Anda di halaman 1dari 166

Paket Unit Pembelajaran

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)


MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK)

Teks Eksposisi
dan Biografi
Penulis:
Dra. Elina Syarif, M.Pd.
Hari Wibowo, S.S., M.Pd.

Penyunting:
Aji Septiaji, M. Pd.
Dr. Siti Ansoriyah, M.Pd.

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Paket Unit Pembelajaran
Teks Ekspoisi dan Biografi

KATA SAMBUTAN

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Saya menyambut baik terbitnya Paket Unit Pembelajaran dalam rangka


pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi.
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran merupakan salah satu upaya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran yang berfokus pada upaya mencerdaskan peserta didik melalui
pembelajaran berorientasi keterampilan berpikir tingkat tinggi. Program
berbasis zonasi ini dilakukan mengingat luasnya wilayah Indonesia dan
kualitas pendidikan yang belum merata, sehingga peningkatan pendidikan
dapat berjalan secara masif, merata, dan tepat sasaran.

Paket unit pembelajaran ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan


Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skills (HOTS).
Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir kompleks dalam
menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi,
menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental
yang paling dasar.

Sasaran Program PKB melalui PKP berbasis zonasi ini adalah seluruh guru di
wilayah NKRI yang tergabung dalam komunitas guru sesuai bidang tugas yang
diampu di wilayahnya masing-masing. Komunitas guru dimaksud meliputi
kelompok kerja guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan
Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK).

iii
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Semoga Paket Unit Pembelajaran ini dapat digunakan dengan baik


sebagaimana mestinya sehingga dapat menginspirasi guru dalam
mengembangkan materi dan melaksanakan proses pembelajaran yang
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi yang bermuara pada
meningkatnya kualitas lulusan peserta didik.

Untuk itu, kami ucapkan terima kasih atas kerja keras dan kerja cerdas para
penulis dan semua pihak terkait yang dapat mewujudkan Paket Unit
Pembelajaran ini. Semoga Allah Swt. senantiasa meridai upaya yang kita
lakukan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, Juli 2019


Direktur Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan,

Dr. Supriano, M.Ed.


NIP. 196208161991031001

iv
Paket Unit Pembelajaran
Teks Ekspoisi dan Biografi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., Tuhan YME, karena atas izin
dan karunia-Nya Paket Unit Pembelajaran Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi ini dapat diselesaikan. Paket Unit
Pembelajaran ini disusun berdasarkan analisis Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian serta analisis Ujian Nasional
(UN).

Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa peserta didik masih lemah dalam
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) seperti
menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Hasil tersebut ternyata selaras
dengan capaian PISA (Programme for International Student Assessment)
maupun TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study). Oleh
karena itu, perserta didik harus dibiasakan dengan pembelajaran dan soal-
soal yang berorientasi kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi agar
meningkat kemampuan berpikir kritisnya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan


Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), berupaya meningkatkan kualitas
pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas lulusan peserta didik
dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi. Program ini
dikembangkan dengan menekankan pembelajaran yang berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi.

v
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan pemerataan mutu pendidikan,


maka pelaksanaan Program PKP dilakukan dengan mempertimbangkan aspek
kewilayahan (Zonasi). Melalui zonasi ini, pengelolaan komunitas guru seperti
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SMA/SMK dan SLB, dan
Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) dilaksanakan dengan
memperhatikan keragaman mutu pendidikan.

Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada


seluruh tim penyusun yang berasal dari Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
bidang Kelautan dan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPPPTK
KPTK), Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), dan Perguruan Tinggi
serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam mewujudkan penyelesaian
Paket Unit Pembelajaran ini. Semoga Allah Swt. senantiasa meridai upaya yang
kita lakukan.

Wassalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh

Direktur Pembinaan Guru


Pendidikan Menengah dan
Pendidikan Khusus,

Ir. Sri Renani Pantjastuti, M.P.A.


NIP. 196007091985032001

vi
Paket Unit Pembelajaran
Teks Ekspoisi dan Biografi

DAFTAR ISI

Halaman

KATA SAMBUTAN __________________________________ iii


KATA PENGANTAR __________________________________ v
DAFTAR ISI ______________________________________ vii
PENGANTAR PAKET UNIT PEMBELAJARAN ________________ 1
UNIT PEMBELAJARAN 1 Teks Ekpsosisi __________________ 3
UNIT PEMBELAJARAN 2 TEKS Biografi __________________ 73
PENUTUP _______________________________________ 151
DAFTAR PUSTAKA ________________________________ 153
LAMPIRAN ______________________________________ 156

vii
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

viii
Paket Unit Pembelajaran
Teks Ekspoisi dan Biografi

PENGANTAR PAKET UNIT PEMBELAJARAN

Paket unit satu disusun sebagai kumpulan sumber bahan ajar alternatif bagi
guru yang tersusun atas Unit Teks Eksposisi dan Unit Teks Biografi. Melalui
bahan bacaan pada paket unit tersebut diharapkan guru mendapatkan
tambahan pengetahuan untuk mengajarkan materi tersebut ke peserta
didiknya sesuai capaian kompetensi dasar (KD), terutama dalam memfasilitasi
kemampuan bernalar peserta didik.

Selain itu, unit-unit ini juga aplikatif bagi guru dan peserta didik agar dapat
menerapkan dasar-dasar pengetahuan elastisitas dan benda tegar dalam
kehidupan sehari-hari.

Paket Teks Eksposisi dan Unit Teks Biografi terdiri dari komponenen penting
dalam dalam setiap unitnya yaitu kompetensi dasar, perumusan indikator
pencapaian kompetensi, aplikasi di dunia nyata, soal-soal tes UN/USBN,
aktivitas pembelajaran, lembar kerja peserta didik (LKPD), bahan bacaan,
pengembangan penilaian, kesimpulan dan umpan balik.

Komponen-komponen di dalam setiap unit tersebut disesuaikan dengan topik


benda tegar dan elastisitas masing-masing dengan tujuan agar dapat dilihat
kesesuaian dengan strategi pembelajaran yang digunakan.

LKPD pada setiap unit dikembangkan agar guru dapat memfasilitasi peserta
didik untuk melatihkan kemampuan bernalar dan berketerampilan proses
sain dengan mendayagunakan media yang sudah menjadi standar
kelengkapan sekolah.

1
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

LKPD tersebut disajikan melalui serangkaian aktivitas pembelajaran dengan


menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang di
rekomendasikan dalam Kurikulum 2013.

Keberhasilan Saudara dalam memahami paket ini, dapat direfleksi melalui


instrumen pada umpan balik setelah melalui serangkaian proses penelaahan
yang akan dimatangkan selanjutnya melalui serangkaian implementasi di
kelas masing-masing.

2
i
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK)

TEKS EKPOSISI
Penulis:
Dra. Elina Syarif, M.Pd.

Penyunting:
Aji Septiaji, M. Pd.

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ___________________________________ 5


DAFTAR GAMBAR _______________________________ 6
DAFTAR TABEL ________________________________ 6
PENDAHULUAN ________________________________ 7
KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK __________ 9
A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi ________________________________ 9
B. Indikator Pencapaian Kompetensi _______________________________________ 10
APLIKASI DI DUNIA NYATA _____________________ 12
SOAL-SOAL UN/USBN __________________________ 17
BAHAN PEMBELAJARAN ________________________ 19
A. Aktivitas Pembelajaran ____________________________________________________ 19
Aktivitas 1: Mengidentifikasi dan mengembangkan teks eksposisi yang
didengar dan atau dibaca. _________________________________________________ 19
Aktivitas: 2 Menganalisis Struktur, dan Kebahasaan, serta
Mengonstruksi Teks Eksposisi ____________________________________________ 24
B. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ______________________________________ 30
LKPD 1 Mengidentifikasi dan mengembangkan isi teks eksposisi _____ 30
LKPD 2 Menganalisis struktur dan kebahasan serta mengkonstruksi
teks eksposisi_______________________________________________________________ 35
C. Bahan Bacaan ______________________________________________________________ 45
1. Pengertian Teks Eksposisi _____________________________________________ 45
2. Struktur dan Unsur Kebahasaan Teks Eksposisi ____________________ 47
3. Menyusun Teks Eksposisi ____________________________________________ 53
PENGEMBANGAN PENILAIAN ____________________ 55
A. Pembahasan Soal-soal _____________________________________________________ 55

5
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Pengembangan Soal HOTS _________________________________________________ 58


KESIMPULAN _________________________________ 69
UMPAN BALIK ________________________________ 70

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Suasana Lingkungan Hijau ___________________________________________ 14


Gambar 2 Hutan Lindung ________________________________________________________ 31
Gambar 3 Sampah-sampah Plastik ______________________________________________ 32
Gambar 4 Ilustrasi Bijak dalam Media Sosial ___________________________________ 36
Gambar 5 Ilustrasi Generasi Milenial ___________________________________________ 38
Gambar 6 Bagan Struktur Teks Eksposisi ______________________________________ 48

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Target KD__________________________________________________________________ 9


Tabel 2 Indiktator pencapaian Kompetensi ____________________________________ 10
Tabel 3 Analisis Soal UN 2016 ___________________________________________________ 17
Tabel 4 Analisis Soal UN 2017 ___________________________________________________ 18

6
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

PENDAHULUAN

Pada unit ini dibahas menganai teks eksposisi . Ada empat kompetensi dasar
(KD) yang akan dipelajari. KD tersebut mengacu pada permendikbud nomor
37 tahun 2018 yaitu: (1) KD 3.3 Mengidentifikasi (permasalahan,
argumentasi, pengetahuan, dan rekomensdasi) teks eksposisi yang dengar dan
atau dibaca. (2)KD 4.3 Mengembangkan isi (permasalahan, argumentasi,
pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi. Secara lisan dan tulisan (3)
KD 3.4 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks (4) KD 4.6 Mengontruksi
teks eksposisi dengan memerhatikan isi (permasalahan, argumentasi,
pengetahuan, dan rekomensdasi), struktur dan kebahasaan.

Pada bagian awal diuraikan analisis kompetensi dasar. Analisis KD diawali


dengan menentukan beberapa target kompetensi yang dijabarkan dari KD.
Berdasarkan target kompetensi tersebut, dirumuskanlah indikator
pencapaian kompetensi (IPK). IPK dibagi atas tiga bagian, yakni indikator
pendukung, indikator kunci, indikator pengayaan.

IPK kunci merupakan kompetensi minimal yang terdapat dalam KD. Indikator
pendukung merupakan indikator yang perlu dikuasai peserta didik sebelum
mampu memahami indikator kunci. IPK pendukung membantu peserta didik
dalam memahami indikator kunci. Indikator pengayaan merupakan indikator
yang dirumuskan melebihi tuntutan standar minimal kompetensi dasar.
Indikator ini diharapkan dapat membantu peserta didik dalam
mengembangkan dan mengayakan potensi peserta didik.

Merumuskan IPK harus didasarkan pada tingkatan proses berpikir peserta


didik. Menggunakan kata kerja operasional dengan kalimat yang mudah
dipahami sesuai karakteristik mata pelajaran Bahasa Indonesia.

7
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Pada bagian selanjutnya, disajikan soal-soal Ujian Nasional (UN) yang


berkaitan atau berkesesuaian dengan teks eksposisi . Soal-soal tersebut
terdapat pada ujian nasional tahun 2017, dan 2018 . Soal tersebut dilengkapi
pula dengan pembahasan.

Untuk membelajarkan teks eksposisi kepada peserta didik disajikan ke dalam


aktivitas pembelajaran. Aktivitas pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil
analisis KD. Setiap aktivitas pembelajaran terdiri atas sepasang KD
pengetahuan dan keterampilan. Pada unit ini, aktivitas pembelajaran dibagi
menjadi dua, yakni: (1) mengidentifikasi dan menyimpulkan teks eksposisi
dan (2) menelaah dan menyajikan teks eksposisi. Sesuai dengan karakteristik
materi, aktivitas pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model
pembelajaran discovery learning.

Melengkapi unit ini, maka disajikan pula lembar kerja peserta didik (LKPD).
LKPD merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah
peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat
meningkatkan aktifitas peserta didik dalam peningkatan prestasi belajar.
LKPD tersebut dikembangkan berdasarkan indikator pencapaian kompetensi
yang telah dirumuskan.

Selain itu, untuk memudahkan pendidik dan peserta didik mendapatkan


bahan pelajaran, disajikan pula bahan bacaan. Bahan bacaan terdiri atas
materi-materi yang berkaitan dengan materi teks eksposisi yang dibutuhkan
peserta didik dalam menguasai kompetensi dasar.

Pada bagian akhir unit ini, dikembangkan penilaian dengan mengembangkan


soal Higher Order Thinking Skilis (HOTS) berdasarkan indikator yang
rumuskan pada level pengetahuan analisis, evaluasi, dan mencipta. (C4-C6).
Subunit ini ditutup dengan simpulan dan umpan balik.

8
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK

A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

Sub unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar


kelas X:

Tabel 1 Target KD

No Kompetensi Dasar Target KD


1. 3.3 Mengidentifikasi 1. Mengidentifikasi
(permasalahan, argumentasi, (permasalahan,
pengetahuan, dan argumentasi, pengetahuan,
rekomendasi) teks eksposisi dan rekomendasi) teks
yang didengar dan atau eksposisi yang dibaca.
dibaca.
4.3 Mengembangkan isi 1. Mengembangkan isi
(permasalahan, argumen, (permasalahan,
pengetahuan, dan argumentasi, pengetahuan,
rekomendasi) teks eksposisi dan rekomendasi) teks
secara lisan dan/tulis eksposisi secara tulis.

2 3.4 Menganalisis struktur dan 1. Menganalisis struktur teks


kebahasaan teks eksposisi eksposisi.
2. Menganalisis kebahasaan
teks eksposisi.
4.4 Mengonstruksikan teks 1. Mengonstruksi teks
eksposisi dengan eksposisi dengan
memerhatikan isi memperhatikan isi
(permasalahan, argumen, (permasalahan, argumen,
pengetahuan, dan pengetahuan, dan
rekomendasi), struktur dan rekomendasi) struktur teks
kebahasaan eksposisi.
2. Mengonstruksi teks
eksposisi dengan
memperhatikan isi
(permasalahan, argumen,
pengetahuan, dan
rekomendasi) kebahasan
teks eksposisi.

9
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Tabel 2 Indiktator pencapaian Kompetensi

INDKATOR PENCAPAIAN INDKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI (IPK) KOMPETENSI (IPK)
PENGETAHUAN KETERAMPILAN

3.3 Mengidentifikasi 4.3 Mengembangkan isi


(permasalahan, argumentasi, (permasalahan, argumen,
pengetahuan, dan pengetahuan, dan
rekomendasi) teks eksposisi rekomendasi) teks eksposisi
yang didengar dan atau dibaca. secara lisan dan/tulis
Indikator Pendukung Indikator Pendukung
3.3.1 Merinci (permasalahan, 4.3.1 Merancang isi
argumentasi, pengetahuan, (permasalahan, argumen,
dan rekomendasi) teks pengetahuan, dan
eksposisi yang didengar. rekomendasi) teks eksposisi
3.3.2 Menjelaskan secara lisan dan/tulis
(permasalahan,
argumentasi, pengetahuan,
dan rekomendasi) teks
eksposisi yang didengar.

Indikator Kunci Indikator Kunci


3.3.3 Mengidentifikasi 4.3.2 Mengembangkan isi (per-
(permasalahan, argumentasi, masalahan, argumentasi,
pengetahuan, dan pengetahuan, dan
rekomendasi) teks eksposisi rekomendasi) teks eksposisi
yang dibaca. secara tulis.

Indikator Pengayaan Indikator Pengayaan


3.3.4 Menyimpulkan 4.3.2 Mengedit isi (per-
(permasalahan, argumentasi, masalahan, argumentasi,
pengetahuan, dan pengetahuan, dan
rekomendasi) teks eksposisi rekomendasi) teks eksposisi
yang didengar. secara tulis.
3.3.5 Membandingkan
(permasalahan, argumentasi,
pengetahuan, dan
rekomendasi) teks eksposisi
yang dibaca.

10
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

INDKATOR PENCAPAIAN INDKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI (IPK) KOMPETENSI (IPK)
PENGETAHUAN KETERAMPILAN

3.4 Menganalisis struktur dan 4.4 Mengkonstrukasi teks


kebahasaan teks eksposisi eksposisi dengan
memerhatikan isi
(permasalahan, argumen,
pengetahuan, dan
rekomendasi), struktur dan
kebahasaan
Indikator Pendukung Indikator Pendukung
3.4.1 Menjelaskan sruktur teks 4.4.1 Merancang teks eksposisi
eksposisi. dengan memperhatikan isi
3.4.2 Menjelaskan kebahasaan (permasalahan, argumen,
teks eksposisi. pengetahuan, dan
3.4.3 Menentukan struktur teks rekomendasi) struktur dan
eksposisi. kebahasaan.
3.4.4 Menentukan kaidah
kebahasaan teks eksposisi.

Indikator Kunci Indikator Kunci


3.4.5 Menganalisis struktur teks 4.4. 3 Mengkonstruksi teks
eksposisi. eksposisi
3.4.6 Menganalisis kebahasaan dengan memperhatikan isi
teks eksposisi. (permasalahan, argumen,
pengetahuan, dan
rekomendasi) struktur,
kebahasaan teks eksposisi.

Indikator Pengayaan Indikator Pengayaan


3.4.7 Membandingkan struktur 4.4.5 Mengedit teks eksposisi
teks teks eksposisi dengan memperhatikan isi
3.4.8 Membandingkan kaidah (permasalahan, argumen,
kebahasaan teks eksposisi pengetahuan, dan
rekomendasi) struktur dan
kebahasaan teks eksposisi.

11
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

APLIKASI DI DUNIA NYATA

Teks Eksposisi

Teks eksposisi sangat dekat dengan kehidupan kita. Dalam percakapan sehari-
hari sering dijumpai teks eksposisi. Ketika menyampaikan uraian atau
informasi yang di dalamnya terdapat pendapat pribadi dengan tujuan untuk
menyakinkan orang, berarti sedang menyajikan atau menyampaikan sebuah
teks eksposisi.

Dalam menyajikan beragam informasi dalam media massa tersebut


dibutuhkan cara penyajian yang tepat agar mudah diketahui dan dipahami
pembaca. Salah satu cara untuk menyajikan informasi tersebut adalah melalui
teks eksposisi. Teks eksposisi menjadi salah satu pilihan dalam menyajikan
beragam informasi tersebut, karena fungsi teks eksposisi sebagai pengantar
informasi secara rinci dan sistematis. Sebuah teks eksposisi menyajikan
informasi dan pendapat dengan disertai alasan-alasan yang dapat
menyakinkan pembaca. Pembaca akan memperoleh pengetahuan secara rinci
pada suatu hal, kejadian atau pendapat. Pembaca dapat memahami suatu
informasi dengan mudah jika memahami teks eksposisi dengan baik.
Kemampuan memahami teks eksposisi akan sangat memengaruhi
kemampuan memahami beragam informasi yang terdapat dalam berbagai
sumber-sumber informasi.

Hampir setiap hari kita membaca beragam informasi melalui media massa,
seperti internet, surat kabar atau majalah. Media massa, sebagai sumber
informasi tersebut menjadi kebutuhan di era milineum ini. Informasi yang
melesat begitu cepat setiap waktu, menjadikan media massa tersebut menjadi
sumber informasi yang penting. Informasi-informasi tersebut disajikan
melalui berbagai macam jenis teks, salah satunya teks eksposisi.

12
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

Selain di media massa, teks eksposisi sangat dekat dengan kehidupan kita.
Dalam percakapan sehari-hari pun sebenarnya terdapat teks eksposisi. Ketika
menyampaikan uraian atau informasi yang di dalamnya terdapat pendapat
pribadi dengan tujuan untuk menyakinkan orang, berarti sedang menyajikan
atau menyampaikan sebuah teks eksposisi. Selain itu, saat berdiskusi
seseorang akan menyampaikan gagasan atau pendapat yang disertai dengan
alasan-alasan dan contoh yang meyakinkan teman diskusi, maka hal itu adalah
teks eskposisi pula.
Menyajikan gagasan tersebut digunakan melalui teks eksposisi. Gagasan
tersebut dikaji oleh penulis atau pembicara berdasarkan sudut pandang
tertentu. Untuk menguatkan gagasan yang disampaikan, penulis atau
pembicara harus menyertakan alasan-alasan logis. Dengan kata lain, ia
bertanggung jawab untuk membuktikan, mengevaluasi, atau mengklarifikasi
permasalahan tersebut. Bentuk teks ini biasa digunakan dalam kegiatan
ceramah, perkuliahan, pidato, editorial, opini, dan sejenisnya.

Permasalahan yang disajikan dalam teks eksposisi seputar lingkungan hidup


selalu terdengar mengemuka. Kejadian demi kejadian yang dialami di dalam
negeri telah memberi dampak yang sangat besar. Tidak sedikit kerugian yang
dialami, termasuk nyawa manusia. Namun, hal yang perlu dipertanyakan,
apakah pengalaman tersebut sudah cukup menyadarkan manusia untuk
melihat kesalahan dalam dirinya? Ataukah manusia justru merasa lebih
nyaman dengan sikap menghindar dan menyelamatkan diri dengan tidak
memberikan solusi yang lebih baik dan lebih tepat lagi? Banyak usaha yang
seharusnya dilakukan oleh manusia dalam upaya tinggal di lingkungan hijau.
Upaya yang dimaksud adalah upaya rekonsiliasi, perubahan konsep atau
pemahaman tentang alam, dan menanamkan budaya pelestari. Hal ini dapat
kita baca dalam paparan teks eksposisi berikut.

13
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tinggal di Lingkungan Hijau Membuat Lebih Sehat

Gambar 1 Suasana Lingkungan Hijau


Sumber: cnnindonesia.com

Lingkungan hijau yang saat ini sulit didapatkan di kota-kota besar, ternyata
benar-benar memberikan efek kesehatan yang baik untuk tubuh.

Penelitian terbaru menunjukkan orang yang tinggal di lingkungan dengan


ruang hijau yang banyak memiliki tingkat stres yang lebih rendah, pembuluh
darah yang lebih sehat, serta risiko serangan jantung dan stroke yang lebih
rendah dibandingkan orang yang tinggal dengan sedikit lingkungan hijau.

"Besarnya efek dan luasnya pengaruh penghijauan terhadap kesehatan,


mengejutkan," kata peneliti dari University of Louisville, Amerika Serikat,
Aruni Bhatnagar, dikutip dari Reuters. Dalam studi yang dipublikasikan di
Journal of the American Heart Association ini, peneliti menguji tingkat stres
dan risiko penyakit jantung dalam sampel darah dan urin dari 408 pasien di
klinik kardiologi, Kentucky, AS. Peneliti juga menggunakan data satelit dari
Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS (NASA) dan Survei Geologi
Amerika Sekat (USGS) untuk menghitung tingkat kehijauan tempat tinggal
para partisipan.

Hasilnya, dibandingkan dengan orang-orang di daerah dengan lingkungan


hijau yang sedikit, penghuni di lingkungan paling hijau memiliki kadar hormon
epinefrin dan F2-isoprostane yang lebih rendah. Kadar kedua hormon ini
menunjukkan tingkat stres dan stres oksidatif yang lebih rendah.

14
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

Selain itu, peneliti juga menemukan penghuni di lingkungan hijau dapat


mempertahankan pembuluh darah yang sehat. Sedangkan partisipan yang
tinggal dengan ruang hijau terbatas, rata-rata memiliki kelebihan berat badan,
tekanan darah tinggi atau kolesterol tinggi.

Hubungan antara lingkungan hijau dan masalah jantung ini juga tetap sama
bahkan setelah peneliti memperhitungkan faktor lain seperti usia, jenis
kelamin, etnis, status merokok, kemiskinan, dan kedekatan dengan polusi
udara.

Peneliti lalu menyimpulkan ruangan hijau merupakan salah satu cara untuk
mengurangi penyakit jantung. "Itu berarti interaksi yang sering dengan alam,
mungkin menjadi salah satu cara untuk mengurangi risiko penyakit jantung,"
ucap Bhatnagar. Ahli kesehatan lingkungan Annemarie Hirsch menilai
lingkungan hijau mampu mendorong warga untuk memiliki aktivitas fisik.
Lingkungan hijau juga meningkatkan kualitas udara dan mengurangi polutan.

"Ruang hijau juga dapat meningkatkan kehidupan sosial, faktor yang dikaitkan
dengan kesehatan dan kesejahteraan, dengan memfasilitasi interaksi dengan
tetangga," kata Hirsch mengomentari hasil penelitian ini.

Sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190102114428-255-
357897/studi-tinggal-di-lingkungan-hijau-buat-anda-lebih-sehat

15
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Eksposisi biasa digunakan seseorang untuk menyajikan gagasan. Gagasan


tersebut dikaji oleh penulis atau pembicara berdasarkan sudut pandang
tertentu. Untuk menguatkan gagasan yang disampaikan, penulis atau
pembicara harus menyertakan alasan-alasan logis. Dengan kata lain, penulis
bertanggung jawab untuk membuktikan, mengevaluasi, atau mengklarifikasi
permasalahan tersebut.

Untuk menyajikan beragam informasi dalam media massa tersebut


dibutuhkan cara penyajian yang tepat agar mudah diketahui dan dipahami
pembaca. Salah satu cara untuk menyajikan informasi tersebut adalah melalui
teks eksposisi. Teks eksposisi menjadi salah satu pilihan dalam menyajikan
beragam informasi tersebut, karena fungsi teks eksposisi sebagai pengantar
informasi secara rinci dan sistematis. Sebuah teks eksposisi menyajikan
informasi dan pendapat dengan alasan-alasan yang dapat menyakinkan
pembaca.

16
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

SOAL-SOAL UN/USBN

Berikut ini contoh soal-soal Ujian Nasonal (UN) maupun Ujian Sekolah
Berstandar Nasional (USBN) yang berkaitan atau berkesesuian dengan materi
teks eksposisi. Soal-soal tersebut terdapat pada soal UN-USBN pada tiga tahun
terakhir.

Soal-soal pada bagian ini diharapkan dapat menjadi bahan bagi pendidik dan
peserta dalam mempelajari dan mengembangkan soal-soal yang berkaitan
dengan teks eksposisi, sehingga pemahaman dan pengetahuan pendidik dan
peserta didik terhadap soal-soal ujian semakin baik.

Tabel 3 Analisis Soal UN 2016

NO SOAL TAHUN

Bacalah paragraf berikut!


(1) Rencana penyelamatan lingkungan sudah dilakukan di
Stockholm pada tahun 1972 dan dalam konferensi PBB di
Bali akhir 2007 mengenai perubahan ikiim. (2) Agar semua
itu tidak hanya menjadi rencana kosong, perayaan Hari
Bumi seharusnya bukan hanya melestarikan tradisi,
melainkan juga pembaharuan komitmen. (3) Hal tersebut
1 akan menjadi pembuktian komitmen yang dicanangkan. 2016
(4) Jika ingin merespons perubahan iklim, gaya hidup
harus berubah. (5) Siapkah kita mengubah gaya hidup?
Kalimat yang berisi fakta terdapat pada nomor….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4

17
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

E. 5

Identifiaksi
Level Kognitif Penalaran (L3)
Penggalan teks ekpososi berupa kalimat-kalimat
Diketahui dalam paragraf. Pada paragraf memiliki kalimat
yang berisi fakta.
Ditanyakan Kalimat yang berisis fakta
Materi yang
Menganalisis teks eksposisi
dibutuhkan

Tabel 4 Analisis Soal UN 2017

NO SOAL TAHUN
Bacalah dengan cermat paragraf berikut!
Telinga masyarakat sudah akrab dengan tiga nama
komedian Betawi, yakni Mpok Nori, Mandra,
Omaswati. Mereka adalalah tiga dari sekian banyak
seniman Betawi yang terus menjaga kesenian budaya
dengan ciri khas ondel-ondel sehingga wajanlah kalau
2 mereka menjadi buah bibir. 2017

Makna ungkapan buah bibir pada paragraf tersehut


adalah ..,.
A. selalu diperhatikan
B. senantiasa diteladani
C. kerap menjadi contoh
D. menarik perhatian orang
E. bahan pembicaraan orang
Identifiaksi
Level Kognitif Penalaran (L3)
Penggalan teks ekpososi berupa kalimat-kalimat
Diketahui dalam paragraf. Pada paragraf memiliki kalimat
ungkapan.
Ditanyakan Makna ungkapan
Materi yang
Menentukan makna yang tepat pada teks
dibutuhkan
ekposisi

18
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

BAHAN PEMBELAJARAN

A. Aktivitas Pembelajaran

Pernahkah Saudara membaca teks eksposisi di media massa? Apa saja yang
diungkapkan dalam teks tersebut? Teks ilmiah populer termasuk teks
eksposisi. Apakah teks eksposisi tersebut? Bagaimana mengidentifikasi,
mengembangkan isi, menganalisis struktur dan kebahasaan, dan
mengonstruksikan teks eksposisi.

Pada pembelajaran ini difokuskan untuk menjawab beberapa pertanyaan


tersebut di atas. Aktivitas pembelajaran ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian
pertama dikembangkan aktivitas pembelajaran mengidentifikasi teks
eksposisi yang didengar dan dibaca dan mengembangkan isi teks eksposisi
secara lisan tulis.

