. Memilih cara yang tepat untuk melindungi
elektrokimia yag korosi
digunakan dalam
kehidupan
4.8 Mengintegrasikan 1. Melakukan percobaan penentuan faktor yang X
proses yang terjadi mempengaruhi korosi
2. Memberikan saran/ide pencegahan korosi
dalam sel
elektrokimia
dengan reaksi yang
digunakan dalam
kehidupan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi dasar dikembangkan menjadi beberapa indikator pencapaian


kompetensi. Indikator ini menjadi acuan bagi guru untuk mengukur
pencapaian kompetensi dasar. Kompetensi Dasar 3.8 di kelas X dikembangkan
menjadi 7 indikator untuk ranah pengetahuan dan 6 indikator untuk ranah
keterampilan.

Dalam rangka memudahkan guru menentukan indikator yang sesuai dengan


tuntutan kompetensi dasar, indikator dibagi menjadi ke dalam tiga kategori,
yaitu indikator pendukung, indikator kunci, dan indikator pengayaan. Berikut
ini rincian indikator yang dikembangkan pada Kompetensi Dasar 3.7 dan 4.7
di kelas X.

115
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel 5. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan


IPK Penunjang
3.8.1 Mendeskripsikan reaksi kimia 4.8.1 Menuliskan reaksi kimia
IPK Kunci
3.8.2 Mendeskripsikan proses 4.8.2 Merancang percobaan
korosi sederhana tentang factor-
3.8.3 Mengidentifikasi faktor yang faktor korosi
mempengaruhi terjadinya 4.8.3 Melakukan percobaan tentang
korosi factor-faktor korosi dan
3.8.4 Mendeskripsikan cara pencegahannya
pencegahan korosi 4.8.4 Mempresentasikan hasil
3.8.5 Menentukan cara yang tepat percobaan factor-faktor
untuk mencegah korosi korosi dan pencegahannya
3.8.6 Mengidentifikasi dampak 4.8.5 Menerapkan pengetahuan
korosi tentang pencegahan korosi

IPK Pengayaan
3.8.4 Menjelaskan konsep anodizing 4.8.6 Melaksanakan praktek
untuk pencegahan korosi anodizing secara benar

116
Unit Pembelajaran
Korosi

APLIKASI DI DUNIA NYATA

A. Korosi pada Bangunan


Secara umum, logam digunakan pada proses pembangunan sebagai
penyangga bangunan atau sebagai penyangga beton. Resiko korosi untuk
kedua kegunaan logam tersebut relatif kecil, kecuali disebabkan oleh proses
pembuatan yang kurang baik ataupun kesalahan saat desain. Gambar 1
menunjukkan korosi yang banyak terjadi pada tiang-tiang bangunan,
sementara Gambar 2 menujukkan korosi yang terjadi pada besi yang
digunakan sebagai pendukung beton karena terekspose dengan udara bebas.

Gambar 7. Korosi pada Logam Sebagai Pilar Utama Bangunan


Sumber : https://www.fireengineering.com/articles/2018/05/construction-concerns-
corrosion.html

Akibat peristiwa korosi ini, tampilan dari tiang utama terlihat tidak
indah karena warnanya kusam. Selain itu, sifat mekanis bahan seperti
kekuatan akan berkurang sehingga tidak bisa menyokong fungsi utama dari
pemakaian bahan tersebut. Logam besi sebagai bahan utama tiang penyangga

117
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

akan mengalami korosi karena adanya beban (tekanan), terpapar udara bebas,
dan adanya uap air yang berupa kelembapan tinggi. Ketiga faktor ini
merupakan beberapa hal yang dapat menyebabkan korosi pada tiang
bangunan.

Gambar 8. Korosi Pada Besi Yang Digunakan Sebagai Penyangga Beton


Sumber : https://www.fireengineering.com/articles/2018/05/construction-
concerns-corrosion.html

B. Korosi pada Jembatan

Korosi merupakan pengeroposan kimiawi logam yang terjadi secara masif,


sistematis dan terstruktur dan banyak terjadi pada segala macam struktur,
termasuk jembatan. Hasil penelitian para ahli menunjukkan 95% kerusakan
struktural pada jembatan dapat disebabkan oleh korosi. Gambar 3
menunjukkan gambar jarak dekat korosi yang terjadi pada logam di jembatan.

118
Unit Pembelajaran
Korosi

Gambar 9. Logam pada Jembatan yang Mengalami Korosi


Sumber : https://bridgemastersinc.com/how-to-combat-corrosion-one-of-
the-top-threats-to-bridges/

Gambar 4 menunjukkan struktur logam jembatan yang sudah mengalami


korosi. Terdapat dua daerah yang memiliki potensi terjadi korosi paling besar:
1. Daerah yang sering terkena air dan salju, karena larutan pencair salju
terbuat dari bahan yang berbasis klorida, misalnya garam dapur (NaCl)
2. Daerah lepas pantai/dekat laut, daerah ini terpapar oleh kelembapan
tinggi, air asin dari laut serta badai yang sering menerpa
Jembatan yang berada di daerah kering memiliki resiko rendah untuk
mengalami korosi.
Berikut ini adalah akibat dari korosi yang terjadi pada jembatan:
1. Mengurangi kekuatan individu elemen struktural
Korosi mengurangi penampang dari komponen penting jembatan yang
mengakibatkan perilaku jembatan akan berbeda dari perilaku yang
telah diperhitungkan. Perbedaan perilaku ini dapat berakibat pada
kegagalan pada salah satu elemen penting yang berujung pada
rubuhnya jembatan.

119
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2. Mengurangi Ketahanan Beban Geser


Masih berhubungan dengan poin pertama, namun beban yang diterima
oleh struktur jembatan tidak hanya satu beban. Oleh karena itu,
kemungkinan kegagalan jembatan semakin meningkat.

Gambar 10. Struktur Logam pada Jembatan yang Mengalami Korosi


Sumber : https://bridgemastersinc.com/how-to-combat-corrosion-one-of-
the-top-threats-to-bridges/

3. Menurunnya Ketahanan Terhadap Beban Fatigue


Proses korosi akan mempercepat terjadinya crack (retak) dan pitting
(sumuran/ceruk), yang sering kali terkonsentrasi di satu titik. Hal ini
dapat menyebabkan elemen rusak dan gagal lebih cepat.
4. Menurunnya Kekuatan Ikatan pada Bahan Komposit
5. Menurunnya Keuletan Logam (Metal Ductility)
Korosi menurunkan kemampuan bagian logam dari jembatan untuk
berdeformasi. Kemampuan jembatan untuk berdeformasi sangat

120
Unit Pembelajaran
Korosi

penting, terutama pada daerah-daerah yang rawan gempa, cuaca


ekstrem, atau dengan angin yang kencang.

Bagaimana cara mencegah korosi pada jembatan?


1. Mengadakan inspeksi jembatan secara rutin untuk mencari tanda-
tanda awal korosi.
2. Menginspeksi bagian sekunder jembatan, seperti struktur sekunder di
bawah maupun atas jembatan.

Gambar 11. Epoxy Coated Rebar


Sumber : https://www.fireengineering.com/articles/2018/05/construction-concerns-
corrosion.html

3. Melapisi rebar (baja tulangan) yang tertancap di pilar-pilar jembatan


dengan epoksi. Gambar 5 menunjukkan rebar yang sudah dilapisi oleh
epoksi.
4. Menggunakan material yang memiliki permeabilitas air yang rendah
saat membangun dan memperbaiki.

121
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

5. Memasang lapisan pemisah (penahan) di antara aspal dan bagian


bawahnya (deck).
6. Mendesain sambungan antara jalan dan jembatan sehingga berada di
ujung jembatan. Sambungan ini berguna untuk mengalirkan air
hujan/air laut yang berada di atas jembatan guna menjauhkan larutan
air dan garam dari komponen logamyang ada di jembatan.
7. Memperbaiki keretakan atau lubang aspal untuk mencegah air
hujan/air laut berinteraksi dengan bagian logam jembatan.

C. Korosi pada Peralatan Masak

Stainless steel adalah material yang sering digunakan pada peralatan masak
dan makan. Stainless steel dapat langsung terdampak oleh asam organik,
khususnya saat masa penyimpanan. Oleh sebab itu kemungkinan terluruhnya
besi, krom, dan nikel dari peralatan makan ke makanan/minuman perlu
mendapat perhatian. Melalui penelitian toksikologis, disimpulkan
bahwasannya peningkatan dosis zat logam seperti besi, krom, dan nikel dapat
menyebabkan dampak merugikan seperti dermatitis. Salah satu hasil
penelitian mengenai efek perbedaan pH dan beragam waktu penyimpanan
untuk 4 tipe jus (lemon, jeruk, mangga, dan stroberi) dan diperiksa pada
peluruhan logamnya dari alat masak stainles steel yang baru dibeli (Stainless
steel kelas 201), sampel ini dianalisis menggunakan Atomic Absorption
Spektroskopi (AAS) untuk nikel, krom dan pengurangan berat besi serta
perhitungan polarisasi elektrokimia dan environmetal scanning electron
microscopy (ESEM). Hasil yang diperoleh cukup mengejutkan, asupan crom,
nikel, dan besi dalam jus lemon yang disimpan dalam wadah Stainless steel
ditemukan sebesar masing-masing 3,96; 0,48; dan 36,57 mg/orang secara
berurutan. Asupan logam berat tersebut berada di atas batas normal yang
diperbolehkan oleh WHO. Peralatan masak Stainless steel merupakan sumber
asupan logam berat yang terabaikan selama ini, yang asupannya dipengaruhi
oleh kualitas Stainless steel serta lama penyimpanan. Gambar 6 hingga 8

122
Unit Pembelajaran
Korosi

menunjukkan grafik massa logam yang larut seiring berjalannya waktu untuk
masing-masing jus.

Gambar 12. Massa Krom Terlarut Setelah Jangka Waktu Tertentu Akibat Dari
Jus
Sumber : (Bassioni, Korin, & El-Din Salama, 2015)

Gambar 13. Massa Besi Terlarut Setelah Jangka Waktu Tertentu Akibat Dari Jus
Sumber : (Bassioni, Korin, & El-Din Salama, 2015)

Gambar 14. Laju Korosi Stainless Steel Akibat Jus


Sumber : (Bassioni, Korin, & El-Din Salama, 2015)

123
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 9 menyajikan grafik laju korosi wadah Stainless steel yang disebabkan
oleh masing-masing jus.

Gambar 15. Massa Krom Terlarut Setelah Jangka Waktu Tertentu Akibat Dari Jus
Sumber : (Bassioni, Korin, & El-Din Salama, 2015)

Dalam jumlah kecil, nikel dan krom merupakan unsur penting bagi
tubuh tetapi ketika berada dalam konsentrasi terlalu tinggi akan
membahayakan kesehatan manusia. Paparan nikel dalam jumlah besar akan
menyebabkan reaksi alergi seperti dermatitis, emboli paru, kegagalan
pernapasan dampai dengan gangguan jantung. Ion krom Cr (III) terdapat
secara alami di berbagai sayuran, buah-buahan, daging, ragi dan biji-bijian. Ion
Cr (III) merupakan nutrisi penting, tetapi dalam jumlah banyak akan
menimbulkan bahaya kesehatan seperti dermatitis, bahkan kromium Cr (VI)
dapat menyebabkan sistem imun melemah, perubahan materi genetik samap
dengan kerusakan ginjal dan hati.

124
Unit Pembelajaran
Korosi

SOAL-SOAL UN/USBN

Berikut ini contoh soal-soal yang diambil dari ujian sekolah topik Reaksi
Redoks pada Kompetensi Dasar 3.7. Soal-soal ini disajikan agar dapat
dijadikan sebagai sarana berlatih bagi peserta didik untuk menyelesaikannya.
Selain itu, soal-soal ini juga dapat menjadi acuan ketika mengembangkan soal
yang setipe pada topik Reaksi Redoks.

A. Contoh soal UAS 2015-2016 Paket A

No. Soal
1 Tindakan-tindakan berikut yang dapat memperlambat korosi,
KECUALI...
A. meletakkan logam dalam larutan asam
B. mengecat permukaan logam
C. melakukan galvanisasi pada logam
D. memberi minyak pada permukaan logam
E. menghubungkan logam dengan logam lain yang bersifat
reduktor kuat

Identifikasi

Level Kognitif : L2

Indikator yang Menjelaskan cara mencegah korosi


:
bersesuaian

Diketahui : Peristiwa pencegahan korosi

Ditanyakan : Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah korosi

Materi yang : Cara pencegahan korosi


dibutuhkan

125
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Contoh soal UAS Paket B Tahun 2015

No. Soal
1 Berikut adalah gambar percobaan penentuan faktor korosi pada logam:

Manakah dari salah satu paku dari tabung di atas yang paling cepat
mengalami korosi.....
A. Tabung 1
B. Tabung 2
C. Tabung 3
D. Tabung 4
E. Tabung 5

Identifikasi

Level Kognitif : L3

Memilih faktor yang paling cepat menyebabkan


Indikator yang : korosi
bersesuaian

Diketahui : Beberapa reaksi untuk membuktikan korosi

Ditanyakan : Faktor yang paling cepat menyebabkan korosi

Materi yang : Faktor yang menyebabkan korosi


dibutuhkan

126
Unit Pembelajaran
Korosi

C. Contoh soal SBMPTN Tahun 2008

No. Soal
1 Berikut adalah data potensial reduksi standar (E0) untuk beberapa kation
Sn2+ + 2e- → Sn E0= -0,14 V
Mg2+ + 2e- → Mg E0=-2,37 V
Ni2+ + 2e- → Ni E0= -0,25 V
Fe2+ + 2e- → Fe E0= -0,44 V
Cu2+ + 2e- → Cu E0= +0,34 V
Logam yang dapat melindungi besi terhadap korosi adalah………
a. Sn
b. Mg
c. Ni
d. Fe
e. Cu

Identifikasi

Level Kognitif : L3

3.7.6 Mengintergasikan hasil perhitungan


Indikator yang : elektrokimia dengan proses yang terjadi dalam
bersesuaian
kehidupan
Diketahui : Potensial sel unsur

Ditanyakan : Perlindungan katodik

Materi yang : Deret Volta dan potensial sel


dibutuhkan

127
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

D. Contoh soal SBMPTN 2010/IPA/45

No. Soal
1 Korosi pada alumunium tidak menyebabkan logam tersebut keropos seperti
korosi pada besi
SEBAB
Oksigen lebih mudah mengoksidasi besi dibandingkan alumunium
(E0 O2//H2O = +1,23 V ; E0 Fe2+/Fe = -0,44 V ; E0 Al3+/Al = -1.66 V)

Level Kognitif : L3

Indikator yang 3.8.6 Mengidentifikasi dampak korosi pada logam


:
bersesuaian

Diketahui : Pernyataan dan nilai Eo logam

Ditanyakan : Kebenaran pernyataan

Materi yang : Dampak korosi


dibutuhkan

128
Unit Pembelajaran
Korosi

BAHAN PEMBELAJARAN

Bahan pembelajaran yang diuraikan di sini merupakan contoh panduan


pembelajaran yang dapat diimplementasikan oleh Saudara ketika akan
memberikan pelajaran topik korosi. Bahan pembelajaran dikembangkan
dengan prinsip berpusat pada peserta didik dan berusaha memfasilitasi
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Bahan pembelajaran ini berisikan rincian
aktivitas pembelajaran, lembar kegiatan peserta didik yang digunakan dan
bahan bacaannya

A. Aktivitas Pembelajaran

Bahan pembelajaran berisi rincian alternatif kegiatan pembelajaran yang


dilakukan guru dan peserta didik untuk mencapai kompetensi pada topik
korosi. Sebelum menguraikan aktivitas pembelajaran, terlebih dahulu
disusun desain aktivitas pembelajaran yang dapat dilihat pada Tabel 3.
Berdasarkan Tabel 3 dapat terlihat submateri yang dibelajarkan terdiri
atas: 1) konsep korosi 2) faktor yang mempengaruhi korosi ; 3) cara
mencegah korosi. Adapun aktivitas pembelajaran untuk mencapai masing-
masing indikator yang telah ditetapkan, dapat dicapai dalam tiga kali
pertemuan. Aktivitas pembelajaran akan diuraikan lebih rinci menjadi tiga
skenario pembelajaran. Pengembangan skenario pembelajaran mengacu
pada kriteria yang ditetapkan pada Standar Proses (Permendikbud nomor
22 tahun 2016). Berikut ini rincian aktivitas pembelajaran untuk masing-
masing pertemuan.

