Sistem Pelayanan Publik Dalam Proses Pembuatan Sim
Sistem Pelayanan Publik Dalam Proses Pembuatan Sim
PEMBUATAN SIM
DISUSUN OLEH :
ILMU HUKUM C
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2017
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan,bahkan dapat di
katakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Hal
senada juga diungkapkan Budiman RuslI yang berpendapat bahwa selama hidupnya,
manusia selalu membutuhkan pelayanan. Pelayanan menurutnya sesuai dengan life
cycle theory of leadrship( LCTL) bahwa pada awal kehidupan manusia pelayanan fisik
sangat tinggi,tetapi seiring dengan usia manusia pelayanan yang dibutuhkan akan
semkin menurun.
Masyarakat setiap waktu selalu menuntut pelayanan publik yang berkualitas dari
birokrat, meskipun tuntutan tersebut tidak sesuai dengan harapan karena secara nyata
pelayanan publik yang terjadi selam ini bercirikan :berbelit-belit,lambat,mahal,dan
melelahkan.Kecendurngan seperti ini terjadi karena masyarakat masih diposisikan
sebagai pihak yang”melayani” bukan yang dilayani. Oleh karena itu, pada dasarnya
dibutuhkan reformasi pelayanan yang berkualitas demi terwujudnya negara yang
sejahtera. Pelayanan yang seharusnnya ditujukan pada masyarakat umum kadang
dibalik menjadi pelayanan masyarakat terhadap negara. Artinya birokrat sesungguhnya
haruslah memberikan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat
Sebut saja salah satu ontoh tentang buruknya sistem pelayan publik pada proses
pembuatan SIM, masyarakat sungguh akan dipermainkan dengan cara mengikuti
berbgai alur yang sangat sulit, berbelit-belit,dan melelahkan. Padahal mereka harus
juga beraktifitas seperti pada umumnya, mereka rela meninggalkan aktifitas itu demi
memperoleh SIM.
Jika kita melihat secara kasat mata memang proses pembutan Sim cukuplah
mudah tetapi dibalik itu ada oknum-oknum yang senganja mempersulit supaya
mendapatkan keuntungan secara sepihak dengan menawarkan jasanya dengan
memanfaatkan teman yang bertuga didalam instansi SAT LANTAS atau dengan
menggunakan jabatan yang dipangkunya.
Untuk itu timbullah didalam benak mereka untuk melaukan jalan pintas dengan
memanfaatkan calo-calo yang ada selain jangka waktu yang cepat juga akan
menghemat banyak biaya dan juga tenaga tinggal melakukan sesi photo lalu tanda
tangan selesai.
II. RUMUSAN MASALAH
C. Bagaimana kewajiban dan Penggolongan SIM (PP No. 44/1993 pasal 211) Surat Izin
Mengemudi (SIM) ?
D. Daerah dan masa berlaku SIM (PP No. 44/1993 Pasal 212-215) ?
III. TUJUAN
B. Untuk mengetahui Fungsi dan peranan SIM dalam mendukung operasional Polri
C. Untuk mengetahui Kewajiban dan Penggolongan SIM (PP No. 44/1993 pasal 211)
D. Untuk mengetahui Daerah dan masa berlaku SIM (PP No. 44/1993 Pasal 212-215)
BAB II
PEMBAHASAN
2. Undang-undang no. 22 tahun 2009, Tentang Lalu-lintas dan Angkutan Jalan, Bab VIII.
1. Berbagaisarana identifikasi atau jati diri seseorang. Bertitik tolak dari SIM akan
diketahui identitas ciri-ciri fisik seseorang. Di samping itu juga berfungsi sebagai tanda
bukti bahwa pemegang SIM telah memiliki kemampuan, pengetahuan dan keterampilan
untuk mengemudikan kendaraan bermotor tertentu.
2. Sebagai alat bukti. SIM selain sebagai tanda bukti sebagaimana diuraikan di atas, juga
mempunyai fungsi dan peranan sebagai alat bukti dalam kaitannya dengan
pelaksanaan tugas pokok Polri, khususnya yang bersifat represif yustisiil, di mana alat
bukti tersebut sebagai penunjang penyelidikan dan pengungkapan pelanggaran
maupun kejahatan yang berkaitan dengan kendaraan bermotor.
3. Sebagai sarana upaya paksa Penyitaan SIM dalam kasus pelanggaran dan kecelakaan
lalu lintas, untuk kemudian memaksa pelanggar menghadiri sidang, merupakan bukti
nyata betapa besarnya fungsi dan peranan SIM dalam pelaksanaan tugas Polri, karena
pada dasarnya tanpa upaya paksa demikian itu, sukar dipastikan bahwa pelaksanaan
penegakan hukum akan berhasil dengan baik.
4. Sebagai
sarana perlidungan masyarakat. Pengemudi kendaraan bermotor wajib
memiliki SIM sesuai dengan golongannya dengan pengertian bahwa pemegang SIM
tersebut telah memiliki kemampuan mengemudikan kendaraan bermotor dengan baik,
sehingga bahaya-bahaya kecelakaan dan terjadinya pelanggaran akan dapat dikurangi.
5. Sebagai
sarana pelayanan masyarakat. Polri sebagai instansi yang berwenang
menerbitkan SIM wajib melayani kebutuhan masyarakat tersebut dengan sebaik-
baiknya.Guna keperluan itulah Polri selalu berusaha meningkatkan pelayanan
masyarakat dalam bidang SIM ini, tanpa mengurangi faktor security sebagai tujuan
pokok.
