Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN

PRODUKTIVITAS TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.) VARIETAS PRANCAK PADA


KEPADATAN POPULSI 45.000/HA DI KABUPATEN PAMEKASAN, JAWA TIMUR
Dzulfikar Ali Sauwibi*), M.Muryono.1), F.Hendrayana.2)
Jurusan Biologi FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

ABSTRAK
Pengaruh dosis pupuk N terhadap pertumbuhan dan produktivitas tembakau Prancak telah
dilakukan pada bulan April 2011 sampai Oktober 2011 di lahan perkebunan di Kaduara Barat,
Pamekasan. Dosis nitrogen yang diujikan adalah 30 kg/Ha, 60 kg/Ha, dan 90 kg/Ha. Penelitian
ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga kali ulangan.
Pengambilan sampel tanaman sebanyak 10 tegakan yang dilakukan secara acak. Analisa data
menggunakan Anova diteruskan ke uji Tukey untuk mengetahui beda nyata.
Perlakuan dosis pupuk N tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman,
jumlah daun produksi, panjang daun, lebar daun, luas daun, dan diameter kanopi serta
produktivitas tembakau, yaitu berat basah tanaman dan berat kering tanaman. Dosis pupuk 90
kg/Ha N menunjukkan nilai rata-rata tertinggi pada tinggi tanaman, jumlah daun produksi,
panjang daun, lebar daun, luas daun, dan diameter kanopi serta produktivitas tembakau.
Kata kunci: Prancak, nitrogen, pertumbuhan, produktivitas

ABSTRACT
An experiment was conducted in April 2011 to October 2011 at the plantation in
Kaduara Barat, Pamekasan to study the effect of N rates on growth and productivity. The
dosages of nitrogen treated were 30 kg/Ha, 60 kg/Ha, and 90 kg/Ha. This study was designed
using “Randomize Complete Group Design” with three replications. Plant sampling conducted
as many as 10 plants randomly. Analysis of data using Anova and continued by Tukey’s test to
find out the real difference.
The treatment dosages of fertilizer N did not give significant effect on plants height,
number of leaves producted, leaves length, leaves width, leaves area, and diameter of the
canopies as well as the productivity of tobaccos, wet weight and dry weight of plants. 90 kg/Ha
N fertilizer dosages shows the highest average for plants height, number of leaves producted,
leaves length, leaves width, leaves area, and diameter of the canopies as well as the productivity
of tobaccos.
Key words: Prancak, nitrogen, growth, productivity

