Anda di halaman 1dari 4

SNuryani-PDGK 4101-118-4A-T

NAMA : Hanni SuryaWati

... NIM : 850611459

SEMESTER : 4A

Modul 1

JAWABAN

1. Keterampilan berbahasa ada empat aspek, yaitu keterampilan menyimak, berbicara,


membaca, dan menulis. Menyimak dan membaca merupakan aspek reseptif,berbicara
dan menulis merupakan aspek produktif.
Keterampilan berbahasa bermanfaat dalam melakukan interaksi komunikasi dalam
masyarakat. Banyak profesi dalam kehidupan bermasyarakat yang keberhasilannya,
antar bergantung dengan tingkat keterampilan berbahasa yang dimilikinya, profesi
sebagai manajer, jaksa, pengacara, guru, penyiar, dai, wartawan, dan lain-lain.

2. Si pengirim pesan aktif memilih pesan yang akan disampaikan, memformulasikannya


dalam wujud lambang-lambang bunyi/tulisan. Proses demikian disebut proses
encoding. Kemudian, lambang-lambang berupa bunyi/tulisan tersebut disampaikan
kepada penerima., si penerima pesan aktif menerjemahkan lambang-lambang berupa
bunyi/tulisan tersebut menjadi makna sehingga pesan tersebut dapat diterima secara
utuh. Proses tersebut disebut proses decoding. Jkedua belah pihak yang terlibat dalam
komunikasi tersebut harus sama-sama memiliki keterampilan, yaitu si pengirim harus
memiliki keterampilan memilih lambang-lambang (bunyi/tulisan) guna
menyampaikan pesan, dan si penerima harus terampil memberi makna terhadap
lambang-lambang (bunyi/tulisan) yang berisi pesan yang disampaikan si pengirim
pesan.

3. 4 jenis ketrampilan berbahasa:


- Keterampilan menyimak
Si penerima melakukan aktivitas decoding berupa pengubahan bentuk-bentuk
bahasa yang berupa bunyi-bunyi lisan menjadi pesan sesuai dengan maksud si
pengirimnya.
- Berbicara
Dalam berkomunikasi, si pengirim mungkin menyampaikan pesan berupa pikiran,
perasaan, fakta, kehendak dengan menggunakan lambanglambang bunyi bahasa
yang diucapkan. Dengan kata lain, dalam proses encoding si pengirim mengubah
pesan menjadi bentuk-bentuk bahasa yang berupa bunyi-bunyi yang diucapkan,
Selanjutnya, pesan yang diformulasikan dalam wujud bunyi-bunyi (bahasa lisan)
tersebut disampaikan kepada penerima
- Membaca
si penerima dalam proses decoding berupaya memaknai bentuk-bentuk bahasa
tertulis itu sehingga pesan dapat diterima secara utuh.
- Menulis
Ada pula pengirim menyampaikan pesan itu dengan menggunakan lambang-
lambang berupa tulisan. Dalam proses encoding, si pengirim mengubah pesan
menjadi bentuk-bentuk bahasa tertulis, kemudian dikirimkan kepada penerima.

4. - HUBUNGAN BERBICARA DENGAN MENYIMAK

Menurut Brooks dalam Tarigan (1994:3), berbicara dan mendengarkan merupakan


kegiatan komunikasi dua arah yang bersifat langsung Kegiatan komunikasi interaktif
seperti dilukiskan dalam diagram di atas, terjadi antarteman, antara pembeli dan
penjual, atau dalam suatu diskusi kelompok. Dalam hal ini, A berbicara dan B
mendengarkan. Setelah itu giliran B berbicara dan A mendengarkan.

