Anda di halaman 1dari 22

BAB 6

Mengelola Informasi

A. Mengapa Informasi Penting

Data mentah adalah fakta dan angka. Namun, fakta dan angka khususnya tidak
bermanfaat jika tidak mempunyai makna. Apabila data mentah terdiri dari data dan angka,
maka informasi merupakan data yang bermanfaat dan dapat mempengaruhi pilihan dan
perilaku seseorang.

1. Karakteristik dan Nilai Informasi yang Berguna


1.1 Informasi yang Akurat

Informasi akan bermanfaat apabila akurat. Agar menjadi akurat, informasi harus dapat
diandalkan dan absah.

1.2 Informasi yang Lengkap

Informasi bermanfaat apabila lengkap. Agar menjadi lengkap, jumlah informasi harus
memadai untuk mengidentifikasi masalah dan mulai menentukan pemecahan potensial.

1.3 Informasi yang Relevan

Informasi bermanfaat jika relevan. Informasi relevan bila berhubungan dengan


masalahnya, sehingga para pengambil keputusan dapat menggunakannya untuk menentukan
masalah dan mulai menentukan solusi yang potensial.

1.4 Informasi yang Tepat pada Waktunya

Akhirnya, informasi bermanfaat jika tepat pada waktunya. Untuk menjadi tepat
waktunya, informasi harus tersedia saat dibutuhkan untuk menentukan suatu masalah atau
memulai untuk mengidentifikasi pemecahan potensial masalahnya.

1.5 Biaya Perolehan

Biaya perolehan adalah biaya yang diperlukan dalam rangka memperoleh data yang tidak
anda miliki.

1
1.6 Biaya Pemrosesan

Biaya pemrosesan adalah biaya untuk mengubah data mentah menjadi informasi yang
dapat digunakan.

1.7 Biaya Penyimpanan

Biaya penyimpanan adalah biaya penataan informasi secara fisik maupun elektronik
untuk digunakan atau didapatkan kembali kemudian.

1.8 Biaya untuk Mendapatkan Kembali (Biaya Retrieval)

Biaya retrieval (biaya untuk mendapatkan kembali) adalah biaya untuk mengakses
informasi yang sudah disimpan dan diproses. Satu kesalahpahaman yang paling sering terjadi
tentang informasi adalah bahwa informasi tersebut mudah dan murah untuk didapatkan
kembali jika perusahaan pernah memilikinya. Padahal tidak demikian.

Pertama-tama, anda harus menemukan informasi tersebut. Kemudian, anda harus


meyakinkan siapa yang berbagi informasi dengan anda. Selanjutnya, informasi harus diolah
menjadi bentuk yang bermanfaaat bagi anda. Pada saat anda memperoleh informasi yang
anda butuhkan, mungkin hal tersebut sudah tidak tepat lagi waktunya.

1.9 Biaya Komunikasi

Biaya komunikasi adalah biaya pengiriman komunikasi dari satu tempat ke tempat lain.

2. Pentingnya Informasi yang Strategis

Perusahaan pertama yang menggunakan teknologi informasi baru dengan maksud untuk
menurunkan biaya atau membedakan produk dan layanan pokok sering kali mendapatkan
keunggulan sebagai pionir, keuntungan yang tinggi dan pangsa pasar yang lebih besar.
Bagaimanapun, menciptakan keunggulan pionir adalah sangat sulit, mahal dan beresiko.
Menurut pandangan teknologi informasi yang berdasarkan sumbernya, keunggulan bersaing
yang tetap bertahan akan terjadi apabila ada nilai tambah, berbeda dari perusahaan lain dan
sulit untuk diciptakan atau diperoleh.

2
2.1 Keunggulan dari Penggerak Pertama (First-mover advantage)

Keunggulan menjadi penggerak pertama adalah keunggulan strategis yang diperoleh


perusahaan yang menjadi pionir pada industri yang menggunakan teknologi informasi baru
untuk menurunkan biaya pokok atau membedakan produk atau layanan dari pesaing.

Secara keseluruhan, keunggulan sebagai pionir sangat besar. Rata-rata, sang pionir
memperoleh 30 persen market share, dibandingkan 19 persen untuk perusahaan yang
mengikutinya.

2.2 Mempertahankan Keunggulan Bersaing

Bagaimanapun, mempertahankan keunggulan bersaing melalui teknologi informasi


tidaklah mudah untuk dilakukan. Singkatnya, kunci untuk mempertahankan keunggulan
bersaing bukanlah komputer yang lebih cepat, memori yang lebih banyak dan hard drives
yang lebih besar.

Kuncinya adalah menggunakan teknologi informasi untuk memperbaiki dan menyangga


fungsi-fungsi inti usaha secara terus-menerus. Perusahaan-perusahaan yang mencapai
keunggulan pionir dengan teknologi informasi dan mempertahankannya dengan investasi
yang berkesinambungan dalam teknologi tersebut, akan menciptakan pergerakkan target, di
mana para pesaing sulit menyentuhnya.

B. Teknologi Informasi
3. Menangkap, Menyimpan dan Memproses Informasi
3.1 Menangkap Informasi

Ada dua metode dasar untuk menangkap informasi, yaitu secara manual dan elektronik.
Menangkap informasi secara manual merupakan suatu proses dengan pekerja intensif di
mana data dicatat dan dimasukkan dengan tangan ke alat penyimpanan data. Masalah dengan
menangkap informasi secara manual adalah lambat, mahal dan sering kali tidak akurat.

Konsekuensinya, perusahaan-perusahaan yang lebih mengandalkan pada penangkapan


elektronik, di mana data secara elektronik dicatat dan dimasukkan ke dalam alat penyimpan
elektronik.

3
Kode garis (bar code) dan scanner dokumen merupakan metode yang paling umum
untuk menangkap data secara elektronik. Kode garis (bar code) menyajikan data numerikal
dengan membedakan ketebalan dan pola garis-garis vertikal. Keunggulan utama yang
ditawarkan bar code adalah bahwa data yang mereka sajikan dapat dibaca dan dicatat segera
dengan bantuan scanner tangan atau scanner pena. Sekali melewati scanner (kadang-kadang
beberapa kali) dan “Beep!” informasi telah ditangkap.