Aktivitas 1: Mengidentifikasi dan mengembangkan teks


eksposisi yang didengar dan atau dibaca.
Tujuan Aktivitas Pembelajaran 1
1. Mengidentifikasi teks eksposisi yang didengar dan atau dibaca.
2. Mengembangkan isi teks eksposisi secara tulis.
Kegiatan Pendahuluan
1. Pendidik mengucapkan salam dan bersama-sama berdoa sebelum
pembelajaran dimulai.
2. Mengaitkan materi dengan pengalaman peserta didik atau dengan tema
sebelumnya.
3. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar, tujuan, dan garis besar
kegiatan pembelajaran.

19
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kegiatan Inti
Stimulation (pemberian rangsangan)
1. Pendidik menayangkan video tentang lingkungan yang rusak akibat banjir
dapat diunduh pada link berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=sMpKesmjgv4
2. Peserta didik bertanya jawab tentang isi video yang ditampilkan.
Pertanyaan diarahkan pada apa yang disaksikan, apa penyebabnya,
bagaimana mengatasinya, apa saja fakta dan pendapat yang tersaji dalam
video tersebut. Setiap peserta didik difasilitasi untuk mengajukan pendapat
dengan alasan dan bukti yang mendukung.
3. Pendidik meminta peserta didik menemukan hubungan antara video yang
disaksikan tersebut dengan teks yang akan dipelajari.
4. Pendidik memberikan resume untuk memperjelas hubungan video
tersebut dengan teks eksposisi yang akan dipelajari.
5. Peserta didik merespon pertanyaan-pertanyaan membangun konteks
berkaitan dengan teks eksposisi yang diajukan oleh pendidik:
a. Apakah yang kalian ketahui tentang teks eksposisi ?
b. Dimana kita dapat menenemukan teks eksposisi ?
c. Topik apa saja yang biasa kita temui dalam teks eksposisi?
d. Pentingkah teks eksposisi dalam kehidupan? Mengapa?

Problem statemen (identifikasi masalah)


1. Peserta didik di bagi menjadi delapan kelompok, masing-masing
beranggotakan 4 orang.
2. Pendidik membagikan teks eksposisi sebagai teks model. Teks yang
diberikan pada semua kelompok adalah sama.
3. Peserta didik membaca dan mencermati teks model yang dibagikan.
Selanjutnya mengidentifiasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berhubungan dengan mengidentifikasi (permasalahan, argumentasi,
pengetahuan, dan rekomendasi) dan mengembangkan isi teks eksposisi.

20
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

4. Dari sekian banyak pertanyaan yang diajukan anggota kelompok, maka


dipilih beberapa hal yang akan dibahas pada pembelajaran ini.
5. Pendidik membantu peserta didik mengerucutkan masalah yang
berkembang dalam bentuk pertanyaan.
6. Pendidik melakukan pengamatan dan memberikan penilain proses dan
sikap peserta didik.

Data collection (pengumpulan data)


1. Pendidik membagikan teks eksposisi pada setiap kelompok. Teks
eksposisi yang dibagikan terbagi atas dua topik, yakni tentang lingkungan
dan kesehatan.
2. Pembagian teks dilakukan sebagai berikut:
a. Kelompok ganjil memperoleh teks berjudul “Pemanasan Global dan
Hilangnya Hutan Lindung”.
b. Kelompok genap memperoleh teks yang berjudul “Bahaya Kantong
Plastik”.
3. Masing-masing kelompok mendapatkan tugas membaca, mengamati,
mencatat dan mendikusikan teks eksposisi sesuai topik masing-masing.
4. Peserta didik mendiskusikan hasil pencermatan teks dan mencatat data
yang revan, pendapat, dan informasi penting yang terdapat pada teks.
5. Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang
belum dipahami berdasarkan hasil pengamatan teks yang didiskusikan
bersama kelompoknya.
Data processing (pengolahan Data)
1. Pendidik membagikan lembar kerja Peserta didik (LKPD)
2. Setelah membaca dan mencermati teks yang dibagikan, peserta didik
mengidentifikasi permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan
rekomendasi teks dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan identifikasi
yang terdapat pada LKPD 1.1.

21
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari hasil diskusi,


pengamatan, dan pengumpulan data teks eksposisi, peserta didik mendata
sejumlah informasi yang terdapat pada teks.
4. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari hasil diskusi,
pengamatan, dan pengumpulan data teks eksposisi , peserta mendata
informasi tiap paragaf teks eksposisi, baik yang topik lingkungan maupun
kesehatan. Hasil diskusi dituliskan pada LKPD 1.2.
5. Membandingkan permasalahan , argumentasi, pengetahuan dan
rekomendasi mengenai lingkungan maupun kesehatan. Hasil diskusikan
pada LKPD 1.3.
6. Peserta didik mendiskusikan dan menentukan permasalahan,
argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi pada teks eksposisi.
7. Peserta didik menuliskan sebuah simpulan berdasarkan data,
permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi teks
eksposisi yang didiskusikan. Peserta didik mengerjakan pada LKPD 1.4.
8. Peserta didik merancang isi permasalahan, argumentasi, pengetahuan,
dan rekomendasi, tugas ini dikerjakan pada KKPD 1.5.
9. Peserta didik secara kelompok mengembangkan permasalahan,
argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi menjadi teks eksposisi
secara tulis dikerjakan pada LKPD 1.6.
10. Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang
belum dipahami berdasarkan hasil pengolahan infomasi yang dilakukan.
11. Peserta didik menempelkan hasil dikusi mengenai hasil mengidentifikasi
permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendas, serta
mengembangkan isi ditempelkan di karton manila.
Urutan tempat pajangan diselang-seling antara topik lingkungan dan
kesehatan.

22
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

Verification (pembuktian)
1. Setiap kelompok bergantian secara berpasangan mepresentasikan hasil
pekerjaan kelompoknya. Presentasi dilakukan di tempat pemajangan
karya.
2. Kelompok lain mencatat hal-hal yang penting, lalu mengajukan petanyaan
dan saran kepada kelompok penyaji.
3. Kelompok penyaji memberikan tanggapan dan sanggahan secara
berkelompok. Seluruh anggota kelompok berkontribusi menjawab
pertanyaan dari kelompomk lain.
4. Secara individu peserta didik mencatat semua hasil diskusi kelompok,
baik presentasi kelompoknya maupun hasil presentasi kelompok lain.
Untuk melengkapi data yang diperlukan, peserta didik berkeliling
mengamati dan mencermati hasil kerja kelompoknya yang dipajang.
Secara berkelompok peserta didik mengedit hasil pekerjaannya
berdasarkan masukan dari teman-temannya.
5. Pendidik memberikan penguatan-penguatan dan resume kecil terhadap
semua persoalan yang didiskusikan.

Generalization (menarik kesimpulan)


1. Berdasarakn hasil pembelajaran, stimulus, identifikasi, pengumpulan
data,pengolahan data, dan ferifikasi, peserta membuat resume materi
sebagai berikut:
a. Hasil identifikasi permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan
rekomendasi, teks eksposisi lingkungan dan kesehatan.
b. Simpulan mengembangkan isi permasalahan, argumentasi,
pengetahuan, dan rekomendasi teks eksposisi.
2. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi pembelajaran yang diberikan oleh
pendidik untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.

23
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kegiatan Penutup
1. Pendidik dan peserta didik menyimpulkan pembelajaran tentang
mengidentifikasi dan mengembangkan isi teks eksposisi.
2. Peserta didik dan pendidik melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilakukan.
3. Pendidik menyampaikan tugas membaca materi untuk pertemuan
selanjutnya yaitu menganalisis struktur dan kebahasaan serta
mengkosntruksi teks eksposisi dengan memperhatikan isi, struktur dan
kebahasaan.
4. Peserta didik mengakhiri kegiatan pelajaran dengan mengucapkan rasa
syukur dan mengucapkan terima kasih kepada pendidik.

Aktivitas: 2 Menganalisis Struktur, dan Kebahasaan, serta


Mengonstruksi Teks Eksposisi
Tujuan aktivitas:
a. Menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksposisi.
b. Mengonstruksi Teks Eksposisi dengan memperhatikan (permasalahan,
argumentasi, pengetahuan, dan, rekomendasi) struktur dan kebahasaan.

Kegiatan Pendahuluan
1. Peserta didik mengucapkan salam dan bersama-sama berdoa sebelum
pembelajaran dimulai.
2. Mengaitkan materi dengan pengalaman peserta didik atau dengan materi
sebelumnya.
3. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar, tujuan dan garis besar
kegiatan pembelajaran.

24
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

Kegiatan Inti
Stimulation (pemberian rangsangan)
1. Pendidik memberikan stimulus berupa uraian singkat tentang “Bijak dalam
Media Sosial”.
2. Beberapa peserta didik diminta untuk mengemukakan pendapat mengenai
“Media Sosial”. Misalnya media sosial mempunyai dampak positif atau
malah sebaliknya. Hal itu tergantung pada kita sebagai pelaku dalam arus
globalisasi. Bijaklah dalam bermedia, maka media tersebut akan
memberikan fungsi baik yang sebenarnya kita sesuai yang butuhkan.
3. Pendidik membagikan model teks eksposisi, tentang media sosial (atau
teks lain)
4. Peserta didik mendiskusikan teks berdasarkan pertanyaan pancingan,
misalnya: Apakah jenis teks yang dibahas tadi? Mengapa? Apa saja unsur
kebahasaannya?
5. Peserta didik mencermati penjelasan pendidik bahwa hal yang
didiskusikan tersebut berupa teks eksposisi, cirinya memaparkan gagasan,
ide dengan data yang mendukung bertujuan menginformasikan,
menghibur, atau meyakinkan pembaca atau pendengar.
6. Peserta didik merespon pertanyaan-pertanyaan membangun konteks
berkaitan dengan teks eksposisi yang diajukan oleh pendidik:
a. Kalian tentu sudah memahami pengertian teks eksposisi dari pelajaran
yang lalu. Apa sajakah hal yang mengonstruksi atau membangun teks
eksposisi tersebut?
b. Bagaimana struktur dan kebahasaannya?

Problem statemen (identifikasi masalah)


1. Peserta didik dibagi menjadi delapan kelompok, masing-masing
beranggotakan 4 orang.
2. Pendidik membagikan teks eksposisi sebagai teks model.
3. Teks model ada dua topik yakni teks eksposisi tentang Bijak dalam Media
Sosial dan teks eksposisi tentang Pendidikan Masa Kini di Era Milenial.

25
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

4. Peserta didik membaca dan mencermati teks model yang dibagikan.


5. Peserta didik merumuskan beberapa pertanyaan dalam kelompok masing-
masing.
6. Pendidik berkeliling kelompok mengarahkan pertanyaan pada KD yang
dipelajari yakni mengidentifikasi struktur, kebahasaan, dan
mengkonstruksi atau membangun gagasan ke dalam teks eksposisi.
7. Setiap kelompok menyajikan pertanyaan yang mereka rumuskan
selanjutnya secara pleno ditentukan pertanyaan-pertanyaan yang akan
dibahas dalam pembelajaran.
8. Pendidik melakukan pengamatan selanjutnya memberikan penilain proses
dan sikap peserta didik.

Data collection (pengumpulan data)


1. Peserta didik membentuk kelompok kecil beranggotakan dua orang
(berpasangan).
2. Pendidik membagikan teks eksposisi pada setiap pasangan. Masing-masing
pasangan mendapatkan dua judul teks eksposisi dengan topik berbeda,
yakni Bijak dalam Media Sosial dan teks eksposisi tentang Pendidikan
Masa Kini di Era Milenial.
3. Setiap pasangan mencermati teks yang dibagikan selanjutnya
mendiskusikan struktur teks dan unsur kebahasaan.
4. Setiap pasangan mendata dan mencatat hal-hal penting berkaitan dengan
struktur teks dan kaidah kebahasaan pada dua teks yang dibagikan.
5. Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang

belum dipahami.

26
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

Data processing (pengolahan Data)


1. Pendidik membagikan lembar kerja Peserta didik (LKPD) untuk da ktifitas
yakni (1) mengidentifikasi struktur teks dan kaidah kebahasaan teks
eksposisi artikel ilmiah populer dan (2) menyajikan gagasan kedalam teks
eksposisi.
2. Setelah membaca dan mencermati teks yang dibagikan, secara berpasangan
peserta didik mengidentifikasi informasi struktur teks dan kaidah
kebahasaan.
3. Peserta didik menuliskan hasil identifikasi struktur dan unsur kebahasaan
teks eksposisi pada LKPD 2.1.
4. Peserta didik menuliskan pengertian bagian-bagian struktur teks dan
kaidah kebahasaan teks eksposisi pada LKPD 2.1.
5. Peserta didik menelaah struktur teks dan kaidah kebahasaan dengan
menentukan struktur teks dan unsur kebahasaan pada teks eksposisi yang
dibaca. Peserta didik mengerjakan latihan pada LKPD 2.2.
6. Peserta didik membandingkan struktur teks dan kaidah kebahasaan dua
teks eksposisi yang dibaca. Peserta didik mengerjakannya latihan ini pada
LKPD 2.3
7. Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang
belum dipahami mengenai struktur teks dan kaidah kebahasaan.
8. Peserta didik dan pendidik mendiskusikan mengenai tata cara penulisan
teks eksposisi yang baik, tahap demi tahap.
9. Peserta didik membaca bahan bacaan tentang langkah-langkah
mengonstruksi teks eksposisi artikel ilmiah populer.
10. Peserta didik menyimak penguatan dari pendidik mengenai langkah-
langkah mengonstruksi teks eksposisi artikel ilmiah polpuler yang tepat.
11. Secara berpasangan peserta didik mendiskusikan topik yang akan
disajikan dalam teks eksposisi (memilih topik: lingkungan, keragaman
budaya dan kondisi sosial)

27
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

12. Secara berpasangan peserta didik merancang tulisan dengan menyusun


kerangka tulisan teks eksposisi ilmiah populer sesuai topik yang dipilih.
Peserta didik mengerjakan latihan ini pada LKPD 2.4.
13. Secara individu peserta didik mengonstruksi teks eksposisi berdasarkan
kerangka tulisan yang sudah disusun.
14. Secara berpasangan peserta didik mengoreksi teks yang dibuat oleh
pasangan masing-masing.
15. Peserta didik mengisi format penilaian teks eksposisi artikel imiah yang
sudah disiapkan oleh pendidik.
16. Peserta mengedit teks eksposisi artikel ilmiah populer yang ditulis oleh
pasangan dan menyerahkannya hasilnya ke pasangan masing-masing.
Peserta didik mengerjakan pada LK 2.5..
17. Pendidik berkeliling mengamati peserta didik dan memberikan penilaian
proses.

Verification (pembuktian)
1. Setiap kelompok bergantian secara berpasangan mepresentasikan hasil
pekerjaan kelompoknya. Presentasi dilakukan dengan melakukan
kunjungan ke kolompok lain. Misalnya kelompok 1 ke kelompok 2
kelompok 3 ke kelompok 4 dan seterusnya. Kelompok yang dikunjungi
mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya berupa identifikasi
struktur teks dan unsur kebahasaan teks eksposisi artikel ilmiah populer
di kelompoknya masing-masing
2. Kelompok lain mencatat hal-hal yang penting, lalu mengajukan minimal
satu petanyaan dan saran kepada kelompok penyaji. Kelompok penyaji
memberikan tanggapan dan sanggahan secara berkelompok.
3. Secara individu peserta didik mencatat semua hasil diskusi kelompok,
baik presentasi kelompoknya maupun hasil presentasi kelompok lain.
4. Beberapa pasang kelompok membentuk kelompok baru beranggotakan 8
orang. Setiap kelompok membuat bahan presentasi berupa PPT. Isi materi

28
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

PTT adalah paparan hasil diskusi mengenai struktur teks dan unsur
kebahasaan.
5. Setiap kelompok bergantian mempresentasikan bahan tayang yang telah
mereka buat melalui LCD. Kelompok lain memberikan masukan-masukan,
sanggahan dan kritikan.
6. Pendidik memberikan penguatan-penguatan dan resume kecil terhadap
semua persoalan yang didiskusikan.
7. Peserta didik mengumpulkan hasil pekerjaan mengenai identifikasi
struktur teks dan unsur kebahasaan kepada kepada pendidik.
8. Beberapa kelompok membacakan teks eksposisi artikel ilmiah populer
yang mereka tulis.
9. Peserta didik lain memberikan kritikan, saran, masukan terhadap teks
eksposisi yang ditulis. Kritik, saran, dan masukan difokuskan pada
struktur teks dan unsur kebahasaan yang merupakan ciri teks eksposisi.
10. Peserta didik mengumpulkan karya teks eksposisi ilmiah populer kepada
pendidik, selanjutnya pendidik menilai dan menyeleksi beberapa naskah
yang layak untuk diterbitkan di majalah dinding atau bahkan mengirim ke
media massa, baik cetak maupun elektronik. Selain itu, pendidik dapat
meramunya menjadi buku kumpulan teks eksposisi artikel ilmiah populer
dan dicetak atau dibuat dalam bentuk e-book.

Generalization (menarik kesimpulan)


1. Berdasarakn hasil pembelajaran, stimulus, identifikasi, pengumpulan
data, pengolahan data, dan verifikasi, peserta membuat resume materi
sebagai berikut:
a. Identifikasi hasil struktur dan unsur kebahasaan teks eksposisi artikel
ilmiah populer tentang lingkungan dan keragaman budaya.
b. Menyajikan gagasan dan informasi ke dalam teks eksposisi dengan
memperhatikan struktur teks dan unsur kebahasaan.
2. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi pembelajaran yang diberikan oleh
pendidik untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.

29
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kegiatan Penutup
1. Pendidik dan peserta didik menyimpulkan pembelajaran tentang
mengidentifikasi struktur teks dan kaidah kebahassan dan mengonstruksi
teks eksposisi.
2. Peserta didik dan pendidik melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang
telah dilakukan.
3. Pendidik menyampaikan tugas memperkaya kemampuan menyajikan ide
ke dalam teks eksposisi artikel ilmiah populer dengan memberikan tugas
menulis artikel ilmiah populer dengan tema kondisi sosial yang terjadi
dalam masyarakat.
4. Peserta didik mengakhiri kegiatan pelajaran dengan mengucapkan rasa
syukur kepada Tuhan YME dan mengucapkan terima kasih kepada
pendidik.

B. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

LKPD 1 Mengidentifikasi dan mengembangkan isi teks


eksposisi
Tujuan
Peserta dapat :
• Mengidentifikasi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan dan
rekomendasi) teks eksposisi
• Mengembangkan isi teks eksposis
Petunjuk
• Kerjakan tugas secara berkelompok.
• Setiap kelompok membaca teks eksposisi yang sudah ditentukan terlebih
dahulu.
• Setiap kelompok membaca dan mendata informasi yang terdapat pada teks
eksposisi yang dibaca.

30
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

LKPD 1.1 Mengidentifikasi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan dan


rekomendasi)
Bacalah teks eksposisi berikut!
Pemanasan Global dan hilangnya hutan lindung

Gambar 2 Hutan Lindung

Pemanasan Global merupakan keadaan dimana suhu bumi semakin panas.


Pemanasan global ini mengakibatkan berbagai dampak buruk, seperti
menipisnya ozon sehingga sinar ultraviolet dapat langsung masuk ke bumi,
naiknya permukaan air laut karena mencairnya es di kutub.
Pemanasan global terjadi karena banyaknya gas karbondioksida di atmosfer,
sehingga akan menyebabkan ozon semakin menipis. Banyaknya gas
karbondioksida yang terdapat di bumi tidak seimbang dengan jumlah pohon
yang dapat menyerap karbondioksida. Bahkan bukan hanya itu, hutan-hutan
sudah mulai di buka untuk lahan pertanian, perkebunan, atau juga dialih
fungsikan dari hutan lindung menjadi hutan produksi.

Beberapa tahun ke belakang ini dunia sedang mengalami kenaikan suhu yang
cukup parah.
Pemanasan global tersebut terjadi karena banyaknya gas karbondioksida di
atmosfer bumi. Gas kabondioksida tersebut berasal dari asap pabrik, atau dari
kendaraan bermotor. Apabila kita melihat sekitar pasti banyak sekali pabrik-
pabrik yang beroperasi yang menimbulkan gas karbondioksida.
Ini masih di negara kita, coba banyak yang apa yang terjadi di negara industri?
Negara industri pasti memiliki pabrik yang lebih banyak. Coba bayangkan,
sebanyak apa kira-kira gas karbondioksida yang berasal dari kegiatan
tersebut. Negara-negara industri tersebut seharusnya mengatasi
karbondioksida yang dikeluarkan akibat aktivitas dari pabrik-pabrik.
Parahnya lagi, hutan-hutan di dunia yang seharusnya dapat sedikit membantu
mengurangi gas karbondioksida yang akan di bumi tidak dapat menjalankan
perannya dengan baik. Hal tersebut karena banyak pohon di hutan yang
ditebang. Selain penebangan pohon di hutan, beberapa kasus yang terjadi di
Indonesia, yaitu pengalihan fungsi hutan, dari hutan yang berfungsi sebagai

31
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

hutan lindung dialih fungsikan menjadi hutan konservasi. Hal tersebut tentu
saja dapat memperburuk keadaan bumi.

Pemanasan global yang sedang melanda bumi beberapa tahun ke belakang


semakin parah. Hal ini disebabkan karena banyaknya pabrik yang beroperasi
sehingga menimbulkan asap juga karena asap dari kendaraan bermotor.
Keadaan ini diperparah dengan keadaan hutan yang seharusnya dapat
berperan dalam mengurangi emisi gas malah banyak hutan yang ditebang.
Selain penebangan hutan, alihfungsi hutan juga dapat menyebabkan hutan
tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Alihfungsi hutan dari hutan
lindung menjadi hutan konservasi sudah mulai banyak terjadi terutama di
negara Indonesia.
https://moondoggiesmusic.com/contoh-teks-eksposisi/

1. Bahaya Kantong Plastik

Gambar 3 Sampah-sampah Plastik


Sumber: bulelengkab.go.id

Telah banyak penelitian membuktikan dahsyatnya limbah plastik mendatangkan


bahaya termasuk potensi negatifnya dalam mendegradasi lingkungan. Hal yang
pasti adalah dampak negatif sampah plastik tidak sebesar fungsinya. Butuh waktu
1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau
terurai dengan sempurna. Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari
tanah dan air tanah. Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun
yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses pembakarannya tidak sempurna,
plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila
terhirup manusia. Dampaknya antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis,
pembengkakan hati, gangguan sistem saraf, dan memicu depresi.
Bagi lingkungan, kantong plastik juga mengakibatkan banjir, karena menyumbat
saluran-saluran air dan tanggul sehingga mengakibatkan banjir bahkan yang

32
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

terparah merusak turbin waduk. Diperkirakan, 500 juta hingga satu miliar kantong
plastik digunakan di dunia tiap tahunnya. Jika sampah ini dibentangkan maka,
dapat membungkus permukaan bumi setidaknya hingga 10 kali lipat! Setiap tahun,
sekitar 500 miliar hingga satu triliun kantong plastik digunakan di seluruh dunia.
Diperkirakan setiap orang menghabiskan 170 kantong plastik setiap tahunnya dan
lebih dari 17 miliar kantong plastik dibagikan secara gratis oleh supermarket di
seluruh dunia setiap tahunnya.
Kantong plastik juga menjadi salah satu penyebab perubahan iklim utama di mana
sejak proses produksi hingga tahap pembuangan, sampah plastik mengemisikan
gas rumah kaca ke atmosfer. Kegiatan produksi plastik membutuhkan sekitar 12
juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya. Proses produksinya sangat
tidak hemat energi. Pada tahap pembuangan di lahan penimbunan sampah (TPA),
sampah plastik juga mengeluarkan gas rumah kaca.
Saat ini berbagai negara di dunia mulai melarang dan merespon bahaya
penggunaan kantong plastik, seperti di Kenya dan Uganda yang sudah secara resmi
melarang penggunaan kantong plastik. Sejumlah negara lain juga mulai
mengurangi penggunaan kantong plastik di antaranya Filipina, Australia,
Hongkong, Taiwan, Irlandia, Skotlandia, Prancis, Swedia, Finlandia, Denmark,
Jerman, Swiss, Tanzania, Bangladesh, dan Afrika Selatan.
Singapura, sejak April 2007 telah berlangsung kampanye "Bring Your Own Bag"
(bawa langsung kantong Anda sendiri), digelar oleh The National Environment
Agency (NEA). Pemerintahan China juga telah mengeluarkan rancangan undang-
undang (RUU) mengatasi kantong plastik dan reaksi yang telah disiapkan antara
lain pelarangan penggunaan tas plastik di departement store. Para pembeli akan
dikenakan bayaran untuk kantong plastik dan akan diberlakukan standardisasi
produksi tas plastik. Berbagai alasan itulah yang mendorong Beni Chandra
memulai perlawanan terhadap limbah plastik di Indonesia. Baginya bahaya plastik
harus disulap menjadi sesuatu yang mendatangkan lebih banyak berkah.

Sumber:https://money.kompas.com/read/2010/10/17/15020598/Inilah.Bahaya.Kanton
g.Plastik.-8?page=2

Berdasarkan teks eksposisi tersebut di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan


berikut!
1. Apakah permasalah yang terdapat pada teks eksposisi tersebut?
2. Temukan tulisan yang merupakan argumentasi pada teks eksposisif
tersebut?
3. Mengapa kesadaran pengelolaan asap pabrik dan asap kendaraan itu
penting?

33
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

4. Sebutkan informasi yang Anda peroleh dari teks eksposisi tersebut?


5. Apa yang akan terjadi jika masyarakat tidak sadar pengelolaan asap?
6. Apakah rekomendasi yang terdapat pada teks eksposisi tersebut?

LKPD 1.2 Mengidentifikasi (pemesalahan, argumentasi, pengetahuan,


rekomendasi) teks eksposisi

NO Unsur Isi

1 Permasalahan

2 Argumentasi

3 Pengetahuan

4 Rekomendasi

LKPD 1.3 Menyimpulkan (permasalahan, argumentasi, pengetahuan dan


rekomendasi) teks eksposisi

34
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

LKPD 1.4 Membandingkan (permasalahan, argumentasi, argumentasi dan


rekomendasi) teks eksposisi berjudul tentang “Pemanasan Global dan
Hilangnya Hutan Lindung” dan “Bahaya Kantong Plastik”.

No Aspek Teks 1 Teks 2


1 Permasalahan

2 Argumentasi

3 Argumentasi

4 Rekomendasi

LKPD 2 Menganalisis struktur dan kebahasan serta


mengkonstruksi teks eksposisi
Peserta dapat :

• Menganalisis struktur teks dan kebahasaan teks eksposisi!


• Mengonstruksi teks eksposisi dengan memperhatikan (permasalahan,
argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi), struktur dan kebahasaan.
Petunjuk
• Kerjakan tugas secara berkelompok!
• Setiap kelompok membaca teks eksposisi yang sudah ditentukan terlebih
dahulu.

35
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

• Setiap kelompok membaca dan mahami struktur dan kebahasan yang


terdapat pada teks eksposisi yang dibaca.

LKPD 2.1 Menganalisis struktur teks eksposisi


Bacalah teks eksposisi berikut!

1. Bijak dalam Media Sosial

Gambar 4 Ilustrasi Bijak dalam Media Sosial


Sumber: wanita.me

Lahirnya new media menciptakan internet sebagai wadah untuk


mempermudah masyarakat mendapatkan informasi. Informasi yang didapat
pun tidak hanya berisi kejadian di sekitar masyarakat. Internet kini sangat
dijunjung tinggi oleh generasi milenial. Mengapa demikian, karena internet tak
hanya berfungsi sebagai penyedia informasi semata. Dengan internet kita bisa
menjadi penyedia informasi itu sendiri. Internet, yang menjadi sorotan saat
ini, justru dimanfaatkan oleh sebagian generasi milenial sebagai sarana
mengekspresikan diri.

Media sosial merupakan “mainan” baru nan menyenangkan bagi kaum


milenial. Di tengah kecanggihan teknologi dari arus globalisasi ini, kaum
milenial justru memanfaatkan hal tersebut sebagai sarana memenuhi
kebebasan, kepuasan, serta kesenangan semata. “Mengekspresikan diri”
menjadi alasan mengapa kaum milenial menjunjung tinggi media sosial. Hal
tersebut bukanlah sebuah dampak negatif yang harus diperdebatkan. Toh,
setiap orang tentu memiliki hak untuk mendapatkan kesenangannya
sendiri. Media sosial memang diperuntukkan kaum milenial agar bisa menjadi
pribadi yang lebih terbuka. Meski demikian, media sosial tak hanya dijadikan
mereka sebagai sebuah mainan belaka. Justru bak peribahasa “sambil
menyelam, minum air”, di samping mereka mengekspresikan dirinya, mereka

36
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

pun jadi mengetahui hal-hal yang berbau informasi dari media sosial itu
sendiri.

Setiap orang bebas berekspresi. Bahkan sebagian besar dari ekspresi mereka
adalah sebuah informasi. Bedanya, informasi yang beredar di media sosial
hanya diibaratkan sebagai permukaannya saja. Contoh kecilnya adalah
seseorang yang memposting gambar suatu daerah yang sedang terkena
bencana alam, dengan caption atau keterangan seadanya. Hal tersebut dapat
memunculkan multitafsir bagi para pembacanya. Sayangnya, kaum milenial
seakan hanya ingin sekedar tahu tanpa menelusuri lebih dalam. Hal ini yang
menjadi media sosial sebagai media yang mudah untuk menyebarkan
kebohongan atau hoaks. Sebagian besar pembaca tidak menindak lanjuti
informasi yang telah dibacanya, sehingga kebohongan pun menjadi berita
yang mudah dipercaya oleh kaum pengguna media sosial itu sendiri. Dengan
demikian, media sosial dijadikan sebagai sarana kejahatan bagi oknum-oknum
yang tidak bertanggung jawab.

