Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Sistem Telekomunikasi

Modul III – Amplitude Modulation


Kern Cesarean Ahnaf / 20524086
Asisten: Muhammad Panji Nugroho
Tanggal praktikum: 20 Maret 2023
20524086@students.uii.ac.id
Teknik Elektro – Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

Abstrak—Sinyal amplitude modulation atau sering disebut


dengan sinyal AM merupakan salah satu sinyal yang umum B. Indeks Modulasi
digunakan dalam melakukan tranmisi pada sistem Indeks modulasi adalah ketentuan terjadinya gangguan
telekomunikasi. Sinyal AM sendiri terbentuk dari operasi berupa distorsi pada sinyal yang ditransmisikan. Indeks dimana
matematis sinyal dimana dilakukan penambahan komponen DC sinyal aman dari gangguan adalah diantara 0 hingga 1[3].
terhadap sinyal informasi. Tujuan dilakukannya praktikum ini
adalah dapat melakukan secara real mengenai konsep dari sinyal
AM. Praktikum ini berfokus pada sinyal amplitude modulation
mengenai pembentukan hingga gangguan yang terjadi pada
sinyal. Hasil praktikum membuktikan bahwa sinyal AM
merupakan sinyal yang dapat mentransmisikan sinyal pesan
menuju penerima.
Gambar 1 Ketentuan Indeks M
Kata kumci— Sistem telekomunikasi; sinyal AM; distorsi.

I. PENDAHULUAN 𝑃−𝑄
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑀 =
𝑃+𝑄
Sinyal amplitude modulation atau dikenal dengan
Persamaan 1 Indeks Modulasi
singkatan sinyal AM merupakan salah satu jenis sinyal yang
digunakan dalam melakukan telekomunikasi. Sinyal ini umum III. LANGKAH PRAKTIKUM
digunakan dalam melakukan sistem telekomunikasi. Sinyal AM
biasanya digunakan dalam kegiatan sehari – hari seperti radio Praktikum diawali dengan melakukan modulasi sinyal pesan
AM. Konsep dari sinyal AM sendiri adalah melakukan modulasi dengan menggunakan modul VDC, master signal, dan adder.
sinyal frekuensi rendah terhadap frekuensi tinggi dimana Dilakukan pemasangan rangkaian sesuai dengan gambar 2 dan
dilakukan pengubahan amplitudo sinyal frekuensi tinggi dengan dilakukan konfigurasi kontrol g dan G adder agar sinyal offset
mempertahankan frekuensi tersebut[1]. 1V dan memiliki V-pp sebesar 1V-pp, kemudian jawab
Berdasarkan materi paragraf diatas dapat dijadikan bahan pertanyaan 1.
pengantar materi praktikum modul ketiga ini. Praktikum
dilaksanakan dengan tujuan dapat menambah kemampuan
secara konsep maupun praktik mengenai sinyal amplitude
modulation. Seluruh kegiatan praktikum akan dianalisis serta
dilampirkan pada laporan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sinyal Amplitude Modulatian
Sinyal berjenis amplitude modulation memiliki ciri khas
yang terdapat pada amplitudo sinyalnya[2]. Konsep utama dari
sinyal ini adalah sinyal pesan frekuensi rendah akan
“menumpang” pada sinyal carrier frekuensi tinggi. Frekuensi
tinggi tersebut nantinya akan berubah ubah amplitodo
sinyalnya sesuai dengan frekuensi pesan tanpa mengubah
frekuensi tinggi tersebut sehingga pesan dapat ditransmisikan
sesuai dengan yang dikirimkan pengirim. Gambar 2 Rangkaian Pertama

Setelah itu tambahakan modul multiplier dan rangkai


sesuai dengan gambar 3. Lalu dengan tampilan osiloskop dapat
menjawab mengenai pertanyaan 2, 3, dan 4.
offset sebesar 1 V. Karakteristik output adder pada gambar 1
sudah berbeda dengan inputannya yaitu sinyal sin 2kHz akibat
beberapa penambahan seperti dilakukan konfigurasi nilai G
pada modul adder dan penggabungan antara sinyal sin 2kHz
dengan VDC. Perubahan konfigurasi nilai G mengakibatkan
perubahan amplitudo V-pp serta penggabungan antara sinyal
sin 2kHz dengan VDC mengakibatkan terjadinya offset.