Karena murah dan mudah digunakan, scanner elektronik sebagai penangkap data
elektronik yang mengubah teks dan gambar cetak menjadi bentuk digital, menjadi suatu
metode yang makin populer. Namun, teks yang sudah didigitalisasi tidak dapat ditelusuri atau
diedit seperti teks reguler dalam perangkat lunak word processing anda. Karena itu,
perusahaan-perusahaan menggunakan perangkat lunak pengenal sifat optik (optical
character recognition) untuk menyeken dan mengubah dokumen asli atau dokumen
digitalisasi pada tels ASCII (Kode Standar America untuk Pertukaran Informasi). Teks ASCII
dapat ditelusuri, dibaca dan diedit kembali dalam standar perangkat lunak word processing,
e-mail, desktop publishing, manajemen database dan spread-sheet.

3.2 Menyimpan Informasi

Beberapa pilihan umum dari penyimpanan informasi adalah kertas, micro-film, CD-
ROM, diket DVD, tape dan hard drive. Kertas adalah bentuk umum penyimpanan data.
Bagaimanapun, penyimpanan kertas adalah mahal, memakan tempat yang sangat luas dan
membutuhkan proses pencarian manual yang lambat dan penuh muatan kesalahan. Lebih
jauh, pada satu waktu, hanya satu orang yang dapat melihat data yang disimpan di kertas.

Microfilm atau microfiche adalah salah satu metode tanpa kertas yang tertua untuk
penyimpanan data. Informasi disimpan dalam microfilm dengan cara mengambil gambar dari
data tersebut.

CD-ROM (Compact Disk Read Only Memory), disket 51/4” yang memuat 650 megabyte
tulisan, suara, atau data grafik. Dengan perangkat lunak mudah, digunakan waktu sekitar 30
menit untuk compact dick recorder (CD-R) menyelesaikan data ke disket CD-ROM.

CD-ROM digantikan oleh kapasitas yang lebih besar DVD-Digital Video Disk, yang
mencakup 4,7 gigabytes informasi per sisi atau 9,4 gigabyte per disket. Dan karena teknologi

4
DVD sangat tidak compatible, perusahaan dapat menggunakan DVD drive untuk membaca
data yang disimpan dalam CD-ROM.

Pada masa lalu, pita penyimpanan data, yang merupakan pita magnetic digunakan
untuk merekam data, digunakan untuk penyimpanan dalam jangka panjang dalam tempat
tepisah di luar lokasi.

Arsip data disimpan jika dibutuhkan, tetapi sebaliknya tidak digunakan oleh karyawan
atau manajer. Bagaimanapum, karena kemajuan teknologi, pita penyimpanan data, kini sering
digunakan untuk penyimpanan data kedua yang dilakukan secara tetap, tetapi jarang
diguakan di lapangan oleh pegawai dalam melakukan pekerjaannya.

Penyimpanan utama adalah untuk data yang lebih sering digunakan oleh karyawan dan
manajer dalam menjalankan pekerjaannya. Bentuk umum dari penyimpanan utama adalah
hard drive. Hard Drives, dimana biasanya terdapat dalam komputer adalah disket magnetic
yang memungkinkan pemakai membaca dan menulis (menyimpan) data.

Hard drive memiliki satu kerugian yang seriuse; dapat hancur-terkunci. Kehancuran
hard drive dapat dengan cepat menghancurkan data dan menghentikan pekerjaan.

RAID adalah singkatan sistem Redundant Array Inexpensive Disk. Ide di belakang
RAID direncanakan ketika ilmuwan di Universitas California, Berkeley memutuskan
serangkaian kelompok kecil disk drive bersama-sama akan lebih murah dan lebih dapat
diandalkan (tidak mudah mengalami kerusakan disket) daripada satu disket besar.

3.3 Memproses Informasi

Memproses informasi berarti mengubah data mentah menjadi informasi yang bermanfaat
dan dapat dipergunakan untuk pengambilan keputusan usaha. Mengevaluasi data penjualan
untuk menentukan penjualan yang terbaik dan terburuk atas suatu produk, memeriksa riwayat
perbaikan untuk menentukan keandalan produk atau mengontrol biaya percakapan jarak jauh
adalah contoh-contoh pemrosesan data mentah menjadi informasi yang bermanfaat. Ada tiga
jenis proses komputer: yaitu proses terpusat (centralized), menyalurkan (distributed) dan
dibagikan (shared).

Pemusatan proses (centralized process) berarti data dimasukan ke dalam terminal


komputer individual, disimpan dan diproses di komputer mainframe yang memiliki ratusan
megabyte memori dan ratusan gigabyte hard drive ruang penyimpanan.

5
Kemampuan proses dan penyimpanan yang sangat kuat, mainframe sering digunakan
untuk transaksi dan proses sitem otomatis. Sistem proses transaksi adalah sistem mainframe
terpusat yanhg mencatat ribuan transaksi rutin harian dalam menjalankan bisnis, seperti
pemesanan tempat, pemesanan barang, penjualan, pembelian, penggajian dan pengeluaran
biaya.

Proses otomatis adalah proses yang menggunakan sisitem mainframe untuk


mengumpulkan dan memproses data secara otomatis menjadi informasi yang sangat
bermanfaat.

Tidak seperti mainframe komputer di mana data diproses dan disimpan terpusat
dalam satu komputer besar, proses penyaluran adalah proses dan penyimpanan data dalam
komputer desktop. Ide utama yang melatarbelakangi proses penyaluran adalah untuk
memberi kedekatan antara manajer dan karyawan dengan data yang merupakan alat yang
mereka butuhkan secara cepat dan mudah menubah data menjadi informasi Daripada
menunggu pusat data perusahaan untuk menyusun laporan berdasarkan informasi yang
diambil mainframe komputer perusahaan, manajer dan karyawan diperlengkapi dengan
komputer desktop yang dapat dengan cepat menangkap dan memproses data sendiri.

Proses pembagian yang berdasarkan jaringan kerja klien/server, mewakili tingkat


menengah antara proses terpusat (mainframe) dan penyaluran (komputer desktop). Proses
pembagian secara harfiah berarti bahwa proses informasi dibagi antara dua jenis komputer,
klien dan server. Dalam jaringan kerja klien/server, komputer saling berhubungan melalui
jaringan keja, sehingga mereka datpat berbagi data dan software yang disimpandi dalam
server. Klien biasanya komputer desktop, sedangkan server adalah komputer yang lebih besar
(meskipun tak sebesar mainframe) dengan 10 sampai 100 kali kapasitsa komputer desktop.
Server menyimpan data dan software yang dapat digunakan klien dalam jaringa kerja. Ketika
komputer klien meminta data dari server (file server), permintaan tersebut diproses melalui
jaringan kerja komputer.