*
Corresponding Author Phone: 08175083035
1
Alamat sekarang : Jurusan biologi FMIPA
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
I. PENDAHULUAN populasi 35.000-55.000 tanaman per hektar
Kabupaten Pamekasan merupakan (Soetopo et al., 2006).
salah satu sentra produksi tembakau di Pulau Pemupukan merupakan kegiatan
Madura, bahkan di Jawa Timur pemeliharaan tanaman yang bertujuan untuk
(Soerjandono, 2006). Bagi petani, hasil memperbaiki kesuburan tanah melalui
tembakau dapat menyumbang 60-80% dari penyediaan hara dalam tanah yang
total pendapatan (Murdiyati, Herawati, dan dibutuhkan oleh tanaman. Dalam
Suwarso, 2009). Tanaman tembakau pemupukan, hal penting yang perlu
dibudidayakan pada bulan April atau Mei diperhatikan adalah efisiensi pemupukan.
sampai Agustus atau September Agar pemupukan efektif dan efisien maka
(Soerjandono, 2006). cara pemupukan harus disesuaikan dengan
Hasil tembakau yang berkontribusi kondisi lahan, dengan teknologi spesifik
lebih dari setengah pendapatan petani lokasi, dan dapat memanfaatkan secara
tersebut, hanya mempunyai produktivitas optimal sumber daya alam (Istiana, 2007).
yang rendah, yaitu 0,48 ton/Ha. Hasil ini Tanah pertanian Madura termasuk
masih tertinggal jauh dengan negara-negara lahan kering yang kekurangan nitrogen
lain, seperti Jerman dengan hasil tembakau akibat proses pencucian oleh hujan dan
mencapai 3 ton/Ha, Amerika Serikat dengan penguapan (Sahid, 1986). Untuk mengatasi
hasil 2,3 ton/Ha, Jepang dengan hasil 2,3 hal tersebut dilakukan penambahan nitrogen
ton/Ha, dan Korea dengan hasil 2 ton/Ha. melalui pemupukan sehingga unsur nitrogen
Angka-angka produktivitas ini membuktikan dalam penyusunan bagian vegetatif dapat
bahwa untuk budidaya tanaman tembakau terpenuhi dan dapat diharapkan
Indonesia, khususnya di Kabupaten meningkatkan hasil panen tembakau di
Pamekasan masih kurang intensif Madura, khususnya di Kabupaten
dibandingkan dengan negara-negara Pamekasan.
produsen lainnya (Santoso, 1991). Unsur N yang diserap tanaman
Salah satu komponen teknologi tembakau lebih banyak digunakan
budidaya yang mempengaruhi produksi membentuk asam amino yang berfungsi
tembakau adalah jumlah populasi tiap hektar meningkatkan ukuran sel-sel daun muda
dan pemupukan. Tanaman tembakau (Wiroatmodjo dan Najib, 1995). Rachmad
Madura memiliki ukuran yang lebih kecil dan Djajadi (1991), menunjukkan bahwa
dibandingkan dengan tembakau jenis makin tinggi posisi daun maka semakin
lainnya sehingga jarak tanamnya rapat besar pengaruh pemupukan N terhadap
dengan sistem penanaman tram line, yaitu ukuran daun. Peningkatan nitrogen akan
dua baris tanaman dalam satu gulud. Jarak meningkatkan ukuran daun tetapi
antar baris dalam satu gulud 40-45 cm, jarak menurunkan mutu (Wiroatmodjo dan Najib,
antar tanaman dalam satu baris 30-35 cm 1995). Apabila nitrogen terbatas maka daun
dan jarak antar baris (gulud) 80-90 cm. bagian atas tanaman berwarna hijau
Penggunaan jarak tanam ini dapat mencapai kekuningan, sebaliknya bila nitrogen
meningkat maka warna daun bagian atas
tanaman berwarna lebih hijau (Winarni, tertinggi) pada percabangan terakhir
2000). (Nurhidayati, et al., 2007)
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui dosis nitrogen yang dapat b) Jumlah Daun Produksi
meningkatkan pertumbuhan dan Perhitungan jumlah daun dilakukan
produktivitas Tembakau (Nicotiana tabacum pada semua daun yang telah berkembang
L.) varietas Prancak pada kepadatan (membuka) sempurna (tidak termasuk
populasi 45.000 di Kabupaten Pamekasan, kuncup daun).
Jawa Timur.
c) Panjang dan Lebar Daun
II. METODOLOGI Panjang dan lebar daun yang diukur
Waktu dan Tempat Penelitian adalah pada semua daun yang sudah
Penelitian ini dilaksanakan pada berkembang (membuka) secara sempurna.
bulan April 2011 sampai Oktober 2011 di Panjang diukur mulai pangkal daun hingga
lahan perkebunan di Desa Kaduara Barat ujung. Lebar daun diukur tegak lurus dengan
Kecamatan Larangan Kabupaten pengukuran panjang daun pada bagian daun
Pamekasan, Jawa Timur (7°7’10.73”S dan yang terlebar.
113°36’8.94”).
d) Luas Daun
Alat, Bahan, dan Cara Kerja Luas daun ditentukan dengan metode
Peralatan yang digunakan dalam Gravimetri. Luas daun diketahui pada saat
penelitian ini adalah meteran, kertas daun dipanen dengan cara :
timbang, timbangan, oven, kertas tabel, alat Luas kertas (Lk); Berat kertas (Bk)
tulis, pH meter, dan peralatan pertanian. Maka luas kertas per berat (cm2/gr) =
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini Lk/Bk
adalah bibit tembakau varietas Prancak, Setiap daun digambar pada kertas yang
pupuk SP-36, ZA dan Urea, serta lahan sudah diketahui luas kertas per berat kertas.
pertanian. Pupuk Urea dan ZA digunakan Berat kertas replika daun (Bd).
sebagai perlakuan sedangkan pupuk SP-36
digunakan sebagai pupuk dasar untuk Luas daun = Bd x (Lk/Bk)
pertumbuhan akar dan ketahanan terhadap (Nurhidayati, et al., 2007)
kekeringan. Pertumbuhan vegetatif mulai Untuk menentukan luas daun sebelum panen
diukur pada 21 HST sampai tanaman dilakukan dengan menggunakan konstanta k
berbunga. (konstanta k diperoleh dari perbandingan
antara panjang kali lebar daun dengan luas
Pertumbuhan Vegetatif Tanaman daun yang diperoleh dari metode Gravimetri
a) Tinggi Tanaman pada saat panen).
Tinggi tanaman diukur dengan
menggunakan meteran dari permukaan tanah Konstanta k = Bd x (Lk/Bk)
sampai tinggi maksimum (titik yang (p x l)
p = panjang daun; l = lebar daun
e) Diameter Kanopi kepercayaan 95% diteruskan ke uji Tukey
Diameter kanopi diukur dua kali secara untuk mengetahui beda nyata.
tegak lurus dan dirata-rata hasil kedua
pengukuran tersebut. Diameter kanopi III. HASIL DAN PEMBAHASAN
diukur pada waktu tanaman berbungan Pertumbuhan Vegetatif
(mulai fase generatif). Hasil penelitian pengaruh nitrogen terhadap
pertumbuhan dan produktivitas tembakau,
Produktivitas Tembakau pada perhitungan uji Anova (Analysiss of
a) Berat Basah variance) disajikan dalam Tabel 1
Dipanen keseluruhan bagian
tanaman (daun, batang, dan akar), Tabel 1 Perhitungan Uji Anova
dibersihkan, dikeringanginkan, kemudian N
P-value (umur)
ditimbang. Variabel respon 21 28 35
o
HST HST HST
1 Tinggi tanaman 0.504 0.764 0.925
b) Berat Kering
Jumlah daun
Daun, batang, dan akar dimasukkan 2 produksi 0.596 0.659 0.632
ke dalam oven pada temperatur 100 oC 3 Panjang daun 0.893 0.851 0.876
sampai beratnya konstan, kemudian 4 Lebar daun 0.926 0.789 0.735
ditimbang (Nurhidayati, et al., 2007). 5 Luas daun 0.887 0.771 0.779
6 Diameter kanopi 0.341
7 Berat basah daun 0.603
Data Pendukung
Berat basah
Data pendukung yang diambil adalah 8 batang 0.592
pH tanah, suhu udara, kelembaban tanah, 9 Berat basah akar 0.662
dan sampel tanah. Pengambilan sampel 10 Berat kering daun 0.513
tanah dilakukan sebelum penanaman Berat kering
tembakau, untuk mengetahui kandungan 11 batang 0.39
kimia tanah, yaitu N, P, dan K. 12 Berat kering akar 0.426

