Penyunting:
Any Suhaeny, M.Si.
Susanti, M.Pd.
Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
KATA SAMBUTAN
Sasaran Program PKB melalui PKP berbasis zonasi ini adalah seluruh guru di
wilayah NKRI yang tergabung dalam komunitas guru sesuai bidang tugas yang
diampu di wilayahnya masing-masing. Komunitas guru dimaksud meliputi
kelompok kerja guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan
Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK).
iii iii
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Untuk itu, kami ucapkan terima kasih atas kerja keras dan kerja cerdas para
penulis dan semua pihak terkait yang dapat mewujudkan Paket Unit
Pembelajaran ini. Semoga Allah Swt. senantiasa meridai upaya yang kita
lakukan.
iv
Paket Unit Pembelajaran
Sistem Organ pada Manusia
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., Tuhan YME, karena atas izin
dan karunia-Nya Paket Unit Pembelajaran Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi ini dapat diselesaikan. Paket Unit
Pembelajaran ini disusun berdasarkan analisis Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian serta analisis Ujian Nasional
(UN).
Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa peserta didik masih lemah dalam
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) seperti
menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Hasil tersebut ternyata selaras
dengan capaian PISA (Programme for International Student Assessment)
maupun TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study). Oleh
karena itu, perserta didik harus dibiasakan dengan pembelajaran dan soal-
soal yang berorientasi kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi agar
meningkat kemampuan berpikir kritisnya.
v v
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
vi
Paket Unit Pembelajaran
Sistem Organ pada Manusia
DAFTAR ISI
Hal
vii vii
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
viii
Paket Unit Pembelajaran
Sistem Organ pada Manusia
Paket unit empat disusun sebagai kumpulan sumber bahan ajar alternatif bagi
guru yang tersusun atas Unit Sistem Gerak Manusia, Sistem Koordinasi
Manusia, Sistem Reproduksi Manusia dan Sistem Pertahanan Tubuh Manusia.
Melalui paket unit tersebut diharapkan guru mendapatkan tambahan
pengetahuan untuk mengajarkan materi tersebut ke peserta didiknya sesuai
capaian kompetensi dasar (KD), terutama dalam memfasilitasi kemampuan
bernalar peserta didik. Selain itu, unit-unit ini juga dikemas aplikatif sehingga
guru dan peserta didik dapat menerapkan dasar-dasar pengetahuan sistem
organ pada manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Paket unit sistem organ pada manusia terdiri dari empat unit pembelajaran.
Masing-masing unit memuat sepuluh komponen yaitu kompetensi dasar,
perumusan indikator pencapaian kompetensi, aplikasi di dunia nyata, soal-
soal tes UN/USBN, aktivitas pembelajaran, lembar kerja peserta didik (LKPD),
bahan bacaan, pengembangan penilaian, kesimpulan dan umpan balik.
Komponen-komponen di dalam setiap unit tersebut disesuaikan dengan topik
sistem organ pada manusia masing-masing dengan tujuan agar dapat dilihat
kesesuaian dengan strategi pembelajaran yang digunakan.
LKPD pada setiap unit dikembangkan agar guru dapat memfasilitasi peserta
didik untuk melatihkan kemampuan bernalar dan berketerampilan proses
sain dengan mendayagunakan media yang sudah menjadi standar
kelengkapan sekolah. LKPD tersebut disajikan melalui serangkaian aktivitas
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dan model
pembelajaran yang di rekomendasikan dalam Kurikulum 2013.
9 9
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
10
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI
Jaringan Tumbuhan
Penulis:
Dadi, S.Pd.
Penyunting:
Drs. Basor Suhada, M.Sc.Ed.
Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
DAFTAR ISI
Hal
13
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
14
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
DAFTAR GAMBAR
Hal
15
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
DAFTAR TABEL
Hal
16
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
PENDAHULUAN
Unit ini disusun sebagai salah satu alternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memahami lingkup materi Jaringan Tumbuhan. Melalui pembahasan
materi yang terdapat pada unit ini, guru dapat memiliki dasar pengetahuan
untuk membelajarkan peserta didik sesuai dengan indikator yang telah
disusun, sehingga peserta didik dapat berperan sebagai pembelajar yang aktif
untuk mengembangkan kemampuan bernalar sesuai dengan potensi yang
dimilikinya. Selain itu, materi ini juga aplikatif untuk guru sendiri sehingga
mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
17
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
18
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
19
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
20
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
21
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Rami merupakan tanaman hari pendek, umumnya peka sampai sangat peka
panjang penyinaran (fotoperiodisme). Tanaman ini memiliki adaptasi yang
luas, yakni mulai dari kondisi ekuator di Indonesia dan Filipina (6o - 9o LU dan
LS) hingga 38o LU atau lebih di Jepang dan Korea Selatan, juga Rusia (45°LU)
serta berkembang di beberapa negara lainnya baik beriklim tropis maupun
subtropis (Zaitgev dalam Dempsey, 1975). Temperatur ideal untuk rami
adalah sekitar 20°C – 27°C, namun, rami bisa tumbuh pada temperatur kurang
dari 20°C hingga lebih dari 30°C. Tanaman rami akan mengalami dorman dan
tidak menghasilkan pada temperatur di bawah l0oC (Oshiumi, dalam Dempsey,
1975). Soeroto (1956) menyebutkan bahwa tanaman rami akan tumbuh dan
berproduksi tinggi di Indonesia bila ditanam pada daerah dataran menengah
sampai dataran tinggi (500 - 1500 m dpl.).
22
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
Sejak zaman pendudukan Jepang, tahun 1943, rami sudah dikenal bukan
hanya untuk tali tambang, tetapi juga bahan pembuatan karung goni. Karung
goni kemudian dijadikan pakaian oleh penduduk Indonesia pada masa sulit
itu.
Tiap tahunnya, NATO memesan 30.000 pakaian tentara berbahan dasar rami
dari Indonesia. Selain untuk dibuat pakaian tentara, menurut riset peneliti di
Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Pertahanan, selulosa rami
merupakan salah satu unsur pokok pembuat bahan peledak dan propelan.
Betapa luar biasanya tanaman asli Indonesia ini.
Dan anda tahu, apa yang dilakukan pemerintah Indonesia menanggapi berita
ini? Menurut Achmad (peneliti Balitbang TNI), sejak dipasarkan tahun 2007,
pemerintah belum melirik pakaian ini, justru mereka mendapatkan pesanan
tetap dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Pemerintah belum mau
pakai ini, malahan yang beli ini adalah NATO, tiap tahun kita mendapatkan
order sebanyak 30 ribu setel pakaian tentara (topi, baju, celana, dan sepatu),”
Betapa besar potensi negeri kita, namun sayang semua itu tidak mendapatkan
perhatian dari pemerintah
23
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kantong semar (Nepenthes sp.) adalah satu dari enam genera tumbuhan
pemakan daging (karnivora) yang masuk ke dalam familia Nepenthaceae yang
tumbuh di Indonesia dan beberapa negara lain. Genera lain dalam familia ini
adalah Dionaea yang dijumpai di Amerika Serikat khususnya di negara bagian
Carolina. Di seluruh dunia terdapat 70 spesies Nepenthes, 40% di antaranya
di pulau Kalimantan dan hanya 10% yang tumbuh di luar negara Asean.
Kantong semar (pitcher plants), di Malaysia sering disebut periuk kera
(monkey pots), sebutan ini paling tepat di tujukan kepada Nepenthes
ampullaria karena bentuknya memang seperti periuk.
24
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
Kantong semar bukan bunga, bukan pula buah melainkan daun yang
mengalami modifikasi. Tumbuhan ini umumnya hidup di tanah tandus,
meskipun beberapa jenis juga hidup di tanah subur, bahkan ada juga yang
hidup di tanah yang mengandung belerang (solfatra). Selain di tanah tandus,
tumbuhan ini biasanya hidup di tanah masam, dan miskin nitrogen. Serangga
dan binatang lain yang dijeratnya memberi tumbuhan ini nitrogen yang
diperlukannya. Kantong semar adalah tumbuhan independent, hidup di tanah,
memanjat rendah atau menjulur bebas.
Bentuk dari kantong pada tumbuhan kantong semar sangat bergantung dari
jenisnya. Pada Nepenthes ampullaria kantongnya (pitcher) berbentuk seperti
periuk dengan panjang sekitar 10 cm dan garis tengah mulut kurang lebih 8
cm., sedangkan pada Nepenthes gracillima lebih menyerupai tabung atau
terompet dengan panjang sekitar 20 cm dan garis tengah mulut ± 8 cm. Karena
relatif berat bagi penyanggnya, umumnya ujung daun (kantong/ pitcher) ini
menjuntai sampai tanah. Pada bagian luar kantong semar terdapat dua baris
bangunan seperti duri (gerigi) vertikal. Sampai saat ini penulis belum dapat
memahami apa fungsi dari bangunan bergerigi ini. Bibir dari mulut kantong,
biasanya warnanya cukup mencolok. Meskipun bentuk dan ukuran tudung
atau tutup kantong sangat bergantung pada jenisnya, tetapi akan selalu lebih
kecil dari pada ukuran mulut kantong.