Gambar 3 Rangkaian Kedua

Pada percobaan kedua dilakukan modulasi AM dengan


merangkai seperti gambar 4 dengan penambahan modul speech.
Perhatikan pada osiloskop untuk dijadikan bahan analisis.

Gambar 6 Sinyal AM (Biru) dan Sinyal Informasi Sin 2kHz (Merah)

Pada gambar 2 terlihat bahwa terdapat kedua sinyal


yaitu sinyal informasi dan sinyal AM. Pada saat sinyal
informasi dipuncak gelombang maka amplitudo sinyal AM
akan mengalami kenaikan, sebaliknya saat sinyal informasi
dilembah gelombang maka amplitudo sinyal AM akan
mengalami penurunan. Sifat ini seolah – olah sinyal
termodulasi amplitudo.
Kemudian berdasarkan teori bahwa sinyal AM
merupakan sinyal yang terdiri dari beberapa sinyal (kompleks),
pada kasus ini sinyal AM terdiri dari 2 buah sinyal pembentuk
Gambar 4 Rangkaian Ketiga yaitu sinyal sin 2kHz dan sin 100kHz. Sinyal sin 2kHz berperan
Pada percobaan terakhir dilakukan analasis terhadap sebagai informasi dan sinyal sin 100kHz berperan sebagai
indeks modulasi. Rangkaian modul ini sama dengan rangkaian sinyal carrier.
gambar 2. Dilakukan konfigurasi terhadap G adder. Perhatikan
hasil tampilan osiloskop dan dapat menjawab pertanyaan 5, 6,
dan 7.
IV. HASIL DAN ANALISIS

Gambar 7 Sinyal AM (Biru) dan Sinyal Informasi Speech (Merah)

Gambar 3 merupakan percobaan yang identik dengan


percobaan sebelumnya, hanya saja sinyal informasi yang
Gambar 5 Sinyal Output Adder digunakanan adalah sinyal speech. Karakteristik yang dimiliki
Berdasarkan hasil praktikum sebelumnya diketahui sinyal informasi speech dan sinyal AM sama seperti percobaan
bahwa nilai amplitudo dari sinyal sin 2kHz adalah 2 V-pp, sebelumnya yang menggunakan sinyal sin 2kHz yaitu sifat
ketika dihubungkan dengan input adder dihasilkan sinyal seolah – olah sinyal termodulasi amplitudo. Pada gambar 3
dengan amplitudo 1 V-pp. Kemudian sinyal memiliki nilai
tidak terlihat dengan jelas akibat praktikan lupa melakukan Sesuai dengan pernyataan percobaan sebelumnya bahwa
konfigurasi besaran div. sifat sinyal seolah – olah sinyal termodulasi amplitudo, pada
gambar 4 dan 5 merupakan contoh pembuktiannya dengan
mengatur nilai G modul adder. Tetapi terdapat masalah pada
kedua gambar tersebut dimana terjadi yang namanya distorsi
saat gain yang diberikan maksimum (gambar 5) dan saat gain
yang diberikan minimum. Hal ini terjadi karena faktor indeks
modulasi. Fenomena ini biasa disebut dengan over-modulation.
Indeks modulasi merupakan faktor terjadinya gangguan
pada sinyal/over-modulation. Berdasarkan teori bahwa nilai
indeks M yang baik (tidak menghasilkan distorsi/over-
modulation) adalah nilai 0 hingga 1, lebih atau kurang dari nilai
yang ditentukan maka sinyal dapat mengalami gangguan. Pada
tabel 1 merupakan hasil perhitungan dari sinyal gambar 2 yang
menunjukkan bahwa indeks modulasi yang didapatkan adalah
0,567 dimana menunjukkan sinyal aman dari gangguan.

