Anda di halaman 1dari 148

Paket Unit Pembelajaran

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)


MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN BIOLOGI


SEKOLAH MENENGAH ATAS
(SMA)

Struktur dan Fungsi


Jaringan
Penulis:
Drs. Mohammad Syarif, M.Si.
Drs. Basor Suhada, M.Ed.
Wandi Herpiandi, S.Pd., M.Si.

Penyunting:
Any Suhaeny, M.Si.
Susanti, M.Pd.

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Paket Unit Pembelajaran
Sistem Organ pada Manusia

KATA SAMBUTAN

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Saya menyambut baik terbitnya Paket Unit Pembelajaran dalam rangka


pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi.
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran merupakan salah satu upaya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran yang berfokus pada upaya mencerdaskan peserta didik melalui
pembelajaran berorientasi keterampilan berpikir tingkat tinggi. Program
berbasis zonasi ini dilakukan mengingat luasnya wilayah Indonesia dan
kualitas pendidikan yang belum merata, sehingga peningkatan pendidikan
dapat berjalan secara masif, merata, dan tepat sasaran.

Paket unit pembelajaran ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan


Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skills (HOTS).
Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir kompleks dalam
menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi,
menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental
yang paling dasar.

Sasaran Program PKB melalui PKP berbasis zonasi ini adalah seluruh guru di
wilayah NKRI yang tergabung dalam komunitas guru sesuai bidang tugas yang
diampu di wilayahnya masing-masing. Komunitas guru dimaksud meliputi
kelompok kerja guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan
Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK).

iii iii
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Semoga Paket Unit Pembelajaran ini dapat digunakan dengan baik


sebagaimana mestinya sehingga dapat menginspirasi guru dalam
mengembangkan materi dan melaksanakan proses pembelajaran yang
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi yang bermuara pada
meningkatnya kualitas lulusan peserta didik.

Untuk itu, kami ucapkan terima kasih atas kerja keras dan kerja cerdas para
penulis dan semua pihak terkait yang dapat mewujudkan Paket Unit
Pembelajaran ini. Semoga Allah Swt. senantiasa meridai upaya yang kita
lakukan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, Juli 2019


Direktur Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan,

Dr. Supriano, M.Ed.


NIP. 196208161991031001

iv
Paket Unit Pembelajaran
Sistem Organ pada Manusia

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., Tuhan YME, karena atas izin
dan karunia-Nya Paket Unit Pembelajaran Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi ini dapat diselesaikan. Paket Unit
Pembelajaran ini disusun berdasarkan analisis Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian serta analisis Ujian Nasional
(UN).

Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa peserta didik masih lemah dalam
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) seperti
menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Hasil tersebut ternyata selaras
dengan capaian PISA (Programme for International Student Assessment)
maupun TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study). Oleh
karena itu, perserta didik harus dibiasakan dengan pembelajaran dan soal-
soal yang berorientasi kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi agar
meningkat kemampuan berpikir kritisnya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan


Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), berupaya meningkatkan kualitas
pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas lulusan peserta didik
dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi. Program ini
dikembangkan dengan menekankan pembelajaran yang berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi.

v v
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan pemerataan mutu pendidikan,


maka pelaksanaan Program PKP dilakukan dengan mempertimbangkan aspek
kewilayahan (Zonasi). Melalui zonasi ini, pengelolaan komunitas guru seperti
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SMA/SMK dan SLB, dan
Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) dilaksanakan dengan
memperhatikan keragaman mutu pendidikan.

Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada


seluruh tim penyusun yang berasal dari Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
bidang Kelautan dan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPPPTK
KPTK), Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), dan Perguruan Tinggi
serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam mewujudkan penyelesaian
Paket Unit Pembelajaran ini. Semoga Allah Swt. senantiasa meridai upaya yang
kita lakukan.

Wassalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh

Direktur Pembinaan Guru


Pendidikan Menengah dan
Pendidikan Khusus,

Ir. Sri Renani Pantjastuti, M.P.A.


NIP. 196007091985032001

vi
Paket Unit Pembelajaran
Sistem Organ pada Manusia

DAFTAR ISI

Hal

KATA SAMBUTAN __________________________________III


KATA PENGANTAR __________________________________ V
DAFTAR ISI ______________________________________ VII
PENGANTAR PAKET UNIT PEMBELAJARAN ________________ 9
UNIT PEMBELAJARAN 1 JARINGAN TUMBUHAN ___________ 11
UNIT PEMBELAJARAN 2 JARINGAN HEWAN ______________ 79
PENUTUP _______________________________________ 143
DAFTAR PUSTAKA _________________________________ 145

vii vii
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

viii
Paket Unit Pembelajaran
Sistem Organ pada Manusia

PENGANTAR PAKET UNIT PEMBELAJARAN

Paket unit empat disusun sebagai kumpulan sumber bahan ajar alternatif bagi
guru yang tersusun atas Unit Sistem Gerak Manusia, Sistem Koordinasi
Manusia, Sistem Reproduksi Manusia dan Sistem Pertahanan Tubuh Manusia.
Melalui paket unit tersebut diharapkan guru mendapatkan tambahan
pengetahuan untuk mengajarkan materi tersebut ke peserta didiknya sesuai
capaian kompetensi dasar (KD), terutama dalam memfasilitasi kemampuan
bernalar peserta didik. Selain itu, unit-unit ini juga dikemas aplikatif sehingga
guru dan peserta didik dapat menerapkan dasar-dasar pengetahuan sistem
organ pada manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Paket unit sistem organ pada manusia terdiri dari empat unit pembelajaran.
Masing-masing unit memuat sepuluh komponen yaitu kompetensi dasar,
perumusan indikator pencapaian kompetensi, aplikasi di dunia nyata, soal-
soal tes UN/USBN, aktivitas pembelajaran, lembar kerja peserta didik (LKPD),
bahan bacaan, pengembangan penilaian, kesimpulan dan umpan balik.
Komponen-komponen di dalam setiap unit tersebut disesuaikan dengan topik
sistem organ pada manusia masing-masing dengan tujuan agar dapat dilihat
kesesuaian dengan strategi pembelajaran yang digunakan.

LKPD pada setiap unit dikembangkan agar guru dapat memfasilitasi peserta
didik untuk melatihkan kemampuan bernalar dan berketerampilan proses
sain dengan mendayagunakan media yang sudah menjadi standar
kelengkapan sekolah. LKPD tersebut disajikan melalui serangkaian aktivitas
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dan model
pembelajaran yang di rekomendasikan dalam Kurikulum 2013.

Keberhasilan Saudara dalam memahami paket ini, dapat direfleksi melalui


instrumen pada umpan balik setelah melalui serangkaian proses penelaahan

9 9
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

yang akan dimatangkan selanjutnya melalui serangkaian implementasi di


kelas masing-masing..

10
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN BIOLOGI


SEKOLAH MENENGAH ATAS
(SMA)

Jaringan Tumbuhan
Penulis:
Dadi, S.Pd.

Penyunting:
Drs. Basor Suhada, M.Sc.Ed.

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI __________________________________ 13


DAFTAR GAMBAR______________________________ 15
DAFTAR TABEL _______________________________ 16
PENDAHULUAN _______________________________ 17
KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK _________ 19
A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi ______________________________ 19
B. Indikator Pencapaian Kompetensi _______________________________________ 19
APLIKASI DI DUNIA NYATA _____________________ 22
A. Rami, Tanaman Indonesia yang Dicari NATO____________________________ 22
B. Kantong Semar : Tumbuhan Pemakan Daging __________________________ 24
SOAL-SOAL UN/USBN __________________________ 27
A. Soal UN Tahun 2016 _______________________________________________________ 27
B. Soal UN Tahun 2017 _______________________________________________________ 28
C. Soal UN Tahun 2018 _______________________________________________________ 29
BAHAN PEMBELAJARAN ________________________ 29
A. Aktivitas Pembelajaran ____________________________________________________ 30
Aktivitas Pembelajaran 1 _________________________________________________________ 33
Aktivitas Pembelajaran 2 _________________________________________________________ 35
Aktivitas Pembelajaran 3 _________________________________________________________ 37
B. Lembar Kerja Peserta Didik _______________________________________________ 40
LKPD 1 Pengamatan jaringan meristem, epidemis, dan parenkim ____________ 40
LKPD 2 Pengamatan jaringan penyokong dan pengangkut ____________________ 43
LKPD 3 Pengamatan struktur anatomi akar, batang, dan daun _______________ 47
C. Bahan Bacaan ______________________________________________________________ 49
Jaringan Tumbuhan _______________________________________________________________ 49
Organ Tumbuhan__________________________________________________________________ 57

13
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

PENGEMBANGAN PENILAIAN _____________________ 62


A. Pembahasan Soal-soal _____________________________________________________ 62
B. Pengembangan Soal HOTS _________________________________________________ 65
C. Refleksi Pembelajaran _____________________________________________________ 70
KESIMPULAN _________________________________ 72
UMPAN BALIK ________________________________ 74

14
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1 Tanaman rami ________________________________________________________ 24


Gambar 2 Kantung semar ________________________________________________________ 26
Gambar 3 Jaringan meristem ujung akar bawang _____________________________ 50
Gambar 4 Jaringan epidermis ___________________________________________________ 52
Gambar 5 Jaringan parenkim ____________________________________________________ 53
Gambar 6 Jaringan kolenkim ____________________________________________________ 54
Gambar 7 Jaringan sklerenkim __________________________________________________ 55
Gambar 8 Jaringan berkas pengangkut _________________________________________ 56
Gambar 9 Anatomi akar monokotil dan dikotil ________________________________ 57
Gambar 10 Sayatan melintang ujung akar _____________________________________ 58
Gambar 11 Penampang melintang batang _____________________________________ 59
Gambar 12 Penampang daun ____________________________________________________ 61

15
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Indiktor Pencapaian Kompetensi ______________________________________ 19


Tabel 2 Desain Aktivitas Pembelajaran _________________________________________ 31
Tabel 3 Perbedaan tumbuhan dikotil dan monokotil __________________________ 61
Tabel 4 Kisi-kisi Soal _____________________________________________________________ 66
Tabel 5 Kartu Soal ________________________________________________________________ 67
Tabel 6 Kartu Soal ________________________________________________________________ 68
Tabel 7 Kartu Soal ________________________________________________________________ 69

16
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

PENDAHULUAN

Unit ini disusun sebagai salah satu alternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memahami lingkup materi Jaringan Tumbuhan. Melalui pembahasan
materi yang terdapat pada unit ini, guru dapat memiliki dasar pengetahuan
untuk membelajarkan peserta didik sesuai dengan indikator yang telah
disusun, sehingga peserta didik dapat berperan sebagai pembelajar yang aktif
untuk mengembangkan kemampuan bernalar sesuai dengan potensi yang
dimilikinya. Selain itu, materi ini juga aplikatif untuk guru sendiri sehingga
mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam rangka memudahkan guru mempelajari konten materi dan merancang


kegiatan pembelajarannya, di dalam unit ini dimuat kompetensi dasar dan
indikator pencapaian kompetensi, bahan bacaan tentang aplikasi materi
Jaringan tumbuhan dalam kehidupan sehari-hari, soal-soal UN dan
pembahasannya tiga tahun terakhir sebagai acuan dalam menyusun soal
sejenis, deskripsi alternatif aktivitas pembelajaran, Lembar Kegiatan Peserta
Didik (LKPD) yang dapat digunakan guru untuk memfasilitasi pembelajaran,
bahan bacaan yang dapat dipelajari oleh guru maupun peserta didik, dan
deskripsi prosedur pengembangan soal HOTS. Komponen-komponen di dalam
unit ini dikembangkan dengan tujuan agar guru dapat dengan mudah
memfasilitasi peserta didik menganalisis keterkaitan antara jaringan
tumbuhan dengan fungsi organ tumbuhan melalui aktivitas di laboratorium
berbasis pengamatan, sekaligus mendorong peserta didik mencapai
kemampuan berpikir tingkat tinggi.

17
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Materi Jaringan Tumbuhan yang dikembangkan pada bahan bacaan terdiri


atas dua bagian, yaitu bagian pertama membahas tentang berbagai jenis
jaringan tumbuhan, struktur, dan fungsinya dan bagian kedua membahas
stuktur dan fungsi organ tumbuhan meliputi akar, batang dan daun. Selain itu,
unit ini dilengkapi dengan tiga buah LKPD, yaitu 1) Pengamatan jaringan
meristem, epidermis, dan parenkim, 2) Pengamatan jaringan penyokong dan
pengangkut, dan 3) Pengamatan struktur akar, batang, dan daun. LKPD
dikembangkan secara aplikatif agar guru mudah mengimplementasikannya di
kelas.

18
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK

A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

Unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar kelas XI:


3.3 Menganalisis keterkaitan antara struktur sel pada jaringan tumbuhan
dengan fungsi organ pada tumbuhan
4.3 Menyajikan data hasil pengamatan struktur jaringan dan organ pada
tumbuhan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi dasar dikembangkan menjadi beberapa indikator pencapaian


kompetensi. Indikator ini menjadi acuan bagi guru untuk mengukur
ketercapaian kompetensi dasar. Kompetensi Dasar 3.3 dan 4.3 di kelas XI
dikembangkan menjadi 11 indikator untuk ranah pengetahuan dan 6 indikator
untuk ranah keterampilan.

Dalam rangka memudahkan guru menentukan indikator yang sesuai dengan


tuntutan kompetensi dasar, indikator dibagi menjadi tiga kategori, yaitu
indikator pendukung, indikator kunci, dan indikator pengayaan. Berikut ini
rincian indikator yang dikembangkan pada Kompetensi Dasar 3.3 dan 4.3 di
kelas XI.

Tabel 1 Indiktor Pencapaian Kompetensi


IDIKATOR PENCAPAIAN INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI (IPK) KOMPETENSI (IPK)
PENGETAHUAN KETERAMPILAN

19
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3.3 Menganalisis keterkaitan 4.3 Menyajikan data hasil


antara struktur sel pada pengamatan struktur jaringan
jaringan tumbuhan dengan dan organ pada tumbuhan
fungsi organ pada
tumbuhan
IPK Pendukung IPK Pendukung:
3.3.1 Mengidentifikasi jaringan 4.3.1 Mengikuti langkah prosedural
penyusun organ tumbuhan pengamatan jaringan
3.3.2 Menjelaskan karakteristik tumbuhan menggunakan
jaringan penyusun organ mikroskop sesuai lembar kerja
tumbuhan 4.3.2 Mengikuti langkah prosedural
3.3.3 Menjelaskan fungsi pengamatan organ tumbuhan
jaringan penyusun organ menggunakan mikroskop
tumbuhan sesuai lembar kerja
3.3.4 Mengidentifikasi organ 4.3.3 Melakukan pengamatan
tumbuhan jaringan tumbuhan
3.3.5 Menjelaskan fungsi organ 4.3.4 Melakukan pengamatan organ
tumbuhan tumbuhan
3.3.6 Mengurutkan jaringan
penyusun organ tumbuhan
IPK Kunci: IPK Kunci:
3.3.7 Menganalisis keterkaitan 4.3.5 Menunjukkan hasil
struktur jaringan pengamatan jaringan
tumbuhan dengan fungsi tumbuhan
organ akar 4.3.6 Menunjukkan hasil
3.3.8 Menganalisis keterkaitan pengamatan organ tumbuhan
srtruktur jaringan
tumbuhan dengan fungsi
organ batang

20
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

3.3.9 Menganalisis keterkaitan


struktur jaringan
tumbuhan dengan fungsi
organ daun
IPK Pengayaan: IPK Pengayaan:
3.3.10 Memprediksi
kemungkinan yang akan
terjadi jika kulit batang
tanaman dikotil
dikelupaskan sampai
kambiumnya habis secara
melingkar
3.3.11 Menyimpulkan organ
tumbuhan dikotil atau
monokotil berdasarkan
struktur jaringan
penyusunnya

21
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

APLIKASI DI DUNIA NYATA

A. Rami, Tanaman Indonesia yang Dicari NATO

Rami (Boehmeria nivea) merupakan tanaman tahunan dengan bentuk


tanaman herba berumpun banyak yang menghasilkan serat dari kulit
batangnya. Serat rami tergolong dalam serat panjang, kuat, dan baik untuk
bahan baku tekstil karena memiliki struktur yang mirip dengan serat kapas
(Berger, 1969; Buxton dan Greenhalgh, 1989). Untuk diambil seratnya, batang
tanaman rami dipanen setiap dua bulan sekali dan diproses dengan mesin
dekortikator sehingga menghasilkan serat kasar (china grass). Sebelum
dipintal menjadi benang, serat kasar yang masih banyak mengandung getah
(gum) perlu dibersihkan melalui proses degumming, dan proses pemutihan
serta pelemasan dengan pemberian minyak (oiling) sehingga menjadi serat
yang putih dan lemas (rami top).

Rami merupakan tanaman hari pendek, umumnya peka sampai sangat peka
panjang penyinaran (fotoperiodisme). Tanaman ini memiliki adaptasi yang
luas, yakni mulai dari kondisi ekuator di Indonesia dan Filipina (6o - 9o LU dan
LS) hingga 38o LU atau lebih di Jepang dan Korea Selatan, juga Rusia (45°LU)
serta berkembang di beberapa negara lainnya baik beriklim tropis maupun
subtropis (Zaitgev dalam Dempsey, 1975). Temperatur ideal untuk rami
adalah sekitar 20°C – 27°C, namun, rami bisa tumbuh pada temperatur kurang
dari 20°C hingga lebih dari 30°C. Tanaman rami akan mengalami dorman dan
tidak menghasilkan pada temperatur di bawah l0oC (Oshiumi, dalam Dempsey,
1975). Soeroto (1956) menyebutkan bahwa tanaman rami akan tumbuh dan
berproduksi tinggi di Indonesia bila ditanam pada daerah dataran menengah
sampai dataran tinggi (500 - 1500 m dpl.).

22
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

Sejak zaman pendudukan Jepang, tahun 1943, rami sudah dikenal bukan
hanya untuk tali tambang, tetapi juga bahan pembuatan karung goni. Karung
goni kemudian dijadikan pakaian oleh penduduk Indonesia pada masa sulit
itu.

NATO memburu tanaman tersebut untuk dijadikan bahan dasar pakaian


tentara mereka. Hal ini dikarenakan, pakaian dari tanaman rami merupakan
pakaian yang nyaman dipakai atau dengan kata lain tanaman rami merupakan
top quality untuk bahan dasar bagi berbagai jenis pakaian. Selain itu yang lebih
mencengangkan, seorang tentara yang menggunakan pakaian berbahan dasar
rami tidak dapat terdeteksi/terlacak oleh radar musuh. Karena pakaian ini
mengandung serat alami sehingga alat pelacak musuh hanya mengenalinya
sebagai tanaman bukan manusia.

Tiap tahunnya, NATO memesan 30.000 pakaian tentara berbahan dasar rami
dari Indonesia. Selain untuk dibuat pakaian tentara, menurut riset peneliti di
Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Pertahanan, selulosa rami
merupakan salah satu unsur pokok pembuat bahan peledak dan propelan.
Betapa luar biasanya tanaman asli Indonesia ini.

Dan anda tahu, apa yang dilakukan pemerintah Indonesia menanggapi berita
ini? Menurut Achmad (peneliti Balitbang TNI), sejak dipasarkan tahun 2007,
pemerintah belum melirik pakaian ini, justru mereka mendapatkan pesanan
tetap dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Pemerintah belum mau
pakai ini, malahan yang beli ini adalah NATO, tiap tahun kita mendapatkan
order sebanyak 30 ribu setel pakaian tentara (topi, baju, celana, dan sepatu),”

Betapa besar potensi negeri kita, namun sayang semua itu tidak mendapatkan
perhatian dari pemerintah

23
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 1 Tanaman rami


Sumber: aminbenahmed.blogspot.com

Berdasarkan wacana di atas, tumbuhan rami memiliki nilai ekonomi. Serat


tumbuhan rami yang diambil dari bagian kulit kayu merupakan jenis jaringan
sklerenkim yang dapat digunakan untuk bahan pembuatan kain, karung goni,
dan tali karena kekuatan dan kelenturannya.

Tanaman rami di Jawa Barat dikenal dengan nama haramay, di Minangkabau


dikenal dengan romin, di Sumatera Barat disebut kelu, dan di Sulawesi disebut
gambe.

B. Kantong Semar : Tumbuhan Pemakan Daging

Kantong semar (Nepenthes sp.) adalah satu dari enam genera tumbuhan
pemakan daging (karnivora) yang masuk ke dalam familia Nepenthaceae yang
tumbuh di Indonesia dan beberapa negara lain. Genera lain dalam familia ini
adalah Dionaea yang dijumpai di Amerika Serikat khususnya di negara bagian
Carolina. Di seluruh dunia terdapat 70 spesies Nepenthes, 40% di antaranya
di pulau Kalimantan dan hanya 10% yang tumbuh di luar negara Asean.
Kantong semar (pitcher plants), di Malaysia sering disebut periuk kera
(monkey pots), sebutan ini paling tepat di tujukan kepada Nepenthes
ampullaria karena bentuknya memang seperti periuk.

