Anda di halaman 1dari 5

METODE PENELITIAN KUALITATIF

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS TERHADAP PEMBUATAN
SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) DENGAN MARAKNYA CALO DALAM PEMBUATAN SURAT IZIN
MENGEMUDI (SIM) DI KOTA BANDUNG

(Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metode Penelitian Kualitatif)

Dosen pengampu : Ida Widianingsih, S.IP., M.A., Ph.D , Ramadhan Pancasilawan, S.Sos., M.Si.,
Ida Widianingsih, S.IP., M.A., Ph.D.

Oleh :

Mahendra Putra Pratama 170110170081

Riyan Hafrienda 170110170026

Ikhdi Reynaldi Febrian 170110150047

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

ADMINISTRASI PUBLIK

SUMEDANG

2019

Latar belakang
Dalam kehidupan sehari hari masyarakat tidak bisa melakukan segala hal dengan
sendirinya,karena sesungguhnya masyarakat adalah makhluk social yang saling bergantung satu
sam alain,dan juga dlaam kehidupan bermasyarakat didalam sebuah Negara yang kompleks dan
besar,masyarakat tidak bisa mengurus segala kebutuhannya dengan sendirinya,karena dalam
kehidupan bernegara banyak hal hal komplesk yang tidak bisa diurus dengan sendirinya oleh
seorang individu,serta sebuah Negara yang memiliki basis sebagai Negara hukum pasti memiliki
banyak aturan yang aad di dalam negaranya agar masyarakat tetap teratur sesuai dengan hukum
yang ada.

Negara memiliki tugas untuk melayani warganya,karena salah satu komponen dari
berdirinya suatu Negara adalah adanya masyarakat,dalam pemberian pelayanan kepada
masyarakat yang bertujuan untuk membantu masyarakat dan juga memiliki tujuan agar
masyarakat melengkapi semua persyaratan yang ada dalam suatu Negara agar masyarakat mudah
dalam berkegiatan sehari sehari dan program peemrintah juga dapat terjalankan dengan
maksimal,maka dari itu pemerintah menyediakan bentuk pelayanan public yang sangat baik
kepada masyarakat,agar masyarakat dalam memnuhi kebutuhannya bisa tercapai dengan baik.

Menurut Undang Undang No 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik,Pelayanan publik


memiliki pengertian yaitu kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan / atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan public.Pelayanan public diberikan kepada masyarakat karena dalam aturan yang ada
didalam Negara Kesatuan republic Indonesia di jelaskan bahwa hal yang menyangkut tentang
hak khalayak ramai diatur oleh Negara,hal ini bertujuan agar setiap warga Negara mendapatkan
hal hal yang sama,sehingga tidak ada ketimpangan di dalam suatu Negara atau tidak ada satu
golongan yang memonopoli hak yang seharusnya didapatkan oleh warga Negara untuk
kepentingan kelompoknya sendiri.

Pelayanan publik merupakan suatu usaha yang dilakukan kelompok atau seseorang
birokrasi untuk memberikan bantuan kepada masyarakat dalam rangka mencapai suatu tujuan
tertentu. Salah satu dari pelaksanaan pelayanan publik yaitu administrasi kependudukan yang
berada di suatu pemerintahan. Administrasi kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan
dan penertiban dalam penertiban dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran
penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta
pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

Pelayanan public dalam sector administrative bertujuan untuk membantu masyarakat


seperti yang di jelaskan dalam UU No 25 tahun 2009 pasal 5 ayat 7 : Tindakan administratif
pemerintah yang diwajibkan oleh negara dan diatur dalam peraturan perundang-undangan dalam
rangka mewujudkan perlindungan pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda
warga negara.

Bentuk dari pelayanan administrative yang ada di Indonesia sekarang sangat banyak
terutama dalam pembuatan dokumen diri da surat surat izin lainnya,seperti Kartu Tanda
Penduduk,Kartu Keluarga,Akte kelahiran,sampai dengan Surat Izin Mengemudi bagi pengendara
motor dan mobil.

Salah satu bentuk dari pelayanan public dalam bidang administrative adalah pembuatan
surat izin mengemudi atau yang lebih dikenal dengan singkatan SIM,pembuatan SIM sendiri di
fasilitasi oleh kepolisian Republik Indonesia yang di tugaskan kepada kantor kepolisian yang di
setiap daerah untuk melayani pembuatan surat izin mengemudi bagi masyarakat yang memiliki
kendaraan dan sudah memenuhi kriteria untuk pembuatan SIM.

Pembuatan SIM sendiri telah menjadi tugas pokok dari kepolisia Republik Indonesia,hal
itu diatur dalam Undang Undang No 22 tahun 2002 dalam pasal 14 point b yang berbunyi :
menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu
lintas di jalan. Hal ini membuktikan adalah demi menjaga keselamatan masyarakat di jalanan
saat berpergian maka polisi harus mengontrol setiap masyarakat yang berkendara,dikarenakan
jumlah masyarakat yang sangat banyak maka dari itu pihak kepolisian menerbitkan surat izin
mengumudi seperti yang diatur dalam Undang Undnag No 22 Tahun 2002 dalam pasal 15 ayat 2
point C yang berbunyi : memberikan surat izin mengemudi kendaraan bermotor.Dengan
pemberian surat izin mengemudi maka secara tidak langsung polisi bisa mengontrol masyarakat
yang berkendara di jalanan karena masyarakat telah memiliki SIM.