Gambar 8 Sinyal Ketika Kontrol G Minimum


V. KESIMPULAN
Pada praktikum dihasilkan bahwa sinyal AM atau sinyal
amplitude modulation dapat mengirimkan pesan. Konsep
pengiriman pada sinyal AM adalah dengan melakukan
“penumpangan” sinyal pesan frekuensi rendah terhadap sinyal
carrier frekuensi tinggi. Sinyal AM sendiri memiliki ketentuan
agar sinyal terhidar dari yang namanya distorsi akibat
overmodulasi yaitu dengan menggunakan ketentuan indeks
modulasi. Indeks modulasi memiliki rentang nilai dari 0 hingga
1 agar tidak terjadi yang namanya overmodulasi.
DAFTAR PUSTAKA
[1] M. . Susmini I. Lestariningati, “Komunikasi Data
(Program Studi Teknik Komputer),” Andi, vol. 9, no. 1,
p. 496, 2008.
[2] K. Khairunnisa, “Analisis Dan Simulasi Spektrum
Gambar 9 Sinyal Ketika Kontrol G Maksimum Sinyal AM Dengan Menggunakan Matlab,” J.
ELTIKOM, vol. 1, no. 1, pp. 47–55, 2017, doi:
Tabel 1 Hasil Pengamatan Indeks Modulasi
10.31961/eltikom.v1i1.13.

Dimensi P (V) Dimensi Q (V) Indeks M [3] S. Lestari, “Perancangan Simulator Modulasi AM
(Amplitude Modulation) Berbasis GUI,” Pap. Knowl. .
3,062 0,846 0,567
Towar. a Media Hist. Doc., pp. 5–35, 2017, [Online].
Available: https://eprints.polsri.ac.id/id/eprint/4696
Laporan Praktikum Sistem Telekomunikasi
Modul IV – AM Demodulation
Kern Cesarean Ahnaf / 20524086
Asisten: Muhammad Panji Nugroho
Tanggal praktikum: 20 Maret 2023
20524086@students.uii.ac.id
Teknik Elektro – Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

Abstrak—Sinyal AM yang biasa dimanfaatkan untuk gambar 1. Nantinya hasil percobaan dapat menjawab pertanyaan
mengirimkan sinyal pesan biasanya harus di “ambil” kembali 1.
pesan didalamnya. Pengambilan pesan biasanya terjadi pada
perangkat penerima. Pengambilan pesan ini biasa disebut dengan
demodulasi sinyal AM. Tujuan dilakukannya praktikum ini
adalah dapat melakukan secara real mengenai konsep dari
demodulasi terhadap sinyal AM. Praktikum ini berfokus pada
metode demodulasi sinyal amplitude modulation. Hasil praktikum
membuktikan bahwa sinyal AM dapat dilakukan pengambilan
pesan asli dengan cara melakukan demodulasi sinyal AM.

Kata kumci— Sistem Telekomunikasi; sinyal AM; rectifier.

I. PENDAHULUAN
Seperti yang diketahui bahwa salah satu jenis modulasi
yang umum digunakan dalam melakukan transmisi sinyal pesan
adalah sinyal AM. Untuk mengembalikan sinyal AM menjadi Gambar 1 Rangkaian Pertama
sinyal pesan asli dibutuhkan suatu konsep yang biasanya disebut
dengan demodulasi. Sesuai namanya demodulasi berarti Kemudian pada percobaan kedua dilakukan pengamatan
melakukan perubahan dari sinyal AM menjadi sinyal pesan asli. terhadap nilai amplitude sinyal pesan dan demodulasinya.
Dalam melakukan demodulasi sinyal AM, dibutuhkan yang Dilakukan pengubahan nilai G adder, hasil dari percobaan ini
namanya envelope sebagai “pembaca” pesan dalam sinyal dapat menjawab pertanyaan 2, 3, dan 4.
AM[1]. Percobaan keempat sama seperti percobaan pertama gambar
Berdasarkan materi paragraf diatas dapat dijadikan bahan 1, hanya saja dibedakan input pesan aslinya. Pesan asli pada
pengantar materi praktikum modul keempat ini. Praktikum percobaan ini menggunakan sinyal speech. Nantinya dilakukan
dilaksanakan dengan tujuan dapat menambah kemampuan demodulasi pada sinyal AM speech dan dapat menjawab
secara konsep maupun praktik mengenai metode demodulasi pertanyaan 5.
sinyal amplitude modulation. Seluruh kegiatan praktikum akan Percobaan terakhir adalah proses matematika demodulasi.
dianalisis serta dilampirkan pada laporan. Dilakukan rangkaian gambar 2. Nantinya dapat terlihat masing
– masing keluaran rangkaian rectifier dan RC LPF sehingga
II. TINJAUAN PUSTAKA dapat dianalisis proses demodulasi secara matematis/teori.
A. Demodulasi Sinyal AM
Demodulasi sinyal merupakan proses pengembalian pesan
asli dari sinyal AM[2]. Proses ini lazim terjadi pada penerima
pesan. Dibutuhkan yang namanya envelope detector untuk
melakukan pengambilan pesan asli dari sinyal AM.
Dikarenakan bentuk envelope yang identik dengan pesan asli
nantinya RC LPF akan mengikuti sinyal pesan sehingga akan
sama dengan sinyal pesan asli[3].
III. LANGKAH PRAKTIKUM
Praktikum diawali dengan melakukan modulasi AM seperti
modul sinyal AM. Setelah tampak sinyal AM maka dilakukan
penyusunan rangkaian demodulasi dengan menggunakan modul
rectifier dan RC LPF. Kedua modul ini dirangkai sesuai dengan Gambar 2 Rangkaian Kedua
IV. HASIL DAN ANALISIS