24
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

Kantong semar bukan bunga, bukan pula buah melainkan daun yang
mengalami modifikasi. Tumbuhan ini umumnya hidup di tanah tandus,
meskipun beberapa jenis juga hidup di tanah subur, bahkan ada juga yang
hidup di tanah yang mengandung belerang (solfatra). Selain di tanah tandus,
tumbuhan ini biasanya hidup di tanah masam, dan miskin nitrogen. Serangga
dan binatang lain yang dijeratnya memberi tumbuhan ini nitrogen yang
diperlukannya. Kantong semar adalah tumbuhan independent, hidup di tanah,
memanjat rendah atau menjulur bebas.

Kantong semar merupakan tumbuhan pemanjat atau menjalar. Daunnya


berbentuk antara oval dan lanset, tunggal tidak bergerigi dan panjang tangkai
berkisar antara 5 – 10 cm. Bagian ujung daun (apex) mengalami pemanjangan,
mula-mula bagaikan bangunan seperti cacing atau cambuk (disebut tendril)
sepanjang antara 15 - 30 cm, bergantung pada jenisnya. Tendril ini berfungsi
untuk memegang ranting dimana ia memanjat, selanjutnya tendril ini
menggelembung membentuk kantong dengan tudung menyerupai tutup
sebuah periuk.

Bentuk dari kantong pada tumbuhan kantong semar sangat bergantung dari
jenisnya. Pada Nepenthes ampullaria kantongnya (pitcher) berbentuk seperti
periuk dengan panjang sekitar 10 cm dan garis tengah mulut kurang lebih 8
cm., sedangkan pada Nepenthes gracillima lebih menyerupai tabung atau
terompet dengan panjang sekitar 20 cm dan garis tengah mulut ± 8 cm. Karena
relatif berat bagi penyanggnya, umumnya ujung daun (kantong/ pitcher) ini
menjuntai sampai tanah. Pada bagian luar kantong semar terdapat dua baris
bangunan seperti duri (gerigi) vertikal. Sampai saat ini penulis belum dapat
memahami apa fungsi dari bangunan bergerigi ini. Bibir dari mulut kantong,
biasanya warnanya cukup mencolok. Meskipun bentuk dan ukuran tudung
atau tutup kantong sangat bergantung pada jenisnya, tetapi akan selalu lebih
kecil dari pada ukuran mulut kantong.

25
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tumbuhan ini memproduksi beberapa kelenjar nektar berada di bawah tutup


dan di dalam mulut kantong diproduksi. Kelenjar ini berfungsi untuk menarik
perhatian serangga atau binatang lain untuk mendekati tumbuhan ini yang
selanjutnya akan dia makan. Pada dinding dalam kantong terdapat sejumlah
rambut-rambut bulu, penulis menduga bulu-bulu ini berfungsi sebagai alat
peraba/ sensor. Sekali serangga (dan atau binantang lain) hinggap di bibir
mulut kantong yang atraktif tersebut, pasti akan tergelincir ke dalam kantong,
terbenam ke dalam mangkuk bercairan kental dan lengket, dan dia tidak akan
bisa keluar dalam keadaan hidup-hidup.

Gambar 2 Kantung semar


Sumber: gunungleuser.or.id

Kantung yang ada pada tumbuhan kantung semar merupakan salah satu
modifikasi daun. Ujung daun tanaman kantung semar yang masih muda akan
membentuk sulur (tendril) yang digunakan untuk memanjat pada tumbuhan
sekitar sehingga kantung semar dapat berdiri tegak. Setelah dewasa ujung
sulur akan membesar membentuk kantung yang digunakan untuk menangkap
serangga atau hewan kecil lainnya untuk memenuhi kebutuhan Nitrogen
tumbuhan tersebut karena Nitrogen dalam tanah tidak mencukupi untuk
menjalankan kehidupan secara normal.

26
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

SOAL-SOAL UN/USBN

A. Soal UN Tahun 2016

NO SOAL
1 Perhatikan gambar penampang melintang akar tumbuhan dikotil!

Jaringan X dan fungsinya secara berurutan adalah ....


A. epidermis, melindungi sel
B. korteks, tempat cadangan makanan
C. endodermis, mengatur transpor air
D. tudung akar, menembus tanah
E. perisekel, pengangkut
Identifikasi
Level Kognitif : C2 (memahami)
Indikator yang : 3.3.4 Menjelaskan fungsi jaringan penyusun organ
bersesuaian tumbuhan
Diketahui : Gambar penampang melintang akar dikotil
Ditanyakan : Jaringan yang ditunjuk dan fungsinya
Materi yang : Jaringan penyusun organ akar dan fungsinya
dibutuhkan

27
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Soal UN Tahun 2017

NO SOAL
1 Perhatikan gambar sayatan melintang batang dikotil berikut!

Bagian X berfungsi untuk ....


A. pertumbuhan seknder
B. melindungi bagian dalam tubuh
C. tempat menyimpan cadangan makanan
D. pengangkutan air dan zat hara dari akar ke seluruh tubuh
E. pengangkutan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh
Identifikasi
Level Kognitif : C2 (memahami)
Indikator yang : 3.3.4 Menjelaskan fungsi jaringan penyusun organ
bersesuaian tumbuhan
Diketahui : Gambar penampang melintang akar dikotil
Ditanyakan : Fungi jaringan pada organ akar yang ditunjuk
Materi yang : Jaringan penyusun organ akar dan fungsinya
dibutuhkan

28
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

C. Soal UN Tahun 2018

NO SOAL
1 Suatu jaringan tumbuhan mempunyai ciri sel mengalami penebalan
sekunder dengan lignin, pada saat dewasa selnya mati, sering ditemukan
dalam jaringan pembuluh. Jaringan tersebut dan fungsinya adalah ....
A. xylem, transportasi
B. floem, transportasi
C. kolenkim penyokong
D. sklerenkim, penyokong
E. parenkim, jaringan pengisi
Identifikasi
Level Kognitif : C2 (memahami)
Indikator yang : 3.3.2 Menjelaskan karakteristik jaringan penyusun
bersesuaian organ tumbuhan
Diketahui : Ciri jaringan penyusun organ tumbuhan
Ditanyakan : Nama dan fungsi jaringan penyusun organ tumbuhan
Materi yang : Ciri dan fungsi Jaringan penyusun organ tumbuhan
dibutuhkan

BAHAN PEMBELAJARAN

Bahan pembelajaran yang diuraikan pada bagian ini merupakan contoh


panduan pembelajaran yang dapat dimplementasikan oleh guru dalam proses
pembelajaran di kelas XI semester ganjil untuk materi Jaringan Tumbuhan.
Bahan pembelajaran dikembangkan dengan prinsip berpusat pada peserta
didik dan mempertimbangkan kemampuan fisik dan psikis peserta didik
untuk mendorong kreativitas dalam rangka mengembangkan pembelajaran
abad 21. Bahan pembelajaran ini berisikan rincian aktivitas pembelajaran,

29
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

lembar kegiatan peserta didik yang digunakan, dan bahan bacaan sebagai
konten materi Jaringan Tumbuhan.

A. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran ini disusun sebagai rincian alternatif kegiatan


pembelajaran yang dapat dilakukan guru dan peserta didik untuk mencapai
kompetensi pada lingkup materi Jaringan Tumbuhan. Sebelum menguraikan
aktivitas pembelajaran, terlebih dahulu disusun desain aktivitas pembelajaran
yang dapat dilihat pada Tabel 2.

30
Tabel 2 Desain Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas Bentuk dab Jenis Alokasi
Indikator Pencapaian Kompetensi Materi Pokok Media
Pembelajaran Penilaian Waktu
3.3.1 Mengidentifikasi jaringan 1. Jenis jaringan Diskusi 1. Pengetahuan  Mikroskop 6 JP
a. Tes Tulis
penyusun organ tumbuhan tumbuhan kelompok dan  Preparat
Pilihan
3.3.2 Menjelaskan karakteristik 2. Struktur pengamatan Ganda dan awetan n (3 kali
uraian
jaringan penyusun organ karakteristik, dan  Objek gelas pertemuan
b. Tes lisan
tumbuhan fungsi jaringan c. Penugasan  Cover glass
2. Keterampilan
3.3.3 Menjelaskan fungsi jaringan tumbuhan  Pipet tetes
a. Unjuk kerja
penyusun organ tumbuhan 3. Struktur dan fungsi b. portofolio  Silet
3.3.4 Mengidentifikasi organ organ tumbuhan  Metilen biru
tumbuhan 4. Perbedaan  LCD
3.3.5 Menjelaskan fungsi organ tumbuhan dikotil proyektor
tumbuhan dan monokotil
3.3.6 Mengurutkan jaringan berdasarkan
penyusun organ tumbuhan struktur organnya
3.3.7 Menganalisis keterkaitan
struktur jaringan tumbuhan
dengan fungsi organ akar

Unit Pembelajaran
3.3.8 Menganalisis keterkaitan
srtruktur jaringan

Jamur
31
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
tumbuhan dengan fungsi
32

organ batang
3.3.9 Menganalisis keterkaitan
struktur jaringan tumbuhan
dengan fungsi
3.3.10 Memprediksi kemungkinan
yang akan terjadi jika kulit
batang tanaman dikotil
dikelupaskan sampai
kambiumnya habis secara
melingkar
3.3.11 Menyimpulkan organ
tumbuhan dikotil atau
monokotil berdasarkan
struktur jaringan
penyusunnyargan daun
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

Berdasarkan Tabel 2 materi bahan ajar yang harus dikuasai peserta didik
dalam rangka mencapai kompetensi yang diharapkan terdiri atas: 1) Jenis -
jenis jaringan tumbuhan, 2) Struktur, karakteristik, dan fungsi jaringan
tumbuhan, 3) Struktur dan Fungsi organ tumbuhan, 4) Perbedaan tumbuhan
dikotil dan monokotil berdasarkan struktur organnya. Adapun aktivitas
pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan, dapat
dicapai dalam tiga kali pertemuan (6 jam pelajaran, 6 x 45 menit). Aktivitas
pembelajaran akan diuraikan lebih rinci menjadi tiga skenario pembelajaran.
Pengembangan skenario pembelajaran mengacu pada kriteria yang
ditetapkan pada Standar Proses (Permendikbud nomor 22 tahun 2016).
Berikut ini rincian aktivitas pembelajaran untuk mesing-masing pertemuan.

Aktivitas Pembelajaran 1

Aktivitas pembelajaran 1 berupa kegiatan pengamatan struktur jaringan


meristem, epidermis, dan parenkim yang dilakukan secara berkelompok
terdiri dari 5 – 6 peserta didik di laboratorium dengan berpedoman pada
LKPD 1 sesuai langkah kegiatan sebagai berikut :
Tujuan kegiatan
Setelah melakukan aktivitas ini peserta didik dapat :
1. Terampil menggunakan mikroskop
2. Menjelaskan karakteristik jaringan meristem, jaringan epidermis, dan
parenkim berdasarkan hasil pengamatan
3. Menyajikan hasil pengamatan struktur dan karakteristik jaringan
meristem, epidermis, dan parenkim
Estimasi waktu aktivitas pembelajaran : 90 Menit
Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:
1. LKPD 1 Pengamatan jaringan meristemm, epidermis, dan parenkim
2. Mikroskop
3. Gelas objek
4. Cover glass

33
5. Pipet tetes
6. Preparat awetan ujung akar bawang
7. Silet
8. Bawang merah
9. Daun Rhoeo discolor
10. Tangkai daun eceng gondok
11. Tangkai daun bunga tasbih
12. Kertas tisu
Kegiatan yang dilakukan guru selama proses pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1. Kegiatan awal
a. Membagi peserta didik menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5-6
peserta didik secara heterogen
b. Membagikan LKPD kepada tiap kelompok
2. Kegiatan inti
a. Pemberian rangsangan (stimulation)
Menyajikan gambar/bagan pengelompokkan jaringan penyusun
tumbuhan
b. Identifikasi masalah (problem statement)
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan
pertanyaan terkait pengelompokan jaringan tumbuhan yang
diberikan.
c. Pengumpulan data (data collection)
1) Memfasilitasi dan membimbing peserta didik melakukan
pengamatan mikroskopis jaringan meristem, epidermis, dan
parenkim
2) Membimbing peserta didik menyajikan hasil pengamatan
jaringan meristem, epidermis, dan parenkim
d. Pengolahan data (data processing)

34
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

1) Membimbing peserta didik untuk menemukan struktur dan


karakeristik jaringan meristem, epidermis, dan parenkim
berdasarkan hasil pengamatannya
2) Membimbing peserta didik untuk menemukan perbedaan antara
daringan meristem, epidermis, dan parenkim
e. Pembuktian (verification)
Membimbing peserta didik dalam mencocokkan hasil pengamatan
dan pengolahan data berupa gambar struktur jaringan dengan teori
yang ada pada buku sumber atau sumber lain.
f. Menarik kesimpulan (generalization)
Membimbing peserta didik menyimpulkan struktur, karakteristik dan
fungsi jaringan meristem, epidermis, dan parenkim.

3. Kegiatan Akhir
a. Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil pengamatan
jaringan meristem, epidermis, dan parenkim
b. Memberikan umpan balik untuk mengetahui ketercapaian
kompetensi
c. Memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya

Aktivitas Pembelajaran 2

Aktivitas pembelajaran 2 dilakukan secara berkelompok terdiri dari 5 – 6


peserta didik di laboratorium dengan berpedoman pada LKPD 2 Pengamatan
jaringan penyokong dan pengangkut berdasarkan langkah kegiatan sebagai
berikut :
Tujuan kegiatan
Setelah melakukan aktivitas ini peserta didik dapat :
1. Terampil menggunakan mikroskop

35
2. Menjelaskan karakteristik jaringan kolenkim, sklerenkim, xylem, dan
floem berdasarkan hasil pengamatan
3. Menyajikan hasil pengamatan struktur dan karakteristik jaringan
kolenkim, sklerenkim, xylem, dan floem
Estimasi waktu aktivitas pembelajaran : 90 Menit
Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:
1. LKPD 2 Pengamatan jaringan penyokong dan pengangkut
2. Mikroskop
3. Gelas objek
4. Cover glass
5. Pipet tetes
6. Preparat awetan batang dikotil dan monokotil
7. Silet
8. Tangkai daun pepaya
9. Tempurung kelapa muda
10. Kertas tisu
Kegiatan yang dilakukan guru selama proses pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1. Kegiatan awal
a. Membagi peserta didik menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5-6
peserta didik secara heterogen
b. Membagikan LKPD kepada tiap kelompok
2. Kegiatan inti
a. Pemberian rangsangan (stimulation)
Menyajikan gambar/bagan pengelompokkan jaringan penyokong dan
pengangkut pada tumbuhan
b. Identifikasi masalah (problem statement)
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan
pertanyaan terkait pengelompokan jaringan penyokong dan
pengangkut pada tumbuhan yang diberikan.

36
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

c. Pengumpulan data (data collection)


1) Memfasilitasi dan membimbing peserta didik melakukan
pengamatan mikroskopis jaringan kolenkim, sklerenkim, xylem,
dan floem
2) Membimbing peserta didik menyajikan hasil pengamatan
jaringan kolenkim, sklerenkim, xylem, dan floem
d. Pengolahan data (data processing)
1) Membimbing peserta didik untuk menemukan struktur dan
karakeristik kolenkim, sklerenkim, xylem, dan floem berdasarkan
hasil pengamatannya
2) Membimbing peserta didik utuk menemukan perbedaan antara
jaringan kolenkim, sklerenkim, xylem, dan floem
e. Pembuktian (verification)
Membimbing peserta didik dalam mencocokkan hasil pengamatan
dan pengolahan data berupa gambar struktur jaringan kolenkim,
sklerenkim, xylem, dan floem dengan teori yang ada pada buku
sumber atau sumber lain.
f. Menarik kesimpulan (generalization)
Membimbing peserta didik menyimpulkan struktur, karakteristik dan
fungsi jaringan kolenkim, sklerenkim, xylem, dan floem
3. Kegiatan Akhir
a. Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil pengamatan
jaringan kolenkim, sklerenkim, xylem, dan floem
b. Memberikan umpan balik untuk mengetahui ketercapaian
kompetensi
c. Memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya

Aktivitas Pembelajaran 3

Aktivitas pembelajaran 3 dilakukan secara berkelompok terdiri dari 5 – 6


peserta didik di laboratorium dengan berpedoman pada LKPD 3 Pengamatan

37
struktur annatomi akar, batang, dan daun berdasarkan langkah kegiatan
sebagai berikut :
Tujuan kegiatan
Setelah melakukan aktivitas ini peserta didik dapat :
1. Terampil mengggunakan mikroskop
2. Menjelaskan struktur anatomi akar, batang dan daun tumbuhan dikotil
dan monokotil berdasarkan hasil pengamatan
3. Menyajikan hasil pengamatan struktur anatomi akar, batang, dan daun
Estimasi waktu aktivitas pembelajaran : 90 Menit
Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:
1. LKPD 3 Pengamatan struktur anatomi akar, batang, dan daun
2. Mikroskop
3. Preparat awetan akar monokotil
4. Preparat awetan akar dikotil
5. Preparat awetan batang monokotil
6. Preparat awetan batang dikotil
7. Preparat awetan daun
Kegiatan yang dilakukan guru selama proses pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1. Kegiatan awal
a. Membagi peserta didik menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5-6
peserta didik secara heterogen
b. Membagikan LKPD kepada tiap kelompok
2. Kegiatan inti
a. Pemberian rangsangan (stimulation)
Menyajikan gambar/bagan pengelompokkan organ tumbuhan
b. Identifikasi masalah (problem statement)
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan
pertanyaan terkait pengelompokan organ tumbuhan yang diberikan.
c. Pengumpulan data (data collection)

38
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

1) Memfasilitasi dan membimbing peserta didik melakukan


pengamatan akar monokotil, akar dikotil, batang monokotil,
batang dikotil, dan daun
2) Membimbing peserta didik menyajikan hasil pengamatan akar
monokotil, akar dikotil, batang monokotil, batang dikotil, dan
daun
d. Pengolahan data (data processing)
1) Membimbing peserta didik untuk menemukan struktur dan
karakteristik akar monokotil, akar dikotil, batang monokotil,
batang dikotil, dan daun berdasarkan hasil pengamatannya
2) Membimbing peserta didik utuk menganalisis perbedaan antara
struktur akar dan batang
3) Membimbing peserta didik untuk menganalisis perbedaan
struktur batang dikotil dan monokotil
e. Pembuktian (verification)
Membimbing peserta didik dalam mencocokkan hasil pengamatan
dan pengolahan data berupa gambar struktur akar monokotil, akar
dikotil, batang monokotil, batang dikotil dan daun dengan penjelasan
teori yang ada pada buku sumber atau sumber lain.
f. Menarik kesimpulan (generalization)
1) Membimbing peserta didik menyimpulkan struktur anatomi akar,
batang, dan daun
2) Membimbing peserta didik menyimpulkan perbedaan antara
struktur akar, batang, dan daun tumbuhan dikotil dengan
monokotil
3. Kegiatan Akhir
a. Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil pengamatan
struktur akar, batang, dan daun
b. Memberikan umpan balik untuk mengetahui ketercapaian
kompetensi

39
c. Memberikan penugasan kepada peserta didik untuk mencari
informasi dari berbagai sumber tentang struktur bunga dan buah

B. Lembar Kerja Peserta Didik

Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan rumusan


indikator pencapaian kompetensi dalam proses pembelajaran menggunakan
3 buah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), yaitu 1) LKPD 1. Pengamatan
jaringan meristem, epidermis, dan parenkim, 2) LKPD 2. Pengamatan jaringan
penyokong dan pengangkut, 3) LKPD 3 Pengamatan struktur anatomi akar,
batang, dan daun.

LKPD 1 Pengamatan jaringan meristem, epidemis, dan


parenkim

Tujuan
Setelah melakukan kegiatan peserta didik dapat
1. Terampil mengggunakan mikroskop
2. Menjelaskan karakteristik jaringan meristem, jaringan epidermis, dan
parenkim berdasarkan hasil pengamatan
3. Menyajikan hasil pengamatan jaringan meristem, epidermis, dan
parenkim
Alat dan Bahan
1. Mikroskop cahaya
2. Preparat awetan ujung akar bawang
3. Gelas objek
4. Cover glass
5. Pipet
6. Silet
7. Bawang merah

40
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

8. Daun Rhoeo discolor


9. Tankai daun eceng gondok
10. Tangkai daun bunga tasbih (Canna hybrida)
11. Kertas tisu

Cara Kerja
1. Pengamatan jaringan meristem,
a. Letakkan mikroskop pada meja kerja!
b. Fokuskan cermin agar cahaya memasuki diafragma!
c. Letakan preparat awetan ujung akar bawang pada meja objek!
d. Fokuskan lensa objektif dengan pembesaran paling rendah pada
objek yang akan diamati!
e. Setelah objek tampak, ganti dengan lensa objektif yang
pembesarannya lebih tinggi dengan cara memutar revolver!
f. Fokuskan lensa objektif dengan memutar mikrometer!
g. Gambar hasil pengamatan pada lembar yang sudah disediakan!
2. Pengamatan jaringan epidermis
a. Teteskan larutan metilen biru pada gelas objek di atas meja kerja!
b. Ambilah selaput tipis bagian dalam bawang merah dan masukkan
pada larutan metilen biru yang sudah diteteskan pada gelas objek
kemudian tutup menggunakan cover glass!
c. Serap kelebihan pewarna menggunakan kertas tisu!
d. Letakkan preparat pada meja objek!
e. Fokuskan lensa objektif dengan pembesaran paling rendah pada
objek yang akan diamati!
f. Setelah objek tampak, ganti dengan lensa objektif yang
pembesarannya lebih tinggi dengan cara memutar revolver!
g. Fokuskan lensa objektif dengan memutar mikrometer!
h. Gambar hasil pengamatan pada lembar yang sudah disediakan!
i. Teteskan air pada gelas objek!