129
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel 6. Aktivitas Pembelajaran


Indikator Pencapaian Bentuk dan Jenis Alokasi
Materi/Submateri Aktivitas Pembelajaran Media
Kompetensi Penilaian Waktu
Mendeskripsikan LKPD
Korosi dan jenis Mencari informasi konsep Tes: Lisan 3 x 45
proses korosi Lingkungan
korosi korosi dan jenisnya Non Tes: Portofolio menit
sekolah
Mengidentifikasi faktor Faktor yang Menyelidiki faktor penyebab Non Tes :Unjuk kerja LKPD 3 x 45
yang memengaruhi memengaruhi korosi Laporan pengamatan Lingkungan menit
terjadinya korosi proses korosi sekolah

Mendeskripsikan cara Mendeskripsikan cara Non tes: Presentasi


pencegahan korosi pencegahan korosi Tes :Tes tulis

Menentukan cara yang Cara pencegahan


tepat untuk mencegah korosi
korosi

Mengidentifikasi
dampak korosi pada
logam

Menjelaskan konsep
anodizing untuk
pencegahan korosi

130
Unit Pembelajaran
Korosi

Indikator Pencapaian Materi/sub materi Aktivitas Pembelajaran Bentuk dan jenis Media Alokasi
Kompetensi penilaian waktu
4.8.2Merancang Faktor penyebab Merancang percobaan Non tes: Portofoilio LKPD 3 x 45 menit
percobaan korosi sederhana tentang faktor-
sederhana tentang faktor korosi
faktor-faktor korosi
4.8.3Melakukan Melakukan percobaan Non tes: Unjuk kerja Bahan
percobaan tentang dan alat
faktor-faktor korosi sesuai
dan pencegahannya

4.8.4 Mempresentasikan Mempresentasikan hasil


hasil percobaan percobaan
faktor-faktor korosi
dan pencegahannya

4.8.5Menerapkan
pengetahuan
tentang
pencegahan korosi

4.8.6Melaksanakan Anodizing sebagai Melakukan praktek Non tes: Unjuk kerja Bahan
praktek anodizing salah satu cara anodizing dan laat
secara benar pencegahan korosi sesuai

131
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas pembelajaran dalam unit ini terdiri dari tiga aktivitas yaitu: 1) korosi
dan jenisnya 2) faktor yang menyebabkan korosi 3) pencegahan korosi.
Model pembelajaran yang digunakan dalam aktivitas pembelajaran 1) dalam
contoh ini adalah model discovery learning dengan sintak sebagai berikut.
1. Pemberian rangsangan (Stimulation)
2. Pernyataan/Identifikasi Masalah (Problem Statement)
3. Pengumpulan data (Data Collection)
4. Pengolahan Data (Data Processing)
5. Pembuktian (Verification)
6. Menarik simpulan (Generalization)

Aktivitas pembelajaran 2 menggunakan model Project Based Learning dengan


sintak atau tahapan pembelajaran sebagai berikut:
1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
2. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
3. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students
and the Progress of the Project)
5. Menguji Hasil (Assess the Outcome)
6. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)

Aktivitas pembelajaran 3 menggunakan model Learning Cycle 5-E+ dengan


sintak atau tahapan pembelajaran sebagai berikut:
1. Problem Orientation (menyajikan permasalahan )
2. Problem Statemen (mengidentifikasi masalah)
3. Engagement (melibatkan dan memusatkan perhatian peserta didik)
4. Exploration (menelusuri/mempelajari nahan bacaan)
5. Explanation (menunjukkan pemahaman konsep)
6. Elaboration (penerapan konsep )
7. Evaluation (penilain ketercapaian pemahaman)

132
Unit Pembelajaran
Korosi

Saudara dapat menggunakan model pembelajaran lain yang lebih sesuai


dengan kondisi peserta didik Saudara di kelas.

133
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas 1: Konsep korosi

Aktivitas-aktvitas yang diberikan pada bagian ini merupakan salah satu


pengantar agar peserta didik-peserta didik mengenali fenomena korosi.
Pengenalan fenomena ini dilaksanakan agar peserta didik memiliki gambaran
yang jelas akan korosi ketika mempelajari konsep teori korosi di kelas.

Tujuan aktivitas 1:
Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta didik dapat:
1. Mengidentifikasi fenomena korosi yang terjadi pada kehidupan sehari-hari
2. Menyebutkan jenis-jenis korosi
Alternatif langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dibahas dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
Tahap Stimulation (pemberi rangsangan)

2. Guru memberikan permasalahan dan meminta peserta didik untuk


memperhatikan permasalahan yang diberikan
Contoh permasalahan:
Guru membawa logam besi yang masih baru dan sudah berkarat,
kemudian meminta peserta didik untuk membandingkan sifat fisik kedua
logam besi tersebut
Sifat Fisik yang diamati Logam besi baru*) Logam besi berkarat*)
Feromagnetik
Konduktivitas
Kekuatan
Penampakan
*) diisi dengan positif dan negatif

134
Unit Pembelajaran
Korosi

Tahap Identifikasi Masalah (Problem Statement)


3. Berilah pertanyaan-pertanyaan yang merangsang peserta didik untuk
berpikir tingkat tinggi dalam menjawabnya, diantaranya:
a. Mengapa terjadi perbedaan sifat fisik diantara kedua logam besi
tersebut?
b. Apa yang terjadi pada logam besi kedua? Bagaimanakah reaksi kimia
yang menyertainya?
c. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya peristiwa pada
nomor 2?
d. Informasi apa yang harus dimiliki agar kita bisa mengenali fenomena
no 2?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk membantu peserta didik pada


tahap mengidentifikasi masalah. Pada tahap ini peserta didik diharapkan
menjawab bahwa untuk mengenali fenomena atau peristiwa diatas adalah
melalui konsep reaksi kimia, dimana sifat awal zat akan berubah sejalan
dengan reaksi kimia yang terjadi.

Konsep reaksi kimia tentang reaktan dan produk serta sifat zat yang
terlibat dalam suatu reaksi kimia dapat dicontohkan dengan peritiwa
pembakaran kertas. Sifat zat sebelum reaksi antara lain adalah berwarna
putih dan liat (tidak rapuh) sedangkan sifat kertas sesudah dibakar
berubah warnanya menjadi hitam dan rapuh

Tahap Data Collection (Pengumpulan Data)

4. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok beranggotakan


empat sampai lima orang dan membagikan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD)
5. Guru meminta peserta didik mengunjungi beberapa tempat di sekolah dan
mencari logam yang sudah korosi, memotretnya dan merekam keadaan di
sekeliling logam besi tersebut

135
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tahap pengolahan dan verifikasi data,


6. Setiap kelompok diminta berdiskusi menyelesaikan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) yang sudah disiapkan guru tentang konsep korosi dan
jenisnya.
7. Guru membimbing peserta didik menemukan konsep yang benar dengan
cara membandingkan dengan literatur yang sesuai.

Tahap penarikan kesimpulan (Generalization)


8. Perwakilan kelompok diminta mempresentasikan hasil penyelesaian
LKPD, kelompok lain memperhatikan dan menanggapi jika ada yang
berbeda hasilnya.
9. Guru membantu peserta didik melakukan refleksi dan evaluasi terhadap
proses penyelesaian masalah.

136
Unit Pembelajaran
Korosi

Aktivitas 2: Faktor yang mempengaruhi korosi

Tujuan aktivitas 2
Setelah melakukan aktivitas ini, diharapkan peserta didik dapat:
1. Merancang percobaan untuk menentukan faktor-faktor yang
memmengaruhi korosi logam besi
2. Melakukan percobaan tentang faktor-faktor korosi dan pencegahannya
3. Membuat laporan percobaan faktor yang memengaruhi korosi
4. Mempresentasikan hasil percobaan faktor-faktor korosi dan
pencegahannya

Aktivitas pembelajaran 2 ini menerapkan model pembelajaran Project Based


Learning dengan sintak/tahapan pembelajaran Penentuan Pertanyaan
Mendasar (Start With the Essential Question), Mendesain Perencanaan Proyek
(Design a Plan for the Project), Menyusun Jadwal (Create a Schedule),
Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the
Progress of the Project), Menguji Hasil (Assess the Outcome), Mengevaluasi
Pengalaman (Evaluate the Experience)
Berdasarkan sintak pembelajaran tersebut, maka langkah-langkah
pembelajaran yang dapat dilakukan adalah:
1. Pendahuluan:
Menentukan pertanyaan mendasar
- Guru mengkondisikan peserta didik untuk siap belajar
- Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan
yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu
aktivitas.
- Guru menggali pengetahuan peserta didik tentang konsep korosi yang
sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya

137
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

 “Apakah kalian masih ingat demonstrasi perbedaan sifat fisik


antara besi baru dengan besi yang sudah
berkarat/mengalami proses korosi? “
 “Mengapa suatu logam besi dapat berubah sifatnya?”
 “Bagaimanakah reaksi kimia yang dapat menyebabkan logam
besi berkarat?”
 “Faktor apa saja yang memengaruhi sehingga besi tersebut
dapat mengalami perkaratan?”
- Peserta didik diminta memberikan tanggapan terhadap pertanyaan
guru
- Guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari gejala korosi
pada besi
2. Kegiatan Inti:
Mendesain perencanaan proyek
- Peserta didik mengkaji teks tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadi korosi dan mengamati gambar-gambar
tentang perlindungan logam terhadap terjadinya korosi.
- Merencanakan tugas proyek praktek faktor yang memengaruhi
korosi meliputi: membuat aturan penyelesaian proyek, merancang
tugas proyek, pelaksanaan tugas proyek, pelaporan hasil tugas
proyek.
- Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan
peserta didik. Pada tahap ini, kreativitas peserta didik diuji.
Menyusun Jadwal
Pada tahap ini, guru membimbing peserta didik untuk menyusun jadwal
aktivitas penyelesaian proyek. Kegiatan pada tahap ini antara lain: (1)
membuat timeline atau jadwal penyelesaian proyek, (2) menyusun cara
memonitor tanggung jawab masing-masing anggota, (3) menyusun
jurnal kegiatan.

138
Unit Pembelajaran
Korosi

Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek


Guru bertanggungjawab untuk memonitor aktivitas peserta didik selama
menyelesaikan proyek, jurnal yang sudah dibuat oleh masing-masing
kelompok akan memudahkan guru melaksakan tugas ini. Penetapan rubrik
akan memudahkan penilaian aktivitas yang dilakukan. Monitoring pekerjaan
yang dilakukan peserta didik dapat dilakukan dengan memanfaatkan
teknologi informasi berbasis android melalui aplikasi WhatsApp.
Peserta didik secara kontinyu (sesuai jurnal yang sudah disepakati) untuk
melaporkan kepada guru disertai dengan foto kegiatannya. Guru
berkewajiban untuk mengecek keabsahan data yang sudah dikirim

Menguji Hasil (Assess the Outcome)


Perwakilan kelompok diminta mempresentasikan hasil penyelesaian LKPD,
kelompok lain memperhatikan dan menanggapi jika ada yang berbeda
hasilnya.
3. Penutup: (15 menit)
Mengevaluasi pengalaman
- Guru dan peserta didik mereview hasil kegiatan pembelajaran
- Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik
- Peserta didik menjawab soal tentang konsep reduksi oksidasi dan
bilangan oksidasi
- Pada pertemuan berikutnya, Guru memberi tugas kepada peserta didik
untuk mempelajari persamaan reaksi redoks lebih lanjut.

139
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas 3: Pencegahan korosi

Tujuan aktivitas 3:
1. Menguraikan gagasan tentang pencegahan korosi
2. Menentukan langkah yang tepat untuk mencegah terjadinya korosi
logam

Alternatif langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilakukan adalah


sebagai berikut.
1. Guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dibahas dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
Tahap Problem Orientation

2. Guru memberikan permasalahan dan meminta peserta didik untuk


memperhatikan permasalahan yang diberikan
Contoh permasalahan:
Guru memberikan bacaan artikel tentang harga mobil bekas dari pesisir yang
lebih murah dibandingkan dengan harga mobil bekas dari daerah bukan
pesisir.
Tahap Identifikasi Masalah (Problem Statemen )
3. Berilah pertanyaan-pertanyaan yang merangsang peserta didik untuk
berpikir tingkat tinggi dalam menjawabnya, diantaranya:
 Apa alasan utama harga mobil di kawasan pesisir lebih murah
dibandingkan dengan daerah bukan pesisir?
 Bagaimana tanda-tanda terjadinya korosi pada mobil dari daerah
pesisir?
 Bagaimana dampak korosi pada kualitas kendaraan?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk membantu peserta didik pada


tahap mengidentifikasi masalah. Pada tahap ini peserta didik diharapkan
menjawab bahwa untuk mengenali fenomena atau peristiwa diatas adalah

140
Unit Pembelajaran
Korosi

melalui konsep reaksi kimia, dimana sifat awal zat akan berubah sejalan
dengan reaksi kimia yang terjadi.

Tahap Engagement

4. Guru memberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan awal peserta


didik untuk memasuki konsep bahan yang akan dipelajari. Dari pertanyaan
tersebut, guru mengarahkan peserta didik untuk mengemukakan
pendapat mengenai proses korosi
 Pernahkah kalian mengamati apel yang terkelupas berubah menjadi
warna cokelat? Terjadi peristiwa apakah pada apel tersebut?

 Benda-benda logam juga dapat berubah menjadi kecoklatan pada


jangka waktu tertentu. Samakah reaksi yang terjadi pada benda-
benda logam dengan pada apel? Mengapa demikian?

Tahap Eksplorasi
5. Setiap kelompok diminta menelaah bahan bacaan mengenai faktor yang
menyebabkan korosi dan cara pencegahannya

Tahap Eksplanasi dan Elaborasi


6. Perwakilan kelompok diminta mempresentasikan hasil penyelesaian
LKPD, kelompok lain memperhatikan dan menanggapi jika ada yang
berbeda hasilnya.
7. Guru membantu peserta didik melakukan refleksi dan Evaluasi terhadap
proses penyelesaian masalah.

Kegiatan Penutup
Guru melakukan kegiatan refleksi pembelajaran dengan meminta pendapat
peserta didik mengenai kekurangan penerapan pembelajaran dan
menampung saran dan ide peserta didik untuk perbaikan proses
pembelajaran berikutnya

141
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas 4 Pengayaan: Melakukan Praktek Anodizing

Kegiatan pada aktivitas 4 ini merupakan kegiatan pengayaan yang dapat


Saudara lakukan untuk meningkatkan minat belajar kimia melalui kegiatan
yang kontekstual. Kegiatan ini dilakukan untuk mendekatkan teori pada
kenyataan di benak para peserta didik. Kimia berada di sekitar kita, ilmu-ilmu
kimia mendasari pada beberapa kegiatan yang ada dalam kehidupan sehari-
hari.

Pada aktivitas pembelajaran 4 ini digunakan pendekatan pembelajaran


kontekstual dengan model pembelajaran inkuiri melalui strategi atau metode
praktikum. Sintaks atau tahapan pembelajaran meliputi orientasi masalah,
pengumpulan data dan verifikasi, pengorganisasian dan formulasi eksplanasi,
dan analisis proses inkuiri.

Terdapat beberapa metode anodizing (penganodaan) sederhana dari


aluminium. Di sini akan digunakan katoda karbon dengan kawat tembaga yang
sudah disolder atau timbal, namun Saudara dapat menggunakan potongan
aluminium sebagai gantinya.

Pada proses persiapan maupun selama anodising diperlukan kesabaran - jika


pada tahap pembersihan dilakukan secara tidak cermat maka akan diperoleh
hasil anodising yang jelek. Umumnya kaleng memiliki lapisan plastik tipis di
salah satu sisinya. Lapisan ini dapat dihapus dengan menggunakan kawat wol,
atau dibiarkan jika hanya satu sisi yang akan dicelup dalam proses anodising.
Setelah dibersihkan, aluminium tidak boleh disentuh.

Kecerobohan harus dihindari saat berhubungan dengan penggunaan bahan-


bahan kimia, aliran listrik maupun proses dengan temperatur tinggi. Selama
penganodaan, dapat terjadi percikan asam, sehingga sangat penting untuk
melapisi gelas dengan kertas tisu.

