Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

BIOETIK
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Keperawatan
Dosen Pembimbing : Ns.Nanang Khosim A , M.Kep.

Disusun Oleh :

1. Della Hayuningtyas (20101440118023)


2. Hasyim Budi Suarso (20101440118033)
3. Mardianti’ Aini (20101440118043)
4. Maskur (20101440118045)
5. Mita Wulansari (20101440118048)

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


AKPER KESDAM IV/DIPONEGORO
SEMARANG
2019/2020

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
BAB II TINJAUAN TEORI 2
A. Pengertian Bioetik 2
B. Isu Bioetik dalam Keperawatan 3
C. Nilai-nilai Pribadi dan Praktik Profesional 3
D. Masalah dalam Bioetik 4
E. Permasalahan Etika dalam Praktik Keperawatan 5
F. Permasalahan Dasar Etika Keperawatan 5
BAB III PENUTUP 7
Kesimpulan7
DAFTAR PUSTAKA 8

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang
garap pada kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan
kepada individu yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan
fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu yang mengatur hubungan antara
peraat pasien adalah pasien. Istilah etika dan moral sering digunakan secara
bergantian.
Bioetik adalah etika yang menyangkut kehidupan dalam lingkungan
tertentu atau etika yang berkaitan dengan pendekatan terhadap asuhan
kesehatan.Bioetik adalah studi tentangisu etika dalam pelayanan kesehatan.
Dalam pelaksanaannya etika keperawatan mengacu pada bioetik
sebaagaimana tercantum dalam sumpah janji profesi keperawatan dan kode
etik profesi keperawatan.

1.2 Tujuan :
1. Untuk memenuhi tugas keperawatan dasar tentang bioetika
2. Untuk mengetahui dan memahami serta menambah wawasan tentang
bioetik
3. Untuk mengetahui dan memahami pendekatan bioetika.

BAB II

3
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian dan Tujuan Terhadap Bioetik


Bioetik adalah etika yang menyangkut kehidupan dalam lingkungan
tertentu atau etika yang berkaitan dengan pendekatan terhadap asuhan
kesehatan. Dalam perlakuannya, etika keperawatan mengacu pada bioetik
yang terdiri dari tiga pendekatan, yaitu : pendekatan teleologik, pendekatan
deontologik, dan pendekatan intiutionism.

1.2 Pendekatan Bioetik


a. Pendekatan Teleologik
Adalah suatu doktrin yang menjelaskan fenomena dan akibatnya,
dimana seseorang yang melakukan pendekatan terhadap etika
dihadapkan pada konsekuensi dan keputusan-keputusan etis. Secara
singkat, pendekatan tersebut mengemukakan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan the end justifies the means (pada akhirnya,
membenarkan secara hukum tindakan atau keputusan yang diambil untuk
kepentingan medis).
Penggunaan istilah teleologi dan intiutionism kadang-kadang
dipertukarkan walaupun keduanya dianggap sebagai bagian dari teologik
dan mempunyai pemikiran yang sama tentang the end justifies the means
and the greatest good for the greatest number (keputusan moral yang
dibuat berdasarkan konsekuensi tindakan dan bukan kebenaran
tindakan). Pada umumnya, pelaksanaan riset medis mendukung
dilakukannya pendekatan ini dalam menghadapi masalah –masalah
medis.
Contoh kasus :
Dalam situasi dan kondisi dimana seorang pasien harus segera
dioperasi,sedangkan tidak ada ahli bedah dengan yang berpengalaman
dalam bidang tersebut, dokter ahli bedah yang belum berpengalaman
sekalipun tetap dibenarkan untuk melakukan tindakan pembedahan
sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini dilakukan untuk
menyelamatkan pasien.

4
b. Pendekatan Deontologik
Merupakan suatu teori atau studi tentang kewajiban moral.
Simplifikasi dari pendekatan deontologik adalah moralitas dari suatu
keputusan etis yang sepenuhnya terpisah dari suatu keputusan etis yang
sepenuhnya terpisah dari konsekuensinya.
Contoh kasus :
Seorang perawat dihadapkan pada kondisi yang sulit, dimana
seorang pasien di diagnose kanker darah putih (leukemia) stadium akhir.
Dan harus segera diberitahukan kepada pasien dan keluarganya tentang
penyakit yang diderita oleh pasien tersebut. Dan dengan berat hati
perawat mengatakan hal itu, agar pasien dan kelurganya bisa mengambil
tindakan selanjutnya.

c. Pendekatan Intiutionism
Pendekatan ini menyatakan pandangan atau sifat manusia dalam
mengetahui hal yang benar dan salah.Hal tersebut terlepas dari pemikiran
rasional atau rasionalnya suatu keadaan.
Contoh kasus :
Seorang perawat sudah tentu mengetahui bahwa menyakiti
pasien merupakan tindakan yang tidak benar. Hal tersebut tidak perlu
diajarkan lagi kepada perawat karena perawat sudah mengacu pada
etika dari seorang perawat yang diyakini dapat membedakan mana yang
baik dan mana yang buruk untuk dilakukan.

