Ulat sutra adalah salah satu bentuk dari rangkaian siklus hidup kupu-kupu. Kupu-kupu
dibedakan menjadi beberapa family dan salah satunya adalah bombycidae yaitu kupu-kupu
yang dibungkus kokon. Dari keluarga bombycidae ini terdapat jenis kupu sutra atau disebut
dengan bombyx mori yang kokonnya biasa dimanfaatkan untuk benang sutra.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus dipersiapkan untuk budidaya ulat sutra melalui dari
sarana, bahan dan alat, perlengkapan budidaya serta langkah-langkah membudidayakan ulat
sutra.
I . Sarana Produksi
Alat :
▪ Baskom plastik
▪ Peralatan pembersih
▪ Kotak penetasan
▪ Kotak pemeliharaan ulat
▪ Termometer
▪ Tempat pengokonan
Bahan :
▪ Ulat sutra
▪ Daun Murbei
▪ Kertas paraffin
▪ Kain penutup daun
II. Pemilihan Bibit ulat sutra yang berkualitas
Pemilihan bibit ini harus dilakukan 10 hari sebelum kegiatan budidaya, dan lakukan masa
inkubasi pada telur ulat sutra unggulan agar penetasan bisa seragam. Langkah pertama,
masukkan telur ulat sutra ke dalam kotak yang ditutup dengan kain putih tipis, lalu simpan
kotak di ruangan sejuk dengan kelembapan 75%-85% dan suhu 25°C-28°C. Bila sudah
terlihat bitnik biru pada telur ulat, segera ganti kain putih dengan kain hitam selama 2 hari.
Manfaat ulat sutera diambil dari kepompongnya atau kokon nya lalu dibuat menjadi
bahan kain sutra .Harga ulat sutra cukup tinggi, kokon atau kepompongnya memiliki harga
sekitar 20 ribu Rupiah hingga 50 ribu Rupiah per kilogram. Apabila sudah menjadi bentuk
kain maka harga kain sutra pendek harganya bisa mulai dari 400 ribu Rupiah hingga jutaan
Rupiah. Tingkat permintaan kain sutra atau kain sutera maupun benang sutera di Indonesia
masih cukup tinggi dan hal itu belum sepenuhnya bisa dipenuhi pasokannya sehingga kadang
masih sering dilakukan impor kain maupun benang sutra dari luar negeri, biasanya
didatangkan dari china.Tingkat kebutuhan akan benang sutera di Bali bahkan bisa mencapai
10 ton per bulannya. Jadi peluang usaha ini masih cukup besar.