Anda di halaman 1dari 2

Asal Mula Kain Sutra

China adalah negara pertama yang membuat kain sutra. Ada sebuah cerita legenda yang selalu
melekat pada kain sutra. Konon, 5.000 tahun lalu seorang permaisuri China bernama Xi Ling Shi melihat
kehalusan serat yang terurai dari kepompong ulat pohon murbei. Kemudian ia menyuruh dayang-
dayangnya mengumpulkan lebih banyak kepompong untuk diternakkan dan ditenun. Atas jasanya
menemukan ulat sutra dan mengenalkan cara membuat sutra, Putri Xi Ling Shi diberi gelar Dewi Sutra.
Pakaian berbahan sutra awalnya hanya boleh dikenakan oleh penghuni istana.
Seiring berjalannya waktu, sutra tak hanya dipakai untuk bahan pakaian. Serat sutra juga dipakai
untuk bahan membuat alat musik, tali alat pancing, tali busur panah, juga sebagai bahan kertas. Lama
setelah itu, barulah kain sutra digunakan oleh semua kalangan di China. Awalnya, hanya bangsa China
yang tahu membuat sutra. Mereka menyimpan rapat-rapat rahasia pembuatan kain sutra selama berabad-
abad. Siapa pun yang membocorkan rahasia pembuatan sutra akan dihukum. Wah, sutra benar-benar
hanya menjadi milik China. Harganya menjadi sangat mahal. Namun, pada akhirnya, cara pembuatan
sutra menyebar juga, setelah mata-mata dari Romawi berhasil mencuri ulat sutra dan membawa ke
negaranya.
Sekarang, seluruh dunia bisa memproduksi kain sutra, tetapi bagaimana caranya? Langkah awal
adalah beternak ulat sutra. Nama ulat sutra Bombxy mori. Ulat ini hidup di pohon murbei. Induk Bombxy
mori bisa menghasilkan 500 telur ulat sutra. Telur-telur akan menetas menjadi larva ulat setelah 20 hari.
Larva-larva ulat ini rakus sekali. Mereka makan daun murbei sepanjang hari! Karena rakusnya, ukuran
tubuhnya cepat sekali membesar. Larva akan terus membesar hingga berubah menjadi kepompong. Nah,
kepompong inilah yang dibuat menjadi benang sutra. Sebelum berubah menjadi kupu-kupu, kepompong
direbus agar larva ulat di dalamnya mati. Serat di kepompong kemudian diuraikan menjadi serat sutra
yang sangat halus. Serat pun harus dipintal. Prosesnya menyerupai proses ketika ulat sutra memintal
kepompongnya. Jadilah serat sutra untuk bahan kain sutra. Satu kepompong bisa menghasilkan serat
sutra tipis dan bening dengan panjang mencapai ribuan meter.
Sebenarnya ada banyak jenis ulat sutra. Warna asli serat sutra yang dihasilkan pun beragam. Ada
yang berwarna putih, coklat muda, kuning dan kecoklatan. Kualitas dan warna serat sutra yang dihasilkan
tergantung dari jenis ulat sutra dan makanannya. Hanya ulat sutra yang memakan daun murbei,
kepompongnya akan menghasilkan serat yang tipis dan mengilap. Kain yang dibuat dari serat sutra terasa
halus, lembut, dan menyerap keringat. Lebih istimewanya, kain sutra bisa terlihat berkilauan jika terkena
cahaya. Karena proses pembuatan kain sutra yang sangat panjang dan rumit, tak heran kalau kain sutra
harganya mahal. Kain sutra pun harus diperlakuan lebih istimewa dibandingkan dengan kain lainnya.
Misalnya, bila kain terkena keringat, harus segera dicuci agar warna kain tidak menjadi kuning. Kain
sutra sebaiknya dicuci dengan tangan, tidak dijemur di bawah sinar matahari langsung, dan bila
menyetrika sebaiknya dengan temperatur rendah.
Selain bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku kain, ulat sutra juga bisa untuk bahan makanan.
Ulat sutra diolah dalam berbagai cara. Ada yang ditumis, digoreng, direbus, dikukus, juga dipanggang.
Di Korea, tumis pupa ulat sutra adalah makanan populer. Bahkan ada yang sudah dikemas dalam bentuk
kalengan. Di Tanzania, pupa ulat dibuat menjadi tepung.

Anda mungkin juga menyukai