Anda di halaman 1dari 17

Unit 4

INTERVENSI / PERENCANAAN
KEPERAWATAN
By. Dedy Rachman, S.Kp., M.Kep.

Perencanaan merupakan tahap ketiga dari proses keperawatan dimana


tujuan/hasil ditentukan dan intervensi dipilih.
Rencana perawatan adalah bukti tertulis dari tahap dua dan tahap tiga
proses keperawatan yang mengidentifikasi masalah/kebutuhan pasien, tujuan/hasil
perawatan dan intervensi untuk mencapai hasil yang diharapkan dan menangani
masalah/kebutuhan pasien.
Untuk mengarahkan dan mengevaluasi asuhan keperawatan, rencana
asuhan harus mencakup elemen sebagai berikut :
1. Pernyataan diagnostik (masalah kolaboratif, diagnosa keperawatan)
2. Kriteria hasil (tujuan klien) atau tujuan keperawatan
3. Tindakan keperawatan atau intervensi
4. Evaluasi (status rencana)
Langkah-langkah dari perencanaan keperawatan adalah :
1. Menentukan prioritas masalah
2. Menetapkan tujuan keperawatan
3. Menetapkan kriteria evaluasi
4. Menyusun rencana intervensi keperawatan
5. Memformulasi rencana perawatan (Nursing Care Plans)

1. Menyusun Prioritas (Setting Priorities)


Titik awal untuk merencanakan perawatan umumnya adalah membuat
urutan masalah/kebutuhan pasien. Ada banyak cara untuk memprioritaskan
kebutuhan antara lain :
a. Konsep Trias
Konsep ini banyak digunakan di bagian emergensi. Trias mengandung
makna mengambil, memilih dan menyeleksi. Setelah itu baru
dikelompokkan menjadi :
1) Urgent dan non urgent
2) Segera, urgent dan non urgent
3) Mengancam hidup, urgent, semi urgent, non urgent dan tidak
membutuhkan bantuan perawatan.
Pada bagian lain diluar emergensi, konsep trias ini cukup dengan tiga
kategori, yaitu : segera, urgent dan non-urgent. Masalah yang termasuk

Modul Metodologi Keperawatan 1


segera adalah masalah yang mengancam kematian atau hilangnya bagian
tubuh.
Masalah-masalah yang termasuk urgent adalah masalah yang
membutuhkan bantuan keperawatan lanjutan, tidak mengancam kehidupan
tetapi dapat menyebabkan gangguan yang berat jika tidak ditanggulangi
dalam beberapa jam.
Masalah-masalah yang termasuk non-urgent adalah masalah yang
berkembang lambat dan untuk sementara waktu dapat ditoleransi klien.
b. Hierarki Kebutuhan Dasar Manusia menurut A. Maslow
Maslow berteori bahwa perilaku manusia dimotivasi oleh hierarki yang
disusun dari kebutuhan dasar sampai kebutuhan dengan tingkat yang lebih
tinggi. Kebutuhan dasar manusia yang Maslow yang telah diperluas oleh
Richard Kalish antara lain :
1) Kebutuhan fisiologis
a) Kebutuhan bertahan hidup : misalnya makanan, udara, suhu,
istirahat, eliminasi, penghindaran nyeri.
b) Kebutuhan Stimulasi, misalnya : sek, aktivitas, eksplorasi,
manipulasi, kesenangan baru.
2) Kebutuhan Keamanan, misal : keselamatan, keamanan dan
perlindungan
3) Kebutuhan cinta mencintai
4) Kebutuhan harga diri
5) Kebutuhan aktualisasi diri.
c. Keinginan klien
Dapat dipertimbangkan dalam menentukan prioritas masalah, hal ini
didasari hak klien sebagai individu, namun hal ini hanya berlaku bila
masalah tidak mengancam hidup klien.
d. Rencana pengobatan
Rencana pengobatan secara keseluruhan harus dipertimbangkan dalam
perumusan prioritas masalah.
e. Sumber-sumber keperawatan
Beban kerja perawat dan situasi-situasi emergensi yang dihadapi dapat
menyebabkan perawat harus membatasi pada masalah-masalah kebutuhan
yang paling dasar.

