Sistem Konduksi Jantung
Sistem Konduksi Jantung
DI SUSUN OLEH :
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, karunia dan nikmat yang
tak pernah putus sehingga punyusunan makalah ilmiah dengan judul “SISTEM KONDUKSI
JANTUNG” ini dapat terselesaikan.
Seperti kata pepatah yang mengatakan tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu
dengan rendah hati penyusun berharap kepada para pembaca kiranya dapat memberikan
masukan,kritikan dan tanggapan yang konstruktif guna penyempurnaan makalah ini.
Sebagai akhir kata penyusun ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan makalah ini. Kiranya Tuhan memberkati kita semua. Amin
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………..........................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………................................................1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………................................................1
C. Tujuan…………………………………………………………..........................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.......................................................................................................... ...10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................11
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jantung berdenyut 70 kali per menit saat istirahat, 100.000 denyut sehari atau 1,825 x
109 denyut sepanjanghidup 50 tahun. Jantung berdnyut terus-menerus karena adanya sifat
listrik jantung. Potensial aksi otot jantung serupa dengan neuron, akan tetapi terjadi lebih
lama. Kontraksi jantung dimulai dari dalam jantung pada nodus sinoatrial (SA). Nodus SA
akan menetpkan kecepatn denyut jantung sehingga disebut juga pemacu denyut jantung
(pace maker). Tidak seperti otot rangka, otot jantung tidak membutuhkn stimulus sistem
saraf untuk berkontraksi. Stimulus setiap denyut jantung berasa dari jantung itu sendiri dan
merupakan stimulus intrinsik dengan ritme yang khas yaitu ritme sinus. Karena itu diluar
tubuh, jantung akan tetap berdenyut hingga satu jam atau lebih tanpa adanya timulus dari
luar.
(James, Joyce dkk, Prinsip-Prinsip Sains untuk Keperawatan. 2008 )
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem konduksi jantung ?
2. Apa saja komponen dari sistem konduksi jantung ?
3. Bagaimana cara kerja sistem konduksi jantung ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem konduksi jantung
2. Untuk mengetahui komponen dari sistem konduksi jantung
3. Untuk mengetahui cara kerja sistem konduksi jantung
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Impuls jantung dimulai dari dn berasal dari nodus sinoatrials (SA) atau
pemacu jantung alami padajantung, kemudian menyebar menuju system
penghantar khusus atrium dank e otot atrium. Impuls listrik ini kemudian
mencapai nodus atrioventrikularis (AV) dan mempunyai dua fungsi yang sangat
penting.
Pertama, impuls jantung ditahan di sini selama 0,08-0,12 detik guna memungkinkan
pengisian ventrikel selama kontraksi atrium. Kedua, nodus
atrioventrikularis mengtur agar jumlah impuls atrium yang mencapai ventrikel tidak
lebih dari 180 kali/menit.
3
Pada saat nodus SA gagal atau tidak dapat menghasilkan impuls dengan kecepatan
yang memadai maka bagian-bagian lain dapat mngambil peran sebagi pemacu. Nodus
AV menghasilkan impuls dengan kecepatan sekitar 40-60 kali/menit, sedangkan daerah
ventrikel dalam sistem purkin je dapat menghasilkan impuls dengan kecepatan sekitar
20-40 kali/menit.
(Herman, Rahmatina B, Fisiologi Jantung. 2009)
Nodus sino-atrial (SA) adalah pencetus aliran listrik pada jantung (pacu jantung,
pacemaker). Letaknya dekat puncak krista terminalis, dibawah pintu vena kava
superior menuju atrium kanan. Impus yang dibuat oleh Nodus SA
dikonduksikan sepanjang otot-otot atrium untuk menghasilkan kontraksi atrium
yang sinkron. Nodus SA mengatur ritme jantung (60-100 kali/menit) dengan
mempertahankan kecepatan depolarisasi sert mengawali siklus jantung ditandai
dengan sistol atrium.
Impuls dari Nodus SA menyebar pertama sekali ke atrium kanan lalu ke atrium
kiri (melalui berkas Bachman) yang selanjutnya diteruskan ke Nodus AV
melalui traktus intermodal.
Sel-sel dalam AV Node dapat juga mengelurkan impuls dengan frekuenzi lebih
rendah dan pada SA Node yaitu: 40-60 kali per menit. Oleh karena AV Node
mengeluarkan impuls lebih rendah, maka maka dikuasai oleh SA Node yang
mempunyai impuls lebih tinggi. Bila SA Node rusak, maka impuls akan dikeluarkan
oleh AV Node.
