DISUSUN OLEH:
DANIEL PRAMONOAJI [ 5150411317 ]
PENDAHULUAN
pelaksanaan tes ?
c. Bagaimana melakukan penilaian secara langsung (autoscoring) dari hasil tes
Dalam perancangan dan pembuatan aplikasi ini mencakup banyak hal. Agar
permasalahan tidak meluas maka perlu adanya batasan masalah yang akan dibahas
adalah antara lain:
a. Pengujian difokuskan pada jenis soal verbal, angka, dan logika.
b. Aplikasi yang dibuat meliputi ruang lingkup pada pengujian berupa soal pilihan
1.4 TUJUAN
Tujuan dari perancangan dan pembuatan perangkat lunak sistem tes online ini
adalah:
a. Implementasi perangkat lunak untuk pembuatan sistem tes online yang dapat
membantu untuk mengukur kemampuan akademik seseorang.
b. Diharapkan perangkat lunak aplikasi tes potensi akademik dengan segala
fasilitasnya dapat membantu seseorang dalam memberi semangat dan
kepercayaan diri dalam menghadapi ujian tes potensi akademik.
c. Memotivasi peserta tes agar lebih semangat belajar dengan memberikan solusi–
solusi dalam belajar cepat dan mudah.
1.5 MANFAAT
Manfaat dengan dibuatnya aplikasi sistem tes potensi akademik online ini agar
seseorang yang akan menghadapi ujian TPA (Tes Potensi Akademik) diharapkan
lebih siap dan percaya diri dengan dukungan dari aplikasi tes potensi akademik ini.
Serta memberi kemudahan pada peserta ujian dalam pengerjaan soal tes potensi
akademik karena soal yang dikeluarkan sesuai dengan kisi-kisi ujian tes potensi
akademik dengan 3 jenis soal yaitu tes verbal, tes angka, dan tes logika. Dengan
kemudahan-kemudahan tersebut, diharapkan peserta ujian tes potensi akademik
dapat memperoleh hasil nilai semaksimal mungkin sesuai dengan yang di
harapkan.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
(Santosa, 2014) Tes Potensi Akademik atau TPA adalah sebuah tes yang
bertujuan untuk mengetahui bakat dan kemampuan seseorang di bidang keilmuan atau
akademis. Oleh karena itu TPA sering dihubungkan dengan kecerdasan seseorang.
Tes Potensi Akademik identik dengan tes GRE atau Graduate Record Examination
sebagai standar internasional. Model, materi, dan bidang yang diujikan dalam TPA
sebagian besar merujuk kepada tes GRE. Tes GRE telah menjadi standar internasional
syarat penerimaan mahasiswa di Perguruan Tinggi.
(Sumadikarta, 2016) TPA (Tes Potensi Akademik) adalah sebuah tes yang
bertujuan untuk mengukur kemampuan seseorang di bidang akademik umum. Tes ini
juga diidentikkan dengan tes kecerdasan seseorang. Saat ini, TPA dijadikan sebagai
salah satu tes standar penerimaan pada Perguruan Tinggi untuk jenjang S2 dan S3.
Bahkan ada beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia yang juga menyaring mahasiswa
tingkat S1. Selain itu, TPA juga dipergunakan secara luas sebagai standar penyaringan
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), maupun pegawai swasta. Bahkan kenaikan
pangkat setingkat manajer juga seringkali mempersyaratkan TPA dengan skor
minimum tertentu.
(Ricky Fachreza. 2014) Menurut hasil penelitian para ahli, siswa yang
mempunyai skor TPA lebih tinggi pada umumnya menyelesaikan studi di perguruan
tinggi lebih cepat dibandingkan dengan siswa yang mempunyai skor yang lebih
rendah. Materi soal TPA biasanya terdiri atas 3 subtes yaitu:
1) Verbal (tes persamaan kata, tes lawan kata, dan analogi verbal).
2) Kuantitatif/Numerik (tes number, tes seri, tes arismetik, dan logika arismetik).