Jadi, dengan peralatan tekonologi informasi yang tersedia sekarang dan bahkan lebih
baik di masa datang, pertanyaan yang harus dijawab oleh manajer adalah kombinasi proses
dan penyimpanan mana yang terbaik dan sesuai dengan kebutuhan manajemen informasi
mereka.

6
4. Mengakses dan Membagi Informasi dan Pengetahuan

Sekarang, teknologi informasi memberi kesempatan pada perusahaan untuk


mengkomunikasikan, membagi dan menyediakan akses data ke karyawan, manajer dan
pelanggan dalam cara-cara yang tidak terpikirkan beberapa tahun sebelumnya.

4.1 komunikasi

Sistem E-mail, pesan suara dan konferensi adalah mengubah bagaimana manajer,
karyawan dan pelanggan mengkomunikasikan dan bekerja satu dengan yang lain.E-mail
adalah pengiriman pesan melalui komputer.

Pesan suara (voice messaging) atau ‘surat suara’ (voice mail) adalah sistem penjawab
telpon yang merekam pesan audio.

Sistem pesan suara adalah mudah untuk digunakan dan menghemat biaya karena
karyawan tidak harus menggunakan waktu mereka untuk mencatat dan mengirim pesan.
Bagaimanapun, menggunakan pesan suara membutuhkan waktu yang bisa ditolerir.

Tidak seperti e-mail dan surat suara yang hanya mengizinkan pemakai untuk
meninggalkan pesan, sistem pertemuan (conferencing system) memungkinkan dua atau
lebih pemakai di lokasi yang berbeda untuk saling melihat dan berbicara seperti jika mereka
bekerja dalam ruangan yang sama. Ada tiga jenis sistem konferensi: pertemuan dokumen,
pembagian aplikasi, dan pertemuan video. Kunci persamaan dari ketiganya adalah waktu dan
tempat bukan hambatan untuk melakukan pekerjaan. Tidak masalah di mana orang berada,
sistem konperensi membantu mereka bekerja sama.

Konferensi dokumen (white boarding) adalah sistem komunikasi yang memungkinkan


dua orang atau lebih untuk di lokasi berbeda untuk secara bersamaan melihat dan membuat
komentar tentang sebuah dokumen.

Pembagian aplikasi (application sharing) mengambil beberapa langkah konferensi


dokumen lebih jauh dengan melibatkan dua orang atau lebih di lokasi yang berbeda untuk
benar-benar membuat perubahan pada dokumen dengan membagi control aplikasi software
yang dijalankan pada suaatu komputer.

Video konferensi desktop melibatkan dua orang atau lebih di tempat yang berbeda
untuk menggunakan kamera video dan monitor komputer untuk saling melihat dan

7
mendengar dan untuk berbagi dokumen. Tidak seperti pembagian aplikasi, video konferensi
desktop tidak bekerja dengan baik pada jalur telepon biasa. Untuk transmisi yang memadai
dari audio dan video, peserta membutuhkan akses ke jaringan berkecepatan tinggi atau
hubungan berkecepatan tinggi ke Internet.

4.2 Akses dan Pemanfaatan Bersama Internal

Dua jenis teknologi informasi digunakan oleh eksekutif, manajer dan karyawan di dalam
perusahaan untuk mengakses dan berbagi informasi: sistem informasi eksekutif dan intranet.

Suatu sistem informasi eksekutif (EIS; Executive Information System) menggunakan


sumber data internal dan eksternal untuk menyediakan kepada manajer dan eksekutif,
informasi yang mereka perlukan untuk memonitor dan menganalisis kinerja organisasi.
Tujuan EIS adalah menyediakan informasi yang akurat, lengkap, relevan dan tepat waktu
untuk manajer.

Intranet adalah jaringan perusahaan swasta yang memungkinkan karyawan untuk


mengakses, membagikan dan mempublikasikan informasi dengan mudah dan menggunakan
software internet.

Intranet sedang meledak kepopulerannya. Tahun 1995, Bussines Research Group


memperkirakan bahwa hanya 11 persen dari perusahaan ukuran sedang sampai besar
menggunakan intranet. Sekarang ini, Lebih dari 70 persen perusahaan memiliki intranet
sendiri. Ada banyak alas an untuk fenomena pertumbuhan ini.

Pertama, sistem informasi eksekutif dapat berharga sebesar ratusan ribu dolar untuk
dipasang pada sekelompok kecil manajer. Sebagai perbandingan, intranet yang dapat
digunakan oleh setiap orang di setiap perusahaan tidak mahal. Kebanyakan dari perangkat
lunak yan diperlukan untuk memasang intranet adalah freeware (bebas biaya) Perangkat
lunak komputer yang gratis bagi siapa pun yang menginginkannya atau shareware (gratis
untuk percobaan, dan biasanya lebih murah dari pada perangkat lunak komersil) tetapi jika
Anda menyimpannya melebihi periode percobaan, 30 hari Anda harus membelinya.

Kedua, cara penggunaan intranet adalah dengan intuisi dan mudah. Arahkan korsur
Anda ke suatu kata atau simbol yang menarik bagi Anda. Jika korsur berubah dari tanda
panah ke bentuk tangan, menunjukan bahwa jika kata atau symbol tersebut merupakan rantai
untuk informasi selanjutnya, lalu klik. Dapat! Informasi yang Anda inginkan muncul dilayar.

8
Hasilnya, perusahaan-perusahaan sibuk untuk memasukkan sebanyak mungkin informasi
yang dapat mereka lakukan di intranet.

Ketiga, tidak masalah jika orang-orang di bagian penjualan menggunakan sistem operasi
Macintosh, bagian keuangan menggunakan Windows, dan orang sistem informasi
menggukan sistem Unix, setiap orang dapat dengan mudah mengakses informasi jika tersedia
dimintranet perusahaan. Intranet bekerja melewati semua jenis komputer dan berbagai sistem
informasi komputer.

Keempat, jika Anda sudah mempunyai jaringan komputer di tempat kerja, kesempatan-
kesempatan yang sudah dimilikiperusahaan Anda adalah perlatan dan ahli komputer yang
dapat dengan cepat dan mudah menjalankan sebuah intranet.

Kelima, secara konsisten, banyak program-program perangkat lunak dengan mudah


mengubah dokumen elektronik dari format word processing yang biasa, spreadsheet, atau
grafik, ke hypertext markup language (HTML) yang digunakan untuk menampilkan teks dan
grafik di Internet dan Intranet.

