Inovasi Pelayanan Pembuatan SIM di Polres TTU Kabupaten Timor Tengah Utara
Herminus Kefi
Universitas Timor Kefamenanu
Herminus13@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya pelayanan yang sulit diakses, prosedur
yang berbelit, biaya yang tidak jelas, terjadinya praktek pungutan liar serta adanya inovasi
pelayanan berbasis digital. Masalah pokok penelitian ini yaitu: Bagaimana Inovasi Pelayanan
Pembuatan SIM di Polres TTU? Faktor apa saja yang yang menjadi pendukung dan
penghambat inovasi pelayanan pembuatan SIM di Polres TTU?. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan menginterpretasikan Inovasi
serta Faktor Pendukung dan Penghambat Pelayanan Pembuatan SIM di Polres TTU. Jenis
penelitian yang dipergunakan dalam membedah masalah ini adalah penelitian deskriptif,
yakni jenis penelitian yang menggambarkan suatu fenomena atau kejadian secara apa adanya
serta menganalisa data menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam menggali informasi
kepada informan, penulis menggunakan pedoman wawancara (interview guiding) sebagai alat
bantu dalam melakukan wawancara. Wawancara dimulai dari Kepala Kepolisian Resort
Timor Tengah Utara dan informasi bergerak menuju Kepala satuan lalulintas, dan kepala
urusan lain sampai kepada informan mana, informasi dianggap sama atau yang dikenal
dengan teknik snowball, sebagaimana Lincoln dan Guba dalam Satori dan Komariah
(2010:53) dengan istilah “selection to the point of redundancy; yaitu pengembangan
informan dilakukan sampai informasi mengarah ke titik jenuh/sama”. Hasil penelitian
membuktikan bahwa (1) Terdapat inovasi baru layanan canggih di Polres TTU berupa Smart
SIM (SIM Pintar) dilengkapi dengan chip untuk data pemilik yaitu: Pertama, dapat
menyimpan identitas forensik kepolisian dan pelanggaran lalu lintas pengendara yang tercatat
dalam chip kartu dan dapat dilihat/dipantau secara online dan real time. Kedua, berfungsi
sebagai uang elektronik atas kerja sama Polri dengan tiga Badan Usaha Milik Negara (BNI,
BRI, dan Bank Mandiri). (2) Standar Operasional Prosedur (SOP) yang mudah, (3)
Tersedianya Sarana dan Prasarana serta Dukungan Anggaran. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa Inovasi Pelayanan Pembuatan SIM di Polres TTU mengalami perubahan yang
signifikan dari waktu ke waktu ditandai dengan adanya terobosan-terobosan baru peningkatan
pelayanan yang akuntabel, transparan dan profesional dengan biaya yang serendah-
rendahnya. Sedangkan rekomendasi, agar dilakukan sosialisasi lebih intensif dari Kepolisian
tentang manfaat memiliki SIM, dan perlu dukungan anggaran yang lebih tinggi agar Polri
dapat memaksimalkan fungsi pelayanannya.