3. Ruang lingkup : Proses pengolahan data mengenai sistem kerja Test Potensi
Akademik
Tahap selanjutnya yaitu problem analysis. Tujuan dari analisa masalah adalah
mempelajari masalah yang terjadi. Tahapan yang dilakukan adalah mendefinisikan
masalah menggunakan Cause and Effect Analysis. Tujuan dari problem analysis
adalah mempelajari masalah yang terjadi. Tahapan yang dilakukan adalah
mendefinisikan masalah menggunakan tools Cause and Effect Analysis
Tabel 1 Cause and Effect Analysis
skoring
dalam menemukan
skoring
(Riswanto2, 2015) Hasil uji coba terhadap 20 responden siswa kelas 6 SD
menunjukkan hasil bahwa Paket Soal 1 sebanyak 97,5% soal dinyatakan valid dan
reliabilitas soal sebesar 0,852 termasuk dalam kategori reliabilitas sangat tinggi.
27,5% soal dengan kategori mudah, 70% soal dengan kategori sedang dan 2,5 % soal
dengan kategori sukar. Daya pembeda sebesar 25% kategori jelek, 25% kategori
cukup, 30% kategori baik, 20% kategori sangat baik dan tidak ada butir soal yang
dibuang atau diganti. Paket Soal 2 sebanyak 97,5% soal dinyatakan valid dan
reliabilitas soal sebesar 0,841 termasuk dalam kategori reliabilitas sangat tinggi.
42,5% soal dengan kategori mudah, 50% soal dengan kategori sedang dan 3 % soal
dengan kategori sukar. Daya pembeda sebesar 35% kategori jelek, 25% kategori
cukup, 25% kategori baik, 15% kategori sangat baik dan tidak ada butir soal yang
dibuang atau diganti. Paket Soal 3 sebanyak 99% soal dinyatakan valid dan reliabilitas
soal sebesar 0,826 termasuk dalam kategori reliabilitas sangat tinggi. 40% soal dengan
kategori mudah, 52,5% soal dengan kategori sedang dan 7,5 % soal dengan kategori
sukar. Daya pembeda sebesar 27,5% kategori jelek, 32,5% kategori cukup, 27,5%
kategori baik, 12,5% kategori sangat baik dan tidak ada butir soal yang dibuang atau
diganti. Paket Soal 4 sebanyak 92,5% soal dinyatakan valid dan reliabilitas soal
sebesar 0,870 termasuk dalam kategori reliabilitas sangat tinggi. 35% soal dengan
kategori mudah, 52,5% soal dengan kategori sedang dan 12,5 % soal dengan kategori
sukar. Daya pembeda sebesar 27,5% kategori jelek, 25% kategori cukup, 20%
kategori baik, 27,5% kategori sangat baik dan tidak ada butir soal yang dibuang atau
diganti. Paket Soal 5 sebanyak 97,5% soal dinyatakan valid dan reliabilitas soal
sebesar 0,889 termasuk dalam kategori reliabilitas sangat tinggi. 37,5% soal dengan
kategori mudah, 57,5% soal dengan kategori sedang dan 5 % soal dengan kategori
sukar. Daya pembeda sebesar 17,5% kategori jelek, 22,5% kategori cukup, 27,5%
kategori baik, 32,5% kategori sangat baik dan tidak ada butir soal yang dibuang atau
diganti. Hasil uji coba desain aplikasi TPA Numerik menunjukkan hasil bahwa
diperoleh rata-rata persentase sebesar 86,17% dan desain aplikasi TPA Numerik ini
termasuk dalam kategori baik.
(Made Hendra Yudha Saputra, 2016) Pengujian Aplikasi Simatik berbasis
Multi Platform dilakukan dengan beberapa cara dan mendapatkan hasil sebagai
berikut. Yang pertama yaitu Pengujian Uji Ahli Isi yang mendapatkan hasil persentase
sebesar 82,9 % dengan kategori baik dan revisi sedikit. Kedua adalah pengujian
blackbox yang mendapatkan hasil semua fitur pada aplikasi ditampilkan sesuai
dengan yang diharapkan. Ketiga adalah pengujian dengan menggunakan whitebox
testing dimana semua source code serta logika – logika yang ada berjalan dengan baik
dan tidak ada error yang terjadi. Hasil uji yang keempat yaitu uji usability yang
menunjukkan bahwa aplikasi sudah dapat berjalan sesuai dengan fungsi yang
diharapkan dengan presentase hasil uji sebesar 95,6 % dan kategori sangat baik
dimana dengan presentase masing masing kategori yaitu Learnability 96 %, Eficiency
95,2 %, Memorability 94,8 %, Error 94,8 %, dan Satisfaction 96,6 %. Untuk hasil uji
responden, aplikasi Simatik berbasis Multi Platform mendapatkan presentase hasil uji
sebesar 100 % dengan kategori sangat baik. Secara keseluruhan, hasil uji sudah
berjalan dengan lancar dan dapat disimpulkan aplikasi Simatik berbasis Multi
Platform layak digunakan dalam latihan soal-soal yang terkait dengan Tes Potensi
Akademik (TPA).