25
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kantung yang ada pada tumbuhan kantung semar merupakan salah satu
modifikasi daun. Ujung daun tanaman kantung semar yang masih muda akan
membentuk sulur (tendril) yang digunakan untuk memanjat pada tumbuhan
sekitar sehingga kantung semar dapat berdiri tegak. Setelah dewasa ujung
sulur akan membesar membentuk kantung yang digunakan untuk menangkap
serangga atau hewan kecil lainnya untuk memenuhi kebutuhan Nitrogen
tumbuhan tersebut karena Nitrogen dalam tanah tidak mencukupi untuk
menjalankan kehidupan secara normal.
26
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
SOAL-SOAL UN/USBN
NO SOAL
1 Perhatikan gambar penampang melintang akar tumbuhan dikotil!
27
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
NO SOAL
1 Perhatikan gambar sayatan melintang batang dikotil berikut!
28
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
NO SOAL
1 Suatu jaringan tumbuhan mempunyai ciri sel mengalami penebalan
sekunder dengan lignin, pada saat dewasa selnya mati, sering ditemukan
dalam jaringan pembuluh. Jaringan tersebut dan fungsinya adalah ....
A. xylem, transportasi
B. floem, transportasi
C. kolenkim penyokong
D. sklerenkim, penyokong
E. parenkim, jaringan pengisi
Identifikasi
Level Kognitif : C2 (memahami)
Indikator yang : 3.3.2 Menjelaskan karakteristik jaringan penyusun
bersesuaian organ tumbuhan
Diketahui : Ciri jaringan penyusun organ tumbuhan
Ditanyakan : Nama dan fungsi jaringan penyusun organ tumbuhan
Materi yang : Ciri dan fungsi Jaringan penyusun organ tumbuhan
dibutuhkan
BAHAN PEMBELAJARAN
29
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
lembar kegiatan peserta didik yang digunakan, dan bahan bacaan sebagai
konten materi Jaringan Tumbuhan.
A. Aktivitas Pembelajaran
30
Tabel 2 Desain Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas Bentuk dab Jenis Alokasi
Indikator Pencapaian Kompetensi Materi Pokok Media
Pembelajaran Penilaian Waktu
3.3.1 Mengidentifikasi jaringan 1. Jenis jaringan Diskusi 1. Pengetahuan Mikroskop 6 JP
a. Tes Tulis
penyusun organ tumbuhan tumbuhan kelompok dan Preparat
Pilihan
3.3.2 Menjelaskan karakteristik 2. Struktur pengamatan Ganda dan awetan n (3 kali
uraian
jaringan penyusun organ karakteristik, dan Objek gelas pertemuan
b. Tes lisan
tumbuhan fungsi jaringan c. Penugasan Cover glass
2. Keterampilan
3.3.3 Menjelaskan fungsi jaringan tumbuhan Pipet tetes
a. Unjuk kerja
penyusun organ tumbuhan 3. Struktur dan fungsi b. portofolio Silet
3.3.4 Mengidentifikasi organ organ tumbuhan Metilen biru
tumbuhan 4. Perbedaan LCD
3.3.5 Menjelaskan fungsi organ tumbuhan dikotil proyektor
tumbuhan dan monokotil
3.3.6 Mengurutkan jaringan berdasarkan
penyusun organ tumbuhan struktur organnya
3.3.7 Menganalisis keterkaitan
struktur jaringan tumbuhan
dengan fungsi organ akar
Unit Pembelajaran
3.3.8 Menganalisis keterkaitan
srtruktur jaringan
Jamur
31
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
tumbuhan dengan fungsi
32
organ batang
3.3.9 Menganalisis keterkaitan
struktur jaringan tumbuhan
dengan fungsi
3.3.10 Memprediksi kemungkinan
yang akan terjadi jika kulit
batang tanaman dikotil
dikelupaskan sampai
kambiumnya habis secara
melingkar
3.3.11 Menyimpulkan organ
tumbuhan dikotil atau
monokotil berdasarkan
struktur jaringan
penyusunnyargan daun
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
Berdasarkan Tabel 2 materi bahan ajar yang harus dikuasai peserta didik
dalam rangka mencapai kompetensi yang diharapkan terdiri atas: 1) Jenis -
jenis jaringan tumbuhan, 2) Struktur, karakteristik, dan fungsi jaringan
tumbuhan, 3) Struktur dan Fungsi organ tumbuhan, 4) Perbedaan tumbuhan
dikotil dan monokotil berdasarkan struktur organnya. Adapun aktivitas
pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan, dapat
dicapai dalam tiga kali pertemuan (6 jam pelajaran, 6 x 45 menit). Aktivitas
pembelajaran akan diuraikan lebih rinci menjadi tiga skenario pembelajaran.
Pengembangan skenario pembelajaran mengacu pada kriteria yang
ditetapkan pada Standar Proses (Permendikbud nomor 22 tahun 2016).
Berikut ini rincian aktivitas pembelajaran untuk mesing-masing pertemuan.
Aktivitas Pembelajaran 1
33
5. Pipet tetes
6. Preparat awetan ujung akar bawang
7. Silet
8. Bawang merah
9. Daun Rhoeo discolor
10. Tangkai daun eceng gondok
11. Tangkai daun bunga tasbih
12. Kertas tisu
Kegiatan yang dilakukan guru selama proses pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1. Kegiatan awal
a. Membagi peserta didik menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5-6
peserta didik secara heterogen
b. Membagikan LKPD kepada tiap kelompok
2. Kegiatan inti
a. Pemberian rangsangan (stimulation)
Menyajikan gambar/bagan pengelompokkan jaringan penyusun
tumbuhan
b. Identifikasi masalah (problem statement)
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan
pertanyaan terkait pengelompokan jaringan tumbuhan yang
diberikan.
c. Pengumpulan data (data collection)
1) Memfasilitasi dan membimbing peserta didik melakukan
pengamatan mikroskopis jaringan meristem, epidermis, dan
parenkim
2) Membimbing peserta didik menyajikan hasil pengamatan
jaringan meristem, epidermis, dan parenkim
d. Pengolahan data (data processing)
34
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
3. Kegiatan Akhir
a. Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil pengamatan
jaringan meristem, epidermis, dan parenkim
b. Memberikan umpan balik untuk mengetahui ketercapaian
kompetensi
c. Memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya
Aktivitas Pembelajaran 2
35
2. Menjelaskan karakteristik jaringan kolenkim, sklerenkim, xylem, dan
floem berdasarkan hasil pengamatan
3. Menyajikan hasil pengamatan struktur dan karakteristik jaringan
kolenkim, sklerenkim, xylem, dan floem
Estimasi waktu aktivitas pembelajaran : 90 Menit
Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:
1. LKPD 2 Pengamatan jaringan penyokong dan pengangkut
2. Mikroskop
3. Gelas objek
4. Cover glass
5. Pipet tetes
6. Preparat awetan batang dikotil dan monokotil
7. Silet
8. Tangkai daun pepaya
9. Tempurung kelapa muda
10. Kertas tisu
Kegiatan yang dilakukan guru selama proses pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1. Kegiatan awal
a. Membagi peserta didik menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5-6
peserta didik secara heterogen
b. Membagikan LKPD kepada tiap kelompok
2. Kegiatan inti
a. Pemberian rangsangan (stimulation)
Menyajikan gambar/bagan pengelompokkan jaringan penyokong dan
pengangkut pada tumbuhan
b. Identifikasi masalah (problem statement)
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan
pertanyaan terkait pengelompokan jaringan penyokong dan
pengangkut pada tumbuhan yang diberikan.
36
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
Aktivitas Pembelajaran 3
37
struktur annatomi akar, batang, dan daun berdasarkan langkah kegiatan
sebagai berikut :
Tujuan kegiatan
Setelah melakukan aktivitas ini peserta didik dapat :
1. Terampil mengggunakan mikroskop
2. Menjelaskan struktur anatomi akar, batang dan daun tumbuhan dikotil
dan monokotil berdasarkan hasil pengamatan
3. Menyajikan hasil pengamatan struktur anatomi akar, batang, dan daun
Estimasi waktu aktivitas pembelajaran : 90 Menit
Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:
1. LKPD 3 Pengamatan struktur anatomi akar, batang, dan daun
2. Mikroskop
3. Preparat awetan akar monokotil
4. Preparat awetan akar dikotil
5. Preparat awetan batang monokotil
6. Preparat awetan batang dikotil
7. Preparat awetan daun
Kegiatan yang dilakukan guru selama proses pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1. Kegiatan awal
a. Membagi peserta didik menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5-6
peserta didik secara heterogen
b. Membagikan LKPD kepada tiap kelompok
2. Kegiatan inti
a. Pemberian rangsangan (stimulation)
Menyajikan gambar/bagan pengelompokkan organ tumbuhan
b. Identifikasi masalah (problem statement)
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan
pertanyaan terkait pengelompokan organ tumbuhan yang diberikan.
c. Pengumpulan data (data collection)
38
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
39
c. Memberikan penugasan kepada peserta didik untuk mencari
informasi dari berbagai sumber tentang struktur bunga dan buah
Tujuan
Setelah melakukan kegiatan peserta didik dapat
1. Terampil mengggunakan mikroskop
2. Menjelaskan karakteristik jaringan meristem, jaringan epidermis, dan
parenkim berdasarkan hasil pengamatan
3. Menyajikan hasil pengamatan jaringan meristem, epidermis, dan
parenkim
Alat dan Bahan
1. Mikroskop cahaya
2. Preparat awetan ujung akar bawang
3. Gelas objek
4. Cover glass
5. Pipet
6. Silet
7. Bawang merah
40
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
Cara Kerja
1. Pengamatan jaringan meristem,
a. Letakkan mikroskop pada meja kerja!
b. Fokuskan cermin agar cahaya memasuki diafragma!
c. Letakan preparat awetan ujung akar bawang pada meja objek!
d. Fokuskan lensa objektif dengan pembesaran paling rendah pada
objek yang akan diamati!
e. Setelah objek tampak, ganti dengan lensa objektif yang
pembesarannya lebih tinggi dengan cara memutar revolver!
f. Fokuskan lensa objektif dengan memutar mikrometer!
g. Gambar hasil pengamatan pada lembar yang sudah disediakan!
