Tugas Seni Budaya
Tugas Seni Budaya
Gambang Kromong
Lagu Pobin
Lagu-lagu yang dibawakan oleh orkestra gambang kromong pada
awalnya hanya lagu-lagu instrumentalia yang disebut lagu-lagu
pobin. Lagu-lagu pobin dapat ditelusuri kepada lagu-lagu
tradisional Tionghoa di bagian barat propinsi Hokkian (Fujian) di
Cina selatan. Lagu-lagu pobin inilah yang kini merupakan lagu
tertua dalam repertoar gambang kromong. Di antara lagu-lagu
pobin yang kini masih ada yang mampu memainkannya, meskipun
sudah sangat langka, adalah pobin Khong Ji Liok, Peh Pan Thau, Cu
Te Pan, Cai Cu Siu, Cai Cu Teng, Seng Kiok, serta beberapa pobin
lain yang khusus dimainkan untuk mengiringi berbagai upacara
dalam pernikahan dan kematian Tionghoa tradisional.
Lagu Dalem
Setelah lagu-lagu pobin, mulai diciptakan lagu-lagu yang
dinyanyikan. Lagu-lagu ini disebut lagu dalem. Lagu-lagu dalem ini
dinyanyikan dalam bentuk pantun-pantun dalam bahasa Melayu
Betawi. Di antara lagu-lagu dalem yang kini tinggal Masnah dan
Ating (sebagian) yang masih mampu menyanyikannya antara lain:
Poa Si Li Tan, Peca Piring, Semar Gunem, Mawar Tumpa, Mas Nona,
Gula Ganting, Tanjung Burung, Nori Kocok (Burung Nori), dan
Centé Manis Berdiri.
Wayang Cokèk
Penyanyi lagu-lagu dalem yang pada umumnya perempuan dikenal
dengan istilah wayang cokèk. Menurut etimologinya istilah wayang
singkatan dari istilah Melayu anak wayang, artinya ‘aktris,’
sedangkan cokèk berasal dari istilah Tionghoa dialek Hokkian
chioun-khek yang artinya ‘menyanyi’ (to sing a song). Jadi, wayang
cokèk mulanya hanya berprofesi sebagai penyanyi lagu-lagu dalem,
bukan penari. Istilah wayang cokèk ini hingga kini masih digunakan
di kalangan masyarakat pendukung kesenian gambang kromong di
kawasan Teluk Naga, Tangerang, dan sekitarnya. Tidak dikenal
istilah penari cokèk, sebab cokèk bukan tarian (nomina), tetapi
menyanyi (verba).
Lagu Sayur
Setelah generasi lagu dalem yang kini telah menjadi lagu klasik
gambang kromong, generasi selanjutnya adalah lagu-lagu yang
disebut lagu sayur. Berbeda dengan lagu dalem, lagu sayur memang
diciptakan untuk ngibing. Saat itu wayang cokèk bukan lagi hanya
menyanyi menghibur para tamu, namun juga ngibing bersama tamu.
Fungsi wayang cokèk telah meluas dari sekadar penyanyi menjadi
penyanyi plus penari. Oleh sebab itu lagu sayur terdengar lebih
riuh ditingkah oleh hentakan-hentakan kendang.
Tari
Beberapa tari yang khas ibing cokèk. Tari-tarian ini sebenarnya
masih sangat potensial untuk digali menjadi tari-tarian Betawi
yang memang sudah sepantasnya diiringi gambang kromong,
ketimbang tari-tarian yang sudah ada. Maksud penulis, beberapa
tari Betawi yang sudah ada sekarang ini kelihatannya cenderung
diambil, misalnya, dari tari-tarian yang dibawakan oleh ronggèng
Topèng Betawi yang sebenarnya tak ada hubungannya dengan
gambang kromong.
