Anda di halaman 1dari 50

SISTEM PERLINDUNGAN ANAK

DI INDONESIA

(Antarini Idriansari)
Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan
YME serta sekaligus sebagai generasi
penerus bangsa

Kelompok strategis untuk mempertahankan


eksistensi bangsa dan negara
Oleh karenanya,
sistem perlindungan anak di Indonesia
disusun untuk meningkatkan dan
mempertahankan kualitas hidup
bangsa Indonesia.
Sistem Perlindungan Anak di Indonesia

‘’Representasi komitmen bangsa bahwa melindungi,


menghormati, dan menjamin hak anak merupakan
tanggung jawab negara, pemerintah, masyarakat,
dan keluarga (orangtua)’’
Perlindungan anak adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi anak
dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi
secara optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan, serta
mendapat perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi (UU no.23 tahun 2002).
Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang
kesehatan menggariskan bahwa:

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk


meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi masyarakat yang
setinggi-tingginya sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis.
Terwujudnya masyarakat (anak) yang sehat
merupakan modal dalam pembangunan yang
berkelanjutan bagi suatu bangsa.

Anak selayaknya terlindungi dari


segala bentuk kekerasan, perlakuan salah,
penelantaran, dan eksploitasi.
FAKTA

Berbagai permasalahan hadir


dan merampas hak-hak dan
kebebasan anak:
Contoh permasalahan yang sering
dijumpai pada anak:
1. Penyakit
eg. gizi buruk, HIV/AIDS
2. Perdagangan/Pekerja anak
3. Kekerasan pada anak (fisik, verbal, seksual)
4. Pengaruh media hiburan
5. Penyalahgunaan obat (narkoba), rokok dan
minuman beralkohol
6. Putus sekolah
Contoh Uraian: Perdagangan Anak

Perdagangan anak dapat didefinisikan sebagai


perekrutan, pemindahan, pengiriman,
penempatan anak-anak di bawah umur
untuk tujuan eksploitasi dengan
menggunakan ancaman, kekerasan,
ataupun pemaksaan lainnya
(ODCCP, Office for Drug Control and Crime
Prevention).
Tujuan Perdagangan Anak

• Eksploitasi pekerjaan (perbudakan, perdagangan


obat terlarang, mengemis)
• Eksploitasi seksual (prostitusi, pornografi anak)
• Adopsi
• Perjodohan
Penyebab Perdagangan Anak

• Kemiskinan
• Kurangnya pendidikan dan informasi
• Terjerat hutang
• Terbatasnya lapangan/kesempatan kerja
• Peperangan
Contoh Uraian: Kekerasan Pada Anak

“Tindakan melukai berulang-ulang secara fisik


dan emosional terhadap anak, seperti
melalui hukuman badan, cemoohan, atau
pun kekerasan seksual”
Bentuk Kekerasan Pada Anak

• Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik merupakan bentuk kekerasan yang
mudah dikenali karena tampak secara langsung
pada fisik korban, seperti luka/memar, berdarah,
patah tulang.
Bentuk Kekerasan Pada Anak

• Kekerasan Psikis/Emosional
Kekerasan ini tidak begitu mudah dikenali, akibat
yang dirasakan korban tidak memberikan bekas
yang nampak jelas bagi orang lain.

Kekerasan ini akan berpengaruh terhadap perasaan


tidak aman dan nyaman, perasaan tidak
berharga/minder, tidak percaya diri, takut salah,
tidak berdaya.
Bentuk Kekerasan Pada Anak

• Kekerasan Seksual
Segala tindakan yang muncul dalam bentuk
paksaan atau mengancam untuk melakukan
hubungan seksual, melakukan penyiksaan
pelecehan seksual pada anak-anak baik di dalam
lingkungan keluarga, tempat tinggal, maupun
sekolah.
Bentuk Kekerasan Pada Anak

• Kekerasan ekonomi
kekerasan jenis ini dapat dicontohkan ketika
orangtua memaksa anak untuk memberikan
kontribusi terhadap perekonomian keluarga.
Contoh Uraian:
Pengaruh Media Hiburan

Tiga kategori tayangan televisi khusus untuk anak


menurut Yayasan Pengembangan Media Anak
(YPMA):

