Disusun Oleh:
16.H1.0040
SEMARANG
2019
EVALUASI PEMOTONGAN PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN
ATAS JASA KONSTRUKSI STUDI KASUS PT A
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Pada Program Studi Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Katolik Soegijapranata
Disusun Oleh:
16.H1.0040
SEMARANG
2019
i
HALAMAN MOTTO
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui
sedang kamu tidak mengetahui “
( QS Al-Baqarah [2] : 216 )
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN
1. Allah SWT.
iii
HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN PRAKTEK KERJA
LAPANGAN
NIM : 16.Hl.0040
Dosen Pembimbing
iv
HALAMAN PENGESAHAN
NIM :16.H1.0040
v
PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN KERJA LAPANGAN
NIM : 16.H1.0040
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena rahmat dan
kurunianya sehingga saya dapat menyelesaikan penyususnan Laporan Praktik
Kerja Lapangan dengan judul “Evaluasi Pemotongan Pemungutan Pajak
Penghasilan atas Jasa Konstruksi Studi Kasus PT A”.
1. Allah SWT atas segala limpahan rahmat sampai akhirnya saya dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Suprapto dan Ibu Trimulyati selaku orang tua.
3. Bapak Dr. Octavianus Digdo Hartomo, M.Si., Akt selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Soegijapranata.
4. Ibu Agnes Arie MC., SE., M.Si., Akt., BKP selaku Ketua Program Studi
D-III Perpajakan Universitas Katolik Soegijapranata.
5. Ibu Yusni Warastusi SE., M.si. selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing saya dalam penulisan Tugas Akhir ini.
6. Seluruh dosen perpajakan yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran.
vii
7. Ibu Vicensia Retno yang telah memberikan kemudahan administrasi.
8. Bapak Adyuta Puri Prana dan Bapak Danu Wihartono yang telah
memberikan ilmu dan pengalaman serta bantuan agar penulisan ini lancar,
serta para staf KKP Puri Prana yang telah memberikan dukungan.
9. Teman-teman dan sahabat penulis Hana Dedy Setiawan, Wijayanti
Kusuma Hastuti, Alfina Damayanti, Sesilia Dini Sarastikashiwi, Vicha
Nanda Restu, teman-teman Progdi Pajak atas dukungan dan motivasinya.
10. Serta semua pihak yang memberikan dukungan, hambatan dan motivasi
Dalam Laporan Praktik Kerja Lapangan dengan judul “Evaluasi
Pemotongan Pemungutan Pajak Penghasilan atas Jasa Konstruksi
Studi Kasus PT A” ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
dijadikan bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut.
Penulis
viii
ABSTRAK
Kata kunci : Jasa Konstruksi, PPh Pasal 4 ayat (2), PPh Pasal 23
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
x
2.2.5. Tarif Pajak Pertambahan Nilai .........................................................13
2.3. Pajak Penghasilan Pasal 23 .....................................................................13
2.3.1. Pengertian PPh Pasal 23 ...................................................................13
2.3.2. Pemotong PPh Pasal 23....................................................................13
2.3.3. Tarif dan Obyek Pajak PPh Pasal 23 ...............................................14
2.3.4. Jasa Lain sebagai Obyek PPh Pasal 23 ............................................14
2.3.5. Bukan Obyek Pajak PPh Pasal 23 ....................................................17
2.3.6. Saat Terutang, Penyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal 23 .................18
2.4. Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) ..........................................................19
2.4.1. Pengertian PPh Pasal 4 ayat (2) .......................................................19
2.4.2. Pemotong PPh Pasal 4 Ayat (2) .......................................................19
2.4.3. Obyek Pajak PPh Pasal 4 Ayat (2) ...................................................19
2.4.4. Penerima Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 4 ayat (2) ...........20
2.5. Jasa Konstruksi ........................................................................................21
2.5.1. Pengertian Jasa Konstruksi ..............................................................21
2.5.2. Jenis Usaha atas Jasa Konstruksi .....................................................21
2.5.3. Izin Usaha atas Jasa Konstruksi .......................................................22
2.5.4. Registrasi Usaha atas Jasa Konstruksi .............................................23
2.5.5. Dasar Pengenaan Pajak atas Jasa Konstruksi ...................................27
2.5.6. Tarif PPh Final atas Usaha Jasa Konstruksi .....................................28
2.5.7. Tata Cara Pemotongan dan Pelunasan PPh atas Jasa Konstruksi ....29
2.6. Sanksi Administrasi Perpajakan ..............................................................30
BAB III GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN .........................31
xi
BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................................37
xii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
membayar pajak digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan dan
kesejahteraan rakyat. Dari pembayaran pajak membuahkan hasil
pembangunan di Indonesia yang tumbuh secara pesat yang didukung
fasilitas umum yang memadai dan modern melalui kemajuan teknologi.
Pajak dikenakan atas penghasilan atau tambahan ekonomi dari kegiatan
usaha sesuai dengan ketentuan umum perpajakan, baik dalam bentuk barang
atau jasa, salah satunya adalah penghasilan yang diterima atas usaha jasa
konstruksi. Banyak aturan ataupun undang-undang oleh pemerintah yang
mengatur secara khusus tentang jasa konstruksi, karena jasa konstruksi
merupakan kegiatan yang berperan penting dalam pembangunan di negara
kita, sehingga dapat mendukung terwujudnya pencapaian pembangunan
sarana dengan tujuan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan dengan UU
Nomor 18 Tahun 1999 j.o UU Nomor 2 Tahun 2017 Pasal 1 tentang jasa
konstruksi, jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultasi konstruksi dan
atau pekerjaan konstruksi. Konsultasi konstruksi adalah sebagian layanan
atau keseluruhan kegiatan yang meliputi pembangunan, perencanaan dan
perancangan, pengawasan dan manajemen penyelenggaraan konstruksi
suatu bangunan. Sedangkan pekerjaan konstruksi adalah sebagian atau
keseluruhan kegiatan yang meliputi pembangunan, pengoperasian,
pemeliharaan, pembongkaran dan pembangunan kembali suatu bangunan.