Pada umumnya, setiap orang membutuhkan informasi untuk


keberlangsungan hidupnya. Sejatinya informasi tersebut sangatlah berguna
dalam kehidupan bermasyarakat. Bahkan orang-orang yang hidupnya di
penjara sekalipun, memerlukan informasi yang terjadi di dunia luar. Salah satu
alasan mengapa setiap orang memerlukan infomasi adalah untuk
meningkatkan wawasan mereka, serta menambah edukasi bagi
keberlangsungan hidupnya.

Apabila saat ini kita hidup di generasi milenial yang memiliki karakter sebagai
pembaca yang pasif, bagaimana kita mendapatkan informasi yang baik, yang
dapat berguna meningkatkan wawasan dan edukasi bagi diri kita
sendiri? Tentunya, meski saat ini kita dimudahkan dalam hal apapun termasuk
dalam mendapatkan informasi, kita harus memiliki sikap yang bijak serta pola
berpikir kritis, agar kita mampu menyaring informasi mana saja yang memiliki
nilai positif, dan membuang informasi yang dianggap tidak layak untuk kita
konsumsi.

Maka dari itu, semua kemudahan yang telah kita terima tak hanya sekedar
disyukuri dan dinikmati begitu saja. Karena kemudahan tersebut bisa
memiliki dampak positif atau malah sebaliknya. Hal itu tergantung pada kita
sebagai lakon dari arus globalisasi. Bijaklah dalam bermedia, maka media
tersebut akan memberikan fungsi baik yang sebenarnya kita
butuhkan. (sumber:https://www.ayobandung.com/read/2018/10/31/39942/
bijak-menggunakan-media-sosial-di-era-milenial).

37
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2. Pendidikan Masa Kini Di Era Milenial

Gambar 5 Ilustrasi Generasi Milenial


Sumber: indoprogress.com

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa arus


perubahan. Perubahan dalam bidang pendidikan, perdagangan hingga
pemerintahan. Kini, di era globalisasi tidak bisa di pungkiri bahwa seiring
perkembangnya teknologi yang berbasis digital application, sistem interaksi
sosial di masyarakat mulai tergerus.
Teknologi yang semakin pesat, mempermudah masyarakat dalam melakukan
aktivitas. Perkembangan teknologi dan informasi masa kini, menawarkan
banyak kemudahan. Masyarakat diberikan fasilitas penunjang dalam kegiatan
sehari-hari. Sehingga memudahkan masyarakat dalam beraktivitas. Dengan
mudahnya akses komunikasi, hal tersebut menunjang dalam dunia
pendidikan. Penerapan teknologi komunikasi dan informasi di dunia
pendidikan menjadi suatu hal yang diwajibkan. Pasalnya, kini setiap sekolah
maupun citivas akademi lainnya telah menggunakan teknologi sebagai
penunjang kegiatannya.
Globalisasi telah merasuki generasi masa kini. Globalisasi juga menyebabkan
pergeseran dalam dunia pendidikan yang semula bersistem tatap muka mulai
mengarah pada sistem online. Dengan masuknya globalisasi dalam dunia
pendidikan mengakibatkan interaksi antar manusia ikut bergeser dan tanpa di
pungkiri lagi bahwasanya hal tesebut akan semakin hilang.

38
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

Di era globalisasi yang berbasis digital application dalam dunia pendidikan.


Hal ini akan membantu jalannya proses pembelajaran dan juga bisa
meningkatkan hasil kinerja. Semakin banyaknya pengguna teknologi dalam
dunia pendidikan akan mengakibatkan perubahan model pembelajaran.
Karena hal tersebut lebih efektif dan efisien, tanpa memerlukan banyak waktu
dan tenaga. Sehingga lambat laun masyarakat akan lebih memilih
sistem pembelajaran online daripada pembelajaran konvensional (tatap
muka).
Perkembangan berbagai media pembelajaran ini seiring dengan adanya
kemajuan teknologi yang semakin pesat. Dinamika teknologi kini mencapai
akselerasi yang luar biasa. Teknologi yang telah dipelajari beberapa tahun lalu
telah tergantikan dengan dengan teknologi yang baru masuk termasuk
pembelajaran yang bersifat konvensional.
Model pembelajaran yang diberikan dalam teknologi untuk dunia pendidikan
dirasa cukup efektif. Pendidikan jarak jauh (distance learning) antara guru dan
murid yang berada tidak dalam satu tempat atau hubungan jarak jauh. Dan
teknologi juga memberikan banyak pilihan pembelajaran lainnya yang dapat
dinikmati khalayak umum dengan sangat mudah. Sekarang kita juga tengah
merasakan kemudahan belajar hanya dengan mengakses aplikasi digital
seperti e-journal, e-library dan sebagainya.
Salah satu model pembelajaran yang telah diterapkan oleh beberapa
masyarakat adalah model E-learning. E-learning merupakan bentuk model
pembelajaran yang difasilitasi dan didukung pemanfaatannya teknologi
informasi dan komunikasi. Istilah E-learning lebih tepat ditujukan sebagai
usaha untuk membuat sebuah tranformasi proses pembelajaran yang ada di
sekolah atau perguruan tinggi ke dalam bentuk digital yang dijembatani
teknologi internet.
Di Indonesia, sistem pendidikan konvensional masih banyak dilakukan dalam
civitas akademi. Khususnya daerah yang masih tergolong pedesaan. Karena di
luar negeri seperti Perancis juga telah menggunakan layanan pendidikan
online yang menjadi bukti pergeseran arah dunia pendidikan. Apalagi kini,
zaman sekarang menuntut perubahan besar dalam dunia pendidikan. Dimana
pendidikan dijadikan patokan dalam sebuah bermasyarakat. Sehingga
pendidikan bermutulah yang mempunyai pengetahuan luas untuk
mentransfer ilmu.

39
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Generasi milenial (millennial generation) generasi yang lahir dalam rentang


waktu awal tahun 1980 hingga tahun 2000 atau Gen-Y. Disebut generasi
milenial karena generasi yang hidup di pergantian millennium. Bersamaan
dengan merasuknya teknologi digital ke segala sendi kehidupan. Teknologi
digital yang telah menjadi kebutuhan dasar pada generasi ini. Pada generasi
milenial, yaitu generasi yang sudah melek teknologi digital, dimana tiap
informasi dengan mudah diakses lewat internet. Namun, banyak orang
berpandangan bahwasannya telah terjadi pergeseran nilai-nilai sosial
ketimuran. Karena lebih terbuka pemikirannya dengan mudah mengadopsi
nilai-nilai sosial daerah barat yang lebih modern. Memang benar, hal tersebut
juga telihat jelas dalam kehidupan kita. Banyak remaja yang mulai bergaya
layaknya orang barat, sehingga kehidupan sosial mereka semakin tergerus.
Hubungan komunikasi jarak jauh yang hanya dihubungan oleh media dan
internet. Membuat komunikasi jarak dekat atau komunikasi langsung semakin
jarang di lakukan. Sehingga, nilai social yang berlangsung dalam komunikasi
tersebut semakin pudar. Remaja rentan saling berbicara secara langsung
mereka memilih menggunakan media internet sebagai jalannya komunikasi.
Jika hal ini semakin gencar dilakukan lambat laun dunia nyata dalam hal
interaksi akan pudar.
Sumber: http://dimensipers.com/2018/02/20/pendidikan-masa-kini-di-era-
millenial/

40
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

LKPD 2.1 Menganalisis Struktur Teks Eksposisi berjudul Bijak dalam Media
Sosial dengan mengisis tabel berikut

NO Struktur Bukti pendukung dalam teks

Tesis/pernyataan
1
pendapat

2 Argumentasi

3 Penegasan ulang

LKPD 2.2 Menganalisis kebahasaan teks eksposisi


Kaidah
NO Bukit pendukung dalam teks
kebahasaan
.
1

41
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

1. LKPD 2.3. Mengonstruksi Gagasan Ke dalam Teks Eksposisi

Tujuan
Peserta dapat:
• Merancang teks eksposisi dengan memperhatikan ( permasalahn,
argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi). Struktur dan kebahasan.
• Mengonstruksi teks eksposisi dengan memperhatikan ( permasalahan,
argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi). Struktur dan kebahasan.
Petunjuk
1. Kerjakanlah tugas secara berpasangan dengan teman sebangku!
2. Dikusikanlah tema atau topik yang akan dituliskan (pilih salah satu:
lingkungan dan keragaman budaya)!
3. Susunlah kerangka eks eksposisi yang akan kalian tulis. Sepakatilah
kerangka yang akan kalian kembangkan!
4. Setelah kerangka selesai, kembangkanlah kerangka karangan tersebut
menjadi teks yang utuh. Penulisan tek eksposisi dilakukan secara individu.

42
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

a. Buatlah kerangka tulisan teks eksposisi ilmiah populer. Tulislah pada


tempat yang disediakan.

Topik

Judul


Tesis

Rangkaian Argumen •

Penegasan Kembali

A.
b. Kembangkanlah kerangka tulisan teks eksposisi artikel ilmiah populer
B. utuh. Perhatikanlah struktur teks dan unsur
tersebut menjadi tulisan yang
kebahasaanya!

43
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

5. LPPD 2.4 Mengedit Teks Eksposisi.


1. Tukarkan teks eksposisi yang telah kalian tulis dengan pasangan
masing-masing.
2. Koreksilah tulisan temanmu dengan menggunakan rubrik berikut.

3. Sempurnakanlah teks eksposisi yang telah kalian tulis berdasarkan


pada hasil pengoreksian pasanganmu!

44
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

C. Bahan Bacaan

1. Pengertian Teks Eksposisi

Kata eksposisi diambil dari kata bahasa Inggris exposition sebenarnya


berasal dari kata bahasa latin yang berarti membuka atau memulai. Teks
eksposisi bertujuan menyampaikan gagasan yang berupa fakta atau hasil-
hasil pemikiran dengan maksud untuk memberitahu atau menerangkan
sesuatu seperti masalah, mafaat, jenis, proses, rencana, atau langkah-
langkah. Jadi, eksposisi adalah tulisan yang bertujuan menjelaskan atau
memberikan informasi tentang sesuatu. Pengertian teks eksposisi adalah
teks yang berisi paragraf atau karangan yang didalamnya terkandung
sejumlah pengetahuan dan informasi yang disajikan secara singkat, padat,
akurat dan tentunya mudah untuk dipahami. Paragraf atau teks eksposisi
bersifat real, nyata dan Ilmiah atau dapat dikatakan sebagai teks non fiksi.

Menurut Semi (2003:35), bila suatu tulisan yang berupa eksposisi


berkecenderungan untuk lebih menekankan pembuktian dari suatu proses
penalaran, mempengaruhi pembaca dengan data yang lengkap,
berkeinginan mengubah pandangan pembaca agar menerima pendapat
penulis, tulisan eksposisi itu secara lebih khusus disebut argumentasi. Bila
tulisan eksposisi berkecenderungan untuk menonjolkan perincian atau
detail sehingga seolah-olah lengkap bagaikan foto keadaan yang dijelaskan
itu sehingga mampu menggugah perasaan pembaca sehingga pembaca
bagaikan diajak menyaksikan sendiri peristiwa itu, dan tulisan itu lebih
banyak menggunakan susunan ruang, tulisan eksposisi tersebut secara
lebih khusus dinamakan deskipsi. Dengan demikian, secara garis besar
hanya ada dua jenis tulisan, yaitu narasi ada eksposisi, eksposisi dapat pula
membentuk diri menjadi argumentasi atau deskripsi.

Sama seperti teks pada umumnya, teks eksposisi memiliki beberapa ciri-ciri
umum teks eksposisi. Ciri-ciri ini digunakan untuk membedakan dan

45
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

menentukan apakah sebuah teks tergolong dalam teks eksposisi atau


bukan. Ciri-ciri teks eksposisi adalah sebagai berikut.

a. Menjelaskan informasi atau pengetahuan tentang suatu hal


b. Gaya informasi yang bersifat mengajak
c. Penyampaian menggunakan bahasa baku dan disampaikan secara lugas
d. Bersifat netral atau tidak memihak
e. Fakta dipakai sebagai alat kontritasi dan alat kontribusi
Sehubungan dengan hal di atas, pada dasarnya ciri-ciri narasi sama
dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh deskripsi dan argumentasi. Adapun ciri-
ciri karangan eksposisi menurut Semi (2003:37), yaitu berupa tulisan yang
memberikan pegertian dan pengetahuan menjawab pertanyaan tentang
apa, mengapa, kapan, dan bagaimana; disampaikan dengan lugas dengan
bahasa baku; menggunakan dengan nada netral, tidak memihak, dan
memaksakan sikap penulis terhadap pembaca;

Adapun ciri-ciri karangan eksposisi menurut Keraf (2008:4), yaitu


(a). eksposisi hanya berusaha menjelaskan atau menerangkan suatu pokok
persoalan, (b). keputusan suatu eksposisi diserahkan kepada pembaca, (c).
gaya cerita eksposisi lebih cenderung berisi informatif, (d). fakta yang
dipakai dalam suatu eksposisi hanya sebagai alat kontrasasi, yaitu rumusan
kaidah yang dibuat itu lebih konkret.
Bedasarkan ciri tersebut karangan eksposisi hanya berusaha
menyampaikan sesuatu pemberitahuan, pengetahuan tanpa mempegaruhi
minat dan sikap pembaca, Pembaca diberi kesempatan untuk menerima,
memutuskan atau menolak tentang sesuatu yang diuraikan penulis. Gaya
penyampaiannya cenderung bersifat informatif, artinya penulis juga
memberikan penjelasan untuk gagasan, sehingga pembaca dapat
mengetahui lebih dalam tentang sesuatu yang dimaksudkan dari gagasan
tersebut.

46
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

Pemberian informasi penjelasan melalui karangan eksposisi hanya bersifat


menguraikan dan memberi pengenalan lanjutan bagi pembaca dan bukan
merupakan suatu pembuktian. Penggunaan bahasa dalam karangan ini
tidak dipengaruhi oleh unsur subjektivitas dan emosional. Penulis hanya
menjelaskan apa adanya dan tidak membubui dengan kata-kata yang
menarik minat dan emosi pembaca. Penggunaan kosakata cenderung
bermakna denotatif.

Fungsi teks eksposisi


Berikut adalah fungsi teks eksposisi di antaranya adalah:
a. Memberikan informasi yang disertai data dan fakta mengenai suatu
permasalahan.
b. Mengangkat sebuah permasalahan melalui sudut pandang ilmiah yang
disertai dengan teori penunjang dan bukti-bukti ilmiah.
c. Menjelaskan permasalahan tertentu secara terperinci sehingga
pembaca dipastikan dapat memperoleh pemahaman yang utuh.
d. Menggambarkan permasalahan yang tengah dibahas secara
komprehensif.
e. Menyampaikan data faktual terkait permasalahan tertentu.
f. Mengutarakan pendapat secara objektif dan bertanggungjawab sebab
didasari oleh fakta dan data terkait.

2. Struktur dan Unsur Kebahasaan Teks Eksposisi

a. Struktur Teks Eksposisi


Struktur teks eksposisi umumnya terdiri dari tiga bagian utama yakni tesis,
rangkaian pendapat, dan penegasan ulang. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar berikut!

47
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 6 Bagan Struktur Teks Eksposisi

1. Tesis Atau Pernyataan Pendapat


Tesis adalah pernyataan awal penulis berupa pengenalan isu, masalah
atau uraian umum tentang topik yang akan dibahasnya.
Sebuah tesis berdasarkan merupakan suatu bentuk pernyataan yang
nantinya akan diperkuat dengan serangkaian argumen.
2. Rangkaian Argumen
Rangkaian argumen

dan memperjelas pendapat


dalam yang telah dikemukakan dalam teisis.
3. Penegasan ulang
Bagian ini merupakan sebuah simpulan yang menegaskan kembali tesis
yang dibicarakan di awal.

Untuk lebih memperjelas perhatikan teks eskposisi berjudul Kerusakan


Daerah Aliran Sungai berikut!

48
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

Dampak Kerusakan Daerah Aliran Sungai

Struktur Kalimat
Daerah aliran sungai di Indonesia kini telah banyak
yang mengalami kerusakan. Kerusakan lingkungan
pada daerah aliran sungai meliputi kerusakan pada

Pernyataan pendapat (tesis) aspek biofisik ataupun kualitas air. Akibatnya,


fungsi hidrologis dan peran sungai dalam menjaga
keanekaragaman hayati, nilai ekonomi, budaya,
transportasi, dan pariwisata akan terganggu.

Saat ini sebagian Daerah Aliran Sungai di Indonesia


mengalami kerusakan sebagai akibat dari
perubahan tata guna lahan, pertambahan jumlah
penduduk serta kurangnya kesadaran masyarakat
terhadap pelestarian lingkungan DAS. Gejala
Kerusakan lingkungan Daerah Aliran Sungai (DAS)
dapat dilihat dari penyusutan luas hutan dan
kerusakan lahan terutama kawasan lindung di
sekitar Daerah Aliran Sungai.

Argumentasi Kerusakan daerah aliran sungai yang terjadi


mengakibatkan kualitas air yang buruk, keruh, juga
kondisi debit air sungai menjadi fluktuatif antara
musim penghujan dan kemarau. Selain itu, juga
penurunan cadangan air serta tingginya laju
sendimentasi dan erosi. Dampak yang dirasakan
kemudian adalah terjadinya banjir di musim
penghujan dan kekeringan di musim kemarau.

Kerusakan daerah aliran sungai juga


mengakibatkan menurunnya kualitas air sungai

49
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

yang mengalami pencemaran yang diakibatkan oleh


erosi dari lahan kritis, limbah rumah tangga, limbah
industri, limbah pertanian (perkebunan) dan
limbah pertambangan.

Kerusakan darah aliran sungai di Indonesia telah


menjadi masalah yang sangat serius. Kerusakan
lingkungan yang diakibatkan oleh ulah orang-orang
yang tidak bertanggung jawab akan membawa

Penegasan ulang pendapat dampak yang buruk bagi lingkungan. Aliran sungai
yang tercemar limbah bukan saja mengakibatkan
rusaknya ekosistem sungai, namun akan membawa
masalah serius pula pada berbagai sektor
kehidupan masyarakat.

a. Unsur kebahasaan
Teks eksposisi harus memenuhi unsur dan kaidah kebahasaan tertentu. Jika
dicermati teks berjudul Dampak Kerusakan Daerah Aliran Sungai di atas,
maka akan tampak unsur kebahasaan sebagai berikut.
1) Bahasa baku
Teks eksposisi ditulis dengan bahasa baku dan penulisan yang terarah.
Pemilihan kata dalam teks eksposisi pun harus disesuaikan dengan
target pembaca.
Selain itu, hindari penggunaan istilah yang kurang familiar agar tidak
menyulitkan pembaca untuk mendapatkan informasi dari teks.

2) Kata Leksikal
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 805) Leksikal adalah
berkaitan dengan kata; berkaitan dengan leksem; berkaitan dengan

50
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

kosa kata. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa Makna Leksikal adalah
makna yang berkaitan dengan kata, leksem, ataupun kosakata.
3) Nomina (kata benda)
Merupakan kata yang mengacu pada benda, baik nyata maupun
abstrak. Dalam kalimat berkedudukan sebagai subjek. Dilihat dari
bentuk dan maknanya ada yang berbentuk nomina dasar maupun
nomina turunan. Nomina dasar contohnya: gambar, meja, rumah, pisau.
Nomina turunan contohnya perbuatan, pembelian, kekuatan, dll.
4) Verba (kata kerja)
Merupakan kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses,
atau keadaan yang bukan sifat. Dalam kalimat biasanya berfungsi
sebagai predikat. Verba dilihat dari bentuknya dibedakan menjadi dua,
yaitu :
(1) Verba dasar merupakan verba yang belum mengalami proses
morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi). Contohnya mandi,
pergi, ada, tiba, turun, jatuh, tinggal, tiba, dll.
(2) Verba turunan merupakan verba yang telah mengalami perubahan
bentuk dasar karena proses morfologis (afiksasi, reduplikasi,
komposisi). Contohnya melebur, mendarat, berlayar, berjuang,
memukul-mukul, makan-makan, cuci muka,
mempertanggungjawabkan, dll.
b. Adjektiva (kata sifat)
Merupakan kata yang yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau
keadaan orang, benda, dan binatang. Contohnya indah, lunak, lebar, luas,
negatif, positif, keruh, dingin, jelek, dan lain-lain.
c. Adverbia (kata keterangan)
Merupakan kata yang melengkapi atau memberikan informasi berupa
keterangan tempat, waktu, suasana, alat, cara, dan lain-lain. Contohnya di-,
dari-, ke-, sini, sana, mana, saat, ketika, mula-mula, dengan, memakai,
berdiskusi, dan lain-lain.

51
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

d. Konjungsi
Konjungsi dapat digunakan dalam teks eksposisi untuk memperkuat
argumentasi. Suatu jenis konjungsi dapat digunakan dengan
menggabungkannya dengan konjungsi yang sejenis dalam suatu kalimat
yang saling berkorelasi sehingga membentuk koherensi antarkalimat.
Dapat pula mengombinasikan beberapa jenis konjungsi dalam suatu teks
sehingga tercipta keharmonisan makna maupun struktur.
Konjungsi temporal seperti mula-mula, kemudian, lalu, setelah itu, akhirnya
dapat digunakan bersamaan untuk menata argumentasi dengan cara
mengurutkan dari yang penting menuju ke yang kurang penting atau
sebaliknya. Konjungsi sebab-akibat dapat digunakan untuk menyuguhkan
informasi asal-muasal suatu peristiwa atau kejadian dan efek yang
ditimbulkan dari kejadian tersebut. Konjungsi penegasan seperti pada
kenyataannya, kemudian, lebih lanjut, bahkan digunakan untuk
mengurutkan informasi dari yang kuat menuju yang lemah atau sebaliknya.
Berikut ini adalah jenis konjungsi yang dapat ditemukan pada teks
eksposisi :
(1) Konjungsi gabungan : dan, serta, dengan
(2) Konjungsi pembatasan : kecuali, selain, asal
(3) Konjungsi tujuan : agar, supaya, untuk
(4) Konjungsi persyaratan : kalau, jika, jikalau, bila, asalkan, bilamana,
(5) Konjungsi perincian : yaitu, adalah, ialah, antara lain, yakni
(6) Konjungsi sebab akibat : karena, sehingga, sebab, akibat, akibatnya
(7) Konjungsi perbandingan : bagai, seperti, ibarat, serupa
(8) Konjungsi penyimpulan :oleh sebab itu, oleh karena itu, jadi, dengan
demikian

52
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

3. Menyusun Teks Eksposisi

Untuk menghasilkan suatu tulisan yang bermutu, seseorang memerlukan


beberapa kali latihan menulis. Tulisan yang bermutu tidak dihasilkan
secara instan. Begitu pula dalam pembuatan teks eksposisi. Latihan menulis
secara rutin agar menghasilkan suatu tulisan yang bagus.

Dalam penyusunan teks eksposisi diawali dengan penyajian tesis (isu,


masalah, ataupun suatu pernyataan yang bersifat umum; kemudian diikuti
rangkaian argumentasi atau pendapat beserta sejumlah fakta yang
menguatkan; diakhiri dengan penegasan ulang.

Ada beberapa langkah yang harus perhatikan dalam menyusun teks


eksposisi yang baik. Langkah tersebut adalah sebagai berikut.

a. Menentukan topik
Menentukan tema dalam penulisan teks eksposisi agar dapat fokus pada
isi tulisan. Menentukan topik tulisan memiliki rambu-rambu tertentu.
Adapun rambu tersebut adalah:
1) Data faktual, yaitu kondisi yang benar-benar terjadi, ada, dan dapat
bersifat historis tentang bagaimana suatu alat bekerja, bagaimana
suatu peristiwa terjadi, dan sebagainya.
2) Suatu analisis atau penafsiran objektif terhadap seperangkat fakta.
b. Memilih data yang sesuai dengan tema
Setelah menentukan tema dan tujuan penulisan, langkah selanjutnya
yang harus dilakukan adalah mengumpulkan data atau bahan yang
diperlukan dalam penulisan teks eksposisi. Bahan dapat diperoleh dari
buku, majalah, pencarian di internet, surat kabar, maupun wawancara
langsung.
c. Membuat kerangka karangan

53
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Sebelum pembuatan karangan eksposisi, terlebih dahulu membuat


kerangkanya secara lengkap dan sistematis.
d. Mengembangkan kerangka
Setelah kerangka karangan tersusun, kemudian mengembangkan secara
lebih lengkap sesuai dengan ciri-ciri eksposisi sehingga dapat
tersalurkan menjadi eksposisi yang bersifat informatif, objektif, dan
logis. Dalam karangan ini, pengarang lebih menjelaskan maksud dari
topik tersebut dengan menyertakan bukti-bukti yang konkret untuk
menunjang dari pembahasan tersebut.
e. Membuat simpulan
Sesuai dengan tujuan menuliskan sebuah karangan eksposisi,
kesimpulan harus sejalan, bahkan harus memperkuat tesis tersebut.

54
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

PENGEMBANGAN PENILAIAN

A. Pembahasan Soal-soal

Pada bagain ini diuraikan contoh pembahasan soal Ujian Nasional yang
dicantumkan pada bagian soal-soal UN/USBN. Terdapat empat buah soal yang
berkaitan dengan teks eksposisi. Penyebaran level konitifnya pada L2 dan L3.
Dikategorikan sebagai soal HOTS.

Bacalah paragraf berikut!


(1) Rencana penyelamatan lingkungan sudah dilakukan di Stockholm pada
tahun 1972 dan dalam konferensi PBB di Bali akhir 2007 mengenai perubahan
ikiim. (2) Agar semua itu tidak hanya menjadi rencana kosong, perayaan Hari
Bumi seharusnya bukan hanya melestarikan tradisi, melainkan juga
pembaharuan komitmen. (3) Hal tersebut akan menjadi pembuktian
komitmen yang dicanangkan. (4) Jika ingin merespons perubahan iklim, gaya
hidup harus berubah. (5) Siapkah kita mengubah gaya hidup?
Kalimat yang berisi fakta terdapat pada nomor….
A. 1

B. 2

C. 3

D. 4

E. 5

Kunci Jawaban A

Pembahasan
Fakta adalah hal atau keadaan yang merupakan kenyataan atau sesuatu yang
benar-benar ada atau terjadi. Fakta bersifat objektif. Setiap orang akan
memiliki kesamaan dalam pengamatan suatu fakta. Sebuah fakta mempunyai

55
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

kebenaran mutlak dan tida bisa dibantah. Kejadian yang bisa diterima oleh
akal sehat atau nalar tertentu saja disebut fakta.
Dalam penggunaannya fakta memiliki dua sifat yaitu fakta yang bersifat umum
dan fakta yang bersifat khusus. Fakta umum yaitu fakta/ keadaan/ peristiwa
yang dapat ditemukan atau terjadi secara umum, atau sudah merupakan
kelaziman, dan fakta bersifat khusus yaitu fakta/ keadaan/ peristiwa yang
ditemukan atau terjadi secara khusus atau keadaan tertentu saja.

Pada soal tersebut hanya terdapat satu kalimat yang mengandung fakta, yaitu
kalimat pertama :” Rencana penyelamatan lingkungan sudah dilakukan di
Stockholm pada tahun 1972 dan dalam konferensi PBB di Bali akhir 2007
mengenai perubahan ikiim”. Kalimat ini merupakan jenis fakta khusus. Opsi
lainnaya pada soal tersebut, seluruhnya merupakan opini atau pendapat dari
penulis saja.

Cermati teks berikut!


Bacalah dengan cermat paragraf berikut!
Telinga masyarakat sudah akrab dengan tiga nama komedian Betawi, yakni
Mpok Nori, Mandra, Omaswati. Mereka adalalah tiga dari sekian banyak
seniman Betawi yang terus menjaga kesenian budaya dengan ciri khas ondel-
ondel sehingga wajanlah kalau mereka menjadi buah bibir.
Makna ungkapan buah bibir pada paragraf tersehut adalah ..,.
A. selalu diperhatikan
B. senantiasa diteladani
C. kerap menjadi contoh
D. menarik perhatian orang
E. bahan pembicaraan orang
Kunci Jawaban E
Pembahasan
Ungkapan adalah merupakan gabungan kata yang maknanya sudah menyatu
dan tidak ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya.

56
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

Dengan kata lain, ungkapan merupakan sebuah frasa idiomatik yang terbentuk
dari gabungan kata yang maknanya bukan ditafsirkan berdasarkan kata – kata
pembentuknya, tetapi telah membentuk makna baru. Dikarenakan ungkapan
terbentuk dari gabungan kata–kata yang berbeda, maka untuk mengetahui
makna ungkapan tersebut perlu dilihat ke dalam konteks kalimat yang
menyertainya. Hal ini dikarenakan gabungan kata tersebut memiliki makna
yang berbeda. Jadi berdasarkan konteks kalimat pada soal, dapat dipahami
bahwa makna ungkapan “buah bibir” adalah menjadi bahan pembicaraan
orang , Karena adalah artis betawi yang dikenal oleh masyarakat luas.

