Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kesehatan Vokasional, Vol. 4 No.

4 (November 2019)
ISSN 2541-0644 (print), ISSN 2599-3275 (online)
DOI h ps://doi.org/10.22146/jkesvo.50314

Gambaran Aktivitas Perawat tentang Penatalaksanaan Masalah


Kolaborasi Potensial Komplikasi (Pk) : Peningkatan
Tekanan Intrakranial

Khotibul Umam1, Joko Susanto2


Program Studi D III Keperawatan, Departemen Kesehatan, Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga1,2
nerskhotibul@gmail.com1

Diajukan 2 Oktober 2019 Diperbaiki 29 Oktober 2019 Diterima 20 November 2019


ABSTRAK
Latar Belakang: Standar Asuhan Keperawatan (SAK) dan kolaborasi PK: peningkatan TIK terhadap 39 responden
standar prosedur operasional (SOP) merupakan pedoman pasien dengan PK: peningkatan TIK terdapat 991 aktivitas
bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang seharusnya dilakukan (sesuai kondisi pasien),
yang bermutu. Saat ini RSUD dr. Soegiri Lamongan belum sebanyak 382 aktivitas (38,6%) dilakukan sesuai dengan
mempunyai SAK tentang pasien dengan peningkatan standar, 456 aktivitas (46%) dilakukan tetapi tidak sesuai
tekanan intrakranial, evaluasi SAK yang dijadwalkan dengan standar, dan sebanyak 153 aktivitas (15,4%) tidak
pelaksanaanya setiap tahun saat ini tidak berjalan. dilakukan aktivitas oleh perawat. Terdapat 2 aktivitas
Tujuan: Mengetahui gambaran aktivitas perawat pada yang tidak dilakukan sama sekali (100%) yaitu
penatalaksanaan masalah kolaborasi potensial pemantauan urine output dan penghitungan balance
komplikasi (PK): peningkatan tekanan intrakranial di cairan. Terdapat 1 aktivitas yang tidak dilakukan lebih
RSUD dr. Soegiri Lamongan dari 75% yaitu penghitungan tekanan rata-rata arteri
Metode: Penelitian deskriptif observasional dilakukan (MAP)
terhadap 39 pasien PK: peningkatan TIK yang dirawat di Kesimpulan: Secara umum pelaksanaan aktivitas
ruang Dahlia 3 RSUD dr. Soegiri Lamongan. Pengamatan perawat termasuk dalam kategori baik, akan tetapi kalau
dilakukan selama 3 kali 24 jam perawatan dengan dilihat secara kuantitas pelaksanaan aktivitas perawat
menggunakan lembar observasi berupa ceklist aktivitas termasuk dalam kategori kurang. Masih ada aktivitas
perawat kemudian hasilnya dibuat proporsi. Penelitian yang tidak dilakukan 100%, yaitu pemantauan urine
dilakukan pada bulan November sampai dengan output dan penghitungan balance cairan. Terdapat
Desember 2018 aktivitas yang tidak dilakukan lebih dari 75%, yaitu
Hasil: Analisis data menunjukkan bahwa pelaksanaan penghitungan MAP.
aktivitas perawat pada penatalaksanaan masalah
Kata Kunci: aktivitas perawat; masalah kolaborasi; peningkatan tekanan intrakranial

