Anda di halaman 1dari 40

PELAYANAN PENERBITAN SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) ONLINE

PADA SATLANTAS POLRES KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Proposal Skripsi

Oleh:

DAUDEA KIRANA SARI

NPM 2012011033

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG
2023
ii

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1


1.1.................................................................................................................. Latar Belakang Masalah
....................................................................................................................................1
1.2....................................................................................................................... Rumusan Masalah
....................................................................................................................................7
1.3....................................................................................................................... Tujuan Penelitian
....................................................................................................................................8
1.4...................................................................................................................... Manfaat Penelitian
....................................................................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................9
2.1........................................................................................................ Konsep dan Teori Pelayanan Publik
....................................................................................................................................9
2.1.1. Pengertian Pelayanan Publik..........................................................................9
2.1.2. Konsep Pelayanan Publik..............................................................................11
2.2. Konsep Pelayanan Publik Berbasis Information and Communication Technologies
(ICT)..........................................................................................................................13
2.3.............................................................................................................. Konsep Administrasi Publik
...................................................................................................................................14
2.4........................................................................................................ Surat Izin Mengemudi (SIM) Online
...................................................................................................................................15
2.5. Pelayanan Penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM)................................................16
2.5.1. Penerbitan SIM Offline.................................................................................16
2.5.2. Penerbitan SIM Online..................................................................................20
2.6. Peran dan Kewenangan Satuan Polisi Lalu Lintas ..................................................21
2.6.1 Pengertian Kewenangan Satuan Polisi Lalu Lintas.......................................21
2.6.2 Dasar Hukum Wewenang Kepolisian Terkait SIM .......................................24
BAB III METODELOGI PENELITIAN....................................................................27
iii

3.1.................................................................................................................... Pendekatan Masalah


...................................................................................................................................27
3.2.......................................................................................................................... Sumber Data
...................................................................................................................................28
3.3................................................................................................................ Metode Pengumpulan Data
...................................................................................................................................28
3.4..................................................................................................................Teknik Pengolahan Data
...................................................................................................................................30
3.5....................................................................................................................Teknik Analisis Data
...................................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................33
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi dengan kondisi persaingan yang ketat dan penuh dengan
tantangan, aparatur pemerintah dituntut untuk memberikan pelayanan secara
maksimal kepada masyarakat dan meninjau kebutuhan masyarakat yang semakin
kompleks. Kualitas pelayanan dari pemerintah yang diberikan kepada masyarakat
merupakan salah satu indikator dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan.
Pentingnya peningkatan suatu pelayanan dapat didasarkan pada suatu pemikiran
bahwa pelayanan yang berkualitas akan memperkecil jumlah pengorbanan, baik itu
pengorbanan biaya, tenaga, maupun waktu. Pelayanan yang baik dan efektif serta
efisien adalah pelayanan yang sesuai antara hasil dengan harapan. Pelayanan prima
merupakan terjemahan istilah “service excellent” yang secarah harfiah berarti
pelayanan terbaik atau sangat baik. Disebut sangat baik atau terbaik karena sesuai
dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki oleh instansi pemberi layanan
untuk masyarakat.1

Pelayanan publik merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara
sebagai abdi masyarakat. Pelayanan publik dimaksudkan untuk mensejahterahkan
kehidupan masyarakat atau warga negara. Pelayanan publik yang professional
memiliki pelayanan publik yang bercirikan adanya akuntabilitas dan responsibilitas
dari pemberi layanan (aparatur pemerintah).2 Masyarakat selalu menuntut pelayanan
publik yang berkualitas dan birokrasi, walaupun tuntutan tersebut belum sesuai
dengan yang diharapkan karena secara empiris pelayanan publik selama ini masih

1
Dwiyani Permatasari, “Apa Pelayanan Prima?”, https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-
sulseltrabar/baca-artikel/15009/Apa-itu-Pelayanan-Prima.html, diakses pada 6 Juni 2023.
2
Dewi Rosita, Pelayanan Penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) Pada Satuan Lalu Lintas
Polres Kabupaten Enrekang, (disertasi Doktor Universitas Muhammadiyah, Makasar, 2021), Hlm. 6
2

bercirikan: mahal, lambat, berbeli


belit, dan melelahkan. Permasalahan tersebut terjadi akibat masyarakat yang masih
memposisikan dirinya sebagai pihak yang memberikan pelayanan bukan yang
diberikan pelayanan. Sehingga, dibutuhkan perubahan sistem pelayanan publik
dengan mengubah pemberi pelayanan dan yang diberi pelayanan ke pengertian yang
sebenarnya.

Pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah yaitu dalam pengurusan atau
penerbitan Surat Izin Mengemudi (selanjutnya disingkat SIM) Online. Dengan
demikian, pemerintah atau institusi pemerintahan dijalankan dengan seharusnya dan
tidak seperti menjalankan perusahan, akan tetapi memberikan pelayanan terhadap
masyarakat secara demokrasi, adil, jujur, merata, tidak diskriminatif dan akuntabel.
Pemerintah harus menjamin hak-hak warga masyarakat dan memenuhi tanggung
jawabnya kepada masyarakat dengan mengutamakan kepentingan warga
masyarakatnya. “Citizens First” harus menjadi pegangan atau semboyan pemerintah.3

Menurut Tokoh Denhartd hal ini karena:


1) Nilai-nilai demokrasi kewarganegaraan dan kepentingan publik merupakan
gagasan utama yang paling penting dalam suatu proses penyelenggaraan
pemerintah;
2) Nilai-nilai diatas dipercaya dapat memberikan energi kepada aparatur pemerintah
atau pelaku pelayanan publik dalam memberikan pelayanan kepada publik secara
lebih jujur, adil dan merata serta bertanggung jawab.

Pada tahun 2004 diterbitkan Peraturan Kepmen PAN Nomor 25 tentang Pedoman
Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi
Pemerintah. Serta diterbitkan juga Undang-Undang Pelayanan Publik Nomor 25
Tahun 2009.4 Semakin tinggi kepedulian pemerintah terhadap tata pemerintahan yang
baik (good governance), maka kinerja pelayanan publik akan menjadi semakin lebih
baik dan maksimal. Sehingga wajar jika kinerja pelayanan publik kemudian
digunakan untuk mengamati kinerja pemerintah, termasuk dalam hal ini adalah

3
Andriani, Liza. "Paradigma New Public Service” Institut Stiami, Jakarta, Hlm. 7
4
Nashar, Kualitas Pelayanan Akan Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat, (Pemekasan; Duta
Media Publishing, 2020), Hlm. 29
2

Kepolisian Negara Republik Indonesia (selanjutnya disingkat POLRI).

Sasaran evaluasi pelayanan publik yang saat ini menjadi prioritas POLRI salah satunya
adalah pelayanan SIM Online. Berdasarkan Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun
2003 menyatakan bahwa, SIM termasuk pada kelompok pelayanan administrasi yaitu
berbentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik.5 Sehingga, SIM menjadi
syarat untuk menjalankan atau mengoperasikan kendaraan bermotor dan berlaku
selama lima tahun. Setiap orang yang mengemudikan kendaraan di jalan wajib untuk
memiliki SIM sesuai dengan jenis kendaraan yang dikemudikan. Untuk mendapatkan
SIM tersebut, seseorang harus memiliki kompetensi mengemudi dengan cara yang
baik dan benar sesuai dengan aturan-aturan yang diperoleh melalui pendidikan
dan pelatihan maupun belajar sendiri.

Pendidikan dan pelatihan diselenggarakan oleh lembaga yang mendapatkan izin dan
terakreditasi dari pemerintah.6 Dalam hal ini, kepolisian Republik Indonesia mendapat
satu subtansi tugas pokoknya, yaitu dengan memberikan perlindungan, pengayoman
dan pelayanan kepada masyarakat yang bersumber dari kedudukan fungsi kepolisian
sebagai bagian dari fungsi pemerintahan negara yang pada hakekatnya bersifat
pelayanan publik dan termasuk dalam kewajiban umum kepolisian.

Satuan lalu lintas sebagai bagian dari POLRI yang bertugas dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat, khususnya dalam penertiban SIM di pelayanan kantor
Satuan Penyelenggara Administrasi SIM (selanjutnya disingkat SATPAS) yang
berupaya dalam meningkatkan kualitas pelayanan secara maksimal kepada
masyarakat untuk mencapai kepuasan, transparan dan akuntabel. Program
optimalisasi aksi menuju POLRI yang semakin Profesional, Modern, dan Terpercaya
(PROMOTER) bertujuan untuk mendukung terciptanya Indonesia yang Berdaulat,
Mandiri dan Berkepribadian Gotong Royong. Kapolri dalam hal ini membuat sebelas
(11) program, salah satunya adalah peningkatan pelayanan publik yang lebih mudah
bagi masyarakat serta menggunakan teknologi informasi, contoh dari program tersebut

5
Op.cit, “Pelayanan Penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) Pada Satuan Lalu Lintas Polres
Kabupaten Enrekang”, hlm. 25
6
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
3

adalah SIM Online.7 SIM Online merupakan mekanisme penerbitan dan perpanjangan
SIM yang dapat dilakukan secara online, artinya dapat di akses oleh masyarakat
dengan mudah melalui perangkat mereka masing-masing baik itu komputer ataupun
Gadget. Namun perlu diingat bahwa proses registrasi atau pendaftaran saja yang dapat
dilakukan secara online oleh masyarakat, tetapi proses tes ujian praktek SIM tetap
dilakukan secara offline pada kantor yang telah ditunjuk. Proses ini dinilai lebih
efektif terutama bagi masyarakat yang sibuk bahkan tidak sempat untuk meluangkan
waktu lebih banyak dalam menerbitkan SIM atau memperpanjang SIM, sehingga
dapat menggunakan sistem pendaftaran secara online.