414 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 3 No. 2 Tahun 2019
Inovasi Pelayanan Pembuatan SIM di Polres TTU – Herminus Kefi
Abstract
This research is motivated by the presence of services that are difficult to access,
complicated procedures, unclear costs, the occurrence of illegal payments and digital-based
service innovations. The main problem of this research is: How is the Innovation in Making
SIM Services in TTU Regional Police? What factors are supporting and hindering the
innovation of SIM-making services at TTU Regional Police ?. The purpose of this study is to
describe, analyze, and interpret the Innovation and Supporting Factors and Obstacles to
Making SIM Services in TTU Regional Police. This type of research used in dissecting this
problem is descriptive research, namely the type of research that describes a phenomenon or
event as it is and analyzes the data using a qualitative approach. In gathering information to
the informant, the authors use interview guidelines (interview guiding) as a tool in
conducting interviews. The interview starts from the Chief of the North Central Timor Police
Resort and information moves towards the head of the traffic unit, and the head of other
affairs to which informant, the information is considered to be the same or known as
snowball technique, as Lincoln and Guba in Satori and Komariah (2010: 53) the term
"selection to the point of redundancy; namely the development of informants carried out until
the information leads to the point of saturation / the same ". The results of the study prove
that (1) There is a new innovative service in TTU Police Station in the form of a Smart SIM
equipped with a chip for the owner's data, namely: First, can store the police forensic identity
and violations of motorist traffic recorded in the card chip and can be seen / monitored
online and in real time. Second, it functions as electronic money in cooperation with the
National Police with three State-Owned Enterprises (BNI, BRI, and Bank Mandiri). (2) Easy
Standard Operating Procedures (SOP), (3) Availability of Facilities and Infrastructure and
Budget Support. It can be concluded that the Innovation in Making SIM Services at the TTU
Regional Police has experienced significant changes from time to time marked by new
breakthroughs in improving accountable, transparent and professional services at the lowest
possible cost. Whereas the recommendation is for more intensive socialization from the
Police regarding the benefits of having a SIM, and it needs higher budget support so that the
National Police can maximize its service functions.
Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 415
Inovasi Pelayanan Pembuatan SIM di Polres TTU – Herminus Kefi
Penguasa dalam hal ini pemerintah yang Kependudukan dan Pencatatan Sipil
menyelenggarakan pemerintahan, (Disduk Capil), Proses pembuatan
melaksanakan penyelenggaraan perizinan di Kantor Pelayanan Terpadu
kepentingan umum, yang dijalankan oleh Satu Pintu (PTSP), dan Pembuatan Surat
penguasa administrasi negara yang Ijin Mengemudi (SIM) Di Sentra
mempunyai wewenang tertentu. Seiring Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT).
dengan perkembangan zaman, fungsi Bentuk-bentuk layanan umum, yang
pemerintahan ikut berkembang, misalnya seharusnya mudah, dipersulit dengan
dahulu fungsi pemerintah hanya membuat banyaknya meja dan rangkaian prosedur
dan mempertahankan hukum, kini telah yang harus dilalui. Keluhan-keluhan
berfungsi juga untuk merealisasikan seperti inilah yang sering muncul dari
kehendak negara dan menyelenggarakan masyarakat dalam penyelenggaraan
kepentingan umum (public sevice). pelayanan publik terutama dari rendahnya
Penyelenggaraan pelayanan kualitas penyelenggaraan pelayanan
publik yang dilakukan oleh pemerintah, publik.
masih dihadapkan pada sistem Pelayanan publik masih diwarnai
pemerintahan yang belum efektif dan oleh pelayanan yang sulit diakses,
efisien serta kualitas sumber daya manusia prosedur yang berbelit, biaya yang tidak
aparatur yang belum memadai. Hal ini jelas serta terjadinya praktek pungutan liar
terlihat dari masih banyaknya keluhan dan (pungli), merupakan indikator rendahnya
pengaduan dari masyarakat baik secara kualitas pelayanan publik di Indonesia. Di
Iangsung maupun melalui media massa. mana hal ini juga sebagai akibat dari
Dewasa ini persoalan yang dihadapi begitu berbagai permasalahan pelayanan publik
mendesak ditandai dengan masyarakat yang belum dirasakan oleh rakyat. Di
mulai tidak sabar atau cemas dengan samping itu, ada kecenderungan
mutu pelayanan aparatur pemerintahan ketidakadilan dalam pelayanan di mana
yang pada umumnya semakin merosot masyarakat yang tergolong miskin akan
atau memburuk sehingga sudah sepatutnya sulit mendapatkan pelayanan. Sebaliknya,
pemerintah mereformasi paradigma bagi mereka yang memiliki “uang“, akan
pelayanan publik yang ada dari paradigma dengan mudah mendapatkan segala yang
pemerintah bertindak sebagai penguasa diinginkan. Untuk itu, apabila
berubah menjadi pelayan, untuk ketidakmerataan dan ketidakadilan ini
meningkatkan kualitas pelayanan publik. terus-menerus terjadi, maka pelayanan
Walaupun terdapat pergeseran yang berpihak ini akan memunculkan
paradigma namun pada tataran praktis, potensi yang bersifat berbahaya dalam
penyelenggaraan pelayanan publik di di kehidupan berbangsa dan bernegara.
