Modulasi amplitudo atau dikenal dengan sebutan AM (Amplitude Modulation) secara sederhana dapat
didefinisikan sebagai suatu teknik modulasi yang mana amplitudo sinyal carrier berubah-ubah sesuai
dengan perubahan amplitudo sinyal informasi.
Misalkan sebuah sinyal memiliki frekuensi 1 kHz akan dimodulasikan dengan sinyal carrier yang memiliki
frekuensi 10 kHz, maka akan menghasilkan sinyal termodulasi AM seperti gambar berikut:
Pada contoh di atas gelombang sinyal carrier masih terlihat jelas. Pada kondisi praktek perbandingan
frekuensi sinyal carrier dengan frekuensi sinyal informasi biasanya jauh lebih besar. Misalkan suatu
pemancar AM menggunakan frekuensi carrier 27 MHz sedangkan frekuensi sinyal informasi berkisar 1
kHz. Jika demikian maka sinyal termodulasi AM akan memiliki gelombang yang sangat rapat sehingga
hanya terlihat envelope-nya saja.
Ciri khas AM adalah pada variasi amplitudo, karena itu penguat (amplifier) yang digunakan haruslah
penguat linier, agar penguatan amplitudo yang dihasilkan tetap memiliki variasi yang sesuai dengan
sinyal aslinya. Hal ini yang menjadi kekurangan AM karena menggunakan penguat linier yang umumnya
lebih mahal dan kurang efisien.
Pada AM sinyal carrier hampir selalu berupa sinyal sinusoida, sedangkan sinyal pemodulasi/informasi
bisa berupa sinyal sinusoida, tetapi lebih sering berupa sinyal acak seperti misalnya sinyal audio.
Sinyal termodulasi AM memiliki amplitudo yang berubah-ubah tergantung perubahan amplitudo sinyal
termodulasi. Hal ini dapat dinyatakan dengan persamaan:
t = waktu (detik)
Jika sinyal pemodulasi berupa sinyal sinusoida maka persamaan di atas dapat dituliskan menjadi:
dimana:
Indeks Modulasi
Indek modulasi pada AM merupakan perbandingan antara amplitudo sinyal pemodulasi dengan
amplitudo sinyal carrier. Indeks modulasi biasa disimbolkan dengan m, persamaannya sebagai berikut:
m = Vm / Vc (3)
Nilai indeks modulasi juga dapat dinyatakan dalam persen, yaitu dengan mengalikan m dengan 100.
Jika persamaan (3) disubstitusikan dengan persamaan (2) maka didapatkan persamaan:
- ketika m = 0, Em = 0, maka sinyal termodulasi adalah sama seperti sinyal carrier (sebelum modulasi)
m=0
- ketika 0 < m <1, nilai ini yang terjadi dalam kondisi nyata.
m = 0,5
- ketika m =1, merupakan kondisi ideal. Sinyal termodulasi yang paling baik dihasilkan jika nilai m = 1.
Tetapi kondisi ini sukar dicapai karena keterbatasan alat, terutama kendala noise.
dari nol sampai dua kali amplitudo sinyal carrier (sebelum modulasi).
m=1
Overmodulasi akan menghasilkan distorsi pada sinyal termodulasi, dan envelope sama sekali berbeda
bentuknya dengan sinyal informasi/pemodulasi.
m = 1,5
(5)
(6)
(7)
persamaan 7 digunakan untuk menghitung indeks modulasi jika yang dketahui adalah amplitudo
maksimum dan amplitudo minimum sinyal termodulasi/sinyal hasil modulasi AM.
Dari persamaan 9 di atas terdapat 3 komponen frekuensi, yaitu sinyal carrier original dan dua sinyal
sinusoida, satu di atas frekuensi carrier dan satu di bawah. Jika sinyal digambarkan dalam domain
frekuensi maka akan terlihat seperti gambar berikut:
Pada gambar di atas terdapat dua frekuensi di tiap sisi frekuensi carrier. Frekuensi di samping frekuensi
carrier disebut side frekuensi atau lebih sering disebut dengan sideband. Amplitudo sideband
dibandingkan dengan amplitudo carrier adalah proporsional terhadap nilai m, dan bernilai setengah
amplitudo carrier pada m = 1.
dimana
Bandwidth
Perhitungan bandwidth dalam AM cukup sederhana. Dengan melihat gambar sinyal AM dalam domain
frekuensi di atas, bandwidth adalah selisih frekuensi upper sideband dengan frekuensi lower side band.
Selisih frekuensi upper sideband dengan frekuensi carrier adalah merupakan frekuensi sinyal
pemodulasi/sinyal informasi itu sendiri (begitu juga dengan selisih frekuensi carrier dengan frekuensi
lsb).
B = 2Fm
dimana
B = bandwidth (hertz)