PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
waktu jantung berkontraksi sedangakan tekanan diastolik adalah tekanan
pada saat jantung mengendor kembali (Gunawan, 2001). Tekanan darah
biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan
diastolik. Dengan nilai normal berkisar dari 100/60 mmHg sampai 140/90
mmHg (Smeltzer dan Bare, 2001).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2
b. Menentukan Diagnosa Keperawatan Kelompok Khusus : Lansia
dengan Hipertensi.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
e. Lansia tidak potensial
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya
bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI, 2003).
3. Tipe Lansia
Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter, pengalaman
hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya
(Nugroho,2000). Tipe tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan dengan
perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah
hati, sederhana, dermawan.
b. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru selektif dalam
mencari pekerjaan, bergaul dengan teman.
c. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi
pemarah.
d. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama,
dan melakukan pekerjaan apa saja.
e. Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder,
menyesal, pasif, dan acuh tak acuh.
Sedangkan bila dilihat dari tingkat kemandiriannya yang dinilai
berdasarkan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari,
para lansia dapat digolongkan menjadi beberapa tipe, yaitu lansia
mandiri sepenuhnya, lansia mandiri dengan bantuan langsung
dengan bantuan badan social, lansia di panti wreda, lansia yang
dirawat di rumah sakit, dan lansia dengan gangguan mental.
5
4. Perubahan Fisiologis Pada Penuaan
Penuaan didirikan dengan kehilangan banyak sel tubuh dan
penurunan metabolisme di sel lainnya. Proses ini menyebabkan
penurunan fungsi tubuh dan perubahan komposisi tubuh. Daftar
berikut akan membantu anda mengenali perubahan bertahap pada
fungsi tubuh yang normal meyertai penuaan sehingga dapat
menyesuaikan teknik pengkajian berdasarkan hal tersebut. Khususnya
pada system kardiouaskuler.
Sistem tubuh Perubahan terkait usia
a. Nutrisi
1) Kebutuhan protein, vitamin, dan mineral biasanya tidak
berubah.
2) Kehilangan kalsium dan nitrogen (pada pasien yang tidak dapat
ambulasi).
3) Penurunan absorpsi kalsium dan vitamin B1 dan B2 akibat
menurunkan selera makan).
4) Penurunan mobilitas usus dan peristaltis usus besar.
5) Gigi hancur akibat penipisan enamel gigi.
6) Penurunan kekuatan menggigit.
7) Penurunan refleks menelan.
b. Kulit
1) Lambatnya penyembuhan luka akibat penurunan laju
penggantian sel.
2) Penurunan elastisitas kulit (dapat terlihat hampir transparan).
3) Bintik-bintik coklat pada kulit akibat prolinerasi melanosit
ledakalisasi.
4) Membran mukosa kering dan penurunan keluaran kelenjar
keringat (seiring dengan penuruna kelenjar keringat yang aktif).
c. Rambut
1) Penurunan pigmen, yang menyebabkan rambut berwarna abu-
abu atau putih.
6
2) Penipisan seiring dengan penurunan jumlah melanosit.
3) Rambut pubik rontok akibat perubahan hormona.
4) Rambut wajah meningkat pada wanita pascamenopause dan
menurun pada pria.
d. Mata dan penglihatan
1) Konjungtiva menipis dan kuning, kemungkinan penguekulus
(bantalan lemak).
2) Penurunan produksi air mata akibat kehilangan jaringan lemak
dalam apparatus lakrimal.
3) Komea rata dan kehilangan kilauan.
4) Penipisan dan kekakuan sidera, pengunungan akibat deposit
lemak.
5) Gangguan penglihatan warna akibat perburukan sel kerucut
retina.
6) Penurunan reabsorpsi cairan intraokular yang menyebabkan
glaucoma.
e. Telinga dan pendengaran
1) Atrofi organ korti dan sarat auditonus (presbikusis sonsok).
2) Ketidak mampuan membedakan konsonen bernada tinggi.
3) Perubahan structural degeneratif dalam keseluruhan system
pendengaran.
f. Sistem pernapasan
1) Pembesaran hidung akibat pertumbuhan kartiliago yang terus
menerus.
2) Atrofi umum tonsil.
3) Deviasi trakea akibat perubahan di tulang belakang yang menua.
4) Penurunan kapasitas difusi.
5) Penurunan kekuatan otot inspirasi dan ekspirasi penurunan
kapasitas vital.