2. Menetapkan Tujuan Perawatan


Tujuan adalah pedoman yang luas yang menunjukkan arah
keseluruhan untuk perpindahan sebagai akibat dari intervensi tim perawatan
kesehatan; dibagi menjadi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.

Modul Metodologi Keperawatan 2


Tujuan jangka panjang merupakan tujuan yang tidak dicapai sebelum
pemulangan tetapi memerlukan perhatian yang terus menerus dari pasien
dan/atau orang lain.
Tujuan jangka pendek adalah tujuan yang biasanya harus dicapai
sebelum pemulangan atau perpindahan ke tingkat perawatan yang kurang
akut.
Tujuan yang ditetapkan harus mengarah pada masalah, apakah
mencegah, mengurangi atau menghilangkannya.
Kaidah dalam penulisan tujuan keperawatan, yaitu :
S : Spesifik, tujuan tidak umum tetapi spesifik
M : Measurable, dapat diukur
A : Achievable, dapat dicapai
R : Reliable, nyata
T : Time Bound, ada batasan waktu pencapaian tujuan.
Ada beberapa hal yang perlu diingat dalam penentuan tujuan:
 Tujuan dibuat berdasarkan masalah keperawatan yang ada
 Fokus dari tujuan adalah hasil akhir yang diharapkan setelah dilakukan
beberapa tindakan keperawatan.
Tujuan keperawatan dibuat sesuai dengan masalah yang timbul.
Contoh :
Diagnosa keperawatan : bersihan jalan nafas tak efektif yang berhubungan
dengan peningkatan produksi sputum ditandai dengan klien mengeluh sesak
suara nafas wheezing, RR = 30x/menit, adanya sputum purulen
Tujuan : jalan nafas bersih dan efektif

3. Mengidentifikasi Kriteria Evaluasi/Kriteria Tujuan


Kriteria ini merupakan standar atau model yang dapat digunakan untuk
memutuskan apakah tujuan tercapai atau tidak. Kriteria ini sangat diperlukan
nanti pada tahapan evaluasi.
Hasil ditetapkan sebagai respon pasien dan yang dapat dicapai dalam
periode waktu tertentu dalam situasi dan sumber-sumber yang ada saat ini.
Hasil yang diharapkan ini merupakan langkah-langkah yang dapat diukur ke
arah pencapaian tujuan pasien yang telah ditentukan sebelumnya.
Komponen kriteria hasil :
 Dalam jangka panjang atau jangka pendek
 Mempunyai perilaku yang dapat diukur
 Spesifik dalam isi dan waktu
 Harus dapat dicapai.
 Fokus penulisan kriteria hasil adalah perkembangan dari data yang
menyimpang dari masalah keperawatan.

Modul Metodologi Keperawatan 3


Contoh :
Diagnosa keperawatan : bersihan jalan nafas tak efektif yang berhubungan
dengan peningkatan produksi sputum ditandai dengan klien mengeluh sesak
suara nafas wheezing, RR = 30x/menit, adanya sputum purulen
Kriteria hasil :
 Klien tidak mengeluh sesak
 Suara nafas normal
 Jumlah pernafasan : 16-20 x/menit
 Sputum berkurang

