Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners


Departemen Keperawatan Jiwa
di Ruang 23 Empati RS. Dr. Saiful Anwar Malang

Disusun oleh:
VITARA DARU RAHMI
190070300111026

PROGRAM PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Pengertian
Perawatan diri di definisikan sebagai memilih perilaku yang baik untuk melawan
stress fisik dan emosional (Hogan, 2016).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan serta toileting) kegiatan itu harus bisa
dilakukan secara mandiri (Herman, 2011).
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan
(Ana, 2015). Self Care Defisit menjelaskan hubungan antara kemampuan seseorang
dan kekuatan untuk mencapai tujuan selfcare. Defisit perawatan diri tidak mengacu
pada batasan tertentu, tetapi menetapkan hubungan antara apa individu yang
mampu dengan kebutuhan. Ketika selfcare deficit didirikan, intervensi keperawatan
profesional yang dibuat untuk beberapa waktu untuk mengkompensasi itu Orem
menyebutnya Terapi Perawatan Diri Demand.

B. Jenis-jenis Defisit Perawatan Diri


Jenis-jenis defisit perawatan diri menurut nanda 2017 terdiri dari :
1. Defisit perawatan diri: Mandi
2. Defisit perawatan diri: Perawatan Ganti Pakaian
Menurut Yosep (2011) bahwa defisit perawatan diri dalam makan dan minum serta
eliminasi ialah:
1. Defisit perawatan diri: Makan dan Minum
2. Defisit perawatan diri: Eliminasi
Jenis Perawatan Diri (Hartwerg, 2016)
1. Pemeliharaan asupan yang cukup dari udara
2. Pemeliharaan asupan air yang cukup
3. Pemeliharaan asupan yang cukup dari makanan
4. Penyediaan perawatan yang terkait dengan proses eliminasi dan kotoran
5. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
6. Pemeliharaan keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial
7. Pencegahan bahaya bagi kehidupan manusia, fungsi manusia, dan
kesejahteraan manusia.
8. Promosi fungsi manusia dan pembangunan dalam kelompok sosial sesuai
dengan manusia potensial, dikenal keterbatasan manusia, dan keinginan untuk
menjadi normal.
C. Etiologi
Menurut Keliat (2007), masalah kurang perawatan diri meliputi penyebab
antara lain: faktor predisposisi meliputi perkembangan, biologis, kemampuan realitas
turun, sosial. Faktor Prespitasi menurut Herman (2011) ialah penurunan motivasi,
kerusakan kognisi serta cemas, lelah yang dialami klien sehingga kurang perawatan
diri.

D. Tanda dan Gejala


Menurut Herman (2011) tanda gejala defisit perawatan diri ialah:
1. Mandi/Hygine
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh
atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu, atau aliran air mandi,
mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar
kamar mandi.
2. Berpakaian/Berhias
a. Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan
pakaian
b. Menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga
memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih
pakaian, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan
kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan,
mengambil pakaian, dan mengenakan sepatu.
3. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,
menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, membuka container,
memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu
memasukkannya ke mulut, melengkapi makanan, mencerna makanan menurut
cara yang di terima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna
cukup makanan dengan aman.
4. BAB/BAK
a. Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi
pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah bab/bak dengan tepat,
dan menyiram toilet atau kamar kecil.
b. Keterbatasan perawatan diri di atas biasanya diakibatkan karena stressor
yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga
diri rendah), sehingga dirinya tidak mau menggurus atau merawat dirinya
sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan, maupun
bab/bak. Bila tidak dilakukan intervensi oleh perawat, maka kemungkinan
klien bisa mengalami masalah resiko tinggi isolasi sosial.

E. Proses Terjadi
Masalah Data yang perlu dikaji
keperawatan
Defisit Subjektif:
perawatan diri a. Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingi, atau di RS
tidak tersedia alat mandi

b. Klien mengatakan dirinya malas berdandan

c. Klien mengatakan ingin disuapi makan

d. Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah BAK


atau BAB.