Dengan mendaftar secara online, masyarakat tidak perlu ribet, karena kini proses
pendaftaran dan ujian teori SIM dapat dilakukan dari rumah secara online. Setelah
seluruh persyaratan pendaftaran SIM terpenuhi, lalu pilih jadwal kedatangan ke
SATPAS untuk melakukan ujian praktik. Proses perpanjangan SIM tidak perlu antri
lagi, kini masyarakat dapat melakukan perpanjangan SIM secara online dengan proses
yang mudah dan cepat melalui layanan SINAR (SIM Nasional Presisi). 8 SIM akan
langsung dikirim ke rumah masyarakat tersebut. Berbeda dengan penerbitan SIM
secara offline atau manual pada umumnya yaitu, pemohon harus mengisi formulir
secara tertulis, kemudian mengambil nomor antrian dan menunggu nama pemohon
tersebut dipanggil oleh petugas SATPAS setempat. Sehingga apabila SIM telah
habis masa berlakunya, maka pemilik harus kembali ke kota asal SIM tersebut dibuat.
Hal ini yang membuat sebagian dari masyarakat enggan untuk membuat SIM atau
memperpanjang SIM dan memilih untuk melakukan sistem tembak karena proses yang
berbelit-belit dan memakan waktu yang cukup lama.

Oleh sebab itu, POLRI ingin mewujudkan dan memperbaiki sistem pendaftaran dan
penerbitan serta perpanjangan SIM secara online untuk mengatasi masalah tersebut.
Sistem prosedur pengurusan SIM tidak hanya mengacu pada Peraturan Pemerintah
Nomor 31 Tahun 2004, untuk menciptakan kondisi pelayanan yang dinamis perlu
7
Darius Beda Daton, ”Meningkatkan Pelayanan Publik POLRI”, Berita - Ombudsman RI, di
akses 28 Mei 2023
8
Digital Korlantas POLRI, “SINAR (SIM Nasional Presisi)”,
https://www.digitalkorlantas.id/sim/#, diakses pada 6 Juni 2023.
4

adanya keseimbangan antara aparat dengan pengguna jasa guna mewujudkan kepuasan
masyarakat pengguna jasa dalam pembuatan SIM.9 Tujuan dari penerapan SIM Online
ini adalah untuk;
a) Meningkatkan kualitas mutu pelayanan kepada masyarakat dalam penerbitan
SIM;
b) Menjaga sustainable pelayanan SIM yang disebabkan karena adanya gangguan
hardware, software dan jaringan;
c) Sentralisasi data SIM untuk memudahkan perpanjangan online atau pengalihan
golongan SIM;
d) Pembayaran via bank, online registrasi;
e) Memudahkan penerbitan sistem poin pelanggaran oleh Kasubdit Penindakan dan
Pelanggaran;
f) Membantu meningkatkan mutu hasil pengujian SIM;
g) Meningkatkan pengawasan kinerja dan tanggungjawab petugas SIM;
h) Secara simultan membantu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
disiplin pengemudi; dan
i) Memudahkan dalam melakukan pengawasan terhadap produksi SIM dengan
jumlah pembayar Penerimaan Negara Bukan di bidang regidents SIM
penawaran Pajak (selanjutnya disingkat PNBP).

Dasar hukum SIM Online adalah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Republik Indonesia, serta Surat Telegram Kapolri: STR/415/VI/2015
tanggal 5 Juni Tahun 2015 tentang akan mendistribusikan peralatan SIM Online ke-
45 SATPAS POLRES di seluruh Kepolisian Daerah (selanjutnya disingkat POLDA),
untuk mendukung optimalisasi pelaksanaan launching pelayanan SIM Online.
Peresmian SIM Online yang di laksanakan oleh kepolisian bertujuan untuk
mempermudah masyarakat dalam mengurus proses penerbitan dan perpanjangan
SIM. Inovasi dari pemberian pelayanan menggunakan SIM Online akan terus
dilakukan untuk mengurangi kendala dalam penerbitan serta perpanjangan SIM
9
Herda, Kualitas Pelayanan Surat Izin Mengemudi (SIM) Di Kepolisian Resort (Polres)
Enrekang, (disertasi Doktor Universitas Muhammadiyah, Makasar, 2022), hlm. 33
5

secara Manual.10

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2012 Pasal
53 ayat (2) Tentang Surat Izin Mengemudi menyebutkan bahwa, “yang berwenang
dalam melakukan penertiban Surat Izin Mengemudi (SIM) kepada masyarakat adalah
Kepala Kepolisian disetiap wilayah masing-masing yang di delegasikan kepada
Kepala Satuan Lalu Lintas”.11 Maksud dari penerapan SIM Online yaitu sebagai suatu
bentuk usaha dalam meningkatkan kualitas pelayanan SIM terhadap masyarakat.
Selain itu, tujuan dari implementasi SIM Online adalah sebagai bentuk usaha untuk
membangun dan melaksanakan pelayanan yang lebih baik secara maksimal kepada
masyarakat di bidang regident SIM guna terciptanya zero complain, bebas korupsi
serta terciptanya birokrasi bersih khususnya di Kabupaten Lampung Tengah.

Kebijakan pelayanan sejatinya harus memiliki tujuan yang diusulkan oleh seseorang,
kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu sehubungan dengan
adanya hambatan-hambatan tertentu dengan mencari peluang-peluang untuk mencapai
tujuan atau mewujudkan sasaran yang diinginkan. 12 Termasuk juga dengan kebijakan
pelayanan penerbitan SIM Online di SATPAS Kabupaten Lampung Tengah. Hal
tersebut tidak sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 22-23 Perkapolri tentang SIM
yang menentukan bahwa:

Pada Pasal 22 standar pelayanan SIM oleh SATPAS13 sebagai berikut:


a. bersifat baku dan mudah dipahami oleh petugas pelayanan penerbitan SIM, yang
berupa ketentuan, persyaratan, pengujian, penerbitan,dan prinsip pelayanan publik
pengajuan SIM;
b. mudah dipahami oleh peserta uji;
c. ada kejelasan tentang waktu pelayanan yang ditetapkan sejak saat pengajuan untuk
mengikuti ujian sampai dengan penerbitan SIM;
10
Siti Fatimah,”Efektivitas Sistem Pelayanan Pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) Secara
Online di Satuan Penyelenggara Administrasi (Satpas) Colombo Surabaya”, Program Studi Administrasi
Publik; Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, hlm. 601
11
Nadia Mersael Hasibuan , “Proses Pelayanan Pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) Di
Kantor Polresta Pekanbaru,” (Skripsi Sarjana Universitas Islam Riau, Pekan Baru, 2020), hlm. 2
12
Leo Agustino, Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung:PenerbitAlfabeta, 2012, hlm.7
13
Indonesia, Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Nomor 9 Tahun 2012
6

d. terperinci besaran biaya administrasi SIM yang ditetapkan dan diinformasikan


dengan jelas kepada peserta uji;
e. ada transparansi pada setiap tahap prosedur penerbitan SIM mulai dari
pendaftaran, pengujian, sampai dengan penerbitan SIM;
f. tersedia fasilitas tempat pelayanan dan fasilitas pendukung yang aman dan nyaman
bagi peserta uji;
g. kompetensi petugas pemberi pelayanan yang memadai berdasarkan pengetahuan,
keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang mendukung pelayanan yang
primadani.

Pada Pasal 23, sebagai berikut:


1) SATPAS harus menyediakan informasi yang mudah diakses oleh masyarakat untuk
memberikan kemudahan dan kelancaran pengajuan pendaftaran, pengujian, dan
penerbitan SIM;
2) Informasi, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu sekurang-kurangnya memuat:
a)persyaratan dan tata cara pengurusan SIM; b)besaran biaya yang dipungut;
c)waktu penyelesaian; dan d)lokasi loket pendaftaran, ujian tertulis, simulator, dan
lokasi ujian praktik.