Rancangan Penelitian Dari hasil perhitungan Anova didapatkan P-


Penelitian ini dirancang value pada tiap variabel respon
menggunakan Rancangan Acak Kelompok menunjukkan angka >0,05 sehingga dapat
(RAK) dengan perlakuan dosis pupuk N, dikatakan perlakuan dosis pupuk N pada
yaitu F1 = 30 kg/Ha, F2 = 60 kg/Ha, dan F3 variabel respon yang diamati tidak
= 90 kg/Ha, sebanyak tiga kali ulangan berpengaruh nyata.
sehingga jumlah total unit percobaan adalah Kandungan unsur hara dalam tanah
3 x 3 = 9. Pengambilan sampel tanaman merupakan salah satu faktor tumbuh
sebanyak 10 tegakan yang dilakukan secara tanaman. Nitrogen adalah salah satu unsur
acak. Analisa data menggunakan Anova yang dibutuhkan tanaman. Dalam penelitian
(Analysi of variance) dengan menggunakan ini dilakukan uji tanah untuk mengetahui
software Minitab 17 pada selang kandungan tanah sebelum dilakukan
pemupukan. Hasil uji tanah disajikan dalam menyatakan bahwa peningkatan dosis pupuk
Tabel 2 N pada tembakau Madura tidak berpengaruh
terhadap tinggi tanaman.
Tabel 2 Hasil Uji Tanah Tinggi tanaman tidak respon
pH 1:1 N P K terhadap pemupukan nitrogen. Peranan N
me/ sebagai unsur utama pembentuk klorofil dan
No. Lab Ko
H2 KCl 1 mg/ 100
hasil fotosintesis daun lebih banyak
O N % kg gr
TNH Tn
dipusatkan ke ukuran daun (Devlin, 1977).
1437 h 7.7 6.4 0.1 17.8 0.31 Hal ini disebabkan pertumbuhan aktif
tanaman didominasi daun yang
Hasil uji tanah menunjukkan kandungan membutuhkan N tinggi. Sedangkan daerah
unsur N dan K dalam keadaan rendah aktif pertumbuhan batang terbatas pada
sedangkan unsur P dalam keadaan sedang. kambium dan ujung (pucuk) tanaman
Nitrogen adalah unsur hara yang bermuatan (Rachman, Sholeh, dan Suwarso, 1991).
positif (NH4+) dan negatif (NO3-), yang Pertumbuhan tinggi tanaman pada
mudah hilang atau menjadi tidak tersedia umur 21, 28, dan 35 hari setelah tanam
bagi tanaman. Beberapa proses yang disajikan dalam Grafik Batang 1
menyebabkan ketidaktersediaan N dari
dalam tanah adalah proses pencucian/terlindi
(leaching) NO3-. Denitrifikasi NO3- Tinggi Tanaman
menjadiN2, volatilisasi NH4+ menjadi NH3, 80
70
terfiksasi oleh mineral liat atau dikonsumsi 60
50
40
cm

oleh mikroorganisme tanah (Supramudho, 30


2008). Hasil uji tanah menunjukkan bahwa 20
10
0
kandungan nitrogen dalam tanah masih 21 HST 28 HST 35 HST
kurang untuk pertumbuhan tembakau. Umur
Ditinjau dari syarat tumbuh tanaman 30 N 19.125 36.7083333 68.0833333
tembakau yang menghendaki kandungan 60 N 19.0972222 38.0555556 68.5833333
nitrogen yang tinggi yaitu <75% (Siswanto, 90 N 21.5972222 40.0972222 71.5555556
2004).
Gambar 1 Grafik Batang Tinggi Tanaman

Tinggi Tanaman
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa
Hasil percobaan menunjukkan bahwa dosis
perlakuan dosis 90 kg/Ha N mencapai rata-
pupuk N tidak berpengaruh nyata terhadap
rata yang tertinggi (71,56 cm). Penambahan
tinggi tanaman pada pengamatan 21, 28, dan
nitrogen dapat meningkatkan tinggi tanaman
35 hari setelah tanam. Hasil perhitungan uji
walaupun tidak berpengaruh nyata. Sahid
Anova One-way menunjukkan angka P-
(1986), menyatakan bahwa pada lahan
value berturut-turut 0,504; 0,764; dan 0.925.
kering sering dijumpai tanah kekurangan
Hal ini sesuai dengan penelitian Heliyanto,
nitrogen, karena mengalami proses
Rachman, dan Murdiyati (1986), yang
pencucian dan penguapan. Untuk mengatasi
hal tersebut dilakukan penambahan nitrogen tanaman terutama bagian daun. Tingginya
melalui pemupukan sehingga unsur nitrogen unsur N yang diterima tanaman pada
dalam penyusunan bagian vegetatif dapat pemupukan dosis 90 kg/Ha N akan lebih
terpenuhi. cepat meningkatkan pertumbuhan daun
Setelah umur 28 hari setelah tanam, dibandingkan dengan dosis 30 kg/Ha N.
daun tanaman saling menaungi. Adanya Pertumbuhan daun yang cepat menyebabkan
peristiwa tersebut mengakibatkan kondisi daun saling menaungi. Hal ini
berubahnya spektrum cahaya yang diterima berpengaruh pada cahaya yang diterima
oleh tanaman (Rachman dan Suwarso, tanaman sehingga tanaman merespon
2003). Kasperbauer (1971) dalam Rachman dengan memperpanjang batang untuk
dan Suwarso (2003) menyatakan bahwa, mendapatkan cahaya dengan posisi daun
cahaya merah (red) dan merah jauh (far red) yang lebih tinggi.
berfungsi mengatur pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Tanaman pada Jumlah Daun Produksi
umumnya merespon intensitas cahaya Jumlah daun produksi merupakan
rendah yang dikendalikan oleh pigmen komponen yang secara langsung mendukung
fitokhrom. Fitokhrom (F) mempunyai dua produksi (Rachman dan Murdiyati, 1987).
bentuk, yaitu F-red dan F-far red. Bentuk F- Pengaruh dosis pupuk N pada pengamatan
red mengabsorbsi cahaya merah dan umur 21, 28, dan 35 hari setelah tanam pada
berubah menjadi bentuk F-far red, demikian perhitungan uji Anova One-way ditunjukkan
pula bila bentuk F-far red mengabsorbsi dengan angka P-value berturut-turut 0,956;
bentuk cahaya merah jauh maka akan 0,659; dan 0,632. Dosis pupuk N tidak
berubah menjadi bentuk F-red. Maka nisbah berpengaruh terhadap jumlah daun produksi.
red:far red menentukan keseimbangan Hal yang sama diperoleh pula dari hasil
cahaya yang mengatur proses perkembangan penelitian Rachman dan Murdiyati (1987)
tanaman. Pada tembakau yang ternaungi pada tembakau Madura di tanah aluvial.
oleh daun yang lain menerima cahaya mj Pengamatan jumlah daun produksi disajikan
yang lebih banyak, sehingga tanaman dalam Grafik Batang 2
merespon dengan memperpanjang
batangnya. Hal ini terjadi karena ada
perubahan susunan spektrum cahaya yang Jumlah Daun
diterima oleh tanaman selama 15
perkembangannya. 10
cm