PT A merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha Jasa
Konstruksi dan Bangunan, dengan kualifikasi usaha jasa konstruksi
termasuk dalam kualifikasi K2 (Kecil 2) dengan persyaratan memiliki
minimal 1 orang tenaga kerja bersertifikat keterampilan, dengan kekayaan
bersih Rp 200.000.000 s/d Rp 500.000.000 dengan maksimum
melaksanakan pekerjaan senilai Rp 1.750.000.000,. perusahaan telah
beroperasi dan dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) serta
memliki akta pendirian usaha yang resmi sejak tahun 2016, dalam
kewajiban perpajakannya PT A diharapkan dapat menghitung, membayar
serta melaporkan kewajiban perpajaknnya secara baik dan benar.
2
Pengenaan pajak atas suatu penghasilan dari usaha jasa konstruksi
dikenakan PPh pasal 4 ayat (2) yang bersifat final, dikenakan atas jenis jasa
konstruksi, meliputi usaha perencanaan jasa konstruksi yang memiliki
kualifikasi usaha baik kecil, menengah dan besar dikenakan tarif sebesar
4%, sedangkan bagi usaha perencanaan jasa konstruksi yang tidak memiliki
kualifikasi usaha dikenakan tarif sebesar 6%. Untuk usaha pelaksana jasa
konstruksi yang meiliki kualifikasi usaha kecil dikenakan tarif sebesar 2%,
untuk usaha yang memiliki kualifikasi menengah dan besar dikenakan tarif
sebesar 3%, sedangkan untuk usaha pelaksana jasa konstruksi yang tidak
memiliki kualifikasi usaha dikenakan tarif sebesar 4%. Untuk usaha
pengawas jasa konstruksi yang memiliki kualifikasi baik kecil, menengah
maupun besar dikenakan tarif sebesar 4% dan untuk usaha pengawas jasa
konstruksi yang tidak memiliki kualifikasi usaha dikenakan tarif sebesar
6%. Untuk usaha jasa konstruksi yang meliputi jasa instalasi/pemasangan
mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC dan/atau TV kabel, dikenakan
PPh Pasal 23 dengan tarif sebesar 2%.
Berdasarkan sumber yang diperoleh, PT A merasa kesulitan dalam
menafsirkan kewajiban perpajakan yang seharusnya dipenuhi atas usaha
Jasa Konstruksi, apakah dikenakan PPh pasal 23 atau PPh Final pasal 4 ayat
(2). Hal ini mengakibatkan ada transaksi yang seharusnya dekenakan PPh
pasal 23 tetapi dikenakan PPh pasal 4 ayat (2) dan transaksi yang
seharusnya dikenakan PPh pasal 4 ayat (2) tetapi dikenakan PPh pasal 23.
Oleh karena itu PT A mengalami kerugian, kerugian tersebut diakibatkan
telat lapor dan setor SPT Masa PPh 4 ayat (2), yang diatur dalam UU
Nomor 16 Tahun 2009 tentang KUP Pasal 13 ayat (2) tentang sanksi
administrasi perpajakan. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin
meneliti Pajak Penghasilan atas Jasa Konstruksi, dengan mengambil judul
tugas akhir :
“EVALUASI PEMOTONGAN PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN
ATAS JASA KONSTRUKSI STUDI KASUS PT. A”
3
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah yang akan dibahas dalam laporan tugas akhir ini,
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kewajiban pajak terhadap jasa konstruksi pada PT A ?
2. Bagaimana pelaporan kewajiban pajak terkait jasa konstruksi pada PT
A yang sesuai aturan perpajakan ?
3. Bagaimana implikasi atas kewajiban pajak terhadap jasa konstruksi
pada PT A tersebut ?
4
3. Bagi Kantor Konsultan Pajak (KKP)
Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau bahan
pertimbangan, bagi kantor konsultan pajak dalam menangani kasus-
kasus perpajak para kliennya.
4. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau bahan
pertimbangan bagi kantor pelayanan pajak dalam mensosialisasikan
kewajiban perpajakan kepada para wajib pajak agar lebih memahami
menganai kewajiban perpajakan masing-masing perusahaan.
5
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diperoleh dari penelitian
ini.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
7
1. Pembagian pajak menurut golongan atau pembebanan sebagai
berikut :
a. Pajak langsung
Pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan
tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
Contoh : Pajak Penghasilan (PPh).
b. Pajak tidak langsung
Pajak yang dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada
orang lain.
Contoh : Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
2. Pembagian pajak menurut sifat sebagai berikut :
a. Pajak Subyektif
Pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subyeknya, dalam arti memperhatikan keadaan dari Wajib
Pajak.
Contoh : Pajak Penghasilan.
b. Pajak Objektif
Pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan dari Wajib Pajak.
Contoh : Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan
atas Barang Mewah (PPnBM) dan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB).
3. Pembagian pajak menurut pemungut dan pengelolanya sebagai
berikut :
a. Pajak Pusat
Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai pengeluaran rumah tangga
negara.
Contoh: Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai
(PPN), dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPnBM).
8
b. Pajak Daerah
Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai pengeluaran rumah tangga
daerah.
Contoh: Pajak Reklame, Pajak Hiburan, Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) sektor perkotaan dan pedesaan, dan Bea
Materai.
