Anda di halaman 1dari 18

TUGAS INDIVIDU

RESUME POST PARTUM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen Mata Ajar : Ns. Yuni Astuti, M.Kep

DISUSUN OLEH :

SUSILOWATI

20101440118075

AKADEMI KEPERATAN KESDAM IV/DIPONEGORO

SEMARANG

2020
1. Definisi

Menurut Saleha (2009) periode masa postpartum (puerperium) adalah


periode waktu selama 6-8 minggu setelah persalinan. Menurut Departemen
Kesehatan RI dalam Padila (2014), Postpartum atau masa postpartum adalah
masa sesudahnya persalinan terhitung dari saat selesai persalinan sampai
pulihnya kembali alat kandungan ke keadaan sebelum hamil dan lamanya mas
postpartum kurang lebih 6 minggu.

2. Fase dalam post partum

Menurut Hamilton (1995) dalam Sulistyawati (2009), ketika menjalani


adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut:

1) Fase taking in yaitu periode ketergantungan. Periode ini berlangsung dari


hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu
sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ibu akan berulang kali
menceritakan proses persalinan yang dialaminya dari awal sampai akhir.
2) Fase taking hold merupakan suatu periode yang berlangsung antara 3-10
hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu timbul rasa khawatir akan
ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Ibu
mempunyai perasaan sangat sensitif sehingga mudah tersinggung dan
gampang marah. Kita perlu berhati-hati menjaga komunikasi dengan ibu.
Dukungan moril sangat diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan diri
ibu. Bagi petugas kesehatan pada fase ini merupakan kesempatan yang
baik untuk memberikan berbagai penyuluhan dan pendidikan kesehatan
yang diperlukan ibu nifas.
3) Fase letting go merupakan periode menerima tanggung jawab akan peran
barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai
menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Ibu memahami bahwa
bayi butuh disusui sehingga siap terjaga untuk memenuhi kebutuhan
bayinya. 12 Keinginan untuk merawat diri dan bayinya sudah meningkat
pada fase ini. Ibu akan percaya diri dalam menjalani peran barunya.
3. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Menurut Anggraini, Y (2010) tujuan masa nifas antara lain sebagai berikut:

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis


2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan dini,
nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan perawatan bayi
sehat.
4) Memberikan pelayanan KB
5) Mendapatkan kesehatan emosi

4. Perubahan fisiologis

Menurut Bahiyatun (2009), perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi


pada ibu setelah masa nifas/post partum adalah:

1) Perubahan sitem reproduksi


a. Involusi uterus

Involusi uterus adalah kembalinya uterus ke keadaan sebelum


hamil, baik dalam bentuk maupun posisi. Proses involusi uterus
disertai dengan penurunan tinggi fundus uteri (TFU). Pada hari
pertama TFU diatas simfisis pubis/ sekitar 12 cm. Proses ini terus
berlangsung dengan penurunan TFU 1 cm tiap harinya, sehingga
pada hari ke-7 TFU sekitar 5 cm dan pada hari ke10 TFU tidak
teraba di simfisis pubis. 13 2. Lokia Lokia keluar dari uterus
setelah bayi lahir sampai dengan 3 atau 4 minggu setelah post
partum, perubahan lokia terjadi dalam 3 tahap: lokia rubra, serosa
dan alba. 3. Ovarium dan tuba falopi Setelah kelahiran plasenta
produksi ekstrogen dan progestern menurun sehingga
menimbulkan mekanisme timbal balik dari sirkulasi menstruasi.
Pada saat inilah dimulai kembali proses ovulasi sehingga wanita
dapat hamil kembali.

b. Lokia

Lokia keluar dari uterus setelah bayi lahir sampai dengan 3 atau 4
minggu setelah post partum, perubahan lokia terjadi dalam 3 tahap:
lokia rubra, serosa dan alba.

c. Ovarium dan tuba falopi

Setelah kelahiran plasenta produksi ekstrogen dan progestern


menurun sehingga menimbulkan mekanisme timbal balik dari
sirkulasi menstruasi. Pada saat inilah dimulai kembali proses
ovulasi sehingga wanita dapat hamil kembali.