Gambar 5 Sinyal Pesan dan Demodulasinya dengan Nilai G


Gambar 3 Sinyal Sinyal 2kHz AM Minimum

Pada gambar 1 merupakan hasil sinyal AM dari sinyal


sin 2kHz. Ketika dilakukan perhitungan indeks modulasinya
didapatkan nilai sebesar 0,516 yang menunjukkan sinyal aman
dari gangguan.

Gambar 6 Sinyal Pesan dan Demodulasinya dengan Nilai G


Maksimum

Gambar 4 Sinyal 2kHz AM Terdemodulasi Pada gambar 3 dan 4 merupakan sinyal pesan dan
demodulasinya ketika nilai G dilakukan konfigurasi. Ketika
Pada gambar 2 merupakan hasil demodulasi dari sinyal
nilai G diberikan maksimum maka semakin besar amplitudo
pesan 2kHz. Sinyal hasil demodulasi mengalami pemotongan
sinyal terdemodulasinya, sebaliknya ketika nilai G diberikan
nilai tengah sinyal AM oleh modul rectifier sehingga hanya
minimum maka semakin kecil amplitudo sinyal
setengah sisi envelope yang dilewatkan. Sinyal pesan
terdemodulasinya. Hal ini dikarenakan oleh pembacaan
demodulasi terlihat tidak selengkap grafik pesan asli, tetapi
envelope yang mengikuti nilai amplitudo sinyal AM. Sinyal
pesan demodulasi sudah dikatakan mendekati pesan aslinya.
AM membesar maka pembacaan amplitudo AM demodulasi
membesar dan sebaliknya sinyal AM mengecil maka
pembacaan amplitudo AM demodulasi mengecil.
Saat nilai G yang diberikan maksimum terlihat bahwa
sinyal mengalami over-modulation. Over-modulation sendiri
terjadi akibat nilai indeks modulasi yang berlebih (melebihi
nilai 1). Over-modulation terjadi akibat amplitudo V
demodulasi lebih tinggi dibandingkan amplitudo V carrier
sehingga muncul distorsi.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum didapatkan bahwa proses
demodulasi dapat dilakukan pada sinyal AM dengan cara
menggunakan envelope detector. Keluaran yang dihasilkan
oleh modul rectifier dan RC LPF membuktikan bahwa pesan
asli dan pesan yang diterima sama. Hal ini menunjukkan proses
demodulasi bisa terjadi pada sinyal AM.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Nimasrayun, “Jbptunikompp-Gdl-Nimasrayun-27125-
5- Unikom_N-I.Pdf,” J. Chem. Inf. Model., vol. 53, no.
9, pp. 1689–1699, 2013, [Online]. Available:
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/543/jbptunikompp-
gdl-nimasrayun-27125-5-unikom_n-i.pdf
Gambar 7 Sinyal Speech AM Terdemodulasi
[2] A. Halomoan, Y. S. Rohmah, and S. Aulia,
Pada gambar 5 menunjukkan sinyal pesan berupa speech “Perancangan Simulator Modulasi dan Demodulasi
yang dilakukan demodulasi. Hasil dari percobaan ini sama AM Pada Kanal AWGN Dan Rayleigh,” e-Proceeding
dengan percobaan kedua yaitu pembacaan envelope sinyal Appl. Sci., vol. 4, no. 3, p. 2753, 2018.
pesan demodulasi terlihat tidak selengkap grafik pesan asli,
tetapi pesan demodulasi sudah dikatakan mendekati pesan [3] I. M. S. Wiryawan, Y. S. Rohmah, and A. D. Pambudi,
aslinya dimana sinyal pesan berupa speech. “Perancangan Simulator Modulasi dan Demodulasi FM
Pengaruh gain pada modul buffer yaitu dapat mengatur Menggunakan LabVIEW,” e-Proceeding Appl. Sci.,
besaran amplitudo sinyal. Ketika nilai g buffer diberikan vol. 1, no. 2, pp. 1–6, 2015.
maksimum maka amplitudo akan membesar, sebaliknya ketika
nilai g buffer diberikan minimum maka amplitudo akan
mengecil.
Laporan Praktikum Sistem Telekomunikasi
Modul V – DSBSC Modulation
Kern Cesarean Ahnaf / 20524086
Asisten: Muhammad Panji Nugroho
Tanggal praktikum: 20 Maret 2023
20524086@students.uii.ac.id
Teknik Elektro – Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