142
Unit Pembelajaran
Korosi

Perhatikan bahwa mematuhi petunjuk selama proses akan memberikan hasil


yang baik. Karena penggunaan tegangan yang lebih tinggi, meski dapat
mengurangi waktu proses anodising dapat menyebabkan logam pecah di
permukaan asam dan mengakibatkan penyerapan yang buruk dari pewarna.
Jika dalam proses penganodaan terdapat warna pink samar atau warna ungu
dalam asam hal ini dimungkinkan merupakan jejak mangan dalam paduan
yang digunakan pada kaleng minuman.

Beberapa hasil terbaik berasal dari pewarna sederhana, seperti tinta pulpen
Quink yang diencerkan, tinta merah memberikan efek yang sangat indah.
Beberapa pewarna pakaian serbaguna juga bekerja dengan baik, terutama
Kingfisher Biru dan Emerald Green. Sementara pewarna oranye dan merah
memberikan hasil yang buruk. Diperlukan kreativitas penggunaan pewarna
untuk hasil yang menarik. Warna "emas" yang cantik dapat diperoleh dengan
membuat larutan amonium etanadioat/oksalat dan besi (III) klorida dengan
perbandingan yang sama, namun memiliki sifat berbahaya bagi kesehatan.

Tujuan Aktivitas 4

Setelah melakukan aktivitas ini, diharapkan peserta didik dapat


1. Melakukan percobaan anodizing secara benar
2. Terampil menggunakan peralatan anodizing sehingga menghasilkan
produk yang layak jual

Alternatif langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilakukan adalah


sebagai berikut.
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru memeriksa kondisi awal peserta didik saat memasuki laboratorium
meliputi kebersihan laboratorium dan penggunaan alat pelindung diri (jas
lab dan sarung tangan)
2. Guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dibahas dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.

143
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kegiatan Inti
Tahapan Orientasi Masalah
3. Guru menunjukkan kepada peserta didik peralatan dari logam besi yang
sudah berkarat serta mengajukan pertanyaan bagaimanakah cara
menghindari/melindungi logam besi dari perkaratan?
4. Guru menunjukkan pada peserta didik salah satu peralatan hasil anodizing
yang berwarna-warni serta mengajukan pertanyaan bagaimanakah proses
pengolahan sehingga terbentuk produk yang menarik?
5. Peserta didik kemungkinan akan memberikan jawaban bahwa perkaratan
dapat dicegah dengan cara mengecatnya
6. Guru meminta perwakilan peserta didik untuk maju dan mencoba
mengikis /menggores cat sesuai saran peserta didik sebelumnya (ternyata
cat tersebut tidak bisa hilang dengan cara-cara yang sudah dilakukan)
7. Guru menjelaskan cara anodizing dengan menggunakan prinsip reaksi
redoks
Tahap Pengumpulan Data dan Verifikasi
8. Guru meminta peserta didik duduk dalam kelompok beranggotakan 4-5
orang
9. Guru membagi Lembar Kerja Peserta didik dan meminta untuk
mempelajarinya
10. Guru memberikan pengarahan tentang kegiatan praktikum yang akan
dilaksanakan, alat dan bahan yang harus diambil tiap kelompok, prosedur
kerja yang harus dilakukan, pertanyaan dan kolom kesimpulan yang harus
diisi serta kegiatan yang harus dilakuakn oleh peserta didik jika praktikum
telah dilaksanakan
11. Guru mempersilahkan perwakilan kelompok untuk mengambil alat dan
bahan yang diperlukan pada kegiatan praktikum

144
Unit Pembelajaran
Korosi

Tahap Pengumpulan Data melalui Eksperimen


12. Peserta didik bersama kelompoknya dipersilahkan memulai kegiatan
praktikum, guru berkeliling membantu peserta didik yang melaksanakan
praktikum
13. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengisi lembar kerja peserta didik
dengan cara berdiskusi
Tahap Analisis Proses Inkuiri
14. Guru meminta perwakilan salah satu kelompok untuk menyajikan hasil
kerjanya berupa produk anodizing
15. Guru meminta kelompok lain untuk mengomentari produk yang sudah
dihasilkan oleh kelompok tersebut
16. Guru meminta perwakilan kelompok lain untuk menunjukkan produk
yang dihasilkan serta meminta kelompok lain untuk menanggapinya
17. Guru meminta peserta didik untuk membandingkan hasil pekerjaan
masing-masing kelompok dan menuliskan saran untuk perbaikan di
kegiatan selanjutnya
18. Guru meminta peserta didik untuk menyampaikan kesimpulan dari
keguatan yang sudah dilakukan
Kegiatan Penutup
19. Guru meminta peserta didik untuk membersihkan kembali alat dan bahan
yang digunakan dalam kegiatan praktikum
20. Guru melakukan kegiatan refleksi pembelajaran dengan meminta
pendapat peserta didik mengenai kekurangan penerapan pembelajaran
dan menampung saran dan ide peserta didik untuk perbaikan proses
pembelajaran berikutnya
21. Peserta didik diminta untuk mengatur dan membersihkan laboratorium.
Setelah dipastikan bersih, peserta didik dipersilahkan untuk kembali ke
kelas berikutnya

145
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar Kerja Peserta Didik 1

Konsep korosi dan jenis korosi

Kelas :............................................................................
Hari/Tanggal :.............................................................................
Nama Kelompok : ..............................................................................
Anggota kelompok:
1..............................................................
2..............................................................
3..............................................................
4..............................................................

Tujuan

Melalui LKPD 1 ini kalian akan melakukan aktivitas sehingga mampu:


1. Mengidentifikasi fenomena korosi yang terjadi pada kehidupan sehari-
hari
2. Menyebutkan jenis-jenis korosi

Petunjuk Kerja

1. Bentuklah kelompok kerja yang terdiri dari 4 – 5 orang


2. Carilah logam-logam besi yang sudah mengalami korosi disekitar
sekolah, foto kondisi logam dengan resolusi tinggi dan fokus pada
bagian yang terkena korosi, jangan lupa catat pula kondisi yang ada di
lingkungan sekitar logam tersebut berada
Tahap Collecting Data
3. Catat hasil pengamatan anda di tabel yang sudah disediakan. Jika
menemui kesulitan, tanyakan/diskusikan dengan guru

146
Unit Pembelajaran
Korosi

4. Tabel Identifikasi Jenis Korosi di Lingkungan Sekolah


Nama
No Lokasi Jenis Bahan Gambar/Foto Jenis Korosi
alat/sarpras

Dst.

5. Berdasarkan data yang kalian peroleh pada tabel 4, identifikasi


penyebab korosi yang terjadi (karakteristik benda atau lingkungan
sekitar)
Lingkungan disekitar
Kondisi Benda*)
benda**)
Foto Ada
benda /tidak Ditekan Permukaan Terkena sinar
Lembab/kering
ada /bebas kasar/dipoles matahari/tidak
retakan

*) pengaruh fisika
**) pengaruh kimia
6. Berdasarkan data pada tabel nomor 5, deskripsikan apa saja yang dapat
menyebabkan korosi pada logam !
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………….
7. Jelaskan dengan menggunakan kata-katamu sendiri konsep korosi dan
faktor yang menyebabkannya!
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………….

147
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik 2

Faktor yang Memengaruhi Korosi


Kelas :............................................................................
Hari/Tanggal :.............................................................................
Nama Kelompok : ..............................................................................
Anggota kelompok:
1..............................................................
2..............................................................
3..............................................................
4..............................................................

Tujuan

Melalui LKPD 2 ini kalian akan melakukan aktivitas sehingga mampu:


1. Merancang percobaan untuk menentukan faktor-faktor yang
memengaruhi korosi logam besi
2. Melakukan percobaan tentang faktor-faktor korosi dan pencegahannya
3. Menyusun laporan percobaan tentang faktor korosi dan pencegahannya
4. Mempresentasikan hasil percobaan faktor-faktor korosi dan
pencegahannya

Alat dan Bahan*)

*) sesuai rancangan yang disarankan

Alat Bahan
 Tabung reaksi/gelas plastik kecil  Air
bertutup  Garam
 Paku besi  Minyak
 Kapas
 silika

148
Unit Pembelajaran
Korosi

Petunjuk Kerja

1. Coba saudara lihat kembali data di LKPD 1, sebutkan faktor2 apa saja
yang dapat menyebabkan korosi!

………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
2. Rancanglah sebuah percobaan/kegiatan yang dapat dilakukan untuk
mempelajari lebih lanjut hal-hal apa saja yang dapat menyebabkan
korosi. Saudara bisa menggunakan data pada LKPD 1 tabel…. Untuk
menentukan alat,bahan dan prosedur yang harus dilakukan

Foto Kondisi Benda*) Lingkungan disekitar


benda benda**)
Ada Ditekan Permukaan Terkena sinar Lembab/kering
/tidak /bebas kasar/dipoles matahari/tidak
ada
retakan
Adaa) Dipolesb) Terkena sinar Lembab d)
mataharic)

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel diatas, dapat dirancang


alat, bahan, dan prosedur kerja yang akan digunakan dalam projek
mengamati faktor penyebab korosi
a) Data ini dapat digunakan untuk menyusun langkah kerja “melukai”
benda kerja, bisa dengan menggores atau penekanan

b) Data ini dapat digunakan untuk menyusun langkah kerja


mengamplas paku atau benda kerja yang akan diamati

c) Data ini dapat digunakan untuk menyusun langkah kerja benda


kerja diamati diletakkan di bawah sinar matahari secara langsung

d) Data ini dapat digunakan untuk menyusun langkah kerja merendam


benda kerja dengan air

149
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3. Buatlah jadwal dan pembagian tugas masing-masing anggota


kelompok dengan menggunakan bantuan tabel di bawah ini.

Target Pelaksanaan
No Nama anggota Deskripsi tugas

1 A Mengamati tabung 1*) Pengamatan dilakukan


selama satu minggu dengan
2 B Mengamati tabung 2*)
interval waktu yang sama.
3 C Mengamati tabung 3 *) Bukti Fisik berupa foto
benda kerja diunggah setiap
4 D Mengamati tabung 4*) hari kepada ketua
kelompok melalui layanan
WA
Mengetahui
Guru mata pelajaran

(………………………)
Keterangan *)
Tabung1: paku diletakkan di gelas plastik yang sudah diberi silika dan
kapas kering. Gelas ditutup.
Tabung 2: paku diletakkan diatas kapas basah (jika kering ditetesi air
kembali), wadah terbuka
Tabung 3: paku diletakkan di wadah terbuka
Tabung 4: paku direndam minyak goreng
Gunakan baku yang terbuat dari bahan besi, bukan paku cor
Pengembangan jenis bahan bisa dilakukan dengan membuat tabung
5,6,7,8 dengan penambahan perlakuan menggores paku terlebih
dahulu.
Konsultasikan rancangan kerja yang sudah dibuat.
Rancangan Kegiatan Pengamatan Faktor yang Memengaruhi Korosi

Tujuan Kegiatan:
1………………………………………………………………………………………………………………
2……………………………………………………………………………………………………………….

150
Unit Pembelajaran
Korosi

Alat dan Bahan


Alat: Bahan:

Langkah Kerja:
1.
2.
3.
4.
5.
Tabel Data Pengamatan*)

Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke.....


Gelas Gelas Gelas Gelas Gelas Gelas Gelas Gelas Gelas Gelas Gelas Gelas
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

*) model tabel dapat dikembangkan sesuai kebutuhan


Isi tabel:
- Tidak terjadi perubahan ++ Bintik coklat mulai menyebar
+ Mulai timbul bintik coklat +++ Bintik coklat bertambah banyak dan
mulai menutupi permukaan paku

Susunlah pertanyaan-pertanyaan berdasarkan fenomena yang kalian temui


saat melakukan kegiatan percobaan. Pertanyaan yang dibuat digunakan untuk
mencari jawaban dari tujuan kegiatan percobaan yang kalian lakukan.

151
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

1.............................................................................................................................................................

2.............................................................................................................................................................

3.............................................................................................................................................................

4..............................................................................................................................................................

Coba kalian tuliskan kemungkinan jawaban dari pertanyaan di atas

1.............................................................................................................................................................

2.............................................................................................................................................................

3.............................................................................................................................................................

4..............................................................................................................................................................

Tuliskan kesimpulan dari kegiatan yang sudah anda lakukan

.................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................

152
Unit Pembelajaran
Korosi

Lembar Kerja Peserta Didik 3

Pencegahan korosi

Kelas :............................................................................
Hari/Tanggal :.............................................................................
Nama Kelompok : ..............................................................................
Anggota kelompok:
1..............................................................
2..............................................................
3..............................................................
4..............................................................

Tujuan

Melalui LKPD 3 ini kalian akan melakukan aktivitas sehingga mampu:

1. Menguraikan gagasan tentang pencegahan korosi


2. Menentukan langkah yang tepat untuk mencegah terjadinya korosi
logam

Petunjuk Kerja

 Bacalah artikel di bawah ini dengan cermat dan teliti. Baca kembali
konsep korosi dan jenis-jenisnya seperti yang terdapat pada LPKD 1
 Diskusikan dengan teman anda tahapan-tahapan pembelajaran yang
ada dalam LKPD ini. Peserta didik yang telah menemukan jawaban dari
suatu pertanyaan bertanggung jawab untuk menjelaskan
jawabannyakepada teman yang belum paham dalam kelompoknya
 Jangan ragu untuk meminta bantuan guru jika menemui kesulitan
dalam memahami atau mengerjakan LKPD ini

153
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tahap Problem Orientation

Pedagang Ungkap Kenapa Mobil Bekas Jakarta Utara Lebih


Murah- Viva otomotif, rabu 04 Juli 2018

“Harga mobil di daerah pesisir bisa lebih murah 5 juta daripada daerah bukan pesisir”

Sudah menjadi rahasia umum kalau mobil-mobil yang berdomisili di pesisir pantai punya
harga lebih murah ketimbang mobil lain pada umumnya. Penyebabnya kendaraan tersebut
dipengaruhi dengan air yang berada di sekitar pantai, sehingga berisiko terkena korosi.
Hal ini dikatakan pemilik ruang pamer mobil bekas Glory Auto di WTC Mangga Dua, Jakarta,
Yugi. Menurut dia, anggapan itu sudah melekat di masyarakat.
"Sebenarnya tergantung ke perawatan orangnya juga. Tapi anggapan itu kan memang sudah
melekat. Dan harga mobil dari Utara (Jakarta Utara) mayoritas lebih murah, begitu juga
dengan Barat (Jakarta Barat) yang dekat dengan utara biasanya agak karatan,” ujar Yugi
kepada VIVA, Rabu 4 Juli 2018.
Untuk mengantisipasinya, biasanya calon konsumen kendaraan selalu melakukan
pengecekan secara detail dan membawa orang bengkel untuk memastikan kondisi mobil
tersebut.
“Perbedaan harga sekira Rp5 jutaan (Utara) dibanding wilayah Jakarta lainnya. Rata-rata
konsumen melakukan pengecekannya teliti kalau pelat nomornya Jakut. Kalau mobil bekas
yang mayoritas kondisi masih mulus dan terawat dari Jakarta Selatan,” katanya.
Yugi mengaku kurang paham kenapa dirinya selalu mendapatkan mobil bekas yang
keadaannya masih bagus dari Jakarta Selatan. Padahal salon mobil, tempat perawatan khusus
atau bengkel-bengkel juga banyak di setiap wilayah Jakarta.
Sunanta pemilik Dave Car di WTC Mangga Dua, Jakarta mengatakan hal yang berbeda. Kata dia,
terjadinya karat pada beberapa komponen mobil bukan karena wilayah tersebut dekat pesisir laut,
namun perawatan dari pemilik mobilnya. Maka tidak semua mobil dari Utara berkarat.

“Jangankan air laut, air hujan saja kalau mobil dibiarkan tidak dicuci akan berkarat. Tapi mobil
Utara memang selau dilakukan pengecekan pada sasis sebelum beli, dan biasanya yang sering itu
bodi berbintik atau bolong-bolong kecil,” tuturnya

Sumber: https://www.viva.co.id/otomotif/mobil

154
Unit Pembelajaran
Korosi

Tahap Problem Statement

Berdasarkan artikel di ats

1. Apa alasan utama harga mobil bekas di kawasan pesisir lebih murah
dibandingkan dengan daerah bukan pesisir?

.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................

2. Bagaimana tanda-tanda terjadinya korosi pada mobil dari daerah pesisir?

.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................

3. Bagaimana dampak korosi pada kualitas kendaraan?

.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................