1.3 Nilai-Nilai Pribadi dan Praktik Profesional


Adanya perkembangan dan perubahan yang terjadi pada ruang
lingkup praktek keperawatan dan bidang teknologi medis akan
mengakibatkan terjadinya peningkatan konflik antara nilai-nilai pribadi yang
dimiliki perawat dengan pelaksanaan praktik keperawatan yang dilakukan
setiap hari.
Selain itu, pihak atasan membutuhkan bantuan dari perawat untuk
melaksanakan tugas pelayanan keperawatan tertentu, dilain pihak, perawat

5
mempunyai hak untuk menerima atau menolak tugas tersebut sesuai dengan
nilai-nilai pribadi mereka.
1.4 Kode Etik Keperawatan
Merupakan bagian dari etika kesehatan yang menerapkan nilai etika
terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan masyarakat. Kode
etik keperawatan di Indonesia disusun oleh Dewan Pimpinan Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia melalui musyawarah Nasional PPNI
di Jakarta pada tanggal 29 November 1989.
Kode etik keperawatan Indonesia terdiri dari 4 bab dan 16 pasal. Bab
1 terdiri dari empat pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat
terhadap individu, keluarga, dan masyarakat. Bab 2 terdiri dari lima pasal,
menjelaskan tentang tanggung jawab perwat terhadap tugasnya. Bab 3 terdiri
dari dua pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap
sesama perawat dan profesi kesehatan lain. Bab 4 terdiri dari empat pasal,
menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap profesi keperawatan.
Bab 5 terdiri dari dua pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat
terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air.
 Tanggung Jawab Perawat terhadap Klien
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan masyarakat,
diperlukan peraturan tentang hubungan antara perawat dengan
masyarakat sebagai berikut :
1.) Perawat, dalam melaksanakan pengabdiannya, senantiasa
berpedoman pada tanggung jawab yang bersumber dari adanya
kebutuhan terhadap keperawatan individu, keluarga, dan masyarakat.
2.) Perawat, dalam melaksanakan pengabdiannyadi bidang keperawatan,
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya,
adat istiadat, dan kelangsungan hidup beragama dari individu,
keluarga, dan masyarakat.
3.) Perawat, dalam melaksanakan kewajibannya terhadap individu,
keluarga, dan masyarakat senantiasa dilandasi rasa tulus ikhlas
sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.
4.) Perawat menjalin hubungan kerja sama dengan individu, keluarga,
dan masyarakat. Khususnya dalam mengambil prakarsa dan
mengadakan upaya kesehatan serta upaya kesejahteraan pada

6
umumnya sebagai bagian dari tugas dan kewajiban bagi kepentingan
masyarakat.
 Tanggung Jawab Perawat terhadap Tugas
1.) Perawat memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta
keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu,
keluarga, dan masyarakat.
2.) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya, kecuali jika
diperlukan oleh pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku.
3.) Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan ketrampilan
keperawatan yang dimilikinya untuk tujuan yang bertentangan dengan
norma-norma kemanusiaan.
4.) Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya, senantiasa
berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis
kelamin, aliran politik, agama yang dianut, dan kedudukan sosial.
5.) Perawat mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien/klien
dalam melaksanakan tugas keperawatannya, serta matang dalam
mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalih-
tugaskan tanggung jawab yang ada hubungannya dengan
keperawatan.
 Tanggung Jawab Perawat terhadap Sejawat
Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi
kesehatan lain, sebagai berikut :
1.) Perawat memelihara hubungan baik antar sesama perawat dan
tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara keserasian
suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh.
2.) Perawat menyebarluaskan pengetahuan, ketrampilan, dan
pengalamannya kepada sesama perawat, serta menerima
pengetahuan dan pengalaman dari profesi dalam rangka
meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.