Abstrak—Sinyal double-sideband suppressed-carrier atau


dering disebut dengann sinyal DSBSC merupakan sinyal AM yang
mengalami modifikasi. Sinyal DSBSC dikatakan lebih baik
peformanya dibandingkan dengan sinyal AM normal. Dikatakan
seperti itu karena pada sinyal ini frekuensi carrier tidak diikut
sertakan sehingga dapat menghemat daya. Tujuan dilakukannya
praktikum ini adalah dapat melakukan secara real mengenai
Gambar 1 Sinyal DSBSC
konsep dari sinyal DSBSC. Praktikum ini berfokus pada sinyal
double-sideband suppressed-carrier mengenai pembentukan III. LANGKAH PRAKTIKUM
hingga gangguan yang terjadi pada sinyal. Hasil praktikum
membuktikan bahwa sinyal double-sideband suppressed-carrier Praktikum diawali dengan membentuk sinyal DSBSC.
merupakan sinyal yang dapat mentransmisikan sinyal pesan Dilakukan konfigurasi seperti pada gambar 2 dan ketentuan
menuju penerima lebih baik dibandingkan dengan sinyal AM berdasarkan lembar kerja. Hasil yang ditujukkan tampilan
normalnya. osiloskop dapat menjawab pertanyaan 1, 2, 3, dan 4.
Kata kumci— Sistem telekomunikasi; sinyal DSBSC; distorsi.

I. PENDAHULUAN
Sinyal DSBSC merupakan sinyal “terbaru” pada sinyal
AM normalnya. Sinyal DSBSC sendiri memiliki peforma yang
lebih baik dari pada sinyal AM normal sehingga dikatakan
“sinyal AM terbaru”[1]. Konsepnya sama dengan sinyal AM
normal, hanya saja pada sinyal DSBSC tidak mengikutsertakan
frekuensi tinggi carriernya. Hal ini mengakibatkan tidak
perlunya daya yang besar dalam proses transmisi sehingga
sinyal DSBSC jauh lebih hemat daya dibandingkan dengan
sinyal AM normal[2].
Berdasarkan materi paragraf diatas dapat dijadikan bahan Gambar 2 Rangkaian Pertama
pengantar materi praktikum modul kelima ini. Praktikum Pada percobaan kedua sama seperti percobaan pertama,
dilaksanakan dengan tujuan dapat menambah kemampuan hanya saja dilakukan dengan input modul speech. Nantinya hasil
secara konsep maupun praktik mengenai sinyal DSBSC atau percobaan dapat menjawa pertanyaan 5.
double-sideband suppressed-carrier. Seluruh kegiatan
praktikum akan dianalisis serta dilampirkan pada laporan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sinyal DSBSC atau Double-Sideband Suppressed-
Carrier[3]
Sinyal DSBSC adalah sinyal yang memiliki kemampuan
menghemat daya dibandingkan dengan sinyal AM sehingga
dikatakan lebih baik dibandingkan sinyal AM.