Berdasarkan pada pasal tersebut, maka seharusnya pelayanan penerbitan SIM di


SATPAS Kepolisian Resort Lampung Tengah sudah mengarah kepada pelayanan SIM
yang berkualitas secara maksimal, karena sesuai dengan kondisi bahwa pelayanan SIM
sudah menggunakan metode online, yang mengindikasikan adanya kemudahan dan
lebih sederhana dalam proses penerbitan SIM tersebut. Konsep pelayanan SIM Online
sangat memudahkan masyarakat dalam memperpanjang dan mengurus SIM yang hilang
atau rusak.14 Pengurusan SIM Online tersebut dapat diakses oleh setiap masyarakat
dengan mudah di web http://sim.korlantas.polri.go.id/.
Sistem pelayanan secara online merupakan salah satu bentuk kebijakan pemerintah,
yaitu berdasarkan Intruksi Presiden (InPres) Nomor 3 Tahun 2004 tentang Kebijakan
dan Strategi Nasional Pengembangan E-goverment. Alasan mendasar dicetuskannya

14
A. Juwita, “Optimalisasi SIM Online Sebagai Strategi Untuk Mewujudkan Pelayanan Prima
Pada Kantor Satpas Jember,” Airlangga Development Journal, hlm. 100
7

pelayanan secara online adalah untuk menghilangkan praktik pencaloan dan mengurangi
tindak pidana korupsi di lingkungan Polri.15 Kemudian untuk meningkatkan kepuasan
masyarakat dalam perwujudan agar menjadi warga yang tertib adminsitratif, yaitu
terkait dengan adanya kepemilikan SIM.16

Dalam proses pelayanan penerbitan SIM, setiap calon pembuat SIM harus mengikuti
seluruh proses-proses penerbitan SIM yang sesuai dengan aturan-aturan yang ada
tentang SIM, dari pendaftaran langsung penerbitan SIM tanpa ujian teori dan praktek
serta pelaksanaannya yang dilakukan oleh unit penerbitan SIM. SIM dalam sistem
hukum, sudah menjadi suatu keharusan adanya keefektifan dalam pengimplementasinya
untuk menjalankan fungsinya sesuai dengan amanat undang-undang. Jika suatu sistem
hukum tidak berjalan dengan efektif, maka sudah pasti tatanan sistem hukum akan
kacau dan saling tumpang tindih antara satu dengan yang lain. Jika sudah seperti itu,
sudah tentu ada kendala yang dapat menghambat suatu sistem hukum tersebut untuk
bekerja secara maksimal.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana peran Satuan Polisi Lalu Lintas Lampung Tengah dalam meningkatkan
antusiasme masyarakat terhadap pelayanan administrasi penerbitan SIM Online?
2. Bagaimana implementasi pelayanan penerbitan SIM Online di Satuan Polisi Lalu
Lintas Kabupaten Lampung Tengah?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah dan latar belakang tersebut, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui peran Satuan Polisi Lalu Lintas Lampung Tengah dalam
15
F. Hedy Nugroho, Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Rangka Memberantas Tindak
Pidana Korupsi Secara Elektronik. Jurnal Dinamika Hukum,Vol.14, No.3 September, hlm 539-546, 2014.
16
Desak Putu Butsi Triyani, Pelayanan Terpadu Surat Izin Mengemudi (SIM) Terintegrasi. JIAP
Vo.2, No.4, hlm. 192-194, 2016.
8

meningkatkan antusiasme masyarakat terhadap pelayanan administrasi penerbitan


SIM Online.
2. Untuk mengetahui bagaimana implementasi pelayanan penerbitan SIM Online di
Satuan Polisi Lalu Lintas Lampung Tengah.

1.4. Manfaat Penelitian


Setelah mengetahui rumusan masalah dan tujuan yang telah diuraikan diharapkan
mampu memberikan manfaat-manfaat bagi pihak tertentu sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memperkaya bahan atau referensi secara teoritis
untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan khususnya dalam penelitian, serta
dalam pengembangan kajian ilmu politik dan pemerintahan khususnya yang berkaitan
dengan pelayanan publik.
b. Manfaat Praktis
Dapat dipahami sebagai rekomendasi Satuan Polisi Lalu Lintas Lampung Tengah dalam
proses pelayanan penerbitan SIM Online.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep dan Teori Pelayanan Publik


2.1.1 Pengertian Pelayanan Publik
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik memberikan definisi
bahwa pelayanan publik merupakan suatu kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi setiap
Warga Negara atas barang dan jasa, serta pelayanan administrasi yang telah disediakan
oleh para penyelenggara pelayanan publik tersebut.17

Pelayanan publik menurut Widodo mengatakan bahwa, pemberian layanan keperluan


orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi tersebut sesuai
dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Menurut Robert dan Bakara
memberikan pengertian bahwa, pelayanan publik sebagai segala bentuk kegiatan
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah pusat di daerah dan
lingkungan badan usaha milik negara atau daerah, baik dalam barang atau jasa dalam
rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat serta dalam rangka pelaksanaan
ketertiban-ketertiban.18 Pelayanan publik memiliki konsep dasar yaitu dengan
memberikan keterbukaan dan kebebasan mengakses informasi kepada masyarakat,
sehingga adanya persyaratan, prosedur, biaya dan waktu dapat diketahui oleh
masyarakat tanpa adanya kebingungan. Pelayanan publik merupakan kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan warga negara sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduknya atas
barang,
17
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik memberikan definisi bahwa
pelayanan publik merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara atas barang dan jasa, atau pelayanan
administrasi yang disediakan oleh para penyelenggara pelayanan publik.
18
Herda, “Kualitas Pelayanan Surat Izin Mengemudi (SIM) Di Kepolisian Resort (Polres)
Enrekang” (Disertasi Doktor Universitas Muhammadiyah, Makasar, 2022), hlm. 16
10

jasa, dan/atau pelayanan seperti administratif yang disediakan oleh penyelenggara


pelayanan publik.19 Penyelenggara pelayanan publik yaitu setiap institusi penyelenggara
negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang yang
berlaku dalam kegiatan pelayanan publik dan badan hukum lain yang dibentuk semata-
mata hanya untuk kegiatan pelayanan publik. Hilangnya kepercayaan masyarakat
terhadap penyelenggara pelayanan publik akan berakibat rusaknya tatanan hukum dan
aturan-aturan yang menjadi prasyarat bagi suatu kedaulatan negara. Peraturan dan
keteraturan (rule and order) menjadi modal dasar bagi terbangunnya demokrasi dan
keadilan yang merata dalam masyarakat.

Mahmudi mengemukakan pendapat bahwa, pelayanan publik adalah segala kegiatan


pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya untuk
pemenuhan kebutuhan publik dan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Dalam hal ini, yang dimaksud penyelenggara pelayanan publik adalah
instansi pemerintah yang meliputi:
a. Satuan kerja atau satuan organisasi kementerian;
b. Departemen;
c. Lembaga pemerintah non departemen;
d. Kesekretariatan lembaga tertinggi dan tinggi negara, misalnya; Sekretariat Dewan
(SETWAN), Sekretariat Negara (SETNEG), dan sebagainya;
e. Badan Usaha Milik Negara (BUMN);
f. Badan Hukum Milik Negara (BHMN);
g. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD);
h. Instansi pemerintah lainnya, baik pusat maupun daerah termasuk dinas-dinas dan
badan.

Dengan memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dalam rangka


menciptakan kesejahteraan kepada masyarakat. Maka, pelayanan publik merupakan
aspek pelayanan pokok bagi aparatur negara sesuai dengan peraturan UUD 1945 alenia
ke-4, yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

19
Kamaruddin Sellang, Administrasi Dan Pelayanan Publik Antara Teori dan Aplikasinya,
( Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2016), hlm. 76
11

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan melaksanakan


ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Pelayanan publik merupakan pemberian layanan kepada masyarakat secara baik, yaitu
baik secara jasa maupun barang atau administratif sebagai bagian dari keperluan
masyarakat. Pelayanan publik yang baik akan memberikan kepuasan secaara maksimal
terhadap masyarakat karena pelayanan yang diberikan tersebut.20 Dalam kinerja sektor
publik, tidak dapat dipisahkan dari penentuan standar pelayanan publik. Standar
pelayanan publik merupakan standar kinerja minimal yang harus dipenuhi oleh suatu
instansi pemerintah dalam suatu organisasi sektor publik. Dalam rangka memenuhi
standar pelayanan publik tersebut, setiap unit pelayanan harus menetapkan Standar
Pelayanan Minimum (SPM).