Objektif:
a. Ketidakmampuan mandi, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor,
kulit berdaki, bau, serta kuku panjang dan kotor.

b. Ketidakmampuan berpakaian atau berhias, ditandai dengan rambut


acak-acakan, pakaian kotor atau tidak rapi, pakaian tidak sesuai,
tidak bercukur dan tidak berdandan (wanita).

c. Ketidakmampuan makan secara mandiri yang ditandai dengan tidak


mampu mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan
tidak pada tempatnya.

d. Ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri ditandai dengan


BAB atau BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri
dengan baik setelan BAB atau BAK.
F. Rentan Respon

Adaptif                                                                                   Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan diri Tidak melakukan


seimbang kadang tidak perawatan diri pada saat
stress

1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu untuk
berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih
melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak: saat klien mendapatkan stresor kadang –
kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya,
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa
melakukan perawatan saat stresor.

G. Pohon Masalah
Pohon Masalah Defisit perawatan Diri (Herman, 2011)

Effect Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Care Problem Defisit Perawatan Diri

Causa Harga Diri Rendah Kronis

Koping Individu Tidak Efektif

H. Diagno
Presipitasi Predisposisi
sa - Ditinggal orang - Kepribadian
yang dia cintai introvert
- Kehilangan - Genetik
- Musibah alam - Sosial budaya

Keperawatan
1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri.
2. Defisit perawatan diri
3. Isolasi sosial

STRATEGI PELAKSANAAN DEFISIT PERAWATAN DIRI


PASIEN KELUARGA
SP 1 SP 1
1. Identifikasi masalah perawatan diri: 1. Diskusikan masalah yang dirasakan
kebersihan diri, berdandan, dalam merawat pasien.
makan/minum, BAB/BAK. 2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala,
2. Jelaskan pentingnya kebersihan diri. dan proses terjadinya defisit perawatan
3. Jelaskan cara dan alat kebersihan diri. diri (gunakan booklet).
4. Latih cara menjaga kebersihan 3. Jelaskan cara merawat defisit
diri:mandi dan ganti pakaian, sikat gigi, perawatan diri.
cuci rambut, potong kuku. 4. Latih cara merawat kebersihan diri
5. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk 5. Anjurkan membantu pasien sesuai
latihan mandi, sikat gigi (2 kali per hari), jadwal dan memberikan pujian.
cuci rambut (2 kali per minggu), potong
kuku (1 kali per minggu).

SP 2 SP 2
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
pujian. merawat/ melatih pasien kebersihan
2. Jelaskan cara dan alat untuk diri. Beri pujian.
berdandan. 2. Bimbing keluarga membantu pasien
3. Latih cara berdandan setelah berdandan.
kebersihan diri: sisiran, rias muka untuk 3. Anjurkan membantu pasien sesuai
perempuan, sisiran, cukuran untuk pria jadwal dan memberi pujian
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
kebersihan diri dan berdandan

SP 3 SP 3
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
berdandan. Beri pujian. merawat/ melatih pasien kebersihan diri
2. Jelaskan cara dan alat makan dan dan berdandan. Beri pujian.
minum. 2. Bimbing keluarga membantu makan
3. Latih cara makan dan minum yang baik. dan minum pasien
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk 3. Anjurkan membantu pasien sesuai
latihan kebersihan diri, berdandan dan jadwal dan memberi pujian
makan dan minum yang baik

SP 4 SP 4
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri, 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
berdandan dan makan dan minum. Beri merawat/ melatih pasien kebersihan
pujian. diri, berdandan, makan dan minum. Beri
2. Jelaskan cara BAB dan BAK yang baik. pujian.
3. Latih BAB dan BAK yang baik. 2. Bimbing keluarga merawat BAB dan
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk BAK pasien.
latihan kebersihan diri, berdandan dan 3. Jelaskan follow up ke PKM, tanda
makan dan minum yang baik, BAB dan kambuh, rujukan
BAK. 4. Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan memberi pujian.

SP 5 SP 5
1. Evaluasi kegiatan latihan perawatan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
diri: kebersihan diri, berdandan, makan merawat pasien kebersihan diri,
dan minum, BAB dan BAK. Beri pujian. berdandan, makan dan minum, BAB
2. Latih kegiatan harian. dan BAK. Beri pujian.
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri 2. Nilai kemampuan merawat pasien.
4. Nilai apakah perawatan diri telah baik 3. Nilai kemampuan keluarga melakukan
kontrol ke PKM.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri
SP-1 Pasien: Defisit Perawatan Diri Pertemuan Ke-1
Orientasi
Salam terapeutik
“Selamat pagi, perkenalkan nama saya perawat Anisa. Saya adalah Mahasiswa
Keperawatan UMM yang sedang praktek disini. Saya praktek disini selama 6 hari.
Nama kamu siapa ya? Senangnya dipanggil apa? Oh jadi anda senangnya dipanggil
ibu/bapak saja”.
Evaluasi/Validasi
“Saya lihat dari tadi ibu/bapak menggaruk-garuk kepala, gatal ya?”
Kontrak
Topik: “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang kebersihan diri?”
Waktu:“Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke, jadi ibu/bapak maunya kita
ngobrol-ngobrolnya selama 20 menit ya”.
Tempat:“Baiklah mau dimana kita ngobrolnya ibu/bapak? Oh jadi kita ngobrolnya
diruang ini saja ya”.