Gambar 3 Rangkaian Kedua

Pada percobaan terakhir dilakukan indeks modulasi.


Dilakukan konfigurasi rangkaian seperti pada gambar 3 dan
ketentuan berdasarkan lembar kerja. Hasil yang ditujukkan
tampilan osiloskop dapat menjawab pertanyaan 6 dan 7
mengenai gangguan sinyal DSBSC.

Gambar 4 Rangkaian Ketiga Gambar 6 Sinyal Informasi Speech(Merah) dan Sinyal DSBSC (Biru)

IV. HASIL DAN ANALISIS Pada gambar 2 merupakan sinyal DSBSC dari sinyal
informasi speech. Jika dilihat dapat dikatakan bahwa sinyal
yang ditampilkan sudah menggambarkan bentuk sinyal
informasi.

Gambar 5 Sinyal Informasi Sin 2kHz (Merah) dan Sinyal DSBSC


(Biru)

Pada gambar 1 merupakan sinyal DSBSC dari sinyal


informasi sin 2kHz. Terdapat ciri yang menunjukkan sinyal
Gambar 7 Sinyal dengan Nilai Gain Buffer Minimum
tersebut adalah sinyal DSBSC yaitu pada envelope separuhnya
memiliki bentuk yang sama dengan sinyal informasi.
Berdasarkan teori sinyal DSBSC terbentuk lebih dari 1
sinyal, pada percobaan kali ini salah satu sinyal didalam sinyal
DSBSC adalah sinyal 2kHz yang merupakan sinyal informasi.
Sinyal lainnya didalam DSBSC adalah sinyal sin 100kHz
sebagai carrier.
Sinyal DSBSC dikatakan lebih baik dibandingkan
dengan sinyal AM karena sinyal sin carriernya dapat
dihilangkan/tidak dikirim sehingga dapat menghemat daya.

Gambar 8 Sinyal dengan Nilai Gain Buffer Maksimum

Pada gambar 3 dan 4 dilakukan variasi konfigurasi nilai


gain buffer. Ketika nilai gain buffer divariasikan muncul suatu
karakteristik pada bentuk sinyal. Karakteristik tersebut yaitu
ketika dilakukan pengaturan nilai gain buffer hanya
mempengaruhi dimensi dari P (indeks modulasi rumus),
sedangkan dimensi dari Q relatif sama. Berdasarkan teori
bahwa indeks modulasi berfungsi untuk menghitung daya
carrier, sedangkan sinyal DSBSC tidak memiliki carrier sinyal AM. Sinyal dikatakan lebih baik karena terbukti lebih
sehingga tidak perlu memikirkan indeks modulasi. menghemat daya dibandingkan sinyal AM. Sinyal DSBSC
dapat menghilangkan frekuensi tinggi dari sinyal carrier
sehingga dapat menghemat dayanya. Pada sinyal DSBSC tidak
harus memperhatikan indeks m karena tidak ada frekuensi
sinyal carriernya. Tapi perlu diperhatikan dalam memberikan
nilai modulasi agar tidak terjadi yang namanya efek overload.
DAFTAR PUSTAKA
[1] A. Halomoan, Y. S. Rohmah, and S. Aulia,
“Perancangan Simulator Modulasi dan Demodulasi
AM Pada Kanal AWGN Dan Rayleigh,” e-Proceeding
Appl. Sci., vol. 4, no. 3, p. 2753, 2018.
[2] Y. Budiaman, “MODULASI AM, DSB, SSB dan
DEMODULASI AMPLITUDO,” Docplayer.Info, pp.
1–27, 2018, [Online]. Available:
Gambar 9 Sinyal dengan Nilai Tengah Gain Buffer
https://docplayer.info/70942144-Modulasi-am-dsb-
Walaupun indeks modulasi tidak perlu diperhatikan ssb-dan-demodulasi-amplitudo.html
pada sinyal DSBSC tetapi terdapat yang namanya efek [3] N. Made Mecky Iswaranto, D. Suryadi, N.
overload. Overload terjadi saat perbesaran modulasi terlalu Tjahjamooniarsih, J. Marpaung, and J. Teknik Elektro,
besar sehingga muncul distorsi seperti pada contoh gambar 5. “Rancang Bangun Modulasi Am Dsb Sc Dan
V. KESIMPULAN Pembangkit Gelombang Si5351 Sebagai Kit Praktikum
Elektronika Telekomunikasi,” 2019.
Hasil Praktikum menunjukkan bahwa sinyal DSBSC dapat
mentransmisikan sinyal pesan lebih baik dibandingkan dari
Laporan Praktikum Sistem Telekomunikasi
Modul VI – DSBSC Demodulation
Kern Cesarean Ahnaf / 20524086
Asisten: Muhammad Panji Nugroho
Tanggal praktikum: 20 Maret 2023
20524086@students.uii.ac.id
Teknik Elektro – Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