2.1.2 Konsep Pelayanan Publik


Pada dasarnya reformasi pemerintahan mampu mencapai tujuan-tujuan ekonomi dan
efisiensi penyelenggaraan pemerintahan, namun harus dapat disadari bahwa
pemerintahan tidak hanya sekedar mencapai tujuan efisiensi, tetapi juga terkait dengan
hubungan akuntabilitas antara negara dengan masyarakatnya. Selanjutnya, Sangkala
mengemukakan bahwa, paling tidak terdapat empat prinsip dasar yang termuat dalam
sebuah charter yaitu kualitas, pilihan, standar, dan nilai. Namun dalam
perkembangannya mengalami penambahan. Prinsip dasar yang termaktub pada
dasarnya memuat adanya pengakuan hak-hak publik atas pelayanan yang harus
diterima, karena masyarakat telah membayar atau melaksanakan kewajibannya melalui
pajak, baik langsung maupun tidak langsung.21 Sehingga, keseluruhan layanan yang
diberikan harus dalam keadaan yang berkualitas tinggi, responsif terhadap kebutuhan
warga, serta tersedia dengan biaya yang rasional. Lebih lanjut prinsip-prinsip dasar
tersebut mencakup:
a. Terdapat standar yang jelas, artinya setting dan monitoring diungkapkan secara
eksplisit bagi pengguna sesuai dengan apa yang mereka harapkan;
b. Informasinya jelas dan terbuka, artinya isi dari informasi yang diberikan harus

20
Dewi Rosita, Pelayanan Penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) Pada Satuan Lalu Lintas
Polres Kabupaten Enrekang, (disertasi Doktor Universitas Muhammadiyah,Makasar ,2021), hlm. 11
21
Op. cit, Administrasi Dan Pelayanan Publik Antara Teori dan Aplikasinya, hlm. 80
12

akurat, tersedia setiap saat dalam bahasa yang sederhana;


c. Terdapat kesamaan, artinya informasi yang diberikan sama bagi setiap pengguna;
d. Tidak memihak, artinya dalam memberikan pelayanan petugas tidak boleh
membeda-bedakan antara satu dengan yang lain;
e. Kontinyu, artinya pelayanan yang diberikan baik kuantitas maupun
mutunya berkelanjutan atau tetap konsisten;
f. Teratur, artinya mekanisme pelaksanaan pelayanan diberikan secara runut dan
jelas;
g. Konsultasi, artinya konsultasi dilaksanakan secara regular dan sistematis dengan
para pengguna;
h. Sopan dan penolong, artinya sopan dan suka membantu dalam memberikan
pelayanan kepada pengguna merupakan ciri para pegawai yang bertugas
memberikan pelayanan. Layanan yang diberikan harus adil bagi siapa saja yang
memerlukan pelayanan serta dalam suasana kondisi yang menyenangkan bagi
semua pihak;
i. Perbaikan, artinya jika dirasa pelaksanaannya salah, maka segera
diperbaiki. Prosedur keberatan dijelaskan kepada masyarakat sehingga mudah
untuk dilakukan;
j. Ekonomis, artinya pelayanan publik yang diselenggarakan secara ekonomis dan
efisien di dalam konteks kemampuan sumber daya dan kemampuan keuangan
negara;
k. Pengukuran, artinya pelayanan mesti yang diberikan harus didasarkan atas
standar dan target yang dapat diukur kinerjanya. Hasil pengukuran tersebut dapat
menjadi sumber perbaikan agar mutu pelayanan tetap dapat dijaga dan bahkan
ditingkatkan agar menjadi lebih baik.22

Definisi pelayanan publik menurut Kepmen PAN Nomor 25 Tahun 2004 adalah segala
kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan penerima layanan dalam rangka pelaksanaan ketentuan
sesuai peraturan perundang-undangan. Sedangkan Kepmen PAN Nomor 58 Tahun 2002
22
Kamaruddin Sellang, Administrasi Dan Pelayanan Publik Antara Teori dan Aplikasinya, (
Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2016), hlm 81
13

mengelompokkan tiga pelayanan dari instansi serta BUMN/BUMD. Pengelompokkan


jenis-jenis pelayanan tersebut didasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan serta produk
pelayanan yang dihasilkan, yaitu (1) pelayanan administratif, (2) pelayanan barang, (3)
pelayanan jasa. Pelayanan publik adalah sebagai pemberian jasa, baik oleh pemerintah,
pihak swasta atas nama pemerintah, ataupun pihak swasta kepada masyarakat.

Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan salah satu fungsi utama dalam


penyelenggaraan pemerintahan yang Good Governance (penyelenggalaan pemerintahan
yang balik). Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan
publik menyebutkan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau serangkalian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan Peraturan
Perundangundangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang/jasa, dan atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Sebagai
sebuah lembaga, pelayanan publik berpijak pada prinsip-prinsip profesionalisme dan
etika seperti akuntabilitas, efektifitas, efisiensi, integritas, netralitas, dan keadilan bagi
semua penerima pelayanan.23

2.2. Konsep Pelayanan Publik Berbasis Information and Communication


Technologies (ICT)
Setiap level pemerintahan di Negara Indonesia menerapkan prinsip-prinsip tata kelola
kepemerintahan yang baik (good governance) menjadi isu sentral dan menjadi tuntutan
masyarakat. Isu ini memasuki arena perdebatan pembangunan akhir-akhir ini oleh
adanya dinamika yang menuntut perubahan-perubahan disisi praktek pemerintah dalam
menunjang pertumbuhan ekonomi dan perbaikan kesejahteraan masyarakat.

Menurut pendapat Young dan Sangkala bahwa, e-Government (pemakaian atau


penggunaan teknologi informasi) bermakna bahwa pemerintah menggunakan teknologi,
khususnya aplikasi internet berbasis web untuk meningkatkan akses dan pemberian
layanan oleh pemerintah kepada masyarakat, partner bisnis, pegawai, dan pemerintahan
lainnya. Sementara berbagai pihak mendefinisikan e-Government adalah suatu proses
reformasi di dalam cara pemerintah bekerja dengan memberikan berbagai informasi dan
23
Agus Triono,dkk.,“Mozaik Pemikiran Dalam Hukum Administrasi Negara”,(Bandar
Lampung, Pusaka Media, 2022), hlm 57
14

memberikan layanan baik kepada pihak internal maupun eksternal klien bagi
keuntungan pemerintah, masyarakat maupun pelaku bisnis.
Definisi lain menyebutkan bahwa e-government yaitu pemanfaatan teknologi informasi
seperti wide area network (WAN), internet, world wide web (WWW), komputer oleh
instansi pemerintah untuk menjangkau masyarakat, pelaku bisnis, dan cabang-cabang
pemerintah lainnya untuk; memperbaiki layanan kepada masyarakat, memperbaiki
layanan kepada dunia bisnis dan industri, pemberdayaan masyarakat melalui akses
kepada pengetahuan dan informasi serta membuat pemerintah dapat lebih efisien dan
efektif.24

2.3. Konsep Administrasi Publik


Secara sederhana menurut pendapat Michael M. Harmon, administrasi publik
membahas keputusan-keputusan yang :
 Memengaruhi kehidupan rakyat,
 Mengatasnamakan publik, dan
 Menggunakan sumber daya publik
Oleh karena itu, orang-orang yang bekerja dalam administrasi publik,bukan hanya
kelompok pegawai negeri tradisional. Pada setiap tingkatan pemerintah, kini ada
organisasi-organisasi-agensi publik, komisi, korporasi publik, dan gugus tugas resmi
yang para anggotanya melaksanakan mandat legal masyarakat dan demikian bekerja
“demi kepentingan publik”.

Organisasi-organisasi pun dapat dipandang sebagai administrator publik. Garis


pemisahnya disini yaitu mudah didefinisikan tetapi sulit untuk digambarkan.
Administrasi publik adalah urusan bagi semua orang yang bertindak di pihak publik (di
pihak masyarakat dengan cara yang diamanatkan secara sah sesuai dengan peraturan
undang-undang yang berlaku) dan tindakan mereka mempunyai konsekuensi terhadap
anggota masyarakat, sebagai perseorangan atau kelompok.25 Semua orang yang terlibat
dalam administrasi publik tersebut membuat keputusan berdasarkan hukum publik,

Ibid. Kamaruddin Sellang, Administrasi Dan Pelayanan Publik Antara Teori dan Aplikasinya, (
24

Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2016), hal 82-83


25
Op.cit, Administrasi Dan Pelayanan Publik Antara Teori dan Aplikasinya, hlm. 43
15

regulasi, dan tradisi. Akan tetapi, selain itu keputusan mereka mencerminkan
pertimbangan pribadi berdasarkan nilai dan penilaian yang muncul dari konfigurasi unik
faktor-faktor yang ada dalam situasi tertentu. Keputusan sebagaimana pertimbangan
yang mendasarinya, muncul dari saling memengaruhi antara hal yang umum dengan hal
yang khusus serta yang personal dan yang impersonal.

2.4. Surat Izin Mengemudi (SIM)


Pengertian dari Surat Izin Mengemudi (SIM), yaitu SIM merupakan sebagai bukti
identifikasi dan registrasi bahwa seseorang telah memenuhi seluruh persyaratan secara
administrasi, sehat jasmani dan rohani yang diberikan oleh POLRI, serta dapat
memahami bagaimana peraturan-peraturan lalu lintas dan mahir dalam mengendarai
kendaraan bermotor. Setiap orang yang mengendarai kendaraan bermotor wajib untuk
membawa atau mempunyai SIM sesuai dengan jenis kendaraan yang digunakannya.26

Peraturan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 yang digantikan dengan Undang-


Undang terbaru Nomor 22 Tahun 2009 telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku,
tetapi Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 yang menjelaskan Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 1992 dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau
belum diganti dengan yang baru berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009.
Jadi dari peraturan-peraturan diatas, semua warga negara Indonesia harus memiliki
Surat Izin Mengemudi (SIM) agar mendapatkan hak-hak dalam berkendara, khususnya
kendaraan bermotor.27 Di Indonesia terdapat dua (2) jenis Surat Izin Mengemudi (SIM)
yaitu Surat Izin Mengemudi (SIM) kendaraan umum dan juga Surat Izin Mengemudi
(SIM) kendaran bermotor perseorangan.