(Mardiasmo 2018)
9
Ciri-ciri self assessment system adalah sebagai berikut :
a. Penentuan besaran pajak terutang dilakukan oleh wajib
pajak itu sendiri.
b. Wajib pajak memiliki peran aktif dalam kewajiban
perpajakannya mulai dari menghitung, membayar sampai
dengan melapor pajak.
3. Withholding System
Ciri sistem ini adalah pihak ketiga memiliki kewenangan
dalam menentukan besaran pajak yang harus dibayar oleh wajib
pajak.
(www.klikpajak.id)
10
luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean;
5. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak (JKP) dari luar Daerah Pabean di
dalam Daerah Pabean;
6. Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud (BKPB) oleh Pengusaha
Kena Pajak (PKP);
7. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud (BKPTB) oleh
Pengusaha Kena Pajak (PKP); dan
8. Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP).
(www.pajak.go.id)
11
2.2.4. Jasa Kena Pajak (JKP)
12
16. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos; dan
17. Jasa boga atau catering.
(www.pajak.go.id)
13
6. Wajib pajak orang pribadi dalam negeri tertentu yang ditunjuk
oleh Direktorat Jendral Pajak.
(www.online-pajak.com)
Tarif dan obyek pajak PPh pasal 23 dibagi menjadi sebagai berikut :
1. 15% dari jumlah bruto atas :
1. Deviden;
2. Bunga;
3. Royalti; dan
4. Hadiah dan penghargaan selain yang sudah dipotong PPh
Pasal 21.
2. 2% dari jumlah bruto atas :
Dibawah ini termasuk jenis jasa lain yang termasuk dalam PPh
pasal 23 sebagai berikut :
1. Jasa penilai (appraisal);
2. Jasa aktuaris;
3. Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;
4. Jasa hukum;
5. Jasa arsitektur;
14
6. Jasa perencanaan kota dan arsitektur landscape;
7. Jasa perancang (design);
8. Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak
dan gas bumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh BUT;
9. Jasa penunjang di bidang usaha migas;
10. Jasa penambangan dan jasa penunjang selain di bidang usaha
panas bumi dan penambangan minyak dan gas bumi (migas);
15
dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha
konstruksi (SUJK);
16
45. Jasa penyimpanan dan/atau pengolahan lahan;
46. Jasa pembibitan dan/atau penanaman bibit;
47. Jasa pemeliharaan tanaman;
48. Jasa pemanenan;
49. Jasa pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan,
peternakan, dan/atau perhutanan;
50. Jasa dekorasi
51. Jasa pencetakan/penerbitan;
52. Jasa penerjemahan;
53. Jasa pengangkutan/ekspedisi kecuali yang telah diatur dalam
UU PPh pasal 15;
54. Jasa pelayanan kepelabuhan;
55. Jasa pengangkutan melalui jalur pipa;
56. Jasa pengelolaan penitipan anak;
57. Jasa pelatihan dan/atau kursus;
58. Jasa pengiriman dan pengisian uang ke ATM;
59. Jasa sertifikasi;
60. Jasa survey;
61. Jasa tester; dan
Dibawah ini yang bukan termasuk obyek pajak PPh pasal 23 sebagai
berikut :
17
1. Penghasilan yang dibayar atau terutang bank;
2. Sewa yang dibayarkan atau terutang dengan sewa guna usaha
dengan hak opsi;
3. Dividen atau bagian laba yang diperoleh perseroan terbatas
sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri, Koperasi, Badan Usaha
Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dari penyertaan
modal pada badan usaha yang didirikan dan berkedudukan di
Indonesia;
4. Sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan kepada anggota
koperasi; dan
Penghasilan yang dibayar atau terutang dengan badan usaha atau
jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman.
(Peraturan Menteri Keuangan Nomor 141/PMK.03/ Tahun 2015
pasal 1 ayat (6) )
18
2.4. Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2)
PPh pasal 4 ayat (2) adalah pajak penghasilan yang pada akhir
tahun tidak dapat dikreditkan, artinya jenis pajak PPh final ini
dalam pembayarannya tidak dapat diangsur dan harus dilunasi pada
masa pajak yang sama, dan tidak perlu dilaporkan kembali pada
akhir tahun. Pada saat pelunasan kewajiban PPh final selesai, tidak
dapat digabungkan atau dikurangkan dengan penghasilan lain yang
termasuk tidak final.
2. Penyelenggara Kegiatan;
3. Otoritas Bursa;
4. Bendaharawan;
(www.pajak.go.id)
19
2. Bunga / diskonto obligasi;
(www.solusipajakonline.com).
20
4. Pemilik properti berupa tanah dan/atau bangunan.
(www.pajak.go.id).
2.5. Jasa Konstruksi
21
Usaha pelaksana konstruksi adalah usaha yang memberikan
layanan jasa pelaksanaan dalam pekerjaan konstruksi yang
meliputi rangkaian kegiatan atau bagian mulai dari penyiapan
lapangan sampai dengan penyerahan hasil akhir pekerjaan
konstruksi. Pelaksana konstruksi terdiri dari kontraktor yang
memiliki sertifikat keterampilan dan keahlian kerja.
3. Usaha Pengawas Konstruksi
Usaha pengawas konstruksi adalah usaha yang memberikan
layanan jasa pengawasan dalam pekerjaan pelaksanaan
konstruksi baik sebagian atau keseluruhan, mulai dari penyiapan
lapangan sampai dengan penyerahan hasil akhir konstruksi.
Pengawas konstruksi terdiri dari konsultan pengawas pekerjaan
konstruksi dan konsultan pengawas mutu hasil pekerjaan
konstruksi.