Pembahasan
Kata baku adalah kata yang digunakan sudah sesuai dengan pedoman atau
kaidah bahasa yang telah di tentukan, Atau kata baku merupakan kata yang
sudah benar dengan aturan maupun ejaan kaidah bahasa Indonesia dan
sumber utama dari bahasa baku yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Kata baku umumnya sering digunakan pada kalimat yang resmi, baik itu dalam
suatu tulisan maupun dalam pengungkapan kata-kata.
Kata-kata baku yaitu kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang sudah di tentukan sebelumnya dan suatu kata bisa disebut
dengan kata tidak baku jika kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia.
Pada soal tersebut terdapat lima kalimat yang mengandung kta-kata baku,
namun tidak semua kata dalam kalimat tesebut adalah kata baku. Pada kalimat
kelima terdapat kata nafas. Sesuai dengan KBBI dan Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia, kata tersebut tidakbaku. Bentuk baku dari kata nafas adalah napas.
Jadi jawaban yang tepat adalah E, kalimat kelima.

57
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Pengembangan Soal HOTS

Pada hakikatnya, penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan


informasi. Dalam pendidikan, penilaian berarti proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta
didik. Untuk melaksanakan penilaian, pendidik memerlukan instrumen
penilaian dalam bentuk soal-soal, baik untuk menguji aspek kognitif, afektif,
maupun psikomotor.

Kenyataan di lapangan, soal-soal cenderung lebih banyak menguji aspek


ingatan. Banyak buku yang menyajikan materi dengan mengajak peserta didik
belajar aktif, sajian konsep sangat sistematis, tetapi sering diakhiri soal
evaluasi yang kurang melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta
didik. Bahkan biasanya instrumen penilaian yang digunakan pendidik untuk
menguji hasil belajar peserta didik pada aspek kognitif diambil dari berbagai
buku atau kumpulan soal-soal ujian yang belum tentu sesuai dengan tujuan
pembelajaran, bahkan tak jaarang soal tidak dapat mengukur ketercapaian
hasil belajar.

Penilaian pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA harus dikembangkan hingga


menjangkau keterampilan berpikir tinggi atau ”Higher Order Thinking Skill”
(HOTS). Peserta didik harus mulai dilatih berpikir tingkat tinggi sesuai dengan
usianya. Melatih peserta didik untuk terampil ini dapat dilakukan pendidik
dengan cara melatihkan soal-soal yang sifatnya mengajak peserta didik
berpikir dalam level analisis, evaluasi dan mencipta.

Menurut Poppy (2018), untuk melaksanakan penilaian ini, pendidik


memerlukan instrumen penilaian dalam bentuk soal-soal yang
mengembangkan HOTS. Pengembangan soal HOTS didahului dengan
menganalisis indikator yang telah dikembangkan dari kompetensi dasar,
mengidentifikasi kata kerja operasional dalam taksonomi Bloom untuk level
keterampilan berpikir tingkat tinggi dan menuliskan soal sesuai dengan
kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Pengembangan soal HOTS dalam

58
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

pembelajaran bahasa Indonesia harus bervariasi sehingga seluruh


keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat dilatihkan melalui soal ini.

Mengembangkan butir soal harus mengikuti rambu-rambu yang ditetapkan,


baik untuk penulisan soal secara umum, maupun rambu-rambu berdasarkan
tingkat berpikir peserta didik yang mengerjakan soal. Untuk pembuatan soal
HOTS, penulis soal biasanya merasa agak kesulitan dalam mengkreasinya.
Disamping sulit menentukan perilaku yang diukur juga sulit dalam
merumuskan masalah yang dijadikan dasar pertanyaan. Untuk membantu
pendidik dalam meningkatkan keterampilan berpikir peserta didik melalui
soal-soal, akan dipaparkan bagaimana cara mengembangkan soal-soal bahasa
Indonesia yang termasuk dalam kategori HOTS berdasarkan taksonomi
Bloom.

Teknik penulisan soal HOTS secara umum sama dengan teknik penulisan soal-
soal biasa tetapi karena peserta didik diuji pada proses analisis, evaluasi, dan
mencipta, maka pada soal harus ada komponen yang dapat dianalisis,
dievaluasi dan dicipta. Komponen ini di dalam soal dikenal dengan istilah
stimulus.

Pengembangan soal HOTS untuk menguji kemampuan peserta didik


hendaknya dikembangkan dalam berbagai tingkat berpikir. Pendidik terlebih
dahulu menganalisis dahulu indikator-indikator yang telah dikembangkan
dari kompetensi dasar, selanjutnya mengidentifikasi keterampilan berpikir
tingkat tinggi yang dapat diujikan sesuai dengan indikator. Pengembangan
soal harus bervariasi sehingga seluruh keterampilan berpikir dapat dilatihkan
dan dikembangkan pada setiap siswa.

Berikut ini adalah contoh pengembangan soal HOTS dari kompetensi dasar
pada teks eksposisi.

59
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KISI-KISI SOAL

Kompetensi Lingkup Indikator Soal Nomor Bentuk


No. Materi Level
Dasar Materi Soal Soal
1 2 3 4 5 6 7 8

3.3 Membaca Mengidentifi Disajikan 1 L3 PG


Mengidentifikasi nonsastra kasi penggalan teks
(permasalahan, argumentasi eksosisi satu
argumentasi, teks paragraf, peserta
pengetahuan, eksposisi didik dapat
dan komendasi) mengidentifikasi
teks eksposisi permasalahan
yang dibaca. dengan tepat.

2. 3.3 Membaca Mengidentifi Disajikan teks 2 L3 Uraian


Mengidentifikasi nonsatra kasi eksposisi peserta
(permasalahan, permasalah didik dapat
argumentasi, an teks mengidentifikasi
pengetahuan, eksposisi. permasalahan,
dan komendasi) argumentasi,
teks eksposisi pengetahuan,
yang dibaca. dan komendasi.

3 3.4 Menganalisis Membaca Menganalisis Disajikan 3 L3 PG


struktur dan nonsatra struktur teks penggalan teks
kebahasan teks eksposisi eksposisi peserta
eksposisi didik dapat
menentukan
kebahasaan
dengan tepat

4 3.4 Menganalisis Membaca Menganalisis Disajikan 4 L3 Uraian


Struktur dan nonsastra kebahasaan penggalan teks
kebahasaan teks teks eksposisi eksposisi peserta
eksposisi didik dapat
menganalisis
struktur dengan
tepat

60
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

KARTU SOAL PILIHAN GANDA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Nama Penyusun :
KOMPETENSI DASAR
3.3
Mengidentifikasi
(permasalahan,
Pengetahuan/
argumentasi, Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi
√ Penalaran
pengetahuan, dan
komendasi) teks
eksposisi yang
dibaca.
RUMUSAN BUTIR SOAL
Nomor
Soal Bacalah cuplikan dibawah ini!
Seorang remaja berinisial AAL, gara-gara mencuri
LINGKUP MATERI 1 sandal, ia harus dimejahijaukan, kemudian divonis
Mengidentifikasi bersalah. Masyarakat memandang bahwa aparat
argumentasi teks penegak hukum sudah keterlaluan,berlaku sistem
eksposisi tebang pilih. Kasus hukum yang ecek-ecek
diperkarakan, sementara masih banyak kejahatan
MATERI serius yang dipandang sebelah mata. Koruptor yang
menggasak uang negara miliaran, bahkan triliunan
Teks eksposisi Kunci
Jawaban rupiah, dibiarkan melenggang bebas, tidak diotak-
atik, tanpa tersentuh hukum.
E

INDIKATOR SOAL Argumentasi dalam wacana di atas terdapat pada


Disajikan kalimat….
penggalan teks A pertama dan kedua
eksosisi satu B. kedua dan ketiga
paragraf, peserta C. ketiga dan keempat
didik dapat D. kedua dan keempat
mengidentifikasi
E. pertama dan ketiga
permasalahan.

61
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

URAIAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :


Kelas : X Bentuk Soal : Uraian
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Nama Penyusun :
Pengetahuan/
KOMPETENSI DASAR Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi
√ Penalaran

3.3 RUMUSAN BUTIR SOAL


Mengidentifikasi
Bacalah dan pahami teks beriut!
(permasalahan,
argumentasi,
Bacalah teks ekposisi berikut!
pengetahuan,
dan komendasi) Mangga adalah tanaman buah dengan tingkat
teks eksposisi ketergantungan yang tinggi pada agroklimat. Ada
yang dibaca. tanaman buah yang tidak begitu tergantung pada
LINGKUP MATERI Nomor faktor agroklimat, misalnya nangka dan alpukat. Ada
Mengidentifikasi Soal juga yang tingkat ketergantungannya pada
permasalahan, agroklimat sangat tinggi, misalnya apel. Hampir tak
argumentasi, 2 ada tanaman yang dapat seratus persen bebas dari
pengetahuan, faktor agroklimat, kecuali tanaman itu
dan komendasi dibudidayakan dalam green house yang tersolir dari
teks eksposisi udara luar dan lengkap dengan pengatur suhu dan
yang dibaca. kelembapan.
MATERI Mangga memang tanaman buah tropis, tetapi dia
justru tidak menyukai kelembapan dan curah hujan
Teks Eksposisi yang tinggi. Di Indonesia pun mangga hanya dapat
tumbuh baik di dataran rendah dengan curah hujan
sedikit seperti Indramayu, Pasuruan, dan
INDIKATOR SOAL
Probolinggo.
Disajikan teks
Meskipun menyukai kawasan kering dengan udara
eksposisi peserta
didik dapat panas, mangga tetap memerlukan banyak air. Unsur
mengidentifikasi utama untuk membentuk buah memang air, udara
permasalahan, (CO2) dan unsur hara. Dari tiga unsur tersebut, air
argumentasi, diperlukan tanaman mangga dalam jumlah paling
pengetahuan, banyak. Oleh sebab itu, meskipun udara di Pasuruan
dan komendasi.
dan Probolinggo cukup panas dan kering, air
tanahnya cukup dangkal sehingga cocok untuk
tanaman mangga.

62
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

Indonesia yang terletak di kawasan tropis memang


mempunyai banyak variasi agroklimat. Ada kawasan
yang ekstrem kering, ada juga yang ekstrem basah.
Ada dataran tinggi yang dingin, ada pula dataran
rendah yang panas. Kontur basah yang
menggelombang dan berbukit-bukit juga
menguntungkan karena memudahkan sistem
pengairan dengan menggunakan sistem gravitasi-
namun menggunakan mesin-mesin yang berat. Akan
tetapi, secara keseluruhan, agroklimat di Indonesia
sangat menguntungkan bagi pengembangan
agrobisnis modern.
Kondisi agroklimat yang menguntungkan itu kadang-
kadang justru bisa berbalik menjadi ancaman.
Selama ini kita selalu dan membanggakan tanah air
kita yang subur dan makmur. Kita juga
membanggakan jumlah koleks plasma nutfah
mangga kita yang mencapai peringkat nomor dua di
dunia setelah India. Akan tetapi, diam-diam Thailand,
Mesir, Taiwan, dan Australia mengebunkannya. Di
Australia tersedia lahan yang sangat luas, modal yang
sangat besar, teknologi yang sangat canggih, dan
agroklimat yang cocok untuk mangga. Oleh sebab itu,
kita akan ketinggalan kalau hanya mengandalkan
kondisi agroklimat yang “subur makmur”. Kita juga
harus mengebunkan manga tersebut dengan baik.

Identifikasilah permasalahan, argumentasi,


pengetahuan, dan rekomendasi teks ekposisi
tersebut!

63
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Rubrik Penilaian dan penskoran

Aspek Skor
A. Mengidentifikasi permasalahan.
• Mengidentifikasi permasalahan dengan tepat. 4
• Mengidentifikasi permasalahan dengan kurang tepat. 3
• Mengidentifikasi permasalahan dengan tidak tepat. 2

B. Mengidentifikasi permasalahan.
• Mengidentifikasi argumentasi dengan tepat. 4
• Mengidentifikasi argumentasi dengan kurang tepat. 3
• Mengidentifikasi argumentasi dengan tidak tepat. 2
C. Mengidentifikasi permasalahan.
• Mengidentifikasi pengetahuan dengan tepat. 4
• Mengidentifikasi pengetahuan dengan kurang tepat. 3
• Mngidentifikasi pengetahuan dengan tidak tepat. 2
D. Mengidentifikasi permasalahan.
• Mengidentifikasi rekomendasi dengan tepat. 4
• Mengidentifikasi rekomendasi dengan kurang tepat. 3
• Mengidentifikasi rekomendasi dengan tidak tepat. 2

NIlai perolehan = A+B+C X 100


16

64
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

KARTU SOAL PILIHAN GANDA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Nama Penyusun :
KOMPETENSI
DASAR
3.4 Menganalisis Pengetahuan/
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi
√ Penalaran
struktur dan
kebahasaan teks
eksposisi
RUMUSAN BUTIR SOAL
Nomor
Soal Bacalah cuplikan dibawah ini!
Jika pemerintah tak cepat bertindak dalam 10 tahun
LINGKUP MATERI 3 oleh musnahnya hutan Kalimantan (1). Pengelolaan
hutan di sepanjang tahun 2002 tak menunjukkan
Mengidentifikasi adanya tanda-tanda perbaikan dibandingkan tahun
stuktur teks sebelumnya (2). Sebaliknya, kecenderungannya
eksposisi justru semakin memburuk (3). Kebakaran hutan
MATERI masih terus terjadi; penebangan liar semakin
meningkat(4). Diperburuk lagi dengan rencana
Teks eksposisi Kunci pembukaan lahan hutan lindung bagi
Jawaban
pertambangan(5). Keadaan tersebut jelas
A menambah suram nasib hutan selama 2002(6).
Kalimat yang menyatakan tesis....
INDIKATOR SOAL
Disajikan
A. (1)
penggalan teks
eksosisi satu B. (2)
paragraf, peserta C. (4)
didik dapat D. (5)
mengidentifikasi E. (6)
struktur dengan
tepat .

65
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

URAIAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum :


Kelas : X Bentuk Soal : Uraian
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Nama Penyusun :
KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi
√ Penalaran

3.4 3.4 RUMUSAN BUTIR SOAL


Menganalisis Bacalah teks berikut dengan cermat!
Struktur dan Ekonomi Rakyat adalah “kegiatann ekonomi rakyat
kebahasaan teks
banyak”. Jika dikaitkan dengan kegiatan pertanian,
eksposisi
LINGKUP MATERI maka yang dimaksudd dengan kegiatan ekonomi
Membaca non Nomor rakyat adalah kegiatann pertanian, maka yang
sastra Soal
dimaksud dengan kegiatan ekonomi rakyat adalah
MATERI kegiatan ekonomi petanii atau peternak atau nelayan
4
Menganalisis kecil, petani gurem, nelayan tanpa perahu, petani
cirir tanpa tanah dan sejenisnya; dan bukan peternak besar,
kebahasaan MNC pertanian, perkebunan dan sejenisnya.
teks eksposisi Perspektif lain dari ekonomi rakyat dapat pula dilihat
dengann menggunakan perspektif jargon:”ekonomi
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”
INDIKATOR SOAL
“Dari rakyat”, berarti kegiatan ekonomi ituu berkaitan
Disajikan dengan penguasaann rakyat dan aksesibilitas rakyatt
penggalan teks
terhadap sumber daya ekonomii. Rakyat menguasai
eksposisi
peserta didik dan memilikii hak atas sumber daya untuk mendukung
dapat menelaah kegiatann produktif dan konsumtifnya.
kebahasaan teks “Oleh Rakyat”, berrarti proses produksi dan konsumsii
ekposisi dilakukan dan diputuskan oleh rakyat. Rakyat
memiliki hak atas pengelolaan proses produktif dan
konsumtif tersebut. Berkaitan dengan sumberdayaa
(produktif dan konsumtif), rakyat mempunyai
alternatif untukk memilih dan menentukan sistem
pemanfaatann, seperti berapa banyak jumlah yang
harus dimanfaatkan, siapa yang memanfaatkan,
bagaimana proses pemanfaatannya, bagaimana

66
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

menjaga kelestarian bagi proses pemanfaatan


berikutnya, dan sebagainya.
“Untuk rakyat”, berarti rakyat banyakk merupakan
‘beneficiaries utama dari setiap kegiatan produksi dan
konsumsi. Rakyat menerima manfaat, dan indikator
kemanfaatan paling utama adalah kepentingan rakyat.
Dalam hal ini butuh pula dikemukakan bahwa
ekonomi rakyat bisa berkaitan dengan siapa saja,
dalam arti bahwa kegiatan transaksi bisa dilakukan
juga dengan “non-ekonomi-rakyat”. Juga tak ada
tersebut! pembatasan mengenai besarann, jenis
produk, permodalan, sifat usaha dan sebagainya.
Ekonomi rakyat tidak ekslusif tetapi inklusif dan
terbuka. Kendati demikian, sifat fundamental di atas
telah pula menciptakan suatu sistem ekonomi yang
terdiri dari pelaku ekonomi, norma, kesepakatan dan
mekanisme transaksi, yang umumnya telah
memfasilitasi ekonomi rakyat untuk bisa bertahan
hidup dan berkembang sejalan dengan perkembangan
sosial ekonomi masyarakatnya.

Telaahlah ciri kebahasaan teks ekposisi tersebut!

67
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Pedoman Penskoran

Rubrik penilaian dan penskoran

Indikator Skor
Menelaah ciri kebahasaan teks dengan tepat dan lengkap 6
Menelaah ciri kebahasaan teks secara tepat dan tidak 5
lengkap

Menelaah ciri kebahasaan teks secara kurang tepat dan 4


lengkap

Menelaah ciri kebahasaan teks secara kurang tepat dan 3


tidak lengkap lengkap

Menelaah ciri kebahasaan teks secara tidak tepat dan 2


lengkap
Menelaah ciri kebahasaan teks secara tidak tepat dan 1
tidak lengkap

Skor Perolehan
NILAI : --------------------------- X 100

68
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

KESIMPULAN

Secara umum pembelajaran pada subunit ini dapat disimpulkan bahwa teks
eksposisi merupakan salah satu teks yang penting dipelajari peserta didik.
Kemampuan memahami dan menyajikan teks eksposisi akan sangat berguna
bagi kehidupan peserta didik untuk memahami memahami informasi yang
disajikan dalam sebuah artikel ilmiah populer sehingga menambah
pengetahuan mereka. Selain itu, mereka juga dapat menyajikan pendapatnya
dalam bentuk tulisan teks eksposisi dan dapat mempublikasikannya di media
massa. Dalam mengambangkan kemampuan peserta didik dalam memahami
teks eksposisi perlu dirancang aktivitas pembelajaran yang kreatif dan
menarik. Salah satu model pembelajaran yang digunakan adalah discovery
learning. Aktivas pembelajaran dikembangkan berdasarkan kompetensi
pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari pada kelas X Sekolah Menegah
Atas Kejuruan Peningkatan kompetensi pembelajaran dikembangkan
berbasis HOTS.

Materi yang dipelajari adalah mengidentifikasi permasalah, argumentasi,


pengetahuan, dan rekomendasi teks eksposisi, mengembangkan isi,
menganalisis sruktur dan kebahasaan, dan mengkonstruksi teks eksposisi.
Agar lebih konprehensif maka disajikan aktivitas penilaian yang dilengkapi
dengan pengembangan soal-soal HOTS. Harapannya, pendidik dapat
mengembangkan kemampuan dalam mengembangkan soal-soal HOTS,
sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta
didik yang berkaitan dengan teks eksposisi, walaupun jumlahnya tidaklah
banyak , namun dapat membantu saat menjawab soal-soal Ujian Nasional.

Selain itu, diperlukan pula bahan bacaan yang dapat membantu pendidik dan
peserta didik dalam memperkaya bahan bacaan, sehingga dapat lebih mudah
mempelajari teks eksposisi .

69
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

UMPAN BALIK

Isilah umpan balik pembelajaran berikut!

1. Hal-hal apa sajakah yang sudah Saudara pahami pada subunit ini?

2. Masih adakah hal atau materi pada subunit ini yang belum Saudara pahami,
apa saja itu? Jelaskan mengapa?

3. Setelah mempelajari subunit ini, apakah yang dapat menginpirasi Saudara


dalam merancang pembelajaran HOTS di sekolah?

4. Menurut Saudara, bagian manakah yang sulit dikuasai oleh peserta didik,
bagaiman cara megatasinya?

5. Apakah materi pada kegiatan pembelajaran dapat diaplikasikan di kelas?

Jika ya, bagaimanakah Saudara mengaplikasikannya

70
Unit Pembelajaran
TEKS EKSPOSISI

71
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

72
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK)

Teks Biografi
Penulis:
Hari Wibowo, S.S., M.Pd.

Penyunting:
Dr. Siti Ansoriyah, M.Pd.

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI __________________________________ 75


DAFTAR GAMBAR ______________________________ 77
DAFTAR TABEL _______________________________ 78
PENDAHULUAN _______________________________ 79
KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK _________ 81
A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi ______________________________ 81
B. Indikator Pencapaian Kompetensi _______________________________________ 82
APLIKASI DI DUNIA NYATA _____________________ 85
A. Tokoh-tokoh Dunia ________________________________________________________ 85
B. Tokoh-tokoh Nasional _____________________________________________________ 87
SOAL-SOAL UN/USBN __________________________ 91
A. Soal UN 2015/2016 ________________________________________________________ 91
B. Soal UN 2016/2017 ________________________________________________________ 92
C. Soal UN 2017/2018 ________________________________________________________ 93
BAHAN PEMBELAJARAN ________________________ 95
A. Aktivitas Pembelajaran ____________________________________________________ 95
Aktivitas 1. Menilai keteladanan dan mengungkapkan kembali teks
biografi______________________________________________________________________ 96
Aktivitas 2. Menganalisis aspek makna dan kebahasaan dan
menceritakan kembali teks biografi ______________________________________ 98
B. Lembar Kerja Peserta Didik ______________________________________________ 100
LKPD 1 Menilai hal yang dapat diteladani dan mengungkapkan kembali
dari teks biografi __________________________________________________________ 100
LKPD 2. Menganalisis aspek makna dan kebahasaan dan menceritakan
kembali teks biografi _____________________________________________________ 108

75
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

C. Bahan Bacaan _____________________________________________________________ 113


1. Pengertian ___________________________________________________________ 113
2. Karakteristik ________________________________________________________ 118
3. Struktur Teks ________________________________________________________ 122
4. Kebahasaan __________________________________________________________ 129
5. Cara Menentukan keistimewaan dan keteladanan tokoh________ 131
PENGEMBANGAN PENILAIAN ____________________ 134
A. Pembahasan Soal-soal ___________________________________________________ 134
B. Pengembangan Soal HOTS _______________________________________________ 137
KESIMPULAN ________________________________ 145
UMPAN BALIK _______________________________ 147

76
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Tokoh dunia 1_________________________________________________________ 85


Gambar 2 Tokoh dunia 2_________________________________________________________ 85
Gambar 3 Tokoh dunia 3_________________________________________________________ 86
Gambar 4 Tokoh dunia 4_________________________________________________________ 86
Gambar 5 Tokoh Nasional 1 _____________________________________________________ 87
Gambar 6 Tokoh Nasional 2 _____________________________________________________ 87
Gambar 7 Tokoh Nasional 3 _____________________________________________________ 88
Gambar 8 Tokoh Nasional 4 _____________________________________________________ 88
Gambar 9 Tautan Video Biografi Ki Hajar Dewantoro ________________________ 96
Gambar 10 Tokoh Sultan Hasanudin ____________________________________________ 101
Gambar 11 Tokoh Dian sastrowardoyo _______________________________________ 105
Gambar 12 Tokoh Dewi Sartika ________________________________________________ 109

77
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi ___________________________ 81


Tabel 2. IPK Pengetahuan dan Keterampilan ___________________________________ 82
Tabel 3 Soal-soal UN Bahasa Indonesia SMK 2015/2016 _____________________ 91
Tabel 4 Soal-soal UN Bahasa Indonesia SMK 2016/2017 _____________________ 92
Tabel 5 Soal-soal UN Bahasa Indonesia SMK 2017/2018 _____________________ 93
Tabel 6. Pengertian dan Karakteristik Teks Biografi ________________________ 101
Tabel 7. Struktur Teks Biografi ________________________________________________ 108
Tabel 8. Makna Teks Biografi __________________________________________________ 109
Tabel 9. Analisis Kebahasaan __________________________________________________ 111
Tabel 10. Analisis Struktur Teks_______________________________________________ 125
Tabel 11. Analisis Kaidah Kebahasaan ________________________________________ 130
Tabel 12. Tabel Kisi-kisi Soal __________________________________________________ 138
Tabel 13. Format Penilaian Analisis Kebahasaan Teks Biografi ____________ 144

78
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

PENDAHULUAN

Unit ini berisi tentang paparan teks biografi, mulai dari contoh, pengertian,
karakteristik, struktur teks, dan aspek makna dan kebahasaan teks biografi.
Teks biografi terdapat di kelas X Kurikulum 2013 SMA/SMK yang sudah
disesuaikan dengan Permendikbud No. 37 Tahun 2018. Di dalamnya terdapat
empat KD meliputi kegiatan menilai dan mengungkapkan kembali hal yang
dapat diteladani dari tokoh yang terdapat dalam teks biografi yang dibaca
secara tertulis, menganalisis aspek makna dan kebahasaan serta menceritakan
kembali isi teks biografi baik lisan maupun tulis. Keempat kompetensi
tergambar pula di dalam model-model pelatihan yang akan Saudara lakukan
di dalam unit ini.

Aktivitas pada unit ini melibatkan peserta didik dengan menggunakan model
pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran berorientasi High Order
Thingking Skils (HOTS), untuk mencapai keterampilan abad ke-21. Bahan
bacaan yang terdapat pada unit ini sesuai dengan kompetensi dasar yang ada
pada tema yang dipilih dalam Kurikulum 2013. Dalam unit ini juga disediakan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dapat digunakan oleh guru sebagai
referensi untuk memberikan pengayaan pembelajaran di kelas.

Di dalam unit ini kami sajikan pula sejumlah soal UN yang relevan dengan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang muncul dalam tiga terakhir UN
(Tahun 2016, 2017, 2018); disertai dengan langkah-langkah pembahasannya.
Dengan model-model soal tersebut, Saudara diharapkan dapat memprediksi
kemungkinan soal jenis teks biografi yang mungkin muncul pada UN tahun
berikutnya. Beberapa contoh soal HOTS yang tersaji di bagian akhir unit ini
juga dapat Saudara jadikan sebagai bahan latihan para peserta didik di dalam
penyelesaian soal UN tersebut. Tentu saja soal-soal tersebut harus perlu
dikembangkan kembali oleh Saudara berdasarkan kisi-kisi UN terakhir.

79
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Besar harapan kami, bahan pelatihan ini memberikan kontribusi bagi


peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia khususnya teks biografi
di SMK. Bahan ini juga diharapkan dapat membantu dalam menuntaskan
belajar para peserta didik tentang teks biografi melalui penguasaan potensi
akademik para gurunya. Atas segala kekurangan yang ada pada bahan
pelatihan ini, kami mohon saran dan kritik untuk perbaikan pada penyusunan
bahan pelatihan berikutnya. Terima kasih.

Jakarta, Mei 2019

Penulis

80
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK

A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

Subunit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar kelas


X SMA/SMK:

Tabel 1. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

KOMPETENSI DASAR TARGET KOMPETENSI

3.14 Menilai hal yang dapat 1. Menilai hal yang dapat diteladani
diteladani dari teks biografi dari teks biografi
4.14 Mengungkapkan kembali hal- 1. Mengungkapkan kembali hal-hal
hal yang dapat diteladani dari yang dapat diteladani dari tokoh
tokoh yang terdapat dalam yang terdapat dalam teks biografi
teks biografi yang dibaca yang dibaca secara tertulis
secara tertulis
3.15 Menganalisis aspek makna 1. Menganalisis aspek makna dalam
dan kebahasaan dalam teks teks biografi
biografi
2. Menganalisis aspek kebahasaan
dalam teks biografi
4.15 Menceritakan kembali isi teks 1. Menceritakan kembali isi teks
biografi baik lisan maupun biografi baik lisan maupun tulis.
tulis.