Negara Republik Indonesia masih Potensi ini antara lain terjadinya
menyiratkan sejumlah catatan buruk dan disintegrasi bangsa, perbedaan yang dalam
telah menjadi rahasia umum bagi setiap antara yang kaya dan miskin, peningkatan
warga masyarakat sebagai penerima ekonomi yang lamban, dan pada tahapan
layanan. Ungkapan ini tidaklah berlebihan tertentu dapat meledak dan merugikan
ketika melihat fakta bahwa hak sipil warga bangsa Indonesia secara keseluruhan.
sering dilanggar dalam proses pengurusan Menelisik pernyataan Presiden
layanan-layanan umum seperti Kartu Joko Widodo diberbagai media cetak
Tanda Penduduk (KTP) di Dinas maupun elektronik dengan ungkapan,
416 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 3 No. 2 Tahun 2019
Inovasi Pelayanan Pembuatan SIM di Polres TTU – Herminus Kefi
“Saya tidak main-main dengan pungutan Timur sejak 29 November 2016 hingga
liar, walau hanya Rp 10.000 pun kita April 2019 tercatat beberapa kasus antara
tindak tegas". Ini menandakan bahwa lain: Pertama: Operasi Tangkap Tangan
betapa pungutan liar birokrasi telah (OTT) sebanyak 52 kasus, Kedua, Tilang
merusak sendi kehidupan bermasyarakat, Kepolisian sebanyak 5 kasus, Ketiga:
berbangsa dan bernegara sehingga perlu Barang bukti uang senilai Rp.180.
upaya pemberantasan secara tegas, 410.500. Keempat: Pelaku sebanyak 91
terpadu, efektif, efisien dan mampu orang.
menimbulkan efek jera. Pemerintah Ada hal lain yang memperkuat
melalui Peraturan Presiden Nomor 87 terhadap adanya indikasi pungutan liar
Tahun 2016 tentang Satuan Tugas Sapu sebagaimana dilansir Harian Umum Pos
Bersih Pungutan Liar adalah wujud Kupang diuraikan sebagai berikut:
keseriusan Presiden memberantas Pertama: Pada hari jumat
pungutan liar (pungli). Satuan tugas ini (23/08/2019), Perwakilan Ombudsman
terbentuk di provinsi dan kabupaten/kota NTT, Darius Beda Daton S.H menjadi
di seluruh Indonesia beranggotakan lintas korban pungli pada saat hendak
instansi dan diberikan tanggung jawab, memperpanjang SIM C pada Mobil SIM
untuk membangun sistem pencegahan dan Keliling yang diparkir pada ruas jalan
pemberantasan pungutan liar, melakukan Bundaran PU Kupang. Bagaimana tidak,
pengumpulan data dan informasi dari Darius menuturkan, ia dilayani oleh
kementrian/lembaga terkait, petugas yang berpakaian sipil dan
mengkoordinasikan, merencanakan, dan berseragam Polri yang meminta foto kopi
melakukan operasi pemberantasan Kartu Tanda Penduduk (KTP) miliknya
pungutan liar, melakukan operasi tangkap dan mengatakan biaya perpanjangan SIM
tangan dan memberikan rekomendasi C senilai Rp. 150.000 sehingga ia
kepada pimpinan komplain karena biaya perpanjangan tidak
kementrian/lembaga/daerah untuk sesuai dengan yang ia ketahui sesuai
memberi sanksi kepada pelaku pungli. rujukan undang-undang. Mendengar itu,
Sekalipun tim satgas telah petugas meminta Darius untuk masuk
menjalankan tugas dan perannya secara kedalam mobil SIM dan akan melayaninya
signifikan namun fenomena pungutan liar sesuai aturan, akan tetapi permintaan itu
oknum anggota kepolisian masih tetap ditolak oleh Darius dengan dalil ia sudah
terjadi sebagaimana data yang berhasil terkena pungli.