2) Perubahan sistem pencernaan

Setelah kelahiran plasenta produksi ekstrogen dan progestern menurun


sehingga menyebabkan nyeri ulu hati (Beartburn) dan konstipasi, terutama
dalam beberapa hari pertama. Hal ini terjadi karena inaktivitas motilitas
usus akibat kurangnya keseimbangan cairan selama persalinan dan adanya
reflex hambatan defekasi karena adanya nyeri pada perineum akibat luka
episiotomy.

3) Perubahan sistem perkemihan

Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2-8 minggu, tergantung pada:

a.Keadaan/status sebelum persalinan


b. Lamanya partus kala II dilalui
c.Besarnya tekanan kepala yang menekan pada saat persalinan

Disamping itu, dari hasil pemeriksaan sistokopik segera setelah persalinan


tidak menunjukkan adanya edema dan hyperemia dinding kandung kemih,
akan tetapi sering terjadi exstravasasi. extravasation, artinya keluarnya darah
dari pembuluh-pembuluh darah di dalam badan) ke mukosa.

4) Perubahan sistem endoktrin

Saat plasenta terlepas dari dinding uterus kadar HCG (hormone chrorionic
gonadhotropin) dan HPL (hormone plasenta lactogenic) secara berangsur
turun dan normal kembali setelah 7 hari postpartum. HCG tidak terdapat
dalam urine ibu hamil setelah 2 hari post partum. HPL tidak lagi terdapat
dalam plasenta.

5) Perubahan sistem kardiovaskuler

Curah jantung meningkat selama persalinan dan berlangsung sampai kala 3


ketika volume darah uterus dikeluarkan. Penurunan terjadi pada beberapa
hari pertama post partum dan akan kembali normal pada akhir minggu ke-3
post partum.

6) Perubahan sistem kematologi

Leukosistosis terjadi selama persalinan, sel darah merah berkisar 15.000


selama persalinan.Peningkatan sel darah putih berkisar 25.000-30.000 yang
merupakan manifestasi adanya infeksi pada persalinan lama. Hal ini dapat
meningkat pada awal nifas yang terjadi bersamaan dengan peningkatan
tekanan darah serta volume plasma dan volume sel darah merah. Pada 2-3
hari post partum konsentrasi hematokrit menurun sekitar 2% atau lebih.
Total kehilangan darah selama persalinan dan nifas kira-kira 700-1500 ml
(200 ml hilang saat persalinan, 500-800 ml hilang pada minggu pertama
post partum, dan 500 ml hilang pada saat masa nifas).

7) Perubahan tanda-tanda vital Selama 24 jam pertama, suhu mungkin


meningkat menjadi 38ºC, sebagai akibat meningkatnya kerja otot, dehidrasi
dan perubahan hormonal jika terjadi peningkatan suhu 38ºC yang menetap 2
hari setelah 24 jam melahirkan, maka perlu dipikirkan adanya infeksi seperti
sepsis puerperalis 15 (infeksi selama post partum), infeksi saluran kemih,
endometritis (peradangan endometrium), pembengkakan payudara, dan lain-
lain.

5. Perubahan Psikologi Ibu Post Partum

Pasca persalinan merupakan salah satu pengalaman yang akan dialami


oleh seorang ibu yang baru saja melahirkan terutama pada ibu yang pertama
kalinya melahirkan, pada perkembangan kondisi ibu sering mengalami
terjadinya peningkatan dan perubahan emosi dan psikologis yang disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu adanya penyesuaian pada lingkungan baru, harapan
sosial untuk berperilaku lebih baik, masalah dalam sekolah ataupun pekerjaan,
dan serta hubungan keluarga yang tidak harmonis, yang akan menyebabkan ibu
usia muda harus bisa beradaptasi dengan kehidupan barunya (Sarlito, 2009).