ABSTRACT
Background: Nursing care standard (NCS) and standard collaboration problem: intracranial pressure increase to 39
operational procedure (SOP) are guides for nurses in giving respondents of patients with potential complications:
quality nursing care. Presently Soegiri Hospital has not had intracranial pressure increase indicated there were 991 activities
NCS on patient with intracranial pressure increase; evaluation that should be done (according to patients' condition), 382
of NCS that has been scheduled annually does not operate. activities (38.6%) were done according to the standard, 456
Objective: To get an overview of nurses' activity in the activities (46%) were done but not according to the standard,
management of potential complication collaboration problem and 153 activities (15.4%) were not done by nurses. There were 2
intracranial pressure increase at Soegiri Hospital. activities that were not done at all (100%), i.e. monitoring of
Method: The study was descriptive observational undertaken to urine output and calculation of fluid balance. One activity was
39 patients of potential complications: intracranial pressure not done more than 75%, i.e. calculation of mean arterial
increase hospitalized at Dahlia 3 of Soegiri Hospital. pressure (MAP).
Observation was made three times within 24 hours of care using Conclusion: In general the implementation of nurses' activity
observation sheet in the form of checklist of nurses' activity; the belonged to good category; however quantitatively the
result was then presented in proportion. The study was carried implementation belonged to inadequate category. There were
out in November-December 2018. activities that were not done at all (100%), i.e. monitoring of
Result: The result of analysis showed that the implementation of urine output and calculation of fluid balance. One activity, i.e.
nurses' activity in the management of potential complication calculation of MAP was not done more than 75%.

Keywords: nurses' activity; collaboration problem; increase of intracranial pressure

176 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online 30 November, 2019


Gambaran Aktivitas Perawat tentang Penatalaksanaan Masalah...

PENDAHULUAN penelitian deskriptif observasional, yang bersifat


Keberhasilan pembangunan kesehatan di kuantitatif dengan lokasi di ruang Dahlia 3
Indonesia membawa dampak bergesernya pola RSUD dr. Soegiri Lamongan dan dilakukan
penyakit menjadi penyakit degeneratif pada mulai bulan November sampai dengan
susunan saraf dan trauma susunan saraf. Desember 2018.
Peningkatan tekanan intrakranial (peningkatan Populasi penelitian ini adalah pasien
TIK) merupakan bagian permasalahan ya n g b e r e s i k o t i n g g i a t a u m e n g a l a m i
keperawatan neurologi yang dijumpai hampir peningkatan TIK yang dilakukan asuhan
pada semua penyakit susunan saraf pusat. keperawatan di ruang Dahlia 3 RSUD dr.
Secara populer peningkatan TIK sering Soegiri Lamongan. Cara pengambilan sampel
dihubungkan dengan cedera kepala, namun dengan teknik non probability sampling, teknik
tekanan yang tinggi dapat terlihat sebagai purposive sampling, Rumus untuk menentukan
pengaruh sekunder dari kondisi lain: tumor besar sampel minimal pada populasi ini
otak, perdarahan subarakhnoid, keracunan menggunakan rumus (Nursalam, 2013) .
dan ensefalopati virus (Smel er, 2010). Analisa data dengan menghitung prosentase
Peningkatan TIK merupakan penyebab pelaksanaan aktivitas perawat menggunakan
kematian paling sering pada penderita bedah rumus (Arikunto, 2010).
saraf. Hal ini terjadi pada penderita cedera
kepala, stroke hemoragik dan trombotik, serta HASIL DAN PEMBAHASAN
lesi desak ruang seperti tumor otak. Massa Variabel penelitian ini adalah aktivitas
intrakranial bersama pembengkakan otak perawat pada penatalaksanaan pasien dengan
meninggikan TIK dan mendistorsikan otak. PK: peningkatan TIK, perawat yang bekerja di
Sedangkan hipertensi intrakranial mempunyai Dahlia 3 RSUD dr. Soegiri Lamongan.
konsekuensi buruk terhadap outcome pasien Tabel 1. Karakteristik perawat di ruang Dahlia 3
RSUD dr. Soegiri Lamongan 2018 (n=14)
(Marcoux, 2015). Penanganan pasien dengan
peningkatan TIK di rumah sakit perlu adanya
kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan
khususnya dokter dan perawat.
Standar asuhan keperawatan merupakan
suatu tolok ukur untuk mencapai keberhasilan
peningkatan mutu asuhan keperawatan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari
wawancara dengan perawat ruang Dahlia 3
yang merupakan ruang rawat inap penyakit
khusus saraf, saat ini RSUD dr. Soegiri
Lamongan belum memiliki SAK tentang
penatalaksanaan pasien dengan peningkatan
TIK.
Hasil dari penelitian ini ingin
mengetahui gambaran aktivitas perawat pada
penatalaksanaan masalah kolaborasi PK:
peningkatan TIK, sehingga dapat
dipergunakan sebagai evaluasi kinerja klinis
perawat.
Tabel 1 menunjukan bahwa mayoritas
METODE perawat adalah perempuan, yaitu 85,7%, rata-
Jenis penelitian yang dilakukan adalah rata perawat berumur antara 26-30 yaitu
sebanyak 57,1%, mayoritas perawat