dihimpun oleh Ombudsman Republik Kedua: Hal lain juga dialami oleh
Indonesia dan Perwakilan NTT secara Marthen Salu, Asisten Koordinator
nasional diuraikan sebagai berikut: Perhubungan Komisi Yudisial RI Wilayah
Pertama: Operasi Tangkap Tangan (OTT) NTT Pada hari kamis, 05/04/2019.
sebanyak 15.323 kasus. Kedua: Tersangka Marthen menuturkan, telah mengikuti
sebanyak 24.216 orang. Ketiga: Barang semua tahapan prosedur sesuai aturan
Bukti sebanyak Rp.321.864.773.832. yang berlaku dan bahkan pada saat
Keempat: sms pengaduan sebanyak simulasi, ia baru akan berhenti setelah
23.534 kali. Kelima: Pengaduan melalui beberapa meter melewati garis finish akan
surat, call centre, web, email dan tetapi oleh petugas, ia dinyatakan tidak
pengaduan langsung sebanyak 36.951 kali. lulus dan ia diminta untuk kembali
Sedangkan di Propinsi Nusa Tenggara
Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 417
Inovasi Pelayanan Pembuatan SIM di Polres TTU – Herminus Kefi
mengikuti ujian praktek setelah 7 hari dengan variasi, intensitas dan cakupan
akan datang. yang belum pernah dialami sebelumnya,
Bercermin dari adanya patologi misalnya peluncuran Smart SIM (SIM
birokrasi yang telah dikemukakan di atas, Pintar) oleh Korlantas Polri telah
bukan tidak mungkin telah memudahkan masyarakat untuk dapat
menyumbangkan kontribusi negatif mengakses layanan pembuatan SIM secara
terhadap menurunnya tingkat kepercayaan daring/online tanpa mendatangi unit-unit
masyarakat secara signifikan terhadap kepolisian terdekat dan mendapatkan
jenis-jenis pelayanan yang diberikan oleh pelayanan secara manual yang
aparatur. Berdasarkan data dan informasi memungkinkan terjadinya mal
yang diperoleh, hal yang paling banyak administrasi dan praktek pungutan liar,
disoroti misalnya, terjadi pada Sentra namun suatu kilas balik terjadi bahwa
Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) pelayanan publik sudah semakin mudah
Kepolisian Republik Indonesia dalam ditandai dengan adanya percepatan
Pembuatan Surat Ijin Mengemudi (SIM) pelayanan, penggunaan waktu yang lebih
yang pada kenyataannya dapat dikatakan singkat dan sistem pelayanan yang telah
bahwa Polri belum terbebas dari Korupsi, terintegrasi.
