Anda di halaman 1dari 1

Proses Pembuatan Sutra

Sutra dihasilkan dari kepompong ulat sutra. Ulat sutra menghasilkan kepompong yang dapat dipintal
menjadi serat sutra. Ada ratusan jenis ulat sutra, namun sutra yang terbaik dihasilkan oleh
kepompong dari ulat sutra pohon murbei yang memiliki nama ilmiah Bombyx mori.

Induk sutra dapat menelurkan hingga 500 butir telur ulat sutra seukuran kepala jarum pentul.
Setelah sekitar 20 hari, telur tersebut menetas menjadi larva ulat yang sangat kecil. Larva ulat ini
akan memakan daun murbei dengan agresif. Sekitar 18 hari kemudian, ukuran badan larva ulat
tersebut telah membesar hingga 70 kali ukuran tubuh semula serta empat kali mengganti
cangkangnya. Kemudian larva ulat tersebut akan terus membesar hingga beratnya mencapai 10.000
kali berat semula. Pada saat itu ulat sutra akan berwarna kekuningan dan lebih padat. Itulah tanda
ulat sutra akan mulai membungkus dirinya dengan kepompong.

Kemudian kepompong direbus agar larva ulat di dalamnya mati. Karena jika dibiarkan, ulat akan
matang lalu menggigiti kepompongnya sehingga tidak bisa digunakan lagi.

Setelah ulat mati, serat di kepompong dapat diuraikan menjadi serat sutra yang sangat halus.Satu
buah kepompong sutra dapat menghasilkan untaian serat sepanjang 300 meter hingga 900 meter
dengan diameter 10 mikrometer (1/1000 milimeter). Di seluruh dunia dalam satu tahun dapat
menghasilkan total serat sutra sepanjang 112,7 milyar kilometer atau sekitar 300 kali perjalanan
pergi-pulang ke matahari dari bumi!

Kemudian serat sutra yang halus tersebut dipintal.Serat sutra dipintal dengan proses yang
menyerupai proses pada saat ulat sutra memintal kepompongnya.Proses itulah yang dibuat menjadi
alat pemintalan serat sutra untuk dibuat menjadi kain sutra yang indah. Bahan kain dari sutra inilah
yang kemudian dibuat menjadi berbagai produk pakaian maupun produk lainnya. Beberapa batik
kelas terbaik di Indonesia juga menggunakan bahan dari sutra.

Anda mungkin juga menyukai