41
j. Buatlan sayatan tipis permukaan bawah daun Rhoeo discolor secara
membujur menggunakan silet!
k. Letakkan sayatan tersebut pada air yang sudah diteteskan pada gelas
objek kemudian tutup menggunakan cover glass!
l. Serap kelebihan air menggunakan kertas tisu!
m. Letakan preparat pada meja objek!
n. Fokuskan lensa objektif dengan pembesaran paling rendah pada
objek yang akan diamati!
o. Setelah objek tampak, ganti dengan lensa objektif yang
pembesarannya lebih tinggi dengan cara memutar revolver!
p. Fokuskan lensa objektif dengan memutar mikrometer!
q. Gambar hasil pengamatan pada lembar yang sudah disediakan!
3. Pengamatan jaringan parenkim
a. Teteskan air pada gelas objek!
b. Buatlan sayatan tipis tangkai daun eceng gondok menggunakan silet!
c. Letakkan sayatan tersebut pada air yang sudah diteteskan pada gelas
objek kemudian tutup menggunakan cover glass!
d. Serap kelebihan air menggunakan kertas tisu!
e. Letakkan preparat pada meja objek!
f. Fokuskan lensa objektif dengan pembesaran paling rendah pada
objek yang akan diamati!
g. Setelah objek tampak, ganti dengan lensa objektif yang
pembesarannya lebih tinggi dengan cara memutar revolver!
h. Fokuskan lensa objektif dengan memutar mikrometer!
i. Gambar hasil pengamatan pada lembar yang sudah disediakan!
j. Ulangi langkah 3a sampai 3i menggunakan tangkai daun bunga tasbih

Hasil Pengamatan

42
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

Epidermis Parenkim
Meristem
Bawang Merah Bunga Tasbih

Parenkim Epidermis
Eceng Gondok Rhoeo discolor

Pertanyaan dan Tugas


1. Jelaskan karakteristik jaringan meristem, epidermis, dan parenkim
berdasarkan hasil pengamatan!
2. Modifikasi epidermis apakah yang dijumpai pada preparat daun Rhoeo
discolor?
3. Parenkim apakah yang ditemukan pada pengamatan tangkai daun eceng
gondok dan bunga tasbih?
Kesimpulan
Tuliskan kesimpulan hasil pengamatan jaringan meristem, epidermis, dan
parenkim yang telah dilakukan!

LKPD 2 Pengamatan jaringan penyokong dan pengangkut


Tujuan
Setelah melakukan kegiatan ini peserta didik dapat :
1. Terampil mengggunakan mikroskop

43
2. Menjelaskan karakteristik jaringan kolenkim, sklerenkim, xylem, dan
floem berdasarkan hasil pengamatan
3. Menyajikan hasil pengamatan jaringan kolenkim, sklerenkim, xylem, dan
floem
Alat dan Bahan
1. Mikroskop cahaya
2. Gelas objek
3. Cover glass
4. Pipet
5. Silet
6. Pelepah daun pepaya
7. Tempurung kelapa muda
8. Preparat awetan batang monokotil
9. Preparat awetan batang dikotil
10. Kertas tisu
Cara Kerja
1. Pengamatan jaringan kolenkim
a. Letakkan mikroskop pada meja kerja!
b. Fokuskan cermin agar cahaya memasuki diafragma!
c. Buatlan sayatan tipis pelepah daun pepaya secara melintang
menggunakan silet!
d. Letakkan sayatan tersebut pada air yang sudah diteteskan pada gelas
objek kemudian tutup menggunakan cover glass!
e. Serap kelebihan air menggunakan kertas tisu!
f. Letakan preparat pada meja objek!
g. Fokuskan lensa objektif dengan pembesaran paling rendah pada
objek yang akan diamati!
h. Setelah objek tampak, ganti dengan lensa objektif yang
pembesarannya lebih tinggi dengan cara memutar revolver!
i. Fokuskan lensa objektif dengan memutar mikrometer!

44
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

j. Gambar hasil pengamatan pada lembar yang sudah disediakan!


2. Pengamatan jaringan sklerenkim
a. Buatlan sayatan tipis tempurung kelapa muda menggunakan silet!
b. Letakkan sayatan tersebut pada air yang sudah diteteskan pada gelas
objek kemudian tutup menggunakan cover glass!
c. Serap kelebihan air menggunakan kertas tisu!
d. Letakan preparat pada meja objek!
e. Fokuskan lensa objektif dengan pembesaran paling rendah pada
objek yang akan diamati!
f. Setelah objek tampak, ganti dengan lensa objektif yang
pembesarannya lebih tinggi dengan cara memutar revolver!
g. Fokuskan lensa objektif dengan memutar mikrometer!
h. Gambar hasil pengamatan pada lembar yang sudah disediakan!
3. Pengamatan jaringan xylem dan floem
a. Letakkan mikroskop pada meja kerja!
b. Fokuskan cermin agar cahaya memasuki diafragma!
c. Letakan preparat awetan batang dikotil pada meja objek!
d. Fokuskan lensa objektif dengan pembesaran paling rendah pada
objek yang akan diamati yaitu berkas pengangkut!
e. Setelah objek tampak, ganti dengan lensa objektif yang
pembesarannya lebih tinggi dengan cara memutar revolver!
f. Fokuskan lensa objektif dengan memutar mikrometer!
g. Gambar hasil pengamatan pada lembar yang sudah disediakan!
h. Ulangi langkah 3c sampai 3g dengan menggunakan preparat awetan
batang monokotil!

Hasil Pengamatan

45
Xylem
Kolenkim Sklerenkim
Batang Dikotil

Xylem Fleom Floem


Batang Monokotil Batang Dikotil Batang Monokotil

Pertanyaan dan Tugas


1. Jelaskan karakteristik jaringan kolenkim, sklerenkim, xylem, dan floem
berdasarkan hasil pengamatan!
2. Jelaskan perbedaan antara jaringan kolenkim dengan sklerenkim
berdasarkan hasil pengamatan!
3. Jelaskan perbedaan berkas pengangkut pada tumbuhan diktotil dengan
tumbuhan monokotil berdasarkan hasil pengamatan!
4. Tipe berkas pengangkut apakah yang ditemukan pada batang dikotil dan
monokotil yang diamati!
Kesimpulan
Tuliskan kesimpulan hasil pengamatan jaringan kolenkim, sklerenkim, xylem,
dan floem yang telah dilakukan!

46
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

LKPD 3 Pengamatan struktur anatomi akar, batang, dan daun


Tujuan kegiatan
Setelah melakukan kegiatan ini peserta didik dapat:
1. Terampil mengggunakan mikroskop
2. Menjelaskan struktur anatomi akar, batang dan daun tumbuhan dikotil
dan monokotil berdasarkan hasil pengamatan
3. Menyajikan hasil pengamatan struktur anatomi akar, batang, dan daun
Alat dan Bahan
1. Mikroskop cahaya
2. Preparat awetan akar monokotil
3. Preparat awetan akar dikotil
4. Preparat awetan batang monokotil
5. Preparat awetan batang dikotil
6. Preparat awetan daun
Cara Kerja
1. Letakkan mikroskop pada meja kerja!
2. Fokuskan cermin agar cahaya memasuki diafragma!
3. Letakan preparat awetan akar monokotil pada meja objek!
4. Fokuskan lensa objektif dengan pembesaran paling rendah pada objek
yang akan diamati yaitu berkas pengangkut!
5. Setelah objek tampak, ganti dengan lensa objektif yang pembesarannya
lebih tinggi dengan cara memutar revolver!
6. Fokuskan lensa objektif dengan memutar mikrometer!
7. Gambar hasil pengamatan pada lembar yang sudah disediakan!
8. Ulangi langkah 3 sampai 8 menggunakan preparat awetan akar dikotil,
batang monokotil, batang dikotil, dan daun!

47
Hasil Pengamatan
Akar monokotil Akar dikotil Batang monokotil

Batang Dikotil Daun

Pertanyaan dan Tugas


1. Jelaskan struktur penyusun organ akar, batang, dan daun berdasarkan
hasil pengamatan!
2. Jelaskan perbedaan antara batang dikotil dengan monokotil berdasarkan
struktur anatominya!
3. Jelaskan fungsi struktur atau jaringan penyusun organ akar, batang, dan
daun!
Kesimpulan
Tuliskan kesimpulan hasil pengamatan organ akar, batang, dan daun yang
telah dilakukan!

48
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

C. Bahan Bacaan

Jaringan Tumbuhan

Tumbuhan merupakan organisme multiseluler. Sel-sel penyusun tubuh


tumbuhan memiliki struktur beragam, baik bentuk atau ukurannya. Fungsi sel
tumbuhan juga beragam tergantung pada keberadaan sel tersbut. Sel-sel
tumbuhan yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama bergabung membentuk
jaringan. Tumbuhan memiliki jaringan yang beragam untuk mendukung
fungsi tumbuhan secara umum. Tumbuhan sebagai penyedia makanan dan
oksigen bagi seluruh makhluk hidup melalui kemmpuannya melakukan proses
fotosntesis. Oleh sebab itu, kita perlu mengetahui jaringan apa saja yang
menyusun organ-organ tumbuhan agar memudahkan dalam memahami
bagaimana suatu tumbuhan dapat hidup dan menjalani fungsinya.

Bagian ini menyajikan pembahasan berbagai jaringan tumbuhan yang


mendukung kelangsungan hidup tumbuhan di lingkungannya. Secara umum,
jaringan tumbuhan dikelompokkan menjadi dua kelompok utama, yaitu
jaringan meristem dan jaringan dewasa (permanen). Jaringan dewasa
merupakan jaringan hasil diferensiasi dari jaringan meristem.

1. Jaringan meristem
Jaringan meristem tersusun dari sel hidup yang bersifat meristematik atau
terus menerus membelah dan memiliki karakteristik: 1) tersusun dari sel
homogen yang isodiametris, 2) memiliki dinding sel yang sangat tipis tersusun
dari selulosa, 3) tersusun sangat rapat tanpa ada rongga antarsel, dan 4)
memiliki nukleus besar, sitoplasma penuh, dan vakuola yang sangat kecil.
Untuk meningkatkan pemahaman tetang karakteristik jaringan meristem,
perhatikan Gambar 3!

49
Gambar 3 Jaringan meristem ujung akar bawang
Sumber : www.alamy.com

Sel anak hasil pembelahan jaringan meristem bisa tetap mempertahankan


sifat meristematiknya atau berkembang menjadi jaringan dewasa.
Pembelahan jaringan meristem menyebabkan perbanyakan jumlah sel
tumbuhan sehingga tumbuhan dapat bertambah tinggi atau bertambah besar.

Berdasarkan asal dan perkembangannya, jaringan meristem dibedakan tiga,,


yaitu promeristem, meristem primer, dan meristem sekunder. Promeristem
merupakan jaringan meristem yang telah ada ketika tumbuhan masih dalam
tingkat embrio. Meristem primer merupakan jaringan meristem sebagai
kelanjutan tumbuh dari radikula (calon akar) dan plumula (calon batang).
Meristem primer dijumpai di ujung akar yang menyebabkan akar bertambah
panjang dan di ujung batang yang menyebabkan batang bertambah tinggi.
Penambahan panjang akar atau penambahan tinggi batang dikenal dengan
istilah pertumbuhan primer. Meristem sekunder merupakan jaringan
meristem yang berasal dari jaringan dewasa yang berubah sifat meristematik
kembali. Kambium dan kambium gabus merupakan contoh jaringan meristem
sekunder yang berasal dari jaringan parenkim yang berubah sifat
meristematik kembali. Aktivitas meristem sekunder menyebabkan
pembesaran diameter akar dan batang yang dikenal pertumbuhan sekunder.

Berdasarkan letaknya, meristem dibedakan tiga, yaitu meristem apikal,


lateral, dan interkalar. Meristem apikal adalah jaringan meristem yang
terletak di ujung akar dan ujung batang. Meristem lateral adalah jaringan

50
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

meristem yang terletak pada bagian perifer (samping) tumbuhan. Meristem


lateral banyak ditemukan pada tumbuhan Gymnospermae dan Angiospermae.
Kambium vaskular dan kambium gabus merupakan contoh meristem lateral.
Meristem interkalar merupakan jaringan meristem yang terletak di antara dua
jaringan dewasa. Meristem interkalar banyak ditemukan pada tumbuhan
Graminae.

2. Jaringan permanen
Sel anak hasil pembelahan jaringan meristem sebagian akan berdiferensiasi
menjadi jaringan permanen. Secara umum jaringan permanen dibagi menjadi
jaringan pelindung, jaringan dasar, jaringan penyokong, dan jaringan
pengangkut. Jaringan pelindung meliputi jaringan epidermis dan jaringan
gabus. Jaringan dasar meliputi jaringan parenkim, Jaringan penyokong
meliputi jaringan kolenkim dan sklerenkim. Jaringan pengangkut meliputi
xylem dan floem.
a. Epidermis
Jaringan epidermis merupakan jaringan pelindung yang menutupi seluruh
permukaan organ tumbuhan. Jaringan epidermis memiliki karakteristik : 1)
Tersusun dari sel hidup, 2) Umumnya tersusun dari satu lapis sel yang
kontinu, 3) Sel jaringan epidermis tersusun rapat tanpa ada rongga antarsel,
4) Sel jaringan epidermis umumnya berdinding tipis, dan 5) Tidak memiliki
klorofil, kecuali pada sel penjaga (guard cell) stomata.
Pada beberapa bagian tumbuhan, jaringan epidermis mengalami modifikasi
menjadi sel penjaga, trikomata, atau rambut akar. Gambar 4 memperlihatkan
adanya modifikasi epidermis yaitu stomata terdiri dari dua sel penjaga yang
mengelilingi lubang stomata dan berperan dalam mengatur membuka dan
menutupnya stomata. Pada jaringan epidermis daun tumbuhan tertentu
permukaan luar epidermis dilapisi lapisan kutikula yang berfungsi
mengurangi penguapan.

51
Gambar 4 Jaringan epidermis
Sumber : integratedsciencegeneral11.weebly.com

b. Jaringan parenkim
Jaringan parenkim disebut jaringan dasar karena terdapat di semua organ
tumbuhan, baik di akar, batang,, daun, bunga, buah, atau biji. Bahkan jaringan
parenkim ditemukan juga pada jaringan lain seperti pada jaringan xylem dan
floem
Jaringan parenkim terdiri dari sel hidup, berdinding tipis, dan tersusun rapat
atau longgar. Untuk lebih meningkatkan pemahaman guru tentang ciri
jaringan parenkim, coba perhatikan Gambar 5! Sel jaringan parenkim memiliki
bentuk dan struktur beragam. Terdapat beberapa jenis jaringan parenkim
berdasarkan srtuktur atau fungsinya, seperti parenkim palisade, perenkim
spons, klorenkim, aktinenkim, dan aerenkim.
Jaringan parenkim memiliki fungsi beragam antara laian :
1. Tempat berlangsungnya proses fotosintesis
2. Tempat penyimpanan cadangan makanan
3. Seksresi zat seperti hormon
4. Membantu tumbuhan air mengapung di air
5. Berperan dalam proses penyembuhan luka pada tumbuhan
6. Berperan pada proses bersatunya tumbuhan pada peristiwa
menyambung atau menempel
7. Berperan pada pembentukan akar adventif dan tunas adventif

52
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

Gambar 5 Jaringan parenkim


Sumber : Ster,, K.R., Bidlack, J.E., & Jansky, S.H. : 55

c. Jaringan penyokong
Jaringan penyokong dikenal juga sebagai jaringan mekanik, jaringan
penunjang, atau jaringan penguat. Jaringan penyokong berfungsi untuk
menguatkan/menegakkan batang dan daun, melindungi biji atau embrio, serta
melindungi berkas pengangkut. . Jaringan peyokong terdiri dari 2 jenis
jaringan, yaitu jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
1) Jaringan kolenkim
Jaringan kolenkim terdiri dari sel hidup yang tersusun rapat dan mengalami
penebalan dinding sel dari pektin secara tidak merata. Penebalan dinding sel
parenkim pada parenkim lamelar hanya terjadi pada bagian dinding sel yang
sejajar permukaan luar organ. Penebalan dinding sel pada parenkim angular
hanya terjadi pada sudut sel tempat bertemunya 3 sel atau lebih. Untuk
meningkatkan pemahaman guru tentang karakteristik jaringan kolenkim,
perhatikan Gambar 6!

53
Gambar 6 Jaringan kolenkim
Sumber : facweb.furman.edu

Gambar 6 menunjukkan penebalan dinding sel pada jaringan kolenkim terjadi


pada pertemuan tiga sel atau lebih dan dikenal dengan kolenkim angular.
Penebalan dinding sel dapat juga terjadi pada dinding sel yang sejajar
permukaan lateral organ membentuk struktur seperti lembaran disebut
kolenkim lamelar. Penebalan dinding sel dari pektin memberikan kelenturan
pada jaringan kolenkim, sehingga banyak dijumpai pada pelepah daun, batang
muda yang sedang tumbuh, dan tumbuhan tidak berkayu.
2) Jaringan sklerenkim
Berbeda dengan jaringan kolenkim, jaringan sklerenkim terdiri dari sel mati
yang dindingnya mengalami penebalan sekunder dari zat kayu (lignin) secara
merata di seluruh bagian dinding. Sklerenkim dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu serabut dan sklereid (Gambar 7). Serabut tersusun dari sel panjang,
ramping dan berkelompok membentuk berkas. Contoh serat adalah serat linen
yang dimanfaatkan untuk pembuatan kain linen diambil dari serat tumbuhan
Linum usitatissimum. Sklereid memiliki beragam bentuk berdinding keras
Sklereid dijumpai dalam keadaan tunggal atau berkelompok di antara jaringan
lain, seperti pada daging buah pir kelompok sklereid memberikan tekstur

54
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

buah pir seperti berpasir ketika dikunyah. Sklereid banyak juga ditemukan
pada kulit biji yang keras seperti meiri, kenari, atau tempurung kelapa.

Gambar 7 Jaringan sklerenkim


Sumber : picswe.net

d. Jaringan berkas pengangkut


Jaringan Jaringan berkas pengangkut meliputi dua jenis jaringan pengangkut,
yaitu xylem dan floem. Kedua jaringan tersebut merupakan jaringan yang
kompleks. Gambar 8 menunjukkan gambar berkas pengangkut yang terdiri
dari xylem dan floem pada tumbuhan monokotil.

55
Gambar 8 Jaringan berkas pengangkut
Sumber : commons.wikimedia.org

1) Xylem
Xylem tersusun dari trekiid, sel pembuluh kayu, serabut, dan parenkim. Xylem
berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari tanah menuju seluruh
bagian tumbuhan. Bagian sel pada xylem yang berperan untuk melakukan
fungsi tersebut adalah trakeid dan sel pembuluh kayu.
2) Floem
Floem tersusun dari 4 jenis sel, yaitu parenkim, serabut, sel pembuluh tapis,
dan sel pengiring. Jaringan floem berfungsi untuk mengangkut hasil
fotosintesis dari daun menuju seluruh bagian tumbuhan. Bagian sel pada
floem yang berperan untuk melakukan fungsi tersebut adalah sel pemblukluh
tapis.

56
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

Organ Tumbuhan

Dalam bagian ini pembahasan bahan ajar difokuskan pada organ pokok
tumbuhan, yaitu akar, batang dan daun. Organ bunga dan buah dapat
dipelajari secara mandiri dari berbagai sumber. Pembahasan bahan ajar untuk
ketiga organ tumbuhan tersebut mencakup struktur dan fungsinya.

1. Akar
Pada tumbuhan terestrial, akar merupakan organ tumbuhan yang
tersembunyi di dalam tanah. Akar yang menembus ke dalam tanah
mendukung fungsinya sebagai organ yang menyokong berdirinya tumbuhan.
Dari dalam tanah akar menyerap air dan garam mineral untuk menunjang
kelangsungan hidup tumbuhan tersebut. Tumbuhan tertentu seperti ubi kayu
menggunakan akar sebagai organ untuk menyimpan cadangan makan.

Secara morfologi, akar tumbuhan dibedakan menjadi dua jenis yaitu akar
tungggang yang dijumpai pada tumbuhan Dikotil dan Gmnospermae dan akar
serabut yang dijumpai pada tumbuhan monokotil. Susunan anatomi akar
ditunjukkan oleh Gambar 9.

Gambar 9 Anatomi akar monokotil dan dikotil


Sumber : nokgoodso.files.wordpress.com

57
Berdasarkan gambar 6, secara anatomi dari luar ke dalam akar tersusun dari
jaringan epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat (stele). Stele
tersusun dari perisikel dan berkas pengangkut.

Gambar 10 Sayatan melintang ujung akar


Sumber : Stern, K.R.,Bidlack, J.E. & Jansky, S.H., 2008 : 67

Gambar 9 menunjukkan penampang membujur ujung yang dibedakan menjadi


tiga daerah, yaitu daerah pembelahan (meristematik), daerah pemanjangan
(elongasi), dan daerah pematangan ((diferensiasi). Ujung daerah pembelahan
dilindungi oleh tudung akar (kaliptra).

