Anda di halaman 1dari 4

GAMBANG KROMONG

Disusun oleh :Wahyudhy, S.Pd

Sebuah kebudayaan akulturasi seni Tionghoa dan Betawi, kesenian music yang pekat terhadap
orkes kebudayaan Betawi. Terutama pada alat-alat music yang digunakan seperti tehyan, sukong,
kongahyan, kendang, kecrek, gambang, kromong, ningnong, suling dan gong. Diiringi dengan
lagu khazanah Cina maupun lagu sayur (istilah lagu Betawi yang diciptakan untuk ngibing atau
menari), namun jika yang dimainkannya berupa lagu barat, maka ditambahkan beberapa
intrumen music seperti gitar, bas, organ, saksosofon, drum dan lain-lain. Akan tetapi instrument
pokok dalam gambang kromong sendiri berjumlah sembilan buah yang terdiri dari Gambang,
Kromong, Tehyan, Sukong, Kongahyan, Kemong, Kendang, Kecrek dan Ningnong. Orkes yang
banyak dimainkan ketika teater lenong ataupun tari cokek ini merupakan adopsi dari music kaum
Tionghoa peranakan, yang dimana kemudian beradaptasi menyesuaikan tradisi Betawi sehingga
terciptanya alunan harmonis antara penduduk pribumi dengan penduduk tionghoa.
Kata gambang kromong sendiri berasal dari 2 alat music yang tersusun dalam bagian orkes
tersebut serta pementasan seni yang dilakukan berupa tarian ataupun hiburan rakyat. Alat music
gambang sendiri merupakan alat music pukul yang berbentuk seperti gamelan. Berupa 18 bilah
kayu yang tersusun serta berbeda ukuran. Sedangkan kromong merupakan instrument pukul yang
terbuat dari logam serta bentuknya menyerupai instrument music Bonang Jawa
Dalam orkes gambang kromong dimainkan oleh setidaknya 8 sampai 25 orang pemain (atau
biasa disebut panjak) tergantung dari jenis music yang dibawakan serta permintaan dari pihak
pementasan. Keahlian seoarang panjak sendiri ditentukan dari 2 hal. Yaitu pemain yang sudah
memiliki pengaman dalam dunia kesenian Betawi dan warisan turun temurun dari orang tua.
SEJARAH
Bermula dari seroang pemimpin komunitas Tionghoa yang diangkat Belanda sebagai kapitan
Cina yang Bernama Nie Hoe Kong di pertengahan abad 18. Nie Hoe Kong sendiri yang
merupakan seorang pemusik tersebut memprakarsai terbentuknya suatu grup music yang
tersusun atas beberapa instrument serta penggabungan antara orkes lokal seperti gamelan dengan
alat-alat music dari Tiongkok. Masa itu orkes gambang kromong hanya dimiliki oleh Babah-
babah peranakan yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya.
Di tahun 1937, orkes gambang kromong mencapai masa puncak popularitasnya. Faktor dari
popularitas gambang kromong sendiri berasal dari panjak atau pemain yang semuanya adalah
orang Cina, dimana dalam orchestra tersebut memiliki alat music paling lengkap. Yang terdiri
dari :
- gambang kayu
- 1 perangkat kromong
- 4 buah rebab cina dengan berbeda ukuran
- Sam Hian (alat music petik)
- Bangsing bambu
- 2 alat music ningnong
- Dan sepasang pan (2 potong kayu yang diketukkan untuk memberikan tempo).
Dari sederetan terbentuknya orchestra ini, mulanya hanya sebuah alat musik gambang yang
tersaji didalamnya. Tidak serta alat music kromong termasuk didalam orkes tersebut. Hingga di
awal abad 20 diperkenalkan instrument tambahan untuk melengkapi sajian orchestra. Pada masa
itu hampir setiap daerah di Batavia atau Jakarta memiliki orkes Gambang Kromong, bahkan
tersebar sampai Serang, Banten. Masa itu jugalah banyak saudagar Cina ataupun Juragan
memiliki tradisi untuk memeriahkan beraneka ragam pesta ataupun perayaan mereka melalui
orkes Gambang Kromong, seperti pesta perkawinan, kematian hingga kumpul mayoritas yang
sering disertai pesta arak, brendi atau alcohol.
INSTRUMEN UTAMA
Orkes Gambang Kromong memiliki sembilan pokok instrument dalam perlengkapannya
diantaranya :
- Gambang : Nama dari orkes tersebut, berupa alat music pukul yang menyerupai gamelan
dan memiliki sumber suara sebanyak 18 buah. Dengan tangga nada khas Cina.
- Kromong :Unsur utama dalam orkes tersebut. Alat music pukul yang memiliki rupa
seperti alat music Bonang yang berasal dari Jawa, terbuat dari logam/besi dan berbentuk
mangkok terbalik, dengan jumlah sumber suara 10 buah.
- Tehyan : Alat music gesek yang menyerupai biola berukuran kecil yang berasal dari
Cina. Memiliki fungsi sebagai pengiring lagu yang senda dengan penyanyi.