81
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Tabel 2. IPK Pengetahuan dan Keterampilan

IDIKATOR PENCAPAIAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI (IPK) KOMPETENSI (IPK)
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.14 Menilai hal yang dapat 4.14 Mengungkapkan kembali hal-
diteladani dari teks biografi hal yang dapat diteladani dari
tokoh yang terdapat dalam teks
biografi yang dibaca secara
tertulis
IPK Pendukung: IPK Pendukung:

3.14.1 Menemukan hal yang 4.14 Mengumpulkan hal-hal yang


dapat diteladani dari teks dapat diteladani dari tokoh
biografi yang terdapat dalam teks
3.14.2 Menentukan hal yang biografi yang dibaca secara
dapat diteladani dari teks tertulis
biografi
4.14 Memperbaiki hal-hal yang dapat
3.14.3 Menelaah hal yang dapat
diteladani dari tokoh yang
diteladani dari teks
terdapat dalam teks biografi
biografi
yang dibaca secara tertulis

4.14 Mengoreksi hal-hal yang dapat


diteladani dari tokoh yang
terdapat dalam teks biografi
yang dibaca secara tertulis

82
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

IPK Kunci: IPK Kunci:

3.14.1 Menafsirkan hal yang 4.14.1 Melengkapi hal-hal yang dapat


dapat diteladani dari teks diteladani dari tokoh yang
biografi terdapat dalam teks biografi
3.14.2 Merangkum hal yang yang dibaca secara tertulis
dapat diteladani dari teks 4.14.2 Menyajikan kembali hal-hal
biografi yang dapat diteladani dari
3.14.3 Mengkritik hal yang dapat tokoh yang terdapat dalam
diteladani dari teks teks biografi yang dibaca
biografi secara tertulis
4.14.3 Menyempurnakan hal-hal
yang dapat diteladani dari
tokoh yang terdapat dalam
teks biografi yang dibaca
secara tertulis
IPK Pengayaan: IPK Pengayaan:

4.14.1 Menemukan hal yang 4.14 Menggabungkan hal-hal yang


dapat diteladani dari teks dapat diteladani dari tokoh
biografi yang terdapat dalam teks
4.14.2 Menentukan hal yang biografi yang dibaca secara
dapat diteladani dari teks tertulis
biografi 4.14 Mengembangkan kembali hal-
4.14.3 Menelaah hal yang dapat hal yang dapat diteladani dari
diteladani dari teks tokoh yang terdapat dalam teks
biografi biografi yang dibaca secara
tertulis
4.14 Merumuskan kembali hal-hal
yang dapat diteladani dari
tokoh yang terdapat dalam teks

83
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

biografi yang dibaca secara


tertulis
4.15 Menganalisis aspek makna 4.15 Menceritakan kembali isi teks
dan kebahasaan dalam teks biografi baik lisan maupun tulis.
biografi
IPK Pendukung: IPK Pendukung:

3.15.1 Menyimpulkan aspek 4.15.1 Menggabungkan isi teks


makna dan kebahasaan biografi baik lisan maupun
dalam teks biografi tulis.
3.15.2 Menentukan aspek makna 4.15.2 Memperbaiki isi teks biografi
dan kebahasaan dalam baik lisan maupun tulis.
teks biografi

IPK Kunci: IPK Kunci:

3.15.1 Menyimpulkan aspek 4.15.1 Menunjukkan isi teks biografi


makna dalam teks biografi baik lisan maupun tulis.
3.15.2 Menelaah aspek 4.15.2 Melengkapi isi teks biografi
kebahasaan dalam teks baik lisan maupun tulis.
biografi
IPK Pengayaan: IPK Pengayaan:

3.15.1 Merangkum aspek makna 4.15.1 Menggabungkan isi teks


dalam teks biografi biografi baik lisan maupun
3.15.2 Memilih aspek tulis.
kebahasaan dalam teks 4.15.2 Merumuskan isi teks biografi
biografi baik lisan maupun tulis.

84
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

APLIKASI DI DUNIA NYATA

A. Tokoh-tokoh Dunia

Tebak tokoh-tokoh dunia di bawah ini, siapakah mereka?

Bagaimana kutipan kata inspiratif bagi kehidupan keempat tokoh ini?

Gambar 1 Tokoh dunia 1


Sumber: starsunfolded.com

Gambar 2 Tokoh dunia 2


Sumber: insidetheperimeter.ca

85
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 3 Tokoh dunia 3


Sumber: www.bread.org

Gambar 4 Tokoh dunia 4


Sumber: www.instyle.com

Keempat tokoh dunia tersebut sangatlah menginspirasi banyak orang dengan


sikap dan pernyataannya. Inilah yang akan memberikan angin perubahan bagi
banyak insan yang mengininkan perubahan ke arah yang lebih baik dalam
kehidupannya.

86
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

B. Tokoh-tokoh Nasional

Tebak tokoh-tokoh nasional di bawah ini, siapakah mereka?

Bagaimana kutipan kata inspiratif bagi kehidupan keempat tokoh ini?

Gambar 5 Tokoh Nasional 1


Sumber: id.wikipedia.org

Gambar 6 Tokoh Nasional 2


Sumber: DosenPendidikan.Com

87
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 7 Tokoh Nasional 3


Sumber: RomaDecade

Gambar 8 Tokoh Nasional 4


Sumber: www.pinterest.es

Keempat tokh nasional ini sangatlah menginspirasi banyak orang dengan


sikap dan pernyataannya. Mereka menjadi teladan bagi masyarakat Indonesia
mulai dari zaman perjuangan hingga zaman sekarang. Inilah yang akan

88
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

memberikan angin perubahan bagi banyak masyarakat yang menginginkan


perubahan ke arah yang lebih baik dalam kehidupannya.

Banyak sekali keuntungan dan manfaat bagi Saudara jika membaca teks
biografi tentang tokoh tersebut. Saudara bisa menambah wawasan ilmu
pengetahuan yang bisa anda peroleh dengan membaca teks biografi tentang
seorang tokoh.

Saudara bisa mengetahui tentang sejarah kehidupannya. Kita juga bisa


mencontoh atau meneladani hal – hal yang positif dari tokoh tersebut.
Misalnya kita mengetahui bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing – masing. Bagi seorang pembaca pastinya dapat
mengambil pelajaran – pelajaran dan juga manfaat dari kisah seorang tokoh
tersebut.

Biografi ini menceritakan seorang tokoh yang inspiratif dan sangat menarik
untuk di baca. Karena di balik kesuksesan seseorang pastinya akan ada latar
belakang yang mendasari kesuksesan tersebut. Ada keuntungan dan manfaat
membaca teks biografi tokoh yang dapat anda ketahui sebagai berikut :
1) Menginspirasi dan Menjadi Teladan
Keuntungan dan Manfaat Membaca Teks Biografi Tokoh yang pertama
menginspirasi dan menjadi teladan. Dengan membaca kisah – kisah perjalanan
hidup seseorang serta mengetahui makna hidup yang sesungguhnya.
Membaca Teks Biografi TokohHal hal yang positif dalam kisah tokoh tersebut
dapat di jadikan sebagai inspirasi dan teladan bagi kita. Biasanya banyak sekali
contoh perbuatan, sikap dan lain lain yang bisa di jadikan teladan yang di
selipkan di dalamnya.
2) Menjadi Optimis dan Semangat
Keuntungan dan Manfaat Membaca Teks Biografi Tokoh yang kedua, dapat
mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang optimis dan semangat.

89
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Nah, jika anda sering membaca biografi tentang tokoh – tokoh anda bisa
belajar optimis dalam menjalani kehidupan. Keuntungan membaca biografi ini
dapat menularkan jiwa yang optimis serta semangat. Anda bisa melihat
biografi tokoh terkenal di buku-buku seperti kisah – kisah perjuangan
pahlawan, atau kisah tenang perjalanan hidup seseorang.
3) Usaha dan Kerja Keras Pasti Akan Membuahkan Hasil
Keuntungan dan Manfaat Membaca Teks Biografi Tokoh yang ketiga
mengajarkan kita bahwa Usaha dan Kerja Keras Pasti Akan Membuahkan
Hasil. Dalam kisah biografi tokoh pastinya ada usaha dan kerja keras yang di
lakukan oleh tokoh tersebut.
Di dalam kehidupan seseorang pastinya akan merasakan titik terendah dalam
hidupnya. Dari kisah seseorang pastinya dia akan berusaha untuk tetap
bangkit dari masalah yang sedang ia hadapi.
4) Menjadi Percaya Diri
Keuntungan selanjutnya tentunya bisa meningkatkan rasa percaya diri anda.
Karena dari anda membaca biografi tentang kisah tokoh, kita akan
mendapatkan ilmu dari tokoh tokoh tersebut.
Para pembaca juga mengajarkan jika setiap orang memiliki perjalanan hidup
yang berbeda – beda. Contohnya tentang kisah pengusaha yang sukses, kita
akan tahu bagaimana dia bisa mencapai kesuksesannya.
5) Mempelajari Kehidupan Tokoh
Manfaat dan keuntungan berikutnya jika anda membaca biografi tokoh,
otomatis kita juga akan ikut melihat perjalanan di balik kisah hidup sang
tokoh.
Mengetahui perjalanan seseorang adalah hal yang menarik dan seru untuk di
baca. Kita bisa mengetahui suka dan duka yang di alami oleh sang tokoh. Anda
bisa melihat pengalaman – pengalaman pahit yang di alami sang tokoh untuk
mencapai kesuksesannya.

90
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

SOAL-SOAL UN/USBN

Berikut ini contoh soal UN unit Teks Biografi pada kelas X Kompetensi Dasar
3.14 Menilai hal yang dapat diteladani dari teks biografi; 3.15 Menganalisis
aspek makna dan kebahasaan dalam teks biografi (Permendikbud Nomor 37,
2018). Soal ini disajikan agar dapat dijadikan sebagai sarana berlatih bagi
peserta didik untuk menyelesaikannya. Selain itu, soal ini juga dapat menjadi
acuan ketika Saudara akan mengembangkan soal yang sejenis pada unit teks
prosedur.

A. Soal UN 2015/2016

Tabel 3 Soal-soal UN Bahasa Indonesia SMK 2015/2016

NO SOAL TAHUN

8 Bacalah kutipan teks biografi berikut! 2015/2016

Pramoedya Ananta Toer lahir di Blora. Pada


tahun 1950-1951, ia bekerja di Balai Pustaka
sebagai Redaktur. Prmoedya Ananta Toer
sudah mengarang sejak tahun 1940-an dan
telah menghasilkan banyak karya sastra.
beberapa cerpen novel, esai, dan karya
terjemahan, seperti Perburuan (1950), Bukan
Pasar Malam (1951), Cerita dari Blora (1951),
Bumi Manusia(1980), dan Rumah Kaca (1987).
Karya-karyanya sudah diterjemahkan ke dalam
40 bahasa. Kreativitasnya dalam menulis karya
sastra membuatnya mendapat banyak
penghargaan anugerah dan penghargaan.
Pernyataan yang sesuai dengan isi biografi di
atas adalah...
A. Pramoedya Ananta Toer lahir di Bandung
dan bekerja di Balai Pustaka
B. Pramoedya Ananta Toer seorang
sastrawan dan sebagai Redaktur di Balai
Pustaka

91
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

C. Pada tahun 1950 Prmoedya Ananta Toer


baru mulai mengarang
D. Karya Pramoedya diterjemahkan ke dalam
14 bahasa
E. Selain sebagai sastrawan Pramoedya
Ananta Toer juga seorang pelukis
Identifikasi
Level
Penalaran
Kognitif
Indikator 3.14.3 Menelaah hal yang dapat diteladani dari teks biografi
yang
bersesuaian
Diketahui Sebuah kutipan teks biografi tokoh
Ditanyakan Pernyataan yang sesuai
Materi yang
Pemahaman teks biografi
dibutuhkan

B. Soal UN 2016/2017

Tabel 4 Soal-soal UN Bahasa Indonesia SMK 2016/2017

NO SOAL TAHUN

27 Bacalah kutipan teks biografi berikut! 2016/2017

(1) Jenderal Besar TNI Anumerta Soedirman


(lahir di Bodas Karangjati, Purbalingga, Jawa
Tengah, 24 Januari 1916) adalah seorang
pahlawan nasional Indonesia yang berjuang
pada masa Revolusi Nasional Indonesia,
tercatat sebagai Panglima Jenderal RI yang
pertama dan termuda. (2) Saat usia
Soedirman 31 tahun, ia telah menjadi seorang
jenderal. (3) Ia bergerilya dalam perang
pembelaan kemerdekaan RI. (4) Pada tahun
1950 ia wafat karena penyakit tuberkulosis
tersebut dan dimakamkan di Taman Makam
Pahlawan Kusuma Negara di Semaki,
Yogyakarta. (5) Beliau adalah Pahlawan sejati
rela berkorban demi bangsa dan Negara
Indonesia, rela mempertaruhkan segalanya

92
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

demi kemerdekaan Indonesia yang telah kita


nikmati kemerdekaan itu sekarang.

Kalimat simpleks (kalimat tunggal) dalam teks


tersebut ditandai dengan nomor … .
A. (1) B. (2) C. (3) D. (4) E. (5)
Identifikasi
Level
Penalaran
Kognitif
Indikator 3.14.3 Menelaah hal yang dapat diteladani dari teks biografi
yang
bersesuaian
Diketahui Sebuah kutipan teks biografi tokoh
Ditanyakan Penggunaan kalimat simpleks
Materi yang
Pemahaman kebahasan teks biografi
dibutuhkan

C. Soal UN 2017/2018

Tabel 5 Soal-soal UN Bahasa Indonesia SMK 2017/2018

NO SOAL TAHUN

13 Cermati Kutipan Biografi! 2017/2018


Januari 1935, Hatta dan kawan-kawannya tiba
di Tanah Merah, Boven Digoel (papua).
Desember 1935, Kapten Wiarda, Pengganti van
Labgen, memberitahukan bahwa tempat
pengasingan Hatta dan Sjahrir dipindah ke
Bandaneira. Januari 1936 keduanya berangkat
ke Bandaneira. Mereka bertemu Dr. Tjipto
Mangunkusumo dan Mr. Iwa Kusumasumantri.
Di Bandaneira, Hatta dan Sjahrir dapat bergaul
bebas dengan penduduk setempat dan memberi
pelajaran kepada anak-anak setempat dalam
sejarah, tata buku, politik, dan lain-lain.

Hal yang dapat diteladani dari tokoh Hatta


dalam kutipan tersebut adalah...
A. Bersama kawan-kawan pergi ke Tanah
Merah

93
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Pindah dari Boven ke Bandaneira Januari


1936
C. Bertemu Dr. Tjipto Mangunkusumo di
Bandaneira
D. Bergaul bebas bersama penduduk di mana
un berada
E. memberi pelajaran kepada anak-anak di
Bandaneira

Identifikasi
Level
Penalaran
Kognitif
Indikator 3.14.1 Menemukan hal yang dapat diteladani dari teks
yang
biografi
bersesuaian

Diketahui Sebuah teks biografi tokoh.


Ditanyakan Hal yang dapat diteladani dari tokoh
Materi yang
Pemahaman teks biografi
dibutuhkan

94
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

BAHAN PEMBELAJARAN

A. Aktivitas Pembelajaran

Kita sering mengidolakan tokoh atau pejuang sebagai teladan dalam


kehidupan. Kita selami kehidupannya lewat buku yang mengupas biografinya,
mulai dari kelahirannya, perjuangannya, kesusksesannya, hingga akhir
hayatnya. Dengan mempelajar biografi seseorang, kita dapat gambaran utuh
tokoh yang menginspirasi atau menggugah kehidupan. Sebut saja, tokoh
pendidikan Ki Hajar Dewantara dan R.A. Kartini. Kedua tokoh ini telah berhasil
mengubah pandangan bagi masyarakat Indonesia. Pendidikan menjadi
sangatlah penting untuk kehidupan yang lebih baik. Oleh karenanya, sangatlah
penting menggali informasi dari teks biografi tokoh-tokoh pembaharuan yang
berjuang dalam menegakkan kebenaran dan keadilan.

Teks biografi biasanya memuat identitas dan peristiwa yang dialami


seseorang, termasuk karya dan penghargaan yang diterima dan permasalahan
yang dihadapinya. Uraian tentang identitas berisi antara lain nama, tempat
dan tanggal lahir, latar belakang keluarga, riwayat pendidikan, dan riwayat
organisasi yang diikuti. Jika membaca teks biografi apa yang terbayang dalam
pikiran Saudara? Bagaimana hebatnya perjuangan kehidupan tokohnya?
Jawaban-jawaban tersebut akan kita bahas pada aktivitas pembelajaran
berikut. Aktivitas pembelajaran akan dibagi menjadi dua bagian, pertama
menilai keteladanan dan mengungkapkan kembali teks biografi. Kedua
menganalisis aspek makna dan kebahasaan dan menceritakan kembali teks
biografi.

95
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas 1. Menilai keteladanan dan mengungkapkan


kembali teks biografi

Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini peserta didik diharapkan dapat
menilai keteladanan dan mengungkapkan kembali teks biografi. Aktivitas ini
menggunakan model pembelajaran penemuan dengan langkah-langkah
berikut.

a. Pemberian Rangsangan (Stimulation)


1) Peserta mengamati tayangan video tokoh yang berpengaruh terhadap
perjuangan rakyat Indonesia (jika ada). Tautan laman video:
https://www.youtube.com/watch?v=m_8-DbBxsMo

Gambar 9 Tautan Video Biografi Ki Hajar Dewantoro


Sumber: www.pinterest.es

2) Peserta menyimak dan menjawab pertanyaan terkait hal-hal yang


berhubungan dengan isi dari tayangan video (jika ada) dan
menyimpulkannya.

96
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

3) Peserta membaca teks biografi yang tersedia di LKPD 1.1 nomor 1 dan
atau contoh lain dari berbagai referensi untuk menjelaskan pengertian,
karakteristik, struktur teks, dan kebahasaan teks biografi.

b. Pernyataan/Identifikasi Masalah (Problem Statement)


1) Peserta menentukan permasalahan yang relevan dari infromasi yang
dibaca. Permasalahan tersebut diarahkan untuk menanyakan
pengertian, karakteristik, struktur teks, dan kebahasaan teks biografi.
2) Peserta mengidentifikasi permasalahan yang relevan dari infromasi
yang dibaca. Permasalahan tersebut diarahkan untuk menanyakan
pengertian, karakteristik, struktur teks, dan kebahasaan yang
terdapat dalam teks dan menyimpulkannya.
3) Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, peserta merumuskan
masalah terkait dengan pengidentifikasian pengertian, karakteristik,
struktur teks, dan kebahasaan dan pengungkapan kembali teks
tersebut.

c. Pengumpulan Data (Data Collection)


1) Peserta bekerja sama dalam kelompok mengumpulkan
data/informasi dan membaca literatur mengenai struktur teks dan
kebahasaan teks biografi.
2) Peserta mengumpulkan data/informasi pengertian, karakteristik,
struktur teks, dan kebahasaan teks biografi.
3) Peserta membaca literatur dan bertanya pada narasumber/fasilitator
mengenai pengertian, karakteristik, struktur teks, dan kebahasaan
teks biografi serta dan pengungkapan kembali teks tersebut.

97
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

d. Pengolahan Data (Data Processing)


1) Peserta mengolah data yang dihasilkan dari kegiatan pengumpulan
data untuk menjawab/menyelesaikan permasalahan mengenai
pengertian dan karakteristik, yang terdapat pada LKPD 1.
2) Peserta mengolah data yang dihasilkan dari kegiatan pengumpulan
data untuk menjawab/menyelesaikan permasalahan mengenai
struktur teks, dan kebahasaan yang terdapat pada LKPD 2.

e. Pembuktian (Verification)
1) Peserta saling menukarkan hasil kerjanya dengan kelompok lain, lalu
saling menelaah dan menanggapinya
2) Peserta didik bekerja sama memperbaiki hasil diskusi berdasarkan
tanggapan/masukan/saran dari kelompok lain.

f. Menarik Kesimpulan (Generalization)


1) Peserta mempresentasikan hasil kerjanya dan ditanggapi oleh
kelompok lain dengan mengungkapkan kembali teks biografi dan
menilai bagaimana tokoh yang terdapat dalam teks tersebut. Setelah
itu, menarik kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan
berlaku untuk semua permasalahan yang sama.

Aktivitas 2. Menganalisis aspek makna dan kebahasaan dan


menceritakan kembali teks biografi

Tujuan pembelajaran pada aktivitas ini adalah peserta didik dapat


menganalisis aspek makna dan kebahasaan dan menceritakan kembali teks
biografi. Estimasi waktu yang digunakan adalah dua jam pelajaran (2x45
menit). Aktivitas ini menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning) dengan langkah-langkah berikut.

98
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

a. Orientasi Siswa pada Masalah


Peserta membaca teks biografi "Ki Hajar Dewantara" untuk menganalisis
aspek makna dan kebahasaan.
b. Mengorganisasi Siswa dalam Belajar
1) Peserta didik mengidentifikasi permasalahan yang relevan dari teks
biografi tokoh "Ki Hajar Dewantara”. Permasalahan di antaranya
diarahkan untuk menanyakan aspek makna dan kebahasaan.
2) Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, Peserta didik
merumuskan permasalahan. Rumusan masalah diarahkan pada aspek
makna dan kebahasaan.
3) Peserta didik memberikan tanggapan dan pendapat terhadap
permasalahan.

c. Membimbing Penyelidikan Siswa Secara Mandiri atau Kelompok


1) Peserta didik dengan difasilitasi dan dibimbing guru bekerja sama
dalam kelompok menganalisis aspek makna dan kebahasaan teks
biografi tokoh "Ki Hajar Dewantara”.
2) Peserta didik dengan difasilitasi dan dibimbing guru bekerja sama
dalam kelompok mengnalisis aspek makna dan kebahasaan teks
biografi tokoh "Ki Hajar Dewantara”.
3) Peserta didik dengan difasilitasi dan dibimbing guru bekerja sama
dalam kelompok aspek makna teks biografi tokoh "Ki Hajar
Dewantara”. (LKPD 2.1).
4) Peserta didik dengan difasilitasi dan dibimbing guru bekerja sama
dalam kelompok aspek kebahasaan teks biografi tokoh "Ki Hajar
Dewantara”. (LKPD 2.2.).

99
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

d. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya


1) Peserta didik bekerja sama dalam kelompok mereplikasi hasil telaah
aspek makna dan kebahasaan teks biografi tokoh "Ki Hajar
Dewantara” pada LKPD 2.1 dan 2.2
2) Peserta didik bekerja sama dalam kelompok merancang cerita
kembali teks biografi tokoh "Ki Hajar Dewantara”.
3) Peserta didik menulis atau menceritakan kembali teks biografi tokoh
"Ki Hajar Dewantara” dengan memperhatikan aspek makna dan
kebahasaan (LKPD 2.3)
4) Peserta didik membandingkan dua teks biografi berdasarkan aspek
makna dan kebahasaan (pengayaan)

e. Menganalisis dan Menyempurnakan Proses Pemecahan Masalah


1) Peserta didik menganalisis dan mengevaluasi atau menanggapi
presentasi hasil diskusi oleh kelompok lain.
2) Peserta didik bekerja sama memperbaiki hasil diskusi berdasarkan
masukan/saran dari kelompok lain.

B. Lembar Kerja Peserta Didik

LKPD 1 Menilai hal yang dapat diteladani dan mengungkapkan


kembali dari teks biografi

1. LKPD 1.1. Menilai hal yang dapat diteladani dari teks biografi
Setelah mengerjakan LKPD 1.1 peserta didik diharapkan dapat menilai hal
yang dapat diteladani dari teks biografi.
Petunjuk Kegiatan
1) Bentuk beberapa kelompok yang beranggotakan 5 orang.
2) Tiap kelompok bertugas membaca dua teks biografi.
3) Tiap kelompok mendiskusikan pengertian dan karakteristik teks
biografi tersebut.

100
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

4) Tiap kelompok mendiskusikan hal yang dapat diteladani dari tokoh


pada teks biografi tersebut.
5) Menuliskan hasil diskusi pada lembaran kerja peserta didik.

Tabel 6. Pengertian dan Karakteristik Teks Biografi

No Nama Tokoh Karakteristik

Cermati dua teks biografi berikut!


1. Sultan Hasanuddin Ayam Jantan dari Makasar

Gambar 10 Tokoh Sultan Hasanudin


Sumber: 1.bp.blogspot.com

101
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Sultan Hasanuddin salah satu pahlawan dari Indonesia yang sangat kental
dengan keberaniannya dalam membela bangsa ini dan mayoritas dari kita pun
mengenal beliau dengan sebutan "Ayam jantan dari Timur".

Beliau adalah sosok seorang pahlawan yang jasanya tidak akan pernah
dilupakan oleh seluruh masyarakat Indonesia yang telah mengenal beliau. Kita
mengenal Hasanuddin pun melalui pendidikan kita saat di sekolah.

Sultan Hasanuddin lahir pada tanggal 12 Januari 1631 di Makassar, Sulawesi


Selatan. Beliau merupakan putra dari Raja Gowa ke-15, yang bernama I
Manuntungi Daeng Mattola Karaeng Lakiyung Sultan Malikulsaid.

Sultan Hasanuddin terlahir dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir


Daeng Mattang Karaeng Bonto Mangape, nama tersebut merupakan
pemberian dari seorang mursyid tarekat Baharunnur Baalwy Sulawesi Selatan
sekaligus merupakan seorang guru tarekat dari Syeikh Yusuf dan Hasanuddin,
beliau bernama Syeikh Sayyid Jalaludin Bin Muhammad Bafaqih Al-Aidid.

Sultan Hasanuddin merupakan anak kedua dari pasangan Sultan Malikussaid


dengan I Sabbe To'mo Lakuntu yang merupakan putri dari bangsawan
Laikang. Hasanuddin memiliki saudara perempuan yang bernama I Patimang
Daeng Nisaking Karaeng Bonto Je'ne.

Sultan Malikussaid selaku ayah dari Sultan Hasanuddin diangkat menjadi Raja
Gowa ke-15 pada tanggal 15 Juni 1639 setelah menggantikan Sultan
Alauddin, yang bukan lain adalah kakek dari Sultan Hasanuddin.
Pengangkatan ayahnya menjadi Raja Gowa dilakukan ketika Hasanuddin
masih berumur 8 tahun.

Selama kepemimpinan ayahnya sebagai Raja Gowa yang ke-15, Hasanuddin


sering diajak untuk menghadiri perundingan hal-hal penting.Ini dilakukan
oleh Malikussaid dengan tujuan agar Hasanuddin belajar mengenai ilmu
pemerintahan, diplomasi, dan juga strategi perang.

Sultan Hasanuddin sebagai Raja Gowa Ke-16

Sering diajak oleh ayahnya untuk menghadiri perundingan membuat


Hasanuddin memiliki pengetahuan mengenai pemerintahan. Sehingga pada
bulan November 1653 ketia Hasanuddin berusia 22 tahun, ia diangkat sebagai
Raja Gowa yang ke-16 untuk menggantikan ayahnya.
Pengangkatan tersebut merupakan pesan dari ayahnya sebelum meninggal
dan karena Hasanuddin memiliki sifat yang gagah berani serta memiliki
pengetahuan mengenai pemerintahan, maka pesan tersebut disetujui ole
mangkubumi kerajaan pada saat itu, yaitu Karaeng Pattingaloang.

102
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

Setelah menaiki tahta menjadi seorang Raja Gowa, ia mendapatkan gelar


tambahan yaitu Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Oangkana, hanya saja
kita lebih mengenal beliau dengan nama Sultan Hasanuddin.

Masa pemerintahan yang dipimpin oleh Sultan Hasanuddin, kerajaan Gowa


merupakan kerajaan besar di wilayah timur Indonesia yang menguasai jalur
perdagangan. Tepat pada masa pemerintahan yang dipimpin oleh Hasanuddin,
Belanda yang diwakili oleh Kompeni sedang berusaha menguasai perdaganan
rempah-rempah yang ada di sana.

Perjuangan yang Dilakukan Sultan Hasanuddin

Ketika Sultan Hasanuddin menjabat sebagai Raja Gowa, Belanda mencoba


untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di wilayah timur Indonesia,
Belanda melarang orang Makassar berdagang dengan musuh Belanda seperti
Portugis dan yang lainnya.
Larangan tersebut ditolak keras oleh Sultan Hasanuddin, yang memiliki
prinsip hidup sama seperti yang dimiliki oleh kakek dan ayahnya, yaitu bahwa
Tuhan menciptakan bumi dan lautan untuk dimiliki dan dipakai secara
bersama-sama.

Karena menentang usaha monopoli yang dilakukan oleh Belanda, maka


Belanda berusaha untuk menghancurkan Kerajaan Gowa.

Pada tahun 1666, di bawah pimpinan Cornelis Speelman, kompeni berusaha


untuk menudukkan kerajaan-kerajaan kecil, namun masih belum berhasil
untuk menundukkan Kerajaan Gowa. Di lain pihak setelah Hasanuddin naik
tahta, beliau berusaa untuk menggabungkan kekuatan kerajaan-kerajaan kecil
di Indonesia bagian timur untuk melawan kompeni.

Kompeni terus melakukan perbaikan dan penambahan kekuatan pasukannya


hingga membuat Kerajaan Gowa melemah dan akhirnya terdesak pada tanggal
18 November 1667 bersedia mengadakan Perdamaian Bungaya di Bungaya.

Perjanjian tersebut merugikan pihak Kerajaan Gowa, hal tersebut membuat


Sultan Hasanuddin melakukan perlawan kembali yang membuat kompeni
meminta bantuan kepada tentara Batavia.

Pertempuran terus berlangsung, kegigihan dan keberanian dari Sultan


Hasanuddin membuatnya mendapat julukan De Haantjes van Het Oesten yang
memiliki arti Ayam Jantan dari Timur.

Bantuan dari tentara luar yang membantu para kompeni akhirnya berhasil
menembus Benteng Sombaopu yang merupakan benteng terkuat yang ada di
Kerajaan Gowa pada tanggal 12 Juni 1669.

103
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Setelah berhasil ditembusnya benteng terkuat yang dimiliki oleh Kerajaan


Gowa, pada tanggal 29 Juni 1969, Sultan Hasanuddin turun tahta dan beliau
digantikan oleh anaknya, yang bernama I Mappasomba Daeng Nguraga yang
bergelar Sultan Amir Hamzah.

Kematian Sultan Hasanuddin

Selepas 1 tahun Sultan Hasanuddin turun tahta dari Raja Gowa, pada tanggal
12 Juni 1670, pada usia 39 tahun, Hasanuddin menghembuskan nafasnya yang
terakhir, kemudan beliau dimakamkan di suatu bukit di pemakaman orang-
orang yang pernah menjabat sebagai raja di Kerajaan Gowa di dalam Benteng
Kale Gowa di Kampung Tamalate.

Penghargaan untuk Sultan Hasanuddin

Sebagai seorang pahlawan nasional yang memiliki andil yang sangat besar
bagi Indonesia khususnya wilayah timur, kita sebaiknya untuk menghormati
dan menghargai segala sesuatu hal baik yang telah dilakukan oleh Sultan
Hasanuddin semasa hidupnya untuk menjaga keutuhan wilayah Indonesia.
Sultan Hasanuddin diangkat sebagai pahlawan nasional pada tanggal 6
November 1973 berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 087/TK/1973.