(UU No.18 tahun 1999 j.o UU No. 2 tahun 2017)
22
2.5.4. Registrasi Usaha atas Jasa Konstruksi
23
2. Kualifikasi jasa konstruksi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
08/PRT/M/2011 pasal 1 yang dimaksud dengan kualifikasi
adalah bagian registrasi menetapkan penggolongan usaha di
bidang jasa konstruksi menurut tingkat kompetensi dan
kemampuan usaha, atau penggolongan profesi dan keahlian
kerja orang perseorangan dalam bidang jasa konstruksi menurut
tingkat atau kedalaman kompetensi dan kemampuan profesi dan
keahlian.
a. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia untuk mengetahui kemampuan
tenaga kerja yang dimiliki perusahaan guna pengelolaan
usaha jasa konstruksi. Sumber Daya Manusia harus sesuai
dengan klasifikasi dan kualifikasi seperti ketrampilan tenaga
kerja, keahlian tenaga kerja dan pengalaman pekerjaan.
Kualifikasi usaha jasa pelaksana konstruksi nasional dapat
ditinjau dari:
a. Aspek Penanggung Jawab Badan Usaha (PJBU), adalah
pimpinan badan usaha yang telah ditetapkan sebagai
b. penanggung jawab badan usaha. PJBU adalah direktur
utama atau anggota direksi untuk kantor pusat, kantor
cabang/perwakilan yang bertanggung jawab
berjalannya operasional badan usaha.
c. Penanggung Jawab Klasifikasi (PJK) adalah tenaga ahli
tetap yang telah ditunjuk badan usaha untuk
bertanggung jawab atas aspek keteknikan atau
klasifikasi tertentu yang dimiliki badan usaha sesuai
dengan keahlian yang dimiliki.
d. Penanggung Jawab Teknik (PJT) adalah tenaga kerja
yang telah ditunjuk PJBU untuk bertanggung jawab
pada aspek keteknikan dalam operasionalisasi badan
24
usaha jasa konstruksi.
Penggolongan kualifikasi badan usaha jasa konstruksi
didasarkan pada tingkat kemampuan dalam
melaksanakan pekerjaan, berdasarkan kriteria resiko
penggunaan teknologi, dan besaran pembiayaan, dibagi
dalam jenjang kompetensi sebagai berikut:
1. Badan Usaha Kualifikasi Kecil
a. Kualifikasi Kecil 1 (K1)
b. Kualifikasi Kecil 2 (K2)
c. Kualifikasi Kecil 3 (K3)
2. Badan Usaha Kualifikasi Menengah
a. Kualifikasi Menengah 1 (M1)
b. Kualifikasi Menengah 2 (M2)
3. Badan Usaha Kualifikasi Besar
a. Kualifikasi Besar 1 (B1)
b. Kualifikasi Besar 2 (B2)
b. Kekayaan Bersih Perusahaan
Kualifikasi usaha jasa konstruksi dapat ditinjau dari
kekaayaan bersih yang dimiliki perusahaan, sebagai modal
keuangan yang digunakan untuk membiayai pekerjaan dan
pengeluaran perusahaan.
25
Tabel 2.1 Persyaratan Kekayaan Bersih Perusahaan
M1 > 500.000.000
Menengah M2 > 2.000.000.000
B1 > 10.000.000.000
Besar B2 > 50.000.000.000
26
Tabel 2.2. Kualifikasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi
K1 0 s/d 1.000.000.000
K2 0 s/d 1.750.000.000
Kecil
K3 0 s/d 2.500.000.000
M1 0 s/d 10.000.000.000
Menengah M2 0 s/d 50.000.000.000
B1 0 s/d 250.000.000.000
Besar B2 0 s/d tidak terbatas
27
(pemilik poyek atau owner).
b. Jumlah penerimaan pembayaran, apabila PPh final jasa
konstruksi dikenakan melalui penyetoran sendiri oleh kontraktor
yang bersangkutan.
(PMK No.153/PMK.03/2009)
28
b. 6% (enam persen) untuk pengawas konstruksi yang
dilakukan oleh penyedia jasa yang tidak memiliki
kualifikasi usaha.
(PP No.40 Tahun 2009)
29
2.6. Sanksi Administrasi Perpajakan
30
BAB III
GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN
31
3.1.2. Struktur Organisasi
Gambar 3.1
Bagan Struktur Organisasi Adyuta Konsultan
32
3.1.4. Ruang lingkup
33
l) TDUP (Tanda Daftar Usaha Pariwisata)
m) NIK (Nomor Induk Kepabeanan)
n) API (Angka Pengenal Impor)
o) ETPIK (Eksportir Terdaftar Produk Industri Kehutanan)
B. Pengurusan dokumen legalitas tenaga kerja asing,meliputi:
a) RPTKA (Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing)
b) TA 01 (Rekomendasi Via Telex)
c) Visa Telex
d) KITAS (Kartu Izin Tinggal Terbatas)
e) IMTA (Izin Memperkejakan Tenaga Kerja Asing)
f) Visa Multiple Bisnis
3. Mengaudit laporan keuangan internal & eksternal
3.2. Metode penelitian
34
3.2.2. Metode pengumpulan data
35
dihitung kembali kewajiban potong pungutnya apakah sudah sesuai tarif
yang berlaku. Serta menggunakan analisis kualitatif guna mencocokan
dan menyimpulkan antara kewajiban potong pungut yang telah dilakukan
oleh PT. A apakah sudah dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku
atau belum.
36
BAB IV
PEMBAHASAN
37
4.2.1. Pengakuan Pendapatan Perusahaan
Berikut ini data pekerjaan, PPh setiap bulan, PPN dan laporan
keuangan PT A
38
1. Data Proyek PT A Tahun 2018
Selama tahun 2018 PT A telah melaksanakan berbagai
macam proyek yang ruang lingkupnya masih dalam bidang
konstruksi dan pengadaan barang.
