I. TUJUAN PERCOBAAN
Ketetapan hasil analisa kimia sangat tergantung pada mutu alat dan bahan
kimia dan yang dipergunakan, disamping pelaksanaan tentang dasar-dasar analisa
yang sedang dikerjakan serta kecermatan dan ketelitian kerjanya sendiri. Analisa
kimia menentukan macam, struktur, dan jumlah zat, maka setiap cabang kegiatan
manusia yang menyangkut materi, baik langsung atau tidak langsung memerlukan
suatu analisa kimia. Ketelitian dalam analisa kerja praktikum sangat diperlukan
untuk dapat membantu lancarnya aktifitas kerja dalam praktikum (Harjadi, 1990).
Sebelum kita memulai praktikum hendaknya bersihkan peralatan gelas
dengan sabun dan air keran. Gunakan sikat yang sesuai dalam hal ukuran dan
kehalusan. Bilas peralatan mula-mula dengan air keran, kemudian satu atau dua
kali dengan aquades. Kadang kala pipet atau buret perlu direndam beberapa lama
dalam air sabun dan K2Cr2O7 dan H2SO4 bila kotoran sulit dihilangkan. Baliklah
peralatan gelas yang bersih diatas serbet. Jangan mengeringkan peralatan gelas
yang ditera dalam oven atau api langsung. Bilaslah dengan pelarut atau larutan
yang digunakan (Underwood, 1998).
Bahan kimia untuk kepentingan laboraturium ada bermacam-macam jenis. Di
dalam dunia perdagangan, berdasarkan atas kegunaannya, dikenal jenis-jenis
bahan kimia dengan nama-nama sebagai berikut :
1. Sufrafur
2. Tritiplex
3. Uvasol
4. Guaranted Reagent
5. Fotopur
6. Selectipur
7. Produk for Synthesis
Berdasarkan atas perubahan wujudnya, bahan kimia dapat digolongkan
menjadi tiga kelompok besar, yaitu antara lain :
1. Bahan Kimia Berbentuk Padat
2. Bahan Kimia Berbentuk Cair
3. Bahan Kimia Berbentuk Gas
(Rohaman, 2002).
A. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes,
labu takar gelas beker, erlemeyer, buret, corong, pipet gondok dan propipet,
mortar dan portar, gelas arloji, desikator, neraca analisis, pengaduk, lemari
asam.
B. Bahan
A. Alat-alat Laboratorium
1. Pembakar gas
- Diteliti dan ditaruh di atas sekeping asbes
- Diletakan dengan jarak yang cukup jauh
- Dinyalakan dengan menggunakan korek
2. Alat Gelas
- Dicuci sebelum digunakan
- Dibilas dengan akuades agar steril
3. Penyaringan
- Diambil 5 ml larutan dalam tabung reaksi
- Ditambahkan larutan asam sulfat 0,1 M
- Diamati endapan yang terjadi
- Dicatat warna endapan yang terjadi
- Diambil dan ditimbang dengan neraca analitis
- Dioven endapan bersama kertas saring sampai kering
- Ditimbang lagi kertas saring bersama dengan endapan
- Dicatat hal yang terjadi
B. Bahan-bahan Kimia
A. Hasil
.
5. Labu ukur (labu takar) Alat ini terbuat dari bahan kaca,
digunakan untuk membuat larutan
dengan volume setepat-tepatnya,
digunakan juga untuk pengenceran
sampai volume tertentu.
27. Lumpang dan alu Alat ini terbuat dari bahan porselin,
digunakan untuk menghancurkan
dan menghaluskan zat padat sesuai
dengan keperluan.
29. Rak tabung reaksi Alat ini biasanya terbuat dari kayu
atau plastik, digunakan untuk
menyimpan tabung reaksi.