(Sumber:http://www.biografipedia.com/2017/07/biografi-sultan-hasanuddin-ayam-
jantan.html)

104
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

2. Dian sastrowardoyo

Gambar 11 Tokoh Dian sastrowardoyo


Sumber: www.biografipedia.com

Dian Sastro atau Dian Sastrowardoyo, sebuah nama perempuan yang tidak
asing lagi di telinga kita. Salah satu perempuan hebat yang berasal Indonesia
ini memiliki karier yang begitu bagus.
Namanya mulai populer disaat dirinya menjadi salah satu pemain dalam film
yang memukau ditahun 2001 dengan judul Pasir Berbisik, yang disutradari
Nan Achnas.
Dalam film Pasir Berbisik, Dian Sastro memerankan peran seorang gadis muda
yang gidup disebuah perkampungan miskin dekat wilayah pantai bersama
Ibunya.
Dian Sastrowardoyo lahir pada tanggal 16 Marer 1982 di Jakarta, Indonesia.
Lahir dari pasangan Ariawan Rusdianto Sastrowardoyo, Ayahnya. Dan Dewi
Parwati Setyorini, Ibunya.
Kehidupan Pribadi Dian Sastro
Dian Sastro memiliki hubungan keluarga dengan tokoh pergerakan nasional,
yang bernama Prof. Mr. Sunario Sastrowardoyo dan seorang penyair yang
bernama Subagio Sastrowardoyo, dimana mereka berdua merupakan kakak
dari kakek Dian Sastro.
Perihal pendidikan, Dian Sastro merupakan sosok perempuan yang pintar. Dia
mengawali pendidikannya di TK Don Bosco kemudian lanjut di SD Strada Van
Lith II.

105
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Setelah lulus SD, Dian melanjutkan di SMP Vincentius Otista, kemudian lanjut
di SMA Tarakanita 1.
Setelah tamat SMA, Dian berkuliah di Universitas Indonesia dengan
mengambil Jurusan Filsafat yang lulus pada tahun 2007, kemudian dia
melanjutkan ke jenjang pasca sarjana (Magister) di Manajemen Keuangan
Universitas Indonesia yang lulus sebagai predikat cum laude ditahun 2014.
Karier Dian Sastro
Tahun 1996, merupakan awal karier dari Dian Sastro di dunia hiburan, diawal
kariernya tersebut, Dian berhasil menjadi juara pertama di ajang Gadis Sampul
yang diadakan oleh Majalah Gadis.
Gadis Sampul itu ajang pemilihan model remaja yang diselenggarakan oleh
Majalah Gadis yang sudah diadakan sejak tahun 1987.
Dian Sastro baru mulai bermain film pada tahun 2000, dia bermain dalam film
yang berjudul Bintang Jatuh, karya dari Rudi Sujarwo, namun film tersebut
tidak ditayangkan di bioskop. Berselang satu tahun kemudian, Dian kembali
bermain film, dengan judul Pasir Berbisik, yang dimana dari film inilah
namanya mulai populer.
Bersama dengan film Pasir Berbisik, Dian Sastro dianugerahi pemeran wanita
terbaik dalam acara Festival Film Internasional Singapura tahun 2002 dan
Festival Film Asia di Deauville, Perancis tahun 2002.
Ditahun 2002, Dian Sastro bermain dalam film Ada Apa dengan Cinta ?, dimana
dalam film tersebut, dia disebut sebagai ikon kebangkitan film nasional.
Film Ada Apa dengan Cinta sesuai dengan namanya ya, film ini sebuah film
romantis karta Rudi Soedjarwo yang dibintangi oleh Nicholas Saputra dan
Dian Sastrowardoyo.
Dalam film Ada Apa dengan Cinta ini, Dian berhasil meraih penghargaan
sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam ajang Piala Citra Festival Film
Indonesia 2004.
Catatan Film yang Pernah Dimainkan oleh Dian Sastro
Berikut ini film-film yang pernah dimainkan oleh Dian Sastro, yang bisa kalian
baca dibawah ini :
1) Pasir Berbisik (Tahun 2001)Ada Apa dengan Cinta ? (Tahun 2002)
2) Puteri Gunung Ledang (Tahun 2004)
3) Banyu Biru (Tahun 2005)
4) Ungu Violet (Tahun 2005)

106
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

5) Belahan Jiwa (Tahun 2005)


6) Dunia Tanpa Koma (Tahun 2006)
7) Bukan Kesempatan yang Terlewat (Tahun 2006)
8) 3 Doa 3 Cinta (Tahun 2008)
9) Drupadi (Tahun 2008)
10) Ada Apa dengan Cinta ? 2 (Tahun 2016)
11) 7/24(Tahun 2014)
12) Gangster (Tahun 2015)
13) Kartini (Tahun 2017)
14) The Night Comes for Us (Tahun 2018)
15) Aruna dan Lidahnya (Tahun 2018)
Pada tanggal 18 Mei 2010, Dian Sastro menikah dengan seorang laki-laki yang
bernama Maulana Indraguna Sutowo.
Melalui pernikahan tersebut, mereka dikarunia 2 orang anak, yang bernama
Shailendra Naryama Sastraguna Sutowo (laki-laki) dan Ishana Ariandra
Nariratana Sutowo (Perempuan).

LKPD 1.2 Mengungkapkan kembali keteladanan tokoh dalam teks biografi.


Setelah mengerjakan LKPD 1.2 peserta didik diharapkan dapat
Mengungkapkan kembali keteladanan tokoh dalam teks biografi.
Petunjuk Kegiatan.
1. Pilihlah salah satu teks biografi diantara dua teks yang tersedia.
2. Ungkapkan kembali teks biografi di depan kelompok atau kelas.

107
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

LKPD 2. Menganalisis aspek makna dan kebahasaan dan


menceritakan kembali teks biografi

LKPD 2.1 Menganalisis aspek makna teks biografi


Setelah mengerjakan LKPD 2.1 peserta didik diharapkan mampu
menganalisis makna teks biografi yang dibaca.
Petunjuk Kegiatan.
1. Bentuk beberapa kelompok yang beranggotakan 5 orang.
2. Membaca teks biografi yang sama teks biografi ‘Dewi Sartika”
3. Peserta didik diharapkan mampu menentukan struktur teks biografi
pada teks tersebut.
4. Peserta didik diharapkan mampu menganalisis makna teks biografi pada
teks tersebut.
5. Peserta menuliskan hasil diskusi pada lembaran kerja peserta didik pada
tabel berikut.
Tabel 7. Struktur Teks Biografi

Kutipan Teks Struktur Penjelasan

Orientasi Bagian ini


menjelaskan profil,
latar belakang

Kejadian- Berisi tentang


kejadian rangkaian
penting peristiwa
kehidupan secara
kronologis,
menurut urutan
waktu, meliputi
kejadian-
kejadian utama
yang dialami
Reorientasi Berisi komentar/
pernyataan
simpulan

108
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

Tabel 8. Makna Teks Biografi

Kutipan Teks Makna Penjelasan

Dewi Sartika Pahlawan Pendidikan Indonesia

Gambar 12 Tokoh Dewi Sartika


Sumber: www.3.bp.blogspot.com

Raden Dewi Sartika adalah seorang tokoh wanita pelopor pendidikan yang ada di
Indonesia. Ia berjuang keras dalam mewujudkan pendidikan yang layak bagi kaum
wanita pada saat itu, yang di mana pada saat itu wanita masih belum mendapatkan
pendidikan yang layak sehingga menyebabkan kaum wanita pada saat itu sering
dipandang remeh oleh kaum laki-laki yang berpendidikan tinggi.
Dewi Sartika lahir pada tanggal 4 Desember di Bandung, Jawa Barat. Orang tuanya
berasal dari priyayi Sunda, yang bernama Raden Somanagara dan Raden Ayu
Rajapermas. Ayahnya merupakan pejuang kemerdekaan pada masa itu. Kedua orang
tuanya bersikeras untuk menyekolahkannya Sartika di Sekolah Belanda walaupun hal
tersebut bertentangan dengan budaya adat pada waktu itu.

Saat menjadi patih di Bandung, Raden Somanagara menentang Pemerintah Hindia-


Belanda, yang menyebabkan istrinya dibuang di Ternate. Dewi diasuh oleh pamannya

109
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

yang merupakan kakak dari ibunya, yang bernama Arya yang pada saat itu menjabat
sebagai Patih di Cicalengka. Ia diasuh oleh pamannya lantaran ayahnya meninggal
dunia dan juga ibunya yang telah diasingkan ke Ternate.
Dewi Sartika mendapatkan pengetahuan mengenai kebudayaan Sunda dari
pamannya. Ia juga berwawasan kebudayaan Barat yang didapatkannya dari seorang
nyonya Asisten Residen berkebangsaan Belanda. Ia menunjukkan potensinya dalam
dunia pendidikan saat masih kecil. Hal tersebut didukung oleh kegemarannya yang
sering memperagakan praktik yang ia terima di sekolah, belajar membaca-menulis,
dan bahasa Belanda, yang ia ajarkan kepada anak-anak pembantu di kepatihan, ia
melakukannya sambil bermain di belakang gedung kepatihan. Sederhana saja, alat
yang ia gunakan adalah papan bilik kandang kereta, arang, dan pecahan genting yang
dijadikannya sebagai alat bantu belajar.
Anak-anak pembantu yang ada di Kepatihan mampu untuk membaca, menulis
beberapa kata dalam bahasa Belanda yang membuat masyarakat di Cicalengka
gempar. Masyarakat di sana kaget karena pada waktu itu belum ada anak (anak
rakyat jelata) yang mempunyai kemampuan seperti itu. Mereka memiliki
kemampuan tersebut karena diajari oleh Dewi Sartika.
Saat remaja, Dewi Sartika kembali ke Bandung dan tinggal bersama ibunya. Ia
semakin yakin untuk mewujudkan cita-citanya selama ini, yaitu mendirikan sebuah
sekolah yang bertujuan untuk memajukan pendidikan untuk kaum wanita. Cita-
citanya tersebut sejalan dengan cita-cita yang dimiliki oleh pamannya. Namun cita-
citanya tersebut sulit untuk diwujudkan karena hukum adat pada saat itu yang
mengekang kaum wanita untuk berpendidikan.
Kegigihan dalam berusaha tidak akan pernah menghianati, hasilnya Dewi Sartika
berhasil mendidirikan sebuah sekolah yang dikhususkan untuk kaum wanita. Materi
yang ia ajarkan masih sedikit hanya meliputi: merenda, memasak, jahit-menjahit,
membaca, menulis, yang bertujuan untuk membuat wanita mempunyai keterampilan.
Pada tanggal 16 Januari 1904, setelah berkonsultasi dengan Bupati R.A.A
Martanagara, Dewi Sartika membuka sebuah sekolah yang bernama Sakola
Istri (Sekolah Perempuan) pertama yang ada di Hindia-Belanda. Sakolah Istri yang
bertempat di ruangan pendopo kabupaten Bandung, ia dibantu oleh dua saudara
sepupunya, yaitu Ny. Poerwa dan Nyi.Oewid dalam mengajar. Murid angkatan
pertamanya terdiri dari 20 orang.
Pada tahun 1905, sekolahnya menambah kelas, sehingga membuatnya pindah lokasi
ke Jalan Ciguariang, Kebon cau. Tempat ini dibeli oleh Dewi Sartika dengan uang
tabungannya dan bantuan dana pribadi dari Bupati Bandung. Tahun 1906, Dewi
Sartika menikah dengan Raden Kanduruan Agah Suriawati. Suaminya juga seorang
guru di sekolah Karang Pamualang, yang saat itu merupakan sekolah Latihan Guru.
Dari pernikahan tersebut mereka memiliki putra bernama R. Atot, yang merupakan
Ketua Umum BIVB, sebuah klub sepak bola yang merupakan cikal bakal dari Persib
Bandung.
Pada tahun-tahun berikutnya di beberapa wilayah Pasundan bermunculan beberapa
Sakola Istri, yang dikelola oleh perempuan-perempuan Sunda yang memiliki cita-cita
yang sama dengan Dewi Sartika. Lulusan pertama dari Sakola Istri, yaitu pada tahun
1909.
Pada tahun 1912, sudah berdiri sembilan Sakola Istri di setengah dari seuruh kota-
kota kabupaten Pasundan. Tahun 1914, Sakola Istri berganti nama menjadi Sakola
Kautamaan Istri (Sekolah Keutamaan Perempuan). Kota-kota kabupaten wilayah
Pasundan yang belum memiliki Sakola Kautamaan Istri hanya tinggal 3/4. Pada tahun

110
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

1920 seluruh wilayah Pasundan lengkap memiliki Sakola Kautamaan Istri. Sakola Istri
juga didirikan di Bukittinggi, yang didirikan oleh Encik Rama Saleh.
Pada bulan September 1929, tepat saat Sakola Kautamaan Istri berusia 25 tahun,
Dewi Sartika mengadakan peringatan atas pendirian sekolah tersebut dan juga pada
saat itu Sakola Kautamaan Istri berganti nama menjadi Sakola Raden Dewi. Atas
dedikasinya dalam bidang ini, ia dianugerahi bintang jasa oleh pemerintah Hindia-
Belanda.
Dewi Sartika meninggal pada tanggal 11 September 1947 di Tasikmalaya.
Dimakamkan di pemakamanan Cigagadon Desa Rahayu Kecamatan Cincem. Tiga
tahun kemudian di makamkan kembai di kompleks Pemakaman Bupati Bandung di
Jalan Karang Anyar, Kabupaten Bandung.
Dedikasinya dalam mencerdaskan bangsa dan perjuangannya dalam pendidikan di
Indonesia. Ia diberi gelar kehormatan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
Gelar kehormatan tersebut diberikan pada tanggal 1 Desember 1966. (Sumber:
http://www.biografipedia.com/2015/12/biografi-dewi-sartika.html).

LKPD 2.2 Menganalisis Kebahasaan Teks Biografi


Setelah mengerjakan LKPD 2.2 peserta didik diharapkan mampu
menganalisis kebahasaan teks biografi yang dibaca.
Petunjuk Kegiatan.
1. Bentuk beberapa kelompok yang beranggotakan 5 orang.
2. Bacalah kembali teks biografi ‘Dewi Sartika”
3. Analisislah kebahasaan yang terdapat dalam teks tersebut dengan
menuliskan pada tabel berikut.

Tabel 9. Analisis Kebahasaan

No Aspek Kebahasaan Temuan/ kutipan teks

1 kata hubung

2 rujukan kata

3 kata yang menyatakan kejadian,


waktu, dan tempat
4
kata kerja

111
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

LKPD 2.3 Menceritakan kembali isi teks biografi tulis

Setelah mengerjakan LKPD 2.3 peserta didik diharapkan dapat


Menceritakan kembali isi teks biografi secara tulis.
Petunjuk Kegiatan.
1. Bentuk beberapa kelompok yang beranggotakan 5 orang.
2. Membaca teks biografi yang sama teks biografi ‘Dewi Sartika”
3. Ceritakan kembali teks biografi ‘Dewi Sartika” dengan bahasa sendiri
secara tulis
4. Tuliskan hasil diskusi pada lembar kerja peserta didik.

112
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

C. Bahan Bacaan

1. Pengertian

Pada bagian ini, Saudara akan memepelajari pengertian, karakteristik,


struktur, kaidah kebahasaan, dan prosedur pembelajaran teks biografi. Agar
mudah memahami konsep teks biografi, Saudara dapat mencermati model
teks biografi berikut ini!

Gambar 1 Tokoh Ki Hadjar Dewantara

BIOGRAFI KI HADJAR DEWANTARA

Nama Lengkap : Raden Mas Soewardi Soerjaningrat


Nama Panggilan : Ki Hadjar Dewantara
Lahir : Yogyakarta, 2 Mei 1889
Wafat : Yogyakarta, 26 April 1959
Agama : Islam
Orang Tua : Pangeran Soerjaningrat (Ayah)
Raden Ayu Sandiah (ibu)
Saudara : Soerjopranoto
Anak : Ratih Tarbiyah, Syailendra Wijaya,
Bambang Sokawati Dewantara,
Asti Wandansari,
Subroto Aria Mataram.
Sudiro Alimurtolo

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat yang biasa dikenal dengan sebutan Ki


Hadjar Dewantara lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Ki Hadjar
Dewantara berasal dari lingkungan keluarga pakualam, putra dari GPH
Soerjaningrat ,dan cucu dari Pakualam III. Dia dibesarkan di lingkungan
keluarga Kraton Yogyakarta. Saat genap berusia 40 tahun Raden Mas
Soewardi Soerjaningrat berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Hal

113
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

ini dimaksudkan supaya Ki Hadjar Dewantara dapat bebas dengan rakyat


baik fisik maupun hatinya.
Mulai Bersekolah dan Menjadi Wartawan
Ia pertama kali bersekolah di ELS yaitu Sekolah Dasar untuk anak-anak
Eropa/Belanda dan juga kaum bangsawan. Selepas dari ELS, ia kemudian
melanjutkan pendidikannya di STOVIA yaitu sekolah yang dibuat untuk
pendidikan dokter pribumi di kota Batavia pada masa kolonial Hindia
Belanda.
Sekolah STOVIA kini dikenal sebagai fakultas kedokteran Universitas
Indonesia. Meskipun bersekolah di STOVIA, Ki Hadjar Dewantara tidak
sampai tamat sebab ia menderita sakit ketika itu.
Ki Hadjar Dewantara cenderung lebih tertarik dalam dunia jurnalistik
atau tulis-menulis, hal ini dibuktikan dengan bekerja sebagai wartawan
dibeberapa surat kabar pada masa itu, antara lain, Sediotomo, Midden
Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan
Poesara. Gaya penulisan Ki Hadjar Dewantara pun cenderung tajam
mencerminkan semangat antikolonial.
Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-
pesta kemerdekaan di negeri yang telah kita rampas sendiri
kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil,
tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan
sumbangan untuk dana perayaan itu. Ide untuk menyelenggaraan
perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita keruk pula
kantongnya. Ayo teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku
seorang Belanda, hal yang terutama menyinggung perasaanku dan kawan-
kawan sebangsaku ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut
mengongkosi suatu kegiatan yang tidak ada kepentingan sedikit pun
baginya – Ki Hadjar Dewantara.
Tulisan tersebut kemudian menyulut kemarahan pemerintah Kolonial
Hindia Belanda kala itu yang mengakibatkan Ki Hadjar Dewantara
ditangkap dan kemudian ia diasingkan ke Pulau Bangka di mana
pengasingannya atas permintaannya sendiri.
Pengasingan itu juga mendapat protes dari rekan-rekan organisasinya
yaitu Douwes Dekker dan Dr. Tjipto Mangunkusumo yang kini ketiganya
dikenal sebagai ‘Tiga Serangkai’. Ketiganya kemudian diasingkan di
Belanda oleh pemerintah Kolonial.

114
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

Masuk Organisasi Budi Utomo

Gambar 2 Kehidupan Tokoh Ki Hadjar Dewantara

Berdirinya organisasi Budi Utomo sebagai organisasi sosial dan politik,


mendorong Ki Hadjar Dewantara untuk bergabung di dalamnya, di Budi
Utomo ia berperan sebagai propaganda dalam menyadarkan masyarakat
pribumi tentang pentingnya semangat kebersamaan dan persatuan
sebagai bangsa Indonesia.
Munculnya Douwes Dekker yang kemudian mengajak Ki Hadjar
Dewantara untuk mendirikan organisasi yang bernama Indische Partij
yang terkenal.
Di pengasingannya di Belanda, Ki Hadjar Dewantara mulai bercita-bercita
untuk memajukan kaumnya yaitu kaum pribumi. Ia berhasil
mendapatkan ijazah pendidikan yang dikenal dengan nama Europeesche
Akte atau Ijazah pendidikan yang bergengsi di Belanda. Ijazah inilah yang
membantu beliau untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan yang
akan ia dirikan di Indonesia.
Di Belanda pula ia memperoleh pengaruh dalam mengembangkan sistem
pendidikannya sendiri. Pada tahun 1913, Ki Hadjar Dewantara
mempersunting seorang wanita keturunan bangsawan yang bernama
Raden Ajeng Sutartinah yang merupakan putri Pakualaman, Yogyakarta.
Dari pernikahannya dengan R.A Sutartinah, Ki Hadjar Dewantara
kemudian dikaruniai dua orang anak bernama Ni Sutapi Asti dan Ki
Subroto Haryomataram. Selama di pengasingannya, istrinya selalu
mendampingi dan membantu segala kegiatan suaminya terutama dalam
hal pendidikan.

115
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kembali Ke Indonesia dan Mendirikan Taman Siswa


Pada tahun 1919, ia kembali ke Indonesia dan langsung bergabung
sebagai guru di sekolah yang didirikan oleh saudaranya. Pengalaman
mengajar yang ia terima di sekolah tersebut kemudian digunakannya
untuk membuat sebuah konsep baru mengenai metode pengajaran pada
sekolah yang ia dirikan sendiri pada tanggal 3 Juli 1922, sekolah tersebut
bernama Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa yang kemudian kita
kenal sebagai Taman Siswa.
Di usianya yang menanjak umur 40 tahun, tokoh yang dikenal dengan
nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat resmi mengubah namanya
menjadi Ki Hadjar Dewantara, hal ini ia maksudkan agar ia dapat dekat
dengan rakyat pribumi ketika itu.
Selama mencurahkan perhatian dalam dunia pendidikan di Taman Siswa,
Ki Hadjar Dewantara juga tetap rajin menulis. Namun, tema tulisannya
beralih dari nuansa politik kependidikan dan kebudayaan berwawasan
kebangsaan. Melalui tulisan itulah dia berhasil meletakan dasar-dasar
pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.
Semboyan Ki Hadjar Dewantara
Ia pun juga membuat semboyan yang terkenal yang sampai sekarang
dipakai dalam dunia pendidikan Indonesia yaitu :

• Ing ngarso sung tulodo (di depan memberi contoh).


• Ing madyo mangun karso, (di tengah memberi semangat).
• Tut Wuri Handayani, (di belakang memberi dorongan).

Penghargaan Pemerintah Kepada Ki Hadjar Dewantara


Ki Hadjar Dewantara dipercaya oleh Presiden Soekarno untuk menjadi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang pertama. Pada tahun 1957, Ki
Hadjar Dewantara mendapatkan gelar Doktor Honori Klausa dari
Universitas Gajah Mada. Selain itu, ia dianugerahi gelar sebagai Bapak
Pendidikan Nasional dan juga sebagai Pahlawan Nasional oleh presiden
Soekarno. Ketika itu atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan bangsa
Indonesia. Pemerintah juga menetapkan tanggal kelahiran beliau yakni
tanggal 2 Mei diperingati setiap tahun sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Ki Hadjar Dewantara wafat pada tanggal 26 April 1959 di Yogyakarta dan
dimakamkan di Taman Wijaya Brata. Wajah beliau diabadikan
pemerintah ke dalam uang pecahan sebesar 20.000 rupiah.
(sumber :https://www.biografiku.com/2009/02/biografi-ki-hajar-
dewantara.html)

116
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

Berdasarkan contoh teks di atas yang berjudul “Biografi Ki Hadjar


Dewantara”memuat identitas dan peristiwa yang dialami seseorang tokoh
yang bernama Ki Hadjar Dewantara, teks tersebut menjelaskan riwayat hidup,
karya, dan penghargaan yang diterima dan permasalahan yang dihadapinya.
Penjelasan tentang identitas berisi antara lain nama, tempat dan tanggal lahir,
latar belakang keluarga, riwayat pendidikan, dan riwayat organisasi yang
diikuti. Uraian mengenai peristiwa yang dialami tokoh Ki Hadjar Dewantara
dalam mengharumkan bangsa, mengembangkan karier, atau
memperjuangkan hidup. Termasuk di dalamnya menghadapi masalah,
hambatan, tantangan, atau kendala dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.

Dari penjelasan di tersebut, tentunya Saudara dapat menyimpulkan


pengertian teks biografi. Untuk memahami secara mendalam tentang
pengertian teks biografi, cermati penjelasan berikut.

Biografi berasal bahasa Yunani, yaitu dari kata bios yang berarti hidup, dan
graphien yang berarti tulis. Yang ditulis adalah riwayat hidup seseorang,
riwayat hidup umumnya mengemukakakan sifat termasuk prestasi istimewa
seseorang. (Kamaruddin, 2002:160)

Pendapat lain, Teks biografi merupakan teks riwayat hidup seseorang atau
tokoh yang ditulis oleh orang lain. Riwayat hidup umumnya mengemukakan
sifat termasuk prestasi istimewa seseorang. Akan tetapi, jika riwayat hidup
seseorang ditulis sendiri oleh orang tersebut, hasilnya disebut autobiografi
(Kemendikbud, 2004:37).

Teks biografi memuat identitas dan peristiwa yang dialami seseorang,


termasuk karya dan penghargaan yang diterima dan permasalahan yang
dihadapinya. Uraian tentang identitas berisi antara lain nama, tempat dan
tanggal lahir, latar belakang keluarga, riwayat pendidikan, dan riwayat
organisasi yang diikuti. Termasuk di dalamnya tentang peristiwa berisi
kejadian yang dialami tokoh dalam mengharumkan bangsa, mengembangkan

117
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

karier, atau memperjuangkan hidup. Uraian tentang masalah memuat


hambatan, tantangan, atau kendala yang dihadapi tokoh dalam mencapai
tujuan dan cita-citanya. Teks Biografi biasanya dapat bercerita tentang
kehidupan seseorang tokoh terkenal atau tidak terkenal. Namun demikian,
biografi tentang orang biasa akan menceritakan mengenai satu atau lebih
tempat atau masa tertentu. Biografi sering kali bercerita mengenai tokoh
sejarah, namun tidak jarang tentang orang yang masih hidup.

Banyak teks biografi ditulis secara kronologis. Beberapa periode waktu


tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan tema utama tertentu (misalnya:
masa-masa awal yang susah atau ambisi dan pencapaian). Meskipun begitu,
beberapa tema yang lain berfokus pada topik-topik atau pencapaian tertentu.
Biografi memerlukan bahan-bahan utama dan bahan pendukung. Biasanya
yang menjadi sumber bahan utama dapat berupa benda-benda seperti surat-
surat, buku harian, atau kliping koran. Sedangkan bahan-bahan pendukung
biasanya berupa biografi lain, buku-buku referensi atau sejarah yang
memaparkan peranan subyek biografi.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa teks biografi merupakan riwayat hidup


seseorang yang ditulis oleh orang lain. Dalam biografi disajikan sejarah hidup,
pengalaman-pengalaman, sampai kisah sukses orang yang sedang diulas.
Umumnya biografi menampilkan tokoh-tokoh terkenal, orang sukses, atau
orang yang telah berperan besar dalam suatu hal yang menyangkut kehidupan
orang banyak.

2. Karakteristik

Sebagaimanan teks yang lain, teks biografi juga memiliki karakteristik yang
dapat dilihat, ciri-ciri, tujuan, fungsi, manfaat, dan jenis-jenis teks biografi.
Ciri-ciri teks biografi sebagai berikut.
a) Teks biografi harus membawa suatu informasi berlandaskan kenyataan

pada tokoh yang sedang dikisahkan dalam bentuk narasi.

118
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

b) Teks biografi juga membawa sebuah kenyataan pengalaman hidup sebuah

tokoh untuk menyelesaikan masalah-masalah hingga pada akhirnya


berhasil, sehingga dapat dijadikan sebagai suri teladan.
c) Teks biografi ini mempunyai struktur yang jelas.

Adapun tujuan penulisan biografi sebagai berikut:


1) Agar orang lain mengetahui keberhasilan dari kegagalan yang dapat

dicapai oleh tokoh tersebut, sehingga memperoleh informasi yang faktual


tentang tokoh tersebut.
2) Sebagai contoh atau model supaya dapat diteladani orang lain.

3) Agar penulis dan pembaca dapat meniru bagaimana usaha-usaha tokoh

tersebut.
Dari biografi dapat bermanfaat sebagai panutan bagi pembaca, memuat
informasi berdasarkan fakta pada tokoh, memuat sebuah fakta pengalaman
hidup suatu tokoh dalam memecahkan masalah, mengetahui dan memahami
karakter orang lain dan banyak belajar tentang orang lain melalui tokoh-tokoh
lain.
Kegunaan mempelajari teks biografi adalah sebagai berikut.
1) Dapat menumbuhkan kesadaran pembaca bahwa prestasi besar harus
dapat diraih melalui usaha keras. Selain usaha, prestasi besar dapat juga
diraih dengan cara menumbuhkan keterampilan dari latihan yang
dilakukan. Ketenaran nama agar dapat dikenal oleh orang lain, harus
dimulai dari bawah dan secara bertahap, karena segala sesuatu tidak
diperoleh secara instan. Dengan menyadari hal tersebut, pembaca dapat
memperoleh manfaat, bahwa tidak sepenuhnya, kita harus
menggantungkan diri pada faktor keturunan maupun pada nasib yang
baik.
2) Pembaca dapat mencontoh semua kebaikan dari tokoh yang dituliskan
dalam biografi. Kebaikan tersebut dapat berwujud prestasi, karya
besarnya, jasa, dan pengorbanan yang dilakukan.

