Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun P 3af736e8 PDF
Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun P 3af736e8 PDF
SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) YANG
DIPEROLEH DARI DAERAH UBUD, KABUPATEN GIANYAR, BALI
ABSTRAK
Ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya L.) memiliki aktivitas farmakologi sebagai
antelmintik, antimalaria, antibakteri, dan antiinflamasi. Aktivitas tersebut diduga disebabkan oleh
kandungan kimia yang terdapat di dalam ekstrak. Faktor-faktor lingkungan memilliki pengaruh terhadap
metabolit sekunder yang terdapat di dalam suatu tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kadar air dan kandungan kimia yang terdapat di dalam ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya L.)
yang diperoleh dari daerah Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali berdasarkan uji skrining fitokimia.
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu ekstraksi dengan maserasi mengunakan etanol
96%, penetapan kadar air ekstrak, dan skrining fitokimia. Uji skrining fitokimia yang dilakukan meliputi
identifikasi minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, steroid, triterpenoid, glikosida, saponin, dan tanin. Hasil
penetapan kadar air menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya L.) memiliki kadar
air sebesar 9,408 ± 0,761%. Hasil skrining fitokimia yang diperoleh berupa data kandungan kimia dari
ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya L.) yang disajikan dalam bentuk tabel. Hasil skrining
fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya L.) yang diperoleh dari daerah
Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, dan tanin.
8
Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya L.) yang Diperoleh dari Daerah Ubud,
Kabupaten Gianyar, Bali (Mahatriny, N. N., Payani, N. P. S., Oka, I. B. M., Astuti, K. W.)
9
Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya L.) yang Diperoleh dari Daerah Ubud,
Kabupaten Gianyar, Bali (Mahatriny, N. N., Payani, N. P. S., Oka, I. B. M., Astuti, K. W.)
oleh residu tersebut (Gunawan dan Mulyani, Larutan uji sebanyak 10 mL dikocok
2004). vertikal di dalam tabung reaksi selama 10 detik,
b. Identifikasi Alkaloid kemudian dibiarkan selama 10 detik. Saponin
Larutan uji sebanyak 2 mL diuapkan di ditunjukkan dengan terbentuknya busa setinggi
atas cawan porselin. Residu yang dihasilkan 1-10 cm yang stabil selama tidak kurang dari 10
kemudian dilarutkan dengan 5 mL HCl menit. Pada penambahan 1 tetes HCl 2N busa
2N.Larutan yang diperoleh dibagi ke dalam 5 tidak hilang (Depkes RI, 1995).
tabung reaksi. Tabung pertama ditambahkan f. Identifikasi Tanin
dengan 3 tetes HCl 2N yang berfungsi sebagai Larutan uji sebanyak 1 mL direaksikan
blanko. Tabung kedua ditambahkan 3 tetes dengan larutan besi (III) klorida 10%, jika
pereaksi Dragendorff, tabung ketiga terjadi warna biru tua atau hitam kehijauan
ditambahkan 3 tetes pereaksi Mayer, tabung menunjukkan adanya tanin (Robinson, 1991).
keempat ditambahkan 3 tetes pereaksi Hager, g. Identifikasi Glikosida
dan tabung kelima ditambahkan 3 tetes pereaksi Larutan uji sebanyak 0,1 mL diuapkan di
Wagner. Terbentuknya endapan jingga pada atas penangas air, residunya dilarutkan dengan 5
tabung kedua, endapan putih pada tabung ketiga, mL asam asetat anhidrat P. Larutan tersebut
endapan kuning pada tabung keempat, dan ditambahkan 10 tetes asam sulfat P, apabila
endapan merah kecoklatan pada tabung kelima terjadi warna biru atau hijau menunjukkan
menunjukkan adanya alkaloid (Farnsworth, adanya glikosida yang merupakan reaksi
1966). Larutan uji mengandung alkaloid jika Liebermann Burchard (Depkes RI, 1995).
sekurang-kurangnya terbentuk endapan dengan
menggunakan dua golongan laruan percobaan 3. HASIL
yang digunakan (Depkes RI, 1995). 3.1 Ekstraksi
c. Identifikasi Steroid/Triterpenoid Ekstrak kental yang diperoleh dari
Pemeriksaan steroid dan triterpenoid maserasi dengan pelarut etanol 96% sebanyak
dilakukan dengan reaksi Liebermann-Burchard. 35,2026 gram dengan rendemen ekstrak kental
Larutan uji sebanyak 2 mL diuapkan dalam sebesar 7,04%.