Kelahiran anggota baru bagi suatu keluarga yang memerlukan penyesuaian


bagi ibu. Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang harus
dijalani, perubahan tersebut berupa perubahan pada emosi dan sosial. Adaptasi
psikologis ini menjadi periode kerentanan pada ibu post partum, karena periode
ini membutuhkan peran professional kesehatan dan keluarga. Tanggung jawab
ibu post partum akan bertambah dengan adanya kehadiran bayi yang baru lahir.
Ikatan antara ibu dan bayi yang sudah lama terbentuk sebelum kelahiran akan
semakin mendorong wanita untuk 11 menjadi ibu yang sebenarnya. Inilah
pentingnya rawat gabung atau rooming in pada ibu pasca melahirkan agar ibu
dapat leluasa menumbuhkan rasa kasih sayang kepada bayinya tidak hanya dari
segi fisik seperti merawat tali pusat, menyusui, mengganti popok tetapi juga
dari segi psikologis seperti menatap, mencium, menimang sehingga kasih
sayang ibu dapat terus terjaga.
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Pengkajian ini dilakukan pada Ny.H pada hari minggu 28 Juni 2015 jam
19.00 dengan metode allowanamnesa dan autoanamnesa
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Ny.H
Umur : 16 Tahun
Alamat : Banyubiru
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SLTA
DX. Medis : Post Partum Spontan ( P1 A0 )
No CM : 077687
Agama : Islam
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.P
Umur : 18 Tahun
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Banyubiru
Hub Dg Klien : Suami

2. Keluhan Utama
Nyeri pada luka jalan lahir
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Klien sebelumnya mengeluh kencang-kencang sejak 3 jam
sebelum masuk rumah sakit pada tanggal 28 juni 2015 jam 00.20
WIB. Sebelumnya klien datang ke bidan namun dirujuk ke RSUD
Ambarawa untuk pendapatkan penanganan yang memadai.
b. Riwayat kesahatan masalalu
Klien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat di rumah
sakit. Ini merupakan kehamilan yang pertama.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit keturunan seperti diabetes dan hipertensi.

4. Riwayat Obstetri Dan Ginekologi


a. Riwayat menstruasi
Manarche : 15 tahun
Lama : 8 Hari
Siklus : 28 Hari
Jumlah : sedang
HPHT : 27 Oktober 2014
HPL : 4 Juli
b. Riwayat perkawinan
Usia saat menikah : 15 tahun
Lama : 7 Bulan
Dengan suami : Pertama
c. Riwayat Kehamilan
P1 A0 H 39 Minggu
Klien mengatakan kehamilan ini terjadi diluar nikah, keluhan
trimester I mual dan muntah, trimester II tidak ada keluhan,
trimester III klien mengeluh pegal pada bagian punggung.
Riwayat ANC : klien mengatakan untuk ANC klien memeriksakan
kebidan secara rutin. Klien sudah mendapat imunisasi TT dan
belum pernah melakukan senam hamil atau perawatan payudara.
d. Riwayat persalinan sekarang
1) Lama persalinan : 12 jam
2) Jenis : spontan
3) Penolong : coas dan bidan
4) Riwayat bayi :
a) Lahir : 28 juni 2015 jam 15.10
b) Jenis kelamin : laki-laki
c) PB : 46 Cm
d) BBL : 2900 gr
e) LK : 34 cm
f) LD : 32 cm
g) LL : 11 cm
5. Riwayat Pengkajian Psikologis
a. Pengkajian reva rubin
Talking In
Ditandai dengan klien tampak lemas, kelelahan, dan masih belum
beraktivitas.
b. Bouding Attachment
Bouding (+)
Ditandai dengan ibu merasa senang dan bahagia saat bertemu
bayinya.
Attachment (+)
Ditandai dengan bayi diam dan tertidur saat didekatkan denag
ibunya.
c. Post partum blues
Ibu mengalami penurunan nafsu makan.
6. Pemeriksaan fisik
KU : sedang
Kesadaran : composmentis
Tanda- tanda Vital:
Tekanan Darah : 115/86 mmHg
Nadi : 88 x / Menit
Suhu : 36,5oc
Respirasi : 20 x / menit
a. Kepala
Bentuk simetris, wajah bersih simetris tidak ada lesi, tampak
meringis, penyebaran rambut merata.
b. Mata
Konjungtiva merah,pengelihatan baik
c. Hidung
Tidak keluar cairan, penciuman baik
d. Telinga
Simetris, bersih, tidak keluar cairan, pendengaran baik
e. Mulut
Keadaan bersih, tidak terdapat sariawan, lidah bersih, pengecapan
baik.
f. Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid.
g. Dada
I : Simetris
P : Tidak ada nyeri tekan
P : Resonan
A : vasikule
h. Jantung
I : Nadi optical berdenyut
P : Nadi optical teraba
P :
A : Tidak ada nyeri tekan
i. Payudara
Puting menonjol, aerola mamae meluas, tidak ada varies, ASI
belum keluar.
j. Perut
I : simetris , terdapat striac
A : Bising usus (+)
P : Tympani
P : tidak ada nyeri Tekan
k. Kulit
Turgor kulit baik, warna sawp matang
l. Ekstemitas
1) Atas : terpasang infus ditangan kiri, pergerakan terbatas.
2) Bawah : pergerakan terbatas, klien terlihat berhati-hati saat
bergerak
m. Genetalia
Tidak terpasang kateter, bersih, terdapat luka jahitan pada perinium
n. Anus
Tidak terdapat hemoroid, tidak terdapat iritasi

7. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Tanggal 28 juni 2015

Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan Metode
Rujukan
Darah Rutin
Hemoglobin 14.4 13.5 – 17.5 9 / dl Spectiophotometry
Lekosit 13.3 4 – 10 ribu E. Impedance
Eritrosit 4.73 4.5 – 6.8 juta E. Impedance
Hematrokit 43.1 40 – 50 % Integration Volume
Monosit 0.4 0.2-1.0
Granulasit 11.5 2-4
Trombosit 22,1 150 – 400 ribu E. Impedance
Limfosit % 10.5 25-40
Monosit % 2.8 2-8
Granulasit % 86.6 50-80
SGOT 18 >29
SGPT 9 >25
Ureum 15-47
kreatinin 0.50 <1
Hbs.Ag Non
Reactiv
e
b. Terapi
Tanggal 28 juni 2015
 Ciprotiaxin 2 x 1 (500mg)
 Infus RL 20 Tpm

c. Pengkajian Nyeri
DS : Klien mengatakan nyeri pada jalan lahir
P : luka jalan lahir
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : pada perinium
S : skala nyeri 5
T : Timbul Terus menerus
DO : Pasien mengeluh nyeri
Wajah tampak meringis

B. ANALISA DATA

Hari/ Tanggal/ Data Fokus Etiologi Masalah


Jam keperawatan
Minggu, 18 DS : Klien mengatakan Agen cidera Nyeri
juni 2015 nyeri pada jalan lahir fisik
P : luka jalan lahir
Q: seperti ditusuk-
tusuk
R: pada perinium
S: skala nyeri 5
T: Timbul Terus
menerus
DO:
Pasien mengeluh nyeri
Wajah tampak
meringis

Minggu, 18 DS : Kien mengatakan Episiotomi Resiko tinggi


juni 2015 nyeri pada luka ↓ infeksi
perinium Terbukanya
DO : sistem barier
Terdapat luka tubuh
episiotomi ↓
Leukosit 13.3 Infasi bakteri
Suhu : 36.5oC ↓
Nadi : 88x / menit Resti infeksi
Minggu, 18 DS : Klien mengatakan imbolitas Intoleransi
juni 2015 aktivitas dibantu aktivitas
DO :
Pasien terbaring diatas
tempat tidur

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Nyeri akut berhubungan dengan Agens cedera fisik
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imbolitas
3. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi
hasil