4. Merumuskan Intervensi Keperawatan


Intervensi keperawatan merupakan tindakan perawatan langsung yang
dilakukan perawat untuk kepentingan pasien, termasuk tindakan yang
dilakukan perawat dan tindakan yang dimulai oleh dokter (akibat dari
diagnosa keperawatan dan diagnosa medis), dan penentuan fungsi setiap hari
yang penting untuk pasien yang tidak dapat dilakukannya (Mc Closkey dan
Bulechek, 1989).
Intervensi harus jelas, mengandung unsur 4W 1H (what, who, why,
when, how) dibuat dalam bentuk perintah/instruksi untuk masing-masing
masalah keperawatan.
Terdapat 2 tipe intervensi keperawatan
1. Independen/mandiri
Adalah ketentuan yang disusun oleh perawat untuk implementasi oleh
mereka sendiri atau staf keperawatan lain.
2. Kolaborasi
Adalah ketentuan untuk klien yang disusun oleh dokter untuk
diimplementasikan oleh staf keperawatan. Advis dokter bukan berarti
advis untuk perawat, tetapi lebih dari advis untuk klien dimana perawat
mengimplementaikannya bila diindikasikan.
Dalam perumusan intervensi, perawat sebaiknya merumuskan sesuai
dengan etiologi dari diagnosa. Karena prinsip dari intervensi adalah mengatasi
penyebab timbulnya masalah.
Contoh :
Diagnosa keperawatan : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan anoreksia akibat dari peningkatan produksi sputum.
Intervensi keperawatan :
Mandiri :
 Anjurkan makan sedikit tapi sering
 Sajikan makanan dalam keadaan hangat
Kolaborasi :
 berikan obat golongan roborantia/vitamin
Modul Metodologi Keperawatan 4
Diagnosa keperawatan : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan perubahan pola makan.

Intervensi keperawatan :
Mandiri :
 anjurkan klien membawa makan dari rumah jika tidak ada kontraindikasi
 partisipasikan keluarga dalam pemberian makanan

Fokus utama dari intervensi berbeda untuk diagnosa aktual, risiko dan
kemungkinan, serta masalah kolaboratif, yaitu :
1. Diagnosa Aktual, intervensi berusaha untuk :
 Mengurangi atau menghilangkan faktor-faktor pendukung atau
diagnosa
 Meningkatkan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi
 Memantau keadaan.
2. Diagnosa Risiko
 Mengurangi atau menghilangkan faktor-faktor risiko
 Mencegah berulangnya masalah
 Memantau awitan
3. Diagnosa Kemungkinan
 Mengumpulkan data tambahan untuk mengesampingkan atau
memastikan diagnosis.
4. Masalah Kolaboratif
 Memantau perubahan status
 Mengatasi perubahan status berdasarkan ketentuan perawat dan dokter
 Mengevaluasi respon

5. Formulasi Dalam Nursing Care Plans


Nursing Care Plans berisikan rencana yang dibuat oleh perawat dalam
upaya menghilangkan, mengurangi dan mencegah masalah perawatan.
Rencana perawatan ini ditulis untuk :
a. Memberikan kesinambungan perawatan dari perawat ke perawat, dari satu
shift Keperawatan ke shift berikutnya, atau dari satu unit pelayanan ke unit
pelayanan yang lain.
b. Meningkatkan komunikasi karena rencana yang tertulis menjadi bagian
permanen dari rekam medis pasien dan mensuplai informasi yang
konsisten bagi setiap orang yang membacanya.

Modul Metodologi Keperawatan 5


c. Membantu menentukan kebutuhan staf untuk unit atau lembaga tertentu,
menyusun prioritas untuk jadwal kerja shift dan penugasan pasien secara
individual.
d. Mendokumentasikan proses keperawatan dengan memberikan peringatan
tentang apa yang perlu dicatat dan kapan evaluasi harus dilakukan.
e. Berfungsi sebagai alat belajar yang mendukung pembagian pengalaman
f. diantara perawat dan membantu perkembangan profesional karena para
perawat belajar intervensi apa yang berhasil.
g. Mengkoordinasikan perawatan di antara disiplin

Tugas Kasus : Di bawah ini ada kasus dengan data hasil pengkajian lengkap
Strategi menyelesaikan kasus :
1. Pelajari data hasil pengkajian pada kasus tersebut, kemudian buat analisis
data dan diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah hasil
pemikiran kritis anda berdasarkan data yang tersedia pada kasus tersebut.
2. Bila anda sudah membuat diagnosa keperawatan, selanjutnya anda membuat
intervensi / perencanaan keperawatan sesuai teori yang sudah anda pelajari,
dengan mengikuti format yang tersedia

Pembuatan laporan tugas


1. Tugas dibuat dengan ditulis tangan dalam kertas A4 / F4 / folio bergaris,
selanjutnya tugas discan dan dikirim ke email dedyarachman43@gmail.com
2. Tugas paling lambat masuk tanggal 11 april 2020 jam 17.00 wib