6) Penurunan saturasi oksigen sebesar 50 %.
7) Toleransi rendah terhadap debit oksigen.
7
g. Sistem kardiovaskular
1) Ukuran jantung agak mengecil.
2) Kehilangan kekuatan kontraktif dan efisiensi jantung.
3) Penurunan curah jantung sekitar 30% sampai 35% pada usia 70
tahun.
4) Penebalan katup jantung, yang menyebabkan penutupan yang
tidak sempurna (mumur sistolik).
5) Peningkatan ketebalan dinding ventrikel kiri sekitar 20 % antara
usia 30 dan 60 tahun.
6) Dilatasi dan peregangan vena.
7) Penurunan sebesar 35 % dalam aliran darah arteri koroner antara
usia 20 dan 60 tahun.
8) Perubahan elektrokardiogram peningkatan interval PR,
kompleks ORS, dan QT, penurunan amplitudokomplek ORS,
pergeseran aksis QRS ke kiri.
9) Frekuensi jantung membutuhkan waktu yang lebih lama agar
kembali normal setelah berolahraga.
10) Penurunan kekuatan dan elastisitas pembuluh darah, yang
berperan pada insufisiensi arteri dan vena.
11) Penurunan kemampuan berespon terhadap sters fisik dan
emosional.
h. Sistem GI
1) Penurunan elastisitas mukosa.
2) Penurunan sekresi GI, yang mengganggu digesti dan absomsi.
3) Penurunan hati, penurunan berat badan, kapasitas regeneratif,
dan aliran darah.
i. Sistem ginjal
1) Penurunan laju filtrasi glomerulus.
2) Penurunan aliran darah ginjal sekitar 53% sekunder akibat
penurunan curah jantung dan perubahan aterosiderotik.
3) Penurunan ukuran dan jumlah nefron yang berfungsi.
8
4) Penurunan ukuran dan kapasitas kandung kemih.
5) Penurunan ukuran ginjal.
6) Gangguan klirens obat.
7) Penularan kemampuan untuk berespond terhadap berbagai
asupan natrium.
j. Sistem reproduksi pria
1) Penurunan produksi testosterone, yang mengakibatkan
penurunan libio serta atrofi dan pelunakan testes.
2) Pembesaran kelenjar prostat dengan penurunan sekresi.
3) Penurunan volume dan viskositas cairan semen.
k. Sistem reproduksi wanita
1) Penurunan kadar estrogen dan progesterone (sekitar usia 50
tahun).
2) Berhentinya ovulasi, altofi, penebalan, dan penurunan ukuran
ovarium.
3) Rontoknya rambut public dan labia mayora datar.
4) Penyusutan jaringan vulva, terbatasnya introitus, dan hilangnya
elastisitas jaringan.
5) Atrofi vagina, laposan mukosa tipis dan kering, lingkungan pH
vagina lebiih basa.
6) Penyusutan uterus.
7) Atrofi serviks, kegagalan menghasilkan mucus untuk melumasi,
penebalan endometrum dan myometrium.
l. Sistem saraf
1) Perubahan degeneratif pada saraf-saraf pusat dan system saraf
perifer.
2) Transmisi saraf lebih lambar.
3) Hilangnya neuron dalam korteks serebral sebanyak 20%.
4) Refleks kornea lebih lambat.
5) Peningkatan ambang batas nyeri.
9
m. Sistem musculoskeletal
1) Peningkatan jaringan adipose.
2) Penurunan tinggi akibat penurunan kelengkungan tulang
belakang dan penyempitan ruang interveteora.
3) Penurunan pembentukan kolagen dan massa otot.
n. Sistem endokrin
1) Penurunan produksi progesterone.
2) Penurunan kadar aldosteron serum sebanyak 50 %.
3) Penurunan laju sekresi kortisol sebanyak 25 %
B. Konsep Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi di definisikan sebagai peningkatan tekanan darah
sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastoliknya sedikitnya 90
mmHg. Istilah tradisional tentang hipertensi “ringan” dan “sedang”
gagal menjelaskan pengaruh utama tekanan darah tinggi pada penyakit
kardiovaskular (Anderson: 2006. Hlm 582).
Tekanan darah orang dewasa normal yaitu 120 mmHg ketika
jantung berdetak (sistolik) dan 80 mmHg pada saat jantung
berelaksasi (diastolik). Ketika tekanan darah sistolik sama dengan atau
di atas 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik sama dengan/atau
di atas 90 mm Hg, maka tekanan darah dianggap tinggi. Semakin
tinggi tekanan darah, semakin tinggi risiko kerusakan pada jantung
dan pembuluh darah pada organ utama seperti otak dan ginjal (WHO,
2013).