h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online 30 November, 2019 177


Gambaran Aktivitas Perawat tentang Penatalaksanaan Masalah...

berpendidikan D-III Keperawatan yaitu


sebanyak 78,6%, dan sebanyak 71,4% berstatus
sebagai PNS.
Berdasarkan data tersebut terdapat
perawat perempuan sebanyak 85,7%, jenis
kelamin sangat berpengaruh pada kinerja
seseorang. Perempuan mempunyai daya
kompetisi yang rendah namun mempunyai
daya kooperatif yang tinggi, begitu sebaliknya
pada laki-laki (Ginting, 2012). Menurunnya
daya kompetisi dari perempuan salah satunya
Tabel 2 menunjukan bahwa jenis kelamin
disebabkan karena munculnya konflik peran
laki-laki lebih banyak dari perempuan yaitu
yang sangat banyak baik dari pribadi dan
sebesar 56,4%, umur paling banyak adalah 51
keluarga (Rini, J.F, 2016). Berdasarkan hal
tahun keatas yaitu 53,8%, tingkat pendidikan
tersebut perawat ruang Dahlia yang sebagian
pasien paling banyak adalah SMA, yaitu 43%,
besar perempuan bisa berpengaruh terhadap
dan diagnosa medis hampir merata yaitu stoke
mutu pemberian asuhan keperawatan.
haemoragic 23,1%, CKB 20,5%, CKS 25,6%,
Mayoritas perawat berpendidikan D-III
SNH 28,2%, dan meningitis 2,6%.
Keperawatan, kecerdasan berpengaruh
Pe n ye b a b h i p e r t e n s i i n t r a k r a n i a l
terhadap kinerja seseorang. Semakin
diklasifikasikan sebagai akut atau kronis.
kecerdasan meningkat (pendidikan) maka
Penyebab gangguan saraf yang termasuk
kinerja seseorang juga akan meningkat
penyebab akut adalah trauma otak, cedera
(Arbour, 2014).
iskemik, dan perdarahan intraserebral serta
Sebanyak 71,4% perawat berstatus
infeksi seperti ensefalitis atau meningitis. Saat
sebagai PNS, status pegawai atau karir sangat
kejadian akut kerusakan terjadi sangat cepat
mempengaruhi tingkat kinerja seseorang, salah
dan progresif sehingga kemungkian
satu diantaranya adalah peluang promosi
menimbulkan kerusakan yang serius (Arbour,
untuk naik pangkat, sesuai hal tersebut
2014).
diharapkan kinerja perawat ruang saraf
Tabel 3. Hasil observasi aktivitas perawat pada
seharusnya bisa optimal (Ginting, 2012). penatalaksanaan masalah kolaborasi PK:
Tabel 2. Karakteristik pasien dengan PK: peningkatan TIK di ruang Dahlia 3 RSUD
peningkatan TIK di ruang Dahlia 3 RSUD dr. Soegiri Lamongan 2018 (n=39)
dr. Soegiri Lamongan 2018 (n=39)

Tabel 3 menunjukan bahwa aktivitas


perawat yang seharusnya dilakukan terhadap
39 pasien PK: peningkatan TIK sesuai dengan
kondisi pasien adalah sebanyak 991 aktivitas.
Dilakukan sesuai dengan standar sebanyak 382

