4 (November 2019)
ISSN 2541-0644 (print), ISSN 2599-3275 (online)
DOI h ps://doi.org/10.22146/jkesvo.50314
ABSTRACT
Background: Nursing care standard (NCS) and standard collaboration problem: intracranial pressure increase to 39
operational procedure (SOP) are guides for nurses in giving respondents of patients with potential complications:
quality nursing care. Presently Soegiri Hospital has not had intracranial pressure increase indicated there were 991 activities
NCS on patient with intracranial pressure increase; evaluation that should be done (according to patients' condition), 382
of NCS that has been scheduled annually does not operate. activities (38.6%) were done according to the standard, 456
Objective: To get an overview of nurses' activity in the activities (46%) were done but not according to the standard,
management of potential complication collaboration problem and 153 activities (15.4%) were not done by nurses. There were 2
intracranial pressure increase at Soegiri Hospital. activities that were not done at all (100%), i.e. monitoring of
Method: The study was descriptive observational undertaken to urine output and calculation of fluid balance. One activity was
39 patients of potential complications: intracranial pressure not done more than 75%, i.e. calculation of mean arterial
increase hospitalized at Dahlia 3 of Soegiri Hospital. pressure (MAP).
Observation was made three times within 24 hours of care using Conclusion: In general the implementation of nurses' activity
observation sheet in the form of checklist of nurses' activity; the belonged to good category; however quantitatively the
result was then presented in proportion. The study was carried implementation belonged to inadequate category. There were
out in November-December 2018. activities that were not done at all (100%), i.e. monitoring of
Result: The result of analysis showed that the implementation of urine output and calculation of fluid balance. One activity, i.e.
nurses' activity in the management of potential complication calculation of MAP was not done more than 75%.
aktivitas (38,6%), dilakukan tidak sesuai peningkatan TIK adalah aktivitas yang
standar sebanyak 456 aktivitas (46%), dan dilakukan sesuai dengan standar sebanyak 79
aktivitas yang tidak dilakukan sebanyak 153 aktivitas (18,9) dari 417 aktivitas yang
aktivitas (15,4%). seharusnya dilakukan sesuai dengan kondisi
Tindakan keperawatan yang dilakukan pasien, aktivitas yang dilakukan tidak sesuai
untuk pasien dengan penurunan kapasitas dengan standar sebanyak 310 aktivitas (74,4%),
adaptif intrakranial adalah pemantauan tanda dan aktivitas yang tidak dilakukan sebesar 28
dan gejala peningkatan TIK, pemantauan aktivitas (6,7%).
status neurologis, peningkatan perfusi Pemantauan terhadap tanda dan gejala
serebral, dan manajemen edema serebral awal peningkatan TIK merupakan hal yang
(McCloskey & Bulechek, 2014). sangat penting untuk dilakukan. Hasil
Berdasarkan observasi yang dilakukan, pemantauan TIK dapat memberikan informasi
secara umum perawat sudah melakukan berharga untuk meramalkan prognosis pasien
hampir semua tindakan untuk dan merupakan petunjuk dasar untuk
penatalaksanaan maslah kolaborasi PK: pengobatan terbaik untuk mengurangi edema
peningkatan TIK yaitu sebesar 84,6%, namun serebral dan peningkatan TIK (Mayer, &
dalam pelaksanaanya aktivitas perawat Chong, 2012).
tersebut belum dilakukan secara kontinyu, Berdasarkan observasi yang dilakukan,
belum tentu tindakan yang sudah dilakukan secara umum perawat sudah melakukan
oleh seorang perawat dilanjutkan oleh perawat pemantauan terhadap tanda dan gejala
pada shift jaga berikutnya. Hal ini terjadi peningkatan TIK serta memantau status
kemungkinan karena belum adanya SAK neurologis pasien, akan tetapi dalam
tentang peningkatan TIK, sehingga perawat pelaksanaanya aktivitas tersebut belum sesuai
belum mempunyai pedoman dalam dengan standar frekuensinya, misalnya
melaksanakan asuhan keperawatan. Sebab lain pemantauan terhadap tanda-tanda vital belum
kemungkinan karena bervariasinya tingkat tentu dilakukan secara kontinyu oleh perawat
pengetahuan perawat dalam penatalaksanaan sore atau malam, walaupun perawat pagi
pasien peningkatan TIK. sudah melimpahkan tugas. Begitu pula untuk
Tabel 4. Hasil observasi aktivitas perawat pada pemantauan respon pupil, biasanya perawat
pemantauan tanda, gejala peningkatan TIK, dan
jaga pada hari pertama akan melakukan
pemantauan status neurologis di ruang Dahlia 3
RSUD dr. Soegiri Lamongan 2018 (n=39) pemantauan, tetapi pada hari seterusnya belum
tentu dilakukan. Evaluasi terhadap tingkat
kesadaran, tanda vital, ukuran dan reaksi
pupil, gerakan ektremitas, ada tidaknya reflek,
adanya kejang seharusnya dilakukan setiap
jam (Smel er & Bare, 2010).