Modul Metodologi Keperawatan 6


KASUS

Post Operasi Laparotomy Eksplorasi, Post Operasi Colostomy, Bust


Abdomen Atas Indikasi Ileus Obstruksi Total Diakibatkan Signet Ring Cell
Carcinoma Colon Sigmoid
A. Tinjauan Kasus
1. Asuhan Keperawatan
a. Identitas
1) Identitas klien
Nama : Tn.A
Umur : 46 Tahun
Jenis kelamin : Pria
Agama : Islam
Status perkawinan : kawin
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku / Bangsa : Sunda / Indonesia
Tanggal masuk Rumah Sakit : 07 Agustus 2019
Tanggal operasi kesatu : 08 Agustus 2019
Nama operasi : Laparatomy, TACD, Dan
Recrotomy.
Tanggal operasi kedua : 14 Agustus 2019
Nama operasi : Debridermant dan TACD
Tanggal pengkajian : 24 Agustus 2019
Diagnosa medis : post operasi laparotomy
eksplorasi, post operasi
colostomy, bust abdomen atas
indikasi ileus obstruksi total
diakibatkan signet ring cell
carcinoma colon sigmoid
No medrek : 0087933
Alamat : Dago blok V RT/RW 04./12
kecamatan coblong, kelurahan
dago, kodya bandung
2) Identitas penanggung jawab
Nama : Ny.D
Umur : 45 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : wiraswasta
Agama : Islam
Hubungan dengan klien : Istri
Alamat : Dago blok V RT/RW 04./12
kecamatan coblong, kelurahan
dago, kodya bandung

Modul Metodologi Keperawatan 7


b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Riwayat kesehatan sebelum masuk Rumah Sakit
5 bulan sebelum masuk rumah sakit, klien mengeluh sulit
buang air besar ( BAB ), dirumah hanya 3 kali per hari, lalu
klien dibawa kepoli dago dinyatakan sakit magh dan infeksi
usus lalu di rujuk ke RS Santika namun dirujuk kembali ke
RSHS.
b) Riwayat kesehatan saat dikaji
Saat dikaji klien mengeluh nyeri pada daerah bekas operasi,
nyeri dirasakan disetiap waktu, skala nyeri 5 ( 0-10 ). Klien
merasakan nyeri hanya pada daerah abdomen, nyeri
bertambah jika klien bergerak dan berkurang apabila klien
beristirahat
3) Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya klien tidak pernah mengalami penyakit yang sama
seperti yang dialami oleh klien saat ini, namun ketika muda ( usia
20an ) klien sering merokok 1-2 bungkus per hari, tidak ada
riwayat Hipertensi, Diabetes Mellitus, maupun Asma.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Diantara keluarga klien tidak ada yang mengalami penyakit
seperti klien, dikeluarga tidak ada riwayat Hipertensi, Diabetes
Mellitus dan Asma.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Sistem Pernafasan
Kedua lubang hidung bersih. Kedua lubang hidung simetris
.Tidak ada obstruksi pada kedua lubang hidung. Tidak ada
nyeri tekan di sinus maksilaris, frontalis, dan etmoidalis. Tidak
ada sumbatan pada hidung. Tidak ada pernafasan cuping
hidung. Pergerakan dada simetris ,pada saat klien melakukan
inspirasi dan ekspirasi tidak menggunakan otot pernapasan
tambahan, tidak ada suara pernafasan wheezing, ronchi
maupun stridor pada kedua lapang paru, pada pemeriksaan
perkusi terdengar suara resonans pada kedua paru, frekuensi
napas 16 kali per menit, irama napas tenang dan teratur. Pada
pemeriksaan tactil vremittus teraba getaran suara pada kedua
lapang paru.
2) Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva terlihat berwarna merah muda. Tidak ada
peningkatan JVP. CRT 2 detik. Tidak ada udema pada kedua

Modul Metodologi Keperawatan 8


kaki maupun tangan. Tidak ada tanda sianosis. Akral teraba
hangat. Suara jantung sistole dan diastole reguler tidak ada
suara murmur maupun gallop, Tekanan darah 100/70 mmHg.
Nadi 80x/menit tidak ada clubbing finger.
3) Sistem Pencernaan
Mukosa bibir terlihat lembab dan berwarna merah muda, gigi
lengkap, tidak ada nyeri saat menelan, hati tidak teraba dan
tidak nyeri saat ditekan, ada nyeri tekan pada daeah abdomen
dikarenakan adanya burst abdomen dengan diameter 20 cm,
pada luka terdapat puss. terpasang kolostomy sigmoid dengan
tinggi 2 cm dan diameter 3 cm. Berat badan sebelum sakit 52
kg, sedangkan saat dikaji 50 kg.
4) Sistem Saraf
Keadaan umum klien tenang, serta dalam kesadaran compos
mentis. Orientasi terhadap orang, waktu, dan tempat baik.
GCS 15 (E4, M6, V5).
a) Nervus Olfaktorius
klien dapat membedakan bau kopi dan kayu putih.
b) Nervus Optikus
Penglihatan klien masih baik. Klien dapat membaca papan
nama perawat pada jarak 30cm. klien dapat mengedipkan
mata tanpa ada kesulitan
c) Nervus Okulomotorius, Trochealis dan Abdusen
Saat diberi rangsang cahaya kedua pupil klien mengecil
isokor 3 mm, kedua bola mata klien dapat bergerak kearah
atas dan bawah kedua bola mata klien dapat bergerak
kesegala arah tanpa ada penyulit.
d) Nervus Trigeminus
otot-otot master dan temporal dapat bekerja dengan baik
saat mengunyah, serta dapat merasakan sensasi halus dan
kasar pada wajahnya.

e) Nervus Fasialis
bentuk wajah simetris, klien dapat merasakan rasa asam,
asin, dan manis
f) Nervus Auditorius
klien dapat mendengar dengan baik, terbukti dengan klien
dapat menjawab semua pertanyaan yang diajukan dengan
baik, pada pemeriksaan Rinne, Swabach dan Weber baik.
g) Nervus Glosopharingeus dan Vagus
klien dapat menelan dan berbicara dengan baik tanpa ada
rasa sakit, tampak adanya pergerakan uvula saat klien

Modul Metodologi Keperawatan 9


mengatakan ''aaa'', klien dapat merasakan pahit pada
pangkal lidahnya.
h) Nervus Asesorius
klien dapat menoleh kekiri dan kekanan serta dapat
mengangkat kepala keatas dan menunduk, serta
menggerakan bahu tanpa ada rasa sakit
i) Nervus Hipoglosus
klien dapat menjulurkan lidahnya, dan lidah klien dapat
digerakan ke segala arah
5) Sistem Penglihatan
Kedua mata klien simetris. Distribusi rambut alis di kedua
mata merata. Tidak ada pembengkakan pada kedua kelopak
mata. Tidak ada nisgmatus, Pada saat dipalpasi tidak ada nyeri
tekan pada sekitar mata. Kedua mata nampak cekung dan
sayu. Tidak ada secret pada kedua mata. Kedua mata nampak
bersih. Sclera berwarna putih. Kornea berwarna jernih. Klien
dapat membedakan warna.
6) Sistem Pendengaran
Posisi kedua daun telinga simetris. Kedua daun telinga saat
dipalpasi terasa elastis dan tidak ada benjolan. Tidak ada nyeri
tekan pada daerah sekitar telinga. Kedua lubang telinga klien
bersih dan tidak terdapat serumen juga tidak terdapat
obstruksi. Serta tidak terpasang alat bantu dengar.
7) Sistem perkemihan
Tidak terpasang kateter, ginjal tidak teraba, tidak ada distensi
pada kandung kemih, tidak terasa sakit saat melakukan BAK.

8) Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas atas :
jari pada kedua tangan lengkap. pergerakan ke semua arah.
Terpasang infuse pada tangan kanan ringer laktat ( RL ). Tidak
terdapat fraktur dan atropi. Tidak terasa nyeri kaku atau kram
saat bergerak. Range Of Motion ( ROM ) bergerak bebas
terbatas. Pada pemeriksaan perkusi rerflek bisep dan trisep
baik. Tidak ada edema. Tidak ada keluhan saat menggerakkan
5 5 ekstremitas atas. Kekuatan otot

Ekstremitas bawah :
Tinggi badan klien 165 cm, Jari pada kedua kaki lengkap,
tidak ada udema, tidak ada luka, ROM bebas terbatas, tidak
ada keluhan saat menggerakan kaki, pada saat diperkusi reflek
plantar, archilles dan babinski baik. Dapat menggerakan kedua

Modul Metodologi Keperawatan 10


kaki kesegala arah.. Tidak terasa nyeri kaku atau kram saat
bergerak. Tidak ada fraktur atau atrofi. kekuatan otot
5 5

9) Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan paratiroid.
Tidak ada nyeri tekan di sekitar leher. Tidak ada diabetes
mellitus. Tidak ada moon face.
10) Sistem Integumen
Suhu aksila 37’C. warna kulit sawo matang. Distribusi rambut
kepala merata dan tidak terdapat alopesia. Kuku kaki dan
tangan pendek dan bersih, terdapat luka bekas insisi pada
daerah selangkangan pada kaki kanan dan kiri, terdapat luka
bekas jahitan drain didekatnya juga.
11) Sistem Reproduksi
Skrotum dan penis bersih, utuh tidak ada lesi maupun sikatrik,
tidak mengeluarkan pus maupun darah, jumlah skrotum dua,
pada pemeriksaan palpasi pada daerah meatus urea tidak
terdapat nyeri. Menurut klien penis masih dapat ereksi.
d. Pola Aktifitas Sehari-hari
No Jenis aktifitas Di rumah Dirumah sakit
1. Pola nutrisi
a. Makan 3 kali sehari 3 kali sehari jenis
dengan jenis nasi diet cair TKTP
dan lauk pauk, hanya 1/2 porsi
dapat dilakukan yang dapat
sendiri tanpa dihabiskan, sulit
bantuan dari dilakukan sendiri,
orang lain harus difasilitasi
oleh orang lain dan
klien juga
mengeluh tidak
nafsu makan akibat
bau pada kolostomy

b. Minum 6-8 gelas perhari, 4-5 gelas perhari


jenisnya air putih dengan jenis air
dapat dilakukan putih dan teh, sulit
sendiri tanpa dilakukan sendiri
adanya bantuan harus difasilitasi
dari orang lain oleh orang lain
2. Pola eliminasi
a. BAB 1x/hari BAB melalui
konsistensi padat colostomy,
berwarna hitam frekuensi lebih dari
dapat dilakukan 10 kali perhari

Modul Metodologi Keperawatan 11


sendiri tanpa dapat dilakukan
batuan dari sendiri tanpa
orang lain. bantuan dari orang
lain

b. BAK 6x/hari warna 5x/hari warna


kuning jernih kuning jernih, bau
bau khas urine, khas urine. dapat
dapat dilakukan dilakukan sendiri
sendiri tanpa tanpa bantuan dari
bantuan dari orang lain.( klien
orang lain. hanya dapat BAK
di tempat tidur )
3 Personal hygiene
a. Mandi 2x/hari memakai 1x/hari hanya di
air dan sabun lap dengan air
mandi dapat hangat. sulit
dilakukan sendiri dilakukan sendiri,
tanpa bantuan harus dibantu oleh
dari orang lain. orang lain.

a. Gosok gigi 2x/hari memakai 1x/hari memakai


sikat gigi dan sikat gigi dan pasta
pasta gigi dapat gigi sulit dilakukan
dilakukan sendiri sendiri, harus
tanpa bantuan difasilitasi oleh
dari orang lain. orang lain.

b. Keramas 3x/minggu 2x/minggu


memakai air dan memakai air dan
sampo dapat shampo sulit
dilakukan sendiri dilakukan sendiri
tanpa bantuan harus difasilitasi
dari orang lain. oleh orang lain.

