Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

Perspektif Keperawatan Kesehatan Reproduksi

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen Pengampu :

Hj. Zainab, S.SiT, M.Kes

OLEH :

Melianti

NIM. P07120118083

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

JURUSAN KEPERAWATAN

BANJARBARU

2020
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam
semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya.
Bertujan memberikan pelayanan kesehatan reproduksi kepada setiap individu dan
pasangannya secara komprehensif agar setiap individu mampu menjalani proses
reproduksinya secara sehat dan bertanggung jawab.
Sedangkan tujuan khusus dari kesehatan reproduksi yaitu meningkatkan
kemandirian wanita, peran dan fungsi reproduksinya, meningkatkan tanggung
jawab sosial wanita, meningkatkan tanggung jawab sosial laki-laki.
Meningkatandukungan pria dalam membuat keputusan, mencari informasi dna
pelayanan yang memenuhi kesehatan reproduksi. Faktor yang berpengaruh
terhadap masalah kesehatan reproduksi antara lain; sosial ekonomi, budaya,
lingkungan, psikologi, dan biologi.
Dalam pendekatan siklus hidup dikenal lima tahap, yaitu konsepsi, bayi
dan anak, remaja, usia subur dan usia lanjut.
Hak-hak kesehatan reproduksi sebagai berikut:
1. Hak Hidup
2. Hak menikah
3. Hak hamil atau tidak hamil
4. Hak seksualitas
5. Hak menggunakan kontrasepsi
6. Hak terbebas dari PMS
7. Hak mendapatkan informasi dan pelayanan yang berkualitas

Ruang lingkup kesehatan reproduksi adalah sebagai berikut:


1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir (safe motherhood)
Isu yang terdapat disini adalah biasanya sikap keluarga yang cenderung
mengutamakan laki-laki sehingga perempuan kurang mendapatkan asupan
nutrisi yang baik. Selain itu adanya tuntutan tetpa bekerja, ketidakmampuan
perempuan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kesehatan
dirinya, peristiwa kehamilan dianggap biasa sehingga tidak perlu mendapat
perhatian dari suami atau anggota keluarga, keguguran banyak terjadi karena
kehamilan yang tidak diinginkan, bayi dianggap sebagai tanggung jawab oleh
ibunya sehingga pihak laki-laki tidak banyak berperan, serta istri selalu
menjadi pihak pertama yang disalahkan dalam masalah infertilitas.
Safe motherhood berfokus menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Intervensi yang dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan yang
berkualitas, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, kunjungan pasca
melahirkan, penyuluhan kesehatan ASI, KB dll

2. Keluarga berencana
Dalam keluarga berencana perempuan dianggap kesertaan utama dalam
KB dan partisipasi laki-laki dalam program KB sangat kecil dan kurang,
perempuan tidak mempunyai kekuatan untuk memutuskan metode
kontrasepsi yang diinginkan, dan efek samping KB lebih dirasakan oleh
perempuan.
Keluarga berencana berfokus meningkatkan dan mempertahankan jumlah
peserta KB dengan menjaga dan kelangsungan pemakaian alat kontrasepsi,
meningkatan mutu pelayanan KB dan manajemen pelaksana.

3. Kesehatan reproduksi remaja


Yang termasuk permasalahan kesehatan reproduksi remaja yaitu
perilaku beresiko oleh remaja, kurangnya akses pelayanan kesehatan,
kurangnya informasi yang benar, akses informasi yang salah tanpa disaring,
masalah IMS termasuk HIV/AIDS, tindak kekerasan seksual, kehamilan dan
persalinan di usia muda yang beresiko kematian pada ibu dan bayi, serta
kehamilan yang tidak diinginkan yang seringkali menjurus ke arah aborsi
yang tidak aman. Hak kesehatan reproduksi remaja yaitu:
a. Hak menjadi diri sendiri
b. Hak mendapat informasi
c. Hak atas sehat/kesehatan
d. Melindungi diri dan dilindungi
e. Hak mendapatkan layanna kesehatan
f. Dilibatkan dalam keputusan
g. Hak berbagi informasi
Kespro remaja berfokus pada peningkatan pengetahuan kespro pada
remaja dan mecegah kehamilan pada usai muda. Dengan kegiatan
pencatatandan pelaporan kegiatan kespro pada remaja, KIE dan gizi remaja
putri.

4. Infeksi menular seksual


Di sini, biasanya perempuan selalu dijadikan objek intervensi
pemberantasan IMS, penjaja seks selalu menjadi objek tudingan sumber
penularan, dampak IMS lebih berat bagi kespro perempuan dan istri sering
disalahkan apabila suami mengalami IMS. HIV/AIDS termasuk salah satu
IMS, HIV dapat dicegah melalui cara A,B,C,D dan E.
Focus dari PMS dan HIV/AIDS yiatu mencegah dan menurunkan
kejadian PMS dan HIV/AIDS, dengan kegiatan promosi kondom, kesdaran
bahaya dan PMS dan HIV/AIDS, mutu pelayanan dan pelatiahan untuk
petugas.

5. Kesehatan reproduksi usia lanjut


Yaitu program yang ditujukan kepada penduduk perempuan yang
berusia 50 tahun dan memasuki usia menopause dan laki-laki yang telah
memasuki usia andropause. Masalah gangguan kesehatan reproduksi pada
masa menopause diantaranya ialah nyeri tulang punggung, nyeri waktu
senggama, meningkatnya insiden jantung coroner dan keganasan demensia
tipe Alzheimer. Sedangkan gangguan kesehatan pada masa andropause yang
berkaitan dengan penurunan fungsi hormone androgen dan testosteron
diantaranya adalah impotensi, keluhan tulang dan sendi, dan pembesaran
kelenjar ataupun kanker kelenjar prostat.
6. Gender dan kekerasan terhdap perempuan
Menurut data dari KOMNAS Perempuan, data perempuan yang
menjadi korban kekerasan semakin meningkat setiap tahunnya. Data terakhir
dari KOMNAS perempuan, pada tahun 2008 terjadi 54.425 kasus kekerasan
terhadap perempuan.

Dari keenam komponen kesehatan reproduksi tersebut, kesehatan ibu dna


bayi baru lahir, keluarga berencana, kespro remaja dan PMS, HIV/AIDS
merupakan komponan utama dari kesehatan reproduksi yang terdapat dalam
pelayanan kesehatan reproduksi ensesial (PKRE). Sedangkan pelayanan kesehatan
reproduksi komprehensif (PKRK) merupakan PKRE yang ditambah dengan
pelayanan usia lanjut.

Anda mungkin juga menyukai