SIM Online hadir untuk membuat terobosan di zaman digital yang sudah semakin
berkembang modern. Tetapi tidak mengartikan bahwa seseorang dapat membuat SIM
sendiri, hanya dengan mengisi data-data dalam formulir isian yang disediakan di
website SIM Online Polri langsung mendapat SIM baru untuk menggantikan SIM yang

26
Indonesia, Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan anngkutan jalan, Pasal
77 ayat (1).
27
Ibid.
16

lama. Pemikiran seperti itu tentu saja tidak benar, karena SIM Online hanya
memberikan layanan untuk mengisi data diri pemohon melalui portal situs resmi yang
dapat diakses oleh petugas agar memudahkan dalam mengisi form SIM.

Pelayanan penerbitan SIM merupakan salah satu pelayanan dasar administratif yang
penting. Dengan adanya SIM, seseorang dianggap sudah memiliki hak dan kewajiban
saat mengendarai kendaran bermotor. Dengan adanya SIM juga, seseorang telah
dianggap menjadi suatu wajib hukum yang taat hukum, sehingga dalam berkendara
haruslah selalu mentaati peraturan-peraturan yang berlaku, SIM merupakan bukti
administratif bahwa seseorang tersebut sudah terikat oleh hukum, terutama hukum
dalam berkendara. Dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2012 Pasal 52 ayat (2) Tentang Surat Izin Mengemud, menyebutkan
bahwa yang berwenang dalam melakukan penerbitan SIM kepada masyarakat adalah
Kepala Kepolisian di setiap wilayah masing-masing dan didelegasikan kepada Kepala
Satuan Lalu Lintas.28

2.5. Pelayanan Penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM)


SIM adalah singkatan dari Surat Izin Mengemudi. SIM wajib untuk dimiliki oleh setiap
pengendara, baik motor, mobil, truk, maupun kendaraan lainnya. Peraturan ini memiliki
dasar hukum yang tercantum Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992
tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan. Pasal tersebut menyebutkan bahwa, setiap
pengemudi kendaraan bermotor di setiap wilayah wajib untuk memiliki Surat Izin
Mengemudi (SIM).

2.5.1. Penerbitan SIM Offline


Surat Izin Mengemudi (SIM) sebagai bukti identifikasi yang dikeluarkan oleh Polri bagi
setiap pengendara kendaraan bermotor yang dianggap telah memahami aturan-aturan
lalu lintas, terampil berkendara, dan telah memenuhi persyaratan-persyaratan
administrasi.29 Di bawah ini merupakan proses penerbitan SIM;

28
Tri Wakhyuni, Syakdiah, Retno Kusumawiranti, Kualitas Pelayanan Pembuatan Surat Izin
Mengemudi (SIM) Online Di Polres Sleman, jurnal populika,volume 8 Nomer 1, 2020, hlm. 13
29
Polres metro depok, “Penerbitan SIM Baru ”,
https://www.satlantaspolresmetrodepok.com/layanansim/read/1/penerbitan-sim-baru, diakses pada 6 Juni
17

Penggunaan Golongan SIM, antara lain:


Golongan SIM SIM untuk kendaraan bermotor roda 4 dengan berat yang
A diperbolehkan tidak lebih dari 3.500 Kg.
SIM untuk kendaraan bermotor roda 3 dengan karoseri mobil (Kajen
Golongan SIM
VI) yang digunakan untuk angkutan orang / barang (bukan sepeda
A Khusus
motor dengan kereta samping)
Golongan SIM SIM untuk kendaraan bermotor dengan berat yang diperbolehkan
B1 lebih dari 1.000 Kg.
Golongan SIM SIM untuk kendaraan bermotor yang menggunakan kereta tempelan
B2 dengan berat yang diperbolehkan lebih dari 1.000 Kg.
Golongan SIM SIM untuk kendaraan bermotor roda 2 yang dirancang dengan
C kecepatan lebih dari 40 Km / Jam
SIM khusus bagi pengemudi yang menyandang
Golongan SIM
disabilitas/berkebutuhan khusus.

 

Persyaratan Pemohon SIM, antara lain:


1. Permohonan tertulis;
2. Dapat membaca dan menulis;
3. Memiliki pengetahuan peraturan lalu lintas jalan dan teknik dasar kendaraan
bermotor;
4. Batas usia;
     • 16 Tahun untuk SIM Golongan C.

2023
18

     • 17 Tahun untuk SIM Golongan A.


     • 20 Tahun untuk SIM Golongan BI / BII.
5. Terampil dalam mengemudikan kendaraan bermotor;
6. Sehat jasmani dan Rohani;
7. Lulus ujian teori dan praktek.

Biaya penerbitan SIM, antara lain:


1. SIM A
- Pembuatan SIM A Baru : Rp 120.000
- Perpanjang SIM A : Rp 80.000
2. SIM B1
- Pembuatan SIM B1 Baru : Rp 120.000
- Perpanjang SIM B1 : Rp 80.000
3. SIM B2
- Pembuatan SIM B2 Baru : Rp 120.000
- Perpanjang SIM B2 : Rp 80.000
4. SIM C
- Pembuatan SIM C Baru : Rp 100.000
- Perpanjang SIM C : Rp 75.000
5. SIM D (Penyandang disabilitas/berkebutuhan khusus)
- Pembuatan SIM D Baru : Rp 50.000
- Perpanjang SIM D : Rp 30.000
6. SIM Internasional
- Pembuatan SIM Internasional Baru : Rp 250.000
- Perpanjang SIM Internasional : Rp 225.000
19

Mekanisme Penerbitan SIM secara offline, yaitu:


Secara umum berikut ini adalah tahapan penerbitan SIM yang harus dijalankan oleh
setiap pemohon SIM.30

Untuk memiliki SIM, masyarakat harus mengajukan permohonan penerbitan SIM di


tempat penyedia layanan SIM resmi, seperti Satuan Penyelenggara Administrasi SIM
(SATPAS), gerai SIM di Mall Pelayanan Publik (MPP), atau Mobil SIM Keliling.
Namun tidak hanya untuk membuat SIM baru saja, tempat-tempat tersebut juga
menyediakan layanan untuk perpanjangan SIM bagi masyarakat yang SIM-nya
mendekati akhir masa berlaku. Di dalam Undang-Undang tersebut juga disebutkan
bahwa, khusus untuk SIM C diterbitkan bagi pengendara sepeda motor. SIM memiliki
masa kadaluarsa sampai lima tahun semenjak diterbitkannya SIM tersebut. Setelah itu,
pemilik SIM dapat melakukan perpanjangan menjelang tanggal kadaluarsa tiba di
tempat yang telah disediakan. Keterlambatan dalam melakukan perpanjangan dapat
berakibat pemilik SIM harus mengajukan permohonan penerbitan SIM baru. Cara
pengurusannya juga kembali melakukan Ujian Teori dan Ujian Praktik.31

30
Ibid
31
Ilham Choirul Anwar,"Cara Membuat SIM C Online dan Offline: Biaya, Syarat",
https://tirto.id/gjRk, diakses 6 Juni 2023
20

2.5.2. Penerbitan SIM Online


Sejak pada tahun 2020, Korlantas Polri sudah menggulirkan layanan penerbitan dan
perpanjangan SIM Online dalam jaringan/daring yang semakin mempermudah proses
penerbitan SIM. Cara ini setidaknya turut memangkas antrean masyarakat pada saat
mengurus penerbitan dan perpanjangan SIM serta membantu menerapkan protokol
kesehatan di masa pandemi Covid-19. Maka, berkat kemajuan teknologi yang sudah
semakin canggih, layanan penerbitan dan perpanjangan SIM juga tersedia dalam
bentuk online. Sehingga, masyarakat dapat melakukan pengajuan pembuatan dan
perpanjangan SIM secara online dan tidak perlu lagi untuk hadir secara langsung di
tempat penyedia layanan SIM, cukup dengan menggunakan alat elektroniknya masing-
masing.  Layanan SIM Online dapat digunakan untuk pendaftaran SIM baru maupun
perpanjangan SIM. Sayangnya, belum semua golongan SIM dapat diproses dari layanan
daring ini, karena terbatas untuk pemohon SIM A dan SIM C.32

Cara membuat SIM Online melalui aplikasi, antara lain:


Sebelum melakukan pendaftaran, pastikan sudah menyiapkan syarat-syarat membuat
SIM terlebih dahulu. Berikut adalah cara membuat SIM online melalui aplikasi, yaitu:
 Download aplikasi Digital Korlantas POLRI;
 Lakukan pendaftaran dengan menggunakan nomor HP;
 Lakukan verifikasi e-mail dan E-KTP. Pendaftaran akun selesai;
 Klik menu SIM, kemudian pilih pendaftaran SIM;
 Lakukan pengisian seluruh data sesuai dengan instruksi yang ada pada aplikasi;
 Lakukan pembayaran pendaftaran SIM sesuai instruksi yang ada pada aplikasi;
 Lakukan ujian teori untuk penerbitan SIM;
 Setelah dinyatakan lulus uji teori, pilih tanggal untuk melakukan ujian praktik di
SATPAS (Satuan Penyelenggara Administrasi SIM) yang dipilih;
 Terakhir, ambil SIM setelah dinyatakan lulus ujian praktik.