5
Dosis pupuk 90 kg/Ha N merupakan
0
perlakuan dosis pupuk yang paling tinggi 21 HST 28 HST 35 HST
dalam penelitian ini. Semakin tinggi dosis 30 N 5.5277778 9.2222222 12.722222
pupuk yang diberikan maka kandungan 60 N 5.7777778 9.4444444 12.972222
unsur hara yang diterima tanaman akan 90 N 6.0555556 9.9166667 13.611111
semakin tinggi. Unsur N berfungsi untuk Gambar 2 Grafik Batang Jumlah Daun
meningkatkan pertumbuhan vegetatif Produksi
Pada umur 21 sampai 35 hari setelah tanam, tembakau di tanah alluvial, yang
penambahan daun produksi cenderung menyatakan bahwa semakin tinggi dosis N
konstan. Pada perlakuan dosis 90 kg/Ha N semakin mempengaruhi panjang dan lebar
jumlah daun produksinya paling banyak daun produksi. Tanaman membutuhkan
untuk setiap umur pengamatan. Pada umur unsur N untuk melakukan proses-proses
35 hari setelah tanam perbandingan jumlah metabolisme, terutama pada masa vegetatif.
daun produksi tidak terlalu besar, yaitu 12,7 Pertumbuhan panjang, lebar, dan
cm (dosis pupuk 30 kg/Ha N) : 13,6 cm luas daun pada umur 21, 28, dan 35 hari
(dosis pupuk 90 kg/Ha N). setelah tanam disajikan dalam Grafik Batang
Kandungan nitrogen dalam tanah 3
yang rendah, dengan adanya pemupukan
dapat meningkatkan kandungan nitrogen
dalam tanah tersebut. Peningkatan dosis Panjang Daun
pupuk nitrogen dapat meningkatkan jumlah 30
daun (Wiroatmodjo dan Soesilowati, 1991). 25
20
15

cm
Menurut Soetopo et al. (2006), rekomendasi
10
pupuk nitrogen untuk tembakau Madura 30- 5
120 kg/Ha. Adanya interfal nitrogen yang 0
21 HST 28 HST 35 HST
besar pada tembakau menjadilkan tidak ada 30 N 16.3758763 24.2638731 27.1759075
beda nyata pada perlakuan pupuk yang 60 N 16.4094444 24.5744267 27.4489103
diujikan. Keadaan kandungan nitrogen 90 N 16.9603571 25.3390405 27.8764478
dalam tanah yang rendah, dengan adanya
dosis pupuk nitrogen yang diberikan Gambar 3 Grafik Batang Panjang Daun
menjadikan kebutuhan nitrogen pada
Dosis pupuk N tidak memberikan perbedaan
tanaman terpenuhi (Supramudho, 2008)
panjang daun yang besar. Panjang daun
sehingga jumlah daun pada tanaman tidak
tertinggi pada umur 35 hari setelah tanam
berbeda nyata.
terdapat pada dosis pupuk 90 kg/Ha N
dengan nilai rata-rata 27,88 cm sedangkan
Ukuran Daun
panjang daun terendah terdapat pada dosis
Komponen yang mendukung
pupuk 30 kg/Ha N dengan nilai rata-rata
produksi adalah ukuran daun, disamping
27,18 cm.
jumlah daun produksi yang banyak. Ukuran
yang diamati dalam penelitian ini adalah
panjang daun, lebar daun, dan luas daun.
Dosis pupuk N tidak berpengaruh terhadap
panjang, lebar, maupun luas daun produksi.
Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian
Heliyanto, Rachman, dan Murdiyati (1986)
pada tembakau di tanah mediteran serta
Rachman dan Murdiyati (1986) pada
dosis pupuk 90 kg/Ha N dengan nilai rata-
Lebar Daun rata 341,95 cm² sedangkan luas daun
20 terendah ditunjukkan oleh dosis pupuk 30
15 kg/Ha N dengan nilai rata-rata 319,76 cm².
10
cm

Pada pengamatan luas daun tidak ada


5 perbedaan yang nyata, tetapi perlakuan dosis
0 N yang berbeda akan dicapai pertumbuhan
21 HST 28 HST 35 HST
30 N 9.7826455 14.6189422 16.3035026 daun yang berbeda pula (Prabowo, 1988).
60 N 9.89024471 14.8884256 16.4145033 Mayer dan Anderson (1952) dalam Prabowo
90 N 10.1342593 15.4914988 16.8911341 (1988), menyatakan bahwa meningkatnya
pemberian N akan meningkatkan sintesa
Gambar 4 Grafik Batang Lebar Daun bahan makanan mengandung unsur N
(nitrogenous food) pada tanaman. Hara
Pada pengamatan umur 35 hari setelah
sumber makanan mengandung unsur N yang
tanam, dosis pupuk N juga tidak
lebih banyak akan menyebabkan penurunan
memberikan perbedaan lebar daun yang
sintesa karbohidrat sehingga terbentuk
besar. Lebar daun tertinggi terdapat pada
dinding sel yang tipis dengan protoplasma
dosis pupuk 90 kg/Ha N dengan nilai rata-
yang besar dan tanaman menjadi sukulen.
rata 16,89 cm dan lebar daun terendah
Elliot (1970) dalam Prabowo (1988)
terdapat pada dosis pupuk 30 kg/Ha N
menambahkan, bahwa sukulensi ini akan
dengan nilai rata-rata 16,30 cm.
membuat tanaman mempunyai
kecenderungan untuk tumbuh horizontal
Luas Daun atau menyamping.
Tanaman membutuhkan unsur hara
400 untuk melakukan proses-proses
300
metabolisme, terutama pada masa vegetatif.
200
cm

Diharapkan unsur yang terserap dapat


100
0 digunakan untuk mendorong pembelahan sel
21 HST 28 HST 35 HST dan pembentukan sel-sel baru guna
30 N 117.05476 256.92311 319.75671 membentuk organ tanaman seperti daun,
60 N 118.13344 264.97478 325.96078 batang, dan akar yang lebih baik sehingga
90 N 124.27296 287.31348 341.94986 dapat memperlancar proses fotosintesis
Gambar 5 Grafik Batang Luas Daun (Rizqiani, Ambarwati, Yuwono, 2007).
Aktivitas fotosintesis yang tinggi akan
Luas daun berbanding lurus dengan angka menjamin pada tingginya kecepatan
panjang dan lebar daun. Seperti panjang dan pertumbuhan tanaman (Boyer, 1976).
lebar daun, luas daun pada pengamatan ke Pada grafik panjang, lebar, dan luas
35 hari setelah tanam juga tidak daun produksi dapat dilihat bahwa
menunjukkan perbedaan yang besar antar pertumbuhan tertinggi dicapai pada umur
dosis. Luas daun tertinggi ditunjukkan oleh tanaman 21-28 hari setelah tanam sedangkan
pada umur 28-35 hari setelah tanam Diameter Kanopi
mengalami penurunan pertumbuhan. Pengamatan diameter kanopi dengan
Pemupukan yang dilakukan pada umur 2 perhitungan uji Anova One-way
dan 20 hari setelah tanam, sehingga menunjukkan tidak ada pengaruh pada dosis
ketersediaan unsur N di tanah masih banyak. pupuk N yang diberikan (p: 0,341).
Penyiraman juga dilakukan setiap hari Meskipun tidak ada pengaruh nyata tetapi
sampai umur 28 hari setelah tanam sehingga perlakuan dosis pupuk N yang berbeda akan
pertumbuhan tanaman dapat lebih baik. diperoleh pertumbuhan diameter kanopi
Heliyanto, Rachman, dan Murdiyati (1993) yang berbeda pula. Perbedaan hasil
menegaskan, bahwa air sangat penting pengamatan diameter kanopi dapat dilihat
peranannya dalam menentukan pertumbuhan pada Grafik Batang 6
tanaman.
Unsur N dalam tanah sangat mudah
hilang atau tidak tersedia bagi tanaman Diameter Kanopi
akibat proses pencucian (leaching) 64
(Supramudho, 2008). Proses pencucian 62
nitrogen terjadi karena penguapan dan 60
cm
pencucian air. Pupuk N yang diberikan pada
58
umur 20 hari setelah tanam banyak menguap
56
dan tercuci oleh penyiraman. Hal ini
berpengaruh terhadap penurunan 54
30 N 60 N 90 N
pertumbuhan ukuran daun pada umur 28-35 D Kanopi 57.7777778 61.125 62.6111111
hari setelah tanam.
Pertumbuhan daun setelah umur 28 Gambar 6 Grafik Batang Diameter Kanopi
hari setelah tanam yang cepat
mengakibatkan saling menutupi antar daun Pada gambar grafik tersebut dapat dilihat
sehingga cahaya yang diterima pada masing- diameter kanopi yang terpanjang terjadi
masing tanaman semakin berkurang. pada dosis pupuk 90 N dengan nilai rata-rata
Berkurangnya cahaya tersebut berpengaruh 62,61 cm sedangkan diameter kanopi
terhadap proses pembentukan hormon terpendek terjadi pada dosis pupuk 30 N
auksin. Adanya hormon akan memacu dengan nilai rata-rata 57,78 cm. Akehurst
pembelahan sel pada jaringan meristem (1970) menyatakan bahwa selain
(pucuk tanaman). Dengan demikian jaringan pertumbuhan tinggi yang kurang maksimal
tanaman akan lebih cepat dewasa dan pada dibanding tanaman yang cukup nitrogen,
gilirannya tanaman akan cepat berbunga kekurangan nitrogen pada tanaman
(Salisbury dan Ross, 1992). Proses tembakau akan menyebabkan pertumbuhan
pembungaan ini akan menurunkan yang memanjang pada ruas-ruas batang,
pertumbuhan daun karena sebagian nutrisi sehingga tanaman akan tumbuh memanjang
akan disalurkan untuk proses pembungaan atau vertikal. Hal ini menjadikan diameter
(Rizqiani, Ambarwati, Yuwono, 2007). kanopi tanaman menjadi kecil dan tinggi
yang tidak maksimal pula atau kerdil.
Syekhfani (1997) dalam Supramudho (2008)
menambahkan bahwa tanaman akan Berat Basah
mempelihatkan gejala klorosis dan kerdil 400
300

gram
jika kekurangan nitrogen. 200
Perlakuan dosis pupuk 90 N pada 100
0
pengamatan panjang daun memperoleh hasil daun batang akar
rata-rata tertinggi sedangkan hasil rata-rata bagian
terendah diperoleh dosis pupuk 30 N. 30 N 245.856111 91.2644444 28.3113889

Panjang diameter dipengaruhi panjang daun 60 N 266.965278 92.1730556 29.0955556


90 N 289.753056 106.005833 33.4486111
tanaman, jika daun tanaman semakin
panjang maka diameter kanopi juga semakin Gambar 7 Grafik Batang Berat Basah Tanaman
panjang karena diameter kanopi diperoleh
dari pengukuran bagian tanaman terpanjang Pada pengukuran parameter jumlah daun
dan tegak lurus pada pengukuran pertama produksi, luas daun, dan tinggi tanaman
dengan mengukur dari bagian atas tanaman. menunjukkan bahwa dosis pupuk 90 N
merupakan yang tertinggi. Hartono,
Berat Basah Tanaman Hastono, dan Tirtosastro (1988) menyatakan
Berat basah tanaman terdiri dari tiga bahwa meningkatnya jumlah daun produksi
bagian, yaitu: daun, batang, dan akar. Hasil yang dipetik akan meningkatkan pula
percobaan menunjukkan dosis pupuk N produksi daun basah. Hal ini didukung pula
tidak ada pengaruh terhadap berat basah oleh Abdul Rachman (1989) yang
pada tiap bagian tanaman. Angka P-value menyatakan bahwa dari segi pemuliaan
pada uji Anova One-way pada daun, batang, tanaman, ukuran dan jumlah daun
akar berturut-turut adalah 0,603; 0,592; dan merupakan salah satu indikator produktivitas
0,622. Tidak ada perbedaan yang nyata di pohon induk tembakau Madura. Hawks
tiap bagian tanaman pada tiap perlakuan (1970) dalam Abdul Rachman (1988)
dosis pupuk N yang diberikan, hal ini terkait memperkuat bahwa dari segi agronomi,
dengan pembahasan jumlah daun produksi, populasi tanaman atau populasi daun sangat
luas daun, dan tinggi tanaman yang juga mempengaruhi produktivitas maupun mutu
tidak ada perbedaan yang nyata. tembakau Virginia. Tetapi peningkatan dosis
Mc Cants dan Woltz (1967) dalam pupuk N dapat meningkatkan produksi daun
Heliyanto, Rachman, dan Murdiyati (1986) basah, sebaliknya menurunkan rendemen
mengemukakan bahwa unsur N sangat (Rachman dan Murdiyati, 1987). Unsur N
berperan dalam tingginya hasil. Tetapi banyak dipusatkan ke titik-titik tumbuh atau
apabila pemberiannya berlebih akan bagian tanaman yang aktif tumbuh terutama
menurunkan mutu. Walaupun tidak ada beda bagian daun. Pada organ-organ tersebut
nyata pada uji Anova tetapi hasil berat basah terjadi aktivitas metabolisme yang tinggi.
tanaman yang tertinggi terjadi pada dosis Oleh karena itu tanaman yang diberi N
pupuk 90 N. Hal ini disajikan pada Grafik tinggi akan meningkatkan jumlah sel dan
Batang 7 ukuran sel, serta hasil akhir meningkatkan
pertumbuhan dan hasil daun basah (Devlin,
1977). Berat Kering
Unsur N selain berfungsi untuk 50
40
meningkatkan pertumbuhan pada daerah 30