Tahap Engagement

1. Pernahkah kalian mengamati apel yang terkelupas berubah menjadi warna


cokelat? Terjadi peristiwa apakah pada apel tersebut?

.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................

2. Benda-benda logam juga dapat berubah menjadi kecoklatan pada jangka


watu tertentu. Samakah reaksi yang terjadi pada benda-benda logam
dengan pada apel? Mengapa demikian?

.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................

155
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tahap Eksplorasi

 Anda sudah melakukan kegiatan percobaan mengamati faktor yang


menyebabkan korosi pada aktivitas pembelajaran 2.
 Lakukan telaah materi pada bahan bacaan mengenai faktor penyebab
korosi dan cara pencegahannya
Tahap Eksplanasi dan Elaborasi
1. Berdasarkan bacaan yang sudah kalian telusuri, faktor apa sajakah yang
menyebabkan terjadinya korosi pada logam?
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................

2. Berdasarkan bacaan yang sudah kalian pelajari, hal-hal apa saja yang
dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya korosi?
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................

Tahap Evaluasi
1. Sebutkan faktor korosi yang berhubungan dengan logam dan
permukaannya.
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................

2. Sebutkan faktor korosi yang berhubungan dengan atmosfer.


.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................

3. Sebutkan faktor korosi yang berhubungan dengan produk hasil korosi.


.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................

156
Unit Pembelajaran
Korosi

4. Berikan saran/ide bagaimana cara melakukan pencegahan korosi


pada:
a. Jembatan , pagar , dan railing
..............................................................................................................................................
b. Asesoris kendaraan bermotor
..............................................................................................................................................
c. Sistem jaringan pipa bawah tanah
..............................................................................................................................................
d. Peralatan penunjang tindakan medik (gunting, tang, pisau operasi)
..............................................................................................................................................
e. Onderdil dan perkakas mesin
..............................................................................................................................................
f. Kaleng-kaleng kemasan
..............................................................................................................................................
g.Tiang listrik dan tower telekomunikasi
..............................................................................................................................................
h.Badan kapal laut
..............................................................................................................................................

157
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik 4

Praktek Anodizing

Kelas :............................................................................
Hari/Tanggal :.............................................................................
Nama Kelompok : ..............................................................................
Anggota kelompok:
1..............................................................
2..............................................................
3..............................................................
4..............................................................

Tujuan

Melalui LKPD 1 ini kalian akan melakukan aktivitas sehingga mampu:

1. Melakukan percobaan anodizing secara benar


2. Terampil menggunakan peralatan anodizing sehingga menghasilkan
produk yang layak jual

Alat dan Bahan

Alat: Bahan:
 Kaca mata pelindung  Kertas tisu
 Sarung tangan  Dua buah kawat tembaga @ 10 cm
 Beaker plastik ukuran 250 mL  Lembaran timbal ukuran 2 cm x 5 cm
 Batang kaca pengaduk  Kaleng aluminium bekas minuman
 Kaca arloji  Wol baja halus
 Power pack berlabel terminal + dan -  Air suling
 2 buah batang karbon/timbal dengan  250 mL asam sulfat 1,5 M
penjepit buaya
 Botol pencuci  3 gelas Beaker asam nitrat 3 M
 Gelas Beaker/kimia 500 mL  3 gelas Beaker natrium hidroksida 2 M
 Penangas air bersuhu 50C  Aneka pewarna larut air @ 500 mL
 Palu  Kuku
 Gunting  Gelas Beaker 1000 mL
 Balok  Obeng
 Paku

158
Unit Pembelajaran
Korosi

Petunjuk Kerja

1. Keselamatan kerja
a. Kacamata pelindung harus digunakan.
b. Gunakan sarung tangan saat bekerja dengan bahan-bahan kimia.
c. Selalu berikan label yang jelas pada semua bahan kimia yang
digunakan. (misalnya Asam sulfat 1 M, Korosif; Natrium hidroksida 2
m, Korosif; Asam nitrat 3 M, Korosif; Air suling)
d. Nyalakan fan pada almari asam agar uap bahan kimia berbahaya tidak
terkonsentrasi.
e. Ikuti langkah kerja dengan cermat terutama berkaitan dengan
pengaturan listrik maupun temperatur.
2. Langkah Kerja Bagian Pertama
a. Perhatikan bahwa potongan aluminium yang akan dianodising harus
benar-benar dalam keadaan bersih.
b. Pembersih biasa tidak cukup untuk membersihkannya.
c. Sedikit pembersih kimia diperlukan dalam proses ini.
d. Dengan menggunakan gunting, buat potongan aluminium dengan
ukuran sekitar 5 cm x 2 cm. Hati-hati dengan bagian yang tajam.
e. Buatlah lubang pada salah satu ujung potongan aluminium.
f. Buat pengait dari kawat tembaga dan kaitkan pada lubang potongan
aluminium. (Perhatikan gambar berikut ini)

g. Setelah pemasangan pengait, pegang potongan hanya dengan


menggunakan pengait agar tidak ada jejak kotoran tangan di
permukaan potongan aluminium.

159
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

h. Isilah gelas Beaker besar sekitar ¾ penuh dengan air suling (bukan air
keran).
i. Letakkan gelas dan potongan aluminium di almari asam. Lakukan
proses berikut dalam almari asam.
j. Celupkan aluminium pada larutan natrium hidroksida 2M pada suhu
50°C selama 10 detik.
k. Bilas menggunakan air suling.
l. Celupkan aluminium dalam asam nitrat 3M pada suhu kamar selama
sekitar 3 detik.
m. Bilas lagi menggunakan air suling.
n. Masukan ke gelas air suling simpan sementara (siap diproses
berikutnya).
3. Langkah Kerja Bagian Kedua
a. Gunakan sarung tangan sebelum bekerja.
b. Letakkan potongan timbal di atas kertas tisu lalu gosoklah timbal
menggunakan woll baja. (Perhatikan/amankan serpihan tajam dari
woll baja)
c. Buat lubang pada salah satu ujung potongan timbal menggunakan
obeng secara hati-hati.
d. Kaitkan sebatang kawat tembaga pada lubang timbal. Pastikan arus
listrik dapat mengalir dengan memutar kawat secara ketat.
(Perhatikan gambar berikut)

e. Letakkan beberapa lembar kertas tisu di bawah gelas Beaker ukuran


500 mL.
f. Bentangkan batang pengaduk kaca di atas gelas.

160
Unit Pembelajaran
Korosi

g. Gantungkan sepotong timbal pada batang pengaduk menggunakan


kawat tembaga. Timbal harus menggantung tepat di atas bagian
bawah gelas. (lihat gambar pada langkah i)
h. Pastikan terdapat bagian sisa kawat tembaga yang terkait pada
batang pengaduk untuk menyambungkannya dengan arus listrik.
i. Lakukan hal yang sama untuk potongan aluminium yang sudah
dibersikan pada langkah bagian pertama dengan catatan:
 Jangan menyentuh potongan aluminium yang sudah disiapkan
pada langkah kerja bagian pertama.
 Jangan sampai kedua potongan logam (aluminium dan timbal)
saling bersentuhan. (Perhatikan gambar berikut)

j. Setelah sel anodising siap, tuangkan asam sulfat 1,5 M ke dalam gelas
kimia dengan ketentuan:
k. Cukup untuk menutup sebagian permukaan timbal hingga
menyisakan satu cm bagian atasnya.
l. Cukup untuk menutup sebagian permukaan aluminium hingga
menyisakan satu cm bagian atasnya.
m. Pasang kawat yang menghubungkan penjepit buaya ke terminal
negatif dari power pack.
n. Hubungkan klip buaya yang terhubung ke terminal negatif pada
kawat tembaga pengait potongan timbal.
o. Pasang kawat yang menghubungkan penjepit buaya lainnya ke
terminal positif dari power pack.

161
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

p. Hubungkan klip buaya yang terhubung dengan terminal positif pada


kawat tembaga pengait potongan aluminium.
4. Langkah Kerja Bagian Ketiga
a. Tutup gelas dengan selembar kertas tisu. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari percikan ringan dari asam, karena selama proses
anodisasi akan terbentuk gelembung-gelembung gas pada elektroda
logam.
b. Untuk memulai penganodaan, nyalakan power supply dan
menyesuaikan tegangan sekitar 15V.
c. Biarkan proses berlangsung selama 30 menit.
d. Setelah 30 menit kecilkan tegangan dan matikan power pack.
e. Lepaskan klip buaya dari potongan aluminium.
f. Cuci strip dalam air suling dan menyimpannya dalam gelas air suling.
g. Secara hati-hati angkat keluar potongan aluminium menggunakan
kawat tembaga pengait.
h. Potongan aluminium siap diwarnai. Coba satu warna pertama, karena
Saudara bisa membuatnya lebih artistik dengan jalur lain kemudian.
i. Untuk mewarnai potongan aluminium yang telah dianodisasi, cukup
dengan memasukkannya ke dalam pewarna pilihan Saudara.
j. Biarkan potongan aluminium dalam pewarna selama 10 menit, tapi
perlu menggesernya sedikit setiap menit.
k. Setelah 10 menit, angkat potongan aluminium Saudara dari larutan
zat warna lalu letakkan di kaca arloji.
l. Cuci di bawah air mengalir untuk membuang kelebihan zat warna.
m. Untuk membuat warna menempel permanen pada potongan
aluminium hasil anodisasi, taruhlah dalam air mendidih selama 10
menit. Setelah itu pewarna akan permanen tersegel ke dalam lapisan
aluminium oksida.

162
Unit Pembelajaran
Korosi

C. Bahan Bacaan
1. Korosi dan Jenisnya
Logam dan paduan logam banyak digunakan dalam konstruksi dan bahan dari
berbagai industri di bidang teknik. Alat dan mesin serta instalasi dalam
industri hampir 90% berasal dari logam dan paduannya. Jika struktur logam
dan paduannya tidak dipelihara dengan baik maka dapat mengalami
kerusakan secara perlahan akibat terpapar gas-gas atmosferik, kelembaban,
dan bahan kimia lainnya.
1.1. Pengertian Korosi
Korosi diartikan sebagai penurunan kualitas logam atau paduannya
yang disebabkan oleh reaksi kimia bahan dengan unsur-unsur lain yang
terdapat di alam. Korosi menyebabkan sifat-sifat yang berguna dari
suatu logam seperti kelenturan, daktilitas dan konduktivitas listrik bisa
hilang. Korosi terjadi karena adanya reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat dilingkungannya yang menghasilkan senyawa-
senyawa yang tidak dikehendaki.

Contoh korosi yang paling sering ditemukan adalah besi berkarat bila
terkena kondisi atmosfer. Selama proses korosi ini, lapisan berwarna
kemerahan dari serbuk oksida (Fe3O4) dibentuk dan besi menjadi lemah.
Contoh lain adalah pembentukan film/lapisan tipis berwarna dari
senyawa dasar karbonat [CuCO3 + Cu(OH)2] pada permukaan tembaga
saat terkena udara lembab yang mengandung CO2.

1.2. Proses Terjadinya Korosi


Proses korosi dapat melalui proses kimia maupun proses fisika serta
kombinasi dari keduanya.

1.2.1. Proses Korosi Secara Kimia


Korosi terjadi karena sebagian besar logam mudah teroksidasi oleh
oksigen di udara membentuk oksida logam. Tampilan korosi pada

163
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

logam besi berupa perubahan warna menjadi coklat kemerahan,


pengusaman perhiasan perak atau adanya lapisan hijau pada kuningan
dan perunggu. Reaksi korosi pada besi adalah:

4𝐹𝑒(𝑠) + 3𝑂2 (𝑔) + 2𝑛𝐻2 𝑂 (𝑙) → → 2𝐹𝑒2 𝑂3 . 𝑛𝐻2 𝑂 (𝑠)

Korosi pada besi merupakan reaksi redokas alami. reaksi kimia yang
terjadi pada waktu korosi berlangsung pada beberapa tahap
Tahap 1:
Oksidasi besi menjadi ion Fe 2+ (aq) dilubang tempat korosi bisa berupa
retakan, permukaan yang kasar atau campuran logam yang kurang
homogen

𝐹𝑒(𝑠) → 𝐹𝑒 2+ (𝑎𝑞) + 2 𝑒

Elektron yang dihasilkan bergerak menuju bagian lain dari besi.


Elektron tersebut mereduksi oksigen dari udara dalam suasana
asam akibat adanya H+ (aq) yang dihaslkan dari ionisasi H2CO3.
H2CO3 terbentuk dari reaksi CO2 dengan air. Ion Fe2+ yang
terbentuk bergerak ke tetesan air dari pemukaan logam.

𝑂2 (𝑔) + 4𝐻 + (𝑎𝑞) + 4𝑒 → 2𝐻2 𝑂 (𝑙)

Tahap 2:

Oksidasi Fe 2+ (aq) oleh oksigen dari udara dalam suasana asam


membentuk ion Fe 3+

4𝐹𝑒 2+ (𝑎𝑞) + 𝑂2 (𝑔) + 4𝐻 + (𝑎𝑞) → 4𝐹𝑒 3+ (𝑎𝑞) + 2𝐻2 𝑂 (𝑙)

Tahap 3:

Fe3+ (aq) dalam tetesan air bereaksi dengan molekul air


membentuk 𝐹𝑒2 𝑂3 𝑛𝐻2 𝑂 (𝑠) yang tidak larut air.

164
Unit Pembelajaran
Korosi

Gambar : Proses korosi (sbr: https://tsffarmasiunsoed2012

Akibat tahapan korosi yang unik diatas maka kerusakan dapat


terjadi pada daerah yang luas di bawah bagian besi yang dicat. Adanya
NaCl yang terlarut dalam tetesan air akan mempercepat pergerakan ion
Fe 2+ dalam tetesan air, sehingga mempercepat terjadinya korosi. Uap
air di daerah pantai mengandung NaCl lebih banyak dibandingkan
dengan uap air di daerah yang jauh dari pantai.

1.2.2. Proses Korosi Secara Fisika


Proses korosi secara fisika terjadi karena abrasi (gesekan dengan
benda padat), adanya beban (ditarik atau ditekan), pengaruh kecepatan
aliran atau lainnya yang mempercepat terjadinya korosi. Korosi dapat
terjadi pada bahan logam besi atau bukan besi. Logam besi adalah suatu
logam yang komponen utamanya adalah besi, seperti besi cor, baja
karbon atau tahan karat (stainless steel) sedangkan logam bukan besi
contohnya adalah tembaga, perunggu atau yang lainnya. Semua logam
kecuali logam mulia pada dasarnya bisa berkarat, hanya saja prosesnya
ada yang cepat dan ada yang lambat. Sebagai contoh, dari bahan yang

165
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

sama, ditempatkan pada lingkungan yang sama tetapi umur


pakaiannya beda atau tergantung pada lapisan yang diberikan
terhadap logam tersebut.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju korosi
Faktor-faktor yang memengaruhi laju korosi dapat dikelompokkan
menjadi tiga yaitu:
a. Faktor yang berhubungan dengan logam dan permukaannya.
b. Faktor yang berhubungan dengan atmosfer.
c. Faktor yang berhubungan dengan produk hasil korosi.
d. Faktor lain-lain
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing faktor tersebut di atas.
2.1. Faktor yang berhubungan dengan logam dan permukaannya
Terdapat enam faktor yang memengaruhi laju korosi berkaitan dengan
logam dan permukaannya.
a. Jenis pengotor logam dan sifat elektropositifnya secara alami
menentukan korosi logam. Misalnya ketika besi memiliki kotoran
seperti tembaga, timah, maka besi akan mengalami korosi karena
besi lebih elektropositif dari logam seperti tembaga dan timah. Di
sisi lain ketika besi digabungkan dengan seng, maka seng akan
terkorosi karena seng lebih elektropositif dari besi.
Di kebanyakan pemanfaatan material, kontak antara material-
material yang berbeda adalah sesuatu yang sulit untuk
dihindarkan. Di dalam proses aliran fluida dan pemipaan,
perbedaan material dan paduan sering terjadi kontak antara
material tersebut.