2. Pengamatan jaringan epidermis
a. Teteskan larutan metilen biru pada gelas objek di atas meja kerja!
b. Ambilah selaput tipis bagian dalam bawang merah dan masukkan
pada larutan metilen biru yang sudah diteteskan pada gelas objek
kemudian tutup menggunakan cover glass!
c. Serap kelebihan pewarna menggunakan kertas tisu!
d. Letakkan preparat pada meja objek!
e. Fokuskan lensa objektif dengan pembesaran paling rendah pada
objek yang akan diamati!
f. Setelah objek tampak, ganti dengan lensa objektif yang
pembesarannya lebih tinggi dengan cara memutar revolver!
g. Fokuskan lensa objektif dengan memutar mikrometer!
h. Gambar hasil pengamatan pada lembar yang sudah disediakan!
i. Teteskan air pada gelas objek!
41
j. Buatlan sayatan tipis permukaan bawah daun Rhoeo discolor secara
membujur menggunakan silet!
k. Letakkan sayatan tersebut pada air yang sudah diteteskan pada gelas
objek kemudian tutup menggunakan cover glass!
l. Serap kelebihan air menggunakan kertas tisu!
m. Letakan preparat pada meja objek!
n. Fokuskan lensa objektif dengan pembesaran paling rendah pada
objek yang akan diamati!
o. Setelah objek tampak, ganti dengan lensa objektif yang
pembesarannya lebih tinggi dengan cara memutar revolver!
p. Fokuskan lensa objektif dengan memutar mikrometer!
q. Gambar hasil pengamatan pada lembar yang sudah disediakan!
3. Pengamatan jaringan parenkim
a. Teteskan air pada gelas objek!
b. Buatlan sayatan tipis tangkai daun eceng gondok menggunakan silet!
c. Letakkan sayatan tersebut pada air yang sudah diteteskan pada gelas
objek kemudian tutup menggunakan cover glass!
d. Serap kelebihan air menggunakan kertas tisu!
e. Letakkan preparat pada meja objek!
f. Fokuskan lensa objektif dengan pembesaran paling rendah pada
objek yang akan diamati!
g. Setelah objek tampak, ganti dengan lensa objektif yang
pembesarannya lebih tinggi dengan cara memutar revolver!
h. Fokuskan lensa objektif dengan memutar mikrometer!
i. Gambar hasil pengamatan pada lembar yang sudah disediakan!
j. Ulangi langkah 3a sampai 3i menggunakan tangkai daun bunga tasbih
Hasil Pengamatan
42
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
Epidermis Parenkim
Meristem
Bawang Merah Bunga Tasbih
Parenkim Epidermis
Eceng Gondok Rhoeo discolor
43
2. Menjelaskan karakteristik jaringan kolenkim, sklerenkim, xylem, dan
floem berdasarkan hasil pengamatan
3. Menyajikan hasil pengamatan jaringan kolenkim, sklerenkim, xylem, dan
floem
Alat dan Bahan
1. Mikroskop cahaya
2. Gelas objek
3. Cover glass
4. Pipet
5. Silet
6. Pelepah daun pepaya
7. Tempurung kelapa muda
8. Preparat awetan batang monokotil
9. Preparat awetan batang dikotil
10. Kertas tisu
Cara Kerja
1. Pengamatan jaringan kolenkim
a. Letakkan mikroskop pada meja kerja!
b. Fokuskan cermin agar cahaya memasuki diafragma!
c. Buatlan sayatan tipis pelepah daun pepaya secara melintang
menggunakan silet!
d. Letakkan sayatan tersebut pada air yang sudah diteteskan pada gelas
objek kemudian tutup menggunakan cover glass!
e. Serap kelebihan air menggunakan kertas tisu!
f. Letakan preparat pada meja objek!
g. Fokuskan lensa objektif dengan pembesaran paling rendah pada
objek yang akan diamati!
h. Setelah objek tampak, ganti dengan lensa objektif yang
pembesarannya lebih tinggi dengan cara memutar revolver!
i. Fokuskan lensa objektif dengan memutar mikrometer!
44
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
Hasil Pengamatan
45
Xylem
Kolenkim Sklerenkim
Batang Dikotil
46
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
47
Hasil Pengamatan
Akar monokotil Akar dikotil Batang monokotil
48
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
C. Bahan Bacaan
Jaringan Tumbuhan
1. Jaringan meristem
Jaringan meristem tersusun dari sel hidup yang bersifat meristematik atau
terus menerus membelah dan memiliki karakteristik: 1) tersusun dari sel
homogen yang isodiametris, 2) memiliki dinding sel yang sangat tipis tersusun
dari selulosa, 3) tersusun sangat rapat tanpa ada rongga antarsel, dan 4)
memiliki nukleus besar, sitoplasma penuh, dan vakuola yang sangat kecil.
Untuk meningkatkan pemahaman tetang karakteristik jaringan meristem,
perhatikan Gambar 3!
49
Gambar 3 Jaringan meristem ujung akar bawang
Sumber : www.alamy.com
50
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
2. Jaringan permanen
Sel anak hasil pembelahan jaringan meristem sebagian akan berdiferensiasi
menjadi jaringan permanen. Secara umum jaringan permanen dibagi menjadi
jaringan pelindung, jaringan dasar, jaringan penyokong, dan jaringan
pengangkut. Jaringan pelindung meliputi jaringan epidermis dan jaringan
gabus. Jaringan dasar meliputi jaringan parenkim, Jaringan penyokong
meliputi jaringan kolenkim dan sklerenkim. Jaringan pengangkut meliputi
xylem dan floem.
a. Epidermis
Jaringan epidermis merupakan jaringan pelindung yang menutupi seluruh
permukaan organ tumbuhan. Jaringan epidermis memiliki karakteristik : 1)
Tersusun dari sel hidup, 2) Umumnya tersusun dari satu lapis sel yang
kontinu, 3) Sel jaringan epidermis tersusun rapat tanpa ada rongga antarsel,
4) Sel jaringan epidermis umumnya berdinding tipis, dan 5) Tidak memiliki
klorofil, kecuali pada sel penjaga (guard cell) stomata.
Pada beberapa bagian tumbuhan, jaringan epidermis mengalami modifikasi
menjadi sel penjaga, trikomata, atau rambut akar. Gambar 4 memperlihatkan
adanya modifikasi epidermis yaitu stomata terdiri dari dua sel penjaga yang
mengelilingi lubang stomata dan berperan dalam mengatur membuka dan
menutupnya stomata. Pada jaringan epidermis daun tumbuhan tertentu
permukaan luar epidermis dilapisi lapisan kutikula yang berfungsi
mengurangi penguapan.
51
Gambar 4 Jaringan epidermis
Sumber : integratedsciencegeneral11.weebly.com
b. Jaringan parenkim
Jaringan parenkim disebut jaringan dasar karena terdapat di semua organ
tumbuhan, baik di akar, batang,, daun, bunga, buah, atau biji. Bahkan jaringan
parenkim ditemukan juga pada jaringan lain seperti pada jaringan xylem dan
floem
Jaringan parenkim terdiri dari sel hidup, berdinding tipis, dan tersusun rapat
atau longgar. Untuk lebih meningkatkan pemahaman guru tentang ciri
jaringan parenkim, coba perhatikan Gambar 5! Sel jaringan parenkim memiliki
bentuk dan struktur beragam. Terdapat beberapa jenis jaringan parenkim
berdasarkan srtuktur atau fungsinya, seperti parenkim palisade, perenkim
spons, klorenkim, aktinenkim, dan aerenkim.
Jaringan parenkim memiliki fungsi beragam antara laian :
1. Tempat berlangsungnya proses fotosintesis
2. Tempat penyimpanan cadangan makanan
3. Seksresi zat seperti hormon
4. Membantu tumbuhan air mengapung di air
5. Berperan dalam proses penyembuhan luka pada tumbuhan
6. Berperan pada proses bersatunya tumbuhan pada peristiwa
menyambung atau menempel
7. Berperan pada pembentukan akar adventif dan tunas adventif
52
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
c. Jaringan penyokong
Jaringan penyokong dikenal juga sebagai jaringan mekanik, jaringan
penunjang, atau jaringan penguat. Jaringan penyokong berfungsi untuk
menguatkan/menegakkan batang dan daun, melindungi biji atau embrio, serta
melindungi berkas pengangkut. . Jaringan peyokong terdiri dari 2 jenis
jaringan, yaitu jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
1) Jaringan kolenkim
Jaringan kolenkim terdiri dari sel hidup yang tersusun rapat dan mengalami
penebalan dinding sel dari pektin secara tidak merata. Penebalan dinding sel
parenkim pada parenkim lamelar hanya terjadi pada bagian dinding sel yang
sejajar permukaan luar organ. Penebalan dinding sel pada parenkim angular
hanya terjadi pada sudut sel tempat bertemunya 3 sel atau lebih. Untuk
meningkatkan pemahaman guru tentang karakteristik jaringan kolenkim,
perhatikan Gambar 6!