gram
aktif pertumbuhan (Rachman, Sholeh, dan 20
10
Suwarso, 1991), Supramudho (2008) juga 0
daun batang akar
menyatakan tanaman yang kekurangan bagian
nitrogen akan mengalami pertumbuhan akar 30 N 33.5125 14.1916667 8.54027778
yang terbatas berbeda dengan tanaman yang 60 N 35.7272222 16.985 9.71194444
mendapat nitrogen yang cukup akan 90 N 39.9311111 19.4730556 11.1144444
mengalami pertumbuhan akar yang baik.
Keadaan ini akan menguntungkan tanaman Gambar 8 Grafik Batang Berat Kering
Tanaman
karena dengan semakin besarnya volume
akar yang dimiliki tanaman maka jangkauan
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa berat
akar juga semakin luas, sehingga
kering tertinggi (daun, batang, dan akar)
mengakibatkan pengambilan unsur hara dan
pada perlakuan dosis pupuk 90 N sedangkan
air oleh tanaman dapat lebih banyak. Unsur
berat kering terendah pada perlakuan dosis
hara dan air dimanfaatkan tanaman sebagai
pupuk 30 N. Hal ini dikarenakan pada
substrat fotosintesis tanaman, dan hasil
perhitungan berat basah tanaman tertinggi
fotosintesis (fotosintat) akan digunakan
juga terjadi pada perlakuan dosis pupuk 90
untuk pertumbuhan tanaman (Rizqiani,
N dan berat basah terendah pada perlakuan
Ambarwati, Yuwono, 2007).
dosis pupuk 30 N. Pada kondisi di lapangan,
peningkatan takaran pupuk N pada keadaan
Berat Kering Tanaman
kelembaban tanah rendah menyebabkan
Hasil percobaan menunjukkan
daun menebal dan warna daun lebih gelap
bahwa pengaruh dosis pupuk N tidak
serta pemasakan yang lebih lama. Persentase
berpengaruh terhadap berat kering tanaman
kandungan air yang tidak jauh berbeda
(daun, batang, dan akar). Angka P-value
sehingga berat kering tanaman tertinggi
pada uji Anova pada daun, batang, dan akar
pada perlakuan dosis pupuk 90 N.
berturut,turut adalah 0,513; 0,390; dan
Wiroatmodjo dan Soesilowati (1991)
0,426. Meskipun tidak ada beda nyata pada
menambahkan bahwa penambahan dosis
pengaruh dosis N tetapi berat kering
pupuk N dapat meningkatkan produksi dan
tertinggi terdapat pada perlakuan dosis
hasil rajangan (berat kering). Dalam
pupuk 90 N dan berat kering terendah pada
penelitian Mc Kee (1978) dalam Rachman
perlakuan dosis pupuk 30 N. Hasil
dan Murdiyati (1987) juga menyebutkan
pengamatan ini disajikan dalam Grafik
bahwa pemberian N dapat meningkatkan
Batang 8
produksi krosok (daun tembakau kering)
pada tembakau. Hal ini berbeda dengan hasil
penelitian Rachman dan Murdiyati (1987)
yang menyebutkan bahwa peningkatan N Hasil uji Anova dan perhitungan
akan menurunkan produksi rajangan. rata-rata baik pada pertumbuhan maupun
Buckam dan Brady (1982) dalam produktivitas tembakau, menunjukkan hasil
Supramudho (2008), pada tanaman nitrogen yang sama, yaitu dosis pupuk nitrogen yang
berfungsi untuk memperbesar ukuran daun diberikan tidak berbeda nyata sedangkan
dan meningkatkan prosentase protein. hasil rata-rata menunjukkan nilai tertinggi
Ukuran daun yang besar dan protein yang pada dosis pupuk 90 kg/Ha N. Hasil ini
banyak akan meningkatkan berat kering dapat juga dipengaruhi faktor-faktor
tanaman tetapi apabila tanaman mengalami eksternal, seperti: pH, kelembaban dan suhu.
banyak kehilangan air maka berat kering Tanaman tembakau menghendaki pH
tanaman juga akan menurun. tanah agak asam antara 5,5 – 6,2 (Siswanto,
2004). Pengamatan pH tanah pada tiap petak
Faktor Lingkungan antara 6,2-6,6. Dengan pH yang dikehendaki
Data pengamatan pH tanah, tanaman tembakau akan mempengaruhi
kelembaban tanah, dan suhu udara disajikan pertumbuhan. PH akan mempengaruhi
dalam Tabel 3 kondisi lingkungan disekitar perakaran. PH
dekat perakaran akan berlainan dari pH
Tabel 3 Pengamatan pH, Kelembaban, dan Suhu dalam bagian terbesar suatu tanah.
21 28 35 Perubahan-perubahan tersebut dapat
Pengamatan Dosis HST HST HST
dikaitkan dengan perbedaan dalam
30.1 6.4 6.4 6.5
banyaknya (miliekuivalen) kation dan anion
30.2 6.6 6.5 6.6
yang diambil oleh akar. (Nye dan Tinker,
30.3 6.6 6.5 6.6
1977). PH menentukan mudah tidaknya
60.1 6.3 6.4 6.5
unsur-unsur hara diserap oleh tanaman, pada
pH 60.2 6.6 6.6 6.6
umumnya unsur hara mudah diserap oleh
60.3 6.2 6.3 6.5
akar pada pH netral (Hardjowigeno, 1989).
90.1 6.6 6.6 6.6
Reaksi tanah sangat mempengaruhi
90.2 6.5 6.6 6.5
ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Pada
90.3 6.6 6.6 6.5
reaksi media (tanah) yang netral, yaitu 6,5-
30.1 1 1 1
7,5, unsur hara yang tersedia dalam jumlah
30.2 1 1 1
yang optimal. Pada pH kurang dari 6
30.3 1 1 1
60.1 1 1 1
ketersediaan unsur-unsur fosfor, kalium,
Kelembaban 60.2 1 1 1
belerang, kalsium, magnesium,dan
60.3 1 1 1 molibdenum menurun dengan
90.1 1 1 1 cepat. Sedangkan pada pH yang lebih tinggi
90.2 1 1 1 dari 8, akan menyebabkan unsur-unsur
90.3 1 1 1 nitrogen, besi, mangan, boruim,
Suhu (°C) 31 tembaga,dan seng ketersediaannya jadi
sedikit (Sarief, 1986).
Kelembaban tanah tergantung dari Devlin, R. 1977. Plant Physiology. 3rded. D.
jumlah dan intensitas penyiraman. Van Nostrand Co, New York
Dijelaskan oleh Taylor dan Slatter (1955) Hakim, et al., 1989. Dasar-dasar Ilmu
dalam Hakim, et al., (1989) bahwa adanya Tanah. UNILA: Lampung
kekurangan air akan menghambat Hartana. 1978. Pewarisan Ketahanan
pertumbuhan tembakau. Pertambahan Terhadap Penyakit Kolot Basah