178 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online 30 November, 2019


Gambaran Aktivitas Perawat tentang Penatalaksanaan Masalah...

aktivitas (38,6%), dilakukan tidak sesuai peningkatan TIK adalah aktivitas yang
standar sebanyak 456 aktivitas (46%), dan dilakukan sesuai dengan standar sebanyak 79
aktivitas yang tidak dilakukan sebanyak 153 aktivitas (18,9) dari 417 aktivitas yang
aktivitas (15,4%). seharusnya dilakukan sesuai dengan kondisi
Tindakan keperawatan yang dilakukan pasien, aktivitas yang dilakukan tidak sesuai
untuk pasien dengan penurunan kapasitas dengan standar sebanyak 310 aktivitas (74,4%),
adaptif intrakranial adalah pemantauan tanda dan aktivitas yang tidak dilakukan sebesar 28
dan gejala peningkatan TIK, pemantauan aktivitas (6,7%).
status neurologis, peningkatan perfusi Pemantauan terhadap tanda dan gejala
serebral, dan manajemen edema serebral awal peningkatan TIK merupakan hal yang
(McCloskey & Bulechek, 2014). sangat penting untuk dilakukan. Hasil
Berdasarkan observasi yang dilakukan, pemantauan TIK dapat memberikan informasi
secara umum perawat sudah melakukan berharga untuk meramalkan prognosis pasien
hampir semua tindakan untuk dan merupakan petunjuk dasar untuk
penatalaksanaan maslah kolaborasi PK: pengobatan terbaik untuk mengurangi edema
peningkatan TIK yaitu sebesar 84,6%, namun serebral dan peningkatan TIK (Mayer, &
dalam pelaksanaanya aktivitas perawat Chong, 2012).
tersebut belum dilakukan secara kontinyu, Berdasarkan observasi yang dilakukan,
belum tentu tindakan yang sudah dilakukan secara umum perawat sudah melakukan
oleh seorang perawat dilanjutkan oleh perawat pemantauan terhadap tanda dan gejala
pada shift jaga berikutnya. Hal ini terjadi peningkatan TIK serta memantau status
kemungkinan karena belum adanya SAK neurologis pasien, akan tetapi dalam
tentang peningkatan TIK, sehingga perawat pelaksanaanya aktivitas tersebut belum sesuai
belum mempunyai pedoman dalam dengan standar frekuensinya, misalnya
melaksanakan asuhan keperawatan. Sebab lain pemantauan terhadap tanda-tanda vital belum
kemungkinan karena bervariasinya tingkat tentu dilakukan secara kontinyu oleh perawat
pengetahuan perawat dalam penatalaksanaan sore atau malam, walaupun perawat pagi
pasien peningkatan TIK. sudah melimpahkan tugas. Begitu pula untuk
Tabel 4. Hasil observasi aktivitas perawat pada pemantauan respon pupil, biasanya perawat
pemantauan tanda, gejala peningkatan TIK, dan
jaga pada hari pertama akan melakukan
pemantauan status neurologis di ruang Dahlia 3
RSUD dr. Soegiri Lamongan 2018 (n=39) pemantauan, tetapi pada hari seterusnya belum
tentu dilakukan. Evaluasi terhadap tingkat
kesadaran, tanda vital, ukuran dan reaksi
pupil, gerakan ektremitas, ada tidaknya reflek,
adanya kejang seharusnya dilakukan setiap
jam (Smel er & Bare, 2010).
Tabel 5. Hasil observasi aktivitas perawat untuk
peningkatan perfusi serebral pada pasien dengan
PK: peningkatan TIK di ruang Dahlia 3 RSUD dr.
Soegiri Lamongan bulan 2018 (n=39)

Tabel 4 menunjukan bahwa hasil


pengamatan aktivitas perawat pada
pemantauan terhadap tanda, gejala
peningkatan TIK, dan pemantauan status
neurologis terhadap 39 pasien dengan PK:

h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online 30 November, 2019 179


Gambaran Aktivitas Perawat tentang Penatalaksanaan Masalah...