c. Kuku Digunting bila Digunting bila


panjang dapat panjang sulit
dilakukan sendiri dilakukan sendiri
tanpa bantuan harus dapat bantuan
dari orang lain. dari orang lain.
4 Pola istirahat dan tidur
a. Siang Jarang tidur Jarang tidur siang
siang

b. malam 5-6 jam perhari, ± 3 jam sering


nyenyak tanpa terbangun dan sulit
ada gangguan tidur karena nyeri
pada bekas operasi.
5. Pola aktifitas Sering Bed rest, setiap
beraktifitas klien melakukan

Modul Metodologi Keperawatan 12


aktifitas selalu
meringis kesakitan.

e. Data Psikososial
1) Status Emosi
Emosi klien stabil klien tidak berbicara dengan nada yang tinggi.
2) Konsep Diri
a) Harga Diri
Klien tidak malu dengan penyakit yang dideritanya sekarang
b) Identitas Diri
Klien adalah seorang kakek dengan satu orang istri, empat orang anak dan
satu orang cucu.
c) Ideal Diri
Klien ingin segera sembuh dan kembali pulang kerumah dengan keadaan
sehat
d) Peran Diri
Klien adalah seorang kakek dari keluarga yang bahagia, saat ini klien
tidak bekerja.
e) Gambaran Diri
Klien dapat menerima keadaan penyakitnya yang saat ini dideritanya.
3) Pola Interaksi
Klien dapat berinteraksi dengan sesama pasien dalam satu ruangan dan dapat
pula berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya secara verbal dan
nonverbal.
4) Pola Koping
Klien selalu membicarakan masalah yang dihadapinya bersama istri, kedua.
Klien juga sempat membicarakan dan berdiskusi dengan perawat tentang
pertanyaan dari penyakitnya.

f. Data Spiritual
Klien yakin terhadap Tuhan terbukti dengan seringnya klien memasrahkan
dan meminta kesehatan akan penyakitnya kepada Tuhan. Selama di rawat klien
tetap menjalankan Sholat lima waktu walaupun beribadah dengan keadaan
berbaring.

g. Terapi
1) Cefotaxime 2x 1 gr diberikan melalui intra vena ( IV )
2) Ranitidin 2x 4 gr diberikan melalui intra vena ( IV )
3) Ketorolak 2x 3 gr diberikan melalui intra muscular ( IV ) atau di drip
melalui infuse.
4) Metronidazole 3x 500 mg diberikan melalui intra vena ( IV).

h. Data Penunjang
Hasil labolatorium tanggal 07 Agustus 2019 pukul 15:29 WIB
No Pemeriksaan Hasil Nilai normal Satuan
1. Hematologi
PT IRN
Masa protombin 9,9 9,9-13,9 Detik
INR 0,87 0,83-1,17
APTT 23,3 15,7-35,7 Detik
Darah rutin
Hemoglobin 12,6 13,0-18,0 g/dl

Modul Metodologi Keperawatan 13


Hematokrit 37 40-52 %
Lekosit 16,200 3800-10600 /mm3
Trombosit 618000 150.000-400.000 /mm3
2. Kima klinik
AST (SGOT) 47 <50 U/L 370C
AlT ( SGPT ) 31 <50 U/L 370C
Ureum 19 15-50 Mg/dl
Kreatinin 0,46 0,7-1.2 Mg/dl
Glukosa darah 88 <140 Mg/dl
sewaktu
Natrium 131 135-145 MEQ/dl
Kalium 3,3 3,6-5,5 MEQ/dl

Pada pukul 18:58 WIB


No Pemeriksaan Hasil Nilai normal Satuan
1. Kimia klinik
Laktat 0,8 0,9-1,7 Mmol-L
Albumin 2,4 3,4-4,8 (L ) g/dl
Protein total 5,7 6,6-8,7 g/dl
2. Urine Feces
Urine rutin
Kimia urine
BJ urine 1,025 1,002-1,030
PH 5,0 4,8-7,5
Nitrit Negative Negative Mg/dl
Glukosa Negative Negative Mg/dl
Keton Negative Negative Mg/dl
Urobilinogen 40 <1 Mg/dl
Bilirubin Negative Negative
Mikrokopis urine
Eritrosit 2,3 <1 /ipb
Lekosit 4-6 <6 /ipb
Sel epitel 2,3 Negative /ipk
Bakteri Negative Negative /ipk
Kristal Negative Negative /ipk
Silinder Negative Negative /ipk