Table 4.1
Data Proyek PT A Tahun 2018
MENURUT PERUSAHAAN
DATA PROYEK PT. A TAHUN 2018
Nama Pemberi Kerja Kontrak Tgl Selesai Pekerjaan
Masa
Nama Alamat Nama Pekerjaan No Nilai Kontrak Serah Terima
SETDA Renovasi Kantor
004/SPB/517302
Janua KABUPATEN Brambangan, Purwodadi Setda Kab. 250.000.000 10/01/2018 10/01/2018
/PP-JK/I/2018
ri GROBOGAN Grobogan
BEND.
KEMENTRIAN B-
Jl. Jend Sudirman No.49, Renovasi Kantor
Febru AGAMA 3569/Kk.11.15/1/ 270.000.000 15/02/2018 15/02/2018
Jajar, Purwodadi Kementrian Agama
ari KABUPATEN KS.01.1/02/2018
GROBOGAN
BENDAHARA Pembangunan
DINAS KESEHATAN Jl. Gajah Mada No.19, Gudang Obat 027/198.b/3/201
500.000.000 08/03/2018 08/03/2018
Maret KABUPATEN Perumda, Purwodadi Puskesmas Toroh 8
GROBOGAN II
Karang Malang,
Pengadaan Dan
PT CIPTA JAYA Mangunan Lor,
April Pemasangan Tiang 020/85/4/2018 200.000.000 15/04/2018 15/04/2018
KONTRUKSI Kebonagung, Kab.
Pancang
Demak
Pemeliharaan dan
POLRES RESOR Jl. Gajah Mada No.9, SPK/355/IV/
Mei Perawatan Kantor 100.000.000 20/05/2018 20/05/2018
GROBOGAN Perumda, Purwodadi 2018
Polres Grobogan
Jl. Semarang -
Pembangunan
Juni Dinas PU Grobogan Purwodadi, Majenang, 010/58/2018 1.000.000.000 10/06/2018 10/06/2018
Jalan Kabupaten
Kuripan, Purwodadi
BEND. Renovasi Ruang
Jl. Kauman III
PEMBANGUNAN Kelas MTsN 1101/MA/11/34/
Juli Ringinharjo,Gubug Kab. 200.000.000 21/07/2018 21/07/2018
RKB MAN GUBUG- Penawangan Kab KS01.3/01/2018
Grobogan
KAB. GROBOGAN Grobogan
Jl. Ketileng Raya No.16,
Pembangunan
Agus PT INDRA KARYA SendangMulyo, 050/58/2018 80.000.000 20/08/2018 20/08/2018
Jalan Desa
tus Tembalang
BENDAHARA Asrama Polisi Sendang Pemeliharaan Dan
PENGELUARAN Mulyo, Jalan Ketileng Perawatan Klinik
Septe SBK/180/V/2018 100.000.000 08/09/2018 08/09/2018
BIDDOKKES POLDA Raya, Kedungmundu, Pratama
mber
JATENG Tembalang Bhayangkara
BENDAHARAN Pembangunan
KEMENTRIAN Balai Nikah Dan D-
Jl. Jend Sudirman No.49,
Oktob AGAMA Manasik 5236/Kk.10.11/1/ 500.000.000 15/10/2018 15/10/2018
Jajar, Purwodadi
er KABUPATEN Kementrian Agama KS.01.1/09/2018
GROBOGAN Kab. Grobogan
Jl. Raya, Jl. Semarang -
Pengadaan Dan
Purwodadi No.KM.28,
Nove PT Holi Karya Sakti Pemasangan 080/59/2018 150.000.000 05/11/2018 05/11/2018
Area Sawah,
mber Instalasi Listrik
Mangunsari, Tegowanu
Jl. Semarang -
Pembangunan
Dese Dinas PU Grobogan Purwodadi, Majenang, 058/60/PRJ 1.500.000.000 10/12/2018 10/12/2018
Jalan Lokal
mber Kuripan, Purwodadi
Total 4.850.000.000
39
Dari tabel diatas menjelaskan PT A selama tahun 2018 telah
menyelesaikan berbagai jenis proyek, baik berupa proyek yang
dalam bentuk jasa konstruksi maupun pengadaan barang dan jasa
lain yang ruang lingkupnya dalam bidang konstruksi. Dalam
semua proyek yang telah diselesaikan oleh PT. A tidak ada satu
pekerjaan yang nilainya lebih dari Rp 1.750.000.000 (Satu milyar
tujuh ratus lima puluh juta rupiah) yang berarti sudah sesuai
dengan jasa pelaksana konstruksi yang memiliki kualifikasi Kecil
2 (K2). Dari semua proyek yang dilakukan oleh PT A semua
proyek telah diselesaikan dan telah diserah terimakan kepada
pemberi proyek sesuai dengan kontrak yang telah disepakati
sebelumnya.
2. Data PPh Setiap Bulan PT A Tahun 2018
Selama tahun 2018 PT. A telah menyelesaikan berbagai jenis
proyek, penghasilan yang diterima oleh PT A dipotong Pajak
Penghasilan (PPh).
a. PPh Pasal 4 Ayat (2)
Seluruh proyek yang telah diuraikan dalam tabel 4.1 telah
diselesaikan dan diserahterimakan kepada pemberi proyek
dengan baik dan sesuai kontrak. PT A setiap bulannya
membayar PPh final sebesar 2% untuk jasa pelaksana
kontruksi dengan klasifikasi K2.