AV Node terleta dekat dengan septum interatrial bagian bawah, diatas sinus
koronarius dan dibelakang katup tricuspid yang berfungsi memperlambat kecepatan
konduksi sehingga memberi kesempatan atrium mengisi ventrikel sebelum sistol
ventrikel serta melindungi ventrikel dari stimulasi berlebihan atrium seperti pada
vibrilasi atrial. Impuls dari AV Node akan diteruskan ke berkas his.
3. Berkas His
4. Serabut purkinje
Serabut perkinje ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari
sel-sel ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel
akan dirangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang
secara otomatis mengeluarkan impuls dengan frekuenzi 20-40 kali/menit.
(Kasron, Anatomi Fisiologi Kardiovaskuler. 2011 & Dharma,Surya,
Sistematika Interpertasi EKG Pedoman Praktis. 2009)
7
DEPOLARISASI SPONTAN
Dari proses kerja jantung tersebut terlihat bahwa Simpul SA membangkitkan
impuls-impuls dengan ritme yang teratur. Simpul SA dapat membangkitkan
impuls karena sel-selnya mempunyai otomatisitas. Otomatisitas ini terjadi karena
sel-sel tersebut mempunyai potensial istirahat yang nilainya kurang negatif, yaitu
antara -60 mV sampai -70 mV.
Potensial membran yang kurang negatif ini membuat penutupan yang tidak penuh
pada kanal sodium terpicu-tegangan. Akibat penutupan yang tidak penuh ini ion
sodium masih dapat masuk ke dalam membran sel melalui kanal ini, yang
membuat potensial istirahat membran (yaitu fase 4 depolarisasi) tidak konstan.
Potensial ini menjadi semakin kurang negatif (potensial membran naik menuju
nol), seperti terlihat dalam Gambar dibawah in
8
Gambar Potensial membran sel pacemaker. MDP (maximum negative diastolik
potential) – potensial diastolik negatif maksimum, TP (threshold potential) –
potensial ambang
Semakin kurang negatifnya potensial membran membuat konduktivitas membran
terhadap ion sodium menjadi semakin tinggi sehingga aliran ion sodium ke dalam
sel menjadi semakin cepat hingga dicapai potensial ambang (trheshold), yaitu
sekitar -40 mV. Bila sel-sel dalam Simpul SA telah mencapai potensial ambang
maka kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan terbuka dan terjadilah proses
depolarisasi yang disebut dengan depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan inilah
yang membangkitkan impuls potensial aksi yang selanjutnya dihantarkan ke
atrium maupun ke ventrikel.
Disamping Simpul SA, masih ada beberapa bagian lain dalam sistem konduksi
yang sel-selnya juga mempunyai kemampuan melakukan depolarisasi spontan.
Bagian-bagian itu adalah Simpul AV, Bundle of His, Bundle branches, dan
Purkinje fibers. Perbedaannya dengan sel di Simpul SA adalah rate impuls yang
dibangkitkan lebih rendah dibandingkan rate yang dibangkitkan Simpul SA. Rate
yang dibangkitkan Simpul SA berkisar antara 60 sampai 100 bpm, sedang yang
dibangkitkan di tempat lain dalam sistem konduksi adalah antara 50 dan 60 bpm
di Simpul AV, Bundle of His, Bundle branches, dan antara 30 dan 40 bpm di
Purkinje fibers.
(Darma,Surya.Sistematika Interpertasi EKG Pedoman Praktis. 2009 /James,Joyce
dkk. Prinsip – Herman, Rahmatina B, Fisiologi Jantung. 2009. / Kasron,
Anatomi Fisiologi Kardiovaskuler.2011. / Prinsip Sains untuk
Keperawatan.2008).
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Konduksi Jantung itu memiliki sifat otomatis atau kemampuan
menghasilkan impuls secara spontan. Komponen sistem koduksi terdiri dari SA
Node , AV Node,Berkas HIS, dan Serabut Purkinje. Cara kerja dari sistem konduksi
jantung yaitu dimulai dari SA Node yang membangkitkan impuls kemudian di bawah
ke AV Node melalui internodal fiber kemudian dari AV Node impuls di teruskan ke
Bandle of HIS,ke legt dan right Bundle Branches dan menyebar ke seluruh diding
ventrikel melalui purkinje fibers.
10
Daftar Pustaka
Herman, Rahmatina B, 2002. Fisiologi Jantung.
EGC
W,S.N.Lilil Saptawati.Bersahabar dengan Penyakit Jantung.yogyakarta.
kanisus
Kasron, 2011. Anatomi Fisiologi Kardiovaskuler.Yogyakarta
Nuha Medika
Darma,Surya. 2009.Sistematika Interpertasi EKG Pedoman Praktis . jakarta
EGC
James,Joyce dkk.2008.Prinsip – Prinsip Sains untuk Keperawatan. Jakarta
Erlangga
11