(Adam Joyo Pranoto, 2017) Berdasarkan hasil pengujian dan evaluasi dari
penggunaan tes potensi akademik berbasis komputer ini menunjukkan bahwa
perangkat lunak berbasis web ini dapat digunakan dengan mudah oleh pengguna dan
pengelola. Selanjutnya penerapan tes potensi akademik berbasis komputer ini
memiliki fungsi fleksibel berupa pemanfaatan sebagai media latihan maupun
mengukur kemampuan pengguna dalam menjawab pertanyaan pada tes potensi
akademik.
(Lesmana, 2017) Berdasarkan uji coba yang dilakukan dari 5 data (3 data
jurusan IPA dan 2 data jurusan IPS) yang didapat dari Lembaga P2TKP menunjukkan
bahwa aplikasi 100% sama dengan hasil penghitungan manual. Hal ini menunjukkan
bahwa Aplikasi Tes Potensi Akademik untuk Pengarahan Program Studi ini sudah
akurat dan dapat digunakan oleh pihak P2TKP dalam mengolah Tes Potensi
Akademik untuk Pengarahan Program Studi.
(I NENGAH SARWA, 2015) Prestasi belajar dalam penelitian ini dapat diartikan
sebagai gambaran tentang hasil belajar mahasiswa dan hasil kerja dosen dalam
kemampuan mengelola dan melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran yang
diembannya, didasarkan rasa tanggungjawab profesionalisme yang dimiliki, sesuai
dengan ukuran yang berlaku bagi pekerjaannya. Dari hasil analisis terlihat bahwa
secara normatif prestasi belajar berada pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata
sebesar 79,23 dan simpangan baku sebesar 8,264. Sangat tingginya hasil belajar 10
mahasiswa sesuai dengan hasil penelitian ini juga dibuktikan melalui data empirik
bahwa mahasiswa memang lebih semangat khususnya dalam mata kuliah praktik
karawitan. Di samping itu keuletan para pengajar dalam mengelola pembelajaran,
fasilitas yang memadai, komunikasi sesama tricivitas akademika yang memberikan
atmosfer akademik yang baik sehingga prestasi belajar mahasiswa sangat tinggi.
Kemudian, skor potensi akademik yang secara normatif berada pada kategori sedang,
dengan rata-rata 91,54 dan standar deviasi 15,365. Potensi akademik dalam penelitian
ini dapat diartikan sebagai kemampuan awal yang dimiliki mahasiswa dalam
mengikuti perkuliahan, yang meliputi kemampuan logika matematika, kemampuan
bahasa verbal, serta kemampuan spasial ruang. Kuat hubungan antara potensi
akademik dengan prestasi belajar karawitan dinyatakan oleh koefisien korelasi 0,720
dan sumbangan efektif sebesar 28,35 %. Dengan adanya korelasi yang signifikan dan
linear dengan prestasi belajar mahasiswa, berarti bahwa makin tinggi skor potensi
akademik mahasiswa, makin tinggi pula prestasi belajar karawitan yang akan
dicapainya. Dengan demikian potensi akademik mahasiswa perlu diperhitungkan
dalam seleksi penerimaan calon mahasiswa, sebagai bahan pertimbangan dalam
penyusunan tes seleksi calon mahasiswa. Selanjutnya, juga ditemukan bahwa bakat
kinestetik atau kemampuan gerak dalam mengemukakan baik pikiran, keterampilan,
maupun sikap mahasiswa dalam berkarya memiliki rata-rata sebesar 83,54 dan standar
deviasi sebesar 14,242 yang secara normatif berada pada kategori tinggi. Kuat
hubungan bakat kinestetik dengan prestasi belajar karawitan dinyatakan oleh koefisien
korelasi 0,731 dan sumbangan efektif sebesar 31,72%. Hal ini menyatakan bahwa
terdapat hubungan regresi linear yang positif antara bakat kinestetik dan prestasi
belajar karawitan; artinya makin tinggi skor bakat kinestetik mahasiswa, makin tinggi
pula prestasi belajar karawitan yang akan dicapainya. Ini menunjukkan bahwa bakat
kinestetik dapat memberikan sumbangan yang sangat tinggi dalam meningkatkan
prestasi belajar. Hal ini memberikan bukti bahwa seseorang yang belajar seni memang
perlu mempunyai bekal bakat kinestetik, di samping bakat yang lain yang berkaitan
dengan seni. Temuan lain yang diperoleh dalam penelitian ini adalah motivasi
berprestasi mahasiswa secara normatif berada pada kategori tinggi, dengan rata-rata
sebesar 136,09 dan standar deviasi sebesar 7,979. Motivasi berprestasi dalam
penelitian ini diartikan sebagai dorongan untuk berprestasi, khususnya belajar yang
dimiliki mahasiswa sebagai semangat untuk berusaha dalam mencapai hasil yang
lebih baik dalam belajar. Kuat hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar
karawitan dinyatakan oleh koefisien korelasi 0,719 dan sumbangan efektif sebesar 11
26,99%. Ini menyatakan hubungan regresi linear yang positif antara motivasi
berprestasi dan prestasi belajar karawitan. Artinya makin tinggi skor motivasi
berprestasi mahasiswa, makin tinggi pula prestasi belajar karawitan yang akan
dicapainya. Mahasiswa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi tidak semata-
mata belajar karena ada tes, tetapi lebih pada rasa tanggung jawab atas tugas sebagai
mahasiswa untuk belajar demi harapan hidup yang lebih baik pada masa yang akan
datang. Pembahasan lebih jauh adalah mengenai hubungan secara bersamasama
antara potensi akademik dan kategori sedang, bakat kinestetik dengan kategori tinggi,
dan motivasi berprestasi dengan kategori tinggi terhadap prestasi belajar dengan
kategori yang sangat tinggi. Hal ini sepertinya tidak wajar karena kajian pustaka yang
ada memberikan acuan bahwa variabel bebas yang ada memberikan korelasi yang
positif terhadap variabel terikat. Artinya, variabel bebas dengan kategori tinggi akan
memberikan pengaruh untuk memperoleh variabel terikat yang memiliki kategori
tinggi pula. Namun, dalam penelitian ini, variabel bebas dengan kategori sedang
dalam hal ini potensi akademik, variabel bakat kinestetik dengan kategori tinggi, dan
variabel motivasi berprestasi dengan kategori tinggi secara bersama-sama justru dapat
memberikan sumbangan untuk variabel terikat prestasi belajar dengan kategori yang
sangat tinggi. Kuat hubungan secara bersama-sama antara potensi akademik, bakat
kinestetik, dan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar karawitan dinyatakan oleh
koefisien regresi 0,933 atau determinasi sebesar 87,05%. Di samping sumbangan atau
kontribusi variabel bebas tersebut, ada hal lain yang ikut memberikan sumbangan agar
tercapai prestasi belajar yang sangat tinggi. Hal lain tersebut adalah semua komponen
proses pembelajaran, seperti dosen pengajar, mahasiswa, metode mengajar, situasi
edukatif, dan evaluasi ikut secara signifikan memberikan andil untuk tercapainya
prestasi belajar yang sangat tinggi tersebut.