Kolusi dan Nepotisme karena masih Mencermati tingkah laku pelayan
adanya budaya “setor” dari bawahan publik baik perorangan maupun secara
kepada pimpinan dan perilaku pungli yang kelembagaan, di Sentra Pelayanan
masih banyak dilakukan oleh anggota Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres TTU,
polri. Hal ini menandakan bahwa maka penulis terdorong untuk melakukan
pengawasan (fungsi kontrol) kurang kajian lebih jauh melalui penelitian
berjalan secara optimal selama proses dengan judul “Inovasi Pelayanan
pelayanan berlangsung. Merujuk pada Pembuatan Surat Ijin Mengemudi (SIM) di
fakta-fakta di atas, sudah tentu berbagai Polres TTU, Kabupaten Timor Tengah
saran dan bahkan protes terus berdatangan Utara”. Adapun rumusan masalah yang
dari konstituen (masyarakat) agar kiranya menjadi pokok penelitian ini diuraikan
Polri segera berbenah menghadapi sebagai berikut: Pertama, Bagaimana
kompleksitas disekitarnya guna Inovasi Pelayanan Pembuatan SIM di
mewujudkan profesionalisme polri yang Polres TTU? Kedua, Faktor apa sajakah
berkesinambungan. yang menjadi pendukung dan penghambat
Perilaku atau mentalitas aparatur, inovasi pelayanan pembuatan Surat Ijin
seperti yang dilukiskan dalam uraian Mengemudi di Polres TTU?. Adapun
diatas selain dapat diminimalisir melalui tujuan dari penelitian ini adalah untuk
sistem pencegahan dini merujuk pada mendeskripsikan, menganalisis, dan
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2016 menginterpretasikan Inovasi serta Faktor
tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Pendukung dan Penghambat Pelayanan
Pungutan Liar yang dibangun ditingkat Pembuatan SIM di Polres TTU.
pusat dan daerah, upaya pencegahan lain
dapat terjadi secara langsung melalui B. LANDASAN TEORITIS
teknologi-teknologi canggih di abad ke 1. Inovasi
XXI dimana berbagai organisasi termasuk Inovasi dalam Kamus Besar
Kepolisian Negara Republik Indonesia Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan
tengah menghadapi perubahan inovasi sebagai pemasukan atau pengenalan hal-
418 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 3 No. 2 Tahun 2019
Inovasi Pelayanan Pembuatan SIM di Polres TTU – Herminus Kefi
hal baru atau dengan kata lain, penemuan untuk stakeholder dari sektor
baru yang berbeda dari yang sudah ada pribadi/korporasi (James A.Philis
atau yang sudah dikenal sebelumnya Jr,Kriss Deiglmeier & Dale
(gagasan, metode, atau alat). Inovasi T.Miller,Stanford,2008)
adalah proses pembaharuan atau 2. Inovasi teknologi bisa berupa suatu
pengembangan dengan menciptakan suatu produk, pelayanan atau proses
hal baru yang berbeda dari sebelumnya. produksi dan inovasi administrasi
Inovasi juga bisa diartikan penemuan baru bisa mempunyai sifat organisasional
dalam teknologi atau kemampuan dalam dan struktural.
memperkenalkan sebuah temuan baru
yang berbeda dari yang telah ada Ciri-Ciri Inovasi
sebelumnya. a. Mempunyai sebuah
Menurut Suryani (2008:304), kekhasan/kekhususan artinya suatu
Inovasi dalam konsep yang luas inovasi mempunyai ciri yang khas
sebenarnya tidak hanya terbatas pada dalam arti ide, program, tatanan,
produk. Inovasi dapat berupa ide, cara sistem, termasuk kemungkinan pada
ataupun obyek yang dipersepsikan oleh hasil yang diharapkan.
seseorang sebagai sesuatu yang baru. b. Mempunyai ciri atau unsur kebaruan,
Inovasi juga sering dugunakan untuk dalam arti suatu inovasi harus
merujuk pada perubahan yang dirasakan mempunyai suatu karakteristik
sebagai hal yang baru oleh masyarakat sebagai sebuah karya dan buah
yang mengalami. Menurut Everett dalam pemikiran yang mempunyai kadar
M.Rogers (1983) menyatakan bahwa orsinalitas dan kebaruan.
inovasi ialah sebuah ide, gagasan, praktek c. Pada program inovasi dilaksanakan
atau objek/benda yang disadari dan melalui program yang terencana,
diterima sebagai suatu hal yang baru oleh dalam arti bahwa sebuah inovasi
seseorang atau kelompok untuk diadopsi. dilakukan melalui suatu proses yang
Pendapat lain juga dikemukakan oleh yang tidak terburu-buru, namun
Stephen Robbins (1983) menyatakan dipersiapkan secara matang dengan
bahwa inovasi ialah sebagai sebuah program yang jelas dan terencana
gagasan baru yang diterapkan untuk terlebih dahulu.