ukuran terjadi karena adanya pertambahan (Phytophtora parasitica var.
ukuran sel dan jumlah sel daun sebagai nicotianae) pada Tembakau Cerutu
akibat dari pembesaran dan pembelahan sel- Indonesia. Menara Perkebunan Vol.
sel daun (Hartana, 1978). Hakim, et a.l., 46 No. 2, 1978: 55-56
(1989) menyatakan kandungan air di lapisan Heliyanto. B., A. Rachman dan A.S.
topsoil adanya perlakuan air dalam jumlah Murdiyati. 1986. Pengaruh Dosis
berbeda adalah sama, sehingga pengaruhnya Pupuk N dan P terhadap Produksi dan
terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman Mutu Tembakau Madura pada Tanah
memberikan hasil yang sama. Mediteran. Penelitian Tanaman
Tembakau dan Serat Vol. 3 No. 2,
IV. KESIMPULAN 1986
Kesimpulan yang dapat diambil dari Hardjowigeno, S. 1989. Ilmu Tanah.
hasil penelitian pengaruh nitrogen terhadap Mediyatama Sarana Perkasa: JAkarta
pertumbuhan dan produktivitas tembakau Istiana, Heri. 2007. Cara Aplikasi Pupuk
adalah perlakuan dosis pupuk N tidak Nitrogen dan Pengaruhnya pada
memberikan pengaruh beda nyata terhadap Tanaman Tembakau Madura. Buletin
tinggi tanaman, jumlah daun produksi, Teknik Pertanian Vol. 12 No. 2, 2007
panjang daun, lebar daun, luas daun, dan Murdiyati, A.S., Herwati, A., dan Suwarso.
diameter kanopi serta produktivitas 2009. Pengujian Efektivitas
tembakau, yaitu berat basah tanaman dan Penggunaan Pupuk ZK terhadap Hasil
berat kering tanaman. Pemupukan dengan dan Mutu Tembakau Madura. Balai
dosis 90 kg/Ha N memberikan nilai rata-rata Penelitian Tanaman Tembakau dan
yang tertinggi terhadap tinggi tanaman, Serat: Malang
jumlah daun produksi, panjang daun, lebar Nurhidayati, et al., 2007. Pemanfaatan
daun, luas daun, dan diameter kanopi serta Sludge Industri sebagai Alternatif
produktivitas tembakau, yaitu berat basah Media Tanam Jarak Pagar (Jatropha
tanaman dan berat kering tanaman curcas L.) yang Berasosiasi dengan
sedangkan dosis 30 kg/Ha N memberikan Mikoriza Arbuskula. Jurnal purifikasi
nilai rata-rata yang terendah. Vol. 8 No. 1, 2007: 13-18
Nye, P.H and P.B. Tinker. 1977. Solute
V. DAFTAR PUSTAKA Movement in The Soil-Root System.
Boyer, J.S. 1976. Water Production in Dry Blackwell Scientific Publ.
Regions. I. Background Principles. Prabowo. A. 1988. Pengaruh Pemberian N
Leonard-Hill, London (ZA) dan Jarak Tanam terhadap
Pertumbuhan beberapa Varietas terhadap Pertumbuhan dan Hasil Serat
Tembakau Madura (Nicotiana Kenaf (Hibiscus cannabius).
tabacum L.) pada Lahan Tegal di Penelitian Tanaman Tembakau dan
Kabupaten Sumenep. Skripsi. Fakultas Serat No. 1, 1986
Pertanian Universitas Malang Santoso, K. 1991. Tembakau dalam Analisis
Ranchman, A. 1988. Pengaruh Jarak Tanam Ekonomi. Universitas Jember. CV.
beberapa Galur Tembakau Madura Bina Usaha: Surabaya
terhadap Produktivitas, Mutu dan Nilai Siswanto. 2004. Pengembangan Tembakau
Jual Rajangannya. Penelitian Unggulan di Sumenep. Fakultas
Tanaman Tembakau dan Serat: Pertanian, UPN
Malang Soerjandono, B.N. 2006. Teknik Penanaman
Ranchman, A. dan A.S. Murdiyati. 1987. Jagung Setelah Tembakau di
Pengaruh Dosis Pupuk N dan P Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
terhadap Produksi dan Mutu Jurnal Teknik Pertanian Vol. 11 No.
Tembakau Madura pada Tanah 2, 2006. Balai Pengkajian Teknik
Aluvial. Penelitian Tanaman Penanaman: Malang
Tembakau dan Serat Vol. 2 No. 1-2, Soetopo, Deciyanto. et al. 2006. Panduan
1987 Teknis Bududaya Tembakau. Dinas
Rachman, A. dan Djajadi. 1991. Pengaruh Kehutanan dan Perkebunan:
Dosis Pupuk N dan K terhdap Sifat- Pamekasan
sifat Agronomis dan Susunan Kimia Supramudho, N.G. 2008. Efisiensi Serapan
Daun Tembakau Temanggung di N serta Hasil Tanaman Padi (Oryza
Lahan Sawah. Penelitian Tembakau sativa L.) pada Berbagai Imbangan
dan Serat Vol. 6 No. 1, 1991: 21-30 Pupuk Kandang Puyuh dan Pupuk
Ranchman. A., M. Sholeh., dan Suwarso. Anorganik di Lahan Sawah Palur
1991. Respon Tembakau Virginia FC Sukoharjo. Skripsi. Fakultas Pertanian
terhadap pemupukan N pada Tanah Universitas Sebelas Maret: Surakarta.
Grumosol Lamongan. Penelitian Suwarso. 2000. Pewarisan Ketahanan
Tembakau dan Serat Vol. 6 No. 1, terhadap Penyakit Lanas pada
1991 Tembakau Madura Prancak-95. Balai
Rizqiani, F.N., E. Ambarwati., N.W. Penelitian Tanaman Tembakau dan
Yuwono. 2007. Pengaruh Dosis dan Serat: Malang
Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Winarni , Agnes Sri (2000) Pengaruh dosis
Cair terhadap Pertumbuhan dan Hasil pemupukan urea (Co(NH2)2) dan
Buncis (Phaseolus vulgaris L.) posisi daun terhadap kandungan
Dataran Rendah. Jurnal Ilmu Tanah Klorofil dan kadar protein daun
dan Lingkungan Vol. 7 No.1, 2007: Selada (Lactuca sativa L. Var Grand
43-53 rapida). Undergraduate thesis,
Sahid. M. 1986. Pengaruh Populasi FMIPA UNDIP.
Tanaman dan Dosis Pupuk Nitrogen
Wiroadmodjo, J dan H. Soesilowati. 1991.
Penggunaan beberapa Tingkat
Pemupukan N dan P, Pengaruhnya
terhadap Kandungan Nikotin, Gula,
dan Produksi Tembakau Cerutu
Besuki (Nicotiana tabacum L.) Bawah
Naungan. Buletin Agronomi Vol. 10
No. 3: IPB
Wiroadmodjo, J dan Najib, M. 1995.
Pengaruh Dosis Nitrogen dan Kalium
terhadap Produksi dan Mutu
Tembakau Temanggung pada
Tumpang Sisip Kubis-Tembakau di
Pujon Malang. Buletin Agronomi Vol.
23 No. 2, 1995: 17-25

Anda mungkin juga menyukai