Hipertensi menjadi masalah pada usia lanjut karena sering
ditemukan menjadi faktor utama payah jantung dan penyakit koroner.
Lebih dari separuh kematian di atas usia 60 tahun disebabkan oleh
penyakit jantung dan serebrovaskuler.
10
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas menjadi dua yaitu :
a. Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg dan atau tekanan distolik sama atau lebih dari 90 mmHg.
Hipertensi ini biasanya dijumpai pada usia pertengahan.
b. Hipertensi sistolik terisolasi tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Hipertensi ini biasanya dijumpai pada usia di atas 65 tahun.
(Nugroho, 2008)
2. Manifestasi Klinis Hipertensi
Secara umum pasien dapat terlihat sehat atau beberapa di antaranya
sudah mempunyai faktor risiko tambahan, tetapi kebanyakan
asimptomatik. Menurut Elizabeth J. Corwin (2005), manifestasi klinis
yang timbul setelah mengetahui hipertensi bertahun-tahun antara lain :
a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah
akibat tekanan darah intrakranium.
b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi.
c. Ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunan saraf.
d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerolus.
e. Edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler.
3. Etiologi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
a. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak atau
diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari
seluruh hipertensi).
b. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan / sebagai
akibat dari adanya penyakit lain.
11
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
1) Umur
12
2) Jenis kelamin
3) Riwayat Keluarga
4) Genetik
13
b. Faktor yang dapat diubah/dikontrol
1) Merokok
2) Konsumsi garam
14
dan makanan lain yang bersumber dari tanaman dapat
menurunkan tekanan darah (Sheps, 2005).
4) Konsumsi alkohol
5) Kurang Olahraga
6) Stres
15
memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga
tekanan darah akan meningkat. Jika stres berlangsung cukup
lama, tubuh berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul
kelainan organis atau perubahan patologis. Gejala yang muncul
dapat berupa hipertensi atau penyakit maag (Gunawan, 2005).
7) Obesitas
16
3) Penurunan elastisitas pembuluh darah perifer sehingga resistensi
pembuluh darah perifer meningkat yang mengakibatkan
hipertensi sistolik.
5. Patofisiologi Hipertensi
17
darah arteri besar, resistensi perifer yang tinggi, pengisian diastolik
yang abnormal, dan bertambahnya masa ventrikel kiri.
6. Komplikasi Hipertensi
a. Stroke
18
arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan
penebalan sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang
diperdarahinya berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami
ateroskelosis dapat melemah dan kehilangan elastisitas sehingga
meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma.
b. Infark miokardium
c. Gagal ginjal
19
pada kelainan ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan kapiler
dan mendorong cairan ke dalam ruang interstitium di seluruh
susunan saraf pusat. Neuron-neuron di sekitarnya kolaps dan
terjadi koma serta kematian mendadak.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Hemoglobin / hematocrit
b. BUN
c. Kalium serum
d. Kalsium serum
f. Pemeriksaan tiroid
20
g. Kadar aldosteron urin/serum
h. Urinalisa
i. Asam urat
j. Steroid urin
k. EKG
21
2. Pencegahan Hipertensi Sekunder
22
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Kisi-kisi Pengkajian
No Item Sub item Sub-sub item Item pertanyaan Metode No. Pertanyaan Sumber
Usia A 2 Klien
Alamat A 4 Klien
23
2 Epidemiologi Mortalitas Kematian Angka mortalitas lansia W f Puskesmas
hipertensi
3 Perilaku dan Gaya hidup Pola konsumsi Waktu awal terjadi hipertensi A 6,4,9,14 Klien
lingkungan
24
Enabling Sumber Jumlah pelayanan kesehatan di W e, b, c Klien
dukungan wilayah
kesehatan
25
26
2. Kuesioner Pengkajian
Petunjuk Pengisian :
b. Pilihlah jawaban Anda dengan cara memberi tanda (X) pada jenis
pertanyaan chek list/pilihlah ganda.
1) Nama :
2) Usia :
3) Alamat :
4) Anggota Keluarga :
a. PNS d. Petani
27
6) Berapa penghasilan Anda setiap bulan?
b. SD e. Perguruan Tinggi
a. Ya, sebutkan
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
3. Pedoman wawancara
PUSKESMAS
Narasumber :
28
Jabatan :
TOKOH MASYARAKAT/KETUA RW
Narasumber :
Jabatan :
KADER KESEHATAN
Narasumber :
Jabatan :
PEDOMAN OBSERVASI
Gambar 1
29
c. Apakah banyak warung/tempat yang menjual rokok?
Gambar 3
Gambar 4
30
e. Tidak tersedia program untuk mencegah satu atau lebih masalah
kesehatan bagi suatu kelompok atau populasi
f. Tidak tersedia program untuk menghilangkan satu atau lebih
masalah ksehatan bagi suatu kelompok atau populasi
g. Tidak tersedia program untuk mengurangi satu atau lebih masalah
ksehatan bagi suatu kelompok atau populasi
h. Tidak tersedia program untuk meningkatkan satu atau lebih
masalah ksehatan bagi suatu kelompok atau populasi
Faktor yang Berhubungan
a. Ketidakcukupan ahli di komunitas
b. Ketidakcukupan akses pada pemberi layanan kesehatan
c. Ketidakcukupan biaya program
d. Ketidakcukupan data hasil program
e. Ketidakcukupan sumber daya (mis, finansial, sosial, pengetahuan)
f. Ketidakpuasan konsumen terhadap program
g. Ketidaktepatan rencana evaluasi program
h. Program ini tidak seluruhnya mengatasi masalah kesehatan
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko b.d kurang pemahaman
(00188)
Definisi : hambatan kemampuan untuk mengubah gaya hidup/
perilaku dalam cara yang memperbaiki status kesehatan
Batasan Karakteristik
a. Gagal melakukan tindakan mencegah masalah kesehatan
b. Gagal mencapai pengndalian optimal
c. Meminimalkan perubahan status kesehatan
d. Tidak menerima perubahan status kesehatan
31
d. Pencapaian diri yang rendah
e. Penggunaan alkohol yang berelebih
f. Sikap negatif terhadap pelayanan kesehatan
g. Status sosio – ekonomi rendah
h. Stresor
3. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga b.d kerumitan sistem
pelayanan kesehatan (00080)
Definisi : pola pengaturan dan pengintegrasian ke dalam proses
keluarga suatu program untuk pengobatan penyakit dan sekuelanya
yang tidak memuaskan untuk memenuhi tujuan kesehatan tertentu.
Batasan Karakteristik
a. Akselerasi gejala penyakit seorang anggota
b. Kegagalan melakukan tindakan mengurangi faktor resiko
c. Kesulitan dengan regimen yang ditetapkan
d. Ketidaktepatan aktivitas keluarga untuk memenuhi tujuan
kesehatan
e. Kurang perhatian pada penyakit
32
C. INTERVENSI
33
pemantauan diri
d. Berikan kenyamanan selama
prosedur skrining
e. Berikan hasil skrinign pada
pasien
Domain Kelas 2 : 00188 Perilaku Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 1. Pendidikan kesehatan ( primer ) 5510
1: Managemen kesehatan minggu diharapkan klien dapat menunjukkan a. Identifikasi faktor internal atau eksternal
Promosi Kesehatan cenderung keseimbangan gaya hidup. yang dapat meningkatkan atau mengurangi
Kesehata beresiko b.d Kriteria Hasil : motivasi untuk berperilaku sehat
n kurang 1. Mengenali kebutuhan untuk b. Tentukan pengetahuan kesehatan dan
34
pemahaman menyeimbangkan aktivitas – aktivitas hidup gaya hidup perilaku saat ini pada individu,
2. Mencari informasi tentang strategi untuk keluarga atau kelompok sasaran
aktivitas hidup yang seimbang c. Berikan ceramah untuk menyampaikan
3. Ikut dalam aktivitas yang meningkatkan informasi dalam jumlah besar, (pada) saat
pengembangan diri yang tepat
4. Ikut dalam aktivas yang sesuai dengan nilai d. Lakukan demonstrasi/demonstrasi ulang,
– nilai personal partisipasi pembelajar, dan manipulasi bahan
5. Menggunakan manajemen waktu dan energi (pembelajaran) ketika mengajarkan
dalam rutinitas harian ketrampilan psikomotorik
35
c. Berikan informasi mengenai perilaku
yang diinginkan
d. Gunakan strategi pembelajaran yang