32
Portal Informasi Indonesia,
https://www.indonesia.go.id/layanan/kependudukan/sosial/panduan-registrasi-sim-secara-daring, diakses
22 Mei 2023
21

Meskipun memang prosedur belum bisa dilakukan sepenuhnya secara offline karena
adanya ujian praktik, tetapi pendaftaran secara online ini tetap jauh lebih efisien jika
dibandingkan dengan proses yang dilakukan sepenuhnya dengan cara offline.

Dalam proses penerbitan SIM secara online, masyarakat akan tetap menjalani


serangkaian ujian secara langsung di Kantor SatPas atau gerai layanan SIM. Berbeda
jika masyarakat hanya ingin melakukan perpanjangan SIM secara online. Jika
masyarakat ingin melakukan perpanjangan, maka masyarakat tidak perlu lagi untuk
mengikuti tes secara langsung, karena tes psikologi dan tes kesehatannya dapat
dilakukan di aplikasi Digital Korlantas POLRI. Masyarakat hanya perlu mengikuti tes
e-rikkes (elektronik pemeriksaan kesehatan) dan melengkapi data-data pribadi saja.
Kemudian, masyarakat akan mendapatkan booking code untuk dapat dibawa pada saat
kunjungan ke dokter yang telah direkomendasikan oleh Pusdokkes Polri.33 Kemudian,
dokter akan meng-update hasil pemeriksaan pada aplikasi jika masyarakat tersebut
dinyatakan sehat dan memenuhi syarat untuk memperpanjang SIM. Untuk tes psikologi,
masyarakat juga akan menjalani langkah-langkah yang sama. Selanjutnya, masyarakat
akan menjalani ujian teori SIM dengan menjawab soal-soal dengan konsep audio visual
yaitu menggunakan mesin 3D sehingga masyarakat seolah-seolah berada di atas
kendaraan.

2.6. Peran dan Kewenangan Satuan Polisi Lalu Lintas


2.6.1. Pengertian Wewenang atau Kewenangan
Salah satu prinsip utama yang dijadikan sebagai dasar dalam setiap penyelenggaraan
pemerintahan dan kenegaraan disetiap negara hukum dalam melaksanakan
wewenangnya harus berdasarkan atas undang-undang atau peraturan hukum yang
berlaku (Asas Legalitas). Dengan kata lain, setiap penyelenggaraan pemerintahan dan
kenegaraan harus memiliki legitimasi, yaitu kewenangan yang diberikan oleh undang-
undang yang masih berlaku.34

33
Rabbani Haddawi, “Layanan SIM Online, Cara Mudah untuk Buat dan Perpanjang SIM”,
https://duitpintar.com/layanan-sim-online/, diakses 22 Mei 2023.
34
Dunia Pengertian, ”Pengertian Wewenang”, Pengertian Wewenang / Kewenangan - Dunia
Pengertian, diakses 4 Juni 2023
22

Secara konseptual, istilah wewenang atau kewenangan sering disejajarkan dengan


istilah “bevoegdheid” yang berarti bahwa wewenang atau berkuasa. Wewenang
merupakan bagian yang sangat penting dalam Hukum Tata Pemerintahan (Hukum
Administrasi), karena pemerintahan baru boleh menjalankan fungsinya atas dasar
wewenang yang diperolehnya tersebut. Pengertian wewenang adalah kemampuan
seseorang dalam bertindak yang diberikan oleh undang-undang yang masih berlaku
untuk melakukan hubungan-hubungan dan perbuatan hukum.35

Maka dapat disimpulkan bahwa, wewenang terdiri atas sekurang‐kurangnya tiga


komponen yaitu pengaruh, dasar hukum, dan konformitas hukum. Komponen
pengaruh ialah bahwa penggunaan wewenang dimaksudkan untuk dapat
mengendalikan prilaku subyek hukum, komponen dasar hukum ialah bahwa
wewenang itu harus ditunjuk oleh dasar hukumnya, dan komponen konformitas
hukum harus mengandung adanya standar wewenang yaitu standar hukum (semua
jenis wewenang) serta standar khusus (hanya untuk jenis wewenang tertentu saja).36

Polisi merupakan alat negara yang bertugas untuk memelihara keamanan,


memberikan perlindungan dan menciptakan ketertiban masyarakat. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), polisi diartikan:1) sebagai badan pemerintah yang
bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum (menangkap setiap orang yang
melanggar undang-undang dan sebagainya), dan 2) anggota dari badan pemerintahan
(pegawai negara yang bertugas menjaga keamanan dan sebagainya).37

Menurut pendapat Sadjijono, bahwa polisi adalah organ atau lembaga pemerintah
yang ada dalam suatu negara. Istilah kepolisian sebagai organ dan juga sebagai fungsi.
Polisi sebagai organ, yakni suatu lembaga pemerintah yang sudah terorganisasi dan
terstruktur dalam ketatanegaraan yang telah diatur oleh undang-undang yang diberi
tugas dan wewenang serta tanggung jawab untuk menyelenggarakan amanat

35
Ibid.
36
Ibid.
37
Karmila Akib, Gilang Aburizal Juliana, ”Peranan Satuan Polisi Lalu Lintas Dalam
Memberikan Pelayanan Administrasi Dokumen Kepemilikan Kendaraan Bermotor Pada Polisi Resort
(Polres) Poso’, Jurnal Ilmiah Administratie , Vol. 9 No 1, September 2017, hlm. 32
23

kepolisan. Sebagai fungsi, polisi menunjuk pada tugas dan wewenang yang diberikan
oleh undang-undang yakni fungsi preventif dan fungsi represif.

Polisi lalu lintas merupakan unsur pelaksana yang bertugas dalam menyelenggarakan
tugas kepolisian yang mencakup penjagaan, pengaturan, pengawalan dan patroli,
pendidikan masyarakat dan rekayasa lalu lintas, registrasi dan identifikasi pengemudi
atau kendaraan bermotor, penyidikan kecelakaan lalu lintas dan penegakkan hukum
dalam bidang lintas guna memelihara keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu
lintas.38

Wewenang kepolisian secara umum adalah:


1. Menerima laporan dan/atau pengaduan;
2. Membantu dalam menyelesaikan perselisihan antar warga yang dapat
mengganggu ketertiban umum;
3. Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan, serta mengancam
persatuan dan kesatuan bangsa;
4. Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan administratif
kepolisian;
5. Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian tindakan kepolisian dalam
rangka pencegahan melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;
6. Mengambil sidik jari dan identitas lainnya, serta memotret seseorang yang
mencari keterangan dan barang bukti;
7. Menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional;
8. Mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan yang diperlukan dalam
pelayanan masyarakat;
9. Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan
pengadilan, kegiatan instansi lain serta kegiatan masyarakat;
10. Menerima dan menyimpan barang-barang temuan untuk sementara waktu.39

38
Ibid, hlm. 33
39
Op.cit. Dunia Pengertian
24

Kepolisian Resort (Polres) Lampung Tengah memiliki wewenang dalam proses


penerbitan dan perpanjangan SIM di wilayah Kabupaten Lampung Tengah dan
diharapkan dapat memberikan pelayanan yang terbaik dan maksimal kepada masyarakat
dalam melayani kebutuhan masyarakat. Penilaian mengenai kualitas pelayanan dapat
diawali dari kinerja pelayanan dan memenuhi harapan masyarakat sebagai pengguna
jasa di Kantor SIM Satlantas dan berakhir dengan kualitas pelayanan yang baik di
Kantor SIM Satlantas Kabupaten Lampung Tengah.