53
Gambar 6 Jaringan kolenkim
Sumber : facweb.furman.edu
54
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
buah pir seperti berpasir ketika dikunyah. Sklereid banyak juga ditemukan
pada kulit biji yang keras seperti meiri, kenari, atau tempurung kelapa.
55
Gambar 8 Jaringan berkas pengangkut
Sumber : commons.wikimedia.org
1) Xylem
Xylem tersusun dari trekiid, sel pembuluh kayu, serabut, dan parenkim. Xylem
berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari tanah menuju seluruh
bagian tumbuhan. Bagian sel pada xylem yang berperan untuk melakukan
fungsi tersebut adalah trakeid dan sel pembuluh kayu.
2) Floem
Floem tersusun dari 4 jenis sel, yaitu parenkim, serabut, sel pembuluh tapis,
dan sel pengiring. Jaringan floem berfungsi untuk mengangkut hasil
fotosintesis dari daun menuju seluruh bagian tumbuhan. Bagian sel pada
floem yang berperan untuk melakukan fungsi tersebut adalah sel pemblukluh
tapis.
56
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
Organ Tumbuhan
Dalam bagian ini pembahasan bahan ajar difokuskan pada organ pokok
tumbuhan, yaitu akar, batang dan daun. Organ bunga dan buah dapat
dipelajari secara mandiri dari berbagai sumber. Pembahasan bahan ajar untuk
ketiga organ tumbuhan tersebut mencakup struktur dan fungsinya.
1. Akar
Pada tumbuhan terestrial, akar merupakan organ tumbuhan yang
tersembunyi di dalam tanah. Akar yang menembus ke dalam tanah
mendukung fungsinya sebagai organ yang menyokong berdirinya tumbuhan.
Dari dalam tanah akar menyerap air dan garam mineral untuk menunjang
kelangsungan hidup tumbuhan tersebut. Tumbuhan tertentu seperti ubi kayu
menggunakan akar sebagai organ untuk menyimpan cadangan makan.
Secara morfologi, akar tumbuhan dibedakan menjadi dua jenis yaitu akar
tungggang yang dijumpai pada tumbuhan Dikotil dan Gmnospermae dan akar
serabut yang dijumpai pada tumbuhan monokotil. Susunan anatomi akar
ditunjukkan oleh Gambar 9.
57
Berdasarkan gambar 6, secara anatomi dari luar ke dalam akar tersusun dari
jaringan epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat (stele). Stele
tersusun dari perisikel dan berkas pengangkut.
58
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
2. Batang
Batang memiliki peran utama sebagai penopang daun dan pengangkutan air
dan zat terlarut. Air dan garam mineral diangkut dari akar menuju daun dan
hasil fotosintesis diangkut dari daun menuju seluruh bagian tumbuuhan.
Beberapa jenis tumbuhan, seperti tebu, sagu, aren, dan anggota familia
Zingiberaceae menyimpan cadangan makanan pada organ batang. Secara
morfologi, batang dapat dibedakan dengan akar karena batang memiliki
nodus. Struktur anatomi batang dapat diamati pada Gambar 11.
59
pengangkut yang letaknya teratur melingkar (konsentris) sedangkan batang
monokotil letak berkas pengangkut tersebar secara acak. Tipe berkas
pengangkut batang monokotil koateral tertutup sedangkan dikotil kolateral
terbuka.
3. Daun
Daun merupakan organ tumbuhan yang memiliki peran utama sebagai tempat
fotosintesis. Adanya bagian tertentu pada dauan berkaitan dengan fungsi lain.
Sebagai contoh, pada permukaan atas epidermis daun ditutupi lapisan
kutikula sehingga dapat menurunkan laju transpirasi. Begitu juga dengan
stomata yang berperan dalam mengatur laju transpirasi dan keluar masuknya
zat tertentu.
Lembaran daun disebut lamina terdiri dari dua permukaan yaitu permukaan
atas daun disebut permukaan ventral dan permukaan bawah daun disebut
permukaan dorsal. Permukaan ventral adalah permukaan daun yang lebih rata
karena tidak memiliki tonjolan tulang daun. Permukaan ventral daun disebut
juga adaxial. Permukaan dorsal adalah permukaan daun yang banyak memiliki
tonjolan tulang daun disebut juga abaxial. Secara morfologi, daun memiliki
struktur yang berbeda-beda berdasarkan bentuk daun, tepi daun, tipe daun,
dan pertulangan daun. Pertulangan daun dibedakan menjadi tulang daun
sejajar dan menjala. Pertulangan daun sejajar ditemukan pada tumbuhan
monokotil. Pertulangan daun menjala ditemukan pada tumbuhan dikotil.
Pertulangan daun menjala dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu menjari,
menyirip, dan melengkung.
60
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
Gambar 12 menunjukkan struktur anatomi daun yang terdiri dari tiga bagian,
yaitu epidermis atas, mesofil, dan epidermis bawah. Bagian mesofil tersusun
dari 2 jenis jaringan utama yaitu parenkim palisade yang tersusun rapat dan
parenkim spons yang tersusun longgar.
Berdasarkan paparan bahan ajar tentang struktur anatomi dan morfologi akar,
batang, dan daun pada tumbuhan dikotil dan monokotil yang telah diuraikan
di bagian depan, maka dapat disimpulkan perbedaan antara kedua kelompok
tumbuhan dikotil dan monokotil seperti yang tampak pada Tabel 3 berikut ini.
61
Tumbuhan
No Karakteristik
Dikotil Monokotil
1 Tipe perakaran Akar tunggang Akar serabut
2 Letak berkas pengangkut Konsentris Tersebar
3 Pertulangan daun Sejajar Menjala
(menjari,
menyirip,
melengkung)
PENGEMBANGAN PENILAIAN
Bagian ini memuat uraian pembahasan soal-soal Ujian Nasional yang muncul
tiga tahun terakhir pada lingkup materi Jaringan Tumbuhan mengingat materi
ini merupakan materi yang memiliki Urgensi, Kontinuitas, Relevansi, dan
Keterpakaian tinggi. Selain itu, bagian ini memuat pembahasan tentang cara
mengembangkan soal HOTS yang disajikan dalam bentuk pemodelan,
sehingga dapat dijadikan acuan oleh guru dalam mengembangkan soal pada
lingkup materi ini. Guru perlu mencermati dengan baik bagian ini, sehingga
terampil mengembangkan soal HOTS untuk lingkup materi Biologi yang lain.
A. Pembahasan Soal-soal
Materi Jaringan Tumbuhan merupakan materi yang sering muncul pada soal
Ujian Nasional yang diujikan tiga tahun terakhir. Berikut akan diuraikan
pembahasan soal-soal tersebut.
62
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
63
A. pertumbuhan seknder
B. melindungi bagian dalam tubuh
C. tempat menyimpan cadangan makanan
D. pengangkutan air dan zat hara dari akar ke seluruh tubuh
E. pengangkutan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh
Kunci jawaban :D
Pembahasan :
Penampang melintang batang dikotil muda tampak seperti gambar berikut :
Pada soal X menunjukkan xylem dan berfungsi mengangkut air dan garam
mineral dari akar menuju seluruh bagian tubuh
Kunci jawaban :D
Pembahasan :
64
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
Jaringan yang tersusun dari sel mati, dinding sel mengalami penebalan dari
lignin, dan ditemukan pada jaringan berkas pembuluh adalah serabut xylem
atau serabut floem yang berfungsi sebagai penyokong berkas pengangkut.
Serabut xylem dan serabut floem merupakan salah satu jaringan sklerenkim
selain sklereid.
65
Tabel 4 Kisi-kisi Soal
66
KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran
3.3 Menganalisis RUMUSAN BUTIR SOAL
keterkaitan
antara Perhatikan gambar jaringan tumbuhan berikut :
struktur sel Nomor
pada jaringan Soal
tumbuhan
dengan fungsi
1
organ pada
tumbuhan Pernyataan yang tepat berkaitan dengan struktur dan fungsi
LINGKUP MATERI jaringan tersebut adalah ....