3. Lain-lain
AGD
PH 7,483 7,34-7,44
PCO2 23,7 35-45
PO2 70,9 69-110 Mmhg
HCO3 17,9 22-26 MEQ/L
CO2 18,6 22-29 Mmol/L
Base excess 5,6 (-2-3) MEQ/L
Saturasi O2 95 95-98 %

Tanggal 17 Agustus 2019 pada pukul 13:09 WIB


No Pemeriksaan Hasil Nilai normal Satuan
1. Kimia klinik
Albumin 1,6 3,5-5 g/dl
Protein total 3,6 6,3-8,2 (L) g/dl

Tanggal 19 Agustus 2019 pada pukul 05:21 WIB

Modul Metodologi Keperawatan 14


No Pemeriksaan Hasil Nilai normal Satuan
1. Kimia klinik
Albumin 1,7 3,5-5 g/dl
Protein total 3,9 6,3-8,2 (L) g/dl

Tanggal 21 Agustus 2019 pada pukul 10:21 WIB


No Pemeriksaan Hasil Nilai normal Satuan
1. Hematologi
Darah rutin
Hemoglobin 10,1 13,0-18,0 g/dl
Hematokrit 30 40-52 %
Lekosit 11.500 3800-10600 /mm3
Trombosit 233000 150.000-400.000 /mm3
2. Kimia klinik
Albumin 1,7 3,5-5 g/dl
Protein total 4,3 6,3-8,2 (L) g/dl

Tanggal 22 Agustus 2019 pada pukul 10:21 WIB


No Pemeriksaan Hasil Nilai normal Satuan
1. Hematologi
PT IRN
Masa protombin 15,2 9,9-13,9 Detik
INR 1,26 0,81-1.2
APTT 34,1 15,7-35,7 Detik
2. Kima klinik
Albumin 2,1 3,5-5 g/dl
AST (SGOT) 12 13-33(V) U/L 370C
ALT ( SGPT ) 11 8-42 (V) U/L 370C
Protein total 4,1 6,3-8,2 (V ) g/dl
Ureum 5 15-50 Mg/dl
Kreatinin 0,60 0,7-1.2 Mg/dl
Glukosa darah 88 <140 Mg/dl
sewaktu
Natrium 141 135-145 MEQ/dl
Kalium 2,7 3,6-5,5 MEQ/dl
Kalsium bebas 4,17 4,7-5.2 Mg/dl
Magnesium 1,80 1,6-23 Mg/dl
Hasil UPF patologi RSHS tanggal 07 Agustus 2019
Terdapat signet cell carcinoma atas indikasi colon sigmoid Duke C yang
sudah bermestatase ke 9 buah kelenjar getah bening.

i. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.

j. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas


1. ……………………………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………………………
3. ……………………………………………………………………………………

Modul Metodologi Keperawatan 15


4. ……………………………………………………………………………………
5. ……………………………………………………………………………………
6. ……………………………………………………………………………………

Modul Metodologi Keperawatan 16


Intervensi / Rencana Asuhan Keperawatan
Nama : Tn.A Diagnosa : post operasi laparotomy eksplorasi, post operasi
Umur : 46 tahun colostomy, bust abdomen atas indikasi ileus
Jenis kelamin : Laki-laki obstruksi total diakibatkan signet ring cell carcinoma
No. medrek : 0087933 colon sigmoid
Tgl. pengkajian : 24 agustus 2019

Intervensi / Perencanaan
No Diagnosa keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1. Tupan :
……………………
Tupen :
……………………

2.

3.

4.

5.

6.

Modul Metodologi Keperawatan 17

Anda mungkin juga menyukai