1. Tayangan aman bagi anak-anak


2. Tayangan hati-hati bagi anak-anak
3. Tayangan berbahaya bagi anak-anak
Contoh Uraian:
Pengaruh Media Hiburan

• Tayangan aman
Tayangan yang memberikan manfaat dalam hal
pendidikan, motivasi, pengembangan sikap percaya
diri, dan tidak memberikan hiburan semata.
Contoh: bocah petualang, laptop si unyil, dora the
explorer, surat sahabat.
(YPMA, dalam Pratiwi, 2011)
Contoh Uraian:
Pengaruh Media Hiburan
• Tayangan hati-hati
Tayangan ini memiliki keseimbangan antara muatan
positif dan negatif, artinya tayangan ini tidak hanya
memberikan nilai hiburan dan pendidikan tetapi
juga dinilai mengandung muatan negatif seperti
kekerasan, mistis, seksual, dan bahasa kasar yang
mencolok (YPMA, dalam Desta, 2012).
Contoh: doraemon, new scooby doo movie,
spongebob squarepants (YPMA, dalam Pratiwi,
2011)
Contoh Uraian: Pengaruh Media Hiburan

• Tayangan berbahaya
Tayangan dalam kategori ini lebih banyak
mengandung unsur kekerasan, baik fisik maupun
verbal, yang mampu mempengaruhi perilaku anak
seperti umpatan, mistis, seksual, dan kekerasan
fisik sehingga bukan lagi menjadi bentuk
pengembangan cerita melainkan menjadi inti cerita.
Tayangan demikian disarankan tidak disaksikan
anak (YPMA, dalam Desta, 2012).
10 Isu Perlindungan Anak
(UNICEF – Inter Parliamentary Union)

1. Pencatatan sipil dan hak identitas


2. Anak-anak dan konflik bersenjata
3. Eksploitasi seksual anak-anak
4. Perdagangan anak
5. Praktik tradisional yang merugikan
10 Isu Perlindungan Anak
(UNICEF – Inter Parliamentary Union)

6. Kekerasan dan penelantaran


7. Perawatan alternatif
8. Pengadilan anak
9. Pekerja anak
10. Hak-hak anak sebagai korban
Sistem Perlindungan Anak di Dunia

• UNICEF (United Nations Children’s Fund)

• MDGs (Millenium Development Goals)

• Konvensi Hak-Hak Anak (KHA)


MDGs (Millenium Development Goals)

adalah hasil kesepakatan kepala negara dan


perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada
bulan September tahun 2000, yaitu untuk
melaksanakan 8 tujuan pembangunan.
MDGs (Millenium Development Goals)

• Merupakan “Deklarasi Milenium” yang berisi


komitmen untuk mempercepat pembangunan
manusia dan pemberantasan kemiskinan.

• Target MDGs ini adalah tercapainya


kesejahteraan rakyat dan pembangunan
masyarakat pada 2015 yang diuraikan
dalam 8 tujuan pembangunan.
MDGs (Millenium Development Goals)

• Pencapaian target MDGs sudah dievaluasi pada


tahun 2008.
Contoh: evaluasi angka kematian bayi baru lahir
mencapai 34 bayi per 1000 kelahiran hidup (tahun
2008) dan target hingga 19 bayi per 1000 kelahiran
hidup pada tahun 2015.
MDGs (Millenium Development Goals)

Kesepakatan pencapaian tujuan pembangunan dalam


MDGs sesungguhnya telah mengakomodasi
kepentingan anak.
8 Tujuan (Target) Pembangunan dalam
Deklarasi MDGs

1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrim.


2. Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua.
3. Mendorong kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan.
4. Menurunkan angka kematian anak.
8 Tujuan (Target) Pembangunan dalam
Deklarasi MDGs

5. Meningkatkan kesehatan ibu


6. Memerangi HIV/AIDS, malaria, serta penyakit
lainnya.
7. Memastikan kelestarian lingkungan.
8. Mendukung kemitraan global bagi pembangunan
Sistem Perlindungan Anak

Adanya Konvensi Hak-Hak Anak


(the Convention on the Rights
Of the Child)
20 November 1989
Konvensi Hak Anak (KHA) merupakan instrumen
internasional dalam penyelenggaraan
perlindungan anak yang disepakati oleh negara-
negara yang tergabung dalam
perserikatan bangsa-bangsa.