cawan penguap. Residu dilarutkan dengan 0,5
mL kloroform, kemudian ditambahkan 0,5 mL
asam asetat anhidrat. Selanjutnya ditambahkan 2 3.2 Penetapan Kadar Air
mL asam sulfat pekat melalui dinding tabung. Ekstrak etanol daun pepaya (Carica
Terbentuk cincin kecoklatan atau violet pada papaya L.) memiliki kadar air sebesar 9,408 ±
perbatasan larutan menunjukkan adanya 0,761%.
triterpenoid, sedangkan bila muncul cincin biru
kehijauan menunjukkan adanya sterol (Ciulei,
1984).
d. Identifikasi Flavonoid
Larutan uji sebanyak 1 mL diuapkan
hingga kering, dibasahkan residu dengan aseton
P, ditambahkan sedikit serbuk halus asam borat
P dan serbuk halus asam oksalat P, dipanaskan
di atas penangas air dan dihindari pemanasan
berlebihan. Ditambahkan dengan 10 mL eter P.
Diamati di bawah sinar UV 366 nm, larutan
berfluoresensi kuning intensif menunjukkan
adanya flavonoid (Depkes RI, 1995).
e. Identifikasi Saponin
10
Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya L.) yang Diperoleh dari Daerah Ubud,
Kabupaten Gianyar, Bali (Mahatriny, N. N., Payani, N. P. S., Oka, I. B. M., Astuti, K. W.)
11
Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya L.) yang Diperoleh dari Daerah Ubud,
Kabupaten Gianyar, Bali (Mahatriny, N. N., Payani, N. P. S., Oka, I. B. M., Astuti, K. W.)
Pada identifikasi flavonoid, hasil positif Ekstrak etanol daun pepaya (Carica
disebabkan oleh gugus hidroksi berkedudukan papaya L.) memiliki kadar air sebesar 9,408 ±
orto pada flavonoid yang akan memberikan 0,761%. Hasil skrining fitokimia menunjukkan
fluoresensi kuning intensif pada UV 366 nm jika bahwa ekstrak etanol daun pepaya (Carica
bereaksi dengan asam borat. Namun hingga saat papaya L.) yang diperoleh dari daerah Ubud,
ini mekanisme reaksi yang terjadi antara Kabupaten Gianyar, Bali mengandung golongan
flavonoid dengan pereaksi sitroborat belum senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, dan
diketahui secara jelas (Sjahid, 2008). tanin.
Pada identifikasi tanin, perubahan warna
disebabkan oleh reaksi penambahan FeCl3 UCAPAN TERIMA KASIH
dengan salah satu gugus hidroksil yang ada pada Anggi Heru Pradipta selaku laboran dan
senyawa tanin. Penambahan FeCl3 menghasilkan A. A.Gede Rai Yadnya Putra selaku dosen di
warna hijau kehitaman yang menunjukkan Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu
adanya tanin terkondensasi (Sangi dkk., 2008). Pengetahuan Alam Universitas Udayana atas
Pada identifikasi glikosida, perubahan bantuan, masukan, saran, dan motivasinya.
warna menjadi hijau disebabkan oleh reaksi
Liebermann-Burchard. Reaksi perubahan warna DAFTAR PUSTAKA
ini dapat terjadi karena adanya gugus kromofor Adachukwu, I.P., A.O. Ogbonna, and F.U. Eze.
(gugus tak jenuh) yang disebabkan oleh absorpsi 2013. Phytochemical Analysis of Paw-Paw
panjang gelombang tertentu oleh senyawa (Carica papaya) Leaves. IJLBPR, 2(3):
organik. Senyawa organik dengan konjugasi 349-350.
yang ekstensif menyerap panjang gelombang Azizah, B., dan N. Salamah. 2013. Standarisasi
tertentu karena adanya transisi elektron sehingga Parameter Non Spesifik dan Perbandingan
warna yang diserap bukan warna yang tampak Kadar Kurkumin Ekstrak Etanol dan
melainkan warna komplementernya (Miroslav, Ekstrak Terpurifikasi Rimpang Kunyit.
1971). Jurnal Ilmiah Kefarmasian, 3(1): 21-30
Pada identifikasi alkaloid diperkirakan Bora, A. M. A. B. 2012. Vermisidal dan
endapan yang terbentuk pada uji Mayer tersebut Ovisidal Ekstrak Daun Pepaya (Carica
adalah kompleks kalium-alkaloid. Pada papaya L.) Terhadap Cacing Ascaris suum
pembuatan pereaksi Mayer, larutan Secara In Vitro. (Skripsi). Denpasar:
merkurium(II) klorida ditambah kalium iodida Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
akan bereaksi membentuk endapan merah Udayana, pp. 23, 24, 26, 42.
merkurium(II) iodida. Jika kalium iodida yang Ciulei, I. 1984. Methodology for Analysis of
ditambahkan berlebih maka akan terbentuk Vegetable Drugs. Bucharest-Rumania:
kalium tetraiodomerkurat(II). Alkaloid Chemical Industries Branch Division-
mengandung atom nitrogen yang mempunyai Industrial Operation UNIDO, pp. 11-26.
pasangan elektron bebas sehingga dapat Depkes RI. 1995. Materia Medika Indonesia
digunakan untuk membentuk ikatan kovalen Jilid VI. Jakarta: Departemen Kesehatan
koordinat dengan ion logam (McMurry, 2004). Republik Indonesia, pp. 334, 336, 337.
Pada uji alkaloid dengan pereaksi Mayer, Depkes RI. 2008. Farmakope Herbal Indonesia
diperkirakan nitrogen pada alkaloid akan Edisi 1. Jakarta: Departemen Kesehatan
bereaksi dengan ion logam K+ dari kalium Republik Indonesia. Hal. 8-9, 10-12.
tetraiodomerkurat (II) membentuk kompleks Dwi, A. S. 2009. Efek Ekstrak Etanol 70% Daun
kalium-alkaloid yang mengendap. Pada uji Pepaya (Carica papaya Linn.) terhadap
alkaloid dengan pereaksi Dragendorff, nitrogen Aktivitas AST dan ALT pada Tikus Galur
pada alkaloid akan membentuk ikatan kovalen Wistar setelah Pemberian Obat
koordinat dengan K+ yang merupakan ion logam Tuberkuosis (Isoniazid dan Rifampisin).
sehingga terbentuk endapan (Miroslav, 1971). Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas
5. KESIMPULAN Setia Budi, pp. 39.
12
Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya L.) yang Diperoleh dari Daerah Ubud,
Kabupaten Gianyar, Bali (Mahatriny, N. N., Payani, N. P. S., Oka, I. B. M., Astuti, K. W.)
Farnsworth, N.R. 1966. Biological and Extract of Carica papaya L. IJAPBC, 2(3):
Phytochemical Screening of Plants. Journal 475.
of Pharmaceutical Sciences, 55(3): 216- Nitisapto, M., dan S. A. Siradz. 2005. Evaluasi
217. Kesesuaian Lahan untuk Pengembangan
Gunawan, D., dan S. Mulyani. 2004. Ilmu Obat Jahe pada Beberapa Daerah di Jawa
Alam (Farmakognosi) Jilid I. Jakarta: Tengah dan Jawa Timur. Jurnal Ilmu
Penerbit Penebar Swadaya. Tanah dan Lingkungan, 5(2): 15-19.
Kholifah, A.N. 2007. Uji Aktivitas Anthelmintik Owoyele, B. V., O. M. Adebukola, A. A.
Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica Funmilayo, and A. O. Soladoye. 2008.
papaya L.) terhadap Ascaris suum secara Anti-inflammatory Activities of Ethanolic
In Vitro dan Profil Kromatogramnya. Extract of Carica papaya Leaves.
(Skripsi). Yogyakarta: Fakultas Farmasi Inflammopharmacology, 16: 168-173.
Universitas Ahmad Dahlan, pp. ii. Rehena, J.F. 2010. Uji Aktivitas Ekstrak Daun
Krisyanella, Dachriyanus, Marlina. 2009. Pepaya (Carica papaya Linn.) sebagai
Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak Serta Antimalaria In Vitro. Jurnal Ilmu Dasar,
Isolasi Senyawa Aktif Antibakteri dari 11(1): 96-100.
Daun Karamunting ( Rhodomyrtus Robinson, T. 1991. Kandungan Organik
tomentosa (W.Ait ) Hassk. Padang: Tumbuhan Tingkat Tinggi. Bandung:
Fakultas Farmasi Universitas Andalas. Penerbit ITB, pp. 152-196.
McMurry, J., dan R.C. Fay. 2004. Chemistry Saifudin, A., V. Rahayu, dan H.Y. Teruna. 2011.
Fourth Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Standardisasi Bahan Obat Alam.
Inc. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Milind, P., dan Gurditta. 2011. Basketful Sangi, M., M.R.J. Runtuwene, H.E.I. Simbala,
Benefits of Papaya. IRJP, 2(7): 6-12. dan V.M.A. Makang. 2008. Analisis
Miroslav, V. 1971. Detection and Identification Fitokimia Tumbuhan Obat di Kabupaten
of Organic Compound. New York: Planum Minahasa Utara. Chem. Prog, 1(1): 47-53.
Publishing Corporation and SNTC Sjahid, L.R. 2008. Isolasi dan Identifikasi
Publisher of Technical Literatur. Flavonoid dari Daun Dewandaru (Eugenta
Nirosha, N., dan R. Mangalanayaki. 2013. uniflora L.). (Skripsi). Surakarta:
Antibacterial Activity of Leaves and Stem Universitas Muhammadiyah Surakarta.
13