Kerja (langkah- langkah tindakan keperawatan)


“Berapa kali ibu/bapak mandi dalam sehari? Apakah ibu/bapak sudah mandi hari ini?
Menurut ibu/bapak apa kegunaannya mandi? Apa alasan ibu/bapak sehingga tidak
bisa merawat diri? Menurut ibu/bapak apa manfaatnya kalau kita menjaga
kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik
seperti apa ya? badan gatal, mulut bau, apa lagi?
Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut ibu/bapak yang
bisa muncul ? Betul ada kudis, kutu, dsb”
“Menurut ibu/bapak mandi itu seperti apa? Sebelum mandi apa yang
biasanya ibu/bapak persiapkan? Benar sekali, ibu/bapak perlu menyiapkan pakai ganti
yang berssih, handuk kering, sikat gigi, odol, shampoo dan sabun mandi”
“Menurut ibu/bapak tempat mandi dimana? Benar sekali kita mandi di kamar mandi,
bagaimana kalau kita ke kamar mandi sekarang? Saya akan bantu melakukannya.
Pertama kita gosok gigi dulu dengan sikat gigi, ambil sikat gigi yang sudah di kasih
odol kemudian sikat gigi dengan gerakan memutar dari atas ke bawah kemudian
ibu/bapak berkumur-kumur dengan air bersih. Bagus sekali, sekarang ibu/bapak
buka pakaian, siram seluruh tubuh ibu/bapak dengan air termasuk rambut dan kepala
lalu ambil shampoo sedikit dan gosokkan ke atas kepala ibu/bapak sampai berbusa
lalu bilas sampai bersih. Bagus sekali ibu/bapak, sekarang ambil sabun dan gosokan
keseluruh tubuh ibu/bapak secara merata dan di mulai dari bagian sebelah kanan lalu
siram dengan air sampai bersih, pastikan bersih tidak ada sisa sabun yang
menempel. Setelah selesai di siram dengan air sampai bersih, keringkan tubuh
ibu/bapak dengan handuk kering yang sudah disiapkan. Bagus sekali ibu/bapak
melakukannya. Selanjutnya ibu/bapak menggunakan pakaian bersih yang sudah di
siapkan”.

Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien/subjektif
“Bagaimana perasaan ibu/bapak setelah mandi dan mengganti pakaian? Coba
ibu/bapak sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah ibu/bapak
lakukan tadi? Bagus sekali sekarang ibu/bapak sudah tahu manfaat dan cara mandi
yang baik”.
Evaluasi perawat/ objektif
“Ternyata ibu/bapak masih memiliki kemampuan yang baik dalam menjaga
kebersihan diri. Nah, kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang ya
ibu/bapak”.
Rencana lanjut klien
“Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. ibu/bapak Mau berapa kali sehari
mandi dan sikat gigi? Bagus, dua kali yaitu pagi dan sore. Kalau pagi jam berapa?
kalau sore jam berapa? Beri tanda M (mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B
(bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan”
Kontrak yang akan datang
Topik: “Baik besok kita akan bertemu kembali untuk latihan berdandan”
Waktu: “Kalau begitu kita akan latihan berdandan besok jam 9 pagi setelah
ibu/bapak melakukan kegiatan mandi”
Tempat : “ibu/bapak mau kita ketemu dimana? Kita ketemu di dalam kamar ibu/bapak
besok bagaimana?”
SP-2 Pasien : Defisit Perawatan Diri Pertemuan Ke-2
Orientasi
Salam Terapeutik “ Selamat pagi, masih ingat dengan saya ibu/bapak?
Evaluasi/Validasi: “Saya lihat dari tadi ibu/bapak memegang kepala, kenapa
ibu/bapak? Bagaimana perasaan ibu/bapak setelah melakukan kegiatan mandi?”
Kontrak: Topik: “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang berhias diri?”
Waktu: “Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke, jadi ibu/bapak mau kita
ngobrolnya 20 menit saja ya”.
Tempat: “Baiklah mau dimana kita ngobrolnya ibu/bapak? Oh jadi kita ngobrolnya
diruang ini saja ya”.

Kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)


“Bagaimana perasaan ibu/bapak setelah mandi? Apa yang ibu/bapak lakukan setelah
mandi? Baiklah sekarang kita akan melakukan latihan berdandan”
“Apa ibu/bapak sudah mengganti baju? Untuk pakaian pilihlah yang bersih dan kering.
Berganti pakaian yang bersih 2 kali sehari. Sekarang coba ibu/bapak lakukan
menggangti pakaian. Bagus sekali ibu/bapak kerja yang bagus. Sekarang setelah
menggunakan pakaian yang baik kita akan latihan berdandan supaya ibu/bapak
tampak rapi dan cantik”
“Kira-kira apa alat yang ibu/bapak butuhkan untuk berdandan? Bagus sekali ibu/bapak
alat yang digunakan adalah sisir, bedak dan kaca”
“Setelah ibu/bapak memasang pakaian dengan baik sekarang sisir rambut yang rapi.
Bagus ibu/bapak, sekarang ambil bedak dan bedaki muka ibu/bapak rata dan tipis.
Bagus sekali ibu/bapak bisa melakukan nya dengan baik”.

Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien/subjektif
“Bagaimana perasaan ibu/bapak setelah latihan berdandan?”
Evaluasi perawat/objektif: “ibu/bapak terlihat segar dan cantik/ganteng”
a. Tindakan lanjut klien
“Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. ibu/bapak sehabis ibu/bapak
melakukan kegiatan mandi kemudian melakukan cara berdandan yang baik dan
benar sesuai dengan latihan kita hari ini. Beri tanda M (Mandiri) kalau dilakukan
tanpa disuruh, B (Bantuan) kalau diingatkan dan T (Tidak) tidak melakukan”.
b. Kontrak yang akan datang
“Baik nanti siang kita akan bertemu kembali untuk latihan cara makan yang baik
dan benar” “Kalau begitu kita akan latihan cara makan nanti siang atau sesuai
jadwal makan ibu/bapak” “Siang nanti kita latihan makan yang baik diruang
makan, bagaimana menurut ibu/bapak?”
DAFTAR PUSTAKA
Almonacid, I.F., Alfredo, J.R., & Maria-aurora, B.2016. “Level of anxiety versus self-care
in the preoperative and postoperative periods of total laryngectomy
patients”.Online.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4916977/ .Diakses
pada tanggal 14 Juli 2019 pukul 13.47 WIB.
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Hartwerg, Donna.L & Judith Pickens.2016.”A Concept Analysis of Normalcy within Orem’s
Self-Care Deficit Nursing
Theory”.Online.https://static1.squarespace.com/static/55f1d474e4b03fe7646a4d5d/t
/56feb8e0f850820b9f00a168/1459534056695/Vol22_No01_Spring_2016-
1.pdf.diakses pada tanggal 14 Juli 2019 pukul 13.30 WIB.
Heardman dalam Nanda International. 2012. Diagnosa Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta:Buku Kedokteran EGC.
Hogan Allison. 2016. “The Role of Stress and Self-Care in NursingStudents”.
Online.http://digitalcommons.brockport.edu/cgi/viewcontent.cgi?
article=1135&context=honors. Diaksespada tanggal 14 Juli 2019 pukul 12.55 WIB.
Keliat, B. A., Akemat, Helena, N., & Nurhaeni, H. (2015). Keperawatan kesehatan jiwa
terapi aktivitas kelompok. Jakarta: EGC.
Nur khasanah, Ana.2015.“Defisit Keperawatan Diri”.
Online.http://www.askepkeperawatan.com/2015/10/laporan-pendahuluan-defisit-
perawatan-diri.html. Diakses tanggal 14 Juli 2019 pukul 20:54.
Mamnuah, dkk.2016. Literature review of mental health recovery in Indonesia.
Online.http://dl6.globalstf.org/index.php/jnhc/article/view/1584. Diakses tanggal 14
Juli 2019 pukul 17:46 WIB

Anda mungkin juga menyukai