1 Nyeri akut b/d Tingkat nyeri (2102) Pemberian Analgesik


agens cedera fisik a. Eksprsi nyeri wajah (2210)
(00132) ditingkatkan dari skala a. Cek perintah

2 cukup berat ke skala pengobatan meliputi


5 tidak ada obat, dosis, dan
b. Fokus menyempit freukensi obat
ditingkatkan dari skala analgesik yang
3 sedang ke skala 5 diresepkan
tidak ada b. Cek riwayat adanya
c. Kehilangan nafsu alergi obat
makan ditingkatkan c. Pilih rute intravena
dari skala 2 cukup daripada rute
berat ke skala 5 tidak intramuskular,
ada untuk injeksi
d. Mual ditingkatkan dari pengobatan nyeri
skala 2 cukup berat ke yang sering, jika
skala 5 tidak ada memungkinkan
Pengurangan
kecemasan (5820)
a. Gunakan
pendekatan yang
tenang dan
meyakinkan
b. Berikan informasi
faktual terkait
diagnosis,
perawatan dan
prognisis
c. Dorong keluarga
untuk mendampingi
klien dengan cara
yang tepat
d. Berikan objek yang
menunjukkan
rasa aman
2. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Setelah dilakukan
berhubungan asuhan keperawatan asuhan keperawatan
dengan imbolitas selama 2X24 jam diharapkan aktivitas
diharapkan pasien dapat dapat diatasi, dengan
melakukan aktivitas kriteria hasil :
sehari hari dengan kritera Bantuan perawatan diri
hasil: (1800)
a. (000517) Kekuatan a. Pertimbangkan
tubuh bagian bawah budaya pasien
ditingkatkan dari ketika
skala 2 banyak meningkatkan
terganggu ke skala 4 aktivitas perawatan
sedikit terganggu diri
b. (000518) Kemudahan b. Pertimbangkan usia
dalam melakukan pasien ketika
ADL ditingkatkan meningkatkan
dari skala 2 banyak aktivitas perawatan
terganggu ke skala 4 diri
sedikit terganggu c. Monitor
kemampuan
perawatan diri
secara mandiri
d. Monitor kebutuhan
pasien dengan alat-
alat kebersihan diri,
alat bantu untuk
berpakaian,
berdandan,
eliminasi dan
makan
e. Berikan lingkungan
terapeutik dengan
memastikan
(lingkungan) yang
hangat, santai,
tertutup dan
(berdasarkan)
pengalaman
individu
f. Dorong pasien
untuk melakukan
aktivitas normal
sehari hari sampai
batas kemampuan
(pasien)
3 Resiko infeksi Setelah dilakukan asuhan a. Kaji adanya tanda-
berhubungan keperawatan diharapkan tanda infeksi pada
dengan tindakan infeksi dapat diatasi
area insisi
invasif dengan kriteria hasil :
a. Klien bebas dari b. Monitor tanda-
tanda-tanda infeksi tanda vital.
b. Menunjukkan c. Lakukan teknik
kemampuan untuk isolasi untuk infeksi
mencegah timbulnya enterik, termasuk
infeksi cuci tangan efektif.
c. Nilai leukosit (4,5 d. Pertahankan teknik
11ribu/ul) aseptik ketat pada
perawatan luka
insisi/terbuka,
bersihkan
e. Kolaborasi tim
medis dalam
pemberian
antibiotik
DAFTAR PUSTAKA

Saleha. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
(hlm:71-76).

Sulistyawati. A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:


Salemba Medika.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/53121/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

Bahiyatun. 2009. Buku Ajar asuhan Kebidanan Nifas normal. Jakata: EGC.

Sarwono, Sarlito W. & Eko A. Meinarno. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta:


Penerbit Salemba Humanika

Gloria. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC), Jakarta: Mocomedia

Moorhead Sue. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC), Jakarta:


Mocomedia

T. Heather. 2018. NANDA-I Diagnosa Keperawataan : Definisi Dan Klarifikasi


2018-2020. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai