Anda di halaman 1dari 3

HILDA YATUL HUSNA

187210427

KETIMPANGAN SOSIAL DALAM ASPEK EKONOMI

Pernahkah teman-teman RG Squad melihat ketimpangan sosial di sekitar


kalian? Sepertinya sangat mustahil jika kalian belum pernah melihat contoh
ketimpangan sosial di sekitar kalian. Tentunya, di era globalisasi seperti ini,
terlebih dengan koneksi internet yang mudah didapat, memungkinkan kita
melihat kehidupan di luar yang tidak hanya di sekitar kita. Kita bisa dengan
mudah mencari di media sosial berbagai contoh ketimpangan sosial apalagi
dalam aspek ekonomi. Perbandingan gaya hidup kelas-kelas ekonomi yang
terbentuk di masyarakat sekitar rawan menimbulkan kecemburuansosial.

Tidak bisa dipungkiri ya teman-teman, bahwa faktor ekonomi sendiri dianggap


menjadi faktor utama munculnya ketimpangan sosial di masyarakat. Kalian
tahu? Ketimpangan ini penyebab utamanya karena pembangunan ekonomi
yang tidak merata. Nah, dari ketidakrataan pembangunan inilah menyebabkan
dapat yang merugikan masyarakat yang tidak memiliki banyak modal dan aset.
Daerah atau sekelompok orang yang memiliki sumber daya dan faktor produksi
terutama modal, akan punya banyak pendapatan.

contoh ketimpangan sosial

Bentuk ketimpangan sosial dari aspek ekonomi (

Ketimpangan sosial juga bisa dilihat sebagai efek dari tekanan struktural. Maka
muncul istilah kemiskinan struktural yang disebabkan oleh kesenjangan
kebijakan-kebijakan. Para ahli menyatakan, kemiskinan struktural dialami
suatu golongan masyarakat yang tidak dapat mengakses sumber pendapatan
yang sebenarnya tersedia bagi mereka. Adapun contoh dari ketimpangan sosial
meliputi kurangnya pemukiman, kurangnya fasilitas usaha, sulit mendapat
peluang kerja, dan kekurangan akses pendidikan.

contoh ketimpangan sosial


Seperti yang sudah pernah disinggung di artikel “Apa Saja Faktor yang
Mempengaruhi Ketimpangan Sosial?”, ketimpangan sosial dari sisi ekonomi di
masyarakat saat ini, tidak terlepas dari dampak globalisasi. Globalisasi bak
mata uang yang punya dua sisi. Bisa diyakini sebagai perubahan terstruktur
dalam skala modern yang ditunjukkan dengan pertumbuhan perusahaan
multinasional, pasar uang dunia, dan lain-lain. Tapi, di sisi lain tentunya RG
Squad juga bisa menilai sendiri kenyataan yang terjadi seperti apa? Iya. Hanya
kalangan-kalangan tertentu saja yang bisa menikmati akses perubahan
tersebut.

Ketimpangan sosial sangat mudah dijumpai pada masyarakat modern saat ini.
Hal ini disebabkan karena faktor persaingan untuk mendapatkan hal-hal
tertentu sangat tinggi seperti lapangan pekerjaan, status sosial, pendidikan,
dan pendapatan dalam jumlah tertentu. Semakin tinggi kelas sosial seseorang,
makin mudah pula ia untuk mengakses hal-hal tersebut dibandingkan dengan
orang-orang di kelas sosial di bawahnya. Maka dari itu, RG Squad, sudahkah
kamu mensyukuri semua kenikmatan yang kamu dapatkan hari ini?
KONDISI SOSIAL EONOMI INDONESIA MASI MEMILIKI BANYAK
MASALAH
Samsul B. Ibrahim, Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Teman Jokowi
mengatakan, kondisi sosial ekonomi yang ada di Indonesia memiliki banyak
masalah dalam hal pengangguran dan kemiskinan, ketimpangan sosial,
disparitas pembangunan antar wilayah, penderita gizi buruk, daya saing dan
indek Pembangunan Manusia (IPM) rendah serta kerusakan lingkungan . “Kita
butuh sosok konprehensif yang mengerti detail persoalan ekononomi dan
kelautan,” kata Samsul.

Pria asal Aceh ini, mengutip Prof. Rokhmin Dahuri tentang Indonesia yang
belum maju dan sejahtera hingga saat ini yang disebabkan pertumbuhan
ekonominya masih rendah yaitu masih di bawah tujuh persen pertahun.
“Belum lagi, masalah ketenagakerjaan yang kurang berkualitas, kurang inklusif
dan unsustainable,” ujar Samsul.

Menurut Samsul, sektor primer Indonesia seperti pertanian, kehutanan,


kelautan, perikanan dan pertambangan yang masih dikerjakan secara
tradisional, bisa menjadi sela yang bagus dan positif demi meningkatkan SDM
unggul, Inovasi menuju industri 4.o seperti isi pidato Presiden Jokowi. “Sosok
Prof Rokhmin, saya kira salah satu SDM yang tepat, kalau misalnya Pak Jokowi
mempercayainya menjadi menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan,” tegasnya.

Samsul yang sependapat dengan pernyataan Mohammad Faisal bahwa


Indonesia memiliki sektor primer Kelautan, Perikanan dan Kemaritiman yang
menjadi salah satu kekuatan besar untuk mewujudkan angka pertumbuhan
ekonomi yang bisa melejit lebih dari lima persen.

“Untuk sektor Kelautan, Perikanan dan Kemartiman tentunya membutuhkan


sosok seseorang seperti Pak Rokhmin. Sosok seperti Beliau memiliki
kemampuan dan kapasitas yang secara teknis, leadership, manajemen,
memiliki program dan mampu mewujudkan sinergi yang harus dilakukan
pemerintah dari hulu ke hilir. Tokoh seperti Beliau bisa menjadi salah satu
tokoh pemegang amanat Kabinet Kerja Presiden Jokowi berikutnya, untuk
Optimis Indonesia Maju,” katanya.

Anda mungkin juga menyukai