7
 Tanggung Jawab Perawat terhadap Profesi
1.) Perawat berupaya meningkatkan kemampuan profesionalnya secara
sendiri-sendiri dan/atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu
pengetahuan, ketrampilan, dan pengalamanyang bermanfaat bagi
perkembangan keperawatan.
2.) Perawat menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
menunjukan perilaku dan sifat-sifat pribadi yang luhur.
3.) Perawat berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan
pelayanan keperawatan, serta menerapkannya dalam kegiatan
pelayanan dan pendidikan keperawatan.
4.) Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu
organisasi profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
 Tanggung Jawab Perawat tehadap Negara
1.) Perawat melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan
yang telah digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan
keperawatan.
2.) Perawat berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada
pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan
keperawatan kepada masyarakat.
1.5 Tujuan Kode Etik Keperawatan
Adalah upaya agar perawat, dalam menjalankan setiap tugas dan
fungsinya, dapat menghargai dan menghormati martabat manusia. Tujuan
kode etik keperawatan tersebut adalah sebagai berikut :
1.) Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar-perawat,
klien/pasien, teman sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik
dalam profesi keperawatan sendiri maupun hubungannya dengan
profesi lain diluar profesi keperawatan.
2.) Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang dilakukan oleh
praktisi keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam
pelaksanaan tugasnya.
3.) Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan
tugasnya diperlakukan secara tidak adil oleh institusi maupun
masyarakat.

8
4.) Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan
keperawatan agar dapat menghasilkan lulusan yang berorientasi pada
sikap profesional keperawatan.
5.) Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai/pengguna
tenaga keperawatan akan pentingnya sikap profesional dalam
melaksanakan tugas praktik keperawatan.
1.6 Kode Etik Keperawatan Menurut ANA
Kode etik menurut American Nurses Asociation (ANA) adalah sebagai
berikut :
1.) Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat
kemanusiaan dan keunikan klien yang tidak dibatasi oleh
pertimbangan-pertimbangan status sosial atau ekonomi, atribut
personal, atau corak masalah kesehatannya.
2.) Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh
informasi yang besifat rahasia.
3.) Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan
keselamatannya terancam oleh praktik seseorang yang tidak
berkompeten, tidak etis, atau ilegal.
4.) Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan
perawatan yang dijalankan masing-masing individu.
5.) Perawat memelihara kompetensi keperawatan.
6.) Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan
menggunakan kompetensi dan kualifikasi individu sebagai kriteria
dalam mengusahakan konsultasi, menerima tanggung jawab, dan
melimpahkan kegiatan keperawatan kepada orang lain.
7.) Perawat turut serta beraktivitas dalam membantu pengembangan
pengetahuan profesi.
8.) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan
dan meningkatkan standart keperawatan.
9.) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan
membina kondisi kerja yang mendukung pelayanan keperawatan
yang berkualitas.
10.) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi
publik terhadap informasi dan gambaran yang salah serta
mempertahankan integritas perawat.

9
11.) Perawat bekerjasama dengan anggota profesi kesehatan atau
warga masyarakat lainnya dalam meningkatkan upaya-upaya
masyarakat dan nasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
publik.
1.7 Kode Etik Keperawatan Menurut ICN
ICN adalah suatu federasi perhimpunan perawat nasional di seluruh
dunia yang didirikan pada tanggal 1 Juli 1899 oleh Mrs.Bedford Fenwich di
Hanover Square, London dan direvisi pada tahun 1973. Antara lain sebagai
berikut :
1. Tanggung Jawab Utama Perawat
Adalah meningkatkan kesehatan, mencegah timbulnya penyakit,
memelihara kesehatan, dan mengurangi penderitaan. Untuk
melaksanakan tanggung jawab tersebut perawat harus meyakini bahwa :
a. Kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan di berbagai tempat
adalah sama.
b. Pelaksanaan praktek keperawatan dititikberatkan pada penghargaan
terhadap kehidupan yang bermartabat dan menjunjung tinggi hak
asasi manusia.
c. Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan dan/atau keperawatan
kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, perawat
mengikutsertakan kelompok dan instansi terkait.
2. Perawat, Individu, dan Anggota Kelompok Masyarakat
Adalah melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu dalam melaksanakan tugas,
perawat perlu meningkatkan keadaan lingkungan kesehatan dengan
menghargai nilai-nilai yang ada di masyarakat, menghargai adat
kebiasaan serta kepercayaan individu, keluarga/kelompok, dan
masyarakat yang menjadi pasien/kliennya. Perawat dapat memegang
teguh rahasia pribadi (privasi) dan hanya dapat memberikan keterangan
bila diperlukan oleh pihak yang berkepanjangan atau pengadilan.
3. Perawat dan Pelaksanaan Praktik Keperawatan
Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan
melaksanakan standart praktik keperawatan untuk mencapai kemampuan
yang sesuai dengan standart pendidikan keperawatan. Perawat dapat
mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya secara aktif untuk