Asal-usul
Gambang Kromong tercipta ketika orang-orang Tionghoa
peranakan sudah semakin banyak di kota ini. Di waktu senggang
mereka memainkan lagu-lagu Tionghoa dari kampung halaman
moyang mereka di Cina dengan instrumen gesek Tionghoa su-kong,
the-hian, dan kong-a-hian, bangsing (suling), kecrèk, dan ningning,
dipadukan dengan gambang. Gambang diambil dari khazanah
instrumen Indonesia digunakan menggantikan fungsi iang-khim,
yakni semacam kecapi Tionghoa, tetapi dimainkan dengan semacam
alat pengetuk yang dibuat dari bambu pipih.
2.Marawis
Sembilan tahun silam, seni marawis belum populer seperti saat ini.
Di tanah Betawi, seni marawis awalnya hanya dimainkan oleh
orang-orang keturunan Arab. Bahkan, ada semacam anggapan
bahwa marawis hanya dimainkan mereka yang masih keturunan
Nabi SAW. Marawis dimainkan orang-orang keturunan Arab untuk
memeriahkan acara Maulid Nabi SAW. Selain itu, juga
berkembang untuk meramaikan arak-arakan pengantin.
Dalam seni marawis terdapat tiga nada yang berbeda, antara lain,
zafin, sarah dan zaife. Zafin merupakan nada yang sering
digunakan untuk lagu-lagu pujian kepada Nabi Muhammad SAW.
Tempo nada yang satu ini lebih lambat dan tidak terlalu
menghentak.Kini, zafin tak hanya digunakan untuk mengiringi lagu-
lagu pujian, tapi juga digunakan untuk mendendangkan lagu-lagu
Melayu. Sedangkan, nada sarah dan zaife digunakan untuk irama
yang menghentak dan membangkitkan semangat.
Perkembangan tanjidor
Tanjidor berkembang didaerah pinggiran Jakarta, Depok,
Cibinong, Citeureup, Celeungsi, Jonggol, Parung, Bogor, Bekasi dan
Tanggerang. Di daerah-daerah itu dahulu banyak terdapat
perkebunan dan villa milik orang Belanda.
4.Orkes Gambus
Gambus adalah alat musik petik seperti
mandolin yang berasal dari Timur tengah.
Paling sedikit gambus dipasangi 3 senar
sampai paling banyak 12 senar. Gambus
dimainkan sambil diiringi gendang.
Sebuah orkes memakai alat musik utama
berupa gambus dinamakan orkes gambus
atau disebut gambus saja. Di TURI dan
RRI, orkes gambus pernah membawakan acara irama padang pasir.
5.Rebana
Rebana adalah salah satu kesenian betawi yang mulai jarang
dijumpai. Jenis Rebana bervariasi. Ada Rebana Biang, Rebana
Burdah, Rebana Maukhid, Rebana
Kasidah, Rebana Dor, Rebana Hadroh,
Rebana Maulid, Rebana Ketimpring, dll.
Disebut Rebana Biang, karena
bentuknya yang besar.
Jenis musik perkusi dan bermembran ini biasa dimainkan di
kampung-kampung, di Masjid, Surau dan tempat-tempat lainnya
yang memungkinkan bisa diakses untuk menghibur. Mengiringi
berbagai permainan dengan nyanyian dan gerak tari. Di Betawi,
permainan rebana biasanya dilakukan dengan menyanyikan lagu-
lagu kasidah dan seringkali dalam berbagai keriyaan yang bertalian
dengan budaya Islam, seperti Mauludan, Lebaran, Khitanan,
Pernikahan, dan lain-lain. Ada perndapat yang mengatakan Rebana
berasal dari kata Robbana yang berarti Tuhan kami. Karena di
Betawi tempo dulu, Rebana ditabuh dalam kaitannya dengan Islam.
Diluar Betawi, Rebana juga berkembang luas dan disebut Terbang.
Asal-usul
Rebana memang masih simpang-siur karena disana-disi masih saja
muncul perbedaan pendapat di kalangan pakar kesenian Betawi.
Tetapi dalam alam demokrasi kita pun harus menghargai pendapat
yang berbeda. Karena tidak selalu pendapat berbeda itu negatif
bahkan saling mewarnai ibarat warna pelangi yang beraneka ragam
yang tampak indah.