4.3 Akses dan Pemanfaatan Bersama Eksternal

Dua teknologi informasi, pertukaran data elektrik dan Internet tidak hanya mudah untuk
membagikan dataperusahaan kepada kelompok-kelompok eksternal, seperti pemasok barang
dan pelanggan tetapi juga mengurangi biaya, produktivitas lebih tinggi, pelayanan kepada
pelanggan yang lebih baik, dan komunikasi yang dihaslikan lebih cepat menyebabkan
manajer berubut untuk mendapatkan cara-cara menggunakan informasi tersebut di
perusahaan-perusahaan mereka.

Pertukaran data elektronik (atau EDI-Electonic Data Interchange) adalah transmisi


elektronik secara langsung dari informasipembelian dan pemesanan barang dari satu sistem
komputer perusahaan lain.

Sama dengan EDI digunakan untuk mengatasi transaksi dengan pemasok, perusahaan-
perusahaan juga sedang mengurangi kertas kerja dan petunjuk proses informasi dengan
menggunakan Internet untuk ototmatis transaksi-transaksi elektronik dengan para pelanggan.
Internet adalah jaringan global dari jaringan-jaringan ada, yang memungkinkan pemakainya
untuk mengirim dan mendapatkan kembali data dari mana saja di seluruh dunia.

9
4.4 Berbagi Pengetahuan dan Keahlian

Pengetahuan adalah pemahaman yang seseorang dapatkan dari informasi. Pengetahuan


tidak terletak pada informasi, pengetahuan ada dalam diri seseorang. Itu mengapa
perusahaan-perusahaan mempekerjakan konsultan, spesialis, dan tenaga ahli lainnya.
Namun, akan menjadi sangat mahal mempekerjakan konsultan, spesialis dan tenaga ahli
lainnya. Jadi perusahaan-perusahaan harus mulai menggunakn dua teknologi informasis,
sistem pendukung keputusan dan sistem ahli untuk menangkap dan membagikan pengetahuan
dari konsultan, spesialis dan tenaga ahli lainnya kepada manajer dan para pegawai.

Sistem Pendukung Keputusan (DSS-Decision support system) adalah suatu sistem


informasi yang membantu para manajer mengerti jenis permasalahan secara khusus dan
solusi-solusi yang potensial dengan mendapatkan dan menganalisis informasi dengan model-
model dan peralatan yang canggih.

Selanjutnya, tidak seperti program EIS biasanya luas cakupannya dan memungkinkan
manajer mendapatkan kembali semua jenis informasi mengenai satu perusahaan, program
DSS biasanya lebih sempit cakupanya dan ditargetkan untuk membantu manajer
menyelesaikan berbagai masalah khusus.

Penting untuk memahami bahwa program DSS tidak menggantikan pengambilan


keputusan manajer; mereka meningkatkan dengan memajukan pemahaman manajer dan
karyawan, atas masalah-masalah yang mereka hadapi dan solusi yang mungkin berhasil.

Sistem-sistem ahli (expert systems), sistem informasi yang mengandung pengetahuan


khusus dan aturan keputusan yang digunakan oleh tenaga ahli dan pembuat keputusans yang
berpengalaman, sehingga mereka yang bukan tenaga ahli pun dapat mengambil keputusan
berdasarkan pengetahuan ahli.

Kebanyakan sistem ahli bekerja dengan menggunakan sekumpulan peraturan ‘jika-lalu’


untuk menyortir melalui informasi dan mengusulkan tindakan.

10
BAB 7
Dasar-dasar Pengontrolan
A. Dasar-dasar Pengontrolan

Pengontrolan merupakan proses umum dari standar baku dalam mencapai tujuan
organisasi, membandingkan pelaksanaan yang sebenarnya dengan standar-standar tersebut,
kemudian apabila diperlukan, mengambil tindakan perbaikan untuk mengembalikan kinerja
kepada standar-standar tersebut.

Pengontrolan tercapai ketika prosedur perilaku dan pekerjaan disesuaikan dengan standar
yang ada dan tujuan perusahaan dapat dipenuhi. Setelah pemboman terjadi, pengontrolan
diperketat karena pihak-pihak yang berwenang berusaha menjamin keamanan individu
dengan memastikan bahwa prosedur keamanan telah ditaati. Namun, pengontrolan bukanlah
sekedar proses yang dilakukan setelah suatu kejadian.

1. Proses Pengontrolan
1.1 Standar-standar

Proses pengontrolan dimulai ketika para manajer menentukan tujuan seperti


meningkatkan kepuasan pelanggan menjadi 90 persen atau meningkatkan penjualan sampai 5
persen. Perusahaan kemudian mengkhususkan standar pelaksanaan yang harus dipenuhi
untuk mencapai tujuan tersebut. Standar merupakan dasar perbandingan untuk mengukur
tingkat pelaksanaan organisasi yang beranekaragam adalah memuaskan atau tidak
memuaskan.

Perusahaan-perusahaan juga menentukan standar-standar dengan mendengarkan keluhan


pelanggan atau dengan mengamati perilaku pesaing. Standar-standar dapat ditentukan dengan
membandingkan perusahaan lain sebagai patokan. Membandingkan patokan
(benchmarking) adalah suatu proses yang menentukan seberapa baik perusahaan-perusahaan
lain (meskipun umumnya bukan kompetitor) melakuka fungsi atau tugas-tugasnya. Dengan
kata lain, benchmarking adalah proses menentukan standar yang digunakan oleh perusahaan
lain.

Langkah pertama cara menentukan standar adalah menentukan apa yang akan
dibandingkan. Perusahaan dapat membandingkan apa saja, mulai dari siklus waktu (seberapa
cepat) sampai kualitas (seberapa baik). Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi

11
perusahaan-perusahaan yang akan dibandingkan dengan standar-standar yang Anda miliki.
Karena hal ini memerlukan komitmen yang bermakna bagi sebagian perusahaan yang
dibandingkan, kegiatan ini memakan waktu cukup lama untuk mengidentifikasi dan
mendapat persetujuan dari mereka yang dibandingkan. Langkah terakhir adalah dengan
mengumpulkan data untuk menentukan standar-standar pelaksaaan dari perusahaan lain.

1.2 Perbandingan Standar

Langkah proses pengotrolan selanjutnya adalah membandingkan prestasi aktua dengan


standar-standar prestasi. Sementara hal ini terlihat sangat jelas, kualitas perbandinga
tergantung pada sistem pengukuran dan sistem informasi yang digunakan perusahaan untuk
tetap mengikuti jalur pestasi, Semakin banyak sistemnya, semakin mudah untuk perusahaan
melacak kemajuan dan menhgidentifikasi masalah yang perlu diperbaiki.