memprakarsai atau memperbaiki suatu d. Inovasi yang digulirkan mempunyai
produk atau proses dan jasa. tujuan, program inovasi yang
dilakukan harus mempunyai arah
Jenis-Jenis Inovasi meliputi: yang ingin dicapai, termasuk arah dan
1. Inovasi sosial (Brazeal & Herbert, strategi untuk mencapai suatu tujuan
1997) yaitu masalah sosial yang biasa tersebut.
diatasi dengan cara-cara kreatif dan
inovatif antara seseorang dengan 2. Pelayanan Publik
seseorang lainnya dalam suatu Undang-undang Republik
organisasi. Inovasi Sosial juga Indonesia pasal 1 nomor 25 tahun 2009
dimaknai sebagai solusi baru bagi tentang Pelayanan Publik, mendefenisikan
masalah sosial dengan cara efektif, pelayanan publik sebagai kegiatan atau
efisien dan berkelanjutan dengan rangkaian kegiatan dalam rangka
menghadirkan nilai-nilai (value) pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 419
Inovasi Pelayanan Pembuatan SIM di Polres TTU – Herminus Kefi
420 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 3 No. 2 Tahun 2019
Inovasi Pelayanan Pembuatan SIM di Polres TTU – Herminus Kefi
Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 421
Inovasi Pelayanan Pembuatan SIM di Polres TTU – Herminus Kefi
422 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 3 No. 2 Tahun 2019
Inovasi Pelayanan Pembuatan SIM di Polres TTU – Herminus Kefi
Pelayanan Prima” (Studi Pada Polres Pembuatan SIM di Polres TTU. Jenis
Tulungagung) yang diterbitkan dalam penelitian yang dipergunakan dalam
Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 2, membedah masalah ini adalah penelitian
No. 1, Hal. 182-188. Dengan hasil deskriptif, yakni jenis penelitian yang
penelitian berupa pembuktian bahwa menggambarkan suatu fenomena atau
pelaksanaan revitalisasi Polri menuju kejadian secara apa adanya serta
pelayanan prima di Polres Tulungagung menganalisa data menggunakan
sudah dijalankan secara baik dan benar pendekatan kualitatif.
karena sesuai tahapan dan waktu Menurut Moleong (2000:65),
pelayanan yang telah ditentukan. “penelitian kualitatif bersifat terbuka,
Sedangkan faktor pendukung dan artinya masalah penelitian sebagaimana
penghambat revitalisasi polri menjadi disajikan di depan bersifat fleksibel dan
dorongan revitalisasi menuju pelayanan subject to change sesuai dengan proses
prima dan faktor penghambat menjadi kerja yang terjadi di lapangan, sehingga
bahan evaluasi untuk perbaikan pelayanan fokus penelitian ikut berubah sesuai
dimasa akan datang. masalah penelitian yang ada”. Dalam
Sementara penelitian ini, tentang menggali informasi kepada informan,
Inovasi Pelayanan Pembuatan SIM di penulis menggunakan pedoman
Polres TTU, Kabupaten Timor Tengah wawancara (interview guiding) sebagai
Utara yang di fokuskan pada 2 masalah alat bantu dalam melakukan wawancara.
yaitu Pertama, tentang Inovasi Pelayanan, Wawancara diawali mulai dari Kepala
Kedua, tentang Faktor pendukung dan Kepolisian Resort Timor Tengah Utara
penghambat Inovasi Pelayanan. Secara dan informasi bergerak menuju Kepala
umum hasil penelitian ini mendukung Satuan Lalu Lintas dan kepala urusan lalu
dan mengembangkan penelitian terdahulu lintas lainnya, sampai kepada informan
karena baik kinerja maupun revitalisasi, mana informasi dianggap sama. Proses
masing-masing menguraikan tentang demikian dikenal dengan .teknik snowball.