- Kongahyan : Alat music gesek yang serupa dengan rebab berukuran sedang, memiiki
nada yang tinggi seperti halnya biola. Kongahyan memiliki fungsi sama seperti Tehyan,
yakni mengiringi penyanyi.
- Sukong : Bioa berukuran besar yang berasa dari Cina, berfungsi sebagai pemanis
dikarenakan hanya beberapa waktu saja digesek ketika orkes berlangsung.
- Kemong : Semacam gong kecil yang berasal dari Jawa atau Sunda.
- Kendang : Alat music pukul yang memiliki dua permukaan seperti tambur. Berfungsi
sebagai pemberi irama.
- Ningnong : Berupa alat music yang terbuat dari 2 buah piringan besi/logam dengan
pengait kerangka dengan pemukul yang terbuang dari kayu. Alat music ini juga
merupakan salah satu pengiring dalam gamelan Jawa atau Sunda.
- Kecrek : Alat music ynag tersusun dari beberapa bilah perunggu yang diberi pijakan atau
landasan dengan gagang kayu untuk sebagai pegangan memukul sehingga menghasilkan
bunyian crek-crek. Berfungsi sebagai pemberi tanda dimulainya atau diakhirinya suatu
music dalam orkes.
Pada dasarnya gambang Kromong mengikuti alunan nada yang sama seperti kebanyak music
timur lainnya. Yakni berupa lima nada atau pentatonisyang semuanya memunyai nama dalam
bahasa Tionghoa, yaitu : sol (liuh), la(U), do (siang), re (che), dan mi (kong). Sehingga tidak
ada nada fa dan si seperti dalam music diatonic.
REPERTOAR
Berawal dari perpaduan grup alat music, hingga memiliki urutan dalam acara orchestra tersebut.
Banyak sekali repertoar atau urutan pertunjukan yang disajikan seperti Gula Ganting, Mawar
Tumpah, Mas Nona dan beberapa lakon pentas seperti Murtado, Pitung rampok Betawi, Si
Pitung, Angkri digantung dan lain-lain. Sedangkan untuk masalah selera music semua bisa
dipadukan mulai dari lagu dalem (yaitu lagu yang mendayu-dayu, jenih dan tenang), lagu sayur
(lagu untuk menari) dan lagu phobin (lagu tradisional yang berasal dari tiongkok, tepatnya di
provinsi Fujian, Cina).
Dalam urutan acara, ada 2 kategori untuk awal dari lagu pembukaan. Yakni, dibuka dengan lagu
phobin atau lagu sayur. Kemudian dilanjutkan dengan lagu dalem, lagu dalem sendiri berupa
pantun-pantun yang menggunakan bahasa Melayu Betawi seperti Burung Nori, Cente Manis
Berdiri, Semar Gunem, Pecah Piring. Lagu-lagu ini disajikan untuk menghibur tamu yang tengah
menikmati hidangan.
Adapun lagu-lagu terkenal orkes gambang kromong adalah Jali-jali bahkan Nina Bobok yang
merupakan lagu kebanggaan dari gambang kromong. Orkes ini memiliki repetoar asli dalam
bahasa Cina, seperti lagu phobin yang disebut tadi dikarenakan penyanyinya merupakan Wanita-
wanita pribumi, maka disebut repertoar Phobin. Tidak dinyanyikan namun dimainkan sebagai
gending atau instrumental. Hal ini dikarenakan banayaknya komposisi yang bersifat gending,
banyak diantaranya yang benar-benar merupakan lagu untuk nyanyian vocal seperti lagu phobin
yang berjudul Soe Say Hwee Bin (Joo Su Say sudah kembali), Kim Hoa Tjoen (Kembang Kim
Hoa) dab masih banyak lainnya.
Dalam penyiapan sebelum orkes gambang kromong berlangsung, ada beberapa ritual khusu yang
dilaksanakan. Hal ini bertujuan sebagai menghindari sesuatu yang tidak diinginkan untu para
pemain maupun penonton. Ritual tersebut berupa membakar kemenyan yang kemudian asap dari
kemenyan tersebut dikepulkan ke alat music Gong, kemudian Gong tersebut dipukul sebanyak
tiga kali. Barulah orkes gambang kromong dapat dimainkan. Akan tetapi dizaman searang sudah
tidak ada lagi kepercayaan mengenai hal tersebut yang akhirnya dihilangkan, dikarenakan berbau
hal-hal yang tidak masuk akal dan bersifat musyrik.
PEMAIN
Para pemain atau panjak gambang kromong biasanya mempunyai dua atau tiga jenis kostum
untuk penampilan. Yaitu :
- Kebaya Encim : Berupa kebaya yang memiliki bordiran dikerah dan warna pada kebaya
tidak menentu (menyesuaian kesepakatan pemain masing-masing)
- Ujung Serong : Pakaian yang yang dipakai pemain alat berupa celana bahan maupun
celana dengan motif kotak-kotak, baju koko, sendal jepit serta pelengkap sarung yang
terlipat dikalungkan dileher.
REFERENSI
http://sosbud.kompasiana.com/2010/11/26/konser-karawitan-muda-indonesia-pada-festival-
budaya-jakarta-2010/

Anda mungkin juga menyukai