10
menopang perannya dalam situasi tertentu. Perawat sebagai anggota
profesi, setiap saat dapat mempertahankan sikap sesuai dengan standart
profesi keperawatan.
4. Perawat dan Lingkungan Masyarakat
Perawat dapat memprakarsai pembaharuan, tanggap, mempunyai
inisiatif, dan dapat berperan serta secara aktif dalam menemukan
masalah kesehatan dan masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
5. Perawat dan Sejawat
Perawat dapat menopang hubungan kerja sama dengan teman
sekerja, baik tenaga keperawatan maupun tenaga profesi lain diluar
keperawatan. Perawat dapat melindungi dan menjamin seseorang, bila
dalam masa perawatannya merasa terancam.
6. Perawat dan Profesi Keperawatan
Perawat diharapkan ikut aktif dalam mengembangkan
pengetahuan dalam menopang pelaksanaan perawatan secara
profesional. Perawat, sebagai anggota organisasi profesi, berpartisipasi
dalam memelihara kestabilan sosial dan ekonomi sesuai dengan kondisi
pelaksanaan praktik keperawatan.

1.8 Isu Bioetik dalam Keperawatan


a. Euthanasia
Merupakan masalah bioetis. Euthanasia “pembunuhan tanpa
penderitaan” hingga saat ini belum dapat diterima dalam nilai dan norma
yang berkembang dalam masyarakat Indonesia. Euthanasia terdiri atas :
 Euthanasia volunteer
Klien secara sukarela dan bebas memilih untuk meninggal
dunia.
 Eutahanasia involunter
Tindakan yang menyebabkan kematian dilakukan bukan
atas dasar persetujuan klien dan sering kali melanggar keinginan
klien.
 Euthanasia aktif
Melibatkan suatu tindakan sengaja yang menyebabkan
klien meninggal, misalnya : dengan menginjeksi obat dosis letal.
 Euthanasia positif
Dilakuakn dengan menghentikan pengobatan atau
perawatan suportif yang mempertahankan hidupnya.

11
b. Transplantasi Organ

Transplantasi atau pemindahan seluruh atau sebagian organ dari


satu tubuh ke tubuh yang lain. Pemindahan dapat dilakukan dengan
donor hidup atau donor setelah meninggal. Transplantasi ditujukan untuk
menggantikan organ yang rusak atau tidak berfungsi pada penerima
dengan organ lain yang masih berfungsi.

c. Abortus atau aborsi


Abortus telah menjadi salah satu masalah etika atau issue bioetik.
Berbagai pendapat baik yang pro atau kontra. Abortus secara umum
dapat diartikan sebagai penghentian kehamilan secara spontan. Pihak
yang mengatakan bahwa aborsi adalah mengakhiri atau menghentikan
kehamilan yang tidak diinginkan, sedangkan pihak yang anti aborsi
cenderung mengartikan aborsi sebagai membunuh manusia yang tidak
bersalah. Menurut hokum yang berlaku di Indonesia aborsi atau
pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah “
Abortus Provocatus Criminalis”. Yang menerima hukuman adalah :
a. Ibu yang melakukan aborsi
b. Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi
c. Orang- orang yang mendukung terlaksananya aborsi.

12
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa bioetika adalah
etika yang nenyangkut kehidupan dalam lingkungan tertentu atau etika yang
berkaitan dengan berkaitan dengan pendekatan terhadap asuhan kesehatan.
Dalam pelaksanaannya, etika keperawatan mengacu pada bioetik yang terdiri
dari tiga pendekatan, yaitu : pendekatan teologik, pendekatan deontologik, dan
pendekatan intuitionism.
Perkembangan dan perubahan yang terjadi pada ruang lingkup
keperawatan mengakibatkan terjadinya konflik antara nilai-nilai yang dimiliki
perawata dengan pelaksanaan praktik keperawatan yang dilakukan setiap hari.
Pihak atasan membutuhkan peraawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan tertentu, teteapi seorang perawat mempunyai hak untuk menerima
ataupun menolak tugas tesebut sesuai dengannilai-nilai yang dianutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bioetik Keperawatan Diakses


darihttp://www.knepk.litbang.depkes.go.id/2014/wp-
content/upload/2014/08/BIOETIKA-Bertens.pdf
http://jurnalmka.fk,unand.ac.id/index.php/art/article/download/484/306

10

14

Anda mungkin juga menyukai