Tabel 5 menunjukan bahwa hasil Studi terhadap 170 anak dengan cedera
pengamatan pelaksanaan aktivitas perawat otak traumatik, pada glukosa serum lebih dari
pada 213 tidakan yang seharusnya dilakukan 200 mg/dl berhubungan dengan penurunan
(sesuai kondisi pasien), sebanyak 141 aktivitas outcome neurological, dan glukosa serum diatas
(66,2%) dilakukan sesuai dengan standar, 29 300 mg/dl berhubungan dengan peningkatan
aktivitas (13,6%) dilakukan tetapi tidak sesuai kematian (Cochran, Scaife, Hansen & Downey,
dengan standar, dan 43 aktivitas (20,2%) tidak 2013).
dilakukan oleh perawat. Tabel 6. Hasil observasi aktivitas perawat pada
manajemen edema serebral terhadap pasien PK:
Menurut hasil observasi yang dilakukan,
peningkatan TIK yang dirawat di ruang Dahlia 3
aktivitas perawat yang tidak dilakukan pada RSUD dr. Soegiri Lamongan 2018 (n=39)
peningkatan perfusi serebral ini adalah
pembatasan lama suctioning dan hiperventilasi
sebelum dan sesudah suctioning. Pemantauan
terhadap tekanan arteri rata-rata (MAP) juga
belum di laksanakan dengan maksimal oleh
perawat, (82%) belum dilakukan.
Prosedur penghisapan yang terlalu lama
(lebih dari 10 detik) akan berakibat
2
menurunnya konsentrasi O , oleh karena itu
durasi penghisapan harus dibatasi tidak lebih
dari 10 detik dan antar prosedur penghisapan
harus diberi jarak waktu, selain itu Tabel 6 menunjukan bahwa hasil
hiperventilasi sebelum dan sesudah suctioning pengamatan pelaksanaan aktivitas perawat
harus dilakukan untuk menjaga konsentrasi O2 terhadap manajemen edema serebral pada
tetap normal yaitu sekitar 95% (Qureshi, pasien PK: peningkatan TIK adalah aktivitas
Tuhrim & Broderick, 2011). yang dilakukan sesuai standar sebanyak 162
Pemantauan tekanan darah dan MAP aktivitas (44,9%) dari 361 aktivitas yang
diperlukan untuk mengetahui atau seharusnya dilakukan sesuai dengan kondisi
memperkirakan tekanan perfusi serebral dan pasien, 117 aktivitas (32,4%) dilakukan tetapi
tekanan intrakranial. Pemantauan dan tidak sesuai dengan standar, dan 82 aktivitas
pencatatan dilakukan setiap 1 jam (Qureshi, (22,7%) tidak dilakukan oleh perawat.
Tuhrim & Broderick, 2011). Sesuai dengan observasi yang dilakukan,
Aktivitas pemantauan terhadap kadar secara umum perawat sebenarnya sudah
gula darah dilakukan perawat sebesar 84,6%. tinggi dalam prosentase pelaksanaanya,
Dari data tersebut pasien yang tidak dilakukan namun pelaksanaan tersebut masih belum
pemantauan kadar gula darah adalah pasien dilakukan secara teratur dan terus menerus.
cedera kepala dengan umur masih muda. Edema serebral merupakan penyebab
Perawat beranggapan pada pasien tersebut tersering peningkatan TIK, penanganan segera
tidak mungkin atau jarang terjadi gangguan untuk mengurangai peningkatan TIK
keseimbangan kadar gula darah. didasarkan pada penurunan volume serebral
Hal ini bertentangan dengan teori yang dengan cara mengurangi edema serebral,
ada yaitu bahwa hiperglycemia dan mengurangi volume cairan serebrospinal
hipoglycemia dapat terjadi mengikuti cedera (CSS), atau mengurangi volume darah, sambil
kepala, untuk itu perawat harus memonitor mempertahankan perfusi serebral. Tujuan ini
gula darah pasien. Hiperglycemia berakibat diselesaikan dengan pemberian diuretik
meningkatkan ischemia serebral atau osmotik dan kortikosteroid, membatasi cairan,
peningkatan tekanan osmotik (Menon, 2014). pengeluaran CSS, hiperventilasi dari pasien,