Berikut perhitungan PPh Pasal 4 Ayat (2) atas jasa pelaksana
konstruksi menurut PT A
40
Tabel 4.2
Perhitungan PPh Pasal 4 Ayat (2) atas Jasa Pelaksana
Konstruksi Menurut PT A
PPh Pasal 4
Masa Nama Pekerjaan DPP (Rp) Tarif
Ayat (2) (Rp)
Renovasi Kantor
Januari Setda Kab. 250.000.000 2% 5.000.000
Grobogan
Renovasi Kantor
Februari 270.000.000 2% 5.400.000
Kementrian Agama
Pembangunan
Maret Gudang Obat 500.000.000 2% 10.000.000
Puskesmas Toroh II
Pembangunan Jalan
Juni 1.000.000.000 2% 20.000.000
Kabupaten
Renovasi Ruang
Kelas MTsN
Juli 200.000.000 2% 4.000.000
Penawangan Kab
Grobogan
Pembangunan Jalan
Agustus 80.000.000 2% 1.600.000
Desa
Pembangunan Balai
Nikah Dan Manasik
Oktober 500.000.000 2% 10.000.000
Kementrian Agama
Kab. Grobogan
Pembangunan Jalan
Desember 1.500.000.000 2% 30.000.000
Lokal
Total 4.300.000.000 86.000.000
41
Berikut penghitungan PPh Pasal 23 atas jasa konstruksi
menurut PT A tahun 2018
Tabel 4.3
Peghitungan PPh Pasal 23 atas Jasa Konstruksi
Menurut PT A Tahun 2018
42
atas penyerahan Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak
(BKP/JKP)
Berikut rangkuman data PPN PT A selama tahun 2018
Tabel 4.4
Rangkuman PPN PT A Tahun 2018
43
yang diterima oleh PT A telah disepakati sebelumnya nilai
tersebut belum termasuk PPN sebesar 10%.
d. Laporan Keuangan
Berikut ini data laporan laba (rugi) PT A sebelum
pembetulan tahun 2018
Tabel 4.5
Laporan Laba/Rugi PT A Tahun 2018
PT. A
LAPORAN LABA / RUGI
PERIODE JANUARI - DESEMBER 2018
Uraian Tidak Final Final Gabungan
Pendapatan :
- Pendapatan 550.000.000 4.300.000.000 4.850.000.000
- HPP (412.500.000) (3.268.000.000) (3.680.500.000)
Laba Kotor 137.500.000 1.032.000.000 1.169.500.000
Biaya Usaha :
- Biaya Gaji 44.000.000 344.000.000 388.000.000
- Biaya Administrasi & Umum 11.000.000 82.560.000 93.560.000
- Biaya Alat Tulis Kantor 6.875.000 51.600.000 58.475.000
- Biaya Telepon & Internet 8.250.000 61.920.000 70.170.000
- Biaya Listrik & Air 9.625.000 72.240.000 81.865.000
- Biaya BBM 2.750.000 20.640.000 23.390.000
- Biaya Pajak Final 86.000.000 86.000.000
Total Biaya Usaha 82.500.000 718.960.000 801.460.000
Koreksi Fiskal :
- Pendapatan - (4.300.000.000) (4.300.000.000)
- HPP - 3.268.000.000 3.268.000.000
- Biaya Gaji - 344.000.000 344.000.000
- Biaya Administrasi & Umum - 82.560.000 82.560.000
- Biaya Alat Tulis Kantor - 51.600.000 51.600.000
- Biaya Telepon & Internet - 61.920.000 61.920.000
- Biaya Listrik - 72.240.000 72.240.000
- Biaya BBM - 20.640.000 20.640.000
- Biaya Pajak Final - 86.000.000 86.000.000
Total Koreksi Fiskal - (313.040.000) (313.040.000)
44
Tabel 4.5 menampilkan laporan laba rugi yang terdiri dari
penghasilan yang dikenakan PPh final dan PPh tidak final.
Laporan laba/rugi gabungan didapat dari laporan laba/rugi final
ditambah laporan laba/rugi tidak final. Laporan laba/rugi final
dikoreksi fiskal karena penghasilan tersebut telah dikenakan PPh
final pasal 4 ayat (2) sebesar 2%, sehingga tidak perlu dihitung
kembali pada akhir tahun dalam pelaporan SPT Tahunan.
Sedangkan laporan laba/rugi tidak final tidak ada yang dikoreksi
fiskal karena semua penghasilan tersebut boleh diakui sebagai
penghasilan dan biaya tersebut boleh dibebankan sebagai biaya
sehingga mengakibatkan tidak ada koreksi fiskal.
45
pasal 23 sebesar 2%. Anggapan dari PT A tidak tepat karena proyek
tersebut tidak termasuk jasa lain yang tercantum dalam PMK
No.141/PMK.03/2015, melainkan termasuk dalam kategori proyek
yang dikenakan PPh 4 ayat (2) yang bersifat final berdasarkan PP
No. 40 tahun 2009.
Berikut tabel 4.6 menjelaskan daftar proyek PT A selama tahun 2018
berdasarkan dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
46
Tabel 4.6
Daftar Proyek PT A tahun 2018
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
47
Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober dan Desember
termasuk dalam proyek jasa konstruksi yang tergolong dalam
penghasilan yang bersifat final dan dikenakan PPh pasal 4 ayat (2)
sesuai dengan PP No. 40 tahun 2009. Sedangkan proyek pada bulan
Mei dan November termasuk dalam jasa lain yang ruang lingkupnya
termasuk jasa konstruksi, dikarenakan proyek tersebut merupakan
proyek pengadaan serta pemasangan yang termasuk dalam objek
PPh pasal 23 sesuai dengan PMK No.141/PMK.03/2015.