B.Pembahasan Alat
1. Alat-alat pemanasan
a. Pembakar gas
Terdiri dari pipa pemasuk gas, lubang pemasuk udara, dan pipa
pencampur gas dan udara.
b. Kaki tiga
Digunakan sebagai tungku, diatasnya terletak wadah bahan-bahan yang
dipanaskan.
c. Segitiga porselin
Digunakan sebagai alat penopang wadah yang akan dipanaskan diatas
kaki tiga.
d. Gegep (penjepit)
Digunakan untuk membantu mengambil alat-alat yang tidak boleh
diambil dengan tangan.
e. Cawan porselin (Crucible)
Digunakan mereaksi zat dalam suhu tinggi, mengabukan kertas saring,
menguraikan endapan.
f. Pinggan porselin (Evaporating Dish)
Digunakan untuk menguapkan / mereaksikan larutan / sehingga lebih
pekat atau menjadi lebih kering dan mengkristalkan zat dan untuk
menyublimkan zat.
2. Alat-alat gelas
a. Gelas ukur
Digunnakan untuk mengukur voume zat kimia cair. Gelas ini berskala
dan terdiri dari bermacam-macam ukuran. Tidak boleh digunakan untuk
mengukur pelarut panas.
b. Pipet ukur yang terdiri dari pipet gondok dan pipet Mohr
- Pipet gondok terbuat bari gelas, tengahnya membesar ujungnya
meruncing. Dipakai untuk mengambil larutan dengan volume tertentu
dengan tepat.
- Pipet Mohr, pipet yang dibubuhi skala mirip buret dan digunakan
untuk mengukur volume larutan lebih tepat daripada gelas ukur.
c. Buret
Terbuat dari gelas berskala dan memiliki kran. Untuk melakukan titrasi,
larutan dikeluarkan sedikit-demi sedikit dari kran. Volume dapat dilihat dari
skala. Untuk menggunakannya buret dicuci 2 kali dengan larutan yang akan
diisikan dan untuk titrasi dilakukan minimal 3 kali , hasilnya adalah rata-
ratanya.
d. Labu ukur
Digunakan untuk membuat larutan standar atau larutan tertentu secepat-
cepatnya.
5. Alat lain
a. Pengaduk gelas
Alat ini terbuat dari kaca. Dipakai untuk mengambil suatu serta berguna
untuk membantu pencampuran larutan.
b. Gelas arloji
Terbuat dari gelas, berguna untuk alas dan menimbang zat kristal, untuk
menutup bejan saat pemanasan dan untuk menguapkan cairan.
c. Corong
Terbuat dari gelas, untuk membantu memasukkan larutan cair ketempat
yang sempit.
d. Botol semprot
Digunakan untuk membersihkan dinding bejana dari sisa-sisa endapan,
mengeluarkan air / cairan dalam jumlah terbatas, dan tempat menyimpan air .
e. Eksikator
Digunakan untuk menyimpan zat agar tetap kering atau untuk
mengeringkan zat.
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Mengeringkan alat-alat, setelah dicuci diletakkan terbalik, hanya bagian
luar yang dilap,bagian lain tidak boleh dilap. Apabia perlu cepat kering alat
dipanaskan sedikit.
2. Menuang cairan dari botol yang beretiket ; etiket dipegang menghadap
telapak tangan dan cairan dialirkan dari sisi yang berjauhan dengan etiket
jadi isi botol dapat selalu diketahui dengan mudah.
C. Pembahasan Bahan
a. Nitrat
No. Langkah Percobaan Hasil Pengamatan
1. Dipelajari warna kation dan kelarutan Putih-jernih, larut
senyawa NaNO3
2. Ba(NO3)2 Putih-jernih, larut
3. Co(NO3)2 Merah-merah jernih,
larut
4. AgNO3 Putih-putih jernih, larut
b. Sulfat
No. Langkah Percobaan Hasil Pengamatan
1. Dipelajari warna kation dan kelarutan Putih - putih jernih, larut
senyawa NaSO4
2. MgSO4 Putih - putih jernih, larut
3. FeSO4 Hijau – jernih, larut
4. CuSO4 Biru pekat - biru bening,
larut
c. Klorida
No. Langkah Percobaan Hasil Pengamatan
1. Dipelajari warna kation dan kelarutan Putih - putih jernih, larut
senyawa NaCl
2. KCl Putih - putih jernih, larut
3. MgCl2 Putih - putih jernih, larut
4. NH4Cl2 Putih - putih jernih, larut
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A. Jr. And A.L. Underwood. 1998. Kimia Analisis Kuantitatif. Edisi
Revisi, Terjemahan R. Soendoro dkk. Erlangga. Jakarta.
Rohaman, Taifiqur. 1998, Penanganan Bahan Kimia Dengan Alat Gelas Kimia
Serta Penanganan Korban Akibat Kontak Dengan Bahan Kimia, makalah
Seminar pada Pelatihan Dosen Biokomia di UVAYA, Banjarbaru/
PERCOBAAN III
PENGENALAN INDIKATOR
I. TUJUAN PERCOBAAN
Ka=[H3O+] [ln-]
[Hln]
Indikator yang baik harus memenuhi beberapa syarat seperti dibawah ini :
1. indikator harus lebih lemah dari asam atau basa analit, sehingga indicator
akan bereaksi terakhir denagn titran.
2. jumlah indikator yang ditambahkan harus jauh lebih kecil dibandingkan
dengan jumlah analit, sehingga tidak memerlukan jumlah yang besar dalam
proses memberikan indikasi atau perubahan warna.
3. indikator harus berwarna sangat jelas, sehingga hanya diperlukan beberapa
tetes titran larutan encer unutk menghasilkan warna yang mudah diamati
oleh mata(Harjadi, 1990).
Pemilihan indikator yang benar berdasarkan pada perubahan pH larutan
contoh yang terjadi pada saat titrasi menggunakan larutan standar. Sebagai
contoh, indikator Brom Cresol Green dalam konmdisi tak terionkan berwarna
biru.
Rentang perubahan pH yang menimbulkan perubahan warna yang jelas
harus diketahui. Pada titrasi larutan asam dan basa, indicator yang sering
digunakan didasarkan pada perubahan pH larutan yang terjadi, antara lain :
1. Asam kuat dengan basa kuat, dapat menggunakan beberapa indicator
2. asam kuat dengan basa lemah, dapat menggunakan indikator metil orange
3. asam lemah dengan basa kuat, dapat menggunakan indicator
phenolphthalein
4. asam lemah dengan basa lemah, tidak ada indicator yang memenuhi,
karena merupakan system buffer, maka analisis disarankan secara
potensiometri.
Terkadang dalam suatu proses titrasi dapat digunakan indicator ganda yang
merupakan gabungan beberapa indicator. Keuntungan dari indicator ini adalah
mempunyai batas titik akhir titrasi sangat jelas. Salah satu jenis indicator ini
adalah indicator universal atau lebih dikenal denag indicator bogen. Beberapa
perubahan indicator warna indicator dan rentang pH indicator terlihat pada label
berikut ini :
Table perubahan warna indicator, rentang pH indicator pH kritis :
No Indikator Perubahan Rentang pH pH kritis
warna asam
basa
1 Timol blue Merah-kuning 1,2-2,8 1,9
2 Jingga metil Merah-jingga 3,1-4,4 3,7
3 Biru brom Kuning-violet 3,0-4,6 4,0
fenoll
4 Hijau brom Kuning-biru 3,9-5,4 4,6
kresol
VI. KESIMPULAN
2. Indikator harus lebih lemah dari asam atau basa analit, jumlah
indikator yang ditambahkan harus jauh lebih kecil dibandingkan dengan
jumlah analit, indikator harus jelas warnanya.
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A. Jr and A.L. Underwood, 1998. Kimia Analisa Kuantitatif. Edisi
revisi, Tejemahan R. Soendoro dkk. Penerbit Erlangga. Jakarta