Jaringan tumbuhan A. Gambar A merupakan jaringan epidermis berperan sebagai
penlindung jaringan di bawah daun
MATERI B. Gambar B merupakan jaringan sklerenkim yang berfungsi
sebagai penyokong pada batang muda yang sedang tumbuh
Keterkaitan antara Kunci C. Gambar C merupakan kolenkim yang berperan sebagai
struktur dan Jawaban
dan fungsi jaringan penyokong pada pelepah daun
tumbuhan D. Gambar D merupakan jaringan parenkim sebagai tempat
E
penyimpanan cadangan makanan
INDIKATOR SOAL E. Gambar E merupakan jaringn floem pada batang untuk
Disajikan gambar mengangkut hasil fotosintesis
jaringan
tumbuhan, peserta
didik dapat
menunjukkan
keterkaitan antara
struktur jaringan
dengan fungsinya
67
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran
LINGKUP MATERI 1
Jaringan tumbuhan
MATERI
INDIKATOR SOAL
Keterkaitan antara struktur jaringan dengan fungsi batang yang
Disajikan gambar benar adalah ....
penampang A. 1 merupakan epidermis yang mendukung fungsi batang
melintang batang
untuk menyokong daun
dikotil, peserta
didik dapat B. 2 merupakan epidermis yang mendukung fungsi batang
menunjukkan sebagai jalur transportasi hasil fotosintesis
keterkaitan antara C. 3 merupakan jaringan parenkim yang mendukung fungsi
struktur jaringan batang tertentu untuk penyimpanan cadangan makanan
penyusun organ D. 4 merupakan xylem yang mendukung fungsi batang sebagai
batang dengan jalur transportasi air dan garam mineral
fungsi organ batang
E. 5 merupakan kolenkim yang mendukung fungsi batang
dalam mengangkut garam mineral dan hasil fotosintesis
68
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran
LINGKUP MATERI 3
Jaringan tumbuhan
MATERI
69
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
C. Refleksi Pembelajaran
70
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
71
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
KESIMPULAN
72
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
Unit ini dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari
satu aktivitas pembelajaran Aktivitas pembelajaran pertama didasarkan pada
LKPD 1 Pengamatan jaringan meristem, epidermis, dan parenkim, aktivitas
pembelajaran kedua didasarkan pada LKPD 2 Pengamatan jaringan
penyokong dan pengangkut dan aktivitas pembelajaran ketiga didasarkan
pada LKPD 3 Pengamatan struktur antomi akar, batang, dan daun. Model
pembelajaran Discovery Learning yang digunakan memfasilitasi peserta didik
untuk mengembangkan keterampilan saintifik dan mendorong keterampilan
berpikir tingkat tinggi
73
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
UMPAN BALIK
Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
1. Memahami indikator yang telah
dikembangkan berdasarkan Kompetensi
Dasar
2 Mampu menghubungkan konten dengan
fenomena kehidupan sehari-hari
3 Merasa bahwa tahapan aktivitas
pembelajaran dapat mengembangkan
HOTS peserta didik
4 Memahami tahapan aktivitas yang
disajikan dengan baik
5 Mampu dengan baik mengaplikasikan
aktivitas pembelajaran di dalam kelas
6 Memahami dengan baik Lembar Kerja
Peserta Didik yang dikembangkan
7 Mampu melaksanakan dengan baik
Lembar Kerja Peserta Didik yang
dikembangkan
8 Memahami Konten secara menyeluruh
dengan baik
9 Memami prosedur penyusunan soal HOTS
dengan baik
10 Mampu membahas soal HOTS yang
disajikan dengan tepat
Jumlah
Jumlah Total
74
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
4 = Sangat Menguasai
70-79 Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten,
cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS. Guru perlu
mendiskusikan bagian yang belum dipahami dengan fasilitator
atau teman lain di MGMP.
75
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
76
Unit Pembelajaran
Jaringan Tumbuhan
77
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
78
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI
Jaringan Hewan
Penulis:
Dadi, S.Pd.
Penyunting:
Basor Suhada, M.Ed
Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
DAFTAR ISI
Hal
81
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
82
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
DAFTAR GAMBAR
Hal
83
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
DAFTAR TABEL
Hal
84
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
PENDAHULUAN
Unit ini disusun sebagai salah satu alternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memahami lingkup materi Jaringan Hewan. Guru dapat memiliki dasar
pengetahuan untuk membelajarkan peserta didik sesuai dengan indikator
yang telah disusun, sehingga peserta didik dapat berperan sebagai pembelajar
yang aktif untuk mengembangkan kemampuan bernalar sesuai dengan
potensi yang dimilikinya. Materi ini aplikatif untuk guru, sehingga guru dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Materi jaringan hewan yang dikembangkan terdiri atas dua bagian, yaitu
bagian pertama, membahas tentang berbagai jenis jaringan hewan, struktur,
dan fungsinya dan bagian kedua, membahas stuktur dan fungsi organ hewan.
Selain itu, unit ini dilengkapi dengan empat buah LKPD, yaitu 1) Pengamatan
jaringan epitel, 2) Pengamatan jaringan Ikat, dan 3) Pengamatan Jaringan otot
dan saraf, dan 4) Pengamatan Organ Penyusun Sistem Organ Manusia.
85
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
86
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
87
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
88
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
Peran utama sel punca dalam pengobatan adalah sebagai bahan transplantasi.
Transplantasi sel punca dijalankan dengan menanamkan sel-sel punca sebagai
sel sehat untuk menggantikan sel yang rusak, dan digunakan untuk menangani
penyakit tertentu.
Setiap sel di dalam organ manusia memiliki peran dan karakteristik tersendiri.
Sebelum menjadi sel dewasa yang memiliki fungsi spesifik, sel-sel tersebut
berasal dari sel punca. Sel ini akan membelah untuk membentuk sel-sel lain
yang disebut sel anak. Pembelahan dapat terjadi di dalam tubuh atau
laboratorium. Sel-sel anak ini kemudian dapat terbentuk ke dalam dua jenis,
yaitu sel punca baru (proses memperbanyak diri) atau sel dengan fungsi
khusus (proses diferensiasi). Sel dewasa yang sudah memiliki fungsi spesifik
contohnya sel otak, sel darah, sel tulang, sel otot, dan lain-lain.
Secara garis besar, sel punca diteliti dan dikembangkan untuk hal-hal medis
berikut:
1. Untuk menggantikan sel-sel yang sudah rusak akibat berbagai penyakit,
misalnya penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes, luka bakar, serta
penyakit degeneratif seperti osteoarthritis, Alzheimer dan Parkinson. Hal
ini karena sel punca berpotensi untuk ditransplantasikan agar
berkembang menjadi sel dan jaringan baru.
2. Untuk mengetahui efektivitas dan keamanan obat-obatan.
3. Dengan memerhatikan proses kematangan sel punca menjadi sel-sel pada
organ tubuh, para dokter dan peneliti mungkin dapat memahami
bagaimana munculnya sebuah penyakit.
Sel-sel punca yang digunakan dapat berasal dari beberapa sumber, yaitu:
89
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Saat ini, sel punca telah digunakan untuk metode pengobatan, yaitu dengan
transplantasi sumsum tulang. Pada metode ini, sel-sel punca ditanam untuk
menggantikan sel-sel yang rusak akibat penyakit atau akibat kemoterapi. Juga
sebagai metode untuk melawan sel-sel kanker, misalnya pada leukemia.
Berikut ini adalah dua jenis metode transplantasi yang umum digunakan,
yaitu:
90
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
Menggunakan sel-sel punca yang berasal dari tubuh pasien sendiri yang
diambil kemudian dibekukan dan disimpan sebelum pasien memulai terapi
yang dapat menyebabkan efek samping rusaknya sel punca alami pasien.
Kelebihan dari sel punca tipe ini, adalah lebih sedikit risiko penolakan ketika
tubuh menerima sel punca, dan lebih sedikit efek samping. Pembentukan
darah baru pun berlangsung lebih cepat. Sementara kekurangannya, adalah
sel-sel kanker mungkin belum sepenuhnya hilang, atau terbawa pada sel
punca yang diambil dari tubuh sehingga dapat menyerang ketika sel punca
dimasukkan kembali ke dalam tubuh.
Tipe ini menggunakan sel punca pendonor, biasanya dari relawan atau
kerabat. Biasanya transplantasi ini digunakan jika transplantasi autolog tidak
berhasil, atau untuk menangani leukemia dan limfoma agresif. Kelebihan
transplantasi sel punca ini adalah sel yang bebas dari kanker, karena telah
menciptakan sistem kekebalan tubuh baru yang terus berkembang dan
mampu membunuh sel kanker. Kekurangannya adalah risiko efek samping
lebih besar dan pemulihan lebih lambat, karena tubuh dapat menolak sel
punca donor. Pembentukan darah baru juga dapat berlangsung lebih lambat.
Metode yang akan dipilih biasanya akan bergantung kepada usia dan
kesehatan pasien, jenis dan tingkat keparahan penyakit, apakah pasien punya
saudara kandung, dan tingkat kerusakan sumsum akibat radiasi atau
kemoterapi.
91
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
92
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
SOAL-SOAL UN/USBN
NO SOAL
1 Perhatikan gambar jaringan epitel pada hewan berikut!
93
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
NO SOAL
1 Manakah dari tabel berikut ini yang menunjukkan hubungan yang sesuai
antara jaringan, ciri-ciri dan fungsinya?