1.3 Tindakan Perbaikan

Langkah berikutnya dalam proses pengontrolan adalaj mengidentifiksai penyimpangan


prestasi, menganalisisnya, kemudian mengembangkan dan melaksanakan program-program
untuk memperbaikinya. Hal ini sama seperti proses perencanaan, kinerja yang sering
mendapat penghargaan akan membuat karyawan dan manjer mengikuti alur prestasi
kemudian menyusuaikan pada usaha, penmgarahan, dan strategi.

1.4 Proses Dinamis

Pengontrolan merupakan proses dinamis dan berkesinambungan. Hal itu dimulai dengan
prestasi nyata dan mengukur prestasi tersebut. Kemudian manajer membandungkan prestasi
dengan standar-standar yang akan ditentukan, Jika mereka mengidentifikasikan adanhya
penyimpangan dari standar prestasi, mereka menganalisis penyimpangan tersebut dan
menentukan. Lalu melaksanakan programnya untuk mencapai prestasi yang diingikan, Untuk
mempertahankan tingkat prestasi tetap pada standarnya, manajer harus mengulang kembali
proses keseluruhan secara terus-menerus seperti putaran tanpa akhir. Jadi pengendalian
bukanlah suatu kerja arau hasil sekali saja, Jal itu berlangsung berulang kali (dalam proses
yang dinamis) dan memerlukan perhatian seorang manajer dari hari ke hari, minggu-minggu,
bahkan bulanan.

12
1.5 Pengontrolan Umpan Balik, yang Terjadi Bersamaan dan Pengontrolan Sebelum
Terjadi

Ada tiga metode pengontrolan, yaitu pengontrolan umpan balik, pengontrolan yang
terjadi bersamaan dan pengotrolan sebelum terjadi.

Pengontrolan umpan balik adalah mekanisme untuk mengumpulkan informasi tentang


ketidaksempurnaan prestasi setelah terjadi. Informasi ini kemudian digunakan untuk
memperbaiki atau mencegah ketidaksempurnaan prestasi berikutnya. Beberapa kajian telah
menunjukan secara jelas bahwa umpan balik memperbaiki baik individual maupun prestasi
perusahaan. Dalam banyak kejadian, adanya umpan balik lebih baik daripada tidak ada.
Namun jika ada sisi negative umpan balik, biasanya terlambat disadari. Biasanya diketahui
justru setelah kesalahn yang besar terjadi.

Pengendalian yang terjadi bersamaan (concurrent control) merupakan suatu


mekanisme untuk mengumpulkan informasi mengenai kekurangan prestasi pada saat
terjadinya, menghilangkan atau mempersingkat kelambanan antara hasil dan umpan baliknya
tentang kinerja.

Pengendalian sebelum terjadi (freeforward control) meruapakan suatu meknisme


untuk mengumpulakn informasi mengenai kekurangan-kekurangan dari kinerja sebelum hal
itu terjadi. Kebalikan dari pengontrolan umpan balik dan pengontrolan yang sedang terjadi,
yang memberikan umpan balik atas dasar keluaran dan hasil, freeforward control
menyediakan informasi mengenai kekurangan pada kinerja dengan memonitor input bahkan
output. Ditambah freeforward control berusaha mencegah atau meminimalkan kekurangan
kinerja sebelum hal itu terjadi.

2. Apakah Pengendalian Penting atau Mungkin untuk Dilakukan?

Pengendalian dapat berhasil apabila prosedur pekerjaan dan perilaku karyawan sesuai
dengan standar, dan tujuan dapat dicapai. Sebaliknya, kehilangan control akan tejadi apabila
prosedur pekerjaan dan perilaku tidak sesuai pada standars. Kehilanhan control dapat
menghambat pencapaian tujuan. Kehilangan kontrol adalah situasi di mana perilaku dan
prosedur tidak sesuai pada standar. Kehilangan kontrol dapat menghambat pencapaian tujuan.

13
Saat kehilangan kontrol terjadi, manajer harus mencari tahu apa yang telah mereka
lakukan, jika ada, untuk mencegah terjadinya kesalahan.

2.1 Apakah Pengontrolan Lebih Penting?

Terdapat dua faktor yang dapat membantu manajer menentukan apakah pengontrolan
lebih (atau berbeda) penting dilakukan, yaitu: tingkat ketergantungan dan aliran sumber-
sumber daya.

Tingkat ketergantungan adalah perluasan dimana sebuah perusahaan memerlukan sumber-


sumber tertentu untuk mencapai tujuan-tujuannya. Semakin penting suatu sumber untuk
memenuhi standar organisasi dan tujuan-tujuan, semakin penting untuk mengontrol sumber-
sumber daya tertentu.

Akan tetapi, catatlah bahwa sumber-sumber daya lebih dari sekedar bahan mentah.
Sumber-sumber daya merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan atau menyelsaikan suatu masalah. Untuk itu, yang dimaksud suatu sumber adalah
termasuk keterampilan karyawan, ruang, kemampuan intelektual, modal perusahaan,
spesialis, budaya perusahaan yang terpadu, dan lain-lain. Pada dasarnya, sumber-sumber daya
yang pernting dalam bentuk apa pun, mempermudah manajer dan karyawan untuk
melaksanakan proses pekerjaan yang sesuai dengan standar dan mengarah pada pencapaian
tujuan perusahaan.

Faktor kedua yang menentukan apakah kontrol penting atau tidak adalah aliran
sumber daya. Aliran sumber daya adalah perluasan di mana perusahaan dapat dengan
mudah mengakses ke sumber daya yang penting.

Ketiga perusahaan-perusahaan mengalami kesulitan mendapatkan sumber daya


penting yang diperlukan, biasanya mereka mencoba untuk meningkatkan aliran sumber daya
itu dengan menciptakan atau memenuhi beberapa bentuk pengendaliannya.

2.2 Apakah Kontrol Lebih Itu Memungkinkan?

Tingkat ketergantungan dan sumber-sumber daya dapat membantu untuk menentukan


apakah kontrol diperlukan. Namun, biaya untuk melakukan kontrol dan sibernetika
(cybernetic feasibility) akan membantu untuk menentukan apakah kontrol mungkin untuk
dilakukan.

14
Pertama, untuk menentukan apakah kontrol lebih memungkinkan (bermanfaat), manajer
perlu memperkirakan biayanya dengan sangat hati-hati, keuntungan-keuntungan, dan akibat-
akibat yang tidak diharapkan atas pengendalian tersebut, karena kadang biaya pengontrolan
lebih besar daripada manfaatnya.