Pada beberapa jenis tumbuhan, akar mengalami modifikasi sesuai dengan


fungsi tertentu. Pada tanaman jagung dari bagian batang sebelah bawah
muncul akar adventif disebut akar penyangga yang berfungsi untuk menahan
batang dari tiupan angin. Tanaman anggrek epifit mengemnagkan akar uadara
agar dapat menempel pada tumbuhan inang. Tanaman bakau yang ini di
pantai berlumpur mengembangkan akar napas (pneumatofora) untuk
menyerap oksigen dari udara. Tumbuhan tali putri (Cuscuta filiformis)
menggunaan modifikasi akar disebut haustorium untuk menyerap zat

58
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

makanan dari inangnya. Tanaman ubi manis mengembangkan akar penimbun


makanan untuk menyimpan cadangan makanan.

2. Batang
Batang memiliki peran utama sebagai penopang daun dan pengangkutan air
dan zat terlarut. Air dan garam mineral diangkut dari akar menuju daun dan
hasil fotosintesis diangkut dari daun menuju seluruh bagian tumbuuhan.
Beberapa jenis tumbuhan, seperti tebu, sagu, aren, dan anggota familia
Zingiberaceae menyimpan cadangan makanan pada organ batang. Secara
morfologi, batang dapat dibedakan dengan akar karena batang memiliki
nodus. Struktur anatomi batang dapat diamati pada Gambar 11.

Gambar 11 Penampang melintang batang


Sumber : Mason, K.A. et al, 2018 : 671

Bila kita memperhatikan Gambar 10 secara seksama, maka dapat dibedakan


antara batang dikotil dan monokoti. Batang dikotil memiliki berkas

59
pengangkut yang letaknya teratur melingkar (konsentris) sedangkan batang
monokotil letak berkas pengangkut tersebar secara acak. Tipe berkas
pengangkut batang monokotil koateral tertutup sedangkan dikotil kolateral
terbuka.

3. Daun
Daun merupakan organ tumbuhan yang memiliki peran utama sebagai tempat
fotosintesis. Adanya bagian tertentu pada dauan berkaitan dengan fungsi lain.
Sebagai contoh, pada permukaan atas epidermis daun ditutupi lapisan
kutikula sehingga dapat menurunkan laju transpirasi. Begitu juga dengan
stomata yang berperan dalam mengatur laju transpirasi dan keluar masuknya
zat tertentu.

Lembaran daun disebut lamina terdiri dari dua permukaan yaitu permukaan
atas daun disebut permukaan ventral dan permukaan bawah daun disebut
permukaan dorsal. Permukaan ventral adalah permukaan daun yang lebih rata
karena tidak memiliki tonjolan tulang daun. Permukaan ventral daun disebut
juga adaxial. Permukaan dorsal adalah permukaan daun yang banyak memiliki
tonjolan tulang daun disebut juga abaxial. Secara morfologi, daun memiliki
struktur yang berbeda-beda berdasarkan bentuk daun, tepi daun, tipe daun,
dan pertulangan daun. Pertulangan daun dibedakan menjadi tulang daun
sejajar dan menjala. Pertulangan daun sejajar ditemukan pada tumbuhan
monokotil. Pertulangan daun menjala ditemukan pada tumbuhan dikotil.
Pertulangan daun menjala dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu menjari,
menyirip, dan melengkung.

60
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

Gambar 12 Penampang daun


Sumber : www.robinsonlibrary.com

Gambar 12 menunjukkan struktur anatomi daun yang terdiri dari tiga bagian,
yaitu epidermis atas, mesofil, dan epidermis bawah. Bagian mesofil tersusun
dari 2 jenis jaringan utama yaitu parenkim palisade yang tersusun rapat dan
parenkim spons yang tersusun longgar.

Sebagaimana dijelaskan di bagian sebelumnya, bahwa daun fungsi utamanya


sebagai tempat fotosintesis, tetapi beberapa jenis mempunyai daun yang telah
mengalami adaptasi sehingga bisa memiliki fungsi tambahan, seperti untuk
penyokong, pelindung, penyimpan makanan, atau reproduksi. Pada tanaman
kacang kapri anak daun bermodifikasi menjadi tendril atau sulur untuk
menempel sehingga dapat tumbuh tegak. Pada tanaman kaktus daun
bermodifikasi menjadi duri sebagai pelindung. Tanaman sukulen yang hidup
di daerah gurun memodifikasi daun sebagai tempat penimbunan air. Tanaman
cocok bebek, daun mengalami modifikasi untuk reproduksi dengan
membentuk tunas adventif.

Berdasarkan paparan bahan ajar tentang struktur anatomi dan morfologi akar,
batang, dan daun pada tumbuhan dikotil dan monokotil yang telah diuraikan
di bagian depan, maka dapat disimpulkan perbedaan antara kedua kelompok
tumbuhan dikotil dan monokotil seperti yang tampak pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3 Perbedaan tumbuhan dikotil dan monokotil

61
Tumbuhan
No Karakteristik
Dikotil Monokotil
1 Tipe perakaran Akar tunggang Akar serabut
2 Letak berkas pengangkut Konsentris Tersebar
3 Pertulangan daun Sejajar Menjala
(menjari,
menyirip,
melengkung)

PENGEMBANGAN PENILAIAN

Bagian ini memuat uraian pembahasan soal-soal Ujian Nasional yang muncul
tiga tahun terakhir pada lingkup materi Jaringan Tumbuhan mengingat materi
ini merupakan materi yang memiliki Urgensi, Kontinuitas, Relevansi, dan
Keterpakaian tinggi. Selain itu, bagian ini memuat pembahasan tentang cara
mengembangkan soal HOTS yang disajikan dalam bentuk pemodelan,
sehingga dapat dijadikan acuan oleh guru dalam mengembangkan soal pada
lingkup materi ini. Guru perlu mencermati dengan baik bagian ini, sehingga
terampil mengembangkan soal HOTS untuk lingkup materi Biologi yang lain.

A. Pembahasan Soal-soal

Materi Jaringan Tumbuhan merupakan materi yang sering muncul pada soal
Ujian Nasional yang diujikan tiga tahun terakhir. Berikut akan diuraikan
pembahasan soal-soal tersebut.

1. Soal UN tahun 2016


Perhatikan gambar penampang melintang akar tumbuhan dikotil!

62
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

Jaringan X dan fungsinya secara berurutan adalah ....


A. epidermis, melindungi sel
B. korteks, tempat cadangan makanan
C. endodermis, mengatur transpor air
D. tudung akar, menembus tanah
E. perisekel, pengangkut
Kunci Jawaban :C
Pembahasan :
Organ akar secara anatomi, dari luar ke dalam secara berurutan akar tersusun
dari jaringan epidermis, korteks, endodermis dan silinder pusat. Bagian
terluar silinder pusat tepat berada di bawah endodermis adalah perisikel. Di
sebelah dalam perisikel ditemukan bagian berkas pengangkut xylem dan
floem. Untuk lebih jelasnya, coba perhatikan kembali Gambar 9.
Berdasarkan gambar soal tersebut, X menunjukkan endodermis yang
berfungsi mengatur masuknya zat menuju silinder pusat

2. Soal UN tahun 2017


Perhatikan gambar sayatan melintang batang dikotil berikut!

Bagian X berfungsi untuk ....

63
A. pertumbuhan seknder
B. melindungi bagian dalam tubuh
C. tempat menyimpan cadangan makanan
D. pengangkutan air dan zat hara dari akar ke seluruh tubuh
E. pengangkutan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh
Kunci jawaban :D
Pembahasan :
Penampang melintang batang dikotil muda tampak seperti gambar berikut :

Pada soal X menunjukkan xylem dan berfungsi mengangkut air dan garam
mineral dari akar menuju seluruh bagian tubuh

3. Soal UN tahun 2018


Suatu jaringan tumbuhan mempunyai ciri sel mengalami penebalan sekunder
dengan lignin, pada saat dewasa selnya mati, sering ditemukan dalam jaringan
pembuluh. Jaringan tersebut dan fungsinya adalah ....
A. xylem, transportasi
B. floem, transportasi
C. kolenkim penyokong
D. sklerenkim, penyokong
E. parenkim, jaringan pengisi

Kunci jawaban :D
Pembahasan :

64
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

Jaringan yang tersusun dari sel mati, dinding sel mengalami penebalan dari
lignin, dan ditemukan pada jaringan berkas pembuluh adalah serabut xylem
atau serabut floem yang berfungsi sebagai penyokong berkas pengangkut.
Serabut xylem dan serabut floem merupakan salah satu jaringan sklerenkim
selain sklereid.

B. Pengembangan Soal HOTS

Karakteristik pembelajaran abad 21 salah satunya adalah mengembangkan


keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dalam proses pembelajaran.
Sejalan dengan proses pembelajaran yang dilakukan tersebut, maka guru
dituntut memiliki kemampuan untuk mengembangkan soal HOTS sebagai alat
evaluasi untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran. Dalam
menyusun soal evaluasi, guru terlebi dahulu harus menyusun kisi-kisi soal dan
kartu Soal sebelum dirakit menjadi alat evaluasi. Tabel 4 dan Tabel 5
menunjukkan contoh kisi-kisi soal dan kartu soal yang dapat dijadikan acuan
bagi guru dalam mengembangkan perangkat evaluasi.

65
Tabel 4 Kisi-kisi Soal
66

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Lingkup Indikator Soal Nomor Bentuk
No. Kompetensi Dasar Materi Level
Materi Soal Soal
1 3.3 Menganalisis keterkaitan antara Jaringan Struktur dan Disajikan gambar jaringan 1 L3 Pilihan
struktur sel pada jaringan tumbuhan fungsi jaringan tumbuhan, peserta didik dapat Ganda
tumbuhan dengan fungsi organ menunjukkan keterkaitan
pada tumbuhan antara struktur jaringan dengan
fungsinya
2 3.3. Menganalisis keterkaitan antara Jaringan Keterkaitan Disajikan gambar penampang 2 L3 Pilihan
struktur sel pada jaringan tumbuhan antara struktur melintang batang dikotil, Ganda
tumbuhan dengan fungsi organ jaringan dan peserta didik dapat
pada tumbuhan fungsi organ menunjukkan keterkaitan
antara struktur jaringan
penyusun organ batang dengan
fungsi organ batang
3 3.4 Menganalisis keterkaitan antara Jaringan Struktur dan Disajikan gambar penampang 3 L3 Uraian
struktur sel pada jaringan tumbuhan fungsi organ melintang organ tumbuhan,
tumbuhan dengan fungsi organ peserta didik dapat
pada tumbuhan meyimpulkan jenis organ,
struktur, dan karakteristiknya
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

Tabel 5 Kartu Soal


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013


Kelas : XI Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : Biologi Nama Penyusun : Dadi, S.Pd.

KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran
3.3 Menganalisis RUMUSAN BUTIR SOAL
keterkaitan
antara Perhatikan gambar jaringan tumbuhan berikut :
struktur sel Nomor
pada jaringan Soal
tumbuhan
dengan fungsi
1
organ pada
tumbuhan Pernyataan yang tepat berkaitan dengan struktur dan fungsi
LINGKUP MATERI jaringan tersebut adalah ....
Jaringan tumbuhan A. Gambar A merupakan jaringan epidermis berperan sebagai
penlindung jaringan di bawah daun
MATERI B. Gambar B merupakan jaringan sklerenkim yang berfungsi
sebagai penyokong pada batang muda yang sedang tumbuh
Keterkaitan antara Kunci C. Gambar C merupakan kolenkim yang berperan sebagai
struktur dan Jawaban
dan fungsi jaringan penyokong pada pelepah daun
tumbuhan D. Gambar D merupakan jaringan parenkim sebagai tempat
E
penyimpanan cadangan makanan
INDIKATOR SOAL E. Gambar E merupakan jaringn floem pada batang untuk
Disajikan gambar mengangkut hasil fotosintesis
jaringan
tumbuhan, peserta
didik dapat
menunjukkan
keterkaitan antara
struktur jaringan
dengan fungsinya

67
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel 6 Kartu Soal


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013


Kelas : XI Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : Biologi Nama Penyusun : Dadi, S.Pd.

KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran

RUMUSAN BUTIR SOAL


Nomor
Soal Perhatikan struktur batang tumbuhan monokotil berikut ini !

LINGKUP MATERI 1

Jaringan tumbuhan

MATERI

Struktur dan fungsi Kunci


organ batang Jawaban

INDIKATOR SOAL
Keterkaitan antara struktur jaringan dengan fungsi batang yang
Disajikan gambar benar adalah ....
penampang A. 1 merupakan epidermis yang mendukung fungsi batang
melintang batang
untuk menyokong daun
dikotil, peserta
didik dapat B. 2 merupakan epidermis yang mendukung fungsi batang
menunjukkan sebagai jalur transportasi hasil fotosintesis
keterkaitan antara C. 3 merupakan jaringan parenkim yang mendukung fungsi
struktur jaringan batang tertentu untuk penyimpanan cadangan makanan
penyusun organ D. 4 merupakan xylem yang mendukung fungsi batang sebagai
batang dengan jalur transportasi air dan garam mineral
fungsi organ batang
E. 5 merupakan kolenkim yang mendukung fungsi batang
dalam mengangkut garam mineral dan hasil fotosintesis

68
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

Tabel 7 Kartu Soal


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013


Kelas : XI Bentuk Soal : Uraian
Mata Pelajaran : Biologi Nama Penyusun : Dadi, S.Pd.

KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran

RUMUSAN BUTIR SOAL


Nomor
Soal Perhatikan penampang melintang organ tumbuhan berikut!

LINGKUP MATERI 3

Jaringan tumbuhan

MATERI

Struktur batang Kunci


Berdasarkan gambar tersebut :
Jawaban
a. Penampang melintang organ apakah yang ditunjukkan oleh
gambar tersebut?
b. Kelompok tumbuhan apakah yang ditunjukkan oleh gambar
INDIKATOR SOAL tersebut?
Disajikan gambar c. Berikan 2 alasan untuk jawaban b?
penampang
melintang organ Rubrik Penilaian
tumbuhan, peserta No Jawaban Skor
didik dapat
3 a. Batang 2
meyimpulkan jenis
organ, struktur, dan b. Monokotil 2
karakteristiknya c. Berkas pengangkut letaknya tersebar 4
Tipe berkas pengangkut kolateral terbuka
Jumlah Skor 8

69
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

C. Refleksi Pembelajaran

Pada bagian ini Saudara akan melaksanakan refleksi proses pembelajaran


materi Jaringan Tumbuhan. Refleksi pembelajaran dilakukan dengan melihat
kesesuaian antara indikator pencapaian kompetensi, proses pembelajaran,
peserta didik, penilaian, dan ketercapaian KD.

1. Apakah kegiatan membuka pelajaran yang dirancang dapat mengarahkan


dan mempersiapkan peserta didik mengikuti pelajaran dengan baik?
2. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap materi/bahan ajar yang
disajikan? Apakah sesuai dengan yang diharapkan? (Apakah materi
terlalu tinggi, terlalu rendah, atau sudah sesuai dengan kemampuan awal
peserta didik?)
3. Bagaimana respons Saudara terhadap media pembelajaran yang
digunakan? (Apakah media sesuai dan mempermudah peserta didik
menguasai kompetensi/materi yang diajarkan?)
4. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap aktivitas pembelajaran yang
telah dirancang ? Apakah aktivitas pembelajaran tersebut dapat melatih
siswa berpikir tingkat tinggi (HOTS)?
5. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap pendekatan, model
pembelajaran, metode, dan teknik pembelajaran yang digunakan?
6. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap teknik pengelolaan kelas yang
akan dilakukan (perlakuan guru terhadap peserta didik dalam mengatasi
masalah dan memotivasi peserta didik)?
7. Apakah Saudara dapat menangkap penjelasan/instruksi yang diberikan
pada bagian aktivitas pembelajaran?
8. Bagaimanakah tanggapan Saudara terhadap latihan atau penilaian yang
dikembangkan?
9. Apakah Saudara telah mencapai penguasaaan kemampuan pembelajaran
yang telah dikembangkan ?

70
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

10. Apakah kegiatan menutup pelajaran yang dikembangkan dapat


meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran?
11. Apakah Aktivitas pembelajaran yang dirancang dapat mencapai
kompetensi dasar (KD) pada materi terpilih sebagaimana mestinya? (Jika
tidak seluruhnya, apakah Saudara akan melakukan penyesuaian aktivitas
pembelajaran dalam rencana pembelajaran?)
12. Apa kelemahan yang akan Saudara temukan dalam melaksanakan
aktivitas pembelajaran yang telah dirancang?
13. Apa kekuatan atau hal-hal baik yang Saudara capai setelah mempelajari
aktivitas pembelajaran?

71
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KESIMPULAN

Unit ini dikembangkan berdasarkan pasangan KD 3.3 Menganalisis


keterkaitan antara struktur sel pada jaringan tumbuhan dengan fungsi organ
pada tumbuhan, dan 4.3 Menyajikan data hasil pengamatan struktur jaringan
dan organ pada tumbuhan di kelas XI. Untuk mencapai kompetensi dasar
pengetahuan dirumuskan 11 indikator pencapaian kompetensi dan untuk
mencapai kompetensi dasar keterampilan dirumuskan 6 indikator pencapaian
kompetensi

KD pengetahuan yang kompetensinya menuntut peserta didik untuk


menganalisis sudah menunjukkan level analisis (C4). Artinya, KD ini sudah
menuntut guru untuk melatihkan kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada
peserta didik. Adapun KD keterampilan menuntut guru memfasilitasi peserta
didik melakukan berbagai pengamatan langsung atau tidak langsung. Hal ini
berarti guru perlu memberikan ruang dan waktu kepada peserta didik untuk
melakukan praktik di laboratorium dan melatih peserta didik agar terampil
menyajikan laporan hasil pengamatan baik secara lisan ataupun tulisan.

Lingkup materi jaringan tumbuhan disajikan untuk membekali para guru


dalam meningkatkan kompetensi profesionalnya yang pada akhirnya akan
meningkatkan penguasaan materi peserta didik. Pengayaan materi terkait
lingkup materi ajar jaringan tumbuhan sel yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari yaitu, “Rami, Tanaman Indonesia yang Dicari NATO”, diharapkan
mengginspirasi guru dan peserta didik dalam menjaga kelestarian plasma
nutfah yang memiliki nilai ekonomi dan mengembangkan industri kreatif
kewirausahaan dengan cara memanfaatkan jaringan tumbuhan yang nilai
ekonominya belum banyak dilirik publik.

Pengayaan materi kedua, yaitu “Kantung semar : Tumbuhan Pemakan Daging”


dimaksudkan untuk menambah wawasan guru dan peserta didik terkait

72
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

modifikasi organ tumbuhan untuk mendukung kelangsungan tumbuhan


tersebut di lingkungannya. Tumbuhan mengembangkan berbagai macam
modifikasi sel, jaringan, dan organ agar dapat bertahan hidup di lingkungnnya.

Aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan berbasis pengamatan dan


menekankan keterkaitan materi ajar yang telah dipelajari peserta didik di
kelas X tentang tingkatan organisasi struktural makhluk hidup.

Unit ini dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari
satu aktivitas pembelajaran Aktivitas pembelajaran pertama didasarkan pada
LKPD 1 Pengamatan jaringan meristem, epidermis, dan parenkim, aktivitas
pembelajaran kedua didasarkan pada LKPD 2 Pengamatan jaringan
penyokong dan pengangkut dan aktivitas pembelajaran ketiga didasarkan
pada LKPD 3 Pengamatan struktur antomi akar, batang, dan daun. Model
pembelajaran Discovery Learning yang digunakan memfasilitasi peserta didik
untuk mengembangkan keterampilan saintifik dan mendorong keterampilan
berpikir tingkat tinggi

Paparan tentang pengembangan penilaian menyajikan soal-soal UN terkait


lingkup materi jaringan tumbuhan yang diujikan pada tahun 2016, 2017, dan
2018 dan pembahasannya. Paparan pembahasan soal UN dimaksudkan untuk
memudahkan guru dan peserta didik dalam memahami pemecahan soal
tersebut dan memprediksi jenis soal sejenis yang sering muncul di UN.

Paparan pengembangan penilaian juga nenyajikan materi pengembangan soal


HOTS mencakup penyusunan kisi-kisi soal dan kartu soal sebagai bahan bagi
guru dalam merancang evaluasi pembelajaran berbasis HOTS.

73
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

UMPAN BALIK

Dalam rangka mengetahui pemahaman terhadap unit ini, diharapkan guru


mengisi lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian instrumen
ini, guru dapat mengetahui posisi pemahaman beserta umpan baliknya. Oleh
karena itu, isilah lembar persepsi diri ini dengan objektif dan jujur.