119
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3) Pembaca dapat mempelajari unsur-unsur manusiawi dari tokoh. Unsur


tersebut yaitu kelebihan dan kekurangan yang dimiliki tokoh. Pembaca
menyadari bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kondisi demikian, akan menjadikan pembaca agar tidak mengidolakan
seorang tokoh secara berlebihan atau mengkultuskan individu.
4) Pembaca dapat menjauhi atau meninggalkan kebiasan-kebiasaan yang
tidak baik pada diri tokoh. Kebiasaan-kebiasaan tidak baik tersebut dapat
menghambat dalam meraih keberhasilan(https://portal-ilmu.com/)
Dari penjelasan kegunaan teks biografi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
teks biografi dapat bermanfaat sebagai panutan bagi pembaca, memuat
informasi berdasarkan fakta pada tokoh, memuat sebuah fakta pengalaman
hidup suatu tokoh dalam memecahkan masalah, mengetahui dan memahami
karakter orang lain dan banyak belajar tentang orang lain melalui tokoh-tokoh
lain.

Teks biografi dapat dikategorikan dalam beberapa jenis, berikut ini


pembagiannya.
a. Berdasarkan sisi penulis
Teks biografi, suatu bentuk teks yang berisi mengenai kisah atau cerita suatu
tokoh dalam mengarungi kehidupannya, entah itu berupa kelebihan, masalah,
atau kekurangan yang ditulis oleh orang lain. Teks biografi berdasarkan izin
penulisan dibagi menjadi dua:
1) authorized biography, sebuah biografi yang penulisannya mendapatkan
izin atau sepengetahuan tokoh yang akan di tulis cerita hidupnya.
2) unauthorized biography, biografi yang penulisannya tanpa seizin dan
sepengetahuan tokoh yang akan di tulis kisah hidupnya. biasanya
penulisan unauthorized biography terjadi karena tokoh tersebut telah
wafat.
b. Berdasarkan isinya
Teks biografi berdasarkan isinya dibagi dalam beberapa jenis;

120
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

1) Teks biografi perjalanan hidup, berisi sebuah perjalanan hidup lengkap


seorang tokoh atau diambil dari bagian-bagian yang dianggap mempunyai
kesan.
2) Teks biografi perjalanan karir, berisi sebuah perjalanan karier seorang
tokoh mulai dari awal hingga karir yang dilakukan saat ini atau bisa juga
perjalanan karier dalam mencapai sebuah kesuksesan tertentu.
c. Berdasarkan persoalan yang dibahas
Berdasarkan persoalan yang dibahas, teks biografi dibagi dalam beberapa
jenis yaitu:
1) Teks biografi politik, penulisan cerita hidup tokoh suatu negara dilihat dari
sudut pandang politik. Teks biografi semacam ini mendapatkan bahan dari
kumpulan berbagai riset. Akan tetapi, teks biografi politik biasanya tidak
lepas atau sarat akan kepentingan penulis atau tokoh yang minta untuk
ditulis.
2) Teks biografi intelektual, biografi ini hampir sama dengan biografi politik,
persamaannya, yaitu kumpulan bahannya yang didapatkan dari berbagai
riset. Namun, penulisannya dituangkan dalam gaya bahasa ilmiah.
d. Berdasarkan jurnalistik
Sebuah teks biografi yang penulisannya didapatkan dari hasil wawancara
dengan tokoh yang akan ditulis atau tokoh yang menjadi rujukan sebagai
bahan pendukung cerita.
e. Berdasarkan penerbit
1) Buku sendiri, sebuah biografi tokoh yang dijadikan buku oleh penerbit
dengan biaya produksi mulai dari penulisan, percetakan dan pemasaran
ditanggung sendiri. Penulisan biografi ini bertujuan untuk laku dijual
dipasaran atau mendapatkan perhatian publik.
2) Buku subsidi, penulisan biografi tokoh yang biaya produksinya ditanggung
oleh sponsor. Biasanya biografi seperti jika dilihat dari segi komersil tidak
akan laku ataupun jika laku harga jualnya terlalu tinggi sehingga tidak
terjangkau.

121
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3. Struktur Teks

Teks biografi termasuk ke dalam teks narasi. Oleh karena itu, struktur teks
biografi juga sama dengan teks cerita ulang lainnya seperti cerpen dan hikayat
yaitu orientasi, kejadian penting, reorientasi (kemendikbud, 2015:215).

1) Orientasi atau Setting (aim)

Bagian orientasi berisi informasi mengenai latar belakang kisah atau peristiwa yang
akan diceritakan selanjutnya untuk membantu pendengar/pembaca. Informasi yang
dimaksud berkenaan dengan ihwal siapa, kapan, di mana, dan bagaimana.

2) Kejadian penting (important event, record of events)


Bagian ini berisi rangkaian peristiwa yang disusun secara kronologis, menurut urutan
waktu, yang meliputi kejadian-kejadian utamayang dialami tokoh. Dalam bagian ini
mungkin pula disertakan komentar-komentar pencerita pada beberapa bagiannya.
3) Reorientasi
Bagian reorientasi berisi komentar evaluatif atau pernyataan simpulan mengenai
rangkaian peristiwa yang telah diceritakan sebelumnya. Bagian ini sifatnya opsional,
yang mungkin ada atau tidak ada di dalam teks biografi.

Dari penjelasan struktur di atas, dapat dibuatkan bagan struktur teks biografi, yaitu:

Orientasi atau
Struktur Teks

Setting
Biografi

Kejadian Penting

Reorientasi

Gambar 3. Struktur Teks Biografi

122
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

a. Teks Biografi 1

Dewi Sartika Pahlawan Pendidikan Indonesia

Gambar 4 Tokoh Dewi Sartika

Raden Dewi Sartika adalah seorang tokoh wanita pelopor pendidikan


yang ada di Indonesia. Ia berjuang keras dalam mewujudkan pendidikan
yang layak bagi kaum wanita pada saat itu, yang di mana pada saat itu
wanita masih belum mendapatkan pendidikan yang layak sehingga
menyebabkan kaum wanita pada saat itu sering dipandang remeh oleh
kaum laki-laki yang berpendidikan tinggi.
Dewi Sartika lahir pada tanggal 4 Desember di Bandung, Jawa Barat.
Orang tuanya berasal dari priyayi Sunda, yang bernama Raden
Somanagara dan Raden Ayu Rajapermas. Ayahnya merupakan pejuang
kemerdekaan pada masa itu. Kedua orang tuanya bersikeras untuk
menyekolahkannya Sartika di Sekolah Belanda walaupun hal tersebut
bertentangan dengan budaya adat pada waktu itu.

Saat menjadi patih di Bandung, Raden Somanagara menentang


Pemerintah Hindia-Belanda, yang menyebabkan istrinya dibuang di
Ternate. Dewi diasuh oleh pamannya yang merupakan kakak dari
ibunya, yang bernama Arya yang pada saat itu menjabat sebagai Patih di
Cicalengka. Ia diasuh oleh pamannya lantaran ayahnya meninggal dunia
dan juga ibunya yang telah diasingkan ke Ternate.
Dewi Sartika mendapatkan pengetahuan mengenai kebudayaan Sunda
dari pamannya. Ia juga berwawasan kebudayaan Barat yang
didapatkannya dari seorang nyonya Asisten Residen berkebangsaan
Belanda. Ia menunjukkan potensinya dalam dunia pendidikan saat
masih kecil. Hal tersebut didukung oleh kegemarannya yang sering
memperagakan praktik yang ia terima di sekolah, belajar membaca-
menulis, dan bahasa Belanda, yang ia ajarkan kepada anak-anak
pembantu di kepatihan, ia melakukannya sambil bermain di belakang
gedung kepatihan. Sederhana saja, alat yang ia gunakan adalah papan

123
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

bilik kandang kereta, arang, dan pecahan genting yang dijadikannya


sebagai alat bantu belajar.
Anak-anak pembantu yang ada di Kepatihan mampu untuk membaca,
menulis beberapa kata dalam bahasa Belanda yang membuat
masyarakat di Cicalengka gempar. Masyarakat di sana kaget karena pada
waktu itu belum ada anak (anak rakyat jelata) yang mempunyai
kemampuan seperti itu. Mereka memiliki kemampuan tersebut karena
diajari oleh Dewi Sartika.
Saat remaja, Dewi Sartika kembali ke Bandung dan tinggal bersama
ibunya. Ia semakin yakin untuk mewujudkan cita-citanya selama ini,
yaitu mendirikan sebuah sekolah yang bertujuan untuk memajukan
pendidikan untuk kaum wanita. Cita-citanya tersebut sejalan dengan
cita-cita yang dimiliki oleh pamannya.Namun cita-citanya tersebut sulit
untuk diwujudkan karena hukum adat pada saat itu yang mengekang
kaum wanita untuk berpendidikan.
Kegigihan dalam berusaha tidak akan pernah menghianati, hasilnya
Dewi Sartika berhasil mendidirikan sebuah sekolah yang dikhususkan
untuk kaum wanita. Materi yang ia ajarkan masih sedikit hanya meliputi:
merenda, memasak, jahit-menjahit, membaca, menulis, yang bertujuan
untuk membuat wanita mempunyai keterampilan.
Pada tanggal 16 Januari 1904, setelah berkonsultasi dengan Bupati R.A.A
Martanagara, Dewi Sartika membuka sebuah sekolah yang
bernama Sakola Istri (Sekolah Perempuan) pertama yang ada di
Hindia-Belanda. Sakolah Istri yang bertempat di ruangan pendopo
kabupaten Bandung, ia dibantu oleh dua saudara sepupunya, yaitu Ny.
Poerwa dan Nyi.Oewid dalam mengajar. Murid angkatan pertamanya
terdiri dari 20 orang.
Pada tahun 1905, sekolahnya menambah kelas, sehingga membuatnya
pindah lokasi ke Jalan Ciguariang, Kebon cau. Tempat ini dibeli oleh Dewi
Sartika dengan uang tabungannya dan bantuan dana pribadi dari Bupati
Bandung. Tahun 1906, Dewi Sartika menikah dengan Raden Kanduruan
Agah Suriawati. Suaminya juga seorang guru di sekolah Karang
Pamualang, yang saat itu merupakan sekolah Latihan Guru. Dari
pernikahan tersebut mereka memiliki putra bernama R. Atot, yang
merupakan Ketua Umum BIVB, sebuah klub sepak bola yang merupakan
cikal bakal dari Persib Bandung.
Pada tahun-tahun berikutnya di beberapa wilayah Pasundan
bermunculan beberapa Sakola Istri, yang dikelola oleh perempuan-
perempuan Sunda yang memiliki cita-cita yang sama dengan Dewi
Sartika. Lulusan pertama dari Sakola Istri, yaitu pada tahun 1909.
Pada tahun 1912, sudah berdiri sembilan Sakola Istri di setengah dari
seuruh kota-kota kabupaten Pasundan. Tahun 1914, Sakola Istri
berganti nama menjadi Sakola Kautamaan Istri (Sekolah Keutamaan
Perempuan). Kota-kota kabupaten wilayah Pasundan yang belum
memiliki Sakola Kautamaan Istri hanya tinggal 3/4. Pada tahun 1920

124
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

seluruh wilayah Pasundan lengkap memiliki Sakola Kautamaan Istri.


Sakola Istri juga didirikan di Bukittinggi, yang didirikan oleh Encik Rama
Saleh.
Pada bulan September 1929, tepat saat Sakola Kautamaan Istri berusia
25 tahun, Dewi Sartika mengadakan peringatan atas pendirian sekolah
tersebut dan juga pada saat itu Sakola Kautamaan Istri berganti nama
menjadi Sakola Raden Dewi. Atas dedikasinya dalam bidang ini, ia
dianugerahi bintang jasa oleh pemerintah Hindia-Belanda.
Dewi Sartika meninggal pada tanggal 11 September 1947 di
Tasikmalaya. Dimakamkan di pemakamanan Cigagadon Desa Rahayu
Kecamatan Cincem. Tiga tahun kemudian di makamkan kembai di
kompleks Pemakaman Bupati Bandung di Jalan Karang Anyar,
Kabupaten Bandung.
Dedikasinya dalam mencerdaskan bangsa dan perjuangannya dalam pendidikan di
Indonesia. Ia diberi gelar kehormatan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
Gelar kehormatan tersebut diberikan pada tanggal 1 Desember 1966. (Sumber:
http://www.biografipedia.com/2015/12/biografi-dewi-sartika.html).

Dari contoh teks biografi di atas, perhatikan analisis struktur dari teks biografi
berikut!

Tabel 10. Analisis Struktur Teks

Kutipan Teks Struktur Penjelasan

Raden Dewi Sartika adalah seorang Orientasi Bagian ini


tokoh wanita pelopor pendidikan yang menjelaskan
ada di Indonesia. Ia berjuang keras dalam profil, latar
mewujudkan pendidikan yang layak bagi belakang kisah
kaum wanita. Pada saat itu, wanita masih tentang Dewi
belum mendapatkan pendidikan yang Sartika
layak sehingga menyebabkan kaum
wanita pada saat itu sering dipandang
remeh oleh kaum laki-laki yang
berpendidikan tinggi.
Dewi Sartika lahir pada tanggal 4
Desember di Bandung, Jawa Barat. Orang
tuanya berasal dari priyayi Sunda, yang
bernama Raden Somanagara dan Raden
Ayu Rajapermas. Ayahnya merupakan
pejuang kemerdekaan pada masa itu.
Kedua orang tuanya bersikeras untuk

125
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

menyekolahkannya Sartika di Sekolah


Belanda walaupun hal tersebut
bertentangan dengan budaya adat pada
waktu itu.
Saat menjadi patih di Bandung, Raden Kejadian- Berisi tentang
Somanagara menentang Pemerintah kejadian rangkaian
Hindia-Belanda, yang menyebabkan penting peristiwa
istrinya dibuang di Ternate. Dewi diasuh kehidupan
oleh pamannya yang merupakan kakak Dewi Sartika
dari ibunya, yang bernama Arya yang secara
pada saat itu menjabat sebagai Patih di kronologis,
Cicalengka. Ia diasuh oleh pamannya menurut
lantaran ayahnya meninggal dunia dan urutan waktu,
juga ibunya yang telah diasingkan ke meliputi
Ternate. kejadian-
Dewi Sartika mendapatkan pengetahuan kejadian utama
mengenai kebudayaan Sunda dari yang dialami
pamannya. Ia juga berwawasan Dewi Sartika
kebudayaan Barat yang didapatkannya
dari seorang nyonya Asisten Residen
berkebangsaan Belanda. Ia menunjukkan
potensinya dalam dunia pendidikan saat
masih kecil. Hal tersebut didukung oleh
kegemarannya yang sering
memperagakan praktik yang ia terima di
sekolah, belajar membaca-menulis, dan
bahasa Belanda, yang ia ajarkan kepada
anak-anak pembantu di kepatihan, ia
melakukannya sambil bermain di
belakang gedung kepatihan. Sederhana
saja, alat yang ia gunakan adalah papan
bilik kandang kereta, arang, dan pecahan
genting yang dijadikannya sebagai alat
bantu belajar.
Anak-anak pembantu yang ada di
Kepatihan mampu untuk membaca,
menulis beberapa kata dalam bahasa
Belanda yang membuat masyarakat di
Cicalengka gempar. Masyarakat di sana
kaget karena pada waktu itu belum ada
anak (anak rakyat jelata) yang
mempunyai kemampuan seperti itu.
Mereka memiliki kemampuan tersebut
karena diajari oleh Dewi Sartika.

126
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

Saat remaja, Dewi Sartika kembali ke


Bandung dan tinggal bersama ibunya. Ia
semakin yakin untuk mewujudkan cita-
citanya selama ini, yaitu mendirikan
sebuah sekolah yang bertujuan untuk
memajukan pendidikan untuk kaum
wanita. Cita-citanya tersebut sejalan
dengan cita-cita yang dimiliki oleh
pamannya. Namun cita-citanya tersebut
sulit untuk diwujudkan karena hukum
adat pada saat itu yang mengekang kaum
wanita untuk berpendidikan.
Kegigihan dalam berusaha tidak akan
pernah menghianati, hasilnya Dewi
Sartika berhasil mendidirikan sebuah
sekolah yang dikhususkan untuk kaum
wanita. Materi yang ia ajarkan masih
sedikit hanya meliputi: merenda,
memasak, jahit-menjahit, membaca,
menulis, yang bertujuan untuk membuat
wanita mempunyai keterampilan.
Pada tanggal 16 Januari 1904, setelah
berkonsultasi dengan Bupati R.A.A
Martanagara, Dewi Sartika membuka
sebuah sekolah yang bernama Sakola
Istri (Sekolah Perempuan) pertama yang
ada di Hindia-Belanda. Sakolah Istri yang
bertempat di ruangan pendopo
kabupaten Bandung, ia dibantu oleh dua
saudara sepupunya, yaitu Ny. Poerwa dan
Nyi. Oewid dalam mengajar. Murid
angkatan pertamanya terdiri dari 20
orang.
Pada tahun 1905, sekolahnya menambah
kelas, sehingga membuatnya pindah
lokasi ke Jalan Ciguariang, Kebon cau.
Tempat ini dibeli oleh Dewi Sartika
dengan uang tabungannya dan bantuan
dana pribadi dari Bupati Bandung. Tahun
1906, Dewi Sartika menikah dengan
Raden Kanduruan Agah Suriawati.
Suaminya juga seorang guru di sekolah
Karang Pamualang, yang saat itu
merupakan sekolah Latihan Guru. Dari
pernikahan tersebut mereka memiliki

127
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

putra bernama R. Atot, yang merupakan


Ketua Umum BIVB, sebuah klub sepak
bola yang merupakan cikal bakal
dari Persib Bandung.
Pada tahun-tahun berikutnya di beberapa
wilayah Pasundan bermunculan beberapa
Sakola Istri, yang dikelola oleh
perempuan-perempuan Sunda yang
memiliki cita-cita yang sama dengan Dewi
Sartika. Lulusan pertama dari Sakola Istri,
yaitu pada tahun 1909.
Pada tahun 1912, sudah berdiri sembilan
Sakola Istri di setengah dari seuruh kota-
kota kabupaten Pasundan. Tahun 1914,
Sakola Istri berganti nama
menjadi Sakola Kautamaan
Istri(Sekolah Keutamaan Perempuan).
Kota-kota kabupaten wilayah Pasundan
yang belum memiliki Sakola Kautamaan
Istri hanya tinggal 3/4. Pada tahun 1920
seluruh wilayah Pasundan lengkap
memiliki Sakola Kautamaan Istri. Sakola
Istri juga didirikan di Bukittinggi, yang
didirikan oleh Encik Rama Saleh.
Pada bulan September 1929, tepat saat
Sakola Kautamaan Istri berusia 25 tahun,
Dewi Sartika mengadakan peringatan atas
pendirian sekolah tersebut dan juga pada
saat itu Sakola Kautamaan Istri berganti
nama menjadiSakola Raden Dewi. Atas
dedikasinya dalam bidang ini, ia
dianugerahi bintang jasa oleh pemerintah
Hindia-Belanda.
Dewi Sartika meninggal pada tanggal 11
September 1947 di Tasikmalaya. Di
makamkan di pemakamanan Cigagadon
Desa Rahayu Kecamatan Cincem. Tiga
tahun kemudia di makamkan kembai di
kompleks Pemakaman Bupati Bandung di
Jalan Karang Anyar, Kabupaten Bandung.
Dedikasinya dalam mencerdaskan bangsa Reorientasi Berisi
dan perjuangannya dalam pendidikan di komentar/
Indonesia. Ia diberi gelar kehormatan pernyataan
sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. simpulan

128
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

Gelar kehormatan tersebut diberikan


pada tanggal 1 Desember 1966.

4. Kebahasaan

Teks biografi memiliki unsur kebahasaan atau ciri bahasa seperti halnya jenis-
jenis teks yang lain. Teks biografi menggunakan beberapa kaidah kebahasaan
yang dominan(Kemendikbud, 2015:235)
a) Menggunakan pronomina (kata ganti) orang ketiga tunggal ia atau dia
atau beliau. Kata ganti ini digunakan secara bervarisi dengan penyebutan
nama tokoh atau panggilan tokoh.
Contoh:
Chairul Tanjung merupakan seorang pengusaha sukses dalam berbisnis
ia memiliki beberapa cara agar bisnis yang ia kelola menjadi lebih baik
dan tentunya sukses.

b) Banyak menggunakan kata kerja tindakan untuk menjelaskan peristiwa-


peristiwa atau perbuatan fisik yang dilakukan oleh tokoh.
Contoh: belajar, membaca, berjalan, melempar.

c) Banyak menggunakan kata adjektiva untuk memberikan informasi


secara rinci tentang sifat-sifat tokoh. Kata-kata yang dimaksud.
Contoh: kata sifat untuk mendeskripsikan watak tokoh antara lain
genius, rajin, ulet.

d) Dalam melakukan deskripsi, seringkali penggunaan kata sifat didahului


oleh kopulatif adalah, merupakan.
e) Banyak menggunakan kata kerja pasif untuk menjelaskan peristiwa yang
dialami tokoh sebagai subjek yang diceritakan.
Contoh: diberi, ditugaskan, dipilih.

f) Banyak menggunakan kata kerja yang berhubungan dengan aktivitas


mental dalam rangka penggambaran peran tokoh.
Contoh memahami, menyetujui, menginspirasi, mencintai.

129
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

g) Banyak menggunakan kata sambung, kata depan, ataupun nomina yang


berkenaan urutan dengan waktu. Hal ini terkait dengan pola pengembangan teks
cerita ulang yang pada umumnya bersifat kronologis.
Contoh: sebelum, sudah, pada saat, kemudian, selanjutnya,sampai, hingga,
pada tanggal, nantinya, selama, saat itu.

Di samping kaidah kebahasaan di atas, teks biografi memiliki kaidah yang lain,
seperti menggunakan kata kerja transitif dan instransitif.

a) Menggunakan kata kerja transitif merupakan kata kerja yang selalu


diikuti oleh unsur subjek, contoh : membeli, membunuh, memotong, dll.
b) Kata kerja intransitif ialah kata kerja yang tidak memerlukan pelengkap.
Seperti kata tidur untuk contoh kalimat berikut: saya tidur, pada kalimat
tersebut kata tidur yang berposisi sebagai predikat (P) tidak lagi diminta
menerangkan untuk memperjelas kalimatnya, karena kalimat itu sudah
jelas.

Perhatikan dua contoh analisis kaidah kebahasaan teks biografi!

1. Teks Biografi “Dewi Sartika Pahlawan Pendidikan Indonesia”


Tabel 11. Analisis Kaidah Kebahasaan

Unsur Kebahasaan Kutipan Teks

Pronomina (kata 1) Ia berjuang keras dalam mewujudkan


ganti) orang ketiga pendidikan yang layak bagi kaum wanita pada
tunggal saat itu
2) Ia diasuh oleh pamannya lantaran ayahnya
meninggal dunia dan juga ibunya yang telah
diasingkan ke Ternate.
3) Ia juga berwawasan kebudayaan Barat yang
didapatkannya dari seorang nyonya Asisten
Residen berkebangsaan Belanda.
4) Ia menunjukkan potensinya dalam dunia
pendidikan saat masih kecil.
5) Hal tersebut didukung oleh kegemarannya
yang sering memperagakan praktik yang ia

130
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

terima di sekolah, belajar membaca-menulis,


dan bahasa Belanda, yang ia ajarkan kepada
anak-anak pembantu di kepatihan, ia
melakukannya sambil bermain di belakang
gedung kepatihan. Sederhana saja, alat yang ia
gunakan adalah papan bilik kandang kereta,
arang, dan pecahan genting yang dijadikannya
sebagai alat bantu belajar.
6) Materi yang ia ajarkan masih sedikit hanya
meliputi: merenda, memasak, jahit-menjahit,
membaca, menulis, yang bertujuan untuk
membuat wanita mempunyai keterampilan.
Kata kerja tindakan 1) Ia berjuang keras dalam mewujudkan
pendidikan yang layak bagi kaum wanita pada
saat itu
2) Saat menjadi patih di Bandung, Raden
Somanagara menentang Pemerintah Hindia-
Belanda, yang menyebabkan istrinya dibuang
di Ternate.
3) Yang ia terima di sekolah, belajar membaca-
menulis
4) Ia melakukannya sambil bermain di belakang
gedung kepatihan.
5) Dewi Sartika berhasil mendirikan sebuah
sekolah yang dikhususkan untuk kaum wanita.
6) Materi yang ia ajarkan masih sedikit hanya
meliputi: merenda, memasak, jahit-
menjahit, membaca, menulis, yang bertujuan
untuk membuat wanita mempunyai
keterampilan.
1) yang menyebabkan istrinya dibuang di
Ternate.
Kata kerja pasif 2) Ia diasuh oleh pamannya
3) Ia diberi gelar kehormatan sebagai Pahlawan
Kemerdekaan Nasional.
1) Dewi Sartika lahir pada tanggal 4 Desember
Kata sambung, kata
di Bandung, Jawa Barat.
depan ataupun
2) Dewi diasuh oleh pamannya yang merupakan
nomina yang
kakak dari ibunya, yang bernama Arya yang
berkenaan dengan
pada saat itu menjabat sebagai Patih di
urutan waktu
Cicalengka.

5. Cara Menentukan keistimewaan dan keteladanan tokoh

131
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Biografi merupakan catatan riwayat hidup seseorang yang di tulis oleh orang
lain. Biografi berisi paparan hidup seorang tokoh dari kecil hingga tua.
Bahkan, tokoh tersebut meninggal dunia.semua jasa, hasil karya, dan segala
kegiatan yang dituliskan atau dilakukan seorang tokoh juga dijelaskan dalam
buku biografi.

Tokoh dalam biografi tersebut memiliki keistimewahan dan keteladanan.


Keistimewaan merupakan kelebihan khusus yang dimiliki oleh Tokoh dalam
kehidupannya misalnya: Tokoh tersebut seorang penyanyi maka
kelebihannya adalah memiliki suara yang merdu dan mengagumkan dengan
suara khas yang tidak dimiliki oleh penyanyi lain hingga ia di gemari banyak
orang. Keteladanan merupakan sikap sikap terpuji yang tergambarkan dalam
biografi dan patut diteladani oleh pembaca.

Dalam biografi singkat biasanya hanya dipaparkan tentang fakta-fakta dari


kehidupan seseorang dan peran pentingnya sementara biografi yang panjang
meliputi informasi-informasi penting namun dikisahkan dengan lebih
mendetail dan tentunya dituliskan dengan gaya bercerita yang baik. Biografi
yang menarik tergantung dari keahlian penulis mengkisahkan jalan hidup
suatu tokoh secara mendetail dan tentunya tokoh itu harus memiliki
keistimewaan tersendiri. Pembahasan Biografi memiliki keistimewaan dan
keteladanan yang dapat menginspirasi kita. Keistimewaan merupakan
kelebihan khusus yang dimiliki oleh tokoh dalam kehidupannya, sedangkan
ketaladanan merupakan sikap-sikap terpuji yang tergambar dalam biografi
dan patut diteladani oleh pembaca.

132
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

Misalnya coba cermati kutipan teks biografi berikut.

Mahatma Gandhi dilahirkan pada tanggal 2 Oktober 1869 di Porbandar,


Gujarat India Britania, dan meninggal pada tanggal 30 Januari 1948 di New
Delhi, Indi. Nama lahir dari Mahatma Gandhi adalah mohandas Karamchand
Gandhi. Beliau adalah pemimpin rohani di balik kemerdekaan India. Gandhi
(sebutan akrabnya) telah menentang penjajahan Inggris atas India. Gandhi
memulai suatu gerakan tanpa kekerasan untuk memimpin India menuju
demokrasi, perdamaian, kemerdekaan. Gandhi dipenjara beberapa kali dan
sempat hamir mati karena kelaparan. namun, dengan tekad yang kuat,
akhirnya beliau berhasil meraih apa yang dicita-citakannya.

Setelah mencermati dan mencari hal-hal yang terpuji dan patut diteladani, kita
bisa menentukan keteladanan tokohnya melalui gambaran yang disajikan oleh
penulis. Jadi bisa disimpulkan bahwa pada kutipan di atas karakter tokoh
Mahatma Gandhi yang dapat diteladani antara lain tidak suka kekerasan dan
memiliki tekad yang kuat sehingga berhasil memerdekakan India.

133
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

PENGEMBANGAN PENILAIAN

A. Pembahasan Soal-soal

Berikut ini contoh soal-soal yang berkaitan dengan materi teks biografi. Soal-
soal ini dicantumkan agar dapat menjadi bahan bagi pendidik dan peserta
didik dalam mempelajari dan mengembangkan soal-soal yang berkaitan
dengan teks biografi

SOAL UN 2015/2016
Bacalah kutipan teks biografi berikut!

Bacalah kutipan teks biografi berikut!

Pramoedya Ananta Toer lahir di Blora. Pada tahun 1950-1951, ia bekerja di


Balai Pustaka sebagai Redaktur. Prmoedya Ananta Toer sudah mengarang
sejak tahun 1940-an dan telah menghasilkan banyak karya sastra. beberapa
cerpen novel, esai, dan karya terjemahan, seperti Perburuan (1950), Bukan
Pasar Malam (1951), Cerita dari Blora (1951), Bumi Manusia(1980), dan
Rumah Kaca (1987). Karya-karyanya sudah diterjemahkan ke dalam 40
bahasa. Kreativitasnya dalam menulis karya sastra membuatnya mendapat
banyak penghargaan anugerah dan penghargaan.

Pernyataan yang sesuai dengan isi biografi di atas adalah...