180 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online 30 November, 2019


Gambaran Aktivitas Perawat tentang Penatalaksanaan Masalah...

mengontrol demam dan menurunkan belum dilakukan oleh perawat. Pemantauan


kebutuhan metabolisme sel (Smel er & Bare, terhadap status hidrasi, evaluasi cairan masuk
2010). dan keluar, osmolalitas serum, berat jenis urine,
Secara umum aktivitas mencegah situasi/ dan osmolalitasnya harus dilakukan dengan
manufer yang dapat meningkatkan TIK 100% cermat, keadaan dehirasi dapat menyebabkan
sudah dilakukan perawat, namun aktivitas hipotensi dan penurunan curah jantung, selain
yang sesuai dengan standar adalah sebanyak itu keadaan kelebihan cairan juga akan
10,3%, dan aktivitas yang tidak sesuai dengan memperberat edema serebral dan
standar adalah sebesar 89,7%. Semua perawat meningkatkan TIK. Pencatatan intake cairan
belum menghindarkan tindakan yang dapat dan output perlu dilakukan dengan cermat,
meningkatkan TIK, sebagian perawat sudah penghitungan cairan dilakukan setiap 6-8 jam
menganjurkan pasien untuk menarik napas (Carpenito, 2013).
waktu perubahan posisi, namun masih banyak
perawat yang belum melakukan tindakan PENUTUP
tersebut, bahkan perubahan posisi dilakukan Kesimpulan
dengan sangat cepat sehingga hal ini dapat Pelaksanaan aktivitas perawat pada
menyebabkan valsava manuver dan penatalaksanaan masalah kolaborasi PK:
meningkatkan TIK. peningkatan TIK di ruang Dahlia RSUD dr.
Stimulasi anal dengan jari, menahan Soegiri Lamongan secara umum termasuk
napas, dan mengejan, serta perubahan posisi dalam kategori” baik”, namun secara kuantitas
yang terlalu cepat akan memacu manuver pelaksanaan aktivitas perawat termasuk dalam
valsava yang akan mengganggu aliran balik kategori “kurang”. Terdapat 2 aktivitas yang
vena dengan konstriksi pada vena jugularis tidak dilakukan sama sekali oleh perawat
sehingga akan meningkatkan TIK (Carpenito, (100%) yaitu pemantauan urine output dan
2013). Peningkatan tekanan intrathorasik akan penghitungan balance cairan. Terdapat 1
mengurangi drainase vena serebral, dan aktivitas keperawatan yang tidak dilakukan
meningkatkan TIK. Tekanan intrathorasik lebih dari 75%, yaitu penghitungan MAP.
diantaranya ditingkatkan oleh batuk dan
mengejan (Odell, 2016). Saran
Menghindarkan aktivitas yang dapat 1. Bagi Instansi Rumah Sakit
meningkatkan TIK secara berurutan a. Sgera disusun SAK tentang asuhan
sebenarnya sudah dilakukan perawat akan keperawatan pasien dengan peningkatan
tetapi pelaksanaanya secara kuantitas masih TIK, atau revisi SOP yang terkait dengan
kurang. Berdasarkan pengamatan, sebagian pelaksanaan asuhan keperawatan pasien
besar perawat belum memberikan jeda waktu dengan peningkatan TIK.
antar tindakan keperawatan yang berpotensi b. Melakukan sosialisasi standar asuhan
m e n i n g k a t k a n T I K , m i s a l n ya s e t e l a h k e p e r a wa t a n t e n t a n g p a s i e n P K :
melakukan suctioning langsung merubah posisi peningkatan TIK dan SOP keperawatan
pasien, memandikan pasien sekaligus yang mendukung.
melakukan suctioning. c. Melakukan evaluasi SAK secara rutin
Aktivitas perawat yang dilakukan secara sesuai ketentuan dari Departemen
beruntun tanpa senggang waktu terbukti Kesehatan RI.
berakibat terhadap terjadinya peningkatan 2. Bagi Profesi Keperawatan
TIK (Williams & Coyne, 2013). a. Perawat diharapkan meningkatkan
Menurut hasil pengamatan, aktivitas p e n g e t a h u a n , k h u s u s n ya t e n t a n g
untuk penghitungan urine output dan peningkatan TIK, sehingga dapat
penghitungan terhadap balance cairan 100% melakukan asuhan keperawatan dengan