Faktor yang sering diabaikan dalam menetukan biaya pengontrolan adalah serangkaian
konsekuensi yang tidak diharapkan, yang sering mengikuti peningkatan kontrol. Sistem
kontrol membantu perusahaan, manajer dan karyawan mencapai tujuan mereka, tetapi pada
waktu yang sama dapat membantu menyelesaikan masalah, dan menciptakan hal-hal lain.

Faktor kedua yang membantu manajer untuk menentukan apakah pengontrolan


memungkinakan adalah kemudahan sibernetika. Kemungkinan sibernetika (cybernetic
feasibility) merupakan perluasan yang memungkinkan untuk melaksanakan setiap langkah
dalam proses pengontrolan: standar prestasi yang jelas, perbandingan prestasi terhadap
standar, dan tindakan perbaikan. Jika satu tahap atau lebih tidak dapat dilaksanakan,
kemudian untuk memelihara pengontrolan yang efektif sulit atau bahkan tidak
memungkinkan.

2.3 Kuasi-Pengontrolan: Kapan Pengontrolan Tidak Mungkin Dilakukan?

Jika pengontrolan adalah penting, tetapi tidak memungkinkan karena biaya atau kendala
sibernetika, sehingga manajer dapat menggunakan dua pilihan kuasi pengontrolan:
mengurangi ketergantungan atau melakukan struktur ulang ketergantungan.

Mengurangi ketergantungan melibatkan pilihan yang tegas untuk meninggalkan atau


mengubah tujuan-tujuan organisasi dengan mengurangi ketergantungan pada sumber daya
yang penting. Perusahaan-perusahaan lebih senang memilih untuk mengurangi
ketergantungan dibawah kondisi serupa daripada memilih kontrol. Perbedaannya adalah
bahwa perusahaan-perusahaan memilih untuk mengurangi ketergantungan apabila
pengontrolan tidak memungkinkan, yaitu apabila biaya terlalu tinggiatau kemungkinan
sibernetika hampir nol.

Selain mengurangi ketegantungan apabila kontrol tidak memungkinkan, perusahaan-


perusahaan dapat memilih untuk menstruktur ulang ketergantungan yaitu mengubah
ketergantungan pada satu sumber daya yang penting untuk bergantung pada yang lain.

15
B. Bagaimana dan Apa yang Akan Dikontrol?
3. Metode-metode Pengontrolan

Ada lima metode pengontrolan: birokratis, objektif, normatif, konsertif dan kontrol diri
(manajemen diri). Pengontrolan birokratis dan objektif adalah pengontrolan dari atas
kebawah, berdasarkan manajemen dan penilaian. Pengotrolan normatif dan konsertif
mewakili bentuk pembagian pengontrolan, karena merupakan pengembangan dari
kepercayaan dan nilai-nilai berdasarkan kerja kelompok dan perusahaan secara menyeluruh.
Pengontrolan diri atau manajemen diri merupaka sistem pengontrolan di mana manajer secara
luas tetapi tidak menyeluruh, mengontrol seluruh individu.

Pengontrolan birokratis berdasarkan kebijakan, peraturan dan prosedur organisasi.


Pengontrolanobjektif berdasarkan pada pengukuran perilaku atau output yang dapat
diandalkan. Pengontrolan normatif didasarkan pada keyakinan dan pengalaman perusahaan
yang kuat, dalam melakukan perekrutan. Pengontrolan konsertif berdasarkan pada
perkembangan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan aturan-aturan pada kelompok kerja
otonom. Pengontrolan diri berdasarkan pada masing-masing individu dalam menetapkan
tujuan mereka sendiri, mengontrol diri sendiri, dan memberi penghargaaan atau menghukum
diri mereka sendiri atas hasil yang dicapai. Setiap metode pengontrolan memilik kelebihan
dan kekurangannya.

3.1 Pengontrolan Birekratis

Pengontrolan birokratis adalah pengontrolan dari atas kebawah, di mana manajer


beusaha untuk mempengaruhi perilaku karyawan dengan member penghargaan atau hukuman
bagi karyawan atas kepatuhan atau ketidakpatuhan pada kebijikan, peraturan, dan produser
organisasi. Banyak karyawan beranggapan bahwaa manajer birokratis menekankan lebih
pada penghukuman karena ketidakpatuhan dibanding penghargaan karena kepatuhan.

Karakter lain dari pengontrolan birokratis perusahaan adalah bahwa sehubung dengan
pengambilan keputusan didorong oleh kebijakan dan peraturan, perusahaan-perusahaan
tersebut sangat bertentangan kepada perubahan dan kelambatan dalam menanggapi
pelanggan dan perusahaan kompetitor.

16
3.2 Pengontrolan Objektif

Perusahaan Birokratis sudah berkembang menjadi pengontrolan objektif (tujuan), yaitu


merupaka penggunaan dari pengukuran hasil observasi tentang perilaku atau keluaran
karyawan untuk menilai prestasi dan mempengaruhi perilaku. Pengontrolan objektif berbeda
dari pengontrolan birokratis di mana manajer lebih berfokus pada observasi atau pengukuran
perilaku atau prestasi karyawan dibanding berfokus pada kebijakan dan peraturan.

Pengontrolan perilaku adalah peraturan atas perilaku dan tindakan saat karyawan
melaksanakan pekerjaannya. Asumsi dasar pengontrolan perilaku adalah bahwa jika Anda
melakukan hal-hal yang benar (yaitu perilaku yang benar) setiap hari, maka hal-hal tersebut
akan mengarah pada pencapaian tujuan. Namun, pengontrolan perilaku masih berdasarkan
pada manajemen, yaotu berarti bahwa manajer bertanggung jawab untuk memonitor,memberi
penghargaan, atau menghukum karyawan untuk memperlihatkan perilaku yang diharapkan
atau tidak.

Selain mengukur apa yang manajer dan karyawan lakukan, pengontrolan output
mengukur hasil-hasil dari usaha mereka. Sementara pengontrolan perilaku mengantur,
memimpin, dan mengukur bagaimana perilaku karyawanatas pekerjaan, pengontrolam output
memberi kebebasan kepada manajer dan karyawan untuk berkelakuan sepantasnya sepanjang
hali itu mengarah pada pencapaian hasil yang khusus dan dapat diukur. Namun, tiga hal
tersebut harus terjadi untuk pengontrolan output dan penghargaan agar mengarah kepada
peningkatan hasil usaha.