Option Jaringan Ciri-ciri Fungsi
A Berbentuk silinder Melakukan
panjang, bercabang, gerak sadar
inti sel satu di tengah
B Berbentuk silinder Melakukan
panjang, inti banyak gerak sadar
di tepi
C Berbentuk kubus Perlindungan
selapis, terletak di dan sekresi
kapiler
D Berbentuk pipih Sekresi hormon
selapis, terletak di dan enzim
ovarium
E Berbentuk silindris Perlindungan
selapis, terletak di dan absorpsi
kelenjar ludah
Identifikasi
Level Kognitif : C4 (menganalisis)
Indikator yang : 3.4.6 Menganalisis keterkaitan struktur dan fungsi
bersesuaian jaringan hewan
Diketahui : Gambar beberapa jaringan hewan
Ditanyakan : Hubungan antara jaringan, ciri, dan fungsi jaringan
tersebut
Materi yang : Struktur jaringa, ciri-ciri, dan fungsinya
dibutuhkan
94
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
NO SOAL
1 Hubungan yang tepat antara gambar, struktur, dan fungsi jaringan darah
pada manusia adalah ....
Gambar Struktur Fungsi
A. Bentuk bikonkaf, tidak Pertahanan tubuh
berinti
Identifikasi
Level Kognitif : C4 (menganalisis)
Indikator yang : 3.4.6 Menganalisis keterkaitan struktur dan fungsi
bersesuaian jaringan hewan
Diketahui : Gambar sel darah, ciri-ciri, dn fungsinya
Ditanyakan : Hubungan yang tepat antara gambar sel darah, ciri-
ciri, dan fungsinya.
Materi yang : Ciri dan fungsi Jaringan darah
dibutuhkan
95
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
BAHAN PEMBELAJARAN
A. Aktivitas Pembelajaran
96
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
Berdasarkan Tabel 2 materi bahan ajar yang harus dikuasai peserta didik
dalam rangka mencapai kompetensi yang diharapkan terdiri atas: 1) Jenis-
jenis jaringan hewan, 2) Struktur, karakteristik, dan fungsi jaringan Hewan,
dan 3) Struktur dan Fungsi organ pada hewan dan 4) Jenis penyakit pada
Aktivitas Pembelajaran 1
97
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
98
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
3. Kegiatan Akhir
a. Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil pengamatan
jaringan epitel dan jaringan ikat
b. Memberikan umpan balik untuk mengetahui ketercapaian
kompetensi
c. Memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya
99
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Aktivitas Pembelajaran 2
100
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
101
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Aktivitas Pembelajaran 3
102
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
103
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Tujuan
Setelah melakukan kegiatan peserta didik dapat
1. Terampil mengggunakan mikroskop
2. Menjelaskan karakteristik jaringan epitel dan jaringan ikat berdasarkan
hasil pengamatan
3. Menyajikan hasil pengamatan jaringan epitel dan jaringan ikat
Alat dan Bahan
1. Mikroskop cahaya
2. Preparat awetan kulit
3. Preparat awetan usus
4. Preparat awetan jaringan tulang
5. Preparat awetan jaringan rawan
104
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
Cara Kerja
1. Pengamatan jaringan epitel,
a. Letakkan mikroskop pada meja kerja!
b. Arahkan pada sumber cahaya sehingga cahaya memasuki diafragma!
c. Letakan preparat awetan usus halus pada meja objek!
d. Dapatkan gambar dengan pembesaran paling rendah pada objek yang
akan diamati!
e. Setelah objek tampak, ganti dengan lensa objektif yang
pembesarannya lebih tinggi dengan cara memutar revolver!
f. Fokuskan lensa objektif dengan memutar mikrometer!
g. Gambar hasil pengamatan pada lembar yang sudah disediakan!
Berikan label pada setiap bagiannya dan tuliskan pembesaran yang
anda gunakan.
h. Ulangi langkah 1c sampai 1g menggunakan preparat awetan kulit
2. Pengamatan jaringan epitel rongga mulut
a. Teteskan larutan metilen biru pada gelas objek di atas meja kerja!
b. Ambilah selaput tipis bagian dalam ronga mulut menggunakan tusuk
gigi yang bersih, lakukan dengan lembut sehingga tidak melukai
bagian pipi dalam anda.
105
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
c. Oleskan ujung tusuk giri yang sudah anda olesi bagian dalam pipi anda
pada larutan metilen biru yang sudah diteteskan pada gelas objek
kemudian tutup menggunakan cover glass!
d. Serap kelebihan pewarna menggunakan kertas tisu!
e. Letakkan preparat pada meja objek!
f. Fokuskan lensa objektif dengan pembesaran paling rendah pada
objek yang akan diamati!
g. Setelah objek tampak, ganti dengan lensa objektif yang
pembesarannya lebih tinggi dengan cara memutar revolver!
h. Fokuskan lensa objektif dengan memutar mikrometer!
i. Gambar hasil pengamatan pada lembar yang sudah disediakan!
3. Pengamatan jaringan ikat
a. Letakkan mikroskop pada meja kerja!
b. Fokuskan cermin agar cahaya memasuki diafragma!
c. Letakan preparat awetan jaringan tulang pada meja objek!
d. Fokuskan lensa objektif dengan pembesaran paling rendah pada objek
yang akan diamati!
e. Setelah objek tampak, ganti dengan lensa objektif yang pembesarannya
lebih tinggi dengan cara memutar revolver!
f. Fokuskan lensa objektif dengan memutar mikrometer!
g. Gambar hasil pengamatan pada lembar yang sudah disediakan!
Tuliskan label pada bagian-bagiannya.
h. Ulangi langkah 3c sampai 3g menggunakan preparat awetan jaringan
rawan, jaringan darah, dan tendon!
106
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
Hasil Pengamatan
Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Usus Jaringan Tulang
Rongga Mulut
Pembesaran: Pembesaran:
Pembesaran:
107
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kesimpulan
Tuliskan kesimpulan hasil pengamatan jaringan epitel dan jaringan ikat yang
telah dilakukan!
108
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
Hasil Pengamatan
Jaringan saraf
Pembesaran:
109
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
110
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
Kesimpulan
Tuliskan kesimpulan hasil pengamatan organ pada hewan yang telah
dilakukan!
111
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Tujuan kegiatan
Setelah melakukan kegiatan ini peserta didik dapat:
1. Menentukan organ-organ penyusun sistem organ
2. Menentukan fungsi organ dan sistem organ
Alat dan Bahan
Torso
Cara Kerja
1. Lakukan pengamatan torso manusia!
2. Tuliskan pada lembar pengamatan nama organ penyusun sistem organ
dan fungsinya berdasarkan hasil pengamatan pada torso!
Hasil Pengamatan
112
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
C. Bahan Bacaan
A. Jaringan Hewan
113
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Unit ini pembahasan materi bahan ajar difokuskan pada organisasi struktural
tingkat jaringan, organ, dan sistem organ.
114
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
Epitel membuang sampah dari jaringan, seperti CO2 melintasi alveolus dan
empedu dari epitel hati
4. Absorpsi
Epitel menyerap senyawa kimia dari medium sekitar. Contoh nutrien
diserap melalui epitel usus halus.
5. Filtrasi.
Semua senyawa kimia yang meninggalkan darah secara selektif disaring
melalui epitel pembuluh darah di glomerulus.
6. Sensasi
Epitel memiliki ujung saraf yang merasakan rangsangan seperti sentuhan
pada kulit
Jaringan eptel dibagi menjadi dua jenis yaitu epitel penutup dan pembatas dan
epitel kelenjar. Epitel penutup dan pembatas disebut epitel permukaan yang
membentuk lapisan luar kulit dan beberapa organ internal. Epitel permukaan
juga membentuk pembatas dalam pembuluh darah, rongga tubuh, saluran
pernapasan, pencernaan dan reproduksi. Epitel kelenjar membentuk bagian
kelenjar yang berfungsi untuk sekresi.
115
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
dasar tetapi tidak semua sel mencapai permukaan karena sel yang
berukuran pendek tertutupi yang tinggi.
2. Epitel berlapis terdiri dari dua lapisan sel atau lebih. Hanya sel lapisan
paling bawah yang menempel pada membran basalis sedangkan sel pada
lapisan sebelah atas melekat pada sel yang ada di bawahnya. Sel pada
lapisan paling atas berhubungan langsung dengan permukaan.
Berdasarkan bentuk sel pada lapisan permukaan, epitel berlapis
dibedakan menjadi 4 macam, yaitu epitel pipih berlapis, epitel kubus
berlaps, epitel silindris berlapis, dan epitel transisional. Epitel transisional
bentuk selnya berubah dari epitel pipih berlapis menjadi epitel silindris
berlapis atau sebaliknya.
116
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
117
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Epithelium
Perhatikan beberapa contoh epitel permuaan pada Gambar 2 berikut ini!
118
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
Selain epitel permukaan terdapat juga epitel kelenjar yang berfungsi khusus
untuk sekresi. Epitel kelenjar tersusun dari sel epitel yang mensekresikan
sekret ke dalam saluran, ke permukaan, atau ke dalam aliran darah. Seluruh
kelenjar tubuh dibedaan menjadi kelenjar eksokrin dan endokrin. Sekret yang
dikseresikan oleh kelenjar eksokrin berupa hormon memasuki cairan
interstitial dan berdifusi menuju aliran darah tanpa mengalir melalui saluran.
Kelenjar eksokrin mensekresikan produknya melalui saluran yang akan
bermuara pada permukaan epitel penutup dan pembatas.