(Cobit, 2015) Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan diatas, maka
dapat di simpulkan bahwa perangkat lunak dari Aplikasi Tes Potensi Akademik untuk
Pemilihan Penjurusan di SMA Negeri 7 Bogor bebas dari kesalahan sintak maupun
secara fungsional mengeluarkan hasil yang diharapkan
METODOLOGI PENELITIAN
1. Analisis Kebutuhan
Langkah ini merupakan analisis terhadap kebutuhan sistem. Pengumpulan
data dalam tahap ini bisa melakukan sebuah penelitian, wawancara atau studi
literatur. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirement atau bisa
dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user dalam pembuatan
sistem. Dokumen ini yang akan diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman.
2. Desain Sistem
Tahapan dimana dilakukan penuangan pikiran dan perancangan sistem
terhadap solusi dari permasalahan yang ada dengan menggunakan perangkat
pemodelan sistem seperti diagram alir data (data flow diagram), diagram hubungan
entitas (entity relationship diagram) serta struktur dan bahasan data.
3. Penulisan Kode Program
Penulisan kode program atau coding merupakan penerjemahan design dalam
bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Dilakukan oleh programmer yang akan
menerjemahkan permintaan user. Tahapan ini yang merupakan tahapan secara
nyata dalam mengerjakan suatu sistem. Setelah pengkodean selesai maka akan
dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah
menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut dan kemudian bisa
diperbaiki.
4. Pengujian Program
Tahapan akhir dimana sistem yang baru diuji kemampuan dan
keefektifannya sehingga didapatkan kekurangan dan kelemahan sistem yang
kemudian dilakukan pengkajian ulang dan perbaikan terhadap aplikasi menjadi
lebih baik dan sempurna.
5. Penerapan Program dan Pemeliharaan
Perangkat lunak yang sudah disampaikan kepada pelanggan pasti akan
mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa karena mengalami kesalahan
karena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan lingkungan (periperal atau
sistem operasi baru) baru atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan
fungsional.
BAB 4
DAFTAR PUSTAKA
Cobit, I. M. (2015). Jurnal Informasi Volume VII No.2 / November / 2015, VII(2), 33–47.
Dwiantoro, J. A. (2016). APLIKASI TES POTENSI AKADEMIK UNTUK PENGARAHAN PROGRAM STUDI
BERBASIS WEB.
Fachreza, R. (2014). PERANCANGAN WEB TES POTENSI AKADEMIK ONLINE BERBASIS PHP DAN MYSQL
DEPARTEMEN MATEMATIKA.
HAKIM, H. (2016). Aplikasi Tes Potensi Akademik (TPA) Sebagai Syarat Masuk Perguruan Tinggi, 1–6.
Hendra, M., Saputra, Y., Arthana, I. K. R., & Santyadiputra, G. S. (2016). Simatik : Aplikasi Simulasi Bank
Soal Tes Potensi Akademik ( Tpa ) Berbasis Multi Platform, 5(2), 823–832.
Lesmana, I. (2017). Aplikasi Tes Akademik Untuk Pendaftaran Sekolah.
Pranoto, A. J. (2017). Sistem Tes Potensi Akademik (TPA) Berbasis Web untuk Pelatihan dan Peningkatan
Penguasaan Materi Potensi Akademik.
Pratama, P. B., & Setiawan, H. (2014). Perancangan Aplikasi Tes Potensi Akademik Menggunakan
Metode Framework For The Application Of System Thinking ( FAST ).
Riswanto2, I. (2015). Rancang Bangun Tes Potensi Akademik Menggunakan PHP.
Rulyana, D. (2014). the Determination of Academic Potential, (c), 1–15.
Santosa, A. B. (2014). Seleksi Calon Mahasiswa Baru Terhadap Kualitas Lulusan Menggunakan Tes
Potensi Akademik. Karya Ilmiah Dosen, 1(1), 51–57.
Sanusi, A. (2015). Tes Potensi Akademik dalam seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS),
105.
SARWA, I. N. (2015). Pembangunan Aplikasi Tes Potensi Akademik Menggunakan Framework
CodeIgniter.
Sumadikarta, I. (2016). Rancang bangun aplikasi tes potensi akademik (generik), 1(2), 14–29.
Tutdianah, H. (2014). APLIKASI TES POTENSI AKADEMIK ONLINE SEBAGAI ALAT BANTU PROSES
PEMBELAJARAN BAGI CALON SKRIPSI Disusun Oleh : FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN ” JAWA TIMUR.