Abstrak—Bagaikan sinyal AM, sinyal DSBSC juga harus konfigurasi sesuai dengan yang diminta pada lembar kerja.
diambil kembali pesan aslinya dari modulasi DSBSC. Nantinya hasil dari percobaan dapat menjawab pertanyaan 1.
Pengambilan pesan asli ini biasa disebut dengan demodulisasi.
Sinyal DSBSC didemodulisasi dengan konsep product detector.
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah dapat melakukan
secara real mengenai konsep dari demodulasi terhadap sinyal
DSBSC. Praktikum ini berfokus pada metode demodulasi sinyal
double-sideband suppressed-carrier. Hasil praktikum
membuktikan bahwa sinyal DSBSC dapat dilakukan
pengambilan pesan asli dengan cara melakukan demodulasi sinyal
DSBSC.

Kata kumci— Sistem telekomunikasi; sinyal DSBSC; distorsi.


Gambar 1 Rangkaian Pertama
I. PENDAHULUAN
Percobaan selanjutnya yaitu melakukan analisis terhadap
Pada sinyal DSBSC juga perlu dilakukan yang namanya sinyal pesan terdemodulisasi. Disusun rangkaian seperti pada
demodulisasi. Demodulisasi sendiri berfungsi untuk melakukan gambar 2 dan melakukan variasi terhadap nilai gain buffer.
pengambilan pesan asli pada modulisasi sinyal DSBSC[1]. Lakukan analisis terhadap hasil percobaan serta jawab
Proses ini dilakukan pada perangkat penerima. Demodulisasi pertanyaan 2 dan 3.
pada sinyal DSBSC sendiri hampir mirip dengan demodulisasi
sinyal AM, tetapi tidak menggunakan envelope detector
melainkan menggunakan product detector[2].
Berdasarkan materi paragraf diatas dapat dijadikan bahan
pengantar materi praktikum modul keenam ini. Praktikum
dilaksanakan dengan tujuan dapat menambah kemampuan
secara konsep maupun praktik mengenai metode demodulasi
sinyal double-sideband suppressed-carrier. Seluruh kegiatan
praktikum akan dianalisis serta dilampirkan pada laporan.
Gambar 2 Rangkaian Kedua
II. TINJAUAN PUSTAKA
Percobaan ketiga sama seperti percobaan kedua, hanya saja
A. Demodulisasi Sinyal DSBSC[3]
inputan sinyal pesan berupa sinyal speech. Dilakukan rangkaian
Demodulasi sinyal adalah sinyal pesan yang dikembalikan seperti pada gambar 3, seluruh perlakuan sama diberikan pada
dari sinyal modulisasinya. Biasanya proses ini dilakukan pada modul speech. Nantinya hasil percobaan dapat menjawab
tahap penerimaan pesan. Pada sinyal DSBSC diperlukan yang pertanyaan 4.
namanya product detector yang berfungsi sebagai
“penerjemah” pesan asli dari sinyal DSBSC.
III. LANGKAH PRAKTIKUM
Praktikum diawali dengan membentuk suatu sinyal DSBSC
sesuai dengan modul praktikum sinyal DSBSC. Sinyal ini
nantinya akan digunakan sebagai contoh dalam proses
demodulisasi. Analisis keluaran sinyal DSBSC yang sudah
dibentuk.
Kemudian dilakukan proses demodulisasi dengan product
detector dengan rangkaian pada gambar 1. Dilakukan juga
Gambar 3 Rangkaian Ketiga
Gambar 6 Sinyal Sin 2kHz DSBSC Terdemodulasi
Percobaan terakhir adalah carrier synchronization dimana
rangkaian sesuai dengan gambar 4. Dilakukan pengubahan nilai Pada gambar 2 menunjukkan hasil sinyal DSBSC
bervariasi pada phase adjust. Hasil percobaan ini dapat terdemodulasi. Pada DSBSC proses demodulasi bukan
menjawab pertanyaan 5 dan 6 pada lembar kerja. menggunakan envelope melainkan product detector.
Digunakan product detector karena bentuk envelope sinyal
termodulasi tidak menyerupai pesan asli sehingga envelope
tidak dapat mendeteksi sinyal pesan, harus menggunakan
product detector.