Lembar Persepsi Pemahaman Unit

Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
1. Memahami indikator yang telah
dikembangkan berdasarkan Kompetensi
Dasar
2 Mampu menghubungkan konten dengan
fenomena kehidupan sehari-hari
3 Merasa bahwa tahapan aktivitas
pembelajaran dapat mengembangkan
HOTS peserta didik
4 Memahami tahapan aktivitas yang
disajikan dengan baik
5 Mampu dengan baik mengaplikasikan
aktivitas pembelajaran di dalam kelas
6 Memahami dengan baik Lembar Kerja
Peserta Didik yang dikembangkan
7 Mampu melaksanakan dengan baik
Lembar Kerja Peserta Didik yang
dikembangkan
8 Memahami Konten secara menyeluruh
dengan baik
9 Memami prosedur penyusunan soal HOTS
dengan baik
10 Mampu membahas soal HOTS yang
disajikan dengan tepat
Jumlah
Jumlah Total

74
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

Keterangan Pedoman Penskoran


1 = tidak menguasai
2 = cukup menguasai Jumlah Total
Skor = x 100
3 = menguasai 40

4 = Sangat Menguasai

Keterangan Umpan Balik

Skor Umpan Balik


< 70 Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara
membelajarkannya, mengembangkan penilian dan melaksanakan
penilaian berorientasi HOTS. Guru perlu membaca ulang unit ini
dan mendiskusikannya dengan dengan fasilitator di MGMP sampai
dapat memahaminya.

70-79 Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten,
cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS. Guru perlu
mendiskusikan bagian yang belum dipahami dengan fasilitator
atau teman lain di MGMP.

80-89 Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan


penilaian dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan
baik.

≥ 90 Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan


penilian dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan
sangat baik. Guru dapat menjadi fasilitator bagi teman-teman lain
di MGMP untuk membelajarkan unit ini.

75
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

76
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan

77
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

78
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN HEWAN


SEKOLAH MENENGAH ATAS
(SMA)

Jaringan Hewan
Penulis:
Dadi, S.Pd.

Penyunting:
Basor Suhada, M.Ed

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI __________________________________ 81


DAFTAR GAMBAR______________________________ 83
DAFTAR TABEL _______________________________ 84
PENDAHULUAN _______________________________ 85
KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK _________ 86
A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi ______________________________ 86
B. Indikator Pencapaian Kompetensi _______________________________________ 86
APLIKASI DI DUNIA NYATA _____________________ 89
Mengganti Sel yang Rusak dengan Transplantasi Sel Punca _______________ 89
SOAL-SOAL UN/USBN __________________________ 93
A. Soal UN Tahun 2016 _______________________________________________________ 93
B. Soal UN Tahun 2017 _______________________________________________________ 94
C. Soal UN Tahun 2018 _______________________________________________________ 95
BAHAN PEMBELAJARAN ________________________ 96
A. Aktivitas Pembelajaran ____________________________________________________ 96
Aktivitas Pembelajaran 1 _________________________________________________________ 97
Aktivitas Pembelajaran 2 ________________________________________________________ 100
Aktivitas Pembelajaran 3 ________________________________________________________ 102
B. Lembar Kerja Peserta Didik ______________________________________________ 104
LKPD 1 Pengamatan jaringan epitel dan jaringan ikat ________________________ 104
LKPD 2 Pengamatan jaringan otot dan jaringan saraf_________________________ 108
LKPD 3 Pengamatan mikroskopis organ pada hewan_________________________ 110
LKPD 4 Organ pada hewan ______________________________________________________ 112
C. Bahan Bacaan _____________________________________________________________ 113
A. Jaringan Hewan _____________________________________________________________ 113
B. Organ dan Sistem Organ ada Hewan ______________________________________ 126

81
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

PENGEMBANGAN PENILAIAN ____________________ 128


A. Pembahasan Soal-soal ___________________________________________________ 128
B. Pengembangan Soal HOTS _______________________________________________ 131
C. Refleksi Pembelajaran _____________________________________________________ 57

KESIMPULAN _______________________________ 1367


UMPAN BALIK ________________________________ 60

82
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1 Tingkat organisasi strutural makhluk hidup ______________________ 113


Gambar 2 Jaringan epitel permukaan _________________________________________ 119
Gambar 3 Jaringan ikat _________________________________________________________ 123
Gambar 4 Jaringan otot _________________________________________________________ 124
Gambar 5 Sel saraf ______________________________________________________________ 126
Gambar 6 Anatomi lambung ____________________________________________________ 127

83
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Indiktor Pencapaian Kompetensi ______________________________________ 87


Tabel 2. Desain Aktivitas Pembelajaran ________________________________________ 96
Tabel 3. Kisi-kisi Soal ___________________________ Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. Perbedaan otot polos, rangka, dan jantung _________________________ 125
Tabel 5. Kisi-kisi Soal ___________________________________________________________ 131
Tabel 6. Kartu Soal ______________________________________________________________ 133

84
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

PENDAHULUAN

Unit ini disusun sebagai salah satu alternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memahami lingkup materi Jaringan Hewan. Guru dapat memiliki dasar
pengetahuan untuk membelajarkan peserta didik sesuai dengan indikator
yang telah disusun, sehingga peserta didik dapat berperan sebagai pembelajar
yang aktif untuk mengembangkan kemampuan bernalar sesuai dengan
potensi yang dimilikinya. Materi ini aplikatif untuk guru, sehingga guru dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk memudahkan guru mempelajari konten materi dan merancang


kegiatan pembelajaran, di dalam unit ini dimuat kompetensi dasar dan
indikator pencapaian kompetensi, bahan bacaan aplikasi dalam kehidupan
sehari-hari, soal-soal UN dan pembahasannya sebagai acuan dalam menyusun
soal sejenis, deskripsi alternatif aktivitas pembelajaran, Lembar Kegiatan
Peserta Didik (LKPD), bahan bacaan yang dapat dipelajari oleh guru maupun
peserta didik, dan deskripsi prosedur pengembangan soal HOTS. Komponen-
komponen di dalam unit ini dikembangkan agar guru dapat memfasilitasi
peserta didik, menganalisis keterkaitan antara Jaringan hewan dengan fungsi
organ hewan melalui aktivitas di laboratorium berbasis pengamatan,
sekaligus mendorong peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat
tinggi.

Materi jaringan hewan yang dikembangkan terdiri atas dua bagian, yaitu
bagian pertama, membahas tentang berbagai jenis jaringan hewan, struktur,
dan fungsinya dan bagian kedua, membahas stuktur dan fungsi organ hewan.
Selain itu, unit ini dilengkapi dengan empat buah LKPD, yaitu 1) Pengamatan
jaringan epitel, 2) Pengamatan jaringan Ikat, dan 3) Pengamatan Jaringan otot
dan saraf, dan 4) Pengamatan Organ Penyusun Sistem Organ Manusia.

85
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK

A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

Unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar kelas XI:

Kompetensi Dasar Target Kompetensi


3.4 Menganalisis keterkaitan 3.4.1 Menganalisis keterkaitan
antara struktur sel pada antara struktur sel pada
jaringan hewan dengan fungsi jaringan hewan
organ pada hewan 3.4.2 Menganalisis fungsi organ pada
hewan
4.4 Menyajikan data hasil 4.4.1 Menyajikan data hasil
pengamatan struktur pengamatan struktur jaringan
jaringan dan organ pada 4.4.2 Menyajikan data hasil
hewan pengamatan organ pada hewan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi dasar dikembangkan menjadi beberapa indikator pencapaian


kompetensi. Indikator ini menjadi acuan bagi guru untuk mengukur
ketercapaian kompetensi dasar. Kompetensi Dasar 3.4 dan 4.4 pada kelas XI
dikembangkan menjadi 8 indikator untuk ranah pengetahuan dan 6 indikator
untuk ranah keterampilan.

Dalam rangka memudahkan guru menentukan indikator yang sesuai dengan


tuntutan kompetensi dasar, indikator dibagi menjadi tiga kategori, yaitu
indikator pendukung, indikator kunci, dan indikator pengayaan. Berikut ini
rincian indikator yang dikembangkan pada Kompetensi Dasar 3.4 dan 4.4 di
kelas XI.

86
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

Tabel 1. Indiktor Pencapaian Kompetensi

IDIKATOR PENCAPAIAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI (IPK) KOMPETENSI (IPK)
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.4 Menganalisis keterkaitan 4.4 Menyajikan data hasil
antara struktur sel pada pengamatan struktur jaringan
jaringan hewan dengan dan organ pada hewan
fungsi organ pada hewan
IPK Pendukung: IPK Pendukung:
3.4.1 Mengidentifikasi 4.4.1 Mengikuti langkah prosedural
jaringan penyusun organ pengamatan jaringan hewan
pada hewan menggunakan mikroskop
3.4.2 Menjelaskan 4.4.2 Mengikuti langkah prosedural
karakteristik jaringan pengamatan organ pada
penyusun organ pada hewan menggunakan
hewan mikroskop
3.4.3 Menjelaskan fungsi 4.4.3 Melakukan pengamatan
jaringan penyusun organ jaringan hewan menggunakan
pada hewan mikroskop
3.4.4 Mengidentifikasi 4.4.4 Melakukan pengamatan organ
struktur organ pada pada hewan menggunakan
hewan mikroskop
3.4.5 Menjelaskan fungsi
organ pada hewan
IPK Kunci: IPK Kunci:
3.4.6 Menganalisis 4.4.5 Menunjukkan hasil
keterkaitan struktur dan pengamatan jaringan hewan
fungsi jaringan hewan 4.4.6 Menunjukkan hasil
3.4.7 Menganalisis pengamatan organ pada
keterkaitan struktur hewan

87
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

jaringan hewan dengan


fungsi organ pada hewan
3.4.8 Menganalisis jenis
penyakit yang berkaitan
dengan jaringan dan
organ berdasarkan
contoh kasus.
IPK Pengayaan: IPK Pengayaan:
3.4.9 Membandingkan 4.4.7 Melakukan pengamatan
jaringan dan organ jaringan dan organ secara
berdasarkan contoh virtual
yang diberikan

88
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

APLIKASI DI DUNIA NYATA

Mengganti Sel yang Rusak dengan Transplantasi Sel Punca

Peran utama sel punca dalam pengobatan adalah sebagai bahan transplantasi.
Transplantasi sel punca dijalankan dengan menanamkan sel-sel punca sebagai
sel sehat untuk menggantikan sel yang rusak, dan digunakan untuk menangani
penyakit tertentu.

Setiap sel di dalam organ manusia memiliki peran dan karakteristik tersendiri.
Sebelum menjadi sel dewasa yang memiliki fungsi spesifik, sel-sel tersebut
berasal dari sel punca. Sel ini akan membelah untuk membentuk sel-sel lain
yang disebut sel anak. Pembelahan dapat terjadi di dalam tubuh atau
laboratorium. Sel-sel anak ini kemudian dapat terbentuk ke dalam dua jenis,
yaitu sel punca baru (proses memperbanyak diri) atau sel dengan fungsi
khusus (proses diferensiasi). Sel dewasa yang sudah memiliki fungsi spesifik
contohnya sel otak, sel darah, sel tulang, sel otot, dan lain-lain.

Secara garis besar, sel punca diteliti dan dikembangkan untuk hal-hal medis
berikut:
1. Untuk menggantikan sel-sel yang sudah rusak akibat berbagai penyakit,
misalnya penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes, luka bakar, serta
penyakit degeneratif seperti osteoarthritis, Alzheimer dan Parkinson. Hal
ini karena sel punca berpotensi untuk ditransplantasikan agar
berkembang menjadi sel dan jaringan baru.
2. Untuk mengetahui efektivitas dan keamanan obat-obatan.
3. Dengan memerhatikan proses kematangan sel punca menjadi sel-sel pada
organ tubuh, para dokter dan peneliti mungkin dapat memahami
bagaimana munculnya sebuah penyakit.

Sel-sel punca yang digunakan dapat berasal dari beberapa sumber, yaitu:

89
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

1. Sel punca embrio


Berasal dari embrio berusia 3-5 hari yang saat itu umumnya baru
memiliki sekitar 150 sel. Sel ini lebih memiliki kemampuan untuk berkembang
menjadi beragam sel tubuh dibandingkan sel punca dewasa. Meski lebih
efektif, pengambilan sel punca dari embrio masih diperdebatkan dari sisi etis.

2. Sel punca perinatal


Sel punca ini didapatkan dari cairan ketuban atau pada tali pusat janin
di dalam kandungan ibu, yang bisa diambil pada saat persalinan. Penyimpanan
sel punca ini bisa dilakukan dengan cara dibekukan di laboratorium untuk
kemudian digunakan jika anak menderita penyakit akibat kelainan darah,
misalnya leukemia.

3. Sel punca dewasa


Didapat dari sebagian kecil jaringan tubuh, seperti lemak ataupun
sumsum tulang. Penelitian terbaru menemukan bahwa sel punca dewasa pada
bagian tubuh tertentu ternyata mempunyai kemungkinan berkembang
menjadi sel anggota tubuh lain. Contohnya, sel punca dari sumsum tulang
belakang dapat menciptakan sel-sel otot jantung atau tulang.

4. Sel punca pluripotent hasil rekayasa genetika


Dengan kemajuan teknologi biomolekular, sel dewasa kini dapat
diprogram ulang menjadi mirip sel embrio yang memiliki karakteristik sel
punca. Sel-sel ini dapat membelah menjadi sel-sel punca lain, atau menjadi sel-
sel spesifik pada tubuh.

Saat ini, sel punca telah digunakan untuk metode pengobatan, yaitu dengan
transplantasi sumsum tulang. Pada metode ini, sel-sel punca ditanam untuk
menggantikan sel-sel yang rusak akibat penyakit atau akibat kemoterapi. Juga
sebagai metode untuk melawan sel-sel kanker, misalnya pada leukemia.
Berikut ini adalah dua jenis metode transplantasi yang umum digunakan,
yaitu:

90
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

1. Transplantasi sel punca autolog

Menggunakan sel-sel punca yang berasal dari tubuh pasien sendiri yang
diambil kemudian dibekukan dan disimpan sebelum pasien memulai terapi
yang dapat menyebabkan efek samping rusaknya sel punca alami pasien.

Kelebihan dari sel punca tipe ini, adalah lebih sedikit risiko penolakan ketika
tubuh menerima sel punca, dan lebih sedikit efek samping. Pembentukan
darah baru pun berlangsung lebih cepat. Sementara kekurangannya, adalah
sel-sel kanker mungkin belum sepenuhnya hilang, atau terbawa pada sel
punca yang diambil dari tubuh sehingga dapat menyerang ketika sel punca
dimasukkan kembali ke dalam tubuh.

2. Transplantasi sel punca allogenik

Tipe ini menggunakan sel punca pendonor, biasanya dari relawan atau
kerabat. Biasanya transplantasi ini digunakan jika transplantasi autolog tidak
berhasil, atau untuk menangani leukemia dan limfoma agresif. Kelebihan
transplantasi sel punca ini adalah sel yang bebas dari kanker, karena telah
menciptakan sistem kekebalan tubuh baru yang terus berkembang dan
mampu membunuh sel kanker. Kekurangannya adalah risiko efek samping
lebih besar dan pemulihan lebih lambat, karena tubuh dapat menolak sel
punca donor. Pembentukan darah baru juga dapat berlangsung lebih lambat.

Metode yang akan dipilih biasanya akan bergantung kepada usia dan
kesehatan pasien, jenis dan tingkat keparahan penyakit, apakah pasien punya
saudara kandung, dan tingkat kerusakan sumsum akibat radiasi atau
kemoterapi.

Berdasarkan jenis penyakit, tipe transplantasi, usia dan kondisi pasien,


transplantasi sel punca mengandung berbagai risiko efek samping dan
komplikasi yang memiliki kemungkinan fatal. Sebagian orang mungkin hanya
merasakan sedikit efek samping, sementara sebagian orang lainnya yang

91
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

menjalani jenis transplantasi yang sama dapat mengalami komplikasi serius.


Berikut beberapa risiko yang dapat muncul:
1. Perkembangan sel punca embrionik dapat menjadi tidak teratur atau
secara spontan berkembang menjadi berbagai tipe sel.
2. Graft-versus-host disease, yaitu ketika sistem kekebalan tubuh pasien
menganggap sel punca dari donor sebagai benda asing sehingga menolak
sel tersebut. Mual, muntah, diare, kram perut, sariawan, kehilangan nafsu
makan, kerusakan organ, penyakit kuningadalah beberapa tanda gejala
utama graft-versus-host disease.
3. Infeksi.
4. Infertilitas.
5. Munculnya kanker baru.
6. Katarak.
7. Kegagalan transplantasi sel punca.
8. Kematian.

Transplantasi sel punca harus dilakukan sesuai prosedur medis, di rumah


sakit yang memang menyediakan layanan ini. Namun, masih ada banyak
transplantasi yang tidak dilakukan oleh pihak yang kompeten sehingga
menimbulkan risiko berbahaya. (Disarikan dari https://www.alodokter.com)
dan HOAJ (Herbert Open Access Journals -
http://www.hoajonline.com/stemcells),

92
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

SOAL-SOAL UN/USBN

A. Soal UN Tahun 2016

NO SOAL
1 Perhatikan gambar jaringan epitel pada hewan berikut!

Fungsi dari jaringan tersebut adalah ....


A. menghantarkan rangsangan
B. mengangkut sari makanan
C. penguat dan penyokong
D. tempat absorpsi atau sekresi zar
E. memberi bentuk tubuh
Identifikasi
Level Kognitif : C2 (memahami)
Indikator yang : 3.4.3 Menjelaskan fungsi jaringan penyusun organ
bersesuaian pada hewan
Diketahui : Gambar jaringan epitel
Ditanyakan : Fungsi jaringan epitel tersebut
Materi yang : Jaringan hewan dan fungsinya
dibutuhkan

93
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Soal UN Tahun 2017

NO SOAL
1 Manakah dari tabel berikut ini yang menunjukkan hubungan yang sesuai
antara jaringan, ciri-ciri dan fungsinya?
Option Jaringan Ciri-ciri Fungsi
A Berbentuk silinder Melakukan
panjang, bercabang, gerak sadar
inti sel satu di tengah
B Berbentuk silinder Melakukan
panjang, inti banyak gerak sadar
di tepi
C Berbentuk kubus Perlindungan
selapis, terletak di dan sekresi
kapiler
D Berbentuk pipih Sekresi hormon
selapis, terletak di dan enzim
ovarium
E Berbentuk silindris Perlindungan
selapis, terletak di dan absorpsi
kelenjar ludah

Identifikasi
Level Kognitif : C4 (menganalisis)
Indikator yang : 3.4.6 Menganalisis keterkaitan struktur dan fungsi
bersesuaian jaringan hewan
Diketahui : Gambar beberapa jaringan hewan
Ditanyakan : Hubungan antara jaringan, ciri, dan fungsi jaringan
tersebut
Materi yang : Struktur jaringa, ciri-ciri, dan fungsinya
dibutuhkan

94
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

C. Soal UN Tahun 2018

NO SOAL
1 Hubungan yang tepat antara gambar, struktur, dan fungsi jaringan darah
pada manusia adalah ....
Gambar Struktur Fungsi
A. Bentuk bikonkaf, tidak Pertahanan tubuh
berinti

B. Bentuk tidak beraturan, Pengangkut CO2


inti besar

C. Bentuk tidak beraturan, Pengangkut O2


inti besar

D. Bentuk tidak beraturan, Mengedarkan sari


inti bercabang 2 makanan

E. Bentuk tidak beaturan, inti Kekebalan tubuh


bercabang 3

Identifikasi
Level Kognitif : C4 (menganalisis)
Indikator yang : 3.4.6 Menganalisis keterkaitan struktur dan fungsi
bersesuaian jaringan hewan
Diketahui : Gambar sel darah, ciri-ciri, dn fungsinya
Ditanyakan : Hubungan yang tepat antara gambar sel darah, ciri-
ciri, dan fungsinya.
Materi yang : Ciri dan fungsi Jaringan darah
dibutuhkan

95
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

BAHAN PEMBELAJARAN

Bahan pembelajaran yang diuraikan pada bagian ini merupakan contoh


panduan pembelajaran yang dapat diimplementasikan oleh guru dalam proses
pembelajaran materi di kelas XI semester ganjil untuk jaringan hewan. Materi
pembelajaran dikembangkan dengan prinsip berpusat pada peserta didik dan
mendorong kreativitas dan motivasi peserta didik menghadapi revolusi
industri 4.0. Materi pembelajaran ini meliputi kegiatan pembelajaran, lembar
kegiatan peserta didik dan sumber bahan bacaan sebagai konten materi
jaringan hewan.

A. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran ini disusun sebagai rincian alternatif kegiatan


pembelajaran yang dapat dilakukan guru dan peserta didik untuk mencapai
kompetensi pada materi jaringan hewan. Sebelum menguraikan aktivitas
pembelajaran, terlebih dahulu disusun disain aktivitas pembelajaran yang
dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Desain Aktivitas Pembelajaran


Indikator
Aktivitas Bentuk dan Jenis Alokasi
Pencapaian Materi Pokok Media
Pembelajaran Penilaian Waktu
Kompetensi
1. Jenis Diskusi 1. Pengetahuan  Mikroskop 6 JP
a. Tes Tulis
Jaringan kelompok dan  Preparat
Pilihan
Hewan pengamatan Ganda dan awetan n (3 kali
uraian
2. Struktur  Objek pertemuan
b. Tes lisan
karakteristik, c. Penugasan gelas
2. Keterampilan
dan fungsi  Cover
a. Unjuk
jaringan kerja glass
b. portofolio
hewan  Pipet tetes

96
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

3. Struktur dan  Metilen


fungsi organ biru
pada hewan  Spatula
4. Jenis  LCD
penyakit proyektor
pada  Web
jaringan dan
organ

Berdasarkan Tabel 2 materi bahan ajar yang harus dikuasai peserta didik
dalam rangka mencapai kompetensi yang diharapkan terdiri atas: 1) Jenis-
jenis jaringan hewan, 2) Struktur, karakteristik, dan fungsi jaringan Hewan,

dan 3) Struktur dan Fungsi organ pada hewan dan 4) Jenis penyakit pada

jaringan dan organ. Adapun aktivitas pembelajaran untuk mencapai


kompetensi yang telah ditetapkan, dapat dicapai dalam tiga kali pertemuan (6
jam pelajaran, 6 x 45 menit). Aktivitas pembelajaran akan diuraikan lebih rinci
menjadi tiga skenario pembelajaran. Pengembangan skenario pembelajaran
mengacu pada kriteria yang ditetapkan pada Standar Proses (Permendikbud
nomor 22 tahun 2016). Berikut ini rincian aktivitas pembelajaran untuk
mesing-masing pertemuan.