masalah pelayanan publik kepada Dalam hal ini Lincoln dan Guba
masyarakat. sebagaimana dalam Satori dan Komariah
(2010:53) menyebut dengan “selection to
C. METODE the point of redundancy; pengembangan
Dengan mendasarkan pada informan dilakukan terus sampai
perumusan masalah dan tujuan penelitian informasi mengarah ke titik jenuh/sama”
sebagaimana telah disajikan pada bab
pendahuluan, maka jelas terlihat bahwa
D. HASIL PENELITIAN DAN
penelitian ini menitikberatkan pada
ANALISIS
Bagaimana Inovasi Pelayanan Pembuatan
1. Inovasi Pelayanan Pembuatan SIM
SIM di Polres TTU? Faktor apa saja yang
Di Polres TTU
yang menjadi pendukung dan penghambat
Reka baru atau inovasi (bahasa
inovasi pelayanan pembuatan Surat Ijin
Inggris: innovation) dapat diartikan
Mengemudi di Polres TTU?. Adapun
sebagai proses dan/atau hasil
tujuan dari penelitian ini adalah untuk
pengembangan pemanfaatan/mobilisasi
mendeskripsikan menganalisis, dan
pengetahuan, keterampilan (termasuk
menginterpretasikan Inovasi serta Faktor
keterampilan teknologis) dan pengalaman
Pendukung dan Penghambat Pelayanan
untuk menciptakan atau memperbaiki
Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 423
Inovasi Pelayanan Pembuatan SIM di Polres TTU – Herminus Kefi
424 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 3 No. 2 Tahun 2019
Inovasi Pelayanan Pembuatan SIM di Polres TTU – Herminus Kefi
Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 425
Inovasi Pelayanan Pembuatan SIM di Polres TTU – Herminus Kefi
426 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 3 No. 2 Tahun 2019
Inovasi Pelayanan Pembuatan SIM di Polres TTU – Herminus Kefi
Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 427
Inovasi Pelayanan Pembuatan SIM di Polres TTU – Herminus Kefi
Dari studi dokumen diatas 120.000. Oleh karena itu dapat dikatakan
diuraikan bahwa secara keseluruhan, bahwa Satpas 1634 Polres TTU sangat
Biaya Administrasi Pengurusan SIM yang profesional dalam melayani masyarakat
dijalankan oleh Satuan Penyelenggara karena memiliki standar baku biaya
Administrasi Polres TTU merujuk pada PP administrasi pelayanan SIM yang
No. 60 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif diamanatkan oleh Undang-undang, dan
atas Jenis Penerimaan Negara Bukan dalam memberikan pelayanan, petugas
Pajak yang Berlaku pada Kepolisian SIM berlandaskan semboyan “Kami
Negara Republik Indonesia, yang terdiri Bersih, Anda Bersih, Kita Bersih.” Ini
atas 9 jenis layanan SIM dengan biaya menandakan bahwa Polres TTU sedang
administrasi bervariasi dari standar giat melakukan reformasi birokrasi di
nominal terendah sebesar Rp. 30.000 internal menuju pelayanan prima.
hingga standar tertinggi sebesar Rp
428 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 3 No. 2 Tahun 2019
Inovasi Pelayanan Pembuatan SIM di Polres TTU – Herminus Kefi
Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 429
Inovasi Pelayanan Pembuatan SIM di Polres TTU – Herminus Kefi
430 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 3 No. 2 Tahun 2019
Inovasi Pelayanan Pembuatan SIM di Polres TTU – Herminus Kefi
Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 431
Inovasi Pelayanan Pembuatan SIM di Polres TTU – Herminus Kefi
432 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 3 No. 2 Tahun 2019
Inovasi Pelayanan Pembuatan SIM di Polres TTU – Herminus Kefi
Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 433
Inovasi Pelayanan Pembuatan SIM di Polres TTU – Herminus Kefi
434 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 3 No. 2 Tahun 2019