2.6.2. Dasar Hukum Kewenangan Kepolisian Terkait SIM


Kewenangan Polri di bidang registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor serta
penerbitan SIM merupakan kewenangan yang sah. Sebab, DPR dan Presiden telah
mengamanatkan kewenangan penerbitan SIM/STNK dalam Undang-Undang Polri dan
Undang-Undang tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Kewenangan Polri ini sudah
didasarkan pada pertimbangan secara yuridis konstitusional yang tercantum dalam Pasal
34 ayat (4) UUD 1945. Adapun kewenangan polisi lainnya, tercantum dalam Pasal 15
ayat (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002,40 antara lain:
1. Memberikan izin dan mengawasi kegiatan keramaian umum dan kegiatan
masyarakat lainnya;
2. Menyelenggarakan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor;
3. Memberikan Surat Izin Mengemudi kendaraan bermotor;
4. Menerima pemberitahuan tentang kegiatan-kegiatan politik;
5. Memberikan izin dan melakukan pengawasan senjata api, bahan peledak, dan
senjata tajam;
6. Memberikan izin operasional dan mengawasi badan usaha di bidang jasa
pengamanan;
7. Memberikan petunjuk, mendidik dan melatih aparat kepolisian khusus dan petugas
pengamanan swakarsa dalam bidang teknis kepolisian;

40
Vanya Karunia Mulia Putri, "Wewenang Polri Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2002", https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/26/172310569/wewenang-polri-menurut-undang-
undang-nomor-2-tahun-2002, diakses pada 5 Juni 2023.
25

8. Bekerja sama dengan kepolisian negara lain dalam menyidik dan memberantas
kejahatan internasional;
9. Melakukan pengawasan fungsional kepolisian terhadap orang asing di Indonesia
dengan koordinasi instansi terkait;
10. Mewakili pemerintah Republik Indonesia dalam organisasi kepolisian
internasional;
11. Melaksanakan kewenangan lain yang termasuk dalam lingkup tugas kepolisian.41

Dasar hukum SIM Online adalah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia,42 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Surat Telegram Kapolri Nomor:
STR/415/VI/2015 tanggal 5 Juni 2015 tentang akan mendistribusikan peralatan SIM
Online tersebut ke-45 SatPas Polres/Ta seluruh Polda, untuk mendukung optimalisasi
pelaksanaan launching pelayanan penerbitan dan perpanjangan SIM Online.

Tugas Pokok Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres sesuai dengan Pasal 7 Peraturan
Kapolri Nomor 23 Tahun 2010, yaitu satuan lalu lintas merupakan unsur pelaksana
tugas pokok di tingkat Polisi Resort (Polres) selanjutnya lebih ditegaskan dalam Pasal
59 Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010, dijelaskan bahwa Satuan Lalu Lintas
(Satlantas) sebagaimana dijelaskan bahwa:
a. Satuan lalu lintas (Satlantas) merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada
di bawah Kepala Polisi Resort (Kapolres);
b. Satuan lalu lintas (Satlantas) bertugas dalam melaksanakan pengaturan,
penjagaan, pengawasan dan patroli (turjawali) lalu lintas, pendidikan masyarakat
lalu lintas (dikmaslantas), pelayanan registrasi dan identifikasi kendaraan
bermotor dan pengemudi, penyidikan kecelakaan lalu lintas dan penegakan
hukum di bidang lalu lintas.

41
Vanya Karunia Mulia Putri "Tugas dan Wewenang Kepolisian",
https://www.kompas.com/skola/read/2022/12/26/080000169/tugas-dan-wewenang-kepolisian, diakses
pada 4 Juni 2023
42
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Presiden Republik Indonesia.
26

Masyarakat akan selalu memperhatikan semua hak-haknya dan dengan semaksimal


mungkin akan menggunakannya untuk mendapatkan kepuasan kebutuhan hidupnya.
Disinilah pelayanan publik seharusnya lebih diperhatikan agar menjadi lebih responsif
terhadap kepentingan-kepentingan publik karena akan terpantau secara transparan
kebijakan, prosedur dan perilaku yang menyimpang. Paradigma pelayanan publik
berkembang dari pelayanan yang sifatnya sentralistrik ke pelayanan yang lebih
memberikan fokus pada pengelolaan yang berorientasi kepuasan pelanggan.

Pemberian pelayanan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) merupakan


salah satu tugas Kepolisian yaitu dengan menyediakan Surat Izin Mengemudi (SIM).
Kepolisian terutama dalam hal ini adalah dari bagian Satuan Lalu Lintas (SatLantas)
yang melayani kebutuhan masyarakat. SatLantas dituntut untuk mengubah cara
berfikirnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama mengenai
penerbitan dan perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM). Polri dan SatLantas harus
dapat membandingkan keefektifan dan antusias masyarakat dalam memiliki SIM, yaitu
baik dengan cara offline ataupun online dengan cara memperhatikan perkembangan
masyarakat.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Masalah


Pendekatan penelitian yang digunakan untuk menjawab semua permasalahan dan
mencapai tujuan penelitian ini adalah dengan cara menggunakan pendekatan kualitatif,
normatif dan empiris. Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar
alamiah dengan menggunakan metode alamiah. Penelitian kualitatif diyakini dapat
membuka potensi interpretasi-interpretasi subyektif yaitu dengan cara mengikuti dan
memahami setiap alur peristiwa secara kronologis dan menilai sebab akibat dalam
lingkup pemikiran orang-orang yang terkait untuk memperoleh penjelasan yang banyak
dan bermanfaat.43

Pendekatan normatif merupakan pendekatan yang mengkaji studi dokumen dengan


menggunakan berbagai data sekunder seperti peraturan perundang-undangan, keputusan
pengadilan, teori hukum serta pandangan-pandangan para sarjana. Kemudian,
pendekatan empiris yaitu pendekatan yang dilakukan untuk mempelajari hukum dan
kenyataan yang ada di lapangan atau melalui observasi langsung sesuai dengan fakta.
Tipe jenis penelitian dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis deskriptif kualitatif.
Tujuannya adalah untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi
atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di lingkungan masyarakat untuk
menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas tersebut ke permukaan sebagai
suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi atau fenomena
tetentu di kehidupan masyarakat.44

43
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya,Bandung, 2012,
hlm. 7
44
Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif. Grasindo, Jakarta, 2010, hlm. 72
28

3.2. Sumber Data


Sumber data merupakan suatu subyek dari mana data tersebut diperoleh. Sumber data
diperlukan untuk menunjang terlaksananya penelitian dan sekaligus untuk menjamin
keberhasilan penelitian tersebut.45 Dalam hal ini data yang dibutuhkan dalam
penelitian diperoleh dari dua sumber, yaitu:

1. Sumber Data Primer


Sumber data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dengan
menggunakan teknik wawancara informan atau dengan sumbernya langsung.
Sumber data primer adalah sumber data yang secara langsung memberikan data
kepada peneliti sebagai pengumpul data.46 Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan studi lapangan secara langsung.

2. Sumber Data Sekunder


Sumber data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua atau
sekunder. Sumber data sekunder tidak memberikan data secara langsung kepada
pengumpul data, misalnya melalui dokumen atau melalui orang lain.47 Sumber data
sekunder dalam penelitian ini adalah berupa buku-buku pustaka, skripsi, artikel,
jurnal, website dan dokumen-dokumen lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

3.3. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Berdasarkan keterlibatan observer, observasi dapat dibedakan menjadi dua yakni
observasi berperan serta dan observasi non partisipan. 48 Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik observasi non partisipan, artinya dalam proses penelitian ini
berlangsung, peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan, akan tetapi hanya berperan

45
Nufian dan Wayan Weda, Teori dan Praktis: Riset Komunikasi Pemasaran Terpadu, (Malang:
UB Press, 2018), hlm. 49
46
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017),
hlm. 137
47
Ibid, hlm. 137
48
Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Sukabumi, CV
Jejak,2018) hlm. 119-120
29

mengamati kegiatan tersebut. Jika peneliti ikut dalam kegiatan, hanya dalam lingkup
yang terbatas sesuai dengan kebutuhan peneliti untuk memperoleh data yang benar-
benar valid. Pemilihan teknik observasi non partisipan ini dilakukan agar peneliti
dapat lebih fokus dalam melakukan pengamatan kegiatan sehingga data-data hasil
observasi yang diperoleh benar-benar valid sesuai dengan kondisi yang sedang
diamati.

2. Wawancara
Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan secara
langsung dengan objek yang diteliti untuk memperoleh data yang kongkrit guna
untuk keperluan mendapatkan data yang relevan dengan masalah yang sedang
diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur, yaitu
wawancara yang telah tersusun secara sistematis untuk mengetahui dengan pasti
semua informasi yang akan diperoleh dengan memberikan beberapa pertanyaan
kepada informan. Dalam hal ini wawancara dilakukan kepada Kasatlantas Polres
Lampung Tengah, masyarakat yang sedang mengurus penerbitan SIM, dan
masyarakat yang belum mempunyai SIM.

3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk menelaah secara sistematis dari data-data atau
dokumen-dokumen tertulis secara langsung yang dapat dipakai sebagai bukti atau
keterangan.49 Dengan teknik ini, peneliti akan lebih mudah memperoleh data-data
tentang gambaran umum objek penelitian yang berhubungan dengan jumlah
pembiayaan bermasalah, jumlah anggota pembiayaan bermasalah dan sebagainya.