Aktivitas Pembelajaran 1

Aktivitas pembelajaran 1 berupa kegiatan pengamatan struktur jaringan


epitel dan jaringan ikat yang dilakukan secara berkelompok terdiri dari 5 – 6
peserta didik di laboratorium dengan berpedoman pada LKPD 1 sesuai
langkah kegiatan sebagai berikut :
Tujuan kegiatan
Setelah melakukan aktivitas ini peserta didik dapat :
1. Terampil menggunakan mikroskop

97
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2. Menjelaskan karakteristik jaringan epitel dan jaringan ikat berdasarkan


hasil pengamatan
3. Menyajikan hasil pengamatan struktur dan karakteristik jaringan epitel
dan jaringan ikat
Estimasi waktu aktivitas pembelajaran : 90 Menit
Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:
1. LKPD 1 Pengamatan jaringan epitel dan jaringan ikat
2. Mikroskop
3. Gelas objek
4. Cover glass
5. Pipet tetes
6. Preparat awetan usus halus
7. Preparat awetan kulit
8. Preparat awetan jaringan tulang
9. Preparat awetan jaringan rawan
10. Preparat awetan jaringan darah
11. Preparat awetan jaringan ikat padat
12. Spatula
13. Kertas tisu
Kegiatan yang dilakukan guru selama proses pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1. Kegiatan awal
a. Membagi peserta didik menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5-6
peserta didik secara heterogen
b. Membagikan LKPD kepada tiap kelompok
2. Kegiatan inti
a. Pemberian rangsangan (stimulation)
Menyajikan gambar organisasi struktural pada manusia dan gambar
jaringan penyusun hewan
b. Identifikasi masalah (problem statement)

98
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan


pertanyaan terkait gambar yang diberikan.
c. Pengumpulan data (data collection)
1) Memfasilitasi dan membimbing peserta didik melakukan
pengamatan mikroskopis jaringan epitel dan jaringan ikat
2) Membimbing peserta didik menyajikan hasil pengamatan
jaringan epitel dan jaringan ikat
d. Pengolahan data (data processing)
1) Membimbing peserta didik untuk menemukan struktur dan
karakteristik jaringan epitel dan jaringan ikat berdasarkan hasil
pengamatan
2) Membimbing peserta didik untuk menemukan keterkaitan
antara struktur dengan fungsi jaringan epitel dan jaringan ikat
e. Pembuktian (verification)
Membimbing peserta didik dalam mencocokkan hasil pengamatan
dan pengolahan data berupa gambar struktur jaringan epitel dan
jaringan ikat dengan teori yang ada pada buku sumber.
f. Menarik kesimpulan (generalization)
Membimbing peserta didik menyimpulkan struktur, karakteristik
dan fungsi jaringan epitel dan jaringan ikat.

3. Kegiatan Akhir
a. Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil pengamatan
jaringan epitel dan jaringan ikat
b. Memberikan umpan balik untuk mengetahui ketercapaian
kompetensi
c. Memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya

99
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas Pembelajaran 2

Aktivitas pembelajaran 2 dilakukan secara berkelompok terdiri dari 5 – 6


peserta didik di laboratorium dengan berpedoman pada LKPD 2 Pengamatan
jaringan otot dan jaringan saraf berdasarkan langkah kegiatan sebagai
berikut :
Tujuan kegiatan
Setelah melakukan aktivitas ini peserta didik dapat :
1. Terampil menggunakan mikroskop
2. Menjelaskan karakteristik otot dan jaringan saraf
3. Menyajikan hasil pengamatan struktur dan karakteristik jaringan otot dan
jaringan saraf
Estimasi waktu aktivitas pembelajaran : 90 Menit
Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:
1. LKPD 2 Pengamatan jaringan otot dan jaringan saraf
2. Mikroskop
3. Preparat awetan jaringan otot polos
4. Preparat awetan jaringan otot rangka
5. Preparat awetan jaringan otot jantung
6. Preparat awetan jaringan saraf
Kegiatan yang dilakukan guru selama proses pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1. Kegiatan awal
a. Membagi peserta didik menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5-6
peserta didik secara heterogen
b. Membagikan LKPD kepada tiap kelompok
2. Kegiatan inti
a. Pemberian rangsangan (stimulation)
Menyajikan gambar pembagian jaringan otot pada hewan
b. Identifikasi masalah (problem statement)

100
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan


pertanyaan terkait pengelompokan jaringan otot yang diberikan.
c. Pengumpulan data (data collection)
1) Memfasilitasi dan membimbing peserta didik melakukan
pengamatan mikroskopis jaringan otot dan jaringan saraf
2) Membimbing peserta didik menyajikan hasil pengamatan
jaringan otot dan jaringan saraf
d. Pengolahan data (data processing)
1) Membimbing peserta didik untuk menemukan struktur dan
karakteristik jaringan otot berdasarkan pengamatan yang
dilakukan
2) Membimbing peserta didik untuk menemukan struktur dan
karakteristik jaringan saraf berdasarkan pengamatan yang
dilakukan
e. Pembuktian (verification)
Membimbing peserta didik dalam mencocokkan hasil pengamatan
dan pengolahan data berupa gambar struktur jaringan otot dan
jaringan saraf dengan teori yang ada pada buku sumber.
f. Menarik kesimpulan (generalization)
Membimbing peserta didik menyimpulkan struktur, karakteristik dan
fungsi jaringan otot dan jaringan saraf
3. Kegiatan Akhir
a. Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil pengamatan
jaringan otot ddan jaringan saraf
b. Memberikan umpan balik untuk mengetahui ketercapaian
kompetensi
c. Memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya

101
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas Pembelajaran 3

Aktivitas pembelajaran 3 dilakukan secara berkelompok terdiri dari 5 – 6


peserta didik di laboratorium dengan berpedoman pada LKPD 3 Pengamatan
mikroskopis struktur organ pada hewan dan LKPD 4 Pengamatan organ pada
hewan berdasarkan langkah kegiatan sebagai berikut :
Tujuan kegiatan
Setelah melakukan aktivitas ini peserta didik dapat :
1. Terampil mengggunakan mikroskop
2. Menjelaskan struktur organ pada hewan berdasarkan hasil pengamatan
3. Menjelaskan organ-organ penyusun sistem organ pada manusia
4. Menyajikan hasil pengamatan struktur organ pada hewan
Estimasi waktu aktivitas pembelajaran : 90 Menit
Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:
1. LKPD 3 Pengamatan mikroskopis organ pada hewan
2. LKPD 4 Pengamatan organ-organ penyusun sistem organ pada manusia
3. Mikroskop
4. Preparat awetan usus halus dan website
(http://www.meddean.luc.edu/lumen/MedEd/Histo/frames/h_fram17.
html)
5. Torso
Kegiatan yang dilakukan guru selama proses pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1. Kegiatan awal
a. Membagi peserta didik menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5-6
peserta didik secara heterogen
b. Membagikan LKPD kepada tiap kelompok
2. Kegiatan inti
a. Pemberian rangsangan (stimulation)
Menyajikan torso manusia
b. Identifikasi masalah (problem statement)

102
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan


pertanyaan terkait torso yang ditampilkan
c. Pengumpulan data (data collection)
1) Memfasilitasi dan membimbing peserta didik melakukan
pengamatan mikroskopis organ pada hewan
2) Memfasilitasi dan membimbing peserta didik dalam melakukan
pengamatan torso manusia
3) Membimbing peserta didik menyajikan hasil pengamatan
mikroskopis organ pada hewan
4) Membimbing peserta didik menyajikan hasil pengamatan torso
manusia
d. Pengolahan data (data processing)
1) Membimbing peserta didik untuk menemukan jaringan
penyusun organ pada hewan berdasarkan hasil pengamatannya
dan browsing dari website yang sudah ditentukan.
2) Membimbing peserta didik utuk menemukan organ-organ
penyusun sistem organ pada manusia berdasarkan pengamatan
torso manusia
e. Pembuktian (verification)
Membimbing peserta didik dalam mencocokkan hasil pengamatan
dan pengolahan data berupa gambar struktur mikroskopis organ
pada hewan dengan penjelasan teori yang ada pada buku sumber.
f. Menarik kesimpulan (generalization)
1) Membimbing peserta didik menyimpulkan struktur mikroskopis
organ pada hewan
2) Membimbing peserta didik menyimpulkan organ-organ
penyusun sistem organ ppada manusia
3. Kegiatan Akhir

103
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

a. Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil pengamatan


mikroskopis organ pada hewan dan organ-organ penyusun sistem
organ pada manusia
b. Memberikan umpan balik untuk mengetahui ketercapaian
kompetensi
c. Memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya

B. Lembar Kerja Peserta Didik

Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan rumusan


indikator pencapaian kompetensi dalam proses pembelajaran menggunakan
4 buah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), yaitu 1) LKPD 1. Pengamatan
jaringan epitel dan jaringan ikat, 2) LKPD 2. Pengamatan jaringan otot dan
jaringan saraf, 3) LKPD 3 Pengamatan mikroskopis organ pada hewan, dan 4)
LKPD 4 Pengamatan organ-organ penyusun sistem organ mansia

LKPD 1 Pengamatan jaringan epitel dan jaringan ikat

Tujuan
Setelah melakukan kegiatan peserta didik dapat
1. Terampil mengggunakan mikroskop
2. Menjelaskan karakteristik jaringan epitel dan jaringan ikat berdasarkan
hasil pengamatan
3. Menyajikan hasil pengamatan jaringan epitel dan jaringan ikat
Alat dan Bahan
1. Mikroskop cahaya
2. Preparat awetan kulit
3. Preparat awetan usus
4. Preparat awetan jaringan tulang
5. Preparat awetan jaringan rawan

104
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

6. Preparat awetan jaringan darah


7. Preparat awetan tendon
8. Gelas objek
9. Cover glass
10. Tusuk gigi
11. Pipet
12. Metilen biru
13. Kertas tisu

Cara Kerja
1. Pengamatan jaringan epitel,
a. Letakkan mikroskop pada meja kerja!
b. Arahkan pada sumber cahaya sehingga cahaya memasuki diafragma!
c. Letakan preparat awetan usus halus pada meja objek!
d. Dapatkan gambar dengan pembesaran paling rendah pada objek yang
akan diamati!
e. Setelah objek tampak, ganti dengan lensa objektif yang
pembesarannya lebih tinggi dengan cara memutar revolver!
f. Fokuskan lensa objektif dengan memutar mikrometer!
g. Gambar hasil pengamatan pada lembar yang sudah disediakan!
Berikan label pada setiap bagiannya dan tuliskan pembesaran yang
anda gunakan.
h. Ulangi langkah 1c sampai 1g menggunakan preparat awetan kulit
2. Pengamatan jaringan epitel rongga mulut
a. Teteskan larutan metilen biru pada gelas objek di atas meja kerja!
b. Ambilah selaput tipis bagian dalam ronga mulut menggunakan tusuk
gigi yang bersih, lakukan dengan lembut sehingga tidak melukai
bagian pipi dalam anda.

105
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

c. Oleskan ujung tusuk giri yang sudah anda olesi bagian dalam pipi anda
pada larutan metilen biru yang sudah diteteskan pada gelas objek
kemudian tutup menggunakan cover glass!
d. Serap kelebihan pewarna menggunakan kertas tisu!
e. Letakkan preparat pada meja objek!
f. Fokuskan lensa objektif dengan pembesaran paling rendah pada
objek yang akan diamati!
g. Setelah objek tampak, ganti dengan lensa objektif yang
pembesarannya lebih tinggi dengan cara memutar revolver!
h. Fokuskan lensa objektif dengan memutar mikrometer!
i. Gambar hasil pengamatan pada lembar yang sudah disediakan!
3. Pengamatan jaringan ikat
a. Letakkan mikroskop pada meja kerja!
b. Fokuskan cermin agar cahaya memasuki diafragma!
c. Letakan preparat awetan jaringan tulang pada meja objek!
d. Fokuskan lensa objektif dengan pembesaran paling rendah pada objek
yang akan diamati!
e. Setelah objek tampak, ganti dengan lensa objektif yang pembesarannya
lebih tinggi dengan cara memutar revolver!
f. Fokuskan lensa objektif dengan memutar mikrometer!
g. Gambar hasil pengamatan pada lembar yang sudah disediakan!
Tuliskan label pada bagian-bagiannya.
h. Ulangi langkah 3c sampai 3g menggunakan preparat awetan jaringan
rawan, jaringan darah, dan tendon!

106
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

Hasil Pengamatan

Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Usus Jaringan Tulang
Rongga Mulut
Pembesaran: Pembesaran:
Pembesaran:

Jaringan Rawan Jaringan Darah Jaringan Tendon


Pembesaran: Pembesaran: Pembesaran

Pertanyaan dan Tugas


1. Jenis jaringan epitel apakah yang ditemukan pada preparat usus, rongga
mulut, dan kulit?
2. Secara struktural, apakah perbedaan antara jaringan epitel mulut, epitel
usus dan epitel kulit? Mengapa ketiganya memiliki struktur yang berbeda?
3. Jelaskan karakteristik jaringan epitel dan jaringan ikat berdasarkan hasil
pengamatan!
4. Jelaskan perbedaan antara jaringan epitel dengan jaringan ikat!
5. Bila bagian epitel dari organ usus mengalami gangguan atau luka, apakah
yang akan terjadi dengan fungsi dari usus? Jelaskan!
6. Rheumatoid adalah salah satu bentuk kelainan jaringan. Jelaskan
bagaimana rhematoid terjadi dalam tubuh seseorang? Jaringan apa saja
yang terkena penyakit ini.

107
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kesimpulan
Tuliskan kesimpulan hasil pengamatan jaringan epitel dan jaringan ikat yang
telah dilakukan!

LKPD 2 Pengamatan jaringan otot dan jaringan saraf


Tujuan
Setelah melakukan kegiatan ini peserta didik dapat :
1. Terampil mengggunakan mikroskop
2. Menjelaskan karakteristik jaringan otot dan jaringan saraf berdasarkan
hasil pengamatan
3. Menjelaskan perbedaan jaringan otot polos, otot rangka, dan otot jantung
berdasarkan hasil pengamatan
4. Menyajikan hasil pengamatan jaringan otot dan jaringan saraf
Alat dan Bahan
1. Mikroskop cahaya
2. Preparat awetan jaringan otot polos
3. Preparat awetan jaringan otot rangka
4. Preparat awetan jaringan otot jantung
5. Preparat awetan jaringan saraf
Cara Kerja
1. Pengamatan jaringan otot
a. Letakkan mikroskop pada meja kerja!
b. Fokuskan cermin agar cahaya memasuki diafragma!
c. Letakan preparat awetan jaringan otot polos pada meja objek!
d. Fokuskan lensa objektif dengan pembesaran paling rendah pada
objek yang akan diamati!
e. Setelah objek tampak, ganti dengan lensa objektif yang
pembesarannya lebih tinggi dengan cara memutar revolver!
f. Fokuskan lensa objektif dengan memutar mikrometer!
g. Gambar hasil pengamatan pada lembar yang sudah disediakan!

108
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

h. Ulangi langkah 1c sampai 1g menggunakan preparat awetan jaringan


otot rangka dan otot jantung!
2. Pengamatan jaringan saraf
a. Letakkan mikroskop pada meja kerja!
b. Fokuskan cermin agar cahaya memasuki diafragma!
c. Letakan preparat awetan jaringan otot polos pada meja objek!
d. Fokuskan lensa objektif dengan pembesaran paling rendah pada
objek yang akan diamati!
e. Setelah objek tampak, ganti dengan lensa objektif yang
pembesarannya lebih tinggi dengan cara memutar revolver!
f. Fokuskan lensa objektif dengan memutar mikrometer!
g. Gambar hasil pengamatan pada lembar yang sudah disediakan!

Hasil Pengamatan

Jaringan otot polos Jaringan Otot rangka Jaringan otot jantung


Pembesaran: Pembesaran: Pembesaran:

Jaringan saraf
Pembesaran:

109
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Pertanyaan dan Tugas


1. Jelaskan karakteristik jaringan otot dan saraf berdasarkan hasil
pengamatan!
2. Jelaskan perbedaan antara jaringan otot polos, otot rangka, dan otot
jantung berdasarkan :
a. Struktur sel
b. Reaksi terhadap rangsangan
c. Kontrol saraf
3. Jelaskan bagian-bagian sel saraf!
4. Jelaskan jenis-jenis sel saraf berdasarkan struktur dan fungsinya!
Kesimpulan
Tuliskan kesimpulan hasil pengamatan jaringan otot dan jaringan saraf yang
telah dilakukan!

LKPD 3 Pengamatan mikroskopis organ pada hewan


Tujuan kegiatan
Setelah melakukan kegiatan ini peserta didik dapat:
1. Terampil mengggunakan mikroskop
2. Menjelaskan struktur anatomi organ pada hewan berdasarkan hasil
pengamatan
3. Menyajikan hasil pengamatan struktur anatomi organ pada hewan
Alat dan Bahan
1. Mikroskop cahaya
2. Preparat awetan usus halus
Cara Kerja
1. Letakkan mikroskop pada meja kerja!
2. Fokuskan cermin agar cahaya memasuki diafragma!
3. Letakan preparat awetan usus halus pada meja objek!
4. Fokuskan lensa objektif dengan pembesaran paling rendah pada objek
yang akan diamati yaitu berkas pengangkut!

110
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

5. Setelah objek tampak, ganti dengan lensa objektif yang pembesarannya


lebih tinggi dengan cara memutar revolver!
6. Fokuskan lensa objektif dengan memutar mikrometer!
7. Gambar hasil pengamatan pada lembar yang sudah disediakan!
Hasil Pengamatan
Preparat Usus Halus

Pertanyaan dan Tugas


1. Jelaskan 4 lapisan penyusun organ usus dari dalam keluar berdasarkan
hasil pengamatan!
2. Jaringan apa saja yang membentuk masing-masing lapisan usus halus!
3. Jelaskan fungsi masing-masing jaringan penyusun organ usus halus
berdasarkan hasil pengamatan!
4. Secara struktural, usus merupakan bagian dari sistem pencernaan seperti
halnya kerongkongan, lambung dan colon. Adakah persamaan dan
perbedaan struktur dari keempat organ pencenaan? Jelaskan alasannya!
Gunakan alamat berikut sebagai bahan penjelasan :
http://www.meddean.luc.edu/lumen/MedEd/Histo/frames/h_fram17.h
tml.

Kesimpulan
Tuliskan kesimpulan hasil pengamatan organ pada hewan yang telah
dilakukan!

111
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

LKPD 4 Organ pada hewan

Tujuan kegiatan
Setelah melakukan kegiatan ini peserta didik dapat:
1. Menentukan organ-organ penyusun sistem organ
2. Menentukan fungsi organ dan sistem organ
Alat dan Bahan
Torso
Cara Kerja
1. Lakukan pengamatan torso manusia!
2. Tuliskan pada lembar pengamatan nama organ penyusun sistem organ
dan fungsinya berdasarkan hasil pengamatan pada torso!
Hasil Pengamatan

No Sistem Organ Organ Fungsi

112
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

Pertanyaan dan Tugas


1. Tuliskan nama sistem organ berdasarkan hasil pengamatan torso!
2. Jelaskan sistem organ yang kerjanya saling berhubungan satu dengan
yang lain!
Kesimpulan
Tuliskan kesimpulan hasil pengamatan torso yang telah dilakukan!

C. Bahan Bacaan

A. Jaringan Hewan

Tubuh hewan termasuk di dalamnya manusia tersusun secara struktural


terdiri dari berbagai tingkatan organisasi dari yang paling rendah secara
berurutan yaitu tingkat sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme.
Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 1 berikut ini!

Gambar 1 Tingkat organisasi strutural makhluk hidup


Sumber: Saladin, K.S., Gan, C.A., & Cushman, H.N., 2018 : 12

113
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Unit ini pembahasan materi bahan ajar difokuskan pada organisasi struktural
tingkat jaringan, organ, dan sistem organ.

Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan hewan dikelompokkan menjadi


4 jenis, yaitu : 1) Jaringan epitel merupakan jaringan yng menutupi
permukaan tubuh, membatasi rongga tubuh, membatasi permukaan luar dab
dalam organ, serta membentuk kelenjar. Jaringan epitel memungkinkan tubuh
berinteraksi dengan lingkungan internal dan eksternal, 2) Jaringan ikat
merupakan jaringan yang melindungi dan menyokong tubuh dan organnya,
mengikatkan organ satu dengan yang lain, menyimpan cadangan energi dalam
bentuk lemak, dan membantu membentuk kekebalan tubuh terhadap
organisme penyebab penyakit, 3) Jaringan otot merupakan jaringan yang
tersusun dari sel-sel yang terspesialisasi untuk kontraksi, dan 4) Jaringan
saraf merupakan jaringan yang mendeteksi perubahan yang terjadi di dalam
dan luar tubuh dan merespons dengan menghasilkan impuls saraf yang
mengaktifkan kontraksi otot dan sekresi kelenjar.
1. Jaringan epitel
Jaringan epitel tersusun dalam lembaran kontinyu terdiri dari satu lapis sel
atau lebih. Sel-sel jaringan epitel tersusun rapat tanpa ada rongga antarsel. Sel
jaringan epitel mempunyai dua permukaan, yaitu permukaan apikal yang
berhubungan langsung dengan permukaan tubuh, rongga tubuh, rongga
dalam organ. Permukaan basal sel epitel melekat pada membran basalis.
Jaringan epitel memiliki serabut saraf tetapi tidak memiliki pembuluh darah.
Fungsi jaringan epitel meliputi :
1. Proteksi
Epitel melindungi jaringan di bawahnya dari invasi benda asing dan luka.
2. Sekresi
Epitel menghasilkan lendir, keringat, enzim, hormon, minyak, dan sekret
yang lain
3. Ekskresi

114
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

Epitel membuang sampah dari jaringan, seperti CO2 melintasi alveolus dan
empedu dari epitel hati
4. Absorpsi
Epitel menyerap senyawa kimia dari medium sekitar. Contoh nutrien
diserap melalui epitel usus halus.
5. Filtrasi.
Semua senyawa kimia yang meninggalkan darah secara selektif disaring
melalui epitel pembuluh darah di glomerulus.
6. Sensasi
Epitel memiliki ujung saraf yang merasakan rangsangan seperti sentuhan
pada kulit

Jaringan eptel dibagi menjadi dua jenis yaitu epitel penutup dan pembatas dan
epitel kelenjar. Epitel penutup dan pembatas disebut epitel permukaan yang
membentuk lapisan luar kulit dan beberapa organ internal. Epitel permukaan
juga membentuk pembatas dalam pembuluh darah, rongga tubuh, saluran
pernapasan, pencernaan dan reproduksi. Epitel kelenjar membentuk bagian
kelenjar yang berfungsi untuk sekresi.

Berdasarkan jumlah lapisan sel, epitel permukaan dbedakan menjadi 3 bentuk


yaitu :
1. Epitel sederhana hanya tersusun dari satu lapis sel, sehingga semua sel
memiliki permukaan basalis yang menempel pada membran basalis dan
permukaan apikal yang berubungan dengan permukaan luar atau
permukaan dalam. Berdasarkan bentuk selnya, epitel sederhana
dibedakan mejadi 4 macam yaitu epitel pipih sederhana, epitel kubus
sederhana, epitel silindris sederhana, dan epitel silindris berlapis semu.
Epitel silindris berlapis semu tampak seperti tersusun lebih dari satu lapis
sel silindris tetapi sebenarnya hanya satu lapis sel. Epitel ini sebenarnya
merupakan epitel sederhana karena semua sel melekat pada permukaan

115
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

dasar tetapi tidak semua sel mencapai permukaan karena sel yang
berukuran pendek tertutupi yang tinggi.
2. Epitel berlapis terdiri dari dua lapisan sel atau lebih. Hanya sel lapisan
paling bawah yang menempel pada membran basalis sedangkan sel pada
lapisan sebelah atas melekat pada sel yang ada di bawahnya. Sel pada
lapisan paling atas berhubungan langsung dengan permukaan.
Berdasarkan bentuk sel pada lapisan permukaan, epitel berlapis
dibedakan menjadi 4 macam, yaitu epitel pipih berlapis, epitel kubus
berlaps, epitel silindris berlapis, dan epitel transisional. Epitel transisional
bentuk selnya berubah dari epitel pipih berlapis menjadi epitel silindris
berlapis atau sebaliknya.

Untuk lebih memperjelas pemahaman tentang jaringan epitel, perhatikan


Tabel 3 berikut ini!

No Epitel Lokasi Fungsi


1 Epitel pipih sederhana Bagian dalam Difusi, filtrasi,
jantung, pembuluh sekresi
darah, pembuluh
linfe, Kapsula
Bowman, alveolus

2 Epitel kubus sederhana Permukaan ovarium, Sekresi, absorpsi


permukaan depan
lensa mata, epitel
berpigmen retina,
tubulus ginjal

116
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

3 Epitel silindris sederhana Saluran pencernaan Sekresi, absorpsi


tidak bersilia dari lambung hingga
anus, Kandung kemih

4 Epitel silindris sederhana Saluran pernapasan Membantu


bersilia dan tuba Falopi pergerakan
benda

5 Epitel silindris berlapis Epididimis, uretra Absorpsi, sekresi


semu tidak bersilia laki-laki

6 Epitel silindris berlapis Saluran pernapasa Sekresi


semu bersilia atas

7 Epitel pipih berlapis Kulit (berkeratin) Proteksi


Vagina, lidah (tidak
berkeratin)

117
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

8 Epitel kubus berlapis Kelenjar keringat, Proteksi


uretra laki-laki

9 Epitel silindris berlapis Uretra, konjunctiva Proteksi dan


sekresi

10 Epitel transisional Kantung kemih, Peregangan


ureter, dan uretra

Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Epithelium
Perhatikan beberapa contoh epitel permuaan pada Gambar 2 berikut ini!

118
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

Gambar 2 Jaringan epitel permukaan


Sumber: http://2.bp.blogspot.com

Selain epitel permukaan terdapat juga epitel kelenjar yang berfungsi khusus
untuk sekresi. Epitel kelenjar tersusun dari sel epitel yang mensekresikan
sekret ke dalam saluran, ke permukaan, atau ke dalam aliran darah. Seluruh
kelenjar tubuh dibedaan menjadi kelenjar eksokrin dan endokrin. Sekret yang
dikseresikan oleh kelenjar eksokrin berupa hormon memasuki cairan
interstitial dan berdifusi menuju aliran darah tanpa mengalir melalui saluran.
Kelenjar eksokrin mensekresikan produknya melalui saluran yang akan
bermuara pada permukaan epitel penutup dan pembatas.

2. Jaringan ikat
Jaringan ikat merupakan jaringan yang paling banyak dan penyebarannya
paling luas dalam tubuh. Jaringan ikat mepunyai beragam fungsi, antara lain :
mengikatkan organ-organ, menyokong tubuh, proteksi fisik, proteksi imun,
pergerakan, penyimpanan, dan transpor.

Jaringan ikat terdiri dari 2 komponen dasar, yaitu matriks ekstraseluler dan
sel. Matriks ekstraseluler adalah bahan yang terletak di antara rogga-rongga
antarsel. Matriks ekstraseluler terdiri dari serabut protein dan substansi dasar
berupa bahan antara sel dan serabut. Serabut disekresikan oleh sel jaringan

119
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

ikat. Berbeda dengan jaringan eptel, jaringan ikat tidak pernah terdapat pada
permukaan tubuh, jaringan ikat banyak mengandung pembuluh darah, kecuali
rawan yang bersifat avaskular dan tendon yang mengandung sedikit
pembuluh darah. Jaringan ingat memiliki serabut saraf kecuali rawan.

Kebanyakan jaringan ikat mengandung sel yang belum matang dan diberi
nama dengan akhiran blas. Contoh fibroblas merupakan sel belum matang
pada jaringan ikat padat dan ikat longgar, kondroblas pada rawan, osteoblas
pada tulang. Sel yang belum matang tetap memiliki kapasitas untuk membelah
dan mensekresikan matriks. Pada beberapa jaringan ikat matriks hanya
dipoduksi satu kali, sel yang belum matang berdiferensiasi menjadi sel matang
yang diberi nama dengan akhiran sit, Contoh fibrosit, kondrosit, dan osteosit.
Sel Jaringan ikat bervariasi berdasarkan jenis jaringan ikat, antara lain:
1. Fibroblas. Sel berukuran besar, pipih dan banyak tonjolan. Fibroblas
terdapat pada semua semua jaringan ikat dan biasanya jumlahnya banyak.
Fibroblas mensekresikan serabut dan substansi dasar
2. Makrofag, merupakan sel fagosit besar yang berkembang dari monosit
atau sel punca (Stem cel) yang menghasilkan monosit. .
3. Sel plasma (plasmosit) ditemukan di berbagai tempat pada tubuh, tetapi
kebanyakan sel plasma terdapat dalam jaringan ikat terutama di saluran
pencernaan dan pernapasan. Sel plasma berkembang dari limfosit dan
berperan mensintesis antibodi.
4. Mastosit terlibat dalam respon peradangan terhadap luka atau infeksi dan
dapat memakan dan membunuh bakteri. Mastosit mensekresikan heparin
yang mencegah pembekuan darah dan histamin yang meningkatkan aliran
darah dengan cara memperbesat (dilatasi) pembuluh darah
5. Adiposit atau sel lemak (sel adiposa), jaringan ikat yang menyimpan
lemak, ditemukan di bawah kulit, dan mengelilingi organ seperti jantung
dan ginjal.
6. Leukosit, tidak ditemukan dalam jumlah signifikan dalam jaringan ikat
normal. Tetapi dalam merespon terhadap kondisi tertentu leukosit

120
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

bermigrasi dari darah menuju jaringan ikat. Dua tipe yang umum adalah
neutrofil yang menyerang bibit penyakit dan limfosit yang breaksi
melawan bakteri, racun, dan agen asing lainnya.

Tiap jenis jaringan ikat memiliki kekhasan didasarkan pada matriks


ekstraselulernya. Matriks ekstraseluler terdiri dari 2 kmponen utama, yaitu
substansi dasar dan serabut.

Substansi dasar adalah komponen jaringan ikat di antara sel dan serabut.
Substansi dasar berupa cairan, setengah cair, jeli atau mengandung kapur.
Substansi dasar menyokong sel, menyimpan air, dan menyediakan medium
untuk pertukaran zat antara darah dan sel. Substansi dasar mengandung air
dan molekul organik gabungan antara karbohidrat dan protein, seperti asam
hyaluronat, kondroitin sulfat, dermatan sulfat, dan keratan sulfat. Secara
keseluruhan disebut glikosaminoglikan. Kecuali asam hyaluronat,
glikosaminoglikan bergabung dengan protein membentuk proteoglikan
Asam hyaluronat, substansi kental, mengikatkan sel bersama-sama,
melumasi persendian, dan membantu memelihara bentuk bola mata. Sel darah
putih, sel sperma, dan beberapa bakteri menghasilkan enzim hyaluronidase
yang menguraikan asam hyaluronat yang selanjutnya menyebabkan substansi
dasar jaringan ikat menjadi lebih cair. Kondroitin sulfat menyokong terhadap
jaringan rawan, tulang, kulit, dan pembuluh darah. Kulit, tendon, pembuluh
darah, dan katup jantung mengandung dermatan sulfat. Tulang, rawan, dan
korne mata mengandung keratan sulfat.

Serabut jaringan ikat terdiri dari tiga macam, yaitu kolagen, elastik, dan
retikuler. Serabut kolagen sangat kuat, tahan terhadap tarikan dan regangan
tetapi tidak kaku yang memberikan jaringan lebih fleksibel. Serabut kolagen
terssun dari protein kolagen. Serabut kolagen dijumpai pada kebanyakan
jaringan ikat terutama tulang, rawan, tendon, dan ligamen. Serabut elastik
memiliki diameter yang lebih kecil dibanding serabut kolagen, bercabang dan
berikatan bersama membentuk jarng-jaring serabut di dalam jaringan ikat.

121
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Serabut elastik terdiri dari molekul protein elastin yang dikelilingi oleh
glikoprotein disebut fibrilin. Serabut elastk banyak terdapat pada kulit,
dinding pembuluh darah dan jaringan pada paru-paru. Serabut retikuler,
terdiri dari kolagen yang tersusun dalam berkas halus dibungkus
glikoprotein. Serabut retikuler dihasilkan oleh fibroblas, serabut retikular
lebih kecil dari serabut kolagen dan membentuk jaring-jaring bercabang
seperti spons pada limfa dan nodus limfe.

Karena keberagaman sel dan cairan ekstraseluler berbeda proporsinya,


klasifikasi jaringan ikat berbeda-beda . Berikut ini klasifikasi jaringan ikat :
1. Jaringan ikat embrional
a. Mesenkim
b. mukosa
2. Jaringan ikat dewasa
a. Jaringan ikat sejati
1) Jaringan ikat longgar
a) Jaringan ikat areolar
b) Jaringan adiposa
c) Jaringan ikat retikular
2) Jaringan ikat padat
a) Jaringan ikat padat teratur
b) Jaringan ikat padat tak teratur
c) Jaringan ikat elastik
3) Jaringan Ikat penyokong
a) Rawan
b) Tulang
4) Jaringan ikat cair
a) Darah
b) Limfe
Beberapa contoh jaringan ikat tersebut dapat dipelajari pada Gambar 3
berikut ini.

122
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

Gambar 3 Jaringan ikat


Sumber: strengthflexibilityhealtheds.com

Gambar tersebut memperlihatkan struktur beberapa jenis jaringan ikat yang


ditemukan pada tubuh, yaitu kiri atas menunjukkan jaringan ikat longgar yang
terdapat pada kulit, kiri tengah menujukkan jaringan ikat adiposa di bawah
kulit, kiri bawah menunjukkan jaringan ikat darah, kanan atas menunjukkan
jaringan ikat padat pada ligamen, kanan tengah menunjukkan jaringan rawan,
dan kann bawah menunjukkan jaringan tulang.

3. Jaringan otot
Jaringan otot terdiri dari sel-sel memanjang disebut serabut otot atau miosit
yang dapat menggunakan ATP untuk menghasilkan energi. Jaringan otot
berperan dalam pergerakan tubuh, memelihara postur tubuh, dan
menghasilkan panas.

Jaringan otot dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu otot rangka, jantung,


dan polos. Otot rangka terdiri dari sel panjang seperti benang disebut serabut
otot. Kebanyakan otot rangka melekat pada tulang kecuali pada lidah,
esofagus atas, beberapa otot wajah, dan beberapa otot sfinkter. Tiap sel
mengandung banyak nukleus yang berdekatan dengan membran plasma. Otot

123
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

rangka dikenal sebagai otot lurik dan otot volunter. Otot rangka disebut otot
lurik karena memperlihatkan pergantian antara pita gelap dan terang. Otot
rangka disebut otot volunter karena memiliki kontrol saraf secara sadar.
Otot jantung terbatas pada jantung. Otot jantung tampak lurik tetapi berbeda
dengan otot rangka pada ciri yang lain. Sel otot jantung disebut cardiomyocyt
berukuran lebih pendek dari serabut dan bercabang. Otot jantung hanya
memiliki satu nukleus yang terletak di tengah. Ujung otot jantung
berhubungan satu dengan yang lain melalui diskus interkalaris. Otot jantung
bersifat involunter karena dibawah kontrol saraf tidak sadar. Otot polos tidak
memperlihatkan pita gelap dan terang dan bersifat involunter. Sel otot polos
disebut myosit berbentuk spindel dan hanya memiliki satu inti terletak di
tengah. Sebagian kecil otot polos terdapat pada iris dan kulit dan sebagian
besar merupakan otot viseral yang membentuk lapisan dinding saluran
pencernaan, pernapasan, saluran urinaria, pembuluh darah, uterus, dan organ
dalam lainnya. Perhatikan struktur otot rangka, otot polos, dan otot jantung
pada Gambar 4 berikut ini!

Gambar 4 Jaringan otot


Sumber: www.ftcollinspersonaltrainer.com/2017/04/different-types-muscle-tissue

Perbedaan antara otot polos, rangka, dan jantung dapat dipelajari lebih lanjut
pada tabel berikut:

124
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

Tabel 3. Perbedaan otot polos, rangka, dan jantung


No Karakteristik Otot polos Otot rangka Otot jantung
1 Struktur sel Bentuk sel Bentuk sel Bentuk sel
spindel, berinti serabut panjang serabut panjang
satu, terletak di yang lurus, bercabang,
tengah berinti banyak beinti satu,
terletak di terletak di
pinggir tengah
2 Pergantian pita Tidak Memperlihatkan Memperlihatkan
gelap (A) dan memperlihatkan pergantian pita pergantian pita
terang (I) pergantian pita terang dan gelap terang dan gelap
terang dan gelap
4 Reaksi terhadap Reaksi lambat, Reaksi cepat, Reaksi
rangsangan tahan kelelahan mudah lelah berirama, tahan
kelelahan
5 Kontrol saraf Involunter Volunter Volunter
5 Lokasi Organ viseral Melekat pada Dinding jantung
rangka

4. Jaringan saraf
Jaringan saraf terdiri dari dua jenis sel utama, yaitu neuron dan neuroglia.
Neuron atau sel saraf sensitif terhadap beragam stimulus. Neuron mengubah
stimulus menjadi signal listrik disebut potensial kerja saraf (impuls saraf) dan
mengahantarkan potensial kerja tersebut menuju neuron lain, otot, atau
kelenjar. Kebanyakan neuron terdiri dari 3 bagian yaitu badan sel (nerosoma),
dendrit, dan akson. Badan sel mengandung nukleus dan organel lain. Dendrit
merupakan tonjolan pendek bercabang banyak dan runcing keluar dari badan
sel berperan untuk menerima impuls. Akson merupakan satu tonjolan kecil
silindris yang panjang keluar dari badan sel berperan untuk menghantarkan
impuls menuju neron lain atau beberapa jaringan lain. Neuroglia tidak
berperan dalam penghantaran impuls tetapi berfungsi sebagai penyokong.
Untuk memperjelas pemahaman tentang sel saraf, perhatikan gambar berikut:

125
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 5 Sel saraf


Sumber : en.wikibooks.org/wiki/Human_Physiology/The_Nervous_System

Berdasarkan fungsinya, sel saraf dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: 1)


Nueron sensoris berfungsi membawa impuls saraf dari reseptor menuju saraf
pusat, 2) Neuron motoris membawa impuls saraf dari saraf pusat menuju
efektor, dan 3) Neuron asosiasi menghubungkan neuron sensoris dengan
motoris. Berdasarkan strukturnya, sel saraf dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu: 1)Neuron unipolar memiliki satu tonjolan yang keluar dari badan sel, 2)
Neuron bipolar memiliki 2 tonjolan yang keluar dari badan sel, dan 3) Neuron
multipolar memiliki banyak tonjolan yang keluar dari badan sel.

B. Organ dan Sistem Organ ada Hewan

Jaringan-jaringan dalam tubuh akan bergabung satu dengan yang lain


membentuk organ yang memiliki bentuk tertentu. Sebagai contoh, lambung
merupakan organ pencernaan yang tersusun dari beberapa jaringan. Adapun
jaringan yang menyusun organ lambung dari luar ke dalam terdiri dari
beberapa lapisan, yaitu:
1. Lapisan terluar adalah lapisan serosa tersusun dari jaringan epitel paling
luar dan ikat di sebelah dalamnya.
2. Lapisan kedua adalah lapisan muscularis tersusun dari 3 lapisa jaringan
otot polos yaitu memanjang (longitudinal), melingkar (sirkular), dan
miring (oblique).

126
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

3. Lapisan ketiga adalah lapisan submukosa tersusun dari jaringan ikat, dan
4. Lapisan keempat paling dalam adalah lapisan mukosa tersusun dari
jaringan epitel silindris sederhana tidak bersilia.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut!

Gambar 6 Anatomi lambung


Sumber : www.tes.com/lessons/T5Iwb7ImAbwegQ/hbs-tissues-1-2

Organ satu bergabung dengan organ lain membentuk sistem organ. Sistem
organ yang ada pada tubuah manusia anatara lain sistem integumen, sistem
otot, sistem rangka, sistem cardiovascular, sistem pencernaan, sistem
pernapasan, sistem urinaria, sistem saraf, sistem endokrin sistem reproduksi,
dan sistem imunitas. Pembahasan secara mendetil akan diuraikan pada unit-
unit berikutnya yang mencakup kompetensi dasar 3.5 sampai 3.14 kelas XI.

127
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

PENGEMBANGAN PENILAIAN

Bagian ini memuat uraian pembahasan soal-soal Ujian Nasional yang muncul
tiga tahun terakhir pada lingkup materi jaringan hewan mengingat materi ini
merupakan materi yang memiliki Urgensi, Kontinuitas, Relevansi, dan
Keterpakaian tinggi. Selain itu, bagian ini memuat pembahasan tentang cara
mengembangkan soal HOTS yang disajikan dalam bentuk pemodelan,
sehingga dapat dijadikan acuan oleh guru dalam mengembangkan soal pada
lingkup materi ini. Guru perlu mencermati dengan baik bagian ini, sehingga
terampil mengembangkan soal HOTS untuk lingkup materi Biologi yang lain.

A. Pembahasan Soal-soal

Materi jaringan hewan merupakan materi yang sering muncul pada soal Ujian
Nasional yang diujikan tiga tahun terakhir. Berikut akan diuraikan
pembahasan soal-soal tersebut.

1. Soal UN tahun 2016


Perhatikan gambar jaringan epitel pada hewan berikut!

Fungsi dari jaringan tersebut adalah ....