Tabel 5. Hasil observasi aktivitas perawat untuk
peningkatan perfusi serebral pada pasien dengan
PK: peningkatan TIK di ruang Dahlia 3 RSUD dr.
Soegiri Lamongan bulan 2018 (n=39)
Tabel 5 menunjukan bahwa hasil Studi terhadap 170 anak dengan cedera
pengamatan pelaksanaan aktivitas perawat otak traumatik, pada glukosa serum lebih dari
pada 213 tidakan yang seharusnya dilakukan 200 mg/dl berhubungan dengan penurunan
(sesuai kondisi pasien), sebanyak 141 aktivitas outcome neurological, dan glukosa serum diatas
(66,2%) dilakukan sesuai dengan standar, 29 300 mg/dl berhubungan dengan peningkatan
aktivitas (13,6%) dilakukan tetapi tidak sesuai kematian (Cochran, Scaife, Hansen & Downey,
dengan standar, dan 43 aktivitas (20,2%) tidak 2013).
dilakukan oleh perawat. Tabel 6. Hasil observasi aktivitas perawat pada
manajemen edema serebral terhadap pasien PK:
Menurut hasil observasi yang dilakukan,
peningkatan TIK yang dirawat di ruang Dahlia 3
aktivitas perawat yang tidak dilakukan pada RSUD dr. Soegiri Lamongan 2018 (n=39)
peningkatan perfusi serebral ini adalah
pembatasan lama suctioning dan hiperventilasi
sebelum dan sesudah suctioning. Pemantauan
terhadap tekanan arteri rata-rata (MAP) juga
belum di laksanakan dengan maksimal oleh
perawat, (82%) belum dilakukan.
Prosedur penghisapan yang terlalu lama
(lebih dari 10 detik) akan berakibat
2
menurunnya konsentrasi O , oleh karena itu
durasi penghisapan harus dibatasi tidak lebih
dari 10 detik dan antar prosedur penghisapan
harus diberi jarak waktu, selain itu Tabel 6 menunjukan bahwa hasil
hiperventilasi sebelum dan sesudah suctioning pengamatan pelaksanaan aktivitas perawat
harus dilakukan untuk menjaga konsentrasi O2 terhadap manajemen edema serebral pada
tetap normal yaitu sekitar 95% (Qureshi, pasien PK: peningkatan TIK adalah aktivitas
Tuhrim & Broderick, 2011). yang dilakukan sesuai standar sebanyak 162
Pemantauan tekanan darah dan MAP aktivitas (44,9%) dari 361 aktivitas yang
diperlukan untuk mengetahui atau seharusnya dilakukan sesuai dengan kondisi
memperkirakan tekanan perfusi serebral dan pasien, 117 aktivitas (32,4%) dilakukan tetapi
tekanan intrakranial. Pemantauan dan tidak sesuai dengan standar, dan 82 aktivitas
pencatatan dilakukan setiap 1 jam (Qureshi, (22,7%) tidak dilakukan oleh perawat.
Tuhrim & Broderick, 2011). Sesuai dengan observasi yang dilakukan,
Aktivitas pemantauan terhadap kadar secara umum perawat sebenarnya sudah
gula darah dilakukan perawat sebesar 84,6%. tinggi dalam prosentase pelaksanaanya,
Dari data tersebut pasien yang tidak dilakukan namun pelaksanaan tersebut masih belum
pemantauan kadar gula darah adalah pasien dilakukan secara teratur dan terus menerus.
cedera kepala dengan umur masih muda. Edema serebral merupakan penyebab
Perawat beranggapan pada pasien tersebut tersering peningkatan TIK, penanganan segera
tidak mungkin atau jarang terjadi gangguan untuk mengurangai peningkatan TIK
keseimbangan kadar gula darah. didasarkan pada penurunan volume serebral
Hal ini bertentangan dengan teori yang dengan cara mengurangi edema serebral,
ada yaitu bahwa hiperglycemia dan mengurangi volume cairan serebrospinal
hipoglycemia dapat terjadi mengikuti cedera (CSS), atau mengurangi volume darah, sambil
kepala, untuk itu perawat harus memonitor mempertahankan perfusi serebral. Tujuan ini
gula darah pasien. Hiperglycemia berakibat diselesaikan dengan pemberian diuretik
meningkatkan ischemia serebral atau osmotik dan kortikosteroid, membatasi cairan,
peningkatan tekanan osmotik (Menon, 2014). pengeluaran CSS, hiperventilasi dari pasien,