- HUBUNGAN MENYIMAK DENGAN MEMBACA

Melalui diagram di atas tampak jelas bahwa baik mendengarkan maupun membaca
merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat reseptif. Perbedaannya hanya pada objek
yang menjadi fokus perhatian awal yang menjadi stimulus. Pada mendengarkan fokus
perhatian (stimulus) berupa suara (bunyi-bunyi), sedangkan pada membaca adalah
lambang tulisan. Kemudian, baik penyimak maupun pembaca melakukan aktivitas
pengidentifikasian terhadap unsur-unsur bahasa yang berupa suara
(dalammendengarkan) maupun berupa tulisan (dalam membaca), yang selanjutnya
diikuti dengan proses decoding guna memperoleh pesan yang berupa konsep, ide atau
informasi sebagaimana yang dimaksudkan oleh si penyampainya.

- HUBUNGAN MEMBACA DENGAN MENULIS


Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif, sedangkan membaca
merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat reseptif. Seseorang menulis guna
menyampaikan gagasan, perasaan atau informasi dalam bentuk tulisan. Sebaliknya,
seseorang membaca guna memahami gagasan, perasaan atau informasi yang disajikan
dalam bentuk tulisan tersebut.

- HUBUNGAN MENULIS DENGAN BERBICARA


Berbicara merupakan kegiatan berbahasa ragam lisan, sedangkan menulis merupakan
kegiatan berbahasa ragam tulis. Kemudian, kegiatan menulis pada umumnya
merupakan kegiatan berbahasa tak langsung, sedangkan berbicara pada umumnya
bersifat langsung. Ini berarti ada juga kegiatan menulis yang bersifat langsung,
misalnya komunikasi tulis dengan menggunakan telepon seluler (SMS) dan dengan
menggunakan internet (chatting). Sebaliknya, ada pula kegiatan berbicara secara tidak
langsung, misalnya melalui pengiriman pesan suara melalui telepon seluler.

MODUL 2

A. -Menyimak Bahasa
menyimak adalah suatu proses mendengarkan lambang-lambang bunyi bahasa lisan
dengan penuh perhatian sehingga pendengar mampu menangkap, mengolah, dan
memahami makna pesan bunyi bahasa lisan.

- Latihan membedakan fonem dalam konteks


Fonem yakni bunyi bahasa yang dapat/berfungsi membedakan makna kata. Kalau dalam
fonetik misalnya kita meneliti bunyi-bunyi /a/ yang berbeda pada kata-kata seperti yang
terdapat pada kata-kata ini, intan dan pahit. Maka dalam fonemik kita meneliti apakah
perbedaan bunyi itu mempunyai fungsi sebagai pembeda makna/ tidak jika bunyi itu
membedakan makna, maka bunyi tersebut kita sebut fonem.

- Strategi Menyimak Teks


Peristiwa menyimak diawali dengan kegiatan mendengarkan bunyi bahasa secara
langsung atau tidak langsung. Bunyi bahasa yang ditangkap oleh telinga diidentifikasikan
jenis dan pengelompokannya menjadi suku kata, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana.
Jeda dan intonasi juga ikut diperhatikan oleh penyimak. Bunyi bahasa yang diterima
kemudian ditafsirkan maknanya dan dinilai kebenarannya agar diputuskan diterima
tidaknya.

- Menyimak interogatif
Menyimak interogatif (interrogative listening) adalah sejenis kegiatan menyimak intensif
yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan
butir-butir dari ujaran sang pembicara karena sang penyimak akan mengajukan sebanyak
mungkin pertanyaan.
B. - Menyimak kritis
Menyimak kritis, yaitu kegiatan menyimak untuk memberikan penilaian secara objektif
mengenai kebenaran informasi yang disimak. Definisi lain menurut Tarigan menyimak
kritis, yaitu sejenis kegiatan menyimak yang berupa untuk mencari kesalahan atau
kekeliruan bahkan juga butirbutir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara,
dengan alasan-alasan yang kuat dan dapat diterima oleh akal sehat.

- Menyimak kreatif
Menyimak kreatif (creative listening) adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang
dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi,
penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang
oleh apa-apa yang disimaknya

- Menyimak eksplorasif
Menyimak eksplorasif, menyimak yang bersifat menyelidik atau exploratory listening
adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu
lebih terarah dan lebih sempit.

Anda mungkin juga menyukai