A. menghantarkan rangsangan
B. mengangkut sari makanan
C. penguat dan penyokong
D. tempat absorpsi atau sekresi zat
E. memberi bentuk tubuh

128
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

Kunci Jawaban :D
Pembahasan :
Jaringan epitel tersebut adalah epitel silindris sederhana tidak bersilia. Epitel
ini ditemukan pada usus halus untuk penyerapan sari-sari makanan dan
sekresi getah usus yang mengandung mukus dan enzim karena adanya sel
Goblet.

2. Soal UN tahun 2017


Manakah dari tabel berikut ini yang menunjukkan hubungan yang sesuai
antara jaringan, ciri-ciri dan fungsinya?
Option Jaringan Ciri-ciri Fungsi
A Berbentuk silinder Melakukan gerak
panjang, bercabang, inti sadar
sel satu di tengah
B Berbentuk silinder Melakukan gerak
panjang, inti banyak di sadar
tepi
C Berbentuk kubus Perlindungan dan
selapis, terletak di sekresi
kapiler
D Berbentuk pipih selapis, Sekresi hormon
terletak di ovarium dan enzim

E Berbentuk silindris Perlindungan dan


selapis, terletak di absorpsi
kelenjar ludah

Kunci jawaban :B
Pembahasan :
Gambar A jaringan otot jantung berbentuk silinder panjang bercabang, inti sat
terletak di tengah berfungsi memompa darah (gerak tidak sadar)

129
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar B jaringan otot rangka berbentuk silinder panjang tidak bercabang,


inti banyak terletak di tepi berperan untuk menggerakan rangka (gerak sadar)
Gambar C jaringan epitel pipih berlapis tersusun dari beberapa lapis sel
dengan lapisan sel paling atas berbentuk pipih terdapat pada kulit berperan
dalam proteksi
Gambar D jaringan epitel sederhana tersusun dari satu lapis sel berbentuk
pipih terletak di alveoulus, kapiler darah, glomerulus berfungsi untuk
pertukaran zat secara difusi
Gambar E jaringan epitel silindris berlapis semu tersusun dari satu lapis sel
silindris tetapi tidak semua sel mencapai pemukaan bebas terdapat pada
epididimis, uretra laki-laki, dan saluran pernapasan atas berperan untuk
sekresi dan absorpsi

3. Soal UN tahun 2018


Hubungan yang tepat antara gambar, struktur, dan fungsi jaringan darah pada
manusia adalah ....
Gambar Struktur Fungsi
A. Bentuk bikonkaf, tidak Pertahanan tubuh
berinti

B. Bentuk tidak beraturan, Pengangkut CO2


inti besar

C. Bentuk tidak beraturan, Pengangkut O2


inti besar

D. Bentuk tidak beraturan, Mengedarkan sari


inti bercabang 2 makanan

130
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

E. Bentuk tidak beaturan, Kekebalan tubuh


inti bercabang 3

Kunci jawaban :E
Pembahasan :
Gambar A sel darah merah berbentuk bionkaf, tidak berinti berperan untuk
mengangkut O2
Gambar B sel darah putih monosit bentuk tidak beraturan, berinti besar
berperan untuk pertahanan tubuh
Gambar C sel darah putih limfosit bentuk tidak beraturan, berinti besar
berperan untuk pertahanan tubuh
Gambar D sel darah putih eosinofil bentuk tidak beraturan, inti bercabang 2
berperan untuk pertahanan tubuh
Gambar E sel darah putih neutrofil bentuk tidak beraturan, inti bercabang 3
berperan untuk pertahanan tubuh

B. Pengembangan Soal HOTS

Karakteristik pembelajaran abad 21 salah satunya adalah mengembangkan


keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dalam proses pembelajaran.
Sejalan dengan proses pembelajaran yang dilakukan tersebut, maka guru
dituntut memiliki kemampuan untuk mengembangkan soal HOTS sebagai alat
evaluasi untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran. Dalam
menyusun soal evaluasi, guru terlebih dahulu harus menyusun kisi-kisi soal
dan kartu soal sebelum dirakit menjadi alat evaluasi. Tabel 5 dan Tabel 6
menunjukkan contoh kisi-kisi soal dan kartu soal yang dapat dijadikan acuan
bagi guru dalam mengembangkan perangkat evaluasi.

Tabel 4. Kisi-kisi Soal

131
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kompetensi Lingkup Indikator Nomor Bentuk


No. Materi Level
Dasar Materi Soal Soal Soal
1 2 3 4 5 6 7 8
1 3.4 Menganalis Jaringan Struktur dan Disajikan 1 L3 Pilihan
is Hewan fungsi gambar Ganda
keterkaitan jaringan jaringan
antara hewan,
struktur sel peserta didik
pada dapat
jaringan menunjukkan
hewan keterkaitan
dengan antara
fungsi struktur
organ pada jaringan
hewan dengan
fungsinya
2 3.4 Menganalis Jaringan Keterkaitan Disajikan 2 L3 Pilihan
is Hewan antara gambar Ganda
keterkaitan struktur penampang
antara jaringan dan melintang
struktur sel fungsi organ usus halus,
pada peserta didik
jaringan dapat
hewan menunjukkan
dengan keterkaitan
fungsi antara
organ pada struktur
hewan jaringan
penyusun
organ usus
dengan fungsi
organ usus

132
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

Tabel 5. Kartu Soal


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013


Kelas : XI Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : Biologi Nama Penyusun : Dadi, S.Pd.

KOMPETENSI Buku Sumber Pengetahuan/


DASAR : Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran
6.3 Menganalisis RUMUSAN BUTIR SOAL
keterkaitan
antara Perhatikan gambar aringan hewan berikut :
struktur sel
pada Nomor
jaringan Soal
hewan
dengan 1
fungsi organ
pada hewan
LINGKUP Pernyataan yang tidak tepat berkaitan dengan struktur dan fungsi
MATERI jaringan tersebut adalah ....
Jaringan Hewan A. Gambar 1 merupakan jaringan epitel silindrissederhana terdapat
pada usus untuk
MATERI B. Gambar 2 merupakan jaringan otot yang berfungsi sebagai alat
gerak
Keterkitan antara Kunci C. Gambar C merupakan rawan yang berperan sebagai penyokong
struktur dan Jawaban
fungsi jaringan pada persendian
D. Gambar D merupakan jaringan saraf yang berperan merasakan
C
perubahan yang terjadi di luar dan di dalam tubuh
INDIKATOR E. Gambar E merupakan jaringn darah yang berperan untuk tranpor
SOAL
dan pemebntukan kekebalan tubuh
Disajikan
gambar jaringan
hewan, peserta
didik dapat
menunjukkan
keterkaitan
antara struktur
jaringan dengan
fungsinya

133
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013


Kelas : XI Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : Biologi Nama Penyusun : Dadi, S.Pd.

KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran

RUMUSAN BUTIR SOAL


Nomor
Soal Perhatikan struktur anatomi usus berikut ini !

LINGKUP MATERI 1

Jaringan Hewan

MATERI

Struktur dan fungsi Kunci


organ usus Jawaban

INDIKATOR SOAL Keterkaitan antara struktur jaringan dengan fungsi organ usus
yang benar adalah ....
Disajikan gambar
A. 1 merupakan jaringan epitel pipih sederhana yang
penampang
melintang usus mendukung fungsi usus untuk sekresi dan absorpsi
halus, peserta didik B. 2 merupakan jaringan otot polos sirkular yang mendukung
dapat menunjukkan fungsi usus dalam gerak peristaltik makanan
keterkaitan antara C. 3 merupakan jaringan ikat adiposa yang berperan untuk
struktur jaringan menyimpan cadangan energi untuk kontraksi usus
penyusun organ D. 4 merupakan jaringan otot polos longitudinal yang
usus dengan fungsi
mendukung fungsi usus dalam gerak peristaltik makanan
organ usus
E. 5 merupakan jaringan otot polos sirkular yang mendukung
fungsi usus dalam gerak peristaltik makanan

134
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

C. Refleksi Pembelajaran

Pada bagian ini Saudara akan melaksanakan refleksi proses pembelajaran


materi ekosistem. Refleksi pembelajaran dilakukan dengan melihat
kesesuaian antara indicator pencapaian kompetensi, proses pembelajaran,
peserta didik, penilaian, dan ketercapaian KD.

1. Apakah kegiatan membuka pelajaran yang dirancang dapat mengarahkan dan


mempersiapkan peserta didik mengikuti pelajaran dengan baik ?
2. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap materi/bahan ajar yang disajikan?
Apakah sesuai dengan yang diharapkan? (Apakah materi terlalu tinggi, terlalu
rendah, atau sudah sesuai dengan kemampuan awal peserta didik?)
3. Bagaimana respons Saudara terhadap media pembelajaran yang digunakan?
(Apakah media sesuai dan mempermudah peserta didik menguasai
kompetensi/materi yang diajarkan?)
4. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap aktivitas pembelajaran yang telah
dirancang ? Apakah aktivitas pembelajaran tersebut dapat melatih siswa
berpikir tingkat tinggi (HOTs)?
5. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap pendekatan, model pembelajaran,
metode, dan teknik pembelajaran yang digunakan ?
6. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap teknik pengelolaan kelas yang akan
dilakukan (perlakuan guru terhadap peserta didik dalam mengatasi masalah
dan memotivasi peserta didik)?
7. Apakah Saudara dapat menangkap penjelasan/instruksi yang diberikan pada
bagian aktivitas pembelajaran?
8. Bagaimanakah tanggapan Saudara terhadap latihan atau penilaian yang
dikembangkan?
9. Apakah Saudara telah mencapai penguasaaan kemampuan pembelajaran yang
telah dikembangkan ?

135
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

10. Apakah kegiatan menutup pelajaran yang dikembangkan dapat meningkatkan


penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran?
11. Apakah Aktivitas pembelajaran yang dirancang dapat mencapai kompetensi
dasar (KD) pada materi terpilih sebagaimana mestinya? (Jika tidak seluruhnya,
apakah Saudara akan melakukan penyesuaian aktivitas pembelajaran dalam
rencana pembelajaran?)
12. Apa kelemahan yang akan Saudara temukan dalam melaksanakan aktivitas
pembelajaran yang telah dirancang?
13. Apa kekuatan atau hal-hal baik yang Saudara capai setelah mempelajari
aktivitas pembelajaran?

KESIMPULAN

Unit ini dikembangkan berdasarkan pasangan KD 3.4 Menganalisis


keterkaitan antara struktur sel pada jaringan hewan dengan fungsi organ pada
hewan dan 4.4 Menyajikan data hasil pengamatan struktur jaringan dan organ
pada hewan di kelas XI. Untuk mencapai kompetensi dasar pengetahuan
dirumuskan 8 indikator pencapaian kompetensi dan untuk mencapai
kompetensi dasar keterampilan dirumuskan 6 indikator pencapaian
kompetensi

KD pengetahuan yang kompetensinya menuntut peserta didik untuk


menganalisis sudah menunjukkan level analisis (C4). Artinya, KD ini sudah
menuntut guru untuk melatihkan kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada
peserta didik. Adapun KD keterampilan menuntut guru memfasilitasi peserta
didik melakukan berbagai pengamatan langsung atau tidak langsung. Hal ini
berarti guru perlu memberikan ruang dan waktu kepada peserta didik untuk

136
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

melakukan praktik di laboratorium dan melatih peserta didik agar terampil


menyajikan laporan hasil pengamatan baik secara lisan ataupun tulisan.

Lingkup materi jaringan hewan disajikan untuk membekali para guru dalam
meningkatkan kompetensi profesionalnya yang pada akhirnya akan
meningkatkan penguasaan materi peserta didik. Pengayaan materi terkait
lingkup materi ajar jaringan hewan sel yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari yaitu, “A. Mengganti Sel yang Rusak dengan Transplantasi Sel
Punca”, diharapkan mengginspirasi guru dan peserta didik dalam mengikuti
perkembangan teknologi kedokteran untuk kemaslahatan hidup manusia.

Aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan berbasis pengamatan dan


menekankan keterkaitan materi ajar yang telah dipelajari peserta didik di
kelas X tentang tingkatan organisasi struktural makhluk hidup.

Unit ini dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari
satu aktivitas pembelajaran Aktivitas pembelajaran pertama didasarkan pada
LKPD 1 Pengamatan jaringan epitel dan jaringan ikat, aktivitas pembelajaran
kedua didasarkan pada LKPD 2 Pengamatan jaringan otot dan jaringan saraf
dan aktivitas pembelajaran ketiga didasarkan pada LKPD 3 Pengamatan
struktur antomi organ dan LKPD 4 Pengamatan organ. Model pembelajaran
Discovery Learning yang digunakan memfasilitasi peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan saintifik dan mendorong keterampilan
berpikir tingkat tinggi

Paparan tentang pengembangan penilaian menyajikan soal-soal UN terkait


lingkup materi jaringan hewan yang diujikan pada tahun 2016, 2017, dan 2018
dan pembahasannya. Paparan pembahasan soal UN dimaksudkan untuk
memudahkan guru dan peserta didik dalam memahami pemecahan soal
tersebut dan memprediksi jenis soal sejenis yang sering muncul di UN.

137
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Paparan pengembangan penilaian juga nenyajikan materi pengembangan soal


HOTS mencakup penyusunan kisi-kisi soal dan kartu soal sebagai bahan bagi
guru dalam merancang evaluasi pembelajaran berbasis HOTS.

138
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

UMPAN BALIK

Dalam rangka mengetahui pemahaman terhadap unit ini, diharapkan guru


mengisi lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian instrumen
ini, guru dapat mengetahui posisi pemahaman beserta umpan baliknya. Oleh
karena itu, isilah lembar persepsi diri ini dengan objektif dan jujur.

Lembar Persepsi Pemahaman Unit

Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
1. Memahami indikator yang telah
dikembangkan berdasarkan Kompetensi
Dasar
2 Mampu menghubungkan konten dengan
fenomena kehidupan sehari-hari
3 Merasa bahwa tahapan aktivitas
pembelajaran dapat mengembangkan
HOTS peserta didik
4 Memahami tahapan aktivitas yang
disajikan dengan baik
5 Mampu dengan baik mengaplikasikan
aktivitas pembelajaran di dalam kelas
6 Memahami dengan baik Lembar Kerja
Peserta Didik yang dikembangkan
7 Mampu melaksanakan dengan baik
Lembar Kerja Peserta Didik yang
dikembangkan
8 Memahami Konten secara menyeluruh
dengan baik
9 Memami prosedur penyusunan soal HOTS
dengan baik
10 Mampu membahas soal HOTS yang
disajikan dengan tepat
Jumlah
Jumlah Total

139
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Keterangan Pedoman Penskoran


1 = tidak menguasai
2 = cukup menguasai Jumlah Total
Skor = x 100
3 = menguasai 40

4 = Sangat Menguasai

Keterangan Umpan Balik

Skor Umpan Balik


< 70 Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara
membelajarkannya, mengembangkan penilian dan melaksanakan
penilaian berorientasi HOTS. Guru perlu membaca ulang unit ini
dan mendiskusikannya dengan dengan fasilitator di MGMP sampai
dapat memahaminya.

70-79 Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten,
cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS. Guru perlu
mendiskusikan bagian yang belum dipahami dengan fasilitator
atau teman lain di MGMP.

80-89 Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan


penilaian dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan
baik.

≥ 90 Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan


penilian dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan
sangat baik. Guru dapat menjadi fasilitator bagi teman-teman lain
di MGMP untuk membelajarkan unit ini.

140
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan

141
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

142
PENUTUP

Unit-unit pembelajaran yang telah dikembangkan diharapakan dapat menjadi


referensi Saudara dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian yang
berorientasi Higher Order Thinking skills/HOTs yang terintegrasi dengan 5
(lima) unsur utama Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan literasi dalam
rangka mencapai kecakapan Abad ke-21. Selanjutnya, saudara dapat
menerapkan desain pembelajaran yang telah disusun kepada peserta didik di
kelas masing-masing.

Saudara perlu memahami unit-unit dengan baik. Oleh karena itu, unit-unit
perlu dipelajari dan dikaji lebih lanjut oleh Saudara bersama rekan sejawat
guru Biologi lainnya dalam Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran
(PKP) di MGMP masing-masing. Kajian semua komponen unit pembelajaran
yang disajikan perlu dilakukan, sehingga dapat Saudara mendapatkan
gambaran teknis mengenai cara mengimplementasikan di kelas. Selain itu,
diharapkan dapat mengantisipasi kesulitan-kesulitan yang mungkin akan
dihadapi.

Aktivitas pembelajaran yang disajikan dalam setiap unit merupakan gambaran


umum skenario pembelajaran untuk mencapai masing-masing KD sesuai
dengan indikator yang dikembangkan oleh tim penulis. Selanjutnya Saudara
perlu menyusun RPP yang sesuai dengan kondisi kelas masing-masing
berdasarkan skenario dalam aktivitas pembelajaran unit, sehingga
memudahkan mengimplementasikan secara teknis. Selain itu, Saudara masih
perlu mengembangkan instumen penilaian lainnya yang berorientasi HOTs
dengan mengacu pada contoh soal-soal tes yang disajikan dalam setiap unit
pembelajaran.

Dalam melaksanakan kegiatan praktikum sesuai LKPD, Saudara dapat


menyesuaikan alat dan bahan yang digunakan dengan alat dan bahan yang

143
terdapat dilingkungan masing-masing (kontekstual). Begitu pula dalam
mengalokasikan waktu pembelajaran, saudara dapat menyesuaikan dengan
kalender akademik di sekolah masing-masing. Harapan penulis, Saudara
dapat mengadaptasi langkah pembelajaran yang disajikan dalam unit
pembelajaran untuk mengembangkan RPP pada topik Biologi lainnya.

Refleksi dan evaluasi keefektifan, keberhasilan serta permasalahan selama


mengimplementasikan unit-unit ini perlu terus dilakukan. Permasalahan-
permasalahan yang ditemukan dapat langsung didiskusikan dengan rekan
sejawat, instruktur, kepala sekolah, serta pengawas agar segera menemukan
solusinya. Setiap keberhasilan, permasalahan, dan solusi yang ditemukan
selama pembelajaran perlu Saudara tuliskan dalam bentuk karya tulis best
practice atau karya tulis lainnya.

Capaian yang diharapkan dari penggunaan unit-unit ini adalah


terselenggaranya pembelajaran Biologi yang optimal sehingga berdampak
langsung terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik yang melingkupi
ranah kognitif, afektif dan psikomotor pada dimensi pengetahuan konsep,
prosedural, prinsip dan metakognitif sesuai kebutuhan abad 21. Selain itu
dapat memfasilitasi Saudara menghasilkan karya tulis yang berguna bagi
pengembangan keprofesian berkelanjutan.

Kami menyadari bahwa unit-unit yang dikembangkan masih jauh dari


kesempurnaan. Saran, masukan, dan usulan penyempurnaan yang dapat
disampaikan kepada tim penulis melalui surat elektronik (e-mail) sangat kami
harapkan dalam upaya perbaikan dan pengembangan unit-unit lainnya

144
DAFTAR PUSTAKA

Ariyana, Y., Pudjiastuti, A., Bestary, R., & Zamroni. (2018). Buku Pegangan
Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi.
Jakarta. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2018). Surat Keputusan BSNP Npmpr
0296/SKEP/BSNP/XI/2018 tentang Kisi-Kisi Ujian Naional untuk
Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Badan Standar
Nasional Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2018). Permendikbud Nomor 37
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta. Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Saladin, K.S., Gan, C.A., & Cushman, H.N., 2018. Anatomy and Physiology : The
Unity of Form and Function. New York : McGraw-Hill Education.
Mader, S.S., & Windelspecht, M., 2016. Human Biology. New York : The
McGraw-Hill Companies, Inc.
Raven, P.H., et al. 2011. Biology. The McGraw-Hill Companies, Inc.
Tortora, G.,J., & Derrickson, B., 2017. Principles of Anantomy & Physiology. West
Sussex : John Wiley & Sons, Inc.
Khan, A.S. 2017. Flowering Plants : structure and industrial products. West
Sussex : John Wiley & Sons, Inc.
Evert, R.F. & Eichhorn, S.E. 2013. Biology of Plants. New York : W. H. Freeman
and Company
Ster, K.R., Bidlack, J.E., & Jansky, S.H. 2008. Introductory Plant Biology. New
York : New York : McGraw-Hill Education
http://www.aminbenahmed.blogspot.com
http://www.gunungleuser.or.id
http://www.alamy.com
http://integratedsciencegeneral11.weebly.com
Ster, K.R., Bidlack, J.E., & Jansky, S.H. 2008. Introductory Plant Biology. New
York : New York : McGraw-Hill Education
http://www.facweb.furman.edu

145
http://www.picswe.net
http://www.commons.wikimedia.org
http://www.nokgoodso.files.wordpress.com Stern, K.R.,Bidlack, J.E. & Jansky,
S.H., 2008 : 67
http://www.robinsonlibrary.com
http://2.bp.blogspot.com
http://www. strengthflexibilityhealtheds.com
http://www.ftcollinspersonaltrainer.com/2017/04/different-types-muscle-
tissue
en.wikibooks.org/wiki/Human_Physiology/The_Nervous_System
http://www.www.tes.com/lessons/T5Iwb7ImAbwegQ/hbs-tissues-1-2
https://www.alodokter.com

146
147
148

Anda mungkin juga menyukai