sesuai dengan budaya dan usia (pasien),
(misalnya, permainan)
Domain Kelas 2 : 00080 Ketidakefektifa Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 1. Identifikasi Resiko ( primer ) 6610
1: Managemen n manajemen minggu diharapkan klien mampu menunjukkan a. Kaji ulang riwayat kesehatan
Promosi Kesehatan kesehatan partisipasi keluarga dalam perawatan profesional masa lalu dan dokumentasikan
Kesehata keluarga b.d Kriteria Hasil : bukti yang menunjukkan adanya
n kerumitan 1. Berpartisipasi dalam perencanaan perawatan penyakit medis, diagnosa
sistem 2. Memperoleh informasi yang diperlukan keperawatan serta perawatannya
pelayanan 3. Mengidentifikasi faktor – faktor yang b. Identifikasi resiko biologis,
kesehatan mempengaruhi perawatan lingkungan, dan perilaku serta
4. Membuat keputusan ketika pasien tidak hubungan timbal balik
dapat melakukannya c. Implementasikan aktivitas –
5. Berpartisipasi dalam tujuan bersama terkait aktivitas pengurangan resiko
dengan perawatan d. Rencanakan tindak lanjut strategi
dan aktivitas pengurangan resiko
jangka panjang
36
informasi
d. Bantu keluarga meningkatkan
strategi koping yang ada
e. Bantu anggota keluarga
berkomunikasi lebih efektif
37
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan keperawatan dan melakukan pengkajian
kembali baik secara teoritis maupun secara tinjauan kasus didapatkan
simpulan sebagai berikut
1. Pada pengkajian lansia mengalami gangguan tidur, stress dan mengalami
pusing kepala
2. Diagnosa yang muncul: Defisiensi kesehatan komunitas berhubungan
dengan ketidakcukupan sumber daya, Perilaku kesehatan cenderung
beresiko berhubungan dengan kurang pemahaman dan Ketidakefektifan
manajemen kesehatan keluarga berhubungan dengan kerumitan sistem
pelayanan kesehatan
Pencegahan Hipertensi Primer berupa kegiatan untuk menghentikan
(mengurangi) faktor resiko hipertensi sebelum penyakit hipertensi terjadi.
Pencegahan primer dilaksanakan melalui berbagai upaya diantaranya promosi
kesehatan mengenai perilaku hidup sehat yakni, dengan diet yang sehat
dengan cara makan cukup sayur dan buah rendah garam dan lemak serta tidak
merokok. Pencegahan sekunder lebih ditujukan pada kegiatan deteksi dini
untuk menemukan penyakit. Bila ditemukan kasus, maka dapat dilakukan
pengobatan secara dini.
Pencegahan tersier dilaksanakan agar penderita hipertensi terhindar dari
komplikasi hipertensi serta untuk meniningkatkan kualitas hidup dan
memperpanjang lama ketahanan hidup. Pencegahan tersier difokuskan dapat
mempertahankan kualitas hidup penderita. Pencegahan tersier dilaksanakan
melalui tindak lanjut dini dan pengelolaan hipertensi yang tepat serta, minum
obat teratur agar tekanan darah dapat terkontrol.
38
B. Saran
Diharapkan perawat mampu membantu para lansia untuk menjaga hidup
sehat. Agar angka hipertensi pada lansia dapat berkurang.
39
DAFTAR PUSTAKA
Darmojo, B. dan M. Hadi. 2006. Geriatri: Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI.
Ditjen Bina. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Fatimah. 2010. Merawat manusia Lanjut usia. Jakarta: Trans Info media.
Gunawan. 2001. Kolesterol Dan Lemak Jahat, Kolesterol Dan Lemak Baik, Dan
Proses Terjadinya Serangan Jantung Dan Stroke. Jakarta: Gramedia
Pustaka utama.
Gunawan. 2005. Kolesterol Dan Lemak Jahat, Kolesterol Dan Lemak Baik, Dan
Proses Terjadinya Serangan Jantung Dan Stroke. Jakarta: Gramedia
Pustaka utama.
40
Mohani. 2004. Hipertensi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Smeltzer, Suzanne C & Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC
Staessen A Jan el. al. 2003. Buku Ajar Patologi Robbins. Vol.2 Ed. 7. Jakarta :
EGC.
Temu Ilmiah Geriatri. 2006. Pedoman Tatalaksana Gizi Usia Lanjut untuk tenaga
kesehatan. Jakarta: Depkes
41
LAMPIRAN
42