Gambar 4 Rangkaian Keempat

IV. HASIL DAN ANALISIS

Gambar 7 Sinyal Sin 2kHz DSBSC Demodulasi Gain Buffer


Minimum

Gambar 5 Sinyal Sin 2kHz DSBSC

Pada gambar 1 merupakan sinyal DSBSC yang


dibangkitkan dengan sinyal pesan berupa sinyal sin 2kHz dan
sinyal carrier berupa sinyal sin 100kHz.

Gambar 8 Sinyal Sin 2kHz DSBSC Demodulasi Gain Buffer


Maksimum

Pada gambar 3 dan 4 menunjukkan pengaruh dari gain


buffer. Ketika gain buffer diberikan nilai maksimum maka
amplitudo kedua sinyal akan naik dan sebaliknya ketika gain
buffer diberikan nilai minimum maka amplitudo kedua sinyal
akan turun. Apabila nilai gain buffer diberikan terlalu besar
maka akan memunculkan distorsi pada sinyal yang biasa
disebut dengan overmodulation.

Gambar 11 Carrier Synchronization

Pada gambar 7 merupakan percobaan pengaruh


memutar phase shifter. Ketika phase adjust diputar minimum
maka output memiliki sinyal amplitude yang lebih besar. Hal
Gambar 9 Sinyal Speech DSBSC Demodulasi Gain Buffer Minimum tersebut terjadi akibat tidak terdapat phase error sehingga sinyal
saling menguatkan satu sama lain. Ketika phase adjust diputar
maksimum maka output memiliki sinyal amplitude yang lebih
kecil, bahkan memiliki nilai 0. Hal tersebut terjadi akibat
terdapat phase error sebesar 1800 sehingga sinyal saling
menghilangkan satu sama lain.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum didapatkan bahwa proses
demodulasi dapat dilakukan pada sinyal DSBSC dengan cara
menggunakan product detector. Hal ini menunjukkan proses
demodulasi bisa terjadi pada sinyal DSBSC.
DAFTAR PUSTAKA
[1] P. S. T. TELEKOMUNIKASI, S. T. E. D.
INFORMATIKA, and I. T. BANDUNG, “Program
Gambar 10 Sinyal Speech DSBSC Demodulasi Gain Buffer Studi Teknik Telekomunikasi,” Petunjuk Pelaks. Prakt.
Maksimum
Prakt. Tek. Telekomun. 3 3100 Progr., no. September,
Pada gambar 5 dan 6 merupakan percobaan yang sama pp. 3–8, 2017.
dengan gambar 3 dan 4 yaitu menunjukkan pengaruh dari gain
[2] Y. Budiaman, “MODULASI AM, DSB, SSB dan
buffer. Ketika gain buffer diberikan nilai maksimum maka
DEMODULASI AMPLITUDO,” Docplayer.Info, pp.
amplitudo kedua sinyal akan naik dan sebaliknya ketika gain
1–27, 2018, [Online]. Available:
buffer diberikan nilai minimum maka amplitudo kedua sinyal
https://docplayer.info/70942144-Modulasi-am-dsb-
akan turun. Apabila nilai gain buffer diberikan terlalu besar
ssb-dan-demodulasi-amplitudo.html
maka akan memunculkan distorsi pada sinyal yang biasa
disebut dengan overmodulation [3] A. Halomoan, Y. S. Rohmah, and S. Aulia,
“Perancangan Simulator Modulasi dan Demodulasi
AM Pada Kanal AWGN Dan Rayleigh,” e-Proceeding
Appl. Sci., vol. 4, no. 3, p. 2753, 2018.

Anda mungkin juga menyukai