Dalam proses pembuatan SIM dibuat dengan rangkaian tes yang sangat baik karena
mencakup banyak hal,dan hal hal yang menjadi komponen dalam tes untuk mendapatkan SIM itu
sendiri sudah di rencanakan sesuai dengan Undang Undang nomor nomor 22 tahun 2009 pasal
81 tentang syarat syarat dari pembuatan SIM : Syarat usia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditentukan paling rendah sebagai berikut: a. usia 17 (tujuh belas) tahun untuk Surat Izin
Mengemudi A, Surat Izin Mengemudi C, dan Surat Izin Mengemudi D,serta juga ada syarat
administrative dan juga syarat kesehatan serta ada ujian praktik dalm pembuatan SIM itu sendiri
atau juga dikatakan sebagai ujian keterampilan dalam berkendara.

Ujian keterampilan dalam pengambilan SIM memiliki beberapa tahap seperti uji
membawa kendaraan dalam bentuk zig-zag,uji membawa kendaraan pada jalan yang sempit,uji
membawa kendaraan dalam bentuk angka dan ujian lainnya,dalam ujian keterampilan ada batas
maksimal untuk orang yang sedang melakukan uji keterampilan,dan ketika gagal maka akan di
ulang lagi untuk tes SIM di hari lainnya,dan juga dalam pembuatan SIM yang di layani oleh
kepolisian yang ada di setiap daerah membebankan kepada masyarakat yang mengikuti tes atau
ingin membuat SIM untuk membayar sejumlah uang untuk biaya administrative dan pencetakan
kartu SIM.

Pembuatan SIM selama ini di anggap sangat lama dan susah bagi kalangan
masyarakat,hal itu dikarenakan masyarakat harus mengosongkan jadwalnya dalam satu hari
penuh dan harus datang dari pagi,hal itu dikarenakan banyaknya orang yang akan membuat SIM
dan juga rangkaian tes yang juga panjang,dan ketika gagal dalam pelaksanaan tes yang
disediakan oleh pihak kepolisian masyarakat cenderung malas untuk melakukan tes ulang di hari
lainnya di karenakan mereka harus mengosongkan jadwalnya lagi untuk melakukan tes SIM,hal
ini juga menjadi dilemma di masyarakat saat ini,karena ketika mereka tidak memiliki SIM dan
membawa kendaraan untuk berpergian dalam keseharian,maka ketika ada operasi razia yang
dilakukan oleh polisi maka mereka akan dikenakan denda yang cukup besar dan juga harus
mengikuti persidangan,karena komponen untuk membawa kendaraan belum dilengkapi yaitu
surat izin mengemudi,dengan adanya dilemma di dalam masyarakt tentang proses pembuatan
SIM dan kebutuhan mereka terhadap SIM itu sendiri,maka pihak ketiga yang juga berasal dari
masyarakat melakukan kerjasama dengan polisi yang mengurusi perihal pembuatan
SIM,melakukan pungutan liar kepada masyarakat yang ingin membuat SIM ,dengan keuntungan
dalam proses pembuatan SIM mereka tidak perlu melakukan tes dan tidak perlu menunggu lama.

Kasus adanya calo dalam pembuatan SIM sudah sangat marak terjadi di Indonesia
terutama di kota kota besar yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak sehingga orang
yang akan membuat SIM juga dalam jumlah yang besar.Kasus calo pembuatan SIM juga terjadi
di daerah Bandung yang memiliki jumlah penduduk diumur produktif yaitu 150-64 tahun
berjumlah 1.810.000 juta jiwa,hal ini membuat peluang orang yang akan membuat SIM dan juga
memperpanjang SIM akan sangat tinggi,sehingga munculah calo pembuatan SIM di kota
Bandung.

Kemunculan calo dalam pembuatan SIM yang juga merupakan sebuah bentuk pelayanan
public adalah suatu kejanggalan di dalam pelayanan public,karena dalam pelayanan public
dihadirkan untuk membantu masyarakat dalam kehidupan sehari hari,begitu juga dengan
pembuatan SIM yang sebenarnya berguna untuk memastikan masyarakat yang membawa
kendaraan memiliki kemampuan yang memadai sehingga bisa menurunkan angka
kecelakaan,tetapi dengan proses pembuatan SIM yang di anggap sebagai masalah bagi
masyarakat sehingga munculnya calo berarti ada yang salah dalam pelayanan dalam pembuatan
SIM sendiri,dimana masyarakat lebih memilih untuk menggunakan calo dengan membayar
dengan harga tinggi daripada mengikuti prosedur yang telah diatur dalam Undang Undang
sekalipun.

Ketidakpercayaan masyarakat terhadap pembuatan SIM juga muncul karena sering


gagalnya masyarakat dalam proses pembuatan SIM yang membuat masyarakat berpikir bahwa
polisi juga melakukan kerjasama dengan calo untuk membuat masyarakat menjadi bosan dengan
rangkaian tes yang ada sehingga akhirnya masyarakat memakai jasa calo untuk membuat SIM
dan dimana juga muncul asumsi bahwa calo memiliki pembagian komisi dengan polisi.

Berdasarkan kendala-kendala di atas menggambarkan bahwa pelayanan yang diberikan


penyelenggara pelayanan publik di Kota Bandung belum dapat memberikan kepuasan kepada
masyarakat serta terindikasi adanya kecurangan oleh pemberi pelayanan public.

Anda mungkin juga menyukai