2. Jaringan ikat
Jaringan ikat merupakan jaringan yang paling banyak dan penyebarannya
paling luas dalam tubuh. Jaringan ikat mepunyai beragam fungsi, antara lain :
mengikatkan organ-organ, menyokong tubuh, proteksi fisik, proteksi imun,
pergerakan, penyimpanan, dan transpor.
Jaringan ikat terdiri dari 2 komponen dasar, yaitu matriks ekstraseluler dan
sel. Matriks ekstraseluler adalah bahan yang terletak di antara rogga-rongga
antarsel. Matriks ekstraseluler terdiri dari serabut protein dan substansi dasar
berupa bahan antara sel dan serabut. Serabut disekresikan oleh sel jaringan
119
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
ikat. Berbeda dengan jaringan eptel, jaringan ikat tidak pernah terdapat pada
permukaan tubuh, jaringan ikat banyak mengandung pembuluh darah, kecuali
rawan yang bersifat avaskular dan tendon yang mengandung sedikit
pembuluh darah. Jaringan ingat memiliki serabut saraf kecuali rawan.
Kebanyakan jaringan ikat mengandung sel yang belum matang dan diberi
nama dengan akhiran blas. Contoh fibroblas merupakan sel belum matang
pada jaringan ikat padat dan ikat longgar, kondroblas pada rawan, osteoblas
pada tulang. Sel yang belum matang tetap memiliki kapasitas untuk membelah
dan mensekresikan matriks. Pada beberapa jaringan ikat matriks hanya
dipoduksi satu kali, sel yang belum matang berdiferensiasi menjadi sel matang
yang diberi nama dengan akhiran sit, Contoh fibrosit, kondrosit, dan osteosit.
Sel Jaringan ikat bervariasi berdasarkan jenis jaringan ikat, antara lain:
1. Fibroblas. Sel berukuran besar, pipih dan banyak tonjolan. Fibroblas
terdapat pada semua semua jaringan ikat dan biasanya jumlahnya banyak.
Fibroblas mensekresikan serabut dan substansi dasar
2. Makrofag, merupakan sel fagosit besar yang berkembang dari monosit
atau sel punca (Stem cel) yang menghasilkan monosit. .
3. Sel plasma (plasmosit) ditemukan di berbagai tempat pada tubuh, tetapi
kebanyakan sel plasma terdapat dalam jaringan ikat terutama di saluran
pencernaan dan pernapasan. Sel plasma berkembang dari limfosit dan
berperan mensintesis antibodi.
4. Mastosit terlibat dalam respon peradangan terhadap luka atau infeksi dan
dapat memakan dan membunuh bakteri. Mastosit mensekresikan heparin
yang mencegah pembekuan darah dan histamin yang meningkatkan aliran
darah dengan cara memperbesat (dilatasi) pembuluh darah
5. Adiposit atau sel lemak (sel adiposa), jaringan ikat yang menyimpan
lemak, ditemukan di bawah kulit, dan mengelilingi organ seperti jantung
dan ginjal.
6. Leukosit, tidak ditemukan dalam jumlah signifikan dalam jaringan ikat
normal. Tetapi dalam merespon terhadap kondisi tertentu leukosit
120
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
bermigrasi dari darah menuju jaringan ikat. Dua tipe yang umum adalah
neutrofil yang menyerang bibit penyakit dan limfosit yang breaksi
melawan bakteri, racun, dan agen asing lainnya.
Substansi dasar adalah komponen jaringan ikat di antara sel dan serabut.
Substansi dasar berupa cairan, setengah cair, jeli atau mengandung kapur.
Substansi dasar menyokong sel, menyimpan air, dan menyediakan medium
untuk pertukaran zat antara darah dan sel. Substansi dasar mengandung air
dan molekul organik gabungan antara karbohidrat dan protein, seperti asam
hyaluronat, kondroitin sulfat, dermatan sulfat, dan keratan sulfat. Secara
keseluruhan disebut glikosaminoglikan. Kecuali asam hyaluronat,
glikosaminoglikan bergabung dengan protein membentuk proteoglikan
Asam hyaluronat, substansi kental, mengikatkan sel bersama-sama,
melumasi persendian, dan membantu memelihara bentuk bola mata. Sel darah
putih, sel sperma, dan beberapa bakteri menghasilkan enzim hyaluronidase
yang menguraikan asam hyaluronat yang selanjutnya menyebabkan substansi
dasar jaringan ikat menjadi lebih cair. Kondroitin sulfat menyokong terhadap
jaringan rawan, tulang, kulit, dan pembuluh darah. Kulit, tendon, pembuluh
darah, dan katup jantung mengandung dermatan sulfat. Tulang, rawan, dan
korne mata mengandung keratan sulfat.
Serabut jaringan ikat terdiri dari tiga macam, yaitu kolagen, elastik, dan
retikuler. Serabut kolagen sangat kuat, tahan terhadap tarikan dan regangan
tetapi tidak kaku yang memberikan jaringan lebih fleksibel. Serabut kolagen
terssun dari protein kolagen. Serabut kolagen dijumpai pada kebanyakan
jaringan ikat terutama tulang, rawan, tendon, dan ligamen. Serabut elastik
memiliki diameter yang lebih kecil dibanding serabut kolagen, bercabang dan
berikatan bersama membentuk jarng-jaring serabut di dalam jaringan ikat.
121
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Serabut elastik terdiri dari molekul protein elastin yang dikelilingi oleh
glikoprotein disebut fibrilin. Serabut elastk banyak terdapat pada kulit,
dinding pembuluh darah dan jaringan pada paru-paru. Serabut retikuler,
terdiri dari kolagen yang tersusun dalam berkas halus dibungkus
glikoprotein. Serabut retikuler dihasilkan oleh fibroblas, serabut retikular
lebih kecil dari serabut kolagen dan membentuk jaring-jaring bercabang
seperti spons pada limfa dan nodus limfe.
122
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
3. Jaringan otot
Jaringan otot terdiri dari sel-sel memanjang disebut serabut otot atau miosit
yang dapat menggunakan ATP untuk menghasilkan energi. Jaringan otot
berperan dalam pergerakan tubuh, memelihara postur tubuh, dan
menghasilkan panas.
123
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
rangka dikenal sebagai otot lurik dan otot volunter. Otot rangka disebut otot
lurik karena memperlihatkan pergantian antara pita gelap dan terang. Otot
rangka disebut otot volunter karena memiliki kontrol saraf secara sadar.
Otot jantung terbatas pada jantung. Otot jantung tampak lurik tetapi berbeda
dengan otot rangka pada ciri yang lain. Sel otot jantung disebut cardiomyocyt
berukuran lebih pendek dari serabut dan bercabang. Otot jantung hanya
memiliki satu nukleus yang terletak di tengah. Ujung otot jantung
berhubungan satu dengan yang lain melalui diskus interkalaris. Otot jantung
bersifat involunter karena dibawah kontrol saraf tidak sadar. Otot polos tidak
memperlihatkan pita gelap dan terang dan bersifat involunter. Sel otot polos
disebut myosit berbentuk spindel dan hanya memiliki satu inti terletak di
tengah. Sebagian kecil otot polos terdapat pada iris dan kulit dan sebagian
besar merupakan otot viseral yang membentuk lapisan dinding saluran
pencernaan, pernapasan, saluran urinaria, pembuluh darah, uterus, dan organ
dalam lainnya. Perhatikan struktur otot rangka, otot polos, dan otot jantung
pada Gambar 4 berikut ini!
Perbedaan antara otot polos, rangka, dan jantung dapat dipelajari lebih lanjut
pada tabel berikut:
124
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
4. Jaringan saraf
Jaringan saraf terdiri dari dua jenis sel utama, yaitu neuron dan neuroglia.
Neuron atau sel saraf sensitif terhadap beragam stimulus. Neuron mengubah
stimulus menjadi signal listrik disebut potensial kerja saraf (impuls saraf) dan
mengahantarkan potensial kerja tersebut menuju neuron lain, otot, atau
kelenjar. Kebanyakan neuron terdiri dari 3 bagian yaitu badan sel (nerosoma),
dendrit, dan akson. Badan sel mengandung nukleus dan organel lain. Dendrit
merupakan tonjolan pendek bercabang banyak dan runcing keluar dari badan
sel berperan untuk menerima impuls. Akson merupakan satu tonjolan kecil
silindris yang panjang keluar dari badan sel berperan untuk menghantarkan
impuls menuju neron lain atau beberapa jaringan lain. Neuroglia tidak
berperan dalam penghantaran impuls tetapi berfungsi sebagai penyokong.
Untuk memperjelas pemahaman tentang sel saraf, perhatikan gambar berikut:
125
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
126
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
3. Lapisan ketiga adalah lapisan submukosa tersusun dari jaringan ikat, dan
4. Lapisan keempat paling dalam adalah lapisan mukosa tersusun dari
jaringan epitel silindris sederhana tidak bersilia.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut!
Organ satu bergabung dengan organ lain membentuk sistem organ. Sistem
organ yang ada pada tubuah manusia anatara lain sistem integumen, sistem
otot, sistem rangka, sistem cardiovascular, sistem pencernaan, sistem
pernapasan, sistem urinaria, sistem saraf, sistem endokrin sistem reproduksi,
dan sistem imunitas. Pembahasan secara mendetil akan diuraikan pada unit-
unit berikutnya yang mencakup kompetensi dasar 3.5 sampai 3.14 kelas XI.