Indonesia telah meratifikasi Konvensi Hak Anak pada


tahun 1990 dengan Kepres no.36
Kewajiban negara yang turut menandatangi KHA
adalah memenuhi 31 hak anak. Ketiga puluh satu
hak anak ini dikelompokkan ke dalam 5 kelompok,
yaitu:

1. Hak dan kebebasan sipil


2. Lingkungan keluarga dan pemeliharaan alternatif
3. Kesehatan dan kesejahteraan dasar
4. Pendidikan, kegiatan liburan dan budaya
5. Perlindungan khusus.
Sistem Perlindungan Anak di
Indonesia

• Undang-undang (konstitusi)
UU no.23 Tahun 2002
• Kelembagaan:
Komnas Perlindungan Anak Indonesia
UNDANG – UNDANG NO. 23 TAHUN 2002
TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

Merupakan cerminan adanya komitmen nasional


mengenai penyelenggaraan perlindungan anak.

Disusun berasaskan Pancasila dan berlandaskan


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 serta prinsip-prinsip dasar Konvensi
Hak-Hak Anak
UNDANG – UNDANG NO. 23 TAHUN 2002
TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

Mengakomodasi upaya pemenuhan hak-hak anak


agar mereka dapat hidup, tumbuh, berkembang,
dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi
terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas,
berakhlak mulia, dan sejahtera.
Contoh: Pasal 5

Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai


identitas diri dan status kewarganegaraan.
Contoh: Pasal 13 ayat 1

Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua,


wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggung
jawab atas pengasuhan, berhak mendapat
perlindungan dari perlakuan:
a. diskriminasi
b. eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual
Contoh: Pasal 13 ayat 1

c. penelantaran
d. kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan
e. ketidakadilan
f. perlakuan salah lainnya.
KONSTITUSI NASIONAL

Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang


Kesejahteraan Anak (Lembaran Negara Tahun 1979
Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3143)

Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang


Pengadilan Anak (Lembaran Negara Tahun 1997
Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3668)
KONSTITUSI NASIONAL

Undang-undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang


Penyandang Cacat (Lembaran Negara Tahun 1997
Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3670)

Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak


Asasi Manusia (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3886)
KONSTITUSI NASIONAL
Undang-undang Nomor 20 Tahun 1999 tentang
Pengesahan ILO Convention No. 138 Concerning
Minimum Age for Admission to Employment

Konvensi ILO mengenai Usia Minimum untuk


Diperbolehkan Bekerja (Lembaran Negara Tahun
1999 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3835)
KONSTITUSI NASIONAL

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang


Pengesahan ILO Convention No. 182 Concerning The
Prohibition and Immediate Action for The
Elimination of The Worst Forms of Child Labour

Konvensi ILO No. 182 mengenai Pelarangan dan


Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk
Pekerjaan Terburuk untuk Anak
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 30, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3941)
KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA
(KPAI)

… Latar belakang …
untuk meningkatkan efektivitas penyelenggaraan
perlindungan anak

… Sifat kelembagaan …
Independen
PERAN KPAI

Melakukan sosialisasi ketentuan peraturan


perundang-undangan yang berkaitan dengan
perlindungan anak

Mengumpulkan data dan informasi

Menerima pengaduan masyarakat


PERAN KPAI
Melakukan penelaahan, pemantauan, evaluasi,
dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
perlindungan anak

Memberikan laporan, saran, masukan, dan


pertimbangan kepada presiden dalam
rangka perlindungan anak.
Bagaimana dengan
kiprah perawat (anak)
Laksanakan peran profesional
sebagai seorang perawat (anak)

Rumusan peran profesional perawat (anak)


mengakomodasi pencapaian dan
perlindungan hak-hak anak.
PERAN PERAWAT ANAK

Pemberi asuhan keperawatan


Advokat keluarga
Pendidik
Konselor
Kolaborator
Peneliti
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai