Askep Komunitas Pada PETANI
Askep Komunitas Pada PETANI
Disusun Oleh:
NURUL CHOTIMAH
070115B060
2016
A. TINJAUAN LITERATUR
1. Batasan
Petani adalah orang yang melakukan kegiatan bercocok tanam hasil
bumi atau memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh
kehidupan dari kegiatannya itu. Petani sebagai pngelola usaha tani berarti
ia harus maengambil berbagai keputusan didalam memanfaatkan lahan
yang dimiliki untuk keesejahteraan hidup keluarga (Rodjak, 2006)
Hingga saat ini masalah kesehatan praktisi pertanian, terutama
petani, kurang diperhatikan. Baik para petani sendiri yang acuh terhadap
penggunaan alas kaki, maupun pemerintah dan LSM yang kurang
tanggap menghadapi permasalahan tersebut. Pola kerja yang tidak baik
ini sulit untuk diubah, jika tidak ada korelasi atau kerja sama antara
petani dengan berbagai macam profesi kesehatan, baik dari pemerintah
maupun swasta (LSM). Kebiasan tidak memakai alas kaki ketika
bersawah banyak ditemui di Indonesia karena kurangnya pengetahuan
para petani akan pentingnya menjaga keselamatan dan kesehatan kerja di
sawah. Kebiasaan tersebut pada akhirnya dapat mengakibatkan berbagai
macam penyakit, mulai dari infeksi ringan sampai yang menyebabkan
kematian. Oleh karena itu, sebagai masyarakat dari negara agraris, sudah
sepatutnya kita saling mengingatkan dan membantu memelihara
kesehatan masyarakat tani sebagai asset kontinuitas produksi pertanian
Indonesia.
Para petani dengan kapasitas kerja dan beban kerja yang berat
masih harus mengalami resiko atau ancaman bahaya yang berasal dari
lingkungan kerja mereka. Beberapa penyakit atau gangguan yang
berhubungan dengan pekerjaan petani yang ditemukan dalam penelitian
ini adalah :
a. Dermatitis (dermatosis akibat kerja).
b. Gangguan yang berhubungan dengan masalah ergonomik seperti
backpain, myalgia.
c. Penyakit-penyakit pernafasan dengan kelainan ventilasi obstruktif
dan restriktif.
d. Keracunan pestisida.
2. Program kesehatan
a. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja daengan mengurangi
jumlah kejadian kecelakaan kerja.
b. Menurunan resiko penyakit akibat kerja.
c. Mengurangi transmisi penyakit menular antara pekerja.
d. Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit,dan pendidikan kesehatan.
e. Mengintervensi kasus – kasus non kedaruratan dan memberikan
pertolongan pertama pada kecelakaan.
(Mubarok, dkk., 2006)
B. PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Kisi-kisi kajian
1) Indikator hasil akhir
a) Angka kesakitan:
- ISPA
- Nyeri punggung
- Iritasi kulit
2) Indikator hasil antara
Prilaku:
a) Pengetahuan:
- Mengetahui tentang dampak dari pestisida dan dampak
tidak menggunakan APD saat bekerja
b) Sikap:
- Pola pikir tentang pentingnya penggunaan APD
- Motivasi menggunakan APD saat bekerja
- Kepatuhan untuk menggunakan APD
c) Keterampilan:
- Memakai masker saat melakukan penyemprotan
- Memakai sarung tangan saat mencampur pupuk
- Memakai alas kaki saat bekerja
d) Pelayanan kesehatan:
- Puskesmas
- Klinik
- Bidan
e) Lingkungan
- Kebersihan lingkungan
- Irigasi
- Sosialisasi
- Kesehatan lingkungan
b. Hasil kajian
1) Distribusi jenis kegiatan petani
No Jenis Kegiatan frekuensi prosentase
1 Mencangkul 29 49%
2 Membajak 7 12%
3 Memberikan pupuk 20 34%
4 lain-lain 3 5%
jumlah 59 100%
Jenis Kegiatan
5% Mencangkul
34% Membajak
49%
Memberikan
pupuk
lain-lain
12%
Pemakaian Masker
7%
ya
tidak
93%
83%
47% ya
53% tidak
83%
No Pengetahuan tentang dampak frekuensi prosentase
tidak menggunakan APD
1 pernah 5 17%
2 Tidak 25 83%
jumlah 30 100%
83%
b. Diagnosa Keperawatan