127
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
PENGEMBANGAN PENILAIAN
Bagian ini memuat uraian pembahasan soal-soal Ujian Nasional yang muncul
tiga tahun terakhir pada lingkup materi jaringan hewan mengingat materi ini
merupakan materi yang memiliki Urgensi, Kontinuitas, Relevansi, dan
Keterpakaian tinggi. Selain itu, bagian ini memuat pembahasan tentang cara
mengembangkan soal HOTS yang disajikan dalam bentuk pemodelan,
sehingga dapat dijadikan acuan oleh guru dalam mengembangkan soal pada
lingkup materi ini. Guru perlu mencermati dengan baik bagian ini, sehingga
terampil mengembangkan soal HOTS untuk lingkup materi Biologi yang lain.
A. Pembahasan Soal-soal
Materi jaringan hewan merupakan materi yang sering muncul pada soal Ujian
Nasional yang diujikan tiga tahun terakhir. Berikut akan diuraikan
pembahasan soal-soal tersebut.
128
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
Kunci Jawaban :D
Pembahasan :
Jaringan epitel tersebut adalah epitel silindris sederhana tidak bersilia. Epitel
ini ditemukan pada usus halus untuk penyerapan sari-sari makanan dan
sekresi getah usus yang mengandung mukus dan enzim karena adanya sel
Goblet.
Kunci jawaban :B
Pembahasan :
Gambar A jaringan otot jantung berbentuk silinder panjang bercabang, inti sat
terletak di tengah berfungsi memompa darah (gerak tidak sadar)
129
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
130
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
Kunci jawaban :E
Pembahasan :
Gambar A sel darah merah berbentuk bionkaf, tidak berinti berperan untuk
mengangkut O2
Gambar B sel darah putih monosit bentuk tidak beraturan, berinti besar
berperan untuk pertahanan tubuh
Gambar C sel darah putih limfosit bentuk tidak beraturan, berinti besar
berperan untuk pertahanan tubuh
Gambar D sel darah putih eosinofil bentuk tidak beraturan, inti bercabang 2
berperan untuk pertahanan tubuh
Gambar E sel darah putih neutrofil bentuk tidak beraturan, inti bercabang 3
berperan untuk pertahanan tubuh
131
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
132
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
133
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran
LINGKUP MATERI 1
Jaringan Hewan
MATERI
INDIKATOR SOAL Keterkaitan antara struktur jaringan dengan fungsi organ usus
yang benar adalah ....
Disajikan gambar
A. 1 merupakan jaringan epitel pipih sederhana yang
penampang
melintang usus mendukung fungsi usus untuk sekresi dan absorpsi
halus, peserta didik B. 2 merupakan jaringan otot polos sirkular yang mendukung
dapat menunjukkan fungsi usus dalam gerak peristaltik makanan
keterkaitan antara C. 3 merupakan jaringan ikat adiposa yang berperan untuk
struktur jaringan menyimpan cadangan energi untuk kontraksi usus
penyusun organ D. 4 merupakan jaringan otot polos longitudinal yang
usus dengan fungsi
mendukung fungsi usus dalam gerak peristaltik makanan
organ usus
E. 5 merupakan jaringan otot polos sirkular yang mendukung
fungsi usus dalam gerak peristaltik makanan
134
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
C. Refleksi Pembelajaran
135
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
KESIMPULAN
136
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
Lingkup materi jaringan hewan disajikan untuk membekali para guru dalam
meningkatkan kompetensi profesionalnya yang pada akhirnya akan
meningkatkan penguasaan materi peserta didik. Pengayaan materi terkait
lingkup materi ajar jaringan hewan sel yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari yaitu, “A. Mengganti Sel yang Rusak dengan Transplantasi Sel
Punca”, diharapkan mengginspirasi guru dan peserta didik dalam mengikuti
perkembangan teknologi kedokteran untuk kemaslahatan hidup manusia.
Unit ini dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari
satu aktivitas pembelajaran Aktivitas pembelajaran pertama didasarkan pada
LKPD 1 Pengamatan jaringan epitel dan jaringan ikat, aktivitas pembelajaran
kedua didasarkan pada LKPD 2 Pengamatan jaringan otot dan jaringan saraf
dan aktivitas pembelajaran ketiga didasarkan pada LKPD 3 Pengamatan
struktur antomi organ dan LKPD 4 Pengamatan organ. Model pembelajaran
Discovery Learning yang digunakan memfasilitasi peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan saintifik dan mendorong keterampilan
berpikir tingkat tinggi
137
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
138
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
UMPAN BALIK
Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
1. Memahami indikator yang telah
dikembangkan berdasarkan Kompetensi
Dasar
2 Mampu menghubungkan konten dengan
fenomena kehidupan sehari-hari
3 Merasa bahwa tahapan aktivitas
pembelajaran dapat mengembangkan
HOTS peserta didik
4 Memahami tahapan aktivitas yang
disajikan dengan baik
5 Mampu dengan baik mengaplikasikan
aktivitas pembelajaran di dalam kelas
6 Memahami dengan baik Lembar Kerja
Peserta Didik yang dikembangkan
7 Mampu melaksanakan dengan baik
Lembar Kerja Peserta Didik yang
dikembangkan
8 Memahami Konten secara menyeluruh
dengan baik
9 Memami prosedur penyusunan soal HOTS
dengan baik
10 Mampu membahas soal HOTS yang
disajikan dengan tepat
Jumlah
Jumlah Total
139
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
4 = Sangat Menguasai
70-79 Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten,
cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS. Guru perlu
mendiskusikan bagian yang belum dipahami dengan fasilitator
atau teman lain di MGMP.
140
Unit Pembelajaran
Jaringan Hewan
141
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
142
PENUTUP
Saudara perlu memahami unit-unit dengan baik. Oleh karena itu, unit-unit
perlu dipelajari dan dikaji lebih lanjut oleh Saudara bersama rekan sejawat
guru Biologi lainnya dalam Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran
(PKP) di MGMP masing-masing. Kajian semua komponen unit pembelajaran
yang disajikan perlu dilakukan, sehingga dapat Saudara mendapatkan
gambaran teknis mengenai cara mengimplementasikan di kelas. Selain itu,
diharapkan dapat mengantisipasi kesulitan-kesulitan yang mungkin akan
dihadapi.
143
terdapat dilingkungan masing-masing (kontekstual). Begitu pula dalam
mengalokasikan waktu pembelajaran, saudara dapat menyesuaikan dengan
kalender akademik di sekolah masing-masing. Harapan penulis, Saudara
dapat mengadaptasi langkah pembelajaran yang disajikan dalam unit
pembelajaran untuk mengembangkan RPP pada topik Biologi lainnya.
144
DAFTAR PUSTAKA
Ariyana, Y., Pudjiastuti, A., Bestary, R., & Zamroni. (2018). Buku Pegangan
Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi.
Jakarta. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2018). Surat Keputusan BSNP Npmpr
0296/SKEP/BSNP/XI/2018 tentang Kisi-Kisi Ujian Naional untuk
Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Badan Standar
Nasional Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2018). Permendikbud Nomor 37
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta. Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Saladin, K.S., Gan, C.A., & Cushman, H.N., 2018. Anatomy and Physiology : The
Unity of Form and Function. New York : McGraw-Hill Education.
Mader, S.S., & Windelspecht, M., 2016. Human Biology. New York : The
McGraw-Hill Companies, Inc.
Raven, P.H., et al. 2011. Biology. The McGraw-Hill Companies, Inc.
Tortora, G.,J., & Derrickson, B., 2017. Principles of Anantomy & Physiology. West
Sussex : John Wiley & Sons, Inc.
Khan, A.S. 2017. Flowering Plants : structure and industrial products. West
Sussex : John Wiley & Sons, Inc.
Evert, R.F. & Eichhorn, S.E. 2013. Biology of Plants. New York : W. H. Freeman
and Company
Ster, K.R., Bidlack, J.E., & Jansky, S.H. 2008. Introductory Plant Biology. New
York : New York : McGraw-Hill Education
http://www.aminbenahmed.blogspot.com
http://www.gunungleuser.or.id
http://www.alamy.com
http://integratedsciencegeneral11.weebly.com
Ster, K.R., Bidlack, J.E., & Jansky, S.H. 2008. Introductory Plant Biology. New
York : New York : McGraw-Hill Education
http://www.facweb.furman.edu
145
http://www.picswe.net
http://www.commons.wikimedia.org
http://www.nokgoodso.files.wordpress.com Stern, K.R.,Bidlack, J.E. & Jansky,
S.H., 2008 : 67
http://www.robinsonlibrary.com
http://2.bp.blogspot.com
http://www. strengthflexibilityhealtheds.com
http://www.ftcollinspersonaltrainer.com/2017/04/different-types-muscle-
tissue
en.wikibooks.org/wiki/Human_Physiology/The_Nervous_System
http://www.www.tes.com/lessons/T5Iwb7ImAbwegQ/hbs-tissues-1-2
https://www.alodokter.com
146
147
148