A. Pramoedya Ananta Toer lahir di Bandung dan bekerja di Balai Pustaka
B. Pramoedya Ananta Toer seorang sastrawan dan sebagai Redaktur di
Balai Pustaka
C. Pada tahun 1950 Prmoedya Ananta Toer baru mulai mengarang
D. Karya Pramoedya diterjemahkan ke dalam 14 bahasa
E. Selain sebagai sastrawan Pramoedya Ananta Toer juga seorang pelukis

134
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

Pembahasan

Pada soal UN 2015/2016 tersebut, peserta didik diminta untuk menentukan


pernyataan yang sesuai dengan isi teks biografi sastrawan Pramoedya Ananta
Toer. Mencermati kutipan teks biografi tersebut jelaslah bahwa pernyataan
yang sesuai dengan kutipan teks biografi tersebut adalah (B) Pramoedya
Ananta Toer seorang sastrawan dan sebagai Redaktur di Balai Pustaka.
Sementara pilihan yang lain (A) lahir di Bandung, (C) 1950 mulai mengarang,
(D) 14 bahasa, dan (E) sebagai pelukis juga; tidak sesuai dengan kutipan
teksnya.

SOAL UN 2016/2017
Cermati Kutipan Biografi!

Bacalah kutipan teks biografi berikut!

Bacalah kutipan teks biografi berikut!

(1)Jenderal Besar TNI Anumerta Soedirman (lahir di Bodas Karangjati,


Purbalingga, Jawa Tengah, 24 Januari 1916) adalah seorang pahlawan
nasional Indonesia yang berjuang pada masa Revolusi Nasional Indonesia,
tercatat sebagai Panglima Jenderal RI yang pertama dan termuda. (2) Saat usia
Soedirman 31 tahun, ia telah menjadi seorang jenderal. (3) Ia bergerilya dalam
perang pembelaan kemerdekaan RI. (4) Pada tahun 1950 ia wafat karena
penyakit tuberkulosis tersebut dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan
Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta. (5) Beliau adalah Pahlawan sejati rela
berkorban demi bangsa dan Negara Indonesia, rela mempertaruhkan
segalanya demi kemerdekaan Indonesia yang telah kita nikmati kemerdekaan
itu sekarang.

135
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kalimat simpleks (kalimat tunggal) dalam teks tersebut ditandai dengan


nomor … .
A. (1) B. (2) C. (3) D. (4) E. (5)

Pembahasan

Pada soal UN 2016/2017 tersebut, peserta didik diminta untuk menemukan


kalimat simpleks atau tunggal dalam kutipan teks dari tokoh Jenderal Besar
TNI Anumerta Soedirman. Mencermati kutipan teks biografi tersebut jelaslah
dapat ditemukan bahwa kalimat tunggalnya ada pada pilihan (C) Ia bergerilya
dalam perang pembelaan kemerdekaan RI. Kalimat ini berpola S-P-Pel.
Sementara pilihan lain (A) S-P(S-P-K), (B) K(S-P)-S-P, (D) S-P-K, S-P-K, dan (E)
S-P-Pel (S-P, S-P-K); adalah kalimat-kalimat Kompleks atau majemuk.

SOAL UN 2017/2018
Cermati Kutipan Biografi!

13. Januari 1935, Hatta dan kawan-kawannya tiba di Tanah Merah, Boven
Digoel (papua). Desember 1935, Kapten Wiarda, Pengganti van Labgen,
memberitahukan bahwa tempat pengasingan Hatta dan Sjahrir dipindah ke
Bandaneira. Januari 1936 keduanya berangkat ke Bandaneira. Mereka
bertemu Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Mr. Iwa Kusumasumantri. Di
Bandaneira, Hatta dan Sjahrir dapat bergaul bebas dengan penduduk
setempat dan memberi pelajaran kepada anak-anak setempat dalam sejarah,
tata buku, politik, dan lain-lain.

Hal yang dapat diteladani dari tokoh Hatta dalam kutipan tersebut adalah...
A. Bersama kawan-kawan pergi ke Tanah Merah
B. Pindah dari Boven ke Bandaneira Januari 1936
C. Bertemu Dr. Tjipto Mangunkusumo di Bandaneira

136
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

D. Bergaul bebas bersama penduduk di mana un berada


E. memberi pelajaran kepada anak-anak di Bandaneira

Pada soal UN 2017/2018 tersebut, peserta didik diminta untuk menemukan


hal yang dapat diteladani dari tokoh sastrawan M. Hatta. Mencermati kutipan
teks biografi tersebut jelaslah hal yang bisa diteladani adalah hal-hal yang baik
dan patut dicontoh sebagai bekal kehidupan. Jadi jawaban yang tepat adalah
Tokoh M. Hatta memberi pelajaran kepada anak-anak di Bandaneira

B. Pengembangan Soal HOTS

Pengembangan soal kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) bisa Saudara


lalukan dengan melihat indikator pencapaian kompetensi atau indikator kunci
yang harus dicapai, yaitu minimal proses berpikir ranah analisis (C4) atau
level 3 (penalaran).

Level penalaran merupakan level HOTS, karena untuk menjawab soal-soal


pada level 3 peserta didik harus mampu mengingat, memahami, dan
menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural serta memiliki
logika dan penalaran yang tinggi untuk memecahkan masalah-masalah
kontekstual (situasi nyata yang tidak rutin). Level penalaran mencakup
dimensi proses berpikir menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan
mengkreasi (C6).

137
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Contoh soal di bawah ini sudah termasuk soal HOTS karena sudah level 3 (level
Penalaran).

Untuk menambah pemahaman, Saudara diharapkan dapat mengembangkan


soal HOTS yang setingkat dengan contoh soal di bawah ini.

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Jenis sekolah : SMK
Kelas :X
Tabel 12. Tabel Kisi-kisi Soal

Kompetensi Lingkup Indikator Nomor Bentuk


No. Materi Level
Dasar Materi Soal Soal Soal
1 2 3 4 5 6 7 8

1 3.14 Membaca Nilai Disajikan 1 L3 Pilihan


Menilai hal Teks Non- ketelada kutipanteks Ganda
yang dapat Sastra nan biografi,
diteladani tokoh siswa dapat
dari teks Teks menilai hal
biografi biografi yang dapat
diteladani
dari tokoh
teks biografi

2 3.15 Aspek Disajikan 2 L3 Pilihan


Menganalisi makna kutipanteks Ganda
s aspek dan biografi,
makna dan kebahasa siswa dapat
kebahasaan an menganalisi
dalam teks s aspek
biografi makna teks
biografi

Disajikan 3 L3 Uraian
kutipanteks
biografi,
siswa dapat
menganalisi
s aspek
kebahasaan
teks biografi

138
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Nama Penyusun :

KOMPETENSI Buku Sumber Pengetahuan/


DASAR : Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran

3.14 Menilai hal RUMUSAN BUTIR SOAL


yang dapat Nomor
diteladani dari Soal
Cermati Kutipan teks Biografi berikut!
teks biografi
1
LINGKUP MATERI Saat remaja, Dewi Sartika kembali ke Bandung dan tinggal bersama
Membaca Teks Non- ibunya. (1) Ia semakin yakin untuk mewujudkan cita-citanya
Sastra selama ini, yaitu mendirikan sebuah sekolah yang bertujuan untuk
memajukan pendidikan untuk kaum wanita. (2) Cita-citanya
MATERI tersebut sejalan dengan cita-cita yang dimiliki oleh pamannya. (3)
Kunci Namun cita-citanya tersebut sulit untuk diwujudkan karena hukum
Nilai keteladanan adat pada saat itu yang mengekang kaum wanita untuk
tokoh dalam teks Jawaban
berpendidikan. (4)
biografi Kegigihan dalam berusaha tidak akan pernah menghianati,
A
hasilnya Dewi Sartika berhasil mendidirikan sebuah sekolah yang
INDIKATOR SOAL dikhususkan untuk kaum wanita. (5)
Disajikan
Nilai keteladanan tokoh Dewi Sartika pada kutipan teks tersebut
kutipanteks
biografi, siswa adalah terdapat pada kalimat ke-...
dapat menilai hal A. (2) dan (5)
yang dapat B. (1) dan (2)
diteladani dari C. (2) dan (4)
tokoh teks biografi D. (1) dan (3)
E. (3) dan (4)

139
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Nama Penyusun :

KOMPETENSI Buku Sumber Pengetahuan/


DASAR : Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran

3.15 RUMUSAN BUTIR SOAL


Menganalisis
aspek makna Nomor Cermati Kutipan teks Biografi berikut!
dan Soal
kebahasaan Kehebatannya dalam membangun jaringan dan sebagai
dalam teks 2 pengusaha, membuat bisnis yang ia kelola semakin
biografi berkembang. Chairul Tanjung mereposisikan dirinya ke tiga
bisnis inti, yaitu; keuangan, properti, dan multimedia.
LINGKUP
MATERI
Membaca Teks Makna pernyataan kalimat ke-2 pada kutipan teks tersebut
Non-Sastra adalah bahwa...
MATERI A. Chairul Tanjung melakukan penempatan/penataan kembali
pada tiga bisnis intinya
Nilai Kunci B. Chairul Tanjung melakukan belum melakukan penataan
keteladanan Jawaban kembali pada tiga bisnis intinya
tokoh dalam C. Chairul Tanjung melakukan akan menempatkan pada tiga
teks biografi A
bisnis intinya saja
INDIKATOR D. Chairul Tanjung tidak perlu melakukan
SOAL
penempatan/penataan kembali tiga bisnisnya
Disajikan
E. Chairul Tanjung mengulang-ulang melakukan penataan
kutipanteks
biografi, siswa kembali pada tiga bisnis intinya
dapat
menganalisis
aspek makna
teks biografi

140
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Uraian
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Nama Penyusun :

KOMPETENSI Buku Sumber Pengetahuan/


DASAR : Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran
3.15 RUMUSAN BUTIR SOAL
Menganalisis
aspek makna Nomor Cermati Kutipan teks Biografi berikut!
dan Soal
kebahasaan
dalam teks Biografi Chairul Tanjung Si Anak Singkong
3
biografi
LINGKUP
MATERI
Membaca Teks
Non-Sastra
MATERI
Gambar 2. 5 Tokoh Chairul Tanjung

Kaidah Kunci Chairul Tanjung adalah pengusaha sukses di Indonesia.Ia merupakan


Kebahasan Jawaban pengusaha suskes sekaligus CEO utama di CT Corp. Namanya berada di
dalam teks urutan ke-937 dari 1000 orang terkaya di dunia versi majalah Forbes
A dengan total kekayaan senilai USD 1 miliar. Tahun 2014, ia memiliki
biografi
kekayaan sebesar USD 4 miliar dan termasuk orang terkaya nomor 375
INDIKATOR dunia.
SOAL
Disajikan Chairul Tanjung lahir di Jakarta pada tanggal 16 juni 1962. Ayahnya
kutipanteks bernama Abdul Ghafar Tanjung, berasal dari Sibolga, Sumatera Utara,
biografi, siswa merupakan seorang wartawan pada orde lama yang menerbitkan surat
dapat kabar beroplah kecil. Ibunya bernama Halimah, seorang wanita
keturunan Cibadak, Jawa Barat.
menganalisis
aspek
A. Pendidikan
kebahasaan teks
biografi Chaerul Tanjung bersekolah di SD Van Lith, Jakarta pada tahun 1975.
Kemudian melanjutkan sekolahnya di SMP Van Lith, Jakarta tahun 1978,
kemudian melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di SMA Negeri 1 Boedi
oetomo, Jakarta tahun 1981, lalu melanjutkan studinya di Fakultas
Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia pada tahun 1987, kemudian di
Executive IPPM tahun 1993.

Untuk memenuhi kebutuhan kuliah, Chairul Tanjung berjualan buku


kuliah stensilan, kaos, dan jasa foto kopi di kampus. Ia juga pernah
mendirikan tokoh yang menjual peralatan khusus kedokteran dan
laboratorium di bilangan Senen, Jakarta Pusat, namun tokonya tersebut
bangkrut.

141
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Chairul Tanjung merupakan anak yang teladan dengan bukti ia berhasil


mendapatkan penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional
pada tahun 1984-1985.

B. Memulai Membangun Bisnis

Setelah lulus kuliah, Chaerul Tanjung bersama tiga rekannya mendirikan


sebuah perusahaan yang diberi nama PT Pariarti Shindutama pada tahun
1987. Bermodal awal sekitar Rp 150.000.000,00 yang dipinjam dari Bank
Exim, mereka memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor.

Keberuntungan berpihak padanya, karena perusahaan tersebut langsung


mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Akan tetapi karena
perbedaan visi tentang ekspansi usaha, Chairu Tanjungl memilih keluar
dan mendirikan usaha sendiri.

Chaerul Tanjung menamakan perusahaan tersebut dengan Para Group.


Perusahaan konglomerasi (perusahaan yang punya beragam bisnis dan
memungkinkan tidak ada kaitan antara satu sama lain) ini mempunyai
Para Inti Holdindo sebagai father holding company, yang membawahkan
beberapa sub-holding, yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan),
Para Inti Investindo (media dan investasi), dan Para Inti Propertindo
(properti).

Kehebatannya dalam membangun jaringan dan sebagai pengusaha,


membuat bisnis yang ia kelola semakin berkembang. Chairul Tanjung
mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti, yaitu; keuangan, properti, dan
multimedia.
1) Chairul Tanjung memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial,
antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para
Multi Finance, Bank Mega, Mega Capital Indonesia, Bank Mega
Syariah, dan Mega Finance.
2) Perusahaan tersebut membawahi Para Bandung Propertindo, Para
Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, dan Mega Indah
Propertindo. Para Group memiliki Bandung Supermall. Mal seluas 3
hektar ini menghabiskan dana Rp 99 miliar. Para Group
meluncurkan Bandung Supermall sebagai Central Business District
pada tahun 1999.
3) Di bidang investasi, pada awal 2010 Para Group melalui anak
perusahaannya, Trans Corp membeli sebagian besar saham Carefour
Indonesia, yakni sejumlah 40 persen. MoU (memorandum of
understanding) pembelian saham Carrefour ini ditandatangani pada
tanggal 12 Maret 2010 di Perancis.
4) Di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV,
Trans7, Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan
Trans Studio.
Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Grup menjadi CT Corp pada
tanggal 1 Desember 2011. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub
holding: Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi
layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya
alam.

C. Tips Berbisnis dari Chairul Tanjung

Chairul Tanjung merupakan seorang pengusaha sukses dalam berbisnis


ia memiliki beberapa cara agar bisnis yang ia kelola menjadi lebih baik
dan tentunya sukses.

142
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

Chairul Tanjung menyatakan bahwa dalam membangun bisnis,


mengembangkan jaringan adalah hal yang penting. Selain itu, memiliki
rekanan yang baik sangat diperlukan. Membangun relasi pun bukan
hanya kepada perusahaan yang sudah ternama, tetapi juga pada yang
belum terkenal sekalipun. Baginya, pertemanan yang baik akan
membantu proses berkembangnya bisnis yang dikerjakan. Ketika bisnis
pada kondisi tidak bagus maka jejaring bisa diandalkan.

Dalam hal investasi, Chairul Tanjung memiliki idealisme bahwa


perusahaan lokalpun bisa menjadi perusahaan yang bisa bersinergi
dengan perusahaan-perusahaan multinasional. Ia tidak menutup diri
untuk bekerja sama dengan perusahaan multinasional dari luar negeri.

Menurutnya modal memang penting dalam membangun dan


mengembangkan bisnis. Namun kemauan dan kerja keras, merupakan hal
paling pokok yang harus dimiliki seseorang yang ingin sukses. Baginya
mendapatkan mitra kerja yang handal adalah segalanya. Di mana
membangun kepercayaan sama halnya dengan membangun integritas.

Dalam bisnis, Chairul menyatakan bahwa generasi muda sudah


seharusnya sabar, dan mau menapaki tangga usaha satu persatu.
Menurutnya membangun sebuah bisnis tidak seperti membalikkan
telapak tangan. Dibutuhkan sebuah kesabaran, dan tak pernah menyerah.
Jangan sampai banyak yang mengambil jalan seketika, karena dalam
dunia usaha kesabaran adalah salah satu kunci utama dalam mencuri hati
pasar.

(Sumber:http://www.biografipedia.com/2015/08/biografi-chairul-
tanjung-si-anak-singkong.html)

Analisis dan berikan contoh kaidah kebahasaan teks Biografi


tersebut.
1) Menggunakan pronomina (kata ganti) orang ketiga
tunggal ia atau dia atau beliau. Kata ganti ini digunakan secara
bervarisi dengan penyebutan nama tokoh atau panggilan tokoh.
Contoh: .....
2) Banyak menggunakan kata kerja tindakan untuk
menjelaskan peristiwa-peristiwa atau perbuatan fisik yang
dilakukan oleh tokoh.
Contoh: ....
3) Banyak menggunakan kata adjektiva untuk memberikan
informasi secara rinci tentang sifat-sifat tokoh. Kata-kata yang
dimaksud.
Contoh: ...
4) Dalam melakukan deskripsi, sering kali penggunaan kata
sifat didahului oleh kopulatif (adalah, merupakan).
Contoh:...
5) Banyak menggunakan kata kerja pasif untuk menjelaskan
peristiwa yang dialami tokoh sebagai subjek yang diceritakan.
Contoh: ...

143
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel 13. Format Penilaian Analisis Kebahasaan Teks Biografi

No Aspek Deskripsi Nilai


1 Penggunaan pronomina Dapat menjelaskan semua 5
(kata ganti) orang ketiga pronomina pada teks biografi
tunggal
Dapat menjelaskan sebagian (lebih 3
dari 1) pronomina pada teks biografi
Dapat menjelaskan sebuah 1
pronomina pada teks biografi
2 Penggunaan kata kerja Dapat menjelaskan semua kata kerja 5
tindakan tindakan pada teks biografi

Dapat menjelaskan sebagian (lebih 3


dari 1) kata kerja tindakan pada teks
biografi

Dapat menjelaskan subuah kata kerja 1


tindakan pada teks biografi

3 Penggunaan kata adjektiva Dapat menjelaskan semua kata 5


adjektiva pada teks biografi

Dapat menjelaskan sebagian (lebih 3


dari 1) kata adjektiva pada teks
biografi

Dapat menjelaskan sebuah kata 1


adjektiva pada teks biografi

4 Penggunaan kata sifat Dapat menjelaskan semua kopulatif 5


didahului oleh kopulatif pada teks biografi

Dapat menjelaskan (lebih dari 1) 3


kopulatif pada teks biografi

Dapat menjelaskan sebuah kopulatif 1


pada teks biografi

5 Penggunaan kata kerja Dapat menjelaskan semua kata kerja 5


pasif pasif pada teks biografi

Dapat menjelaskan (lebih dari 1) 3


kopulatif pada teks biografi

Dapat menjelaskan sebuah kopulatif 1


pada teks biografi

144
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

KESIMPULAN

Secara umum pembelajaran pada unit ini mengarahkan pada bagaimana


peserta dapat (1) menilai keteladanan dan mengungkapkan kembali teks
biografi dan (2) menganalisis aspek makna dan kebahasaan dan menceritakan
kembali teks biografi . Teks biografi merupakan teks riwayat hidup seseorang
atau tokoh yang ditulis oleh orang lain. Riwayat hidup umumnya
mengemukakan sifat termasuk prestasi istimewa seseorang. Akan tetapi, jika
riwayat hidup seseorang ditulis sendiri oleh orang tersebut, hasilnya disebut
autobiografi (Kemendikbud, 2004:37). Teks biografi memuat identitas dan
peristiwa yang dialami seseorang, termasuk karya dan penghargaan yang
diterima dan permasalahan yang dihadapinya.

Dalam unit ini dibahas empat kompetensi, yaitu 3.14 Menilai hal yang dapat
diteladani dari teks biografi, 4.14 Mengungkapkan kembali hal-hal yang dapat
diteladani dari tokoh yang terdapat dalam teks biografi yang dibaca secara
tertulis, 3.15 Menganalisis aspek makna dan kebahasaan dalam teks biografi,
4.15 Menceritakan kembali isi teks biografi baik lisan maupun tulis. Agar
pencapaian tujuan maksimal, pada unit ini dikembangkan dua aktivitas, yaitu
(1) menilai keteladanan dan mengungkapkan kembali teks biografi dan (2)
menganalisis aspek makna dan kebahasaan dan menceritakan kembali teks
biografi.

145
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Model pembelajaran yang digunakan dalam aktivitas tersebut adalah model


pembelajaran yang relevan dengan KD untuk aktivitas pertama dan kedua.
Aktivitas pertama menerapkan model discovery learning, sementara aktivitas
kedua menerapkan model problem based learning.

Pada setiap aktivitas terdapat juga lembar kerja peserta didik (LKPD) yang
dapat membantu memberikan pengalaman pembelajaran tentang menilai
keteladanan, menganalisis aspek makna dan kebahasaan, mengungkapkan
kembali, menceritakan kembali teks biografi. Pada unit ini juga disajikan
pengembangan penilaian. Para guru diharapkan mampu mengembangkan
soal HOTS sesuai dengan KD, IPK, materi yang disajikan.

146
Unit Pembelajaran 2
Teks Biografi

UMPAN BALIK

Isilah umpan balik/refleksi pembelajaran pada tabel berikut!

1. Apakah manfaat yang Bapak dan Ibu peroleh dalam menilai keteladanan
tokoh dalam teks biografi ketika pembelajaran di kelas?

2. Apakah manfaat yang Bapak dan Ibu peroleh dalam mengungkapkan


kembali teks biografi yang telah dibaca saat pembelajaran di kelas?

147
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3. Apakah manfaat yang Bapak dan Ibu peroleh dalam menganalisis aspek
makna dan kebahasaan teks biografi ketika pembelajaran di kelas?

4. Bagaimana cara Bapak dan Ibu dalam menceritakan kembali teks biografi
ketika pembelajaran di kelas?

5. Apakah masalah yang Bapak dan Ibu hadapi selama melaksanakan kegiatan
pembelajaran teks biografi? Bagaimana cara Bapak dan Ibu untuk
mengatasi hal tersebut?

148
Paket Unit Pembelajaran
Teks Ekspoisi dan Biografi

PENUTUP

Unit-unit pembelajaran yang telah dikembangkan diharapakan dapat menjadi


referensi Saudara dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian yang
berorientasi Higher Order Thinking Skills/HOTS yang terintegrasi dengan 5
(lima) unsur utama Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan literasi dalam
rangka mencapai kecakapan Abad ke-21. Selanjutnya, saudara dapat
menerapkan desain pembelajaran yang telah disusun kepada peserta didik di
kelas masing-masing.

Saudara perlu memahami unit-unit dengan baik. Oleh karena itu, unit-unit
perlu dipelajari dan dikaji lebih lanjut oleh Saudara bersama rekan sejawat
guru Bahasa Indonesia lainnya dalam Program Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP) di MGMP masing-masing. Kajian semua komponen unit
pembelajaran yang disajikan perlu dilakukan, sehingga dapat Saudara
mendapatkan gambaran teknis mengenai cara mengimplementasikan di kelas.
Selain itu, diharapkan dapat mengantisipasi kesulitan-kesulitan yang
mungkin akan dihadapi.

Aktivitas pembelajaran yang disajikan dalam setiap unit merupakan gambaran


umum skenario pembelajaran untuk mencapai masing-masing KD sesuai
dengan indikator yang dikembangkan oleh tim penulis. Selanjutnya Saudara
perlu menyusun RPP yang sesuai dengan kondisi kelas masing-masing
berdasarkan skenario dalam aktivitas pembelajaran unit, sehingga
memudahkan mengimplementasikan secara teknis. Selain itu, Saudara masih
perlu mengembangkan instumen penilaian lainnya yang berorientasi HOTS
dengan mengacu pada contoh soal-soal tes yang disajikan dalam setiap unit
pembelajaran.

Dalam melaksanakan kegiatan praktikum sesuai LKPD, Saudara dapat


menyesuaikan alat dan bahan yang digunakan dengan alat dan bahan yang

151
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

terdapat dilingkungan masing-masing (kontekstual). Begitu pula dalam


mengalokasikan waktu pembelajaran, saudara dapat menyesuaikan dengan
kalender akademik di sekolah masing-masing. Harapan penulis, Saudara
dapat mengadaptasi langkah pembelajaran yang disajikan dalam unit
pembelajaran untuk mengembangkan RPP pada topik Bahasa Indonesia
lainnya.

Refleksi dan evaluasi keefektifan, keberhasilan serta permasalahan selama


mengimplementasikan unit-unit ini perlu terus dilakukan. Permasalahan-
permasalahan yang ditemukan dapat langsung didiskusikan dengan rekan
sejawat, instruktur, kepala sekolah, serta pengawas agar segera menemukan
solusinya. Setiap keberhasilan, permasalahan, dan solusi yang ditemukan
selama pembelajaran perlu Saudara tuliskan dalam bentuk karya tulis best
practice atau karya tulis lainnya.

Capaian yang diharapkan dari penggunaan unit-unit ini adalah


terselenggaranya pembelajaran Bahasa Indonesia yang optimal sehingga
berdampak langsung terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik yang
melingkupi ranah kognitif, afektif dan psikomotor pada dimensi pengetahuan
konsep, prosedural, prinsip dan metakognitif sesuai kebutuhan abad 21. Selain
itu dapat memfasilitasi Saudara menghasilkan karya tulis yang berguna bagi
pengembangan keprofesian berkelanjutan.

Kami menyadari bahwa unit-unit yang dikembangkan masih jauh dari


kesempurnaan. Saran, masukan, dan usulan penyempurnaan yang dapat
disampaikan kepada tim penulis melalui surat elektronik (e-mail) sangat kami
harapkan dalam upaya perbaikan dan pengembangan unit-unit lainnya

152
Paket Unit Pembelajaran
Teks Ekspoisi dan Biografi

DAFTAR PUSTAKA

Adipura, Pamungkas. 2018. Biografi Singkat Ir Soekarno “Bapak Proklamator


Indonesia”. Diakses pada tanggal 28 Mei 2019 pukul
15.24Tautan:https://notepam.com/biografi-soekarno/

Baabun. “Teks Biografi | Pengertian, ciri-ciri, unsur kebahasaan”. Diakses dari


https://baabun.com/teks-biografi/ pada tanggal 28 Mei 2019 pukul 14.50

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2001. Kamus Besar Bahasa


Indonesia, edisi kedua. Jakarta: Pusat Bahasa.

Bahasa Baku Indonesia. Edisi IV Jakarta: Balai Bahasa kementrian Pendidikan


dan Kebudayaan 2017. Balai Bahasa Kemendikbud.

Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Jakarta: Pusat Bahasa PT Gramedia Pustaka Utama.

Depdikbud. 2008. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Devi, Popy Kamalia. 2018. Pengembangan Soal Higher Order Thinking Skill”
Dalam pembelajaran. Bandung: PPPP4TK IPA.

Famoya. 1999. Teknik Bermain Gitar. Surabaya: Terbit Terang Surabaya.

Finoza, Lamuddin. 2004. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.

Hadi, Samsul. 2017. Contoh Teks Biografi RA Kartini Lengkap. Diakses pada
tanggal 28 Mei 2019 pukul 15.24 Tautan:
http://www.seocontoh.web.id/2017/09/contoh-teks-biografi-ra-
kartini-lengkap.html

Hasjim, Nafron dan Amran Tasai. 1992. Komposisi dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta.

Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta:


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemendikbud. 2014. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan. Jakarta:


Kemendikbud.

153
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kemendiknas. 2009. Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan.


Jakarta:Kemendiknas.

Keraf, Gorys. 1979. Komposisi. Enda: Nusa Indah.

Kosasih E. 2016. Jenis-Jenis Teks: Analisis, dan Kaidah serta Langkah


Penulisannya. Bandung: Yrama Widya.

Kosasih, E. 2010. Menjadi Penulis Remaja. Jakarta: Nobel Edumedia.

_________2018. Jenis-jenis Teks: Fungsi Struktur, dan Kaidah Kebahasaan.


Bandung: Y Rama Widya.

Permendikbud No.37 tahun 2018 tentang kompetensi Inti dan Kompetensi


Dasar MTS/SMP: Jakarta.

Semi, M. Atar. 2003. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.

Sobandi. 2014. Mandiri Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:


Erlangga

Sumardjo, Jakob & Saini K.M. 1986. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Tim Kemendikbud. 2015. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X. Jakarta:


Kemendikbud.

Waluyo, Budi. 2018. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Kelas VIII SMP. Solo:
Tiga Serangkai.

154
Paket Unit Pembelajaran
Teks Ekspoisi dan Biografi

Sumber lain:

Biografipedia. “Biografi Chairul Tanjung si Anak Singkong”. Diakses dari


http://www.biografipedia.com/2015/08/biografi-chairul-tanjung-si-
anak-singkong.html pada tanggal 28 Mei 2019 pukul 15.24

Biografipedia. “Biografi Sewi Sartika Pahlawan Pendidikan Indonesia”.


Diakses dari http://www.biografipedia.com/2015/12/biografi-dewi-
sartika.htmlpada tanggal 28 Mei 2019 pukul 15.24

Biografipedia. “Biografi Sultan Hasanuddin Ayam Jantan dari Makassar”.


Diakses darihttp://www.biografipedia.com/2017/07/biografi-sultan-
hasanuddin-ayam-jantan.htmlpada tanggal 28 Mei 2019 pukul 15.24

Portal Ilmu. “Pengertian, Struktur dan Manfaat Biografi”. Diakses dari


https://portal-ilmu.com/pengertian-struktur-manfaat-biografi/ pada
tanggal 28 Mei 2019 pukul 14.50

155
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

LAMPIRAN

Tabel 1. Tabel Format Penilaian Mengungkapkan/menceritakan kembali


keteladanan tokoh dalam teks biografi

No Aspek Skor

1 Pemahaman isi teks 1-2-3-4-5

2 Keruntutan pengungkapan 1-2-3-4-5

3 Kelancaran dan kewajaran 1-2-3-4-5

4 Ketepatan diksi 1-2-3-4-5

5 Ketepatan struktur 1-2-3-4-5

156

Anda mungkin juga menyukai