166
Unit Pembelajaran
Korosi

b. Kemurnian logam
Secara umum logam murni tidak akan terkorosi karena tidak
terdapat titik yang akan bertindak sebagai katoda sebagai
penginduksi terjadinya korosi.
c. Permukaan logam
Permukaan kasar akan dengan mudah mengalami korosi karena
mengumpulkan lebih banyak kotoran dan memberikan lebih
banyak titik katoda sebagai tempat korosi. Permukaan yang
dipoles tidak mudah mengalami korosi.
d. Retakan/stres
Stres di permukaan logam yang dihasilkan oleh kerja mekanik
seperti pendinginan, penekanan, pembengkokan, dan penarikan,
perlakuan panas yang tidak tepat dan lain sebagainya dapat
memicu korosi. Bagian yang mengalami lebih banyak stres akan
bertindak sebagai anoda dan bagian lain bertindak sebagai katoda.
Hal ini menyebabkan pembentukan korosi stres. Korosi stres dapat
terjadi pada tiruan paduan tertentu seperti kuningan dengan kadar
seng tinggi dan kuningan nikel.
e. Wujud fisik dari logam
Laju korosi dipengaruhi oleh ukuran butir, orientasi kristal, stres
dan lain sebagainya. Semakin kecil ukuran butir logam semakin
besar tingkat korosinya.

2.2. Faktor yang berhubungan dengan atmosfer


Kecepatan korosi atmosfer tergantung pada sejumlah faktor seperti
kelembaban relatif udara, suhu, kontaminan kimia dan lokasi permukaan.
Dalam rangka untuk memperkirakan seberapa parah korosi atmosferik
mungkin menjadi, kondisi atmosfer sering dikategorikan sebagai desa,
perkotaan, industri dan kelautan.
Secara singkat faktor-faktor yang berhubungan dengan korosi di atmosfer
diidentifikasi sebagai:

167
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

1) Kondisi alami atmosfer


2) Temperatur atmosfer
3) pH atmosfer
4) Tingkat kelembaban atmosfer
5) Jumlah oksigen dalam atmosfer
6) Jumlah uap bahan kimia dalam atmosfer
Sebuah kondisi yang diperlukan untuk korosi atmosferik dari logam
adalah bahwa permukaan logam ditutupi oleh elektrolit. Periode ketika
permukaan logam dipengaruhi oleh kelembaban kadang-kadang disebut
'waktu basah'. Hujan, kondensasi, kabut, atau bentuk lain dari kelembaban
dapat menyebabkan permukaan menjadi basah. Sebagian besar logam
memiliki nilai kritis kelembaban relatif yang diperlukan untuk
melanjutkan terjadinya proses korosi. Jika nilai kritis kelembaban relatif
ini terlampaui, maka korosi akan terjadi.

Nilai kritis kelembaban relatif bervariasi antara 60-95%, tergantung pada


kualitas logam dan faktor lainnya. Setelah korosi dimulai, kelembaban
relatif jauh lebih rendah namun cukup untuk menjaga proses tetap aktif.
Namun secara khusus baja dapat menimbulkan korosi ketika kelembaban
relatif udara di bawah 40%, jika terdapat klorida atau kontaminan kimia
lainnya pada permukaan logam.

Korosi akan meningkat pada temperatur yang lebih tinggi. Pada


temperatur bawah titik beku, korosi berlangsung perlahan-lahan atau
bahkan tidak sama sekali. Namun pada permukaan yang terkontaminasi
bahan kimia, korosi dapat terus berlangsung bahkan pada temperatur
rendah.

Berkaitan dengan kontaminasi atmosfer, terdapat zat-zat kimia yang


dapat mempercepat korosi. Dua komponen yang paling penting dari
kontaminasi atmosfer yang mempercepat korosi logam adalah klorida dan
sulfur dioksida. Di daerah pesisir, garam dari air laut merupakan faktor

168
Unit Pembelajaran
Korosi

utama penyebab korosi, tetapi efek ini menurun dengan cepat pada
daerah yang jauh dari pantai. Di daratan, ‘garam jalan’ yang diaplikasikan
pada permukaan jalan untuk mencegah pembekuan di musim dingin
merupakan sumber utama kontaminasi klorida.

Keberadaan sulfur dioksida di udara, terutama timbul dari pembakaran


bahan bakar fosil, jumlahnya sangat bervariasi ditinjau dari lokasi dan
waktu. Sulfur dioksida bereaksi dengan uap air di atmosfer untuk
membentuk asam sulfat. Ketika asam sulfat mengendap pada permukaan
logam, terbentuk garam sulfat. Bagaimana ion sulfat ambil bagian dalam
proses korosi, bervariasi tergantung pada logam yang bersangkutan.
Contoh dari korosi yang berkaitan dengan kondisi atmosfer adalah:
a. Body kendaraan bagian bawah pada daerah pantai akan lebih cepat
mengalami korosi jika terdapat celah karena kandungan uap Natrium
di atmosfir
b. Jalur pipa timbal yang melewati tanah liat kemudian melewati pasir.
Pipa timbal yang melewati tanah liat kurang teraerasi jika
dibandingkan saat melewati pasir.
2.3. Faktor yang berhubungan dengan produk hasil korosi
1) Dalam beberapa kasus produk karat muncul ke permukaan dan
menyerap kelembaban lebih banyak. Kelembaban ini menyebabkan
korosi lebih lanjut. Contohnya karat besi, karat besi ini menyerap uap
air lebih banyak sehingga meningkatkan tingkat perkaratan besi.
2) Dalam beberapa kasus produk perkaratan bertindak sebagai lapisan
pelindung yang mencegah korosi lebih lanjut. Contohnya pada logam
aluminium. Alumunium berkarat dengan cepat membentuk oksida
alumunium (Al2O3) yang terbentuk di atas permukaan aluminium.
Pembentukan karat akan segera terhenti setelah lapisan tipis oksida
terbentuk. Lapisan ini mencegah korosi lebih lanjut dan bertindak
sebagai lapisan pelindung.

169
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lapisan oksida pada permukaan alumunium dapat dibuat lebih tebal


melalui proses elektrolisis, proses ini disebut anodizing. Alumunium
yang telah mengalai proses anodizing digunakan untuk membuat
berbagai perkakas dapur , bingkai, kerangka bangunan (panel dinding),
kusen pintu dan jendela. Lapisan oksida alumunium lebih mudah dicat
sehingga memberi warna yang lebih terang.

Gambar 16.Berbagai produk anodizing


(sumber: http://rekayasaplatingid.blogspot.com)

3) Dalam beberapa kasus lain produk terkorosi jatuh dari posisi


mengekspos permukaan logam yang belum terkorosi dan
menyebabkan proses korosi lebih lanjut. Contohnya magnesium oksida
terbentuk di atas permukaan logam magnesium jatuh pada posisi
mengekspos permukaan logam magnesiun yang belum terkorosi untuk
korosi lebih lanjut.

170
Unit Pembelajaran
Korosi

3. Faktor lain-lain

Hal lain yang dapat menyebabkan terjadinya korosi adalah terjadinya korosi
mikrobial . Korosi mikrobial sebenarnya bukanlah salah satu jenis korosi
(sebab korosi adalah peristiwa elektrokimia; bukan fenomena mikrobiologi)
melainkan sebuah proses yang dapat memengaruhi dan mempercepat
terjadinya korosi.
Salah satu indikator utama yang mencirikan terjadinya korosi mikrobial
adalah laju serangan korosi yang lebih tinggi dari yang semula diduga melalui
perhitungan teknis saat memilih logam tersebut dalam proses konstruksi.
Berdasarkan mekanisme penyebab korosi, mikroorganisme yang menjadi
penyebab terjadinya mikrobial antara lain:
a. Bakteri Pereduksi Sulfat (Sulphate Reducing Bacteria / SRB)
Contohnya Desulfovibrio sp. Bakteri ini mampu mereduksi anion
sulfat menjadi asam sulfida menurut reaksi
2H3O+(aq) + 3SO42-(aq) → 3H2S(g) + 7O2(g) pada kondisi anaerob.
Khas karena menghasilkan endapan logam sulfida yang berwarna
hitam dan aroma uap hidrogen sulfida.
b. Bakteri Pengoksidasi Sulfur dan Sulfida (Sulphur and Sulphide
Oxidizing Bacteria / SOB)
Contohnya Acidithiobacillus thiooxidans. Bakteri ini mampu
mengoksidasi sulfur dan anion sulfida pada kondisi aerob menjadi
anion sulfat yang sangat korosif karena dapat menurunkan pH sampai
mendekati 1. Pada pH serendah ini , bermacam-maca logam dapat larut
sehingga merubah struktur dan sifat logam tersebut menjadi lebih
rendah. Reaksi yang berlangsung sebagai berikut :
2H3O+(aq) + S2-(aq) → SO2(g) + 3H2(g)
2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g)
2SO3(g) + 4H2O(l) → 2H3O+(aq) + 2HSO3-(aq) + O2(g)
2HSO3-(aq) + O2(g) → 2SO42-(aq) + H2(g)

171
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

c. Bakteri Pengoksidasi Besi dan Mangan (Iron and Manganese Oxidizing


Bacteria)
Contohnya Gallionella sp. Mengoksidasi Fe & Mn pada kondisi aerob
menjadi Fe3+(aq) & Mn2+(aq).
d. Bakteri Penghasil Asam (Acid Producing Bacteria)
Contohnya Pseudomonas aeruginosa. Bakteri termofilik aerob
fakultatif yang menghasilkan campuran asam lemah yang jenisnya
bergantung pada bahan organik yang dikonsumsi.
e. Jamur Penghasil Asam (Acid Producing Fungi)
Contohnya Cladosporium resinae. Koloni termofilik berbentuk lapisan
seperti gel, menghasilkan asam lemah yang jenisnya bergantung pada
bahan organik yang dikonsumsi.

Gambar 17 Kerusakan akibat peritiwa mikrobial


Sumber: http://avtr-eng-d-24.blogspot.com

172
Unit Pembelajaran
Korosi

3. Pencegahan Korosi

Korosi logam menimbulkan kerugian ekonomi yang besar akibat


berkurangnya masa pakai peralatan dari logam. Berbagai upaya dilakukan
untuk menghambat atau mencegah terjadinya korosi. Banyak cara yang
dilakukan untuk mengendalikan proses korosi baik secara preventif yang
dinilai lebih baik secara ekonomis daripada memperbaiki setelah proses
korosi itu terjadi yang membutuhkan biaya lebih mahal.

Pencegahan dan pengendalian terjadinya korosi ini berkaitan dengan


adanya tingkat ketahanan logam terhadap korosi yang berbeda-beda.
Ketahanan terhadap korosi ini dipengaruhi oleh sifat reaktif (mudah
tidaknya teroksidasi) suatu logam. Makin mudah suatu logam teroksidasi,
berarti makin mudah bereaksi dengan oksigen atau zat lain pemicu korosi.

Kecenderungan teroksidasi atau tereduksi merupakan sifat khas suatu


unsur. Parameter yang digunakan untuk menentukan mudah tidaknya
suatu logam mengalami oksidasi adalah dengan menggunakan nilai
potensial reduksi (Eo) yang dimiliki oleh suatu logam. Semakin kecil
(semakin negatif) potensial elektroda (Eo) suatu elektroda, semakin
mudah mengalami oksidasi. Nilai (Eo) beberapa logam disajikan pada
Tabel 4.

Susunan unsur-unsur logam berdasarkan potensial elektroda standarnya


(Eo) disebut dengan deret elektrokimia atau DERET VOLTA. Jika dimulai
dari logam dengan potensial elektrode paling negatif, urutan deret volta
diperoleh sebagai berikut

Li-K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Mn-Zn-Cr-Fe-Ni-Co-Sn-Pb-Cu-Hg-Ag-Pt-Au

173
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Semakin kekiri kedudukan suatu logam dalam deret volta:


 Semakin reaktif logamnya (makin mudah melepaskan elektron)
 Semakin kuat sifat reduktor logamnya
Semakin ke kanan kedudukan logam dalam deret volta
 Semakin kurang reaktif logamnya (makin sukar melepas elektron)
Jadi logam yang berada di sebelah kiri lebih mudah mengalami oksidasi
dibandingkan dengan logam yang berda di sebelah kanannya
Tabel 7. Data Potensial Reduksi
Setengah Reaksi Potensial Reduksi (Eo) Referensi
(Volt)

Li+ + e− → Li(s) -3,04 (Lide, R., & ed, 2006)


K + + e− → K(s) -2,931 (Vanysek, Electrochemical
Series, 2011)
Ba2+ + 2e− → Ba(s) -2,912 (Vanysek, Electrochemical
Series, 2011)
Sr 2+ + 2e− → Sr(s) -2,899 (Vanysek, Electrochemical
Series, 2011)
Ca2+ + 2e− → Ca(s) -2,868 (Vanysek, Electrochemical
Series, 2011)
Na+ + e− → Na(s) -2,71 (Vanysek, Electrochemical
Series, 2011)
La3+ + 3e− → La(s) -2,379 (Vanysek, Electrochemical
Series, 2011)
Ce3+ + 3e− → Ce -2,336 (Lide, R., & ed, 2006)
Al3+ + 3e− → Al(s) -1,662 (Lide, R., & ed, 2006)
Mn2+ + 2e− → Mn(s) -1,185 (Vanysek, Electrochemical
Series, 2012)
2H2 O + 2e− → H2 (g) -0,8277 (Vanysek, Electrochemical
+ 2OH −1 Series, 2012)
2+ −
Zn + 2e → Zn(s) -0,7618 (Vanysek, Electrochemical
Series, 2012)
Fe2+ + 2e− → Fe(s) -0,44 (Atkins, 1997)
Cd2+ + 2e− → Cd(s) -0,4 (Atkins, 1997)
Co2+ + 2e− → Co(s) -0,28 (Vanysek, Electrochemical
Series, 2012)
Bi3+ + 3e− → Bi(s) +0,308 (Vanysek, Electrochemical
Series, 2012)
Cu+ + e− → Cu(s) +0,520 (Bard, Parsons, & Jordan, 1985)
Hg 2+ + 2e− → Hg(l) +0,91 (Bard, Parsons, & Jordan, 1985)
Ag + + e− → Ag(s) +0,7996 (Vanysek, Electrochemical
Series, 2012)
Pt 2+ + 2e− → Pt(s) +1,188 (Bard & Faulker, 2001)
Au+ + e− → Au(s) +1,83 (Bard, Parsons, & Jordan, 1985)

174
Unit Pembelajaran
Korosi

Terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mencegah dan


mengendalikan terjadinya korosi. Metode yang umum digunakan untuk
mencegah dan mengendalikan korosi adalah:
 Modifikasi kondisi lingkungan
 Paduan
 Pelapisan permukaan
 Pelapisan logam
 Elektroplating dan
 Anodising
Bagaimana masing-masing metode dapat mencegah dan mengendalikan
terjadinya proses korosi mari kita lihat penjelasan berikut ini.
a. Modifikasi Kondisi Lingkungan
Laju korosi dapat dikurangi dengan memodifikasi lingkungan. Lingkungan
dapat dimodifikasi oleh berikut:
1) Deaerasi
Dearasi bertujuan menghilangkan oksigen terlarut. Oksigen terlarut
dapat dihilangkan oleh proses deaerasi atau dengan menambahkan
beberapa zat kimia seperti Na2CO3. Kandungan oksigen terlarut dari
air merupakan faktor terbesar korosi pada peralatan berpipa dan
boiler.

Gambar 18. Perkaratan pada Boiler


Sumber: https://pxhere.com

175
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2) Dehumidifikasi
Dalam metode ini, uap air dari udara dihilangkan dengan menurunkan
kelembaban relatif udara disekitarnya. Udara dapat didehumidifikasi
atau dihilangkan kelembaban atau kandungan airnya dengan cara
adsopsi uap air. Dalam sistem adsorpsi kelembaban berkurang dengan
bahan adsorben seperti gel silika atau alumina aktif.
Bahan adsorben dapat diaktifkan kembali oleh panas, jadi jika sudah
berubah warna dapat dipanaskan lagi untuk pemakaian kembali.

3) Inhibitor
Inhibitor kimia adalah suatu zat kimia yang dapat menghambat atau

Gambar 19. Bahan adsorban silika


Sumber: https://cdn.brilio.net

memperlambat suatu reaksi kimia. Secara khusus, inhibitor korosi


merupakan suatu zat kimia yang bila ditambahkan ke dalam suatu
lingkungan tertentu, meski dalam jumlah sedikit dapat menurunkan
laju penyerangan (korosi) lingkungan itu terhadap suatu bahan atau
material. Di kilang minyak, Hidrogen sulfida dapat menimbulkan
korosi baja sehingga sering dihilangkan dengan menggunakan udara
dan amina dengan mengkonversinya ke bentuk polisulfida.

176
Unit Pembelajaran
Korosi

b. Paduan
Secara prinsip dapat dinyatakan bahwa dengan pembuatan paduan logam
akan diperoleh lapisan tipis pelindung karat yang umumnya berupa
oksida dari logam. Baik ketahanan terhadap korosi maupun kekuatan
banyak logam dapat ditingkatkan dengan paduan, misalnya baja tahan
karat yang mengandung kromium menghasilkan lapisan tipis oksida
koheren yang melindungi baja dari serangan lebih lanjut. Paduan non-
korosif lainnya adalah perak Jerman, perunggu-aluminium, perunggu-
nikel, Duralumin dan lain sebagainya.
Komposisi beberapa logam dalam paduan:
1) Perak Jerman
Perak Jerman bukanlah paduan logam perak, karena perak jerman
sama sekali tidak mengandung logam perak. Perak jerman merupakan
paduan tembaga dengan nikel dan seringkali seng. Formulasi yang
biasa adalah 60% tembaga, 20% nikel dan 20% seng.
2) Perunggu Aluminium
Perunggu aluminium dengan komposisi yang berbeda memiliki
berbagai penggunaan di industri, dengan sebagian besar berkisar
antara 5% sampai 11% berat aluminium, massa yang tersisa adalah
tembaga; agen paduan lainnya seperti besi, nikel, mangan, dan silikon
juga kadang-kadang ditambahkan pada perunggu aluminium.
3) Duralumin
Duralumin adalah paduan yang terdiri dari 90% aluminium, tembaga
4%, 1% magnesium dan 0,5% sampai 1% mangan. Material paduan
logam ini banyak digunakan pada struktur pesawat terbang, Hampir
80% material pesawat terbuat dari paduan logam alumunium karena
mempunyai efisiensi kekuatan statis (perbandingan kekuatan
terhadap berat) yang tinggi sehingga penggunaan bahan yang kuat dan
ringan akan menghemat penggunaan bahan bakar.

177
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

c. Pelapisan permukaan
Secara umum tujuan pelapisan permukaan logam adalah untuk
melindungi permukaan logam dari korosi, kontak antara logam dengan
lingkungan yang korosif akan dihilangkan/dihalangi. Penghalangan ini
dilakukan dengan melapisi permukaan logam terus menerus
menggunakan bahan non-berpori saat masuk ke atmosfer korosif. Lapisan
seperti ini disebut sebagai lapisan permukaan atau lapisan pelindung.
Selain mendapatkan aksi perlindungan terhadap korosi, lapisan pelindung
juga memberikan efek dekoratif dan mengurangi keausan.
Tujuan pelapisan permukaan adalah untuk:
1) mencegah korosi,
2) meningkatkan ketahanan terhadap keausan dan goresan,
3) meningkatkan kekerasan,
4) melindungi dari efek elektrik,
5) melindungi dari efek termal, dan
6) memberikan warna dekoratif.
Secara umum pelapisan permukaan dapat dibedakan menjadi pelapisan
anorganik dan organik. Pelapisan anorganik meliputi kaca, semen,
keramik dan konversi pelapis kimia seperti anodising, oksida, kromat,
posfat. Pelapisan organik meliputi cat, oli, lak, pernis (resin, pigmen
ditambah pelarut dalam cairan pelapis). Seringkali sifat perlindungan
yang diberikan merupakan kombinasi dari faktor-faktor di atas.

Pagar, jembatan, dan railing biasanya dicat untuk menghindarkan kontak


logam dengan udara dan air selain untuk memperindah tampilan. Cat yang
mengandung timbal dan zink akan lebih baik karena keduanya akan
melindungi besi dari korosi secara optimum.

Pelapisan dengan oli atau minyak banyak diterapkan pada perkakas dan
bagian-bagian mesin. Adanya oli akan mecegah kontak dengan air

178
Unit Pembelajaran
Korosi

d. Pelapisan Logam
Pelapisan logam terdiri dari logam yang dikenal sebagai pelapis logam.
Lapisan ini memisahkan logam dasar (logam yang dilapisi) dari
lingkungan korosif dan juga berfungsi sebagai penghalang yang efektif
untuk perlindungan logam dasar. Logam yang dilapisi dikenal sebagai
logam dasar. Logam yang digunakan sebagai pelapis disebut sebagai
logam mantel. Berbagai metode yang berbeda dapat digunakan untuk
pelapisan logam. Pada unit pembelajaran ini akan dibahas pelapisan
dengan metode elektroplating.
Proses elektroplating merupakan proses pelapisan logam dengan bantuan
arus listrik yang berlangsung secara reaksi reduksi oksidasi dari logam
pelapis (sebagai anoda korban teroksidasi) ke benda kerja (sebagai
katoda yang dilapisi). Pada katoda terjadi proses penangkapan elektron
sedangkan pada anoda terjadi reaksi pelepasan elektron, sehingga proses
pengendapan berlangsung di katoda yang berdampak terhadap
penambahan ketebalan dan berat benda.

Pada prinsipnya proses pelapisan logam dengan cara elektroplating


merupakan rangkaian yang terdiri dari sumber arus listrik searah, anoda,
katoda serta larutan elektrolit.

Gambar 20 Rangkain Elektroplating


Sumber: http://www.infometrik.com

179
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Rangkaian disusun sedemikian rupa sehingga membentuk suatu sistem lapis


listrik sebagai berikut :
1. Sirkuit luar
Sirkuit luar terdiri dari sumber arus DC dan peralatan terkait seperti
Amperemeter, Voltmeter, dan alat pengatur tegangan dan arus.
2. Katoda
Katoda ialah elektroda negatif yang merupakan benda kerja yang akan
dilapisi. Katoda atau benda kerja dapat memiliki bentuk dan dapat terbuat
dari beraneka logam
3. Anoda
Anoda adalah terminal positif, dihubungkan dengan kutub positif dari
sumber arus listrik. Anoda dalam larutan elektrolit ada yang larut dan ada
yang tidak. Anoda yang tidak larut berfungsi sebagai penghantar arus listrik
saja., sedangkan anoda yang larut berfungsi selain penghantar arus listrik,
juga sebagai bahan baku pelapis.
4. Larutan elektrolit
Larutan elektrolit yang digunakan merupakan garam dari logam yang akan
melapisi (garam dari anodanya).
Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Elektroplating adalah :
1. Konsentrasi larutan
Konsentrasi ini akan berkaitan dengan nilai pH dari larutan. Jika nilai pH
melebihi dari nilai yang diijinkan maka akan terjadi sumuran pada
permukaan produk dan lapisan pelapis akan terbentuk kasar pada
permukaan benda yang dilapisi.
2. Rapat arus
Pada proses lapis listrik rapat arus yang diperhitungkan adalah rapat arus
katoda, yaitu banyaknya arus listrik yang diperlukan untuk mendapatkan
atom-atom logam pada tiap satuan luas permukaan benda kerja yang akan
dilapis. Untuk proses lapis listrik ini faktor rapat arus memegang peranan

180
Unit Pembelajaran
Korosi

sangat penting, karena akan mempengaruhi efisienisi pelapisan dan reaksi


reduksi oksidasi
3. Temperatur dan waktu pelapisan
Temperatur terlalu rendah dan rapat arus yang cukup optimum akan
mengakibatkan hasil pelapisan menjadi kasar dan kusam, tetapi jika
temperatur tinggi dengan rapat arus yang optimum maka hasil pelapisan
menjadi tidak merata. Waktu pelapisan akan mempengaruhi terhadap
kuantitas dari hasil pelapisan yang terjadi dipermukaan produk yang
dilapis.
Beberapa contoh pelapisan logam (elektroplating)
1. Galvanisasi (pelapisan logam dengan Zink)
Pelapisan logam besi dengan zink dilakukan pada benda kerja seperti tiang
telepon, badan mobil, pipa besi, dan lain-lain. Logam Zink dapat melindungi
besi dari korosi dengan prinsip perlindungan katodik. Prinsipnya melapisi
logam korosif dengan logam yang lebih mudah teroksidasi dari logam
korosif tersebut. Nilai potensial reduksi (Eo) logam besi lebih besar
dibanding dengan nilai potensial reduksi (Eo) loga zink, besi yang
mengalami kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan
besi sebagai katode. Dengan demikian logam zink akan teroksidasi lebih
dahulu (mengalami korosi lebih dahulu).
Zink sudah dikenal sejak lama sebagai pelapis besi yang tahan korosi,
murah harganya dan memiliki tampilan yang cukup baik. Metode
elektroplating lebih banyak dipakaipada proses pelapisan logam zink
karena:
 Lapisan lebih merata
 Daya rekat lapisan lebih baik
 Tampak permukaan lebih baik

181
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 21 Proses pelapisan bodi mobil


Sumber: http://cat-airbrush.blogspot.com

Reaksi kimia pada proses pelapisan besi dengan zink


Katoda : 𝐹𝑒 2+ + 2𝑒 − → 𝐹𝑒 (𝑠)
Anoda : 𝑍𝑛 → 𝑍𝑛2+ + 2𝑒 −
Redoks : 𝐹𝑒 2+ + 𝑍𝑛 → 𝐹𝑒 (𝑠) + 𝑍𝑛2+

2) Tin Plating (pelapisan dengan timah)


Timah mempunyai nilai potensial reduksi (Eo) lebih besar dibanding
dengan potensial reduksi (Eo) logam besi . Pelapisan logam besi tidak akan
menyebabkan korosi karena logam timah yang melapisinya lebih tahan
karat sehingga melindungi logam besi kontak dengan udara. Akan tetapi,
jika lapisan ini rusak/cacat akan mempercepat korosi pada besi. Pelapisan
logam besi dengan timah banyak dilakukan pada kaleng-kaleng kemasan.
Jika kemasan tersebut rusak atau tergores akan menyebabkan korosi
berjalan lebih cepat

182
Unit Pembelajaran
Korosi

3) Kromium plating (pelapisan dengan logam krom)


Untuk memberikan efek dekoratif mengkilap, maka logam besi dilapisi
dengan logam krom, misalnya pada bumper mobil. Sama seperti pada zink,
krom tetap dapat melindungi besi dari korosi walaupun lapisan krom itu
ada yang rusak.

Gambar 22 Bemper mobil yang mengkilap karena dilapisi krom


Sumber: https://www.dapurracing.xyz

4) Anodizing
Aluminium anodizing adalah proses pelapisan secara elektrokimia yang
mengkonversi aluminium menjadi aluminium oksida (Al2O3) pada
permukaan material yang akan dilapisi
Reaksi proses anodizing secara keseluruhan terjadi sebagai berikut.

𝟐 𝑨𝒍 + 𝟑 𝑯𝟐 𝑶 → 𝑨𝒍𝟐 𝑶𝟑 + 𝟔 𝑯+ + 𝟔 𝒆−

Proses anodizing prinsipnya hampir sama dengan proses pelapisan listrik


(elektroplatting), tetapi bedanya logam yang akan dilapisi/benda kerja
ditempatkan sebagai anoda (+)dan sebagai katoda (-) dapat menggunakan
lembaran Pb atau aluminium dan karbon. Perbedaan lain adalah larutan

183
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

elektrolit yang digunakan bersifat asam dan arus yang digunakan searah
(DC) direct current.
Rangkaian pada proses anodic oxidation

Gambar 23 Susunan proses anodizing


Sumber: http://repository.umy.ac.id

Anodizing dapat dilakukan berulang-ulang. Hal ini menyebabkan


aluminium menjadi lapisan oksida kokoh dan dapat meningkatkan daya
tahan abrasi.

184
Unit Pembelajaran
Korosi

PENGEMBANGAN PENILAIAN

A. Pembahasan Soal-soal

Contoh Soal UAS 2015-2016 Paket A


Tindakan-tindakan berikut yang dapat memperlambat korosi, KECUALI...
A. meletakkan logam dalam larutan asam
B. mengecat permukaan logam
C. melakukan galvanisasi pada logam
D. memberi minyak pada permukaan logam
E. menghubungkan logam dengan logam lain yang bersifat reduktor kuat
Untuk menyelesaikan soal tersebut peserta didik harus menguasai materi
konsep korosi, faktor yang memengaruhi korosi, dan pencegahan korosi.
Korosi muncul karena suatu logam bereaksi dengan udara dan mengalami
oksidasi, biasanya terjadi pada logam yang memiliki potensial reduksi yang
rendah (pada deret Volta kiri). Terdapat beberapa metode yang dapat
dilakukan untuk mencegah korosi pada suatu logam antara lain, coating yaitu
melapisi logam dengan polimer seperti cat, melakukan galvanisasi atau
melapisi logam utama dengan logam lainnya yang memiliki potensial reduksi
lebih besar, melumuri bagian-bagian yang terekspos udara dengan lapisan
minyak, dan meletakkan logam yang bersifat reduktor kuat, metode ini disebut
dengan pengorbanan anode (memiliki potensial reduksi lebih tinggi dari
logam utama).
Saat logam terkena atau direndam dalam larutan asam reaksi oksidasi
terhadap logam akan berjalan lebih cepat karena konsentrasi H+ yang
tereduksi dengan memanfaatkan elektron dari logam tersebut semakin
banyak.
Maka dapat disimpulkan yang BUKAN merupakan metode pencegahan
terjadinya korosi pada suatu logam adalah A. Meletakkan logam dalam larutan
asam.

185
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Contoh Soal UAS Paket B Tahun 2015


Berikut adalah gambar percobaan penentuan faktor korosi pada logam:

Manakah dari salah satu paku dari tabung di atas yang paling cepat mengalami
korosi.....
A. Tabung 1
B. Tabung 2
C. Tabung 3
D. Tabung 4
E. Tabung 5

Untuk dapat menyelesaikan soal ini peserta didik diharuskan memahami


konsep korosi dan faktor yang mempengaruhi korosi.
Korosi muncul karena suatu logam bereaksi dengan udara dan mengalami
oksidasi, biasanya terjadi pada logam yang memiliki potensial reduksi yang
rendah (pada deret Volta kiri).
Selain itu terdapat beberapa faktor yang memengaruhi dan mempercepat
terjadinya korosi antara lain, adanya zat pengotor di permukaan logam,
terpapar elektrolit, temperatur lingkungan, keadaan asam, dan lainnya.
Maka kita dapat mengeleminasi tabung 2, 3, dan 4, karena tidak terkena
udara sebagai prasyarat awal terjadinya korosi. Tabung 1 dan 5 terkena udara
sehingga memungkinkan terjadinya korosi.
Perbedaannya adalah tabung 5 paku terpapar elektrolit sedangkan pada
tabung 1 tidak. Paparan elektrolit menyebabkan laju aliran elektron yang
terjadi pada proses korosi lebih cepat. Maka jawaban dari soal tersebut adalah
tabung 5 (E).

186
Unit Pembelajaran
Korosi

Contoh Soal SBMPTN Tahun 2008


Berikut adalah data potensial reduksi standar (E0) untuk beberapa kation
Sn2+ + 2e- → Sn E0= -0,14 V
Mg2+ + 2e- → Mg E0=-2,37 V
Ni2+ + 2e- → Ni E0= -0,25 V
Fe2+ + 2e- → Fe E0= -0,44 V
Cu2+ + 2e- → Cu E0= +0,34 V
Logam yang dapat melindungi besi terhadap korosi adalah………
a. Sn
b. Mg
c. Ni
d. Fe
e. Cu
Untuk menyelesaikan soal tersebut peserta didik harus menguasai materi
konsep pencegahan korosi. Korosi muncul karena suatu logam bereaksi
dengan udara dan mengalami oksidasi, biasanya terjadi pada logam yang
memiliki potensial reduksi yang rendah (pada deret Volta kiri). Salah satu
metode pencegahan terjadinya korosi adalah melapisinya dengan logam
dengan potensial reduksi reduksi lebih negatif.
Data (Eo) yang disajikan pada soal terlihat bahwa nilai (Eo) yang lebih kecil
dari nilai (Eo) logam Fe adalah logam Magnesium (Mg).
Faktor lainnya yang harus diperhatikan dalam perlindungan logam adalah
biaya yang dibutuhkan. Melapisi besi dengan logam memerlukan biaya yang
lebih tinggi daripada pengorbanan anode maka pilihan E dapat kita
eliminasikan. Dari segi harga Magnesium lebih murah daripada Nikel maka
jawaban dari pertanyaan tersebut adalah Magnesium (Mg).

187
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Contoh Soal SBMPTN 2010/IPA/45


Korosi pada alumunium tidak menyebabkan logam tersebut keropos seperti
korosi pada besi (1)
SEBAB
Oksigen lebih mudah mengoksidasi besi dibandingkan alumunium (2)
(E0 O2//H2O = +1,23 V ; E0 Fe2+/Fe = -0,44 V ; E0 Al3+/Al = -1.66 V)

Untuk dapat menyelesaikan soal ini peserta didik diharuskan memahami


konsep korosi dan faktor yang memengaruhi korosi.
Korosi muncul karena suatu logam bereaksi dengan udara dan mengalami
oksidasi, biasanya terjadi pada logam yang memiliki potensial reduksi yang
rendah (pada deret Volta kiri).
Alumunium pada dasarnya adalah logam yang lebih aktif daripada besi,
namun mengalami proses korosi yang berbeda. Korosi pada besi tidak
berikatan kuat dengan lapisan unsur dibawahnya sedangkan aluminium
segera berikatan kuat sesaat setelah mengalami oksidasi.
Hal ini menyebabkan lapisan yang berada di bawah tersebut terlindungi
dari paparan udara dan proses korosi. Maka pernyataan (1) benar.
Deret Volta menyusun urutan unsur berdasarkan potensial reduksinya.
Semakin negatif maka logam tersebut semakin mudah teroksidasi atau
mengalami korosi. Pada Deret Volta alumunium memiliki potensial reduksi
yang lebh negatif daripada besi sehingga oksigen lebih mudah mengoksidasi
aluminium daripada besi. Maka pernyataan (2) salah

188
Unit Pembelajaran
Korosi

B. Mengembangkan Soal HOTS

Di bagian ini akan disajikan contoh pengembangan soal HOTS yang


diawali dengan pembuatan kisi-kisi soal. Melalui kisi-kisi soal tersebut
Saudara dapat melihat kesesuaian antara kompetensi yang diuji, lingkup
materi, dan insikator soal. Penyusunan soal dilakukan di format kartu soal
yang sudah disediakan.
Pengembangan soal HOTS bisa dilakukan dengan menaikkan
tingkat atau level kognitif yang harus dicapai, yaitu minimal C-4 atau level
analisis. Soal-soal HOTS memberikan penekanan lebih pada proses : 1)
mentrasfer fakta dari satu konteks ke konteks lain, 2) memilih,
memproses, dan menerapkan informasi, 3) melihat keterkaitan antara
beberapa informasi yang berbeda, 4) menggunakan informasi untuk
menyelesaikan masalah, dan 5) menguji informasi dan gagasan secara
kritis. Karakteristik soal HOTS adalah: 1) mengukur kemampuan berpikir
tingkat tinggi, 2) meminimalkan aspek mengingat dan memahami, 3)
stimulus menarik, 4) tidak familiar, 5) kebaruan.
Coba anda cermati soal yang disajikan di bagian awal unit ini baik
berupa soal UASBN, soal UN, ataupun soal UMPN. Menurut saudara, apakah
soal tersebut merupakan soal HOTS? Mengapa?
Berikut disajikan contoh soal HOTS yang penyelesaiannya
menggunakan konsep reaksi redoks berdasarkan penggabungan dan
pelepasan oksigen, pelepasan dan penggabungan elektron, perubahan
bilangan oksidasi, serta penyamaan reaksi redoks. Semua soal disajikan
dalam bentuk kartu soal dan dilengkapi dengan kisi-kisi soal.

189
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KISI-KISI SOAL HOTS


Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jumlah soal : 10 (sepuluh)
Mata Pelajaran : Kimia Tahun Pelajaran :
Kelas/semester ; X/Genap

No Kompetensi Lingkup materi Indikator Pencapaian Indikator soal No Level


yang diuji Kompetensi kognitif
1 Mengevaluai 3.8.2Mendeskripsikan Disajikan data tentang fenomena korosi, 2 L1
proses pada sel proses korosi peserta didik dapat mendeskripsikan
elektrokimia yang proses korosi
digunakan dalam
kehidupan Disajikan data fenomena korosi, peserta 10 L1
didik dapat menentukan laju korosi
yang tercepat
3.8.3Mengidentifikasi Disajikan data beberapa kondisi 3 L1
faktor yang lingkungan yang mempengaruhi
mempengaruhi terjadinya korosi, peserta didik dapat
terjadinya korosi memilih faktor yang paling tepat untuk
mencegah korosi

Disajikan data kondisi mobil bekas yang 6 L3


lebih murah dibanding daerah bukan
pesisir, peserta didik dapat
mengidentifikasi faktor penyebab yang
tepat
3.8.4Mendeskripsikan cara Disajikan data E0 logam, peserta didik 4 L2
pencegahan korosi dapat menguraikan kelemahan proses
pelapisan logam dengan logam lain

190
Unit Pembelajaran
Korosi

No Kompetensi Lingkup materi Indikator Pencapaian Indikator soal No Level


yang diuji Kompetensi kognitif
3.8.4Mendeskripsikan cara Disajikan data E0 logam, peserta didik 7 L3
pencegahan korosi dapat memberikan alasan yang tepat
teknis pencegahan korosi
3.8.5Menentukan cara Disajikan data artikel rencana 8 L3
yang tepat untuk pembangunan konstruksi berbahan
mencegah korosi logam besi, peserta didik dapat
menentukan logam yang tepat untuk
pencegahan korosi

Disajikan data kondisi suatu benda,


peserta didik dapat menentukan cara
yang tepat untuk mencegah korosi
3.8.6 Mengidentifikasi Disajikan data kondisi beberapa bagian 5 L3
dampak korosi pada logam kendaraan, peserta didik dapat
mengidentifikasi dampak korosi pada
logam

Disajikan data E0 logam, peserta didik 9 L3


dapat menguraikan dampak korosi pada
logam

191
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KARTU SOAL HOTS

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : Kurikulum 2013


Kelas :X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata pelajaran : Kimia Nama Penyusun :Siti Faizah, M.Pd
KOMPETENSI
DASAR:
Pengetahuan/ Penalaran
Buku Sumber : Aplikasi
Pemahaman √

RUMUSAN BUTIR SOAL


LINGKUP Nomor Soal Telkomsel sedang mencanangkan pembangunan Tower
MATERI: di Surabaya. Tower rencananya akan dibangun
Korosi menggunakan bahan dasar besi. Mengingat Surabaya
1 berada di dekat laut, sehingga uap air laut banyak
MATERI:
Pencegahan mempengaruhi proses korosi besi. Untuk menghindari
korosi masa kerja tower yang terlalu singkat karena korosi,
INDIKATOR perlu dilakukan perlindungan korosi untuk tower
SOAL
Kunci tersebut. Metode yang akan digunakan adalah
Disajikan data
jawaban perlindungan katodik, metode ini adalah dengan sengaja
membuat logam anode berkorosi untuk melindungi
artikel rencana
E. Mg katode, dalam hal ini tower besi berlaku sebagai katode.
pembangunan
Selain itu, anode yang dikorbankan diusahakan agar
konstruksi
memiliki cost serendah mungkin. Berikut merupakan
berbahan
data potensial elektroda standar dan harga per kilogram
logam besi, untuk beberapa logam:
peserta didik Logam Potensial Harga/kg
dapat Elektroda
menentukan Besi (Fe) -0,44 -
logam yang Krom (Cr) -0,74 $ 50,00
tepat untuk Nikel (Ni) -0,28 $ 3,5
pencegahan Timah (Sn) -0,14 $ 6,32
korosi Titanium (Ti) -1,63 $ 20,00
Magnesium -2,37 $ 2,15
(Mg)
Logam manakah yang paling cocok untuk melindungi
besi dengan metode perlindungan katodik untuk tower
Telkomsel?

192
Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :
Kelas :X Bentuk Soal : Uraian
Mata pelajaran : Kimia Nama Penyusun :
KOMPETENSI
DASAR:
Pengetahuan/
Buku Sumber : Pemahaman Aplikasi Penalaran

RUMUSAN BUTIR SOAL


LINGKUP Nomor Soal Setiap tahun dibutuhkan milyara rupiah untuk
MATERI: memperbaiki infrastruktur jembatan karena
Korosi terjadinya korosi. Korosi merupakan peristiwa
2
MATERI: alam yang seringkali merugikan. Pernyataan
Konsep korosi paling tepat untuk mendefinisikan korosi
INDIKATOR SOAL
adalah...
Disajikan
Kunci A. Terbentuknya lapisan coklat
pernyataan
tentang
jawaban kemerahan pada besi
fenomena korosi, B. Hilangnya kekuatan logam besi karena
peserta didik C bereaksi dengan oksigen dan air di
dapat udara
mendeskripsikan C. Penurunan kualitas logam/paduannya
proses korosi yang disebabkan oleh reaksi kimia
bahan dengan unsur-unsur lain di
alam
D. Berkurangnya kelenturan dan
konduktivitas logam besi
E. Terjadinya reaksi kimia pada logam
besi

193
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :


Kelas :X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata pelajaran : Kimia Nama Penyusun :
KOMPETENSI
DASAR:
Pengetahuan/
Buku Sumber : Pemahaman Aplikasi Penalaran

RUMUSAN BUTIR SOAL


LINGKUP Nomor Soal Laju korosi yang paling cepat terjadi disebabkan
MATERI:
Korosi oleh...
10
MATERI: A. Temperatur tinggi
Konsep korosi B. Kadar garam kuat
INDIKATOR
C. Kondisi tanah berpasir
SOAL
Kunci
Disajikan data D. Korosi Mikrobial
jawaban
fenomena E. Kadar SO2 yang tinggi di daerah industri
korosi,
peserta didk D
dapat
menentukan
laju korosi
tercepat

194
Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :
Kelas :X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata pelajaran : Kimia Nama Penyusun :
KOMPETENSI
DASAR:
Buku Sumber Pengetahuan/
Aplikasi Penalaran
: Pemahaman

RUMUSAN BUTIR SOAL


LINGKUP Nomor Soal Diketahui data potensial reduksi standar beberapa logam
MATERI:
𝑍𝑛2+ (𝑎𝑞) + 2𝑒 − → 𝑍𝑛(𝑠) 𝐸 0 = −0,76 𝑣𝑜𝑙𝑡
Korosi
MATERI: 9 𝐶𝑟 3+ (𝑎𝑞) + 3𝑒 − → 𝐶𝑟(𝑠) 𝐸 0 = −0,74 𝑣𝑜𝑙𝑡
Bilangan
𝑆𝑛2+ (𝑎𝑞) + 2𝑒 − → 𝑆𝑛(𝑠) 𝐸 0 = −0,14 𝑣𝑜𝑙𝑡
Oksidasi
INDIKATOR SOAL 𝐴𝑙 3+ (𝑎𝑞) + 3𝑒 − → 𝐴𝑙(𝑠) 𝐸 0 = −1,66 𝑣𝑜𝑙𝑡
Disajikan data Eo Kunci
jawaban 𝐹𝑒 2+ (𝑎𝑞) + 2𝑒 − → 𝐹𝑒(𝑠) 𝐸 0 = −0,44 𝑣𝑜𝑙𝑡
logam, peserta
didik dapat Berdasarkan data Eo masing-masing logam di atas, Al
mendeskripsikan C
lebih mudah mengalami korosi dibanding logam besi.
dampak korosi
pada logam Korosi merupakan fenomena alam yag seringkali
merugukan. Faktanya korosi pada Al justru
menguntungkan. Hal ini karena...
A. Logam Al lebih tipis dibanding Fe
B. Korosi pada Al tidak merusak warna sehingga
tampilan logam Al tetap mengkilap
C. Lapisan tipis Al2O3 melindungi logam di
bawahnya dari korosi lebih berkelanjutan
D. Lapisan korosi Al tidak mudah rusak
E. Logam Al lebih stabil terhadap pengaruh asam

195
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :


Kelas :X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata pelajaran : Kimia Nama Penyusun :
KOMPETENSI
DASAR:
Pengetahuan/
Buku Sumber : Aplikasi Penalaran
Pemahaman

RUMUSAN BUTIR SOAL


LINGKUP Nomor Soal Pelapisan logam merupakan salah satu cara
MATERI:
pencegahan korosi. Untuk mencegah korosi, logam
Korosi
4 besi (𝐸 0 = −0,44 𝑣𝑜𝑙𝑡) dilapisi dengan logam
MATERI:
Pelapisan tembaga (𝐸 0 = +0,34 𝑣𝑜𝑙𝑡) atau perak (𝐸 0 =
logam
INDIKATOR +0,80 𝑣𝑜𝑙𝑡).
Kunci
SOAL Kelemahan dari cara pelapisan ini adalah...
jawaban
Disajikan data
nilai Eo logam, a. warnamya menjadi tidak menarik
B
peserta didik b. logam perak lebih mahal dibanding logam besi
dapat
c. bila ada bagian yang terkelupas besi akan cepat
menguraikan
kelemahan keropos
pelapisan suatu d. kurang tahan lama karena mudah mengalami
logam dengan
logam lain korosi

196
Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :
Kelas :X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata pelajaran : Kimia Nama Penyusun :
KOMPETENSI
DASAR:
Pengetahuan/
Buku Sumber : Aplikasi Penalaran
Pemahaman

RUMUSAN BUTIR SOAL


LINGKUP Nomor Soal Perhatikan tabel pernyataan tentang fakta korosi besi berikut :
MATERI:
No. Fakta Pencegahan
Korosi
8 1 pH rendah Besi lebih baik disimpan dalam
menyebabkan laju medium garam yang memiliki
korosi lebih cepat pH 7
2 Kontak besi dengan Besi dilapisi dengan logam
Kunci jawaban logam lebih aktif timah yang tahan karat
menghambat proses
B korosi besi
3 Kontak besi dengan air Perkakas dari besi atau baja
mempercepat korosi dilumuri dengan oil atau grease
MATERI: 4 Kontak besi dengan Besi dicat atau dibungkus lastik
Pencegahan udara kering tetap menghindari kontak dengan
korosi menyebabkan besi udara
korosi

Pernyataan fakta disertai cara pencegahan yang tepat adalah........


INDIKATOR
SOAL a. 1 dan 2
Disajikan data b. 1 dan 3
fakta dan cara
pencegahan c. 2 dan 3
korosi, d. 2 dan 4
peserta didik
dapat e. 3 dan 4
memasangkan
pernyataan
yang tepat

197
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :


Kelas :X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata pelajaran : Kimia Nama Penyusun :
KOMPETENSI
DASAR:
Pengetahuan/
Buku Sumber : Aplikasi Penalaran
Pemahaman

RUMUSAN BUTIR SOAL


LINGKUP Nomor Soal Berikut diberikan beberapa kondisi
MATERI:
(1) kelembaban udara (4) konsentrasi garam
Korosi
3
MATERI: (2) sinar matahari (5) oksigen terlarut
Faktor korosi
(3) kemurnian (6) retakan/goresan pada benda kerja
INDIKATOR
SOAL Tindakan pencegahan korosi yang termasuk memodifikasi
Kunci
Disajikan data
jawaban lingkungan adalah..
kondisi
beberapa a. 1,2,dan3
lingkungan, B
b. 1,3, dan 5
peserta didik
dapat c. 2,4,dan 6
menentukan
d. 1, 2, dan 5
faktor yang
paling tepat e. 4,5,dan 6
untuk
mencegah
korosi

198
Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :
Kelas :X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata pelajaran : Kimia Nama Penyusun :
KOMPETENSI
DASAR:
Pengetahuan/
Buku Sumber : Aplikasi Penalaran
Pemahaman

RUMUSAN BUTIR SOAL


LINGKUP Nomor Soal Prinsip pencegahan korosi dengan perlindungan katodik adalah...
MATERI:
a. Logam katode harus mudah dioksidasi
Korosi
b. Logam anode harus mudah direduksi
MATERI:
c. Ditempatkan pada daerah pesisir
Pencegahan
d. Bahan yang dilindungi harus diletakkan di anode
korosi
e. Potensial reduksi logam di katode lebih besar daripada
INDIKATOR
Kunci logam di anode
SOAL
jawaban
Disajikan
penyataan,
peserta didk B
dapat memilih
konsep
perindungan
katodik yang
benar

199
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :


Kelas :X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata pelajaran : Kimia Nama Penyusun :
KOMPETENSI
DASAR:
Pengetahuan/
Buku Sumber : Aplikasi Penalaran
Pemahaman

RUMUSAN BUTIR SOAL


LINGKUP Nomor Soal Berikut diberikan dampak beberapa kondisi pada
MATERI:
suatu kendaraan
Korosi
5 (1) cat mudah mengelupas
MATERI:
Dampak korosi (2) knalpot berubah warna
INDIKATOR
SOAL (3) onderdil rapuh
Kunci
Disajikan data
jawaban (4) bahan bakar boros
beberapa
Dampak korosi pada kendaraan ditunjukkan oleh
kondisi bagian
kendaraan, B a. 1,2,dan 3
peserta didik
b. 1,3, dan 4
dapat
mengidentifikasi c. 2,3,dan 4
dampak korosi d. 1,2,3,dan 4
pada logam
e. 4 saja

200
Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :
Kelas :X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata pelajaran : Kimia Nama Penyusun :
KOMPETENSI
DASAR:
Pengetahuan/
Buku Sumber : Aplikasi Penalaran
Pemahaman

RUMUSAN BUTIR SOAL


LINGKUP Nomor Soal Logam yang paling efektif untuk melindungi bodi mobil
MATERI: dari logam besi agar terhindar dari korosi dan berharga
Korosi murah adalah...
MATERI: a. Ag
Pelapisan b. Al
logam c. Cr
INDIKATOR d. Cu
Kunci e. Zn
SOAL
jawaban
Disajikan
beberapa unsur
logam, peserta E
didik dapat
menentukan
logam yang
tepat untuk
melindungi
korosi pada
bodi mobil

201
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :


Kelas :X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata pelajaran : Kimia Nama Penyusun :
KOMPETENSI
DASAR:
Pengetahuan/
Buku Sumber : Aplikasi Penalaran
Pemahaman

RUMUSAN BUTIR SOAL


LINGKUP Nomor Soal Harga mobil bekas didaerah pesisir (dekat pantai) lebih
MATERI: murah dibandingkan dengan daerah bukan pesisir. Hal ini
Korosi terjadi karena..
6
MATERI: a. Kendaraan banyak yang terkena sinar matahari
Faktor b. Mobil sering dipakai
penyebab korosi c. Kandungan garam yang tinggi pada air
INDIKATOR d. Kondisi pesisir dengan kandungan oksigen lebih
Kunci sedikit
SOAL
jawaban e. Kelembapan udara rendah
Disajikan data
kondisi harga
mobil bekas di C
daerah pesisir
lebih murah
dibandingkan
daerah bukan
pesisir, peserta
didik dapat
mengidentifikasi
faktor yang
tepat

202
Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :
Kelas :X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata pelajaran : Kimia Nama Penyusun :
KOMPETENSI
DASAR:
Pengetahuan/
Buku Sumber : Aplikasi Penalaran
Pemahaman

RUMUSAN BUTIR SOAL


LINGKUP Nomor Soal Berdasarkan data potensial reduksi standar berikut:
MATERI:
𝐶𝑟 3+ (𝑎𝑞) + 3𝑒 → 𝐶𝑟(𝑠) 𝐸 0 = −0,74 𝑣𝑜𝑙𝑡
Korosi
7 𝐹𝑒 2+ (𝑎𝑞) + 2𝑒 − → 𝐹𝑒(𝑠) 𝐸 0 = −0,44 𝑣𝑜𝑙𝑡
MATERI:
Pencegahan Logam krom lebih aktif dibandingkan dengan logam besi.
korosi
INDIKATOR Penyataan yang paing tepat untuk menjelaskan mengapa
Kunci
SOAL bemper mobil (logam besi) dilapisi dengan logam krom adalah...
jawaban
Disajikan data
beberapa niali a. Harga krom lebih murah dibandingkan dengan logam
Eo logam, B besi
peserta didik b. Lapisan tipis oksida krom akan melindungi besi di
dapat bawahnya
memberikan c. Tampilan krom lebih menarik dibanding besi
alasan yang d. Krom lebih tahan karat dibanding besi
tepat teknis f. Besi lebih tahan karat dibandingkan logam krom
pencegahan
korosi

203
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :


Kelas :X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata pelajaran : Kimia Nama Penyusun :
KOMPETENSI
DASAR:
Pengetahuan/
Buku Sumber : Aplikasi Penalaran
Pemahaman

RUMUSAN BUTIR SOAL


LINGKUP Nomor Soal Fungsi utama baut dan mur adalah menggabungkan beberapa
MATERI: komponen sehingga tergabung menjadi satu bagian yang
Korosi memiliki sifat tidak permanen. Cara pencegahan korosi yang
8
MATERI: paling tepat untuk kedua benda ini adalah...
Pencegahan a. Melapisinya dengan cat
korosi b. Melumuri dengan oli atau gemuk
INDIKATOR c. Disalut dengan plastik
Kunci d. Menggunakan cara pengorbanan katode
SOAL
jawaban e. Benda kerja dilapisi dengan krom
Disajikan data
kondisi suatu
benda, peserta B
didik dapat
memberikan
saran yang
tepat untuk
mencegah
korosi

204
KESIMPULAN

Konsep korosi dan pencegahannya perlu dikonstruksi sendiri oleh peserta


didik agar bermakna. Masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari dapat
dieksplore lebih banyak untuk mengonstruksi pengetahuan tentang korosi
dan pencegahan tersebut. Penguasaan tentang konsep reaksi reduksi oksidasi
menjadi prasyarat untuk mempelajari fenomena korosi logam. Korosi logam
terjadi karena sebagian besar logam mudah teroksidasi oleh oksigen di udara
membentuk oksida logam. Sehigga korosi pada besi merupakan reaksi redoks
alami.

Beberapa alternatif kegiatan atau aktivitas pembelajaran dapat digunakan


untuk menstimulasi daya pikir dan daya nalar peserta didik sehingga mereka
dapat membangun konsep sendiri. Aktivitas pembelajaran yang disajikan
diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
peserta didik. Beberapa model pembelajaran yang dapat mengakomodasi
pengembangan ketrampilan berpikir tingkat tinggi diantaranya : Discovery
Learning, Learning Cycle, dan Project Based Learning. Saudara dapat memilih
model yang sesuai dengan karakteristik materi yang akan dibelajarkan dan
kompetensi peserta didik saudara.

Kegiatan projek mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi korosi akan


membantu peserta didik mengkonstruk pengetahuannya, Penggunaan bahan
praktek yang didampingi Lembar Kerja untuk kegiatan pengayaan diharapkan
membantu peserta didik dalam melatih jiwa kewirausahaan dan diharapkan
mampu dikembangkan saat peserta didiksudah menyelesaikan studinya di
sekolah. Aktivitas pembelajaran dan LKPD dalam unit ini hanya sebagai contoh
atau alternatif saja, kreatifitas Saudara sangat diharapkan untuk dapat
mengembangkan aktivitas pembelajaran berorientasi ketrampilan berpikir
tingkat tinggi sesuai dengan kondisi peserta didik Saudara

205
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

UMPAN BALIK

Selamat, Saudara telah selesai mempelajari Unit Korosi dan Pencegahannya.


Bagaimana pengalaman Saudara dalam menyelesaikan unit ini?
Apakah Saudara berhasil memahami semua pembahasan yang terdapat dalam
Unit Korosi dan pencegahannya ini? Adakah kesulitan yang Saudara jumpai
ketika mempelajarinya? Apakah ada manfaat yang Saudara dapatkan setelah
mempelajari unit ini?

Agar berhasil baik dalam mempelajari Unit Reaksi Reduksi Oksidasi ini,
Saudara dapat mengikuti petunjuk belajar berikut ini:
1. Bacalah uraian dan contoh-contoh dengan cermat dan berulang-ulang
sehingga Saudara benar-benar memahami dan menguasai materi yang ada
dalam unit ini.
2. Lakukanlah aktivitas-aktivitas yang dicontohkan oleh unit ini kepada peseta
didik Saudara dalam kelas (Aktivitas dapat dimodifikasi sesuai kondisi
kelas). Mintalah bantuan rekan guru, instruktur atau pengawas untuk
menjadi observer di kelas Saudara ketika Saudara melakukan aktivitas-
aktivitas yang dicontohkan. Mintalah bantuan dan saran mereka dalam
rangka perbaikan pelaksanaan aktivitas-aktivitas tersebut.
3. Jika Saudara masih mengalami kesulitan setelah mengikuti rambu-rambu
atau penjelasan dalam memahami materi serta melakukan aktivitas-
aktivitas yang terdapat dalam unit ini, mintalah bantuan instruktur,
pengawas atau narasumber yang ada.

Selamat belajar, selamat bekerja, semoga sukses!

206
207
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

208
PENUTUP

Besar harapan kami, Unit-unit pembelajaran yang telah dikembangkan ini


dapat menjadi acuan Saudara dalam mengembangkan desain pembelajaran
dan penilaian yang berorientasi Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang
terintegrasi dengan 5 (lima) unsur utama Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) dan literasi dalam rangka mencapai kecakapan Abad ke-21. Selanjutnya,
Saudara dapat menerapkan desain yang telah disusun dalam
pembelajarankepada peserta didik di kelas masing-masing.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Saudara perlu memahami unit-unit


ini dengan baik. Oleh karena itu, unit-unit perlu dipelajari dan dikaji lebih
lanjut oleh Saudara bersama guru-guru Kimia lainnya dalam Program
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) di MGMP di Zona masing-
masing. Saudara bersama guru-guru lainnya perlu mengkaji dengan baik
semua komponen unit pembelajaran yang disajikan sehingga dapat
memudahkan Saudara mengimplementasikannya di kelas. Selain itu, saudara
dapat mengantisipasi kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi.

Unit-unit pembelajaran dikembangkan agar memudahkan Saudara dalam


menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal ini karena aktivitas
pembelajaran yang disajikan merupakan acuan umum langkah pembelajaran
untuk mencapai masing-masing KD. Saudara perlu memerinci aktivitas
pembelajaran menjadi skenario di dalam RPP agar lebih mudah
diimplementasikan. Selain itu, Saudara masih perlu mengembangkan soal-soal
tes dan instumen penilaian lainnya yang berorientasi HOTS dengan mengacu
pada contoh yang disajikan.

Dalam melaksanakan kegiatan praktikum sesuai LKPD, Saudara dapat


memenuhi kebutuhan alat dan bahan yang digunakan dengan bahan-bahan

209
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

yang terdapat di lingkungan masing-masing (kontekstual). Begitu pula dalam


mengalokasikan waktu pembelajaran, saudara dapat menyesuaikannya.
Selain itu, Saudara dapat mengadaptasi langkah-langkah pembelajaran yang
disajikan di unit pembelajaran untuk mengembangkan RPP topik-topik
lainnya.

Selama mengimplementasikan unit-unit ini, Saudara perlu terus


merefleksikan dan mengevaluasi keefektifan, keberhasilan serta
permasalahannya. Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dapat
langsung didiskusikan bersama guru lainnya, instruktur, kepala sekolah, atau
pengawas agar dapat dengan segera menemukan solusinya. Setiap
keberhasilan, permasalahan, dan solusi yang ditemukan selama pembelajaran
perlu Saudara tuliskan dalam bentuk karya tulis best practice atau lainnya.

Pada akhirnya, Saudara dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik,


peserta didik mencapai hasil belajar yang optimal, sekaligus Saudara dapat
menghasilkan karya tulis yang berguna bagi pengembangan keprofesian.
Dalam rangka perbaikan dan pengembangan unit-unit lainnya, Kami
mengaharapkan saran, masukan, dan usulan penyempurnaan yang dapat
disampaikan kepada tim penulis melalui surat elektronik (e-mail).

210
DAFTAR PUSTAKA

----------, 2017. Analisis Penerapan Model Pembelajaran. Bimbingan Teknis


Implementasi K-13 SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan. Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah. Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
----------, 2017. Materi Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Bimbingan Teknis Implementasi K-13 SMK. Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan. Direktorat Jenderal Pendidikan
Menengah. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
----------, 2017. Praktik Baik Pembelajaran SMK. Bimbingan Teknis
Implementasi K-13 SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan. Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah. Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2018). Surat Keputusan BSNP Nomor
0296/SKEP/BSNP/XI/2018 tentang Kisi-Kisi Ujian Nasional untuk
Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Badan Standar
Nasional Pendidikan.
Bard, A. J., Parsons, R., and Jordan, J. Standard Potentials in Aqueous Solutions,
Marcel Dekker, New York, 1985. 3. Bratsch, S. G. J. Phys. Chem. Ref. Data,
18, 1–21, 1989.
Bard, Faulkner. 2001. Electrochemical Methods. Fundamentals and Aplications.
John Wiley and Sons Inc.
Cintami, Cincin. 2016. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Konteksual “ Trend
Batu Akik” terhadap Minat dan Hasil Belajar Siswa. Prosiding Lomba
Inovasi Pembelajaran Guru Dikmen Tingkat Nasional. Dirjen GTK.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
CRC Handbook of Chemistry and Physics, 87th ed Editor-in-Chief:  David R. Lide
(National Institute of Standards and Technology). CRC Press/Taylor
and Francis Group:  Boca Raton, FL. 2006. 2608 pp. $139.95. ISBN 0-
8493-0487-3.
Effendy. 2016. Ilmu Kimia untuk Siswa SMA dan MA kelas X jilid 1B.
Malang:Indonesian Academic Publishing
Manela, Citra dan Taufik Hidayat. (2018). Korelasi Kadar Alkohol dengan
Derajat Luka Dalam Hal Pembuatan Visum Et Repertum Pada Pasien
Kecelakaan Lalu lintas Rumah Sakit M. Djamil Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas. Vol 7. No 3. http://jurnal.fk.unand.ac.id. online,
akses tanggal 15 Juni 2019.
Myers, Thomas ,et all.2006. Chemisrty. Kent State University, Rinehart and
Winston
Narwarinda, Nanssi. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran KUBERTANYA
pada Materi Tata Nama Senyawa Kimia. Prosiding Lomba Inovasi

211
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Pembelajaran Guru Dikmen Tingkat Nasional. Dirjen GTK. Kementrian


Pendidikan dan Kebudayaan.
Nong, Ryan. 2018. Tinggi Kecelakaan Akibat Mabuk, Satlantas Polres Kupang
Kota Gunakan Alkohol Detektor. tribun news.com. online, diakses
tanggal 21 Juli 2019.
-------. 2018. Perdirjen Dikdasmen no 464/D.D5/KR/2018 tentang Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional (A),
Muatan Kewilayahan (B), Dasar Bidang Keahlian (C1), Dasar Program
Keahlian (C2) dan Kompetensi Keahlian (C3). Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Rajab, Aryati. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Berbasis Inkuiri
Terbimbing dalam Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis.
Prosiding Lomba Inovasi Pembelajaran Guru Dikmen Tingkat
Nasional. Dirjen GTK. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Suprihatin, Agung. 2016. Korosi dan Pengendaliannya. Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan. Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Tim Studi Guru SMK. 2010. Persiapan Menghadapi Ujian Nasional SMK
Teknologi dan Industri. Pustaka Setia. Bandung.
https://www.liputan6.com/helath/read. On line diakses tanggal 21 Juli 2019
https://prestasibimbel.com/index.php/artikel/teknologi/59-karburator-
injeksi-sistem-kerja-serta-kelebihan-kekurangan. On line diakses 21
Juli 2019
https://www.fireengineering.com/articles/2018/05/construction-concerns-
corrosion.html. on line diakses 21 Juli 2019.

https://www.fireengineering.com/articles/2018/05/construction-concerns-
corrosion.html. on line diakses 21 Juli 2019.

https://bridgemastersinc.com/how-to-combat-corrosion-one-of-the-top-
threats-to-bridges/. on line diakses 21 Juli 2019.

https://www.semanticscholar.org/paper/Stainless-Steel-as-a-Source-of-
Potential-Hazard-due-Bassioni-
korin/968470401507ba4befefe94f29b3ebaa3f892263. Online diakses
21 Juli 2019
https://www.lenntech.com/processes/disinfection/chemical/disinfectants-
sodium-hypochlorite.htm. On line diakses 21 Juli 2019
https://www.asc.co.id/index.php/en/?idm=3&id=11&ids=0&idcat=0&lang=
1&chl=1. On line diakses 21 Juli 2019

https://www.viva.co.id/otomotif/mobil. On line diakses 21 Juli 2019

212
https://tsffarmasiunsoed2012. Online diakses 21 Juli 2019

https://pxhere.com . Online diakses 21 Juli 2019

http://www.infometrik.com . Online diakses 21 Juli 2019

http://cat-airbrush.blogspot.com. Online diakses 21 Juli 2019

http://repository.umy.ac.id. Online diakses 21 Juli 2019

213
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

LAMPIRAN

214
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

216

Anda mungkin juga menyukai