Pertama, Pengontrolan output harus dapat diandalkan, adil, dan akurat. Kedua, karyawan
dan manajer harus yakin bahwa mereka dapat memberikan hasil yang diharapkan. Ketiga,
penghargaan atau intensif yang berkaitan dengan ukuran-ukuran pengontrolan prestasi, harus
benar-benar bergantung pada pencapaian standar-standar prestasi yang sudah ditentukan.

3.3 Pengontrolan Normatif

Pengontrolan normatif dibagi dalam dua cara. Pertama, perusahaan-perusahan yang


menggunakan pengontrolan ini sangat berhati-hati dalam menerima orang-orang yang akan
bekerja untuk mereka. Sementara perusahaan lain menyaring calon pegawai hanya
berdasarkan kemampuan, sebaliknya perusahaan yang menggunakan pengontrolan normatif
menyaring calon pegawai berdasarkan sikap dan nilainya.

17
Kedua, dengan pengontrolan normative, manajer dan pegawai mempelajari apa yang
boleh dan tidak boleh mereka lakukan dengan cara mengamati pengalaman pata pegawai dan
mendengarkan cerita-cerita yang dikatakan pelanggan tentang perusahaan.

3.4 Pengontrolan Konsertif

Pengontrolan konsertif didasarkan pada keyakinan yang dibentuk dan dirundingkan oleh
kelompok-kelompok kerja. Jadi, sementara pengontrolan normatif didorong oleh budaya
organisasi yang kuat, pengontrolan konsertif biasanya muncul saat perusahaan memberikan
otonomi kepada kelompok kerja untuk bertanggung jawab penuh dalam menyelesaikan
tugasnya. Kelompok kerja otomon merupakan kelompok yang beroperasi tanpa manajer dan
bertanggung jawab penuh untuk mengontrol proses, hasil, dan perilaku kelompok kerjanya
sendiri. Kelompok ini melakukan jadwal kerja, pemesan bahan-bahan, penyusunan dan rapat-
rapat anggaran, dan pengambilan keputusan.

Pengontrolan konfersif tidak dibetuk dalam satu malam. Kelompok kerja otonom
berkembang melalui fase ketika mengembangkan pengontrolan konsertif. Pada fase pertama,
anggota kerja kelompok otonom belajar untuk saling bekerja sama, saling mesupervisi
pekerjaan dan mengembangkan nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan yang akan menuntun dan
mengontrol perilaku mereka. Dan karena mereka mengembangkan nilai-nilai dan keyakinan
mereka sendiri, anggota-anggota kelompok kerja merasa kuat untuk mentaatinya.

Fase kedua dalam pengembangan pengontrolan konsertif adalah kemunculan dan


formalisasi aturan-aturan yang objektif untuk menuntun dan mengontrol perilaku. Keyakinan
dan nilai-nilai yang berkembang dalam fase pertama biasanya berkembang menjadi lebih
banyak aturan-aturan yang objektif saat anggota baru bergabung bersama tim. Semakin jelas
peraturan tersebut, semakin mudah untuk mengetahui bagaimana berperilaku dan bagaimana
tidak berperilaku.

Ironisnya, pengontrolan konsertif dapat lebih menekan pegawai untuk memenuhi


harapan-harapan dibandingkan pengontrolan birokratis. Dibawah pengontrolan birokratis,
kebanyakan pegawai hanya khawatir tentang bagaimana menyenangkan atasan. Akan tetapi,
dalam pengontrolan konsertif, mereka harus menjaga seluruh anggota tim merasa puas atas
perilaku mereka.

18
3.5 Pengontrolan Diri

Pengontrolan diri, disebut juga manajemen diri, merupakan sistem pengontrolan di


mana manajer dan karyawan mengontrol perilaku merekas sendiri. Bagaimanapun,
pengontrolan diri bukan berarti kebebasan di mana setiap orang boleh melakukan apa yang
diinginkan. Dalam pengontrolan diri atau manajemn diri, pemimpin dan manajer
menyediakan batasan-batasan yang jelas bagi karyawannya sehingga mereka dapat menuntun
dan mengontrol tujuan dan perilaku sendiri. Pemimpin dan majaer juga mendukung
pengontrolan diri dengan mengajarkan kepada yang lain keahlian yang dibutuhkan untuk
memaksimalkan dan memonitor efektivitas pekerjaan mereka sendiri.

Sebaliknya, individu-individu yang mengatur dan memimpin diri mereka sendiri


membangun pengontrolan diri dengan cara menentukan tujuan mereka sendiri, mengontrol
kemajuan mereka sendiri, member penghargaan, atau menghukum diri mereka sendiri apabila
tujuan tercapai atau tidak, dan membentuk pola piker positif yang mengingatkan mereka akan
kepentingan tujuan dan kemampuan mereka untuk mewujudkannya.

Salah satu teknik untuk meningkatkan diri adalah dengan penegasan setiap hari, di mana
Anda harus menulis atau berbicara tentang tujuan Anda secara keras kepada diri Anda sendiri
beberapa kali sehari.

4. Apa yang akan Dikontrol


4.1 Kartu Nilai Seimbang (Balanced Scorecard)

Kartu nilai seimbang (balanced scorecard) merupakan pengukuran kinerja dalam


empat wilayah yang sama penting: keuangan, pelanggan, operasi internal dan inovasi &
pengetahuan. The balanced scorecard memiliki beberapa keunggulan diatas proses
pengontrolan tradisional yang hanya bergantung pada ukuran keuangan.

Pertama, hal itu mendorong manajer pada setiap tingkatan di perusahaan untuk
menyusun tujuan khusus dan ukuran kinerja di ke-empat area. Keunggulan kedua dari
pendekatan balanced scorecard dalam pengontrolan adalah dapat meminimalisasi
kemungkinan hasil kurang optimal.

19
4.2 Perspektif Keuangan: Mengontrol Nilai Tambah Ekonomi

Nilai tambahan ekonomi (EVA-economic value added) adalah jumlah di mana


keuntungan (setelah biaya) melebihi biaya modal yang dikeluarkan dalam tahun yang
bersangkutan. Ketika orang berpikir bahwa modal adalah uang tunai, modal pada bisnis lebih
dalam seperti komputer, bangunan pabrik, karyawan, bahan baku, dan lain-lain. Dan seperti
bunga yang dibayar oleh pemilik rumah atas hipoteknya atau mahasiswa yang membayar
pinjaman pelajar, itulah biaya modal.