3.4. Teknik Pengolahan Data


Pada jenis penelitian kualitatif, pengolahan data tidak harus dilakukan setelah data
terkumpul atau pengolahan data selesai. Dalam hal ini, data sementara yang
terkumpulkan, yaitu data yang sudah ada dan dapat diolah serta dilakukan analisis data
secara bersamaan. Pada saat analisis data dilakukan, dapat kembali lagi ke lapangan
untuk mencari tambahan data-data yang dianggap perlu untuk diolahnya kembali.
49
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002),
hlm. 161
30

Pengolahan data dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan cara mengklasifikasikan


atau mengkategorikan data-data tersebut berdasarkan beberapa tema sesuai dengan
fokus penelitannya. Pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari:

1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan lapangan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan cara
menajamkan analisis, menggolongkan atau pengkategorisasikan ke dalam tiap
permasalahan melalui uraian singkat, mengarahkan, membuang yang tidak perlu
dan mengorganisasikan data-data sehingga dapat ditarik dan diverifikasi. Data-
data yang di reduksi antara lain, seluruh data mengenai permasalahan penelitian
yang sedang dikaji. Data yang di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih
spesifik dan mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data-data
selanjutnya serta mencari data tambahan jika diperlukan. Semakin lama peneliti
berada di lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, semakin kompleks
dan rumit. Oleh karena itu, reduksi data perlu dilakukan sehingga data-data tidak
bertumpuk agar tidak mempersulit analisis selanjutnya.

2. Penyajian Data
Setelah data di reduksi, langkah analisis selanjutnya adalah dengan cara penyajian
data. Penyajian data merupakan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisikan, tersusun
dalam suatu pola hubungan sehingga dapat semakin makin mudah dipahami.
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif, bagan, hubungan
antar kategori serta diagram alur. Penyajian data dalam bentuk tersebut
mempermudah peneliti dalam memahami apa yang sedang terjadi. Pada langkah
ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga informasi-informasi
yang didapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu untuk menjawab semua
masalah penelitian. Penyajian data yang baik merupakan satu langkah penting
menuju tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal. Dalam melakukan
31

penyajian data tidak semata-mata hanya mendeskripsikan secara naratif, akan


tetapi disertai proses analisis yang terus menerus sampai proses penarikan
kesimpulan.

3. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi


Pada tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data-data yang
telah diperoleh sebagai hasil dari penelitian. Penarikan kesimpulan atau verifikasi
adalah usaha untuk mencari atau memahami makna atau arti, keteraturan, pola-
pola, penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi. Setelah melakukan verifikasi,
maka dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang disajikan dalam
bentuk narasi. Penarikan kesimpulan merupakan menjadi tahap akhir dari kegiatan
analisis data dan pengolahan data.

3.5. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif yaitu sebagai kegiatan yang diarahkan
pada mereduksi data, menyajikan data dan memverifikasikan data untuk menarik suatu
kesimpulan. Reduksi data merupakan kegiatan pemilihan dan pemilahan data-data
penting dan tidak penting dari data yang telah terkumpulkan. Sedangkan penyajian data
adalah kegiatan penyajian informasi data yang telah terpilah dan tersusun, lalu
diverifikasi untuk diperiksa keabsahannya dan kevalidannya. Kesimpulan data diartikan
sebagai tafsiran atau interpretasi makna terhadap seluruh data. Analisis data kualitatif
adalah memaknakan data sesuai yang ada pada konteksnya bukan pada kegiatan
pengkuanlifikasian (menghitung).50

Sapto Haryoko, Bahartiar, dan Fajar Arwadi, “ANALISIS DATA PENELITIAN KUALITATIF
50

(Konsep, Teknik, & Prosedur Analisis)”cet. I (Makasar; Badan Penerbit UNM, 2020), hlm. 195
32

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Sapto Haryoko, Bahartiar, Dan Fajar Arwadi,2020, “Analisis Data Penelitian Kualitatif
(Konsep, Teknik, & Prosedur Analisis)” Cet. I,Makasar; Badan Penerbit Unm.

Agus Triono,dkk.,2022,“Mozaik Pemikiran Dalam Hukum Administrasi


Negara”,Bandar Lampung, Pusaka Media.

Hardani,2020, “Metode Kualitatif Dan Kuantitatif” Cet.1, Yogyakarta; Cv. Pustaka


Ilmu Group Yogyakarta.

Albi Anggito Dan Johan Setiawan,2018, Metodologi Penelitian Kualitatif, Sukabumi;


Cv Jejak.

Lexy J. Moleong,2002, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung; Pt Remaja Rosda Karya.

Conny R. Semiawan, 2010, Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta; Grasindo.

Nufian Dan Wayan Weda, 2018, Teori Dan Praktis: Riset Komunikasi Pemasaran
Terpadu, Malang; Ub Press.

Sugiyono, 2017, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung;


Alfabeta.

Nashar,2020, Kualitas Pelayanan Akan Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat,


Pemekasan; Duta Media Publishing.

Andriani, Liza. "Paradigma New Public Service” Institut Stiami, Jakarta, Hlm. 7

JURNAL

Tri Wakhyuni, Syakdiah, Retno Kusumawiranti, Kualitas Pelayanan Pembuatan Surat


Izin Mengemudi (SIM) Online Di Polres Sleman, Jurnal Populika,Volume 8
Nomer 1 (2020), Hlm. 13

Efriani, “Analisis Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Mobil Unit
Pelayanan SIM Keliling Di Kota Pekanbaru”, Vol 1, Jurnal Manajemen Ilmu
33

Terapan, (2020), Hlm. 441-442

Desak Putu Butsi Triyani, Pelayanan Terpadu Surat Izin Mengemudi (SIM)Terintegrasi.
Jiap Vo. 2, No. 4, Hlm. 192-194, 2016.

Herda, 2020 “Kualitas Pelayanan Surat Izin Mengemudi (SIM) Di Kepolisian Resort
(Polres) Enrekang”, Disertasi Doktor Universitas Muhammadiyah,Makasar,
Hlm.7

Karmila Akib, 2017, Gilang Aburizal Juliana,”Peranan Satuan Polisi Lalu Lintas Dalam
Memberikan Pelayanan Administrasi Dokumen Kepemilikan Kendaraan
Bermotor Pada Polisi Resort (Polres) Poso, Jurnal Ilmiah Administratie , Vol. 9
No 1, Hlm. 32

Dewi Rosita, 2021, “Pelayanan Penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) Pada Satuan
Lalu Lintas Polres Kabupaten Enrekang”, disertasi Doktor Universitas
Muhammadiyah, Makasar, Hlm. 11

Siti Fatimah, ”Efektivitas Sistem Pelayanan Pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM)
Secara Online di Satuan Penyelenggara Administrasi (Satpas) Colombo
Surabaya”, Program Studi Administrasi Publik; Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya, hlm. 601

Nadia Mersael Hasibuan , “Proses Pelayanan Pembuatan Surat Izin Mengemudi (Sim)
Di Kantor Polresta Pekanbaru,” (Skripsi Sarjana Universitas Islam Riau, Pekan
Baru, 2020), Hlm. 2

A. Juwita, “Optimalisasi SIM Online Sebagai Strategi Untuk Mewujudkan Pelayanan


Prima Pada Kantor Satpas Jember,” Airlangga Development Journal, Hlm. 100

UNDANG-UNDANG

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2012 tentang Surat Izin Mengemudi (SIM)

Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara


Republik Indonesia Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Presiden Republik
Indonesia

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik Indonesia


34

Peraturan Kepmen PAN No.25 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan
Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.

Peraturan Nomor 9 Tahun 2012 Tentang Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.

WEBSITE

Portal Informasi Indonesia


https://www.indonesia.go.id/layanan/kependudukan/sosial/panduan-registrasi-
sim-secara-daring, diakses 16 Mei 2023.
Rabbani Haddawi, “Layanan SIM Online, Cara Mudah untuk Buat dan Perpanjang
SIM”, https://duitpintar.com/layanan-sim-online/, diakses 16 Mei 2023.

Vanya Karunia Mulia Putri,


"Wewenang Polri Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002",
https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/26/172310569/wewenang-polri-
menurut-undang-undang-nomor-2-tahun-2002, diakses pada 5 Juni 2023.

Herda, “Kualitas Pelayanan Surat Izin Mengemudi (SIM) di Kepolisian Resort


(POLRES) Enrekang”, https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/31653-
Full_Text.pdf, diakses 16 Mei 2023.

Darius Beda Daton,”Meningkatkan Pelayanan Publik POLRI”, Berita - Ombudsman RI,


di akses 28 Mei 2023.

Dunia Pengertian,”Pengertian Wewenang”, Pengertian Wewenang / Kewenangan -


Dunia Pengertian, diakses 4 Juni 2023.

Vanya Karunia Mulia Putri "Tugas dan Wewenang Kepolisian",


https://www.kompas.com/skola/read/2022/12/26/080000169/tugas-dan-
wewenang-kepolisian, diakses pada 4 Juni 2023.

Dwiyani Permatasari , “ Apa Pelayanan Prima?”,


https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-sulseltrabar/baca-artikel/15009/Apa-
itu-Pelayanan-Prima.html, diakses pada 6 Juni 2023.

Digital Korlantas POLRI, “SINAR (SIM Nasional Presisi)”,


https://www.digitalkorlantas.id/sim/#, diakses pada 6 Juni 2023.

Anda mungkin juga menyukai