Risiko terjadinya masalah kesehatan terkait gangguan pernafasan
dan penyakit kulit pada petani di RW VII Dusun Blater Kidul
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan perilaku tidak
menggunakan APD saat bekerja, yang dimanifestasikan dengan
Warga yang bekerja sebagai petani tidak menggunakan alat
pelindung diri (masker 93%, sarung tangan 83%, alas kaki 53%) saat
bekerja di sawah, warga yang bekerja sebagai petani tidak
mengetahui dampak penggunaan pestisida sebanyak 83%, warga
yang bekerja sebagai petani tidak mengetahui dampak tidak
menggunakan APD saat bertani, sebanyak 83%, Warga yang bekerja
sebagai petani sering mengalami keluhan setelah bertani, yaitu nyeri
punggung 43%, pusing 27%, gatal 19%
3. Perencanaan Keperawatan Komunitas
1. Diagnosa Keperawatan
Risiko terjadinya masalah kesehatan terkait gangguan pernafasan dan
penyakit kulit pada petani di RW VII Dusun Blater Kidul berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan dan perilaku tidak menggunakan APD saat
bekerja, yang dimanifestasikan dengan Warga yang bekerja sebagai petani
tidak menggunakan alat pelindung diri (masker 93%, sarung tangan 83%,
alas kaki 53%) saat bekerja di sawah, warga yang bekerja sebagai petani
tidak mengetahui dampak penggunaan pestisida sebanyak 83%, warga
yang bekerja sebagai petani tidak mengetahui dampak tidak menggunakan
APD saat bertani, sebanyak 83%, warga yang bekerja sebagi petani sering
mengalami keluhan setelah bertani, yaitu nyeri punggung 43%, pusing
27%, gatal 19%
2. Jenis Implementasi
Pendidikan kesehatan tentang kesehatan kerja, macam-macam APD dan
cara penggunaannya
3. Tujuan Implementasi
a. Pengetahuan petani tentang pentingnya APD meningkat
b. Perilaku petani dalam menggunakan APD semakin baik
4. Keterkaitan Tujuan dengan Penanganan Diagnosis
Diharapkan setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan seluruh
petani di Dusun Blater Kidul Desa Jimbaran dapat meningkatkan upaya
untuk mengoptimalkan kesehatan kerja dengan menggunakan APD saat
bekerja
5. Sasaran Masyarakat
Seluruh petani di RW VII Dusun Blater Kidul
6. Waktu dan Tempat
Implementasi dilaksanakan hari minggu, 12 Juni 2016 jam 10.00 WIB di
posko Praktik Komunitas RT 01 RW VII Dusun Blater Kidul, Desa
Jimbaran
7. Evaluasi/Hasil Tindakan
a. Petani kooperatif dan antusias mengikuti pendidikan kesehatan
b. Evaluasi saat diberikan pertanyaan:
1) Petani mampu menjelaskan pengertian Alat Pelindung Diri
2) Petani mampu menyebutkan macam-macam Alat Pelindung Diri
3) Petani petani mampu menyebutkan pentingnya menggunakan
Alat Pelindung Diri saat bertani
4) Petani mampu menjelaskan cara memakai Alat Pelindung Diri
yang baik dan benar
8. Kendala/Hambatan
a. Kedatangan petani kurang tepat waktu
b. Pada saat kegiatan dimulai listrik mati beberapa saat
5. Evaluasi Hasil Keperawatan Komunitas
Hasil
Pendukung Penghambat
Penanggung
Masalah kesehatan Tujuan Kegiatan Sasaran waktu
jawab
Risiko terjadinya masalah Setelah dilakukan asuhan keperawatan Sosialisasi Petani di Kegiatan 1. Eko Susilo,
kesehatan terkait komunitas diharapkan : mengenai RW VII dilaksanakan S.Kep., Ns.,
gangguan pernafasan dan kesehatan Dusun 1 bulan sekali M.Kep.
a. Petani mengetahui masalah kesehatan
penyakit kulit pada petani petani Blater
yang berisiko pada pekerjaannya, 2. Nurul
di RW VII Dusun Blater Kidul,
terutama mengenai gangguan Chotimah
Kidul berhubungan Desa
pernafasan dan penyakit kulit
dengan kurangnya Jimbaran
pengetahuan dan perilaku b. Petani aktif dalam kegiatan
tidak menggunakan APD perkumpulan kelompok tani saat
saat bekerja. membahas kesehatan petani