Pembahasan kali ini lebih menekankan pada penghitungan atas
PPh potongan pungutan atas penghasilan yang tergolong final
maupun tidak final karena penghasilan yang masuk dalam golongan
final tidak perlu diperhitungkan kembali saat pelaporan SPT
Tahunan, sedangkan penghasilan yang masuk dalam golongan tidak
final harus diperhitungkan kembali saat SPT Tahunan badan. Berikut
tabel 4.7 menjelaskan daftar perbandingan proyek yang dikenakan
PPh Pasal 4 Ayat (2) menurut PT A dan sesuai peraturan yang
berlaku.
48
Tabel 4.7
Daftar Perbandingan Proyek yang Dikenakan PPh Pasal 4 Ayat (2)
Menurut PT A dan Sesuai Peraturan yang Berlaku
Menurut PT A Sesuai Peraturan yang Berlaku
Masa Nama Pekerjaan DPP (Rp) Tarif PPh (Rp) Dasar Hukum Masa Nama Pekerjaan DPP (Rp) Tarif PPh (Rp) Dasar Hukum
Final sesuai
Renovasi Kantor Final sesuai Renovasi Kantor
dengan PP
Setda Kab. 250.000.000 2% 5.000.000 dengan PP No. Setda Kab. 250.000.000 2% 5.000.000
Januari Januari No. 40 Th
Grobogan 40 Th 2009 Grobogan
2009
Final sesuai
Renovasi Kantor Final sesuai
Renovasi Kantor dengan PP
Februa Kementrian 270.000.000 2% 5.400.000 dengan PP No. Februa 270.000.000 2% 5.400.000
Kementrian Agama No. 40 Th
ri Agama 40 Th 2009 ri
2009
Pembangunan Pembangunan Final sesuai
Final sesuai
Gudang Obat Gudang Obat dengan PP
Maret 500.000.000 2% 10.000.000 dengan PP No. Maret 500.000.000 2% 10.000.000
Puskesmas Toroh Puskesmas Toroh No. 40 Th
40 Th 2009
II II 2009
Final sesuai
Final sesuai Pemeliharaan dan
Pembangunan dengan PP
Juni 1.000.000.000 2% 20.000.000 dengan PP No. Mei Perawatan Kantor 100.000.000 2% 2.000.000
Jalan Kabupaten No. 40 Th
40 Th 2009 Polres Grobogan
2009
Renovasi Ruang Final sesuai
Final sesuai
Kelas MTsN Pembangunan dengan PP
Juli 200.000.000 2% 4.000.000 dengan PP No. Juni 1.000.000.000 2% 20.000.000
Penawangan Kab Jalan Kabupaten No. 40 Th
40 Th 2009
Grobogan 2009
Renovasi Ruang Final sesuai
Final sesuai
Pembangunan Kelas MTsN dengan PP
Agust 80.000.000 2% 1.600.000 dengan PP No. Juli 200.000.000 2% 4.000.000
Jalan Desa Penawangan Kab No. 40 Th
us 40 Th 2009
Grobogan 2009
Pembangunan
Balai Nikah Dan Final sesuai
Final sesuai
Manasik Pembangunan dengan PP
Oktobe 500.000.000 2% 10.000.000 dengan PP No. Agust 80.000.000 2% 1.600.000
Kementrian Jalan Desa No. 40 Th
r 40 Th 2009 us
Agama Kab. 2009
Grobogan
Pemeliharaan Dan Final sesuai
Final sesuai
Pembangunan Perawatan Klinik dengan PP
Desem 1.500.000.000 2% 30.000.000 dengan PP No. Septem 100.000.000 2% 2.000.000
Jalan Lokal Pratama No. 40 Th
ber 40 Th 2009 ber
Bhayangkara 2009
Pembangunan
Final sesuai
Balai Nikah Dan
dengan PP
Oktobe Manasik 500.000.000 2% 10.000.000
No. 40 Th
r Kementrian Agama
2009
Kab. Grobogan
Final sesuai
Pembangunan dengan PP
Desem 1.500.000.000 2% 30.000.000
Jalan Lokal No. 40 Th
ber
2009
Total 4.300.000.000 86.000.000 Total 4.500.000.000 90.000.000
49
Tabel 4.8
Daftar Perbandingan Proyek yang Dikenakan PPh Pasal 23
Menurut PT A dan Sesuai Peraturan yang Berlaku
Menurut PT A Sesuai Peraturan yang Berlaku
Masa Nama Pekerjaan DPP (Rp) Tarif PPh (Rp) Dasar Hukum Masa Nama Pekerjaan DPP (Rp) Tarif PPh (Rp) Dasar Hukum
Pengadaan Dan PMK No. Pengadaan Dan PMK No.
April Pemasangan 200.000.000 2% 4.000.000 141/PMK.03/20 April Pemasangan Tiang 200.000.000 2% 4.000.000 141/PMK.03/
Tiang Pancang 15 Pancang 2015
Pemeliharaan dan PMK No. Pengadaan Dan PMK No.
Mei Perawatan Kantor 100.000.000 2% 2.000.000 141/PMK.03/20 Novem Pemasangan 150.000.000 2% 3.000.000 141/PMK.03/
Polres Grobogan 15 ber Instalasi Listrik 2015
Pemeliharaan Dan
PMK No.
Perawatan Klinik
Septem 100.000.000 2% 2.000.000 141/PMK.03/20
Pratama
ber 15
Bhayangkara
Pengadaan Dan PMK No.