h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online 30 November, 2019 181


Gambaran Aktivitas Perawat tentang Penatalaksanaan Masalah...

optimal. Management of Increased Intracranial


b. Melakukan tindakan keperawatan sesuai Pressure, Journal of Intensive Care
dengan standar prosedur pelaksanaan Medicine, 17(2):55-67.
(SOP). McCloskey, J.C., Bulechek, G.M., 2014. Nursing
3. Bagi Peneliti Interventions Classification (NIC), IOWA
Melanjutkan penelitian yang berhubungan Intervention Project, 4rd ed. St. Louis:
dengan peningkatan TIK dengan Mosby-Year Book Inc.
mengamati variabel-variabel yang terkait. Menon, D.K., 2014. Cerebral protection in
severe brain injury: physiological
DAFTAR PUSTAKA determinants of outcome and their
Arbour, R., 2014. Intracranial Hipertension optimisation. British Medical Bulletin. 55,
Monitoring and Nursing Assesment, 1, 226-258.
journal of Critical Care Nurse, 24 : 19-32. Nursalam, 2013. Metodologi Penelitian Ilmu
Arikunto, S., 2010. Prosedur Penelitian Suatu Keperawatan, Pendekatan Praktis, Edisi 3,
Pendekatan Praktik, Edisi Revisi 10, Rineka Salemba Medika, Jakarta.
Cipta, Jakarta. Odell, M. 2016. Intracranial pressure
Carpenito, L.J., 2013. Diagnosa Keperawatan: monitoring, nursing in a district general
Aplikasi pada Praktik Klinik, Edisi 6, hospital. J. Nursing in Critical Care. 1, 5:
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 245-247.
Cochran, A., Scaife, E.R., Hansen, K.W., Qureshi, A,I., Tuhrim, S., Broderick,J. P, 2011.
Downey, E.C., 2013. Hyperglycemia and Spontaneus Intracerebral Hemorrage.
outcomes from pediatric traumatic brain New England journal of Medicine,
injury. J Trauma, 55:1035–1038. 344,pp,1450-1460.
Ginting, E.D. 2012. Hubungan Profesi Terhadap Rini, J.F, 2016. Stres Kerja. Jakarta.psikologi
Program Pengembangan Karir dengan Press.
Kompetisi Kerja. Tesis. Program Studi Smel er, S., Bare, B.G., 2010. Brunner and
Psikologi Universitas Sumatera Utara. Suddarth's Textbook of Medical Surgical
Marcoux, Kelly, K., 2015. Management of Nursing, Lippinco , Philadelphia.
Increased Intracranial Pressure in The Williams, A., Coyne, S. 2013. Effects of Neck
Critically Ill Child With Acute Neurological Position on Intracranial Pressure.
Injury, Journal of Critical Care Nurse, 16 : American journal of Critical Care, 2(1), pp.
212-231. 68-71.
Mayer, S., Chong, J.Y., 2012. Critical Care

182 Khotibul Umam, dkk

Anda mungkin juga menyukai