1. Golongan A : Untuk mengemudikan mobil penumpang, mobil bus dan mobil barang
yang mempunyai jumlah berat yang perbolehkan tidak lebih dari 3500 kilogram.
2. Golongan B-I : Untuk mengemudikan mobil bus dan mobil barang yang mempunyai
jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 kilogram.
D. Daerah dan masa berlaku SIM (PP No. 44/1993 Pasal 212-215)
1. Untuk mengemudikan kendaraan umum, harus memiliki SIM sesuai dengan
golongannya.
4. Setiap golongan SIM berisi data : Nama Pemilik, tempat tanggal lahir, alamat,
pekerjaan, tinggi badan, tempat dan tanggal diterbitkan, nama dan tanda tangan
pejabat yang menerbitkan, golongan dan nomor SIM, jenis SIM tanggal berakhir masa
berlaku, tanda tangan dan sidik jari pemilik serta pas photo dari pemilik. SIM ditulis
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris serta SIM dibuat dari bahan yang
mempunyai unsur pengaman.
c. Memiliki pengetahuan yang cukup mengenai peraturan lalu lintas jalan dan tehnik
dasar kendaraan bermotor.
a. Memiliki SIM:
1). Golongan A untuk memperoleh A Umum
2). Golongan A Umum/B I untuk memperoleh B-I Umum
3). Golongan B I Umum/BII untuk memperoleh B-II Umum
b. Mempunyai pengalaman mengemudi kendaraan bermotor sesuai golongan SIM yang
dimilki sekurang-kurangnya 12 bulan.
c. Memiliki pengetahuan mengenai:
1). Pelayanan angkutan umum.
2). Jaringan jalan dan kelas jalan.
3). Pengujian kendaraan bermotor.
4). Tata cara mengangkut orang dan atau barang.
d. KTP setempat/jatidiri
e. Lulus ujian teori serta praktek I dan praktek II
f. Khusus untuk pemohon SIM Umum diwajibkan mengikuti ujian Klinik Pengemudi.
6. SIM dinyatakan tidak berlaku (PP No. 44/1993 Pasal 230) bila:
1. Habis masa berlakunya.
2. SIM dalam keadaan rusak sehingga tidak terbaca lagi.
3. Digunakan oleh orang lain.
4. Diperoleh dengan cara tidak sah.
5. Data yang terdapat dalam SIM diubah.
7. Tata cara memperoleh SIM.
1. Mengisi formulir permohonan yang telah disediakan disertai dengan foto kopi KTP,
diserahkan kepada petugas loket pendaftaran.
2. Sesuai dengan nomor urut, kemudian akan dipanggil untuk mengikuti ujian teori.
3. Bila lulus dalam ujian teori, maka berhak untuk mengikuti ujian praktek sesuai
dengan jenis SIM yang dikehendaki.
4. Apabila lulus dalam ujian praktek I dan II, maka pemohon akan dipanggil untuk
produksi SIM (pemotretan).
5. Setelah pemotretan, pemohon menunggu diruang tunggu sesuai nomor urut,
kemudian akan dipanggil untuk mengambil SIM yang dah selesai diproses.
BAB III
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Di dalam makalah Tentang Surat Ijin Mengemudi (SIM) diatas telah dijelaskan
mengenai pengertian-pengertian tentang Surat Ijin Mengemudi (SIM) dan dasar
hukumnya, mengetahui tentang persyaratan mendapatkan SIM dimana dijelaskan
tentang persyaratan usia, persyaratan administrasi, persyaratan kesehatan untuk
mendapatkan SIM, mengetahui persyaratan kelulusan peserta uji SIM, menyebutkan
biaya mendapatkan SIM dan mengetahui tata urut mendapatkan Surat Ijin Mengemudi
Penyelenggaraan administrasi Surat Ijin Mengemudi (SIM) telah dilakukan Polri lebih
dari 50 Tahun yang lalu hingga saat ini dalam kurun waktu lebih dari setengah abad
maka masyarakat telah menerima kenyataan bahwa Polri merupakan satu-satunya
Instansi yang mengeluarkan SIM
II. SARAN
Seiring dengan bergulirnya Reformasi, Pelayanan Polisi Lalu Lintas kepada masyarakat
dalam penerbitan Surat Ijin Mengemudi (SIM) dituntut lebih profesional, procedural,
bermoral dan transparan guna menghilangkan kesan negative di masyarakat. Untuk
memenuhi hal tersebut sebagai anggota Polri khususnya Polisi Lalu Lintas yang akan
mengawakinya haruslah dibekali dengan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan
yang baik berkaitan dengan Registrasi dan Identifikasi Surat Ijin Mengemudi sebagai
upaya untuk menunjang kegiatan tersebut antara lain melalui pelatihan, penataran dan
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
https://centraltelematikamandiri.wordpress.com/2011/04/29/sistem-informasi-
manajemen-pelayanan-perizinan-terpadu-satu-pintu/
https://ferli1982.wordpress.com/2013/10/22/pengetahuan-tentang-surat-izin-
mengemudi-sim/
http://digilib.unila.ac.id/12075/3/BAB%20I.pdf
https://www.slideshare.net/kimhelmijoon/makalah-sistem-informasi-surat-ijin-
mengemudi
https://www.academia.edu/5492163/HUKUM_PERIZINAN-Surat_Izin_Mengemudi