Biaya modal yang paling umum adalah bunga yang dibayar untuk pinjaman jangka
panjang yang digunakan untuk membeli semua sumber daya, bunga yang dibayar pada
pemegang surat berharga (yang meminjamkan uang pada organisasi), dan dividen
(pembayaran tunai) dan pertumbuhan nilai saham yang dimiliki oleh pemegang saham. EVA
adalah positif apabila keuntungan perusahaan (pendapatan dikurangi pengeluaran dikurangi
pajak) melebihi biaya modal dalam tahun tersebut. Dengan kata lain, jika bisnis benar-benar
tumbuh, pendapatan harus cukup nbesar untuk menutupi kedua biaya jangka pendek
(pengeluran dan pajak tahunan) dan biaya jangka panjang (biaya pinjaman modal dari
pemegang surat berharga dan pemegang saham).

Oleh sebab itu, mengapa EVA sangat penting? Yang pertama dan terpenting, karena
didalamnya termasuk biaya modal, EVA memperlihatkan apakah sebuah usaha, divisi,
departemen, atau sumber keuntungan, benar-benar membiaya dirinya sendiri. Kedua, karena
EVA dapat dengan mudah memutuskan susunan bagian-bagian perusahaan, seperti divisi,
kantor wilayah, bangunan pabrik, dan kadang-kadang hingga departemen, ia membuat
manajer pada semua level memberikan perhatian yang lebih pada bagaimana mereka
menjalankan bagian bisnis mereka.

4.3 Perspektif Pelanggan: Pengontrolan Keluhan Pelanggan

Aspek kedua dari prestasi organisasi bahwa balanced scorecard membantu manajer
untuk mengontrol konsumen. Kebayakan konsumen enggan membicarakan masalah mereka,
karena mereka tidak tahu kepada siapa harus mengeluh atau mereka tidak berpikir bahwa
keluhan akan membawa pada kebaikan.

Alasan lain mengapa survey kepusan pelanggan dapat menyesatkan adalah kadang-
kadang pelanggan yang puas pun akan pindah kepada pesaing. Akhirnya, kepuasan

20
pelanggan juga mnyesatkan karena terlalu tinggi mengestiminasi tingkat di mana pelanggan
akan membeli lagi dari perusahaan.

Lebih jelas lagi tentang keuntungannya, alsan kedua untuk mempelajari kehilangan
pelanggan adalh bahwa pelanggan telah pindah ke perusahaan lain lebih disukai daripada
pelanggan yang sekarang mengatakan apa kesalahan yang Anda lakukan. Mungkin jalan
terbaik untuk membuka smber umpan balik yang baik adalah membuka pembicaraan
langsung antara tingkat manajer puncak dari berbagai departemen dengan pelanggan yang
pergi. Beberapa orang berpendapat bahwa hal tersebut membuang waktu para eksekutif
unttuk memenuhi panggila ini, tetapi tidak ada cara lebih cepat untuk membuat orang yang
berkepentingan menyadari kebutuhan untuk melakukan sesuatu adalah lebih penting daripada
mendengar secara langsung dari pelanggan yang telah memutuskan bahwa prestasi
perusahaan telah menurun.

Akhirnya, perusahaan mengerti mengapa pelanggan pergi, akan mengambil langkah-


langkah untuk mengatasi masalah yang sedang timbul dan juga menidentifikasi pelanggan
mana yang akan pergi dengan melakukan perubahan untuk mencegah kepergian mereka.

4.4 Perspektif Internal: Mengontrol Kualitas

Bagian ketiga dari balance scorecard, perspektif internal terdiri dari proses, keputusan,
dan tindakan yang dilakukan oleh manajer dan karyawan dalam organisasi.

Kualitas yang ditentukan dan diukur secara khusus dalam tiga cara: keahlian, nilai dan
sesuai dengan harapan. Apabila perusahaan menetapkan bahwa tujuan kualitas sebagai
keunggulan, kemudian manaje harus mencoba untuk menghasilkan produk atau jasa yang
tidak melampaui prestasi dan hasil.

Nilai adalah persepsi pelanggan di mana kualitas produk adalah sangat baik untuk harga
yang ditawarkan. Apabila sebuah perusahaan menetapkan nilai sebagai tujuan kualitasnya,
manajemen harus terus-menerus mengontrol keunggulan, harga, kekuatan, atau cirri-ciri lain
dari produk atau jasa yang sangat kuat menghubungkan pelanggan dengan nilai.

Cara perusahaan mendefiniskan kualitas mempengaruhi metode dan ukuran yang


digunakan karyawan untuk mengontrol kualitas.

21
4.5 Perspektif Inovasi dan Pengetahuan: Mengontrol Limbah dan Polusi

Bagian akhir dari balanced scorecard adalh perspektif inovasi dan pengetahuan. Ada
empat tahap untuk meminimalisasi limbah, dengan pencegahan dan pengurangan limbah
yang memproduksi minimalisasi limbah terbesar; dan pembuangan limbah yang
menghasilkan minimalisasi terkecil limbah.

Tahap puncak adalah pencegahan dan pengurangan limbah, di mana tujuannya dalah
untuk mencegah limbah dan polusi sebelum terjadi, atau untuk menguranginya apabila tejadi.
Terdapat tiga strategi pencegahan dan pengurangan limbah.

1. Pemeliharaan yang baik


2. Bahan baku atau Produk Subtitusi
3. Modifikasi Proses

Tingkat kedua dari meminimalisasi pembuangan adalah mendaur-ulang dan


menggunakan kembali. Pada tingkat ini, pembuangan dikurangi dengan menggunakan
kembali bahan-bahan yang masih memungkinkan, atau dengan mengumpulkan bahan-bahan
untuk didaur-ulang.

Tingkat ketiga dari meminimalisasi pembuagan adalah pengolahan limbah di mana


perusahaan menggunakan bahan biologis, kimiawi, atau proses lain untuk mengubah potensi
pembuangan berbahaya menjadi campuran yang tidak membahayakan atau digunakan untuk
produk sampingan.

Tingkat keempat dan terakhir dari meminilisasikann pembuangan adalah pembuangan


limbah. Limbah yang tidak dapat dihindari, dikurangi, didaur-ulang, digunakan kembali, atau
diolah harus dibuang dengan aman kelingkungan daratan yang aman yang dapat
mencegahnya dari kebocoran dan kerusakan pada tanah dan persediaan air tahan. Kebalikan
dari krprcayaan umum, semua bisnis, tidak hanyaperusahaan pabrikasi, memilik masalah
pembuangan sampah.

22

Anda mungkin juga menyukai