Novem Pemasangan 150.000.000 2% 3.000.000 141/PMK.03/20
ber Instalasi Listrik 15
Total 550.000.000 11.000.000 Total 350.000.000 7.000.000
50
4.3.2. Pembetulan Laporan Laba/Rugi pada PT A
Pendapatan :
- Pendapatan 350.000.000 4.500.000.000 4.850.000.000
- HPP (261.500.000) (3.419.000.000) (3.680.500.000)
Laba Kotor 88.500.000 1.081.000.000 1.169.500.000
Biaya Usaha :
- Biaya Gaji 28.000.000 360.000.000 388.000.000
- Biaya Administrasi & Umum 7.080.000 86.480.000 93.560.000
- Biaya Alat Tulis Kantor 4.425.000 54.050.000 58.475.000
- Biaya Telepon & Internet 5.310.000 64.860.000 70.170.000
- Biaya Listrik & Air 6.195.000 75.670.000 81.865.000
- Biaya BBM 1.770.000 21.620.000 23.390.000
- Biaya Pajak Final 90.000.000 90.000.000
Total Biaya Usaha 52.780.000 752.680.000 805.460.000
Koreksi Fiskal :
- Pendapatan - (4.500.000.000) (4.500.000.000)
- HPP - 3.419.000.000 3.419.000.000
- Biaya Gaji - 360.000.000 360.000.000
- Biaya Administrasi & Umum - 86.480.000 86.480.000
- Biaya Alat Tulis Kantor - 54.050.000 54.050.000
- Biaya Telepon & Internet - 64.860.000 64.860.000
- Biaya Listrik - 75.670.000 75.670.000
- Biaya BBM - 21.620.000 21.620.000
- Biaya Pajak Final - 90.000.000 90.000.000
Total Koreksi Fiskal - (328.320.000) (328.320.000)
51
Berdasarkan tabel 4.9 yang merupakan laporan laba/rugi pembetulan
PT A tahun 2018 dapat dijelaskan :
a. Omset PT A di tahun 2018 setelah pembetulan tidak mengalami
perubahan, yaitu sebesar Rp 4.850.000.000
b. Perubahan terdapat pada total penghasilan final dan tidak final di
PT A di tahun 2018, sebelum pembetulan total penghasilan final
Rp 4.300.000.000 dan setelah dilakukan pembetulan total
penghasilan final berubah menjadi Rp 4.500.000.000 .
Sedangkan pada total penghasilan tidak final sebelum
pembetulan sebesar Rp 550.000.000 dan setelah dilakukan
pembetulan total penghasilan tidak final berubah menjadi
Rp 350.000.000
c. Perubahan juga terdapat pada jumlah PPh pasal 4 ayat (2) yang
disetor PT A tahun 2018, sebelum pembetulan sebesar
Rp 86.000.000 dan setelah pembetulan berubah menjadi
Rp 90.000.000
d. Karena ada perubahan dalam penghasilan dan biaya usaha final
dan tidak final mengakibatkan pada jumlah laba/rugi bersih
komersial yang diperoleh PT A tahun 2018 juga mengalami
perubahan
Laba (Rugi) PT A sebelum pembetulan
Laba (Rugi) bersih komersial (final) : Rp 313.040.000
Laba (Rugi) bersih komersial (tidak final) : Rp 55.000.000 +
Laba (Rugi) bersih komersial (gabungan) : Rp 368.040.000
Laba (Rugi) PT A setelah pembetulan
Laba (Rugi) bersih komersial (final) : Rp 328.320.000
Laba (Rugi) bersih komersial (tidak final) : Rp 35.720.000 +
Laba (Rugi) bersih komersial (gabungan) : Rp 364.040.000
e. Laba/Rugi kena pajak PT A tahun 2018 juga mengalami
perubahan, sebelum pembetulan sebesar Rp 55.000.000 dan
setelah pembetulan berubah menjadi Rp 35.720.000
52
4.4. Dampak Kesalahan Pelaporan Kewajiban Perpajakan PT A
53
terlambat 7 bulan dan pada bulan September terlabat 4 bulan sehingga di
dapat penghitungan sebagai berikut :
Mei : 2% x 7 bulan x Rp 2.000.000
: Rp 320.000
September : 2% x 4 bulan x Rp 2.000.000
: Rp 160.000
Total bunga yang harus dibayar PT A sebesar Rp 320.000 + Rp 160.000 =
Rp 480.000
Sehingga sanksi administrasi berupa denda dan bunga yang harus dibayar
oleh PT A sebesar Rp 200.000 + Rp 480.000 = Rp 680.000
Jumlah pokok pajak telah dipindah buku kan dari PPh Pasal 23 menjadi PPh
Pasal 4 Ayat (2) dan bunga telah juga telah dibayarkan pada taanggal 10
Februari 2019.
54
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
55
5.2. Saran
56
DAFTAR PUSTAKA
57
UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang jasa konstruksi. (2017) dapat di akses di
lkpp.Re
http://www.lkpp.go.id/v3/files/attachments/5_shOZLkcQtAWWUCHVmD
OnNvhtzMvlPLyp.pdf
UU No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
(2009) dapak diakses di kemenkeu.Re
https://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/uu-kup%20mobile.pdf
Zentrum. (2015). Daftar Obyek dan Tarif Pajak Penghasilan dapat diakses di
solusi pajak online.Re http://solusipajakonline.com/documents/03_LAIN-
LAIN/01_Daftar%20dan%20Tarif%20Pajak%20Penghasilan.pdf
3 Sistem Pemungutan Pajak di Indonesia. (2019) dapat di akses di klik pajak.Re
https://klikpajak.id/en/blog/lapor-pajak/3-sistem-pemungutan-pajak-di-
indonesia/
5 Hal Penting Terkait PPh Jasa Konstruksi yang Harus Anda Pahami. (2018,
Oktober 4) dapat di akses di online pajak.Re https://www.online-
pajak.com/5-hal-penting-terkait-pph-jasa-konstruksi-yang-harus-anda-
pahami
58
59